BAB I PENDAHULUAN. Dinamika perkembangan ekonomi global akhir-akhir ini memberikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia. kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. utama kita masih kalah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional.

RINGKASAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Negara-negara di ASEAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara ataupun daerah, termasuk di Indonesia. Suatu usaha

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan yang tercermin dalam globalisasi pasar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. cara-cara agar dapat bersaing dengan perusahaan lain, dikarenakan tahun ini

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang

BAB I PENDAHULUAN. keluar untuk mengatasi masalah perekonomian di Indonesia. UMKM di. ditampung sehingga tingkat pengangguran semakin berkurang.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lokal dan proses produksi sederhana yang produknya dijual secara lokal telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS, POKOK DAN FUNGSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini kita ketahui bahwa kemajuan di bidang industri sangat pesat, baik

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. omzet, namun karena jumlahnya cukup besar, maka peranan UMKM cukup

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

EVALUASI PERTUMBUHAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta.

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. (UMi), Usaha Kecil (UK), Usaha Menengah (UM) dan Usaha Besar (UB) berdasarkan ketiga alat ukur ini berbeda di setiap negara.

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM)

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia banyak perusahaan sulit mengikuti arus perubahan yang terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang

PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

Boks 1 SURVEI : DAMPAK ASEAN CHINA FREE TRADE AREA (ACFTA) TERHADAP UMKM DI PROVINSI RIAU I. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih bebas. Oleh karena itu, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan bersaing. negara ASEAN (Purwaningsih dan Kusuma, 2015).

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari tiga kelompok

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

Perempuan dan Industri Rumahan

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dinamika perkembangan ekonomi global akhir-akhir ini memberikan sinyal akan pentingnya peningkatan daya saing, sebagaimana diketahui di tingkat regional khususnya ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), Indonesia telah dihadapkan dengan keberadaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yang pelaksanaannya telah dimulai pada tanggal 31 Desember 2015. MEA akan menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia dengan transformasi kawasan yang menjadi pasar tunggal dan basis produksi, sekaligus menjadikan kawasan ASEAN yang lebih dinamis dan kompetitif. Pemberlakuan MEA dapat pula dimaknai sebagai harapan akan prospek dan peluang bagi kerjasama ekonomi antar kawasan dalam skala yang lebih luas, melalui integrasi ekonomi regional kawasan Asia Tenggara, yang ditandai dengan terjadinya arus bebas (free flow): barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal. Indonesia sejatinya memiliki peluang untuk memanfaatkan keunggulan dengan meningkatkan skala ekonomi dalam negeri, sebagai basis memperoleh keuntungan, dengan menjadikannya sebagai momentum memacu pertumbuhan ekonomi. Keberadaan MEA seyogiyanya perlu terus dikawal dengan upaya-upaya terencana dan targeted dengan terus meningkatkan sinergitas, utamanya dalam meningkatkan dukungan menata ulang kelembagaan birokrasi, membangun infrastruktur, mengembangkan sumberdaya manusia, perubahan sikap mental serta meningkatkan akses financial terhadap sektor riil yang kesemuanya 1

2 bermuara pada upaya meningkatkan daya saing ekonomi. Bagi bangsa Indonesia sendiri, MEA akan menjadi peluang karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan ekspor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia. Pada sisi investasi, dengan dukungan birokrasi pada aspek kelembagaan dan sumber daya manusianya, diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif dalam mendukung masuknya Foreign Direct Investment (FDI). Meningkatnya investasi diharapkan dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi, perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia (human capital) dan mengatasi masalah tenaga kerja dan pengentasan kemiskinan yang menjadi tantangan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Menghadapi situasi Masyarakat Ekonomi ASEAN, peran serta pemerintah, lembaga pendidikan, serta para entrepreneur itu sendiri diperlukan untuk mendorong tercipta dan berkembangnya bidang entrepreneurship yang inovatif. Entrepreneur atau wirausaha memiliki peran penting untuk mendukung perekonomian Indonesia. Wirausaha seakan menjadi harga mati bagi negara manapun di dunia ini yang ingin naik level yang lebih tinggi sebagai negara maju. Diketahui jumlah pelaku wirausaha di Indonesia yang belum kunjung menyentuh angka ideal yakni entrepreneur di Indonesia hanya menyentuh 1.6 % dari jumlah penduduk yang mana masih sangat kurang untuk mendukung pembangunan ekonomi. Sedangkan untuk membangun ekonomi bangsa yang maju, menurut sosiolog David Mc Clelland dibutuhkan minimal 2% atau 4,8 juta entrepreneur agar suatu negara bisa disebut sebagai negara maju dan agar suatu negara dapat membangun perekonomian negaranya. Indonesia juga perlu menciptakan pengusaha baru yang berkualitas dan terdidik karena dari 250 juta jiwa penduduk

3 Indonesia belum mencapai batas yang telah ditetapkan. Keberadaan MEA haruslah dijadikan sebagai acuan tersendiri bagi setiap perusahaan dalam skala besar atau kecil. Karena setiap perusahaan tidak akan pernah terlepas dari unsur-unsur sumber daya yang dimilikinya. Sumber daya manusia, modal, dan teknologi merupakan faktor-faktor yang sangat penting dalam tercapainya tujuan organisasi atau perusahaan. Pihak manajemen dalam hal ini perlu melakukan terobosan-terobosan baru untuk menggerakan sumber daya yang dimiliki tersebut. Karena secanggih apapun teknologi yang digunakan tidak akan berdaya guna tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang handal. Oleh karena itu faktor sumber daya manusia haruslah menjadi perhatian lebih bagi suatu organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia yang handal dan tangguh merupakan kebutuhan mutlak yang tidak dapat dipungkiri dalam menghadapi era baru ini. Organisasi atau perusahaan akan memenuhi suatu bentuk persaingan yang semakin kompleks dengan variasi, intensitas dan cakupan yang mungkin belum pernah dialami sebelumnya, sehingga organisasi membutuhkan orang-orang yang tangguh, yang sanggup beradaptasi dengan cepat untuk setiap perubahan yang terjadi. Serta sanggup bekerja dengan cara-cara baru melalui kecakapan dan tugas-tugasnya. Di era yang diliputi oleh persaingan yang semakin ketat bukan hanya produksi dan pemasaran yang merupakan hal terpenting bagi suatu perusahaan, akan tetapi sumber daya manusia juga merupakan suatu hal yang penting harus diperhatikan secara ketat oleh setiap organisasi. Setiap perusahaan yang memiliki sumber daya manusia dengan kinerja yang baik akan berhasil menguasai dalam pangsa pasar yang dibidiknya. Peranan sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangat penting

4 karena sebagai pengelola organisasi supaya organisasi tetap berjalan. Dalam pengelolaan sebuah organisasi atau perusahaan harus memperhatikan aspek-aspek penting yang ada didalam organisasi tersebut seperti lingkungan kerja, motivasi kerja, komitmen organisasi, pelatihan dan pengembangan. Dalam hal ini sumber daya manusia dijadikan sebagai salah satu indikator penting dalam pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. SDM yang berkualitas adalah SDM yang dapat memperlihatkan perilaku kerja yang mengarah pada tercapainya maksud dan tujuan perusahaan. Namun dalam kenyataanya sering ditemui bahwa kemampuan sumber daya manusia belum dapat memenuhi harapan manajer maupun pemimpin. Kewajiban manajer maupun pemimpin untuk memperbaiki dan mengembangkan sumber daya manusia dalam organisasi, sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat berupa peningkatan kinerja sumber daya manusia yang berdampak juga pada peningkatan kinerja organisasi. Kinerja memiliki peran yang sangat penting, karena kinerja merupakan bentuk hasil akhir dari suatu proses yang dijalankan oleh karyawan dalam menyelesaikan tugasnya. Karyawan yang berhasil menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik dan benar akan memiliki kinerja yang tinggi. Sebaliknya jika karyawan dalam menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh organisasi atau perusahaan maka akan memiliki kinerja yang buruk atau rendah. Oleh sebab itu dalam suatu organisasi atau bisnis perusashaan, kinerja karyawan sangat berperan penting dalam usaha pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. Tujuan organisasi atau perusahaan akan tercapai apabila kinerja perusahaan dapat dioptimalkan dan dikelola dengan baik dan benar. Salah satunya

5 pada bisnis UKM (Usaha Kecil Menengah) yang juga didalamnya mengatur dan mengelola sumber daya manusia. UKM merupakan salah satu bagian yang sangat dari perkembangan perekonomian suatu negara, termasuk Indonesia. Suatu usaha dikatakan UKM jika memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta dan tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Usaha tersebut berdiri sendiri sesuai dengan keputusan Presiden RI No 99 Tahun 1998 pengertian usaha kecil adalah: kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari perssaingan yang tidak sehat. UKM di Indonesia pada umumnya meliputi beberapa usaha seperti usaha manufaktur yaitu usaha yang mengubah input dasar menjadi produk yang bisa dijual kepada konsumen, usaha dagang yaitu usaha yang menjual produk kepada konsumen, dan usaha jasa yang menghasilkan jasa, bukan menghasilkan produk atau barang untuk konsumen. UKM juga dapat menjadi penyerap tenaga kerja di Indonesia sesuai yang dikatakan oleh Sofyan Tan yaitu Direktur Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) bahwa 96% dari total tenaga kerja terserap oleh UKM karena memiliki fleksibilitas usaha yang bagus jika dibandingkan dengan usaha yang lebih besar dengan menghadapi birokrasi dalam melakukan inovasi dalam produk maupun dalam strategi usahanya. Sejalan dengan hal tersebut pemerintah pun sedang menggalangkan program-program untuk meningkatkan usaha kecil dan menengah yang ada di Indonesia serta memberikan perhatian khusus kepada UKM tersebut, sesuai dengan UU No. 9 Tahun 1995 tentang usaha kecil. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di definiskan sebagai berikut: 1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagimana diatur dalam UU No. 20

6 Tahun 2008. 2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan dan bukan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha mengeah maupun dari usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalm UU No. 20 Tahun 2008. 3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan dan bukan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung sebagaimana dimaksud dalm UU No. 20 Tahun 2008. Berdasarkan definisi tersebut, akan dijelaskan mengenai klasifikasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM yaitu sebagai berikut. Tabel 1.1 Klasifikasi UMKM Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008 Ukuran Usaha Asset Pendapatan Usaha Mikro Minimal 50 Juta Maksimal 300 Juta Usaha Kecil >50 Juta 500 Juta Maksimal 3 Milliar Usaha Menengah >500 Juta 10 Milliar >2,5 50 Milliar Sumber: UU No. 20 Tahun 2008 Berdasarkan pada Tabel 1.1 diatas tentang klasifikasi UMKM yaitu kekayaan bersih adalah pengurangan total nilai kekayaan usaha (asset) dengan total nilai kewajiban, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan

7 bagian terbesar dalam perekonomian nasional, merupakan indikator tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai sektor kegiatan ekonomi. UMKM selama ini terbukti dapat diandalkan sebagai katup pengaman dimasa krisis, melalui mekanisme penciptaan kesempatan kerja dan nilai tambah. Peran dan fungsi strategis ini sesungguhnya dapat ditingkatkan dengan memerankan UMKM sebagai salah satu pelaku usaha komplementer bagi pengembangan perekonomian nasional, dan bukan subordinari dari pelaku usaha lainnya. Keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan UMKM berarti memperkokoh bisnis perekonomian masyarakat. Hal ini akan membantu mempercepat proses pemulihan perekonomian nasional, dan sekaligus sumber dukungan nyata terhadap pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi pemerintahan. Pengembangan UMKM di Indonesia merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini selain karena usaha tersebut merupakan tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah kesenjangan antar golongan, pendapatan dan antar pelaku usaha, ataupun pengentasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja. Lebih dari itu, pengembangannya mampu memperluas basis ekonomi dan dapat memberikan konstribusi yang signifikan dalam mempercepat perubahan struktural, yaitu meningkatnya perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi nasional. Penilaian kinerja dapat menjadi alasan untuk menilai sejauh mana perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja merupakan hasil prestasi atau hasil kerja yang dapat diukur baik secara kualitatif maupun kuantitatif, serta menggambarkan sejauh mana sebuah organisasi telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Selain itu, kinerja juga menujukkan seberapa baik prilaku karyawan dalam upaya menciptakan tujuan organisasi.

8 Penilaian kinerja bukan hanya sekedar menilai, namun juga sebagai evaluasi untuk karyawan agar dapat memperbaiki kinerjanya sesuai dengan yang diharapkan oleh suatu organisasi atau perusahaan agar lebih baik sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Namun untuk mendapatkan kinerja yang optimal tidaklah mudah, karena disini dibutuhkan kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi dari organisasi atau perusahaan tersebut. Karena perusahaan harus mampu bertahan dan bersaing dengan mengoptimalkan kinerjanya. Penelitian ini akan mengangkat kasus yang ada pada usaha mikro kecil dan menengah yang bergerak di bidang konveksi pembuatan kaos dan melihat sejauh mana kinerja dari usaha yang bergerak dibidang pembuatan kaos, dari mulai pembelian bahan baku, proses produksi, promosi, pemasaran, sampai penjualan sehingga fungsi bisnis dari usaha ini dapat berjalan dengan baik sehingga perusahaan dapat bertahan dan bersaing dengan usaha lainnya. Sebagai usaha mikro kecil dan menengah yang kompetitif maka perusahaan harus mampu bertahan dan bersaing dengan mengoptimalkan kinerja untuk dapat bertahan dalam persaingan bisnis ini. Untuk itu peneliti ingin melakukan penelitian dengan kajian kinerja dari usaha pada sentra usaha konveksi pembuatan kaos yang berada di jalan Surapati-Cicaheum Kota Bandung Jawa barat Indonesia. UMKM yang bergerak dibidang usaha produksi kaos suci yang yang ada di jalan Surapati-Cicaheum Kota Bandung ini merupakan salah satu pusat produksi kaos terbesar yang ada di Kota Bandung, dimana hampir sepanjang jalan surapati ini dipenuhi oleh toko-toko pembuat kaos. Pada penelitian ini peneliti terlebih dahulu melakukan survei pendahuluan kepada beberapa pengusaha kaos untuk melakukan observasi dan pengamatan untuk dijadikan dasar identifikasi masalah-masalah yang terjadi pada objek penelitian. Pada survei pendahuluan

9 yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, peneliti mendapatkan informasi dan data bahwa pemilik toko atau pengusaha juga melakukan pekerjaan yang sama dengan karyawan, dengan kata lain pemilik toko kaos merupakan bagian dari karyawan dalam usahanya tersebut. Data yang dapat diperoleh dari beberapa toko yang di teliti pada survei pendahuluan dengan cara wawancara adalah sebagai berikut: Tabel 1.2 Data Penjualan Kaos Selama 3 (Tiga) Bulan Terakhir Pada Sentra Pengusaha Kaos Suci Kota Bandung (November, Desember, Januari) Tahun 2017-2018 Data Penjualan Kaos No Nama Toko November Desember Januari 1 Planet Production 640 860 600 2 Centralamazon Production 600 750 450 3 Pratama Production 380 550 320 4 Duta 129 T-shirt 450 620 400 5 Cakra T-shirt 560 700 580 6 Artha T-shirt 400 600 450 Sumber: Hasil wawancara pada 6 (enam) pengusaha Kaos Suci di Wilayah Jalan Surapati- Cicaheum Kota Bandung (2018) Berdasarakan pada Tabel 1.2 yang penulis sajikan diatas, menunjukan bahwa pada bulan Desember semua pengusaha kaos di sentra kaos Suci Kota Bandung mengalami kenaikan penjualan karena disebabkan oleh adanya kenaikan pemesanan pada peringatan hari natal dan tahun baru. Dapat dilihat dari hasil survei pendahuluan pada beberapa pengusaha kaos di sentra kaos Suci Kota Bandung. Tetapi pada bulan berikutnya yaitu bulan Januari dapat dikatakan mengalami penurunan jumlah penjualan pengusaha kaos Suci. Dilihat bahwa adanya penurunan jumlah pesanan penjualan pada bulan Januari atau bisa

10 dikatakan pada bulan-bulan normal yang berbeda dengan bulan Desember diakhir tahun konveksi mengalami kenaikan jumlah pemesanan karena diperingati adanya perayaan natal dan tahun baru. Tetapi penurunan yang cukup tinggi terjadi pada bebrapa pengusaha yang dijadikan objek penelitian pendahuluan yaitu pada toko Centralamazon Production, Pratama Production, dan Duta 129 T-shirt. Tabel 1.3 Omset Penjualan Kaos Selama 3 (Tiga) Bulan Terakhir Pada Sentra Pengusaha Kaos SUCI Kota Bandung (November, Desember, Januari) Tahun 2017-2018 Omset Per Tiga Bulan No Nama Toko Pencapaian Pencapaian Target Omset Omset Omset (%) 1 Planet Production Rp. 243.000.000 Rp. 170.100.000 70% 2 Centralamazon Production Rp. 194.400.000 Rp. 145.800.000 75% 3 Pratama Production Rp. 145.800.000 Rp. 101.250.000 69,4% 4 Duta 129 T-shirt Rp. 170.100.000 Rp. 119.070.000 70% 5 Cakra T-shirt Rp. 194.400.000 Rp. 149.040.000 76,67% 6 Artha T-shirt Rp. 157.950.000 Rp. 117.450.000 74,35% Sumber: Hasil wawancara pada 6 (enam) pengusaha Kaos Suci di Wilayah Jalan Surapati Cicaheum Kota Bandung (2018) Berdasarakan pada Tabel 1.3 yang penulis sajikan diatas, menunjukan bahwa dalam 3 (tiga) bulan terakhir target omset disetiap toko konveksi kaos yang menjadi objek survei pendahuluan masih belum memenuhi target omset yang ingin dicapai. Pada setiap pengusaha memiliki target omset masing-masing yang berbeda dilihat dari target penjualan perbulan yang tidak tercapai yang tentunya berdampak pada omset yang belum optimal. Tentu hal ini masih belum memenuhi harapan pengusaha yang menginginkan kinerja usaha yang baik. Sehingga sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk dapat mengoptimalkan kinerjanya agar

11 sasaran dan tujuan dari perusahaan tercapai. Berdasarkan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pelaku UMKM yang ada pada sentra kaos Suci Kota Bandung, penulis terlebih dahulu melakukan pembagian kuesioner pendahuluan kepada 6 (enam) pengusaha kaos secara acak di wilayah jalan Surapati-Cicaheum Kota Bandung. Berikut ini adalah hasil penelitian pendahuluan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja UMKM pada sentra kaos Suci Kota Bandung. Tabel 1.4 Hasil Kuesioner Pendahuluan Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja UMKM Pada Sentra Kaos Suci Kota Bandung Tingkat Kesetujuan No Variabel Sangat Tidak (1) Tidak Setuj u (2) Kuran g (3) Setuj u (4) Sangat (5) Total Skor Rata- Rata 1 Kepemimpinan 0 1 3 2 0 19 3,2 2 Motivasi Kerja 0 0 3 3 0 21 3,5 3 Lingkungan Kerja 0 0 0 3 3 27 4,5 4 Disiplin Kerja 0 2 3 1 0 17 2,8 5 Kompensasi 0 0 3 2 1 22 3,7 6 Budaya Organisasi 0 1 2 3 0 20 3,3 7 Kepuasan Kerja 0 0 3 2 1 22 3,7 8 Komitmen Organisasi 0 0 0 4 2 26 4,3 Total Skor = Nilai x F Rata-Rata = Total Skor / Jumlah Responden Sumber: Hasil olah data kuesioner pendahuluan (2018) Berdasarkan pada Tabel 1.4 yang penulis sajikan di atas, menunjukan

12 bahwa dari beberapa faktor yang memiliki tingkat kesetujuan yang tinggi dalam mempengaruhi kinerja UMKM adalah pada variabel Lingkungan kerja dan Komimen organisasi yang sama-sama memiliki pengaruh terhadap kinerja usaha. Mengingat Lingkungan kerja dan Komitmen organisasi merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja UMKM pada sentra kaos Suci Kota Bandung dan inilah yang akan menjadi upaya untuk menjadikan landasan penelitian. Upaya untuk menjadikan landasan penelitian dengan tujuan memperkuat penelitian ini maka penulis menggunakan kuesioner untuk mengukur dan mengetahui variabel lingkungan kerja dan komitmen organisasi pada UMKM sentra kaos Suci Kota Bandung. Berikut adalah data yang diperoleh penulis dalam kuesioner pendahuluan mengenai lingkungan kerja pada pengusaha di sentra kaos Suci Kota Bandung. Tabel 1.5 Lingkungan Kerja Di UMKM Sentra Kaos Suci Kota Bandung Frekuensi No Dimensi Sangat Tidak (1) Tidak (2) Kurang (3) (4) Sangat (5) Jumla h Toko Jumla h Skor Rata- Rata 1 Lingkungan Kerja Fisik 0 0 3 3 0 6 21 3,5 2 Lingkungan Kerja Non Fisik 0 0 2 4 0 6 22 3,7 Jumlah Skor = Nilai x F Rata-Rata = Total Skor / Jumlah Responden Sumber: Hasil olah data kuesioner pendahuluan (2018)

13 Berdasarkan pada Tabel 1.5 yang penulis sajikan di atas, menunjukan bahwa variabel lingkungan kerja yang memiliki dua dimensi yaitu dimensi lingkungan kerja fisik dan dimensi lingkungan kerja non fisik. Kedua dimensi tersebut memiliki nilai berbeda yakni lingkungan kerja non fisik lebih mendominasi dengan nilai tertinggi menandakan bahwa suasana kekeluargaan di temapat kerja sangat erat terasa tetapi masih belum optimal. Sementara pada lingkungan kerja fisik masih belum terlalu baik atau belum optimal ditandai dengan kurangnya suasana yang aman yang nyaman di tempat kerja. Tetapi dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel lingkungan kerja belum optimal dirasakan. Berikut adalah data yang diperoleh penulis dalam kuesioner pendahuluan mengenai komitmen organisasi pada pengusaha di sentra kaos Suci Kota Bandung. Tabel 1.6 Komitmen Organisasi Di UMKM Sentra Kaos Suci Kota Bandung Frekuensi Sangat Tidak Kurang Sangat Jumlah Jumlah Rata- No Dimensi Tidak Toko Skor Rata (4) (2) (3) (5) (1) Komitmen 1 0 0 2 4 0 6 22 3,7 Afektif Komitmen 2 Berkelanjuta 0 0 2 3 1 6 23 3,8 n Komitmen 3 0 0 2 2 2 6 24 4 Normatif Jumlah Skor = Nilai x F Rata-Rata = Total Skor / Jumlah Responden Sumber: Hasil olah data kuesioner pendahuluan (2018) Berdasarkan pada Tabel 1.6 yang penulis sajikan di atas, menunjukan

14 bahwa pada variabel komitmen organisasi menunjukan dimensi komitmen afektif dan komitmen normatif yang mendominasi antara skor terebdah da tertinggi, hal ini menunjukan kedua dimensi memiliki jumlah skor yang tinggi dapat dikatakan bahwa dimensi tersebut sangat penting dalam menumbuhkan kinerja dan untuk bertahan pada persaingan bisnis untuk mencapai tujuan usaha, seperti keterlibatan emosional seseorang pada organisasi yang berupa perasaan cinta dan menyukai organisasi serta pekerjaan yang dilakukan. Selain itu komitmen normatif yang dianggap sangat berjasa pada kehidupan yang dijalankan sekarang dan juga usahanya dalam mempertahankan usahanya agar mampu berssaing dengan usaha yang lain pada bidang yang sama. Sementara pada dimensi komitmen berkelanjutan meunjukan anggapan bahwa sulit untuk mendapatkan usaha dengan penghasilan seperti sekarang. Tetapi dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel lingkungan kerja belum optimal. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis perlu melakukan penelitian lebih dalam dengan judul: Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Usaha Mikro Dengan Metode Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Pada Sentra Usaha Kaos Suci Kota Bandung). 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian Identifikasi dan rumusan masalah penelitian ini diajukan untuk merumuskan dan menjelaskan mengenai permasalahan yang ada yang memudahkan dalam proses penelitian dan selanjutnya memudahkan untuk memahami hasil penelitian yang mencakup ke dalam penelitian yang meliputi

15 faktor-faktor yang diindikasikan mempengaruhi kinerja sentra usaha kaos Suci Kota Bandung yaitu pada lingkungan kerja dan komitmen organisasi. 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian yang telah dibahas serta hasil wawancara di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalah yang muncul pada penelitian yang sedang dilakukan di sentra usaha kaos Suci Kota Bandung dapat lebih membantu peneliti dalam mengidentifikasi masalah yang terjadi yaitu sebagai berikut: 1. Kinerja a. Adanya penurunan penjualan kaos pada tiga bulan terakhir b. Target omset yang belum tercapai 2. Lingkungan Kerja a. Lingkungan kerja fisik 1) Kebersihan ruang kerja yang belum terjaga 2) Ruang kerja yang kurang nyaman 3) Kebisingan dari lalu lintas 4) Fasilitas yang kurang mendukung b. Lingkungan kerja non fisik a. Suasana kerja yang kurang memberikan gairah semangat kerja yang tinggi b. Kurangnya komunikasi antar rekan kerja 3. Komitmen Organisasi a. Rendahnya cara mengendalikan emosional antar sesama pegawai di toko b. Kurangnya menaati peraturan yang telah dibuat oleh toko

16 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian yang telah di uraikan diatas dapat dirumuskan masalah-masalah yang muncul pada penelitian yang sedang dilakukan di Sentra Kaos Suci Kota Bandung yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana lingkungan kerja pada Sentra Kaos Suci Kota Bandung. 2. Bagaimana komitmen organisasi pada Sentra Kaos Suci Kota Bandung. 3. Bagaimana kinerja usaha pada Sentra Kaos Suci Kota Bandung. 4. Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja usaha pada Sentra Kaos Suci Kota Bandung baik secara simultan maupun secara parsial. 1.3 Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penulis melakukan penelitian adalah untuk mendapatkan dan juga mengumpulkan data-data untuk diolah menjadi informasiinformasi yang diperlukan dalam penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada Program Studi Manajamen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan Bandung. Tujuan penelitian di Sentra Kaos Suci Kota Bandung adalah untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Lingkungan kerja pada Sentra Kaos Suci Kota Bandung. 2. Komitmen organisasi pada Sentra Kaos Suci Kota Bandung. 3. Kinerja usaha pada Sentra Kaos Suci Kota Bandung. 4. Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja usaha pada Sentra Kaos Suci Kota Bandung.

17 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan ini pada dasarnya mengandung dua kegunaan, dua kegunaan tersebut yaitu sebagai kegunaan teoritis dan juga kegunaan praktis. Di bawah ini adalah kegunaan dalam penelitian ini yaitu: 1.4.1 Kegunaan Teoritis Kegunaan teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan penelitian ini peneliti berharap agar penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis serta menambah ilmu yang didapatkan selama melakukan proses perkuliahan. 2. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai dasar studi untuk perbandingan dan referensi bagi penelitian lain yang sejenis dan diharapkan untuk penelitian yang selanjutnya bisa lebih baik. 1.4.2 Kegunaan Praktis Kegunaan praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis a. Penelitian ini akan menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang sumber daya manusia, khususnya pada masalah yang sedang diteliti yaitu lingkungan kerja pada Sentra Kaos Suci Kota Bandung. b. Penelitian ini akan menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang sumber daya manusia, khususnya pada masalah yang sedang diteliti yaitu komitmen organisasi pada Sentra Kaos Suci Kota Bandung. c. Penelitian ini akan menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang sumber daya manusia, khususnya pada masalah yang sedang diteliti yaitu kinerja usaha pada Sentra Kaos Suci Kota Bandung.

18 2. Bagi Sentra Kaos Suci Kota Bandung a. Penelitian ini diharapkan bisa menghasilkan kesimpulan dan saran-saran atas masalah yang dihadapi sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kinerja usaha pada Sentra Kaos Suci Kota Bandung. b. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi atas masalah yang dihadapi sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kinerja usaha pada Sentra Kaos Suci Kota Bandung. 3. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana informasi dan juga sebagai bahan referensi tambahan untuk mengembangkan penelitian ilmiah yang akan dilakukan selanjutnya.