Hilda Yanuaria Moi, Dyah Gita Rambu Kareri, Andreas Fernandez
|
|
- Sonny Oesman
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA LAMANYA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN KUALITAS HIDUP PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI RSUD PROF.DR.W.Z JOHANNES KUPANG ABSTRAK Hilda Yanuaria Moi, Dyah Gita Rambu Kareri, Andreas Fernandez Diabetes Melitus merupakan penyakit yang menyertai seumur hidup sehingga sangat mempengaruhi kualitas hidup penderita. Beberapa penelitian menyatakan bahwa hidup dengan diabetes mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas hidup penderita dengan atau tanpa komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara lamanya menderita diabetes melitus tipe II dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus tipe II di RSUD Prof.Dr.W.Z Johannes Kupang. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel berjumlah 48 orang penderita diabetes melitus tipe II yang berobat rawat jalan di Poli Penyakit Dalam RSUD Prof.Dr.W.Z Johannes. Penilaian lama menderita DM tipe II dilakukan dengan mewawancarai subjek penelitian dan data rekam medik, sedangkan kualitas hidup dinilai dengan menggunakan kuesioner Diabetes Quality of Life (DQOL). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan sebesar 5% (α=0,05). Dari 48 sampel yang diteliti, didapatkan proporsi terbanyak lama menderita DM tipe 2 adalah kelompok tidak berisiko berjumlah 32 orang, sedangkan kelompok berisiko berjumlah 16 orang. Sebagian besar sampel memiliki kualitas hidup yang baik. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lama menderita diabetes mellitus tipe II dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus tipe II (p=0,293). Kata Kunci: Lama Menderita Diabetes Melitus Tipe II, Kualitas Hidup, Penderita Diabetes Melitus Tipe II Diabetes melitus (DM) adalah salah satu penyakit kronik yang terjadi pada jutaan orang di dunia. Diabetes Melitus merupakan kumpulan penyakit metabolik yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang diakibatkan karena kelainan dalam sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. 1 DM menjadi penyakit umum di masyarakat yang terus menunjukan peningkatan prevalensi, khususnya DM tipe II yang meliputi lebih dari 90% dari semua populasi DM, sehingga menjadi beban kesehatan masyarakat yang meluas dan membawa banyak kematian. 2 Data World Health Organization (WHO) tahun 2010 menunjukkan jumlah penderita DM di dunia sekitar 171 juta dan diprediksikan akan meningkat dua kali menjadi 366 juta jiwa pada tahun Tahun 2012, diperkirakan 1,5 juta kematian disebabkan langsung oleh DM. Di Asia Tenggara terdapat 46 juta pada tahun 2000 diperkirakan meningkat menjadi hingga 119 juta jiwa pada tahun Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita DM ke 4 terbanyak di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan adanya peningkatan kejadian DM dari 1,1% pada tahun 2007 dan menjadi 2,1% pada tahun Prevalensi DM yang terdiagnosis dokter atau dengan gejala tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa Universitas 202 Nusa Cendana Universitas Nusa Cendana 202
2 Tenggara Timur 3,3%. 4 Data rekam medik di RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang tahun 2014 menunjukan bahwa terdapat 7457 kasus DM yang tidak bergantung insulin dan 4496 kasus merupakan kasus baru, sedangkan pada tahun 2013 terdapat 7956 kasus DM tidak bergantung insulin dengan 7833 diantaranya merupakan kasus baru. Diabetes Melitus merupakan penyakit yang akan diderita seumur hidup sehingga sangat mempengaruhi kualitas hidup penderita. 5 Definisi kualitas hidup menurut WHO adalah persepsi individu terhadap posisi dalam kehidupan dan konteks budaya serta sistem nilai dimana seseorang hidup dan dalam hubungannya dengan tujuan individu, harapan, standar dan perhatian. Kualitas hidup penderita DM merupakan perasaan puas dan bahagia akan hidup secara umum khususnya dengan penyakit diabetes melitus. 6 Faktor- faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pada penderita DM tipe II antara lain usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, lama menderita atau durasi dan komplikasi penderita DM. 7 Lamanya menderita diabetes melitus menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup karena berpengaruh terhadap keyakinan penderita dalam pengobatan. Semakin lama seseorang menderita diabetes melitus maka akan semakin lebih berisiko untuk mengalami komplikasi, sehingga memberikan efek penurunan kualitas hidup secara signifikan terhadap angka kesakitan dan kematian. Hal tersebut dapat mempengaruhi usia harapan hidup penderita diabetes melitus. 6 Penelitian Dwi Wahyu Ningtyas dkk (2013) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara lama menderita diabetes melitus dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus tipe II. Penderita DM tipe II yang menderita penyakit 11 tahun memiliki risiko 4 kali plebih besar memperoleh kualitas hidup yang lebih rendah (tidak puas) daripada yang menderita 10 tahun. Penelitian tersebut sejalan dengan penilitian Kalda et al (2008) dan Reid et al (2009) yang menunjukan bahwa lama menderita DM berhubungan secara signifikan dengan kualitas hidup penderita yang pada umumnya lebih rendah pada durasi diabetes yang panjang. Tingkat kecemasan pada durasi penyakit yang panjang dapat berakibat terhadap penurunan kualitas hidup penderita DM tipe II. 8 Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wu et al (2006) dan Yusra (2011) yang melaporkan bahwa penderita yang telah menderita DM > 10 tahun memiliki efikasi diri yang baik dibandingkan penderita yang menderita DM 10 tahun. Hal ini disebabkan karena penderita telah berpengalaman mengelola penyakitnya dan memiliki kontrol diri yang baik sehingga lamanya menderita DM menjadikan kualitas hidup penderita DM menjadi lebih baik. 6 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof.Dr.W.Z.Johannes Kupang adalah rumah sakit tipe B non pendidikan milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Jumlah kunjungan penderita rawat jalan untuk kasus DM di rumah sakit ini cukup tinggi. 9 Penelitian yang berkaitan dengan kualitas hidup pada penderita DM tipe II di RSUD Prof.Dr.W.Z.Johannes belum pernah dilakukan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitikal observasional dengan pendekatan cross sectional. 10,11 Penelitian ini dilakukan pada penderita DM tipe II berusia tahun di Poli Penyakit Dalam RSUD Prof.Dr.W.Z Johannes Kupang pada bulan Januari Jumlah sampel sebanyak 48 orang diambil dengan metode consecutive sampling setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penilaian lama menderita DM tipe II dilakukan dengan mewawancarai Universitas Nusa Cendana 203
3 subjek penelitian dan data rekam medik sedangkan kualitas hidup penderita DM tipe II dinilai dengan menggunakan kuesioner Diabetes Quality of Life (DQOL). Analisis data terdiri atas analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan uji statistik Chi square. 12 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan di poli Penyakit Dalam RSUD Prof.Dr.W.Z. Johannes Kupang. RSUD Prof. Dr.W.Z Johannes Kupang merupakan rumah sakit tipe B non pendidikan dan pusat rujukan di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terletak di Jl. Moch. Hatta No.19, Kelurahan Oetete, Kecamatan Oebobo, Kupang, NTT. Subyek penelitian dalam penelitian ini berjumlah 48 orang yang diambil menggunakan teknik consecutive sampling. Semua pasien DM tipe II yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian diminta kesediaan untuk menjadi sampel penelitian, diwawancarai oleh peneliti dan memberikan ijin penelusuran rekam medik milik subjek yang bersangkutan. Karakteristik subyek penelitian menurut jenis kelamin, usia, pendidikan, sosial ekonomi dan komplikasi dapat disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian Lama Menderita DM No Karakteristik Tidak Berisiko Berisiko (n) (%) P 1. Usia 0,019* < 40 tahun , tahun , tahun , tahun ,8 2. Jenis Kelamin 0,537 # Laki-laki ,8 Perempuan ,2 3. Pendidikan 0,240 # Tinggi ,3 Rendah ,7 4. Sosial Ekonomi 0,527 # Tinggi Rendah , ,5 5. Komplikasi 1,000 # Tidak Komplikasi 8 4 Komplikasi Keterangan : *p<0.05, Uji Somer, # Chi square Sumber : Data Primer, Universitas Nusa Cendana Universitas Nusa Cendana 204
4 Tabel 1 menjelaskan bahwa sebagian besar penderita DM tipe II yang menjadi sampel dalam penelitian adalah kelompok berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 27 orang (56,2%) sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 21 orang (43,8%). Kelompok usia sampel terbanyak dalam penelitian ini adalah kelompok usia tahun sebanyak 22 orang (45,8%), sedangkan kelompok usia paling sedikit yaitu usia < 40 tahun berjumlah 1 orang (2,1%). Berdasarkan tabel di atas sebagian besar penderita DM tipe II dalam penelitian ini masuk dalam kelompok penderita berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 40 orang (83,3%) sedangkan yang berpendidikan rendah berjumlah 8 orang (16,7%). Berdasarkan tabel di atas sebagian besar penderita DM tipe II yang menjadi sampel dalam penelitian ini tergolong dalam kelompok sosial ekonomi tinggi dengan jumlah 30 orang (62,5%), sedangkan kelompok sosial ekonomi rendah berjumlah 18 orang (37,5%). Berdasarkan tabel di atas, penderita DM tipe II yang tidak mengalami komplikasi didapatkan 12 orang (25%), sedangkan penderita DM tipe II yang mengalami komplikasi berjumlah 36 orang (75%). Berdasarkan tabel 4.1, didapatkan pula bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara jenis kelamin, pendidikan, sosial ekonomi dan komplikasi antara kelompok berisiko dan tidak berisiko (p>0,05). ANALISIS UNIVARIAT Tabel 2 Lamanya Menderita DM Tipe II Lama menderita (n) (%) DM tipe II Tidak berisiko 32 66,7 Berisiko 16 33,3 Total Berdasarkan tabel 2 didapatkan proporsi terbanyak lama menderita DM tipe II adalah kelompok tidak berisiko ( 10 tahun) berjumlah 32 orang (66,7%), sedangkan kelompok berisiko (> 10 tahun) berjumlah 16 orang (33,3%) Tabel 3 Kualitas Hidup Penderita DM Tipe II Kualitas Hidup (n) (%) Baik 37 77,1 Buruk 11 22,9 Total Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa subyek penelitian yang memiliki kualitas hidup baik berjumlah 37 orang (77,1%) sedangkan kualitas hidup buruk berjumlah 11 orang (22,9%). Dengan demikian, variabelvariabel tersebut tidak akan menjadi variabel perancu dalam penelitian ini. Namun terdapat perbedaan signifikan pada faktor usia antara kelompok berisiko dan tidak berisiko (p= 0,019). Hal ini menunjukan bahwa usia dapat menjadi perancu hasil uji hubungan antara lamanya menderita DM tipe II dengan kualitas hidup penderita DM tipe II. Universitas Nusa Cendana 205
5 ANALISIS BIVARIAT Tabel 4 Tabulasi Silang Antara Lamanya Menderita DM Tipe II dengan Kualitas Hidup Kualitas Hidup Persentase Lama Menderita Baik Buruk Frekuensi (n) (%) DM Tipe II Tidak Berisiko ,7 Berisiko ,3 Total ,0 Keterangan : # = Uji Chi Square p 0,293 # Berdasarkan tabel tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa kualitas hidup baik yang diperoleh kelompok tidak berisiko sebanyak 23 orang, sedangkan kelompok berisiko sebanyak 14 orang. Kualitas hidup buruk yang diperoleh kelompok tidak berisiko berjumlah 9 orang, sedangkan kelompok berisiko sebanyak 2 orang. Tabel 4 juga menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lama menderita DM dengan kualitas hidup pada penelitian ini. Hasil penelitian yang diperoleh ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wu et al (2006) dan Yusra (2011) melaporkan bahwa tidak terdapat hubungan antara lamanya menderita DM tipe II dengan kualitas hidup penderita DM tipe II (p value = 0,085). Penderita yang telah menderita DM > 10 tahun memiliki efikasi diri yang baik dibandingkan penderita yang menderita DM 10 tahun. Hal ini disebabkan karena penderita telah memiliki pengalaman mengelola penyakitnya dan memiliki kontrol diri yang baik sehingga lamanya menderita DM menjadikan kualitas hidup penderita DM menjadi lebih baik. 6 Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Dwi Wahyu Ningtyas dkk (2013) yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara lama menderita diabetes melitus dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus tipe II (p = 0,048, OR 3,8). Penderita DM tipe II yang menderita penyakit 11 tahun memiliki risiko 4 kali lebih besar memperoleh kualitas hidup yang lebih rendah (tidak puas) daripada yang menderita 10 tahun. Tingkat kecemasan pada durasi penyakit yang panjang dapat berakibat terhadap penurunan kualitas hidup pasien DM tipe II Tidak adanya hubungan antara lamanya menderita DM tipe II dengan kualitas hidup penderita DM tipe II dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain peneliti kesulitan dalam menentukan onset pertama kali didiagnosis menderita penyakit DM tipe II pada subjek penelitian sehingga antara data yang diperoleh dengan kenyataan yang sebenarnya memiliki perbedaan. Sebagian besar pasien akan datang mencari pertolongan dari tenaga medis apabila penyakit mereka sudah berat atau sudah menimbulkan gejala yang terasa mengganggu, sehingga kemungkinan keterlambatan pemeriksaan diri ataupun penegakan diagnosis dapat menyebabkan data yang diperoleh kurang valid. Faktor usia juga menjadi faktor perancu dalam penelitian ini. Berdasarkan tabel 1, kelompok usia >50 tahun sebagian besar tergolong kelompok tidak berisiko mengalami penurunan kualitas hidup. Hal ini disebabkan karena individu yang dewasa mengekspresikan kesejahteraan yang lebih tinggi dari pada usia muda. Subyek penelitian yang berusia tua menemukan adanya kontribusi faktor usia terhadap kualitas hidup subjektif individu yang disebabkan karena individu masa usia Universitas 206 Nusa Cendana Universitas Nusa Cendana 206
6 tua sudah melewati masa untuk melakukan perubahan dalam hidupnya sehingga mereka cenderung mengevaluasi hidupnya dengan lebih positif dibandingkan saat masa mudanya. KESIMPULAN 1. Sebagian besar penderita DM tipe II termasuk dalam kelompok umur tahun 45,8%, berjenis kelamin perempuan 56,2%, memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi 83,3%, dan sosial ekonomi yang tinggi 30 0rang 62,5% serta telah mengalami komplikasi 75%. 2. Distribusi jumlah penderita DM tipe II menurut lamanya menderita DM yaitu kelompok tidak beresiko ( 10 tahun ) berjumlah 32 orang (66,7%), sedangkan kelompok berisiko (> 10 tahun) berjumlah 16 orang (33,3%). 3. Penderita DM tipe II baik kelompok berisiko maupun tidak berisiko sebagian besar memiliki kualitas hidup yang baik. 4. Tidak terdapat hubungan antara lamanya menderita DM tipe II dengan kualitas Hidup penderita DM tipe II. DAFTAR PUSTAKA 1. American Diabetes Association. Diabetes type Adikusuma W. Evaluasi Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul. 2013;3. 3. Organisation WH. Fact sheet p RI BPDKKK. Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS ; Masfufah VH. Pengetahuan, Kadar Glukosa Darah dan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Makassar. 2014;4. 6. Yusra A. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta. Universitas Indonesia; Utami DT. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus dengan Ulkus Diabetikum. 2014;5. 8. Ningtyas DW, Ningtyas DW, Prasetyowati I, Masyarakat FK, Jember U, Hidup K. Pasuruan ( Analyze Quality of Life in Patients With Type II Diabetes Mellitus at Public Hospital of. 2013;4. 9. RSU Prof Dr Wz Johanes (Kupang) - Informasi Rumah Sakit dan Dokter. 10. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto; Dahlan MS. langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. 2nd ed. Riefmanto, Hariyanto B, editors. Jakarta: Sagung Seto; p. 12. Dahlan MS. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. 5th ed. Suslia A, editor. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; p. Universitas Nusa Cendana 207
BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) tipe 2 yang dahulu dikenal dengan nama non insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan penyakit gangguan metabolik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang terjadi akibat kurangnya produksi insulin oleh pankreas atau keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) sering juga dikenal dengan nama kencing manis atau penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih merupakan kumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh
Lebih terperinciHubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014 1 Arbi Rahmatullah, 2 Ieva B. Akbar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu jenis penyakit menahun, yang angka kejadiannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data yang diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) tahun 2011 jumlah penyandang diabetes melitus di dunia 200 juta jiwa, Indonesia menempati urutan keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data statistik organisasi WHO tahun 2011 menyebutkan Indonesia menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak setelah Amerika Serikat, China, India.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang akan menimbulkan perubahan yang permanen pada kehidupan setiap individu (Stuart & Sundeen, 2005). Diabetes
Lebih terperinci*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK
PENGARUH EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENCEGAHAN KAKI DIABETIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Rina Al-Kahfi 1, Adriana Palimbo
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi penyebab kematian yang lebih umum bila dibandingkan dengan penyakit akibat infeksi di negara sedang berkembang. Oleh karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.
Lebih terperinciNidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan
Naskah Publikasi, November 008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe di RS PKU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang terjadi karena pankreas tidak dapat menghasilkan insulin atau penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan metode pendekatan cross sectional yaitu mengukur variabel bebas aktivitas olahraga dan variabel
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 menyatakan bahwa terdapat 3,2 juta penduduk dunia meninggal karena penyakit diabetes mellitus (DM) setiap tahunnya.
Lebih terperinciKEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2
KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 I Made Mertha I Made Widastra I Gusti Ayu Ketut Purnamawati Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar Email: mertha_69@yahoo.co.id Abstract
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan dengan Penyakit Gula karena memang jumlah atau konsentrasi glukosa atau gula di dalam darah melebihi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang lingkup penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang ilmu penyakit dalam. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan kerusakan metabolisme dengan ciri hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme karbohidrat, lemak serta protein yang
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H
HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 Suriani Ginting, Wiwik Dwi Arianti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan disebabkan oleh defisiensi absolut atau relatif dari sekresi
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep DIABETES MELITUS TIPE 2 KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL Indeks CPITN Kadar Gula Darah Oral Higiene Lama menderita diabetes melitus tipe 2 3.2 Hipotesis
Lebih terperinciPengetahuan dan Kepatuhan Kontrol Gula Darah Sebagai Pencegahan Ulkus Diabetikum
Pengetahuan dan Kepatuhan Kontrol Gula Darah Sebagai Pencegahan Ulkus Diabetikum Rusnoto 1*, Nur Chandiq 2, Winarto 1 Prodi D3 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus 2 Prodi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi bidang ilmu penyakit dalam B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO) 2014, bahwa Diabetes Melitus (DM) diperkirakan menjadi penyebab utama ke tujuh kematian di dunia pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health Organization [WHO], 2011). DM termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus merupakan penyakit kronik endokrin dengan jumlah penderita yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah penderita Diabetes Melitus (DM)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan gaya hidup berdampak terhadap perubahan pola penyakit yang terjadi di masyarakat. Masalah kesehatan yang berhubungan dengan gaya hidup dan merupakan masalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus atau kencing manis salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan suatu gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang ditandai adanya hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa dalam darah
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015
ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Diabetes melitus tipe 2 didefinisikan sebagai sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. II di berbagai penjuru dunia dan menurut WHO (World Health atau sekitar 2,38%. Menurut data Non-Communicable pada MDGs
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinik termasuk heterogen diakibatkan karena hilangnya toleransi karbohidrat (Price, 2006). Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan kesehatan yang merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah (glukosa) akibat kekurangan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF) tahun 2013, didapatkan
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DM TIPE II DI RSU PANCARAN KASIH Junita C. Timisela*, Budi T. Ratag*, Angela F.C.
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DM TIPE II DI RSU PANCARAN KASIH Junita C. Timisela*, Budi T. Ratag*, Angela F.C. Kalesaran* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan pengetahuan keluarga yang baik dapat menurunkan angka prevalensi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat diharapkan mengetahui risiko dan pencegahan dari penyakit DM, pengetahuan keluarga tentang risiko DM yang baik contohnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM). Diabetic foot adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat dalam yang berhubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeratif yang menjadi perhatian utama dalam kesehatan secara global. Secara umum DM merupakan salah satu penyumbang beban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang paling banyak dialami oleh penduduk di dunia. DM ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah
Lebih terperinciBAB II. METODE PENELITIAN
BAB II. METODE PENELITIAN A. Kategori dan rancangan penelitian Berdasarkan tujuan dan fungsinya, penelitian ini diklasifikasikan dalam penelitian cross sectional dan dianalisis secara analitik. B. Populasi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerang penduduk di dunia. Saat ini prevalensi DM di dunia diperkirakan
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO, 2015) Diabetes Melitus (DM) merupakan gangguan metabolik kronik akibat kerusakan pankreas yang banyak menyerang penduduk di
Lebih terperinciDIABETES MELITUS (TIPE 2) PADA USIA PRODUKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI RSUD Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI)
DIABETES MELITUS (TIPE 2) PADA USIA PRODUKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI RSUD Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI) Dyah Surya Kusumawati (Prodi S1 Keperawatan) Stikes Bhakti
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN
BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian jenis non-eksperimental dimana pengambilan data dilakukan dengan pendekatan cross sectional dan dianalisa secara analitik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat. Menurut hasil laporan dari International Diabetes Federation (IDF),
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes Mellitus (DM) merupakan permasalahan yang besar di masyarakat. Menurut hasil laporan dari International Diabetes Federation (IDF), Negara Asia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu contoh sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan optimal bagi masyarakat.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
Lebih terperinciKata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT TK. III. R. W. MONGISIDI MANADO TAHUN 2017 Rianty Rahalus*, Afnal Asrifuddin*, Wulan P.J Kaunang* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSIDENSI DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAYANG DAN LEDOKOMBO
KARAKTERISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSIDENSI DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAYANG DAN LEDOKOMBO Disampaikan Pada Pertemuan Ilmiah Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Jember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik adanya peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang terjadi karena kelainan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kenaikan jumlah lansia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dijalankan pemerintah saat ini mempengaruhi kualitas kesehatan dan sosial ekonomi. Hal ini berdampak pada meningkatnya angka harapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang disebabkan karena keadaan hiperglikemia (kadar gula dalam darah meningkat). Penyakit ini sendiri sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit diabetes melitus merupakan suatu kelompok kelainan metabolik dengan ciri-ciri adanya hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
Lebih terperinciPENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA
PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA Dedy Arif Abdillah 1), Happy Indri Hapsari 2), Sunardi 3) 1) Mahasiswa SI
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu bedah digestif, ilmu bedah onkologi, dan ilmu gizi 4.2 Tempat dan waktu Lokasi penelitian ini adalah ruang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit infeksi (communicable disease) yang sempat mendominasi di negara-negara sedang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah pengidap diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan. membengkak menjadi 300 juta orang (Suyono, 2014).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus dan komplikasinya telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan, kematian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PASIEN DM DENGAN KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET KHUSUS DI RS STELLA MARIS MAKASSAR
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PASIEN DM DENGAN KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET KHUSUS DI RS STELLA MARIS MAKASSAR Ratna Daud 1, Afrida 2 1 STIKES Nani Hasanuddin 2 STIKES Nani Hasanuddin ABSTRAK Diabetes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai masyarakat dunia berkomitmen untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit Diabetes Melitus yang dapat disingkat dengan DM.Menurut American Diabetes
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan yang dihadapi Indonesia saat ini dipengaruhi oleh pola hidup, pola makan, faktor lingkungan kerja, olahraga, dan faktor stress. Perubahan gaya hidup
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit yang berbahaya yang kerap disebut sebagai silent killer selain penyakit jantung, yang merupakan salah satu masalah
Lebih terperinciTedy Candra Lesmana. Susi Damayanti
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG Diabetes mellitus DAN DETEKSI DINI DENGAN MINAT DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI DESA DRONO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN 1 Tedy Candra Lesmana 2 Susi Damayanti 1,2 Dosen
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015
HUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015 I Putu Angga Pradana Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 10 oktober- 12 november 2012. Data merupakan data sekunder yang diambil dari rekam medis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional study yang merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan keluarga. Data dari studi global menunjukkan bahwa jumlah pasien DM pada tahun 2015 telah mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (2014) menyebutkan bahwa populasi lanjut usia (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga 2050 yaitu 11%
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab timbulnya penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan epidemiologi kesehatan pada umumnya berfokus dalam menangani masalah penyakit menular. Hal ini dapat dilihat dari sejarah ilmu epidemiologi itu sendiri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan sehingga dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis, yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian Ilmu Penyakit Dalam.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di RSUP Dr. Kariadi, Semarang. Pengambilan
Lebih terperinciHUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA
HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan Oleh: NAMA :Twenty
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan yang besar. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita Diabetes Melitus jika ini dibiarkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan
34 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan desain retrocpective cross sectional. Penelitian retrospektif adalah pengumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes Melitus (DM) adalah sindrom kelainan metabolik dengan tanda terjadinya hiperglikemi yang disebabkan karena kelainan dari kerja insulin, sekresi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. i ii iii iv v vi. viii. x x xi xii xiii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL. DAFTAR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSIDENSI DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAYANG DAN LEDOKOMBO
KARAKTERISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSIDENSI DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAYANG DAN LEDOKOMBO Disampaikan Pada Pertemuan Ilmiah Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Jember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA
Jurnal ISSN Farmasetis : Cetak 2252-9721 Volume 2 No 1, Hal 13-18, Mei 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Itsna Diah Kusumaningrum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kelompok kelainan metabolik dengan ciri hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi hormon insulin, kerja insulin atau kedua-duanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) dimasukkan sebagai salah satu target SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu mengurangi sepertiga angka kematian dini dari Penyakit
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan observasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) telah menjadi masalah kesehatan dunia dimana morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun negara berkembang.
Lebih terperinciTruly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak
EVALUASI KESESUAIAN DOSIS DAN KESESUAIAN PEMILIHAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terjadi di seluruh dunia dan terus menerus mengalami peningkatan yang signifikan.menurut Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik yang prevalensinya sangat tinggi di dunia selama lebih dari dua dekade (Singh, et al., 2012). Angka kejadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi dunia sekarang ini banyak ditemukan penyakit yang disebabkan karena pola hidup dibandingkan dengan penyakit infeksi.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat maka pola penyakit pun mengalami perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi
Lebih terperinci