P E N G G U N A A N & P E N G U S A H A A N S U M B E R D A Y A A I R

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 37, Tamba

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG HAK GUNA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG HAK GUNA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Gubernur Jawa Barat;

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50/PRT/M/2015 TENTANG IZIN PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

DASAR HUKUM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 02 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membangun bendungan; d. bahwa untuk membangun bendungan sebagaimana dimaksud pada huruf c, yang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2015 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04/PRT/M/2015 TENTANG KRITERIA DAN PENETAPAN WILAYAH SUNGAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IRIGASI

BUPATI GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 08 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GOWA,

PERIZINAN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Oleh: I Putu Eddy Purna Wijaya, ST.,MT Kasi Wlayah I Subdit PPSDA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Versi (PAK/PAD) Desember 2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SDA PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO. 85/PUU-XI/2013, TGL 18 FEBRUARI 2015.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG IRIGASI DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2015 TENTANG PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 04 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI PROVINSI GORONTALO

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor 06/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT IRIGASI

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PRT/M/2015 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 22 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Air Tanah;

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 4 SERI E

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2015 TENTANG PENGAMANAN PANTAI

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Transkripsi:

M O D U L 0 4 P E N G G U N A A N & P E N G U S A H A A N S U M B E R D A Y A A I R P e l a t i h a n A l o k a s i A i r KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SDM PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI Jalan Abdul Hamid, Cicaheum - Bandung 40193, Telp (022) 7206892, Fax : 7236224

TUJUAN PEMBELAJARAN HASIL BELAJAR: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta pelatihan diharapkan dapat memahami konsep penggunaan & pengusahaan sumber daya air, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kegiatan pelaksanaan pengelolaan alokasi air, khususnya dalam proses perizinan penggunaan & pengusahaan sumber daya air di Satuan Wilayah Sungai, sesuai dengan tingkat kewenangannya.

TUJUAN PEMBELAJARAN INDIKATOR HASIL BELAJAR: Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan dapat: Mengetahui tentang pengertian penggunaan & pengusahaan sumber daya air, konsepsi penggunaan & pengusahaan sumber daya air sesuai UU dan peraturan yang berlaku, serta maksud dan tujuan pengaturan penggunaan & pengusahaan sumber daya air. Mengetahui tentang pokok-pokok pengaturan penggunaan & pengusahaan sumber daya air, pasal mengenai penggunaan & pengusahaan sumber daya air. Menjelaskan tentang masalah hak-hak masyarakat hukum adat dan hak turuntemurun, keterjaminan hak-hak masyarakat umum dan masyarakat petani tanpa izin, mekanisme penyelesaian sengketa atas air dan atau sumber air, serta hubungan kelembagaan dalam pengelolaan penggunaan & pengusahaan sumber daya air. Mengetahui tentang prinsip-prinsip yang dianut penggunaan & pengusahaan sumber daya air.

MATERI PENGERTIAN PENGGUNAAN & PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR MAKSUD DAN TUJUAN PENGGUNAAN & PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR KETERJAMINAN HAK-HAK DALAM PELAKSANAAN PENGGUNAAN & PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR BENTUK & PRINSIP PENGGUNAAN & PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR POKOK-POKOK PENGATURAN PENGGUNAAN & PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR TAHAPAN PERIZINAN PENGGUNAAN & PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR

D A S A R H U K U M D A L A M P E N G E L O L A A N S U M B E R D A Y A A I R UU No. 11/1974 tentang Pengairan PP No. 22/1982 tentang Tata Pengaturan Air PP No. 6/1981 tentang Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan PP No. 23/1982 tentang irigasi 21 Permen PUPR, untuk mengakomodir kondisi kekinian PP No. 27/1991 tentang Rawa PP No. 35/1991 tentang Sungai PP No. 121/2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air Permen PUPR No. 01/PRT/M/2016 tentang Tata Cara Perizinan Pengusahaan Sumber Daya Air dan Penggunaan Sumber Daya Air PP No. 122/2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum

PENGERTIAN Hak Guna Air adalah hak untuk memperoleh dan menggunakan air untuk keperluan tertentu Penggunaan sumber daya air adalah pemanfaatan sumber daya air dan prasarananya sebagai media dan/atau materi Pengusahaan Sumber Daya Air adalah upaya pemanfaatan Sumber Daya Air untuk memenuhi kebutuhan usaha

Pengertian Air Sumber Air Daya Air tempat atau wadah Air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, atau di bawah permukaan tanah Air semua Air yang terdapat pada, di atas atau di bawah permukaan tanah, termasuk air laut yang berada di darat Daya Air potensi yang terkandung dalam Air dan/atau pada Sumber Air yang dapat memberikan manfaat atau kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya Sumber Air SUMBER DAYA AIR : AIR, SUMBER AIR, DAN DAYA AIR YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA Pengelolaan Sumber Daya Air Pengairan yang selanjutnya disebut Pengelolaan Sumber Daya Air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air Pengusahaan / Penggunaan SDA Pengusahaan Sumber Daya Air adalah upaya pemanfaatan Sumber Daya Air untuk memenuhi kebutuhan usaha. Penggunaan Sumber Daya Air adalah upaya pemanfaatan Sumber Daya Air untuk memenuhi kebutuhan bukan usaha.

Pengertian Wilayah Sungai adalah kesatuan wilayah Pengelolaan Sumber Daya Air dalam satu atau lebih Daerah Aliran Sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilo meter persegi).

Pengertian Pengelolaan air permukaan didasarkan pada wilayah sungai, terdiri atas: wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota wilayah sungai lintas kabupaten/kota wilayah sungai lintas provinsi wilayah sungai lintas negara WILAYAH SUNGAI DI INDONESIA wilayah sungai strategis nasional DASAR POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI Kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota Kewenagan Pemerintah Propinsi Kewenangan Pemerintah Pusat

Maksud dan Tujuan Pengaturan Hak Guna Air MAKSUD : untuk mewujudkan ketertiban dalam Pengelolaan Sumber Daya Air, melindungi hak masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang telah ada serta menjamin hak ulayat masyarakat hukum adat setempat atas Air dan hak yang serupa dengan itu. TUJUAN : menjaga kondisi alami sumber daya air, penggunaan secara hemat dan bijak, mencegah/mengendalikan dampak negatif kegiatan terhadap sumber daya air (kerusakan sumber air/sarana prasarana, pencemaran, dll) terjaminnya hak atas air bagi kebutuhan sehari-hari dan pertanian rakyat (prioritas) dan kebutuhan lainnya sesuai alokasi air secara tertib, adil, akuntabel, serta mencegah konflik antar pengguna mencegah bencana daya rusak air yang timbul akibat penggunaan sumber daya air (banjir, tanah longsor, dll) meningkatkan peran masyarakat dan swasta khususnya dalam hal pembiayaan sumber daya air tersedianya informasi tentang kondisi sumber daya air, pemanfaatan, untuk mendukung pengelolaan sumber daya air di masa mendatang

Keterjaminan hak-hak Masyarakat Umum dan Masyarakat Petani Tanpa Izin Pemenuhan Air untuk berbagai kebutuhan Sumber Daya Air dilakukan melalui alokasi Air. Alokasi Air dilakukan berdasarkan prioritas alokasi Air. Alokasi Air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan Air untuk irigasi bagi pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang sudah ada merupakan prioritas utama alokasi Air di atas semua kebutuhan. Dalam hal jumlah Air tersedia tidak mencukupi untuk pemenuhan prioritas utama, alokasi Air untuk pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari lebih diprioritaskan daripada Air untuk irigasi bagi pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang sudah ada.

Keterjaminan hak-hak Masyarakat Umum dan Masyarakat Petani Tanpa Izin Prioritas alokasi Air ditentukan berdasarkan urutan prioritas : Air baku untuk pemenuhan kebutuhan pokok minimal sehari-hari; Air baku untuk pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari yang diperoleh tanpa memerlukan izin; Air baku untuk pemenuhan kebutuhan pokok seharihari yang telah ditetapkan izinnya; Air untuk irigasi bagi pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang sudah ada; Air untuk irigasi bagi pertanian rakyat yang telah ditetapkan izinnya; Air bagi pengusahaan air baku untuk sistem penyediaan Air Minum yang telah ditetapkan izinnya; Air untuk kegiatan bukan usaha yang telah ditetapkan izinnya; Air bagi pemenuhan kebutuhan usaha Air Minum oleh badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah yang telah ditetapkan izinnya; Air bagi pemenuhan kebutuhan usaha selain Air Minum oleh badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah yang telah ditetapkan izinnya; Air bagi pemenuhan kebutuhan usaha Air Minum oleh badan usaha swasta yang telah ditetapkan izinnya; dan Air bagi pemenuhan kebutuhan usaha selain Air Minum oleh badan usaha swasta yang telah ditetapkan izinnya. Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah menetapkan urutan prioritas alokasi Air pada Wilayah Sungai berdasarkan ketentuan sesuai dengan kewenangannya. Dalam menetapkan prioritas alokasi Air, Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah terlebih dahulu memperhitungkan keperluan Air untuk pemeliharaan Sumber Air dan lingkungan hidup.

BENTUK & PRINSIP HAK GUNA AIR A. Penggunaan Sumber Daya Air dan Prasarananya Sebagai Media; B. Penggunaan Air dan Daya Air Sebagai Materi; C. Penggunaan Sumber Air Sebagai Media; D. Penggunaan Air, Sumber Air, dan/atau Daya Air Sebagai Media dan Materi; dan E. Penggunaan Sumber Daya Air dalam Keadaan Memaksa dan Kepentingan Mendesak. A. Penghematan Penggunaan; B. Ketertiban dan Keadilan; C. Ketepatan Penggunaan; D. Keberlanjutan Penggunaan; dan E. Penggunaan yang Saling Menunjang Antara Air Permukaan dan Air Tanah dengan Memprioritaskan Penggunaan Air Permukaan.

BENTUK & PRINSIP HAK GUNA AIR tidak mengganggu, mengesampingkan, dan meniadakan hak rakyat atas Air; perlindungan negara terhadap hak rakyat atas Air; kelestarian lingkungan hidup sebagai salah satu hak asasi manusia; pengawasan dan pengendalian oleh negara atas Air bersifat mutlak; prioritas utama pengusahaan atas Air diberikan kepada badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah; dan pemberian Izin Pengusahaan Sumber Daya Air dan Izin Pengusahaan Air Tanah kepada usaha swasta dapat dilakukan dengan syarat tertentu dan ketat setelah prinsip sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf e dipenuhi dan masih terdapat ketersediaan Air.

POKOK - POKOK PENGATURAN HAK GUNA AIR

POKOK - POKOK PENGATURAN HAK GUNA AIR

POKOK - POKOK PENGATURAN HAK GUNA AIR

POKOK - POKOK PENGATURAN HAK GUNA AIR

POKOK - POKOK PENGATURAN HAK GUNA AIR

POKOK - POKOK PENGATURAN HAK GUNA AIR

POKOK - POKOK PENGATURAN HAK GUNA AIR

POKOK - POKOK PENGATURAN HAK GUNA AIR

POKOK - POKOK PENGATURAN HAK GUNA AIR

POKOK - POKOK PENGATURAN HAK GUNA AIR Pengusahaan Sumber Daya Air diselenggarakan berdasarkan rencana penyediaan Air dan/atau zona pemanfaatan ruang pada Sumber Air untuk Pengusahaan Sumber Daya Air yang terdapat dalam rencana Pengelolaan Sumber Daya Air dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha berdasarkan Izin Pengusahaan Sumber Daya Air atau Izin Pengusahaan Air Tanah dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya Pemberian izin dilakukan secara ketat dengan urutan prioritas : 1. Pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari bagi kelompok yang memerlukan Air dalam jumlah besar; 2. Pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari yang mengubah kondisi alami Sumber Air; 3. Pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang sudah ada; 4. Pengusahaan Sumber Daya Air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari melalui system penyediaan Air Minum; 5. Kegiatan bukan usaha untuk kepentingan publik; 6. Pengusahaan Sumber Daya Air oleh badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah; dan 7. Pengusahaan Sumber Daya Air oleh badan usaha swasta atau perseorangan.

dilakukan pada : dilakukan oleh : dapat berbentuk : satu WS secara menyeluruh dilaksanakan oleh : POKOK - POKOK PENGATURAN HAK GUNA AIR Pengusahaan Sumber Daya Air - titik atau lokasi tertentu pada Sumber Air; - ruas tertentu pada Sumber Air; - bagian tertentu dari Sumber Air; atau - satu Wilayah Sungai (WS) secara menyeluruh. - badan usaha milik negara; - badan usaha milik daerah; - badan usaha milik desa; - badan usaha swasta; - koperasi; - perseorangan; atau - kerja sama antar badan usaha. (untuk yang selain pada satu WS secara menyeluruh) - Pengusahaan Sumber Daya Air sebagai media; - pengusahaan Air dan daya Air sebagai materi baik berupa produk Air maupun berupa produk bukan Air; - Pengusahaan Sumber Air sebagai media; dan/atau - pengusahaan Air, Sumber Air, dan/atau daya Air sebagai media dan materi. - badan usaha milik negara di bidang Pengelolaan Sumber Daya Air; - badan usaha milik daerah di bidang Pengelolaan Sumber Daya Air; atau - kerjasama antara badan usaha milik negara di bidang Pengelolaan Sumber Daya Air dengan badan usaha milik daerah di bidang Pengelolaan Sumber Daya Air.

POKOK - POKOK PENGATURAN HAK GUNA AIR Izin Pengusahaan Sumber Daya Air Izin Pengusahaan Air Tanah Pengusahaan Sumber Daya Air yang dilakukan pada titik atau lokasi tertentu pada Sumber Air, ruas tertentu pada Sumber Air, atau bagian tertentu dari Sumber Air dilaksanakan berdasarkan Izin Pengusahaan Sumber Daya Air dan Izin Pengusahaan Air Tanah Izin Pengusahaan Sumber Daya Air dan Izin Pengusahaan Air Tanah diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya Izin Pengusahaan Sumber Daya Air merupakan dasar pelaksanaan kegiatan Pengusahaan Sumber Daya Air bagi para pemegang izin yang melaksanakan kegiatan usaha yang menggunakan Sumber Daya Air Permukaan Izin Pengusahaan Air Tanah merupakan dasar pelaksanaan kegiatan Pengusahaan Sumber Daya Air bagi para pemegang izin yang melaksanakan kegiatan usaha yang menggunakan Sumber Daya Air Tanah Izin Pengusahaan Sumber Daya Air dan Izin Pengusahaan Air Tanah bukan merupakan pemberian wewenang atau pengalihan penguasaan Sumber Air dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah kepada pemegang izin Izin Pengusahaan Sumber Daya Air dan Izin Pengusahaan Air Tanah ditetapkan dengan memperhatikan prinsip keterpaduan penggunaan Air Permukaan dan Air Tanah

POKOK - POKOK PENGATURAN HAK GUNA AIR Izin Pengusahaan Sumber Daya Air diberikan kepada : Izin Pengusahaan Sumber Daya Air tidak dapat disewakan atau dipindahtangankan, sebagian atau seluruhnya kepada pihak lain. badan usaha milik negara; badan usaha milik daerah; badan usaha milik desa; badan usaha swasta; koperasi; atau perseorangan.

POKOK - POKOK PENGATURAN HAK GUNA AIR Izin Pengusahaan Sumber Daya Air diberikan oleh : menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Sumber Daya Air, untuk kegiatan Pengusahaan Sumber Daya Air yang menggunakan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai lintas provinsi, Wilayah Sungai lintas negara, dan Wilayah Sungai strategis nasional; gubernur, untuk kegiatan Pengusahaan Sumber Daya Air yang menggunakan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai lintas kabupaten/kota; atau bupati/walikota, untuk kegiatan Pengusahaan Sumber Daya Air yang menggunakan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai dalam 1 (satu) kabupaten/kota. Izin Pengusahaan Sumber Daya Air paling sedikit memuat : nama, pekerjaan, dan alamat pemegang izin; tempat atau lokasi penggunaan; maksud dan tujuan; cara pengambilan; spesifikasi teknis bangunan atau sarana yang digunakan; kuota Air dan/atau dimensi ruang pada Sumber Air; jadwal pengambilan Air dan kewajiban untuk melapor; jangka waktu berlakunya izin; persyaratan pengubahan izin dan perpanjangan izin; ketentuan hak dan kewajiban; dan sanksi administratif.

Izin Pengusahaan Sumber Daya Air POKOK - POKOK PENGATURAN HAK GUNA AIR diberikan untuk jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun Masa berlaku Izin Pengusahaan Sumber Daya Air ditetapkan oleh : menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Sumber Daya Air, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya ketersediaan Air; Penetapan masa berlaku Izin Pengusahaan Sumber Daya Air dilakukan dengan memperhatikan : kondisi dan lingkungan Sumber Air; dan/atau Dalam hal Pengusahaan Sumber Daya Air memerlukan prasarana dan sarana dengan investasi besar, diberikan jangka waktu sesuai dengan perhitungan rencana keuangan investasi tujuan pengusahaan.

POKOK - POKOK PENGATURAN HAK GUNA AIR Pemegang Izin Pengusahaan Sumber Daya Air berhak untuk : memperoleh dan mengusahakan Air Permukaan, Sumber Air Permukaan, dan/atau Daya Air Permukaan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam izin; dan membangun prasarana dan sarana Sumber Daya Air dan bangunan lain sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam izin wajib untuk : mematuhi ketentuan dalam izin; membayar biaya jasa Pengelolaan Sumber Daya Air dan membayar kewajiban keuangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; melindungi dan memelihara kelangsungan fungsi Sumber Daya Air; melindungi dan mengamankan prasarana Sumber Daya Air; melakukan usaha pengendalian terjadinya pencemaran Air; melakukan perbaikan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan yang ditimbulkan; dan memberikan akses untuk penggunaan Air bagi pemenuhan kebutuhan pokok seharihari masyarakat di sekitar lokasi kegiatan memerlukan kegiatan konstruksi, juga berkewajiban untuk : mencegah terjadinya pencemaran Air akibat pelaksanaan konstruksi; memulihkan kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan konstruksi; menjamin kelangsungan pemenuhan Air bagi kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat di sekitar lokasi kegiatan yang terganggu akibat pelaksanaan konstruksi; memberikan tanggapan yang positif dalam hal timbul gejolak sosial masyarakat di sekitar lokasi kegiatannya; dan melaksanakan operasi dan/atau pemeliharaan terhadap prasarana dan/atau sarana yang dibangun Dalam hal pelaksanaan Izin Pengusahaan Sumber Daya Air menimbulkan kerugian pada masyarakat, pemegang Izin Pengusahaan Sumber Daya Air wajib memberikan ganti kerugian yang ditimbulkan

POKOK - POKOK PENGATURAN HAK GUNA AIR Pemberi Izin Pengusahaan Sumber Daya Air mempunyai wewenang : menetapkan izin; mengubah izin; memperpanjang izin; dan memberikan sanksi administrative Dalam rangka pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya, pemberi Izin Pengusahaan Sumber Daya Air berwenang setiap saat memasuki Sumber Air dan lingkungan Sumber Air Wewenang pemberi Izin Pengusahaan Sumber Daya Air (sebagaimana tersebut diatas) dilaksanakan oleh Pengelola Sumber Daya Air mempunyai tanggung jawab untuk : memenuhi kuota Air sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam izin dan sesuai dengan ketersediaan Air; memfasilitasi penyelesaian sengketa yang timbul akibat pelaksanaan Izin Pengusahaan Sumber Daya Air; dan mengatur pemberian ganti rugi atau kompensasi

PENGUSAHAAN PENGGUNAAN TAHAPAN PERIZINAN HAK GUNA AIR sumber daya air sebagai media transportasi dan arung jeram; pembangkit tenaga listrik; transportasi; olahraga; pariwisata; atau perikanan budi daya pada sumber air. air dan daya air sebagai materi pengusahaan air baku sebagai bahan baku produksi; usaha industri; usaha makanan; usaha perhotelan; usaha perkebunan; usaha air minum oleh Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah; usaha air minum dalam kemasan; atau kegiatan usaha lain. sumber air sebagai media pemanfaatan ruang pada sumber air; tempat budi daya pertanian semusim atau budi daya ikan pada bantaran sungai; tempat budi daya tanaman tahunan pada sabuk hijau; pemanfaatan bantaran dan/atau sempadan; atau pemanfaatan sempadan danau dan badan danau. air, sumber air, dan/atau daya air sebagai media dan materi eksplorasi, eksploitasi, dan pemurnian bahan tambang; kegiatan perikanan yang menggunakan karamba atau jaring apung; kegiatan pembuangan air limbah; kegiatan pengambilan komoditas tambang di sungai; atau pemanfaatan ruang sumber air. sumber daya air sebagai media; air dan daya air sebagai materi; sumber air sebagai media; air, sumber air, dan/atau daya air sebagai media dan materi pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan sehari-hari bagi kelompok yang memerlukan air dalam jumlah besar; pemenuhan air irigasi untuk petani atau kelompok petani bagi pertanian rakyat di dalam sistem irigasi yang sudah ada yang dilakukan dengan cara mengubah kondisi alami sumber air; pemenuhan air irigasi untuk petani atau perkumpulan petani pemakai air bagi pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang sudah ada; dan kegiatan bukan usaha untuk kepentingan publik.

TAHAPAN PERIZINAN HAK GUNA AIR

TAHAPAN PERIZINAN HAK GUNA AIR

TAHAPAN PERIZINAN HAK GUNA AIR

TAHAPAN PERIZINAN HAK GUNA AIR

TAHAPAN PERIZINAN HAK GUNA AIR

TAHAPAN PERIZINAN HAK GUNA AIR

LATIHAN 1. Jelaskan bentuk pengusahaan sumber daya air! 2. Jelaskan oleh siapa permohonan izin pengusahaan sumber daya air atau izin penggunaan sumber daya air diajukan! 3. Jelaskan Maksud dan tujuan Pedoman Pengaturan Hak Penggunaan & Pengusahaan Sumber Daya Air! 4. Ada berapa jenis pelaporan dan monitoring dan evaluasi alokasi air? Jelaskan! 5. Sebutkan izin pengusahaan sumber daya air atau penggunaan sumber daya air berdasarkan urutan prioritas! 6. Jelaskan tiga unsur yang dipenuhi jika hak ulayat masyarakat hukum adat dianggap masih ada! 7. Jelaskan data yang dimuat untuk pengajuan permohonan izin pengusahaan sumber daya air 8. Jelaskan hal yang menjamin hak-hak masyarakat umum dan masyarakat petani tanpa izin! 9. Jelaskan instrumen hukum dan sanksi yang dapat digunakan/dijatuhkan untuk menyelesaikan konflik kepentingan atas dan atau sumber air! 10. Jelaskan hal apa yang dapat menyebabkan pencabutan izin pengusahaan sumber daya air! 11. Jelaskan prinsip penyelenggaraan pengusahaan sumber daya air! 12. Jelaskan prinsip penggunaan sumber daya air dan prasarana!

SIMPULAN Untuk menjamin pemanfaatan dan pemakaian Air yang adil dan merata diperlukan pengaturan perizinan dan alokasi Air, baik untuk pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian rakyat serta Pengusahaan Sumber Daya Air. Perizinan dalam Pengelolaan Sumber Daya Air diselenggarakan dengan maksud untuk memberikan perlindungan terhadap hak rakyat atas Air, pemenuhan kebutuhan para pengguna Sumber Daya Air dan perlindungan terhadap Sumber Daya Air.