BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experiment. Preexperiment

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Nana (2009: 52) metode penelitian merupakan rangkaian cara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X O 2. Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest and Posttest Design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

O X O Pretest Perlakuan Posttest

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) dalam penelitian ini menggunakan. dipresentasikan kepada orang lain.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang ditujukkan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena alamiah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian eksperimen murni, kelompok subjek penelitian ditentukan secara

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS...

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1. Desain Concurrent Embedded dengan Metode Kuantitatif sebagai Metode Primer dan Metode Kualitatif sebagai Metode Sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

27 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, dan teknik analisis instrumen penelitian. A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experiment. Preexperiment merupakan metode penelitian yang masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel bebas (Sugiyono, 2010). Metode ini digunakan karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang berpengaruh. Dari hasil studi pendahuluan peneliti mengetahui banyak variabel yang berpengaruh dan tidak dapat peneliti kontrol. Salah satu contohnya yaitu proporsi belajar siswa yang dijadikan sampel penelitian tidak sama. Ada beberapa siswa dari kelas sampel penelitian yang mengikuti les, bimbel dan sejenisnya di luar jam belajar sekolah. Selain itu, alasan peneliti menggunakan metode preexperiment sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui peningkatan literasi sains siswa setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video.

28 B. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian dilaksanakan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah one group pretest posttest. Dalam desain ini, sebelum pembelajaran sampel terlebih dahulu diberi pretest (tes awal) dan setelah pembelajaran sampel diberi posttest (tes akhir). Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui peningkatan literasi sains siswa setelah diberi treatment (perlakuan) berupa pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video. Berikut merupakan tabel desain penelitian one group pretest posttest (Sugiyono, 2010). Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Pretest Treatment Posttest T 1 X T 2 Keterangan: T 1 : pretest sebelum diberi treatment X : treatment pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video T 2 : posttest setelah diberi treatment C. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX di salah satu SMP Negeri di kota Bandung tahun ajaran 2012/2013. Jumlah seluruh siswa kelas IX tersebut adalah 420 orang yang

29 terbagi ke dalam sepuluh kelas. Setiap kelas memiliki karakteristik yang sama dengan kelas yang lain atau dapat dianggap homogen. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti yang dapat menggambarkan keadaan populasi. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas IX-B yang berjumlah 41 orang. Jumlah sampel ini sudah memenuhi krtieria yang diajukan oleh Roschoe. Roschoe (dalam Sugiyono, 2009) menyatakan ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Penentuan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil subjek didasarkan adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2010). Teknik ini dilakukan karena mengambil beberapa pertimbangan, yaitu keterbatasan waktu, tenaga dan dana, sehingga dalam penelitian ini tidak dilakukan generalisasi (Sugiyono, 2009). D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh data-data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes literasi sains, observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan angket respon siswa. 1. Tes Literasi Sains Menurut Arikunto (2006) tes adalah pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu maupun kelompok. Dalam

30 penelitian ini, instrumen tes yang digunakan ialah tes tertulis (paper and pencil test) yaitu berupa tes pilihan ganda pada saat pretest dan posttest. Instrumen tes ini dibuat sendiri oleh peneliti dan mengacu pada PISA 2003. Jumlah total soal tes yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebanyak 24 soal yang mencakup seluruh indikator pembelajaran selama dua pertemuan. Instrumen tes yang digunakan merupakan soal tes yang dapat mengukur literasi sains yang terdiri dari aspek konten, proses dan konteks aplikasi sains. 2. Observasi Observasi atau pegamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2010). Teknik observasi digunakan untuk melihat secara langsung keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video. Pedoman observasi keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video tersebut berupa format isian, pengamat hanya perlu membubuhkan tanda centang ( ) pada kolom yang telah disediakan yaitu kolom ya dan tidak untuk setiap langkah pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video yang sesuai dengan hasil pengamatan. Selanjutnya lembar observasi ini digunakan untuk melihat sejauh mana keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video.

31 3. Angket Angket digunakan untuk mengetahui respon atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan setelah diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video. E. Prosedur Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu : 1. Persiapan Kegiatan yang dilakukan dalam pada tahap persiapan meliputi: a. Studi pustaka, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat dan inovatif mengenai bentuk pembelajaran yang akan digunakan. b. Observasi ke sekolah, dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi populasi dan sampel yang akan dikenai perlakuan. Observasi dilakukan dengan angket dan wawancara. c. Studi kurikulum, dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai agar penggunaan media dan pendekatan pembelajaran yang dilakukan dapat memperoleh hasil akhir sesaui dengan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam kurikulum. d. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu media video. Media video ini tidak dibuat sendiri oleh peneliti melainkan menggunakan video yang telah ada. Media video yang digunakan adalah video

32 terdapat di DVD BBC yang berjudul The Sun The Moon dan Earth The Power of The Planet. Tidak seluruh video digunakan namun hanya video yang sesuai dengan SK dan Kompetensi Dasar (KD) dalam penelitian. Untuk itu perlu dilakukan pemotongan video untuk memilih scene yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Software yang digunakan untuk pemotongan video adalah Boilsoft Video Splitter. Namun sebelum itu, format file video yang terdapat di DVD berupa format VOB diubah ke format yang lebih mudah digunakan, yaitu WMV. Software yang digunakan untuk merubah format file video adalah DA DVD Ripper. e. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan skenario pembelajaran. f. Mengevaluasi dan men-judgement instrumen soal dan media video. g. Menguji coba instrumen tes yang telah di-judgement. h. Menganalisis hasil uji coba instrumen tes dengan cara melakukan uji validitas, daya pembeda, reliabilitas, dan tingkat kesukaran. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat kualitas soal yang akan digunakan dalam penelitian sehingga ketika instrumen tersebut diberikan pada kelas eksperimen, instrumen tersebut telah valid dan reliabel. i. Melakukan revisi terhadap instrumen penelitian yang kurang sesuai. j. Menyusun soal yang layak dijadikan instrumen tes dalam penelitian. k. Menghubungi pihak sekolah (mengurus perizinan) untuk melakukan penelitian. 2. Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan meliputi:

33 a. Melakukan pretest sebelum pembelajaran dilakukan dengan tujuan untuk mengukur literasi sains awal siswa sebelum diberikan treatment. b. Memberikan perlakuan (treatment) dengan cara menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video sebanyak dua kali pertemuan. c. Selama proses pembelajaran berlangsung, ada yang menjadi pengamat untuk mengamati keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video. d. Melakukan posttest untuk mengukur peningkatan literasi sains akhir siswa mengenai materi yang diajarkan tiap pertemuan setelah diberikan treatment. 3. Tahap Akhir Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain: a. Mengolah data hasil pretest dan posttest. b. Membandingkan hasil analisis data tes sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan untuk mengetahui peningkatan literasi sains setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video. c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data. d. Memberikan saran-saran terhadap aspek-aspek yang kurang pada saat penelitian. Adapun alur penelitian yang telah dilakukan ditunjukkan pada Gambar 3.1 di bawah ini.

34 Studi Pustaka Observasi Studi Kurikulum Masalah Mempersiapkan video yang akan digunakan dalam pembelajran Penyusunan RPP pembelajaran inkuiri terbimbing Penyusunan Instrumen Judgement Instrumen Uji coba Instrumen Revisi Pretest Observasi keterlaksanaan pembelajaran Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video Angket respon siswa Posttest Analisis Data Pembahasan Kesimpulan dan Saran Gambar 3.1 Alur Penelitian

35 F. Teknik Analisis Uji Instrumen Teknik Analisis Uji Instrumen merupakan analisis terhadap instrumen yang akan digunakan meliputi validitas butir soal, daya pembeda butir soal, tingkat kesukaran butir soal, dan reliabilitas perangkat instrumen. Karena pentingnya persyaratan tersebut, maka instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini terlebih dahulu diujicobakan di salah satu sekolah SMA di kota Bandung yang kemudian dianalisis sebagai berikut. 1. Validitas Butir Soal Anderson (Arikunto, 2009) mengemukakan bahwa a test is valid if it measures what it purpose to measure. Pernyataan Anderson tersebut jika diartikan kurang lebih sebagai berikut: sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Sehingga, dapat dikatakan bahwa analisis validitas tes merupakan analisis tes yang di lakukan untuk menunjukkan tingkat ketepatan suatu instrumen tes dalam mengukur sasaran yang hendak diukur. Uji validitas butir soal ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi point biserial dengan rumus berikut: (3-1) Dengan : γ phi = koefisien korelasi biserial Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab benar Mt = rerata skor total St = standar deviasi total

36 p = proporsi subjek yang menjawab benar ) q = proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1 - p ) Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan di atas, digunakan kriteria validitas butir soal seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Butir Soal Koefisien Korelasi Kriteria Validitas 0,81-1,00 Sangat tinggi 0,61-0,80 Tinggi 0,41-0,60 Cukup 0,21-0,40 Rendah 0,00-0,20 Sangat rendah (Guilford dalam Erman, 2003) 2. Tingkat Kesukaran Butir Soal Selain validitas dari butir soal, faktor lain yang turut menentukan kualitas suatu tes adalah tingkat kesukaran atau indeks kesukaran dari setiap butir soalnya. Tingkat kesukaran atau indeks kesukaran (difficulty indeks) adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya sesuatu soal (Arikunto, 2009). Tingkat kesukaran dinyatakan dalam bentuk indeks, semakin besar indeks tingkat kesukaran suatu butir soal semakin mudah butir soal tersebut. Tingkat kesukaran butir soal atau disebut juga tingkat kemudahan butir soal pada penelitian ini ditentukan dengan rumus berikut:

37 (3-2) (Du Bois dalam Sudijono, 2009) Dengan: P Np N = Taraf kesukaran = Jumlah jawaban benar = Jumlah peserta tes Untuk menginterpretasikan indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari perhitungan diatas, digunakan kriteria tingkat kesukaran seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal Indeks Kriteria Tingkat Kesukaran 0,00 0,29 Sukar 0,30 0,69 Sedang 0,70 1,00 Mudah (Thorndike dan Hagen dalam Sudijono, 2009) 3. Daya Pembeda Butir Soal Faktor lain yang turut menentukan kualitas instrumen tes adalah daya pembeda butir soal. Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang tidak berkemampuan rendah (Arikunto, 2009). Sejalan dengan itu, Munaf (2001) mengemukakan bahwa daya pembeda (discriminating power) suatu butir soal adalah bagaimana kemampuan butir soal itu untuk membedakan siswa yang

38 termasuk kelompok tinggi (upper group) dengan siswa yang termasuk kelompok rendah (lower group). Dengan demikian, butir soal yang memiliki daya pembeda yang baik ialah butir soal yang dapat dijawab dengan benar oleh siswa yang pandai dan tidak dapat dijawab dengan benar oleh siswa yang kurang pandai. Besarnya indeks daya pembeda butir soal pada penelitian ini ditentukan dengan rumus berikut: (3-3) Dengan : DP = Indeks daya pembeda B A J A = Jumlah kelompok atas yang menjawab benar = Jumlah peserta tes kelompok atas B = Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar B J B = Jumlah peserta tes kelompok bawah Untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda yang diperoleh dari perhitungan di atas, digunakan tabel kriteria daya pembeda seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal Indeks Daya Pembeda Negatif 0,00<DP 0,20 0,20<DP 0,40 0,40<DP 0,70 0,70<DP 1,00 Kriteria Daya Pembeda Sangat buruk, harus dibuang Buruk (poor) Sedang (satisfactory) Baik (good) Baik sekali (excellent) (Miller, 2008)

39 4. Reliabilitas Perangkat Tes Selain validitas butir soal, tingkat kesukaran butir soal dan daya pembeda butir soal yang telah dijalaskan terlebih dahulu, faktor lain yang menentukan kualitas instrumen tes adalah reliabilitas perangkat tes. Munaf (2001) menyatakan reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten (tidak berubah-ubah). Lebih lanjut Arikunto (2009) mengemukakan bahwa reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang menghasilkan data yang dapat dipercaya dalam arti selalu menghasilkan data yang sama walaupun data diambil berapa kali pun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa reliabilitas tes adalah tingkat konsistensi suatu tes, yaitu sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten. Untuk mengetahui reliabilitas perangkat tes bentuk pilihan ganda untuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, digunakan metode K-R 20 dengan rumus berikut: (3-4) (Kuder Richardson dalam Erman, 2003) Dengan : r 11 p = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan = proporsi subjek yang menjawab benar

40 q = proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1 - p ) Σpq N S = jumlah hasil perkalian antara p dan q = banyaknya item = standar deviasi dari tes Untuk mengintrepetasikan nilai reliabilitas perangkat tes yang diperoleh dari perhitungan di atas, digunakan kriteria reliabilitas tes seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas Perangkat Tes Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas 0,80 < r 1,00 Sangat tinggi 0,60 < r 0,80 Tinggi 0,40 < r 0,60 Cukup 0,20 < r 0,40 Rendah 0,00 < r 0,20 Sangat rendah (Thorndike dan Hagen dalam Sudijono, 2009 5. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tes Uji coba instrumen tes dalam penelitian ini dilakukan di kelas X-4 salah satu SMA Negeri di kota Bandung. Instrumen yang diuji coba berupa tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 24 soal. Data hasil uji coba tersebut kemudian dianalisis yang meliputi uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran butir soal. Sehingga diperoleh instrumen tes yang baik dan layak untuk dijadikan instrumen penelitian. Adapun hasil analisis data untuk instrumen yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.6:

41 Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tes No. Soal Tingkat Validitas Daya Pembeda Kesukaran Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria Keterangan 1 0,208 Rendah 0,100 Buruk 0,900 Mudah Dipakai 2 0,458 Cukup 0,300 Sedang 0,200 Sukar Dipakai 3 0,203 Rendah 0,300 Sedang 0,325 Sedang Dipakai 4 0,562 Cukup 0,500 Baik 0,625 Sedang Dipakai 5 0,394 Cukup 0,200 Sedang 0,875 Mudah Dipakai 6 0,494 Cukup 0,300 Sedang 0,225 Sukar Dipakai 7 0,376 Rendah 0,400 Sedang 0,275 Sukar Dipakai 8 0,136 Sangat Rendah 0,100 Buruk 0,800 Mudah Revisi 9 0,456 Cukup 0,400 Sedang 0,675 Sedang Dipakai 10 0,589 Cukup 0,600 Baik 0,675 Sedang Dipakai 11 0,104 Sangat Rendah 0,050 Buruk 0,575 Sedang Revisi 12 0,417 Cukup 0,350 Sedang 0,625 Sedang Dipakai 13 0,000 Sangat Rendah 0,000 Buruk 1,000 Mudah Revisi 14 0,368 Rendah 0,100 Buruk 0,950 Mudah Dipakai 15 0,231 Rendah 0,100 Buruk 0,900 Mudah Dipakai 16 0,138 Sangat Rendah 0,050 Buruk 0,925 Mudah Revisi 17 0,545 Cukup 0,500 Baik 0,650 Sedang Dipakai 18 0,220 Rendah 0,100 Buruk 0,175 Sukar Dipakai 19 0,058 Sangat Rendah 0,200 Buruk 0,925 Mudah Revisi 20 0,551 Cukup 0,600 Baik 0,600 Sedang Dipakai 21 0,365 Rendah 0,300 Sedang 0,450 Sedang Dipakai 22 0,442 Cukup 0,300 Sedang 0,850 Mudah Dipakai 23 0,382 Rendah 0,400 Sedang 0,250 Sukar Dipakai 24 0,361 Rendah 0,300 Sedang 0,275 Sukar Dipakai Berdasarkan hasil perhitungan, validitas butir soal untuk tes ini, diperoleh dari 24 soal yang diujicobakan berkategori sangat rendah sebesar 20,83%,

42 berkategori rendah sebesar 37,50%, berkategori cukup sebesar 41,67%, tidak ada yang berkategori tinggi. Daya pembeda, dari 24 soal yang diujicobakan yang berkategori buruk sebesar 37,50%, berkategori sedang sebesar 45,83%, berkategori baik sebesar 16,67%. Dan untuk tingkat kesukaran, dari 24 soal yang diujicobakan yang termasuk kategori mudah sebesar 37,50%, berkategori sedang sebesar 37,50%, dan berkategori sukar sebesar 25,00%. Nilai reliabilitas untuk instrumen ini adalah sebesar 0,69 dengan kategori tinggi. Rekapitulasi distribusi soal untuk setiap aspek literasi sains yang akan diukur ditunjukkan pada tabel 3.7 di bawah ini. Tabel 3.7 Distribusi Instrumen Setiap Aspek Literasi Sains Dimensi Literasi Jumlah Nomor Soal Sains Soal Konten Sains 1, 2, 3, 4, 6, 17, 20, 24 8 Proses Sains 5, 8, 12, 15, 16, 18, 19, 21, 22 9 Konteks Aplikasi Sains 7, 9, 10, 11, 13, 14, 23 7 Setelah menganalisis instrumen yang telah diujicobaka dan dikonsultasikan ke dosen pembimbing bahwa tidak ada instrumen yang dibuang namun hanya merevisi lima soal yang memilki validitas yang sangat rendah. Sehingga jumlah soal yang digunakan berjumlah 24 soal. G. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perhitungan data statistik. Tujuan dari pengolahan data ini yaitu untuk mengetahui

43 keterlaksanaan pembelajaran, peningkatan literasi sains setelah diterapkan pembelajaran, dan mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran. 1. Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran Keterlaksanaan pembelajaran yang dikembangkan dari hasil lembar observasi yang telah diisi oleh observer. Setiap aktivitas pada tahap pembelajaran terlaksana/muncul diberikan skor satu, dan jika tidak muncul diberikan skor nol. Data yang diperoleh dari lembar observasi diolah dari banyaknya skor dari masing-masing observer dan hasilnya dinyatakan dalam bentuk persentase. Adapun persentase data lembar observasi tersebut dihitung dengan menggunakan rumus: (3-5) Setelah data dari lembar observasi tersebut diolah, kemudian dinterpretasikan dengan mengadopsi kriteria persentase angket seperti pada Tabel 3.8.

44 Tabel 3.8 Kriteria Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran KM (%) Kriteria KM = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana 0 < KM < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana 25 < KM < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana 50 < KM < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana 75 < KM < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana Keterangan: KM = persentase keterlaksanaan model 2. Analisis Peningkatan Literasi Sains Siswa a. Penskoran Skor yang diberikan untuk jawaban benar adalah 1, sedangkan untuk jawaban salah adalah 0. Skor total dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban. b. Menghitung rata-rata (mean) skor pretest dan posttest Nilai rata-rata (mean) dari skor tes baik pretest maupun posttest dihitung dengan menggunakan rumus berikut: (3-6) Dengan : = nilai rata-rata skor pretest maupun posttest X = skor tes yang diperoleh setiap siswa

45 N = banyaknya data c. Menghitung rerata skor gain yang dinormalisasi. Setelah data pretest dan posttest diperoleh, data tersebut diolah untuk menentukan rerata skor gain yang dinormalisasi. Besarnya skor gain yang dinormalisasi ditentukan dengan rumus (Hake, 2002) sebagai berikut: (3-7) Dengan: <g> = rerata skor gain yang dinormalisasi S f = skor posttest S i = skor pretest Skor gain yang dinormalisasi ini diinterpretasikan untuk menyatakan kategori peningkatan prestasi belajar yang terjadi untuk setiap pertemuaanya. Kriteria yang digunakan diadopsi dari Hake (1998). Tabel 3.9 Kategori Skor Gain yang Dinormalisasi Rentang <g> Kategori 0.7 < (<g>) 1,0 tinggi 0.3 < (<g>) 0.7 sedang (<g>) 0.3 rendah

46 3. Angket Angket ini berisi pernyatan siswa yang menanggapi pernyataan yang diberikan dengan cara memberi checklist ( ) pada kolom tanggapan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Angket siswa ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video. Untuk angket siswa ini, datanya diolah dengan cara mengklasifikasikan tanggapan siswa yang terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kemudian jawaban tersebut dinyatakan dalam persentase.