O 2016 LSP-PPT MIGAS SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PETUGAS PENANGANAN BAHAYA GAS H 2 S Skema Sertifikasi Kompetensi Petugas Penanganan Bahaya Gas H 2 S merupakan skema sertifikasi Okupasi Nasional yang dikembangkan oleh komite skema sertifikasi LSP PPT Migas. Kemasan kompetensi yang digunakan mengacu pada SKKNI yang ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 210 / MEN / X /2008 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Industri Minyak dan Gas Bumi serta Panas Bumi Sub Sektor Industri Minyak dan Gas Hulu Hilir (Supporting) Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sub Bidang Penanganan Bahaya Gas H 2 S. Skema sertifikasi ini digunakan untuk memastikan kompetensi tenaga kerja pada jabatan Skema Sertifikasi Kompetensi Petugas Penanganan Bahaya Gas H 2 S dan sebagai acuan dalam asesmen oleh LSP PPT Migas dan asesor kompetensi. Ditetapkan tanggal: Oleh: Disahkan tanggal: Oleh: Ketua Komite Skema Ketua LSP Nomor Dokumen : SS-PTG-H 2 S-111-2016 Kode KBJI : Nomor Salinan : 01-SS-PTG-H 2 S-111-2016 Status Distribusi : Terkendali Tak terkendali
1. Latar Belakang Dengan telah diterbitkannya Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi dan 2/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi, maka LSP PPT Migas perlu segera melakukan penyesuaian tentang Skema Sertifikasi. Dengan demikian skema sertifikasi yang disusun oleh Komite Skema LSP PPT Migas setelah mendapatkan Lisensi dari BNSP dapat diterapkan oleh LSP yang memiliki ruang lingkup yang sama. Diharapkan proses sertifikasi dapat menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten. 2. Ruang lingkup 2.1. Bidang Penanganan Bahaya Gas H 2 S. 2.2. Lingkup penggunaan: Persyaratan dasar bagi tenaga teknik khusus di Sub Sektor Industri Migas pada bidang Penanganan Bahaya Gas H 2 S yang mempunyai tugas utama adalah melakukan pemantauan langsung aspek-aspek keselamatan dan kesehatan kerja. 3. Tujuan 3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi para Penanganan Bahaya Gas H 2 S lingkup sektor Industri Migas. 3.2. Memastikan dan memelihara kompetensi para Penanganan Bahaya Gas H 2 S di dalam bisnis operasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 3.3. Memastikan dan memelihara kompetensi para Penanganan Bahaya Gas H 2 S pada lembaga penilaian kesesuaian. 3.4. Memastikan dan memelihara kompetensi para Penanganan Bahaya Gas H 2 S secara mandiri. 4. Acuan Normatif Persyaratan ini disusun berdasarkan perundangan yang berlaku di Indonesia dengan mengacu kepada: 4.1. Undang-undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi 4.2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 4.3. Undang-undang Nomor 18 tahun 1999 tentang LPJK 4.4. PP No. 31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional 4.5. Kepmen ESDM No. 111.K/70/MEM/2003 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 20 Tahun 2008 tanggal 13 Juni 2008 tentang Pemberlakuan SKKNI di Bidang Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi secara Wajib. 4.6. Kepmen Nakertrans No. PER.21/MEN/X/2007 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia 4.7. Kepmen Nakertrans Nomor : KEP.210/MEN/X/2008 tentang SKKNI Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sub Bidang Penanganan Bahaya Gas H 2 S; 4.8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi ; 4.9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia; 4.10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional; 4.11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia; TINGKAT REVISI- 3 LSP- PPT MIGAS, 2016 2
4.12. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi; 4.13. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 2/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi; 4.14. SNI ISO/IEC 17024:2012 tentang Penilaian kesesuaian Persyaratan umum untuk lembaga sertifikasi personal; 4.15. Permen ESDM Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Di Bidang Kegiatan Usaha Minyak Dan Gas Bumi Secara Wajib. 5. Kemasan/Paket Kompetensi a. Level : 1 b. Jenis kemasan : Okupasi Nasional Petugas Penanganan Bahaya... Gas H 2 S c. Rincian Unit Kompetensi : Kompetensi Umum : NO KODE UNIT JUDUL UNIT 1 IMG.KK.01.001.01 Menerapkan Peraturan dan Perundangan K3LL Kompetensi Inti : NO KODE UNIT JUDUL UNIT 1 IMG.KK02.001.01 Menggunakan alat pelindung diri 2 IMG.KK02.004.01 Menggunakan Self Contained Breathing Apparatus (SCBA). 3 IMG.KK02.005.01 Mengoperasikan alat uji gas 4 IMG.HS02.001.01 Menghindarkan diri dari bahaya gas H 2 S Kompetensi Khusus : NO KODE UNIT JUDUL UNIT 1 IMG.KK03.001.01 Melakukan Pertolongan Pada Korban Kecelakaan 6. Pekerjaan Dan Uraian Tugas : 6.1. Menerapkan Peraturan dan Perundangan K3LL 6.2. Menggunakan alat pelindung diri 6.3. Menggunakan Self Contained Breathing Apparatus (SCBA). 6.4. Mengoperasikan alat uji gas 6.5. Menghindarkan diri dari bahaya gas H 2 S 6.6. Melakukan Pertolongan Pada Korban Kecelakaan 7. Persyaratan dasar 7.1. a. Ijasah setingkat SLTP, b. Pengalaman kerja minimal 2 tahun di bidang Industri Migas. 7.2. a. Ijasah setingkat SLTA, pengalaman bekerja di industri migas minimal 1 tahun b. Pengalaman kerja minimal 1 tahun di bidang Industri Migas. 7.3. a. Ijasah setingkat D I / yang lebih tinggi b. Pengalaman kerja minimal 0,5 tahun di bidang Industri Migas. TINGKAT REVISI- 3 LSP- PPT MIGAS, 2016 3
8. Persyaratan kompetensi 8.1. Surat Keterangan Sehat yang menyatakan : kemampuan fisik penglihatan (tidak buta warna), pendengaran baik, mobilitas/tidak cacat fisik) 8.2. Untuk menjamin persyaratan telah dipenuhi Pemohon diwajibkan mengumpulkan fotocopy ijazah terakhir yang dimiliki, surat keterangan dokter pemerintah/ puskesmas, dan surat keterangan pengalaman kerja/ magang dari perusahaan 8.3. Pemohon yang memiliki sertifikat kompetensi sebelumnya diluar LSP PPT Migas maka untuk sertifikasi ulang harus mengikuti uji kompetensi dari awal. 8.4. Pemohon yang tidak lulus tidak perlu lagi mengumpulkan persyaratan. 9. Hak Pemohon Sertifikasi 9.1. Asesi yang lulus dal am asesmen kompetensi akan diberikan sertifikat dan kartu tanda asesi. 9.2. Asesi dapat menggunakan sertifikat kompetensi untuk promosi diri sebagai profesi asesi. 10. Kewajiban Pemegang Sertifikat Kompetensi Petugas Penanganan Bahaya Gas H2S 10.1. Melaksanakan keprofesian sebagai Petugas Penanganan Bahaya Gas H 2 S dengan tetap menjaga kode etik profesi. 10.2. Bersedia dilakukan survailen sebagai pemegang sertifikat kompetensi yang ditetapkan LSP minimal pada saat re-sertifikasi. 10.3. Melakukan re-sertifikasi setiap 4 tahun sekali. 11. Biaya 11.1. Biaya Uji Kompetensi sertifikasi berdasarkan Peraturan Pemerintah yang berlaku tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen ESDM. 11.2. Biaya sertifikasi Petugas Penanganan Bahaya Gas H2S : Rp. 900.000,- 11.3. Biaya pelaksanaan sertifikasi di luar TUK Cepu adalah Rp. 900.000,- belum termasuk biaya akomodasi, konsumsi dan transportasi tim asesor. 11.4. Asesmen dapat dilaksanakan apabila jumlah peserta minimal 6 orang. Apabila peserta kurang dari 6 orang maka biaya ditanggung oleh jumlah peserta yang ada. 12. Proses Sertifikasi 12.1. Persyaratan Pendaftaran Secara umum proses sertifikasi mencakup : peserta yang telah memastikan diri kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi untuk paket/okupasi Petugas Penanganan Bahaya Gas H 2 S dapat segera mengajukan permohonan kepada LSP dengan memilih TUK/Assessment centre yang diinginkan, dan mengisi Form Persyaratan Peserta Uji Kompetensi (Form No. F.9.01.A), Form Unjuk Kerja Pemegang Sertifikat (Form No. F.9.05.A) dan untuk yang sertifikasi ulang ditambah dengan Form Pemutakhiran Pemegang Sertifikat (Form No. F.9.05.B) beserta lampirannya. Dari data calon tersebut dilakukan Evaluasi/pra uji Kompetensi Calon dan ditetapkan dalam Sidang Pleno Sertifikasi dengan standar SKKNI. 12.2. Proses Asesmen 12.2.1. Peserta berhak mendapatkan informasi yang diperlukan terkait dengan unit-unit kompetensi yang diujikan. TINGKAT REVISI- 3 LSP- PPT MIGAS, 2016 4
12.2.2. Peserta mengisi form penilaian mandiri yang dapat di download di website LSP PPT MIGAS dan dikirim ke LSP PPT MIGAS selambatlambatnya 5 (lima) hari kerja sebelum pelaksanaan uji kompetensi. 12.2.3. Form APL 01 dan APL 02 yang telah diisi oleh calon asesi, dikaji dan diverifikasi dalam sidang pleno (Pra uji kompetensi); 12.2.4. Hasil pra uji kompetensi pada sidang pleno digunakan sebagai dasar perencanaan Asesmen yang dituangkan pada FR-POA-01 Perencanaan Asesmen dan setelah itu dilakukan uji pengumpulan bukti FR-DAT-01; 12.2.5. Pelaksanaan Asesmen (FR-ASC-01) yang disusun berdasarkan Prosedur dan Instruksi Kerja untuk menjamin bahwa semua persyaratan skema diverifikasi secara objektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi sehingga memadai untuk menegaskan kompetensi calon dengan metode uji kompetensi unit kompetensi sesuai dengan level jabatan pada SKKNI, lisan/ wawancara. 12.3. Proses Uji Kompetensi 10.3.1. LSP menugaskan tim asesor untuk mengases kompetensi pada asesi berdasarkan persyaratan skema sertifikasi LSP PPT Migas; 10.3.2. Metode dan mekanisme asesmen kompetensi terdiri dari uji tertulis, lisan/wawancara dan praktek/simulasi sesuai dengan skema sertifikasi LSP PPT Migas; 10.3.3. Hasil Pelaksanaan Asesmen dituangkan pada Rekomendasi Keputusan Asesmen (FR-ASC-01); 10.3.4. LSP harus dapat menerima Umpan Balik (FR-ASC-02) dari peserta uji kompetensi/asesi; 10.3.5. LSP mengakomodasi kemungkinan adanya kekhususan kondisi pemohon seperti bahasa; 10.3.6. Apabila Umpan Balik (FR-ASC-02) tersebut terbukti, maka tim asesor dapat merekomendasikan dilaksanakan kaji ulang penilaian (FR-ASC-03) dan jika tidak dapat dibuktikan maka asesi mengikuti proses ulang uji kompetensi dari awal. 12.4. Keputusan Sertifikasi 12.4.1. Keputusan sertifikasi yang ditetapkan untuk asesi oleh LSP harus berdasarkan skema sertifikasi terdiri dari metode uji tertulis yang diperiksa dengan sistem komputer (LJK), hasil ujian Lisan dan praktek dan diketahui oleh asesor yang melakukan asesmen, personel LSP dan Tim Asesor dalam sidang yudisium. 12.4.2. Kriteria keberhasilan peserta yang dinyatakan kompeten/lulus jika nilai hasil evaluasi yang diperoleh minimal rata-rata materi 60 untuk setiap materi yang diujikan. 12.4.3. Hasil keputusan sertifikasi diumumkan melalui web site. 12.4.4. LSP memberikan sertifikat kompetensi kepada peserta yang kompeten. TINGKAT REVISI- 3 LSP- PPT MIGAS, 2016 5
13. Pembekuan atau Pencabutan Sertifikat Sertifikat yang telah diperoleh dapat di cabut atau dibekukan dengan mempertimbangkan hal berikut: 13.1. Kesehatan dari pemegang sertifikat tidak memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan dalam ruang lingkup sertifikat kompetensinya; 13.2. Mendapat pernyataan tidak puas dari pemakai jasa paling sedikit 3 kali dan dapat dibuktikan bahwa pernyataan tidak puas tersebut, timbul karena ketidak sesuaian pemegang sertifikat dalam melakukan pekerjaannya dalam lingkup sertifikat kompetensinya. 13.3. Masa berlaku sertifikat telah habis 13.4. Melakukan pemalsuan sertifikasi kompetensi kerja LSP PPT MIGAS 13.5. Bila terjadi acuan sertifikasi tidak sesuai atau penyalahgunaan Sertifikat dalam publikasi, katalog, dan seterusnya harus ditangani oleh LSP PPT MIGAS untuk dilakukan penanganan tindakan perbaikan penundaan dan pencabutan setifikat yang dituangkan dalam format Pencabutan dan Pembatalan Sertifikat (Form No. : F. 9. 05. C) 14. Survailen Untuk memelihara kompetensi pemegang sertifikat kompetensi, LSP melakukan survailen yang mencakup: 14.1. Evaluasi rekaman kegiatan ujian 14.2. Evaluasi peserta (sampling) 14.3. Monitoring, pelaporan dan sanksi 14.4. Witness (bila diperlukan) 14.5. Survailen dilaksanakan pada saat perpanjangan atau kenaikan tingkat 15. Sertifikasi ulang 15.1. Persyaratan sertifikasi ulang sama dengan persyaratan awal untuk menjamin bahwa pemegang sertifikat kompetensi selalu memenuhi sertifikasi yang terkini. 15.2. Pemohon sertifikasi ulang yang memiliki sertifikat kompetensi sebelumnya diluar LSP PPT Migas harus mengikuti persyaratan awal di level yang sama 15.3. Sertifikasi ulang ditetapkan 4 tahun sekali dan ketentuannya diatur dalam prosedur. 15.4. Berkas persyaratan diterima LSP PPT Migas minimal 5 (hari) kerja sebelum pelaksanaan ujian sertifikasi ulang. 16. Penggunaan sertifikat Pemegang sertifikat kompetensi harus menandatangani pernyataan penggunaan sertifikat (Formulir Unjuk Kerja Pemegang Sertifikat (F.9.05.A)). 17. Banding Asesi/pemohon dapat mengajukan banding dan /atau keluhan, apabila terbukti adanya keputusn LSP yang merugikan dan /atau ketidaksesuaian dengan skema sertifikasi atau keinginan pemohon, diatur dalam prosedur. TINGKAT REVISI- 3 LSP- PPT MIGAS, 2016 6
18. Diagram Alir DIAGRAM ALIR PROSES SERTIFIKASI Pemohon (Calon Asesi) Sertifikasi Ulang Survailen Permohonan : (Mengisi Form F.9.01.A / F.9.05.A / F.9.05.B / FR - APL-01 dan FR - APL- 02) dilengkapi dokumen Portofolio terdiri dari : - Copy Ijasah - Pengalaman Kerja - Keterangan Sehat (dokter) - Copy Sertifikat Pelatihan - Pas Photo 3x4, 2 lbr - Copy Sertifikat Kompetensi yang Terakreditasi - Membayar Biaya Sertifikasi Penerbitan Sertifikat Kompetensi Kompeten Tidak Pra Uji Kompetensi Kajian dan Verifikasi (FR - APL-01 dan FR - APL- 02) Keputusan Sertifikasi Belum Kompeten Umpan Balik (FR-ASC-02) Ya Rencana Asesmen FR-POA-01 Kaji Ulang Asesmen (FR-ASC-03) Asesmen & Rekomendasi (FR-ASC-01 Pelaksanaan Asesmen & Rekomendasi) Pelaksanaan Uji Kompetensi (FR-DAT.01 Perangkat Asesemen) : - Uji Tulis - Uji Lisan/Wawancara - Uji Praktek/Simulasi TINGKAT REVISI- 3 LSP- PPT MIGAS, 2016 7