BAB I PENDAHULUAN. dan pola hidup yang kurang sehat ini lah yang menyebabkan semakin. meningkatnya penderita diabetes (Almatsier, 2009).

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, life style, dan lain-lain (Waspadji, 2009). masalah kesehatan/penyakit global pada masyarakat (Suiraoka, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan prevalens penyakit ini terus

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kurang 347 juta orang dewasa menyandang diabetes dan 80% berada di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. resiko terjadinya komplikasi akibat DM (Agustina, 2010). Menurut World Health Organization (WHO), Diabetes Melitus (DM)

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang

KARAKTERISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSIDENSI DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAYANG DAN LEDOKOMBO

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

EPIDEMIOLOGI DIABETES MELLITUS


BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Perkeni, 2011). Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan gizi merupakan masalah kecil yang sebenarnya sangat penting karena gizi dan kalori setiap orang harus terpenuhi dengan cukup setiap harinya. Namun hal ini pada umumnya kurang diperhatikan orang. Kebanyakan orang mengkonsumsi makanan hanya sekedar untuk kenyang dan enak saja. Pola makan dan pola hidup yang kurang sehat ini lah yang menyebabkan semakin meningkatnya penderita diabetes (Almatsier, 2009). Pengaruh globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas fisik, dan meningkatnya pencemaran lingkungan. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi kontribusi terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti; Penyakit Jantung Koroner (PJK), Kanker, Diabetes Melitus (DM) dan Hipertensi (Rimbawan, 2004). Diabetes merupakan penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam darah yang umumnya disebabkan oleh pola makan yang kurang baik dimana glukosanya berlebihan. Namun di samping pola makan, juga ada faktor lainnya yang menyebabkan penyakit diabetes seperti faktor keturunan, virus atau bakteri, nutrisi, dan bahan beracun. Penyakit diabetes dapat menjadi penyakit yang mematikan dan sampai sekarang belum dapat disembuhkan secara langsung (Sukardji, 2005).

Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, dan disfungsi beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah, yang menimbulkan berbagai macam komplikasi, antara lain aterosklerosis, neuropati, gagal ginjal, dan retinopati. Sedikitnya setengah dari populasi penderita diabetes lanjut usia tidak mengetahui kalau mereka menderita diabetes karena hal itu dianggap merupakan perubahan fisiologis yang berhubungan dengan pertambahan usia (PDSPDI, 2013). Seorang penderita diabetes harus menjaga pola makannya untuk mengindari semakin tingginya kadar gula dalam darahnya. Pengetahuan yang kurang tentang pola makanan sehat untuk pemenuhan gizi dan kalori harian dapat membahayakan penderita diabetes itu sendiri. Program yang sudah diterapkan adalah diet terapi diabetes dengan pengaturan pola makan yang sehat bagi seorang penderita diabetes. Namun hal itu terkadang kurang disukai oleh penderita diabetes sehingga mereka tidak giat mengikuti program itu (Sukardji, 2005). Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit menahun yang dewasa ini prevalensinya makin meningkat. Diabetes melitus tipe 2 merupakan jenis diabetes melitus yang paling sering ditemukan di praktek, diperkirakan sekitar 90% dan semua penderita diabetes melitus di Indonesia. DM adalah penyakit selama hidup, maka pengawasan dan pemantauan dalam penatalaksanaan DM pada setiap saat menjadi penting. Oleh karena itu maka penatalaksanaan penderita DM tidak dapat sepenuhnya diletakkan pada pundak dokter dan klinis saja (Soegondo, 2005).

Selama ini dikenal ada dua tipe diabetes melitus yaitu tipe I Insulin Dependent Diabetus Mellitus (IDDM) diabetes tergantung dengan insulin Non Insulin Dependent Diabetus Mellitus dan tipe II (NIDDM) diabetes yang tidak tergantung dengan insulin. Tipe II mencakup 80 90% dari seluruh kasus diabetes melitus dan umumnya penderita mengalami kelebihan berat badan. Diabetes Melitus tipe II biasanya ditandai dengan adanya poliphagia, poliuri, polidipsia, kesemutan, kelelahan / kelemahan fisik dan berat badan menurun. Pada diabetes melitus lanjut dapat mengakibatkan gangguan metabolik akut (ketoasidosis), komplikasi vaskuler jangka panjang (retinopati dibetik), mikroangiopaty, makroangiopaty dan gangrene (Smeltzer, 2001). Berdasarkan survey WHO jumlah penderita kencing manis (diabetes melitus/dm) di Indonesia sekitar 17 juta orang (8,6 persen dari jumlah penduduk) atau menduduki urutan terbesar ke-4 setelah India, Cina, dan Amerika Serikat (AS). Di Indonesia diperkirakan pada tahun 2030 akan memiliki penyandang DM (diabetisi) sebanyak 21,3 juta jiwa (Prihatno, 2006). Global status report on NCD World Health Organization (WHO) tahun 2010 melaporkan bahwa 60% penyebab kematian semua umur di dunia adalah karena PTM. DM menduduki peringkat ke-6 sebagai penyebab kematian. Sekitar 1,3 juta orang meninggal akibat diabetes dan 4% meninggal sebelum usia 70 tahun. Pada Tahun 2030 diperkirakan DM menempati urutan ke-7 penyebab kematian dunia (Kementrian Kesehatan RI, 2013). International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa lebih dari 371 juta orang di dunia yang berumur 20-79 tahun memiliki diabetes. Dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4% berdasarkan pola pertambahan penduduk seperti saat

ini, diperkirakan pada tahun 2025 nanti akan ada 178 juta penduduk Indonesia berusia di atas 20 tahun, sehingga diperkirakan akan didapatkan 7 juta orang dengan DM (Kementrian Kesehatan RI, 2013). Meningkatnya prevalensi DM di beberapa negara berkembang seperti di Indonesia banyak dikaitkan dengan meningkatnya taraf kehidupan masyarakat serta perubahan pola hidup terutama di kota-kota besar. Suatu survei yang diadakan Depkes bekerja sama dengan Perkeni dalam pemeriksaan glukosa darah acak di masyarakat umum, didapatkan sebanyak 8,29% memiliki kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg/dl, dan 15,63% dengan kadar glukosa darah 140 199 mg/dl (Ngurah & Ketut Suastika, 2008). Mengingat bahwa diabetes mellitus akan memberikan dampak terhadap kualitas sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar, semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah seharusnya ikut serta dalam usaha penanggulangan diabetes mellitus, khususnya dalam upaya pencegahan (Suyono, 2005). Badan Pusat Statistik Indonesia (2003) memperkirakan, jumlah penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun sebanyak 133 juta jiwa. Dengan prevalensi penderita diabetes pada daerah urban sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%, diperkirakan pada tahun 2003 terdapat penderita diabetes sebesar 8,2 juta di daerah urban dan 5,5 juta di daerah rural. Di Indonesia menurut survei prevalensi penyakit diabetes melitus dikotakota besar mencapai 0,26 % pada usia 6-20 tahun; 1,43 % pada usia diatas 20 tahun; dan 4, 16% pada usia 40 tahun keatas. Sedangkan dipedesaan pada usia diatas 20 tahun prevalensi penyakit diabetes mellitus mencapai 1,47 % (Handoyono, D. 2010).

Peningkatan DM yang cukup tinggi berhubungan dengan adanya perubah gaya hidup. Faktor yang paling menonjol adalah pola makan yang salah dan aktifitas fisik yang kurang. Prof. Tjandra Yoga mengatakan,berdasarkan hasil Riskesdas 2007, prevalensi nasional DM berdasarkan pemeriksaan gula darah pada penduduk usia>15 tahun diperkotaan sebanyak 5,7%. Sedangkan prevalensi TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) 10.2%, dan prevalensi kurang makan sayur dan buah 93,6%. Sebanyak 13 provinsi mempunyaiprevalensi di atas prevalensi nasional (Kementerian Kesehatan, 2013). Menurut Estimasi International Diabetes Federation (IDF), terdapat 177 juta penduduk dunia yang menderita Diabetes Melitus pada tahun 2002. Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO), memprediksi data Diabetes Melitus tersebut akan meningkat 300 juta dalam 25 tahun mendatang (Suyono, 2006). Data Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) juga mencatat bahwa Indonesia menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat. WHO memastikan peningkatan pada penderita Diabetes Melitus tipe 2 paling banyak dialami negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Indonesia merupakan negara yang masih memiliki angka tertinggi untuk penderita Diabetes Melitus terutama tipe 2. Diabetes Melitus Tipe 2 merupakan penyakit multifaktorial dengan komponen genetik dan lingkungan yang memberikan kontribusi sama kuatnya terhadap proses timbulnya penyakit tersebut. Sebagian faktor ini dapat dimodifikasi melalui perubahan gaya hidup, sementara sebagian lainnya tidakn dapat diubah (Gibney dkk, 2005). Faktor-faktor yang berhubungan dengan DM

Tipe 2 antara lain umur, riwayat keluarga menderita DM, berat badan berlebih, kurangnya aktifitas fisik, dan diet tidak sehat. Umur dan riwayat keluarga menderita DM termasuk dalam faktor yang tidak dapat dimodifikasi/diubah namun memiliki hubungan yang erat dengan kejadian DM Tipe 2, sehingga dengan mengetahui kedua faktor ini, orang yang berisiko menderita DM Tipe 2 dapat melakukan pencegahan dengan mengendalikan faktor lain yang berhubungan dengan kejadian DM Tipe 2 (Fox, 2011). Faktor lain Peningkatan jumlah penderita DM yang sebagian besar DM tipe 2, berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah, faktor risiko yang dapat diubah dan faktor lain. Menurut American Diabetes Association (ADA) bahwa DM berkaitan dengan faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi riwayat keluarga dengan DM (first degree relative), umur 45 tahun, etnik, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi >4000 gram atau riwayat pernah menderita DM gestasional dan riwayat lahir dengan berat badan rendah (<2,5 kg). Faktor risiko yang dapat diubah meliputi obesitas berdasarkan IMT 25 kg/m2 atau lingkar perut 80 cm pada wanita dan 90 cm pada laki -laki, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemi dan diet tidak sehat (Ngurah, 2008). Dari data Depkes, jumlah pasien diabetes rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin (Depkes RI, 2005). Jumlahnya meningkat seiring dengan bentuk gaya hidup, pola konsumsi makanan yang tidak sehat termasuk diantaranya kurangnya aktivitas fisik dan konsumsi junk food, dan lain-lain (Wardani et al,2007).

Berdasarkan data Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tahun Bulan Jumlah Pasien Rawat Jalan Penderita Diabetes Melitus Type II September 36 orang 2013 Oktober 31 orang November 30 orang Desember 36 orang Januari 39 orang 2014 Pebruari 40 orang Maret 48 orang Sumber : Data puskesmas Padang Bulan Selayang II Pada tahun 2014 untuk bulan Januari Maret jumlah pasien mengalami peningkatan dimana jumlah pasien diabetes melitus yang paling tinggi adalah bulan Pebruari Maret yaitu dari 40 orang menjadi 48 orang. Sehingga peneliti tertarik mengambil judul Gambaran kebiasaan makan penderita diabetes melitus tipe II pada pasien rawat jalan di puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan tahun 2014. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Gambaran kebiasaan makan penderita diabetes melitus tipe II pada pasien rawat jalan di puskesmas Padang Bulan Selayang II tahun 2014. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui gambaran kebiasaan makan penderita diabetes melitus tipe II pada pasien rawat jalan di puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran karakteristik penderita diabetes melitus tipe II meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, frekuensi kunjungan,pernah tidaknya mendapatkan penyuluhan pada pasien rawat jalan di puskesmas Padang Bulan selayang II Medan tahun 2014. 2. Mengetahui gambaran kejadian diabetes meliputi riwayat keluarga dan lama menderita diabetes melitus tipe II pada pasien rawat jalan di puskesmas Padang Bulan selayang II Medan tahun 2014. 3. Mengerahui gambaran perilaku yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan kebiasaan pola makan pada penderita diabetes melitus tipe II pada pasien rawat jalan di puskesmas Padang Bulan selayang II Medan tahun 2014. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Untuk memberikan informasi kepada penderita diabetes untuk meningkatkan pengetahuan terhadap pola makan yang baik. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak keluarga untuk meningkatkan pengawasan terhadap pola makan pada penderita diabetes melitus. 3. Bagi peneliti sebagai pengaplikasian ilmu yang didapat selama bangku kuliah