PEMILU 2019 DAMAI dan BERINTEGRITAS. Siti Ghoniyatun KPU DIY

dokumen-dokumen yang mirip
PKPU NOMOR 26 TAHUN 2013

Peraturan KPU No. 26 Tahun Tentang Pemungutan dan Penghitungan suara di TPS

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN

A BC BC D E ABBCD F A E E D A

Penutup. Lampiran : Semua formulir di TPS dan cara pengisian Contoh sosialisasi Suara Sah Model C

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2008/176, TLN 4924]

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM DPR, DPD DAN DPRD. Komisi Pemilihan umum

Disampaikan oleh Sekretariat Jenderal KPU

BAB 3 Pelaksanaan Pemungutan Suara

PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah)

No.851, 2014 BAWASLU. Perhitungan dan Pemungutan. Suara. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

-3- Pasal Ketentuan huruf a, huruf b, huruf d, huruf h, huruf i, dan huruf n Pasal 5 diubah, sehingga Pasal 5 berbunyi sebagai berikut:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Daftar Pemilih. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Penetapan.

BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

TUGAS KETUA KPPS DAN ANGGOTA KPPS PETUGAS KETERTIBAN DAN SAKSI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH DI DALAM NEGERI DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

Perbuatan yang Dilarang dan Ketentuan Pidana UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)

UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH [LN 2004/125, TLN 4437]

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

PANITIA PEMILIHAN TINGKAT DESA DESA PARANGTRITIS KECAMATAN KRETEK KABUPATEN BANTUL

Muchamad Ali Safa at


LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PROSEDUR DAN ADMINISTRASI PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TPS. 0leh PANITIA PEMUNGUTAN SUARA

No. Pasal Kualifikasi Delik Unsur Tindak Pidana Sanksi Setiap orang. kehilangan hak Menyebabkan orang lain

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN.

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Nomor : 162/KPU-Prov-010/II/2017 Jakarta, 13 Februari 2017 Sifat Lamp.

2 Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur Bupati dan Walikota Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2012

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2003/93, TLN 4311]

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Pengertian KPPS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

PP 33/1999, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PEMILIHAN KEPALA DESA. Berdasarkan Permendagri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan kepala desa

-2- tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Provinsi/Kabupaten/Kota : Jumlah Pemilih (DPT) : Jumlah TPS :

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG TATA KERJA DAN PEMBENTUKAN PPLN dan KPPSLN

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012

BERITA NEGARA. BAWASLU. Perlengkapan. Pemungutan Suara. Perencanaan. Pengadaan. Pendistribusian. Pengawasan. Tata Cara.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Draft Ketiga, 11 Sep 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Ancaman UU ITE terhadap Pengguna Media Sosial

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- Tahun 2012 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5316);

2012, No

2011, No Daftar Pemilih Tetap Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seba

BAB 4 Pelaksanaan Penghitungan Suara 4.1 Persiapan Penghitungan Suara

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BERITA NEGARA. BAWASLU. Pemilihan Umum. Anggota DPR. Luar Negeri. Pengawasan. Pedoman. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

POLA PENEGAKAN HUKUM PEMILU Oleh: Arief Budiman Ketua KPU RI Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI, 12 Desember 2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Lampiran PERATURAN BAWASLU REPUBLIK INDONESIA Nomor : 1 Tahun 2011 Tanggal : 29 Maret 2011

4. PPDP : Petugas Pemutakhiran Data pemilih 5. KPPS : Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara 6. TPS : Tempat Pemungutan Suara 7.

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Luar Negeri. Pengawasan.

Dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan hak pilihnya dan orang yang kehilangan hak pilihnya tersebut mengadukan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Transkripsi:

PEMILU 2019 DAMAI dan BERINTEGRITAS Siti Ghoniyatun KPU DIY

1. UU ITE Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE nomor 19 tahun 2016 yang merupakan perubahan dari UU nomor 11 tahun 2008.) 2. UU No.7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum 3. PKPU Nomor 7 Tahun 2017, 5 tahun 2018 jo PKPU 32 Tahun 2018 4. Peraturan KPU RI No 23, 28 dan 33 tahun 2018 tentang Kampanye Pemilu

Manfaat Pemilu Penyelenggaraan Pemilu sangatlah penting bagi suatu negara, hal ini disebabkan karena : 1. Pemilu merupakan sarana untuk melakukan penggantian pemimpin secara kontitusional. 2. Pemilu merupakan sarana bagi pemimpin politik untuk memperoleh legitimasi. 3. Pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam proses politik.

Syarat-Syarat Pemilih 1. WNI yang berusia diatas 17 tahun atau belum berusia 17 tetapi sudah menikah 2. Berdomisili di wilayah pemilihan yang dibuktikan dengan KTP-El. 3. Tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya 4. Bukan anggota TNI/Polri. 5. Tidak sedang dicabut hak pilihnya

Defenisi Pemilih DPT Daftar Pemilih Tetap, adalah Pemilih hasil pemutakhiran DPTb Daftar Pemilih Tambahan adalah Pemilih yang telah terdaftar dalam DPT yang pada hari pemungutan suara tidak berada diwilayah tempatnya terdaftar di DPT dan menggunakan hak pilihnya di TPS lain. DPK Daftar Pemilih Khusus, adalah Pemilih yang tidak terdaftar sebagai Pemilih dalam DPT Dalam memberikan suara di TPS, Pemilih menunjukkan formulir Model A5 serta KTP-El Dalam memberikan suara di TPS, Pemilih dapat menunjukkan formulir Model C6 atau menunjukkan KTP-El. Dalam memberikan suara Pemilih menunjukkan KTP-EL yang sesuai wilayah TPS. Menggunakan Hak Pilih di Jam 07.00-13.00 Menggunakan Hak Pilih di Jam 12.00-13.00

SYARAT MENGGUNAKAN HAK PILIH DI TPS 1. Pemilih terdaftar dalam formulir Model A.3-KPU: o Menujukkan Model C6-KPU dan KTP-el/SIM/KK/Pasport 2. Pemilih terdaftar dalam formulir Model A.4-KPU: o Menunjukkan Model A.5-KPU dan KTP-el/SIM/KK/Pasport bagi yang terdaftar dalam formulir Model A.4-KPU 3. Pemilih tidak terdaftar dalam formulir Model A.3-KPU dan Model A.4-KPU: Catatan: o Menunjukkan KTP el Apabila terdapat Pemilih terdaftar dalam formulir Model A.3-KPU, tidak dapat menunjukkan formulir Model C6-KPU, maka Pemilih dapat menggunakan hak suaranya dengan menunjukkan KTP-el/SIM/KK/Pasport.

WARNA DAN JENIS SURAT SUARA Warna Hitam Surat Suara Presiden dan Wakil Presiden Warna Kuning Surat Suara DPR Warna Merah Surat Suara DPD Warna Biru Surat Suara DPRD Provinsi Warna Hijau Surat Suara DPRD Kab/Kota

PRA PEMUNGUTAN Persiapan: Ketua KPPS melakukan pengumuman hari, tanggal dan waktu pemungutan suara dan nama TPS kepada pemilih paling lambat 5 hari sebelum hari pemungutan suara Ketua KPPS melakukan penyampaian Formulir Model C6-KPU kepada pemilih paling lambat 3 hari sebelum pemungutan suara Apabila pemilih tidak berada ditempat tinggalnya, KPPS dapat menyampaikan formulir C6-KPU kepada keluarganya dan diminta untuk menandatangani tanda terima Apabila sampai dengan 3 Hari sebelum hari Pemungutan Suara terdapat Pemilih belum menerima formulir Model C6-KPU, Pemilih bersangkutan dapat meminta formulir Model C6-KPU kepada Ketua KPPS paling lambat 1 (satu) Hari sebelum hari Pemungutan Suara dengan menunjukkan KTP-el atau SIM/Paspor/KK. KPPS memastikan perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara diterima dari PPS paling lambat 1 hari sebelum hari pemungutan suara

Tata Cara Pemberian Suara Pemilih mendaftarkan ke KPPS 4 Pemilih menunjukkan seluruh jari tangan kepada KPPS 4 Pemilih menunjukkan KTP-el/SIM/KK dan formulir C6-KPU/Model A.5- KPU/C7.DPK-KPU di KPPS 5 Pemilih menerima surat suara dari Ketua KPPS Pemilih memeriksa surat suara yang diberikan untuk memastikan surat suara tidak dalam keadaan rusak Pemilih mencoblos surat suara di Bilik Suara Pemilih melipat kembali surat suara yang dicoblos Pemilih memasukkan surat suara kedalam kotak suara sesuai jenis pemilu Pemilih mencelupkan salah satu jari tangan kedalam tempat tinta sampai pangkal kuku Catatan: a. Pemilih dapat diberikan kesempatan mendapatkan surat suara pengganti hanya 1 kali b. KPPS 7 memastikan pemilih tidak menghilangkan tinta pada jari tanganya

Surat suara yang diterima pemilih DPT a. Pemilih yang terdaftar dalam formulir Model A.3-KPU 1) Surat Suara Presiden dan Wakil Presiden 2) Surat Suara DPR 3) Surat Suara DPD 4) Surat Suara DPRD Provinsi 5) Surat Suara DPRD Kab/Kota

Pemilih Pindahan -DPTb b. Pemilih yang terdaftar dalam Formulir Model A.4-KPU Surat suara Presiden dan wakil Presiden Pindah memilih ke provinsi lain; atau Pindah memilih dari Luar Negeri Surat Suara DPD Pindah memilih ke Kab/Kota lain dalam satu Provinsi Surat Suara DPR Pindah memilih ke kab/kota lain dalam satu provinsi dan berada dalam dapilnya Pindah memilih dari Luar Negeri ke Dapil DKI Jakarta II ( Jakarta Pusat, atau Jakarta Selatan) Surat Suara DPRD Provinsi Pindah memilih ke Kab/Kota lain atau kecamatan lain dalam satu provinsi dan berada dalam dapilnya Surat Suara DPRD Kab/Kota Pindah memilih ke Kecamatan lain atau kelurahan lain dalam satu Kab/Kota dan berada dalam dapilnya

Pemilih DPK c. Pemilih yang terdaftar dalam formulir Model A.DPK- KPU. Bagi Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dan DPTb surat suara yang diberikan sesuai dengan kartu identitas diri pemilih adalah: 1) Surat Suara Presiden dan Wakil Presiden 2) Surat Suara DPR 3) Surat Suara DPD 4) Surat Suara DPRD Provinsi 5) Surat Suara DPRD Kab/Kota

Tata Cara Pemberian suara pada Surat Suara Surat Suara Presiden dan Wakil Presiden mencoblos 1 (satu) kali pada nomor, nama, foto pasangan calon, atau tanda gambar partai politik pengusul dalam satu kotak Surat Suara DPR/DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota Mencoblos 1 (satu) kali pada nomor, atau tanda gambar partai politik, dan/atau nama calon partai politik yang sama Surat Suara DPD Mencoblos 1 (satu) kali pada nomor, nama, atau foto calon dalam satu kolom calon yang sama

DENAH PEMUNGUTAN SUARA

SYARAT SUARA SAH Surat Suara semua jenis pemilihan dinyatakan sah apabila ditandatangani oleh Ketua KPPS, Adapun tanda coblos pada surat suara dinyatakan sah dengan ketentuan sebagai berikut: Surat suara Presiden dan Wakil Presiden Tanda coblos pada kolom 1 (satu) calon yang memuat nomor urut atau nama calon atau foto pasangan calon, dinyatakan sah 1 (satu) suara untuk pasangan calon yang bersangkutan Tanda coblos lebih dari satu kali pada kolom 1 (satu) calon yang memuat nomor urut, nama calon dan foto pasangan calon, dinyatakan sah 1 (satu) suara untuk pasanga calon yang bersangkutan Tanda coblos tepat pada garis kolom 1 (satu) calon yang memuat nomor urut, nama calon dan foto pasangan calon, dinyatakan sah 1 (satu) suara untuk pasangan calon yang bersangkutan Surat suara DPD Tanda coblos pada kolom 1 (satu) calon yang memuat nomor urut, nama calon dan foto calon anggota DPD, dinyatakan sah 1 (satu) suara untuk calon anggota DPD yang bersangkutan Tanda coblos lebih dari satu kali pada kolom 1 (satu) calon yang memuat nomor urut, nama calon dan foto calon anggota DPD, dinyatakan sah 1 (satu) suara untuk calon anggota DPD yang bersangkutan Tanda coblos tepat pada garis kolom 1 (satu) calon yang memuat nomor urut, nama calon dan foto anggota calon anggota DPD, dinyatakan sah 1 (satu) suara untuk calon anggota DPD yang bersangkutan

Lanjutan.. Surat Suara DPR/DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kab/Kota a. Tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut, tanda gambar, dan nama Partai Politik, suaranya dinyatakan sah untuk Partai Politik b. Tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut dan nama calon anggota, suaranya dinyatakan sah untuk nama calon yang bersangkutan dari Partai Politik yang mencalonkan c. Tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut, tanda gambar dan nama partai politik, serta tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut dan nama calon dari Partai Politik yang bersangkutan, suaranya dinyatakan sah untuk nama calon yang bersangkutan dari Partai Politik yang mencalonkan d. Tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut, tanda gambar, dan nama Partai Politik, serta tanda coblos lebih dari 1 (satu) calon pada kolom yang memuat nomor urut dan nama calon dari Partai Politik yang sama, suaranya dinyatakan sah 1 (satu) untuk Partai Politik e. tanda coblos lebih dari 1 (satu) calon pada kolom yang memuat nomor urut calon, atau nama calon dari Partai Politik yang sama, suaranya dinyatakan sah 1 (satu) suara untuk Partai Politik f. tanda coblos lebih dari 1 (satu) kali pada kolom yang memuat nomor urut Partai Politik, tanda gambar Partai Politik, atau nama Partai Politik, tanpa mencoblos salah satu calon pada kolom yang memuat nomor urut calon, atau nama calon dari Partai Politik yang sama, suaranya dinyatakan sah 1 (satu) suara untuk Partai Politik g. tanda coblos pada Surat Suara yang diblok warna abu-abu dibawah nomor urut calon, atau nama calon terakhir, suaranya dinyatakan sah 1 (satu) suara untuk Partai Politik

Lanjutan.. Surat Suara DPR/DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kab/Kota h. tanda coblos tepat pada garis kolom yang memuat nomor urut Partai Politik, tanda gambar Partai Politik, atau nama Partai Politik tanpa mencoblos salah satu calon pada kolom yang memuat nomor urut calon, atau nama calon dari Partai Politik yang sama, suaranya dinyatakan sah 1 (satu) suara untuk Partai Politik i. tanda coblos tepat pada garis kolom yang memuat 1 (satu) nomor urut calon, atau nama calon, suaranya dinyatakan sah untuk nama calon yang bersangkutan j. tanda coblos tepat pada garis yang memisahkan antara nomor urut calon, atau nama calon dengan nomor urut calon, atau nama calon lain dari Partai Politik yang sama, sehingga tidak dapat dipastikan tanda coblos tersebut mengarah pada 1 (satu) nomor urut dan nama calon, suaranya dinyatakan sah 1 (satu) suara untuk Partai Politik k. tanda coblos pada satu kolom yang memuat nomor urut calon, atau tanpa nama calon disebabkan calon tersebut tidak lagi memenuhi syarat, dinyatakan sah 1 (satu) suara untuk Partai Politik l. tanda coblos pada 1 (satu) kolom yang memuat nomor urut calon, atau nama calon, atau tanpa nama calon yang disebabkan calon tersebut meninggal dunia atau tidak lagi memenuhi syarat serta tanda coblos pada 1 (satu) kolom yang memuat nomor urut calon, atau nama calon dari Partai politik yang sama, dinyatakan sah 1 (satu) suara untuk calon yang masih memenuhi syarat m. tanda coblos lebih dari 1 (satu) kali pada kolom yang memuat nomor urut calon, atau nama calon, dinyatakan sah 1 (satu) suara untuk calon yang bersangkutan

Lanjutan.. Surat Suara DPR/DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kab/Kota n. tanda coblos pada 1 (satu) kolom yang memuat nomor urut calon, atau nama calon serta tanda coblos pada kolom abu-abu, dinyatakan sah untuk 1 (satu) calon yang memenuhi syarat o. tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut Partai Politik, nama Partai Politik, atau gambar Partai Politik yang tidak mempunyai daftar calon, dinyatakan sah 1 (satu) suara untuk Partai Politik.

Partisipasi Kritis Memilih karena pertimbangan rasional bukan emosional. Memanfaatkan Pilkada untuk membangun kepemimpinan yang lebih baik (bersih, jujur, populis, dsb). Memilih karena calon telah melakukan kontrak politik, dan memiliki program yang bagus.. Memilih karena calonnya kredibel, dan memiliki keteladanan Memilih bagian dari upaya kritis untuk mengontrol kekuasaan agar dipimpin oleh pemimpin yang ideal. Memilih karena memiliki kesadaran politik yang tinggi guna meningkatkan posisi masyarakat sipil dalam relasi kuasa.

PARTISIPASI AKTIF DAN KRITIS Warga ikut dalam proses pesta demokrasi mulai dari sosialisasi sampai dengan perhitungan suara di komunitasnya Warga ikut menentukan calon secara rasional. Warga memiliki akses untuk menentukan rencana program dari calon Warga dapat melakukan kontrak politik dengan calon Warga mendorong berlangsungnya pesta demokrasi secara jurdil dan luber dan mendorong semua orang ikut aktif. Ikut mengontrol kepemimpinan yang akan dijalankan Menjadi Pemilih yang Menagih Janji

larangan 1. 1. Melanggar kesusilaan. 2. 2. Perjudian. 3. 3. Penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. 4. 4. Pemerasan dan/atau pengancaman. 5. Menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen. 6. Menyebarkan kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

PASAL 28 UU NO 11 TAHUN 2008 TTG ITE SETIAP ORANG DGN SENGAJA DAN TANPA HAK MENYEBARKAN BERITA BOHONG DAN MENYESATKAN YANG MENGAKIBATKAN KERUGIAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK SETIAP ORANG SENGAJA DAN TANPA HAK MENYEBARKAN INFO YG DITUJUKAN UNTUK INDIVIDU DAN/ATAU KELOMPOK MASYARAKAT TERTENTU BERDASARKAN ATAS SUKU, AGAMA, RAS DAN ANTAR GOLONGAN (SARA) PASAL 45 (2) UU NO 11 TAHUN 2008 TTG ITE PIDANA PENJARA PALING LAMA 6 TAHUN DAN/ATAU DENDA PALING BANYAK Rp. 1.000.000.000,- (SATU MILIAR RUPIAH RUPIAH)

Larangan Kampanye pasal 69 (280) Mempersoalkan dasar negara Melakukan kegiatan yg membahayakan keutuhan NKRI Menghina sesorang,agama,suku,ras,golongan calon,dan/atau peserta pemilu lain. Menghasut dan mengadu domba Menganggu ketertiban umum. Mengancan, melakukan kekerasan. Merusak dan/atau menghilangkan APK

PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU KAMPANYE GAKKUMDU PASAL 280 a,b,c,d,e,f,g,h,i,,j Dugaan Pelanggaran Laporan tertulis kpd Bawaslu PIDANA oleh pengadilan negeri pasal 251 Setiap pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu yang dengan sengaja melanggar larangan pelaksanaan Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280 ayat (1) huruf a, b,c,dme,f,g,h,i dan huruf j Dipidana dengan pidana penjara paling ama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp 24.000.000 ( dua puluh empat juta rupiah)

GERAKAN SADAR PEMILU Setiap orang yang dengan sensaja pada hari pemungutan suara menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada Pemilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih Peserta Pemilu tertentu dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00.

PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN PESERTA GUGUS TUGAS GAKKUMDU PENYELENGGARA PEMILU KPI DEWAN PERS PEMILIH

SUKSESKAN PEMILU SERENTAK Rabu, 17 April 2019