BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1

dokumen-dokumen yang mirip
Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

HIGIENE SANITASI PANGAN


BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KAFE

DASAR DASAR KESEHATAN KERJA

2 1. Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkun

Angka kecelakaan kerja di Indonesia tahun 2010 hingga Juli mencapai kasus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya

GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG SERTIFIKASI LAIK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar

Syarat Bangunan Gedung

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

Implementasi Kebijakan dan Regulasi Dalam Kesehatan Lingkungan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020,

STANDAR USAHA KELAB MALAM. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Bersantai dan Melantai

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KENYAMANAN, DAN KEPEDULIAN LINGKUNGAN UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

TUGAS INDIVIDU HIGIENE LINGKUNGAN KERJA ANALISIS HIGIENE LINGKUNGAN KERJA DI BATIK EL-DYNA. Oleh : ELVI DINA YUNIATI D

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KARAOKE

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI RIAU DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK

Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat. Oleh : Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK

STANDAR USAHA RESTORAN. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Makan dan Minum

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

SANITASI DAN KEAMANAN

POKOK-POKOK PELAKSANAAN PROGRAM KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA DI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS GUNADARMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN HYGIENE DAN SANITASI

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

2 masyarakat sekitarnya akan sangat berbahaya dan menimbulkan masalah kesehatan baru diantaranya tetanus, infeksi, pencemaran udara dan pencemaran air

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka

BAB IX SANITASI PABRIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2008 NOMOR 04 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR USAHA ARENA PERMAINAN

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Physical Security and Biometrics. Abdul Aziz

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sehat 2015 adalah lanjutan dari visi pembangunan kesehatan

Sanitasi Penyedia Makanan

STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR USAHA KARAOKE

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

STANDAR USAHA LAPANGAN GOLF NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR. I. PRODUK A. Tempat 1. Luas lahan paling sedikit 10 ha dengan batas-batas yang jelas.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 A. PENJELASAN UMUM Di dalam Ketentuan Umum Pasal 1, butir 1,Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatanmenyatakan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, psikologi maupun sosial (Ketentuan UmumPasal 1 butir 1, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor: 66 Tahun 2014 tentangkesehatan Lingkungan). Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.lingkungan kerja meliputi semua ruangan, halaman dan area sekelilingnya yang merupakan bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja.untuk tempat kerja yang dikelola secara komersial di mana mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan minimal 10 orang, yang tidak memenuhi ketentuan persyaratan kesehatan lingkungan kerja dapat dikenakan sanksi pidana dan atau sanksi administratif.sanksi pidana dan/atau sanksi administratif adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Kesehatan kerja adalah kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja (Simanjuntak, 1994). Gangguan kesehatan kerja mempunyai dampak secara langsung dan yang tidak langsung, dampak secara langsung adalah gangguan kesehatan kerja yang dirasakan seketika itu juga oleh pekerja, sedang yang dimaksud dengan dampak secara tidak langsung adalah gangguan pada kesehatan yang dirasakan oleh pekerja setelah jangka waktu tertentu. Ketika gangguan kesehatan mulai terasa, maka akan berpengaruh terhadap banyak aspek, salah satunya adalah turunnya produktivitas dari pekerja. Gangguan kesehatan yang dialami oleh pekerja dapat bersifat tidak permanen maupun permanen. Oleh sebab itu perlu diupayakan adanya kesehatan kerja yang bertujuan untuk mencegah penyakit akibat kerja dan meningkatkan kesehatan tenaga kerja baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental, serta menganalisis usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan akibat kerja dan lingkungan kerja. Konsep dasar dari upaya kesehatan kerja ini adalah melakukan identifikasi permasalahan, evaluasi dan dilanjutkan dengan tindakan pengendalian. Dengan memahami pedoman ini diharapkan dapat tercapai keterpaduan langkah dari semua unsur terkait dalam mewujudkan kesehatan kerja dan kesehatan lingkungan kerja dalam lingkup Universitas Trisakti, sehingga tercipta suasana nyaman dan sehat di kampus Universitas Trisakti. 1

B. ISTILAH DAN DEFINISI 1. Universitas adalah Universitas Trisakti. 2. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 3. Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, psikologi maupun sosial. 4. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan adalah spesifikasi teknis atau nilai yang dibakukan pada media lingkungan yang berhubungan atau berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat. 5. Persyaratan Kesehatan adalah kriteria dan ketentuan teknis kesehatan pada media lingkungan. 6. Penyehatan adalah upaya pencegahan penurunan kualitas media lingkungan dan upaya peningkatan kualitas media lingkungan. 7. Pengamanan adalah upaya pelindungan terhadap kesehatan masyarakat dari faktor risiko atau gangguan kesehatan. 8. Pengendalian adalah upaya untuk mengurangi atau melenyapkan faktor risiko penyakit dan/atau gangguan kesehatan. 9. Tempat Kerja adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya. 10. Analisis Risiko adalah metode atau pendekatan untuk mengkaji lebih cermat terhadap potensi risiko kesehatan yang berkenaan dengan kualitas media lingkungan. 11. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi yang selanjutnya disingkat KIE adalah rangkaian kegiatan yang ditujukan untuk perubahan perilaku dalam memelihara dan meningkatkan higiene dan sanitasi Universitas Trisakti, dengan pemberdayaan, partisipasi, pemicuan, dan pendekatan lain yang disesuaikan dengan kondisi Universitas Trisakti. 12. Komunitas kampus adalah seluruh dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan dan orangorang yang aktif bekerja di kampus Universitas Trisakti. 2

BAB II KESEHATAN KERJA Pasal 2 (1) Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. (2) Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pekerja di sektor formal dan informal. (3) Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja. (4) Universitas sebagai pengelola tempat kerja menetapkan standar kesehatan kerja. (5) Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan menjamin lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja. (6) Universitas wajib bertanggung jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 3 (1) Universitas wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja. (2) Pekerja wajib menciptakan dan menjaga kesehatan tempat kerja yang sehat dan menaati peraturan yang berlaku di tempat kerja. (3) Dalam penyeleksian pemilihan calon pegawai, hasil pemeriksaan kesehatan secara fisik dan mental digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. (4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 4 (1) Universitas wajib menjamin kesehatan pekerja melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan serta wajib menanggung seluruh biaya pemeliharaan kesehatan pekerja. (2) Universitas menanggung biaya atas gangguan kesehatan akibat kerja yang diderita oleh pekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (3) Universitas memberikan dorongan dan bantuan untuk perlindungan pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2). 3

BAB III KESEHATAN LINGKUNGAN Pasal 5 Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, psikologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pasal 6 (1) Universitas menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan. (2) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup lingkungan tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. (3) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain: a. limbah cair; b. limbah padat; c. limbah gas; d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah; e. binatang pembawa penyakit; f. zat kimia yang berbahaya; g. kebisingan yang melebihi ambang batas; h. radiasi sinar pengion dan non pengion; i. air yang tercemar; j. udara yang tercemar; k. makanan yang terkontaminasi. l. Masalah psikologi dan sosial. (4) Ketentuan mengenai standar baku mutu kesehatan lingkungan dan proses pengolahan limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dan ayat (3), mengacu pada Peraturan PemerintahRepublik Indonesia Nomor: 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan. 4

BAB IV TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG UNIVERSITAS Universitas bertanggung jawab untuk: Pasal 7 a. menjamin tersedianya lingkungan yang sehat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sesuai dengan kewenangannya; b. mengatur, membina, dan mengawasi penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan; c. memberdayakan dan mendorong peran aktif Komunitas Kampus dalam penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan. Pasal 8 Dalam penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan, Universitas berwenang: a. menetapkan kebijakan dan strategi penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan; b. menetapkan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan; c. melakukan koordinasi, pengembangan, dan sosialisasi penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan; d. melakukan pengelolaan dan pengembangan sistem informasi Kesehatan Lingkungan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan; e. melakukan kerja sama dengan lembaga nasional dan internasional sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; f. melaksanakan fasilitasi Kesehatan Lingkungan di lingkup Universitas. 5

BAB V UPAYA MEWUJUDKAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA DI KAMPUS UNIVERSITAS TRISAKTI Bagian Kesatu Umum Pasal 9 (1) Dalam rangka mewujudkan kesehatan lingkungan kerja di kampus Universitas Trisakti, hal-hal yang perlu diupayakan adalah adanya kualitas lingkungan yang sehat. (2) Kualitas lingkungan kerja yang sehat ditentukan melalui pencapaian atau pemenuhan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan. (3) Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. (4) Persyaratan kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja perkantoran meliputi: persyaratan air, udara, limbah, pencahayaan, kebisingan, getaran, radiasi, vector penyakit, persyaratan kesehatan lokasi, ruang dan bangunan, toilet dan instalasi. (5) Untuk mewujudkan kesehatan lingkungan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka perlu diupayakan peningkatan kualitas lingkungan kerja yang sehat di kampus Universitas Trisakti dengan memperhatikan kondisi: a. Ruang perkuliahan; b. Laboratorium; c. Tempat kerja dan perkantoran; d. Sarana dan prasarana pendukung perkantoran serta fasilitas umum. Bagian Kedua Ruang perkuliahan Pasal 10 Ruang perkuliahan harus memenuhi persyaratan sebagaimana ditentukan dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Kerja dan Persyaratan Kesehatan, antara lain: a. Mutu air yang bersih yang memenuhi syarat kesehatan; b. Kualitas suhu dan kelembaban udara ruang kuliah yang memenuhi syarat kesehatan; c. Pencahayaan di ruangan memenuhi persyaratan intensitas cahaya; d. Tidak terganggunya ruang kuliah dari suara kebisingan; e. Lantai yang bersih dari debu dan kotoran yang selalu dikontrol; f. Meja dan bangku kuliah yang bersih dari debu, kotoran dan coretan; 6

g. Ruangan perkuliahan bebas dari hama penyakit dan serangga; h. Toilet yang bersih dan terpisah untuk pria dan wanita, masing-masing memiliki tempat cuci tangan (wastafel). Bagian Ketiga Laboratorium Pasal 11 Laboratorium harus memenuhi persyaratan sebagaimana ditentukan dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan kerja dan Persyaratan Kesehatan, antara lain: a. Mutu air yang bersih yang memenuhi syarat kesehatan; b. Kualitas suhu dan kelembaban udara ruangan laboratorium yang memenuhi syarat kesehatan; c. Pencahayaan di ruangan laboratorium memenuhi persyaratan intensitas cahaya; d. Lantai yang bersih dari debu dan kotoran; e. Penyehatan udara ruang dilakukan agar suhu dan kelembaban, debu, pertukaran udara, bahan pencemar dan mikroba di ruang laboratorium harus memenuhi persyaratan kesehatan sehingga ruangan laboratorium tersebut aman digunakan; f. Tersedianya peralatan pendukung dalam pelaksanaan praktikum; g. Tersedianya tempat pembuangan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai dengan perudang-undangan yang berlaku. Bagian Keempat Tempat Kerja dan Perkantoran Pasal 12 Tempat Kerja dan Perkantoran harus memenuhi persyaratan sebagaimana ditentukan dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan kerja dan Persyaratan Kesehatan, antara lain: a. Mutu air yang bersih yang memenuhi syarat kesehatan; b. Kualitas suhu dan kelembaban udara ruang perkantoran yang memenuhi syarat kesehatan; c. Pencahayaan di ruangan kerja memenuhi persyaratan intensitas cahaya; d. Ruang kerja yang bersih dan bebas polusi; e. Tidak terganggunya ruang kerja dari getaran dan suara kebisingan; f. Lantai yang bersih dari debu dan kotoran; g. Meja dan bangku kerja yang bersih dari debu, kotoran dan coretan; h. Ruangan kerja bebas dari hama penyakit dan serangga; i. Toilet yang bersih dan terpisah untuk pria dan wanita, masing-masing memiliki tempat cuci tangan (wastafel). 7

Bagian Kelima Sarana dan Prasarana Pendukung dan Fasilitas Umum Pasal 13 Sarana dan prasarana pendukung dan fasilitas umum, seperti Kantin, Percetakan dan Penerbitan, Bank, Masjid, Fasilitas Mahasiswa harus memenuhi persyaratan sebagaimana ditentukan dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan, antara lain: a. Mutu air yang bersih yang memenuhi syarat kesehatan; b. Kualitas suhu udara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan yang bebas polusi; c. Memperluas ruang terbuka hijau yang dapat dipergunakan untuk sosialisasi seluruh mahasiswa; d. Pencahayaan yang memadai pada waktu malam hari; e. Lantai yang bersih; f. Toilet yang bersih dan terpisah untuk pria dan wanita, masing-masing memiliki tempat cuci tangan (wastafel); g. Tersedianya Toilet Umum yang terdapat di sekitar tempat parkir; h. Tersedianya tempat sampah yang organik dan non organik di sekitar kantin dan kampus; i. Menjaga kebersihan di lingkungan sekitar kampus; j. Pemeriksaan lift secara rutin yang dilakukan oleh teknisi lift yang berkompeten; k. Pemeriksaan lift secara berkala dari Kementerian Tenaga Kerja; l. Pemeriksaan Instalasi Listrik Gedung dan Genset secara berkala dari Kementerian Tenaga Kerja; m. Pemeriksaan Penangkal Petir dan Instalasi Pemadam Kebakaran dari Kementerian Tenaga Kerja; n. Tersedianya makanan dan minumuam yang bersih dan higienis yang dijual di kantin; o. Tersedianya alat-alat makan dan minum yang bersih yang terdapat di kantin; p. Pemeriksaan secara periodik penyaji makanan yang terdapat di lingkungan kampus; q. Lingkungan yang bebas dari hama penyakit dan serangga; r. Pemeliharaan hewan peliharaan dilarang. s. Tempat parkir yang luas, aman dan nyaman. 8