BAB III METODE PENELITIAN. Kelompok Perlakuan Post Tes Eksperimen (R) X O 1 Kontrol (R) - O 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam pelaksanaanya, penulis membuat dua kelompok yang pertama yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk menentukan cara yang digunakan untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendekati eksperimen. Desain yang digunakan adalah Nonequivalen Control

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu Sugiyono (2012:3). Metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:107) Penelitian eksperimen diartikan

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. dengan The randomized pretest-posttest control group design (rancangan tes

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun metode penelitian yang akan digunakan adalah quasi eksperiment atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok eksperimen adalah siswa yang diberikan perlakuan (treatment) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun metode dalam penelitian ini adalah Metode Eksperimen. Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Setyosari (2012:168) mengungkapkan bahwa: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam suatu penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran dengan metode konvensional sebagai kelas control. Teknik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menentukan desain penelitian maka hal tersebut sangatlah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan sesuai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui dan menentukan desain penelitian yang akan digunakan. Desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen, dengan desain control

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun metode yang digunakan oleh peneliti adalah analisis deskriptif dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sukmadina (01:315) mendefinisikan bahwa Desain penelitian (research desain) merupakan prosedur atau langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian serta analisis data mencangkup metode, sumber, dan teknik pengumpulan data yang digunakan analisis dan interprestasi data. Desain yang akan digunakan pada penelitian ini adalah desain eksperimen. Jenis penelitian dalam desain eksperimen yang termasuk dalam kuasi eksperimen. Sehingga desain penelitian dalam penelitian yang termasuk ke dalam kuasi eksperimen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Posttest Only Design With Nonequivalenr Groups, yaitu eksperimen terhadap kelompok yang satu kelompoknya diberi perlakuan dan posttest, sedangkan pada kelompok lain hanya hanya diberikan posttest saja, tidak ada perlakuan (Darmawan, 013:4) Desain penelitian Kelompok Perlakuan Post Tes Eksperimen (R) X O 1 Kontrol (R) - O Keterangan : O 1 = tes akhir/ posttest (sesudah perlakuan) pada kelompok eksperimen X = Treatment yang diberikan (Model pembelajaran Problem based learning) O = test akhir/ posttest pada kelompok kontrol. Dalam penelitian ini subjek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelompok yang akan diberikan perlakuan dengan menggunakan / menerapkan model problem based learning ketika proses pembelajaran berlangsung, sedangkan kelas kontrol adalah kelompok yang tidak diberikan perlakuan/penerapan berupa model problem based learning. Sehingga, pengaruh perlakuan pada kedua kelompok Tika Kartika Sari, 014 PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

41 dipelajari dengan menilai perbedaan hasil belajar yaitu skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 1. Prosedur Eksperimen a. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang berdasarkan Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD). b. Guru mengungkapkan berdasarkan fakta-fakta yang terjadi diperusahaan mengenai posisi penting ayat jurnal penyesuaian. c. Guru memberikan umpan balik kepada siswa untuk merumuskan permasalahan yang ada pada perusahaan (jika perusahaan tersebut tidak melakukan penyesuaian terhadap akun-akun yang harus disesuaikan) d. Guru memotivasi siswa serta mendorong siswa untuk memahami permasalahan terhadap akun-akun penyesuaian. e. Guru menjelaskan mengenai materi yang akan dipelajari yaitu ayat jurnal penyesuaian dengan akun-akun adalah Perlengkapan, Aktiva Tetap (Penyusutan Aktiva), Beban (Beban dibayar dimuka dan beban yang masih harus dibayar), Pendapatan (Pendapatan diterima dimuka dan pendapatan yang masih harus dibayar) dan Koreksi Kesalahan. f. Guru mendemonstrasikan materi ayat jurnal penyesuaian dan memberikan contoh soal dari mulai akun Perlengkapan, Aktiva Tetap (Penyusutan Aktiva), Beban (Beban dibayar dimuka dan beban yang masih harus dibayar), Pendapatan (Pendapatan diterima dimuka dan pendapatan yang masih harus dibayar) dan Koreksi Kesalahan. g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya berdasarkan kemampuan awal yang dimiliki dalam memahami dan mendefinisikan akun-akun penyesuaian. h. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengorganisasikan informasi-informasi diantarnya : apa yang diketahui tentang ayat jurnal penyesuaian, serta untuk menganalisis fakta-fakta yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. i. Guru menjelaskan mengenai materi yang akan dipelajari yaitu ayat jurnal penyesuaian dengan akun-akun Perlengkapan, Aktiva Tetap (Penyusutan

4 Aktiva), Beban (Beban dibayar dimuka dan beban yang masih harus dibayar), Pendapatan (Pendapatan diterima dimuka dan pendapatan yang masih harus dibayar) dan Koreksi Kesalahan. j. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai penjelasan yang kurang dipahami/kurang dimengerti. k. Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi serta memfasilitasi siswa dengan sejumlah bahan ajar/topic seperti lembar kegiatan siswa (LKS) yang berbasis masalah. l. Guru membagi siswa kedalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri 4-5 orang yang bersifat heterogen. Yakni, siswa kelompokan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. m. Guru memberikan bantuan dan membimbing kepada kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pemecahan masalah dalam setiap pertanyaan pada lembar lks. n. Guru menunjuk salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas. o. Guru sebagai fasilitator menjelaskan bahwa setiap pemecahan masalah/pendapat hasil diskusi kelompok menyatakan Setuju atau tidak, dengan pemaparan kelompok yang mempresentasikan. p. Guru melakukan evaluasi dengan mengkoreksi dan menjelaskan hasil pemecahan masalah. Serta guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dipelajari, dan guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengulas dan mengukur kemapuan siswa dalam setiap pertemuan.

43 Adapun Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut : Tabel 3. Kegiatan Tahap Pelaksanaan Eksperimen Tahap 1 Tahapan Orentasi siswa pada masalah Kegiatan - Guru menyampaikan tujuan pelajaran sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD). - Guru mengungkapakan berdasarkan fakta-fakta yang terjadi diperusahaan mengenai posisi penting ayatjurnal penyesuaian. - Guru memberikan umpan balik kepada siswa untuk merumuskan permasalahan yang ada pada perusahaan (jika perusahaan tersebut tidak melakukan penyesuaian terhadap akun-akun yang harus disesuaikan) - Guru memotivasi siswa serta mendorong siswa untuk memahami permasalahan terhadap akun-akun penyesuaian. Tahap Mengorganisasikan siswa untuk belajar - Guru menjelaskan materi mengenai ayat jurnal penyesuaian. akun-akun dalam penyesuaian adalah Perlengkapan, Aktiva Tetap (Penyusutan Aktiva), Beban (Beban dibayar dimuka dan beban yang masih harus dibayar), Pendapatan (Pendapatan diterima dimuka dan pendapatan yang masih harus dibayar), dan Koreksi Kesalahan. - Guru mendemonstrasikan materi ayat jurnal penyesuaian dan memberikan contoh soal dari mulai akun Perlengkapan, Aktiva Tetap (Penyusutan Aktiva), Beban (Beban dibayar dimuka dan beban yang masih harus dibayar), Pendapatan (Pendapatan diterima dimuka dan pendapatan yang masih harus dibayar) dan Koreksi Kesalahan. - Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya berdasarkan kemampuan awal yang dimiliki dalam memahami dan mendefinisikan akun-akun penyesuaian. - Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengorganisasikan informasi-informasi diantarnya : apa yang diketahui tentang ayat jurnal penyesuaian, serta untuk menganalisis fakta-fakta yang berhubungan dengan permasalahan tersebut.

44 Tahap 3 Membimbing pengalaman individu/kelompok Tahap 4 Mengembangkan menyajikan karya Tahap 5 dan hasil Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah - Guru memberikan kesempatan untuk siswa dalam pengumpulan informasi serta memfasilitasi siswa dengan sumber-sumber bahan ajar/topic. - Guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri 4-5 orang dengan setiap kelompok bersifat heterogen. Yakni, membagi siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. - Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mencari kejelasan serta solusi untuk pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan sumbersumber yang telah diberikan. - Guru memberikan bimbingan kepada kelompok/individu yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pemecahan dalam setiap pertanyaan pada lembar kegiatan siswa (LKS) - Guru menginstruksikan kepada siswa untuk menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok. Dengan jalan satu atau dua kelompok yang mewakilinya sebagai kelompok penyaji, sedangkan kelompok bukan penyaji menanggapinya. - Guru sebagai fasilitator menjelaskan bahwa setiap pemecahan masalah/pendapat hasil diskusi kelompok. - Guru memberikan umpan balik kepada kelompok bukan penyaji untuk mengungkapkan pendapat tentang pemecahan masalah/hasil diskusinya. - Guru melakukan evaluasi dengan mengkoreksi dan menjelaskan hasil pemecahan masalah. Serta guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dipelajari, dan guru memberikan umpan balik kepada siswa untuk mengulas dan mengukur kemapuan siswa dalam setiap pertemuan. B. Operasionalisasi Variabel Menurut sugiyono (008:58) variabel merupakan atribut, sifat, nilai dari kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Operasional variabel diperlukan untuk menjabarkan variabel-variabel penelitian agar pengukuran yang dilakukan menjadi lebih mudah sehingga dapat dijadikan patokan dalam pengumpulan data. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

45 Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Variabel Hasil belajar siswa Dimensi Hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu nampak dalam perubahan yang diamati dan diukur. (Arikunto, 009:133) Indikato r Posttest Interval Skala C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Arikunto (009:108) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, populasi bukan hanya berarti orang ataupun benda lainnya, tetapi meliputi karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh suatu objek. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMAN 6 Bandung tahun ajaran 013/014 sebanyak 84 siswa.. Sampel Menurut Furqon (008:146) mengemukakan bahwa Suatu sampel adalah bagian dari suatu populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara nonprobality sampling yaitu dengan cara pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan sama bagi setiap anggota untuk dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan purposive sampling yaitu teknik pengumpulan sampel yang lebih mengutamakan tujuan penelitian. Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Bandung. karena pihak sekolah tidak memperbolehkan untuk melakukan random terhadap, maka penelitian ini menggunakan rancangan desain penelitian dengan menggunakan kuasi eksperimen. Dari populasi yang berjumlah 84 siswa, maka diambil keseluruhan untuk dijadikan sampel yang dimana dari 84 siswa tersebut dibagi menjadi kelompok yaitu kelompok eksperimen sebanyak 4 siswa dan kelompok kontrol sebanyak 4 siswa.

46 Berdasarkan pertimbangan pemilihan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Kelas Jumlah Siswa Tabel 3.4 kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Nilai ratarata Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas Kelompok XI IPS 1 4 siswa 65,1 34 Kontrol XI IPS 4 siswa 6,18 37 Eksperimen Sumber : data diolah (pra penelitian) D. Teknik pengumpulan data Pengumpulan data merupakan cara-cara atau langkah-langkah yang ditempuh untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan permasalahan penelitian. Dalam pengumpulan data tersebut perlu dilakukan dengan teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dengan benar dan relevan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dokumentasi Dalam melaksanakan penelitian, penulis mengunakan dokumentasi hasil nilai ualangan harian (UH) yang diperoleh dari guru akuntansi yang bersangkutan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai hasil belajar peserta didik.. Tes Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Menurut Arikunto (010: 193) tes merupakan serentetan pernyataan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Dapat diartikan tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan dan alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, serta kemapuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

47 Dalam penelitian ini tes berbentuk uraian, pemilihan soal dengan bentuk uraian bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah akuntansi. Instrumen tes ini digunakan pada saat posttest setelah penerapan Problem Based Learning (PBL). Menurut Makmum (003: 196), bahwa test yang baik harus memenuhi kreteria tes yang baik, antara lain : 1. Memiliki taraf ketetapan (validity) yang memadai. Memiliki taraf kemantapan sehingga pengukuran dapat dipercaya. 3. Memiliki kepraktisan 4. Memiliki keampuhan Cukup jelas bahwa pengukuran kreteria tes yang baik adalah melalui uji validitas, uji realibilitas, uji taraf kesukaran, dan uji daya pembeda dengan dibantu software anates V4 E. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis a. Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas Validitas adalah ketetapan tes yaitu instrumen yang digunakan untuk mengukur sesuatu, teliti dan tepat sasaran. Menurut Arikunto (009: 64) bahwa data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data valid. Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur. Ketetapan suatu tes sebagian besar tergantung pada penilaian item (soal) yang digunakan. Dengan kata lain, suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (valid) jika teknik atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur. Tes yang akan diberikan kepada siswa merupakan tes dalam bentuk soal uraian. Rumus yang digunakan untuk menentukan valid atau tidaknya dalam penelitian ini yaitu menggunakan software anates yang diperkenalkan oleh Kartono dan Wibisono Y agar lebih mudah dan lebih valid.

48 Setelah diperoleh nilai r hitung kemudian dibandingkan dengan r tabel dengan taraf signifikansi yang dipakai α = 0.05 Kaidah keputusan : - Jika r hitung > r tabel artinya item soal valid - Jika r hitung r tabel artinya item soal tidak valid Tabel 3.5 Kriteria Validitas Besarnya Koefisien Korelasi Kriteria 0,800 1,00 Sangat Tinggi 0,600 0,800 Tinggi 0,400 0,600 Cukup 0,00 0,400 Rendah 0,00 0,00 Sangat Rendah (Arikunto, 009:75) Setelah dilakukan perhitungan data dengan bantuan software Anates V4, hasil perhitungan yang didapatkan adalah sebagai berikut : Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Tiap Butir Soal Nomor R Hitung R Tabel Keterangan Kreteria Soal 1 0,569 0,3044 Valid Cukup 0,54 0,3044 Valid Cukup 3 0,77 0,3044 Valid Tinggi 4 0,78 0,3044 Valid Tinggi 5 0,61 0,3044 Valid Tinggi 6 0,61 0,3044 Valid Tinggi 7 0,760 0,3044 Valid Tinggi 8 0,66 0,3044 Valid Tinggi (sumber: Data diolah dengan software Anates V4, terlampir) Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa 8 soal yang diuji dapat dinyatakan valid dengan tingkat signifikan r tabel = 0,3044 dengan df = 4- = 40 dan α = 0,05. Dari perhitungan yang dilakukan menggunakan software Anates V4 menunjukan dengan kriteria uji bahwa jika r hitung > r tabel maka tiap butir soal dapat dinyatakan valid. sehingga dari 8 soal yang diujikan dinyatakan semua valid, oleh karena itu semua soal akan digunakan saat pelaksanaan Posttest pada

49 akhir pertemuan setelah melakukan penelitian. Posttest yang digunakan bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran.. Uji Realibilitas Reabilitas adalah ketetapan tes, merupakan kreteria untuk menetapkan taraf ketelitian, bila ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Ketetapan ini berlaku untuk setiap alat ukur yang sama. Reliabilitas ini dinyatakan dalam koefisien reabilitas. Suatu instrumen dikatakan mempunyai ketetapan apabila hasil pengukuran sama atau ajeg disegala waktu dan tempat. Untuk mencari realiabilitas maka peneliti menggunakan software Anates V4 yang diperkenalkan oleh Kartono dan Wibisono Y. software Anates ini bermanfaat untuk mengetahui dan mempermudah dalam menentukan hasil reliabilitas, validitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Setelah diperoleh nilai r hitung kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel dengan taraf signifikansi α = 0,05. Kaidah Keputusan: - Jika r hitung > r tabel artinya item soal reliabel. - Jika r hitung r tabel artinya item soal tidak reliabel setelah perhitungan dilakukan, maka didapatkan perhitungan reliabilitas dengan cara membandingkan antara r hitung dengan r tabel. Nilai r hitung yang diperoleh dari reliabilitas soal adalah sebesar 0,80, sedangkan r tabel sebesar 0, 3044. Maka dilihat dari perolehan r hitung dengan r tabel maka dapat dinyatakan instrumen penelitian dinyatakan Reliabel. Artinya soal tersebut dinyatakan reliabel karena memiliki nilai r hitung > r tabel. 3. Daya pembeda Adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang lebih (berkemampuan tinggi ) dengan siswa yang kurang (berkemampuan rendah ). Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi,

50 disingkat D (d besar). Indeks diskriminasi (daya pembeda) ini bekisar 0,00 sampai 1,00. Indeks diskriminasi ditandai dengan tanda negative (-). Maka untuk membedakannya ada tiga titik pada daya pembeda. -1,00 0,00 1,00 Daya pembeda Daya pembeda Daya pembeda negative rendah tinggi (positif) Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah : D = B A J A B B J B = P A P B (Arikunto, 009 :13) Keterangan : J = jumlah peserta tes J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itudengan benar B B = B A = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal J A itu dengan benar P A = B B = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar J B (indeks kesukaran) = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar P B Tabel 3.7 Klasifikasi Daya pembeda Skor Kategori 0,00 0,0 jelek (poor) 0,1 0,40 cukup (satistifactory) 0,41 0,70 baik (good) 0,71 1,00 baik sekali (excellent) Negatif semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja (Arikunto, 009:18)

51 Untuk menentukan daya pembeda soal maka dilakukan perhitungan dengan bantuan software Anates V4, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.8 Hasil Pengujian Daya Pembeda Soal Nomor Soal Indeks DP (%) Klasifikasi 1 3,73 Cukup 3,73 Cukup 3 45,00 Baik 4 41,8 Baik 5 9,09 Cukup 6 40,00 Baik 7 5,7 Baik 8 30,00 Cukup (Sumber: Data diolah dengan software Anates V4, terlampir) Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas dengan dibantu menggunakan software Anates V4 menunjukan empat soal berada pada kategori baik dan empat soal berkategori cukup. Hal ini menyimpulkan bahwa soal yang diberikan dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Dan 8 soal dinyatakan cukup baik untuk digunakan pada saat pelaksanaan posttest pada akhir pertemuan sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan siswa setelah proses pembelajaran yang telah dilakukan. 4. Taraf Kesukaran Menurut Arikunto (009:07) bahwa Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya jika soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00 indeks kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal. Sebaliknya indeks 1,00 menunjukan bahwa soal terlalu mudah.

5 0,0 1.0 Sukar Mudah Indeks kesukaran ini diberi symbol P (Proporsi) maka untuk mencari P digunakan Rumus sebagai berikut : P = B JS Keterangan : (Arikunto, 009:08) P B JS = Indeks Kesukaran = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul = jumlah seluruh siswa peserta tes Tabel 3.9 Klasifikasi Indeks Kesukaran Skor Kategori P 0,00 sampai 0,30 soal sukar P 0,31 sampai 0,70 soal sedang P 0,71 sampai 1,00 soal mudah (Arikunto, 009:10) Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan bantuan software Anates V4, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.10 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Nomor Soal Indeks Kesukaran (P) Keterangan 1 6,73 Sedang 64,55 Sedang 3 39,77 Sedang 4 70,91 Sedang 5 73,64 Mudah 6 70,00 Sedang 7 46,59 Sedang 8 77,73 Mudah (Sumber: Data diolah dengan software Anates V4, terlampir)

53 Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan software Anates V4, maka dapat disimpulkan bahwa semua soal yang diuji coba berada pada taraf kesukaran kategori enam sedang dan dua mudah. Sehingga soal baik digunakan untuk dilakukan pada saat posttest untuk mengetahui kemampuan siswa setelah melaksanakan pembelajaran. 5. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk menetukan sampel tersebut apakah kedua kelas tersebut homogen atau tidak. Apabila kelas tersebut homogen berarti tidak terdapat perbedaan yang berarti antara kemampuan awal kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan/treatment. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan data awal dari kedua kelas. Adapun langkah-langkah dalam menguji homogenitas varians, yaitu sebagai berikut: 1. Mencari nilai varians Tabel 3.11 Nilai Varians Nilai Varians Sampel Sampel 1 Sampel Standar Deviasi (s) Varians (S) Sampel (n) (Riduwan, 013:344). Memasukkan angka statistik untuk pengujian homogenitas pada tabel Uji Bartlet Tabel 3.1 Uji Bartlet Sampel dk = (n-1) S i Log S i (dk) Log S i Jumlah (ni 1) (dk) Log S i 3. Menghitung varians gabungan dari sampel yang diteliti S = (n 1.S 1 )+ (n.s ) n 1 +n (Riduwan, 013:344)

54 4. Menghitung log S 5. Menghitung nilai B B= (log S ) x (n i 1) (Riduwan, 013:344) 6. Menghitung nilai hitung hitung = (lon 10) [B - (db) log S i ] (Riduwan, 013:344) 7. Bandingkan nilai hitung dengan tabel, untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (db) = k-1 Kaidah Keputusan: hitung tabel artinya varians tidak homogen. hitung tabel artinya varians homogen. 6. Uji normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah chi kuadrat. berikut langkahlangkah untuk menguji normalitas distribusi data dengan uji Chi kuadrat (Riduwan, 011: 187) Uji normalitas adalah suatu bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi data. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah data yang diambil adalah data yang berdistribusi normal. Selain itu, untuk mengetahui bahwa sampel yang dijadikan objek penelitian adalah mewakili populasi, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi. Untuk melakukan uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan distribusi Chi Kuadrat. Berikut langkah- langkah pengujian normalitas data dengan distribusi Chi Kuadrat adalah sebagai berikut : 1. Menentukan skor besar dan kecil. Menentukan rentangan (R)

55 R= skor terbesar - skor terkecil 3. Menentukan banyaknya kelas (BK) (Riduwan, 011:188) BK = 1 + 3,3 log n 4. Menentukan panjang kelas (i) (Riduwan, 011:188) 5. Menentukan tabulasi data penolong No I = R BK Kelas Interval F Tabel 3.13 Tabel Penolong Nilai Tengah (X i ) X i (Riduwan, 011:188) f. X i f. X i 6. Menentukan rata-rata atau mean X = fx i n 7. Menentukan simpangan baku (S) (Riduwan, 011:188) S = n. fx i ( fx i ) n. (n 1) (Riduwan, 011:188) 8. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara : a. Menentukkan batas kelas, yaitu skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5

56 b. Mencari nilai Z score untuk batas kelas interval dengan rumus : Z = Batas kelas x S (Riduwan, 013:181) c. Mencari luas 0 Z dari tabel kurva normal dan 0 Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas d. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka 0 Z, yaitu angka baris 1 dikurangi baris, angka baris dikurangi angka baris 3 dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya. e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n). No Batas Kelas Z Tabel 3.14 Tabel Daftar Frekuensi Luas Kelas Luas O Z Tiap Interval f e f 0 9. Menghitung Chi Kuadrat ( ) dengan rumus: hitung k = (f o f e ) i 1 f e (Riduwan, 013:18) (Riduwan, 013:18) 10. Membandingkan ( ) dengan ( ) hitung tabel dimana = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k 1 Kaidah keputusan : - Jika artinya data berdistribusi tidak normal hitung tabel - Jika artinya data berdistribusi normal hitung tabel

57 b. Uji Hipotesis Menurut Sudjana (004:156) uji beda rata-rata ini dilakukan untuk mengetahui apakah: Dua populasi yang kita pelajari itu mempunyai rata-rata yang perbedaannya tidak berarti, atau apakah terdapat perbedaan yang cukup memberikan kepada kita untuk menyimpulkan bahwa dua sampel yang kita ambil itu berasal dari populasi dengan rata-rata yang tidak sama. Apabila dari pengujian statistika diperoleh keputusan yang mendukung atau setuju dengan (H 0 ), maka dapat dikatakan bahwa (H 0 ) Diterima. Sebaliknya jika diperoleh keputusan yang membelot atau bertentangan dengan keputusan (H 0 ), maka dapat diambil tindakan bahwa (H 0 ) ditolak. Riduwan (011: 171) Rumus yang digunakan untuk uji-t adalah : x 1 x t = s 1 n + 1 1 n (Sudjana, 004:16) Keterangan : t x 1 x s : Uji beda rata-rata : Rata- rata kelas eksperimen : Rata rata kontrol : Simpangan baku gabungan Simpangan baku gabungan didapatkan dari rumus : s = (n 1 1)s 1 + (n ) s n 1 + n Keterangan : s 1 : varians sampel dari populasi yang berukuran n 1 s : varians sampel dari populasi yang berukuran n (Sudjana, 004:16)

58 n 1 dan n : banyaknya data kelas eksperimen dan kelas kontrol Nilai t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan dengan tabel distribusi t ( t tabel ). Taraf signifikansi yang dipakai adalah 0,05. Kaidah keputusan: - Jika nilai t tabel t hitung < t tabel, artinya H 0 diterima dan H 1 ditolak - Jika nilai t hitung > nilai t tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima Keterangan : - H 0 : µ 1 = µ : Tidak terdapat Pengaruh hasil belajar siswa antara kelas yang mendapat perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan kelas yang tidak mendapat perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). - H 1 : µ 1 µ : Terdapat pengaruh hasil belajar siswa antara kelas yang mendapat perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan kelas yang tidak mendapat perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).