Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa SMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES- TOURNAMENTS

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah,

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI AKTIVITAS MENULIS MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

BAB V PEMBAHASAN. analisis deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang Kemampuan. VII B MTs Sultan Agung Berdasarkan Kemampuan Matematika:

Penggunaan Model Kooperatif Tipe CIRC Berbasis Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 2

IMPLEMENTASI STRATEGI THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP 1 KARAWANG TIMUR

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA PADA MATERI KULIAH GEOMETRI ANALITIK DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP PGRI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Qomar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha.

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA SMP KELAS VII

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

PRISMA 1 (2018)

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

Implementasi Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Biluhu

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII SMP NEGERI 15 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DITINJAU DARI RASA PERCAYA DIRI MAHASISWA. Oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS RME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suci Primayu Megalia, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIK. dapat memperjelas suatu pemahaman. Melalui komunikasi, ide-ide

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia,karena pendidikan. Dalam pendidikan, terdapat kegiatan yang dapat membantu

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Dengan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan dan Koneksi Matematis

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan sains dan teknologi yang begitu pesat memang tidak lepas

Peningkatan Komunikasi Matematis dan Prestasi Belajar Matematika melalui Model Think Talk Write (TTW)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru.

HUBUNGAN ANTARA SELF-CONFIDENCE DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP dalam Belajar Garis dan Sudut dengan GeoGebra

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

PENINGKATAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN CMP KELAS VIIG SMP NEGERI 3 GOMBONG

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sarbaini, Identifikasi Tingkat Berpikir Siswa Berdasarkan Teori Van

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Risna, 2011) yang menyatakan bahwa: Soejadi (2000) mengemukakan bahwa pendidikan matematika memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

KEEFEKTIFAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF PADA PEMBELAJARAN STRUKTUR ALJABAR TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MAHASISWA

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional) Pasal 37 menegaskan bahwa mata pelajaran matematika

EKSPLORASI KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN PECAHAN PADA ANAK-ANAK DI RUMAH PINTAR BUMI CIJAMBE CERDAS BERKARYA (RUMPIN BCCB)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia pendidikan menuntut guru untuk efektif dalam

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP

PENGGUNAAN TUGAS MIND MIND SEBAGAI INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI FUNGSI KUADRAT

KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PENALARAN MATEMATIS PADA PERKULIAHAN KAPITA SELEKTA MATEMATIKA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide-ide melalui lisan, tulisan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (BSNP,

Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematik dan Percaya Diri Siswa Kelas X Melalui Model Discovery Learning

Hubungan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dengan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. sosial, teknologi, maupun ekonomi (United Nations:1997). Marzano, et al (1988)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dalam suatu kelompok. matematika yaitu pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH ALJABAR LINEAR 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PENALARAN MATEMATIS PADA PERKULIAHAN KAPITA SELEKTA MATEMATIKA Oleh:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Unnes Journal of Mathematics Education

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF Purnama Ramellan 1), Edwin Musdi 2), dan Armiati 3)

PENERAPAN PENDEKATAN METAPHORICAL THINKING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Istilah komunikasi berasal dari kata latin Communicare atau Communis yang

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA

Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematika dan Kerja Sama Siswa SMAN 4 Semarang Melalui Model Learning Cycle 5E

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sejak lama dan sudah dilalui beberapa pembuat kebijakan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas 2003:5).

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

Transkripsi:

222 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa SMA Siti Nur Azizah 1, Dimas Fajar Maulana 2 1 FKIP Unswagati, Jl. Perjuangan No.1, Cirebon; sitinurazizah642@gmail.com 2 PPs UNNES, Jl. Kelud Utara III, Semarang; fajar.dimasmaulana@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis mencapai ketuntasan klasikal dan individual, menganalisis ketercapaian pada setiap indikator komunikasi matematis. Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskripsi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang berjumlah 280 pada salah satu SMA Negeri di kabupaten Cirebon, adapun yang menjadi subjek penelitian sebanyak 32 siswa dari populasi tersebut. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (TKKM). Data dianalisis secara deskriptif dan uji statistika menggunakan bantuan aplikasi SPSS 16.0. Hasil penelitian: (1) Secara klasikal dan individual TKKM siswa belum mencapai ketuntasan. Nilai siswa yang mencapai 65 untuk TKKM sebanyak 15.625% dari keseluruhan siswa. (2) Ketercapaian setiap indikator soal TKKM, belum mencapai 65% artinya TKKM belum tuntas. Kata Kunci: Analisis Deskripsi, Kemampuan Komunikasi Matematis. Pendahuluan Peran guru pada proses pembelajaran matematika di kelas sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran, baik sebelum pembelajaran, ketika pembelajaran dan setelah pembelajaran. Sebelum pembelajaran berlangsung, guru harus mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan ketika proses pembelajaran berlangsung agar dapat tercapai tujuannya. Ketika pembelajaran, guru harus menjadi pembimbing yang handal dalam mengarahkan dan membimbing siswa agar siswa dapat memahami dan menguasai materi yang diberikan. Setelah pembelajaran guru mengevaluasi hasil kerja siswa, menganalisis kelemahan kemampuan siswa serta kekurangan yang masih dialami ketika proses pembelajaran. Namun, tidak sedikit guru yang kurang memperhatikan apa yang dibutuhkan sebelum proses pembelajaran, misalnya kurang memperhatikan kemampuan matematis siswa yang harus menjadi fokus ketika pembelajaran, kurang memperhatikan kemampuan matematis siswa yang masih tergolong rendah yang harus ditingkatkan, memilih metode atau strategi yang efektif dalam menyampaikan materi, hal itu yang menyebabkan pembelajaran yang dialami siswa kurang bermakna dan menyebabkan kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Salah satu kemampuan matematis yang penting untuk dimiliki siswa yaitu kemampuan komunikasi, hal ini merujuk pada tujuan pembelajaran matematika sekolah yaitu pada PP No.17 tahun 2010 (Hendriana, dkk., 2013) menyebutkan bahwa salah satu tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi 222

223 peserta didik agar dapat mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Selain merujuk dari tujuan pendidikan nasional, lebih luas pada dunia internasional, kemampuan komunikasi menurut P21 (2014) merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki siswa agar sukses menghadapi persaingan pada abad ke 21. Pentingnya kemampuan komunikasi dalam mendukung proses pembelajaran siswa dikarenakan dengan siswa memiliki kemampuan komunikasi yang baik akan mempermudah siswa untuk memahami materi dan memperkuat konsep berpikir yang telah dimiliki. Pernyataan ini sejalan dengan pernyataan Rosita (2014: 39) yaitu komunikasi matematis dapat membantu siswa mengembangkan dan mempertajam kemampuan berpikir matematis. Selain itu, peranan komunikasi matematik dalam pembelajaran matematika sangat penting menurut Asikin & Junaedi (2013: 204) karena berperan sebagai: (1) alat untuk mengeksploitasi ide matematika dan membantu kemampuan siswa dalam melihat berbagai keterkaitan materi matematika, (2) alat untuk mengukur pertumbuhan pemahaman dan merefleksikan pemahaman matematika pada siswa, (3) alat untuk mengorganisasikan dan mengkonsolidasikan pemikiran matematika siswa, (4) alat untuk mengkonstruksikan pengetahuan matematika, pengembangan pemecahan masalah, peningkatan penalaran, menumbuhkan rasa percaya diri, serta peningkatan keterampilan sosial. Penjabaran diatas memperkuat bahwa kemampuan komunikasi sangatlah penting untuk dimiliki siswa dan perlu dikembangkan dalam pembelajaraan. Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Pengertian komunikasi diatas jika dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran dikelas berarti komunikasi dilakukan antara guru dan murid atau antara murid dan murid, hal ini berarti komunikasi juga penting dilakukan kegitan pengajaran atau ketika guru menyampaikan materi ke siswa. Pernyataan ini senada dengan pernyataan Cahrlotte (2003: 238) yang mengungkapkan bahwa communication is an essential element in teaching and learning of mathematics. Adapun pengertian kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan siswa dalam membaca dan membuat kata-kata dalam bahasa matematika sesuai dengan pemahaman masing-masing siswa, ini senada dengan pendapat Sumarmo (Hendriana, 2013: 36) bahwa kemampuan komunikasi matematik meliputi kemampuan: menyatakan suatu situasi ke dalam bahasa matematik, simbol, idea, dan model matematika; menjelaskan dan membaca secara bermakna, menyatakan, memahami, menginterpretasi, dan mengevaluasi suatu idea matematika dan sajian matematika secara lisan, tulisan, atau secara visual; mendengarkan, mendiskusikan, dan menulis tentang matematika; dan menyatakan suatu argumen dalam bahasanya 223

224 sendiri. Menurut NCTM (2006: 13), kemampuan komunikasi matematis yaitu kemampuan mengekspresikan ide-ide matematika melalui lisan, tertulis, dan mendemonstrasikannya secara visual, kemampuan memahami, menginterprestasikan dan mengevaluasi ide-ide matematika baik secara lisan maupun dalam bentuk visual lainnya, kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika, dan struktur-struktur untuk menyajikan ide, menggambarkan hubungan-hubungan, dan model-model situasi. Metode Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskripsi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang berjumlah 280 pada salah satu SMA Negeri di kabupaten Cirebon, adapun yang menjadi subjek penelitian sebanyak 32 siswa dari populasi tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara, dan tes kemampuan komunikasi matematis (TKKM). Teknik pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Teknik Pengolahan Data No. Analisis dan Hipotesis Uji Statistik Interpretasi 1. Ketuntasan klasikal Hipotesis : Uji rata-rata satu pihak, menggunakan one sample t-test. Nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel menggunakan dengan, kriteria pengujian H o diterima jika. 2. Ketuntasan individual Hipotesis : 3. Ketercapaian setiap indikator Uji proporsi dua pihak. Nilai z hitung dibandingkan dengan nilai z tabel menggunakan dengan, kriteria pengujian H o diterima jika. Hasil dan Pembahasan Uji Ketuntasan Klasikal Berdasarkan uji ketuntasan klasikal diperoleh hasil pada Tabel 2. Tabel 2. Uji Ketuntasan Klasikal TKKM Test Value = 65 Sig. (2-tailed) Mean Maximum Minimum TKKM.000 46.7578 87.50 12.50 Nilai TKKM memperoleh nilai sig < (0,000 < 0,05) maka H o ditolak, artinya ketuntasan klasikal kemampuan komunikasi matematis belum tercapai. 224

225 Uji Ketuntasan Individual Dengan nilai ketuntasan minimal 65 dan kriteria ketuntasan individual 65%. Diperoleh 5 siswa yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk komunikasi matematis, perhitungan ketuntasan individual adalah: Dengan taraf nyata dari daftar normal baku diketahui. Karena maka H 0 ditolak atau H 1 diterima. Artinya kemampuan komunikasi matematis siswa belum mencapai nilai 65 atau dapat dikatakan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa belum tuntas. Ketercapaian Setiap Indikator Skor maksimal dari setiap soal adalah 20, maka persentase ketercapaian setiap indikator komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Persentase Ketercapaian Indikator TKKM No. Soal Jenis Kemampuan Indikator Kemampuan Indikator Soal 1. Komunikasi Kemampuan Siswa dapat Matematis mengekspresikan ideide menggambar grafik matematika melalui fungsi trigonometri. 2. lisan, tertulis, dan Siswa dapat mendemonstrasikannya menentukan sudut secara visual. terbesar dan terkecil dari segitiga. 3. Kemampuan Siswa dapat memahami, menentukan luas menginterpretasikan bangun datar dengan dan mengevaluasi ideide konsep trigonometri. matematika baik secara lisan maupun dalam bentuk visual lainnya. 4. Kemampuan dalam Siswa dapat menggunakan istilahistilah, menghitung luas notasi-notasi bangun datar dari Rata-rata Skor Ketercapai an (%) 6.78 33.9 8.03 40.15 14.81 74.05 7.78 38.9 225

226 matematika, dan struktur-struktur untuk menyajikan ide, menggambarkan hubungan-hubungan, dan model-model situasi. gambar yang diberikan. Ketercapaian tiap indikator komunikasi matematis berturut-turut adalah 33.9%, 40.15%, 74.05%, dan 38.9%. Rata-rata ketercapaian tiap indikator komunikasi belum mencapai 65%. Dari 3 indikator komunikasi matematis yang telah mencapai 65% hanya indikator yang kedua saja. Hasil dan Pembahasan Ketuntasan Klasikal dan Ketuntasan Individual Kemampuan komunikasi matematis belum mencapai ketuntasan klasikal, karena hanya 15.625% yang telah mencapai nilai KKM, artinya hanya sebagian kecil yang telah menguasai kemampuan komunikasi matematis. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya siswa mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan atau mengubah soal dalam bahasa matematika, siswa belum bisa membaca grafik atau gambar matematika. Hasil soal tes mengenai kemampuan komunikasi matematis, hanya 5 orang telah mencapai nilai KKM. Dapat dikatakan bahwa kurang dari 65% siswa yang telah mencapai ketuntasan individual. Keadaan tersebut dikarenakan kemampuan komunikasi matematis siswa merupakan kemampuan tingkat tinggi yaitu kemampuan yang lebih sulit dari kemampuan pemahaman, sehingga membutuhkan latihan soal yang lebih intens. Ketercapaian Setiap Indikator Menurut Raya (2005: 6), indikator merupakan kompetensi dasar yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan penelitian bahwa pada soal nomor 1 dan 2 dengan persentase ketercapaian adalah 33.9 % dan 40.15 %, artinya indikator tersebut belum tercapai untuk nomor 1 maupun nomor 2. Indikator selanjutnya mendapat persentasenya 74.05%, artinya indikator tersebut telah tercapai. Sedangkan untuk indikator terakhir hanya mendapat persentase ketercapaian 38.9%, berarti indikator tersebut belum tercapai. Dari hasil tersebut, hanya 1 indikator yang telah tercapai artinya dalam pembelajaran beberapa indikator komunikasi matematis tidak tercapai. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan pembahasan hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: 226

227 a. Tes kemampuan komunikasi matematis memperoleh nilai rata-rata statistik 46.76. Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa belum mencapai ketuntasan klasikal. b. Kemampuan komunikasi matematis, hanya 5 orang telah mencapai nilai KKM, dapat dikatakan bahwa kurang dari 65% siswa yang telah mencapai ketuntasan individual. c. Rata-rata setiap indikator dari kemampuan komunikasi matematis belum mencapai 65%. Hal ini dapat dilihat pada hasil persentase dari setiap indikator yang dicapai. Ketercapaian setiap indikator kemampuan komunikasi matematis berurutan adalah 33.9%, 40.15%, 74.05%, dan 38.9%. Berdasarkan simpulan, peneliti menyarankan beberapa hal berikut: a. Guru sebaiknya memberikan tugas atau latihan pada siswa mengenai materi ajar dengan soal-soal yang berkaitan kemampuan matematis, agar siswa dapat mencapai ketuntasan klasikal serta siswa dapat menguasai berbagai kemampuan matematis. b. Untuk mencapai ketuntasan individual sebaiknya menggunakan bahan ajar yang dapat mengembangkan kemampuan matematis siswa. c. Dalam kegiatan pembelajaran seperti tanya jawab, pemberian contoh soal, atau tugas/latihan sebaiknya beragam dengan memperhatikan indikator-indikator dari setiap kemampuan matematis. d. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk mencari treatment yang tepat dan efektif dalam meningkatkan dan mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Daftar Pustaka Asikin, M., Junaedi, I. 2013. Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP dalam Setting Pembelajaran RME (Realistic Mathematics Education). UJMER, 2(1), 203-213 Cahrlotte. 2003. The Treatment of Mathematical Communication in Mainstream Algebra Texts David K. Pugalle, Barbara Bissell, Corey Lock, Patricia Douville. The Mathematics Education into the 21th Century Project Proceedings of the International Conference The Decidable and the Undecidable in Mathematics Education Brno, Cezs Republic, September 2003, 238-241 Hendriana, H., Sumarmo, U., Rohaeti, E. E. 2013. Kemampuan Komunikasi Matematik Serta Kemampuan dan Disposisi Berpikir Kritis Matematik. Delta-Pi, 2(1), 35-45 NCTM. 2006. Princples and Standards for School Mathematics. Reston. Virginia: NCTM 227

228 Partnership for 21st Century Skills (P21). 2014. Framework for 21st Century Learning. (Online). http://www.p21.org/our-work/p21-framework. Diakses 10 Januari 2018 Raya, B. 2015. Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Atas (SMA) : Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Universitas Michigan Rosita, C. D. 2014. Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Ditingkatkan Pada Mahasiswa. Jurnal Euclide, 1(1), 33-46 228