IKATAN AKUNTAN INDONESIA



dokumen-dokumen yang mirip
IKATAN AKUNTAN INDONESIA

AKUNTANSI KERJASAMA OPERASI

PSAK 66 PENGATURAN BERSAMA

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TAK BERWUJUD

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA

AKUNTANSI ASET TAK BERWUJUD

BAB I PENDAHULUAN. puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 20 BIAYA RISET DAN PENGEMBANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

02. Standar ini harus diterapkan untuk perlakukan akuntansi atas biaya pinjaman.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN

SAK UMUM vs SAK ETAP. No Elemen PSAK SAK ETAP

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 13 AKUNTANSI UNTUK INVESTASI

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 07 LAMPIRAN I.08 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

PSAK No. 12 (Rev 2009)

Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Jalan Tol

BAGIAN IX ASET

AKUNTANSI UNTUK INVESTASI

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 07

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 AKTIVA TETAP DAN AKTIVA LAIN-LAIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-Lain

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG

AKUNTANSI ASET TETAP

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Tidak Berwujud

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 4 LAPORAN OPERASIONAL DAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

Standar Akuntansi Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 15 AKUNTANSI UNTUK INVESTASI DALAM PERUSAHAAN ASOSIASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba

PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

BAGIAN XVII CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007)

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET LAINNYA

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. ISAK 8 merupakan panduan untuk menentukan apakah suatu perjanjian

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB X KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH...

Standar Akuntansi Keuangan

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB II AKUNTANSI SEWA

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 04 LAPORAN OPERASIONAL

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

LAPORAN OPERASIONAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAMPIRAN I.13 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

0 PENDAHULUAN Latar Belakang 0 Jalan tol memiliki peran strategis baik untuk mewujudkan pemerataan pembangunan maupun untuk pengembangan wilayah. Pada wilayah yang tingkat perekonomiannya telah maju, mobilitas orang dan barang umumnya sangat tinggi sehingga dituntut adanya sarana perhubungan darat atau jalan dengan mutu yang andal. Tanpa adanya jalan dengan kapasitas cukup dan mutu yang andal, maka dipastikan lalu lintas orang maupun barang akan mengalami hambatan yang pada akhirnya menimbulkan kerugian ekonomi. Kerugian yang ditanggung oleh pemakai jalan akibat hambatan tersebut, merupakan potensi yang dapat diubah ke dalam bentuk pembayaran masyarakat atas pemakaian jalan bebas hambatan. 0 Dengan terhimpunnya dana masyarakat dari pemakaian jalan tol pada wilayah yang telah maju perekonomiannya, maka keuangan negara yang seharusnya digunakan untuk penyelenggaraan jalan dapat dihemat, yang pada gilirannya bisa digunakan untuk membangun sektor atau wilayah lain yang belum maju. Karakteristik Penyelenggaraan Jalan Tol 0 Pernyataan ini disusun dengan memperhatikan sifat dan karakteristik penyelenggaraan jalan tol di Indonesia dan berpedoman pada konsep dasar akuntansi keuangan dan peraturan perundangan yang berlaku. Karakteristik pokok penyelenggaraan jalan tol diantaranya adalah: a) Jalan tol merupakan aktiva yang keberadaan dan pengusahaannya diatur oleh undang-undang tersendiri. Berdasarkan peraturan yang berlaku, kepemilikan dan hak penyelenggaraan jalan tol ada pada pemerintah. Pemerintah selain menanggung biaya pengadaan tanah juga dapat memberikan wewenang kepada suatu badan usaha negara untuk menyelenggarakan jalan tol yang mencakup kegiatan membangun, memelihara dan mengoperasikan. Badan usaha negara yang diberi wewenang penyelenggaraan jalan tol, atas persetujuan pemerintah, boleh bekerja sama dengan Investor baik secara keseluruhan.

0 maupun sebagian dalam penyelenggaraan jalan tol. b) Jalan tol memiliki mutu yang andal, bebas hambatan dan pemakai jalan tol wajib membayar tol. Secara umum jalan tol memiliki keandalan teknik yang tinggi. Jika jalan tol dipelihara dan diperbaiki sebagaimana mestinya, maka jalan tol akan berfungsi dan memiliki umur teknis yang sangat panjang. Pemeliharaan dan perbaikan periodik diperlukan atas badan jalan tol, misalnya pelapisan ulang pada pavement atau penggantian beberapa komponen dalam jembatan tol yang mengalami proses keausan. c) Pengadaan jalan tol sangat terkait dengan program pengembangan jaringan jalan nasional, dan mendorong pengembangan wilayah di sekitar jalan tol. Dalam pembangunan dan pengoperasian jalan tol tidak tertutup kemungkinan adanya tuntutan lingkungan terhadap Penyelenggara jalan tol, untuk mengembangkan jaringan jalan bukan tol, bangunan pelengkap jalan dan perlengkapan jalan. Tuntutan lingkungan tersebut sangat berpengaruh terhadap pengoperasian jalan tol sebagai jalan alternatif. Tujuan 0 Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur akuntansi penyelenggaraan jalan tol yang mencakup: a) pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan aktiva jalan tol, kewajiban, dan pendapatan yang timbul dari penyelenggaraan jalan tol; b) perlakuan akuntansi untuk pengeluaran setelah perolehan jalan tol. Ruang Lingkup 0 Pernyataan ini mengatur akuntansi penyelenggaraan jalan tol bagi badan usaha yang diberi wewenang penyelenggaraan jalan tol oleh Pemerintah maupun bagi Investor jalan tol. 0 Pernyataan ini juga mengatur kerjasama operasi antara Penyelenggara dengan Investor yang merupakan kerjasama di mana hanya satu pihak yang secara berarti mengendalikan aktiva kerjasama operasi dan pengoperasiannya. Pernyataan ini tidak mengatur kerjasama operasi.

0 dengan pola pengendalian bersama aktiva (PBA atau jointly controlled assets) dan pengendalian bersama operasi (PBO atau jointly controlled operation), sebagai yang diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. mengenai Pelaporan Keuangan mengenai Bagian Partisipasi dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset. 0 Hal-hal yang bersifat umum atau hal-hal yang tidak secara khusus diatur dalam Pernyataan ini harus diperlakukan dengan mengacu pada pernyataan standar akuntansi keuangan yang lain. Definisi 0 Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam pernyataan ini: Jalan tol adalah jalan bebas hambatan yang kepada para pemakainya dikenakan kewajiban membayar tol, yang meliputi badan jalan dan jembatan dan terowongan, bangunan pelengkap jalan tol, dan perlengkapan jalan tol yang memiliki umur ekonomi lebih dari satu tahun. Jalan tol kerjasama operasi adalah jalan tol yang diperoleh dengan perjanjian kerjasama operasi. Penyelenggara adalah badan usaha yang diberi wewenang penyelenggaraan jalan tol oleh pemerintah. Investor adalah badan usaha yang bekerjasama dengan Penyelenggara dalam penyelenggaraan jalan tol dengan menerima imbalan atas dana yang ditanamkan. Kuasa penyelenggara adalah kuasa untuk membangun, memelihara, dan mengoperasikan jalan tol untuk masa tertentu yang diperoleh Investor dari Penyelenggara dengan persetujuan pemerintah. Masa konsesi adalah suatu jangka waktu penyelenggaraan jalan tol yang dikuasakan oleh Penyelenggara kepada Investor. Masa bagi pendapatan atau bagi hasil tol adalah suatu jangka waktu yang disepakati oleh Penyelenggara dan Investor untuk membagi.

0 pendapatan atau hasil tol sehubungan dengan dana yang ditanamkan Investor untuk pembangunan jalan tol. Nilai wajar adalah suatu jumlah, untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm's length transaction). Kerjasama operasi adalah kerjasama antara Penyelenggara dengan Investor, dimana Investor mendanai sebagian atau seluruh pembangunan jalan tol dengan atau tanpa memperoleh hak pengoperasian jalan tol tersebut. Kerjasama operasi yang dicakup dalam pengertian ini tidak meliputi PBA dan PBO. PENJELASAN Pengakuan Awal Jalan Tol 0 Jalan tol disajikan sebagai aktiva tetap berwujud oleh Penyelenggara atau Investor dengan Kuasa Penyelenggaraan dan dicatat pada saat siap untuk dioperasikan sebesar biaya perolehannya, apabila memenuhi semua kriteria berikut: a) adanya kepastian tentang manfaat ekonomi yang akan diterima; b) adanya pengendalian atas jalan tol; c) nilai perolehan dapat diukur secara andal. 0 Jika pembangunan jalan tol mengharuskan Penyelenggara atau Investor untuk mengadakan sarana lain seperti jalan akses ke jalan tol, jalan alternatif, atau fasilitas umum, maka seluruh pengeluaran tersebut dikapitalisasi ke jalan tol yang bersangkutan. Jalan tol yang pembangunannya didanai oleh Investor tanpa Kuasa Penyelenggaraan dengan pola bagi pendapatan atau bagi hasil tol untuk masa tertentu, dan pengoperasiannya dikendalikan oleh Penyelenggara, dicatat oleh Penyelenggara sebagai jalan tol kerjasama operasi dan mengakui kewajiban (jangka panjang) kerjasama operasi pada saat jalan tol selesai dibangun dan diserahkan oleh Investor untuk dioperasikan. Pada sisi lain Investor mencatat.

0 penyerahan itu sebagai hak bagi pendapatan atau bagi hasil tol. Jalan tol, yang pembangunannya didanai oleh Investor tanpa Kuasa Penyelenggaraan akan diserahkan kepada Penyelenggara pada saat selesai dibangun. Dengan penyerahan ini pengendalian jalan tol dan manfaat ekonomi dimasa yang akan datang yang berkaitan dengan jalan tol tersebut beralih kepada Penyelenggara. Investor menerima pembayaran atau imbalan atas pembiayaan pembangunan jalan tol dalam berbagai cara. Misalnya, dengan pola bagi pendapatan atau bagi hasil tol untuk masa tertentu, dengan cara angsuran dalam jumlah tertentu yang diambil dari bagi pendapatan tol, atau secara angsuran dengan jaminan adanya pembayaran minimum, atau dengan cara-cara lainnya. Atas penyerahan jalan tol seperti yang tersebut dalam paragraf di atas, Penyelenggara mencatat transaksi tersebut sebesar nilai serah terima berdasarkan kontrak. Jika nilai kontrak tidak bersedia, maka yang digunakan adalah biaya perolehan atau nilai wajar, mana yang lebih berdaya uji. Pada sisi lain Investor mencatat hak bagi pendapatan atau bagi hasil tol sebesar harga perolehannya. Jalan tol pembangunannya didanai oleh Investor tanpa Kuasa Penyelenggaraan dan Investor memperoleh pembayaran dengan angsuran pasti diperlakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang lain. Jalan tol yang pembangunannya didanai oleh Investor tanpa Kuasa Penyelenggaraan dengan pola bagi pendapatan atau bagi hasil tol akan menyebabkan jumlah imbalan yang akan diperoleh Investor tergantung dari besarnya pendapatan tol yang diperoleh. Jalan tol dicatat oleh Penyelenggara dengan menggunakan asset approach sebesar nilai wajar. Pembayaran bagi pendapatan atau bagi hasil tol harus dianggap sebagai angsuran kewajiban kerjasama operasi yang berasal dari pengakuan jalan tol sebagai aktiva Penyelenggara. Ketidakpastian jumlah pembayaran sesungguhnya merupakan karakteristik dari kerjasama operasi pola ini, karena itu selisih antara pembayaran pendapatan/hasil dengan jumlah angsuran kewajiban harus dicatat sebagai beban atau pendapatan kerjasama operasi..

0 Pembayaran Penyelenggara kepada Investor tanpa Kuasa Penyelenggaraan, dicatat oleh Penyelenggara sebagai angsuran kewajiban kerjasama operasi. Selisih antara jumlah pembayaran ini dengan angsuran kewajiban kerjasama operasi dicatat sebagai beban atau penghasilan kerjasama operasi. Sedang investor mencatat pembayaran tersebut sebagai pendapatan kerjasama operasi. Pembayaran bagi pendapatan tol kepada Investor merupakan angsuran kewajiban atas biaya pembangunan jalan tol yang ditanggung oleh Investor sebesar nilai kontrak yang diperjanjikan dan beban bunga wajar dari sisa kewajiban. Dalam pembayaran kepada Investor yang jumlahnya dikaitkan dengan bagi pendapatan tol, dimungkinkan bahwa jumlah pembayaran itu berbeda dengan jumlah kewajiban dan bunga yang wajar. Selisih ini mencerminkan beban bunga dan merupakan karakteristik kerjasama bagi pendapatan tol yang harus diakui oleh Penyelenggara pada saat terjadinya. Untuk kepraktisan, beban bunga tersebut langsung dimasukkan ke dalam beban atau penghasilan kerjasama operasi. Jalan tol yang pembangunannya didanai oleh Investor dengan memperoleh Kuasa Penyelenggaraan selama masa konsesi, dicatat oleh Investor sebagai jalan tol kerjasama operasi pada saat siap dioperasikan. Pada saat masa konsesi berakhir, Penyelenggara mencatat jalan tol yang diserahkan oleh Investor sebesar nilai wajar dengan mengkredit penghasilan kerjasama operasi apabila manfaat ekonomi dari pemilikan jalan tol dapat dipastikan, atau penghasilan kerjasama operasi tangguhan (deferred joint operation income) apabila manfaat ekonomi dari pemilikan jalan tol tidak dapat dipastikan. Investor dimungkinkan untuk membiayai pembangunan jalan tol dan memperoleh Kuasa Penyelenggaraan selama masa konsesi. Selama masa konsesi, pengendalian jalan tol serta risiko yang terkait dengan pengoperasian jalan tol tersebut berada pada Investor, karena itu jalan tol diakui oleh Investor. Pada saat masa konsesi berakhir dan jalan tol diserahkan kepada Penyelenggara, pengendalian jalan tol serta risiko yang terkait dengan pengoperasian jalan tol berpindah pada Penyelenggara. Pada saat itu Penyelenggara mungkin memiliki keyakinan apakah masih mempunyai manfaat ekonomi jalan tol, dan apakah status tol akan berubah..

0 Pengeluaran Setelah Perolehan Jalan Tol Pengeluaran setelah perolehan jalan tol (subsequent expenditures) yang secara langsung menambah umur ekonomi atau menambah kapasitas jalan tol dikapitalisasi ke jalan tol. Pengeluaran setelah perolehan jalan tol untuk pelapisan ulang atau yang sejenisnya, yang memiliki manfaat lebih dari setahun dicatat sebagai beban tangguhan (deffered charges). Dalam pengoperasian jalan tol, sering dilakukan pengeluaran untuk memperlancar operasinya atau untuk mempertahankan kapasitas operasi pada tingkat yang diinginkan. Pengeluaran tersebut dapat memberikan manfaat ekonomi kurang dari satu tahun atau lebih dari satu tahun. Pengeluaran setelah perolehan jalan tol untuk membangun fasilitas umum atau aktiva tetap berwujud lainnya yang tidak untuk dikendalikan oleh Penyelenggara atau Investor yang memperoleh Kuasa Penyelenggaraan disajikan sebagai beban tangguhan (deferred charges). Jaringan jalan tol adalah bagian dari jaringan jalan umum sehingga kelancaran pengoperasiannya banyak dipengaruhi oleh kondisi jaringan jalan non tol dan kondisi masyarakat sekitarnya. Penyelenggara atau Investor yang memperoleh kuasa penyelenggaraan sering harus memperbaiki atau membangun fasilitas umum untuk memperlancar lalu lintas ke jalan tol. Pada saat fasilitas umum selesai dibangun biasanya langsung diserahkan kepada pihak lain. Penyusutan dan Amortisasi Jalan tol disusutkan oleh Investor yang memegang Kuasa Penyelenggaraan jalan tol secara sistematis selama umur ekonomi atau selama masa konsesi, dipilih mana yang lebih pendek. Bila pengoperasian jalan tol dikendalikan oleh Penyelenggara, penyusutan dilakukan selama umur ekonominya. Metode penyusutan harus mencerminkan pola pemanfaatan ekonomi aktiva yang bersangkutan..

0 Pengeluaran setelah perolehan jalan tol (subsequent expenditures) yang dikapitalisasi atau ditangguhkan pembebanannya, disusutkan atau diamortisasi oleh Investor secara sistematis selama umur ekonomis atau sisa masa konsesi, dipilih mana yang lebih pendek. Bila pengoperasian jalan tol dikendalikan oleh Penyelenggara, penyusutan dan amortisasi dilakukan selama umur ekonominya. Hak bagi pendapatan atau bagi hasil diamortisasi oleh Investor. Penghentian dan Pelepasan Jalan Tol Jalan tol dieliminasi dari neraca Penyelenggara atau Investor yang memperoleh Kuasa Penyelenggaraan jika: a) jalan tol diserahkan (dikuasakan) kepada pihak lain, atau; b) pemerintah mengubah status jalan tol menjadi jalan non tol, atau; c) tidak ada manfaat ekonomi yang dapat diharapkan dari penguasaannya; Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan jalan tol diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi periode berjalan. Pengungkapan Sehubungan dengan jalan tol, pengungkapan berikut harus dibuat: a) peraturan perundangan atau keputusan pemerintah yang mendasari penyelenggaraan jalan tol tersebut; b) klasifikasi aktiva yang membentuk jalan tol; c) metode penyusutan jalan tol, masa manfaat, dan tarif penyusutan; d) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode; e) suatu rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode memperlihatkan; i) penambahan.

0 ii) pelepasan f) reklasifikasi dari jalan tol dalam konstruksi ke jalan tol. Jika Penyelenggara melakukan kerjasama dengan Investor, minimal pengungkapan tambahan berikut harus disajikan: a) bentuk kerjasama operasi dan rumusan bagi pendapatan atau bagi hasil atau konpensasi lainnya, serta masa kerjasama atau masa konsesi; b) penghapusbukuan utang-piutang kerjasama operasi, bila ada; c) perubahan kontrak kerjasama operasi, bila ada. Sehubungan dengan hak bagi pendapatan atau bagi hasil tol, Investor harus mengungkapkan hal-hal sebagai berikut: a) dasar pengukuran hak bagi pendapatan atau bagi hasil tol; b) masa hak bagi pendapatan atau bagi hasil tol dan amortisasinya; c) perubahan hak bagi pendapatan atau bagi hasil tol selama periode berjalan, bila ada; d) reklasifikasi proyek kerjasama operasi dalam pelaksanaan ke hak bagi pendapatan atau bagi hasil tol. Dalam hal pengukuran jalan tol menggunakan nilai wajar, dasar penentuannya harus diungkapkan..

0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. AKUNTANSI PENYELENGGARAAN JALAN TOL Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No terdiri dari paragraf. Pernyataan ini harus dibaca dalam konteks. Pengakuan Awal Jalan Tol Jalan tol disajikan sebagai aktiva tetap berwujud oleh Penyelenggara atau Investor dengan Kuasa Penyelenggaraan dan dicatat pada saat siap untuk dioperasikan sebesar biaya perolehannya, apabila memenuhi semua kriteria berikut: a) adanya kepastian tentang manfaat ekonomi yang akan diterima; b) adanya pengendalian atas jalan tol; c) nilai perolehan dapat diukur secara andal. Jalan tol yang pembangunannya didanai oleh Investor tanpa Kuasa Penyelenggaraan dengan pola bagi pendapatan atau bagi hasil tol untuk masa tertentu, dan pengoperasiannya dikendalikan oleh Penyelenggara, dicatat oleh Penyelenggara sebagai jalan tol kerjasama operasi dan mengakui kewajiban (jangka panjang) kerjasama operasi pada saat jalan tol selesai dibangun dan diserahkan oleh Investor untuk dioperasikan. Pada sisi lain Investor mencatat penyerahan itu sebagai hak bagi pendapatan atau bagi hasil tol. Atas penyerahan jalan tol seperti yang tersebut dalam paragraf di atas, Penyelenggara mencatat transaksi tersebut sebesar nilai serah terima berdasarkan kontrak. Jika nilai kontrak tidak tersedia, maka yang digunakan adalah biaya perolehan atau nilai wajar, mana yang lebih berdaya uji. Pada sisi lain Investor mencatat hak bagi pendapatan atau bagi hasil tol sebesar harga perolehannya. Pembayaran Penyelenggara kepada Investor tanpa Kuasa Penyelenggaraan, dicatat oleh Penyelenggara sebagai angsuran kewajiban kerjasama operasi. Selisih antara jumlah pembayaran ini dengan angsuran kewajiban kerjasama operasi dicatat sebagai beban atau penghasilan kerjasama operasi. Sedang Investor mencatat.0

0 pembayaran tersebut sebagai pendapatan kerjasama operasi. Jalan tol yang pembangunannya didanai oleh Investor dengan memperoleh Kuasa Penyelenggaraan selama masa konsesi, dicatat oleh Investor sebagai jalan tol kerjasama operasi pada saat siap dioperasikan. Pada saat masa konsesi berakhir Penyelenggara mencatat jalan tol yang diserahkan oleh Investor sebesar nilai wajar dengan mengkredit penghasilan kerjasama operasi apabila manfaat ekonomi dari pemilikan jalan tol dapat dipastikan, atau penghasilan kerjasama operasi tangguhan (deferred joint operation income) apabila manfaat ekonomi dari pemilikan jalan tol tidak dapat dipastikan. Pengeluaran Setelah Perolehan Jalan Tol 0 Pengeluaran setelah perolehan jalan tol (subsequent expenditures) yang secara langsung menambah umur ekonomi atau menambah kapasitas jalan tol dikapitalisasi ke jalan tol. Pengeluaran setelah perolehan jalan tol untuk pelapisan ulang atau yang sejenisnya, yang memiliki manfaat lebih dari setahun dicatat sebagai beban tangguhan (deferred charges). Pengeluaran setelah perolehan jalan tol untuk membangun fasilitas umum atau aktiva tetap berwujud lainnya yang tidak untuk dikendalikan oleh Penyelenggara atau Investor yang memperoleh Kuasa Penyelenggaraan disajikan sebagai beban tangguhan (deferred charges). Penyusutan dan Amortisasi Jalan tol disusutkan oleh Investor yang memegang Kuasa Penyelenggaraan jalan tol secara sistematis selama umur ekonomi atau selama masa konsesi, dipilih mana yang lebih pendek. Bila jalan tol dioperasikan oleh Penyelenggara, penyusutan dilakukan selama umur ekonominya. Metode penyusutan harus mencerminkan pola pemanfaatan ekonomi aktiva yang bersangkutan. Pengeluaran setelah perolehan jalan tol (subsequent.

0 expenditures) yang dikapitalisasi atau ditangguhkan pembebanannya, disusutkan atau diamortisasi oleh Investor secara sistematis selama umur ekonomi atau masa konsesi, dipilih mana yang lebih pendek. Bila pengoperasian jalan tol dikendalikan oleh Penyelenggara, penyusutan dan amortisasi dilakukan selama umur ekonominya. Hak bagi pendapatan atau bagi hasil diamortisasi oleh Investor. Penghentian dan Pelepasan Jalan Tol Jalan tol dieliminasi dari neraca Penyelenggara atau Investor yang memperoleh Kuasa Penyelenggaraan jika: (a) jalan tol diserahkan (dikuasakan) kepada pihak lain, atau; (b) pemerintah mengubah status jalan tol menjadi jalan non tol, atau; (c) tidak ada manfaat ekonomi yang dapat diharapkan dari penguasaannya; Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan jalan tol diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi periode berjalan. Pengungkapan Sehubungan dengan jalan tol, pengungkapan berikut harus dibuat: a) peraturan perundangan atau keputusan pemerintah yang mendasari penyelenggaraan jalan tol tersebut; b) klasifikasi aktiva yang membentuk jalan tol; c) metode penyusutan jalan tol, masa manfaat, dan tarif penyusutan; d) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode; e) suatu rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode memperlihatkan; i) penambahan ii) pelepasan.

0 f) reklasifikasi dari jalan tol dalam konstruksi jalan tol. Jika Penyelenggara melakukan kerjasama dengan Investor, minimal pengungkapan tambahan berikut harus disajikan: a) bentuk kerjasama operasi dan rumusan bagi pendapatan atau bagi hasil atau kompensasi lainnya, serta masa kerjasama atau masa konsesi; b) penghapusbukuan utang-piutang kerjasama operasi, bila ada; c) perubahan kontrak kerjasama operasi, bila ada. 0 Sehubungan dengan hak bagi pendapatan atau bagi hasil tol, Investor harus mengungkapkan hal-hal sebagai berikut: a) dasar pengukuran hak bagi pendapatan atau bagi hasil tol; b) masa hak bagi pendapatan atau bagi hasil tol dan amortisasinya; c) perubahan hak bagi pendapatan atau bagi hasil tol selama periode berjalan, bila ada; d) reklasifikasi proyek kerjasama operasi dalam pelaksanaan ke hak bagi pendapatan atau bagi hasil tol; Dalam hal pengukuran jalan tol menggunakan nilai wajar, dasar penentuannya harus diungkapkan. Masa Transisi Apabila penerapan Pernyataan ini mengakibatkan perubahan kebijakan akuntansi, maka kebijakan akuntansi yang sesuai dengan Pernyataan ini diberlakukan secara prospektif. Tanggal Efektif Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan yang mencakupi periode yang dimulai pada atau setelah tanggal Januari. Penerapan lebih dini sangat dianjurkan..