LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI BALI TAHUN 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI BALI TAHUN 2017"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI BALI TAHUN 2017 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI BALI JL. WR. SUPRATMAN NO. 71 TELP. (0361) FAX (0361) DENPASAR

2 KATA PENGANTAR Sesanti Angayubagia kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa Tuhan Yang Maha Esa karena atas Asung Kerta Wara NugrahaNya laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2017 ini dapat kami wujudkan sebagaimana mestinya. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini merupakan perwujudan pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan serta tingkat kinerja yang dicapai dalam pelaksanaan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran serta cara pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Ruang lingkup dan Sistimatika Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2017 mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dengan demikian data/informasi yang disajikan dalam LAKIP ini adalah data/informasi tahun LAKIP Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali ini tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan mengingat implementasi sistem akuntabilitas masih perlu penyempurnaan secara terus menerus, namun demikian telah diupayakan semaksimal mungkin melalui koordinasi antar instansi terkait dan diskusi bersama terhadap permasalahan yang memerlukan asistensi nara sumber, atas kekurangan tersebut kami mohon saran untuk penyempurnaan lebih lanjut. Mudah-mudahan LAKIP Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali dapat dijadikan parameter terhadap pencapaian kinerja pelaksanaan pembangunan tahun 2017 dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan pada tahun berikutnya. Denpasar, JANUARI KEPALA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI BALI, Ir. I PUTU SUMANTRA, M.App.Sc. Pembina Utama Madya Nip LAKIP 2017 i

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii RINGKASAN EKSEKUTIF iii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Hukum Tugas Pokok dan Fungsi Struktur Organisasi 5 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA Tujuan dan Sasaran Arah Kebijakan Umum Rencana Kinerja Cara Pencapaian Tujuan dan sasaran 43 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 47 A. Capaian Kinerja Tahun B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja 48 C. Akuntabilitas Anggaran 54 BAB IV P E N U T U P 56 LAMPIRAN LAMPIRAN : Lampiran I : Formulir RS ( Rencana Strategis ). Lampiran II : Formulir RKT ( Rencana Kerja Tahunan ). Lampiran III : Formulir IKU ( Indikator Kinerja Utama ). Lampiran IV : Perjanjian Kinerja Tahun LAKIP 2017 ii

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam rangka pembangunan good governance, kebijakan pemerintah adalah ingin menjalankan pemerintahan yang berorientasi pada hasil (result oriented government). Pemerintahan yang berorientasi pada hasil pertama-tama akan fokus pada upaya untuk menghasilkan output dan outcome yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Selanjutnya pembangunan ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat serta memperkuat jati diri kepribadian masyarakat dalam pendekatan lokal, nasional dan global yang meliputi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam perencanaan pembangunan daerah Provinsi Bali memperhatikan keseimbangan berbagai aspek dalam satu kesatuan wilayah pembangunan ekonomi, hukum, sosial, budaya, politik pemerintahan dan lingkungan hidup untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan dengan diikuti oleh penyelenggaraan pemerintah yang akuntabel (good governance). Dalam pelaksanaan otonomi daerah di Provinsi Bali, sub sektor peternakan mempunyai fungsi yang cukup strategis dibidang perekonomian daerah Bali, serta memposisikan sektor pertanian dalam arti luas, termasuk sub sektor peternakan sebagai penggerak pembangunan daerah. Berkaitan dengan hal tersebut, optimalisasi peran sub sektor peternakan ditempuh melalui kebijakan pengembangan komoditi unggulan dengan memanfaatkan potensi peningkatan produksi, potensi peningkatan produktivitas, potensi peningkatan mutu dan potensi pemasaran. Hal ini dimaksudkan untuk turut mendorong pertumbuhan dan pemberdayaan ekonomi rakyat, melalui penyediaan bahan baku industri dalam negeri, penyediaan devisa, penyerapan tenaga kerja, meningkatkan pendapatan petani serta menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. LAKIP

5 Pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi Bali mempunyai fungsi yang cukup strategis dibidang perekonomian, mengingat sector pertanian dalam arti luas sebagai penggerak pembangunan daerah. Berkaitan dengan hal tersebut, optimalisasi peran sub sektor peternakan dan kesehatan hewan ditempuh melalui kebijakan pengembangan komoditi unggulan dengan memanfaatkan potensi peningkatan produksi, produktifitas, mutu dan potensi pemasaran. Hal ini dimaksudkan untuk turut mendorong pertumbuhan dan pemberdayaan ekonomi rakyat melalui penyediaan bahan baku industri dalam negeri, penyediaan devisa, penyerapan tenaga kerja, meningkatkan pendapatan petani serta menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Dengan fungsi yang sangat luas tersebut selayaknyalah pembangunan peternakan dan kesehatan hewan melalui lembaga kelompok tani ternak kita pertahankan dan kembangkan baik di hulu maupun di hilir. Untuk lebih meningkatkan peranan Sub Sektor peternakan dan kesehatan hewan dibidang pendapatan petani maka prioritas pembangunan sub sektor peternakan dan kesehatan hewan diarahkan pada peningkatan produktivitas, kualitas, nilai tambah dan daya saing, perbaikan sistem pemasaran dan pemantapan pembinaan kelompok tani ternak dalam rangka pengembangan sistem usaha agribisnis. Dalam upaya mengembangkan sub sektor perternakan dan kesehatan hewan dimana upaya yang dilakukan melalui pendekatan pengembangan kawasan yang berbasis komoditas andalan unggulan dengan melibatkan langsung peran aktif kelompok tani ternak. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang akuntabel diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas dan terukur sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna. Sejalan dengan hal tersebut dalam rangka pelaksanaan Tap. MPR RI Nomor IX/MPR/1998 dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta PP Nomor LAKIP

6 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggung Jawaban Kepala Daerah, maka diterbitkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Sehubungan dengan itu Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali diwajibkan untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Penyusunan LAKIP Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali Tahun 2017 dimaksudkan sebagai wujud pertanggung jawaban dan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian kinerja sesuai dengan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan. Penyusunan LAKIP ini mempunyai manfaat sangat penting, disamping sebagai dokumen pelaksanaan perencanaan, juga untuk menunjukkan sejauh mana keberhasilan pelaksanaan kegiatan selama satu tahun anggaran. Tujuan penyusunan LAKIP adalah sebagai laporan pertanggung jawaban kegiatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali dan UPT berupa pelaksanaan kegiatan sebagaimana tertuang dalam DPA-SKPD Tahun Anggaran 2017, yang merupakan hasil Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dan Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS). 1.2 Dasar Hukum Penyusunan LAKIP berdasarkan atas Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara melalui SK Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan AKIP dan Tap. MPR RI Nomor IX/MPR/1998 dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta PP Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggung Jawaban Kepala Daerah. LAKIP

7 1.3. Tugas Pokok dan Fungsi Tugas pokok dan fungsi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah serta ditindak lanjuti dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 104 Tahun 2016 tanggal 20 Desember 2016, tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali Tugas Pokok Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai tugas pokok sebagai berikut : Merumuskan kebijakan operasional di bidang peternakan yang merupakan sebagian kewenangan desentralisasi Provinsi serta kewenangan yang dilimpahkan kepada Gubernur berdasarkan azas dekonsentrasi dan tugas pembantuan Fungsi Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Perumusan Kebijakan Teknis bidang peternakan dan kesehatan hewan. b. Pengelolaan dan fasilitas dibidang peternakan dan kesehatan hewan. c. Pelaksanaan pelayanan umum dan pemberian rekomendasi di bidang peternakan dan kesehatan hewan. d. Pembinaan pelaksanaan tugas bidang peternakan dan kesehatan hewan. e. Pelaksanaan Urusan Tata Usaha dan f. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Daerah. LAKIP

8 1.4. Struktur Organisasi Dengan terjadinya pergeseran paradigma daerah mengenai penyelenggaraan otonomi daerah, maka susunan organisasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang semula berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 04 Tahun 2011 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah, diperbaharui dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan selanjutnya diperbaharui kembali dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 104 Tahun 2016 LAKIP

9 Struktur Organisasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali (Peraturan Gubernur Bali Nomor 104 Tahun 2016) DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM, KEUANGAN, EVALUASI DAN PELAPORAN BIDANG PRASARANA, SARANA DAN PENYULUHAN BIDANG PERBIBITAN DAN PRODUKSI TERNAK BIDANG KESEHATAN HEWAN, KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER, PENGOLAHAN DAN PEMASARAN SEKSI PRASARANA DAN SARANA SEKSI PERBIBITAN SEKSI KESEHATAN HEWAN SEKSI PAKAN DAN PEMBIAYAAN SEKSI RUMINANSIA SEKSI KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER SEKSI PENYULUHAN SEKSI NON RUMINANSIA SEKSI PENGOLAHAN DAN PEMASARAN UPTD LAKIP

10 Selanjutnya tugas dari masing-masing adalah : 1) Kepala Dinas mempunyai tugas: a. menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Dinas; b. membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; c. menilai prestasi kerja bawahan; d. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian sub peternakan dan kesehatan hewan; e. menyelenggarakan urusan pemerintahan provinsi di bidang pertanian sub peternakan dan kesehatan hewan, meliputi bidang prasarana, sarana dan penyuluhan, bidang perbibitan dan produksi ternak dan bidang kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner, pengolahan dan pemasaran, serta koordinasi dan pembinaan terhadap UPT Dinas; f. menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi di bidang pertanian sub peternakan dan kesehatan hewan; g. menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian teknis serta pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi di bidang pertanian sub peternakan dan kesehatan hewan; h. menyelenggarakan pengembangan di bidang pertanian sub peternakan dan kesehatan hewan, serta UPT Dinas; i. menyelenggarkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta dan lembaga terkait lainnya, dalam dan luar negeri di bidang pertanian sub peternakan dan kesehatan hewan; j. menyediakan dukungan kerja sama antar Kabupaten/Kota; k. menyelenggarakan monitoring pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi di bidang pertanian sub peternakan dan kesehatan hewan; l. menyelenggarakan pembinaan administrasi dan pengadministrasian Dinas; m. menyelenggarakan perumusan bahan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja (RENJA), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), LAKIP

11 Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Perjanjian Kinerja, serta Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP), Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ), dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) lingkup Dinas; n. menyelenggarakan Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Dinas; o. menyelenggarakan verifikasi, menyampaikan rekomendasi dan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial di bidang pertanian sub peternakan dan kesehatan hewan; p. menyelenggarakan penyampaian saran pertimbangan mengenai bidang pertanian sub peternakan dan kesehatan hewan sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintah Daerah; q. menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan UPT Dinas; r. menyampaikan rekomendasi diterima atau ditolaknya perizinan/non perizinan kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; s. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Dinas; t. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah; u. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan v. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. 1. Sekretaris mempunyari tugas: a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Sekretariat dan Dinas; b. memimpin seluruh kegiatan Sekretariat; c. membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; d. menilai prestasi kerja bawahan; e. menyelenggarakan koordinasi dan menghimpun bahan kebijakan teknis di bidang pertanian sub peternakan dan kesehatan hewan, yang dilaksanakan oleh Bidang- Bidang; f. mengumpulkan dan menyajikan data peternakan dan kesehatan hewan; g. menyelenggarakan perencanaan dan pelaporan; LAKIP

12 h. menyelenggarakan pelayanan administrasi keuangan meliputi penganggaran, penatausahaan, serta pengelolaan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan Dinas; i. menyelenggarakan pelayanan administrasi kepegawaian meliputi pengusulan formasi, mutasi, pengembangan karir dan kompetensi, pembinaan disiplin, kesejahteraan pegawai serta pensiun pegawai Dinas dan UPT Dinas; j. mengkoordinasikan kajian dan pelaksanaan analisis jabatan dan pengukuran beban kerja; k. menyelenggarakan pelayanan administrasi umum meliputi ketatausahaan, kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset, kehumasan, pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, keprotokolan serta pengelolaan perpustakaan dan kearsipan Dinas; l. menyelenggarakan pengkajian bahan penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan Dinas serta UPT Dinas; m. menyelenggarakan koordinasi penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan lingkup Dinas; n. menyelenggarakan pengumpulan dan pengolahan bahan Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana Kerja (RENJA), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Perjanjian Kinerja, serta Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP), Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ), dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) lingkup Dinas; o. menyelenggarakan koordinasi dan mengolah bahan Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Dinas; p. menyelenggarakan koordinasi dan pengkajian bahan verifikasi, bahan rekomendasi dan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial di bidang pertanian sub peternakan dan kesehatan hewan; q. menyelenggarakan pengolahan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan LAKIP

13 tugas pokok dan fungsi UPT Dinas; r. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; s. mengkoordinasikan proses perizinan/nonperizinan untuk disampaikan rekomendasi diterima atau ditolaknya perizinan/nonperizinan kepada Kepala Dinas untuk disampaikan kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; t. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Sekretariat dan Dinas; u. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah; v. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan w. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas. (1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawian mempunyai tugas: a. mempunyai rencana dan program kerja Sub Bagian; b. membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; c. menilai prestasi kerja bawahan; d. melakukan penyusunan anggaran / pembiayaan kegiatan di Sub Bagian untuk disampaikan kepada Sekretaris; e. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan di Sub Bagian setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan kepada Sekretaris; f. melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat; g. melaksanakan penyelenggaraan perpustakaan dan dokumentasi Dinas: ; h. melaksanakan urusan rumah tangga; i. melaksanakan administrasi Pegawai Aparatur Sipil Negara; j. penatausahaan barang milik daerah; k. menyiapkan bahan telaahan, kajian dan analisis pelaksanaan struktur organisasi, kettalaksanaan, analisis jabatan dan pengukuran beban kerja; LAKIP

14 l. menyiapkan dan meneliti bahan penyusunan produk hokum daerah, kehumasan dan keprotokolan; m. melaksanakan system pengendalian intern pemerintah; n. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan o. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris. (2). Kepala Sub Bagian Penyusunan Program, Keuangan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian; b. membimbing dan memberikan petunjuk kepada bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; c. menilai prestasi kerja bawahan; d. melakukan penyusunan anggaran / pembiayaan kegiatan di Sub Bagain untuk disampaikan kepada Sekretaris; e. melaksanakan pengurusan gaji pegawai dan tunjangan lainnya; f. melaksanakan penatausahaan keuangan; g. melaksanakan pengawasan keuangan; h. menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan; i. menghimpun bahan dan data program rencana kerja dan anggaran Dinas; i. menggkoordinasikan penyusunan anggaran / pembiayaan kegiatan pada sekretariat dan masing-masing bidang untuk disampaikan kepada Sekretaris; j. menghimpun dan memverifikasi hasil monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pada secretariat dan masing-masing bidang serta UPT Dinas setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan kepada Sekretaris; k. menghimpun bahan kebijakan dan menyusun Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja (Renja), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggran (DPA) dan Perjanjian Kinerja, serta Laporan Kinerja Instansi LAKIP

15 Pemerintah (LKIP), Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ), dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) lingkup Dinas; l. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan; sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dandan m. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris; 2. Kepala Bidang Prasarana Sarana dan Penyuluhan mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Bidang; b. mengkoordinasikan program kerja masing-masing Seksi; c. mengkoordinasikan para Kepala Seksi; d. membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; e. menilai prestasi kerja bawahan; f. mengkoordinasikan penyusunan anggaran/pembiayaan kegiatan pada bidang untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris; g. mengkoordinasikan hasil monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan di Bidang setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris; h. menyusun kebijakan dibidang prasarana, sarana, dan program penyuluhan peternakan dan kesehatan hewan; i. menyediakan dukungan infrastruktur, pengembangan potensi dan pengolahan lahan dan irigasi peternakan; j. menyediakan dan mengawasi peredaran pupuk, alat dan mesin peternakan; k. memberikan bimbingan pakan pembiayaan, fasilitasi investasi dibidang peternakan; l. memberikan bimbingan kelembagaan dan ketenagaan serta pengembangan metode penyuluhan dan pengelolaan informasi penyuluhan; m. memberikan fasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan dan forum masyarakat bagi pelaku utama dan pelaku usaha; LAKIP

16 n. mengumpulkan, memverikfikasi data jumlah bantuan kelompok tani ternak wilayah provinsi bali; o. melaksanakan peningkatan kapasitas penyuluhan pegawai negeri sipil, swadaya dan swasta; p. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah; q. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan r. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. (1). Kepala Seksi Prasarana dan Sarana, mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Seksi; b. membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; c. menilai prestasi kerja bawahan; d. menyusun anggaran / pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan kepada Kepala Bidang; e. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan di Seksi setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Bidang; f. melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, di bidang pengembangan lahan peternakan, penyediaan lahan, jalan usaha tani dan ketersediaan sumber air; g. melakukan penyiapan bahan pengembangan lahan kawasan peternakan; h. melakukan penyiapan bahan bimbingan pengembangan lahan dan sumber air untuk peternakan; i. melakukan penyiapan bahan bimbingan dan pengembangan pengolhan pupuk, alat dan mesin peternakan; j. melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis di bidang pupuk, alat dan mesin peternakan; LAKIP

17 k. melakukan perhitungan penyediaan pupuk, alat dan mesin peternakan, pengawasan peredaran pupuk, alat dan mesin peternakan; l. melakukan penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan seksi prasarana dan sarana; m. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah; n. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan o. melaporkan hasil peleksanaan tugas kepada Kepala Bidang. (2). Kepala Seksi Pakan dan Pembiayaan mempunyai tugas: a. memnyusun rencana dan program kerja Seksi; b. membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;; c. menilai prestasi kerja bawahan; d. menyusun anggaran / pembiayaan kegiatan seksi untuk disampaikan kepada Kepala bidang; e. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan di Seksi setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Bidang; f. melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan anggaran seksi pakan dan pembiayaan; g. melakukan penyiapan bahan kebutuhan, ketersediaan dan peredaran bahan pakan, hijauan pakan ternak )HPT) dan pakan ternak; h. melaksanakan pembinaan, penerapan standar mutu pakandan pengawasan terhadap produk pakan ternak yang beredar; i. melakukan penyiapan bahan pengendalian penyediaan dan peredaran hijauan pakan ternak; j. melaksanakan pengadaan perbanyakan dan penyaluran benih hijauan pakan ternak; k. melakukan bimbingan pendampingan dan supervise pembiayaan dan investasi peternakan; LAKIP

18 . l. melakukan bimbingan, fasilitasi dan pelayanan investasi peternakan; m. melakukan penyusunan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan seksi pakan dan pembiayaan; n. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah; o. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan p. melaporkan hasil peleksanaan tugas kepada Kepala Bidang (3) Kepala Seksi Penyuluhan mempunyai tugas : a. memnyusun rencana dan program kerja Seksi; b. membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;; c. menilai prestasi kerja bawahan; d. menyusun anggaran / pembiayaan kegiatan seksi untuk disampaikan kepada Kepala bidang; e. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan di Seksi setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Bidang; f. melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan dibidang kelembagaan, ketenagaan dan metode serta informasi penyuluhan peternakan dan kesehatan hewan; g. melakukan penyiapan bahan materi dan pengembangan metodologi di bidang penyuluhan peternakan dan kesehatan hewan; h. melakukan penyiapan bahan informasi dan media di bidang penyuluhan peternakan; i. melakukan penyiapan bahan pengembangan dan pengelolaan sistem manajemen informasi di bidang penyuluhan peternakan dan kesehatan hewan; j. melakukan penyusunan dan pengelolaan data base di bidang ketenagaan penyuluh peternakan dan kesehatan hewan; LAKIP

19 k. mengumpulkan, memverifikasi data jumlah bantuan kelompok tani ternak di wilayah Provinsi Bali; l. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pemantauan kelembagaan dan manajemen usaha peternakan; m. melakukan penyiapan bahan penguatan dan pengembangan serta peningkatan kapasitas di bidang ketenagaan penyuluhan peternakan; n. melakukan penyiapan bahan pengembangan kompetensi kerja penyuluh peternakan; o. melakukan penyiapan bahan penilaian dan pemberian penghargaan kepada kelembagaan penyuluh peternakan; p. melakukan penyiapan bahan penyusunan program penyuluhan peternakan; q. melakukan penyusunan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan seksi penyuluhan; r. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah; s. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan t. melaporkan hasil peleksanaan tugas kepada Kepala Bidang 3. Kepala Bidang Perbibitan dan Produksi Ternak mempunyai tugas a. menyusun rencana dan program kerja Bidang; b. mengkoordinasikan program kerja masing-masing seksi; c. mengkoordinasikan para Kepala seksi; d. membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; e. menilai prestasi bawahan; f. mengkoordinasikan penyusunan anggaran / pembiayaan kegiatan pada Bidang untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris; g. mengkoordinasikan hasil monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan di Bidang setaip bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris; h. menyusun kebijakan benih / bibit dan produksi ternak; LAKIP

20 i. mengelola sumber daya genetik hewan; j. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan penyediaan benih / bibit dan ternak potong; k. memberikan bimbingan penerapan peningkatan produksi ternak; l. melaksanakan pengawasan peredaran dan penggunaan serta kelayakan benih / bibit ternak; m. melaksanakan penerapan, pengawasan dan penyebaran bibit ternak; n. pemberian rekomendasi pemasukan dan pengeluaran benih / bibit ternak; o. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah; p. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan q. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. (1) Kepala Seksi Perbibitan mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program Seksi; b. membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; c. menilai prestasi kerja bawahan; d. menyusun anggaran / pembaiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan kepada Kepala Bidang; e. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegaiatan di Seksi setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Bidang; f. melakukan penyiapan bahan penyusunan kebiajakan benih / bibit ternak; g. melakukan penyiapan bahan penyediaan dan peredaran benih / bibit ternak; h. melakukan penyiapan bahan pengawasan produksi, mutu dan pengujian bibit ternak; i. melakukan penyiapan bahan pengelolaan sumber daya genetik hewan melalui jaminan kemurnian dan kelestarian; j. melakukan pemberian bimbingan peningkatan produksi perbibitan ternak; LAKIP

21 k. melakukan penyiapan bahan pemberdayaan pembibitan ternak (kelompok / perorangan);. l. melaksanakan penyiapan pemetaan wilayah sumber bibit dan penyiapan bahan penetapan supply demand bibit ternak; m. melaksanakan pembinaan dan pengawasan sumber bibit dan penjaringan bibit ternak; n. melaksanakan pembinaan dan pengawasan pemantauan standar teknis mutu bibit ternak; o. melaksanakan pembinaan mutu genetik ternak dengan penerapan rekayasa teknologi tepat guna wilayah provinsi; p. melaksanakan pemetaan, pembinaan dan pengembangan plasma nutfah wilayah provinsi; q. melaksanakan penyusunan bahan pengendalian dan persetujuan teknis pemasukan dan pengeluaran bibit ternak; r. melakukan penyusunan pelaporan dan pendokumentasian kepada seksi pembibitan di bidang perbibitan; s. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah; t. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan u. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. (2) Kepala Seksi Ruminansia mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kerja Seksi; b. membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; c. menilai prestasi kerja bawahan; d. menyusun anggaran / pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan kepada Kepala Bidang; LAKIP

22 e. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan di Seksi setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk dismapikan kepada Kepala Bidang; f. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan pengembangan ternak ruminansia; g. melakukan penyiapan bahan pengawasan ternak ruminansia; h. melakukan penyiapan bahan penyediaan dan peredaran ternak ruminansia; i. melakukan penyiapan bahan pemetaan wilayah ternak dan perhitungan supply demand ternak potong ruminansia; j. melakukan penyusunan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan seksi ruminansia; k. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah; l. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan m. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. (3) Kepala Seksi Non Ruminansia mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kerja Seksi; b. membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; c. menilai prestasi kerja bawahan; d. menyusun anggaran / pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan kepada Kepala Bidang; e. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan di Seksi setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk dismapikan kepada Kepala Bidang; f. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan pengembangan ternak non ruminansia; g. melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis peningkatan produksi budidaya ternak non ruminansia; LAKIP

23 h. melakukan penyiapan bahan pengawasan ternak non ruminansia; i. melakukan penyiapan bahan penyediaan dan peredaran ternak non ruminansia; j. melakanakan pembinaan dan pengembangan ternak non ruminansia; k. melaksanakan penyiapan bahan pemetaan wilayah ternak dan perhitungan supply demand ternak potong non ruminansia; l. melakukan penyusunan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan seksi non ruminansia; m. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah; n. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan o. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. 4. Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pengolahan dan Pemasaran mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Bidang; b. Mengkoordinasikan progran kerja masing-masing Seksi; c. Mengkoordinasikan para Kepala Seksi; d. Membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan bawahan sesuai denga pedoman dan ketentuan yang berlaku; e. Menilai prestasi kerja bawahan; f. Mengkoordinasikan penyusunan anggaran / pembiayaan kegiatan pada bidang untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris; g. Mengkoordinasikan hasil monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan di bidang setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris; h. Penyusunan kebijakan kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner, pengolahan dan pemasaran; i. Melaksanakan kebijakan kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner, pengolahan dan pemasaran; LAKIP

24 j. Menyiapkan dan menetapkan persyaratan teknis pelayanan di bidang kebijakan kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner, pengolahan dan pemasaran hasil peternakan; k. Memberikan bimbingan dan pengawasan penerapan persyaratan teknis kebijakan kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner, pengolahan dan pemasaran hasil peternakan; l. Melaksnakan penjaminan kesehatan hewan, penutupan dan pembukaan daerah wabah penyakit hewan menular lintas daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) provinsi; m. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan menular strategis (zoonosis) dan kesehatan masyarakat veteriner; n. Melakukan pengawasan pemasukan dan pengeluaran hewan dan produk hewan lintas Daerah Provinsi; o. Memberikan rekomendasi teknis pemasukan dan pengeluaran hewan, produk hewan dan peredaran obat hewan lintas Daerah Provinsi; p. Menyiapkan persyaratan teknis pelayanan kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner, kesejahteraan hewan dan obat hewan; q. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan penerapan persyaratan teknis serta sertifikasi zona / kompartemen bebas penyakit dan unit usaha produk hewan; r. Melakukan pengawasan, peredaran dan penggunaan obat hewan; s. Memberikan rekomendasi teknis pembangunan fasilitas kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner, pengolahan produk hewan di daerah Provinsi; t. Melaksanakan sertifikasi persyaratan teknis unit pelayanan kesehatan hewan; u. Melaksanakan pengembangan usaha dan pemasaran hasil peternakan; v. Mengkoordinasikan proses perizinan / non perizinan untuk disampaikan rekomendasi dieterima atau ditolaknya perizinan / non perizinan kepada Kepala Dinas melalui Selkretaris; w. Melaksanakan system pengendalian intern pemerintah; x. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan; sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan LAKIP

25 y. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. (1). Kepala Seksi Kesehatan Hewan mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Seksi; b. membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; c. menilai prestasi kerja bawahan; d. menyusun anggaran / pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan kepada Kepala Bidang; e. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksana kegiatan di seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Bidang; f. melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di seksi kesehatan hewan; g. menyiapkan dan menetapkan persyaratan teknis kesehatan hewan dan memberikan surat keterangan kesehatan hewan; h. melaksanakan pengamatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan dan zoonosis; i. menyiapkan bahan penerbitan rekomendasi usaha distributor obat hewan; j. melakukan pengawasan pemasukan dan pengeluaran hewan / ternak lintas daerah Provinsi; k. melakukan pengawasan dan mutu obat hewan di tingkat distributor; l. melakukan pembinaan dan pengawasan penerapan persyaratan teknis kesehatan hewan; m. melaksanakan fasilitasi dan sertifikasi unit pelayanan kesehatan hewan (Puskeswan, Rumah Sakit Hewan, Laboratorium Kesehatan Hewan, Klinik Hewan, Dokter Hewan Praktek dan Distributor Obat Hewan); n. melakukan penyiapan bahan penanggulangan penutupan dan pembukaan daerah wabah penyakit hewan menular dan zoonosis; LAKIP

26 o. melakukan proses perizinan / non perizinan untuk disampaikan rekomendasi diterima atau ditolaknya perizinan / non perizinan kepada Kepala Bidang dan diteruskan ke Kapala Dinas melalui Sekretaris; p. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah; q. melaksanakan tugas kedinasan Lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan r. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. (2). Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Seksi; b. membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; c. menilai prestasi kerja bawahan; d. menyusun anggaran / pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan kepada Kepala Bidang; e. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksana kegiatan di seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Bidang; f. melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di seksi kesehatan masyarakat veteriner; g. melakukan pembinaan dan pengawasan penerapan penanganan limbah, dampak, hygiene dan sanitasi usaha produk hewan; h. menyiapkan bahan penerbiatan rekomendasi teknis hasil penilaian dokumen aplikasi pengeluaran dan / atau pemasukan produk hewan; i. melakukan analisasi resiko pengeluaran dan pemasukan produk hewan; j. melakukan penyiapan sertifikasi veteriner (surat keterangan kesehatan produk asal hewan) pengeluaran produk hewan; k. melakukan penyiapan bahan pencegahan penularan penyakit melalui produk asal hewan; LAKIP

27 l. melakukan pembinaan, penagawasan dan bimbingan teknis Rumah Potong Hewan dan hewan qurban; m. melakukan pengawasan pemasukan dan pengeluaran produk asal hewan lintas Daerah Provinsi; n. menyiapkan persyaratan teknis Rumah Potong Hewan, Rumah Potong Unggas, Unit Usaha Produk Asal Hewan; o. melakukan sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) Rumah Potong Hewan, Rumah Potong Unggas, Unit Usaha Produk Asal Hewan; p. melakukan proses perizinan / non perizinan untuk disampaikan rekomendasi diterima atau ditolaknya perizinan / non perizinan kepada Kepala Bidang dan diteruskan ke Kapala Dinas melalui Sekretaris; q. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah; r. melaksanakan tugas kedinasan Lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan s. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. (3). Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Seksi; b. membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; c. menilai prestasi kerja bawahan; d. menyusun anggaran / pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan kepada Kepala Bidang; e. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksana kegiatan di seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Bidang; f. melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di seksi pengolahan dan pemasaran hasil peternakan; g. melakukan penyiapan bahan penyusunan kebutuhan alat pengolahan hasil peternakan; LAKIP

28 h. melakukan penyiapan bahan bimbingan dan pengembangan unit usaha pengolahan hasil peternakan; i. melakukan bimbingan teknis tentang pengolahan dan pemasaran hasil peternakan; j. melakukan bimbingan dan pengembangan unit usaha pengolahan hasil peternakan; k. melakukan pemberian fasilitas sertifikasi unit usaha produk hewan skala kecil; l. melakukan pelayanan dan pengembangan informasi pasar peternakan; m. melakukan pembinaan dan pengawasan penerapan cara produksi pangan olahan yang baik (CPPOB) dan pemberian surat keterangan kelayakan pengolahan (SKKP/SKP) hasil peternakan; n. melakukan fasilitasi promosi produk hasil peternakan; o. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah; p. melaksanakan tugas kedinasan Lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan q. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. Tugas Pokok dan Fungsi UPT BIBD 5. Kepala UPT BIBD mempunyai tugas : a. menyusun rencana kerja dan program kerja UPT b. mengkoordinasikan program kerja sub bagian dan seksi c. mengkoordinasikan kepala sub bagian dan seksi d. menilai prestasi kerja bawahan e. membimbing dan member petunjuk kepada kepala sub bagian dan kepala seksi f. melakukan koordinasi dengan sekretaris dan kepala bidang g. mengkoordinir pelaksanaan program inseminasi buatan untuk meningkatkan mutu genetic ternak h. mengkoordinir produksi dan distribusi semen dan pelaksanaan inseminasi buatan i. melaksanakan pengawasan produksi dan semen, distribusi semen, dan pelaksanaan inseminasi buatan LAKIP

29 j. melaksanakan monitoring, mengevaluasi dan merumuskan hasil pelaksanaan inseminasi buatan di UPT k. menyiapkan sumberdaya dan kelembagaan pelaksanaan inseminasi buatan l. melaksanakan system pengendalian intern m. melaksanakan tugas kedinasan lainnya n. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada kepala dinas (1) Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kerja UPT b. memberikan petunjuk kepada bawahan c. menilai prestasi kerja bawahan d. mengelola urusan surat menyurat e. membuat, menghimpun dan memelihara administrasi umum dan kepegawaian f. mengelola, memelihara, dan mendistribusikan barang g. memelihara gedung, perlengkapan kantor, dan sarana prasarana kantor h. mengadakan buku-buku dan bahan bacaan untuk perpustakaan i. melaksanakan system pengendalian intern j. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan k. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada kepala UPT (2) Kepala Seksi Produksi dan Distribusi Semen mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kerja seksi b. memberikan petunjuk kepada bawahan c. menilai prestasi kerja bawahan d. memelihara dan merawat ternak yang dimiliki serta lingkungannya e. merawat dan memelihara pejantan sebagai sumber produksi semen f. melakukan penampungan semen ternak dan memrosesnya menjadi semen cair maupun semen beku yang siap untuk digunakan g. melakukan produksi dan distribusi semen untuk pelaksanaan inseminasi buatan h. menyimpan dan merawat semen hasil produksi i. melakukan monitoring dan evaluasi kualitas semen LAKIP

30 j. melakukan pengawasan terhadap distribusi dan penggunaan semen k. mengolah, menanam, dan merawat kebun hijauan untuk kebutuhan pakan ternak yang dimiliki l. melaksanakan evaluasi dan peremajaan pejantan ternak yang digunakan untuk sumber produksi semen m. merancang kebutuhan dan produksi semen n. menyediakan, menggunakan dan pemeliharaan sarana, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk memproduksi semen o. melaksanakan system pengendalian intern p. melaksanakan tugas kedinasan lainnyayang ditugaskan oleh atasan dan q. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada kepala UPT. (3) Kepala Seksi Sumberdaya dan Kelembagaan mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kerja seksi b. memberikan petunjuk kepada bawahan c. menilai prestasi bawahan d. menyiapkan dan membina sumberdaya manusia untuk pelaksanaan inseminasi buatan e. menyiapkan unit lokasi untuk pelaksanaan inseminasi buatan f. melaksanakan pengembangan dan pembinaan kelembagaan untuk pelaksanaan inseminasi buatan g. menyiapkan sarana dan prsarana yang diperlukan untuk pelayanan inseminasi buatan h. melakukan pendataan dan penyelamatan terhadap hasil-hasil ternak bibit yang bermutu i. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan inseminasi buatan j. melaksanakan system pengendalian intern k. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan l. malaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala UPT LAKIP

31 Tugas Pokok dan Fungsi UPT Laboratorium Kesehatan Hewan 6. Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Hewan mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kerja UPT; b. mengkoordinasikan program kerja Kepala Sub Bagian dan Seksi; c. mengkoordinasikan Kepala Sub Bagian dan Seksi; d. menilai prestasi kerja bawahan; e. membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Sub Bagian dan Seksi; f. melakukan koordinasi dengan sekretaris dan para Kepala Bidang; g. merumuskan hasil penyidikan, pencatatan dan pemetaan penyakit hewan; h. mengkoordinir pelayanan penanggulangan penyakit hewan; i. mengkoordinir pengujian laboratorium dan sertifikasi hasil pemeriksaan; j. melaksanakan sistem pengendalian intern; k. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas; (1). Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kerja UPT; b. memberikan petunjuk kepada bawahan; c. menilai prestasi kerja bawahan; d. mengelola urusan surat menyurat; e. membuat, menghimpun dan memelihara administrasi umum dan kepegawaian; f. mengeliola, memelihara dan mendistribusikan barang; g. memelihara gedung, perlengkapan kantor dan sarana prasarana kantor; h. mengadakan buku-buku dan bahan bacaan untuk perpustakaan; i. melaksanakan sistem pengendalian intern; j. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan; dan k. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala UPT; (2). Kepala Seksi Epidemiologi dan Pelayanan Lapangan mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program seksi; b. memberikan petunjuk kepada bawahan; c. menilai prestasi kerja bawahan; LAKIP

32 d. melaksanakan penyidikan, pencatatan dan pemetaan penyakit hewan; e. memberikan pelayanan penanggulangan penyakit hewan; f. melaksanakan sistem pengendalian intern; g. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan; dan h. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala UPT; (3). Kepala Seksi Pengujian dan Pemeriksaan Laboratorium mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kerja seksi; b. memberikan petunjuk kepada bawahan; c. menilai prestasi kerja bawahan; d. melaksanakan pengujian laboratorium dan sertifikasi hasil pemeriksaan; e. melaksanakan sistem pengendalian intern; f. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan; dan g. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala UPT 1.5. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok jabatan fungsional Dinas mempunyai tugas melaksanakan sebagian Tugas Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Jabatan fungsional dipegang oleh 9 orang yang terdiri dari Fungsional Penyuluh Pertanian 1 orang, Pengawas Bibit Ternak 1 orang, Pengawas Mutu Hasil Pertanian 2 orang, Medik Veteriner 4 orang dan Arsip Paris 1 orang Data Pegawai Jumlah pegawai keseluruhan PNS Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali sampai dengan akhir Desember tahun 2017 adalah 86 orang dengan klasifikasi data pegawai menurut golongan sebagai berikut : Pegawai Negeri Sipil sebanyak 86 orang terdiri dari : Golongan IV sebanyak 20 orang Golongan III sebanyak 49 orang Golongan II sebanyak 17 orang LAKIP

33 Golongan I sebanyak 0 orang Dari jumlah Pegawai Negeri Sipil tersebut 23 orang memegang jabatan struktural, dan Jabatan Fungsional Umum (staf) 56 orang, dan Pejabat Fungsional tertentu 7 Orang yang bertempat di Provinsi, UPT Laboratorium dan UPT Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) Baturiti. LAKIP

34 Tabel 1A Ketersediaan SDM di masing-masing Bidang, Sekretariat dan UPT pada lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun NO. JABATAN ESELON GOLONGAN TINGKAT PENDIDIKAN I II III IV IV III II I S2 S1 SM DIP SMA SMP SD THL 1 Kepala Dinas Total Sekretaris Dinas Sub Bagian Umum dan a. Kepegawaian b. Sub Bagian Penyusunan Program, Keuangan, Evaluasi dan Pelaporan c. Fungsional Umum (Staf) Total Kepala Bidang Prasarana Sarana dan Penyuluhan Kasi Prasarana dan a. Sarana Kasi Pakan dan b. Pembiayaan c. Kasi Penyuluhan d. Fungsional Umum (Staf) Total Kepala Bidang Perbibitan dan Produksi Ternak a. Kasi Perbibitan b. Kasi Ruminansia c. Kasi Non Ruminansia d. Fungsional Umum (Staf) Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pengolahan dan Pemasaran Total a. Kasi Kesehatan Hewan b. Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner c. Kasi Pengolahan dan Pemasaran d Fungsional Umum (Staf) Total LAKIP

35 NO. JABATAN ESELON GOLONGAN TINGKAT PENDIDIKAN 6 Kepala UPT Balai Inseminasi Buatan Daerah I II III IV IV III II I S2 S1 SM DIP SMA SMP SD THL a Kepala Sub Bagian Tata Usaha b. Kasi Produksi dan Distribusi Semen c. Kasi Sumberdaya dan Kelembagaan d. Fungsional Umum (Staf) Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Hewan a Kepala Sub Bagian Tata Usaha b. Kasi Epidemilogi dan Pelayanan Lapangan c. Kasi Pengujian dan Pemeriksaan Laboratorium Total d Fungsional Umum (Staf) 2 2 Total Jabatan Fungsional Tertentu a Penyuluh Pertanian 1 1 b Pengawas Bibit Ternak 1 1 c Pengawas Mutu Hasil Pertanian 2 2 d Pengawas Mutru Pakan e Medik Veteriner 4 4 f Arsiparis 1 1 g Pranata Humas Total Total Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang menunjang untuk kelancaran pelaksanaan tugas: a. Ruang kerja cukup memadai b. Peralatan untuk operasional dinas seperti media elektronik, kendaraan roda empat, kendaraan roda 2 dan komputer dalam keadaan cukup LAKIP

36 1.5.3 Tupoksi Pengawasan melekat diarahkan untuk menciptakan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat yang bersih, transparan, profesional dan memiliki budaya kerja yang baik. Dalam melaksanakan tugas, masing-masing Pegawai Negeri Sipil maupun Honor telah melaksanakan tugas sesuai dengan TUPOKSI yang diberikan kepada pegawai, seluruh tugas telah terbagi habis, pendelegasian wewenang, batas tanggung jawab, tugas dan fungsi sudah berjalan sesuai peraturan yang ada. 1.6 Lingkungan Strategis yang Berpengaruh Dalam pencapaian visi dan misi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali secara optimal dilakukan analisa faktor-faktor yang mempengaruhi dengan perhitungan nilai-nilai yang berkembang dalam organisasi serta situasi dan kondisi lingkungan. Analisa faktor-faktor yang berpengaruh tersebut adalah : Lingkungan Internal a. Kekuatan 1) Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor : 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah 2) Peraturan Gubernur Bali Nomor : 104 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali. 3) Tersedianya sumber daya manusia. 4) Adanya komitmen dan dukungan dari pimpinan dalam melaksanakan tugas. 5) Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. 6) Suasana yang kondusif. b. Kelemahan 1) Kurangnya wawasan sebagian aparat. LAKIP

37 2) Kurang optimalnya koordinasi antar bidang dalam penyusunan data pendukung pelaporan. 3) Kurang efektifnya hasil monitoring dan hasil-hasil evaluasi dalam proses penyusunan pelaporan Lingkungan Eksternal a. Peluang 1) Perternakan sebagai fungsi dari manajemen pembagunan dalam meningkatkan pendapatan daerah memiliki nilai yang sangat tinggi. 2) Adanya kepercayaan dan dukungan pimpinan daerah serta stakeholder terhadap hasil-hasil pembangunan peternakan. 3) Terbukanya kesempatan untuk meningkatkan profesionalisme Aparatur Pemerintah. 4) Perkembangan teknologi/sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembangunan peternakan. b. Ancaman 1) Kurang mantapnya koordinasi dengan Kabupaten / Kota sehingga merupakan ancaman dalam proses kelancaran pembangunan peternakan. 2) Masih adanya pemahaman dan persepsi yang keliru terhadap Otonomi Daerah dalam kaitannya dengan perencanaan pembangunan peternakan. 3) Masih adanya penyakit Zoonosis. 4) Sikap masyarakat yang kurang partisipatif dalam pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Aspek Keuangan. Dalam tahun anggaran 2017, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali mendapat anggaran dari APBD sebesar Rp ,00 terdiri dari belanja tidak langsung sebesar Rp ,00 belanja langsung sebesar Rp ,00 sedangkan anggaran APBN terdiri dari Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat (06) yang merupakan Dana LAKIP

38 TUGAS PEMBANTUAN sebesar Rp ,00 dengan rincian seperti Tabel berikut : Tabel : 1. PAGU ANGGARAN PROGRAM/KEGIATAN APBD TAHUN 2017 NO. Program / Kegiatan DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Rencana Biaya 1 TH 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran a. Penyediaan jasa surat menyurat b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik c. Penyediaan jasa kebersihan kantor d. Penyediaan alat tulis kantor e. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan f. Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor g. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang undangan h. Belanja makanan dan minuman rapat i. Rapat - rapat koordinasi dan konsultasi keluar dan dalam daerah j. Upacara Keagamaan Jumlah 1 : Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur a. Pengadaan perlengkapan gedung kantor b. Pemeliharaan rutin / berkala gedung Kantor c. Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas d. Pemeliharaan rutin / berkala perlengkapan gedung kantor e. Pemeliharaan rutin / berkala peralatan gedung kantor Jumlah 2 : LAKIP

39 NO. Program / Kegiatan Rencana Biaya 1 TH 3. Program Peningkatan Populasi Peternakan a. Pengawasan dan Perbibitan ternak b. Penyusunan Perencanaan Monitoring dan Evaluasi Data dan Statistik Pembangunan Peternakan c. Pengawasan dan Pengembangan Ternak Ruminansia d. Pengawasan dan Pengembangan Ternak Non Ruminansia Jumlah 3 : Program Pengembangan Sarana dan Prasarana dan Penyuluhan Peternakan a. Penyediaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Peternakan b. Pengolahan Pakan Ternak di Kelompok c. Pengembangan Usaha Kelompok Tani Ternak d. Pemberdayaan Kelompok Tani Ternak Berorientasi Agribisnis Jumlah 4 : Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak dan Hewan serta Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan a. Pengawasan produk pangan asal hewan (PAH) dan produk hewan non pangan b. Pengawasan Pengolahan dan Pemasaran Hasil peternakan c. Pengawasan Obat dan Lalulintas Hewan dan Penilaian Dokter Hewan d. Pembinaan dan Pengawasan pemotongan Ternak e. Pemeliharaan Kesehatan dan pencegahan Penyakit Menular Ternak Jumlah 5 : Jumlah Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali (1 5 ) LAKIP

40 NO. Program / Kegiatan Rencana Biaya 1 TH UPT LABORATORIUM KESEHATAN HEWAN 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran a. Penyediaan jasa surat menyurat b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik c. Penyediaan jasa kebersihan kantor d. Penyediaan alat tulis kantor e. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan f. Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor g. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang undangan h. Rapat - rapat koordinasi dan konsultasi keluar dan dalam daerah i. Upacara Keagamaan Jumlah 1 : Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur a. Pengadaan perlengkapan gedung kantor b. Pemeliharaan rutin / berkala gedung Kantor c. Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas d. Pemeliharaan rutin / berkala peralatan kantor Jumlah 2 : Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak dan Hewan serta Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan a. Pemeriksaan pengujian identifikasi dan pemetaan kasus penyakit hewan dan bahan asal hewan/hasil bahan asal hewan Jumlah 3 : Jumlah UPT Laboratorium Kesehatan Hewan ( 1-3 ) LAKIP

41 NO. Program / Kegiatan UPT BALAI INSEMINASI BUATAN DAERAH (BIBD) Rencana Biaya 1 TH 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran a. Penyediaan jasa surat menyurat b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik c. Penyediaan jasa kebersihan kantor d. Penyediaan alat tulis kantor e. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan f. Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor g. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang undangan h. Penyediaan makanan dan minuman i. Rapat - rapat koordinasi dan konsultasi keluar dan dalam daerah j. Upacara Keagamaan Jumlah 1 : Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur a. Pengadaan perlengkapan gedung kantor b. Pemeliharaan rutin / berkala gedung kantor c. Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas d. Pemeliharaan rutin / berkala perlengkapan gedung kantor e. Pemeliharaan rutin / berkala peralatan gedung kantor Jumlah 2 : LAKIP

42 NO. Program / Kegiatan 3. Program Peningkatan Populasi Peternakan Rencana Biaya 1 TH a. Produksi dan Distribusi semen b. Penguatan dan Peningkatan Penerapan Teknologi IB Jumlah 3 : Jumlah UPT Laboratorium ( 1-3 ) TOTAL DISNAKKESWAN : Tabel : 2. PAGU ANGGARAN PROGRAM/KEGIATAN APBN TAHUN 2017 No Program /Kegiatan Rencana Biaya 1 TH I. DANA TUGAS PEMBANTUAN PROVINSI PROGRAM PEMENUHAN PANGAN ASAL TERNAK DAN AGRIBISNIS PETERNAKAN RAKYAT Total APBN TP LAKIP

43 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA Sesuai Pasal 15 ayat (3) UU Nomor 25 Tahun 2004, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyiapkan Rencana Strategis ( Renstra ) SKPD sesuai Tugas Pokok dan Fungsinya dengan berpedoman kepada rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat (2). Pada pasal 7 ayat (2) UU yang sama disebutkan bahwa Renja SKPD disusun dengan berpedoman kepada Renstra SKPD dan mengacu kepada Rencana Kegiatan Program (RKP) yang memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Visi Gubernur dan Wakil Gubenur Bali yang tertuang pada RPJMD Provinsi Bali periode adalah : Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera (Bali Mandara) maka ditetapkan 3 (tiga) misi yaitu : 1. Mewujudkan Bali yang berbudaya, metaksu, dinamis, maju dan modern; 2. Mewujudkan Bali yang aman, damai, tertib, harmonis, serta bebas dari berbagai ancaman; 3. Mewujudkan Bali yang sejahtera dan sukerta lahir batin. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali disusun dalam rangka menghadapi perubahan dan isu-isu strategis yang akan dihadapi pada saat ini maupun masa mendatang. Rencana strategis diperlukan sebagai instrumen untuk lebih mengarahkan tujuan organisasi yang akan dicapai dan cara mencapainya. Penyusunan rencana strategis menggunakan analisis SWOT dengan memperhatikan faktor lingkungan organisasi baik internal maupun eksternal yaitu faktor kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunites), dan tantangan atau kendala (threats) yang ada. Dalam upaya mendukung terwujudnya visi Gubernur dan Wakil Gubenur Bali tersebut, maka Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali mengacu pada LAKIP

44 Rencana Strategis OPD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali tahun sebagai berikut : 1) Meningkatkan populasi ternak 2) Meningkatkan ketersediaan dan pemanfaatan sarana prasarana peternakan dan meningkatkan kelas kemampuan kelompok serta meningkatkan jumlah kelompok pengolah pakan ternak 3) Menurunkan tingkat kesakitan ternak dan hewan, menurunkan pemotongan sapi betina produktif serta menumbuhkan unit usaha / kelompok pengolahan dan pemasaran hasil peternakan Sejalan dengan perubahan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan dan kita dituntut untuk merespon perubahan tersebut maka rumusan visi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Daerah Bali tetap mengacu pada visi pembangunan peternakan Nasional dan visi Pemerintah Daerah Bali, sehingga visi pembangunan peternakan daerah Bali dirumuskan sebagai berikut Terwujudnya Peternakan Yang Maju, Tangguh, Berwawasan Agribisnis Berbasis Sumberdaya Lokal Menuju Bali Mandara Jilid II. Dengan berorientasi pada RPJMD Provinsi Bali yaitu mewujudkan Bali yang sejahtera dan sukerta lahir bhatin, maka misi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali adalah : 1) Meningkatkan populasi ternak 2) Meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan Tujuan dan Sasaran Penetapan tujuan dan sasaran didasarkan pada identifikasi faktor faktor kunci keberhasilan ( Critical Success Factor ) yang ditetapkan setelah penetapan Visi dan Misi. Penetapan Tujuan akan mengarah kepada perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan Visi dan Misi. Sasaran menggambarkan hal hal yang ingin dicapai melalui tindakan tindakan terfokus yang bersifat spesifik, terinci, dan dapat dicapai. Adapun LAKIP

45 tujuan dan sasaran yng ingin dicapai dalam Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali tahun seperti dibawah ini : a. Tujuan : Terwujudnya peningkatan populasi ternak dan penurunan tingkat kesakitan ternak. b. Sasaran : Meningkatnya peran sektor pertanian dalam perekonomian Bali. - Meningkatkan populasi ternak (satuan ternak) - Penurunan tingkat kesakitan ternak (%) 2.2. Arah Kerbijakan Umum Arah Kebijakan Pembangunan Peternakan Provinsi Bali tahun 2017 disusun berdasarkan rumusan hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) daerah yang melibatkan pihak pihak terkait, berupa pokok-pokok pikiran serta penjabaran Rencana Strategis ( Renstra ). Selanjutnya Arah Kebijakan Umum ini dijadikan dasar/acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan peternakan Rencana Kinerja Rencana Kinerja merupakan penjabaran tahunan dari Rencana Strategik Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali tahun Rencana Kinerja Tahunan ( RKT ) yang dalam hal ini adalah kegiatan dalam APBD tahun anggaran 2016, disusun setiap tahun dan memuat informasi tentang : (1). Sasaran yang ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan; (2). Indikator Kinerja sasaran dan target pencapainya; (3). Program; (4). Kegiatan; (5). Indikator kinerja kegiatan dan target capainnya. Sasaran adalah hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu satu tahun tertentu. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, sehingga penetapan sasaran harus selaras dan mempunyai hubungan logis dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana strategik. Sasaran bersifat spesifik dan terukur berdasarkan indikator LAKIP

46 kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan pencapainnya. Sasaran yang akan dicapai Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali selama tahun 2017 secara rinci disajikan dalam formulir Rencana Kinerja Tahunan ( RKT ) sebagaimana telah tertuang dan tercakup di dalam formulir PPS (Pengukuran Pencapaian Sasaran) dan Formulir PKK (Pengukuran Kinerja Kegiatan) pada tahap rencana Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang dikemukakan diatas maka lebih ditetapkan kebijakan, program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun Kebijakan Kebijakan yang ditempuh oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali merupakan ketentuan-ketentuan yang bersifat strategis yang diambil dan ditetapkan untuk dijadikan pedoman dan petunjuk bagi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada sub sektor peternakan. Kabijakan yang telah ditetapkan ini dimaksudkan untuk lebih mendorong dan memfokuskan pada usaha pencapaian tujuan dan sasaran yang sesuai dengan misi dan visi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali. Pembangunan peternakan tidak hanya berorientasi pada peningkatan produksi melainkan sudah bergerak menjadi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani beserta keluarganya. Maka kebijakan dasar pembangunan sub sektor peternakan dalam 5 (lima) tahun yang ditempuh memberdayakan dihulu dan memperkuat dihilir guna menciptakan peningkatan nilai tambah dan daya saing usaha peternakan. Sedangkan untuk mengoperasionalkan kebijakan dasar tersebut ditempuh melalui kebijakan teknis adalah sebagai berikut : a. Kebijakan subsistem hulu b. Pengembangan subsistem budidaya c. Pengembangan subsistem pengolahan hasil d. Pengembangan subsistem pasar e. Pengembangan subsistem kelembagaan dan SDM LAKIP

47 Program Program merupakan penjabaran dari kebijakan yang telah dirumuskan, program merupakan kumpulan kegiatan nyata yang disusun secara sistimatis dan terpadu yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, yang merupakan dukungan bagi keberhasilan dalam pelaksanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran serta kebijakan yang ditetapkan sesuai misi dan visi. Program Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali yang ada pada DPA OPD adalah : 1) Program Peningkatan Populasi Peternakan dengan kegiatan: a) Kegiatan Pengawasan dan Perbibitan Ternak; b) Kegiatan Pengawasan dan Pengembangan Ternak Ruminansia; c) Kegiatan Pengawasan dan Pengembangan Ternak Non Ruminansia; d) Kegiatan Penyusunan Perencanaan Monitoring dan Evaluasi Data dan Statistik Pembangunan Peternakan; e) Produksi dan Distribusi Semen; f) Penguatan dan Peningkatan Penerapan Teknologi IB. 2) Program Pengembangan Sarana dan Prasarana dan Penyuluhan Peternakan dengan kegiatan: a) Kegiatan Penyediaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Peternakan; b) Kegiatan Pengolahan Pakan Ternak di Kelompok; c) Kegiatan Pengembangan Usaha Kelompok Tani Ternak; d) Kegiatan Pemberdayaan Kelompok Tani Ternak Berorientasi Agribisnis. 3) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak dan Hewan serta Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan dengan kegiatan: a) Kegiatan Pengawasan Produk Pangan Asal Hewan (PAH) dan Produk Hewan Non Pangan; b) Pengawasan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan; c) Kegiatan Pengawasan Obat dan Lalu Lintas Hewan dan Penilaian Dokter Hewan; d) Pembinaan dan Pengawasan Pemotongan Ternak; LAKIP

48 e) Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak; f) Kegiatan Pemeriksaan, Pengujian, Identifikasi dan Pemetaan Kasus Penyakit Hewan dan Bahan Asal Hewan/Hasil Bahan Asal Hewan. Untuk mendukung kelancaran pencapaian sasaran strategis diatas dilaksanakan beberapa program pendukung sebagai berikut : 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan kegiatan: a) Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat; b) Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi Sumberdaya Air dan Listrik; c) Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor; d) Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor; e) Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan; f) Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor; g) Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundangan; h) Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman; i) Kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Pusat; j) Kegiatan Upacara Keagamaan. 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan kegiatan: a) Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor; b) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor; c) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor; d) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor; e) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas; f) Kegiatan Pemeliharaan Peralatan Kantor. Selanjutnya program yang ada pada anggaran APBN sebagai berikut : 1) Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) merupakan wujud nyata Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan kepada pemberi mandat atas pelaksanaan kegiatan dan program dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran dalam suatu media pelaporan (LAKIP). Penyusunan LAKIP Dinas LAKIP

49 Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali tahun 2017 ini didasarkan kepada evaluasi pelaksanaan Rencana Strategis yang telah ditetapkan sebelumnya serta telah berakhirnya pelaksanaan kegiatan tahun anggaran Pengukuran keberhasilan dengan tolok ukur renstra mengandung arti bahwa setiap akhir tahun anggaran dilakukan proses pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis pencapaian kinerja. Pengukuran Kinerja merupakan proses membandingkan target kinerja dengan realisasinya yang digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan/program/kebijakan sesuai dengan sasaran dan tugas yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.. Penetapan target kinerja atas kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam APBD Tahun Anggaran 2017 telah ditetapkan pada saat pengajuan anggaran untuk kegiatan yang bersangkutan dalam formulir Rencana Kegiatan Anggaran Kementrian/Lembaga berupa: input, output, outcome, benefit dan impact. Selanjutnya setelah APBD Provinsi Bali Tahun Anggaran LAKIP

50 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka akuntabilitas kinerja, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali melaksanakan penilaian kinerja dengan mengacu pada Penetapan Kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali Tahun 2017 yang telah ditetapkan. Penilaian dilakukan melalui kegiatan evaluasi dan pengumpulan data kinerja yang dinilai menggunakan standar nilai peringkat kinerja sesuai tabel 3. Pengumpulan data kinerja hasilnya akan memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam pencapain tujuan dan sasaran. Dari hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat capaian kinerja. Tabel 3 : Skala Nilai Peringkat Kinerja *) No. Interval Nilai Realisasi Kriteria Penilaian Kode Kinerja Realisasi Kinerja Sangat Baik Hijau Tua Tinggi Hijau Muda Sedang Kuning Tua Rendah Kuning Muda Sangat Rendah Merah *) Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 Pengukuran target kinerja dilakukan terhadap sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali beserta target dan capaian realisasinya dirinci sebagai berikut : LAKIP

51 Tabel 4 : Capaian Kinerja Tahun 2017 No. SASARAN STRATEGIS 1. Meningkatkan populasi ternak 2. Menurunnya tingkat kesakitan ternak dan hewan INDIKATOR KINERJA SASARAN 1.1 Jumlah Populasi ternak (satuan ternak) 2.1 Persentase tingkat kesakitan ternak dan hewan( %) - Unggas (Flu Burung) -Anjing HPR(Rabies) SATUAN TARGET Satuan ternak REALISASI REALISASI (% ) ,10 tinggi KODE % 1, Sangat baik % 0, Sangat baik Berdasarkan hasil penilaian yang tercantum pada tabel diatas terdapat 3 indikator dari 2 sasaran strategis yang ditetapkan. Pada tahun 2017 ( RPJMD ), terdapat 2 (dua) indikator (66,67%) memiliki kinerja sangat baik, 1 (satu) indikator memiliki kinerja tinggi (33,33%). B. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Dalam sub bab ini akan disajikan sasaran pencapaian strategis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang dicerminkan dalam capaian Indikator Kinerja. Adapun evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja menurut sasaran strategis dapat tergambar dalam tabel dan uraian sebagai berikut : Sasaran Meningkatkan Populasi Ternak Tolok ukur capaian sasaran peningkatan populasi ternak terdiri dari 1 indikator yaitu jumlah populasi ternak (satuan ternak), Sub sektor peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi Bali memiliki sebaran ternak besar dan kecil maupun unggas di 9 kabupaten/kota. Satuan Ternak diukur dari jumlah populasi ternak antara (sapi) dikalikan 0,7, ternak babi dikalikan 0,2, ternak kambing dikalikan 0,11 dan ternak ayam/itik LAKIP

52 dikalikan 0,005. Jumlah Populasi ternak dari tahun ke tahun mengalami peningkatan kecuali tahun 2017 mengalami penurunan dibandingkan tahun Kondisi ini disebabkan adanya alih fungsi lahan dan bencana erupsi Gunung Agung sehingga kesulitan dalam penyediaan pakan. Sasaran Penurunan Tingkat Kesakitan Ternak Tingkat Kesakitan Ternak diukur dari jumlah ternak yang sakit dibandingkan dengan jumlah populasi ternak dikalikan seratus persen. Pada indikator ini semakin rendah persentase tingkat kesakitan ternak maka kesehatan ternak akan semakin baik atau semakin tinggi capain kinerjanya. Tabel capaian kinerja menunjukkan penurunan tingkat kesakitan ternak pada tahun 2016 sebesar % realisasinya hampir sama dengan tingkat kesakitan ternak pada tahun 2017 sebesar %, tetapi mucul secara tiba-tiba lagi % ini terjadi pada ternak Unggas (Flu Burung) sedangkan pada Anjing/HPR (Rabies) % tahun 2017 maka terjadi penurunan kesakitan ternak lagi % jika dibandingkan dengan tahun 2016 hanya sebesar 0.06 %. Tabel 5. Capaian Indikator Jumlah Populasi Ternak (Satuan Ternak) No. Indikator Kinerja 1. Meningkatkan populasi ternak 2016 Target 2017 Realisasi Realisasi (%) Target Akhir Renstra (2018) Capaian s/d 2017 terhadap 2018 (%) , Menurunnya tingkat kesakitan ternak dan hewan - Unggas (Flu Burung) -Anjing HPR(Rabies) , , LAKIP

53 Dapat dilihat pada grafik dibawah ini Tahun 2016 Tahun 2017 Target Realisasi 1. Grafik Populasi Ternak Antara Tahun Di ProvinsiBali Tahun 2016 Tahun 2017 Realisasi Target Target Realisasi 2. Grafik Tingkat Kesakitan Unggas (Flu Burung) Antara Tahun Di ProvinsiBali LAKIP

54 Tahun 2016 Tahun 2017 Realisasi Target Target Realisasi 3. Grafik Tingkat Kesakitan Anjing/HPR (Rabies) Antara Tahun Di Provinsi Bali Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pembangunan di sub Sektor Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Solusinya : 1. Ternak sapi Permasalahan - Masih adanya pemotongan sapi betina produktif - Pengeluaran sapi secara ilegal - Calving interval (jarak kelahiran) ternak sapi rata-rata 16 bulan yang idiealnya 13 bulan. Upaya-upaya pemecahan masalah : - Fasilitasi perbaikan perbibitan ternak - Peningkatan jumlah pelayanan Inseminasi Buatan (IB) - Penerapan peraturan pemotongan sapi betina produktif - Memberikan insentif kepada peternak untuk sapi bunting berumur 5 bulan - Pemantauan lalu lintas ternak - Pembentukan Asosiasi Peternak Sapi (AKSA) Bali LAKIP

55 - Peningkatan kualitas pakan dengan cara pemanfaatan bahan pakan lokal - Pelaksanaan Program Unggulan Gubenur Bali yaitu Sistim Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI) - Adanya Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) yang sudah cukup banyak terealisasi di kelompoktani Ternak. 2. Ternak babi Permasalahan : - Tingginya kebutuhan untuk upacara agama - Penurunan mutu genetik babi - Harga pakan yang tinggi tidak diimbangi dengan harga ternak yang mermadai Upaya-upaya pemecahan masalah : - Peningkatan jumlah pelayanan Inseminasi Buatan (IB) - Perbaikan mutu genetik babi melalui impor semen babi yang berkualitas - Pemberdayaan Asosiasi Peternak Babi (GUPBI) dalam hal penyediaan pakan dan pemasaran hasil - Penetapan Pergub Nomor 6 tahun 2013 tentang Pelaksanaan Kemitraan dan Perlindungan Usaha Peternakan di Provinsi Bali. 3. Ternak kambing Permasalahan : - Mutu genetik kambing masih perlu diperbaiki - Kebutuhan daging kambing untuk konsumsi masyarakat semakin meningkat. Upaya-upaya pemacahan masalah : - Pengembangan budidaya/perbibitan dengan memasukkan bibit kambing dari luar pulau Bali. LAKIP

56 4. Ayam buras Permasalahan : - Tingginya kebutuhan untuk upacara agama Upaya-upaya pemecahan masalah : - Pengembangan perbibitan ternak ayam buras - Penumbuhan dan pemberdayaan kelompok budidaya ayam buras 5. Itik Permasalahan : - Tingginya kebutuhan untuk upacara agama Upaya-upaya pemecahan masalah : - Pengembangan perbibitan ternak itik - Penumbuhan dan pemberdayaan kelompok budidaya itik Selain upaya upaya diatas juga dilakukan penyediaan dana hibah kepada masyarakat baik dalam bentuk uang maupun barang dan penggalangan komitmen perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Adapun upaya-upaya yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan antara lain sebagai berikut : Sapi - Pemeriksaan Kesehatan Hewan secara rutin dan berkala - Melakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan laboratorium guna mendeteksi secara dini kasus penyakit - Melakukan sosialisasi tentang tata cara beternak yang baik Rabies - Sosialisasi bahaya dan tindakan kewaspadaan penyakit Rabies - Meningkatkan pelaksanaan vaksinasi terhadap Hewan Penular Rabies (HPR) - Pelacakan dan respon cepat kasus gigitan HPR LAKIP

57 - Meningkatkan tindakan surveilance dan investigasi kasus gigitan HPR melalui pelacakan dan respon cepat kasus gigitan HPR dan pemeriksaan secara laboratorium - Melaksanakan tindakan kontrol populasi - Melaksanakan eliminasi/enthanasia terhadap HPR yang sudah ataupun dicurigai terinfeksi rabies/menunjukkan gejala klinis rabies C. AKUNTABILITAS ANGGARAN Penyerapan anggaran Belanja Langsung (APBD) pada tahun 2017 adalah sebesar ,00 (97,77%) dari total anggaran Rp ,00. Realisasi anggaran untuk program/kegiatan utama sebesar 83,10 sedangkan realisasi anggaran program/kegiatan pendukung sebesar 16,90 %. Jika dilihat darí realisasi anggaran per sasaran, persentase penyerapan anggaran terbesar pada program Pengembangan Sarana dan Prasarana dan Penyuluhan Peternakan sebesar Rp ,00 (98,44%) sedangkan penyerapan terkecil pada program Peningkatan Populasi Peternakan sebesar Rp ,00 (93,01 %) Jika dikaitkan antara kinerja pencapaian sasaran dengan penyerapan anggaran, pencapaian sasaran yang relatif baik dan diikuti dengan penyerapan anggaran kurang dari 100 %, menunjukkan bahwa data yang disediakan untuk pencapaian sasaran pembangunan peternakan dan kesehatan hewan tahun 2017 telah mencukupi anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2017 yang dialokasikan membayar program/kegiatan dalam pencapaian sasaran disajikan pada tabel berikut : LAKIP

58 Tabel 11. Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2017 No. Sasaran Strategis Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) 1. Meningkatkan Populasi Ternak % Realisasi ,01 2. Pengembangan Sarana dan Prasarana dan Penyuluhan Peternakan 3. Penurunan Tingkat Kesakitan Ternak Belanja Langsung (APBD) Belanja Langsung Pendukung (APBN) , , , ,11 LAKIP

59 BAB IV PENUTUP Faktor utama yang menunjang berbagai hasil yang telah dicapai sepanjang tahun 2017 adalah adanya komitmen dan dukungan dari pimpinan serta seluruh jajaran staf Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali dalam upaya meningkatkan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Selain itu walaupun secara kwantitas masih terbatas, dukungan kemampuan personil yang memadai juga menjadi salah satu penentu keberhasilan pencapaian kinerja di tahun Penyelenggaraan kegiatan di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali tahun anggaran 2017 merupakan tahun ke 4 dari Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali tahun 2013 s/d Keberhasilan yang dicapai berkat kerjasama,partisivasi semua pihak dan diharapkan dapat dipertahankan serta ditingkatkan. Sementara itu untuk target yang belum tercapai perlu diantisipasi dan didukung oleh berbagai pihak. Laporan hasil Akuntabilitas Kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali dapat disimpulkan sebagai berikut : Keberhasilan capaian kinerja sasaran yang dicerminkan dari capaian indicator kinerja ditentukan oleh berbagai factor, antara lain : Sumber daya manusia, anggaran, dan sarana prasarana. Berdasarkan hasil penilaian yang tercantum pada tabel diatas terdapat 3 indikator dari 2 sasaran strategis yang ditetapkan. Pada tahun 2017 ( RPJMD ), terdapat 2 (dua) indikator (66,67%) memiliki kinerja sangat baik, 1 (satu) indikator memiliki kinerja tinggi (33,33%). Tahun 2017 capaian tingkat kesakitan ternak, telah mencapai target, bahkan melebihi target yang ditentukan, namun untuk pencapaian tingkat kesakitan ternak terhadap Renstra tahun 2018 yang masih perlu mendapat penanganan lebih intensif adalah tingkat kesakitan pada ternak unggas/flu burung (0,5%) dan tingkat kesakitan pada Rabies (0.025%). LAKIP

60 Langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi permasalahanpermasalahan yang dihadapi dan peningkatan kualitas penyusunan lakip dirumuskan saran-saran sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan upaya-upaya untuk peningkatan kapasitas SDM tentang system Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta kemampuan teknis dalam menyusun dokumen-dokumen kinerja untuk mempercepat terwujudnya pemerintah yang akuntabel. 2. Perlu adanya kebijakan yang mewadahi penerapan SAKIP di Instansi Pemerintah agar tercipta kejelasan arah dalam penerapan SAKIP yang baik dan benar dijajaran Instansi Pemerintah, serta meningkatkan kualitas pelaksanaan monitoring dan evaluasi capaian Penetapan Kinerja (PK). Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali tahun 2017 diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan, untuk penyempurnaan dokumen perencanaan, pelaksanaan program, kegiatan serta penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan. Denpasar, Januari 2018 LAKIP

61 LAMPIRAN : Pejantan hasil seleksi sebagai penghasil sperma unggul untuk produksi semen beku Sapi induk dan anak hasil Inseminasi Buatan LAKIP

62 Penampungan sperma sapi unggul untuk diproses sebagai semen beku Sapi Bali unggul di BIBD Baturiti Pemeliharaan ternak sapi pada kandang koloni (Simantri) LAKIP

63 Kegiatan jual beli sapi di Pasar Beringkit, Kabupaten Badung Memandikan sapi merupakan salah satu faktor yang penting untuk peningkatan produktivitas ternak LAKIP

64 Kegiatan Inseminasi Buatan (IB) Pada Babi Anak babi hasil Inseminasi Buatan (IB) yang dipelihara oleh kelompok LAKIP

65 Investigasi penyakit Flu Burung di Lapangan Budidaya Ayam Buras di Kabupaten Bangli LAKIP

66 Budidaya Ayam Buras pada KTT Sidha Mukti, Br. Perean, Ds. Pupuan, Kec. Tegallalang, Kab. Gianyar LAKIP

67 Kambing etawah yang dikembangkan pada kelompok ternak bina usaha jaya, Banjar muding kaja, Desa Muding Kaja, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bimbingan teknis pengolahan hasil peternakan LAKIP

68 LAKIP

69 Kegiatan Bintek Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan di Kabupaten Gianyar LAKIP

70 Pengembangan ternak itik Pelaksanaan Vaksinasi Rabies pada anjing LAKIP

71 Tim memberikan sosialisasi pelaksanaan vaksinasi rabies di Desa Kegiatan Eliminasi/Euthanasia anjing liar di daerah Kasus Positif Rabies di Karangasem LAKIP

72 Kegiatan Eliminasi/Euthanasia anjing liar di daerah Pantai di Gianyar Kegiatan Vaksinasi Rabies gratis dalam Acara Dog Show Kegiatan Vaksinasi Rabies gratis dalam acara Dog Show LAKIP

73 Investigasi Kasus Gigitan Anjing positif Rabies di Karangasem Investigasi Kasus Gigitan Anjing positif Rabies di Karangasem Investigasi Kasus Gigitan Anjing positif Rabies di Buleleng LAKIP

74 Kegiatan Vaksinasi Rabies gratis di Pasar Hewan Bringkit LAKIP

75 LAKIP

76 LAKIP

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id -1- GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR BALI, Mengingat GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN, PENCATATAN SIPIL DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI,

GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI, GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali.

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR BALI, Mengingat GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri; GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Kepala Dinas mempunyai tugas :

Kepala Dinas mempunyai tugas : Kepala Dinas mempunyai tugas : a. menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Dinas; d. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; e. menyelenggarakan urusan pemerintahan

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN.

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

1.1. Latar belakang I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkebunan merupakan salah satu sub sektor strategis yang secara ekonomis memberikan kontribusi terhadap perekonomian Nasional. Pengertian Perkebunan menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB III TUGAS POKOK DINAS Pasal 5 Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup yang menjadi

BAB III TUGAS POKOK DINAS Pasal 5 Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup yang menjadi GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

-2- Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

-2- Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan lebih lanjut Peraturan

Lebih terperinci

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI.

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PETERNAKAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un pas GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

.000 WALIKOTA BANJARBARU

.000 WALIKOTA BANJARBARU SALINAN.000 WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1 Kota Prabumulih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Keinginan Pemerintah dan tuntutan dari publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara. Dasar dari

Lebih terperinci

-3- BAB IV FUNGSI BADAN Pasal 5 Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Badan mempunyai fungsi:

-3- BAB IV FUNGSI BADAN Pasal 5 Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Badan mempunyai fungsi: GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGHUBUNG PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

SALINAN. Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN SALINAN BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah) A.

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO,

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1 Kedudukan Satuan Kerja Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, ditetapkan berdasarkan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 12 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 69 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 69 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 69 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PERIODE

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PERIODE PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PERIODE 2013-2018 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jl. Kapten Tjok Agung Tresna, Tel p. (0361) 227217 Fax.

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2. BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN CILACAP

Lebih terperinci

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus BAB XII DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 224 Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan Peternakan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT Jalan Tamansari No. 55 Telepon (022) 2502898 Fax. (022) 2511505 http:// diskominfo.jabarprov.go.id/ e-mail

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 60 TAHUN 2016

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 60 TAHUN 2016 BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BLORA DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 113 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-P TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-P TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN WALIKOTA SURAKARTA, PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-P TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindaklanjut ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH PROVINSI

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS PEJABAT STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH,

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH, PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 18 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS PETERNAKAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN BHINNEKA TU NGGA L IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN STATISTIK PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT 1 PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

PROFIL BADAN PENGHUBUNG PROVINSI BALI

PROFIL BADAN PENGHUBUNG PROVINSI BALI PROFIL BADAN PENGHUBUNG PROVINSI BALI ALAMAT: JALAN CIKINI II NOMOR 3 JAKARTA PUSAT TELEPON : 021-31925567 FAX. 021-3152023 BADAN PENGHUBUNG PROVINSI BALI VISI: Terwujudnya kelancaran urusan Pemerintahan

Lebih terperinci

PROVINSI SUMATERA SELATAN WALIKOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR TAHUN 2016

PROVINSI SUMATERA SELATAN WALIKOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR TAHUN 2016 PROVINSI SUMATERA SELATAN WALIKOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Jln. W.R Supratman No.71 Telepon (0361) 224184 (Fax) 225368 Email. disnakkeswanbali@gmail.com D E N P A S A R PROFIL DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG 1 WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

MEMUTUSKAN: : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA )

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA ) Pemerintah Kabupaten Blitar PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PERTERNAKAN KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017 Jl. Cokroaminoto No. 22 Telp. (0342) 801136 BLITAR 1 KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1389 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN DAN PERTANIAN KOTA BANDUNG DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 17 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN

Lebih terperinci