PENGARUH KOMPOSISI AGREGAT KASAR LIMBAH BATU BATA DAN AGREGAT HALUS LIMBAH PLASTIK TERHADAP KUAT GESER BALOK BETON BERTULANG BAMBU

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Eksperimental Kuat Geser Pelat Beton Bertulang Bambu Lapis Styrofoam

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

SLOOF PRACETAK DARI BAMBU KOMPOSIT

PENGARUH POLA TULANGAN GESER BAMBU PADA PENGUJIAN GESER-LENTUR BALOK NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

RESPON SAMBUNGAN GROUTING PADA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU TERHADAP VARIASI BEBAN VERTIKAL SIMETRIS DAN HORIZONTAL NASKAH PUBLIKASI

BERAT VOLUME DAN KEKAKUAN PLAT SATU ARAH PADA PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU DENGAN LAPIS STYROFOAM

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM

PENGARUH VARIASI UKURAN TULANGAN DAN PENGGUNAAN KLEM SELANG TERHADAP KUAT CABUT TULANGAN BAMBU

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

ANALISIS KUAT GESER STRUKTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN LUBANG HOLLOW CORE PADA TENGAH PENAMPANG BALOK NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

UJI CABUT TULANGAN BAMBU DENGAN VARIASI JARAK KAIT DARI KLEM SELANG NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

STUDI EKSPERIMENTAL MOMEN BATAS PADA PELAT BERUSUK AKIBAT PEMBEBANAN MERATA

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG TULANGAN BAMBU PILIN TERHADAP UJI GESER-LENTUR BALOK NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci: Tulangan Bambu Pilin, Tulangan Baja, Peningkatan Rasio Tulangan, Kuat Lentur, Pola Retak. ABSTRACT

PENGARUH CAMPURAN KADAR BOTTOM ASH DAN LAMA PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP LENDUTAN PADA BALOK

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PS BALL SEBAGAI PENGGANTI PASIR TERHADAP KUAT LENTUR BETON

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

PENGARUH JENIS KAIT TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BERTULANGAN BAMBU DENGAN PENGAIT PUBLIKASI ILMIAH TEKNIK SIPIL

INFRASTRUKTUR KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR TEMPURUNG KELAPA

PONDASI PRACETAK BAMBU KOMPOSIT

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BAHAN TAMBAH PLASTIK DAN ABU SEKAM PADI DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

TINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAMBU TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BERTULANG BAMBU DENGAN AGREGAT KASAR BATU PUMICE PUBLIKASI ILMIAH TEKNIK SIPIL

KEKUATAN LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON DAN BATA RINGAN TULANGAN BAMBU DENGAN VARIASI MUTU BETON PUBLIKASI ILMIAH TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

PENGARUH PEMAKAIAN KLEM SELANG TERHADAP BEBAN MAKSIMUM PADA SAMBUNGAN BALOK-KOLOM BETON BERTULANGAN BAMBU NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

TINJAUAN REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERILAKU MEKANIK BETON RINGAN TERHADAP KUAT GESER BALOK

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RUMAH SEDERHANA DENGAN SISTEM STRUKTUR BETON BERTULANG BAMBU PETUNG NUSA PENIDA

POLA RETAK DAN LEBAR RETAK DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK

ANALISIS VARIASI KONFIGURASI RANGKA PADA JEMBATAN BAJA (STUDI KASUS JEMBATAN "5" BRIDGE)

PERBANDINGAN KUAT LENTUR SATU ARAH PELAT BETON TULANGAN BAMBU DENGAN PELAT BETON TULANGAN BAMBU ISI STYROFOAM PUBLIKASI ILMIAH TEKNIK SIPIL

PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON

PENGARUH KAWAT AYAM DALAM PENINGKATAN KEKUATAN PADA BALOK BETON. Abstrak


PEMERIKSAAN TEGANGAN LEKAT BETON DENGAN VARIASI LUAS TULANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP KUAT TEKAN

Jhohan Ardiyansyah, et al.penentuan Lendutan Pelat Beton Bertulang Bambu dan Baja...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP MEKANISME DAN POLA RETAK KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UJI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DRAINASE TIPE U-DITCH PRACETAK

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

KEKUATAN LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON DAN BATA RINGAN TULANGAN BAMBU DENGAN VARIASI TINGGI BATA RINGAN PUBLIKASI ILMIAH TEKNIK SIPIL

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

PENGARUH KUAT TEKAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

PENGARUH KADAR AIR AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON ABSTRACT

PENGUJIAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT UJI TEKAN

PLAT LANTAI PRACETAK DENGAN BETON RINGAN

Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal

BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAMBU TERHADAP KUDA- KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU AGREGAT BATU BATA NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

Rahmi Aulia, Sri Murni Dewi, Ming Narto Wijaya

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

ANALISIS DAN PENGUJIAN PERILAKU DARI VARIASI LUBANG PADA BATANG ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PENAMPANG PERSEGI TERHADAP BEBAN LENTUR

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

Kajian Eksperimental Perilaku Lentur dan Geser Balok Sandwich Beton

DAFTAR ISI JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan keruntuhan tekan, yang pada umumnya tidak ada tanda-tanda awal

PENGARUH RASIO TULANGAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BERTULANGAN BAMBU DENGAN KAIT. Ronny Setiawan, Sri Murni Dewi, Eva Arifi

PERILAKU DINDING PANEL BETON RINGAN DENGAN VARIASI LUBANG ARAH HORIZONTAL AKIBAT GAYA GESER

INTERAKSI ANTARA SERAT BAMBU DENGAN KOMPOSISI SEMEN DAN AGREGAT KASAR BATU APUNG TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU PUBLIKASI ILMIAH

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM DENGAN POSISI KULIT DI SISI DALAM

TINJAUAN KARAKTERISTIK DAN KEKUATAN UBIN / TEGEL LANTAI YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PERBANDINGAN KAPASITAS KUAT LENTUR PADA BALOK TULANGAN BAMBU PILIN DENGAN KULIT DAN TANPA KULIT

KAJIAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON RINGAN MEMANFAATKAN SEKAM PADI DAN FLY ASH DENGAN KANDUNGAN SEMEN 350 kg/m 3

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BAJA RINGAN PROFIL U TUGAS AKHIR. Disusun oleh : LOLIANDY

BAB I PENDAHULUAN. belum tentu kuat untuk menahan beban yang ada. membutuhkan suatu perkuatan karena kolom menahan balok yang memikul

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

Transkripsi:

PENGARUH KOMPOSISI AGREGAT KASAR LIMBAH BATU BATA DAN AGREGAT HALUS LIMBAH PLASTIK TERHADAP KUAT GESER BALOK BETON BERTULANG BAMBU (The Influence of The Aggregate Composition Crushed Bricks as Coarse Aggregate and Plastic Waste as Fine Aggregate to Shear Strength of Concrete Beam with Bamboo Reinforcement) Rinaldi S, Sri Murni Dewi, Ming Narto Wijaya Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail : rinaldisattu28@gmail.com ABSTRAK Dalam dunia konstruksi beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan pengikat semen. Beton terbentuk dari campuran semen, pasir, kerikil, dan air. Salah satu teknologi yang sedang berkembang dalam konstruksi bangunan adalah beton ringan. Pada penelitian material yang akan digunakan untuk campuran beton ringan adalah plastik sebagai agregat halus dan batu bata pecah sebagai agregat kasar dengan menggunakan tulangan bambu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi semen, agregat kasar batu bata dan agregat halus limbah plastik terhadap kuat geser balok bertulang bambu. Variasi komposisi pada penelitian ini yaitu 1,8:0,66:1,3 ; 2:0,66:1,3 dan 2:0,7:1,1 dengan perbandingan semen: batu bata : plastik dalam satuan berat dengan FAS sebesar 0,7. Pada penelitian ini juga digunakan bahan tambah abu sekam padi sebanyak 20% dari jumah semen. Sampel yang digunakan adalah balok berukuran 15 x 20 x 60 cm sebanyak 9 buah. Hasil pengujian kuat geser paling besar pada penelitian ini terdapat pada variasi komposisi 1,8:0,66:1,3 dengan rata-rata sebesar 2582,33 kg, berat volume rata yang didapatkan dari penelitian ini pada komposisi 1 sebesar 1632,41 kg/m 3, komposisi 2 sebesar 1688,89 kg/m 3, dan komposisi 3 sebesar 1674,07 kg/m 3. Sehingga, bisa dikatakan bahwa jenis beton pada penelitian ini masuk dalam kriteria beton ringan. jika ditinjau dari dari berat volume benda uji sudah memenuhi syarat beton ringan, namun hasil kekuatan yang dihasilkan belum optimum. Pada penelitian ini juga menganalisis pola retak yang terjadi pada balok, ratak awal pada balok rata-rata terjadi pada beban 1000 kg yang diawali dengan retak lentur. Dengan meggunakan metode perhitungan statistik uji anova satu arah diketahui bahwa pengaruh komposisi rasio semen dan agregat terhadap kekuatan balok yang diakibatkan karena rasio semen yang digunakan antar variasi masih sangat kecil, sehingga tidak terlihat perbedaan yang signifikan. Kata kunci : komposisi, ratio,semen, agregat, kuat geser, pola retak. ABSTRACT In the world of concrete construction is a composite building material made of a combination of aggregates and binder cement. Concrete is formed from a mixture of cement, sand, gravel, and water. One of the emerging technologies in building construction is lightweight concrete. In this study, the materials used for lightweight concrete mixtures were plastics as fine aggregates and coarse aggregates of crushed bricks by using bamboo reinforcement. This study aims to determine the composition of cement, Crushed Bricks as Coarse Aggregate and Plastic Waste as Fine Aggregate to Shear Strength of Concrete Beam with Bamboo Reinforcement. The variations in this study were 1.8: 0.66: 1.3; 2: 0.66: 1,3; and 2: 0.7: 1.1 with the ratio of cement: bricks: plastics in units of weight with FAS 0,7. In this study also used the admixture of ash rice husk as much as 20% of the amount of cement. The sample used is 15 x 20 x 60 cm size of 9 pieces.

The largest shear strength test results in this study was found in variations in composition 1.8: 0.66: 1.3 with an average of 2582.33 kg, The weight average volume obtained from this study on composition 1 was 1632.41 kg/m 3, the composition 2 was 1688.89 kg/m 3, and the composition 3 was 1674.07 kg/m 3. So, it can be said that the type of concrete in this study included in the criteria of lightweight concrete. If viewed from the weight of the volume that has been done lightweight concrete, but the resulting power yield is not optimal. In this study also analyze the pattern of cracks that occur on the beam, the initial rat on the average beam occurs at a load of 1000 kg beginning with the flexural crack. By using the method of statistical calculation of one way anova test know that the influence of cement and aggregate ratio composition to the strength of the beamcaused by the cement ratioused between variation is still very small, so there is no significant difference. Keywords : composition, ratio, cement, aggregate,shear strength, fracture pattern. PENDAHULUAN Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan pengikat semen. Beton terbentuk dari campuran semen, pasir (agregat halus), kerikil (agregat kasar), dan air. Salah satu teknologi yang sedang berkembang dalam konstruksi bangunan tahan gempa adalah teknologi bahan beton ringan. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat volume (density) lebih ringan daripada beton pada umumnya yang memiliki berat jenis berkisar antara 600 kg/m 3 1600 kg/m 3. Karena itu keunggulan beton ringan utamanya ada pada berat jenis yang lebih ringan. Dalam penelitian ini, Pada penelitian ini, limbah botol plastik dan pipa PVC digunakan sebagai agregat halus, dan batu bata sebagai agregat kasar. Penggunaan plastik yang sangat banyak dalam kehidupan sehari hari merupakan permasalahan utama banyaknya limbah plastik di Indonesia. Plastik memiliki sifat yang sulit terurai dan membutuhkan waktu yang cukup lama agar dapat terurai secara sempurna. TINJAUAN PUSTAKA Kuat Tarik Tulangan Bambu Bambu dapat digunakan sebagai pengganti baja karena mempunyai kekuatan tarik yang tinggi mendekati baja struktur (Morisco,1999). Menurut Jansen (1980) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan bamboo adalah sebagai berikut : 1. Kandungan air, semakin sedikit kandungan air yang terdapat pada bambu maka kuat tarik bambu semakin kuat. 2. Ada tidaknya nodia pada bambu. Batang pada bambu yang bernodia atau beruas maka bambu itu mempunyai kekuatan yang lebih rendah disbanding dengan bambu yang tidak terdapat nodia atau ruas. Tabel 1. Tegangan tarik bambu kering oven tanpa nodia dan dengan nodia Sumber: Morisco (1999) Gambar 1. Hubungan tegangan regangan bambu dan baja Sumber : Morisco(1999) Kapasitas Geser Pada Balok

Pada perencanaan beton bertulang, biasanya lentur lebih diperhatikan untuk analisis mendapatkan ukuran penampang dan tulangan yang diperlukan untuk menahan momen lentur, untuk memastikan bahwa keruntuhan terjadi didahului dengan tanda-tanda (under reinforced). Balok juga harus direncanakan untuk menahan geser karena biasanya keruntuhan geser tanpa disertai peringatan terlebih dahulu (over reinforced). Persamaan untuk tegangan geser beton adalah sebagai berikut: Keterangan: Vc = tegangan geser beton f c = mutu beton (Mpa) b d = lebar penampang (mm) = tinggi efektif penampang (mm) Persamaan untuk tegangan geser tulangan geser adalah sebagai berikut: Keterangan: Vs = tegangan lentur tulangan geser fy = mutu baja d S = tinggi efektif penampang = jarak tulangan geser Persamaan untuk tegangan geser nominal adalah: Keterangan: Vn Vc Vn = Vc + Vs = tegangan geser nominal (kg) = tegangan geser beton (kg) Vs = tegangan lentur tulangan geser (kg) Pola Retak balok Untuk balok yang memiliki tulangan panjang, yaitu tulangan yang direncanakan untuk memikul gaya-gaya lentur tarik dan tekan yang ditimbulkan oleh momen lentur, tegangan geser yang tinggi menimbulkan retak miring. Sehingga untuk mencegah hal tersebut diperlukan penulangan geser. Berikut beberapa jenis-jenis retak yang sering terjadi pada elemen struktur, diantaranya : 1. Retak Lentur : Retak dengan pola horizontal atau datar biasanya disebut retak lentur, disebabkan oleh tekanan yang berlebihan pada balok. 2. Retak Geser : Retak dengan pola diagonal atau miring pada balok biasanya disebut retak geser, yang disebabkan oleh gaya pada arah horizontal atau datar. 3. Selimut brton terkelupas : selimut beton pada kolom terkelupas, dapat disebabkan oleh rendahnya kualitas atau mutu beton yang digunakan, sehingga kekuatan beton terhadap tekanan berkurang dan selimut beton mudah pecah. 4. Retak rambut dengan pola tidak beraturan : Saat usia bagunan masih muda, retak-retak rambut sudah bisa dideteksi. Sekalipun retak rambut tidak membahayakan, namun cukup menganggu pemandangan. METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah semen, agregat kasar batu batu bata, agregat halus limbah plastik, air, dan bahan tambah abu sekam. Digunakan tulangan bambu jenis petung dengan dimensi 0,5 cm x 1 cm. Alat yang digunaka untuk mendukung proses pengujian antara lain Linear Variable Differential Transformer (LVDT), hydraulic jack, Compresion Tes Machine (CTM), loading frame, dll.

Diagram Alir Penelitian Mulai Persiapan Alat & Bahan Benda Uji Silinder Pengujian karakteristik Material Perencanaan Mix Design Curing Benda Uji Pembuatan Benda Uji Benda Uji Balok Curing Benda Uji Gambar 3. Skema pengujian benda uji balok HASIL PENELITIAN Hasil Kuat Tekan Pada penelitian ini dibuat benda uji silinder sebanyak 15 sampel. Tiap variasi berjumlah masing masing 5 sampel benda uji silinder dengan diameter 15cm dan tinggi 30 cm. Pengujian Kuat Tekan Pengujian dan geser Tabel 3. Hasil pengujian kuat tekan slinder Pengolahan Data Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 2. Diagram alir tahapan penelitian Dalam penelitian ini digunakan tiga variasi komposisi dengan masingmasing 3 sampel benda uji balok dan 3 sampel benda uji beton normal sebagai pembanding terhadap beton ringan pada penelitian ini. Tabel 2. Rancangan penelitian dengan variasi komposisi agregat Berat Volume Balok Berat volume merupakan rasio antara berat dan volume benda uji. Pada umumnya berat volume beton normal yaitu 2200-2500 kg/m 3 dan beton ringan memiliki berat volume dibawah 1900 kg/m 3. Berat volume dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : γ = w v Dengan : γ = Berat volume (kg/m 3 ) w = berat benda uji (kg) v = volume benda uji (m 3 )

Tabel 3. Berat Volume Benda Uji Balok Beton Ringan yang diambil dari nilai kuat tarik maksimum. Kuat geser balok beton bertulang merupakan penjumlahan dari kapasitas geser dengan kapasitas geser tulangan geser. Berikut contoh perhitungan kapasitas geser teoritis dengan benda uji A1: Diketahui : f c : 5,357 Mpa fy Bambu : 0,153 Mpa L : 600 mm b : 150 mm h : 200 mm d : 30 mm d : h-d = 200-30 = 170 mm s : 180 mm Tegangan Geser Beton Gambar 4. Grafik Batang Berat Volume Balok Beton Ringan Pada benda uji balok dapat dilihat bahwa berat volume rata-rata pada tiap variasi berkisar antara 1600 1700 kg/m 3. Berdasarkan SNI beton ringan memiliki berat volume dibawah 1900 kg/m 3, oleh karena itu beton ini termasuk dalam kategori beton ringan jika ditinjau dari berat volumenya. Dapat dilihat pada gambar 4.9 bahwa tiap variasi benda uji balok memiliki berat volume yang berbeda-beda. Beragamnya berat volume dari tiap benda uji disebabkan oleh faktor penyebaran agregat yang tidak merata pada saat pembuatan beton dilakukan. Tegangan Geser TulanganGeser Tegangan Geser Nominal Beban Geser : Vu ½ P = Vn = Vn ½ P = 9850,974 P = 19701,948 = 1,970 ton Tabel 4. Hasil Beban Maksimum Teoritis dan Aktual Beton Ringan Kapasitas Geser Untuk perhitungan beban maksimum kuat geser balok sangat dipengaruhi oleh luas profil beton, mutu beton dan mutu tulangan sengkang. Pada penelitian ini digunakan mutu bambu

Aktual Lendutan aktual didapatkan dari hasil pengujian dimana pada saat beban (P) pada kondisi elastis. Hasil Pengujian dapat dilihat pada tabel 6. Gambar 5. Grafik Perbandingan P maksimum Teoritis dan Aktual Beton Plastik Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan beban maksimum teoritis lebih kecil daripada hasil beban maksimum eksperimen. Perbedaan yang terbesar antara hasil beban maksimum teoritis dan eksperimen geser terjadi pada benda uji Variasi 1 sebesar 613,33 kg. Gambar 7. Grafik Beban Lendutan Benda Uji Variasi 1 Gambar 8. Grafik Beban Lendutan Benda Uji Variasi 2 Gambar 6. Pengujian Balok Beton Ringan Analisis Lendutan Balok Uji Teoritis Untuk hasil perhitungan lendutan teoritis dapat dilihat pada tabel 5. Gambar 9. Grafik Beban Lendutan Benda Uji Variasi 3 Tabel 5. Lendutan Teoritis Balok dengan Metode Conjugate Beam Gambar 10. Grafik Beban Lendutan Benda Uji Beton Normal

Tabel 6. Lendutan Aktual Pada Benda Uji Balok beban 1000 kg, yang seharusnya pada beban awal sudah terjadi lendutan. Pola Retak Balok Perbandingan Aktual dan Teoritis Tabel 6. Hasil Perbandingan Lendutan Teoritis dan Lendutan Aktual Pola Retak Balok Variasi 1 Gambar 11. Grafik Batang Lendutan Teoritis dan Aktual Beton Ringan Terdapat perbedaan hasil lendutan yang terjadi antara hasil teoritis dengan hasil eksperimenpada kondisi beban plastis. Perbedaan terbesar terjadi pada benda uji variasi 1 dengan lendutan teoritis sebesar 0,827 mm dan lendutan aktual sebesar 0,243 mm Pada saat pengujian balok terjadi kesalahan dalam pemasangan LVDT. Dial belum sepenuhnya menyentuh plat yang dipasang untuk mengambil data lendutan, akibatnya data yang dihasilkan tidak akurat. Lendutan mulai terjadi pada Pola Retak Balok Variasi 2

Tabel 7. Tabel Anova Kuat Geser Balok F hitung (4,531) < F tabel (5,14) Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan artian bahwa variasi komposisi semen, agregat kasar batu bata pecah dan agregat halus limbah plastik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kuat geser balok beton ringan. Pola Retak Balok Variasi 3 Berdasarkan gambar diatas menunjukan bahwa adanya pola retak yang diakibatkan oleh beban vertikal yang ditahan oleh balok. Ketika pembebanan awal belum terjadi keretakan, namun ketika terjadi peningkatan beban pada balok, balok akan mengalami retak secara terus menerus. Namun pola retak yang terjadi lebih dominan terjadinya retak lentur yang belum sesuai dengan desain awal yaitu retak geser. Retak awal pada balok rata-rata terjadi pada beban 1000 kg dan diawali dengan retak lentur. Uji Hipotesis Hasil Pengujian Kuat Geser Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis varian satu arah terhadap nilai kuat tarik belah beton ringan dengan variasi komposisi semen dan agregat 1.8 : 0.66 : 1.3, 2 : 0.66 : 1.3, dan 2 : 0.7 : 1.1. Kriteria dari pengujian ini adalah: Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Perbandingan komposisi antara semen, plastik, dan batu bata pada komposisi 1 yaitu 1,8 : 0,66, 1,33, komposisi 2 yaitu 2 : 0,66 : 1,33, dan komposisi 3 yaitu 2 : 0,7 : 1,1. Untuk komposisi 1 didapatkan kuat geser balok sebesar 1970,19 kg, komposisi 2 sebesar 2122,58 kg, dan komposisi 3 sebesar 2083,05 kg. Dapat disimpulkan bahwa komposisi 2 memiliki kuat geser yang lebih tinggi dibandingkan dengan variasi komposisi lainnya, namun perbedaan kuat geser yang dihasilkan pada tiap variasi komposisi tidak jauh berbeda, hal ini disebabkan karena rasio semen dan agregat yang sangat kecil, sehingga tidak berpengaruh besar terhadap kuat geser balok. Berat Volume yang didapat pada penelitian ini pada komposisi 1 berat volume rata-rata sebesar 1632,41 kg/m 3, komposisi 2 sebesar 1688,89

kg/m 3, dan komposisi 3 sebesar 1674,07 kg/m 3. Sehingga berdasarkan SNI 03-2461-2002 tentang beton ringan bahwa dikatakan beton ringan struktural apabila berat volume beton < 1900 kg/m 3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis beton pada penelitian ini masuk dalam kriteria beton ringan, dikarenakan seluruh benda uji pada penelitian ini memiliki berat volume < 1900 kg/m 3. 2. Pengaruh komposisi variasi semen dan agregat terhadap kekuatan pada balok bertulang bambu yang di dapat dari hasil pengujian dan perhitungn teoritis memiliki perbedaan hasil yang cukup besar terhadap beton normal. Beberapa penyebabnya karena nilai FAS yang lebih tinggi, material yang digunakan berbeda dengan beton normal yaitu material plastik, sehingga daya lekat dari masing-masing material belum maksimal karena memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dengan menggunakan metode perhitungan statistik uji anova satu arah diketahui bahwa belum ada pengaruh komposisi rasio semen dan agregat terhadap kekuatan balok, yang diakibatkan karena rasio semen yang digunakan antar variasi masih sangat kecil, sehingga tidak terlihat perbedaan yang signifikan. 3. Pola retak benda uji pada pembebanan awal belum terjadi keretakan, namun ketika terjadi peningkatan beban pada balok, balok mengalami retak secara terus menerus. Pola retak yang terjadi yaitu retak lentur geser. Saran Berikut ini merupakan bebrapa saran-saran yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan : 1. Sangat disarankan untuk melakukan pretest untuk mengetahui kondisi campuran beton, dikarenakan pada penelitian ini tidak memiliki standar yang telah ditentukan seperti SNI. 2. Dalam penelitian ini hanya menggunakan tiga sampel benda uji karena keterbatasan material, maka dari itu, disarankan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel lebih dari tiga untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan mengantisipasi peluang terjadinya data-data yang menyimpang. 3. Sangat disarankan untuk menentukan metode pemadatan terhadap benda uji yang sesuai dengan kondisi di lapangan agar mendapatkan hasil yang baik, dikarenakan proses pemadatan juga menentukan kekuatan balok. 4. Pada saat pemasangan/penyetingan benda uji sangat disarankan untuk memperhatikan dengan teliti agar sudah terpasang dengan baik seperti pemasangan LVDT, karena dapat mengakibatkan kesalahan dalam proses pengujian. DAFTAR PUSTAKA Amelia, Renny. (2013). Pengaruh Pola Tulangan Geser Bambu Pada Pengujian Geser Lentur Balok. Malang : Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya. Anung Suwarno, Sudarwono. (2015). Kajian Penggunaan Limbah Plastik Sebagai Campuran Agregat Beton. Semarang : Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Politeknik Negeri Semarang. Aulia, Rahmi. 2017. Pengaruh Rasio Tulangan Terhadap Kuat Lentur Balok Bertulangan Bambu Dengan Klem Selang. Naskah Terpublikasi.

Malang: Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya. Badan Standarisasi Nasional. (2002). SNI 03-2461-2002 Spesifikasi adgregat ringan untuk beton ringan structural. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Badan Standarisasi Nasional. (2002). SNI 15-2094-2000 Bata merah pejal untuk pasangan dinding. Bandung: Badan Standarisasi Nasional Badan Standarisasi Nasional. (2014). SNI 0302:2014 Semen portland pozolan. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik. (1971). Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.I. -2. Bandung:Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. Fahrina, Ria. 2014. Pemanfaatan Bambu Betung Bangka Sebagai Pengganti Tulangan Balok Beton Bertulangan Bambu. Jurnal Fropil, Vol. 2 No.1, Januari-Juli 2014, Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung. Faris, Faisal, Nindyawati, dan Karjanto, Adjib. 2016. Kapasitas Geser Balok Tinggi Beton Bertulang Bambu Dengan Variasi Jenis Bahan Sengkang Besi dan Bambu. Malang: Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Laboratorium Struktur dan Bahan Konstruksi Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya. Petunjuk Praktikum Teknologi Beton. Malang: Laboratorium Struktur dan Bahan Konstruksi Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Nawy, E.G. 1998. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar. Cetakan II. Terjemahan Bambang Suryoatmono. Bandung: PT. Refika Aditama. Nurlina, Siti. (2008). Struktur Beton. Malang: Bargie Media Tjokrodimulyo. (2004). Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Gajahmada, Yogyakarta. Morisco. 1999. Rekayasa Bambu. Yogyakarta: Nafiri Offset. Mulyono, Tri. (203). Teknologi Beton. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET