INFANT WARMER DILENGKAPI DENGAN FOTOTERAPI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INFANT WARMER DILENGKAPI DENGAN FOTOTERAPI"

Transkripsi

1 INFANT WARMER DILENGKAPI DENGAN FOTOTERAPI Brahmininindya Resi Kanastriloka, Dr. Endro Yulianto, ST, MT, Abdul Kholiq, SST, MT Jurusan Teknik Elektromedik POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA ABSTRAK Infant warmer adalah salah satu alat elektromedik yang digunakan untuk memberikan kenyamanan dan kehangatan pada bayi yang baru dilahirkan, dimana bayi tersebut membutuhkan suhu yang sesuai dengan suhu didalam rahim ibu yaitu antara C 7 C. Infant warmer pada modul ini menggunakan pengelolah arduino uno ditampilkan pada LCD Karakter X, dengan sensor skin yang digunakan adalah DSB, sensor suhu ruangan yang digunakan adalah LM. Sebagai hasil penelitian dalam pembuatan alat Infant Warmer dilakukan perbandingan hasil pengukuran sensor suhu skin (DSB) modul terhadap alat pembanding yaitu thermometer badan digital. Hasil penelitian dalam pembuatan alat Infant Warmer dilakukan perbandingan hasil pengukuran pada sensor LM terhadap alat pembanding yaitu incu analyzer. Error rata-rata,% untuk skin, sedangkan sensor suhu rata-rata pada lingkungan adalah,7%. Dari hasil Error yang dihasilkan kurang dari %, hal ini berarti tidak lebih besar dari yang ditetapkan BPFK sehingga alat dapat dikatakan laik. Kata Kunci: Infant Warmer, Sensor LM, Sensor DSB.. Pendahuluan. Latar Belakang Masalah Bayi baru lahir kehilangan panas empat kali lebih besar dari pada orang dewasa, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan suhu. Pada menit pertama bayi dapat mengalami penurunan suhu - C. Pada ruangan dengan suhu - C suhu kulit bayi turun sekitar, C per menit. Penurunan suhu diakibatkan oleh kehilangan panas secara konduksi, konveksi, evaporasi dan radiasi. Kemampuan bayi yang belum sempurna dalam memproduksi panas maka bayi sangat rentan untuk mengalami hipotermia. (Hutagaol, Darwin, and Yantri ) WHO mendefinisikan suhu normal pada bayi baru lahir,-7, C, dan gradasi hipotermia termasuk ringan (-, C), sedang (- C) dan berat (< C). Bahkan di tempat suhu hangat, bayi baru lahir bisa mengalami kesulitan mempertahankan panas, terutama karena cairan amnion menguap dari cairan kulit. Sementara hipotermia membunuh lebih banyak bayi, efeknya hipotermia juga bisa mematikan. (Products n.d.,). Infant warmer adalah salah satu alat elektromedik yang digunakan untuk memberikan kenyamanan dan kehangatan pada bayi yang baru dilahirkan, dimana bayi tersebut membutuhkan suhu yang sesuai dengan suhu didalam rahim ibu yaitu antara C 7 C, ini dimaksudkan agar suhu tubuh bayi dapat disesuaikan dengan lingkungannya, maka alat ini dibuat agar bayi yang baru lahir dapat merasakan suhu diluar rahim ibu akan sama dengan suhu yang ada di dalam rahim ibu. Suhu yang dikondisikan dalam ruang bayi infant warmer tersebut haruslah stabil. Dengan berkembangnya kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi dalam bidang kesehatan, maka semakin berkembang pula model dan sistem Infant Warmer. Alat Infant Warmer telah dibuat oleh Sulistya Anggara Wira Bhuana dan Zuhendi pada tahun dengan judul Digital Infant Warmer Dilengkapi Dengan Phototherapy unit,

2 alat tersebut menggunakan komponen digital serta menggunakan tampilan seven segment. Kelemahan pada alat tersebut yaitu lampu fototerapi yang digunakan masih menggunakan lampu bluelight halogen yang memiliki suhu penyinaran lebih tinggi daripada menggunakan LED, tampilan berupa seven segment dan pengontrolnya menggunakan IC logika atau sistem digital. Selanjutnya dikembangkan oleh Edo Bagus Prastika dan Abdi Wibowo pada tahun dengan judul Infant Warmer Dilengkapi Phototherapy Dengan Indikator Hipertermia dan Hipotermia. Alat tersebut menggunakan microcontroller sebagai processor dan menggunakan tampilan LCD. Kelemahan pada alat tersebut ketika heater mati dan menyala maka terjadi kenaikan pada suhu skin. O C. Perkembangan dan penelitian Infant Warmer juga terjadi di luar negeri, seperti penilitian di Thailand dengan judul Heat Transfer Efficiency Analysis of Infant Radiant Warmer by D Finite Element Method. Pada penelitian tersebut menggunakan analisa FEM dengan bantuan software COMSOL Multiphysics(versi.a). Software tersebut berfungsi sebagai modul simulasi penyebaran suhu pada matras dengan bentuk image proccessing. Sedangkan di Amerika juga dilakukan penelitian Infant Warmer dengan Servo-controlled System. Pada Journal of Perinotologi disebutkan bahwa alat tersebut menggunakan sevo-controlled sebagai sistem untuk mengontrol stabilitas suhu pada Infant Warmer. Hal ini dapat menyebabkan suhu pada Infant Warmer tidak akan mengalami overheating yang akan berdampak pada keamanan bayi, sehingga bayi tidak akan mengalami dehidrasi atau hipertermia. Sesuai dengan analisa SWOT yang dibuat oleh penulis, alat Infant Warmer yang dilengkapi dengan fototerapi terdapat pada kuadran I. Jika suatu alat berada pada Kuadran yang menggambarkan bahwa situasi yang sangat baik karena ada kekuatan yang dimanfaatkan untuk meraih peluang yang menguntungkan. Untuk itu dapat digunakan alternatif strategi yakni pengembangan ( strategi agresif ). Berdasarkan telaah pustakan diatas serta analisa SWOT yang terletak pada Kuadran I, maka hal tersebut yang mendasari penulis untuk mengetahui perubahan hubungan antara suhu dan waktu. Informasi perubahan tersebut dapat diketahui dengan pengaturan PWM pada sebuah kontrol. Sehingga dengan pengaturan tersebut dapat mengetahui waktu yang diperlukan agar suhu mencapai keadan stabil. Mengacu pada hasil identifikasi masalah diatas, maka penulis ingin membuat skripsi dengan judul INFANT WARMER DILENGKAPI DENGAN FOTOTERAPI (INFANT WARMER).. Batasan Masalah Agar dalam pembahasan alat ini tidak terjadi pelebaran masalah dalam penyajiannya, maka penulis membatasi pokok - pokok batasan permasalahan yang akan dibahas yaitu :... Infant Warmer dan Fototerapi tidak dapat bekerja secara bersamaan.... Kontrol suhu heater dan suhu skin menggunakan LM.... Pengaturan suhu O C, O C, O C, 7 O C.... Timer APGAR,, menit.... Resolusi suhu skin satu angka dibelakang koma.... Tampilan menggunakan LCD...7. Menggunakan modul control.... Suhu Skin Infant Warmer hanya dimonitor...9. Menggunakan metode Fuzzy Logic.... Menggunakan thermostat.. Rumusan Masalah Dapatkah memodifikasi alat Infant Warmer dengan standar yang sudah ada dengan pemilihan Heater dan Fototerapi serta tampilan berupa LCD dan berbasis Arduino Uno?.. Tujuan Penelitian... Tujuan Umum Dilakukannya análisis waktu yang dibutuhkan pada kestabilan suhu alat Infant Warmer.... Tujuan Khusus... Membuat modul control PWM dengan sistem Fuzzy Logic.... Membuat rangkaian pengkondisi sinyal untuk penguatan sensor suhu.... Menggunakan driver heater.... Membuat modul control timer APGAR,, menit.... Membuat modul control pemilihan suhu O C, O C, O C, 7 O C.... Membuat rangkaian driver buzzer Menggunakan modul Arduino Uno.

3 ... Melakukan uji fungsi Infant Warmer Membandingkan sistem Fuzzy Logic dengan konvensional pada Infant Warmer... Manfaat Penelitian... Manfaat Teoritis Hasil penelitian dapat meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan di bidang peralatan life support, khususnya pada Infant Warmer.... Manfaat Praktis... Memberikan informasi mengenai kestabilan suhu pada Infant Warmer.... Memberikan informasi mengenai hal yang mempengaruhi kestabilan suhu Infant Warmer. alat infant warmer, dan tombol reset mengakhiri kerjanya infant warmer ini serta mengembalikan tampilan seperti pada awal. Enam buah push button akan memberikan perintah kepada prosessor sesuai dengan fungsi masing-masing tombol jika ditekan. Dimana tombol start menandakan bahwa Arduino Uno mulai memproses kerja alat infant warmer kemudian tombol up dan down untuk merubah pengaturan suhu dan timer. Tombol reset mengakhiri kerjanya simulasi infant warmer ini. Timer APGAR digunakan untuk mengaktifkan perhitungan waktu penskoran APGAR bayi baru lahir. Alarm reset berfungsi untuk mematikan atau menghentikan suara buzzer timer APGAR. Jika LM tidak dapat membaca suhu atau suhu berlebih maka thermostat akan mematikan heater jika suhu telah mencapai batas suhu thermostat yang telah disetting sebelumnya.. Diagram Alir. METODOLOGI PENELITIAN. Blok Diagram Gambar. Diagram Mekanis Pada dasarnya, Arduino Uno sebagai sumber pengaturan pengendali suhu serta pengaturan waktu dan data tersebut akan ditampilkan di LCD. LM sebagai sensor suhu yang mendeteksi object dan data tersebut akan di kirim ke Arduino Uno kemudian diproses untuk mengendalikan Heater sesuai suhu yang diatur antara suhu C - 7 C. Push Button up dan down berfungsi sebagai menurunkan dan menaikkan suhu serta lamanya waktu, tombol start berfungsi sebagai mulainya Gambar. Diagram Alir Saat start (mulai) mikrokontroller akan melakukan inisialisasi, selanjutnya user melakukan

4 seting suhu kemudian mikrokontoller mendeteksi nilai error yaitu nilai selisih antara suhu set point dan suhu aktual, nilai error tersebut menjadi inputan pada kontrol fuzzy, kontrol fuzzy akan mengolah nilai error dan menentukan nilai keluaran pwm untuk pemanas, sensor suhu akan membaca nilai suhu aktual yang akan dibandingkan lagi dengan suhu seting, kontrol fuzzy akan terus mengolah nilai error dan menentukan nilai keluaran pwm hingga suhu aktual sama dengan suhu seting atau nilai error adalah nol (). Ketika suhu stabil maka timer APGAR diaktifkan oleh user, dimana buzzer timer APGAR berbunyi pada, dan menit. Jika buzzer berbunyi maka dimatikan menggunakan alarrm reset. Selanjutnya jika selesai maka proses berakhir. O = Hasil ukur setelah diberi perlakuan. Variabel Penelitian.. Variabel Tergantung Variabel tergantung yang dimaksud disini adalah LM karena bekerja bergantung pada hasil pendeteksian dari suhu Infant Warmer... Variabel Terkendali Variabel terkendali di sini adalah hasil keluaran PWM karena dikontrol atau dikendalikan oleh rangkaian mikrokontroller.. Definisi Operasional Variabel Dalam kegiatan operasionalnya, variabel variabel yang digunakan dalam pembuatan modul, baik variabel bebas, terikat dan kontrol memiliki fungsi-fungsi antara lain : Tabel. Definisi Operasional Variabel. Diagram Mekanis Variabel Definisi Operasi onal Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Suhu dalam Infant Warmer Pembaca an berupa hasil pengukur an sensor yang ditampilk an pada LCD LM O C, O C, O C, 7 O C Interval Gambar. Diagram Mekanis. Perancangan Penelitian Perancangan penelitian model alat ini menggunakan metode Pre-Eksperimental dengan jenis penelitian One Group Pre Post Test Design dan peneliti hanya memodifikasi alat Infant Warmer. Perlakuan diukur : X O X = Treatmen/perlakuan yang diberikan (sistem kendali logika pwm). O = Hasil ukur sebelum diberi perlakuan PWM Keluaran pulsa dari mikrokont roller yang dikontrol oleh Fuzzy Osilos cope % Interval.7 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah menggunakan data statistik, yaitu menggunakan pembanding untuk hasil akhir kestabilan suhu dalam Infant Warmer.. Hasil Pengukuran Dan Analisis.. Grafik Suhu Metode Konvensional. Setting Suhu O C Pada penggunaan metode konvensional pada seting O C dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

5 suhu(celcius) suhu (celcius) Setting Suhu O C Metode Konvensional,,,,,, - waktu (second). Suhu terendah pada infant warmer setelah suhu tertinggiadalah.9 O C atau. O C dibawah suhu seting. Selisih suhu tertinggi dan terrendah sebesar. O C. Hasil Pengukuran dan Pengujian.. Pengukuran LM Gambar.Grafik Suhu Metode Konvensional pada Set o C Dari grafik diatas didapatkan hasil data sebagai berikut:. Suhu tertinggi pada infant warmer setelah suhu seting tercapai adalah. O C atau, O C diatas suhu seting. Suhu terendah pada infant warmer setelah suhu tertinggiadalah.9 O C atau, O C dibawah suhu seting. Selisih suhu tertinggi dan terrendah sebesar. O C.. Grafik Suhu Metode Fuzzy. Setting Suhu O C Pada penggunaan metode Fuzzy pada seting O C dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Setting Suhu O C Metode Fuzzy,,,,,, - waktu (second) Gambar. Grafik Suhu Metode Fuzzy pada Set o C Dari grafik diatas didapatkan hasil data sebagai berikut:. Suhu tertinggi pada infant warmer setelah suhu seting tercapai adalah.7 O C atau,7 O C diatas suhu seting (a) (b) Gambar. (a) Bentuk Fisik LM (b) Bagianbagian LM (Datasheet) Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu ºC akan menunjukan tegangan sebesar mv. Pada penempatannya LM dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar,ºc karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya. Berikut tabel spesifikasi LM : Tabel. Spesifikasi LM MIN MAX UNIT Supply voltage -. V Output Voltage - V Output current ma Maximum Junction Temperature Storage Temperature TO-CAN, TO-9 - Package TO-, SOIC Package - O C O C

6 D LM J TP R9 R C uf R7 k R k R k Gambar. Titik Pengukuran Pada Rangkaian Sensor LM + - R k UA LM + - C uf Temperature sensor DSB beroperasi pada suhu - º celcius hingga + º celcius. Keunggulan DSB yaitu output berupa data digital dengan nilai ketelitian. º celcius selama kisaran temperature º celcius sampai + º celcius hingga mempermudah pembacaan oleh mikrokontroller. Sensor LM bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan. Tegangan ideal yang keluar dari LM mempunyai perbandingan C setara dengan volt. Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari, C, dapat dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan antar muka (interface) rangkaian control yang sangat mudah. IC LM sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pegubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar mv / C yang berarti bahwa kenaikan suhu C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar mv. Tabel. Data hasil pengujian sensor suhu LM NO Data Suhu Yang Tampil Pada LCD ( O C) Tegangan output sensor suhu yang terukur pada multimeter (Volt) Pengujian Sensor Suhu Skin. Pengujian Sensor Suhu Skin DSB Menggunakan Osiloscope (a) (b) Gambar. (a) Bentuk Fisik DSB (b) Bagian-bagian DSB (Datasheet) Gambar. Rangkaian Sensor DSB Gambar. Output PIN A Pada Suhu o. Pengujian Sensor Suhu Skin DSB Menggunakan Thermometer Badan Digital Sebagai hasil penelitian dalam pembuatan alat Infant Warmer dilakukan perbandingan hasil pengukuran sensor suhu skin modul terhadap alat pembanding. Alat pembanding yang digunakan yaitu thermometer badan digital dengan spesifikasi sebagai berikut: Tabel. Data Pengukuran Suhu Skin DSB Dengan Pembanding Termometer Badan Digital PENGUK URAN DISP LAY ( O C) TERMO METER ( O C) SIMPA NGAN %ER ROR X...7. X.... X.... X....7 X X....9 RATA-RATA.. Stdv.. UA..

7 . Pembahasan. Pembahasan Metode Fuzzy Pada bab ini akan dibahas tentang metode fuzzy yang digunakan dan langkah langkah perhitungannya. Pada metode fuzzy ada tiga langkah utama yang dilakukan untuk memproses logika fuzzy adalah fuzzyfikasi, evaluasi rule, dan defuzzyfikasi... Fuzzyfikasi Contoh yang digunakan untuk perhitungan fuzzyfikasi ini adalah variabel linguistic dengan error maksimal. dengan nilai crisp input -.9 Gambar.Reperentasi liniear segitiga Fungsi keanggotaan: ; a x atau x c x a ; a x b µ[x] = b a c x ; b x c { c b Nilai derajat keanggotaan untuk himpunan Negatif Small pada variabel Error didapatkan dalam perhitungan berikut: µ NS [-.9] = (-.9)-(-.) / (-.)-(.) Pada crisp input -.9 berada pada label Negatif Small dan Negatif Big, maka digunakan reprentasi linear turun dan reprentasi liniear segitiga untuk menentukan nilai keluaran dari masing masing label. Reperentasi liniear turun =./ =. Setelah mendapat nilai dari derajat keanggotaan dari masing masing label maka didapatkan nilai masukan fuzzy Negatif Big adalah. dan Negatif Small adalah. dapat dilihat seperti gambar di bawah Gambar. Reperentasi liniear turun Fungsi keanggotaan: ; a x b x µ[x] = { ; a x b b a ; x b Nilai derajat keanggotaan untuk himpunan Negatif Big pada variabel Error didapatkan dalam perhitungan berikut: µ NB [-.9] = (-.)-(-.9) / (-.)-(.) =./ =. Reperentasi liniear segitiga Gambar. Proses Fuzzyfikasi Setelah mendapatkan nilai masukan fuzzy dari masing masing label, langkah selanjutnya adalah evaluasi rule untuk menentukan nilai keluaran fuzzy... Evaluasi Rule Evaluasi Rule merupakan perhitungan relatif yang dapat digunakan untuk menentukan keluaran fuzzyyang dihitung dengan menentukan nilai maksimum rule strength untuk tiap label keluaran. 7

8 Rule yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah adalah menentukan nilai crisp output dengan metode COG (Center Of Gravity) seperti di bawah ini: keluaran. Crisp(y) = i (KeluaranFuzzy i)x(posisisingletonsumbux i ) i(keluaranfuzzy i ) Selanjutnya yaitu memasukkan nilai masing masing keluaran fuzzy dan nilai dari singleton sumbu X seperti di bawah ini ()x() + ()x() + ()x() + (.)x() + (.)x() PWM = (.)x() + (.)x() PWM =. +. Gambar. Rule yang digunakan Setelah menyusun rule yang aka digunakan, langkah berikutnya adalah mendapatkan derajat kebenaran (rule strength) untuk setiap rule. 7 + PWM = PWM = 7 Rule Rule Strenght Rule : IF Error Negatif Big (.) Then PWM High. Rule : IF Error Negatif Small (.) Then PWM Medium High. Gambar.7 Hasil Output Crisp.. Defuzzyfikasi keluaran. Crisp(y) = i (KeluaranFuzzy i)x(posisisingletonsumbux i ) i(keluaranfuzzy i ) Untuk defuzzyfikasi menggunakan contoh variabel PWM output pada seting C yang dapat dilihat pada gambar di bawah. Pembahasan Rangkaian.. Rangkaian Penkondisi Suhu D LM J TP R9 R7 R k R R k + - R UA LM UB LM J OUT C uf k Gambar.Rangkaian PSA Suhu Perhitungan Penguatan difference amlifier k C uf Gambar. Keluaean Fuzzy L LM M MH H.. Setelah mendapatkan nilai keluaran fuzzy dari proses evaluasi rule maka langkah selanjutnya V out = K K ( V input Vref) V out = ( V input ) V out = x Vinput.. RangkaianMinimum Sistem

9 GND VEE RS RW EN D D D D D D D D7 LED+ LED- CRYSTAL/ MHZ PORT C PORT D Progammer C7 CAP R K + Vdc SW RESET pf C J9 Y C pf J OUT SDA SCL Gambar. Rangkaian Minimum Sistem RangkaianKoneksi Modul ic dengan LCD Spesifikasi dari rangkaian koneksi modul ic dengan LCD antara lain:. Tegangan supply DC +V dan Ground. Menggunakan modul ic. Menggunakan LCD x untuk menampilkan progam. Mengkoneksikan kaki pin SDA dan SCL ke minimum sistem L U PC (RESET) /PB (ICP) 9/PB (OCA) /PB (OCB) /PB (MOSI) /PB (MISO) /PB (SCK) /PB (XT) /PB7 (XT) A/PC (ADC) A/PC (ADC) A/PC (ADC) A/PC (ADC) A/PC (SDA) A/PC (SCL) ATMEGA (RxD) PD/ (TxD) PD/ (INT) PD/ (INT) PD/ (T) PD/ (T) PD/ (AIN) PD/ (AIN) PD7/7 GND A AREF AGND LCD Alphanumeric 7 7 J R K Gambar. RangkaianiC pada LCD Rangkaian driver buzzer menggunakan transistor BD9 atau transistor NPN dimana cara kerja transistor ini akan saturasi apabila basis tersebut mendapat tegangan lebih dari.7 atau logika HIGH dari arduino. Jika transistor saturasi maka buzzer akan berbunyi karena mendapat tegangan V yang terhubung dengan collector transistor serta emitor transistor yang terhubung dengan ground... Rangkaian Sensor DSB Spesifikasi dari rangkaian driver buzzer antara lain:. Tegangan supply DC +V dan Ground. Menggunakan resistor pull up. Rangkaian dihubungkan pada pin digital arduino LCD ALPHANUMERIC J Modul ic LCD Gambar. Rangkaian DSB SDA J SCL J Gambar.9 Rangkaian ic pada LCD.. Rangkaian Driver Buzzer Spesifikasi dari rangkaian driver buzzer antara lain:. Tegangan supply DC +V dan Ground. Menggunakan transistor NPN BD 9. Rangkaian dihubungkan pada pin digital arduino. Pembahasan Software suhu = analogread(a); suhua = (suhu/)*; suhub =( suhua *.9 )+.; delay (); lcd.setcursor(,); lcd.print("s: "); lcd.print(suhub, ); lcd.print(char(xdf)); lcd.print("c "); data=suhub*; Serial.print('a'); Serial.print(data); Serial.print('b'); 9 setting = target;

10 Serial.print('c'); Serial.print(setting); Serial.print('d'); //Membaca temperatur dari sensor DSB sensors.requesttemperatures(); tempc = sensors.gettempcbyindex(); delay(); Serial.println(tempC); lcd.setcursor(,); lcd.print("sk: "); lcd.print(tempc,); lcd.print(char(xdf)); lcd.print("c ");. Penutup. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dan tujuan pembuatan modul dapat disimpulkan bahwa: Secara menyeluruh penelitian ini dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:. Metode Fuzzy kurang dapat mempertahankan suhu pada set point 7 O C. Karena pengaruh suhu lingkungan dan nilai PWM. Hasil fuzzy yang paling baik diterapkan pada setting suhu karena suhu tersebut cepat dicapai oleh heater.. Hasil fuzzy pada suhu dan memiliki selisih yang kecil dengan metode konvensional karena metode konvensional dapat mencapaai kestabilan dan memiliki nilai error yang kecil. Hal tersebut disebabkan pemanasan heater memerlukan waktu yang cepat. Hasil kalibrasi pada suhu memiliki nilai selisih yang kecil dengan suhu setting, sedangkan untuk suhu setting lainnya memiliki nilai selisih yang besar hal itu disebabkan oleh penyerapan panas oleh sensor suhu pada kalibrator. Saran Pengembangan penelitian ini dapat dilakukan pada:. Menggunakan sensor digital untuk mengurangi nilai error pembacaan suhu. Heater dilengkapi dengan plat besi sehingga perambatan suhu lebih cepat. Desain mekanik lebih diperhatikan sehingga suhu dapat rata pada empat titik pengukuran. Penambahan variabel input delta error sebagai penentu besaran keluaran pemanas. Pengurangan atau penambahan jumlah label masukan untuk membuat respon pemanas menjadi lebih baik.. Merubah bentuk variabel linguistik keluaran menjadi bentuk segitiga untuk mengetahui respon pemanasnya. DAFTAR PUSTAKA Bhatia V dan Bhatia G.. Room Temperature based Fan Speed Control System using Pulse Width Modulation Technique. International Journal of Computer Applications. Vol.,No.:-. Hutagaol,H.S., Darwin, E. dan Yantri, E.. Pengaruh Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Terhadap Suhu dan Kehilangan Panas pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Kesehatan Andalas. No.:-. Molgat-Seon,Y., Daboval T. dan Jay O.. Accidental Overheating of a Newborn Under an Infant Radiant Warmer: a lesson for future use. Journal of Perinatology. No.:7-79. Roongpasert.K., Phasukkit,P., dan Airphaiboon,S.. Heat Transfer Efficiency Analysis of Infant Radiant Warmer by D Finite Element Method. Biomedical Engineering International Conference. Tisa,T.A., Nisha,Z.A. dan Kiber,A.. Design of an Enhanced Temperature Control System For Neonatal Incubator. Bangladesh Journal of Medical Physics. Vol.,No.:-. BIODATA PENULIS Nama : Brahminindya Resi Kanastriloka NIM : P7 TTL : Nganjuk, Maret 99 Alamat : Nganjuk Pendidikan : SMA Negeri Nganjuk

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN ALAT 47 BAB IV PEMBAHASAN ALAT 4.1 Spesifikasi alat Gambar alat prototype blood warmer dapat dilihat pada gambar 4.1. 1 2 3 4 6 8 5 7 Gambar 4.1. Spesifikasi alat Keterangan : 1. Indikator heater ON/OFF. 2.

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir Juni 2017

Seminar Tugas Akhir Juni 2017 Seminar Tugas Akhir Juni 07 Alat Ukur Maloklusi Overbite pada Gigi ( Fahrul Fadli H.B, Bambang Guruh Irianto, Tribowo Indrato) Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jl. Pucang Jajar

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir Juni 2017

Seminar Tugas Akhir Juni 2017 Seminar Tugas Akhir Juni 07 CENTRIFUGE DENGAN SISTEM KONTROL ARDUI (Eric Ristadiansyah, Torib Hamzah, Syaifudin) JurusanTeknikElektromedikPoliteknikKesehatan Surabaya Jln. PucangJajarTimur No. 0 Surabaya

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting 27 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN ALAT BAB IV PEMBAHASAN ALAT Pada bab pembahasan alat ini penulis akan menguraikan mengenai pengujian dan analisa prototipe. Untuk mendukung pengujian dan analisa modul terlebih dahulu penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir Juni 2017 ABSTRAK

Seminar Tugas Akhir Juni 2017 ABSTRAK Seminar Tugas Akhir Juni 07 Monitoring Suhu, Kelembaban, Itensitas Cahaya dan Kebisingan pada Ruang Operasi Tampil PC (Melalui Transmitter Dan Receiver) Umdatul Khoirot, H. Bambang Guruh Irianto, Priyambada

Lebih terperinci

Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold

Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold Seminar Tugas Akhir Juni 06 Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold (Tera Hanifah Al Islami, Andjar Pudji, Triana Rahmawati ) ABSTRAK Tachometer adalah suatu alat ukur

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Diagram Blok Sistem. Reset Enter Pilihan Sensor Tetesan Program Mikrokontroler Segment Driver Motor DC Motor DC Gambar, Diagram Blok a. Setting volume/waktu tetesan cairan: pengaturan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran sistem Gambaran cara kerja sistem dari penelitian ini adalah, terdapat sebuah sistem. Yang didalamnya terdapat suatu sistem yang mengatur suhu dan kelembaban pada

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Parulian Sepriadi, Agus Wahyudi, Iman Fahruzi, Siti Aisyah Politeknik Batam Parkway Street Batam Centre, Batam 24961, Kepri, Indonesia E-mail: paru0509@yahoo.com;

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 42 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Komponen yang digunakan lain: Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan modul ini antara 1. Lampu UV 2. IC Atmega 16 3. Termokopel 4. LCD 2x16 5. Relay 5 vdc 6.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sistem Hot Plate Magnetic Stirrer Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Blok alat 20 21 Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

LAPORAN. Project Microcontroller Semester IV. Judul : Automatic Fan. DisusunOleh :

LAPORAN. Project Microcontroller Semester IV. Judul : Automatic Fan. DisusunOleh : LAPORAN Project Microcontroller Semester IV Judul : Automatic Fan DisusunOleh : Nama: Riesca Nusa.D Nim : 13140002 Nama: Nita Chairunnisa Nim : 13140007 Nama: Iqra Ali Nim : 13140026 Nama: Mufzan Nur Nim

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul tugas akhir maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran adalah untuk mengetahui ketepatan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Alat Dan Bahan 3.1.1 Alat BAB III METODELOGI PENELITIAN Pada penelitian ini digunakan beberapa alat, dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Alat yang digunakan No Nama Jumlah 1 Solder 1 2

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 3 BAB III PERANCANGAN SISTEM Alat yang dibuat ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai pengaturan suhu pada pesawat infant warmer dengan suhu antara 34 C - 37 C. Pada bab ini akan dijelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Dalam perancangan alat pengendali kipas angin menggunnakan mikrokontroler ATMEGA8535 berbasis sensor suhu LM35 terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

PORTABLE DENSITOMETER BERBASIS PC VIA BLUETOOTH

PORTABLE DENSITOMETER BERBASIS PC VIA BLUETOOTH PORTABLE DENSITOMETER BERBASIS PC VIA BLUETOOTH (Galih Eki Maulana, Tri Bowo Indrato, Syaifudin) Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jln. Pucang Jajar Timur No. Surabaya ABSTRAK Densitometer

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis F., dkk : Rancang Bangun Data.. RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis Fitriani, Didik Tristianto, Slamet Winardi Program Studi Sistem Komputer,

Lebih terperinci

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III. Perencanaan Alat BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas BAB III PERANCANGAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dirancang dan direalisasikan merupakan sebuah inkubator bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi timbangan digital daging ayam beserta harga berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Microco ntroller ATMeg a 16. Program. Gambar 3.1 Diagram Blok sterilisator UV

BAB III METODE PENELITIAN. Microco ntroller ATMeg a 16. Program. Gambar 3.1 Diagram Blok sterilisator UV 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Sterilisator UV STAR 1,3,6 jam Microco ntroller ATMeg a 16 Driver Lampu LCD Lampu On Hourmeter RESET Driver Buzzer Buzzer Program Gambar 3.1 Diagram Blok

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Alat Pendeteksi Uang Palsu Beserta Nilainya Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

LUX METER BERBASIS MIKROKONTROLER

LUX METER BERBASIS MIKROKONTROLER Seminar Tugas Akhir Juni 0 LUX METER BERBASIS MIKROKONTROLER (Ainul Fitroh Istiadzah, Andjar Pudji, Priyambada Cahya Nugraha ) ABSTRAK Alat Lux Meter Berbasis Mikrokontroler merupakan alat Kalibrator yang

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sisteem Monitoring dan Pengendalian Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis Fuzzy logic

Rancang Bangun Sisteem Monitoring dan Pengendalian Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis Fuzzy logic Rancang Bangun Sisteem Monitoring dan Pengendalian Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis Fuzzy logic Fadillah Nufinda Rachman 1, Supadi 2, Tri Anggono Prijo 3 1 Program Studi Teknobiomedik Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 20 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perencanaan Secara Diagram Blok Untuk dapat melakukan perancangan alat Water Bath, maka penulis memulai dengan perancangan blok diagram yang tertera pada gambar dibawah.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT 3.1 DIAGRAM BLOK sensor optocoupler lantai 1 POWER SUPPLY sensor optocoupler lantai 2 sensor optocoupler lantai 3 Tombol lantai 1 Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 DRIVER ATMEGA 8535

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply, 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN 1.1 Hasil dan Pembahasan Secara umum, hasil pengujian ini untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan. Pengujian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Blok Diagram Hot Plate Program LCD TOMBOL SUHU MIKROKON TROLER DRIVER HEATER HEATER START/ RESET AVR ATMega 8535 Gambar 3.1. Blok Diagram Hot Plate Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram alat secara keseluruhan.

BAB III PERANCANGAN ALAT. dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram alat secara keseluruhan. BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini akan membahas mengenai perancangan alat dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung keseluruhan alat yang dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah beberapa perencanaan alat pada bab III selesai, maka ada beberapa tahap yang akan penulis lakukan, dimana tahap tersebut, yaitu persiapan alat dan bahan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUJIAN ADC Program BASCOM AVR pada mikrokontroler: W=get ADC V=W/1023 V=V*4.25 V=V*10 Lcd V Tujuan dari program ini adalah untuk menguji tampilan hasil konversi dari tegangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Diagram Mekanik 1. Tampak Depan dan Belakang Gambar 3.1 Tampilan Depan dan Belakang Keterangan gambar : = tombol start = tombol up = tombol down = tombol stop

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Timbangan Bayi

Gambar 3.1 Blok Diagram Timbangan Bayi 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok sistem merupakan salah satu bagian terpenting dalam perancangan dan pembuatan alat ini, karena dari diagram

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Blok Diagram Blok diagram ini dimaksudkan untuk dapat memudahkan penulis dalam melakukan perancangan dari karya ilmiah yang dibuat. Secara umum blok diagram dari

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp & Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir Juni Kata Kunci : Luxmeter, intensitas cahay, sensor BH1750FVI, sensor PING)))

Seminar Tugas Akhir Juni Kata Kunci : Luxmeter, intensitas cahay, sensor BH1750FVI, sensor PING))) Seminar Tugas Akhir Juni 07 Luxmeter Berbasis Arduino Dilengkapi dengan Pengukur Jarak Herlia Agni Agria Marasyta, Hj. Andjar Pudji, Priyambada Cahya Nugraha ABSTRAK Luxmeter dilengkapi dengan pengukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian modul. adalah sebagai berikut : 3. Kapasitor 22nF dan 10nF

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian modul. adalah sebagai berikut : 3. Kapasitor 22nF dan 10nF 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN Bahan komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian modul adalah sebagai berikut : 3.1.1 Rangkaian Minimum System Komponen yang digunakan pada rangkaian minimum

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 36 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perancangan Sistem Pada perancangan kali ini penulis akan memulai dari penempatan komponen-komponen Elektro pada sebuah papan project / bread board (LCD,LED,BUZZER dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

TENS TRIANGLE AND SQUARE WAVE MICROCONTROLLER BASED

TENS TRIANGLE AND SQUARE WAVE MICROCONTROLLER BASED Seminar Tugas Akhir 0 TENS TRIANGLE AND SQUARE WAVE MICROCONTROLLER BASED (Yogi Setiawan, Her Gumiwang Ariswati, Lamidi) Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jln. Pucang Jajar Timur

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas: III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL ALAT PHOTO TERAPI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL ALAT PHOTO TERAPI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL ALAT PHOTO TERAPI Dalam menyusun bab ini penulis akan menjelaskan bagaimana perencanaan pemodelan phototherapy dengan menggunakan safety switch, perencanaan secara

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan dari prototype yang dibuat, yaitu konsep dasar alat, diagram blok, perancangan elektronika yang meliputi rangkaian rangkaian elektronika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah gambar blok diagram :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah gambar blok diagram : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Berikut adalah gambar blok diagram : Push Button Call dan stop LCD ATMega8 ATMega8 LED Buzzer RXD Modul bluetooth HM-10 TXD Modul bluetooth HM-10 Gambar 3.1

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC)

SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC) SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC) Dida Permadani Septiningrum,Samsul Hidayatdan Heriyanto Jurusan Fisika

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR SINGKATAN...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan Alat Pengaduk Adonan Kue ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan sistem keamanan pada kendaraan roda dua menggunakan sidik jari berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 29 BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1.Diagram Blok Sistem Power Supply LCD Sensor DHT22 Atmega8 Buzzer Gambar 3.1 Diagram Blok System 3.1.1.Fungsi-fungsi diagram blok 1. Blok Power Supply sebagai pemberi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan naskah tugas akhir ini berdasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yaitu perencanaan dan realisasi alat agar dapat bekerja sesuai dengan perancangan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat 1. Toolset 2. Solder 3. Amplas 4. Bor Listrik 5. Cutter 6. Multimeter 3.1.2 Bahan 1. Trafo tipe CT 220VAC Step down 2. Dioda bridge 3. Dioda bridge

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Diagram Mekanis Sistem Untuk memudahkan dalam pembuatan alat Mixer menggunakan tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai gambaran ketika melakukan

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 35 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Adapun diagram blok dari sistem yang dirancang adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar 6 berikut ini : 10 meter Buzzer Bluetooth HC05

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

Bab III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III METODOLOGI PENELITIAN 8 Bab III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai perangkat keras dan perangkat lunak serta beberapa hal mengenai perancangan sistem keseluruhan sehingga sistem bekerja dengan baik sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menitik beratkan pada pengukuran suhu dan kelembaban pada ruang pengering menggunakan sensor DHT21. Kelembaban dan suhu dalam

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat 29 BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan alat terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Sistem Transmisi Data Sensor Untuk Peringatan Dini Pada Kebakaran Hutan Dalam perancangan sistem transmisi data sensor untuk peringatan dini

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Pendahuluan Pada tugas akhir ini akan membahas tentang pengisian batere dengan metode constant current constant voltage. Pada implementasinya mengunakan rangkaian konverter

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

MODIFIKASI STERILISATOR BASAH. BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMega8535

MODIFIKASI STERILISATOR BASAH. BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMega8535 MODIFIKASI STERILISATOR BASAH BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMega8535 TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : PRAYUDINI PUTRA NIM. 20113010005 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTROMEDIK POLITEKNIK MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci