BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam pembelajaran itu, sedangkan metode yang diperlukan. dalam penelitian ini adalah metode kolaboratif.



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan belajar yang dilakukan untuk mencapai tujuan belajar yang optimal. 1

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar dipandang masih belum efektif. Indikasi kearah sana

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa. 1 Interaksi tersebut

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, diharapkan siswa akan mendapatkan hasil yang maksimal

BAB II KAJIAN TEORI. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif dan menetap sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Eli Santana Siregar. Dosen FKIP Univeristas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembimbingan secara intensif. Undang-undang sistim nasional (UUSPN) nomor 2 tahun 1989 dan peraturan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. hlm Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. I,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kepada bagaimana peroses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam adalah pembentukan pribadi muslim. Isi pribadi muslim itu adalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif berpengaruh positif

BAB I PENDAHULUAN. belajar terjadilah perubahan dalam diri individu. Aktivitas belajar siswa dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. mulai beranjak pada kondisi yang lebih modern. Perubahan dan. pembangunan bangsa dan negara adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik yang akan mendatang. 1

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar. Pemahaman konsep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. 2

BAB I PENDAHULUN. daya manusia. Dalam bidang kependidikan seorang guru harus berperan secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran merupakan gaya mengajar yang menjadikan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Menara Kudus 2006), hlm Al-Qur an Al-Karimdan Terjemahan Bahasa Indonesia, (Kudus:

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Daftar Terfokus

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang

BAB II KAJIAN TEORI. pasang bagi. Metode Pembelajaran ini merupakan metode untuk menunjukkan. dan mendorong siswa bekerja bersama secara informal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kemajuan suatu bangsa

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Dengan dewasaan ini diharapkan anak akan dapat diketahui bahwa pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Diberikannya pelajaran matematika untuk setiap jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,

BAB V PEMBAHASAN. yang diharapkan. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair And Share (tps)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari kegiatan belajar mengajar, bertujuan untuk menghasilkan perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan fisikomotor.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN. mengajar mencerminkan dua arah, bukan semata-mata memberikan informasi

Bayu Indra Permana, Desi Kurnia Sari ( Program Studi PPKn FKIP Universitas PGRI Banyuwangi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagaimana dinyatakan pada pasal 1 Undang-Undang No. 20/2003. tentang Sistem pendidikan Nasional, sebagai berikut:

BAB II KAJIAN TEORI. proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1. menemukan dirinya dalam diri orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran, setiap sekolah harus mengacu pada nilainilai. membimbing siswa baik dalam memahami konsep pelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia metode ialah cara yang telah

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu mata pelajaran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan menerapkan model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu masa kanak-kanak. Sebagaimana diungkapkan oleh Syaiful Bahri

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR PADA KONSEP REAKSI REDOKS KELAS X MAN MUARO BUNGO KARYA ILMIAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan adanya dunia pendidikan tentu ada sistem pembelajaran yang harus dilalui oleh setiap insan. Berhubung adanya pembelajaran tentu punya konsep dan metode agar tercapai tujuan pembelajaran dengan baik, maka dari metode-metode yang ada harus melihat situasi dan kondisi yang harus digunakan oleh setiap pendidik. Dan perlu ditegaskan metode apa yang akan digunakan dalam pembelajaran itu, sedangkan metode yang diperlukan dalam penelitian ini adalah metode kolaboratif. Metode pembelajaran kolaboratif adalah suatu metode belajar bersama atau pelatihan silang. 1 Proses belajar mengajar secara kolaborasi atau kolaboratif bukan sekedar bekerja sama dalam suatu kelompok, tetapi penekananya lebih pada suatu proses pembelajaran yang melibatkan proses komunikasi secara utuh dan adil di dalam kelas. Menurut Slameto bahwa keinginan untuk diakui sama dengan orang lain merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi. Oleh karena itu belajar bersama dengan kawankawan lain dapat meningkatkan pengetahuan dan ketajaman berfikir siswa. Untuk itu diperlukan cara berfikir yang terbuka dan kerja sama. 2 Maka penulis menyimpulkan bahwa secara keseluruhan metode kolaboratif adalah 1 Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 173 2 Slameto, Belajar Dan faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 75 1

kerja sama, tapi bukan hanya kerja sama saja melainkan penekanananya adalah lebih mengarah kepada proses pembelajarannya Berbicara tentang pendidikan tentu saja tidak terlepas dari sosok seorang guru. Guru adalah ujung tombak pembelajaran bagi siswa karena dipundak gurulah keberhasilan pendidikan dipertaruhkan. Guru merupakan unsur terpenting dalam dunia pendidikan, oleh karena itu guru harus mampu menciptakan iklim belajar yang kondusif demi tercapainya tujuan pembelajaran yang relevan. Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran masih tetap peran penting, peran guru dalam proses pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder ataupun komputer yang paling modren. 3 Berdasarkan keterangan di atas bahwa guru adalah nakoda dalam proses belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran yang di maksud akan tercapai. Dalam kegiatan belajar-mengajar penggunaan strategi atau metode yang tepat akan mempermudah dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran kemampuan memilih dan menggunakan yang tepat akan sangat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. 4 Dalam pembelajaran tersebut tentu ada tujuan yang harus di capai agar pembelajaran itu dapat terkuasai oleh siswa tersebut. 3 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Argesindo, 2008), h. 12 4 Hartono, Strategi Pembelajaran, (Pekanbaru: LS FK2P, 1998), h. 17 2

Untuk memilih metode mengajar tidak bisa sembarangan dan patut dipertimbangkan karena banyaknya mata pelajaran maka tujuan untuk semua mata pelajaran pun berbeda-beda pula. Hal ini memungkinkan seorang guru untuk memilih metode untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, pemilihan metode yang salah akan menghambat pencapaian tujuan pembelajaran. 5 Metode yang kita pilih berarti sesuai dengan materi pembelajaran al-qur an itu sendiri. yaitu: Pembelajaran al-qur an ini dapat di ambil dari firman Allah SWT, Artinya : Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah al- Quran itu dengan perlahan-lahan.( QS. al-muzammil (73): 4) Ini adalah persiapan untuk mengemban tugas yang amat besar dengan perantaraan persiapan ilahiah yang terjamin. Yaitu sholat malam, maksimal lebih dari separoh malam tetapi kurang dari dua pertiga malam, dan minimal seperti malam. Bangun untuk sholat malam dan membaca al-qur an dengan tartil, yaitu membacanya dengan memperhatikan panjang pendeknya dan tajwidnya, bukan dengan menyanyikan dan melagu-lagukannya, tidak berlebih-lebihan, dan bukan berasyik-asyik dalam menyanyikan dan menyenandungkannya. 6 Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan tentang metode dalam pembelajaran yang dilakukan dengan 5 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 184-185 6 Sayyid Quthb, Tafsir Fi zhilalil Qur an, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), h.110 3

memberikan tamsilan atau perumpamaan agar memudahkan siswa memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Allah SWT menyuruh Rasulullah SAW, agar mengajak makhluk kepada Allah dengan hikmah, yakni dengan berbagai larangan dan perintah yang terdapat di dalam al-kitab dan as-sunnah, agar mereka waspada terhadap siksa Allah. Firman Allah SWT, Dan bantahlah mereka dengan cara yang baik berdialoglah dengan mereka dengan lembut, halus, dan sapaan yang sopan, sebagaimana hal ini pun diperintahkan Allah kepada Musa as dan Harun as tatkala diutus menghadap Firaun, seperti di firmankan, Maka berbicaralah kamu berdua dengannya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia ingat atau takut. 7 Hal ini dapat membantu dalam berkomunikasi ketika proses pembelajaran itu sendiri. Ayat di atas menjelaskan tentang perintah Allah SWT dalam mengajak manusia kejalan yang benar harus dengan yang baik dan membantah mereka dengan berdiskusi secara benar. Dengan demikian dalam ayat ini merupakan penjelasan tentang suatu metode atau cara bagaimana seseorang menyampaikan materi, atau mengajak seseorang kejalan kebenaran. Dengan menggunakan metode yang tepat guna dalam proses pembelajaran maka tujuan pembelajaran itu akan tercapai, ada berbagai metode pendidikan yang bisa digunakan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran, dan salah satunya adalah metode pembelajaran kolaboratif. 7 M. Nasib Ar Rifai, Kemudahan Allah Ringkasan Tafsir IBNU KATSIR, Jilid 2,, (Jakarta: Gema Insani Press,1999), h.1078 4

Metode pembelajaran kolaboratif merupakan metode pembelajaran yang menerapkan paradigma baru dalam teori-teori belajar, khususnya pembelajaran konstruktivisme yang dipelopori oleh Vigotsky. Ia mempekenalkan gagasan bahwa belajar adalah sebuah pengalaman sosial. Orang-orang berpikir secara sendiri-sendiri dalam membuat makna pribadi, kemudian mereka menguji hasil pemikiran mereka dalam dialog dengan yang lain untuk membangun pengertian yang didiskusikan mereka. Pembelajaran kolaboratif juga mendasarkan diri pada teori Piaget, yaitu teori konstruktivis ( Constructivis Theory) yang memperkenalkan gagasan tentang pembelajaran aktif ( Aktive Learning), yang telah dijelaskan sebelumnya. Ia percaya bahwa siswa bekerja lebih baik jika merekan berpikir secara bersama dalam kelompok, merekam pemikiran, dan menjelaskannya dengan mempersentasikan hasil karya mereka di dalam kelas. Mereka secara aktif mendorong yang lain untuk berpikir bersama, sehingga mereka menjadi lebih tertarik dalam belajar. Hal tersebut juga merupakan salah satu bagian dari Edutainment. Dalam pembelajaran kolaboratif, tidak ada perbedaan tugas untuk masing-masing individu dalam kelompok, melainkan tugas itu adalah milik bersama dan diselesaikan secara bersama. Dengan demikian, dalam belajar kolaboratif, penekanannya adalah bagaimana menciptakan kerja sama, interaksi, dan saling berbagi informasi antara anggota kelompok. Pada intinya, yang dimaksud metode pembelajaran kolaboratif adalah metode pembelajaran di mana para siswa belajar dalam satu kelompok dan memiliki 5

rasa saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas, bekerja bersama, adanya pembagian pengetahuan, dan interaksi di antara mereka. 8 Di dalam proses pembelajaran al-qur an yang memakai metode kolaboratif ini tidak ada istilah perbedaan tugas tapi di kerjakan bersama oleh kelompok masingmasing, sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Metode kolaboratif dalam pembelajaran lebih menekankan pada pembangunan makna oleh siswa dari proses sosial yang bertumpu pada konteks belajar. Metode kolaboratif ini lebih jauh dan mendalam dibandingkan hanya sekedar kooperatif. Dasar metode kolaboratif adalah teori interaksional yang memandang belajar sebagai suatu proses membangun makna melalui interaksi sosial. 9 Jadi metode kolaboratif ini lebih mengarah kepada kerja sama diketika proses pembelajaran berlangsung. Dalam belajar kolaboratif tidak ada perbedaan tugas untuk masingmasing individu dalam kelompok, melainkan tugas itu adalah milik bersama dan diselesaikan secara bersama dan bukan dikotak-kotak menurut kecakapan belajar siswa. Dengan demikian, pelaksanaan metode kelompok dalam suatu kelas dilaksanakan oleh kelompok dan tiap anggota melakukan peran tertentu 10 Intinya setiap kelompok mencari solusi dari materi itu sendiri agar tercapai pembelajaran itu dengan baik dan hikmah. 8 Moh. Sholeh Hamid, Metode Edu Tainment, (Yokyakarta: Diva Press Anggota IKAPI,, 2011), h. 177-178 9 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Surabaya: Masmedia Buana Pustaka, 2009), h. 46 10 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,( Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 221 6

Di dalam belajar mengajar banyak faktor yang dapat mempengaruhi dalam menentukan hasil belajar siswa, faktor itu terdiri dari faktor internal dan eksternal, salah satu faktor internal adalah kualitas pembelajaran yang meliputi dua aspek yaitu: Aspek fisikologis ( yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis ( yang bersifat rohaniah). Dan faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. 11 Memang itu yang seharusnya, karena faktor itu sangat dominan dilakukan agar dapat mendewasakan siswa itu sendiri. Teknik pembelajaran kolaboratif adalah teknik yang sangat efektif untuk belajar, teknik kolaboratif ini dapat membuat siswa bisa belajar dengan tingkat pemahaman yang sama padahal mereka dari latar belakang dan usia yang berbeda, dapat merangsang siswa untuk berfikir sehingga masing-masing anggota kelompok menjadi termotivasi untuk memberi yang terbaik untuk kelompok mereka dapat membuat siswa mengerti materi dengan baik, selain itu teknik pembelajaran kolaboratif ini pernah diterapkan dalam lokal karya Bron To Be Agenius ternyata teknik kolaboratif ini dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam menguasai materi yang digunakan. 12 Dalam metode ini sangat membantu dalam h. 173 pembelajaran al-qur an, karena siswa juga diharuskan memahami materi sebelum proses pembelajaran dimulai. Dari teori diatas menjelaskan bahwa metode kolaboratif sangat besar manfaatnya bagi siswa, karena metode kolaboratif lebih menekankan 11 Muhibbah syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 132 12 Adi W Gunawan, Bron To Be Agenius, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007), 7

adanya kerja sama, patisipasi anggota kelompok, tukar menukar pendapat, tanya jawab, berbagai pengalaman dan pengetahuan siswa dapat meningkat karena berbagai perbedaan dan keunikan siswa akan menjadi stimulus bagi siswa dan siswa akan termotivasi untuk terlibat secara aktif membangun pengetahuan. Ada banyak keuntungan yang bisa didapat oleh siswa dengan metode collaborative antara lain: a. Melatih rasa peduli, perhatian dan kerelaan untuk berbagi b. Meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang lain c. Melatih kecerdasan emosiaonal d. Mengutamakan kepentingan kelompok dibandingkan kepentingan pribadi e. Melatih kemampuan bekerja sama f. Meningkatkan motivasi dalam suasana belajar g. Murid tidak malu bertanya kepada teman sendiri h. Kemampuan komunikasi 13 Menurut teori di atas metode kolaboratif dapat membuat siswa bisa belajar dengan tingkat pemahaman yang sama, dan dapat merangsang siswa untuk berfikir sehingga masing-masing anggota kelompok menjadi termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi kelompoknya, dapat membuat siswa mengerti materi yang baik. Keterampilan membimbing diskusi kelompok berhubungan dengan keterampilan lainnya, yaitu keterampilan bertanya, keterampilan membuka dan menutup diskusi 13 Syaiful Bahri Djamarah, op,cit, h.157 8

kelompok. 14 Menurut penulis bahwa dari keuntungan metode kolaboratif ini adalah sangat membantu dalam segi apapun, karena ini melatih diri untuk berbicara didepan umum dan lain sebagainya. Namun berdasarkan studi pendahuluan yang terlihat dari pengamatan awal yang penulis temukan di MTs Al-Munawwarah Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru dengan metode kolaboratif adalah: 1. Masih ada sebahagian siswa yang tidak mengerti ketika pembelajaran yang lakukan dengan menggunakan metode kolaboratif dalam pembelajaran al-qur an 2. Adanya sebagian siswa yang malas berfikir, dan melimpahkan segala tugas kepada teman yang lebih pintar 3. Sewaktu dibentuk kelompok belajar, tidak semua siswa mau memberikan tanggapan dan masukan kepada kelompoknya 4. Masih ada siswa yang hanya mengandalkan teman satu kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. 5. Masih ada siswa yang belum memahami pembelajaran al-qur an dengan baik Berdasarkan gejala-gejala diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul Pelaksanaan Metode Kolaboratif Dalam Proses Pembelajaran al-qur an Di MTs Al- Munawwarah Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru 14 Ibid, h.158 9

B. Penegasan Istilah 1. Pelaksanaan Pelaksanaan adalah perihal (Perbuatan, Usaha, dan lain-lain) melaksanakan (Rancangan dan sebagainya) 15. Dalam pengertian lain Pelaksanaan adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan,keputusan, dan sebagainya) 16 yang penulis maksud dengan pelaksanaan di sini adalah perbuatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan metode kolaboratif dalam proses pembelajaran al-qur an di MTs Al-Munawwarah Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru 2. Kolaboratif Metode pembelajaran kolaboratif adalah suatu metode belajar bersama atau pelatihan silang. 17 Proses belajar mengajar secara kolaborasi atau kolaboratif bukan sekedar bekerja sama dalam suatu kelompok, tetapi penekanannya lebih pada suatu proses pembelajaran yang melibatkan proses komunikasi secara utuh dan adil di dalam kelas. Adapun yang penulis maksud dengan metode kolaboratif adalah belajar bersama dengan siswa lain yang dipimpin oleh guru bidang studi 3. Pembelajaran Pembelajaran adalah membimbing kegiatan siswa belajar, yaitu mengatur dan mengorganisasikan lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan 15 W.J.S, Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h.553 16 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h.554 17 Adi W.Gunawan, Op.cit, h.173 10

belajar mengajar. 18 Adapun yang penulis maksud dalam pembelajaran ini adalah seorang guru harus membimbing seluruh kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan definisi istilah di atas, maka maksud judul skiripsi ini adalah pelaksanaan metode kolaboratif dalam proses pembelajaran al- Qur an di MTs Al-Munawwarah Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru. C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah ini, bahwa permasalahan pokok dalam kajian ini adalah pelaksanaan metode kolaboratif dalam proses pembelajaran al-qur an di MTs Al-Munawwarah Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru. Maka persoalan-persoalan yang mengitari kajian ini dapat di identifikasi sebagai berikut: a. Bagaimanakah pelaksanaan metode kolaboratif dalam proses pembelajaran al-qu an di MTs Al-Munawwarah Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru? b. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi metode kolaboratif dalam proses pembelajaran al-qur an di MTs Al-Munawwarah Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru? 2. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya pembahasan dalam penelitian ini, maka disini penulis membatasi permasalahan ini pada Pelaksanaan Metode 18 Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989), h. 7 11

Kolaboratif Dalam Proses Pembelajaran al-qur an di MTs Al- Munawwarah Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah Pelaksanaan Metode Kolaboratif Dalam Proses Pembelajaran al-qur an di MTs Al-Munawwarah Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru 2. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi penerapan metode kolaboratif dalam proses pembelajaran al-qur an di Mts Al- Munawwarah Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini di lakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu di dunia dalam pendidikan. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan Metode Kolaboratif Dalam Proses Pembelajaran al-qur an di MTs Al-Munawwarah Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru. b. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pelaksanaan metode kolaboratif itu sendiri dalam proses pembelajaran al-qur an di MTs Al-Munawwarah Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru 12

2. Manfaat Penelitian a. Bagi penulis sebagai persyaratan menyelesaikan studi ditingkat S1 fakultas Tarbiyah dan Keguruan jurusan pendidikan agama Islam b. Menambah wawasan bagi penulis mengenai pelaksanaan metode kolaboratif dalam proses pembelajaran al-qur an. c. Bagi guru dapat memberikan masukan bagi guru tentang bagaimana cara pelaksanaan metode kolaboratif dalam proses pembelajaran al-quran. d. Bahan masukan bagi para siswa betapa berperannya metode kolaboratif ini dalam pembelajaran al-qur an e. Bagi siswa hasil penelitian ini sangat berguna bagi siswa karena sistem pembelajaran yang digunakan dapat mengubah daya pikir yang aktif dan kreatif dalam pembelajaran f. Bagi sekolah hasil penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran terutama disekolah itu sendiri. Dari beberapa manfaat di atas dapat berguna bagi kita semuanya. 13