BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang dipelajari para siswa disekolah diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. memahami apa saja yang menjadi dasar-dasar dalam menciptakan sebuah desain.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena keterampilan menulis selalu digunakan dalam dunia pendidikan, mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. oleh beberapa hal. Guru sebagai pendidik, fasilitas, metode pembelajaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. individu lainnya. Menurut Wibowo (Hidayatullah, 2009), bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat tepat bagi individu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari terlihat dalam empat aspek keterampilan berbahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. termasuk keterampilan menulis (Abidin, 2012:6). keterampilan tersebut diantaranya keterampilan menyimak, keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembelajaran siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Sutiawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan secara mendasar (Taringan, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi menjelaskan bahwa, bahasa memiliki peranan sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, partisipasi dalam masyarakat yang menggunakaan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang sangat komplek. Menurut Tim dosen (2010:2) menyatakan bahwa, dalam berbahasa manusia dapat menggunakan bentuk verbal (ujaran) dan juga dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, setiap anggota masyarakat harus mengembangkan keempat keterampilan berbahasa, yaitu (1) mendengarkan/ menyimak, (2) berbicara, (3) membaca dan (4) menulis. Setiap keterampilan sangat berhubungan erat dengan tiga keterampilan lainnya. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur, mula-mula pada masa kecil belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, setelah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan 1

2 berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu satu kesatuan, merupakan catur tunggal (Tarigan, 2008:1). Berbeda halnya dengan menulis, karena menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang menempati tingkatan yang paling tinggi dibandingkan dengan tiga keterampilan berbahasa lainnya. Selain itu, khususnya dalam keterampilan menulis, latihan merupakan kunci yang paling utama demi mencapai kesuksesan. Maka dari itu dibutuhkan latihan dalam mengembangkan keterampilan menulis (Zainurrahman, 2011:2).. Menulis merupakan segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang harus dikuasi oleh semua siswa, karena menulis merupakan salah satu bentuk komunikasi untuk menyampaikan ide atau gagasan kita terhadap orang lain. Keterampilan menulis harus diajarkan oleh guru kepada siswa untuk menunjang keberhasilan dalam mempelajari bidang studi lainnya (Nurudin, 2010:4). Pada dasarnya menulis bukan hanya sekedar menuangkan isi pikiran ke dalam bentuk tulisan, tetapi lebih pada proses kreatif dalam menuangkan gagasan dalam wacana agar mudah dibaca, dipahami dengan mudah, dan lebih dari itu menarik untuk dibaca. Tulisan tentu harus mengikuti kadiah bahasa dan aturan penulisan. Namun bukan berarti dalam pembelajaran menulis guru mendorong siswa dengan teori-teori menulis yang justru akan berakibat membuat siswa menjadi malas menulis. Maka dari itu

3 dalam melaksanakan pembelajaran menulis, guru perlu menciptakan pembelajaran yang inovatif agar dapat merangsang imajinasi siswa khususnya dalam pembelajaran menulis karangan. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2014 kepada guru kelas 3 SDN Junrejo 2 Batu dalam pelaksanaan pembelajaran menulis karangan, guru hanya menggunakan metode ceramah dengan menjelaskan materi kepada siswa. Selama proses pembelajaran guru terlihat lebih aktiv dalam menjelaskan materi, sehingga siswa hanya mendengarkan materi menulis karangan tanpa bisa berimajinasi dalam mengembangkan karangannya. Selain itu dalam memanfaatkan media guru hanya menggunakan media buku halus untuk melatih kemampuan menulis siswa tanpa menggunakan media pembelajaran pendukung dalam kegiatan menulis karangan. Sehingga siswa kesulitan dalam menuangkan ide/gagasannya menjadi paragraf. Hal ini dikarenakan siswa hanya berimajinasi abstrak dalam menuliskan ide cerita, sehingga dalam pembelajaran menulis karangan membutuhkan waktu yang cukup lama dan berdampak pada kesalahan dalam keutuhan penulisan, kepaduan karangan dan penulisan ejaan dan tanda baca sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Berdasarkan pelaksanaan observasi tersebut ditemukan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis karangan. Hal ini terbukti dari daftar nilai siswa khususnya dalam kegiatan menulis karangan. Sekitar 29,7% atau 14 siswa dinyatakan tuntas dalam kegiatan menulis karangan. Sementara 70,3% atau 33 siswa dinyatakan belum tuntas

4 dalam kegiatan menulis karangan. Pernyataan ketuntasan siswa dalam pembelajaran menulis didasarkan pada KKM yang ditentukan sekolah, yaitu 70. Apabila siswa belum mencapai nilai KKM tersebut, maka siswa masih belum bisa dinyatakan tuntas dalam kegiatan pembelajaran menulis karangan. Selain itu peneliti juga melakukan pra tindakan dengan memberikan pretes kepada siswa kelas III SDN Junrejo 2 Batu untuk menulis karangan. Hal ini dilakukan untuk memperkuat hasil observasi pembelajaran menulis karangan dan mengetahui tingkat kemampuan menulis karangan siswa secara langsung. Dari hasil pretes tersebut masih banyak ditemukan siswa yang belum mempunyai kemampuan menulis secara baik dan benar. Berdasarkan hasil pretes tersebut menunjukkan bahwa hanya sekitar 34,1 % atau 15 siswa yang dinyatakan tuntas dalam pembelajaran menulis karangan, sementara 65,9 % atau 29 siswa dinyatakan masih belum tuntas dalam pembelajaran menulis karangan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 12 Januari 2014 kepada guru kelas III terkait pembelajaran menulis karangan menjelaskan bahwa, masih siswa banyak yang kesulitan dalam kegiatan menulis karangan. Hal yang menjadi keluhan guru adalah masih minimnya siswa yang dapat menuliskan karangan sesuai dengan aturan menulis yang benar. Ditambah lagi rendahnya kemampuan siswa dalam berimajinasi dalam mengungkapkan ide-ide untuk dikembangkan dalam bentuk paragraf. Selain itu banyak siswa yang tidak memperhatikan aspek keutuhan, kepaduan dan ejaan tanda baca, sehingga mengakibatkan hasil menulis siswa tidak sesuai indikator yang diharapkan oleh guru.

5 Dapat diidentifikasi dari pernyataan hasil wawancara di atas, bahwa yang menjadi masalah dalam pembelajaran menulis adalah siswa masih diajak untuk berpikir abstrak khususnya dalam menulis karangan. Artinya guru dalam kegiatan pembelajaran masih belum menggunakan media yang relevan untuk kegiatan menulis karangan. Tidak adanya media pembelajaran yang tepat menjadikan siswa kesulitan dalam berimajinasi, akibatnya siswa kesulitan dalam menuangkan ide untuk dituliskan dalam bentuk karangan. Padahal untuk menunjang keterampilan menulis karangan, siswa dituntut untuk memiliki daya imajinasi yang luas sehingga dapat menghasilkan sebuah tulisan yang menarik. Berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan dapat diidentifikasi bahwa, kesulitan yang sering dialami oleh siswa dalam menulis adalah masih belum bisa membuat judul dengan baik, siswa hanya mampu membuat 3 kalimat dalam setiap paragraf. Hal ini menjadi indikasi kesulitan siswa dalam mengembangkan ide/gagasan menjadi bentuk karangan lengkap sesuai dengan alur cerita. Siswa juga merasa kesulitan dalam penulisan karangan menggunakan kaidah penulisan yang benar sesuai dengan aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) seperti; keutuhan, kepaduan paragraf serta ejaan dan tanda baca yang tepat dalam penulisan. Selain itu dalam kegiatan pembelajaran menulis karangan, siswa menganggap menulis adalah suatu hal yang membosankan, tidak menyenangkan dan bahkan siswa menganggap sulit dalam pembelajaran menulis karangan. Permasalahan inilah yang membuat keterampilan menulis siswa kelas 3 SDN Junrejo 2 Batu masih tergolong rendah.

6 Penggunaan media pembelajaran dinilai dapat menjadi solusi yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan menulis karangan. Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya (Sujana dan Rifai, 2010:2). Media pembelajaran dapat menjadi kunci yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang dapat mempermudah siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Selain itu pemilihan media yang tepat dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan kompetensi dan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Sehingga penggunaan media akan membantu siswa dalam memahami dan mendapatkan hasil yang maksimal dalam pembelajaran. Media yang dipilih untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan adalah media komik. Media komik merupakan salah satu bentuk media visual. Media komik merupakan media yang berbentuk gambar kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar (Sujana dan Rifai, 2010: 64). Media komik dapat membantu meningkatkan daya imajinasi siswa dalam menulis. Namun media komik tanpa teks yang digunakan berbeda dengan komik pada umumnya. Perbedaanya terletak pada penghilangan balon kata yang ada pada komik. McCloud dalam Sagami (2012:21) menjelaskan bahwa, komik tidak harus mengandung kata-kata. Kata-kata yang ada pada sebuah teks merupakan sebuah penunjang dalam memahami alur sebuah cerita. Media komik tanpa teks dipilih karena melalui gambar dan karakter yang terdapat dalam komik, siswa dapat memvisualisasikan ide/gagasan yang

7 dimilikinya untuk dituangkan menjadi sebuah tulisan. Tidak adanya teks akan merangsang imajinasi siswa dalam proses berpikir kreatif dalam penulisan alur cerita dalam sebuah karangan. Maka dari itu, media komik tanpa teks sangat efektif digunakan dalam kegiatan belajar menulis karangan. Dalam penelitian kali ini media komik tanpa teks dipilih sebagai sarana untuk memudahkan siswa dalam menulis sesuai dengan alur dan karakter gambar kartun yang ada pada komik. Komik tanpa teks ini dilengkapi dengan kolom ide dan kolom cerita. Kolom ide digunakan untuk menuliskan kalimat-kalimat sesuai dengan setiap gambar yang ada pada komik. Kolom cerita digunakan untuk menuliskan sebuah karangan lengkap sesuai dengan alur cerita dalam komik. Selain itu media komik tanpa teks ini juga dilengkapi dengan panduan penulisan seperti, penggunaan tanda baca, huruf kapital dan ejaan yang benar yang benar yang akan memudahkan siswa dalam menuliskan kalimat sesuai dengan EYD. Peranan pokok dari media komik dalam pengajaran adalah kemampuannya dalam menciptakan minat para siswa. Sehingga komik akan dapat menjadi alat pengajaran yang efektif (Sujana dan Rifai, 2010: 68). Maka dari itu, media komik tanpa teks diharapkan dapat menjadi solusi dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa melalui gambar-gambar kartun yang tersedia dalam komik. Selain itu adanya media komik tanpa teks juga akan membuat siswa untuk lebih kreatif dan mendorong semangat siswa untuk meningkatkan daya imajinasinya dalam menulis karangan. Penggunaan media komik dalam kegiatan menulis karangan juga didukung dengan penelitan-penelitian sebelumnya. Seperti halnya dengan

8 penelitian yang dilakukan Dyah Dwi Hapsari yang berjudul Media Komik untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan. Dapat dilihat dari hasil penelitian tersebut menunjukkan peningkatan prosentase ketuntasan pada siklus I dengan prosentase 50 % dengan nilai rata-rata 71,7 dan pada siklus II semakin meningkat menjadi 83,33% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 84,22. Penelitian dengan menggunakan media komik juga dilakukan oleh Ninik Sirtupi Rahayu dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Dialog Cerpen Dengan Media Komik di kelas IX SMP Negeri 17 Malang. Didapatkan hasil bahwa pada siklus I menunjukkan prosentase 34,36 % dengan nilai rata-rata kelas 53,14 dan pada siklus III mendapatkan data 63,05 % dengan rata-rata kelas 86,5. Berdasarkan paparan uraian masalah di atas, maka diperlukan penelitian untuk menggunakan media komik tanpa teks dalam pembelajaran menulis karangan pada siswa kelas 3 SDN Junrejo 2 Batu dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan pada Tema Lingkungan Sekitar Kelas 3 SDN Junrejo 2 Batu dengan Menggunakan Media Komik Tanpa Teks. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah untuk penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah langkah penggunaan media komik tanpa teks untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan pada tema lingkungan sekitar siswa kelas 3 SDN Junrejo 2 Batu?

9 2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis karangan pada tema lingkungan sekitar siswa kelas 3 SDN Junrejo 2 Batu dengan menggunakan media komik tanpa teks? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mendiskripsikan langkah penggunaan media komik tanpa teks untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan pada tema lingkungan sekitar siswa kelas 3 SDN Junrejo 2 Batu. 2. Menjelaskan peningkatan keterampilan menulis karangan pada tema lingkungan sekitar siswa kelas 3 SDN Junrejo 2 Batu dengan menggunakan media komik tanpa teks. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh setelah dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Diharapkan dari penelitian ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan tentang penerapan pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media pembelajaran komik tanpa teks. b. Hasil dari penelitian ini dapat dipergunakan sebagai rujukan referensi dalam penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Siswa dapat belajar menulis karangan dengan kreatif dan imajinatif

10 2) Melatih siswa untuk belajar menulis karangan sesuai dengan tata cara menulis yang benar 3) Pembelajaran menulis karangan di dalam kelas menjadi lebih menyenangkan dan bermakna. 4) Penggunaan media ini dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam keterampilan menulis karangan. b. Bagi Guru 1) Dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran menulis karangan. 2) Menjadi referensi guru untuk melakukan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. 3) Memudahkan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis karangan. c. Bagi Sekolah 1) Dapat dijadikan sebagai acuan sekolah untuk menjadikan sekolah teladan dalam hal pembuatan media dalam setiap matapelajaran. d. Bagi Peneliti 1) Menjadi motivasi agar lebih kreatif dalam persiapan pembelajaran dengan menggunakan media yang inovatif. 2) Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk meneliti masalah lain yang berfokus pada kegiatan menulis karangan. E. Batasan Penelitian 1) Penelitian ini hanya dilaksanakan di kelas 3 SDN Junrejo 2 Batu.

11 2) Permasalahan yang dikaji peneliti adalah berfokus pada kegiatan menulis karangan. 3) Penelitian ini memanfaatkan penggunaan media komik tanpa teks untuk mengukur peningkatan keterampilan menulis karangan siswa. F. Definisi Istilah 1) Keterampilan berbahasa paling jarang dilakukan manusia adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis membutuhkan pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan ketiga keterampilan berbahasa yang lain, yaitu pengetahuan tentang aturan tata tulis yang ada, yaitu sistem ejaan, dan pemilihan kata (diksi), tata bahasa, kelogisan, serta keserasian aatau kesesuaian bahasa kita dengan pembaca (Tim dosen, 2010:2-3). 2) Menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan. Menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami (Nurudin, 2010:4). 3) Komik adalah suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk menghibur kepada para pembaca (Sujana dan Rifai, 2010:64). 4) Media komik tanpa teks merupakan sebuah penyajian komik bergambar tanpa dilengkapi dengan teks cerita yang berada pada balon percakapan. Gambar-gambar dalam komik tanpa teks disusun secara urut seperti komik pada umumnya untuk memudahkan siswa dalam memahami alur cerita dalam komik. Komik tanpa teks bertujuan untuk melatih siswa dalam

12 berimajinasi dan menuangkan ide/ gagasan dalam kalimat dan menyusun menjadi tulisan lengkap sesuai dengan alur cerita. 5) Tema lingkungan sekitar adalah suatu pokok pembahasan materi yang membahas tentang kenampakan alam dengan sumber daya alamnya, keadaan mahluk hidup beserta perilakunya dalam kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia.