HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PADA GURU DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 7 MANADO Gabriella Maria Kario*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T.

Transkripsi

1 HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PADA GURU DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 7 MANADO Gabriella Maria Kario*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T. Ratag* *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Kapasitas atau kemampuan dari pekerja yang berbeda-beda dengan tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi menimbulkan beban kerja bagi para guru sehingga memicu stres kerja yang merugikan pekerja itu sendiri. Ketika melakukan pekerjaan, para guru sering merasakan keluahan sakit punggung, sakit kepala dan kecemasan sementara bekerja dengan beban kerja yang cukup banyak yang harus kerjakan guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dan stress kerja pada Guru di Manado. Jenis Penelitian ini merupakan survey analitik dengan desain studi potong lintang. Penelitian ini dilaksanakan di Manado pada bulan Desember 2017 Januari Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang mengajar di Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Manado. Sampel dalam penelitian ini adalah Total Sampling sebanyak 80 responden. Hasil analisis hubungan antara beban kerja dengan stress kerja pada guru di SMA Negeri 7 Manado, kategori stress kerja dan mengalami beban kerja ringan yaitu 34 responden (81%), sedangkan stres kerja dengan beban kerja berat yaitu 32 responden (84.2%). Untuk kurang stress kerja dengan beban kerja ringan yaitu 8 responden (19%), sedangkan kurang stress dengan beban kerja berat yaitu 6 responden (15.8%). Hasil uji statistic diperoleh p value = 0,000. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara beban kerja dengan stress kerjan pada guru di sekolah menengah atas negeri 7 manado. Kata Kunci :Beban Kerja, StresKerja, Guru, dan SMAN 7 Manado. ABSTRACT Capacity or ability of different workers together with work-related demand faced can cause excessive workload to the teachers and leads to work stress; which could be disadvantageous to the workers themselves. When doing their job, the teachers often experience back pain, headache, and anxiety, along with their workload. This research aims to determine the relationship between workload and work stress on the teachers of 7 Senior High School (SMAN 7) Manado. This particular research is an analytic survey with cross-sectional method. This research was conducted at SMAN 7 Manado from December 2017 to January The population in this research is all teachers who teach at SMAN 7 Manado, and the total sample is numbered to 80 respondents.the analytical sample result of the relationship between workload and work stress at SMAN 7 Manado shows that in the work stress with light workload category there were 34 respondents (81%); while there were 32 respondents (84.2%) in the work stress with heavy workload category. For lesser work stress with light workload, there were 8 respondents (19%); while lesser work stress with heavy workload category, there were 6 respondents (15.8%) in total. The p value of statistic test result = 0,000The conclusion of this research is, there is a relationship between workload and work stress on the teachers of SMAN 7 Manado. Keywords: Workload, Work Stress, Teacher, and SMAN 7 Manado.

2 PENDAHULUAN Soewondo dalam Devi (2003) menyatakan bahwa terdapat faktorfaktor di tempat kerja yang berinteraksi dengan para pekerja yang menyebabakan stres kerja suatu kondisi yang mengganggu prilaku dan fisiologis. Munculnya stres kerja apabila terdapat kesenjangan antara tuntutan pekerjaan dengan kemampuan yang dimiliki pekerja. Stres dapat terjadi akibat adanya kesenjangan antara kebutuhan individu dengan pemenuhannya dari lingkungan. Meshkati dalam Hariyati (2011) menyatakan beban kerja sebagai kapasitas atau kemampuan pekerja yang berbeda-beda dengan tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi. Mengingat kerja manusia yang bersifat fisik dan mental, maka masing-masing pekerjamerasakan tingkat pembebanan yang berbeda-beda. Tingkat pembebanan yang terlalu tinggi akan menggunakan pemakaian energi yang berlebihan dan terjadi overstress, sebaliknya intensitas pembebanan yang terlalu rendah menggunakan rasa bosan dan kejenuhan atau understress Dari observasi yang dilakukan di SMAN 7 Manado, ditemukan para pekrja guru merasakan beberapa keluhan yang berhubungan dengan stress kerja dan beban kerja yaitu sering merasakan sakit di punggung dan otot-otot terasa menegang akibat beban kerja yang kadang terlalu banyak.sebagai tenaga pendidik dalam sekolah para guru tentu menginginkan kondisi lingkungan kerja yang kondusif agar beban kerja dan stress kerja dapat dikelola dengan baik sehingga kinerja yang tinggi dapat diperoleh dalam menjalankan pekerjaan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul Hubungan antara Beban Kerja dengan Stres Kerja Guru di Sekolah MenengahAtas Negeri 7 Manado. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode survey analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian dilaksanakan disekolah Menengah Atas Negeri 7 Manado yang berlokasi di Jalan Tololiu Supit No. 5 Manado. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan Desember 2017 Januari Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru SMA Negeri 7 Manado yang berjumlah 80 orang.jumlah sampel pada penelitian ini diambil Total Sampling yaitu 80 orang.instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu alat tulis menulis, kuesioner, komputer, program SPSS, dan kamera. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chi Square.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Analisis Hubungan Antara Beban Kerja dan Stres Kerja pada Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Manado Stres Kerja Stres Kurang stres Total Beban Berat n Kerja % 81,0 19,0 100,0 Ringan n % 15,8 84,2 100,0 Total n % 50,0 50,0 100,0 Berdasarkan tabel 1, hasil dimiliki individu tersebut menghalangi analisis hubungan antara beban kerja dengan stress kerja pada guru di SMA Negeri 7 Manado, kategori stress kerja dan mengalami beban kerja ringan yaitu 34 responden (81%), sedangkan stress kerja dengan beban kerja berat yaitu 32 responden (84.2%). Untuk kurang stress kerja dengan beban kerja ringan yaitu 8 responden (19%), sedangkan kurang stress dengan beban kerja berat yaitu 6 responden (15.8%). Dari hasil uji statistic diperoleh p value 0,000 dengan tingkat kesalahan (α=0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan stress kerja pada guru di Manado. Menurut Gopher & Doncin (Cain, 2007) mengartikan beban kerja sebagai suatu konsep yang timbul karena adanya keterbatasan kapasitas individu dalam memroses informasi. Ketika menghadapi suatu tugas, individu diharapkan dapat menyelesaikan tugas yang diberikan pada suatu tingkat tertentu. Apabila keterbatasan yang atau menghambat tercapainya hasil kerja pada tingkat yang diharapkan, berarti telah terjadi kesenjangan antara tingkat kemampuan yang diharapkan dan tingkat kapasitas yang dimiliki. Menurut Tarwaka (2011) berikut dimensi ukuran beban kerja yang dihubungkan dengan performasi, yaitu : 1. Beban waktu (time load) menunjukan jumlah waktu yang tersedia dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring tugas atau kerja. 2. Beban usaha mental (mental effort load) yaitu berarti banyaknya usaha mental dalam melaksanakan suatu pekerjaan. 3. Beban tekanan Psikologis (psychological stress load) yang menunjukan tingkat resiko pekerjaan, kebingungan, dan frustasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa guru dengan beban kerja yang berat yaitu sebanyak 38 responden, sedangkan guru dengan beban kerja ringan yaitu sebanyak 42 responden. Jika melihat dari data tersebut maka

4 dapat disimpulkan bahwa guru mengalami beban kerja yang sedang, karena beban kerja yang diterima masih bias di tanggung oleh responden. Berdasarkan tanya jawab yang dilakukan secara langsung pada guru di SMAN 7 manado mereka mendapatkan waktu istirahat sebanyak 2 kali yaitu pada jam WITA dan kemudian jam WITA selama kurun waktu 30 menit. Melihat dari hal tersebut pada guru mendapatkan waktu untuk beristirahat yang cukup sehingga mendapat banyak tenaga untuk kembali mengajar, sehingga beban kerja yang di rasakan dapat cukup berkurang. Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, kondisi fisik dan proses berpikir seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan, khususnya lingkungan kerjanya. Sebagai hasilnya, pada diri para pekerja berkembang bermacam-macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka (Handoko, 2011). Definisi lain dengan teori menurut Mangkunegara (2005) stress kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Munandar (1999) juga mengatakan bahwa dalam keadaan stress, individu akan merasa tegang, tidak mampu berpikir secara rasional sehingga menjadi mudah marah, sedih, cemas dan depresi. Kemudian menurut Kolb, Osland, dan Rubin mengatakan bahwa derajat stres yang dialami seseorang dapat berbeda-beda dari waktu ke waktu tergantung bagaimana individu menilai stres yang dihadapinya. Berdasarkan hasil pengukuran stress kerja yang dilakukan pada 80 guru yang ada di SMA N 7 Manado diperoleh data bahwa responden yang mengalami stress kerja yaitu 40 responden (50%), dan responden kurang stress kerja yaitu 40 responden (50%). Pengukuran stress kerja dalam penelitian ini menggunakan kuesioner penelitian yang diberikan kepada 80 responden yang adalah guru di SMA N 7 Manado. Pengukuran stress kerja dengan menggunakan kuesioner penelitian ini dilakukan pada guru yang sedang beristirahat dari kegiatan belajar mengajar di sekolah. Berdasarkan hasil analisis, rata-rata guru mengalami stress kerja dan tidak mengalami stress kerja. Karena dari hasil yang di dapat bahwa setengah dari 80 responden mengalami stress kerja. Hal ini di karenakan beban kerja yang di terima cukup berat yang harus di kerjakan oleh para guru dalam proses belajar mengajar. Pekerjaan lain yang harus dilakukan oleh para guru adalah memantau proses perkembangan para siswa-siswi dalam belajar mengajar, dalam mereka mengerjakan tugas yang diberikan,

5 dalam kehadiran dan keterlambatan para siswa-siswa juga dalam masalah pribadi yang mereka timbulkan disekolah atau pun dirumah. Sudah menjadi tanggung jawab sebagai guru untuk memperhatikan perkembangan belajar para siswa-siswi. Dari hasil penelitian juga ditemukan guru sering melakukan tugas tambahan diluar belajar mengajar yaitu melakukan bimbingan kepada siswa yang berkelakukan kurang baik, mengurus administrasi dari para siswa, melakukan kunjungan kerumah-rumah siswa-siswa yang sudah tidak pernah hadir dalam kurun waktu tertentu kemudian memberikan arahan-arahan agar siswa-siswa dapat menyelesaikan kegiatannya di sekolah dengan baik. Disamping itu pembinaan kepada para siswa lewat ekstrakulikuler yang mereka minati menuntut jam kerja tambahan bagi para guru sehingga menimbulkan stress kerja yang harus dialami. Hal itu dilakukan agar para siswa mengembangkan skill atau kemampuannya di luar belajar sehingga mereka dapat memperoleh prestasi di luar sekolah dari lomba-lomba atau kegiatan yang mereka ikuti da ekskul pilihan mereka. Itu semua merupakan tanggung jawab dari guru untuk mengarahkan para siswa. Akibat dari semua beban kerja yang harus dilakukan oleh para guru menimbulkan stress kerja yang dapat mengganggu jalannya proses kerja dan produktivitas kerja dari guru itu. Selain itu berawal dari stress kerja berbagai masalah kesehatan juga dapat timbul misalnya sakit kepala, sakit deman, flu dan sebagainya. Hal ini tentu dapat sangat mengganggu kinerja yang di harapkan oleh pimpinan sekolah yang kemungkinan dapat menyebabkan menurunnya kapasitas guru dalam mengajar. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sinta Monika tentang Beban Kerja dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Galamedia Bandung Perkasa, didapatkan hasil bahwa beban kerja berpengaruh positif signifikan terhadap Stres kerja. Beban kerja memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap stress kerja, dimana semakin tinggi beban kerja maka akan meningkatkan stress kerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ella Pertiwi tentang Hubungan antara Beban Kerja Mental dengan Stres Kerja pada Dosen di Suatu Fakultas di temukan hasil terdapat hubungan antara beban kerja mental dengan stress kerja. Semakin besar beban kerja yang diterima maka semakin besar pula mengalami stress kerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ekawati Muharomi tentang Stres Kerja ditinjau dari Persepsi terhadap Beban Kerja pada Guru yang Mengajar Mata Pelajaran Ujian Nasional

6 tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Yokyakarta didapat hasil Ada hubungan negative yang sangat signifikan antara persepsi terhadap beban kerja guru yang mengajar mata pelajaran Ujian Nasional dengan stress kerjanya. KESIMPULAN Penelitian yang dilakukan terhadap 80 orang guru di Sekolah Mengengah Atas Negeri 7 Manado tentang Hubungan antara Beban Kerja dengan Stres Kerja pada Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Manado dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Gambaran beban kerja pada guru di Manado adalah diketahui bahwa guru dengan beban kerja ringan berjumlah 42 responden (52.5%), dan guru dengan beban kerja berat berjumlah 38 responden (47.5%). 2. Gambaran stres kerja pada guru di Manado adalah guru dengan stres kerja berjumlah 40 responden (50%), dan guru dengan kurang streskerja berjumlah 40 responden (50%). 3. Terdapat hubungan antara beban kerja dengan stres kerja pada guru di Manado. SARAN Untuk dapat menanggulangi serta mencegah risiko keluhan stres kerja pada guru maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru a. Dalam melakukan pekerjaan sebagai guru harus dapat menyusun jadwal kerja dalam belajar mengajar dan tugas tambahan yang harus dikerjakan juga sebagai seorang guru pada siswa-siswinya. b. Memperhatikan asupan gizi yang diterima tubuh sehingga dapat meperoleh energi yang cukup untuk bekerja. c. Melakukan Rekreasi dan olahraga bersama. 2. Bagi peneliti Dari hasil penelitian ini kiranya dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk dapat menambah wawasan serta juga untuk membandingkan dengan penelitian selanjutnya. 3. BagiInstitusiSekolah a. Mengaturkembalijadwalbelajar mengajar para guru denganmelihatkembali guru yang memilikitugas lain siluar jam kerja, agar di kurangi lama jam kerjanya b. Memberikantambahanwaktuistir ahatbagipada guru

7 c. Memperhatikanpolamakan para guru dapatbekerjadenganbaik. DAFTAR PUSTAKA agar Cain, B A Review of The MentalWorkload Literature. Defence Research and Development Canada Toronto. Human System Integration Section : Canada. Handoko, T.H Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapan belas. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Hariyati, M Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Pada Pekerja Linting Manual Di PT. Djitoe Indonesia Tobacco Surakarta. Skripsi. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kolb, D. A., Osland J. S., & Rubin I. M. (1995) Organizational Behavior An experiental approach (6 Th ed). Englewood Cliffs, Nj : Prentice-Hall,Inc. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu Manajemen Sumber Daya Manusia Cetakan Pertama Penerbit PT Remaja Rosda Karya Bandung. Pertiwi, E Hubungan antara Beban Kerja Mental dengan Stres Kerja Dosen di Suatu Fakultas. Vol. V, No. 3, hal Soewondo, S Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta. Tarwaka 2011, Ergonomi Industri, Harapan Press, Solo. Muharomi, E Stres Kerja ditinjau dari Persepsi terhadap Beban Kerja pada Guru yang Mengajar Mata Pelajaran Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas (SMA) Di Yogyakarta. Vol. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Munandar, F Mengembangkan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.