PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

Transkripsi

1 PANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TERHADAP RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016 JURU BICARA : Muh Zen Adv Assalamuálaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Yth Suadara Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Yth Ketua Para Wakil ketua dan Segenap Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Yth. Saudara Sekretaris Daerah dan seluruh Pejabat Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah Yth. Saudara Sekretaris DPRD beserta seluruh jajaran Sekretariat Dewan, Yth. Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Jawa Tengah Hadirin Sidang Paripurna DRPD, Jajaran Eksekutif, rekan-rekan wartawan dan seluruh masyarakat Jawa Tengah dimanapun berada yang berbahagia. Marilah kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur Al-Hamdulillah kehadirat Allah Subhana Wataála atas limpahan Rahmat hidayah serta inayah-nya sehingga kita bisa hadir dan berkumpul bersama dalam forum rapat paripurna yang terhormat ini, dalam keadaan sehat wal afiyat.

2 Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam. Semoga kelak kita mendapatkan syafa at- Nya di Hari Kiamat Nantinya. Pada kesempatan ini kami selaku juru bicara Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, akan menyampaikan Pandangan Umum yang berisi catatan kajian kritis serta masukan yang berkait dengan pembahasan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran Sebelumnya, perkenankan kami menyampaikan aspirasi masyarakat terkait dengan Kebijakan Lima Hari Sekolah oleh Pemerintah Pusat yang akan diberlakukan pada awal tahun ajaran baru 2017 ini. Fraksi Partai Kebangkita Bangsa menilai bahwa kebijakan tersebut berdampak buruk terhadap keberlangsungan pendidikan karakter yang melalui proses pendidikan di madrasah diniyah dan taman pendidikan al-quran TPQ. Setidaknya ada madrasah diniyah dan TPQ yang sebagian besar sisiwanya juga sekolah di SD dan SMP. Jika diberlakukan Lima Hari Sekolah maka, maka keberlangsungan pembelajaran karakter anak bangsa ini terhenti. Karena itu kami menolak kebijakan Lima Hari Sekolah tersebut. Hadirin Sidang Paripurna DPRD yang kami hormati Selanjutnya Kami sampaikan terimakasih kepada Saudara Gubernur beserta jajaran Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang telah berkenan hadir untuk bersama mengikuti Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah. Dengan harapan kehadiran bersama ini dapat menjadi bukti komitmen lembaga sebagai i tikad baik dalam rangka meningkatkan kinerja Pemerintah Daerah yang telah direncanakan dalam RKPD Tahun 2016 dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat didukung infrastruktur yang semakin mantap. Dengan demikian kesejahteraan dan perekonomian merupakan indikator utama untuk menilai kinerja Gubernur. Keterlibatan DPRD Provinsi Jawa Tengah dalam Pembahasan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD tahun Anggaran 2016 merupakan salah satu implementasi dari fungsi legislasi sebagaimana diatur dalam pasal 317 ayat (1) huruf a. Membentuk peraturan daerah provinsi bersama gubernur. Hal ini tentu menjadi konsekuensi dari tugas pemerintahan daerah dimana diharapkan mampu menguatkan demokratisasi dan keterbukaan anggaran yang berpihak pada rakyat

3 kecil dan pemenuhan hak-hak keadilan dan kesejahteraan juga kemandirian warga Jawa Tengah. Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa memberikan apresiasi terhadap kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam pencapaian indikator mikro di setiap urusan pemerintahan daerah, dimana realisasi mencapai 88,42% dari seluruh target dengan data yang sudah terupdate dan tersedia. Namun demikian, capaian indikator mikro disetiap urusan tersebut ternyata belum mampu memberikan dampak terhadap kesejahteraan masyarakat dan peningkatan ekonomi secara signifikan. Berbagai program dan kegiatan serta alokasi belanja yang direalisasikan belum mampu mencapai tujuan utama RKPD yakni peningkatan kesejahteraan rakyat secara efektif. Hadirin Sidang Paripurna DPRD yang kami hormati Kembali pada pokok permasalahan, bahwa dalam kesempatan ini kami menyampaikan Pandangan Umum berkaitan dengan Laporan Pertanggungjawaban APBD 2016 ini, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa akan menyoroti poin penting yang menjadi titik fokus di dalam LHP BPK yaitu. 1) Berkaitan dengan Kinerja Pendapatan Daerah, 2) Kinerja Belanja Pemerintah Daerah 3) Silpa. Pengelolaan Keuangan Daerah A. Kinerja Pandapatan Daerah Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2016 yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah sebesar Rp19,632 trilyun (93,54%) tidak memenuhi target, jika sesuai target maka besarannya Rp 20,988 trilyun. Pendapatan Asli Daerah realisasi Rp 11,541 trilyun (90,39%) lebih rendah dari target sebesar Rp 12,767 trilyun; 1) Pajak Daerah sebesar Rp9,672 trilyun (88,56%) lebih rendah dari rarget sebesar Rp 10,922 trilyun terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor 102,922 %; Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 78,37%; Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 90,20%; Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan

4 123,35% dan Pajak Rokok 83,15%. Pendapatan Daerah tidak mencapai target disebabkan antara lain, a. Tingginya suku bunga kredit yang berakibat pada rendahnya minat masyarakat Jawa Tengah dalam membeli kendaraan bermotor. b. Tingginya minat pembelian kendaraan roda empat berjenis Low Cost Green Car (LCGC) yang memiliki nilai pajak lebih rendah dibanding kendaraan premium c. Penurunan harga BBM yang terjadi sebanyak dua kali pada tahun ) Realisasi Retribusi Daerah sebesar Rp 106,22 milyar (112,61%) dari target sebesar Rp 94,33 milyar. 3) Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Rp340,39 milyar (98,95%) dari target sebesar Rp344,01 milyar. 4) Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Rp1,421 trilyun (11,08%) dari target sebesar Rp1,406 trilyun. 5) Pendapatan transfer realisasi Rp8,056 trilyun (98,36%) tidak dari target sebesar Rp8,190 trilyun, terdiri atas : Bagi Hasil Pajak 89,15%, Dana Alokasi Umum 100 %, Dana Alokasi Khusus 97,93%, Dana Insentif Daerah 100% 6) Lain-lain pendapatan Yang Sah, Realisasi Rp35,30 milyar (115,56%) dari target sebesar Rp30,55 milyar terdiri atas : Pendapatan Hibah dan dari Bagi Hasil dari Pemerintah Daerah Lainnya. Dalam hal pengelolaan keuangan daerah, pendapatan asli daerah masih bertumpu pada pajak daerah. Rendahnya kontribusi retribusi dari pemanfaatan aset daerah menunjukkkan pengelolaan aset belum berjalan dengan optimal. Realisasi pajak daerah sebesar sebesar 88,56 persen dari target Rp 10,9 T tercapai Rp 9,6 T (tidak tercapai sebesar Rp 1,25 T) menunjukkan kegagalan Program Peningkatan Dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah yang dilaksanakan oleh DPPAD. Kondisi yang demikian menyebabkan dampak sistemik berupa realiasi belaja bagi hasil kepada Kab/Kota.

5 Terdapat Rp 1,001 Trilyun belanja bagi hasil kepada Kab/Kota yang tidak terealisasi (realisasi 80,38 %). Realisasi ini lebih rendah dari tahun 2015 yang mencapai 88,4 persen. Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa menilai kinerja Pemerintah dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah masih gagal, sehingga berdampak pada semakin sulitnya mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Si miskin semakin miskin dan si kaya semakin kaya. Pendapatan yang diperoleh tersebut, sudah semestinya jika alokasi anggaran juga sepenuhnya untuk kesejahteraan masyarakat dalam bentuk pembangunan infrastruktur yang memadai, peningkatan pelayanan kesehatan, peningkatan sarana, prasarasana dan kualitas pendidikan, peningkatan infrastruktur pertanian dan peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk menggeliatkan sektor informal. Selain itu Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa mencermati rendahnya transparansi penggunaan dana CSR dari Dunia Usaha selama ini, sehingga terkesan masih kurangnya komitmen Dunia Usaha terhadap keikutsertaan dalam Pembangunan di Jawa Tengah. B. Kinerja Balanja Daerah Realisasi belanja daerah 2016 sebesar Rp19,354 trilyun (91,49%) dari anggaran sebesar Rp21,155 trilyun atau tidak terealisasi sebesar Rp 1,800 trilyun (8,51%), disebabkan antara lain. a) Realisasi bagi hasil pajak kepada Kabupaten/Kota lebih rendah dibanding anggaran, sebagai akibat tidak tercapainya target pendapatan. b) Pengendalian belanja dalam rangka mengimbangi ketidaktercapainya pendapatan; c) Realisasi bantuan keuangan kepada Kabupaten/Kota tidak optimal karena adanya kegiatan yang mengalami keterlambatan dalam pelaksanaannya/tidak dilaksanakan; d) Adanya sisa tender kegiatan yang tidak dilaksanakan putus kontrak dan gagal lelang. Tingkat realisasi sebesar 91,49 % meski meningkat dari 2015 sebesar 90,78% tapi masih rendah jika dibanding 2014 sebesar

6 94,06%. Kedepan dengan perencanaan yang terukur serta serapan yang makin maksimal realisasinya bisa lebih sempurna % dari anggaran yang sudah dirancang sehingga nilai manfaatnya semakin bisa dirasakan oleh masyarakat. Beberapa poin penting yang menjadi catatan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa antara lain; 1. Indikator mikro di setiap urusan pemerintahan daerah realisasi mencapai 88,42% dari seluruh target dengan data yang sudah terupdate dan tersedia. Kondisi ini mencerminkan buruknya perencanaan program dan ketidakmampuan dalam mengelola anggaran. 2. Pengendalian belanja dalam rangka mengimbangi ketidaktercapainya pendapatan menjadi faktor tidak tercapai realisasi perlu dipertanyakan. 3. Realisasi bantuan keuangan kepada Kabupaten/Kota tidak optimal karena adanya kegiatan yang mengalami keterlambatan dalam pelaksanaannya/tidak dilaksanakan menjadi bagian dari faktor tidak tercapainya realisasi patut dipertanyakan mengapa tidak dioptimasi. C. Silpa Silpa tahun anggaran 2016 sebesar Rp 646,12 milyar. Nilai silpa yang sedemikian besar menunjukkan kurangnya komitmen Eksekutif untuk memaksimal sumber daya berupa dana pembangunan daerah artinya sumber daya yang terbatas belum mampu dimanfaatkan secara maksimal untuk peningkatan kesejahteraan rakyat dan pelayanan umum. D. Rekomendasi Walaupun hasil pemeriksaan BPK memperoleh penilaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian, hal tesebut tidak menjamin mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu FPKB Provinsi Jawa Tengah merekomendasikan: Pertama, Untuk PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016 perlu:

7 1. Mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. 2. Dalam rangka peningkatan kualitas dokumen LKPJ maka perlu ditambah dengan impact dan benevit dari setiap kegiatan yang dilaksanakan serta menjabarkan data setiap capaian dari target indikator kinerja di masingmasing kabupaten/kota. 3. Mencantumkan dan menjabarkan data setiap capaian dari target indikator kinerja di masing-masing kabupaten/kota. Pasal 91 ayat 2 huruf b Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 menyebutkan bahwa Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat memiliki 6 tugas antara lain bahwa Gubernur melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi, terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota yang ada diwilayahnya. Seharusnya LKPJ Gubernur Jawa Tengah Akhir Tahun Anggaran 2016 menjelaskan sebaran data dan capaian di setiap indikator kinerja secara menyeluruh di 35 Kabupaten/Kota. 4. Menyelaraskan sistematika urusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 23 Tahun Kedua, mendorong keberhasilan penanggulangan kemiskinan dan peningkatkan kualitas SDM dengan : 1. Meningkatkan alokasi belanja hibah dan bantuan sosial yang telah terbukti memiliki korelasi dengan percepatan penanggulangan kemiskinan. 2. Mengoptimalkan peran TKPKD yang diketua oleh Wakil Gubernur untuk memperkuat sinergi antar SKPD dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan. 3. Menetapkan target peringkat Indeks Pembangunan Manusia. 4. Melakukan evaluasi terhadap besaran jumlah belanja untuk kegiatan-kegiatan yang tidak memiliki keterkaitan langsung dengan kesejahteraan rakyat; terutama kegiatan seperti penyediaan jasa peralatan & perlengkapan kantor, kegiatan rapat koodinasi dan konsultasi, dan sejenisnya. Hasil dari evaluasi tersebut digunakan untuk meningkatkan alokasi anggaran yang berkaitan langsung dengan pengentasan kemiskinan, ketenagakerjaan, dan pembangunan pertanian. Ketiga, merekomendasikan Gubernur untuk;

8 1. Mempertimbangkan kembali Lima Hari Sekolah untuk diberlakukan secara kaku dan merata diseluruh wilayah Jawa Tengah, karena akan mematikan madrasah diniyah. 2. Mempercepat penyelesaian permasalahan honorarium bagi Guru Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap SMA/SMK dan guru lainnya serta meningkatkan kualitas dan profesionalismenya. 3. Mendorong percepatan pembangunan infrastruktur pertanian. 4. Mempercepat distribusi Kartu Tani dan mengoptimalkan fungsinya. 5. Meningkatkan peran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam kebijakan paska panen yang lebih menguntungkan petani serta memfasilitasi pembentukan Badan Usaha Milik Petani. 6. Mendorong transparansi penggunaan dana CSR dari Dunia Usaha di Jawa Tengah, serta mendorong Gubernur segera mengeluarkan Peraturan Gubernur sebagai pelaksana dari Perda No. 2 Tahun 2017 tentang Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan. 7. Meningkatkan kegiatan wawasan kebangsaan serta pencegahan radikalisme melalui kerjasama dengan organisasi keagamaan, dan pondok pesantren.

9 Hadirin Sidang Paripurna DPRD yang kami hormati Demikian penyampaian Pandangan Umum dari Fraksi Partai Kebangkitan bangsa, semoga Allah subhanahu Wata ala senantiasa memberikan bimbingan kepada kita semua untuk menjalankan segala amanah-nya amin. Wallahul Muwafiq Ila Aqwamith Tharieq Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Semarang 13 Juni 2017 FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DPRD PRONVINSI JAWA TENGAH Ketua Sekretaris MH. WICAKSONO Hj.NUR SA ADAH,MH