PENDAHULUAN. terhadap makanan yang mengandung protein hewani berdampak langsung

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

I PENDAHULUAN. satu jenis ayam lokal di antaranya adalah ayam sentul yang merupakan ayam asli

PENDAHULUAN. absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebutuhan daging di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendek, yaitu pada umur 4-5 minggu berat badannya dapat mencapai 1,2-1,9 kg

tumbuhan (nabati). Ayam broiler merupakan salah satu produk pangan sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan sekitarnya, sehingga lebih tahan terhadap penyakit dan cuaca. dibandingkan dengan ayam ras (Sarwono, 1991).

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam tipe petelur yang jantan dikenal dengan sebutan ayam jantan tipe medium,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

TINJAUAN PUSTAKA Probiotik

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. banyak diminati di kalangan masyarakat, hal ini disebabkan rasa

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

I. PENDAHULUAN. hasil produksi pengembangan ayam broiler akan semakin tinggi.

I. PENDAHULUAN. perunggasan merupakan salah satu penyumbang sumber pangan hewani yang

I. PENDAHULUAN. cukup sempurna karena mengandung zat zat gizi yang lengkap dan mudah

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. sangat cepat dibandingkan dengan pertumbuhan unggas lainnnya. Ayam broiler

I. PENDAHULUAN. Perkembangan populasi ternak unggas di Indonesia semakin hari semakin

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

I. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

PENDAHULUAN. Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suprijatna, 2006). Karakteristik ayam broiler yang baik adalah ayam aktif, lincah,

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik ini

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat pesat, Populasi ayam lokal pada tahun 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Negara China, Amerika maupun Australia. Itik Peking merupakan itik yang dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

I. PENDAHULUAN. yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

I. PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha peternakan pakan selalu menjadi permasalahan

PENDAHULUAN. Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah "Ayam kampung" semula

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya. ayam sebagai salah satu sumber protein hewani.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik bali merupakan itik lokal Indonesia yang juga sering disebut itik penguin, karena

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

TINJAUAN PUSTAKA Kemangi (Ocimum basilicum Linn.) sebagai Tanaman Herbal. Tanaman Kemangi ( Ocimum basilicumlinn.) merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging dengan

II KAJIAN KEPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Bagian Edible Ayam Sentul. Tabel 4. Bobot Edible Ayam Sentul pada Masing-Masing Perlakuan

I PENDAHULUAN. nutrisi suatu bahan pakan, meningkatkan kecernaan karena ternak mempunyai

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Bagian Edible Ayam Kampung Super

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

tepat untuk mengganti pakan alami dengan pakan buatan setelah larva berumur 15 hari. Penggunaan pakan alami yang terlalu lama dalam usaha pembenihan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. bangsa-bangsa ayam yang memiliki produktifitas tinggi terutama dalam

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

TINJAUAN PUSTAKA. dengan lingkungan maupun kultur masyarakat Indonesia. Beberapa kelebihan. banyak mengkonsumsi jenis pakan hijauan.

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bangkok dengan betina ras petelur tipe medium keturunan pertama pada umur

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. strain Cornish dengan betina yang besar yaitu Plymouth Rocks yang merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masih menjadi primadona karena memiliki daging yang enak serta rendah lemak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging (Kartasudjana dan

PENDAHULUAN. telurnya karena produksi telur burung puyuh dapat mencapai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan bobot tubuh yang dapat dicapai oleh ayam, maka dikenal tiga tipe

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan kaidah-kaidah dalam standar peternakan organik. Pemeliharaan

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

I. PENDAHULUAN. Bakteri biasanya dikategorikan ke dalam dua kelompok. Bakteri yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. masyarakat menengah ke bawah, serta cukup tersedia di pasaran (Murtidjo, 2003).

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup. Bakteri juga banyak terdapat pada saluran pencernaan ternak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

Transkripsi:

1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesadaran masyarakat terhadap makanan bergizi terutama pemenuhan kebutuhan protein hewani sekarang ini semakin meningkat. Protein hewani dapat diperoleh dari telur, daging, dan susu. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap makanan yang mengandung protein hewani berdampak langsung terhadap meningkatnya permintaan masyarakat terhadap daging, diantaranya daging ayam broiler. Ayam Broiler merupakan salah satu jenis unggas yang diternakkan dengan tujuan menghasilkan daging dalam jangka waktu yang relatif cepat. Waktu pemeliharaan ayam broiler yang relatif cepat berdampak kepada biaya produksi yang rendah sehingga mengakibatkan harga jual ayam broiler relatif murah. Oleh karena itu, ayam broiler menawarkan protein hewani yang lebih terjangkau oleh banyak kalangan masyarakat. Saat ini permintaan terhadap daging ayam broiler tidak hanya meningkat sebatas kuantitasnya saja tetapi juga kualitas sudah menjadi perhatian masyarakat luas. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kualitas daging ayam broiler, telah berdampak kepada para peternak untuk terus memperhatikan kualitas daging broiler agar tidak terjadi penurunan. Ayam broiler memiliki waktu pertumbuhan yang relatif singkat yaitu 28-31 hari sampai waktu panen. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ayam broiler yaitu genetik, jenis kelamin, umur, luas kandang, pencahayaan, pemeliharaan, temperatur lingkungan dan ransum. Selain pertumbuhannya tinggi, bobot potong ayam yang diharapkan oleh konsumen yaitu, mempunyai proporsi bagian edible (bagian yang dapat dikonsumsi) tinggi dan bagian inedible (bagian

2 yang tidak dikonsumsi) rendah. Bagian edible adalah bagian karkas dan giblet (hati, jantung, dan gizzard). Bagian inedible adalah berupa darah, bulu, kepala, kaki, leher dan jeroan tanpa giblet. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ayam broiler adalah ransum. Ransum merupakan faktor penting dalam pertumbuhan, selain karena merupakan biaya produksi yang proporsinya paling tinggi, juga akan menentukan baik tidaknya pertumbuhan ayam broiler yang dipelihara. Kualitas ransum yang diberikan pada ayam broiler harus mengandung unsur unsur yang memenuhi kebutuhan untuk hidup pokok, pertumbuhan, kesehatan dan reproduksi seperti energi, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Pengeluaran biaya untuk pakan dapat mencapai 60-70% dari total biaya produksi. Penggunaan bahan pakan lokal menjadi alternatif untuk menekan biaya produksi yang diakibatkan oleh pakan. Bahan pakan lokal yang digunakan tentunya harus memiliki beberapa keunggulan, diantaranya memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan oleh ternak, murah serta mudah didapat. Kandungan gizi utama yang berperan penting bagi pertumbuhan ayam pedaging adalah protein, energi (karbohidrat dan lemak), vitamin, mineral serta air. Untuk meningkatkan ketersediaan/kualitas nutrisi pakan biasanya ditambahkan feed additive. Salah satu feed additive pakan yang dapat digunakan untuk mencapai produktivitas ayam broiler yang optimal dan efisien adalah probiotik. Probiotik merupakan jasad renik nonpatogen yang apabila dikonsumsi dalam jumlah cukup dapat memberi manfaat bagi kesehatan dan fisiologis tubuh ternak. Probiotik akan mempengaruhi fungsi fisiologi usus secara langsung maupun secara tidak langsung dengan cara memodulasi mikroflora usus dan sistem imun mukosa terutama mukosa saluran cerna. Penambahan probiotik dalam ransum akan meningkatkan konsumsi ransum, efisiensi penggunaan pakan, pertambahan bobot badan dan mengawetkan bahan pakan. Banyak produk

3 probiotik yang beredar dipasaran baik dalam bentuk tepung maupun cair, salah satunya yaitu probiotik Heryaki powder. Heryaki powder merupakan probiotik yang dibuat dari campuran dedak, tetes dan probiotik Heryaki cair. Bakteri yang terkandung di dalam Heryaki Powder yaitu Oceanobacillus sp, Candida Ethanolica, Bacillus Subtilis dan Monascus Fumeus yang telah di uji laboratorium oleh PT. Genetica Science Indonesia (Genetica Lab Division, 2017) serta memiliki enzim protease, amilase dan selulase. Probiotik Heryaki powder dicampurkan dalam ransum dengan tujuan untuk meningkatkan daya simpan, efisiensi penggunaan pakan, memperbaiki nilai nutrien, dan meningkatkan daya cerna. Apabila dikonsumsi dalam jumlah cukup, secara umum probiotik dapat meningkatkan produktivitas ternak. Berdasarkan uraian latar belakang, penulis tertarik untuk meneliti Penambahan Tingkat Penggunaan Probiotik Heryaki dalam Ransum Terhadap Edible dan Inedible pada Ayam Broiler. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana pengaruh penambahan tingkat penggunaan probiotik Heryaki dalam ransum terhadap edible dan inedible pada Ayam Broiler. 2. Berapa persen penambahan tingkat penggunaan probiotik Heryaki dalam ransum yang dapat menghasilkan edible dan inedible paling baik pada Ayam Broiler

4 1.3 Maksud dan Tujuan 1. Mengetahui pengaruh penambahan tingkat penggunaan probiotik Heryaki dalam ransum terhadap edible dan inedible pada Ayam Broiler. 2. Mengetahui berapa persen penambahan tingkat penggunaan probiotik Heryaki dalam ransum yang dapat menghasilkan edible dan inedible paling baik pada Ayam Broiler. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi ilmiah dalam pemanfaatan probiotik pada ayam broiler. Selain itu, secara praktis hasil penelitian dapat menjadi pedoman penggunaan probiotik Heryaki dalam menghasilkan edible dan inedible yang baik pada Ayam Broiler. 1.5 Kerangka Pemikiran Ayam broiler merupakan salah satu hewan ternak yang sangat diminati oleh banyak orang karena dagingnya yang banyak dan dapat memenuhi syarat bahan makanan sehat serta dapat menjadi sumber protein bagi tubuh. Ayam broiler juga merupakan hasil rekayasa genetika yang telah mengalami seleksi genetik yang memiliki kemampuan pertumbuhan cepat serta mampu memanfaatkan pakan secara efisien. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ayam broiler yaitu sifat genetik dan keadaan lingkungan yang meliputi pakan, suhu lingkungan dan pemeliharaan (Rasyaf, 1995). Ayam broiler adalah ayam muda jantan atau betina yang biasanya dipanen pada minggu ke 5 atau 6 dengan tujuan penghasil daging (Suprijatna dan Kartasudjana, 2008). Pertumbuhan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh konsumsi pakan dan kualitas pakan (Rasyaf, 1995).

5 Hasil akhir dari pemeliharaan ayam yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat adalah ayam yang telah dilakukan prosesing yang disebut karkas. Karkas kosong yaitu ayam yang telah disembelih dan dipisahkan dari darah, bulu, organ-organ tubuh bagian dalam, kepala, leher dan kaki (Priyatno, 2000). Berdasarkan beberapa penelitian, bobot badan akhir dengan bobot edible memiliki korelasi positif, artinya semakin tinggi bobot badan akhir yang dihasilkan maka akan diikuti bobot edible. Sedangkan pada inedible memiliki korelasi negatif atau mengalami penurunan (Ahmad dan Herman, 1982). Bagian edible adalah bagian dari hasil pemotongan ternak yang dapat dikonsumsi dan cenderung memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sedangkan inedible adalah limbah dari hasil pemotongan ayam yang memiliki nilai ekonomis yang rendah. Bagian yang termasuk edible dan inedible ditentukan dari berat leher, berat bulu, berat darah, berat kepala, berat jeroan dan berat lemak abdominal yang jika dijumlahkan akan sama dengan berat bobot hidup. Produksi karkas berhubungan erat dengan bobot badan, dan besarnya karkas ayam pedaging cukup bervariasi. Besarnya persentase karkas dari bobot hidup sekitar 75% (Rasyaf, 1995). Dalam upaya menghasilkan bobot badan, bagian edible dan inedible ayam broiler yang baik maka diperlukan antara lain pakan yang memadai baik kuantitas maupun kualitasnya, bahkan diperlukan feed supplement dan/atau feed additive. Salah satu feed additive yang dapat digunakan untuk mencapai produktivitas yang optimal dan efisien adalah dengan memberikan probiotik. Pemberian probiotik pada ayam broiler dilaporkan dapat memperbaiki pertumbuhan dan konversi pakan, pemberiannya sebaiknya dilakukan selama 3 minggu pemeliharaan (Yeo & Kim, 1997). Fungsi probiotik dapat membantu proses pencernaan pada unggas, yaitu agar lebih memudahkan pencernaan dan meningkatkan kapasitas daya cerna

6 sehingga diperoleh nutrien yang lebih banyak untuk pertumbuhan maupun produksi (Barrow, 1992 dan Ramia, 1999). Probiotik mempunyai beberapa pengaruh yang positif bagi kesehatan, diantaranya hipokolesterolemik, yaitu menurunkan konsentrasi kolesterol serum darah baik pada manusia maupun pada ternak. Probiotik diketahui mempunyai beberapa keunggulan, terutama adalah kemampuannya dalam menghasilkan senyawa antimikroba yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri pathogen. Penggunaan probiotik pada ternak unggas dilaporkan juga dapat menurunkan aktivitas urease, suatu enzim yang bekerja menghidrolisis urea menjadi amonia sehingga pembentukan amonia menjadi berkurang atau bahkan hilang. Amonia adalah suatu bahan yang dapat menyebabkan keracunan pada ternak unggas (Yeo dan Kim, 1997). Penelitian Asli dkk., (2007) tentang probiotik Yeast S.Cerevisiae yang dikombinasikan dengan vitamin E dan C membuktikan bahwa probiotik tersebut mampu meningkatkan daya tahan tubuh unggas. Pemberian bakteri Bacillus Sp. memengaruhi anatomi usus dan mampu meningkatkan kualitas telur, terutama menaikkan kekentalan albumen (Kompiang, 2009) Probiotik Heryaki powder merupakan probiotik yang dibuat dari campuran dedak, tetes, dan probiotik heryaki cair. Probiotik ini memiliki total bakteri 6,9x10 5 Cfu/ml, total bakteri asam laktat 1,3x10 5 Cfu/ml, dan kapang 2,18x10 5 dengan ph 3,57. Kelompok mikroorganisme yang terkandung yaitu Oceanobacillus sp, Candida Ethanolica, Bacillus Subtilis dan Monascus Fumeus, yang memiliki aktivitas enzim protease, amilase dan selulase. Mikroba-mikroba probiotik penghasil asam laktat dari spesies Lactobacillus menghasilkan enzim selulase yang membantu proses pencernaan. Probiotik heryaki powder digunakan sebagai campuran ransum. Penggunaan Heryaki powder dalam ransum antara lain

7 untuk meningkatkan daya cerna, penyerapan zat nutrisi dan efisiensi penggunaan ransum. Pemberian probiotik 0,2%/ekor/hari pada pakan MS 42 NCA selama 10 hari menghasilkan kecernaan bahan kering yang tertinggi, hal ini memberikan indikasi bahwa perlakuan probiotik pada pakan tersebut mempunyai nilai gizi terbaik dibanding perlakuan yang lain (Widya dkk., 2000). Pemberian probiotik cair dalam pakan pada level pemberian 0,6 v/w dapat meningkatkan penampilan produksi ayam pedaging, sementara penambahan konsentrasi probiotik cair dapat menurunkan konsumsi pakan, konsumsi protein, konversi pakan, mortalitas dan meningkatkan pertambahan berat badan, berat dan presentase karkas ayam pedaging. (Widya dkk., 2001) Jin dkk., (1996) melaporkan adanya tendensi perbaikan FCR pada ayam broiler yang disuplementasi Bacillus dan Lactobacillus. Perbaikan efisiensi penggunaan pakan pada ayam broiler dapat menggunakan suplementasi probiotik dengan menggunakan B. coagulans atau menggunakan Bacillus CIP 5.832 dan B. subtilis CCM 2216 (Kumprecht et al., 1994). Santoso (2009) menyebutkan bahwa semakin kecil FCR pakan dari segi ekonomis semakin menguntungkan, karena semakin sedikit jumlah pakan yang diperlukan untuk menghasilkan daging dengan berat yang sama. Probiotik juga bekerja menurunkan angka FCR dengan memperluas bidang penyerapan nutrisi oleh usus sehingga pakan yang dimakan dapat terserap baik. Hal ini didukung oleh Harimurti dkk., (2009) yang melaporkan bahwa suplementasi probiotik dengan strain tunggal mampu meningkatkan tinggi mikrovili dan lebar mikrovili akibat meningginya asam lemak yang diinduksi oleh probiotik. Selanjutnya, dijelaskan bahwa asam lemak rantai pendek yang diproduksi oleh proses fermentasi strain bakteri probiotik berperan dalam

8 stimulasi perbanyakan sel epitel usus sehingga memperluas area penyerapan nutrient. Penelitian Malik (2013) tentang penggunaan probiotik 1, 2, dan 3% dalam ransum pada layer menunjukkan bahwa penggunaan probiotik sampai 3% berpengaruh nyata terhadap konsumsi dan konversi ransum ayam petelur periode layer tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap produksi telur dan berat telur. Penggunaan probiotik sampai 3% memberikan nilai ekonomi yang menguntungkan dengan menurunnya nilai konversi ransum. Hery dkk., (2017) menyatakkan bahwa pemberian probiotik Heryaki 0,5% dalam ransum mampu menghasilkan pertumbuhan dan ADG domba lokal yang cukup baik yaitu 150 gram/ekor/hari. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran maka dapat ditarik hipotesis penambahan tingkat penggunaan probiotik Heryaki sebesar 0,5% dapat menghasilkan Edible dan Inedible paling baik pada ayam broiler.

9 1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari Februari 2018. Adapun tempat penelitiannya di Kandang Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran.