PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI DAN 1 BASEMENT DI SUKOHARJO DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S1 Teknik Sipil diajukan oleh : TITO ANGGA DARMAWAN NIM : D 100 070 014 NIRM : 07.6.106.03010.50014 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI DAN 1 BASEMENT DI SUKOHARJO DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL ABSTRAKSI Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk merencanakan struktur beton bertulang empat lantai dan 1 basement, yang merupakan gedung untuk perkuliahan yang terdapat di daerah Sukoharjo (wilayah gempa 3) yang berdiri diatas tanah keras dan berdasarkan pada SNI 17262002 dengan nilai faktor daktalitas (μ) = 3 sehingga termasuk pada daktail parsial. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk memperoleh suatu perbandingan atau efisiensi dari perencanaan struktur gedung berdasarkan tinjauan 3 dimensi, yang meliputi analisa mekanika struktur, distribusi beban geser/gempa dan kebutuhan tulangan. Perencanaan struktur beton bertulang digunakan Mutu bahan yang digunakan meliputi mutu beton f c = 30 MPa, mutu baja untuk tulangan deform 350 MPa serta rangka atap baja digunakan mutu baja Bj 41. Peraturanperaturan yang digunakan sebagai acuan meliputi PPIUG1983, SNI 0317292002, PPBBI 1984, PBI1971, SNI 17262002, SNI 0328472002. Analisis mekanika struktur gedung menggunakan program SAP 2000 V.14 3 dimensi. Perhitungan matematis agar mendapat hasil yang cepat dan akurat menggunakan program Microsoft Excel 2007. Sedangkan penggambaran menggunakan program AutoCAD 2007. Hasil yang diperoleh dari perencanaan Tugas Akhir ini sebagai berikut : 1). Struktur atap menggunakan kudakuda rangka baja profil 20.40.3, 30.60.5, 40.60.7dan gordingnya C. 125x50x3,2. 2). Ketebalan tangga dan bordes 12 cm dengan tulangan pokok D12 dan tulangan bagi 2dp6, plat dinding basement dan lantai basement 20 cm dengan tulangan pokok D10 dan tulangan bagi 2dp8, plat lantai dengan tulangan pokok D10 dan tulangan bagi 2dp8. 3). Balok menggunakan dimensi 300/600 dan 400/600 dengan tulangan pokok D22 dan tulangan geser 2dp10. Kolom menggunakan dimensi 500/500 dan 600/600 dengan tulangan pokok D22 dan tulangan geser 2dp10. 4). Pondasi menggunakan dimensi poer ukuran ( 2,5 x 2,5) m 2 dan (3,0 x 3,0) m 2 setebal 80 cm dengan tulangan pokok 2D1990 dengan tulangan susut D12 125, sedangkan tiang pancang dimensi 300/300 mm sepanjang 3,8 m dengan tulangan pokok 4D19 dan tulangan geser 2dp10120. Kata kunci : Daktail parsial, perencanaan, SAP V.14 3 dimensi
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Sukoharjo adalah kota yang sedang berkembang, yang penduduknya masih banyak yang bekerja sebagai petani, peternak, dan lainlain. Tapi di masa masa ini pekerjaan yang digeluti masyarakat di Sukoharjo sudah mulai ditinggalkan, peralihan tersebut terlihat dari anak anak mereka. Para orang tua ingin anaknya berpendidikan lebih dari mereka sehingga bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik yang seperti anak anak mereka inginkan. Maka dari itu anak anak itu disekolahkan ke jenjang lebih tinggi yaitu pada taraf perkuliahan. Berkaitan dengan hal tersebut maka penyusun mencoba menyediakan sarana yang dibutuhkan oleh mayoritas masyarakat di Sukoharjo yaitu tempat perkuliahan. Penyusun merencanakan gedung perkuliahan empat lantai dan satu basement di Sukoharjo guna memenuhi hal tersebut. Menurut SNI17262002, Sukoharjo termasuk pada wilayah gempa 3, untuk itulah dalam perencanaan gedung bertingkat ini harus direncanakan dan didesain agar dapat menahan gaya gempa yang kemungkinan terjadi di wilayah ini. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1) Sukoharjo termasuk pada wilayah gempa 3, diperlukan perencanaan struktur gedung tahan gempa. 2) Keadaan Sukoharjo yang semakin berkembang sehingga dibutuhkan suatu gedung perkuliahan sebagai penunjang dalam pengembangan pendidikan. C. Tujuan dan Manfaat Perencanaan 1. Tujuan perencanaan Mendapatkan hasil desain struktur bangunan perkuliahan empat lantai (+1 basement) di Sukoharjo yang tahan gempa sesuai dengan prinsip daktail parsial, serta peraturan peraturan yang berlaku di Indonesia. 2. Manfaat perencanaan Manfaat pada perencanaan ini ada 2 macam, yaitu manfaat secara teoritis dan secara praktis, dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Secara teoritis, perencanaan gedung ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman di bidang perencanaan struktur. b. Secara praktis, perencanaan gedung dapat dipakai sebagai salah satu referensi. D. Batasan Masalah Menghindari melebarnya pembahasan, perencanaan gedung ini dibatasi pada masalahmasalah berikut : 1). Bangunan berada di wilayah Sukoharjo (wilayah gempa 3). 2). Gedung yang direncanakan adalah gedung perkuliahan 4 lantai dan 1 basement di Sukoharjo dengan menggunakan prinsip daktail parsial dengan nilai faktor daktilitas struktur gedung μ = 3,0 dengan R = 4,8. 3). Perhitungan struktur mencakup perhitungan struktur atap (kudakuda) dan beton bertulang. 4). Mutu bahan yang digunakan beton bertulang f c = 30 MPa, mutu baja tulangan pokok (f y ) = 350 Mpa. 5). Struktur pondasi direncanakan menggunakan pondasi tiang pancang. 6). Pada perencanaan ini digunakan peraturanperaturan sebagai berikut: (a) Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 1729 2002. (b) Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971. (c) Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983. (d) Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung SNI17262002. (e) Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 0328472002. TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Untuk merencanakan atau mendesain suatu struktur gedung bertingkat yang tahan terhadap gaya gempa memerlukan penguasaan dan pengetahuan tentang
struktur secara menyeluruh, baik mengenai analisis struktur, struktur beton dan semua hal yang berhubungan dengan struktur bangunan itu sendiri. B. Perencanaan Gedung Tahan Gempa 1. Syaratsyarat perencanaan struktur tahan gempa. Syaratsyarat perencanaan struktur gedung tahan gempa yang ditetapkan dalam SNI17262002 (Standar Perencanaan Gedung Tahan Gempa) tidak berlaku untuk bangunan sebagai berikut : a) Gedung dengan sistem struktur yang tidak umum atau masih memerlukan pembuktian tentang kelayakannya. b) Gedung dengan sistem isolasi landasan (base isolation) untuk menahan pengaruh gempa terhadap struktur atas. c) Bangunan teknik sipil seperti jembatan, bangunan air, dinding dan dermaga pelabuhan, anjungan lepas pantai dan bangunan non gedung lainnya. d) Rumah tinggal satu tingkat dan bangunan gedunggedung non teknis lainnya. 2. Konsep perencanaan gedung tahan gempa. Berdasarkan SNI17262002 terdapat 3 tingkat daktilitas yaitu : 1) Elastik penuh Suatu tingkat daktilitas struktur gedung dimana nilai faktor daktilitasnya sebesar 1,0 (=1,0). 2) Daktail parsial Seluruh tingkat daktilitas struktur gedung dimana nilai faktor daktilitas diantara 1,5 (=1,5) dan untuk struktur gedung yang daktail penuh sebesar 5,0 (=5,0). 3) Daktail penuh Suatu tingkat daktilitas struktur gedung dimana nilai faktor daktilitas sebesar 5,3 (=5,3). C. Konsep Desain Perencanaan Struktur dengan Daktail Parsial 1. Pemasangan sendi plastis a) Untuk balok, sendi plastis dipasang pada ujung kanan dan ujung kiri balok dengan jarak 2h dari muka kolom.
b) Untuk kolom, sendi plastis hanya dipasang pada ujung bawah kolom lantai paling bawah dengan jarak λ 0. D. Kekuatan Struktur Dalam SNI 0328472002 diatur tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung. Beberapa istilah yang perlu dipahami adalah sebagai berikut : 1. Faktor beban 2. Faktor reduksi kekuatan () E. Beban Gempa Beban gempa merupakan salah satu beban yang harus diperhitungkan dalam perencanaan struktur bangunan, terutama untuk daerah rawan gempa. Pada perencanaan ini beban gempa dihitung dengan pedoman SNI 17262002 (Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung). 1. Faktorfaktor penentu beban gempa nominal. 1a).Faktor respons gempa (C 1 ). 1b).Faktor keutamaan gedung (I). 1c).Faktor reduksi gempa (R). 1d).Berat total gedung (Wt). 2. Gaya geser horizontal (V) 3. Beban gempa nominal statik ekuivalen (F i ) 4. Kontrol waktu getar gedung (T R ) LANDASAN TEORI A. Perencanaan Struktur Atap Rangka Baja 1. Perencanaan gording Bebanbeban yang diperhitungkan pada gording meliputi beban mati (akibat berat sendiri gording dan beban penutup atap), beban hidup dan beban angin. Baja profil yang digunakan untuk gording adalah profil Canal.. Proses perencanaan gording ini dapat dilukiskan dalam bentuk bagan alir ( flowchart) seperti pada Gambar III.1.
Mulai Perencanaan gording Pilih profil gording tidak ya Menentukan momen yang terjadi pada gording tidak Kontrol terhadap pembebanan pada gording tidak Kontrol tegangan Kontrol lendutan ya ya Selesai 2. Perencanaan kudakuda Gambar III.1. Bagan alir perencanaan gording Mulai Perencanaan datadata dan mutu baja Analisis pembebanan tidak Analisis SAP Kontrol gaya yang terjadi (?) ya Hitungan sambungan Hitungan plat kopel Selesai Gambar III.2. Bagan alir perencanaan kudakuda
1. Perencanaan pelat B. Perencanaan Struktur Pelat Lantai dan Tangga Mulai Tidak Ya Ditentukan tebal pelat Menghitung nilai K Pelat dipertebal Menghitung nilai a Dihitung luas tulangan pokok perlu, dipilih yang terbesar Dihitung luas tulangan bagi (A sb,u ), dipilih yang terbesar Dihitung jarak tulangan s, dipilih yang terkecil Dihitung jarak tulangan s, dipilih yang terkecil Selesai Gambar III.3. Bagan alir perhitungan penulangan pelat 2. Perencanaan tangga beton bertulang Agar anak tangga dapat digunakan dengan mudah dan nyaman, maka ukuran anak tangga ditentukan sebagai berikut : 2.T + I = (61 65 cm) dengan : T = tinggi bidang tanjakan (optred) atau tinggi anak tangga (cm) A = lebar bidang injakan (antrede) atau lebar anak tangga(cm) C. Perencanaan Struktur Balok Pada perencanaan balok dilakukan analisa perhitungan meliputi tulangan memanjang balok dan tulangan geser (begel) balok dapat dilihat pada Gambar III.4 sampai dengan Gambar III.5.
Mulai Direncanakan : b, d, d s, f c, f y, M u Dipilih M u yang paling besar (Pasal 11.2 SNI0328472002) Balok tulangan tunggal Ya Menghitung nilai K Tidak Balok tulangan rangkap K 1 = 0,8.Kmaks Menghitung nilai a Menghitung nilai a 1 Menghtung nilai A1 dan A2 Dipilih yang besar luas tulangan pokok Syarat :A s A s,u Tulangan tarik A s,u = A 1 + A 2 Tulangan tekan A s,u = A 2 Dipakai tulangan : A s A s,u dan A s A s,u Menghitung jumlah tulangan (n), Ditambahkan Tulangan tekan 2 batang Selesai Jumlah tulangan : 1. n tarik 2. n tekan Gambar III. 4 Bagan alir perhitungan tulangan memanjang balok Mulai Data : dimensi balok (b, d, d s ), mutu bahan (f c, Gaya geser (V u ) dipilih yang terbesar Dihitung Vu pada jarak d (V ud ) dan Vu pada jarak 2h (V u2h ) dari muka kolom Menghitung φ.v c, dengan φ 0,75 Menghitung gaya geser pada sendi plastis dan d.luar sendi plastis Menghitung luas perlu(a v,u )/ meter. Dipilih A v,u yang terbesar Menghitung jarak begel pada sendi plastis dan di luar sendi plastis Selesai Gambar III.5. Bagan alir perhitungan tulangan geser balok
3. Perhitungan torsi balok. f' T u 12 c A. P 2 cp cp dengan = 0,75 A cp = luas penampang keseluruhan (mm²) P cp = keliling penampang keseluruhan (mm) D. Perencanaan Struktur Kolom Mulai Direncanakan :: b, b, d, d, d d s, s, f f c c,, f y y,, M u u,n uu Dihitung : ψ sesuai dengan persamaan III.30 k sesuai dengan persamaan III.31a III.31d Kolom dapat bergoyang Kolom tidak dapat bergoyang k.l u < 22 r ya ya k.l u r 34 12 M 1,b M 2,b tidak tidak Kolom panjang Kolom pendek Kolom panjang δ s P c C 1,0 ; φ 0,65 δb m 1,0 ; φ 0,65 P P u P c 1 u φ φ.p c Mc = δ s.m 2s Pu Qr ; R ( f '. b. h) c r M c f '. b. h c 2 Dipilih yang besar : Mc = δ b.m 2b Mc= δ b,pu.(15+0,03 h kolom ) Dihitung Ast,u = ρ t.b.h Selesai Gambar III.6. Bagan alir perhitungan tulangan memanjang kolom
Mulai Data : b, d, d s, f c, f y, Gaya geser Dipilih V u yang kecil Menghitung φ.v c, dengan φ 0,75 Gaya geser yang ditahan begel,v s V s,maks : Untuk sepanjang λ 0, V s = V u /ø Di luar λ 0, V s = (V u ø.v c )/ø V s,maks = 2/3. f c.b.d Dihitung luas begel perlu (Avu) per meter panjang balok, pilih yang besar Dihitung jarak begel, s = (n..1/4.π.dp 2.S)/A vu : Kontrol jarak begek s : untuk begel sepanjang λ 0 : Di luar 2h dari muka kolom s d/4 ; s 6.D Vs < ½.Vs,maks, maka s = d/ 2 dan s 600 mm s 100+(350h+2.d s )/3 Vs > ½.Vs,maks, maka s = d/4 dan s 300 mm s 150 mm tetapi s 100 mm Selesai Gambar III.7. Bagan alir perhitungan tulangan geser kolom E. Perencanaan Pondasi Mulai Direncanakan : P u, M u, data sondir, dimensi tiang daan kedalaman tiang Perhitungan kekuatan tiang tunggal Perhitungan jumlah tiang dan daya dukung kelompok Kontrol daya dukung maksimum tiap tiang Kontrol tegangan geser dan penulangan poer pondasi Kontrol tulangan dan penulangan tiang Selesai Gambar III.8. Bagan alir perencanaan pondasi.
METODE PERENCANAAN Mulai Mengumpulkan data dan tes sondir Desain gambar rencana Tahap I Menghitung struktur atap Menghitung tulangan pelat dan tangga Asumsi dimensi awal balok dan kolom Tahap II Analisa pembebanan Beban mati Beban hidup Beban gempa Analisa mekanika Penentuan beban kombinasi Dimensi balok cukup (?) ya Penulangan balok Tidak Tahap III Tidak Dimensi kolom cukup (?) ya Penulangan kolom Asumsi dimensi pondasi Dimensi pondasi cukup (?) ya Penulangan pondasi Membuat gambar detail Tidak Tahap IV Tahap V Selesai Tahap VI Gambar IV.1. Bagan alir tahapan perencanaan
HASIL PENELITIAN A. Perencanaan Struktur Atap Perencanaan Struktur atap menggunakan atap dari genteng dengan rangka atap dari baja. Digunakan gording profil C 125x50x20x3,2 dan rangka kudakuda baja menggunakan profil 20.40.3, 30.60.5, 40.60.7. Alat sambung menggunakan baut ( = 3 / 8 dan ¼ ) dengan plat kopel 10 mm dan plat buhul 12 mm. B. Perencanaan Plat Tabel VI.1. Tulangan dan momen tersedia plat lantai Tipe plat A B C D E F G H Momen perlu ( knm ) M lx = 2,603 M ly = 2,187 M tx = 6,143 M ty = 5,623 M lx = 2,142 M ly = 1,530 M tx = 4,896 M ty = 4,284 M lx = 1,488 M ly = 1,063 M tx = 3,400 M ty = 2,875 M lx = 1,966 M ly = 0,850 M tx = 4,197 M ty = 3,028 M lx = 0,357 M ly = 0,068 M tx = 0,706 M ty = 0,485 M lx = 1,870 M ly = 0,714 M tx = 3,876 M ty = 2,652 M lx = 0,952 M ly = 0,952 M tx = 2,312 M ty = 2,312 M lx = 1,734 M ly = 0,748 M tx = 3,604 M ty = 2,652 I M lx = 1,564 M ly = 0,850 Tulangan Pokok Tulangan bagi D8200 D8200 D8200 D8200 D8200 D8200 D8200 D8200 D8200 D8200 D8200 D8200 D8200 D8200 D8200 D8200 Momen tersedia (knm)
J M tx = 3,366 M ty = 2,618 M lx = 1,462 M ly = 0,884 M tx = 3,196 M ty = 2,584 C. Perencanaan Dinding Basement Tabel V.2. Tulangan plat dinding basement dan momen tersedia Type Plat Dinding basement (4x7) m D8200 D8200 D8200 D8200 (Sumber : Hasil hitungan) Momen perlu Tulangan Tulangan M.tersedia (KN.m) pokok bagi (KN.m) M tumpuan (kanan=kiri) = 14,546 D10100 D8120 37,299 M lapangan = 25,379 D10100 D8120 37,299 D. Perencanaan Lantai Basement Tabel V.3. Tulangan plat dinding basement dan momen tersedia Type Plat M (4x7) m N (6x7) m (Sumber : Hasil hitungan) Momen perlu (KN.m) Tulangan pokok Tulangan bagi M.tersedia (KN.m) M lx = 5,778 D10 140 19,030 M ly = 1,878 D10 160 15,343 M tx = 11,845 D10 140 D8 170 19,030 M ty = 8,234 D10 160 D8 170 15,343 M lx = 9,100 D10 120 22,084 M ly = 6,500 D10 130 18,752 M tx = 20,801 D10 120 D8 160 22,084 M ty = 18,200 D10 130 D8 160 18,752 (Sumber : Hasil hitungan) E. Perencanaan Tangga Tabel V.4. Tulangan dan momen tersedia struktur tangga. Batang 1 2 Daerah Batang Kiri Lapangan Kanan Kiri Lapangan Kanan Momen perlu ( knm ) 20,240 10,126 13,137 13,137 3,343 0,000 Tulangan pokok D12120 D12120 D12120 D12120 D12120 D12120 Momen Tulangan tersedia bagi (knm) D6120 23,099 D6120 23,099 D6120 23,099 D6120 23,099 D6120 23,099 D6120 23,099 (Sumber : Hasil hitungan)
F. Perencanaan Struktur Balok Hasil perhitungan perencanaan balok menggunakan tulangan pokok D22 dan tulangan begelnya dp10. G. Perencanaan Struktur Kolom Hasil perhitungan perencanaan kolom menggunakan tulangan pokok D22 dan tilangan begelnya dp10. H. Perencanaan Struktur Pondasi Hasil perhitungan perencanaan pondasi menggunakan tulangan pokok D19 dan tulangan begel dp10. Untuk tulangan sloof menggunakan D22 dan dp10. I. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan analisis perhitungan perencanaan struktur beton bertulang untuk gedung perkuliahan 4 lantai dan 1 basement dengan prinsip daktail parsial di daerah Sukoharjo tinjauan 3 dimensi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1). Struktur atap menggunakan kudakuda rangka baja profil 20.40.3, 30.60.5, 40.60.7 dan gordingya menggunakan kanal (C. 125x50x20x3,2 ). 2). Struktur plat meliputi ; a). Tebal plat lantai 12 cm dengan tulangan pokok D10 dan tulangan bagi dp 8. b). Tebal plat dinding basement tebal 20 cm dengan tulangan pokok D10 dan tulangan bagi dp 8. c). Tebal plat lantai basement tebal 15 cm, dengan tulangan pokok D10, dan tulangan bagi dp 8. 3). Struktur tangga digunakan bentuk K dengan hasil perencanaan optrade 16 cm dan antrade 30 cm. Tebal 12 cm dengan tulangan pokok D12 dan tulangan bagi dp 6, sedangkan plat bordes digunakan tebal 12 cm dengan tulangan pokok D12 dan tulangan bagi dp 6. 4). Struktur portal gedung beton bertulang meliputi : a). Balok induk dengan dimensi 300/600 mm dan 400/600 mm dengan tulangan pokok D22 dan tulangan geser menggunakan 2dp10.
b). Kolom dengan dimensi kolom 600/600 mm dan 500/500 mm dengan tulangan pokok D22 dan tulangan geser menggunakan 2dp10. 5). Struktur pondasi menggunakan pondasi tiang pancang beton bertulang dan dipancang sampai tanah keras meliputi : a). Plat poer pondasi menggunakan ukuran (2,5 x 2,5) m 2 dan (3,0 x 3,0) m 2 setebal 80 cm dengan tulangan pokok 2D1990 dengan tulangan susut 2D12125. b). Kelompok tiang pancang berjumlah 4 tiang dan 6 tiang dengan dimensi tiang pancang 300/300 dengan tulangan pokok 4D19 dengan begel 2dp10 120. B. Saran Pada Tugas Akhir ini penulis mencoba memberikan saran diantaranya sebagai berikut : 1. Bentuk kolom mengikuti bentuk denah yaitu persegi panjang bukan persegi. 2. Pada kolom supaya didapat tulangan pokok yang lebih efisien dipakai metode Bresler. 3. Dimensi kolom bisa dikecilkan karena ρ < 1%. 4. Jika dalam perencanaan menggunakan program bantu hitung untuk perhitungan analisa mekanika struktur seperti SAP 2000 v.014 atau yang lainnya hendaknya pemasukan beban perlu ketelitian. 5. Dalam penggambaran hendaknya dibuat secara sederhana dan detail agar mudah dibaca oleh semua orang. DAFTAR PUSTAKA Asroni, A., 2010. Balok Dan Pelat Beton Bertulang, Graha Ilmu, Yogyakarta. Asroni, A., 2010. Kolom, Fondasi Dan Balok T Beton Bertulang, Graha Ilmu, Yogyakarta. Asroni, A., 2009. Struktur Beton lanjut, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. DPMB, 1971.Peraturan Beton Bertulang Indonesia N.I.2,1971 Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. Direktorat
DPPW, 2002. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung SNI17262002, Departeman Permukiman dan Prasarana Wilayah, Bandung. LPMB, 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. LPMB, 1984. Peraturan perencanaan bangunan baja Indonesia, Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. LPMB, 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 0328472002, Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. LPMB, 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 0317292002, Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. Rochman, A., 2012. Pedoman Penyusunan Tugas Perencanaan Atap, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UMS, Surakarta.
LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI DAN 1 BASEMENT DI SUKOHARJO DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Publikasi Karya Ilmiah Diajukan dan dipertahankan pada Ujian Pendadaran Tugas Akhir dihadapan Dewan Penguji Pada tanggal : 22 Oktober 2012 diajukan oleh : TITO ANGGA DARMAWAN NIM : D 100 070 014 NIRM : 07 6 106 03010 50014 Susunan Dewan Penguji Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Ir. Abdul Rochman, M.T. NIK : 610 Budi Setiawan, S.T., M.T. NIK : 785 Anggota Sugiyatno, S.T. NIK : 650 Tugas Akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk mencapai derajat S1 Teknik Sipil Surakarta,... Dekan Fakultas Teknik Ir. Agus Riyanto SR, M.T. NIK : 483 Ketua Program Studi Teknik Sipil Ir. H.Suhendro Trinugroho, M.T. NIK : 732