BAB II KAJIAN TEORITIS. Kalimat utama atau realisasi dari ide pokok yang berupa pernyataan atau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORITIS. Kalimat utama atau realisasi dari ide pokok yang berupa pernyataan atau"

Transkripsi

1 1 BAB II KAJIAN TEORITIS Pengertian Kalimat Utama Kalimat utama atau realisasi dari ide pokok yang berupa pernyataan atau kalimat yang terletak di awal dan di akhir paragraph. Kalimat Utama adalah kalimat inti yang digunakan sebagai acuan pengembangan menjadi sebuah paragraf. Kalimat utama atau kalimat pokok paragraf itu harus berisi ide utama dari Paragraf yang bersangkutan. Dalam sebuah paragraf terdapat kalimat pokok atau kalimat kunci. Kalimat itu mengandung ide pokok pargaraf. Sedangkan kalimat yang lainnya adalah kalimat pendukung yang menguraikan, menjelaskan, melukiskan, menjabarkan, atau menyajikan contoh-contoh ide pokok. Tiap penulis mempunyai gaya tersendiri dalam meletakkan ide pokoknya. Menurut Soedarso (2004:66) lazimnya ide pokok berada: 1.di awal paragraf 2. di tengah paragraf 3. di awal dan di akhir paragraf, atau 4. adakalanya di seluruh paragraf. Ada beberapa petunjuk untuk menentukan bahwa sebuah kalimat mengandung ide pokok atau tidak. Kalimat yang mengandung ide pokok adalah kalimat utama paragraf dan kalimat yang tidak mengandung ide pokok adalah kalimat penjelas atau

2 2 mungkin kalimat sumbang. Nurhadi (1989:7) menyatakan fungsi kalimat dalam sebuah paragraf ada dua macam, yaitu (a) sebagai wadah gagasan utama dan (b) sebagai penjelas, yaitu menjelaskan kalimat utama atau sebagai penunjang saja. Untuk Menemukan kalimat yang mengandung ide pokok, kita bisa melihat kata-kata kunci yang mengawali kalimat itu. Peganglah kata-kata kunci itu untuk memutuskan apakah itu ide pokok atau bukan. Kata kunci adalah kata yang terdapat pada sebuah kalimat, kata yang amat dipentingkan. Kalimat utama dapat terletak di awal paragraf, di akhir paragraf, di awal dan akhir paragraf, atau di awal sampai akhir paragraf. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal paragraf disebut paragraf deduktif. Paragraf yang kalimat utamanya berada di akhir paragraf disebut paragraf induktif. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal dan akhir paragraf disebut paragraf campuran. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal sampai akhir paragraf sebenarnya tidak mempunyai istilah khusus, namun biasanya kalimat utama akan berada di awal sampai akhir paragraf jika paragraf tersebut berupa narasi atau deskripsi. Paragraf narasi adalah paragraf yang berisi cerita. Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu sehingga pembaca seolah-olah dapat ikut menyaksikan sesuatu yang digambarkan itu. Menentukan kalimat utama dan gagasan utama dalam sebuah paragraf kita lakukan adalah membaca paragraf tersebut dengan cermat, dengan demikian kita

3 3 dapat menentukan manakah di antara kalimat-kalimat yang ada, yang memiliki ciriciri kalimat utama antara lain adalah: 1. Mengandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut 2. Biasanya berupa kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri 3. Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain Untuk menemukan kalimat utama paragraf, kita harus memperhatikan kalimat dengan memadukan tiga macam kata kunci tersebut. Perhatikanlah kalimat yang ada dalam paragraf yang memiliki ciri-ciri: (1) kata atau kata-katanya diulang di kalimat lain, (2) kata atau kata-katanya mendapat pengganti di kalimat lain, dan (3) kalimat yang sama sekali tidak memiliki kata atau frasa transisi. Kalimat yang memenuhi ketiga ciri tersebut adalah kalimat utama paragraf. Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf, dari dasar tersebut penulis menetapkan letak kalimat utama dalam paragraf sebagai salah satu criteria penjenisan paragraf. Penjenisan paragraf berdasarkan letak kalimat utama ini berpijak pada pendapat Sirai, dan kawan-kawan (1985:70-71) yang mengemukakan empat cara meletakkan kalimat utama dalam paragraf. Contoh : (1) Selama Mei 2010 ini Aremania mengumpulkan dana sumbangan. (2) Dana yang terkumpul itu dibelikan beragam bahan kebutuhan hidup, seperti beras, gula, teh, kopi, mie instan, dan lain-lain. (3) Setelah itu, bahan-bahan tersebut mereka bagi-bagikan ke berbagai

4 4 panti asuhan. (4) Hal itu membuktikan, Aremania adalah suporter yang memiliki kepedulian sosial. Ketika membaca paragraf di atas, kita dapat melihat bahwa kalimat ke-2 dan kalimat ke-3 isinya menjelaskan kalimat yang pertama, tetapi kita tidak bisa menyimpulkan bahwa kalimat pertama merupakan kalimat utama, karena jika kita baca kalimat ke-4, Kita akan menyadari bahwa ketiga kalimat sebelumnya dibuat untuk mendukung, atau membenarkan isi kalimat yang ke-4. Maka dapat disimpulkan, kalimat 4 merupakan kalimat utama, sedangkan kalimat 1, 2, dan 3 disebut kalimat penjelas. Karena kalimat utama berada di akhir paragraf, paragraf tersebut disebut paragraf induktif. Macam-macam paragraf berdasarkan letak kalimat utama: 1. Paragraf deduktif Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus. Contoh paragraf deduktif : Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.

5 5 2. Paragraf induktif Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum. Contoh paragraf induktif : Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif dan efisien. 3. Paragraf campuran Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali. Contoh paragraf campuran : Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan

6 6 peradaban manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi. Maka berdasarkan pengertian diatas, saya menyimpulkan bahwa kalimat utama kalimat yang didalamya mengandung ide pokok, dan kalimat penjelas dalam paragraf. yang terdiri dari beberapa paragraf dapat dilakukan secara bervariasi, yakni pada awal, tengah, akhir, serta awal dan akhir paragraf Pengertian dan Tujuan Wacana Dalam salah satu kamus bahasa Inggris yang terkemuka, mengenai wacana atau discourse ini adalah satuan bahasa terlengkap ;dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh seperti( novel, buku, serinsklopedia, dan sebagainya ) Paragraf, kalimat,atau kata yang membawa amanat yang lengkap. (Kridalaksana, 1984:208). Menurut Alwi dkk (2003: 419) Rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain itu membentuk kesatuan yang dinamakan wacana. Sedangkan menurut Chaer (2007: 267) Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hirarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Selain itu, menurut Kridalaksana (2001: 231) wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau

7 7 terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan (novel, buku, seriensiklopedia, dsb.), paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap. Wacana bertujuan untuk berupaya menghasilkan teori wacana, sebagai pegangan umum, memeriksa teks-teks, memudahkan, memahami,memanfaatkan teks atau kelompok teks. Dari pendapat para ahli di atas maka saya menyimpulkan bahwa wacana adalah berbagai rentetan kalimat yang saling berkaitan dan merupakan satuan bahasa yang lengkap, sehingga memiliki satuan gramatikal tertinggi atau terbesar dan direalisasikan dalam bentuk karangan, paragraf, kalimat, atau kata yang lengkap yang bertujuan untuk menghasilkan teori dalam suatu teks Model Pembelajaran Mills berpendapat bahwa model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses actual ulang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang, mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model merupakan landasan praktik interprestasi terhadap pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas.

8 8 Model pembelajaran yang dipelopori oleh Donal Oliver dan James P. Shaver ini didasarkan atas pemahaman masyarakat dimana setiap orang berbeda pandangan dan prioritas satu sama lain, dan nilai-nilai sosialnya sling berkonfortasi satu sama lain. Memecahkan masalah kompleks dan kotroversial di dalam konteks aturan social uyang yang produktif membutuhkan warga Negara yang mampu berbicara satu sama lain dan bernegosiasi tentang keberbedaan tersebut. Dari bebarapa pengertian model diatas, dapat saya simpulkan model merupakan suatu rancangan pembelajaran yang dipakai saat proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik Pengertian Model CIRC Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini dapat dikategorikan pembelajaran terpadu. Menurut Fogarty (1991). Dalam pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas (task), sehingga terbentuk pemahaman yang dan pengalaman belajar yang lama. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Compotition) adalah sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Pengembangan model pembelajaran CIRC (Cooperatif Integrated Reading And

9 9 Composition) yang secara secara stimulan difokuskan pada kurikulum dan metode metode pembelajaran merupakan sebuah upaya untuk memperkenalkan teknik terbaru latihan -latihan kurikulum yang berasal dari penelitian dasar mengenai pengajaran praktis pelajaran membaca dan menulis. Pendekatan pembelajaran kooperatif mengikuti penemuan pada penelitian sebelumnya, menekankan tujuan -tujuan kelompok dan tanggung jawab individual. Pengembangan CIRC dihasilkan dari sebuah analisis masalah-masalah tradisional dalam pengajaran pelajaran membaca, menilis, seni berbahasa. Isu-isu prinsipil yang ditujukan dalam proses pengembangan. Satu fokus dari kegiatan dari kegiatan-kegiatan CIRC sebagai cerita dasar adalah membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif : Para siswa yang bekerja di dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan-kegiatan ini, yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang-bidang lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan. Para siswa termotivasi untuk saling bekerja satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan ini atau rekognisi lainya yang didasarkan pada bembelajaran seluruh anggota tim. Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompokkelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi,

10 10 dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Model pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga sekolah menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi sosial dengan lingkungan. Walaupun metode metode pembelajaran kooperatif telah diteliti dan digunakan dalam berbagai mata pelajaran, dua dari mata pelajaran dalam kurikulum sekolah dasar membaca dan Menemukan jelas tidak tersentuh oleh penelitian ini. Bagian ini menggambarkan dasar pemikiran, pengembangan, dan evaluasi dari Cooperative Integrated Reading and Compsition (CIRC), sebuah program yang komprensif untuk mengajari pelajaran membaca, Menemukan, dan seni berbahasa para kelas yang lebih tinggi di sekolah dasar. Seperti dalam kasus TAI, pengembangan CIRC yang secara simultan difokuskan pada kurikulum dan pada metode metode pengajaran merupakan sebuah upaya umtuk menggunakan pembelajaran kooperatif sebagai sarana untuk memperkenalkan teknik terbaru latihanlatihan kurikulum yang berasal terutama dari penelitian dasar mengenai pengajaran praktis pelajaranmembaca dan Menemukan. Satu focus utama dari kegiatan - kegiatan CIRC sebagai cerita dasar adalah membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif :para siswa yang bekerja di dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan kegiatan ini, yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya dapat memenuhi

11 11 tujuan-tujuan dalam bidang-bidang lain seperti pemahaman membaca,kosa kata,pembacaan pesan,dan ejaan. Para siswa temotivasi untuk saling bekerja satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan ini atau rekognisi lainnya yang didasarkan pada pembelajaran seluruh anggota tim. Tujuan utama dari CIRC ini adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Berberapa unsure CIRC memang diarahkan untuk tujuan ini. Selama masa tindak lanjut, para siswa bekerja berpasangan untuk mengidentifikasikan lima fitur penting dari tiap cerita narasi: karakter,latar belakang kejadian, masalah, usaha yang dilakukan, solusi akhir. Pengajaran mengenai struktur cerita ditemukan telah meningkatkan pemahaman membaca siswa-siswa berprestasi rendah (lihat misalnya, fitzgerald dan Spiegal. 1983: Short dan Ryan,1982). Para siswa dalam CIRC juga membuat penjelasan terhadap prediksi mengenai bagaimana masalah-masalah akan diatasi dan merangkum 11ndica-unsur utama dari cerita kepada satu sama lain, yang ditemukan dapat meningkatkan pemahaman dalam membaca (lihat misalnya, Palinscar dan Brown, 1984: Weinstein.1982). Satu hari pada tiap minggunya, para siswa dalam program CIRC menerima pengajaran langsung mengenai pelajaran semacam strategi- strategi metakognitif. Pengajaran terpadu ini secara khusus mengembangkan materi-materi yang berbeda dengan materi yang digunakan pengajaran dasar terkait.

12 12 Penelitian terhadap pengajaran menulis dan seni berbahasa di sekolah dasar telah mengindikasikan bahwa waktu dan seni yang dialokasikan untuk mata pelajaran ini difokuskan terutama pada kemampuan mekanika bahasa yang terpiasah, dengan hanya sedikit waktu yang dialokasikan pada pelajaran menulis yang sebenarnya (sebagai contoh, lihat, Bridge dan Hiebert,1985, Graves, 1978). Yang pertama penelitian dasar telah mengembangkan pemahaman yang jelas mengenai proses kognitif yang terlibat dalam pelajaran menulis (lihat, misalnya, Bereiter dan Scardamalia, 1982, flower dan hayes, Yang kedua, ada ekspansi yang sangat cepat dalam penggunaan model-model proses pelajaran menulis, dimana para siswa diajarkan untuk menggunakan sebuah siklus dalam merencanakan, membuat konsep dasar, merevisi, dan menyunting, dan menerbitkan karangan ( Gray dan Myers, 1987, Calkins, 1983, Grves,1983). Jadi menurut saya model pembelajaran CIRC merupakan model pembelajaran yang sangat membantu proses belajar mengajar khusunya pada pembelajaran kalimat utama dalam teks wacana ini Langkah- Langkah Pembelajaran CIRC Diuraiakan oleh Arends (1997) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC untuk meningkatkan kemampuan menemukan kalimat utama dalam teks wacana dapat ditempunh dengan 1. Guru menerangkan suatu pokok bahasan matematika kepada siswa, pada penelitian ini digunakan LKS yang berisi materi yang akan diajarkan pada setiap pertemuan.

13 13 2. Guru memberikan latihan soal. 3. Guru siap melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan siswanya dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah melalui penerapan model CIRC. 4. Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa yang heterogen. 5. Guru mempersiapkan soal pemecahan masalah dalam bentuk kartu masalah dan membagikannya kepada setiap kelompok. 6. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan bersama yang spesifik. 7. Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok CIRC. Guru mengawasi kerja kelompok. 8. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya. 9. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan soal pemecahan masalah yang diberikan. 10. Guru meminta kepada perwakilan kelompok untuk menyajikan temuannya. 11. Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator. 12. Guru memberikan tugas/pr secara individual. 13. Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya. 14. Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal pemecahan masalah.

14 Guru memberikan kuis Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CIRC. Kelebihan dari model pembelajaran terpadu (CIRC) Secara khusus, Slavin dalam Suyitno (2005:6) menyebutkan kelebihan model pembelajaran CIRC sebagai berikut: 1. CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah. 2. Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang. 3. Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok. 4. Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya. 5. Membantu siswa yang lemah. 6. Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah 7. Pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak. 8. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil belajar anak didik akan dapat bertahan lebih lama. 9. Membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam proses pembelajaran. Kekurangan dari model pembelajaran CIRC tersebut antara lain:

15 15 Dalam model pembelajaran ini hanya dapat dipakai untuk mata pelajaran yang menggunakan bahasa, sehingga model ini tidak dapat dipakai untuk mata pelajaran seperti: matematika dan mata pelajaran lain yang menggunakan prinsip menghitung Kemampuan menemukan kalimat utama pada buku pengangan kelas 4 Setiap bacaan memiliki kalimat utama. Kamu dapat menemukan kalimat utama dengan membaca sekilas. Membaca sekilas merupakan kegiatan membaca bacaan untuk mendapatkan informasi tanpa membaca yangn lain-lain.jadi, membaca langsung pada masalah atau informasi yang dicari. Untuk menemukan kalimat utama bacaan dapat dilakukan dengan cara berikut. 1. Membaca dengan cepat tiap-tiap paragraf dalam bacaan. 2. Menandai kalimat awal, akhir, atau awal dan akhir kalimat. 3. Menandai kalimat utama yang terdapat di awal, akhir dan akhir kalimat. Bacalah paragraf singkat berikut! Marpaung anak yang rajin. Setiap ada pada PR dari guru di sekolah, dia selalu mengerjakan dengan baik. Bahkan, dia mengerjakan lebih dahulu. Dia tidak pernah menunda-nunda pekerjaan. Begitu pula jika ada pekerjaaan rumah dari orang tuanya, dia mengerjakannya dengan rajin. Pekerjaan seperti memberi makan ayam dan membersihkan ruang selalu dikerjakan dengan baik.

16 16 Kalimat utama tersebut yaitu Marpaung anak yang rajin.ini didasarkan pada petununjuk kata rajin. Marpaung selalu mengerjakan PR, membantu pekerjaan orang tua, member makan ayam, dan membersihkan ruang. 2.2 Kajian Penelitian yang Relevan Agestia Putri Nusantari, (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Membaca Untuk Meningkatkan Gagasan Utama Dalam Artikel Dengan Artikel Dengan Metode CIRC dan Teknik Permainanan Media Tempel Pada Siswa IV SDN 1 Jiken Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2010 /2011 menyimpulkan bahwa berdasarkan ananlisis data penelitian ketrampilan membaca untuk Menemukan gagasan utama dalam artikel pada siswa kelas IV SD Negeri 1 jiken, hasil siklus 1 dan siklus 11 mengalami peningkatkan. Pada Pembelajaran siklus 1 nilai rata-rata siswa adalah 54,4 dan dalam kategori kurang. Nilai rata-rata setelah diberi tindakan pada siklus II adalah 73,09 dan berkategori baik. Peningkatan nilai rata-rata siswa setelah diberi tindakan siklus I dan sklus II sebesar 14, 65%. Adapun Penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Samroh Aninisya Malau dengan judul Efekivitas Penggunaaan Teknik Cooperatif Integrated Reading and Composition terhadap Peningkatan Hasil Belajar Membaca Cerpen Siswa kelas VII SMP Swasta Budi Agung Medan Marelan Tahun Pembelajaran 2009/2011. Dalam Penelitannya menyimpulkan beberapa hal yaitu:

17 17 1. Pemerolehan nilai rata-rata sebelum menggunakan teknik cooperative Integrated Reading Composition terhadap peningkatan hasil belajar membaca cerpen siswa kelas VII SMP Swasta Budi agung Medan marelan adalah Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition lebih efektif bila dilakukan sesudah perlakuan disbanding dengan sebelum perlakuan terhadap hasil belajar membaca cerpen siswa kelas VII SMP Budi Agung Medan Marelan. 3. Menemukan kalimat utama dalam teks wacana pada kelas IV SDN 2 Tapa. Penelitian di atas untuk, meningkatkan ketrampilan membaca untuk Menemukan gagasan utama dalam artikel melalui metode CIRC, sedangkan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca wacana melalui model CIRC. Persamaan penelitian diatas dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan model CIRC. Berdasakan kedua penelitian tersebut maka saya simpulkan bahwa dengan adanya penggunaan model CIRC dapat meningkatkan kemampuan siswa menemukan kalimat utama dalam teks wacana pada kelas IV SDN 2 Tapa. 2.3 Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian adalah jika guru menggunakan model pembelajaran cooperative Integrated Reading and Composition ( CIRC ) dengan tepat maka menemukan kalimat utama dalam teks wacana pada siswa kelas IV SDN 2 Tapa akan meningkat.

18 Indikator Kinerja Indikator kinerja dalam penelitian ini adalahpenelittan diangap berhasil apabila peningkatan kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama dalam teks wacana melalui model CIRC dengan mencapai indikator keberhasilan dari 26 siswa dengan tindakan nilai 75.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peranan penting dalam dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Dan salah satu hal yang menentukan kualitas pembelajaran adalah

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII A POKOK BAHASAN EKOSISTEM SMP MUHAMMADIYAH 7

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki fungsi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki fungsi yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki fungsi yang sangat dominan dalam segala aspek di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk karakter bangsa. Menyadari akan hal tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini dibahas teori-teori yang relevan dengan penelitian ini agar dapat memberi gambaran umum tentang latar peneliti dan sebagai bahan rujukan pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi kebahasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam belajar, bahasa sangatlah penting dalam menyampaikan ide atau pikiran serta perasaan kepada orang lain. Keterampilan berbahasa dalam bahasa Indonesia ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah ditekankan pada aspek keterampilan berbahasa dan bertujuan agar peserta didik mampu dan terampil berkomunikasi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa tersebut. Pendidikan bersifat umum atau universal. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa tersebut. Pendidikan bersifat umum atau universal. Oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting dalam proses kemajuan sebuah bangsa. Semakin maju sebuah bangsa, menunjukkan semakin baiknya mutu pendidikan bangsa tersebut. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tercapai. Dengan adanya tujuan tersebut, maka mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tercapai. Dengan adanya tujuan tersebut, maka mutu pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran tidak dapat terlepas dari peranan guru dan kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang mempunyai peran sentral dalam keberhasilan peserta didik mempelajari semua bidang studi. Melalui bahasa manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga negara dituntut untuk dapat hidup berguna dan bermakna bagi negara dan bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depannya.

Lebih terperinci

Abstrak Kata Kunci 1. Pendahuluan

Abstrak Kata Kunci 1. Pendahuluan Abstrak Ada nilai tambah yang didapat seseorang dalam melakukan kegiatan membaca. Satu diantaranya, orang menjadi luas cakrawala kehidupannya, terbebas dari penjara dunia yang sempit dan terbatas, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan yang diajarkan dalam

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan yang diajarkan dalam 1 BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan yang diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Tujuan umum pembelajaran menulis adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses

Lebih terperinci

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA (Kelas VII Semester

Lebih terperinci

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia yang dilaksanakan seumur hidup. Pendidikan ini harus terus dilaksanakan untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS VIII SMP TAHUN AJARAN

PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS VIII SMP TAHUN AJARAN PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS VIII SMP TAHUN AJARAN 2011-2012 Iklima siti mauliddiyah imaedg@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia secara umum merupakan bahasa resmi negara Indonesia yang digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru demi tercapainya keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan sangat penting bagi kehidupan. Melalui pendidikan maka sikap, watak, kepribadian dan keterampilan manusia akan terbentuk sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang bunyinya sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik tingkat SMA adalah Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik tingkat SMA adalah Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel 2 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pelajaran Bahasa memiliki peran yang sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran bahasa A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pelajaran bahasa memiliki peran yang sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan penunjang keberhasilan

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Dr. Marzuki (FIS UNY)

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Dr. Marzuki (FIS UNY) MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Oleh: Dr. Marzuki (FIS UNY) 1 MODEL PEMBELAJARAN 1. COOPERATIVE LEARNING 2. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH 3. PEMBELAJARAN TEKNIK KLARIFIKASI NILAI ATAUVALUE CLARIFICATION

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membaca adalah salah satu keterampilan yang sangat penting di dalam kehidupan. Karena hampir semua pengetahuan menyajikan ilmunya dalam bentuk teks tulisan yang mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan keterampilan lainnya. Keempat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan keterampilan lainnya. Keempat keterampilan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum Tarigan (2008:1) menjelaskan keterampilan berbahasa mencakup empat segi, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang- undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang- undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan bahwa pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia ke arah pendewasaan. Hal ini sesuai dengan prinsip pendidikan yang terdapat dalam Undang- undang No. 20

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar bidang studi bahasa Indonesia dibutuhkan adanya komunikasi antara guru dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar bidang studi bahasa Indonesia dibutuhkan adanya komunikasi antara guru dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar bidang studi bahasa Indonesia dibutuhkan adanya komunikasi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa. Komunikasi hendaknya bersifat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menyangkut bahasa yang digunakan oleh warga negara Indonesia dan sebagai bahasa persatuan antar warga, yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia memiliki satuan pendidikan berupa kurikulum. Armstrong, dkk (2009, hlm. 172) menyatakan bahwa kurikulum adalah perencanaan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peran penting dalam dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan gagasan

Lebih terperinci

Rini Endah Sugiharti, Tantri Putri Dwi Pratiwi.

Rini Endah Sugiharti, Tantri Putri Dwi Pratiwi. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING COMPOSITION) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN MINAT BACA SISWA KELAS V SDN BABELAN KOTA 09 KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat kemampuan dasar berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat kemampuan dasar berbahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, ada empat kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Empat kemampuan dasar tersebut meliputi kemampuan menyimak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu yang universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, dan matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran membaca merupakan salah satu materi yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan

Lebih terperinci

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. melakukakan sesuatu. Sedangkan kemampuan adalah

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. melakukakan sesuatu. Sedangkan kemampuan adalah BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Kemampuan Kemampuan berasal dari kata mampu, yang berarti sanggup melakukakan sesuatu. Sedangkan kemampuan adalah kesanggupan;

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : PENERAPAN METODE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan. Bahasa dijadikan sebagai alat komunikasi untuk melakukan sosialisasi satu sama lain. Melalui bahasalah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS BAHASA JAWA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS BAHASA JAWA SISWA SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS BAHASA JAWA SISWA SEKOLAH DASAR Mukhlas 1, Ngatman 2, Harun Setyo Budi 3 1 Mahasiswa PGDS FKIP Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. timbulnya kalimat kedua, kalimat kedua menjadikan kalimat ketiga, dan seterusnya. Kalimatkalimat

I. PENDAHULUAN. timbulnya kalimat kedua, kalimat kedua menjadikan kalimat ketiga, dan seterusnya. Kalimatkalimat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap kehidupan manusia sehari-hari. Jika manusia tidak dibekali kemampuan berbahasa,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam bentuk tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tumpuan awal dalam proses pendidikan. Melalui Sekolah Dasar. berkembang dan nantinya dapat menjadi salah satu jembatan yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tumpuan awal dalam proses pendidikan. Melalui Sekolah Dasar. berkembang dan nantinya dapat menjadi salah satu jembatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru di Sekolah Dasar merupakan guru yang sangat penting dan sangat berpengaruh bagi berkelanjutannya proses pendidikan yang akan di tempuh. Guru Sekolah Dasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada pengelompokan siswa secara heterogen ke dalam kelompok kecil.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Matematika Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karena melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang berkualitas

I. PENDAHULUAN. karena melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang berkualitas 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang berkualitas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuliskan kembali dengan kalimat sendiri teks narasi dengan menggunakan pola

BAB I PENDAHULUAN. menuliskan kembali dengan kalimat sendiri teks narasi dengan menggunakan pola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa. Nurchasanah dan Widodo (2007:3) berpendapat bahwa menulis adalah proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah atas guna menguasai dan menciptakan teknologi dimasa

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah atas guna menguasai dan menciptakan teknologi dimasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara guru dan siswa yang di dalamnya terdapat proses belajar dan membelajarkan. Selain interaksi dengan guru,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan aspek yang sangat penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa. Belajar bahasa pada hakikatnya merupakan belajar berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi sebagai media pendidikan yang diharapkan mampu mendorong masyarakat dalam menggunakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar salah satu proses penting. Hasil belajar peserta didik turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang penting dipelajari termasuk di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang penting dipelajari termasuk di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dipelajari termasuk di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan 18 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa. Kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting dimiliki setiap individu dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. Setiap melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu

Lebih terperinci

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak akan lepas dari dunia pembelajaran. Kita semua sebagai elemen di dalamnya memerlukan bahasa yang baik dan benar dalam proses pembelajaran. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Proses Belajar - Mengajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kegiatan yang membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai

Lebih terperinci

Wahyu Budi Setyorini A54E13043

Wahyu Budi Setyorini A54E13043 PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MENULIS NARASI SEDERHANA MELALUI METODE CL-CIRC PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Artikel Publikasi Ilmiah Diajukan sebagai salah satu persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua jenjang pendidikan, termasuk sekolah dasar. Oleh karena itu, Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. semua jenjang pendidikan, termasuk sekolah dasar. Oleh karena itu, Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting yaitu memberi pengaruh dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosi peserta didik serta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi, untuk menyampaikan pesan dari sesorang kepada orang lain, atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah salah satu program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional No.

Lebih terperinci

RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN

RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PEMBELAJARAN KOOPERATIF 1 PEMBELAJARAN KOOPERATIF Karakteristik Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar mahasiswa, membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian). Dalam dunia anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian). Dalam dunia anak-anak usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cerita merupakan tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian). Dalam dunia anak-anak usia Sekolah Dasar, kebanyakan dari mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diberlakukannya Kurikulum 2013 sebagai pengembangan berbagai kompetensi tentu diperlukan demi pembinaan manusia (siswa) yang cerdas, jujur, disiplin, dan berakhlak

Lebih terperinci

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN ABSTRAK Secara jujur harus diakui, pembelajaran Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meyakinkan kepada pembaca, betapa besarnya manfaat. bacaan, berupa buku, majalah, koran, internet, bahkan dokumen-dokumen

BAB I PENDAHULUAN. meyakinkan kepada pembaca, betapa besarnya manfaat. bacaan, berupa buku, majalah, koran, internet, bahkan dokumen-dokumen 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan gerbang dunia, begitulah slogan yang sering kita baca di lembaga-lembaga pendidikan atau di tempat umum. Kalimat tersebut berusaha untuk

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM WACANA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM WACANA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM WACANA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS VII MTS DARUSSALAM JAPARA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya bahasa adalah alat yang berfungsi untuk berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, fikiran,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE CIRC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 3 KUNINGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE CIRC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 3 KUNINGAN Jurnal Euclid, Vol.5, No.1, pp.70 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE CIRC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 3 KUNINGAN Lina Salantina Guru SMPN 3 Kuningan Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MEMINDAI MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS IX MTs NEGERI 1 PALEMBANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MEMINDAI MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS IX MTs NEGERI 1 PALEMBANG MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MEMINDAI MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS IX MTs NEGERI 1 PALEMBANG Oleh Muhamad Nasir dan Abstrak Tulisan ini berawal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar, diantaranya adalah

TINJAUAN PUSTAKA. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar, diantaranya adalah 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Istilah belajar sebenarnya telah lama dan banyak dikenal. Bahkan banyak ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar, diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai prosensual

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai prosensual BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan jembatan dalam memperoleh suatu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan jembatan dalam memperoleh suatu pengetahuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membaca merupakan jembatan dalam memperoleh suatu pengetahuan. Pengetahuan didapatkan dari suatu informasi yang diperoleh dengan membaca. Penyampaian informasi secara

Lebih terperinci