BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengertian Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Tingkat I Bali Nomor 8 Tahun 2002, pasal 2 menyebutkan tentang pengertian Lembaga Perkreditan Desa. Lembaga Perkreditan Desa merupakan badan usaha milik desa yang melaksanakan kegiatan usaha di lingkungan desa dan untuk krama desa. Yang dimaksud dengan krama desa adalah mereka yang menempati karang Desa Pakraman/karang Banjar Pakraman dan atau bertempat tinggal di wilayah Desa/Banjar Pakraman atau di tempat lain yang menjadi warga Desa/Banjar Pakraman. Menurut Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 58, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan sub sistem dalam jaringan perbankan dan dapat dipersamakan dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Melalui beberapa pengertian LPD yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa LPD adalah suatu lembaga atau badan usaha milik desa dan melakukan kegiatan usaha di lingkungan desa untuk krama desa dan merupakan subsistem dalam jaringan perbankan Fungsi dan tujuan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Fungsi dan tujuan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) menurut peraturan Daerah Tingkat I Bali No. 8 tahun 2002 adalah :

2 1). mendorong pembangunan ekonomi masyarakat Desa melalui kegiatan menghimpun tabungan dan deposito dari Krama Desa. 2). memberantas ijon, gadai gelap dan lain-lain yang dapat dipersamakan dengan itu. 3). menciptakan pemerataan kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja bagi Krama Desa. 4). meningkatkan daya beli dan melancarkan lalu lintas pembayaran dan peredaran uang di Desa Kegiatan Lembaga Perkreditan Rakyat (LPD) Sesuai dengan pasal 7 Peraturan Daerah Tingkat I Bali Nomor 8 Tahun 2002, menyebutkan bahwa kegiatan-kegiatan usaha yang dilakukan oleh Lembaga Perkreditan Desa (LPD) adalah: 1). menerima atau menghimpun dana dari krama desa dalam bentuk tabungan dan deposito. 2). memberikan pinjaman hanya kepada krama desa. 3). menerima pinjaman dari lembaga-lembaga keuangan maksimum sebesar dari jumlah modal termasuk cadangan dan laba ditahan kecuali batas lain dalam jumlah pinjaman atau dukungan atau bantuan desa. 4). menyimpan kelebihan likuiditasnya pada Bank Pembangunan Daerah Bali dengan imbalan bunga bersaing dan pelayanan yang memadai. Dari ketentuan-ketentuan tersebut dapat dinyatakan bahwa tujuan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) adalah bertindak sebagai perpanjangan tangan keuangan desa untuk meningkatkan ekonomi setempat. Lembaga Perkreditan

3 Desa (LPD) digunakan untuk menunjang bisnis setempat yang penting dan untuk meningkatkan kondisi kehidupan anggota masyarakatnya. Lembaga Perkreditan Desa (LPD) didirikan juga untuk menyaingi pemberi pinjaman di desa setempat dan untuk menghilangkan rentenir dengan menyediakan kredit mudah dan sederhana Kedudukan LPD dalam sistem perbankan Dalam Pasal 58 Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 dinyatakan bahwa Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Negeri (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Perkreditan Desa (BPK), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Produk Desa (BKPD) dan/atau Lembaga-lembaga yang dipersamakan dengan itu diberikan status sebagai Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan Undang-undang ini dengan memenuhi persyaratan tata cara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Dalam Pasal 21 Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 dinyatakan bentuk hukum suatu Bank Perkreditan Rakyat dapat berupa salah satu dari : 1). Perusahaan Daerah 2). Koperasi 3). Perseroan Terbatas 4). Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

4 Dari uraian yang telah dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa LPD merupakan sub sistem dalam jaringan perbankan yang dapat dipersamakan dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kinerja keuangan Nurdin (1996:2), dikatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Berkaitan dengan alat ukur (Home, 1994:11), dikatakan bahwa untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan perlu beberapa tolak ukur. Tolak ukur indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interpretasi dan macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik dengan kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi analisis yang ahli dan berpengalaman daripada analisis lainnya didasarkan atas data keuangan sendirisendiri yang tidak berbentuk rasio. Dari kedua pendapat tersebut menjelaskan bahwa kinerja keuangan perusahaan dan alat ukur atau tolak ukur prestasi (kinerja) keuangan perusahaan salah satunya yaitu rasio atau indeks yang berhubungan dengan data keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan suatu perusahaan dari segi financial (keuangan) Aspek-aspek penilaian dalam kinerja keuangan LPD Dalam menilai kinerja LPD, digunakan beberapa aspek yang dimana jenisjenis faktor yang dinilai serta pembobotannya mengacu kepada Surat Keputusan Direksi PT. Bank BPD Bali No tanggal 5 Juni 2007.

5 Rumusan penilaian tingkat kesehatan LPD dalam Surat Keputusan Direksi PT. Bank BPD Bali No tanggal 5 Juni 2007 termasuk juga penilaian terhadap kinerja keuangannya memang sebagian besar mengacu pada SE Bank Indonesia No. 30/OPPB, yakni tentang penilaian tingkat kesehatan BPR dimana faktor yang dinilai adalah dari aspek modal, kualitas aktiva produktif, rentabilitas, manajemen, dan likuiditas. Namun demikian terdapat perbedaan yang mendasar pada rumusan penilaian LPD yaitu tidak dicantumkan secara langsung faktor manajemen sebagai kriteria penilaian. BPD Bali sebagai penanggung jawab terhadap seluruh LPD yang ada di Bali menetapkan faktor manajemen sebagai aspek tambahan dalam melakukan penilaian terhadap tingkat kesehatan LPD. LPD merupakan lembaga keuangan milik desa pakraman, sehingga banyak kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen perusahaan ditentukan oleh kebijakan dari desa pakraman masing-masing. Berbeda halnya dengan BPR yang dimana segala ketentuannya telah diatur oleh Bank Indonesia, termasuk didalamnya mengenai manajemen perusahaan. Rumusan penilaian tingkat kesehatan terhadap LPD dapat dilihat pada Tabel 2.1.

6 Tabel 2.1 Rumusan Penilaian Tingkat Kesehatan LPD Faktor yang dinilai Komponen Bobot 1. Modal Rasio Modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko 30% 2. Kualitas Aktiva Produktif a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva yang dibentuk terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk 30% 10% 3. Manajemen a. Manajemen Umum b. Manajemen Risiko 0% 0% 4. Rentabilitas a. Rasio laba sebelum pajak terhadap total assets b. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional 10% 10% 5. Likuiditas a. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar b. Rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima 5% 5% Sumber : Surat Keputusan Direksi BPD Bali No Dari Tabel 2.1 dalam dilihat mengenai rumusan penilaian tingkat kesehatan LPD. Penilaian dilakukan berdasarkan pembobotan masing-masing faktor dan komponen yang telah ditentukan yaitu aspek modal, kualitas aktiva produktif, rentabilitas, manajemen, dan likuiditas, dan pembobotan ini mengacu pada Surat Keputusan Direksi PT. Bank BPD Bali No tanggal

7 5 Juni Nilai komponen dari faktor-faktor tersebut dilakukan berdasarkan nilai kredit yang dinyatakan dalam nilai kredit sebesar 0 sampai 100. Nilai kredit tersebut dinilai lebih lanjut dengan memperhatikan informasi serta aspek-aspek lain yang secara materiil berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan masing-masing faktor. Predikat penilaian kesehatan suatu LPD ditetapkan berdasarkan total nilai kredit sebagai berikut : 1). nilai kredit 81 sampai dengan 100 diberi predikat Sehat 2). nilai kredit 66 sampai 80 diberi predikat Cukup Sehat 3). nilai kredit 51 sampai dengan 65 diberi predikat Kurang Sehat 4). nilai kredit 0 sampai dengan 50 diberi predikat Tidak Sehat Aspek permodalan Masalah modal dalam perusahaan sangat kompleks, mengingat modal tersebut berpengaruh terhadap berbagai aspek. Menurut Dahlan Siamat (2001:142), modal adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usulannya disamping memenuhi peraturan yang telah ditetapkan. Dari pengertian modal diatas, pada intinya menyatakan bahwa modal merupakan elemen dasar yang harus dimiliki oleh suatu perusahaan untuk dapat melaksanakan kegiatannya serta untuk dapat mempertahankan siklus kehidupan perusahaan.

8 Modal dapat dibagi menjadi : 1. Modal inti terdiri dari: 1) Modal Disetor Yaitu modal yang disetor secara efektif oleh pemiliknya. Bagi bank yang terbentuk bukan koperasi, modal disetor terdiri atas simpanan pokok, simpanan wajib dan modal penyertaan sebagaimana diatur dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian. 2) Agio Saham Yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya. 3) Modal Sumbangan Adalah modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasuk selisih antara nilai yang tercatat dengan harga jual apabila saham tersebut dijual. 4) Cadangan Umum Yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai dengan ketentuan pendirian atau anggaran dasar masing-masing bank. 5) Cadangan Tujuan Yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang dipisahkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota.

9 6) Laba Yang Ditahan Yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan. 7) Laba Tahun Lalu Yaitu seluruh laba bersih tahun-tahun yang lalu setelah diperhitungkan pajak dan belum ditetapkan pengumumannya oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota. 8) Laba Tahun Berjalan Yaitu laba yang diproleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran hutang pajak, jumlah laba tahun buku berjalan tersebut diperhitungkan sebagai modal inti hanya 50%. Dalam hal tahun berjalan baik mengalami kerugian, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang modal inti. 2. Modal Pelengkap terdiri dari: 1) Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap Yaitu cadangan yang dibentuk dari penilaian kembali aktiva yang setelah mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak. 2) Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Yaitu penyisihan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan dengan maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif. Penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dapat

10 diperhitungkan sebagai komponen pelengkap adalah maksimum sebesar 1,25% dari jumlah ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko). 3) Modal Pinjaman Yaitu hutang yang didukung oleh instrumen yang memiliki sifat seperti modal dan mempunyai ciri-ciri antara lain, tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dipersamakan dengan modal dan telah dibayar, mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank melebihi laba yang ditahan dan cadangan-cadangan yang termasuk modal inti, meskipun bank belum dilikuidasi dan pembayaran bunga yang dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau labanya tidak mendukung untuk membayar bunga tersebut. Secara garis besar, modal berfungsi untuk: 1) menutupi biaya sendiri, pembelian gedung, inventaris, alat-alat kantor dan lain-lain. 2) modal yang besar menambah kepercayaan masyarakat. 3) menutupi kerugian seandainya dialami oleh bank. 4) mempertinggi solvabilitas (kekayaan lebih besar dari hutang). 5) menambah operasi perkreditan aktif yang besar. Berdasarkan SK Direksi BPD Bali No tanggal 5 Juni 2007, untuk menghitung rasio permodalan dari LPD digunakan rumus: CAR = Modal ( inti dan pelengkap) ATMR x...(1)

11 Rasio ini menunjukkan sejauh mana modal dapat menutupi aktiva berisiko dan kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan sebagai suatu proporsi tertentu dari aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Aktiva tertimbang menurut risiko merupakan nilai total masing-masing aktiva yang dimiliki setelah dikalukan dengan masing-masing bobot risiko aktiva tersebut. Adapun bobot penilaian terhadap jumlah modal inti, modal pelengkap dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Bobot Penilaian Modal Inti, Modal Pelengkap dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Keterangan Modal Inti : - Modal disetor - Modal donasi - Cadangan umum - Laba ditahan/tahun lalu - Rugi tahun lalu - Laba tahun berjalan Modal Pelengkap : - CPRR (maks 1,25% x ATMR) - Modal pinjaman/titipan (milik desa pakraman) - Cadangan revaluasi aktiva tetap - Akumulasi penyusutan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) : - Kas - Tabungan, deposito, giro di bank - Pinjaman yang diberikan - Aktiva tetap (netto) - Aktiva lain-lain Bobot 50% 0% 20% Sumber: SK Direksi BPD Bali No tanggal 5 Juni 2007

12 Aspek kualitas aktiva produktif Menurut Zaki Baridwan (2000:19) aktiva adalah jumlah hutang dan modal atau harta yang dimiliki oleh perusahaan yang jumlahnya sama besar dengan jumlah passiva. Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam bentuk rupiah maupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya yang meliputi: 1). kredit yang diberikan. 2). surat-surat berharga 3). penempatan dana pada bank lain baik dalam negeri maupun luar negeri, kecuali dalam bentuk giro. 4). penyertaan. Penetapan kolektibilitas aktiva produktif pada prinsipnya didasarkan pada: 1) untuk kredit yang diberikan didasarkan pada ketetapan pembayaran kembali pokok dan bunga serta kemampuan peminjam yang ditinjau dari keadaan usaha yang bersangkutan. 2) untuk aktiva produktif lainnya didasarkan pada tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva produktif lainnya tersebut serta tingkat penghasilannya. Berdasarkan penilaian yang dilakukan, maka kolektibilitas aktiva produktif digolongkan sebagai lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Kelancaran pengembalian kredit juga kelancaran pembayaran bunga secara kolektif termasuk angsuran kredit merupakan bagian penting dalam menentukan tingkat kelancaran dari kredit tersebut. Dengan demikian bank wajib membentuk

13 penyisihan penghapusan aktiva produktif yang cukup guna menutup risiko kemungkinan kerugian. 1) Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Menurut Artha (1999:7) kualitas aktiva produktif LPD dinilai atas dasar kolektibilitasnya yang terdiri dari Lancar (L), Kurang lancar (KL), Diragukan (D), dan Macet (M). Besarnya bobot masing-masing aktiva yang diklasifikasikan sesuai dengan tingkat kolektibilitasnya adalah : a. 0% dari aktiva produktif digolongkan lancar. b. 50% dari aktiva produktif digolongkan kurang lancar c. 75% dari aktiva produktif digolongkan diragukan d. dari aktiva produktif digolongkan macet Bobot masing-masing aktiva produktif adalah : a. Antar bank aktiva (LPD lain) = b. Pinjaman diberikan = Dalam hubungannya dengan penilaian tingkat kesehatan LPD oleh Bank Pembangunan Daerah Bali berdasarkan SK Direksi BPD Bali No tanggal 5 Juni 2007, penilaian terhadap rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) LPD dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Aktiva Produktif yang diklasifikasikan Rasio KAP = x...(2) Aktiva Produktif

14 2) Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Setiap Bank wajib untuk membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) atau Cadangan Piutang Ragu-ragu (CPRR) yang cukup guna menutupi risiko kerugian. Aturan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) untuk usaha bank dilakukan berdasarkan kemungkinan risiko yang ditimbulkannya, yaitu berdasarkan risiko karena Kurang Lancar, Diragukan dan Macet. Berdasarkan SK Direksi BPD Bali No tanggal 5 Juni 2007, besarnya Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang wajib dibentuk adalah : a. 0,5% dari aktiva produktif yang digolongkan kredit Lancar b. 10% dari aktiva produktif yang digolongkan kredit Kurang lancar c. 50% dari aktiva produktif yang digolongkan kredit Diragukan d. dari aktiva produktif yang digolongkan Macet e. atau 1% sampai dengan 6% dari kredit yang beredar Adapun rumus rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) LPD adalah : PPAP yang dibentuk (CPRR) Rasio PPAP =.. (3) PPAP yang wajib dibentuk Aspek rentabilitas Laba yang besar belum merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja secara efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut atau dengan menghitung rentabilitasnya.

15 Menurut Bambang Riyanto (2001:35) rentabilitas adalah perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut atau rentabilitas adalah kemampuan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Cara menghitung rentabilitas suatu perusahaan adalah bermacam-macam, tergantung pada laba dari aktiva mana yang akan dibandingkan satu dengan yang lainnya. Penilaian rentabilitas dibidang jasa sangat berkaitan dengan pendapatan yang diperoleh bank. Dalam hubungannya dengan penilaian tingkat kesehatan LPD oleh bank BPD Bali mengenai cara penilaian Rentabilitas berdasarkan SK Direksi BPD Bali No tanggal 5 Juni 2007, yaitu : 1) Return on Assets (ROA) Rasio laba sebelum pajak dalam satu periode terakhir terhadap ratarata volume usaha/assets dalam periode yang sama. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut : Laba sebelum pajak ROA...(4) Rata rata Asset 2) Rasio BOPO Rasio biaya operasional dalam satu periode terakhir terhadap pendapatan operasional dalam periode yang sama dengan rumus sebagai berikut : BOPO Biaya Operasional Pendapatan Operasional.. (5)

16 Aspek likuiditas Menurut S. Munawir (2002:31) likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Masalah likuiditas merupakan masalah yang berhubungan dengan kemampuan membayar kewajiban yang segera harus dibayar (Sudirman, 2000:192). Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk menyediakan alat-alat pembayaran yang cepat, guna memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya yang segera jatuh tempo. Berdasarkan SK Direksi BPD Bali No tanggal 5 Juni 2007, penilaian kuantitatif terhadap rasio likuiditas LPD didasarkan pada dua rasio yaitu : 1) Rasio likuiditas terhadap hutang lancar (Liquid Assets to Current Liabilities Ratio atau LACLR) dihitung dengan rumus : Keterangan : Alat Likuid LACLR......(6) Hutang Lancar a. Alat likuid : penanaman modal pada bank lain dalam bentuk giro dan tabungan dikurangi dengan tabungan bank lain pada bank. b. Hutang lancar : angsuran luar yang segera jatuh tempo berupa tabungan dan deposito.

17 2) Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima (Loan to Deposit Ratio atau LDR) dihitung dengan rumus : LDR Pinjaman yang diberikan Dana yang diterima.....(7) Keterangan : a. Pinjaman yang diberikan : berupa pinjaman dalam bentuk kredit yang diberikan terhadap pihak ketiga. b. Dana yang diterima : tabungan, deposito, modal disetor, cadangan umum dan laba tahun berjalan yang diperhitungkan 50% sebagai modal inti. 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Rika Candraningrat, (2005) meneliti tentang tingkat kesehatan LPD di kabupaten Badung dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kesehatan LPD di kabupaten Badung ditinjau faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas dan likuiditas sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPBB tahun teknik analisis data yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan langkah penilaian terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas dan likuiditas. Hasil penelitian ini adalah untuk faktor permodalan yang diukur dengan rasio CAR, menunjukkan semua LPD termasuk kategori sehat. Untuk faktor kualitas aktiva produktif umumnya memiliki predikat kurang sehat, kecuali LPD Sibang Kaja, Angantiga dan Lukluk. Untuk semua LPD termasuk kategori

18 sehat. Untuk faktor Likuiditas menunjukkan sebagian besar LPD telah memenuhi skor maksimal, kecuali LPD Denkayu dan LPD Petang. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada obyek penelitian yaitu sama-sama melakukan analisis terhadap kinerja keuangan LPD. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitiannya dan rasio keuangan yang digunakan. Penelitian sebelumnya dilakukan pada LPD di kabupaten Badung, sedangkan penelitian ini dilakukan pada LPD yang terdapat di wilayah kecamatan Denpasar Selatan. Rasio keuangan yang digunakan pada penelitian sebelumnya yaitu rasio likuiditas, Loan Deposit Rasio, CAR, BOPO, ROA dan ROE, sedangkan pada penelitian ini menggunakan rasio sama seperti penelitian sebelumnya tapi tidak menggunakan rasio ROE dan diganti dengan rasio Liquid Asset to Current Liabilities Ratio (LACLR). Arie Astuti, (2006) meneliti tentang kinerja keuangan LPD sebelum dan sesudah peristiwa Bom Bali I. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah peristiwa Bom Bali I berpengaruh terhadap kinerja keuangan LPD di Provinsi Bali. Untuk memecahkan masalah tersebut digunakan teknik analisis data kuantitatif, yaitu dengan melakukan analisis rasio-rasio keuangan serta didukung dengan metode paired samples t-test untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah peristiwa bom Bali. Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rasio likuiditas, Loan to Deposit Rasio, CAR dan BOPO sebelum dan sesudah terjadinya peristiwa bom

19 Bali I, sedangkan untuk ROA dan ROE, tidak tampak adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah peristiwa bom Bali I. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada obyek penelitian dan teknik analisis datanya, yaitu sama-sama melakukan analisis terhadap kinerja keuangan LPD. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitiannya, dimana penelitian sebelumnya dilkukan pada LPD yang terdapat di Provinsi Bali, sedangkan penelitian ini dilakukan pada LPD yang terdapat di wilayah kecamatan Denpasar Selatan. Rasio keuangn yang digunakan pada penelitian sebelumnya yaitu rasio likuiditas, Loan Deposit Rastio, CAR, BOPO, ROA dan ROE sedangkan pada penelitian ini menggunakan rasio yang sama tetapi tidak menggunakan rasio ROE dan diganti dengan Liquid Asset to Current Liabilities Ratio (LACLR). Yuli Wahyuningsih, (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Tingkat Kesehatan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Pakraman Pecatu Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung. Penelitian ini menggunakan analisis CAMEL dalam menilai tingkat kesehatan LPD yang terdiri dari Capital (Capital Adequancy Ratio atau CAR), Assets Quality (Kualitas Aktiva Produktif atau KAP), Management Quality (Manajemen), Earning (Rentabilitas) dan Liquidity (Likuiditas) yang mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPPB tanggal 30 April Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada obyek penelitian dan teknik analisis datanya, yaitu sama-sama melakukan analisis terhadap kinerja keuangan Lembaga Perkreditan Desa serta sama-sama

20 menggunakan rasio-rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada lokasi penelitian dan acuan mengenai kriteria penilaian tingkat kesehatan, dimana penelitian sebelumnya pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Pakraman Pecatu Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung., sedangkan penelitian ini dilakukan pada LPD yang terdapat di wilayah kecamatan Denpasar Selatan. Penelitian sebelumnya mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 dimana terdapat aspek manajemen sebagai kriteria penilaian. sedangkan penelitian ini mengacu pada Surat Keputusan Direksi PT. Bank BPD Bali No tanggal 5 Juni 2007 dimana tidak menyertakan aspek manajemen sebagai kriteria penilaian.

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Definisi Bank Kata bank berasal dari bahasa latin yaitu Banca yang berarti meja, meja yang dimaksud adalah meja yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. untuk memotivasi individu-individu untuk mencapai keselarasan tujuan. Teori ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. untuk memotivasi individu-individu untuk mencapai keselarasan tujuan. Teori ini BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan Teori agensi mengeksplorasi bagaimana kontrak dan insentif dapat ditulis untuk memotivasi individu-individu untuk mencapai

Lebih terperinci

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI : 1 Nama Data : Antar Bank Aktiva BPR Semua jenis simpanan/tagihan BPR Pelapor dalam rupiah kepada bank lain di Indonesia. Simpanan/tagihan kepada bank lain di Indonesia dengan jenis giro, tabungan, deposito

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) STUDI KASUS PADA LPD DESA ADAT KEDONGANAN KUTA BADUNG TAHUN

ANALISIS KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) STUDI KASUS PADA LPD DESA ADAT KEDONGANAN KUTA BADUNG TAHUN ANALISIS KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) STUDI KASUS PADA LPD DESA ADAT KEDONGANAN KUTA BADUNG TAHUN 2013 2015 I Made Bagiada, S.E., M.Si., Ak., CA 197512312005011003 Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL Suci Wulandari, Sunandar, Hetika DIII Akuntansi Politeknik Harapan Bersama

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL, ASSET, EARNING DAN LIQUIDITY (Studi Kasus pada LPD Desa Adat Medahan Gianyar) ABSTRAKSI I MADE SUIDARMA 1) dan I GUSTI NENGAH DARMA DIATMIKA

Lebih terperinci

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut : Berikut ini adalah analisis CAMEL terhadap Laporan Keuangan PT Bank Mandiri periode 2011-2012 yang digunakan untuk menganalisis kesehatan bank tersebut. 1. Capital (Permodalan) Rasio permodalan diukur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian kas Kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT SEDANA YASA - TABANAN PERIODE DENGAN ANALISIS CAMEL

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT SEDANA YASA - TABANAN PERIODE DENGAN ANALISIS CAMEL ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT SEDANA YASA - TABANAN PERIODE 2007-2011 DENGAN ANALISIS CAMEL Oleh : I Gede Nyoman Purnama Putra ABSTRAK Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara harfiah koperasi berasal dari cooperation (Inggris) atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara harfiah koperasi berasal dari cooperation (Inggris) atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Koperasi Secara harfiah koperasi berasal dari cooperation (Inggris) atau cooperatio (Latin) atau co-operate (Belanda). Dalam bahasa indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Perbankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor yang diharapkan berperan aktif dalam menunjang kegiatan pembangunan regional atau nasional. Peran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Bank 1. Pengertian Bank Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan perekonomian,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori sinyal membahas mengenai bagaimana seharusnya sinyal - sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori sinyal membahas mengenai bagaimana seharusnya sinyal - sinyal BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori sinyal (signaling theory) Teori sinyal membahas mengenai bagaimana seharusnya sinyal - sinyal keberhasilan ataupun kegagalan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN 2010 2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Capital (Modal) permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Sehingga dengan rumus yang ada maka CAR (Capital

Lebih terperinci

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR BEPEDE KUTAI SEJAHTERA Tanggal : 30 Juni 2017

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR BEPEDE KUTAI SEJAHTERA Tanggal : 30 Juni 2017 LAPORAN NERACA PUBLIKASI POS - POS Posisi Juni 2017 Posisi Juni 2016 Aset Kas 594,933 1,464,727 Kas dalam Valuta Asing 0 0 Surat Berharga 0 0 Pendapatan Bunga yang Akan Diterima 1,559,663 1,471,254 Penempatan

Lebih terperinci

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR BEPEDE KUTAI SEJAHTERA Tanggal : 31 Maret 2017

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR BEPEDE KUTAI SEJAHTERA Tanggal : 31 Maret 2017 LAPORAN NERACA PUBLIKASI POS - POS Posisi Maret 2017 Posisi Maret 2016 Aset Kas 1,252,890 1,236,762 Kas dalam Valuta Asing 0 0 Surat Berharga 0 0 Pendapatan Bunga yang Akan Diterima 1,425,536 1,463,767

Lebih terperinci

Perhitungan Rasio Keuangan BPR Konvensional. Kas (0%) Sertifikat Bank Indonesia (0%) 0 0 0

Perhitungan Rasio Keuangan BPR Konvensional. Kas (0%) Sertifikat Bank Indonesia (0%) 0 0 0 Lampiran 1 Perhitungan Rasio Keuangan BPR Konvensional 1. Permodalan (Capital) Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko BPR Konvensional Tahun 2008-2010 Komponen 2008 2009 2010 Kas (0%) 0 0 0 Sertifikat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian pedesaan mempunyai peran sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian pedesaan mempunyai peran sangat penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan perekonomian pedesaan mempunyai peran sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional, karena sebagian besar penduduk Indonesia berada di daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif karena menghitung nilai dengan desain kausal yang menyatakan hubungan sebab-akibat dan berpengaruh. Metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode Penelitian Metode merupakan suatu cara yang dapat digunakan peneliti dan dapat dilaksanakan dengan cara terencana, sistematis dan dapat mencapai tujuann.menurut

Lebih terperinci

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode 2009-2014 Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi Pendahuluan Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Analisis Rasio Keuangan Bank Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik

Lebih terperinci

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Materi: 2 1 2 3 Klasifikasi Modal Bank Rasio Kecukupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, data yang

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : : DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN 70 LAMPIRAN-LAMPIRAN 70 71 LAMPIRAN I Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Perkembangan Per 31 Desember 2011-2013 72 LAMPIRAN II Perhitungan Penyediaan Modal Minimum Per 31 Desember 2011-2013 73 PERHITUNGAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Berdasarkan Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, bank diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Bank 2.1.1 Pengertian Bank Para ahli dalam bidang perbankan memberikan definisi mengenai bank yang berbeda-beda, tetapi mempunyai tujuan yang sama. Menurut

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE 2010-2012 DOSEN PEMBIMBING : Rini Tesniwati, SE., MMSi Galih Pangestu 22210924 3EB06 Latar Belakang Menurut UU RI No 10 1998 tanggal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. laporan keuangan perusahaan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:1-2)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. laporan keuangan perusahaan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:1-2) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Analisis laporan keuangan Analisis keuangan sangat tergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Lembaga Perkreditan Desa (LPD)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Lembaga Perkreditan Desa (LPD) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Lembaga Perkreditan Desa (LPD) LPD di Bali mulai berkembang sejak tahun 1985 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Return on Assets (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Kinerja Perbankan dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) a. Pengertian Kinerja Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Perbankan adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, seperti sekaa, banjar serta desa adat. Tradisi itu biasa disebut

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, seperti sekaa, banjar serta desa adat. Tradisi itu biasa disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara kultural, krama Bali memang sudah memiliki tradisi pengelolaan keuangan secara bersama-sama untuk bersama dalam suatu wadah organisasi tradisional, seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penilitian pertama yang dijadikan rujukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) dengan topik mengenai Pengaruh LDR, IPR,

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016 ABSTRAK I NYOMAN KARYAWAN Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Mataram. e-mail : karyawan i nyoman@ yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teoritis Pengertian Bank Menurut Kasmir, secara sederhana bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini berupa analisis deskriptif, yaitu dengan mengamati aspek-aspek tertentu dari laporan keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berupa uang/surat-surat berharga lainnya. hidup krama desa untuk menunjang pembangunan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berupa uang/surat-surat berharga lainnya. hidup krama desa untuk menunjang pembangunan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian LPD Menurut Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2007 LPD adalah salah satu unsur kelembagaan desa pekraman yang menjalankan fungsi keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu: PT Bank Mandiri dan PT Bank Rakyat Indonesia. Analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada tiga penelitian sebelumnya yang sangat bermanfaat bagi penulis sebagai bahan acuan, yaitu dilakukan oleh : 1. Riski Yudi Prasetyo 2012 Penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1 BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK A. Tingkat Kesehatan Bank Kesehatan merupakan hal penting dalam setiap kehidupan. Hal ini pun juga berlaku bagi lembaga keuangan. Kesehatan suatu lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah : 1. Tingkat Kesehatan Bank Kesehatan bank adalah dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Bank 2.1.1 Pengertian Bank Banyak para ahli dalam bidang perbankan memberikan definisi mengenai bank yang berbeda-beda, tetapi mempunyai tujuan yang sama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan di Provinsi Bali memiliki keunikan dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan di Provinsi Bali memiliki keunikan dalam mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pemerintahan di Provinsi Bali memiliki keunikan dalam mengelola sistem pemerintahan tingkat desa. Dua sistem pemerintahan yang berjalan adalah sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

Posisi Desember Pos-Pos

Posisi Desember Pos-Pos Periode: Desember- Laporan Neraca No 1 Kas 259,933 259,933 2 Kas dalam Valuta Asing 3 Surat Berharga 4 Pendapatan Bunga yang Akan Diterima 64,484 64,484 5 Penempatan pada Bank Lain 929,544 929,544 6 Penyisihan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA BANK

ANALISIS KINERJA BANK ANALISIS LAPORAN KEU. PERBANKAN KARTIKA SARI. UniversitasGunadarma. ANALISIS KINERJA BANK TUJUAN MATERI : 1. Menjelaskan pengertian analisis rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas. 2. Menyebutkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan

Lebih terperinci

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 62.396 50.624 2 3 4 5 6 7 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 999.551 989.589 b. Sertifikat Bank Indonesia - 354.232

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Ibnu Fariz (2012) Penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini menggunakan dua peneliti terdahulu sebagai rujukan. Rujukan yang pertama menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini Pudji

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2002: 17), laporan keuangan didefinisikan sebagai ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan. 52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu dari berbagai literatur, catatan, artikel, penelitian terdahulu dari dokumen,

Lebih terperinci

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS KOMPUTER LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 08 & 09 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA)

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA) ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA) ABSTRACT Financial performance of a bank, or often referred

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan kinerja keuangan, diantaranya sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan kinerja keuangan, diantaranya sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menyangkut perbandingan kinerja keuangan, diantaranya sebagai berikut: 1. Fitri Yuliana (2012) Permasalahan

Lebih terperinci

Posisi Desember Pos-Pos

Posisi Desember Pos-Pos Periode: Desember- Laporan Neraca No 1 Kas 298,362 298,362 2 Kas dalam Valuta Asing 3 Surat Berharga 4 Pendapatan Bunga yang Akan Diterima 80,126 80,126 5 Penempatan pada Bank Lain 932,642 932,642 6 Penyisihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga keuangan khususnya perbankan. Perbankan berperan penting sebagai lembaga intermediasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentukbentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Perbankan a. Pengertian Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 Perubahan Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bank Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas

Lebih terperinci

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu BAB HI METODE PENELITIAN Pendahuluan Bab ini merupakan bab yang berisi mengenai Metode Penelitian yang digunakan untuk melakukan analisis di bab selanjutnya. Bab ini berisi tentang obyek yang akan diteliti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank 1. Pengertian Bank Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang,

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Bank Perkreditan Rakyat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dinda Yani Kusuma (2011)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dinda Yani Kusuma (2011) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tinjauan dari dua penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai referensi atau rujukan dalam penelitian, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen) bank, masyarakat pengguna

Lebih terperinci

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR DANA BINTAN SEJAHTERA Tanggal : 31 Maret 2016

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR DANA BINTAN SEJAHTERA Tanggal : 31 Maret 2016 LAPORAN NERACA PUBLIKASI POS - POS Posisi Maret 2016 Posisi Maret 2015 Aset Kas 254,302 885,917 Kas dalam Valuta Asing 0 0 Surat Berharga 0 0 Pendapatan Bunga yang Akan Diterima 720,903 672,986 Penempatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dalam kondisi sehat. Tingkat kesehatan BPR Hasa Mitra periode 2006 sampai

BAB II LANDASAN TEORI. dalam kondisi sehat. Tingkat kesehatan BPR Hasa Mitra periode 2006 sampai BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian A.Dharnaeny (2012) dengan tajuk kajian analisis penilaian tingkat kesehatan BPR HASA MITRA dengan metode CAMEL tahun 2006-2010. Hasil kajian ini menunjukan

Lebih terperinci

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR ALTO MAKMUR Tanggal : 31 Maret 2016

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR ALTO MAKMUR Tanggal : 31 Maret 2016 LAPORAN NERACA PUBLIKASI POS - POS Posisi Maret 2016 Posisi Maret 2015 Aset Kas 176,008 81,228 Kas dalam Valuta Asing 0 0 Surat Berharga 0 0 Pendapatan Bunga yang Akan Diterima 236,997 158,045 Penempatan

Lebih terperinci

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR DANA BINTAN SEJAHTERA Tanggal : 30 Juni 2017

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR DANA BINTAN SEJAHTERA Tanggal : 30 Juni 2017 LAPORAN NERACA PUBLIKASI POS - POS Posisi Juni 2017 Posisi Juni 2016 Aset Kas 379,023 342,650 Kas dalam Valuta Asing 0 0 Surat Berharga 0 0 Pendapatan Bunga yang Akan Diterima 639,258 718,798 Penempatan

Lebih terperinci

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR DANA BINTAN SEJAHTERA Tanggal : 31 Maret 2017

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR DANA BINTAN SEJAHTERA Tanggal : 31 Maret 2017 LAPORAN NERACA PUBLIKASI POS - POS Posisi Maret 2017 Posisi Maret 2016 Aset Kas 242,815 254,302 Kas dalam Valuta Asing 0 0 Surat Berharga 0 0 Pendapatan Bunga yang Akan Diterima 558,831 720,903 Penempatan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Definisi bank dan perbankan menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan

BAB II KERANGKA TEORITIS. Definisi bank dan perbankan menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan 6 BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Pengertian Bank Definisi bank dan perbankan menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 adalah: 1. Perbankan adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga merupakan tempat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan perusahaan pada umumnya

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ilwin Husain 1, Zulkifli Bokiu 2, Mahdalena 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN 2008-2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode LAMPIRAN 61 62 Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode 2006-2011 NO Deskripsi 2006 2007 2008 2009 2010 2011 I Komponen Modal A. Modal Inti 13,104,120 15,448,235 17,795,610 21,137,919 27,673,231 38,214,079

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK MUAMALAT SYARIAH, Tbk CABANG DENPASAR. Eka Puji Lestari 1 Dr. Henny Rahyuda, SE., AK,.

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK MUAMALAT SYARIAH, Tbk CABANG DENPASAR. Eka Puji Lestari 1 Dr. Henny Rahyuda, SE., AK,. 121 ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK MUAMALAT SYARIAH, Tbk CABANG DENPASAR Eka Puji Lestari 1 Dr. Henny Rahyuda, SE., AK,. MM 2 1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali,

Lebih terperinci

N E R A C A Per 30 September 2009 Dan 2008 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos

N E R A C A Per 30 September 2009 Dan 2008 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos N E R A C A A K T I V A 1. K a s 22,951 21,458 2. Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 117,863 165,135 b. Sertifikat Bank Indonesia 154,903 89,736 c. Lainnya - - 3. Giro pada bank lain

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu 60 III. METODE PENELITIAN A. Variabel Operasional Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode CAMEL 1. Capital (Permodalan) Resiko yang digunakan dalam perhitungan permodalan adalah Capital Adequecy Ratio (CAR)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Ardiani (2007) menunjukkan bahwa secara simultan CAR, RORA, ROA, LDR, NPM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga

Lebih terperinci