PERENCANAAN PROGRAM PAUD DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah hak warga negara, tidak terkecuali pendidikan di usia dini merupakan hak setiap warga negara dalam mengembangkan potensinya sejak dini. Berdasarkan berbagai penelitian bahwa usia dini merupakan pondasi terbaik dalam mengembangkan kehidupannya di masa depan. Selain itu pendidikan di usia dini dapat mengoptimalkan kemampuan dasar anak dalam menerima proses pendidikan di usiausia berikutnya. Dengan terbitnya Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan pada pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Dalam penjabaran pengertian, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas menyatakan bahwa: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Persoalan perempuan sampai saat ini masih mengalami perkembangan, juga banyak permasalahan perempuan tidak pernah habis oleh suatu masa atau zaman kehadirannya di permukaan bumi, hal ini sangat tampak ketika dibicarakan tentang rendahnya sumberdaya perempuan, masalah kekerasan pada perempuan yang marak terjadi baik di rana publik atau sektor-sektor lainnya. Semuanya menuntut adanya perhatian dan perjuangan serius oleh semua stakeholder yang ada, terlebih dari kelompok perempuan sendiri. Pemberdayaan kaum perempuan, termasuk di dalamnya organisasi perempuan sangat penting. Banyak upaya yang dapat dilakukan secara bersama-sama dalam rangka membantu pemberdayaan kaum perempuan.berdasarkan uraian di atas, maka penulis menilai pengkajian terhadap masalah program PAUD dan pemberdayaan perempuan. 1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana landasan filosofis terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)? 2. Bagaimana pengertian, hakekat, komponen, kurikulum dan evaluasi PAUD? 3. Apa yang dimaksud pemberdayaan perempuan? 4. Apa yang dimaksud strategi pemberdayaan perempuan? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui landasan filosofis terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2. Untuk mengetahui pengertian PAUD 3. Untuk mengetahui dan memahami pemberdayaan perempuan 4. Untuk mengetahui strategi pemberdayaan perempuan PERENCANAAN PROGRAM PAUD DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN 2.1 Landasan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yang dimaksud pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan yang dilaksanakan merupakan proses sepanjang hayat, di mana proses pendidikan harus dilakukan secara terus menerus dari usia 0 tahun sampai manusia itu meninggalkan dunia. Karena pendidikan harus dilakukan di semua usia, maka pemikiran-pemikiran terhadap pendidikan harus mencakup semua golongan usia tersebut. Begitu pula dengan berbagai pemikiran dan kebijakan terhadap PAUD, harus merunut pada kebutuhan anak usia dini dalam proses perkembangannya. Berikut adalah beberapa landasan pendidikan anak usia dini berdasarkan aspek-aspek yang dikembangkan dalam PAUD. 2.1.1 Landasan Hukum
Penyelenggaraan program PAUD di Indonesia mengacu pada aturan dan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah sebagai berikut. a. UUD 1945 b. UU. No. 4 Tahun 1974 mengenai Kesejahteraan Anak c. UU. No. 23 Tahun 2002 mengenai Perlindungan Anak d. UU. No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional. e. PP. No. 19 Tahun 2005 mengenai Standar Pendidikan Nasional f. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 7 Tahun 2005 mengenai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004-2009. g. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Departemen Pendidikan Nasional. h. Rencana strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009. (M. Hariwijaya dan Bertiani ES, 2007:20-21). 2.1.2 Landasan Filosofis Anak usia dini, yakni anak dengan usia pra-sekolah (0-6 tahun) berdasarkan berbagai penelitian merupakan masa keemasan manusia (golden age), di mana kecerdasan manusia ditentukan pada masa-masa ini (Hariwijaya, 2007:32). Dengan adanya pendidikan anak usia dini diharapkan anak dapat tumbuh dengan segala potensinya, sehingga ia mampu membangun dirinya, lingkungan dan bangsanya. 2.1.3 Landasan Pengetahuan Landasan pengetahuan penting bagi pendidikan anak usia dini. Landasan ini mengacu pada pendapat ahli pendidikan yang memandang betapa pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pengalaman interaksi sosial merupakan hal yang penting bagi perkembangan berproses anak. Pembelajaran akan menjadi pengalaman
yang bermakna bagi anak jika ia dapat melakukan sesuatu atas lingkungannya. (M. Hariwijaya dan Bertiani ES, 2007:21-23) dan (Pusat Kurikulum Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, 2007). 2.2 Hakekat Pendidikan Anak Usia Dini Dalam perkembangan dewasa ini, pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang diarahkan pada upaya pembelajaran yang sesuai dengan usia anak dan mampu menggali potensi anak, sehingga dapat menjadi bekal dalam kehidupannya di masa depan. Banyak batasan yang diberikan terhadap program PAUD, namun dalam hal ini UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan anak usia sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam hal ini M. Hariwijaya (2007:14), mengemukakan bahwa PAUD dapat diartikan sebagai salah satu bentuk jalur pendidikan dari usia 0-6 tahun, yang diselenggarakan secara terpadu dalam satu program pembelajaran agar anak dapat mengembangkan segala guna dan kreativitasnya sesuai dengan karakteristik perkembangannya. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan pendidikan anak usia dini adalah: a. Merangsang dan membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. b. Mengembangkan segala potensi dan kreativitas anak sesuai dengan karakteristik perkembangannya agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 2.3 Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Usia Dini Dalam mengembangkan pendidikan anak usia dini terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, antara lain: a. Berorientasi pada kebutuhan Anak (Children Oriented)
Kegiatan pembelajaran harus berpusat kepada kebutuhan anak melalui upaya-upaya pendidikan dalam mencapai perkembangan fisik dan fsikis yang optimal. b. Merangsang kreativitas dan Potensi Anak Kegiatan PAUD harus mampu merangsang potensi dan kreativitas anak sehingga anak mempunyai kemampuan dalam menjalani kehidupannya di masa depan. c. Belajar melalui Bermain Kegiatan bermain merupakan sarana belajar bagi anak usia dini. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan dan mengambil kesimpulan terhadap sesuatu yang dipelajarinya. d. Menciptakan Lingkungan yang Kondusif Dalam hal ini, pendidikan di usia dini memerlukan pengkondisian lingkungan yang mendorong munculnya kreativitas anak. Lingkungan harus diciptakan agar lebih menyenangkan dan memberi kenyamanan belajar anak. e. Pembelajaran Terpadu Proses pembelajaran pada anak usia dini harus memadukan berbagai aspek pembelajaran, yakni dengan penggunaan tema yang menarik dan dapat mengembangkan minat siswa dan bersifat kontekstual. f. Dilaksanakan secara Bertahap, Berulang-ulang dan Terus Menerus Kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara bertahap, di mulai dengan konsep yang sederhana dan sesuai dengan lingkungan yang dikenal anak. Juga harus dilaksanakan berulang-ulang dan terus menerus sehingga apa yang dipelajari dapat menjadi bagian dari kehidupan anak. g. Mengembangkan Berbagai Kecakapan Hidup (Life Skills) Memberikan berbagai kecakapan hidupa dapat melalui proses pembiasaan, hal tersebut bertujuan agar anak mampu mandiri, disiplin, menolong dirinya sendiri dan bertanggung jawab. h. Menggunakan berbagai Media Edukatif dan Sumber Belajar Diutamakan menggunakan media dan sumber pembelajaran yang berasal dari lingkungan alam di sekitar anak. Dalam hal ini kreativitas dan inovasi guru diperlukan dalam merancang dan membuat media dan sumber belajar tersebut. 2.3 Komponen Program PAUD
Berbagai komponen program PAUD telah dikembangkan dengan tujuan agar pengembangan PAUD dapat dilakukan dengan terstuktur dan terprogram secara baik sehingga tujuan PAUD sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dapat tercapai. 2.3.1 Standar Kompetensi Anak usia Dini Pendidikan anak usia dini dalam pengembangan aspek-aspek pembelajarannya harus mengacu pada standar kompetensi anak usia dini antara lain moral dan nilai-nilai agama, Sosial dan Emosional, Fisik/motorik, Bahasa, Kognitif, Seni 2.3.2 Kurikulum PAUD Dalam hal ini, secara operasional kurikulum PAUD adalah berbagai aspek yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dikembangkan dalam proses pembelajaran anak usia dini. Termasuk dalam pembahasannya adalah prinsip-prinsip dasar pengembangan kurikulum PAUD, komponen kurikulum, penilaian dan satuan pendidikan anak usia dini. 2.3.3 Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Satuan pendidikan anak usia dini dalam kerangka pendidikan jalur formal dan informal meliputi: a. Taman Kanak-Kanak, yaitu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun, yang dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok A untuk anak usia 4-5 tahun dan kelompok B untuk anak usia 5-6 tahun. b. Kelompok Bermain merupakan satu bentuk PAUD pada jalur non formal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2-4 tahun dan anak usia 4-6 tahun yang tidak dapat dilayani TK (setelah melalui pengkajian dan mendapat rekomendasi dari pihak berwenang). c. Taman Pendidikan Anak adalah layanan yang dilakasanakan oleh pemerintah dan masyarakat bagi anak usia 0-6 tahun yang orang tuanya bekerja.
d. Satuan PAUD sejenis (SPS) adalah layanan minimal merupakan layanan minimal yang hanya dilakukan 1-2 kali /minggu atau merupakan layanan PAUD yang dintegrasikan dengan program layanan lainnya. Peserta program PAUD sejenis adalah anak usia 2-4 tahun. 2.4. Pemberdayaan Perempuan Pemberdayaan Perempuan adalah upaya pemampuan perempuan untuk memperoleh akses dan control terhadap sumber daya, ekonomi, politik, social, budaya, agar perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah, sehingga mampu membangun kemampuan dan konsep diri (Anwar, 2007:4). Tujuan pemberdayaan perempuan, meliputi : a. Meningkatkan kedudukan dan peran perempuan di berbagai bidang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara b. Meningkatkan peranan perempaun sebagai pengambil keputusan dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan Gender c. Meningkatkan kualitas peran kemandirian organisasi perempuan dengan mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan d. Meningkatkan komitmen dan kemampuan semua lembaga yang memperjuangkan kesetaraan dan keadilan gender e. Mengembangkan usaha pemberdayaan perempuan, kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta perlindungan anak (Anwar, 2007:22) 2.5. Strategi Pemberdayaan Perempuan Untuk merwujudkan kesetaraan dan keadilan Gender (KKG) dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, diperlukan pemberdayaan perempuan. Adapun yang termasuk dalam pemberdayaan perempuan, meliputi : a. Peningkatan kualitas hidup perempuan, b. Penggalakan sosialisasi kesetaraan dan keadilan Gender, c. Penghapusan segala bentuk tindak kekuasaan terhadap perempuan, d. Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) bagi perempuan, e. Peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak, f. lembaga dan organisasi perempuan (Faqih, 1996:32) Kemampuan dan peningkatan kemandirian Suatu kebijakan antara yang di keluarkan oleh kantor menteri Negara pemberdayaan perempuan untuk melakukan pengarusutamaan gender pada semua bidang pembangunan, dalam rangka memberikan dasar-dasar guna mendorong semua sector dan pemerintah daerah disemua tingkat dapat secara mandiri melakukan upaya-
upaya untuk mewujudkan KKG. Peningkatan kualitas SDM perempuan, utamanya pada bidang diklat, kesehatan, politik, hokum dan ekonomi perlu diupayakan sejak dini. Pembaharuan dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan, serta penegakan hukum diperlukan untuk mendukung upaya KKG. Penghapusan kekerasan terhadap perempuan dilakukan tidak ada toleransi sekecil apapun terhadap kekerasa terhadap perempuan, baik didalam keluarga, masyarakat dan negara. Kebijakan ini sebagai bagian dari penghapusan diskriminasi terhadap perempuan (Faqih, 1996:56) Penegakan HAM bagi perempuan dimasudkan untuk memberikan penghormatan atas martabat, perlindungan dan pemenuhan hak-hak. Dan perempuan termasuk hak kesehatan reproduksi, guna mendukung kemajuan dan peran aktif permpuan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua lembaga pemerintah, baik dipusat maupun didaerah, bahwa perlu dimampukan secara terencana dan berkeesinambungan sesuai dengan situasi,kondisi dan misi masing-masing yang diarahkan uuntuk lebih meemantapkan dukungan terhadap upaya pemberdayaan perempuan. Semua organisasi perempuan yang bergerak dalam berbaagai bidang pembangunan, baik di pusat maupun di daerah, perlu ditingktkan dari segi kualitasnya, baik dalam peran, pengelolaan dan kemandiriannya untuk mendukung pemberdayaan perempuan. Peran aktif masyarakat lebih ditingkatkan, baik dalam kualitas peran maupun kemandirian masyarakat, untuk menjamin kemantapan daan kelangsungan (substainbility) upaya pemberdayaaan perempuan. Pemberdayaan perempuan diperluas jangkauannya ke daerah tertinggal di pedesaan, daerah kumuh di perkotaan, daerah pantai, dan daerah terpencil, dalam rangka pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Komitmen internasional untuk peningkatan pemberdayaan perempuan perlu diterapkan, dipantau dan dievaluasi secara konsisten dan konsekuen. Arah Kebijakan Pemberdayaan Perempuan,yaitu : a. Peningkatan partisipasi dan peranserta perempuan sebagai gerak ekonomi kerakyatan. b. Peningkatan peran perempuan sebagai pendidik generasi masa mendatang (internalisasi tata nilai) c. Peningkatan peran perampuan dalm PPMK d. Pembangunan berperspektif gender dengan memperhatikan kepentingan perempuan.(anwar,2007:49)
Kesimpulan Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Landasan pendidikan anak usia dini terbagi dalam beberapa aspek, antara lain landasan hukum, seperti UUD 1945 dan UU no. 20 Tahun 2003 tengan Sisdiknas, landasan filosofis berupa berbagai pemikiran ahli terhadap proses perkembangan dan pembelajaran anak usia dini, dan landasan pengetahuan yang berasal dari berbagai penelitian tentang anak. Hakekat dari program pendidikan anak usia dini adalah bahwa anak usia dini merupakan usia emas dalam perkembangan intelektual dan moralnya, sehingga pendidikan di usia ini harus diarahkan pada upaya menggali dan merangsang potensi dan kreativitasnya secara optimal. Komponen pendidikan anak usia dini, meliputi standar kompetensi anak usia dini, kurikulum dan penilaian. Pemberdayaan Perempuan adalah upaya pemampuan perempuan untuk memperoleh akses dan control terhadap sumber daya, ekonomi, politik, social, budaya, agar perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah. Meningkatkan kedudukan dan peran perempuan di berbagai bidang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Adapun tujuan pemberdayaan perempuan adalah meningkatkan peranan perempaun sebagai pengambil keputusan dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan Gender,meningkatkan kualitas peran kemandirian organisasi perempuan dengan mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan. DAFTAR KEPUSTAKAAN Andi Yudianto. 2009. Perkembangan Intelektual. Jakarta.
Anwar. 2007. Manajemen Pemberdayaan Perempuan. Bandung:Alfa Beta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun 2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas:Jakarta. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta. Faqih, Mansour. 1996. Analisis Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. M. Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca. 2007. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan Pendidikan Sejak Dini. Bandung M. Solehuddin, 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP Bandung:Bandung.. 2008. Psikologi Pendidikan, Universitas Gunadarma:Jakarta. Suyatman. 2008. Pengembangan Kecerdasan Spritial, emosional dan Intelektual, sebuah makalah. Jakarta.