TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DALAM PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI JURNAL ILMIAH



dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG CALON TKI DAN TKI, PROSEDUR PENEMPATAN TKI DI LUAR NEGERI DAN PIHAK-PIHAK PELAKSANA PENEMPATAN TKI DI LUAR NEGERI

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN KENDAL

SEJAK 2011, BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REKOMENDASIKAN MORATORIUM PENGIRIMAN TENAGA KERJA INDONESIA KE TIMUR TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG NO. 39 TH 2004

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

16. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2016

2017, No memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak, yang pelaksanaannya dilakukan dengan tetap memperhatikan harkat, martabat, hak asasi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PELINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PELINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN UNGKAP TEMUAN PEMERIKSAAN KINERJA TENAGA KERJA INDONESIA 2014

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

2013, No.3 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Da

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI BANTEN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG PELINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- Selanjutnya, peran Pemerintah Daerah dalam memberikan pelindungan kepada Pekerja Migran Indonesia dilakukan mulai dari desa, kabupaten/kota, dan p

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN CIANJUR KE LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 1. tidak hanya mengatur hubungan hukum dalam hubungan kerja (during employment),

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

NO. UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2004 DRAF REVISI UU 39 TAHUN 2004 Versi TIMUS CATATAN/ KETERANGAN TIMUS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

Lex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017

2 Oleh karena itu Pemerintah harus memberikan perlindungan kepada para calon Tenaga Kerja Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

Bab 5. KESIMPULAN dan SARAN

RGS Mitra 1 of 8 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TANGGAL 31 DESEMBER 2003

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2017

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI LUAR NEGERI

RechtsVinding Online. manusiawi selama masa penampungan;

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tamba

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TKI KE LUAR NEGERI OLEH BALAI PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (BP3TKI) JAWA TENGAH

BAB II PEMBAHASAN. A. Kerangka Teori. 1. Asas-asas Penempatan TKI. Dalam Pasal 31 Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2013 tentang Tata Cara Perpanjangan Perjanjian Kerja Pada Pengguna Perseorangan (Beri

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA HAK ASASI MANUSIA PEKERJA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN PEKERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN

PERATURAN MENTERI NO. 20 TH 2007

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LEMBATA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 20 TAHUN 2015

KEPPRES 108/2003, ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN KE LUAR NEGERI

REKOMENDASI KEBIJAKAN KOALISI PEREMPUAN INDONESIA TERHADAP RUU PPILN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDON

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN CILACAP

BAB III LANDASAN TEORI. A. Lahirnya Undang-Undang No.39 tahun 2004 Tentang Penempatan Dan. Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar Negeri.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/V/2009 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN KANTOR CABANG

BERITA NEGARA. No.970, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Penempatan. Perlindungan. TKI. Sanksi Administrasi.

2013, No.4 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Calon Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya diseb

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. KBRI-Kuala Lumpur tidak optimal dalam menjalankan fungsi dan misi diplomatik dalam situasi perundingan/negosiasi terkait penyelesaian kasus

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I. memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah. dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan

Oleh : Raymond Bagus Nurchandra Ketut Sandhi Sudarsana I Made Dedy Priyanto. Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana.

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI BANYUMAS PROVINSIJAWA TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dalam Hubungan Internasional untuk memenuhi national interest nya masingmasing.

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 11 TAHUN No. 11, 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

2013, No.5 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut den

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1976 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.14/MEN/X/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-20/MEN/X/2007. TENTANG ASURANSI TENAGA KERJA INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 23/MEN/XII/2008 TENTANG ASURANSI TENAGA KERJA INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN MENTERI NO. 18 TH 2007

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 48 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

i TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DALAM PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI JURNAL ILMIAH Oleh: AMASTURI HADI NIM. D1A.110.045 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2014

ii TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DALAM PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI Oleh: AMASTURI HADI NIM. D1A.110.045 Menyetujui Pembimbing Pertama, H.ZAENI ASYHADIE, SH.,M.Hum NIP.196106201988031001

iii TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DALAM PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI AMASTURI HADI DIA.110.045 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM 2014 ABSTRAK Tujuan penelitian untuk mengetahui tanggungjawab pemerintah dalam perlindungan TKI di luar negeri dan implikasi perlindungan TKI di luar negeri oleh pemerintah. Dengan menggunakan metode penelitian normatif. Berdasarkan hasil penelitian, pemerintah mengeluarkan kebijakan dalam perlindungan TKI di luar negeri yang terkoordinasi dengan lembaga terkait yaitu BNP2TKI, Kemenakertrans, KBRI dan Kemenlu. Implikasi perlindungan TKI adalah terjaminnya hak-hak normatif TKI. Kesimpulannya tanggungjawab pemerintah dalam perlindungan TKI di luar negeri meliputi perlindungan sebelum, selama dan setelah penempatan yang terkoordinasi dan terintegrasi dengan lembaga yang terkait. implikasi dari perlindungan TKI terjaminnya hak-hak TKI. Saran penulis pemerintah harus lebih memperkuat upaya diplomasi antar Negara. Kata kunci: Perlindungan, Tanggungjawab, TKI, Pemerintah. RESPONSIBILITIES OF GOVERNMENT IN OVERSEAS LABOR PROTECTION ABSTRACT The purpose of the research to determine the government's responsibility in the protection of migrant workers abroad and the implications for the protection of migrant workers abroad by the government. By using normative research methods. Based on this research results, the government issued a policy on the protection of migrant workers abroad are coordinated with related agencies namely BNP2TKI, Manpower, the Embassy and the Foreign Ministry. The implication is ensuring the protection of migrant workers' basic rights of migrant workers. In conclusion the government's responsibility in the protection of migrant workers abroad include protection before, during and after placement of a coordinated and integrated with related institutions. implications of ensuring the protection of the rights of migrant workers. Suggestions author government should further strengthen inter-state diplomacy. Keywords: Protection, Responsibility, migrant workers, the Government.

i I. PENDAHULUAN Dewasa ini, kondisi perekonomian yang kurang menarik di negara sendiri, penghasilan yang cukup besar dan yang tampak lebih menarik di negara tujuan telah menjadi pemicu mobilitas tenaga kerja internasional pendapatan yang cukup meningkat di negara yang berkembang untuk pergi melintasi batas negara informasi yang mendukung dan kemudahan transportasi juga berperan meningkatkan mobilitas tenaga kerja secara internasional. 1 Sejalan dengan semakin meningkatnya tenaga kerja yang ingin bekerja di luar negeri dan besarnya jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang sekarang ini bekerja di luar negeri, meningkat pula kasus perlakukan yang tidak manusiawi terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) khususnya tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri. Muncul kasus-kasus yang berkaitan dengan nasib tenaga kerja Indonesia (TKI) semakin beragam dan bahkan berkembang kearah perdagangan manusia yang dapat dikategorikan sebagai kejahatan kemanusiaan. Untuk menjamin dan mempercepat terwujudnya tujuan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, perlu di perlukan pelayanan dan tanggungjawab secara terpadu. Untuk mencapai tujuan tersebut di bentuk Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), yang berfungsi merumuskan kebijakan di bidang penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri secara terkoordinasi dan terintegrasi. 1 Ananta, Liberalisasi Ekspor dan Impor Tenaga Kerja Suatu Pemikiran Awal, Pusat Penelitian Kependudukan UGM, 1996, hal. 124

ii Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan yang akan diajukan oleh penyusun adalah: a. Bagaimanakah tanggungjawab pemerintah melalui Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Kementerian Tenaga Kerja (Kemenakertrans.) KBRI, Kemenlu dalam perlindungan TKI di luar negeri?; b. Bagaimanakah inplikasi dari perlindungan TKI di luar negeri oleh pemerintah?. Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: a. Untuk dapat mengetahui tanggungjawab pemerintah Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Kementerian Tenaga Kerja (Kemenakertrans.) KBRI dan Kemenlu dalam memberikan Perlindungan TKI di luar negeri; b. Untuk dapat mengetahui implikasi perlindungan TKI di luar negeri oleh pemerintah. Adapun manfaat yang diharapkan adalah: a. secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan khususnya dalam bidang ketenagakerjaan; b. secara praktis diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas sebagai pekerja dan dapat memberikan masukan yang berguna bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Dengan metode pendekatan menggunakan statute approach dan conceptual approach. Sumber dan bahan hukum yang

iii digunakan adalah sumber hukum (peraturan perundang -undangan dan kepustakaan) dan bahan hukum (bahan hukum primer, sekunder dan tersier). Dengan teknik pengumpulan bahan hukum dengan cara studi dokumen dengan pengumpulan bahan hukum secara kepustakaan. Analisis bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara normatif, Preskriptif sifat analisis yang dimaksudkan untuk memberikan argumentasi atas hasil penelitian yang telah dilakukannya. Argumentasi di sini dilakukan oleh peneliti untuk memberikan preskripsi atau penilaian mengenai benar atau salah atau apa yang seyogianya menurut hukum terhadap fakta peristiwa hukum dari hasil penelitian.

iv II. PEMBAHASAN Tanggungjawab Pemerintah Melalui BNP2TKI, Kemenakertrans, KBRI dan Kemenlu Dalam Perlindungan TKI di Luar Negeri Dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia pada Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 di luar negeri pemerintah memiliki tugas untuk mengatur, membina, melaksanakan, mengawasi penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, di mana dalam melaksanakan tugas tersebut pemerintah dapat melimpahkan sebagain wewenangnya dan/atau tugas pembantuan kepada pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal ini dimaksudkan sebagai tanggungjawab pemerintah dalam meningkatkan upaya perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Sebagai konsekuensinya dari tanggugjawab tersebut maka pemerintah sebagaimana di maksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6 berkewajiban untuk: 1) Memjamin terpenuhinya hak-hak calon TKI/TKI baik yang bersangkutan berangkat melalui pelaksana penempatan TKI maupun yang berangkat secara mandiri. Adapun hak-hak calon TKI yang harus di jamin ialah : (a) Bekerja di luar negeri; (b) Memperoleh informasi yang benar mengenai pasar kerja di luar negeri dan prosedur penempatan TKI ke luar negeri; (c) Memperoleh pelayanan dan perlakuan yang sama dalam penempatan TKI ke luar negeri; (d) Memperoleh pelayanan kebebasan menganut agama dan keyakinannya serta kesempatan untuk

v menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan yang di anutnya; (e) Memperoleh upah sesuai dengan standar upah yang berlaku di negara tujuan; (f) Memperoleh hak, kesempatan, dan perlakuan yang sama yang di peroleh tenaga tenaga kerja asing lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan di negara tujuan; (g) Memperoleh jaminan perlindungan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan atas tindakan yang dapat merendahkan harkat dan martabatnya serta pelanggaran atas hak-haknya yang di tetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan selama penempatan di luar negeri; (h) Memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan keamanan kepulangan TKI ke tempat asal; (i) Memperoleh perjanjian kerja yang asli. 2) Mengawasi pelaksanaan penempatan calon TKI; 2) Membentuk dan mengembangkan sistim informasi penempatan calon TKI di luar negeri; 3) Melakukan upaya diplomatik untuk menjamin pemenuhan hak dan perlindungan TKI secara optimal di negara tujuan ; 4) Memberikan perlindungan kepada TKI selama masa sebelumnya pemberangkatan, masa penempatan, dan masa purna penempatan. Perlindungan negara bagi warga negaranya di jamin oleh Undang- Undang dalam hal perlindungan TKI maka hak perlindungan itu di mulai sejak pra penempatan, masa penempatan, sampai dengan purna penempatan. Di luar negeri perlindugan tenaga kerja Indonesia, terhadap TKI di laksanakan oleh perwakilan pemerintah negara Republik Indonesia

vi yang mana perlindungan itu didasarkan kepada peraturan perundangundangan serta hukum dan kebiasaan internasional. 1) Badan Nasional Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Badan Nasional Penempatan dan perlindungan Tenaga kerja Indonesia (BNP2TKI), adalah merupakan lembaga non Departemen yang bertanggungjawab kepada Presiden yang berkedudukan di ibu kota Jakarta yang mempunyai fungsi pelaksanaan kebijakan di bidang penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri secara terkoordinasi dan terintegrasi. Lembaga ini di bentuk berdasarkan Perpres Nomor 81 Tahun 2006 Tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Untuk melaksanakan fungsi Sesuai dengan bunyi dalam Pasal 95 ayat (2) Undang -Undang Nomor 39 Tahun 2004 Badan Nasional Penempatan dan Pelindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) bertugas antara lain : a. melakukan penempatan atas dasar perjanjian secara tertulis antara pemerintah dengan pemerintah negara pengguna TKI atau pengguna berbadan hukum di negara tujuan penempatan; b. memberikan pelayanan, mengkoordinasikan, dan melakukan pengawasan atas dokumen, pembekalan akhir pemberangkatan (PAP), penyelesaian masalah, sumber-sumber pembiayaan, pemberangkatan sampai pemulangan, peningkatann kualitas calon TKI dan peningkatan kesejahteraan TKI dan keluarganya.

vii Berdasarkan Pasal di atas maka Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dapat dikatakan sebagai pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) plat merah atau milik pemerintah dalam kaitannya dengan penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) antar pemerintah dengan pemerintah atau sering juga di sebut dengan penempatan G to G (governement to governement) atau dengan pengguna yang berbadan hukum G to P (governement to private). Selama ini penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang di lakukan oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan tenaga kerja Indonesia (BNP2TKI) adalah antara pemerintah dengan pemerintah, dengan sendirinya tidak untuk pengguna yang berbadan hukum karena rumusan dalam Pasal tersebut menggunakan kata atau berarti alternatif. 2 2) Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja (Kemenakertrans). Untuk meningkatkan perlindungan tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri Kemenenterian tenaga kerja dan transmigrasi harus berkoordinasi dengan instansi, baik di tingkat pusat dan daerah, BNP2TKI dan lembaga pemerintah yang terkait dengan urusan ketenagakerjaan. Seperti di jelaskan dalam peraturan Menteri tenaga kerja dan transmigrasi Nomor PER. 14/MEN/X/2010 tentang pelaksana penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri, dalam Pasal 62 ayat (1) menyatakan Menteri menyelenggarakan rapat koordinasi dengan kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia 2 Lalu Husni, Hukum Penempatan dan Perlindungan TKI (Program Pasca Sarja Universitas Brawijaya Malang) hal. 133

viii (BNP2TKI) dalam rangka peningkatan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI secara berkala sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali. Apabila dianggap perlu rapat koordinasi dapat melibatkan pemerintah Provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan instansi terkait serta pemangku kepentingan. Rapat koordinasi berfungsi sebagai: a. Forum komunikasi dan konsultasi dalam penyelasaian masalah di bidang penempatan dan perlindungan TKI; b. Sarana evaluasi pelaksanaan kebijakan menteri di bidang penempatan dan perlindungan TKI yang di laksanakan oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar negeri (BNP2TKI); c. Monitoring dan evaluasi kinerja BNP2TKI dan instansi terkait menyangkut penanganan persoalanpersoalan TKI yang muncul; dan d. Mekanisme penyampaian masukan, usulan, dan laporan dari BNP2TKI kepada menteri terkait dengan pelaksanaan kebijakan penempatan dan perlindungan TKI. 3) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kemenlu. Kaitannya dengan tanggungjawab pemerintah terhadap tenaga kerja Indonesia, instansi pemerintah yang ikut terlibat dalam perlindungan TKI, tidak hanya perlindungan dalam skala nasional saja pemerintah juga memberikan peran dan tanggungjawab kepada perwakilan Republik Indonesia yang berada di luar negeri seperti Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), dan Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI), yang bertugas mengawasi dan memberikan bantuan hukum pada tenaga kerja Indonesia yang mendapat permasalahan hukum di negara tujuan.

ix Perwakilan Republik Indonesia memiliki wewenang tangungjawab yang besar dalam masa penempatan TKI di luar negeri. Sebagai perwakilan dari suatu negara, perwakilan Republik Indonesia harus memperhatikan hukum nasional Indonesia di samping hukum negara setempat dan hukum internasional. Untuk melakukan perlindungan terhadap TKI, perwakilan harus melaksanakan antara lain : a. Pencatatan kedatangan maupun kepulangan TKI; b. Pemberian bantuan hukum; c. Penyelesaian sengketa TKI dengan pengguna; d. Pengesahan perpanjangan perjanjian kerja; e. Pemantauan pemenuhan hak-hak TKI; f. Wewenang dalam penerapan sanksi. Kementerian Luar Negeri sebagai penanggung jawab bertugas membina melindungi dan memberikan perlindungan hukum kepada Warga negara dan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang berada di luar negeri, serta pembina urusan luar negeri. Pemerintah juga memilki tanggung jawab terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI), yang berada di luar negeri khususnya dalam memberikan perlindungan terhadap kepentingan mereka. Tugas-tugas Kementerian Luar Negeri di laksanakan oleh perwakilan Republik Indonesia yang ada di negara-negara lain, di negara-negara yang banyak terdapat tenaga kerja Indonesia (TKI), terdapat pejabat Kemenakertrans yang bertugas sebagai Atase ketenagakerjaan dan di tempatkan di dalam lingkup tugas Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).

x Implikasi Perlindungan TKI di Luar Negeri Oleh Pemerintah Jika berbicara mengenai Implikasi dari perlindungan TKI berarti kita berbicara tentang dampak dari ada atau tidaknya perlindungan terhadap TKI. Selama ini pemerintah telah mengeluarakan suatu kebijakan terkait dengan perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri yang salah satunya adalah Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perilndungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Berarti dengan dikeluarkannya Undang-Undang tersebut, diharapkan dapat memberikan jaminan kepada TKI, khususnya yang bekerja di luar negeri. Dalam Pasal 80 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tersebut menetukan bahwa: Perlindungan selama masa penempatan TKI di luar negeri dilaksanakan antara lain dengan pemberian bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di negara tujuan serta hukum dan kebiasaan Internasional dan pembelaan atas pemenuhan hak-hak sesuai dengan perjanjian kerja dan/atau peraturan perundang-undangan di negara TKI ditempatkan. Dengan demikian, ketika perlidungan ini sudah diterapkan secara maksimal, maka secara otomatis TKI di luar negeri dapat terlindungi hakhaknya. Hanya saja yang menjadi persoalannya adalah jika perlindungan ini tidak dapat diterapkan secara maksimal, akan berdampak pada tidak terjaminnya hak-hak TKI. Seiring dengan adanya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004, maka akan berimplikasi pada terjaminnya hak-hak TKI di luar negeri.

xi Semua perlindungan hukum terhadap TKI yang bekerja di luar negeri ditegaskan dalam Pasal 77 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri menyatakan bahwa (1) Setiap calon TKI mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (2) Perlindungan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan mulai dari pra penempatan, masa penempatan, sampai dengan purna penempatan. Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 menyebutkan bahwa Penempatan dan perlindungan calon TKI/TKI berasaskan keterpaduan, persamaan hak, demokrasi, keadilan sosial, kesetaraan dan keadilan gender, anti diskriminasi, serta anti perdagangan manusia.

xii III. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat di simpulkan sebagai berikut : 1). Tanggungjawab pemerintah dalam memberikan perlindungan pada tenaga kerja Indonesia di luar negeri berkewajiban untuk memberikan perlindungan serta menjamin hak-hak semua tenaga kerja Indonesia. Perlindungan hukum yang di berikan oleh pemerintah dapat di lihat dari instrument hukum dan kebijakan-kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah, kaitanya dengan tanggungjawab pemerintah dalam memberikan perlindungan tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri di mulai dari tingkatan pemerintahan dalam negeri, serta tanggungjawab pemerintah pusat dan daerah, Badan Nasional Penempatan dan perlindungan Tenaga kerja Indonesia (BNP2TKI) Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans.) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) serta (KJRI), dengan upay a perlindungan bantuan hukum berdasarkan perundang-undangan yang berlaku di negara tujuan dan kebiasaan internasional. 2). Implikasi dari perlindungan tenaga kerja indonesia (TKI) di luar negeri adalah terjaminnya hak -hak tenaga kerja Indonesia, khususnya yang bekerja di luar negeri baik mulai dari masa pra penempatan, masa penempatan maupun purna penempatan. Hal ini dapat di lihat dari ketentuan Pasal 77 ayat (1) dan (2), Pasal 80, dan Pasal Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri.

xiii Saran Berangkat dari kesimpulan di atas, maka saran yang dapat penulis sampaikan melalui tulisan ini yaitu: Dalam menyelenggarakan penempatan dan perlindunga tenaga kerja indonesia (TKI) di luar negeri sebaiknya pemerintah harus mengambil langkah yang proaktif dalam memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja indonesia (TKI) di luar negeri, dengan cara memperkuat upaya diplomasi antar negara. Dan pihak-pihak yang terkait di dalamnya selalu melakukan koordinasi dalam penempatan dan perlindungan tenaga kerja indonesia (TKI), agar tidak terjadi saling menyalahkan antar lembaga yang terkait.

xiv DAFTAR PUSTAKA A. Buku Ananta, 1996, Liberalisasi Ekspor dan Impor Tenaga Kerja Suatu Pemikiran Awal Pusat Penelitian Penduduk,UGM Husni, Lalu. Hukum Penempatan dan Perlindungan TKI Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang B. Peraturan-Peraturan Indonesia, Undang-Undang Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga kerja indonesia, UU No. 39 Tahun 2004 LN No. 133 Tahun 2004 TLN.No 4445 Indonesia, Undang-Undang Tentang Ketenagakerjaan, UU No.13 Tahun 2003 LN No. 39 Tahun 2003 TLN.No 4279. Indonesia, Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 Tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Indonesia, Peraturan Menteri TenagaKerja dan Transmigrasi tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, Nomor 14/MEN/X/2010.