BAB III TINJAUAN KASUS WIB dengan cara observasi pasien dan catatan medis sehingga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III TINJAUAN KASUS WIB dengan cara observasi pasien dan catatan medis sehingga"

Transkripsi

1 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Biodata Pengkajian dilakukan pada hari Senin, tanggal 19 Januari 2009 jam WIB dengan cara observasi pasien dan catatan medis sehingga didapatkan data sebagai berikut : Nama pasien adalah Ny.A dengan usia 36 tahun, jenis kelamin perempuan, nama kakak pasien adalah Tn.M (40th), agama yang dianut pasien adalah sama dengan agama yang dianut oleh kedua orang tua pasien yaitu agama Islam. Pasien bertempat tinggal di Demak bersama kedua orang tua dan kakak kandungnya, pasien menganut suku Jawa dan kebangsaan Indonesia serta bahasa yang dimengerti Jawa Indonesia. No. RM pasien : , pasien masuk tanggal 17 Januari 2009 dengan diagnosa Skizofrenia Paranoid. 2. Riwayat keperawatan a. Alasan masuk Mengamuk, bingung. b. Faktor predisposisi Kurang lebih 10 tahun yang lalu klien pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondohutomo Semarang. Klien sering masuk ke Rumah Sakit Jiwa sudah 6 kali ini dengan keluhan yang sama, Pengobatan pertama kurang berhasil karena klien dibawa pulang oleh

2 pihak keluarganya atas permintaan klien, setelah pulang klien kontrol dan minum obat secara teratur, akan tetapi klien sering marah dan mengamuk.tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa seperti ini, kecuali klien. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, pernah diceraikan oleh suaminya 7 tahun yang lalu, klien terdapat keluhan fisik berupa muka sembab karena di pukul adiknya. c. Faktor presipitasi Klien bertengkar dengan ibunya karena klien merasa cemburu tentang kedekatan ibunya dengan ayah kandungnya, dengan keadaan seperti itu klien merasa takut dan sering menyendiri di kamar, waktu luang klien digunakan untuk melamun seta menyendiri dikamar. d. Pemeriksaan fisik 1) Tanda-tanda Vital TD : 120/80 mmhg N : 76 x/menit RR : 22 x/menit S : C 2) Keluhan fisik Mata sembab dikarenakan dipukul adiknya.

3 3. Psikososial a. Genogram Tn. W Ny. T Ny.P Keterangan : : Laki-laki : Klien : Perempuan : Meninggal : Tinggal serumah Klien adalah anak perempuan, anak ke-3 dari 5 bersaudara. Klien mempunyai 2 kakak perempuan, kakak yang ke-2 sudah meninggal. Klien juga mempunyai adik perempuan. Klien tinggal serumah dengan kedua orang tuanya dan adiknya. Hubungan klien dengan keluarga baik, komunikasi terbuka, sebagai pengambil keputusan dalam keluarga adalah ayah. Klien sangat dekat dengan kedua orangtuanya

4 terutama ibu. Apabila klien mempunyai masalah selalu dibicarakan dengan ibunya. Dalam keluarga pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. b. Konsep diri 1) Citra tubuh Klien memakai kerudung, klien mempunyai anggota tubuh yang lengkap dan utuh. Klien merasa puas dengan bagian tubuhnya. 2) Identitas Klien seorang perempuan klien tahu dirinya. Klien sudah menikah tetapi sudah bercerai, bertempat tinggal di Demak. Klien merasa sedih setelah bercerai dengan suaminya. 3) Peran Klien adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Klien berperan sebagai anak dan kakak dari adiknya. 4) Ideal diri Klien bercita cita ingin berkerja menjadi orang sukses dan berhasil. Setelah klien sembuh klien ingin memperdalam agama. 5) Harga diri Klien mengatakan merasa minder dan malu dengan keadaannya yang sakit jiwa dan klien juga kurang bisa bergaul dengan temannya lebih banyak diam.

5 4. Hubungan sosial Orang yang berarti bagi klien adalah keluarga dan orang tua, klien kurang mengikuti kegiatan kelompok yang ada dalam masyarakat, klien orang yang malu didalam lingkungannya, dan susah berhubungan dengan orang lain dan sering diejek sama teman-temannya, klien beragama Islam dan menjalankan ibadah sholat. 5. Status mental a. Penampilan Penampilan klien rapi, cara berpaiannya juga rapi, wajah tidak kusut.klien mandi dan kramas atas kemauannya sendiri tampa disuruh oleh perawat maupun orang lain. b. Pembicaraan Nada dan suara klien normal, tidak lambat juga tidak cepat, klien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dan jawabannya sesuai. Klien bisa mengikuti topik pembicaraan tampa berusaha atau mengalihkan pembicaraan. c. Interaksi Selama Wawancara Selama wawancara rerpon klien kooperatif mau menceritakan masalahnya kepada perawat walaupun kontak mata sulit dipertahankan selama berinteraksi. d. Aktivitas motorik Saat klien sedang menyendiri ekspresi wajah klien tegang, muka memerah, dan tangan yang mengepal.

6 e. Alam perasaan Klien tidak menunjukkan alam perasaan sedih atau gembira yang berlebihan. Sikap klien wajar, klien menunjukkan muka senang saat diajak bicara. f. Afek Afek yang sesuai dengan simulasi, klien bisa mengatakan sedih saat tahu dia dibawa ke rumah sakit jiwa, klien juga merasa gembira atau senang saat diajak ngobrol atau ditemani perawat. g. Interaksi saat wawancara Selama interaksi / wawancara klien kooperatif, ada kontak mata, klien dapat menjawab pertanyaan dengan lancar. h. Persepsi Klien tidak mengalami gangguan persepsi halusinasi, saat ditanya Apakah Ny.A pernah melihat, mendengar, merasa, mencium suatu yang Ny.A sendiri tidak tahu dari mana asalnya, bagaimana bentuknya, dan biasanya muncul pada saat Ny.A sedang menyendiri atau melamun?. Klien menjawab tidak mas, saya tidak pernah mendengar suara-suara yang seperti itu dan saya tidak pernah mencium atau merasa hal-hal aneh seperti itu. i. Isi pikir Klien mengatakan jengkel dan marah bila ingat tentang masalah perbedaan pendapat dengan keluarganya kemarin. Klien juga selalu

7 memikirkan apa yang terjadi pada dirinya dan mencoba menghilangkan semua kejadian itu dari pikirannya. j. Proses pikir Klien tidak mengalami gangguan proses pikir. Klien bisa menjawab dengan cepat dan tepat pertanyaan yang diajukan perawat, klien menjawab sesuai pertanyaan yang diberikan dan tidak berbelit-belit dalam memberikan jawaban itu. k. Tingkat kesadaran Klien tidak mengalami disorientasi, terbukti dengan klien mampu mengingat waktu tempat dan untuk mengingat perawat dan temantemannya. l. Memori Klien dapat mengingat semua kejadian, alasan dia dibawa ke Rumah Sakit, kapan dia masuk dan siapa yang mengantarnya. Klien tidak mengalami gangguan daya ingat, baik jangka panjang maupun jangka pendek. m. Tingkat konsentrasi Klien mampu mengingat dan berkonsentrasi setiap kali diajukan pertanyaan. Klien kooperatif dan kemampuan berhitung juga baik, terbukti dengan klien mampu melakukan penambahan dan pengurangan yang sederhana.

8 n. Kemampuan penilaian Klien mampu membuat keputusan sederhana, bisa menentukan pilihan yang baik saat diberi pertanyaan berupa pilihan. o. Daya tarik diri Klien menyadari saat ini dia sakit jiwa, dan tahu kenapa dia masuk Rumah Sakit Jiwa. Klien ingin cepet sembuh dan pulang kerumah, klien mau minum obat dan mematuhi anjuran perawat. 6. Kebutuhan persiapan pulang a. Makan dan minum Klien makan 3x sehari, klien menghabiskan 1 porsi makan yang disediakan Rumah Sakit, klien dapat makan sendiri dengan menggunakan sendok, klien makan bersama klien yang lain. b. Eliminasi Klien buang air besar dan buang air kecil dikamar mandi dan sesudahnya klien membersihkan diri dan tempatnya. c. Mandi Klien mandir 2x sehari dan setiap kali mandi selalu kramas dengan menggunakan shampo, klien selalu menjaga kebersihan pada tubuhnya agar tidak bau badan. d. Istirahat tidur Klien tidur siang dari pukul s/d dan tidur malam dari pukul s/d WIB, klien tidak mengalami gangguan tidur.

9 e. Berpakaian Klien mampu mengganti pakaiannya sendiri, mengganti pakaiannya setiap 1x sehari dan klien selalu menggunakan alas kaki. f. Penggunaan obat Klien selalu minum obat yang sering diberikan setelah makan, yaitu: 1) Clorpromazine 2 x 100 mg 2) Haloperidol 2 x 5 mg 3) Trihexyphenidile 2 x 2 mg g. Mekanisme koping Klien diruangan lebih banyak diam tetapi kadang-kadang mau bersosialisasi dengan klien yang lain. h. Aktivitas dalam ruangan Klien mampu merapikan rumah sendiri menyapu, mengepel, membersihkan ruangan dan mencui pakaian sendiri. i. Aktivitas di luar rumah Klien mengatakan bisa menggunakan kendaraan sendiri. 7. Pemeriksaan Penunjang a. Diagnosa medis : Skizofrenia Paranoid b. Therapy Obat 1) Clorpromazine 2 x 100 mg 2) Haloperidol 2 x 5 mg 3) Trihexyphenidile 2 x 2 mg

10 8. Diagnosa Keperawatan a. Analisa data Hari / tgl Data Fokus Masalah keperawatan Selasa DS : - Klien mengatakan sering Perilaku kekerasan mengamuk, serta tidak puas bila tidak memecahkan barang-barang dan sering marah-marah tanpa sebab - Klien mengatakan jengkel dengan ibunya dan marah bila ingat tentang masalah perbedaan pendapat dengan keluarganya DO : - Klien tidak kooperatif - Pandangan tajam -Klien hanya menjawab pertanyaan dengan singkat - Ekspresi muka tegang - Tangan mengepal - Suara keras DS : - Klien mengatakan merasa minder dengan keadaan yang dialaminya saat ini DO : - Klien keliatan sedih dan putus asa - Klien jarang mengobrol dengan teman - Klien terlihat bingung Gangguan konsep diri harga diri rendah b. Masalah Keperawatan 1. Perilaku kekerasan. 2. Harga Diri Rendah.

11 c. Pohon Masalah Perilaku kekerasan Core problem Ganguan konsep diri Harga diri rendah d. Diagnosa Keperawatan 1. Perilaku kekerasan 2. Harga diri rendah

12 B. Rencana Keperawatan Tgl No. Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan DX Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi 20/01/09 1 Perilaku kekerasan Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan Intervensi TT 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya 2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien menunjukkan : 1. Tanda tanda percaya kepada perawat : a) Wajah cerah, tersenyum b) Mau berkenalan c) Ada kontak mata d) Bersedia menceritakan perasaan 2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien menunjukkan : Menceritakan penyebab perasaan jengkel / kesal baik dari diri sendiri maupun lingkungnnya 1. Bina hubungan saling percaya a) Beri salam setiap berinteraksi b) Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berinteraksi c) Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien d) Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi e) Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien 2. Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya : a) Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesal atau jengkelnya b) Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap ungkapan perasaan pasien

13 3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan 4. Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya 3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien menceritakan tanda-tanda saat terjadi perilaku kekerasan : a) Tanda fisik : mata merah, tangan mengepal, ekspresi tegang, dan lain-lain b) Tanda emosional : perasaan marah, jengkel, bicara kasar c) Tanda sosial : bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan 4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien menjelaskan : a) Jenis-jenis ekspresi kemarahan yang selama ini telah dilakukannya b) Perasaannya saat melakukan kekerasan c) Efektivitas cara yang dipakai dalam menyelesaikan masalah 3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang dialaminya : a) Motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda-tanda fisik) saat perilaku kekerasan terjadi b) Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tandatanda emosional) saat terjadi perilaku kekerasan c) Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lain (tanda-tanda sosial) saat terjadi perilaku kekerasan 4. Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukannya selama ini : a) Motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindak kekerasan yang selama ini pernah dilakukannya b) Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak kekerasan tersebut terjadi c) Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya masalah yang dialami teratasi

14 5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan 6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan 5. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien menjelaskan akibat tindak kekerasan yang dilakukannya : a) Diri sendiri : luka, dijauhi teman, dll b) Orang lain / keluarga : luka, tersinggungu, ketakutan, dll c) Lingkungan : barang atau benda rusak, dll 6. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien : Menjelaskan cara-cara sehat mengungkapkan marah 5. Diskusikan dengan klien akibat negatif (kerugian) cara yang dilakukan pada : a) Diri sendiri b) Orang lain / keluarga c) Lingkungan 6. Diskusikan dengan klien : a) Apakah klien mau mempelajari cara baru mengungkapkan marah yang sehat b) Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapkan marah selain perilaku kekerasan yang diketahui klien c) Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan marah : 1) Cara fisik : nafas dalam, pukul bantal atau kasur, olah raga 2) Verbal : mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada orang lain 3) Sosial : latihan asertif dengan orang lain 4) Spiritual : sembahyang / doa, zikir, meditasi, dan sesuai keyakinan agamanya masingmasing

15 7. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan 8. Klien mendapat dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan 7. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien dapat memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan : a) Fisik : nafas dalam, memukul bantal / kasur b) Verbal : mengungkapkan perasaan kesal / jengkel pada orang lain tanpa menyakiti c) Spiritual : zikir / doa, meditasi sesuai agamanya 8. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam keluarga : a) Menjelaskan cara merawat klien dengan perilaku kekerasan b) Mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien 7.1 Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan anjurkan klien memilih cara yang mungkin untuk mengungkapkan kemarahan 7.2 Latih klien memperagakan cara yang dipilih : a) Peragakan cara melaksanakan cara yang dipilih b) Jelaskan manfaat cara tersebut c) Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan d) Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang masih belum sempurna 7.3 Anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih saat marah / jengkel 8.1 Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatasi perilaku kekerasan 8.2 Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekerasan 8.3 Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara merawat klien perilaku kekerasan yang dapat dilaksanakan oleh keluarga 8.4 Peragakan cara merawat klien (menangani perilaku kekerasan) 8.5 Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang 8.6 Beri pujian kepada keluarga

16 9. Klien menggunakan obat sesuai program yang ditetapkan 9.1 Setelah 2x24 jam klien dapat menjelaskan : a) Manfaat minum obat b) Kerugian tidak minum obat c) Nama obat d) Bentuk dan warna obat e) Dosis yang diberikan kepadanya f) Waktu pemakaian g) Cara pemakaian h) Efek yang dirasakan 9.2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien menggunakan obat sesuai program setelah peragaan 8.7 Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan 9.1 Jelaskan manfaat menggunakan obat secara teratur dan kerugian tidak menggunakan obat 9.2 Jelaskan kepada klien : a) Jenis obat (nama, warna dan bentuk obat) b) Dosis yang tepat untuk klien c) Waktu pemakaian d) Cara pemakaian e) Efek yang dirasakan klien 9.3 Anjurkan klien : a) Minta dan menggunakan obat tepat waktu b) Lapor ke perawat / dokter jika mengalami efek yang tidak biasa c) Beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat

17 2 Gangguan konsep diri : Harga diri rendah Klien memiliki konsep diri yang positif 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya 2. Klien dapat mengindentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki 1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, klien menunjukkan : Klien menunjukkan ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi 2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien dapat menyebutkan : a) Aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien b) Aspek positif keluarga c) Aspek positif lingkungan klien 1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal b) Perkenalkan diri dengan sopan c) Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan kesukaan yang disukai klien d) Jelaskan tujuan pertemuan e) Jujur dan menepati janji 2.1 Diskusikan dengan klien tentang : a) Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga, lingkungan b) Kemampuan yang dimiliki klien 2.2 Bersama klien buat daftar tentang : a) Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga, lingkungan b) Kemampuan yang dimiliki klien 2.3 Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian negatif

18 3. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan 4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki 5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat 6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada 21/01/09 3 Resiko mencederai diri, Klien tidak mencederai diri, orang 3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan 4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien dapat membuat rencana kegiatan harian 5. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien dapat melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat 6. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga 3.1 Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan 3.2 Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya 4.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien a) Kegiatan mandiri b) Kegiatan dengan bantuan 4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien 4.3 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan 5.1 Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan 5.2 Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien 5.3 Beri pujiasn atas usaha yang dilakukan klien 5.4 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang 6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah 6.2 Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat 6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

19 orang lain dan lingkungan b/d perilaku kekerasan lain dan lingkungan 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya 2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan 3. Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan 4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan 5. Klien dapat mengidentifikasi perilaku akibat PK 6. Klien dapat mengidentifikasi cvara kontruktif dalam berespon terhadap kemarahan 1.1 Klien mau membalas salam 1.2 Klien mau menjabat tangan 1.3 Klien tersenyum 1.4 Klien mau konta mata 1.5 Klien mau mengetahui nama perawat 1.1 Klien mampu mengungkapkan perasaan 1.2 Klien dapat mengungkapkan penyebab perasaan marah 1.1 Klien dapat mengungkapkan perasaan saat marah 1.2 Klien dapat menyimpulkan tanda dan gejala marah yang dialami 1.1 Klien dapat mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan 1.2 Klien dapat bermain peran dengan PK yang biasa dilakukan 1.3 Klien dapat mengetahui cara yang biasa dilakukan untuk menyelesaikan masalah 1.1 Klien dapat menjelaskan cara yang digunakan klien 1.2 Akibat pada diri akibat pada 1.3 Akibat pada orang lain 1.4 Akibat pada lingkungan 1.1 Klien dapat menyebutkan pencegahan PK secara fisik 1.2 Tarik nafas dalam 1.3 Pukul kasur, bantal a. Beri salam / panggil nama b. Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan c. Jelaskan kontrak yang akan dibuat d. Beri rasa aman dan rasa empati a. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya b. Bantu klien mengungkapkan peraaan marahnya a. Anjurkan klien untuk mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakan saat marah b. Anjurkan klien untuk mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakan saat marah a. Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan pada klien b. Anjurkan pada klien untuk mengungkapkan PK yang biasa dilakukan d. Bantu klien bermain peran sesuatu dengan PK yang biasa dilakukan e. Bicara dengan klien apakah dengan cara yang klien lakukan masalah selesai a. Bicarakan akibat dengan cara yang digunakan b. Tanyakan pada klien apakah dia ingin mempelajari cara baru yang sehat a. Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien b. Beri pujian atas kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien c. f. c. i.

20 1.4 Kegiatan fisik 1.5 Klien sempat mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah PK 1.6 Kegiatan fisik 1.7 Klien mempunyai jadwal untuk melatih cara fisik yang telah dipelajari sebelumnya 1.8 Klien mengevaluasi kemampuannya dalam melakukan cara fisik sesuai jadwal yang telah disusun c. Diskusikan 2 cara fisik yang paling mudah dilakukan untuk mencegah PK yaitu tarik nafas dalam dan pukul kasur, bantal d. Diskusikan cara melakukan tarik nafas dalam e. Minta klien mengikuti contoh yang diberikan sebanyakbanyaknya f. Beri reinforcement kemampuan klien, demonstrasikan contoh g. Tanyakan perasaan klien setelah selesai h. Anjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari saat ia marah j. Diskusikan bersama klien tentang frekuensi latihan yang dilakukan sendiri oleh klien k. Susun jadwal untuk melatih cara yang telah dipelajari l. Klien mengevaluasi cara pelaksanaan latihan cara pencegahan PK yang dilakukan dengan mengisi jadwal kegiatan harian m. Validasi kemampuan klien dalam melakukan latihan n. Berikan reinforcement positif o.

21 7. Klien dapat mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah PK 8. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol PK Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol PK 1.1 Keluarga klien dapat menyebutkan cara merawat klien yang berperilaku kekerasan 1.2 Mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien a. Bantu klien memiliki cara yang paling tepat untuk klien b. Bantu klien untuk mengidentifikasikan manfaat cara yang dipilih c. Bantu klien untuk menstimulasi cara (role play) d. Beri reinforcement positif atas kebersihan klien menstimulasi cara tersebut e. Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat marah a. Identifikasi kemampuan keluarga klien merawat klien dari sikap apa yang telah dilakukan keluarga terhadap klien b. Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien d. Jelaskan cara-cara merawat klien terkait dengan cara merawat klien dalam mengontrol PK dan mengenal PK e. Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan demonstrasi f. Jelaskan cara-cara merawat klien terkait dengan cara merawat klien dalam mengontrol PK dan mengenal PK f. c. g.

22 9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar 1.1 Klien dapat menyebutkan obatobatan yang diminum dan kegunaannya (jenis waktu dosis manfaat) 1.2 Klien dapat minum obat sesuai program pengobatan a. Jelaskan jenis obat yang diminum klien pada klien dan keluarga b. Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti minum obat (nama, dosis, cara minum, waktu) c. Anjurkan klien minta obat dan minum obat dan tepat waktu d. Anjurkan klien lapor pada perawat atau dokter jika merasakan efek yang tidak menyenangkan e. Beri reinforcement positif jika klien minum obat f.

23 C. Implementasi dan Evaluasi Hari / Tgl/Jam Rabu 21/01/ No. Dx Implementasi Evaluasi TTD 1 BHSP : SP1P S : - Saya suka marah terutama bila ada yang 1. Mengajak klien berkenalan ngerasani dan mendengar keramaian 2. Menjelaskan tujuan interaksi - Merasa nyaman dengan nafas panjang 3. Membuat kontrak untuk interaksi O : - Kontak mata kurang 4. Menanyakan penyebab klien dibawa ke RSJ - Klien kurang kooperatif 5. Menanyakan perasaan klien dan masalah yang - Klien mau melakukan atau mempraktekkan dihadapi latihan fisik (menarik nafas panjang 6. Mendiskusikan dengan klien tentang penyebab A : Bina hubungan saling percaya dan tanda gejala saat marah atau kesal muncul - Klien dapat dan mau menceritakan penyebab 7. Menanyakan kepada klien apa yang dilakukan perasaan jengkel atau marah klien saat rasa marah / kesal muncul - Klien tidak memanfaatkan tentan tanda, gejala 8. Mendiskusikan kepada klien apa yang dilakukan dan akibat marah klien saat rasa marah / kesal muncul - Klien mau melakukan latihan fisik I 9. Mendiskusikan dengan klien untuk mengontrol - Klien tidak memanfaatkan tentan tanda, gejala marah dengan cara fisik dan akibat marah 10. Membantu klien untuk mempraktekkan cara fisik P : P = Lanjutkan SP II P 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih pasien cara control PK fisik II (memukul bantal) 3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal harian

24 Kamis, 22/01/ SPIIP : 1. Menyapa klien dengan ramah 2. Menciptakan lingkungan yang terapeutik 3. Menyatakan keadaan klien 4. Mengingatkan klien untuk mengontrol marah dengan cara fisik I (menarik nafas panjang 2-3x) dan mengajarkan latihan fisik II (dengan memukul bantal) 5. Membantu klien untuk mempraktekkan cara fisik II 6. Menganjurkan klien untuk membuat dan memasukkan dalam jadwal harian - Memberi pujian kepada klien, karena mau mempraktekkan cara mengontrol marah yang dianjurkan - Menanyakan kembali tentang gejala dan akibat marah S O K = Menganjurkan untuk latrihan nafas dalam : - Klien mengatakan perasaannya lebih baik - Klien mengatakan sudah melakukan latihan menahan emosi dengan menarik nafas panjang - Klien mengatakan lebih nyaman dan agak bisa mengendalikan emosi - Klien mau melakukan latihan ke-2 (memukul bantal) : - Kontak mata bisa dipertahankan - Intonasi bicara normal, tidak tinggi dan tidak kasar - Klien mau dan mampu mempraktekkan latihan yang dianjurkan A : Klien mampu dan dapat mendemonstrasikan cara konstruktif untuk mengontrol marah (tarik nafas panjang dan memukul bantal) P : P = Lanjutkan dengan SP III P 1. Memvalidasi dan latihan sebelumnya 2. Melatih pasien cara control PK secara verbal 3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal harian K = Menganjurkan untuk latrihan pukul bantal dan masukan dalam ADL Ulangi dengan latihan cara lain secara verbal dan lanjutkan SPIII P

25 Jum at, 23/01/2009 Rabu, 28/01/ SPIIIP 1. Menyapa klien dengan ramah 2. Menciptakan lingkungan nyaman 3. Menanyakan keadaan dan perasaan klien 4. Menanyakan pada klien untuk melakukan cara lain mengontrol marah dengan verbal 5. Memberi pujian pada klien karena klien mau mempraktekkan cara yang dianjurkan untuk mengontrol marah 4 SP IV P 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih pasien cara kontrol PK secara spiritual (berdoa waktu sholat) 3. Membimbing pasien dalam jadwal harian S O A P S O A P : Klien mengatakan lebih nyaman dengan cara ini karena dapat lebih bisa mengontrol marah : - Kontak mata bisa dipertahankan - Nada bicara tidak terlalu tinggi dan tidak kasar - Klien mau melakukan cara mengontrol marah : Masalah teratasi : P = Lanjutkan dengan SP IV P 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih pasien cara control PK secara spiritual (berdoa waktu sholat) 3. Membimbing pasien untuk 3x sehari latihan kontrol marah K = Ulangi cara melakukan latihan lain sama dengan cara spiritual - Kontrak dengan klien berikutnya - Lanjutkan SP IV P : Saya ingat 3 cara mengontrol marah yaitu dengan nafas dalam, pukul bantal dan mengungkapkan marah dengan kata-kata baik. Saya belum mencoba latihan nafas dalam lagi, saya selalu sholat wajib dan saya juga mengaji : Kontakj mata cukup Ny.A mengatakan 4 cara mengontrol marah. Ny.A mengatakan dengan sholat lebih tenang : SPIVP teratasi : P = Lanjutkan SPIVP 1. Membalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Menjelaskan cara kontrol PK dengan minum obat (prinsip benar minum obat) 3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal harian K = Menganjurkan untuk terus beribadah untuk mencegah marah

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 Desember 2008 diruang III Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Alamat Agama : Tn.G : 30 th : tamat SMA : Blora : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keperawatan Jiwa 1. Biodata Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 27 Desember 2010 di ruang Gatotkoco RSJD Dr. amino Gondohutomo Semarang a. Identitas klien Nama :

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register 14 BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2004 1. Identitas a. Identitas pasien Nama klien Ny. K, umur 30 tahun, agama Kristen, pendidikan SD, suku/bangsa

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien 1. Nama : Ny. S 2. Umur : 34 tahun 3. Jenis kelamin : Perempuan 4. Alamat : Singorojo Kendal 5. Agama : Islam 6. Pendidikan : SLTA 7. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 19 Januari 2009, jam 10.00 WIB, di Ruang VIII Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 1. Biodata a. Identitas klien

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 5 Januari 2008 diruang II Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan Skizofrenia berkelanjutan.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di

BAB III TINJAUAN KASUS. laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di 37 BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Desember 2008 diruang VI Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Desember 2009 jam 10.00 wib A. Pengkajian Tanggal masuk Rumah Sakit : 05-11-2009 Bangsal di rawat : Gatotkoco/ruang VI No Rekam Medis : 067714

Lebih terperinci

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI Nama Klien : Diagnosa Medis : No MR : Ruangan : Tgl No Dx Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM ,

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM , BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 29 Desenber 2004. I. Identitas a. Identitas Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM 038164, Alamat Tayu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas 1. Pasien Nama : Tn. S Umur : 30 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Tani Alamat : Grobogan Suku Bangsa : Jawa, Indonesia No.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998). BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 18-12-2008 di Ruang ketergantungan obat Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis skizofrenia

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien

BAB III TINJAUAN KASUS. dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien BAB III TINJAUAN KASUS I. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 Januari 2008 di ruang XII RSJD dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien dan data dari catatan medik

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI

BAB III TINJAUAN TEORI BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari 2009 A. Identitas Pasien Nama Umur Jenis Kelamin Agama Suku / Bangsa Pendidikan Pekerjaan Status Alamat : Sdr. A : 25 Tahun : Laki-laki : Islam :

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Inisial klien : Tn W Umur : 38 Th Jenis Kelamin : Laki-Laki Suku : Jawa Alamat : Desa terban RT 008 / 001 penawangan, Grobogan Tanggal pengkajian

Lebih terperinci

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Desember 20010 pukul 10.00

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 desember 2010, pukul 09.00 WIB di ruang Gatot Koco Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondhohutomo Semarang, dengan diagnosa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014 Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. M : Laki-laki : 34 thn : Sudah Menikah : Islam

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VII (Hudowo) RSJ

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VII (Hudowo) RSJ BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 9-01-2008 di ruang VII (Hudowo) RSJ Amino Gondohutomo Semarang, dengan diagnosa medik : skizofrenia tak terinci. Pasien bernama

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 26 Desember 2007 di ruang III (Graha Citro Anggono) Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondho Utomo Semarang, dengan diagnosa

Lebih terperinci

NURSING CARE PLAN (NCP)

NURSING CARE PLAN (NCP) NURSING CARE PLAN (NCP) 1. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN Nama Klien : DiagnosaMedis : No CM : Ruangan : Tgl No. Dx Diagnosa Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perilaku kekerasan merupakan salah satu yang diekspresikan dengan melakukan ancaman, menciderai orang lain ataupun merusak lingkungan (Keliat dkk, 2011). Kemarahan

Lebih terperinci

perawatmasadepanku@blogspot.com Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty Kunjungi dan D a p a t k a n!!! K u m p u l a n A s k e p L e n g k a p H a n y a D i : perawatmasadepanku@blogspot.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Diruang : VIII (Graha Irawan) Tanggal : 16 januari 2008 1. Identitas a. Identitas klien Nama : Sdr.P, Umur :31 tahun, Jenis kelamin : Laki-laki, Suku : Jawa, Agama

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) BAB II TUNJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) Menarik diri merupakan suatu keadaan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA RUANGAN RAWAT : TANGGAL DIRAWAT : I. IDENTITAS KLIEN Inisial : ( L

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. paranoid. Klien bernama Tn.ES, umur 33 th, laki-laki, pendidikan terakrih

BAB III TINJAUAN KASUS. paranoid. Klien bernama Tn.ES, umur 33 th, laki-laki, pendidikan terakrih BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian di lakukan pada tanggal 27 Desember 2010 diruang 5 Rumah Sakit Jiwa Daerah Semarang Dr.Amino Gondhohutomo Semarang, dengan skizofrenia paranoid. Klien bernama

Lebih terperinci

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA Disusun Oleh: DESI SUCI ANGRAENI SRI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK Oleh: Frentya Maya Anggi W, S.Ked NIM. 042010101005 Pembimbing: dr. Justina Evy Tyaswati Sp. KJ FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2009 1 LAPORAN KASUS PSIKIATRI

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV (Dewaruci) Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Aminogondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis Skizophrenia Katatonik.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Isolasi sosial sering terlihat pada klien skizofrenia. Hal ini sebagian akibat tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan kehilangan batasan

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH: DEVI CHRISTINA PANCANINGTYAS NIM. P.10086 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI DI RUANG PERKASA RSJD DR.RM.SOEDARMADJI KLATEN Di susun dan di ajukan untuk memenuhi tugas keperawatan jiwa

Lebih terperinci

Koping individu tidak efektif

Koping individu tidak efektif LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI I. PROSES TERJADINYA MASALAH Isolasi social merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN Masalah Utama: Resiko Perilaku Kekerasan Proses Terjadinya Masalah Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Ruang rawat :... Tanggal dirawat:... A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI......

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh R.Purwasih 1), Y. Susilowati 2), 1) Alumni Akademi Keperawatan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas 1. Pasien Nama Umur Jenis kelamin Agama Pendidikan : Nn. K : 17 tahun : Perempuan : Islam : SMA Pekerjaan : - Alamat Suku bangsa : Karangawen, Demak : Jawa, Indonesia

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI...... C. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami

Lebih terperinci

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny.

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny. PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny. V DI TANGGERANG DI SUSUN OLEH MARIA FRANSISKA 1410721043 PROGRAM STUDI PROVESI NERS FAKULTAS

Lebih terperinci

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN SP 1 Resiko Perilaku Kekerasan STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN Pertemuan... Hari, TGL :... A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien : a. Data Subjektif

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam membedakan antara rangsang yang timbul dari sumber internal seperti pikiran, perasaan, sensasi somatik dengan impuls

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolation (isolasi) merupakan mekanisme pertahanan dimana emosi diasingkan dari muatan impuls kesakitan atau memori (Cervone, 2011). Pikiran isolasi sosial ( social

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131 NOMOR :.. SET : Jiwa 1 ( K.1 ) FORMAT PEAN : HALUSINASI ( MEMBANTU PASIEN MENGENAL HALUSINASI PENDENGARAN) NO ASPEK YANG DI BOBOT A. FASE ORIENTASI ( 25% ) 1. Memberikan salam terapeutik dan kenalan :

Lebih terperinci

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A. Asuhan Keperawatan kasus I. PENGKAJIAN Nama/Inisial : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 28 tahun Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jl. Dusun I

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF Tgl Nama Klien : Medis : No MR : Ruangan : Penatalaksanaan regiment terapeutik inefektif TUM: merawat yang mengalami

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 januari 2010, pukul WIB di

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 januari 2010, pukul WIB di BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 januari 2010, pukul 10.00 WIB di ruang Larasati Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 1. Biodata. a. Identitas Klien. Nama Tn. St, umur:

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan

LAPORAN PENDAHULUAN. 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan LAPORAN PENDAHULUAN 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan 2. Proses Terjadinya Masalah A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan, pengecapan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. : Jawa, Indonesia. : 10 Januari 2011 pukul WIB. Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. : Jawa, Indonesia. : 10 Januari 2011 pukul WIB. Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Suku Agama Status Perkawinan Pendidikan : Tn.S : 33 tahun : Laki-laki : Ungaran : Jawa, Indonesia : Islam : Kawin : SD Nomor Register

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Afandi 1), Y.Susilowati 2) 1) Alumni Akademi Keperawatan Krida Husada,

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Y. Susilowati 1), D.W.Ningsih 2) 1) Dosen Akademi Keperawatan Krida Husada,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan antara konsep dasar teori dan kasus nyata Sdr. D diruang Dewa Ruci RSJD Amino Gondohutomo

Lebih terperinci

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL 1 STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien : Senang menyendiri, tidak mau melakukan aktivitas, tampak murung, lebih banyak menunduk

Lebih terperinci

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE) 1 PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE) A. Identitas Klien Inisial Klien Usia Agama Pendidikan : Ny. F : 42 Tahun : Islam : SMA Nomor Register : 02. 14. 77 Masuk RSJSH : 27/03/2012 Nama Keluarga Alamat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Klien masuk RSJD Dr. Aminogondoutomo pada tanggal 14 Januari 2009.

BAB III TINJAUAN KASUS. Klien masuk RSJD Dr. Aminogondoutomo pada tanggal 14 Januari 2009. BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN Klien masuk RSJD Dr. Aminogondoutomo pada tanggal 14 Januari 2009. Klien di rawat di ruang XI Larasati dengan nomor RM 063245. Perawat melakukan pengkajian pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam

BAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gangguan hubungan sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel dan menimbulkan perilaku maladaptif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkonstribusi pada fungsi yang terintegrasi. Pasien

Lebih terperinci

STASE KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI DUSUN SADANG TANJUNGHARJO, NANGGULAN KULON PROGO

STASE KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI DUSUN SADANG TANJUNGHARJO, NANGGULAN KULON PROGO STASE KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI DUSUN SADANG TANJUNGHARJO, NANGGULAN KULON PROGO Disusun Oleh : Diyah Nur Rahmawati NIM : 3213042 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menurut Gail W. Stuart, Waham adalah keyakinan yang salah dan kuat dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realitas sosial. Waham

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VI (Gatot Kaca) RSJ Amino

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VI (Gatot Kaca) RSJ Amino BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pasien Tanggal masuk RSJ : 27-12-2007 Pengkajian dilakukan pada tanggal 30-12-2007 di ruang VI (Gatot Kaca) RSJ Amino Gondohutomo Semarang, dengan diagnosa medik : Skizofrenia

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL A. Pengertian Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Amarah merupakan suatu emosi yang menentang dari sifat mudah tersinggung

BAB II TINJAUAN TEORI. Amarah merupakan suatu emosi yang menentang dari sifat mudah tersinggung BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Amarah merupakan suatu emosi yang menentang dari sifat mudah tersinggung hingga marah yang hebat yang dialami oleh setiap orang. (Kaplan, 1995). Perilaku kekerasan adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEP

BAB II TINJAUAN KONSEP BAB II TINJAUAN KONSEP A. Pengertian Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien BAB II KONSEP DASAR A. Pengetian Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana individu melakukan atau. (1998); Carpenito, (2000); Kaplan dan Sadock, (1998)).

BAB II KONSEP DASAR. perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana individu melakukan atau. (1998); Carpenito, (2000); Kaplan dan Sadock, (1998)). BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan,

BAB II TINJAUAN TEORI. sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan, BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan, pengecapan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon

BAB II KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon BAB II KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN A. PENGERTIAN Perilaku kekerasan adalah suatu kondisi maladaptif seseorang berespon terhadap marah (Townsend, M.C. 1998). Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS PENGKAJIAN Tanggal masuk :30 Desember 2008 Bangsal Keperawatan :XII(Madrim) No RM :062302 Tanggal Pengkajian :01 Januari 2009 A. IDENTITAS Pasien bernama Ny. N, bertempat tinggal

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri ( Stuart, 2006 ). Gangguan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun Oleh : ANISSYA NURUL H J 200 090 023 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu BAB II KONSEP TEORI A. Pengertian Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang datang internal / eksternal (Carpenito,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Data Fokus Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Juni 2011 jam 16.00 WIB pada keluarga Tn.L (60th). Tn.L merupakan kepala keluarga dari Ny. N (51th) dan kedua anaknya

Lebih terperinci

LAMPIRAN B DATA SUBJEK DAN KEEMPAT ANAK DI RSJ. SOEHARTO MEERJAN

LAMPIRAN B DATA SUBJEK DAN KEEMPAT ANAK DI RSJ. SOEHARTO MEERJAN LAMPIRAN B DATA SUBJEK DAN KEEMPAT ANAK DI RSJ. SOEHARTO MEERJAN 105 DATA DIRI 1. Data Subjek I Nama (Inisial) Suku Bangsa Rutinitas Pendidikan Anak didiagnosis Szhizophrenia Paranoid : Ny. D : 50 tahun

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. Z DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SEMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DisusunOleh : HILYATUN NISA J 200 090

Lebih terperinci

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Selasa, 18 Halusinasi 8. Mengidentifikasi jenis halusinasi

Lebih terperinci

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KASUS

BAB II TINJAUAN KASUS BAB II TINJAUAN KASUS A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain (Yosep,

Lebih terperinci

2.1.2Faktor Penyebab Harga Diri Rendah 1. Faktor Predisposisi a). Perkembangan individu yang meliputi : 1). Adanya penolakan dari orang tua.

2.1.2Faktor Penyebab Harga Diri Rendah 1. Faktor Predisposisi a). Perkembangan individu yang meliputi : 1). Adanya penolakan dari orang tua. BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri 2.1.1 Pengertian Harga Diri Stuart dan Sundeen (1991), mendeskripsikan harga diri (self esteem)

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI A. Konsep Dasar Teori 1. Definisi Isolasi sosial merupakan kondisi ketika individu atau kelompok mengalami,

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DISUSUN OLEH : BETY YULIAWATI NIM. P.10081 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

Lebih terperinci

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Isolasi sosial Pertemuan : I (satu)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Isolasi sosial Pertemuan : I (satu) CONTOH KASUS Setiap lansia pada akhirnya akan mengalami penurunan fungsi organ, Hal ini timbul karena penyebab organik ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan gangguan kemampuan berpikir, bereakasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya maupun lingkungan luarnya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara

Lebih terperinci

BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN. Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal

BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN. Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal 19-01-2009 A. Data identitas Data yang diperoleh dari pasien adalah : Nama kepala keluarga Tn. G, pendidikan SD dan beliau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit. Sebagai pemberian pelayanan kesehatan yang komplek, mutu

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi Dx I Selasa, 03 08.00 1. Mengkaji identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan

Lebih terperinci