SPLENEKTOMI (No. ICOPIM: 5-413)

dokumen-dokumen yang mirip
2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 4 SIRKUMSISI PADA PHIMOSIS (No. ICOPIM: 5-640)

Modul 13 OPERASI REPAIR HERNIA DIAFRAGMATIKA TRAUMATIKA (No. ICOPIM: 5-537)

Modul 23 ORCHIDOPEXI/ORCHIDOTOMI PADA UNDESCENSUS TESTIS (UDT) (No. ICOPIM: 5-624, 5-620)

Modul 26 DETORSI TESTIS DAN ORCHIDOPEXI (No. ICOPIM: 5-634)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 26 PENUTUPAN STOMA (TUTUP KOLOSTOMI / ILEOSTOMI) ( No. ICOPIM 5-465)

Modul 20 RESEKSI/ EKSISI ANEURISMA PERIFER (No. ICOPIM: 5-382)

Modul 34 EKSISI LUAS TUMOR DINDING ABDOMEN PADA TUMOR DESMOID & DINDING ABDOMEN YANG LAIN (No. ICOPIM: 5-542)

REPAIR PERFORASI SEDERHANA (No. ICOPIM: 5-467)

( No. ICOPIM : )

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 11 BEDAH TKV FIKSASI INTERNAL IGA ( KLIPING KOSTA ) (ICOPIM 5-790, 792)

Modul 36. ( No. ICOPIM 5-545)

Modul 3. (No. ICOPIM: 5-530)

Modul 16 EKSISI TELEANGIEKTASIS (ICOPIM 5-387)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

PADA PERFORASI USUS (No. ICOPIM: 5-454)

Modul 11. (No. ICOPIM: 5-467)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 1 BIOPSI INSISIONAL DAN EKSISIONAL ( NO.ICOPIM : 1-501,502,599 )

Modul 18 Bedah TKV EKSISI HEMANGIOMA (ICOPIM 5-884)

Modul 2 (ICOPIM 8-835)

(No. ICOPIM: 5-491, 5-884)

Modul 9. (No. ICOPIM: 5-461)

EKSTRAKSI CORPUS ALIENUM DI KEPALA DAN LEHER (ICOPIM 5-119)

Modul 24 REPOSISI (MILKING) PADA INVAGINASI SALURAN PENCERNAAN (No. ICOPIM: 5-458)

Modul 1 EKSISI TUMOR JARINGAN LUNAK KEPALA LEHER (ICOPIM )

Modul 2 (ICOPIM 5-311)

Modul 3. (No. ICOPIM: 5-822)

Modul 7 EKSKOKLEASI KISTA RAHANG (ICOPIM 5-243)

Modul 9. (No. ICOPIM: 5-894)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 29 Bedah Digestif DRAINASE ABSES APENDIK ( No. ICOPIM 5-471)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 31. ( No. ICOPIM 5-485)

Modul 16. (No. ICOPIM: 5-537)

Modul 12 EKSISI DAN MARSUPIALISASI RANULA (ICOPIM 5-501)

Modul 6 NEFROSTOMI & DRAINASE PIONEPHROSIS (No. ICOPIM: 5-550)

Modul 5. (No. ICOPIM: 5-530)

Modul 17 BEDAH TKV DEBRIDEMENT DAN AMPUTASI EKTRIMITAS KARENA GANGRENE (ICOPIM 5-847)

Modul 13. (No. ICOPIM: 5-520)

GASTROSTOMI TEMPORER ( No. ICOPIM 5-431)

PERIKARDIOSENTESIS TERBUKA Bedah TKV (ICOPIM 5-371)

Modul 4. (No. ICOPIM: 5-493)

Modul 19 Bedah Digestif GASTROENTEROSTOMI PINTAS (BY PASS) ( No. ICOPIM 5-442)

(Partial Gastrectomy dengan anastomosis jejujum) (No. ICOPIM 5-437)

Modul 11. (No. ICOPIM: 5-871)

Modul 1 PEMASANGAN KATETER VENA SENTRAL (KTS) ( No. ICOPIM : )

Modul 10 EKSISI KISTA BRANKIALIS (ICOPIM 5-291)

Modul 22 SIGMOIDEKTOMI, RESEKSI ANTERIOR, LOW RESEKSI ANTERIOR (No. ICOPIM: 5-455)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 4 Bedah TKV PEMASANGAN PIPA INTRATORAKAL ATAU WATER SEAL DRAINASE ( WSD ) ( ICOPIM 8-740)

Modul 32. (No. ICOPIM: 5-511)

Modul 18 DISEKSI SUBMANDIBULA (ICOPIM 5-262)

MODUL 14 (ICOPIM 5-384)

Modul 17 (ICOPIM 5-251)

Modul 9 REKONSTRUKSI VASKULAR PERIFER (TRAUMA) (ICOPIM 5-380)

Modul 12. (No. ICOPIM: 5-505)

Modul 4 SISTOSTOMI & PUNKSI BULI-BULI (No. ICOPIM: 5-572)

TERAPI INHALASI MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI. : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru. I. Waktu. Mengembangkan kompetensi.

MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh

Modul 30 Bedah Digestif ABDOMINAL PERINEAL RESECTION OPERASI MILES ( No. ICOPIM 5-484)

10 Usaha Kesehatan Sekolah Dan Remaja

1 Tumbuh Kembang Anak

Modul 33. (No. ICOPIM 5-511)

Modul 6 OPERASI A-V SHUNT (BRECIA CIMINO) (ICOPIM 5-392)

Modul 25 EKSISI LUAS KANKER KULIT (KEPALA LEHER) (ICOPIM 5-899)

Modul 3 LOBEKTOMI TOTAL / SUBTOTAL KELENJAR TIROID (ICOPIM 5-061)

REPAIR HIPOSPADIA (KORDEKTOMI & URETHROPLASTI) (No. ICOPIM: 5-302)

Modul 11 (ICOPIM 5-311)

APENDEKTOMI TERBUKA (No. ICOPIM: 5-470)

195 Batu Saluran Kemih

APENDEKTOMI TERBUKA (No. ICOPIM: 5-470)

68 Gagal Ginjal Kronik (GGK)

16 Gangguan Perilaku Pada Anak: Encopresis

15 Gangguan Perilaku Pada Anak: Temper Tantrum

Modul 15 Bedah KL TIROIDEKTOMI SUBTOTAL (ICOPIM 5-062)

93 Meningitis Tuberkulosa

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

OMPHALOMESENTERIKUS REMNANT

MANUAL PROSEDUR PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FK UNUD / RSUP SANGLAH DENPASAR 2016

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI

PYLORUS STENOSIS HYPERTROPHY

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB)

Modul 16 (ICOPIM 5-063)

RENCANA MUTU PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

Rumah Sakit Akademik di Indonesia. Ova Emilia

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan dalam masyarakat, terutama pada wanita dan usia lanjut. Walaupun penyakit ini

Sesi dengan fasilitasi Pembimbing : 3 X 50 menit (coaching session) Sesi praktik dan pencapaian kompetensi : 4 minggu (facilitation ang assessment)

Sem 9 G M Q 79.3 K6 K6 K6 K6 P5.A3 P5.A3 P5.A3 P5.A5 P5.A5 P5.A Sem 3. Sem 5. Sem 4

BAB III METODE PENELITIAN

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

2. POKOK BAHASAN/SUB POKOK BAHASAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

PANDUAN TEKNIS PESERTA DIDIK KEDOKTERAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN

Transkripsi:

Modul 9 Bedah Anak SPLENEKTOMI (No. ICOPIM: 5-413) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, topografi, vaskularisasi dari lien, menegakkan diagnosis dan pengelolaan, work-up penderita splenektomi dan menentukan tindakan operatif yang sesuai beserta dengan perawatan pasca operasinya 1.2. Tujuan pembelajaran khusus Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk: 1. Mampu menjelaskan anatomi lien 2. Mampu menjelaskan Vaskulrisasi lien 3. Mampu menjelaskan Etiologi hipersplenisme 4. Mampu menjelaskan gambaran klinis dan terapinya 5. Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang diagnosis 6. Mampu menjelaskan tehnik operasi splenektomi dan komplikasinya 7. Mampu menjelaskan komplikasi pascaoperasi splenektomi 8. Mampu melakukan work-up penderita pasca splenektomi meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik 9. Mampu melakukan tindakan operasi splenektomi 10. Mampu merawat pra, peri dan pasca operasi dan mampu mengatasi komplikasi yang terjadi ( 2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN 1. Anatomi dan vaskularisasi lien 2. Etiologi, macam, diagnosis hipersplenisme dan rencana pengelolaan splenektomi 3. Tehnik operasi splenektomi dan komplikasinya 4. Work-up penderita splenektomi 5. Perawatan penderita splenektomi pra operatif dan pasca operasi 3. WAKTU METODE A. Proses pembelajaran dilaksanakan melalui metode: 1) small group discussion 2) peer assisted learning (PAL) 3) bedside teaching 4) task-based medical education B. Peserta didik paling tidak sudah harus mempelajari: 1) bahan acuan (references) 2) ilmu dasar yang berkaitan dengan topik pembelajaran 3) ilmu klinis dasar C. Penuntun belajar (learning guide) terlampir D. Tempat belajar (training setting): bangsal bedah, kamar operasi, bangsal perawatan pasca operasi. 4. MEDIA 1. Workshop / Pelatihan 2. Belajar mandiri 3. Kuliah 4. Group diskusi 5. Visite, bed site teaching 6. Bimbingan Operasi dan asistensi 7. Kasus morbiditas dan mortalitas 8. Continuing Profesional Development (P2B2) 1

5. ALAT BANTU PEMBELAJARAN Internet, telekonferens, dll. 6. EVALUASI 1. Pada awal pertemuan dilaksanakan pre-test dalam bentuk MCQ, essay dan oral sesuai dengan tingkat masa pendidikan, yang bertujuan untuk menilai kinerja awal yang dimiliki peserta didik dan untuk mengidentifikasi kekurangan yang ada. Materi pre-test terdiri atas: Anatomi dan vaskularisasi lien Penegakan Diagnosis Terapi ( tehnik operasi ) Komplikasi dan penanganannya Follow up 2. Selanjutnya dilakukan small group discussion bersama dengan fasilitator untuk membahas kekurangan yang teridentifikasi, membahas isi dan hal-hal yang berkenaan dengan penuntun belajar, kesempatan yang akan diperoleh pada saat bedside teaching dan proses penilaian. 3. Setelah mempelajari penuntun belajar ini, peserta didik diwajibkan untuk mengaplikasikan langkah-langkah yang tertera dalam penuntun belajar dalam bentuk role-play dengan temantemannya (peer assisted learning) atau kepada SP (standardized patient). Pada saat tersebut, yang bersangkutan tidak diperkenankan membawa penuntun belajar, penuntun belajar dipegang oleh teman-temannya untuk melakukan evaluasi (peer assisted evaluation). Setelah dianggap memadai, melalui metoda bedside teaching di bawah pengawasan fasilitator, peserta didik mengaplikasikan penuntun belajar kepada nodel anatomik dan setelah kompetensi tercapai peserta didik akan diberikan kesempatan untuk melakukannya pada pasien sesungguhnya. Pada saat pelaksanaan, evaluator melakukan pengawasan langsung (direct observation), dan mengisi formulir penilaian sebagai berikut: Perlu perbaikan: pelaksanaan belum benar atau sebagian langkah tidak dilaksanakan Cukup: pelaksanaan sudah benar tetapi tidak efisien, misal pemeriksaan terlalu lama atau kurang memberi kenyamanan kepada pasien Baik: pelaksanaan benar dan baik (efisien) 4. Setelah selesai bedside teaching, dilakukan kembali diskusi untuk mendapatkan penjelasan dari berbagai hal yang tidak memungkinkan dibicarakan di depan pasien, dan memberi masukan untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan. 5. Self assessment dan Peer Assisted Evaluation dengan mempergunakan penuntun belajar 6. Pendidik/fasilitas: Pengamatan langsung dengan memakai evaluation checklist form / daftar tilik (terlampir) Penjelasan lisan dari peserta didik/ diskusi Kriteria penilaian keseluruhan: cakap/ tidak cakap/ lalai. 7. Di akhir penilaian peserta didik diberi masukan dan bila diperlukan diberi tugas yang dapat memperbaiki kinerja (task-based medical education) 8. Pencapaian pembelajaran: Pre test Isi pre test Anatomi dan vaskularisasi lien Penegakan Diagnosis Terapi ( tehnik operasi ) Komplikasi dan penanganannya Follow up Bentuk pre test MCQ, Essay dan oral sesuai dengan tingkat masa pendidikan 2

Buku acuan untuk pre test 1. Ashcraft, KW. Pediatric Surgery. University of Missouri. Kansas City. 1997 2. Swenson, Ravensperger JG. Hirschprung s Disease. Dalam Welch KJ eds Pediatric Surgery. York Apleton & Lange 555-77:1990 3. Buku Atlas Pediatric Surgery Ziegler Bentuk Ujian / test latihan Ujian OSCA (K, P, A), dilakukan pada tahapan bedah dasar oleh Kolegium I. Bedah. Ujian akhir stase, setiap divisi/ unit kerja oleh masing-masing senter pendidikan. Ujian akhir kognitif nasional, dilakukan pada akhir tahapan bedah lanjut (jaga II) oleh Kolegium I. Bedah. Ujian akhir profesi nasional (kasus bedah), dilakukan pada akhir pendidikan oleh Kolegium I. Bedah 7. REFERENSI 1. Ashcraft, KW. Pediatric Surgery. University of Missouri. Kansas City. 1997 2. Swenson, Ravensperger JG. Hirschprung s Disease. Dalam Welch KJ eds Pediatric Surgery. York Apleton & Lange 555-77:1990 3. Buku Atlas Pediatric Surgery Ziegler 8. URAIAN : SPLENECTOMY 8.1. Introduksi : a. Definisi Suatu tindakan pembedahan mengangkat organ lien pada kasus trauma dan non trauma b. Ruang lingkup Keadaan lien yang patologis semisal karena didasari suatu penyakit darah dan atau kerusakan lien dikarenakan suatu trauma yang tidak memungkinkan dilakukan repair guna mempertahankan kondisi lien Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan beberapa disiplin ilmu yang terkait anatara lain: Bedah Anak, radiologi dan ahli kesehatan anakc. c. Indikasi operasi Lien yang patologis yang didasari penyakit sistemik semisal penyakit darah (thalasemia, sicle cell anemia dll ) Kerusakan lien akibat trauma umumnya kondisi pasien dalam keadaan syok d. Kontra indikasi operasi: Ada kondisi lain/kelainan bawaaan lainnya yang tidak memungkinkan dilakukannya operasi Kondisi umum Jelek e. Diagnosis Banding (tidak ada) f. Pemeriksaan Penunjang USG Setelah memahami, menguasai dan mengerjakan modul ini maka diharapkan seorang ahli bedah mempunyai kompetensi melakukan splenektomi serta penerapannya dapat dikerjkan di RS Pendidikan dan RS jaringan pendidikan. 8.2. Kompetensi terkait dengan modul / list of skill Tahapan Bedah Dasar ( semester I III ) Persiapan pra operasi : o Anamnesis o Pemeriksaan Fisik o Pemeriksaan penunjang o Informed consent 3

Assisten 2, assisten 1 pada saat operasi Follow up dan rehabilitasi Tahapan bedah lanjut (Smstr. IV-VII) dan Chief residen (Smstr VIII-IX ) Persiapan pra operasi : o Anamnesis o Pemeriksaan Fisik o Pemeriksaan penunjang o Informed consent Melakukan Operasi ( Bimbingan, Mandiri ) o Penanganan komplikasi o Follow up dan rehabilitasi 8.3. Algoritma Dan Prosedur Algoritma (tidak ada) 8.4. Tehnik Operasi Secara singkat tehnik operasi splenektomi dijelaskan sebagai berikut: setelah penderita narcose dengan endotracheal, posisi Supine lakukan irisan transversal supra umbilikal perdalam sampai membuka peritoneum identifikai lien bebaskan 6 ligamentum pada lien setelah mobile lakukan ligasi pada arteri lebih dahulu untuk autotranfusi (bila memungkinkan ) kemudian dilajutkan ligasi vena lienalis kontrol perdarahan : pada kasus trauma lakukan ligasi pada arteri dan vena lienalis kemudian baru dilanjutkan dengan memotong 6 ligamentum pada lien. Kontrol perdarahan. 8.5. Komplikasi operasi Saat operasi Perdarahan Perdarahan saat operasi, umumnya bila menciderai pembuluh darah segera lakukan kontrol perdarahan dengan meligasi pembuluh darah Komplikasi pasca operasi Perdarahan Akibat lepasnya ligasi pada pembuluh darah utama (arteri dan vena lienalis ) dan ataupu dari pembuluh darah yang lebih kecil, tindakannya lakukan relaparotomi guna menghentikan perdarahan 8.6. Mortalitas Kurang dari 2% 8.7. Perawatan Pascabedah Membutuhkan perawatan selama 5 hari dan pengawasan terjadinya infeksi pasca splenektomi 8.8. Follow-up Dengan menilai adakah tanda-tanda OPSI (ovewhwlming Postsplenectomi Infection ) dan atau OPSS (overwhelming post splenentomi Sepsis) 8.9. Kata Kunci: Hipersplenisme, splenektomi 9. DAFTAR CEK PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR OPERASI 4

No Daftar cek penuntun belajar prosedur operasi PERSIAPAN PRE OPERASI 1 Informed Consent 2 Laboratorium 3 Pemeriksaan Tambahan 4 Antibiotik Profilaksi 5 Cairan dan darah ANESTESI Narcose umum dengan endotracheal PERSIAPAN LOKAL DAERAH OPERASI 1 Penderita diatur dalam posisi supine 2 Lakukan desinfeksi dan asepsi mulai level papila mammae sampai pedis kanan dan kiri. TINDAKAN OPERASI 1 Lakukan irisan transversal supra umbilical, perdalam sampai membuka peritoneum 2 Identifikai lien 3 Bebaskan 6 ligamentum pada lien 4 Setelah mobile lakukan ligasi pada arteri lakukan autotranfusi (bila memungkinkan ) 5 Lanjutkan ligasi vena lienalis kontrol perdarahan (pada kasus trauma lakukan ligasi pada arteri dan vena lienalis) 6 Lanjutkan dengan memotong 6 ligamentum pada lien 7 Kontrol perdarahan PERAWATAN PASCA BEDAH 1 Komplikasi dan penanganannya 2 Pengawasan terhadap ABC 3 Perawatan luka operasi Sudah dikerjakan Belum dikerjakan Catatan: Sudah / Belum dikerjakan beri tanda 10. DAFTAR TILIK 5

Berikan tanda dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan memuaskan (1); tidak memuaskan (2) dan tidak diamati (3) 1. Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun 2. Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau penuntun 3. Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh pelatih Nama peserta didik Nama pasien Tanggal No Rekam Medis No 1 Persiapan Pre-Operasi DAFTAR TILIK Kegiatan / langkah klinik Penilaian 1 2 3 2 Anestesi 3 Tindakan Medik/ Operasi 4 Perawatan Pasca Operasi & Follow-up Peserta dinyatakan : Layak Tidak layak melakukan prosedur Tanda tangan pelatih Tanda tangan dan nama terang 6