BAB I PENDAHULUAN. publik untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan audit yang dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya dalam menjalankan audit sesuai dengan tujuan organisasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit dianggap penting bagi para pengguna laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan. Menurut finally accounting standart board (FASB), laporan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi para pengguna (Purn amasari dan Hernawati,

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara maka persaingan pasar tidak dapat dihindari dan akan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dari kompetitor atau perusahaan lain. Laporan keungan diperlukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya dari klien. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan dan mencari informasi tentang kehandalan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan

Bab I. Pendahuluan. baik, jujur, bertanggung jawab, dan memiliki integritas yang tinggi. manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi dan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang dihadapi dunia pengauditan global beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian

BAB I PENDAHULUAN. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable).

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. (KAP) untuk mengaudit laporan keuangannya. untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

BAB I PENDAHULUAN. Bagi para pengguna laporan keuangan, profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam suatu entitas yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki intregitas, independen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada kepercayaan publik. Masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan profesi akuntan sejalan dengan perkembangan perusahaan dan berbagai jenis badan hukum lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk secara jujur tanpa manipulasi dan terbuka untuk melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Malang merupakan salah satu kota yang jumlah penduduknya cukup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. kunci dalam perkembangan dan kemajuan dunia bisnis. Profesi akuntan

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit laporan keuangan suatu organisasi dan merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi dan Puradireja, 1998). Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia dan Sofie, 2014). Profesi akuntan publik bertanggung jawab terhadap kehandalan laporan keuangan perusahaan dalam melakukan audit, sehingga laporan keungan yang telah diaudit kewajarannya lebih dapat dipercaya dan hasilnya lebih berkualitas dibandingkan dengan laporan keuangan yang belum diaudit. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Indonesia (IAI), yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan (SPAP, 2011;150:1). Selain itu, seorang auditor juga harus menerapkan dan mematuhi prinsip dasar etika profesi, yaitu prinsip integritas, prinsip objektivitas, prinsip kompetensi serta sikap 1

2 kecermatan dan kehati-hatian profesional, prinsip kerahasiaan, dan prinsip perilaku profesional (SPAP, 2011;100). Audit bukan hanya semata untuk kepentingan klien, namun juga untuk pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan auditan, seperti calon investor, kreditor, badan pemerintah, masyarakat, dan pihak lain yang terkait untuk menilai dan mengambil keputusan-keputusan strategik yang berhubungan dengan perusahaan. Dalam hal ini, akuntan publik bertanggung jawab untuk memberi keyakinan memadai dan opini tentang kewajaran laporan keuangan (Nirmala dan Cahyonowati, 2013). Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya (Saripudin, dkk 2012). Namun, publik semakin mempertanyakan kualitas audit yang dihasilkan oleh para auditor seiring dengan banyaknya kasus yang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri. Banyaknya perusahaan yang bangkrut karena auditor yang tidak bertanggung jawab dan tidak berkompeten dalam mengaudit laporan keuangan dapat mengancam tingkat kredibilitas auditor tersebut. Beberapa skandal keuangan yang terjadi di luar negeri seperti kasus Enron dengan KAP Anderson yang disebabkan adanya penggelembungan laba pada laporan keuangannya, namun tidak dilaporkan ataupun tidak terdeteksi oleh auditor. Dalam hal ini, Enron (baik manajemen Enron maupun KAP Andersen) telah melakukan praktek akuntansi dan bisnis yang tidak sehat.

3 Enron merupakan perusahaan gabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Enron jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar $ 31.2 miliyar. Dalam peristiwa ini Enron melakukan manipulasi laporan keuangannya dengan mencatat keuntungan fiktif sebesar 600 juta dolar AS. Enron sengaja melakukan manipulasi laporan keuangannya agar investor tetap tertarik dengan saham yang dijualnya. Dalam kasus ini ternyata KAP Andersen berperan aktif dalam mendukung manipulasi laporan keuangan Enron. Hal ini didorong oleh fakta bahwa sebagian besar staff Enron berasal dari KAP Andersen. Mantan Chief audit exsekutif Enron, direktur keuangan dan staff accounting Enron berasal dari KAP Andersen (Badjuri, 2011). Dalam hal ini Arthur Andersen sebagai auditor independen yang memberikan jasa audit atas laporan keuangan perusahaan Enron, telah melakukan pelanggaran atas kode etik profesional akuntan dengan merekayasa laporan keuangan Enron untuk menunjukkan seolah-olah kinerja perusahaan baik dan lebih parahnya lagi Arthur Endersen menghancurkan dokumen-dokumen penting terkait dengan bukti audit Enron. Kasus tersebut menunjukkan lemahnya independensi KAP Andersen terhadap Enron. Hal ini terjadi karena Andersen lebih mendukung Enron dari pada mengungkapkan kebenaran yang terjadi. Selain itu, permasalahan mengenai kualitas audit di Indonesia sendiri seperti pengaruh dari segi waktu yang diberikan oleh klien dalam melakukan audit, jika waktu yang diberikan terlalu singkat, maka auditor dalam melakukan pekerjaanya tidak maksimal dan bisa dikatakan KAP mempekerjakan auditor yang kurang kompeten dalam bidangnya. Begitu juga dari segi tenaga kerja, karena

4 kekurangan tenaga kerja, KAP kecil menggunakan tenaga kerja dadakan, dimana tenaga kerja yang dijadikan auditor yunior memang telah memiliki pengetahuan tentang audit, namun belum memiliki pengalaman yang cukup, sedangkan syarat dari standar umum audit sendiri adalah seorang auditor harus memiliki pengetahuan dan juga pelatihan teknis yang cukup. Dengan demikian, kualitas audit di Indonesia maupun di wilayah yang akan dilakukan penelitian yaitu kota Surakarta dan Yogyakarta perlu untuk dipertanyakan, apakah memang para auditor telah memberikan audit yang berkualitas atau belum dalam mengaudit laporan keuangan. Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya dalam pengambilan keputusan. Selain itu adanya kekhawatiran akan merebaknya sekandal keuangan, dapat mengikis kepercayaan masyarakat terhadap laporan keuangan auditan dan profesi akuntan publik. Berdasarkan banyaknya kasus yang terjadi di luar negeri maupun di Indonesia mengenai kualitas audit yang mungkin terkait dengan karakteristik yang harus dimiliki oleh auditor yaitu pengalaman dan independensi, dimana kedua karakteristik tersebut penting karena berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Oleh karena itu, auditor harus menghindari hal-hal yang dapat mengancam kinerjanya, sehingga dibutuhkan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Dengan demikian, auditor dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan. Hasil penelitian sebelumnya membuktikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit diantaranya adalah independensi, akuntabilitas,

5 pengalaman kerja dan due professional care (Badjuri, 2011). Penelitian yang dilakukan Nirmala dan Cahyonowati (2013) menunjukkan bahwa independensi, pengalaman kerja dan akuntabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Samsi, dkk (2013) yang menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh negatif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Badjuri (2011) pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukkan bahwa semakin auditor berpengalaman dalam melakukan audit ternyata belum tentu dapat meningkatkan kualitas hasil audit. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hanjani dan Rahardja (2014) menunjukkan bahwa pengalaman auditor memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kualitas audit. Semakin berpengalaman seorang auditor maka akan semakin baik kualitas audit yang dilakukannya. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wiratama dan Budiartha (2015) bahwa pengalaman kerja berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit. Ini berarti semakin tinggi tingkat pengalaman kerja auditor akan meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan auditor. Tjun-Tjun. dkk (2012) dalam penelitiannya yang menunjukkan hasil bahwa independensi auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini disebabkan ketika mengukur independensi auditor tidak diturunkan dari sikap mental auditor. Bertolak belakang dengan peneltian yang dilakukan Sari (2012) bahwa independensi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukkan bahwa akuntan yang memiliki independensi dalam melaksanakan tugasnya dalam melakukan audit, maka auditor akan sangat kecil

6 terpengaruh oleh klien sehingga proses audit akan dilakukan dengan transparan. Sejalan dengan penelitian Saputra (2012) bahwa independensi juga berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, dengan independensi yang tinggi maka akan meningkatkan kualitas audit. Sedangkan Wiratama dan Budiartha (2015) menunjukkan bahwa akuntabilitas berpengaruh positif signifikan pada kualitas audit. Ini berarti bahwa terdapat hubungan searah akuntabilitas auditor dengan pelaksanaan kualitas audit tersebut. Profesi sebagai akuntan publik mengemban tanggung jawab besar dengan melakukan pekerjaannya dengan sebaik mungkin demi masyarakat dan profesinya tersebut. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Badjuri (2011) bahwa akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Artinya semakin tinggi akuntabilitas atau tanggungjawab professional auditor maka akan meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Nirmala dan Cahyonowati (2013) mengatakan bahwa auditor yang memiliki akuntabilitas tinggi akan bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaannya, sehingga kualitas audit yang dihasilkan pun akan semakin baik. Sesuai dengan standar umum yang pertama dalam SPAP bahwa auditor disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal ini adalah kualitas auditnya. Seorang auditor harus secara terus menerus mengikuti perkembangan yang terjadi

7 dalam bisnis dan profesinya. Dengan bertambahnya pengalaman seorang auditor maka keahlian yang dimiliki auditor juga semakin berkembang. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja dan bertambahnya pengalaman yang dimiliki auditor maka semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan (Badjuri, 2011). Seorang auditor juga harus memperhatikan standar umum yang kedua yaitu mengharuskan auditor tidak boleh berpihak dengan siapapun dan dapat menghadapi tekanan apa pun dari klien sehingga auditor harus memiliki sikap independen dalam menjalankan tugasnya dalam melakukan audit. Nirmala dan Cahyonowati (2013) berpendapat bahwa auditor yang independen adalah yang tidak mudah dipengaruhi, tidak memihak siapapun, dan berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, tetapi juga kepada pihak lain pemakai laporan keuangan yang mempercayai hasil pekerjaannya. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil yang berbeda terkait dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas audit, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian kembali. Peneliti mengembangkan penelitian dari Samsi, dkk (2013) dan Ilmiyati dan Suhardjo (2012). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada lokasi penelitian yaitu peneliti menggunakan studi empiris pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surakarta dan Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan variabel independen berupa pengalaman dan independensi yang bersumber dari Samsi, dkk (2013) serta menambahakan variabel akuntabilitas yang bersumber dari Ilmiyati dan Suhardjo (2012). Alasan ditambahkannya variabel akuntabilitas karena

8 prinsip-prinsip etika auditor selain pengalaman dan independensi, auditor harus memiliki jiwa bertanggungjawab (akuntabilitas) terhadap profesinya, serta penelitian ini menggunakan variabel etika auditor sebagai variabel moderasi yang mungkin akan mempengaruhi secara kuat atau lemah hubungan antara pengalaman kerja, independensi, akuntabilitas dan kualitas audit. Atas dasar latar belakang di atas, peneliti mengangkat judul PENGARUH AKUNTABILITAS, PENGALAMAN KERJA DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Surakarta dan Yogyakarta) B. Perumusan Masalah : Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah akuntabilitas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? 2. Apakah pengalaman kerja auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? 3. Apakah independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? 4. Apakah etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? 5. Apakah interaksi akuntabilitas dan kepatuhan etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? 6. Apakah interaksi pengalaman kerja dan kepatuhan etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit?

9 7. Apakah interaksi independensi dan kepatuhan etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? C. Tujuan Penelitian : 1. Untuk menguji pengaruh akuntabilitas auditor terhadap kualitas audit. 2. Untuk menguji pengaruh pengalaman kerja auditor terhadap kualitas audit. 3. Untuk menguji pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit 4. Untuk menguji pengaruh etika auditor terhadap kualitas audit. 5. Untuk menguji pengaruh interaksi antara akuntabilitas dan kepatuhan etika auditor terhadap kualitas audit. 6. Untuk menguji pengaruh interaksi antara pengalaman kerja dan kepatuhan etika auditor terhadap kualitas audit. 7. Untuk menguji pengaruh interaksi antara independensi dan kepatuhan etika auditor terhadap kualitas audit. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi praktisi dan akademisi sebagai berikut: 1. Praktisi a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan kajian dibidang auditing dalam materi perkuliahan. b. Hasil penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut di bidang audit.

10 2. Akademisi a. Penelitian ini memberikan bukti mengenai pengaruh independensi, pengalaman kerja, dan akuntabilitas auditor terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi pada auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta. b. Memberikan tambahan informasi terhadap auditor untuk meningkatkan kualitas kinerjanya. c. Dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan Kantor Akuntan Publik dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas kinerjanya. E. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini disusun secara teratur dalam bab per bab yang masing-masing bab dibagi menjadi sub bab, dengan tujuan mempermudah pembahasan serta untuk mempermudah pembaca memahami garis besar penelitian ini. Isi dan bahasan ini disajikan dalam bentuk sistematika sebagai berikut : BAB I merupakan PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah yang berisi tentang masalah-masalah atau issue yang melandasi penelitian. Selanjutnya akan dibahas mengenai perumusan masalah yaitu masalah-masalah yang akan diteliti. Dalam bab ini juga dipaparkantentang tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

11 BAB II merupakan TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini membahas mengenai teori keagenan dan penjabaran dari variabel-variabel independennya yaitu pengalaman kerja, independensi dan akuntabilitas auditor, kemudian pengertian dari variabel dependennya yaitu kualitas audit serta pengertian dari variabel moderasi yaitu etika auditor. Selain itu, di dalamnya juga berisi penelitian terdahulu, hubungan antar variabel yang digambarkan dalam kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III merupakan METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini berisi tentang jenis dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional variabel dan pengukurannya serta metode analisis data yang terdiri dari uji kualitas data dan analisis data. BAB IV merupakan ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini peneliti mencoba menganalisa dan membahas berdasarkan kemampuan akuntabilitas auditor, independensi dan pengalaman kerja auditor dalam mempengaruhi kualitas audit serta menggunakan variabel etika auditor sebagai variabel moderasi guna memperkuat atau memperlemah variabel independen maupun dependennya, serta penjelasan mengenai hasil analisis data dan pembahasannya. BAB V merupakan PENUTUP. Dalam bab ini berisi tentang simpulan dan hasil penelitian yang dibahas pada bab-bab sebelumnya, keterbatasan dan saran-saran sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.