RESILIENSI MASYARAKAT PASCA BENCANA BANJIR RESILIENCY OF LOCAL SOCIETY AFTER FLOOD DISASTER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RESILIENSI MASYARAKAT PASCA BENCANA BANJIR RESILIENCY OF LOCAL SOCIETY AFTER FLOOD DISASTER"

Transkripsi

1 RESILIENSI MASYARAKAT PASCA BENCANA BANJIR RESILIENCY OF LOCAL SOCIETY AFTER FLOOD DISASTER Raudhatun Nufus ; Cut Husna Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Bagian Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh raudhatun_nufus@yahoo.com; husna_psik_usk@yahoo.com ABSTRAK Aceh sangat rawan terjadi bencana alam, khususnya bencana banjir. Bencana banjir beresiko tinggi mengancam keselamatan jiwa serta merusak infrastruktur yang ada dan juga berdampak buruk terhadap fisik maupun psikologis seseorang, sehingga membutuhkan kemampuan resiliensi. Tujuan penelitian ini menggambarkan resiliensi masyarakat pasca bencana banjir di Gampong Buga Kecamatan Seulimeum, Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling sebanyak 57 orang. Alat pengumpulan data berupa kuesioner terdiri dari 40 item pernyataan menggunakan skala Likert. Hasil penelitian mengenai gambaran resiliensi berada pada kategori baik sebesar 8 orang (75,%). Sedangkan untuk subvariabel aspek regulasi emosi berada pada kategori baik sebesar 95 orang (60,5%), aspek pengendalian impuls berada pada kategori baik sebanyak 0 orang (64,3%), aspek optimisme berada pada kategori baik sejumlah 06 orang (67,5%), aspek empati berada pada kategori baik sebanyak 0 orang (65%), aspek causal analysis berada pada kategori baik sebesar 85 (54,%), aspek efikasi diri berada pada kategori baik sebesar 9 orang (58,6%), aspek reaching out berada pada kategori baik sebesar 0 orang (65%). Hasil penelitian disarankan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar dapat memberikan kegiatan atau pelatihan terkait penanganan banjir agar masyarakat dapat mempertahankan dan menyesuaikan diri terhadap masalah yang dihadapi. Kata kunci: Resiliensi, masyarakat, bencana banjir ABSTRACT Aceh is one of the provinces that are very vulnerable to natural disasters, especially flood disaster. Besides giving massive destruction to infrastructure and causing casualties, flood will also affect someone s psychology, a victim should have an ability of resiliency. The objective of this study was to figure out the description of resiliency of local community in post-disaster period of flood that struck Gampong Buga, Seulimum Sub-district, Great Aceh Regency. This was a descriptive study, the sampling technique used was total sampling which covered 57 people. Questionnaire which consists of 40 question items with Likert scale was chosen the instrument of data collection process. The results showed that 8 people (75.%) of population was in good category. In terms of its sub-variable aspects, 95 respondents (60.5%) had good regulation aspect, 0 respondents (64.5%) were in good category of impulse control, and 06 respondents (67.5%) were in good optimism. Moreover, 0 respondents (65%) empathy were in good category of empathy aspect, and 85 (54.%) of them were in good category in terms of causal analysis, and finally 9 of respondents had good self-efficacy. Finally, 0 (65%) respondents were in good category for reaching out aspect. Based on these findings, it was suggested that BadanPenanggulanganBencana Daerah (Regional Disaster Management Agency), abbreviated as BPBD, of Great Aceh hold events or training to handle natural disaster like flood so that people can do some preventive efforts and adapt with the problems that will probably be faced after the disaster. Keywords : Resiliency, flood disaster, society

2 PENDAHULUAN Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri oleh sungai. Secara sederhana banjir dapat didefinisikan sebagai genangan air di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan tanah di kawasan tersebut. Secara umum terjadinya banjir diakibatkan oleh faktor cuaca, curah hujan dengan intensitas yang tinggi yang terjadi pada waktu relatif lama. Limpahan air hujan tersebut tidak dapat ditampung/diserap oleh tanah dan sistem drainase yang ada baik itu yang alami seperti sungai maupun buatan seperti saluran air (Dodon, 03, p.8). Disamping itu faktor ulah manusia juga berperan penting seperti penggunaan lahan yang tidak tepat (pemukiman di daerah bantaran sungai, di daerah resapan, penggundulan hutan, Tata Ruang Pembangunan Daerah dan sebagainya), pembuangan sampah ke dalam sungai, pembangunan pemukiman di daerah dataran banjir dan sebagainya (Price, 008 dalam Dodon, 03, p.8). Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis memiliki intensitas hujan yang sangat tinggi. Bencana banjir hampir tiap tahun melanda Indonesia. Sejak tahun 95 s/d 05, intensitas banjir terus meningkat. Kejadian banjir yang paling banyak terjadi pada tahun 00 dengan 900 kejadian bencana banjir. Badan Penanggulangan Bencana juga mengungkapkan, total korban meninggal sebanyak 54 jiwa dan,5 juta jiwa terpaksa mengungsi (BNPB, 06). Provinsi Aceh merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang rawan bencana banjir, tercatat mulai Agustus-Oktober 06, terdapat empat Kabupaten yang terendam banjir yaitu Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Jaya, dan Kabupaten Aceh Barat. Jumlah populasi terkena banjir tersebut mencapai 0.66 kepala keluarga, terdiri jiwa yang tersebar di empat Kabupaten tersebut (BPBA, 06). Data dari beberapa daerah di Provinsi Aceh yang khususnya berada di kabupaten Aceh besar, Gampong Buga merupakan salah satu gampong yang kerap kali mengalami bencana banjir disetiap tahunnya. Masyarakat Gampong Buga telah mengalami beberapa kali banjir besar seperti di tahun 04, 03, 04, 05, 06, yang hingga saat ini banjir masih terus mengancam desa mereka dan kedatangannya tidak bisa diprediksi. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa, Gampong Buga terletak pada wilayah datar pesisir barat Aceh Besar, Gampong ini terdiri dari pemandangan persawahan penduduk serta dikelilingi oleh aliran sungai Krueng Agam dan Gunung Seulawah dengan luas wilayah 07,3 hektar. Penduduk gampong Buga berjumlah 575 jiwa, 57 Kepala Keluarga (KK). Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah petani, buruh, wiraswasta. Kerugian yang dialami oleh warga Gampong Buga pada banjir tahun 06, sekitar 0 unit rumah warga terendam, hewan ternak milik mereka banyak yang mati, dan juga persawah serta kebun warga terendam oleh banjir sehingga banyak mengalami kerugian. Bencana banjir telah memberikan dampak yang signifikan secara fisik, psikologis maupun sosial. Adapun dampak fisik yang ditimbulkan adalah terjadinya berbagai penyakit, seperti diare, demam berdarah, infeksi saluran pernafasan akut, dan penyakit kulit lainnya. Dampak psikologis seperti kehilangan harta benda, kehilangan orang yang dicintai, kehilangan mata pencaharian dan juga membuat korban terganggu jiwanya. Dampak dari aspek sosial pada korban bencana banjir juga menimbulkan konflik antar penduduk, misalnya sebagian penduduk berpikir bahwa penyebab banjir yang melanda akibat oleh rusaknya hutan karena penebangan liar oleh pengusaha kayu (Rosyidie, 03, p.46). Mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan akibat bencana banjir, mengakibatkan trauma kepada korban bencana. Goncangan batin yang dirasakan seyoggyanya dihilangkan dengan segera. Upaya untuk bangkit dari kondisi mental

3 yang tidak menguntungkan atau goncangan psikologis yang menuju kepada kondisi semula diperlukan kemampuan yang dikenal dengan resiliensi. Resiliensi adalah kemampuan sistem atau komunitas yang terkena bencana untuk mengorganisasi, belajar dan beradaptasi (Taufik, 04, p.74). Menurut Ong, Bergeman, Bisconti dan Wallace (dalam Rinaldi, 00, p.00) mendefinisikan resiliensi adalah keberhasilan menyesuaikan diri terhadap tekanan yang terjadi. Penyesuaian diri adalah membangun daya tahan dan mempertahankan batas antara tingkat emosi positif dan negatif yang menggambarkan kekuatan yang mendasari individu dalam kelenturan menyesuaikan diri untuk pulih dengan cepat dari stressor lingkungan. Konsep resiliensi dalam menajemen bencana telah ada dalam litelatur sejak 980- an tetapi menjadi sesuatu yang sangat popular dalam sepuluh tahun terakhir. Menurut Reivich dan Shatte (00, p.73), resiliensi memiliki tujuh aspek, yaitu: regulasi emosi, pengendalian impuls, optimisme, empati, causal analysis (analisis penyebab masalah), efikasi diri, dan reaching out (pencapaian). Pada dasarnya setiap individu memiliki semua aspek resiliensi, namun yang membedakan satu individu dengan yang lainnya adalah bagaimana individu tersebut mempergunakan dan memaksimalkan aspek-aspek dalam dirinya. Sehingga menjadi sebuah kemampuan yang membantu individu untuk bertahan menghadapi kesulitan atau krisis yang dialami dalam masa pemulihan dan dapat memberikan kemampuan untuk bangkit lebih baik dari sebelumnya. Berdasarkan uraian diatas, tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran resiliensi serta aspek-aspek resiliensi : regulasi emosi, pengendalian impuls, optimisme, empati, causal analysis, efikasi diri, dan reaching out. METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional study yang dilaksanakan pada tanggal 4 s/d 0 Mei 07 di Gampong Buga Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar pada 57 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk skala Likert yang terdiri dari 40 pernyataan. Data diolah dengan langkah-langkah: editing, coding, transfering, dan tabulating. Penelitian dilakukan setelah mendapatkan surat lulus uji etik dari Komite Etik Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala yang bertujuan untuk melindungi dan menjamin kerahasiaan responden. Peneliti dalam penelitian ini menekankan beberapa etika yaitu: respect for human dignity, respect for privacy and confidentiality, respect for justice an inclusiveness, dan balancing harms and benefits. Analisa data terdiri dari analisa univariat menggunakan sistem komputerisasi untuk mengetahui kategori dalam setiap variabel menggunakan rumus cut off point (Tam & Tummala, 00). HASIL Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 57 responden, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel. Karakteristik responden No Kategori f % Usia Dewasa Awal Dewasa Akhir Lansia Awal Lansia Akhir Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 3 Pendidikan Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah Pendidikan Tinggi ,5 36,9 36,9,7 89,8 0, 66,,7, 3

4 No Kategori f % 4 Pekerjaan Petani Wiraswasta PNS Nelayan , 4,0 0,8,5 Ibu Rumah 4,5 Tangga (IRT) 5 Agama Islam Sumber: Data Primer (diolah, 07) Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa usia responden terbanyak pada penelitian ini adalah dewasa akhir dan lansia awal yaitu 58 orang (36,9 %), dengan rata-rata jenis kelamin laki-laki yaitu 4 orang (89,8%), dan pendidikan mayoritas adalah Pendidikan Dasar yaitu sebanyak 04 orang (66,%), sedangkan berdasarkan pekerjaan yang terbanyak adalah petani yaitu 0 orang (70,%) dan agama masyarakat Gampong Buga 00% Islam. Tabel. Kemampuan resiliensi No Resiliensi f % Tidak , 4,8 Total Sumber: Data Primer (diolah, 07) Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan resiliensi masyarakat pasca bencana banjir berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 8 orang (75, %). Tabel 3. Kemampuan regulasi emosi No Regulasi f % Emosi Tidak ,5 39,5 Total Sumber: Data Primer (diolah Tahun 07) Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan regulasi emosi masyarakat pasca bencana banjir berada pada kategori baik yaitu sebanyak 95 orang (60,5%). Tabel 4. Kemampuan pengendalian impuls No Pengendalian f % Impuls Tidak ,3 35,7 Total Sumber: Data Primer (diolah, 07) Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan pengendalian impuls masyarakat pasca bencana banjir berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 0 orang (64,3%). Tabel 5. Kemampuan optimisme No Optimisme f % Tidak ,5 3,5 Total Sumber: Data Primer (diolah, 07) Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa kemampuan optimisme masyarakat pasca bencana banjir berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 06 orang (67,5%). Tabel 6. Kemampuan empati No Empati f % Tidak Total Sumber: Data Primer (diolah, 07) Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan empati masyarakat pasca bencana banjir berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 0 orang (65 %). Tabel 7. Kemampuan causal analysis No Causal Analysis f % Tidak , 45,9 Total Sumber: Data Primer (diolah, 07) Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa kemampuan causal analysis masyarakat pasca bencana banjir 4

5 berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 85 orang (54,%). Tabel 8. Kemampuan efikasi diri No Efikasi Diri f % Tidak ,6 4,4 Total Sumber: Data Primer (diolah, 07) Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa kemampuan efikasi diri masyarakat pasca bencana banjir berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 9 orang (58,6%). Tabel 9. Kemampuan reaching out No Reaching out f % Tidak Total Sumber: Data Primer (diolah, 07) Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa kemampuan reaching out (pencapaian) masyarakat pasca bencana banjir berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 0 orang (65%). PEMBAHASAN Kemampuan resiliensi masyarakat pasca bencana banjir Berdasarkan hasil penelitian diatas mengenai gambaran kemampuan resiliensi masyarakat Gampong Buga Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar, seperti pada tabel menunjukkan bahwa dari 57 responden, terdapat 8 orang (75.%) memiliki kemampuan resiliensi yang baik. Resiliensi adalah kapasitas untuk merespon secara sehat dan produktif ketika menghadapi kesulitan atau trauma, dimana hal itu penting untuk mengelola tekanan hidup sehari-hari (Reivich dan Shatte, 00, p.7). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rinaldi (00), terdapat perbedaan resiliensi antara wanita dan laki-laki. Menurut pendapat Einsenberg, dalam Rinaldi (04), resiliensi yang tinggi pada laki-laki mampu beradaptasi dengan berbagai macam kondisi untuk mengubah keadaan dalam memecahkan masalah. Sedangkan resiliensi pada wanita, tidak mampu untuk bereaksi terhadap perubahan keadaan, cenderung keras hati atau menjadi kacau ketika menghadapi perubahan dan tekanan serta sulit untuk menyesuaikan kembali setelah mengalami pengalaman traumatik. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan di Gampong Buga yang sebahagian besar responden terdapat 4 orang laki-laki. Mereka memiliki kemampuan resiliensi yang baik, dimana laki-laki mampu dengan cepat beradaptasi dengan segala permasalahan dan lebih rasional dalam memandang sesuatu hal. Masyarakat yang memiliki kemampuan resiliensi yang baik, ketika mereka mampu mencegah atau merespon terjadinya kesulitan pasca bencana banjir. Hal yang membuat resiliensi masyarakat baik dikarenakan oleh pengalaman dan pengetahuan mereka dalam menghadapi bencana banjir, dimana mereka berpikir bahwa bencana banjir bukan karena kelalaian manusia, tetapi juga atas kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Selain itu, masyarakat juga berpikir untuk tidak menyesali apa yang terjadi dan berusaha untuk membuat hidup lebih baik kedepannya. Sebagian besar usia responden masyarakat Gampong Buga berada pada kategori dewasa akhir (36-45 tahun) dan lansia awal (46-55 tahun) dengan presentase 36,9%, dimana dengan bertambahnya usia seseorang maka bertambah pula pengalaman hidup, sehingga resiliensi seseorang semakin baik. Kemampuan regulasi emosi masyarakat pasca bencana banjir Berdasarkan tabel 3 tentang gambaran kemampuan regulasi emosi masyarakat pasca bencana banjir di Gampong Buga menunjukkan bahwa dari 57 responden, terdapat 95 orang (60,5%) memiliki kemampuan regulasi emosi yang baik. Regulasi emosi adalah kemampuan 5

6 untuk tetap tenang di bawah kondisi yang menekan. Individu yang resilien, memiliki kemampuan untuk mengontrol emosi dan tingkah laku dalam menghadapi masalah. Individu yang memiliki kesulitan dalam regulasi emosi, maka akan sulit dalam berhubungan dengan orang lain (Jackson & Watkin, 004,p.5). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mentari, Titi, dan Sefianmi (04), kemampuan regulasi emosi pada kepala keluarga yang menjadi korban banjir di dayeuhkolot, tergolong di bawah rata-rata dengan persentase 85,84% atau 97 kepala keluarga dari 3. Mereka belum mampu dalam mengontrol emosi dan cenderung terjebak dalam kemarahan, kesedihan mereka. Hasil penelitian yang dilakukan di Gampong Buga, dapat dijelaskan bahwa sebagian besar masyarakat pasca bencana banjir, memiliki kemampuan regulasi emosi yang baik. Hal ini dipengaruhi oleh usia, dimana dengan bertambahnya usia seseorang maka akan membuat emosinya semakin terkontrol. Kemudian regulasi emosi juga dipengaruhi oleh religiusitas, dimana setiap agama mengajarkan seseorang untuk dapat mengontrol emosinya. Hal ini juga didukung oleh jawaban responden yang menjawab selalu pada pernyataan saya mampu menghindari dari dampak buruk emosi yang berlebihan didapatkan 45,%. Sebagian besar masyarakat Gampong Buga mampu untuk mengelola emosi dengan baik terhadap bencana banjir. Jadi, pengelolaan emosi tersebut menyangkut bagaimana seseorang bisa memahami perasaan orang lain, dan mampu untuk mengatur emosi diri sendiri sehingga bisa menempatkan diri pada posisi yang benar. Kemampuan pengendalian impuls masyarakat pasca bencana banjir Hasil penelitian mengenai kemampuan pengendalian impuls masyarakat pasca bencana banjir di Gampong Buga dijelaskan dalam tabel 4 bahwa dari 57 responden, terdapat 0 orang (64,3%) memiliki kemampuan pengendalian impuls yang baik. pengendalian impuls adalah kemampuan individu untuk mengendalikan keinginan, dorongan, serta tekanan yang muncul dari dalam diri. Individu yang memiliki kemampuan pengendalian impuls yang rendah, cepat mengalami perubahan emosi yang pada akhirnya tidak bisa untuk mengendalikan pikiran dan perilakunya sehingga akan menampilkan perilaku yang mudah marah, kehilangan kesabaran, berlaku impulsif dan agresif. Perilaku yang ditampakkan ini akan membuat orang di sekitarnya merasa kurang nyaman sehingga berakibat pada buruknya hubungan sosial dengan orang lain (Reivich & Shatte, dalam Taufiq, 04). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Taufiq, Susanty, dan Nurlina (04), kemampuan pengendalian impuls pada anak korban banjir tergolong baik dengan persentase 90,3%. Mereka memiliki kemampuan dalam mengendalikan keinginan yang tidak baik, dan mampu menjaga hubungan sosial yang baik. Penelitian yang dilakukan di Gampong Buga, masyarakat tergolong mampu dalam mengesampingkan segala macam hambatan yang muncul setelah terjadinya bencana banjir sehingga tetap dapat mengerjakan aktivitasnya. Disamping itu, masyarakat juga berulang kali berpikir sebelum melakukan atau menunjukkan sesuatu yang yang tidak baik kepada orang lain. Pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa usia responden masyarakat Gampong Buga sebagian besar berada dalam kategori dewasa akhir (36-45 tahun) dan lansia awal (46-55 tahun) dengan presentase masing-masing 36,9%, dimana dengan bertambahnya usia seseorang maka bertambah pula pengalaman hidup, sehingga kontrol diri seseorang menjadi semakin baik. Faktor lainnya juga dipengaruhi oleh tuntutan pekerjaan, dimana menjadi kepala keluarga dituntut harus tetap fokus dalam pekerjaan. Tuntutan ini yang membuat masyarakat harus mampu mengontrol diri akibat tekanan dari kondisi 6

7 banjir yang dihadapi agar tidak kehilangan sumber mata pencahariannya. Kemampuan pengendalian impuls yang baik terkait dengan budaya orang Aceh yang lebih cenderung memiliki nilai untuk tidak menampilkan impulsifitas karena dinilai kurang baik dan tidak sopan di masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang mayoritasnya menjawab selalu pada pernyataan saya dapat mengendalikan diri untuk tidak mengeluh setelah bencana banjir sebanyak 4,5%. Selain itu, masyarakat juga menjawab selalu pada pernyataan saya lebih sabar ketika mengalami kehilangan setelah bencana banjir sebanyak 35%. kemampuan optimisme masyarakat pasca bencana banjir Hasil penelitian mengenai gambaran kemampuan optimisme masyarakat pasca bencana banjir di Gampong Buga, seperti yang ditunjukkan pada tabel 5, menunjukkan bahwa dari 57 responden, terdapat 06 orang (67,5%) memiliki kemampuan optimisme yang baik. Optimisme adalah kemampuan individu untuk tetap dapat melihat bahwa masa depan cemerlang. Individu yang resilien dapat mengubah suatu hal menjadi lebih baik, dapat mengatur arah dan tujuan hidup secara realistis serta mampu untuk mengatasi tantangan yang terjadi dimasa depan (Reivich & Shatte, 00 dalam Taufiq, 04, p.76). Smith (03, p.) mengatakan orang yang optimis tidak menyangkal bahwa mereka memiliki masalah atau menghindari berita buruk, sebaliknya mereka memandang masalah dan berita buruk sebagai kesulitan yang dapat mereka atasi. Hasil penelitian Sethi dan Seligman (dalam Chusniyah dan Pitaloka, 0, p.79) optimisme juga dipengaruhi pada konteks agama. Semakin kuat keyakinan agama maka semakin kuat tingkat optimisme. Hasil penelitian yang dilakukan di Gampng Buga mendukung penelitian diatas, dimana pengaruh agama terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari sangat besar, khususnya masyarakat Gampong Buga yang menganut 00% agama Islam. Optimisme akan menyebabkan masyarakat mempunyai kepercayaan pada diri sendiri yang kuat sebagai modal utama dalam mencapai keinginan dimasa depan, dan kondisi pesimis menurut keyakinan agama berarti keraguan akan rahmat Tuhan dan itu merupakan hal yang dilarang di dalam agama. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Gampong Buga telah memiliki keyakinan yang cukup tinggi dalam menghadapi banjir di lingkungannya. Masyarakat mampu menemukan jalan keluar dari setiap permasalahan yang dialami setelah bencana banjir. Masyarakat sangat yakin semua yang sedang dihadapi kedepannya akan berjalan baik. Hal ini dibuktikan dari hasil jawaban responden yang menjawab selalu untuk pernyataan saya yakin kedepan hidup saya lebih baik setelah bencana banjir sebanyak 46,5%. Saya harus punya harapan menata masa depan setelah bencana terjadi yang menjawab selalu sebanyak 4%. Kemampuan empati masyarakat pasca bencana banjir Hasil penelitian di atas mengenai gambaran kemampuan empati masyarakat pasca bencana banjir di Gampong Buga Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar, seperti yang ditunjukkan pada tabel 6, menunjukkan bahwa dari 57 responden, terdapat 0 orang (65%) memiliki kemampuan empati yang baik. Empati adalah kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain, tanpa ikut terbawa emosi. Ketidakmampuan berempati berpotensi menimbulkan kesulitan dalam hubungan sosial (Reivich dan Shatte, dalam Taufiq, 04, p.77). Jackson dan Watkin (004, p.5) juga mengungkapkan seseorang yang memiliki rasa empati dapat membaca isyarat nonverbal orang lain untuk membantu hubungan yang lebih baik dengan orang lain. 7

8 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Satria (04, p.5) menunjukkan semakin tinggi empati maka semakin tinggi pula perilaku menolong pada seseorang terhadap orang lain. Hasil dari pengolahan data, terlihat bahwa sebagian besar masyarakat Gampong Buga yang diwakili oleh 0 orang memiliki kemampuan empati yang baik. ini menunjukkan bahwa masyarakat yang menjadi korban banjir mampu memprediksikan atau membaca tanda-tanda apa yang sedang dirasakan oleh orang lain dengan melihat ekspresi dan gerak tubuh orang-orang disekelilingnya. Masyarakat juga mampu untuk terlibat lebih dalam pada perasaan seseorang. Hal ini didukung oleh jawaban responden yang menjawab selalu terhadap pernyataan saya ikut prihatin terhadap saudara saya yang kehilangan harta benda/ mata pencaharian sebanyak 43,9% dan responden menjawab Selalu pada pernyataan saya bisa menolong saudara saya yang membutuhkan sebanyak 4,7%. Sebagian besar masyarakat gampong Buga mata pencahariannya adalah sebagai petani, dimana rasa solidaritas antar masyarakat sangat tinggi. Ketika bencana banjir, sawahan dan kebun banyak mengalami kerugian, masyarakat mempunya rasa empati yang sangat tinggi sehingga menjadi pengaruh psikologis pada diri seseorang untuk membantu orang lain dalam kesulitan. Kemampuan masyarakat Gampong Buga untuk berempati merupakan bagian penting dari perkembangan sosial, sehingga mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memiliki hubungan sosial dengan orang lain. Kemampuan causal analysis (analisis penyebab masalah) masyarakat pasca bencana banjir Hasil penelitian di atas mengenai gambaran kemampuan causal analysis masyarakat pasca bencana banjir di Gampong Buga Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar, seperti yang ditunjukkan pada tabel 7, menunjukkan bahwa dari 57 responden, terdapat 85 orang (54,%) memiliki kemampuan causal analysis yang baik. Kemampuan causal analysis adalah kemampuan individu untuk mengidentifikasi secara akurat penyebab dari permasalahan yang mereka hadapi. Penelitian yang dilakukan oleh Taufiq (04) terkait kausal analisis pada anak pasca bencana banjir tergolong mampu, mereka memiliki kemampuan yang cukup baik dalam mengidentifikasi permasalahan yang sedang hadapi. Penelitian yang dilakukan di Gampong Buga menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kemampuan dalam mencari penyebab masalah yang mereka hadapi yang ditimbulkan dari bencana banjir. Maereka mampu dalam melihat dan mengidentifikasi segala dari permasalahan yang ada sehingga masyarakat tidak akan terus menerus berbuat kesalahan yang sama dalam hal terjadinya bencana banjir, didukung oleh jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 43,9% untuk pernyataan saya mampu melihat apa yang menjadi penyebab masalah dari bencana banjir dan juga menjawab selalu untuk pernyataan saya mempunyai strategi dalam menyelesaikan masalah sebanyak 4%. Hal yang membuat masyarakat tetap bertahan di Gampong Buga dikarenakan tuntutan ekonomi, dimana sumber mata pencaharian masyarakat berasal dari bertani dan berkebun yang terletak di Gampong tersebut. Kemampuan efikasi diri masyarakat pasca bencana banjir Hasil penelitian di atas mengenai gambaran kemampuan efikasi diri masyarakat pasca banjir di Gampong Buga Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar, seperti yang ditunjukkan pada tabel 8, menunjukkan bahwa dari 57 responden, terdapat 9 orang (58,6%) memiliki kemampuan efikasi diri yang baik. Efikasi diri adalah hasil dari pemecahan masalah yang berhasil. Efikasi diri merepresentasikan sebuah keyakinan bahwa kita mampu 8

9 memecahkan masalah yang kita alami dan mencapai kesuksesan (Jackson & Watkin, 004, p.5). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Taufiq, Susanty, dan Nurlina (04), efikasi diri pada anak korban banjir tergolong rendah, mereka tidak mampu dalam memecahkan masalah akibat bencana banjir. Hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Gampong Buga memiliki kemampuan efikasi diri berada kategori baik, hal ini menandakan bahwa masyarakat yakin untuk mampu memecahkan masalah yang dialami dan tidak menyerah dalam mencari penyelesaianya. Dalam menghadapi setiap kesulitan, ada keyakinan akan potensi diri dalam menghadapi masalah. Hasil ini didukung oleh jawaban responden yang menyatakan saya berusaha bertahan untuk menghadapi masalah yang saya hadapi yang menjawab selalu sebanyak 59 orang (37,6%) dan pernyataan saya yakin mampu menyelesaikan masalah yang saya hadapi yang menjawab selalu sebanyak 67 orang (4,7%). Berdasarkan teori dan hasil penelitain di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat Gampong Buga mempunyai kemampuan efikasi diri yang baik, hal ini menandakan bahwa masyarakat merasa yakin dan mampu memecahkan masalah yang dialami dan kembali meraih kesuksesan. Kemampuan reaching out (pencapaian) masyarakat pasca bencana banjir Hasil penelitian di atas mengenai gambaran kemampuan resiliensi masyarakat pasca bencana banjir tentang faktor reaching out di Gampong Buga Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar, seperti yang ditunjukkan pada tabel 9 menunjukkan bahwa dari 57 responden, terdapat 0 orang (65%) memiliki kemampuan pencapaian yang baik. Reaching out (pencapaian) adalah kemampuan individu meraih aspek positif atau mengambil hikmah dari kehidupan sebuah kemalangan yang menimpa (Reivich & Shatte, 00, p.46). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Taufiq, Susanty, S, Nurina (04), reaching out yang dimiliki oleh anak pasca banjir d Dayeuhkolot, berada pada kategori rendah, mereka memandang banjir akan terus melanda pemukiman yang mereka tinggali, karena banjir selalu terjadi. Penelitian yang dilakukan di Gampong Buga menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kemampuan reaching out yang baik. ini menunjukkan bahwa masyarakat mampu melihat hal positif dari permasalahan yang mereka hadapi sehingga mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar, suka mencoba hal-hal yang baru. Masyarakat Gampong Buga memiliki kemampuan reaching out untuk bisa bangkit dan menyesuaikan diri dari segala permasalahan akibat bencana banjir sehingga menjadi sebuah tuntutan bagi masyarakat untuk bisa menjalankan hidup lebih baik kedepannya. Hal ini juga didukung oleh jawaban responden yang lebih memilih selalu terhadap pernyataan saya mampu mengambil hikmah dari kejadian yang saya alami sebanyak 4,7 %. Hal ini menandakan bahwa masyarakat Gampong Buga memiliki kemampuan reaching out yang baik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan resiliensi masyarakat pasca bencana banjir di gampong Buga kecamatan Seulimuem Aceh Besar berada pada kategori baik. Hasil penelitian disarankan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar dapat memberikan kegiatan atau pelatihan terkait penanganan banjir agar masyarakat dapat mempertahankan dan menyesuaikan diri terhadap masalah yang dihadapi. REFERENSI Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (06). Angka kejadian banjir 9

10 Indonesia tahun (Diakses pada tanggal 0 November 06) Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BNPB). (06). Angka Kejadian Banjir Provinsi Aceh Tahun (Diakses pada tanggal 0 November 06) barat. Wacana jurnal psikologi. Universitas Jenderal Achmad Yani. Bandung Tam, M.C.Y., & Tummala, V.M.R. (00). An Application on the AHP in Vendor Selection of a Telecommunications System. The International Journal of Management Science Omega 9(00) 7-8 Chusniyah, T., & Pitaloka,A. (0). Analisa wacana pada media internet terhadap optmisme dan harapan tentang masa depan indonesia. Jurnal Sains Psikologi. (), p.76-8 Dodon. (03). Indikator dan perilaku kesiapsiagaan masyarakat di permukiman padat penduduk dalam antisipasi berbagai fase bencana banjir. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota. Institut Teknologi Bandung. Jackson, R & Watkin, C. (004). The resilience inventory: seven essential skills for overcoming life s obstacles and determining happiness. Selection and development. Review, 0(6), h.3-7 Price. (008). Urban flood disaster management. UNESCO-IHE, Delft Reivich, K & Shatte, A. (00). The resilience factor :7 keys to finding your inner strength and overcoming life s hurdles. New York: Three Rivers Press Rinaldi. (00). Resiliensi pada masyarakat kota padang ditinjau dari jenis kelamin. Jurnal psikologi. Universitas Negeri Padang. Rosyidie, A. (03). Banjir: fakta dan dampaknya, serta pengaruh dari perubahan guna lahan. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota. Institut Teknologi Bandung. Taufiq, R., Susanty, E., S, D.T., & Nurlina, E. (04). Gambaran resiliensi anak pasca bencana banjir di desa dayeuh kolot, kabupaten bandung, jawa 0

11

TINGKAT RESILIENSI MASYARAKAT DI AREA RAWAN BENCANA. The Level of Community Resilience in Disaster Prone Area

TINGKAT RESILIENSI MASYARAKAT DI AREA RAWAN BENCANA. The Level of Community Resilience in Disaster Prone Area ISSN : 2087-2879, e-issn : 2580-2445 TINGKAT RESILIENSI MASYARAKAT DI AREA RAWAN BENCANA The Level of Community Resilience in Disaster Prone Area Budi Satria 1*, Mutia Sari 2 1 Fakultas Keperawatan, Universitas

Lebih terperinci

UPAYA MASYARAKAT DALAM MENGURANGI RISIKO BENCANA BANJIR COMMUNITY EFFORTS TO REDUCE FLOOD DISASTER RISK

UPAYA MASYARAKAT DALAM MENGURANGI RISIKO BENCANA BANJIR COMMUNITY EFFORTS TO REDUCE FLOOD DISASTER RISK UPAYA MASYARAKAT DALAM MENGURANGI RISIKO BENCANA BANJIR COMMUNITY EFFORTS TO REDUCE FLOOD DISASTER RISK Novitasari ; Cut Husna Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

Profil Resiliensi Kepala Keluarga yang Menjadi Korban Banjir di Desa Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Dyah Titi S; Detri Sefianmi; Angeria Mentari

Profil Resiliensi Kepala Keluarga yang Menjadi Korban Banjir di Desa Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Dyah Titi S; Detri Sefianmi; Angeria Mentari Profil Resiliensi Kepala Keluarga yang Menjadi Korban Banjir di Desa Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Dyah Titi S; Detri Sefianmi; Angeria Mentari ABSTRAK Kepala keluarga yang menjadi korban banjir di Desa

Lebih terperinci

RESILIENSI PENGUNGSI KONFLIK SAMPANG

RESILIENSI PENGUNGSI KONFLIK SAMPANG JURNAL MEDIAPSI VOLUME 1 NOMOR 1, DESEMBER 2015, HAL 51-58 RESILIENSI PENGUNGSI KONFLIK SAMPANG Bima Pusaka Semedhi, Sumi Lestari, Nur Hasanah bimapusakasemedhi@yahoo.com Program Studi Psikologi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia adalah salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada fase ini seorang individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Menurut undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,

Lebih terperinci

RESILIENSI PADA PENYINTAS PASCA ERUPSI MERAPI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1

RESILIENSI PADA PENYINTAS PASCA ERUPSI MERAPI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 RESILIENSI PADA PENYINTAS PASCA ERUPSI MERAPI Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Diajukan oleh: ARYA GUMILANG PUTRA PRATHAMA F.100090190 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tekanan internal maupun eksternal (Vesdiawati dalam Cindy Carissa,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tekanan internal maupun eksternal (Vesdiawati dalam Cindy Carissa, BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Resiliensi 1. Pengertian Resiliensi Istilah resiliensi diformulasikan pertama kali oleh Block dengan nama ego resilience, yang diartikan sebagai kemampuan umum yang melibatkan

Lebih terperinci

GAMBARAN KETANGGUHAN DIRI (RESILIENSI) PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

GAMBARAN KETANGGUHAN DIRI (RESILIENSI) PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU GAMBARAN KETANGGUHAN DIRI (RESILIENSI) PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU Sherty Amelia Enikarmila Asni Daviq Chairilsyah shertyamelia@yahoo.co.id ABSTRACT : Resilience is

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara maritim dimana sebagian besar wilayahnya terdiri dari wilayah perairan kurang lebih 70,8 % dari luas permukaan bumi yang luasnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Resiliensi 1. Definisi Resiliensi Menurut Smet (1994, dalam Desmita, 2009) istilah resiliensi pertama kali dikenalkan oleh Redl pada tahun 1969 dan digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arasiana, Fenty. (2008). Resiliensi Pada TKW yang Mengalami Kekerasan Fisik dan Seksual. Retrivied From

DAFTAR PUSTAKA. Arasiana, Fenty. (2008). Resiliensi Pada TKW yang Mengalami Kekerasan Fisik dan Seksual. Retrivied From DAFTAR PUSTAKA Aprilia, Nur Fitri, (2015). Resiliensi Pada Istri yang Mengalami Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT). Retrivied from Arasiana, Fenty. (2008). Resiliensi Pada TKW yang Mengalami Kekerasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyalahguna narkoba saat ini sudah mencapai 3.256.000 jiwa dengan estimasi 1,5 % penduduk Indonesia adalah penyalahguna narkoba. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

Resiliensi Seorang Wanita Dalam Menghentikan Perilaku Merokok dan Minum Alkohol HELEN YOHANA SIRAIT

Resiliensi Seorang Wanita Dalam Menghentikan Perilaku Merokok dan Minum Alkohol HELEN YOHANA SIRAIT Resiliensi Seorang Wanita Dalam Menghentikan Perilaku Merokok dan Minum Alkohol HELEN YOHANA SIRAIT 13512371 Latar belakang 1. Perilaku Merokok & Minum Alkohol : Lebih banyak terjadi pada kaum laki - laki

Lebih terperinci

Sukirno, S. Kep 1 Giat Wantoro, S. Kep 2 Nofrans Eka Saputra, S. Psi, MA 3 ABSTRACT

Sukirno, S. Kep 1 Giat Wantoro, S. Kep 2 Nofrans Eka Saputra, S. Psi, MA 3 ABSTRACT Resiliensi Resilience of Sukirno, S. Kep 1 Giat Wantoro, S. Kep 2 Nofrans Eka Saputra, S. Psi, MA 3 1 Departement of Nursing/Baiturrahim School of Health Science 2 Departement of Nursing/Baiturrahim School

Lebih terperinci

RESILIENSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI YANG TERLAMBAT MENYELESAIKAN SKRIPSI DI UNIVERSITAS X

RESILIENSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI YANG TERLAMBAT MENYELESAIKAN SKRIPSI DI UNIVERSITAS X RESILIENSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI YANG TERLAMBAT MENYELESAIKAN SKRIPSI DI UNIVERSITAS X Nama NPM : 13511208 Dosen Pembimbing : Hanum Inestya Putri : Dr. Hendro Prabowo, S.Psi. BAB I : PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Resiliensi 1. Definisi Resiliensi Istilah resiliensi berasal dari kata Latin `resilire' yang artinya melambung kembali. Awalnya istilah ini digunakan dalam konteks fisik atau

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bencana banjir termasuk bencana terbesar di dunia. Data Guidelines for Reducing Flood

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bencana banjir termasuk bencana terbesar di dunia. Data Guidelines for Reducing Flood 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana banjir termasuk bencana terbesar di dunia. Data Guidelines for Reducing Flood Losses, United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erupsi Merapi yang terjadi pada bulan Oktober 2010 telah memberikan banyak pelajaran dan meninggalkan berbagai bentuk permasalahan baik sosial maupun ekonomi yang masih

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab 134 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dengan morfologi yang beragam, dari daratan sampai pegunungan serta lautan. Keragaman ini dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia, aspek paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas metode yang digunakan dalam menjawab permasalahan serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai pendekatan penelitian,

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DI PESISIR PANTAI SINDULANG SATU KECAMATAN TUMINTING TAHUN 2014 Jessy Desiere*, Henky Loho*, Johan Josephus* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam yaitu: penelitian

Lebih terperinci

PELATIHAN MITIGASI BENCANA KEPADA ANAK ANAK USIA DINI

PELATIHAN MITIGASI BENCANA KEPADA ANAK ANAK USIA DINI Seri Pengabdian Masyarakat 2014 ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 3 No. 2, Mei 2014 Halaman 115-119 PELATIHAN MITIGASI BENCANA KEPADA ANAK ANAK USIA DINI Hijrah Purnama Putra 1 dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Resiliensi 2.1.1. Definisi resiliensi Definisi resiliensi masih menjadi perdebatan oleh para ahli. Banyak ahli yang memandang definisi resiliensi sebagai suatu proses, atau sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan data kuantitatif. Pendekatan merupakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Masyarakat Tangguh Bencana Berdasarkan PERKA BNPB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, yang dimaksud dengan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia memberikan dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia memberikan dampak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia memberikan dampak yang buruk bagi korban maupun lingkungan yang terkena bencana alam tersebut. Kesedihan karena hilangnya

Lebih terperinci

KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI

KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Disusun oleh : DENI HERBYANTI F 100 050 123 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI SMK TUNAS BANGSA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI SMK TUNAS BANGSA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI SMK TUNAS BANGSA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Strata-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir bukanlah fenomena baru di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Sudah menjadi pemandangan rutin tahunan di Ibu Kota dan beberapa kota di Indonesia ketika musim

Lebih terperinci

Resiliensi pada Narapidana Laki-laki di Lapas Klas 1 Medaeng

Resiliensi pada Narapidana Laki-laki di Lapas Klas 1 Medaeng Resiliensi pada Narapidana Laki-laki di Lapas Klas 1 Medaeng Muhammad Riza Ike Herdiana Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Abstract. This study is useful to look at the dynamics of resilience

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan pria dan wanita. Menurut data statistik yang didapat dari BKKBN,

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan pria dan wanita. Menurut data statistik yang didapat dari BKKBN, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti menginginkan memiliki keluarga yang bahagia. Menurut Sigmund Freud, pada dasarnya keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebahagiaan adalah hal yang sangat diinginkan oleh semua orang. Setiap orang memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai guna memenuhi kepuasan dalam kehidupannya. Kebahagiaan

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran resiliensi pada ibu yang memiliki anak tunarungu usia prasekolah di SLB-B X Cimahi. Alat ukur yang digunakan merupakan kuesioner dengan bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merawat dan memelihara anak-anak yatim atau yatim piatu. Pengertian yatim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merawat dan memelihara anak-anak yatim atau yatim piatu. Pengertian yatim BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panti Asuhan merupakan lembaga yang bergerak di bidang sosial untuk membantu anak-anak yang sudah tidak memiliki orang tua. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA

HUBUNGAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA ISSN : 2087 2879 HUBUNGAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA Relationship Of Psychosocial Change With Quality Of Life In Gampong Lamceu Kuta Baro Subdistrict Aceh Besar Regency In 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam hidup. Kita juga pernah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam hidup. Kita juga pernah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam hidup. Kita juga pernah merasakan kesedihan, kekecewaan, kegagalan serta kondisi sulit lainnya. Hal ini sesuai dengan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laku serta keadaan hidup pada umumnya (Daradjat, 1989). Pendapat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. laku serta keadaan hidup pada umumnya (Daradjat, 1989). Pendapat tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia adalah masyarakat religius yang berpegang pada nilai-nilai yang ada dalam ajaran agamanya dalam sikap atau tingkah laku serta keadaan hidup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel Hubungan Resiliensi dengan Stres Kerja Anggota. Gambar 3.1. Hubungan antar Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel Hubungan Resiliensi dengan Stres Kerja Anggota. Gambar 3.1. Hubungan antar Variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian korelasilasional bentuk bivariate, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita (Meiviana, dkk., 2004). Menurut Sudibyakto (2011) peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita (Meiviana, dkk., 2004). Menurut Sudibyakto (2011) peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena perubahan iklim bukanlah sekedar isu atau opini para ilmuwan saja, musim kemarau yang semakin panjang serta musim hujan yang semakin intensif merupakan bukti

Lebih terperinci

PROFIL RESILIENSI PENDIDIK BERDASARKAN RESILIENCE QUETIENT TEST. Prihastuti

PROFIL RESILIENSI PENDIDIK BERDASARKAN RESILIENCE QUETIENT TEST. Prihastuti PROFIL RESILIENSI PENDIDIK BERDASARKAN RESILIENCE QUETIENT TEST Fakultas Psikologi UNAIR Jl. Airlangga 4-6 Surabaya 60286 prihastuti@unair.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang terdapat di permukaan bumi, meliputi gejala-gejala yang terdapat pada lapisan air, tanah,

Lebih terperinci

STUDI MENGENAI RESILIENSI REMAJA DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL. Disusun Oleh. Dian Sartika Sari

STUDI MENGENAI RESILIENSI REMAJA DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL. Disusun Oleh. Dian Sartika Sari STUDI MENGENAI RESILIENSI REMAJA DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL Disusun Oleh Dian Sartika Sari 190110100098 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2014 ABSTRAK ABSTRAK Dian Sartika Sari. 190110100098. Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan

BAB I PENDAHULUAN. (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilintasi oleh jalur api (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan Australia. Letak wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Resiliensi Pada Mahasiswa Tahun Pertama Program Kelas Karyawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Resiliensi Pada Mahasiswa Tahun Pertama Program Kelas Karyawan 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Resiliensi Pada Mahasiswa Tahun Pertama Program Kelas Karyawan 1. Pengertian Resiliensi Reivich & Shatte (2003) mendefinisikan resiliensi ialah kemampuan untuk mengatasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Shatte dan Reivich (2002) mneyebutkan bahwa resilience adalah kemampuan

BAB II LANDASAN TEORI. Shatte dan Reivich (2002) mneyebutkan bahwa resilience adalah kemampuan BAB II LANDASAN TEORI II.A Resilience II.A.1 Pengertian Resilience Shatte dan Reivich (2002) mneyebutkan bahwa resilience adalah kemampuan untuk berespon secara sehat dan produktif ketika menghadapi rintangan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Konsep Penelitian Penyusunan penelitian ini dilakukan dengan menentukan tingkat bahaya banjir yang kemudian dilanjutkan dengan menentukan tingkat kerentanan wilayah terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan negara sebagaimana dimuat dalam pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 antara lain adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

Lebih terperinci

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR Oleh: NUR HIDAYAH L2D 005 387 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambaran dari tujuh keterampilan yang ada dalam teori yaitu: emotion regulation,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambaran dari tujuh keterampilan yang ada dalam teori yaitu: emotion regulation, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Resiliensi dari Reicivh and Shatte, yaitu kemampuan individu untuk mengatasi dan beradaptasi terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan fenomena lingkungan yang sering dibicarakan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan fenomena lingkungan yang sering dibicarakan. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banjir merupakan fenomena lingkungan yang sering dibicarakan. Hal ini tentu saja dikarenakan banyak wilayah di Indonesia pada saat musim hujan sering dilanda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana dapat datang secara tiba-tiba, dan mengakibatkan kerugian materiil dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan menanggulangi dan memulihkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. biasa akibat wabah penyakit menular (Depkes, 2007) alam di negara ini juga telah menyebabkan kerugian ekonomi paling sedikit US

BAB 1 PENDAHULUAN. biasa akibat wabah penyakit menular (Depkes, 2007) alam di negara ini juga telah menyebabkan kerugian ekonomi paling sedikit US BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah kesatuan republik Indonesia secara geografis terletak pada daerah yang rawan terhadap rencana alam baik yang berupa tanah longsor, gempa bumi, letusan gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada waktu dan tempat yang kadang sulit untuk diprediksikan. situasi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada waktu dan tempat yang kadang sulit untuk diprediksikan. situasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya setiap individu pasti mengalami kesulitan karena individu tidak akan terlepas dari berbagai kesulitan dalam kehidupannya. Kesulitan dapat terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis,hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terkena bencana. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terkena bencana. Pada tahun 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terkena bencana. Pada tahun 2014 saja, jumlah kejadian bencana yang terjadi di Indonesia mencapai 972 kejadian dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pengertian kejahatan dan kekerasan memiliki banyak definisi

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pengertian kejahatan dan kekerasan memiliki banyak definisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang kita jumpai beberapa kasus pembunuhan. Seolah tidak asing lagi dengan peristiwa kejahatan itu, media meliput berita pembunuhan

Lebih terperinci

KAJIAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS DI KECAMATAN KOTAGEDE KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

KAJIAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS DI KECAMATAN KOTAGEDE KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016 KAJIAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS DI KECAMATAN KOTAGEDE KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang. Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang. Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan pada pasien post operasi dengan yang dirawat di bangsal bedah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Individu yang hidup pada era modern sekarang ini semakin. membutuhkan kemampuan resiliensi untuk menghadapi kondisi-kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Individu yang hidup pada era modern sekarang ini semakin. membutuhkan kemampuan resiliensi untuk menghadapi kondisi-kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Individu yang hidup pada era modern sekarang ini semakin membutuhkan kemampuan resiliensi untuk menghadapi kondisi-kondisi kehidupan abad 21 yang penuh dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Universitas Pendidikan Indonesia yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa hutan dan lahan merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan aliran air di permukaan tanah ( surface run-off) yang

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan aliran air di permukaan tanah ( surface run-off) yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan aliran air di permukaan tanah ( surface run-off) yang relatif tinggi dan tidak dapat ditampung oleh saluran drainase atau sungai, sehingga melimpah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bencana alam secara langsung memberikan dampak buruk pada kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bencana alam secara langsung memberikan dampak buruk pada kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana alam secara langsung memberikan dampak buruk pada kehidupan manusia, lingkungan fisik, biologis dan sosial. Dampak buruk ini akan menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

GAMBARAN KESIAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KESIAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KESIAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap berbagai jenis bencana, termasuk bencana alam. Bencana alam merupakan fenomena alam yang dapat mengakibatkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN. Eskalasi dan siklus banjir yang semakin pendek di Kota. Surabaya selama paruh kedua abad ke-20, terjadi karena

BAB VIII KESIMPULAN. Eskalasi dan siklus banjir yang semakin pendek di Kota. Surabaya selama paruh kedua abad ke-20, terjadi karena BAB VIII KESIMPULAN Eskalasi dan siklus banjir yang semakin pendek di Kota Surabaya selama paruh kedua abad ke-20, terjadi karena perubahan dan degradasi lingkungan perkotaan yang masif selama lima puluh

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 4 (2) (2015) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk PENGARUH PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK MODELING TERHADAP RESILIENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang ada, berbagai macam aktifitas manusia pasti berhubungan dengan lingkungan. Salah atu kelebihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi secara tiba-tiba dalam tempo relatif singkat dalam hubungan antara manusia dengan lingkungannya

Lebih terperinci

PERSEPSI REMAJA TENTANG POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DI BANDA ACEH

PERSEPSI REMAJA TENTANG POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DI BANDA ACEH PERSEPSI REMAJA TENTANG POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DI BANDA ACEH PERCEPTION OF ADOLESCENTS ON FAMILY COMMUNICATION PATTERNS AND EMOTIONAL INTELLIGENCE IN BANDA ACEH Meilisa Andriani¹;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup individu. Salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup individu. Salah satu jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjalani kehidupan profesional di dunia modern yang serba cepat seperti saat ini merupakan sebuah tantangan hidup. Selain tuntutan untuk mampu bertahan dalam lingkungan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang 17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang berlangsung secara perlahan. Beberapa jenis bencana seperti gempa bumi, hampir tidak mungkin

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Pustaka 1. Tinjauan Resiliensi a. Pengertian Resiliensi Secara etimologis resiliensi diadaptasi dari kata dalam Bahasa Inggris resilience yang berarti daya lenting atau

Lebih terperinci

T E S I S. Oleh FAJRIANSYAH /IKM

T E S I S. Oleh FAJRIANSYAH /IKM PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TERHADAP KESIAPSIAGAAN RUMAH TANGGA DALAM MENGHADAPI BANJIR DI GAMPONG MESJID TUHA KECAMATAN MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA T E S I S Oleh FAJRIANSYAH 097032058/IKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Surakarta terletak di tengah kota atau kabupaten di karesidenan Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan ilmu yang berusaha menemukan dan memahami persamaan-persamaan dan perbedaan yang ada dalam ruang muka bumi (Sandy, 1988: 6). Persamaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bencana lahar di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah telah

BAB I PENDAHULUAN. Bencana lahar di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana lahar di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah telah menenggelamkan 19 kampung, memutus 11 jembatan, menghancurkan lima dam atau bendungan penahan banjir, serta lebih

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. b. Pengendalian Impuls 1. apa yang responden lakukan jika teringat pada kenikmatan melakukan ritual-ritual penggunaan narkoba

PEDOMAN WAWANCARA. b. Pengendalian Impuls 1. apa yang responden lakukan jika teringat pada kenikmatan melakukan ritual-ritual penggunaan narkoba 185 PEDOMAN WAWANCARA I. Data Diri Responden 1. Nama Responden 2. Usia Responden 3. Jenis Kelamin 4. Latar Belakang Pendidikan Responden 5. Riwayat pekerjaan responden 6. Status 7. Jenis Narkoba yang pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai dari usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relawan yang nantinya akan diterjunkan ketika Indonesia memasuki masa tanggap

BAB I PENDAHULUAN. relawan yang nantinya akan diterjunkan ketika Indonesia memasuki masa tanggap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Palang Merah Indonesia adalah organisasi kemanusiaan yang bergerak dalam bidang penanggulangan dan mitigasi bencana alam di Indonesia. Selain itu, Palang Merah Indonesia

Lebih terperinci

"#% tahun untuk membuka diri dan melakukan pemulihan bagi kesehatannya, subjek AA sudah 5 tahun hidup sebagai ODHA dan masih berusaha untuk memaafkan

#% tahun untuk membuka diri dan melakukan pemulihan bagi kesehatannya, subjek AA sudah 5 tahun hidup sebagai ODHA dan masih berusaha untuk memaafkan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Menjalani kehidupan sebagai ODHA yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia adalah negara yang kaya akan gunung api dan merupakan salah satu negara yang terpenting dalam menghadapi masalah gunung api. Tidak kurang dari 30

Lebih terperinci

Hypertension Patients QOL in Lamceu Village Kuta Baro Sub-District Aceh Besar. Fithria

Hypertension Patients QOL in Lamceu Village Kuta Baro Sub-District Aceh Besar. Fithria Idea Nursing Journal ISSN : 087-879 KUALITAS HIDUP PENDERITA HIPERTENSI DI DESA LAMCEU KECAMATAN KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR Hypertension Patients QOL in Lamceu Village Kuta Baro Sub-District Aceh Besar

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEPERAWATAN TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE PASCA BANJIR DI DAERAH PESISIR SUNGAI SIAK

MANAJEMEN KEPERAWATAN TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE PASCA BANJIR DI DAERAH PESISIR SUNGAI SIAK MANAJEMEN KEPERAWATAN TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE PASCA BANJIR DI DAERAH PESISIR SUNGAI SIAK Yesi Hasneli StafAkademik Departemen KMB-KGD PSIK Universitas Riau Email: yesi_zahra(g),vahoo.com Banjir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak merupakan salah satu bagian dari tujuan mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak merupakan salah satu bagian dari tujuan mencerdaskan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan anak merupakan salah satu bagian dari tujuan mencerdaskan bangsa. Dengan adanya pendidikan, anak-anak diasah melalui seperangkat pengetahuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Salah satu jenis kanker yang paling ditakuti oleh para wanita adalah kanker payudara (Rahmah, 2009). Menurut data organisasi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun, terkadang terdapat keadaan yang membuat manusia sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. Namun, terkadang terdapat keadaan yang membuat manusia sulit untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahkluk sosial diharapkan dapat beradaptasi dalam lingkungan hidupnya. Tidak hanya beradaptasi terhadap individu lainnya, tetapi juga diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan air memungkinkan terjadinya bencana kekeringan.

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan air memungkinkan terjadinya bencana kekeringan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air adalah salah satu sumberdaya alam yang sangat berharga bagimanusia dan semua makhluk hidup. Air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gempa bumi sebagai suatu kekuatan alam terbukti telah menimbulkan bencana yang sangat besar dan merugikan. Gempa bumi pada skala kekuatan yang sangat kuat dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara signifikan yang pada akhirnya menimbulkan dampak dampak negatif

BAB I PENDAHULUAN. secara signifikan yang pada akhirnya menimbulkan dampak dampak negatif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wacana tentang perubahan iklim merupakan isu global yang dianggap penting untuk dikaji. Kemajuan pesat pembangunan ekonomi memberi dampak yang serius terhadap iklim

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Jika dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Jika dilihat dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Adolesen (remaja) adalah masa transisi/peralihan dari masa kanak kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran marital adjustment individu yang menikah beda agama antara agama Islam dan agama Kristen di kota X. Pemilihan sampel menggunakan metode snowball

Lebih terperinci

Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Resiliensi pada Ibu yang Memiliki Anak Autis Penulisan Ilmiah

Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Resiliensi pada Ibu yang Memiliki Anak Autis Penulisan Ilmiah Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Resiliensi pada Ibu yang Memiliki Anak Autis Penulisan Ilmiah Nama : Gemi Arthati NPM : 13513674 Pembimbing : Mimi Wahyuni. Jurusan Psikologi 2016 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci