BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diambil dengan menggunakan teknik bertahap (Multistage Sampling) dengan
|
|
- Bambang Dharmawijaya
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kota Utara tepatnya di Kelurahan Wongkaditi Barat dengan jumlah penduduk jiwa. Pada penelitian ini sampel diambil dengan menggunakan teknik bertahap (Multistage Sampling) dengan jumlah responden sebanyak 98 orang. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 12 Juni 19 Juni Proses pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden yang kemudian hasilnya dikumpulkan dan diolah, sehingga hasilnya dapat disajikan di bawah ini Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas Hasil Uji Validasi Kuesioner Validasi adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini uji validasi menggunakan software SPSS 17,0. Dalam uji validasi ini dinyatakan bahwa butirbutir pertanyaan pada kuesioner seluruhnya valid karena koefisien korelasinya >0, Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Dalam pengujian reliabilitas menggunakan SPSS 17,0. Dalam penelitian ini pengukuran tanggapan responden menggunakan koefisien cronbach alpha. Setiap butir
2 pertanyaan dikatakan reliabel jika angka Alpha sebesar 0,6. Uji reliabilitas dengan menggunakan koefisien alpha menyatakan seluruh pertanyaan reliabel Hasil Analisa Data Distribusi Demografi Pasien Dalam penelitian ini responden adalah masyarakat yang tinggal di Kelurahan Wongkaditi Barat. Data demografi responden meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan. Tabel 2 Distribusi Data Demografi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%) Laki-Laki Perempuan ,84 58,16 Dilihat dari jenis kelamin, responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 41 orang (41,84 %) dan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 57 orang (58,16 %). Tabel 3 Distribusi Data Demografi Responden Berdasarkan Umur Umur Frekuensi Presentase (%) ,35 32,65 Dilihat dari umur, responden yang paling banyak ikut dalam penelitian ini adalah yang berumur (17-40 tahun) yaitu sebanyak 66 orang (67,35 %).
3 Tabel 4 Distribusi Data Demografi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Frekuensi Presentase (%) SD SMP SMA PT ,10 13,27 67,34 14,29 Responden yang ikut dalam penelitian ini sebanyak 98 orang yang terdiri dari tingkat pendidikan terakhir yang berbeda-beda. Dimana tingkat pendidikan yang paling banyak adalah SMA, yaitu 66 orang (67,34 %) dan tingkat pendidikan terakhir yang paling sedikit adalah SD, yaitu 5 orang (5,10 %). Sedangkan untuk tingkat pendidikan terakhir Perguruan Tinggi sebanyak 14 orang (14,29 %) dan SMP sebanyak 13 orang (13,27 %). Tabel 5 Distribusi Data Demografi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Presentase (%) PNS Honorer Karyawan Wiraswasta Swasta Petani Tidak Bekerja ,43 9,18 5,10 14,29 3,06 1,02 46,94 Dilihat dari pekerjaan, mayoritas responden tidak bekerja, yaitu sebanyak 46 orang (46,94 %) dan yang paling sedikit yaitu responden yang bekerja sebagai
4 petani, yaitu 1 orang (1,02 %). Sedangkan untuk responden yang bekerja sebagai PNS ada 21 orang (21,43 %), wiraswasta 13 orang (13,27 %), honorer 9 orang (9,18 %), karyawan 5 orang (5,10 %), dan swasta 3 orang (3.06 %). Tabel 6 Distribusi Data Responden Berdasarkan Informasi Obat Informasi Obat Frekuensi Presentase (%) Petugas Kesehatan Media Elektronik Media Cetak Keluarga Kegiatan Setempat ,31 17,35 2,04 11,22 4,08 Dilihat dari sumber informasi obat yang diperoleh sebagian besar responden mendapat informasi dari petugas kesehatan, yaitu sebanyak 64 orang (65,31 %), dari media elektronik 17 orang (17,35 %), dari keluarga 11 orang (11,22 %), dari kegiatan setempat 4 orang (4,08 %), dan terakhir dari media cetak sebanyak 2 orang (2,04 %) Distribusi Pengetahuan Responden Setelah dilakukan penelitian dengan instrumen berupa kuesioner didapatkan hasil distribusi pengetahuan masyarakat tentang obat generik yang disajikan dalam bentuk tabel.
5 Tabel 7 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Obat Generik Pengetahuan Frekuensi Presentase (%) BAIK SEDANG KURANG ,94 51,02 2,04 Dari tabel diatas tingkat pengatahuan dengan persentase yang tinggi, yaitu 51,02 % atau sebanyak 50 orang yang masuk dalam katagori tingkat pengetahuan sedang. Tingkat pengetahuan dengan kategori baik, yaitu 46 orang (46,94 %) dan tingkat pengetahuan dengan katagori kurang sebanyak 2 orang (2,04 %). Tabel 8 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Jenis Obat Generik Pengetahuan Frekuensi Presentase (%) BAIK SEDANG KURANG ,18 37,76 3,06 Berdasrkan tabel di atas dari 98 responden, yang memiliki katagori pengetahuan baik tentang jenis obat generik, yaitu sebanyak 58 orang (59,18 %), katagori pengetahuan sedang 37 orang (37,76 %), dan 4 orang (3,06 %) yang memiliki katagori pengetahuan kurang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang jenis obat generik di Kelurahan Wongkaditi Barat dikatagorikan baik.
6 Tabel 9 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Harga dan Kemasan Obat Generik Pengetahuan Frekuensi Presentase (%) BAIK SEDANG KURANG ,53 17,35 6,12 Berdasarkan tabel di atas dari 98 responden ada 75 orang (76,53 %) yang memiliki katagori tingkat pengetahuan yang baik tentang harga dan kemasan obat generik, sebanyak 17 orang (17,35 %) memiliki katagori tingkat pengetahuan sedang dan 6 orang (6,12%) yang memiliki katagori tingkat pengetahuan kurang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang harga dan kemasan obat generik di Kelurahan Wongkaditi Barat dikatagorikan baik. Tabel 10 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Khasiat dan Kualitas Obat Generik Pengetahuan Frekuensi Presentase (%) BAIK SEDANG KURANG ,29 26,53 9,18 Berdasarkan tabel di atas dari 98 responden, sebanyak 63 orang (64,29%) memiliki katagori tingkat pengetahuan baik tentang khasiat dan kualitas obat generik, katagori tingkat pengetahuan sedang sebanyak 26 orang (26,53%) dan sebanyak 9 orang (9,18%) memiliki katagori tingkat pengetahuan kurang.
7 Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang khasiat dan kualitas obat generik di Kelurahan Wongkaditi Barat dikatagorikan baik. 4.2 Pembahasan Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat Generik Berdasarkan Demografi Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data demografi pasien dari 98 responden di Kelurahan Wongkaditi Barat maka dapat disimpulkan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 41 orang (41,84%) dan perempuan sebanyak 57 orang (58,16%). Kelompok umur terbanyak adalah tahun, yaitu sebanyak 66 orang (67,35%) sedangkan untuk kelompok umur tahun sebanyak 32 orang (32,65%). Kedua kelompok usia ini merupakan kelompok umur produktif yaitu kelompok umur seseorang yang mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu. Sebagian besar responden yang ikut dalam penelitian ini adalah responden yang tingkat pendidikan terakhirnya adalah SMA, yaitu sebanyak 66 orang (67,34%), diikuti dengan tingkat pendidikan terakhir Akademi atau Perguruan Tinggi sebanyak 14 orang (14,29%), SMP sebanyak 13 orang (13,27%), dan SD sebanyak 5 orang (5,10%). Responden yang bekerja sebagai PNS, yaitu sebanyak 21 orang (21,43%), honorer sebanyak 9 orang (9,18%), karyawan sebanyak 5 orang (5,10%), wiraswasta sebanyak 13 orang (13,27%), swasta sebanyak 3 orang (3,06%), petani 1 orang (1,02%), dan tidak bekerja sebanyak 46 orang (46,94%). Sebagian besar responden yang tidak bekerja adalah mahasiswa dan ibu rumah tangga.
8 Dari hasil penelitian sebagian besar responden mendapatkan informasi mengenai obat, yaitu melalui petugas kesehatan baik dari dokter, apoteker, perawat atau bidan sebanyak 64 orang (65,31%), responden yang mendapat informasi dari media elektronik sebanyak 17 orang (17,35%), dari media cetak 2 orang (2,04%), dari keluarga sebanyak 11 orang (11,22%) dan dari kegiatan setempat berupa penyuluhan, arisan, maupun pengajian sebanyak 4 orang (4,08%) Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat Generik Obat merupakan salah satu kebutuhan wajib yang harus dipenuhi oleh semua orang jika sedang sakit. Secara garis besar, obat dibagi dua yakni obat generik dan obat paten. Obat paten pada suatu saat bisa menjadi obat generik dan generik bermerk jika masa patennya telah habis. Oleh karena itu, terdapat tiga jenis obat yang beredar di pasaran, yakni obat generik, obat paten dan obat bermerk. Pada saat ini yang menjadi permasalahan dimasyarakat adalah rendahhya penggunaan obat generik yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang obat generik itu sendiri. Obat Generik (Unbranded Drug) adalah obat dengan nama generik, nama resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan INN (International Non-propietary Names) dari WHO (World Health Organization) untuk zat berkhasiat yang dikandungnya (Anonim, 2005). Obat generik adalah obat yang diprogramkan pemerintah yang harganya tergolong murah dibandingkan dengan obat lainnya.
9 Pengetahuan tentang obat generik perlu diketahui oleh masyarakat agar masyarakat dapat lebih efesien dalam hal membeli obat. Dilihat dari 98 orang yang ikut dalam penelitian ini, sebanyak 46 orang (46,94%) memiliki pengetahuan baik, 50 orang (51,02%) memiliki pengetahuan sedang dan hanya 2 orang (2,04%) yang memiliki pengetahuan kurang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat di Kelurahan Wongkaditi Barat tentang obat generik tergolong sedang. Seharusnya reponden yang tergolong memiliki pengetahuan baik seharusnya lebih tinggi walaupun nilai yang diperoleh belum maksimal karena tidak semua reponden yang tergolong memiliki pengetahuan baik mempunyai nilai 100 %. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor antara lain umur, tingkat pendidikan, pekerjaan maupun informasi obat yang diperoleh responden. Pada penelitian sebelumnnya yang dilakukan oleh Henri Sitindaon di Kelurahan Babura Medan pada tahun 2010 menunjukan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap obat generik tergolong sedang. Hal ini menunjukan tingkat pengetahuan masyarakat tentang obat generik dari tahun ke tahun belum ada perubahan yang berarti. Informasi yang benar tentang obat generik akan memberikan pemahaman bahwa obat generik adalah obat yang memiliki harga murah dan kualitas yang baik, sehingga masyarakat tidak ragu dalam menggunakan obat generik dan tidak akan menganggap bahwa obat generik adalah obat untuk masyarakat miskin, karena pada dasarnya obat generik bias digunakan oleh semua lapisan masyarakat dengan harga yang relatif terjangkau. Hal ini dapat dilakukan jika responden atau masyarakat mendapat penjelasan mengenai obat generik dari dokter, penyuluhan
10 kesehatan ataupun kebijakan pemerintah serta kerja sama dari pihak farmasi, seluruh petugas kesehatan dan seluruh lapisan masyarakat dalam mensosialisasikan obat generik. Rendahnya penggunaan obat generik berlogo ini menunjukkan ada yang salah selama ini dalam hal sosialisasi obat generik kepada masyarakat. Sosialisasi yang selama ini dilakukan oleh pemerintah ternyata tidak sesuai dengan harapan. Oleh sebab itu, upaya yang paling tepat sekarang dilakukan adalah bagimana menanamkan kembali pengetahuan yang benar tentang obat generik kepada masyarakat. Jika hal ini terwujud, maka masyarakat yang selama ini hanya menyerahkan pengobatannya pada dokter tanpa mempertanyakan jenis obat yang diberikan dan tidak tahu apa-apa mengenai obat lambat laun akan berubah menjadi kritis yang pada akhirnya, akan timbul kesadaran sendiri dari masyarakat untuk menggunakan obat generik sebagai pengobatannya Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Jenis Obat generik Tedapat berbagai macam dan jenis obat yang beredar dipasaran, namun tidak semua macam atau jenis obat tersedia obat generiknya. Hal ini dipengaruhi oleh keterbatasan subsidi pemerintah guna pengadaan bahan baku dari obat tersebut. Sebagian besar bahan baku obat masih diimport, sehingga membutuhkan biaya yang besar guna menyediakan obat generik jenis baru. Terdapat dua jenis obat generik, yaitu Obat Generik Berlogo (OGB) dan obat generik bermerek (branded generik). Sebenarnya tidak ada perbedaan zat aktif pada kedua jenis obat generik ini. Perbedaan hanya terletak pada logo dan merek yang terdapat pada
11 kemasan obat. Obat generik berlogo adalah obat yang umumnya disebut obat generik saja sedangkan obat generik bermerek biasanya mencantumkan perusahaan farmasi yang memproduksinya. Meskipun keduanya sama-sama merupakan obat generik, obat generik bermerek memiliki harga jual yang lebih mahal karena harganya ditentukan oleh kebijakan perusahaan farmasi tersebut sedangkan obat generik berlogo telah ditetapkan harganya oleh pemerintah agar lebih mudah dijangkau masyarakat (Anonim, 2010). Dari hasil penelitian sebagian masyarakat paham apa itu obat generik, jenisnya dan contoh obat generik serta penggunaannya. Dari hasil penelitian diperoleh tingkat pengetahuan masyarakat tentang jenis obat generik di Kelurahan Wongkaditi Barat, yaitu sebesar 57 orang (58,16%) tergolong memiliki tingkat pengetahuan yang baik, sebanyak 37 orang (37,76%) tergolong memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 4 orang yang tergolong memiliki tingkat pengetahuan kurang. Angka ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat baik. Responden yang tergolong memiliki tingkat pengetahuan kurang dalam hal ini, disebabkan mungkin karena kurang mendapatkan informasi secara jelas tentang obat generik atau kurangnya minat masyarakat untuk mencari tahu informasi tentang apa saja jenis obat generik, jadi para dokter/petugas kesehatan hendaknya lebih meningkatkan sosialisasi obat generik. Selain itu salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat terhadap obat generik adalah ketersediaan obat di pelayanan-pelayanan kesehatan milik pemerintah, sehingga masyrakat cenderung lebih banyak menggunakan obat paten atau obat generik bermerek dalam
12 pengobatannya (Suryani, 2008). Dengan demikian masyarakat tidak akan mengenal apa itu obat generik Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Harga dan Kemasan Obat generik Kebanyakan masyarakat menganggap bahwa obat generik adalah obat murah yang diperuntukkan untuk masyarakat miskin. Adanya perbedaan harga obat antara obat generik dan generik bermerek menimbulkan anggapan bahwa obat generik murah karena memiliki kualitas yang kurang baik dan tidak terjamin. Masyarkat harus mengetahui bahwa obat generik dan generik bermerek hanya berbeda pada harga dan kemasannya saja sedangkan dari segi kualitias sama saja. Alasan utama obat generik murah adalah karena besar harganya yang diatur dan diberi subsidi oleh pemerintah, dengan harapan agat mudah terjangkau oleh masyarakat luas. Maka di sini produsen obat generik tidak dapat menentukan harga obatnya sendiri. Selain itu, obat generik umumnya diproduksi dalam jumlah yang besar dan tidak lagi memerlukan biaya yang tinggi untuk riset pembuatan obat yang mendalam karena pembuat obat paten sebelumnya telah melakukannya. Kemasan yang dibuat sederhana serta biaya iklan/promosi yang tidak sebesar obat generik bermerek, membuat anggaran pembuatan obat ini semakin dapat ditekan (Yumni, 2012). Dari hasil penelitian sebagian besar masyarakat memiliki pengetahuan yang baik tentang harga dan kemasan obat generik, dimana sebanyak 75 orang (76,53%) memiliki pengetahuan yang baik tentang obat generik dan hanya 6 orang (6,12%) saja yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang. Sedangakan
13 untuk reponden yang memiliki tingkat pengetahuan sedang yaitu, sebanyak 17 orang (17,35%). Hal ini menunjukkan sebagian besar masyarakat memperoleh informasi yang cukup jelas mengenai harga dan kemasan obat generik walaupun tidak maksimum. Oleh sebab itu, perlu ditingkatkannya sosialisasi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan obat generik, agar obat generik tidak dipandang sebelah mata dan masyrakat tidak ragu-ragu menggunakan obat generik dalam pengobatannya Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Khasiat dan Kualitas Obat Generik Sebenarnya kualitas obat generik tidak kalah dengan obat bermerek lainnya. Hal ini dikarenakan obat generik juga mengikuti persyaratan dalam Cara Pembutan Obat yang Baik (CPOB) yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). Selain itu, obat generik juga harus lulus uji bioavailabilitas/bioekivalensi (BA/BE). Uji ini dilakukan untuk menjaga mutu obat generik. Studi BE dilakukan untuk membandingkan profil pemaparan sistematik (darah) yang memiliki bentuk tampilan berbeda-beda (tablet, kapsul, sirup, salep, dan sebagainya) dan diberikan melalui rute pemberian yang berbedabeda. Pengujian BA dilakukan untuk mengetahui kecepatan zat aktif dari produk obat diserap oleh tubuh ke sistem peredaran darah. Pada beberapa obat bermerek dagang, terdapat bahan tambahan yang digunakan selain zat aktif. Hal ini biasanya dilakukan untuk mengurangi reaksi alergi tubuh terhadap zat aktif, namun bagi sebagian orang, zat tambahan malah dapat menyebabkan alergi. Oleh karena itu,
14 sekelompok orang tersebut lebih cocok menggunakan obat generik. Perbedaan antara obat bermerek dan obat generik hanya terdapat pada tampilan obat yang lebih menawan dan kemasan yang lebih bagus sehingga terasa lebih istimewa (Anonim, 2010). Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar masyarakat memiliki tingakat pengetahuan yang baik tentang khasiat obat generik dan kualitas obat generik, yaitu sebanyak 63 orang (64,29%), sebanyak 26 orang (26,53%) memiliki tingkat pengetahuan sedang dan sebanyak 9 orang (9,18%) tergolong memiliki tingkat pengetahuan kurang. Hal ini berarti sebagian responden telah paham dan mendapatkan informasi yang cukup jelas tentang obat generik, dimana responden cukup memahami bahwa obat generik memiliki khasiat yang sama denga obat generik bermerek dengan harga yang terjangkau dengan kualitas baik. Kurangnya tingkat pengetahuan responden tentang khasiat dan kualitas obat generik disebabkan karena kurangnya informasi obat yang diperoleh. Untuk memperoleh informasi yang lebih tentang khasiat dan kualitas obat generik, yaitu dengan meningkatkan pelayanan informasi obat di Apotek, Rumah Sakit, ataupun di Puskesmas dan diadakannya sosialisasi tentang obat generik. Jadi antara obat generik dan obat generik bermerek memiliki mutu dan kualitas yang sama. Karena jika obat telah resmi beredar, khasiat dan keamanannya telah teruji, termasuk antara obat generik dan obat generik beremerek bisa dikatakan bahwa keduanya memilki khasiat yang sama. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa obat generik memiliki persamaan dengan obat
15 generik bermerek dalam hal zat aktifnya, dosis, indikasi, dan bentuk sediaan (Anto, 2011).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Limboto Barat Desa Daenaa selama ± 1 minggu. Sampel dihitung dengan menggunakan tabel penentuan besarnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa Dirgahayu Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru. Penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di Kabupaten Gorontalo, tepatnya jalan Raya Limboto No 10,
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Telaga merupakan salah satu sekolah yang terdapat di Kabupaten Gorontalo, tepatnya jalan Raya Limboto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obat generik sering diasumsikan sebagai obat dengan kualitas yang rendah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat keberhasilan pembangunan suatu negara. Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk mencapai derajat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan dengan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Moahudu Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo selama ± 2 minggu. Jumlah sampel sebanyak 68 responden yang
Lebih terperinciBAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas adalah suatu pengukuran untuk menentukan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas bertujuan untuk melihat sejauh
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ANTARA PENGGUNAAN OBAT GENERIK DAN OBAT PATEN DI APOTEK KETANDAN FARMA KLATEN
KARAKTERISTIK TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ANTARA PENGGUNAAN OBAT GENERIK DAN OBAT PATEN DI APOTEK KETANDAN FARMA KLATEN Anita Agustina, Rahmi Nurhaini INTISARI Mutu utama layanan kesehatan adalah salah satunya
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/068/I/2010 TENTANG
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/068/I/2010 TENTANG KEWAJIBAN MENGGUNAKAN OBAT GENERIK DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENDAHULUAN
LAMPIRAN 56 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENDAHULUAN Berkaitan dengan penelitian yang saya lakukan dalam rangka penulisan skripsi di FEB Universitas Kristen Satya Wacana mengenai Analisis Faktor-Faktor
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bauran promosi di perusahaan snack Ribut di Purwokerto, minat beli konsumen snack Ribut, dan pengaruh pelaksanaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel sebanyak 67 orang. Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 1
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Cara pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan cara teknik Purposive Sampling (non probability sampling) yaitu teknik penetapan sampel
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obat, merupakan zat atau bahan yang digunakan untuk permasalahan kesehatan masyarakat antara lain digunakan untuk menyembuhkan penyakit dan mencegah komplikasi
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT GENERIK DI DESA DIRGAHAYU KECAMATAN PULAU LAUT UTARA KABUPATEN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT GENERIK DI DESA DIRGAHAYU KECAMATAN PULAU LAUT UTARA KABUPATEN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN Anisa Rahmawati Nim : 20120350006 Program Studi Farmasi Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Hipotesis yang akan diuji dalam uji validitas ini adalah:
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Kuesioner ini diuji coba terhadap 30 mahasiswa program studi non kesehatan jenjang Strata 1 (S1) angkatan 2015 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Indikator WHO 1993 Indikator WHO 1993 adalah suatu metode untuk melihat pola penggunaan obat dan dapat secara langsung menggambarkan tentang penggunaan obat yang tidak sesuai.
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014
TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014 Dewi Rashati 1, Avia Indriaweni 1 1. Akademi Farmasi Jember Korespondensi :
Lebih terperinci5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor-
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor- Faktor Strategi Bauran Pemasaran Jasa yang Memengaruhi Mahasiswa Memilih Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Obat Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi, yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang
BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pekerjaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden dijabarkan berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan. Dari hasil penelitian yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap sikap penggunaan antibiotik.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengobatan Sendiri 1. Definisi dan Peran Pengobatan sendiri atau swamedikasi yaitu mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang dibeli bebas di apotik atau
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat selama ± 2 minggu dari tanggal 12-25 Juni tahun 2013. Dengan jumlah sampel
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Tilik Mutu Pelayanan Kefarmasian DAFTAR TILIK
Lampiran 1. Daftar Tilik Mutu Pelayanan Kefarmasian DAFTAR TILIK Jumlah tenaga teknis kefarmasian dan kualifikasi : Jumlah Apoteker : Orang Jumlah tenaga teknis kefarmasian (TTK) : Orang Jumlah tenaga
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode korelasional. Kerangka penelitian ini menggambarkan korelasi
Lebih terperinci1.1. Keterlaksanaan standar pelayanan kefarmasian
Lampiran 1. Kuesioner penelitian 1.1. Keterlaksanaan standar pelayanan kefarmasian I. IDENTITAS APOTEKER PENANGGUNGJAWAB APOTEK (APA) 1. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 2. Pengalaman sebagai Apoteker
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum Objek/Subjek Penelitian. Bukalapak merupakan salah satu pasar online terkemuka di Indonesia.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum Objek/Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Bukalapak merupakan salah satu pasar online terkemuka di Indonesia. Seperti halnya situs layanan jual-beli
Lebih terperinciSikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Tentang Mammografi Sikap Terhadap Mammografi Wanita 3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah
Lebih terperinciGambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru
Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru (The Study of Client s Knowledge about Self Medication at Dispensaries in Pekanbaru) Husnawati * ; Armon Fernando; Ayu Andriani
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. menyebar kuisioner terhadap RTS-PM. Jenis data yang diperlukan dari. a. Data tentang ketepatan sasaran penerima beras RASKIN.
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Data diperoleh dari penelitian lapangan melalui wawancara langsung terhadap petugas Kelurahan Sukabumi Indah mengenai Pendistribusian RASKIN
Lebih terperinciABSTRAK FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT GENERIK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN
ABSTRAK FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT GENERIK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN Endah Agustia Pratiwi 1 ; Noor Aisyah 2 ; Akhmad Fakhriadi 3 Obat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara internasional obat dibagi menjadi 2 yaitu obat paten dan obat generik. Obat paten adalah obat yang baru ditemukan berdasarkan riset dan memiliki masa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan
digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN KONSUMEN HANDPHONE IPHONE (STUDI KASUS WARGA KELURAHAN KELAPA DUA TANGERANG)
ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN HANDPHONE IPHONE (STUDI KASUS WARGA KELURAHAN KELAPA DUA TANGERANG) BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1) Handpone bukan hanya sebagai alat komunikasi tetapi telah berkembang menjadi
Lebih terperinciPEMBAHASAN. PT. Heinz ABC Indonesia (Heinz ABC) adalah salah satu anak perusahaan dari H.J. Heinz
IV. PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Heinz ABC Indonesia (Heinz ABC) adalah salah satu anak perusahaan dari H.J. Heinz Company Limited, sebuah perusahaan multinasional berbasis di Amerika Serikat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profil Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes adalah salah satu daerah otonom di Provinsi Jawa Tengah yang letaknya disepanjang pantai utara Laut Jawa, memanjang ke selatan berbatasan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan waktu 1. Tempat : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciPROFIL TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA KUSTA TENTANG PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KEMUNINGSARI KIDUL KABUPATEN JEMBER
PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA KUSTA TENTANG PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KEMUNINGSARI KIDUL KABUPATEN JEMBER Rosida 1, Siti Anawafi 1, Fanny Rizki 1, Diyan Ajeng Retnowati 1 1.Akademi Farmasi Jember
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengobatan sendiri Pengobatan sendiri merupakan upaya masyarakat untuk menjaga kesehatan sendiri dan merupakan cara yang mudah, murah praktis untuk mengatasi gejala yang masih
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang mendapatkan hasil gambaran secara menyeluruh tentang obyek dan subyek
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. serta untuk menghindari kesalahn intepretasi. Instrumen diuji kepada 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reabilitas Uji validitas dan Reabilitas digunakan untuk mengetahui apakah pertanyaan dalam kuesioner dapat dipahami dan dimengerti oleh responden,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepatuhan Kepatuhan menyatakan kesesuaian perilaku dan pelaksanaan kegiatan terhadap ketentuan atau standar yang berlaku. Kepatuah dokter menulis resep dipengaruhi faktor-faktor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik menggunakan metode cross sectional karena pengambilan data dilakukan dalam sekali waktu pada
Lebih terperinciBAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner. Responden dalam dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (Notoatmodjo, 2003). Metode pengambilan data dalam penelitian ini. dengan wawancara menggunakan kuesioner.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif dengan tujuan memperoleh gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2003).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan kesehatan. Sebagian besar intervensi medik menggunakan obat, oleh karena itu diperlukan obat tersedia
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.
56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden 1. Tempat dan Waktu Penelitian Pada bab ini, penulis melakukan analisis secara keseluruhan mengenai pengaruh citra merek dan kepercayaan merek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, obat terbagi menjadi dua yaitu obat paten dan obat generik.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, obat terbagi menjadi dua yaitu obat paten dan obat generik. Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang sudah terdaftar dan hanya diproduksi oleh
Lebih terperinciSri Hariati Dongge,S.Farm,Apt,MPH Dinas Kesehatan Kab. Konawe Sulawesi Tenggara
FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia PERSEPSI FARMASIS TENTANG KEBIJAKAN SUBSTITUSI GENERIK DAN PELAKSANAANNYA DI KABUPATEN KONAWE Sri Hariati Dongge,S.Farm,Apt,MPH Dinas Kesehatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Penelitian dilakukan terhadap kualitas pelayanan pada Warung Makan Gudeg Yu Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
118 Lampiran 1. KUESIONER IKLAN MANULIFE TERHADAP BRAND AWARENESS NASABAH PT. ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA DI KOTA MEDAN Petunjuk Pengisian Kuesioner 1. Anda diminta untuk memberikan tanggapan atas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Obat dalam arti luas ialah setiap
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tinjauan Umum Tentang Obyek Penelitian Susunan Organisasi Puskesmas Rawat Inap Dulalowo
21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Obyek Penelitian Puskesmas Dulalowo terletak di Kecamatan Kota Tengah yang merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survey. Pengambilan data dilakukan menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Data 1. Uji Kualitas Instrumen a. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang diukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan sekunder bagi setiap orang dan tas merupakan kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis menjadi sangat ketat, hal itu dapat dilihat dengan banyaknya perusahaan sejenis yang menawarkan produk yang hampir sama. Persaingan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas Kuesioner Sebelum digunakan dalam penelitian, kuesioner disebarkan kepada 30 orang responden non sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tilote Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. 3.1.2 Waktu
Lebih terperinci*Syafrianti Yatim, ,**Dr. Teti Sutriyati, M. Si, Apt***Madania, S.Farm, M.Sc., Apt. Program Studi Si, Jurusan Farmasi, FIKK, UNG
Tingkat Kepuasaan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasiaan Dengan Metode Servqual di Puskesmas Plus Salakan Kabupaten Banggai Kepulauan The patient satisfaction level against pharmacy service using services
Lebih terperincimempengaruhi pembelian impulsif berupa faktor kognitif? 3. Bagaimana faktor celebrity endorser yang terdiri dari kredibilitas, daya tarik,
Pengaruh Celebrity Endorser pada Faktor Afeksi, Faktor Kognitif, Tingkat Pendapatan, Tendensi Belanja, dan Nilai Produk dalam Pembelian Impulsif Nicholas/ Shellyana Junaedi Latar Belakang Masalah Perusahaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif, dimana penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif, dimana penelitian diarahkan untuk mendiskripsikan suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel
31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Realibilitas Pada penelitian kali ini dilakukan uji validasi dengan dilanjutkan uji realibilitas pada instrumen penelitian. Instrumen penelitian
Lebih terperinciBAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian Pendahuluan 4.1.1 Metode Penelitian Pendahuluan Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka
BAB III KERANGKA KONSEP A. Konsep Penelitian Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Tumbihe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango terdiri dari Tiga (3) Lingkungan yaitu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan penelitian, yang harus diuji validitasnya secara empiris. Jadi
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Karakteristik Individu : a. Umur b. Jenis Kelamin c. Semester d. Fakultas e. Latar belakang pekerjaan orang tua f. Skala Sosial g. Uang saku h. Pekerjaan sampingan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA APOTEK KIMIA FARMA PEKALONGAN RESUME SKRIPSI
1 ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA APOTEK KIMIA FARMA PEKALONGAN RESUME SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
35 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah smartphone Samsung. Samsung merupakan salah satu produk smartphone
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada tanggal 27 Mei 2006 telah menyebabkan kerusakan infrastruktur dan psikologis
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pada bagian Pos Kilat Khusus adalah gambaran umum tentang
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. IDENTIFIKASI RESPONDEN Penyajian data identifikasi pelanggan PT Pos Indonesia (persero) Kota Metro 34100 pada bagian Pos Kilat Khusus adalah gambaran umum tentang
Lebih terperinciValiditas dan Reliabilitas
Uji Reliabilitas Kepuasan Responden Frozen Food Ayam Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas Preferensi Responden Frozen Seafood Indikator Pvalue Keputusan Kesimpula n E1 dengan Etotal 0,000 Tolak Ho
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo 4.1.1 Keadaan Geografis Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bonebolango.
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN KOTA TANGERANG.
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN KOTA TANGERANG. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1) Perkembangan dalam pelayanan kesehatan pada zaman
Lebih terperinciJURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 2
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN/WALI MURID (STUDI KASUS DI SLTPN 03 KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG) Wirawan Aryanto Balol 4 Abstrak: Di era otonomi pendidikan ini menjadikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sampling selama kegiatan IPE berjalan dari bulan Juni 2015 Desember Tabel 1. Karakteristik responden penelitian
24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Karakteristik Responden Responden pada penelitian ini yaitu pasien rawat jalan yang terpapar proses pembelajaran IPE di AMC Yogyakarta. Kuesioner ini
Lebih terperincipersentase. Sedangkan analisis inferensial yaitu analisis yang mengacu pada hasil
42 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan di perusahaan jasa transportasi PT. KA spesifikasi Kereta Api Eksekutif Sancaka jurusan Yogyakarta-Surabaya. Penelitian bertujuan untuk menganalisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kebijakan pemerintah memberikan dana pelayanan kesehatan, yang secara implisit merupakan pemahaman pemerintah atas tanggung jawab kepentingan umum. Sebagai negara berkembang,
Lebih terperinciMOTIVASI KONSUMEN TERHADAP LAYANAN INFORMASI DAN KONSULTASI OBAT DI APOTEK KOTA YOGYAKARTA
Majalah Farmasi Indonesia, 12 (2)79-83, 2001 MOTIVASI KONSUMEN TERHADAP LAYANAN INFORMASI DAN KONSULTASI OBAT DI APOTEK KOTA YOGYAKARTA CONSUMEN MOTIVATION TO WARD INFORMATION SERVICE AND DRUG CONSULTATION
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian
26 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Padukuhan Kasihan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Riset Partisipan Penelitian 4.1.1 Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia Berdasarkan usia riset partisipan dikategorikan menjadi 5 yaitu 20-25 tahun,
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN BOOKLET DALAM MENINGKATKAN PERSEPSI DAN SIKAP KELUARGA UNTUK MENDUKUNG LANSIA MEMANFAATKAN POSYANDU LANSIA Abdul Halim*, Dwi Agustanti* *Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo, dengan batas-batas pokok desa
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Leato Utara adalah salah satu kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo,
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Kerangka Konsep dalam penelitian ini ada 2 variabel, yaitu variabel independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group PreTest PostTest.
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap masyarakat di Kelurahan Tanjung Rejo terhadap PJK.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research dibidang gizi masyarakat, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel. Metode yang digunakan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1
1 BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakterisitik Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar sebanyak 100 orang yang penulis temui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional,
BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional, yang didukung oleh data primer yaitu data yang diperoleh langsung melalui pengisian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke. Sebagai alat pengumpul data utama
Lebih terperinciPERANAN APOTEKER DALAM PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI ANDI SULTHAN DAENG RADJA KABUPATEN BULUKUMBA
PERANAN APOTEKER DALAM PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI ANDI SULTHAN DAENG RADJA KABUPATEN BULUKUMBA Santi Sinala *) *) Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes RI Makassar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja
Lebih terperinciTingkat Pengetahuan Masyarakat Di Desa Talungen Kabupaten Bone Tentang Swamedikasi
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Di Desa Talungen Kabupaten Bone Tentang Swamedikasi Muh, Saud *), Taufiq **), Ishak Abdul Jalil ***) *) Poltekes Kemenkes Makassar **) Akademi Farmasi Yamasi Makassar ***)
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen
Lebih terperinci