BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses atau konsep belajar untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Muslich, 2007 : 41). Banyak strategi pembelajaran, diantaranya demonstrasi, eksperimen dan ceramah. Demonstrasi berarti mempertunjukkan atau memperlihatkan. Sedangkan eksperimen berarti percobaan. Demonstrasi dan eksperimen dapat merupakan kegiatan yang terpisah dapat pula merupakan kegiatan yang berangkaian, apabila keduanya dipadukan, maka lazimnya yang didemonstrasikan itu merupakan hasil eksperimen atau pelaksanaan suatu eksperimen, keduanya bukanlah monopoli bidang studi ilmu pengetahuan alam, meskipun mula-mula hanya dipakai pada bidang studi tersebut. Semua bidang studi dapat menerapkan strategi demonstrasi sejauh jangkauan ilmu tersebut. Yang didemonstrasikan dalam proses belajar mengajar yang menggunakan strategi demonstrasi dapat berupa sesuatu yang nyata dapat pula tiruannya, dapat suatu benda dapat pula suatu aktivitas ataupun proses (Rustono, 2010 : 107). 1

2 2 Strategi ceramah adalah strategi yang menggunakan penjelasan secara verbal. Komunikasi dalam pelaksanaan strategi ceramah bersifat satu arah. Penjelasan verbal merupakan tumpuan utama bagi upaya mencapai tujuan instruksional (Rustono, 2010 : 74). Pembelajaran atau kegiatan belajar-mengajar yang bagus dan ideal merupakan hal yang sangat kita harapkan, akan tetapi untuk mencapai kondisi tersebut memerlukan keterlibatan unsur-unsur yang terkait di dalamnya. Unsur-unsur yang dimaksud meliputi peserta didik, guru, tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, strategi pembelajaran, kemudian situasi lingkungan / media pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran (Hadikusumo, 1996 : 28 34). Sesuai dengan apa yang dipaparkan di atas, secara jalas terlihat banyak sekali unsur yang terlibat dalam menentukan prestasi belajar. Namun demikian terdapat satu hal yang lebih spesifik yang dapat diterapkan pendidik untuk dapat meningkatkan hasil belajar, unsur tersebut berhubungan dengan strategi pembelajaran. Khususnya strategi pembelajaran, memang tidak pernah ada batasan tentang kehebatan suatu strategi pembelajaran, namun yang ada adalah kehebatan dalam pemilihan strategi. Apapun strategi yang digunakan harus dapat mendorong keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan KTSP, salah satu materi yang disajikan pada peserta didik SMA kelas X semester genap adalah gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik merupakan materi abstrak yang sebagian besar tidak dapat dilihat dan diraba. Karakteristik gelombang elektromagnetik yang demikian itu membutuhkan suatu strategi yang bukan sekedar berbentuk informasi tapi

3 3 lebih pada bentuk membandingkan penggunaan strategi ceramah, demonstrasi dan eksperimen dalam menentukan hasil belajar peserta didik. B. Identifikasi Masalah Banyak permasalahan yang dihadapi oleh guru maupun siswa untuk dapat mencapai hasil belajar maksimal. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Gelombang elektromagnetik merupakan materi abstrak yang sebagian besar tidak dapat dilihat dan diraba, 2. Peserta didik mengalami kesulitan untuk dapat memahami konsep dari gelombang elektromagnetik jika hanya disajikan secara ceramah, 3. Dibutuhkan suatu strategi yang bukan sekedar berbentuk informasi tapi lebih pada bentuk visualisasi, 4. Peneliti hendak membandingkan penggunaan strategi ceramah, demonstrasi dan eksperimen dalam menentukan hasil belajar peserta didik. C. Batasan Masalah Penelitian ini hanya dibatasi pada sejauh mana tiga macam strategi pembelajaran yang diberikan yaitu demonstrasi, eksperimen dan ceramah dapat meningkatkan hasil belajar materi gelombang elektromagnetik.

4 4 D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalahnya yaitu : 1. Bagaimana hasil belajar materi gelombang elektromagnetik siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 yang diajarkan dengan strategi ceramah. 2. Bagaimana hasil belajar materi gelombang elektromagnetik siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 yang diajarkan dengan strategi demonstrasi. 3. Bagaimana hasil belajar materi gelombang elektromagnetik siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 yang diajarkan dengan strategi eksperimen. 4. Adakah perbedaan hasil belajar materi gelombang elektromagnetik siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 antara yang diajarkan dengan strategi ceramah, demonstrasi dan eksperimen E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui hasil belajar materi gelombang elektromagnetik siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 yang diajarkan dengan strategi ceramah. 2. Untuk mengetahui hasil belajar materi gelombang elektromagnetik siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 yang diajarkan dengan strategi demonstrasi.

5 5 3. Untuk mengetahui hasil belajar materi gelombang elektromagnetik siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 yang diajarkan dengan strategi eksperimen. 4. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar materi gelombang elektromagnetik siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 antara yang diajarkan dengan strategi ceramah, demonstrasi dan eksperimen F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru Sebagai perkembangan dalam memilih strategi pembelajaran. 2. Bagi Peneliti Menambah wawasan dalam penggunaan strategi pembelajaran. 3. Bagi Siswa Sebagai informasi tentang strategi pembelajaran yang dapat mendukung peningkatan hasil belajar materi gelombang elektromagnetik.

6 6 BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Pembelajaran merupakan proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu yang dipelajari. Hal-hal yang menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran, beberapa diantaranya adalah : a. Model Model pembelajaran yang biasa digunakan guru misalnya pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis pada masalah, pembelajaran yang berbasis kompetensi, pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, belajar tuntas, konstruktivisme dan sebagainya (Muslich, 2007 : 23). b. Pendekatan Pendekatan itu berupa seperangkat asumsi tentang hakikat bahasa, hakikat belajar bahasa, dan hakikat mengajarkan bahasa. Pendekatan itu berupa cara pandang, filsafat, atau segala sesuatu yang diyakini kebenarannya sehingga ingin diwujudkannya. 6

7 7 c. Metode Metode berarti prosedur pengajaran. Ia berupa suatu rencana yang menyeluruh untuk menyajikan bahan ajaran secara teratur kepada siswa atas dasar prinsip-prinsip tertentu dan sesuai dengan pendekatan yang melandasinya. Karena metode berupa prosedur, maka sifatnya prosedural atau tata cara. d. Strategi Secara harfiah strategi berarti akal (tipu muslihat) untuk mencapai suatu maksud. Di dalam dunia militer strategi diartikan sebagai ilmu siasat perang atau siasat perang, dan kadang-kadang diartikan pula sebagai The art of war. Atau seni berperang. Siasat untuk dapat mencapai suatu tujuan dengan cepat, tepat, tanpa banyak buang waktu, tenaga dan biaya itulah yang merupakan dasar pengertian strategi. e. Teknik Teknik berarti tingkah laku mengajar yang secara aktual diperagakan di kelas. Ia merupakan perwujudan prosedur mengajar. Berkaitan dengan istilah, strategi adalah pendekatan, metode, dan teknik. Meskipun batasan-batasan itu sudah jelas, masih banyak saja orang yang menyangsikan perbedaan antara strategi, metode dan teknik karena landasan mereka realitas di dalam proses belajar-mengajar, bukan pandangan yang konseptual (Rustono, 2010 : 1 3). Menurut Joni dalam Rustono (2010 : 5), strategi mengajar adalah pola umum perbuatan guru-murid di dalam perwujudan kegiatan

8 8 belajar mengajar. Strategi pembelajaran lebih diutamakan dari pada hasil pembelajaran itu sendiri (Azizah, 2011 : 1). 2. Demonstrasi dan Eksperimen a. Strategi Demonstrasi dan Eksperimen Demonstrasi berarti mempertunjukkan atau memperlihatkan. Sedangkan eksperimen berarti percobaan. Demonstrasi dan eksperimen dapat merupakan kegiatan yang terpisah dapat pula merupakan kegiatan yang berangkaian Yang didemonstrasikan dalam proses belajar-mengajar yang menggunakan strategi demonstrasi dapat berupa sesuatu yang nyata dapat pula tiruannya, dapat suatu benda dapat pula suatu aktivitas ataupun proses (Rustono, 2010 : ). Dalam bidang sastra strategi demonstrasi dapat diterapkan dalam pembacaan sastra, prosa dan puisi termasuk strategi aktivitas. Dalam bidang bahasa strategi demonstrasi dapat dipakai pada kegiatan berbicara, misalnya percobaan bicara dengan perangkat pertanyaan atau tidak menggunakan perangkat pertanyaan. Dalam bidang psikologi pun dapat diterapkan strategi demonstrasi, misalkan guru mendemonstrasikan perilaku orang yang sedang kalut, gelisah, gembira dan sebagainya. Dalam bidang fisika misalnya fisika pendidikan, seorang guru memperagakan dengan kedua tangan atau berbagai alat peraga lainnya sebuah gerakan atau perubahan posisi sebuah benda langit terhadap benda langit lainnya. Sedangkan mendemonstrasikan bagaimana sebuah pokok pikiran dikonstruksikan menjadi sebuah paragraf termasuk demonstrasi proses. Prosedur umum pelaksanaan strategi demonstrasi dan eksperimen meliputi 6 langkah : Guru menjelaskan tujuan demonstrasi

9 9 dan eksperimen, penyediaan sarana, menjelaskan urutan dan langkahlangkah, pelaksanaan demonstrasi dan eksperimen, penyimpulan kemudian penilaian. Perlu dijelaskan di sini bahwa prosedur penggunaan strategi di atas tidaklah kaku, artinya pelaksanaan proses pembelajaran yang menggunakan strategi demonstrasi dan eksperimen hendaknya selalu memperhatikan situasi, sarana dan prasarana serta hal-hal yang didemonstrasi-eksperimenkan. Keunggulan strategi demonstrasi dan eksperimen adalah : Guru-siswa sama-sama aktif, siwa mengetahui dengan jelas sesuatu yang dipelajari, membawa siswa pada sesuatu yang konkret, mudah memusatkan perhatian siswa, mengembangkan bakat dan keterampilan siswa, menimbulkan rasa ingin tahu, membina sikap ilmiah siswa hingga yang terakhir yaitu mutu pencapaian tujuan instruksional sangat tinggi. Kelemahan strategi demonstrasi dan eksperimen biasanya memerlukan kecakapan guru, memerlukan waktu, tenaga dan biaya banyak (Rustono, 2010 : ). 3. Ceramah Strategi ceramah adalah strategi yang menggunakan penjelasan secara verbal. Komunikasi dalam pelaksanaan strategi ceramah bersifat satu arah. Penjelasan verbal merupakan tumpuan utama bagi upaya mencapai tujuan instruksional. Istilah-istilah lain dari straregi ceramah adalah strategi informatif, strategi kuliah, strategi penjelasan.

10 10 Strategi ceramah berlangsung melalui beberapa tahap, yaitu : tahap persiapan, tahap penyajian bahan, tahap evaluasi dan tahap penutup. Jika prosedur strategi ceramah ini dioperasionalkan maka guru akan berperilaku sebagai berikut, pada permulaan guru berusaha menarik perhatian siswa, menjelaskan maksud proses belajar-mengajar, menunjukkan sudut pandangan guru dalam penyajian pokok bahasan, mengontrol siswa, apakah siswa-siswa sudah mulai memahami dengan bahan-bahan yang disajikan, menghubungkan pelajaran dengan pelajaran sebelumnya, mengikuti persentase penyajian, menggunakan media pengajaran secara maksimal, berbicara dengan volume suara yang dapat didengar dengan jelas oleh semua siswa, bersikap hangat, bersahabat, pasti, dan memberikan perhatian terhadap pokok masalah, mengulang ideide pokok, mengubah-ubah tekanan suara dan lagu kalimat, mengatur kecepatan penyampaian ide, menunjukkan hubungan antara satu pokok dengan yang lainnya, memasukkan kiasan-kiasan dan gaya bahasa untuk mempermudah pengertian dan istilah-istilah, memberikan contoh-contoh yang aktual, memakai humor untuk meredakan ketegangan. Adapun yang menjadi bagian akhir yaitu memfokuskan kembali perhatian, dan mempererat hubungan guru-siswa, memakai komunikasi tanpa kata atau gerak-gerak isyarat yang bersesuaian dengan komunikasi verbal, menyoroti ide-ide pokok agar siswa dapat mencatatnya, mengusahakan umpan balik dari siswa melalui penyampaian parafrase atau pertanyaan.

11 11 Beberapa ahli mengemukakan, penggunaan strategi ceramah memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan. Keuntungan strategi ceramah sebagai berikut : ekonomis dalam penggunaan waktu, memungkinkan guru memafaatkan pengalaman-pengalaman dan kebijaksanaannya, memungkinkan guru menghadapi siswa dalam jumlah besar, menolong siswa untuk menyimak dengan teliti, kritis, dapat mengemukakan pengetahuan yang tidak dengan mudah ditemukan oleh siswa dalam tugas-tugas, bacaan, atau dalam pengalaman-pengalamannya, mudah merangsang dan memperbesar keinginan siswa belajar, menolong dalam memperkenalkan topik pelajaran baru, dapat memberikan pengakuan yang baik kepada guru dengan menunjukkan kemampuan dan pengetahuannya tentang pokok bahasan yang diajarkan, dapat memperkuat kemampuan dan pengetahuan siswa yang diperoleh melalui bacaan, dan mempunyai kemungkinan besar untuk divariasikan dengan strategi-strategi lain dengan mudah. Sedangkan kekurangan-kekurangan penggunaan strategi ceramah adalah : siswa yang tidak terampil menyimak akan tertinggal, cenderung menjadi proses satu arah dengan peranan siswa yang pasif, berlangsung menurut daya laju guru dan bukan daya laju siswa, mendorong untuk hanya menghafal fakta-fakta saja, mendorong siswa untuk bersikap menerima guru sebagai yang mutlak benar, tidak representatif untuk mengajarkan keterampilan dan sikap. (Rustono, 2010 : 74 78)

12 12 4. Fisika Fisika adalah ilmu eksperimental, berisi pengetahuan tentang ukuran, yang merupakan dasar ilmu teknik (Young and Freedman, 2010 : 1). Sejak lama ilmu fisika dibagi dalam beberapa bidang, yaitu mekanika, akustik, panas, elektrisitas, magnetism dan optik. Semua bidang-bidang tersebut hingga saat ini masih dipakai sebagai latar belakang pengetahuan untuk tujuan penelitian fisika. Akan tetapi selain bidang-bidang tersebut di atas, masih terdapat lagi pengetahuan fisika yang dikembangkan dalam tempo belakangan ini. Semakin dalam kemajuan pengetahuan, semakin banyak yang ditunjukkannya, sehingga terasa bahwa batasan yang dibentuk oleh bidang-bidang fisika hanyalah batasan formal belaka. Setiap bidang dapat tumpang tindih satu dan lainnya, atau bahkan dapat digabung secara sebarang, sesuai dengan kepentingan bidang yang dikembangkan (Musbach, 2010 : 2). Gelombang Elektromagnetik misalnya dapat dijelaskan dengan menggunakan mekanika, optik dan elektromagnetisme melebur menjadi satu bidang, rambat panas dan cahaya dapat diperlakukan sama. Prinsipprinsip dasar, seperti prinsip energi, yang mulanya dikenal hanya berlaku dalam wilayah sempit, dengan bertambahnya pengetahuan manusia dapat terlepas dari wilayah berlakunya, digunakan meluas dalam seluruh bidangbidang fisika (Young and Freedman, 2010 : 2). Salah satu perkakas fisika untuk merumuskan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam, kemudian merumuskannya menjadi hukum-hukum

13 13 fisika adalah pengamatan. Contohnya hukum Kepler yang berasal dari pengamatan gerak planet-planet. Pada umumnya peristiwa-peristiwa di alam terjadi sedemikian rupa, dalam beberapa kasus, terdapat gejala yang tak terawasi oleh pengamat. Karena itulah diperlukan percobaan fisika, sehingga ada pengertian bahwa fisika adalah ilmu percobaan (Young and Freedman, 2010 : 3). Jika pelaku percobaan untuk mengamati hukum-hukum alam dapat merumuskan percobaannya dan memperoleh hasil yang diinginkan dan sesuai dengan peristiwa yang terjadi maka hukum alam tersebut merupakan kekayaan pengetahuan manusia. Fisikawan berusaha untuk dapat menyingkap pengetahuan dan hukum-hukum alam, tapi umumnya tidak mempertanyakan kegunaan penelitiannya. Sejarah menunjukkan bahwa hampir setiap penemuan penting yang suatu saat keberadaannya jauh dari berguna, ternyata kemudian dengan berkembangnya ilmu teknik dapat digunakan (Musbach, 2010 : 3-4). Tujuan penelitian bagi fisikawan adalah mengungkapkan kejadiankejadian alam, kemudian merumuskannya melalui teori. Teori harus dapat menyingkap hubungan-hubungan yang tersembunyi di balik materi, yang jika tanpanya tidak terlihat secara nyata. Fisika teori dan eksperimen berhubungan erat satu dengan lainnya. Jika dengan berjalannya waktu terdapat pembagian bidang diantara fisikawan, hal tersebut hanya merupakan kebutuhan semata karena para fisikawan eksperimental perlu melakukan eksperimen untuk mengasah kemampuan eksperimentalnya,

14 14 sedangkan bagi fisikawan teoritik diperlukan pengetahuan matematik yang lebih. Keduanya mengandung alasan untuk mengatasi tenaga, waktu dan efisiensi kerja (Musbach, 2010 : 4). Gelombang elektromagnetik merupakan materi abstrak yang sebagian besar tidak dapat dilihat dan diraba. Dengan kondisi ini, peserta didik mengalami kesulitan untuk dapat memahami konsep dari gelombang elektromagnetik jika hanya disajikan secara ceramah. Gambar 1. Gambaran Osilasi Medan Listrik (E) dan Medan Magnet (B) dalam Gelombang Elektromagnetik Gelombang adalah osilasi yang merambat pada suatu medium tanpa disertai perambatan medium-medium itu sendiri. Titik-titik pada medium perambatan gelombang hanya berosilasi di sekitar titik seimbangnya. Osilasi adalah gerak bolak-balik di sekitar titik setimbang : Gambar 2a. Osilasi Pegas Gambar 2b. Osilasi Bandul Statis

15 15 Gambar 3a. Bandul Jam Kuno Gambar 3b. Bandul Timbangan sebagai Contoh Bandul Statis Gelombang elektromagnetik adalah perambatan osilasi madan listrik dan medan magnet (Abdullah, 2007 : 161). Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat baik melalui medium ataupun vakum (tanpa medium) (Kanginan, 2007 : 2). Perpaduan antara teori adanya cahaya dan elektromagnetik menghasilkan kesimpulan bahwa cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik ditimbulkan oleh muatan yang dipercepat, terdiri dari medan magnet dan medan listrik yang bergetar saling tegak lurus dan keduanya tegak lurus terhadap arah perambatan gelombang. Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang tranversal, karena arah getarnya tegak lurus dengan arah perambatannya.

16 16 Faraday telah menyelidiki hubungan kelistrikan dan kemagnetan sehingga menemukan bahwa perubahan medan magnet dapat menghasilkan medan listrik. Kemudian Maxwell mengemukakan hipotesis bahwa apabila perubahan medan magnet dapat menimbulkan medan listrik, maka sebaliknya perubahan medan listrik pun akan dapat menimbulkan medan magnet. Cepat rambat gelombang elektromagnetik ditentukan oleh permeabilitas magnet dan permivitas listrik ruang hampa, dirumuskan sebagai berikut : c = 1 μ 0 ε 0 (1) keterangan : μ 0 : permeabilitas magnet ruang hampa (4π x10 7 Wb/Am) ε 0 : permitivitas listrik ruang hampa (8,85 x C 2 /Nm 2 ) Dengan memasukkan harga μ 0 dan ε 0 diperoleh cepat rambat gelombang elektromagnetik sebesar c = 2,99792 x 10 8 m/s. Nilai tersebut ternyata sesuai dengan cepat rambat cahaya dalam ruang hampa. Berdasar hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik. Sifat-sifat gelombang elektromagnetik antara lain sebagai berikut : dapat merambat dalam ruang hampa, merupakan gelombang tranversal, merambat dalam arah lurus, dapat mengalami pembiasan (refraksi), dapat mengalami pemantulan (refleksi), dapat mengalami perpaduan ( interferensi), dapat mengalami pelenturan (difraksi), dapat mengalami pengkutuban (polarisasi) (Agus, 2012 : 68).

17 17 Gelombang elektromagnetik tidak dibelokkan oleh medan magnet maupun medan listrik karena gelombang elektromagnetik tidak bermuatan listrik Gambar 4a. Sinar Gamma Tidak Gambar 4b. Sinar Gamma Tidak Dibelokkan oleh Medan Magnet Dibelokkan Medan oleh Listrik Persamaan yang menunjukkan hubungan c, λ, dan f pada gelombang elektromagnetik dirumuskan sebagai berikut. keterangan : c = laju perambatan gelombang (m/s) λ = panjang gelombang (m), dan ƒ = frekuensi (Hz). a. Spektrum Gelombang Elektromagnetik c = ƒ λ (2) Spektrum gelombang elektromagnetik terdiri dari bermacammacam gelombang yang dibedakan berdasarkan frekuensi atau panjang gelombangnya. Urutan spektrum gelombang elektromagnetik dari panjang gelombang terkecil sampai terbesar sebagai berikut. 1) Sinar Gamma ( λ < 5 x m) 2) Sinar-X ( 5 x m < λ < 10-8 m)

18 18 3) Gelombang Ultraviolet ( 10-8 m < λ < 4 x 10-7 m) 4) Cahaya Tampak ( 4 x 10-7 m < λ < 7 x 10-7 m) 5) Gelombang Inframerah ( 7 x 10-7 m < λ < 10-3 m) 6) Gelombang Mikro ( 10-3 m< λ < 10-1 m ) 7) Gelombang Radio dan Televisi (TV) Tiga jenis gelombang radio : a) Gelombang Radio Pendek ( 10 1 m< λ < 10 2 m ) b) Gelombang Radio Menengah ( 10 2 m< λ < 10 3 m ) c) Gelombang Radio Panjang ( λ > 10 3 m ) (Abdullah, 2007 : ). Lebih lanjut mengenai beragam gelombang elektromagnetik serta kegunaannya antara lain sebagai berikut : 1) Sinar Gamma (γ) Sinar gamma mempunyai daerah frekuensi Hz sampai Hz, daya tembus sangat kuat, dapat menembus pelat besi sampai ketebalan beberapa sentimeter, gamma dihasilkan oleh intiinti yang tak stabil, banyak digunakan untuk membunuh sel-sel kanker dan sterilisasi alat-alat kedokteran, radiasi gamma dapat diketahui dengan alat detektor Geiger Muller. 2) Sinar-X / Sinar Rontgen Daerah frekuensi Hz sampai Hz, dihasilkan oleh elektron-elektron yang terletak di bagian dalam kulit atom atau oleh pancaran radiasi yang keluar ketika elektron yang berkecepatan tinggi menumbuk permukaan logam.

19 19 Dengan panjang gelombang yang pendek dan frekuensi besar, sinar-x dapat untuk memotret susunan tulang dalam tubuh. 3) Gelombang Ultraviolet (UV) Daerah frekuensi Hz sampai Hz, dihasilkan oleh atom dan molekul dalam loncatan atau nyala listrik, energi hampir sama dengan energi yang diperlukan suatu reaksi kimia maka sinar UV dapat untuk memendarkan barium platina sianida, menghitamkan pelat foto yang berlapis perak bromida, memiliki daya pembunuh kuman (terutama kuman penyakit kulit). Sumbersumber sinar UV adalah unsur karbon, lampu merkuri dan sinar matahari. Matahari merupakan sumber utama sinar UV. Sinar UV dari matahari dapat mengionisasi partikel-partikel di atmosfer yang berada di ketinggian ± 80 km yang disebut lapisan ionosfer. Lapisan ozon (O3) di atmosfer dapat menyerap sinar UV sehingga tak sampai ke bumi. Berlubangnya ozon dapat meningkatkan sinar UV yang sampai ke bumi hingga mengancam makhluk hidup. 4) Sinar atau Cahaya Tampak Cahaya tampak merupakan salah satu spektrum gelombang elektromagnetik yang membantu penglihatan kita (Sunardi and Irawan, 2007 : 385), dapat dihasilkan oleh benda yang bersuhu tinggi misal matahari, filamen pada lampu. Dapat juga dihasilkan oleh perpindahan elektron dalam atom dari yang berenergi tinggi ke yang rendah. Sinar yang beda frekuensi atau panjang gelombang

20 20 menyebabkan perbedaan sensasi warna hingga menimbulkan warna yang beda. Tabel 1. Panjang Gelombang pada Berbagai Spektrum Warna Spektum Warna Ungu Biru Hijau Kuning Jingga Merah Panjang Gelombang (nm) ) Gelombang Inframerah Dapat dihasilkan oleh elektron dalam molekul yang bergetar karena dipanaskan. Bila suatu benda dipanaskan akan muncul sinar inframerah dengan jumlah tergantung pada suhu dan warna benda. Dengan prinsip ini satelit dapat mendeteksi tumbuhan atau benda lain di suatu daerah. Sinar ini dapat dihasilkan oleh molekulmolekul dan benda panas yang dapat dimanfaatkan di bidang industri, medis dan astronomi. Pemotretan bumi dari pesawat udara biasanya menggunakan sinar ini karena tak banyak dihamburkan oleh partikel udara. Tabel 2. Rentang Panjang Gelombang pada Daerah Inframerah Daerah Inframerah Inframerah Dekat Inframerah Sedang Inframerah Jauh Rentang Panjang Gelombang (m) 7,8 x x x x x

21 21 6) Gelombang Mikro Merupakan gelombang radio berfrekuensi paling tinggi (SHF = Super High Frequency), yaitu 3 GHz (1 GHz = 10 3 MHz = 10 9 Hz). Gelombang ini dapat dengan mudah diserap molekul air pada makanan. Bila suatu makanan menyerap gelombang mikro, maka makanan tadi jadi panas dalam waktu singkat. Gelombang ini dihasilkan oleh alat elektronik khusus, misal tabung klystron. Hal ini dapat dimanfaatkan pada oven (microwave oven) untuk memasak makanan dengan cepat dan lebih ekonomis. Kegunaan lainnya adalah pada pesawat radar (radio detection and ranging). Pesawat radar bekerja menggunakan sifat pemantulan gelombang mikro frekuensi sekitar Hz. Jarak sasaran ke pusat radar dirumuskan : S = c. t 2 (3) keterangan : S : jarak sasaran ke pusat radar (m) t : selang waktu antara pengiriman pulsa ke sasaran dan penerimaan pulsa pantulan dari sasaran (s) c : cepat rambat gelombang elektromagnetik (3 x10 8 m/s) diketahui : 1 µs = 10 6 s (s = sekon), 1 nm = 10 9 m (meter) 7) Gelombang Radio dan Televisi (TV) Gelombang TV yang berfrekuensi sedikit lebih tinggi dari gelombang radio bisa merambat lurus, tak dipantulkan oleh lapisan ionosfer (suatu lapisan dalam atmosfer bumi). Agar bisa ditangkap di suatu daerah yang jauh dari pemancarnya diperlukan stasiun relay (stasiun penghubung). Gelombang radio dan TV dihasilkan

22 22 dari osilasi listrik dalam rangkaian. Frekuensi gelombang radio dimulai dari 30 Hz, terbagi berdasar lebar frekuensinya. Tabel 3. Jenis-jenis Frekuensi Gelombang Radio dan Manfaatnya Jenis Frekuensi dan Lebar Frekuensi Low Frequency (LF) 30 khz 300k Hz Medium Frequency (MF) 300 khz 3 MHz High Frequency (HF) 3 MHz 30 MHz Very high frequency (VHF) 30 MHz 300 MHz Ultra High frequency (UHF) 300 MHz 3GHz Super high frequency (SHF) di atas 3 GHz Jenis Gelombang dan Panjang Gelombang Long Wave m Medium wave 300 m Short wafe 30 m Very Short Wave 3 m Ultra Short Wafe 30 m Micro Wave 3 cm Manfaat - Komunikasi jarak jauh - Radio komersial gelombang panjang - Komunikasi jarak jauh - Radio komersial gelombang medium - Komunikasi radio amatir dan CB - Radio komersial gelombang pendek - Radio FM - Radio mobil polisi - Komunikasi pesawat udara - Komunikasi jarak pendek - Saluran TV - Komunikasi menggunakan satelit - Radar - Saluran TV - Telepon Pada sistem radio komersial biasanya digunakan dua jenis sistem modulasi, yaitu AM (Amplitudo Modulation) dan FM (Frequency Modulation). Sistem AM berjangkauan luas karena dapat dipantulkan oleh lapisan ionosfer, tapi dapat terpengaruh gejala kelistrikan dan magnet di udara hingga menimbulkan derau. FM berjangkauan sempit karena tak dapat dipantulkan lapisan

23 23 ionosfer, tetapi tidak terpengaruh oleh gejala kelistrikan dan magnet di udara hingga menghasilkan suara jernih (Chasanah and Widowati, 2012 : 68 70). 5. Hasil Belajar Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan. Berikut ini beberapa definisi tentang prestasi belajar : Syah (1997 : 141) menyatakan prestasi adalah taraf keberhasilan proses belajar mengajar. Hamalik (2001 : 159) menyatakan prestasi merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Jadi prestasi adalah hasil maksimal dari sesuatu, baik berupa belajar mapun bekerja. Poerwadarminta (1996 : 169) menyatakan bahwa prestasi adalah apa yang telah dicapai dari hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk cakupan tanggung jawab guru dalam pencapaian hasil belajar siswa. Yang menjadi petunjuk bahwa proses belajar mengajar dianggap berhasil menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002 : 120) ialah : daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok, kemudian perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa.

24 24 Berdasarkan pendapat tersebut, dapat ditegaskan bahwa salah satu fungsi hasil belajar siswa diantaranya ialah siswa dapat mencapai prestasi yang maksimal sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki, serta siswa dapat mengatasi kesulitan belajar yang mereka alami. B. Tinjauan Pustaka Penelitian oleh Yuli Astuningsih Utami pada tahun 2009, yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil pembelajaran siswa untuk mata pelajaran IPA / Fisika pokok bahasan gelombang stasioner pada tali antara siswa yang menggunakan strategi ceramah dengan yang menggunakan strategi eksperimen pada siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Purworejo. Berdasarkan hasil analisis dengan t-tes, dengan jumlah sampel n = 40, baik untuk variable X maupun Y, diperoleh t-hitung sebesar = 0,425 dengan df = 40, α = 5%, maka diperoleh hasil interpelasi t-tabel sebesar = 1,684. Hasil t-hitung dan t- tabel diperoleh 1,684 0,425 1,684, sehingga ada perbedaan yang signifikan antara siswa dengan pembelajaran strategi ceramah dengan siswa yang menggunakan strategi eksperimen pada siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Purworejo tahun pelajaran 2008/2009, hipotesis awal (Ho) yang menyatakan tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelompok siswa yang menggunakan strategi ceramah dengan siswa yang menggunakan strategi eksperimen ditolak. (Utami, 2009 : xiii) Penelitian oleh Suhadi yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar fisika siswa yang diajar dengan multimedia, media real dan konvensional. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen,

25 25 populasinya adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Gombong tahun pelajaran 2009/2010. Sampel sebanyak 104 siswa, dari jumlah populasi sebanyak 104. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Teknik analisis data menggunakan analisis anova satu jalan dengan taraf signifikan 5%. Berdasarkan hasil penelitian, hasil belajar siswa yang diajar dengan media konvensional = 8,172 Multimedia : 5,379 dan Media Real : 5,551. Hasil perhitungan harga Fhitung = 26,866 dan harga signifikasi = 0,000 dengan taraf kesalahan 5%. Antara media konvensional dengan media real dengan harga pembeda mean 2,621, antara multimedia dan media konvensional harga pembeda mean 2,793 dan antara media real dan multimedia harga pembeda mean 0,172 (Suhadi, 2012 : xi). C. Kerangka Pikir Gelombang elektromagnetik merupakan pokok bahasan fisika SMA kelas X semester genap yang dirasakan sulit oleh siswa. Hal ini terjadi karena Gelombang elektromagnetik merupakan materi abstrak yang sebagian besar tidak dapat dilihat dan diraba. Mengatasi hal tersebut kehadiran suatu strategi yang tepat diperlukan. Banyak strategi pembelajaran yang dapat diterapkan, namun tidak semua strategi tersebut mampu memberi jawaban secara visual akan konsep gelombang elektromagnetik. Diantara strategi yang diterapkan adalah strategi demonstrasi dan eksperimen. Strategi demonstrasi cukup efektif terkait dengan keterbatasan peralatan karena pada strategi ini tidak semua siswa melakukan

26 26 sendiri. Sedangkan strategi eksperimen sangat efektif jika alat dan waktu yang tersedia memenuhi kuota peserta didik. Berdasarkan dua kondisi perbedaan strategi tersebut peneliti ingin melihat hasil belajar yang dicapai peserta didik dalam pelajaran fisika SMA kelas X semester genap khususnya pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik dengan menerapkan strategi ceramah, demonstrasi dan eksperimen. D. Rumusan Hipotesis Ho : Tidak ada perubahan hasil belajar pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik antara kelompok demonstrasi, eksperimen dan ceramah siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012. Ha : Ada perubahan hasil belajar pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik antara kelompok demonstrasi, eksperimen dan ceramah siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012. Hipotesis atau kesimpulan sementara yang diajukan adalah : Ha : Ada perubahan hasil belajar pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik antara kelompok demonstrasi, eksperimen dan ceramah siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012..

27 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen yaitu sebuah penelitian yang secara sengaja memberikan intervensi untuk mengamati dampaknya (Shadish dkk, 2002 : 12). Penelitian ini dilakukan dengan cara membuat kondisi tertentu yang akan diuji seberapakah pengaruhnya terhadap variabel lain sebagai pengontrolnya. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan. Objek penelitiannya siswa kelas X SMAN 6 Purworejo. Adapun tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SMAN 6 Purworejo yang beralamat Jalan Tentara Pelajar km.4 No.210 Purworejo. C. Desain Penelitian Desain penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Pemilihan desain penelitian mengacu pada hipotesis yang akan diuji, karenanya diambil desain The One-Group Pretest-Posttest. 27

28 28 Berikut ini adalah tabel desain penelitian The One-Group Pretest-Posttest : Keterangan : Tabel 4. The One-Group Pretest-Posttest Design Pre-tes Perlakuan Post-tes O1 X1 O2 O1 X2 O2 O1 X3 O2 O1 X 1 X2 X3 O2 : pemberian pre-test : perlakuan dengan strategi ceramah : perlakuan dengan strategi demonstrasi : perlakuan dengan strategi eksperimen : pemberian post-test D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Menurut Suhadi (2012 : 27), populasi penelitian adalah keseluruhan dari objek penelitian. Pada penelitian ini sebagai populasi adalah siswa kelas X SMAN 6 Purworejo yang terdiri dari enam kelas dengan 187 siswa. 2. Sampel Sampel diambil dengan menggunakan pertimbangan peneliti dan pihak sekolah. Tabel 5. Perolehan Sampel Penelitian No. Kelas Laki-laki Perempuan Banyak Siswa X5 X6 X Jumlah

29 29 E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara untuk mendapatkan keterangan yang dapat dipertanggung jawabkan dan harus sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian. Oleh karena itu data merupakan keterangan atau informasi yang dibutuhkan harus benar dan akurat serta dapat dipercaya dengan tujuan pemelitian. Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan metode tes. Metode yang digunakan ada dua yaitu pre-tes dan post-tes. Jenis tes adalah pre-tes dan tes prestasi belajar atau post-tes. Tes pre-tes untuk mengukur pemahaman siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung dan tes prestasi belajar atau post-tes untuk mengukur prestasi belajar sesudah proses pembelajaran. Bentuk tes adalah pilihan ganda, dengan alternatif pilihan lima buah dan jumlah soal 25 butir. Variabel dalam penelitian ini meliputi : 1. Variabel bebas (X) yang meliputi media konvensional (X1), media real (X2), dan variabel multimedia (X3). 2. Variabel terikat (Y), yaitu hasil belajar fisika. Devinisi Operasional Variabel 1. Tes awal merupakan kejadian pengukuran atau pengamatan yang dilakukan sebelum memulai proses pembelajaran, berisikan soal-soal terpilih berdasar materi yang lalu sebagai alat pembanding dengan materi yang akan diberikan. Dalam hal ini variabel eksperimen tes awal dinyatakan dalam symbol O1.

30 30 2. Perlakuan atau tindakan merupakan kelompok yang akan diberi stimulus atau rangsangan dalam eksperimen yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, berisi materi-materi baru yang akan digunakan sebagai bahan uji setelah proses belajar selesai diberikan. Dalam hal ini variabel eksperimen perlakuan atau tindakan dinyatakan dalam simbol X. 3. Tes akhir merupakan kejadian pengukuran atau pengamatan yang dilakukan sesudah proses pembelajaran, berisikan soal-soal terpilih berdasar materi baru yang diberikan selama proses pembelajaran. Variabel eksperimen tes awal dinyatakan dalam symbol O2. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitator yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 1996 : 50). Instrumen dalam penelitian ini adalah berupa tes pilihan ganda dengan jumlah soal 25 butir. Tabel 6. Susunan Kisi-kisi Soal Pre-tes No Materi pokok bahasan Nomor item Jumlah soal 1. Pengertian gelombang 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 8 elektromagnetik beserta sifatsifatnya Manfaat gelombang 11, 12, 13 3 elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari 3. Besaran dan satuan penting dalam gelombang elektromagnetik 8, 14, 15, Operasional beberapa formula gelombang elektromagnetik 13, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25 10

31 31 Tabel 7. Susunan Kisi-kisi Soal Post-tes No Materi pokok bahasan Nomor item (lama) Nomor item (baru) 1. Pengertian gelombang elektromagnetik beserta sifatsifatnya 2. Manfaat gelombang elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari 3. Besaran dan satuan penting dalam gelombang elektromagnetik 4. Operasional beberapa formula gelombang elektromagnetik 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 13, 17, 18, 23 11, 12, 13 15, 19, 20 8, 14, 15, 16 14, 21, 22 13, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25 8, 10, 12, 16, 24, 25 G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Analisis ini mengungkapkan gambaran masing-masing data hasil tes siswa baik yang kelompok strategi ceramah maupun demonstrasi, baik yang uji coba instrumen maupun hasil belajar. Berikut ini langkah-langkah analisis data : 1. Deskripsi Data Deskripsi data dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum mengenai penyebaran data yang diperoleh di lapangan. Data diolah menggunakan teknik statistik dalam bentuk rata-rata, varian, standar deviasi, nilai maksimal dan minimal. Untuk mengetahui kecenderungan hasil belajar fisika siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 yang diajarkan dengan strategi ceramah, demonstrasi dan eksperimen dengan membandingkan nilai rata-rata tiap variabel sebelum dan sesudah dilakukannya pembelajaran.

32 32 2. Uji Persyaratan Analisis Untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan dengan tahapan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. a. Uji Normalitas Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Untuk itu digunakan uji statistik Kolmogoroy-Smirnov yaitu dengan menggunakan program SPSS 16.0, dan taraf kesalahan yang ditetapkan adalah 5%, jadi jika probabilitas 0,05 maka sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Homogenitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah varians data ketiga kelompok yang diteliti mempunyai varians homogen atau tidak. Uji homogenitas terhadap tiga atau lebih kelompok varians 2 menggunakan metode uji Barlett. Dengan kriteria jika X hitung < 2 X tabel 5% berarti sampel berasal dari populasi yang homogen. Pengujian homogenitas dilakukan pula dengan menggunakan SPSS 16.0 dengan taraf kesalahan 5%. Kriteria pengujiannya adalah jika probabilitas 0.05 maka varian populasi adalah homogen dan jika probabilitas 0,05 maka varian populasi tidak homogen (Sudjana, 1996 : 263).

33 33 Adapun langkah-langkahnya : 1) Menghitung varians gabungan (S 2 ) dengan rumus : S 2 = (ni 1)si2 (n 1 1) (4) 2) Menghitung harga satuan B dengan rumus : B = (log S 2 ) (n 1 1) (5) 3) Mencari nilai statis chi-kuadrat (X 2 ) dengan rumus : 2 X hitung = (2,3026) {B (ni 1)logsi 2 } (6) 4) Menetapkan taraf signifikannya (α) 2 5) Mencari X tabel dengan rumus : 2 X tabel = x 2 (1 α)(dk) (7) 3. Pengujian Hipotesis Penelitian ini melibatkan tiga variabel bebas, strategi ceramah (X1), strategi demonstrasi (X2), strategi eksperimen (X3) dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat. Untuk mengetahui penggunaan strategi paling baik maka dilakukan pengujian dengan analisis ANOVA (Analisis of Variance). Prosedur yang digunakan adalah jenis One-Way Classification, yang sering juga disebut anova satu jalan digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel, bila pada setiap sampel hanya terdiri atas satu kategori. Setiap sampel akan mempunyai mean dan varians, selanjutnya bila ketiga kelompok sampel tersebut akan diuji perbedaannya secara

34 34 signifikan, maka perlu digabungkan. Penggabungan tersebut menghasilkan dua mean, yaitu mean dalam kelompok dan mean total. Adapun langkah-langkah dalam prosedur One-Way Classification adalah sebagai berikut : 1. Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKTot) dengan rumus : JKTot = 2 X Tot (X Tot )2 N (8) 2. Menghitung Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (JKAnt) dengan rumus: JKAnt = ( X Kel) 2 (X Tot) 2 n Kel N (9) 3. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok (JKDal) dengan rumus : JKDal = JKTot JKAnt (10) 4. Menghitung Mean Kuadrat Antar Kelompok (MKAnt) dengan rumus : MKAnt = JK Ant m 1 (11) 5. Menghitung Mean Kuadrat Dalam Kelompok (MKDal) dengan rumus : MKDal = JK Dal N m (12) 6. Menghitung Fhitung (FHit) dengan rumus : FHit = MK Ant MK Dal (13) 7. Membandingkan harga Fhitung dengan Ftabel dengan dk pembilang (m-1) dan dk penyebut (N-1). Selanjutnya ketentuan pengujian hipotesis : bila harga Fhitung lebih kecil atau sama dengan harga Ftabel (Fh Ft) maka Ho diterima, dan Ha ditolak, sebaliknya bila Fh > Ft, maka Ha diterima, dan Ho ditolak.

35 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data yang terkumpul dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas yaitu strategi ceramah (X1), strategi demonstrasi (X2), dan strategi eksperimen (X3). Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel 2007 dan SPSS for Windows Secara rinci data hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut : 1. Deskripsi Data Kemampuan Awal Siswa Data kemampuan awal siswa ketiga kelompok sebelum proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel : Tabel 8. Hasil Belajar Fisika Tes Awal N Rata-rata Std. Deviasi Varian Minimum Maksimum X1 X2 X ,07 10,44 108,89 20,00 56, ,73 7,98 63,65 20,00 52, ,13 9,99 99,84 28,00 64,00 Keterangan : X1 : Strategi ceramah X2 : Strategi demonstrasi X3 : Strategi eksperimen 35

36 36 Berdasarkan data kemampuan awal siswa sebelum proses pembelajaran, dari 30 siswa kelompok ceramah rata-rata kemampuan awal 43,47, dari 30 siswa kelompok demonstrasi rata-rata kemampuan awal 33,33 dan dari 30 siswa kelompok eksperimen rata-rata kemampuan awal 37,37. Kemampuan awal tertinggi untuk kelompok ceramah mencapai 56,00, sedangkan terendah 24,00 dan kemampuan awal tertinggi untuk kelompok demonstrasi mencapai 52,00, sedangkan terendah 20,00, sedangkan kemampuan awal tertinggi untuk kelompok eksperimen mencapai 48,00, sedangkan terendah 16,00. Tampak bahwa hasil siswa termasuk kurang walaupun dilihat dari kemampuan awal tertinggi terlabih jika dilihat dari rata-rata kemampuan awal siswa. 2. Deskripsi Data Kemampuan Akhir Siswa Data kemampuan akhir siswa ketiga kelompok sebelum proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel : Tabel 9. Hasil Belajar Fisika Tes Akhir N Rata-rata Std. Deviasi Varian Minimum Maksimum X1 X2 X ,60 7,97 63,56 24,00 56, ,80 8,92 79,61 16,00 56, ,93 8,12 65,86 12,00 48,00 Keterangan : X1 : Strategi ceramah X2 : Strategi demonstrasi X3 : Strategi eksperimen

37 37 Berdasarkan data kemampuan akhir siswa sesudah proses pembelajaran, dari 30 siswa kelompok ceramah rata-rata kemampuan akhir 41,60, dari 30 siswa kelompok demonstrasi rata-rata kemampuan akhir 34,80 dan dari 30 siswa kelompok eksperimen rata-rata kemampuan akhir 28,93. Kemampuan akhir tertinggi untuk kelompok ceramah mencapai 56,00, sedangkan terendah 24,00 dan kemampuan akhir tertinggi untuk kelompok demonstrasi mencapai 56,00, sedangkan terendah 16,00, sedangkan kemampuan akhir tertinggi untuk kelompok eksperimen mencapai 68,00, sedangkan terendah 12,00. Tampak bahwa hasil siswa dilihat dari nilai rata-rata sedikit menurun. Lebih jelasnya bias dilihat pada diagram batang : RERATA STDEV MAKS MIN 10 0 PRE (X1) POST (X1) PRE (X2) POST (X2) PRE (X3) POST (X3) Gambar 5. Rekapitulasi Kemampuan Hasil Belajar Siswa

38 38 B. Uji Persyaratan Analisis Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis anova. Untuk analisis anova, data harus memenuhi dua syarat, yaitu data harus berdistribusi normal dan memenuhi keseragaman populasi. 1. Uji Normalitas Uji normalitas sebaran dilakukan untuk melihat apakah data yang diperoleh tersebar secara normal atau tidak. Uji normalitas sebaran dilakukan dengan uji Kolmogorof-Smirnov yang diujikan pada data pre-tes dan post- tes hasil belajar siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 antara yang diajarkan dengan strategi demonstrasi, eksperimen dan ceramah memberikan harga I Ft Fs I seperti disajikan pada tabel : Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Pre-tes Variabel N I Ft Fs I I Ft Fs X1 30 0,0217 Itabel 0,242 Kesimpulan Normal X2 30 0,0281 0,242 Normal X3 30 0,1832 0,215 Normal Keterangan : X1 : Strategi ceramah X2 : Strategi demonstrasi X3 : Strategi eksperimen N : Jumlah sampel

39 39 Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk ketiga variabel I Ft Fs I < 0,246, sehingga semua data penelitian berdistribusi normal. Hasil analisis secara rinci dapat dilihat pada lampiran. Tabel 11. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Post-tes Variabel N I Ft Fs I I Ft Fs X1 30 0,215 Itabel 0,242 Kesimpulan Normal X2 30 0,046 0,242 Normal X3 30 0,231 0,242 Normal Keterangan : X1 : Strategi ceramah X2 : Strategi demonstrasi X3 : Strategi eksperimen N : Jumlah sampel Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk ketiga variabel I Ft Fs I < 0,246, sehingga semua data penelitian berdistribusi normal. Hasil analisis secara rinci dapat dilihat pada lampiran. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen atau tidak.

40 40 Tabel 12. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pre-tes Variabel db S 2 i X 2 hitung X 2 tabel Kesimpulan X ,335 Homogen X ,871 5,704 5,99 Homogen X ,693 Homogen Keterangan : X1 : Strategi ceramah X2 : Strategi demonstrasi X3 : Strategi eksperimen db : Derajat bebas S 2 i : Varian gabungan Berdasarkan hasil uji Bartlett data pre-tes hasil belajar fisika siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 antara yang diajarkan dengan strategi demonstrasi, eksperimen dan ceramah memberikan harga X 2 hitung = 2,258, sedangkan X 2 tabel = 5,99 dengan α = 0,05, jika dibandingkan maka X 2 hitung < X 2 tabel, ini berarti bahwa ketiga kelompok berasal dari populasi yang homogen, seperti tabel diatas. Berdasarkan hasil uji Bartlett data pre-tes hasil belajar fisika siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 antara yang diajarkan dengan strategi demonstrasi, eksperimen dan ceramah memberikan harga X 2 hitung = 4,644, sedangkan X 2 tabel = 9,210 dengan α = 0,05, jika dibandingkan maka X 2 hitung < X 2 tabel, ini berarti bahwa ketiga kelompok berasal dari populasi yang homogen, seperti tabel berikut ini.

41 41 Tabel 13. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Post-tes Variabel db S 2 i X 2 hitung X 2 tabel Kesimpulan X ,451 Homogen X ,505 1,164 5,99 Homogen X ,398 Homogen Keterangan : X1 : Strategi ceramah X2 : Strategi demonstrasi X3 : Strategi eksperimen db : Derajat bebas S 2 i : Varian gabungan C. Pengujian Hipotesis 1. Perbedaan hasil belajar fisika antara strategi demonstrasi, eksperimen dan ceramah. Hipotesis yang diajukan adalah : Ho : Tidak ada perubahan hasil belajar pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik antara kelompok demonstrasi, eksperimen dan ceramah siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012. Ha : Ada perubahan hasil belajar pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik antara kelompok demonstrasi, eksperimen dan ceramah siswa siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012.

42 42 Pengujian hipotesis menggunakan analisis varian satu jalan (One- Way Anova). Hasil perhitungan memberikan harga Fhitung = 17,302, dengan nilai signifikasi karena nilai signifikasi < 0,05 maka Ha diterima. Artinya ada perbedaan hasil yang signifikan antara kelompok demonstrasi, eksperimen dan ceramah siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/ Untuk menentukan strategi pembelajaran mana yang lebih baik diantara demonstrasi, eksperimen dan ceramah adalah dengan uji Level Significant Difference / LSD-test. a. Antara Strategi Ceramah dengan Demonstrasi. Hasil perhitungan memberikan harga perbedaan mean 6,800, dengan nilai signifikan 0,001. Karena nilai signifikasi < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada perbedaan signifikan antara yang strategi ceramah dengan strategi demonstrasi. Namun demikian jika dilihat dari rerata dengan strategi ceramah = dan strategi demonstrasi = 34.80, berarti hasil belajar siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 dengan strategi ceramah lebih baik dari pada dengan strategi demonstrasi. b. Antara Strategi Eksperimen dengan Demonstrasi. Hasil perhitungan memberikan harga perbedaan mean -5,867, dengan nilai signifikan 0,008. Karena nilai signifikasi < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada perbedaan signifikan antara yang strategi eksperimen dengan strategi demonstrasi. Namun demikian jika dilihat dari rerata dengan strategi eksperimen = dan strategi demonstrasi

43 43 = 34.80, berarti hasil belajar siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 dengan strategi demonstrasi lebih baik dari pada dengan strategi eksperimen. c. Antara Strategi Ceramah dengan Eksperimen Hasil perhitungan memberikan harga perbedaan mean 12,667, dengan nilai signifikan 0,000. Karena nilai signifikasi < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada perbedaan signifikan antara yang strategi ceramah dengan strategi eksperimen. Namun demikian jika dilihat dari rerata dengan strategi ceramah = 41,60 dan strategi eksperimen = 28,93, berarti hasil belajar siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 dengan strategi ceramah lebih baik dari pada dengan strategi eksperimen. Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 dengan strategi ceramah lebih baik dari pada dengan strategi eksperimen dan demonstrasi. D. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar dengan menggunakan strategi ceramah, demonstrasi dan eksperimen. Strategi, media dan metode pembelajaran merupakan faktor penting dalam proses kegiatan pembelajaran. Ketiganya saling berkaitan satu dengan yang lain. Pemilihan strategi akan mempengaruhi dalam pemilihan media dan metodenya. Salah satu fungsi utama strategi

44 44 adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Analisis statistika hasil belajar siswa memberikan hasil tentang studi komparasi antara hasil belajar siswa dengan beberapa strategi pembelajaran. Hasil belajar siswa menunjukkan adanya penurunan rerata belajar siswa sebelum menggunakan strategi ceramah adalah 43,07 dan sesudah menggunakan strategi ceramah adalah 41,60, begitu juga sebelum menggunakan strategi eksperimen adalah 40,13 dan sesudah menggunakan strategi eksperimen adalah 28,93 akan tetapi mengalami peningkatan rerata belajar siswa sebelum menggunakan strategi demonstrasi dalam proses pembelajaran adalah 33,73 dan sesudah menggunakan strategi demonstrasi adalah 34,80. Dilihat dari peningkatan hasil belajar, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi demonstrasi adalah paling baik dibandingkan dengan strategi ceramah dan eksperimen. Menurunnya hasil belajar antara sebelum dan sesudah proses pembelajaran yang menggunakan strategi ceramah dan eksperimen disebabkan karena siswa kurang tertarik perhatiannya jika menggunakan penyampaian yang cenderung hanya menggunakan kemampuan verbal maupun terlalu banyak dalam menggunakan alat peraga. Meningkatnya hasil belajar antara sebelum dan sesudah proses pembelajaran yang menggunakan strategi demonstrasi disebabkan karena siswa mulai terbiasa dan lebih tertarik perhatiannya jika menggunakan penyampaian yang lebih berimbang antara menggunakan kemampuan verbal disertai menggunakan beberapa alat peraga. Karakteristik, keunggulan dan kelemahan masing-masing strategi perlu

45 45 diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih strategi mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Setelah dilakukan pembelajaran pada masing-masing kelompok strategi terlihat bahwa hasil belajar dari ketiga kelompok strategi tersebut berbeda secara signifikan, hal ini dapat dilihat dari hasil uji anova yang diperoleh harga Fhitung = 17,302 signifikan 0,000 yang berarti ada perbedaan hasil belajar fisika siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 antara yang diajar dengan ceramah, demonstrasi dan eksperimen. Kemampuan awal yang sama setelah diberikan perlakuan yang berbeda ternyata memberikan hasil yang berbeda pula. Perlakuan dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran menentukan hasil belajar fisika dalam arti jika pemilihan strategi pembelajaran oleh guru tepat dan sesuai dengan bahan pelajaran serta media pembelajaran yang benar. Strategi pembelajaran yang paling tepat dapat juga diketahui dengan membandingkan skor rata-rata hasil belajar fisika yang diajar menggunakan masing-masing strategi pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata post-tes hasil belajar fisika yang diajar menggunakan strategi ceramah = 41,60, strategi demonstrasi = 34,80 dan strategi eksperimen = 28,93. Jika hasil ketiga strategi pembelajaran dibandingkan maka simpulan akhirnya adalah hasil belajar siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 lebih baik menggunakan strategi ceramah daripada demonstrasi dan eksperimen.

46 46 Penggunaan sebuah strategi pembelajaran pada kelas tertentu tidak bisa kita paksakan, artinya kita bisa menentukan dan merencanakan suatu kelas tersebut menggunakan salah satu strategi ceramah, demonstrasi maupun eksperimen, namun karena situasi kondisi yang kurang memungkinkan maka kita tidak berhasil menerapkan strategi yang kita rencanakan dengan baik, sehingga kadang kala penentuan klasifikasi atau penandaan suatu kelas tersebut menggunakan strategi ceramah, demonstrasi maupun eksperimen dilakukan setelah proses pembelajaran selesai, seperti halnya yang dilakukan dalam penelitian ini. Pada kelas strategi ceramah penggunaan kemampuan verbal, penguasaan materi, penggunaan beberapa alat peraga seperti kayu, bandul harmonis, bandul tali dan sebagainya serta kemampuan seorang guru dalam menghubungkan antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari juga buku pelajaran sangat berguna dalam keberhasilan strategi ceramah, walaupun tanpa sarana laptop maupun proyektor dikarenakan situasi kondisi yang kurang memungkinkan, namun siswa dapat menerima pelajaran dengan baik meski belum mengalami peningkatan dalam hasil belajar. Pada kelas strategi demonstrasi penggunaan kemampuan verbal bisa lebih efektif dan efisien dikarenakan sudah menggunakan alat bantu laptop dan proyektor untuk memperjelasnya, beberapa alat peraga yang cukup menarik bagi siswa juga digunakan serta adanya waktu yang memadai, sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan lebih baik dan memberikan hasil yang lebih baik pula.

47 47 Pada kelas eksperimen adalah paling banyak menggunakan alat peraga misalnya kartu remi, alat peraga kayu, bandul statis, bandul tali juga peragaan kedua tangan dalam menganalisa vektor medan listrik dan medan magnet selain laptop dan proyektor sebagai alat bantu dalam penyampaian materi pelajaran. Hal tersebut sangat menarik perhatian siswa, dikarenakan ketersediaan waktu yang kurang memadai kemudian terpecahnya perhatian siswa, strategi eksperimen berjalan kurang sesuai seperti yang diharapkan sehingga memberikan hasil belajar yang cenderung menurun. Berdasar hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yang diajar dengan strategi ceramah, demonstrasi dan eksperimen, dengan demikian pemilihan strategi pembelajaran mutlak dilakukan oleh seorang guru untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang lebih baik dari sebelumnya.

48 48 BAB V PENUTUP A. Simpulan Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil belajar fisika yang diajar dengan menggunakan strategi ceramah oleh siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 mendapatkan nilai rata-rata = 41, Hasil belajar fisika yang diajar dengan menggunakan strategi demonstrasi oleh siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 mendapatkan nilai rata-rata = 34, Hasil belajar fisika yang diajar dengan menggunakan strategi eksperimen oleh siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 mendapatkan nilai rata-rata = 28, Adanya perbedaan hasil belajar fisika pokok bahasan gelombang elektromagnetik pada siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 antara yang diajar menggunakan strategi ceramah, demonstrasi dan eksperimen dengan nilai rata-rata hasil belajar pada kelas ceramah menduduki peringkat tertinggi yaitu 41,60, diikuti kelas demonstrasi 34,80, kemudian kelas eksperimen 28,93, sehingga mendapatkan nilai harga Fhitung = 7,

49 49 B. Saran Berdasarkan pembahasan yang telah diambil, maka saran yang dibuat dari hasil penelitian ini adalah : a. Pada pengajar IPA/Fisika, sebaiknya mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pokok bahasan dan kondisi siswa, sehingga diperoleh hasil belajar yang maksimal. Guru diharapkan dapat menanamkan motivasi pada siswa dengan berbagai macam strategi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pokok bahasan gelombang elektromagnetik. Misalnya dengan menggunakan demonstrasi dan alat peraga untuk menerangkan gelombang elektromagnetik sehingga siswa benar-benar paham dan mengerti sifatsifat, dan hal-hal yang berkaitan dengan gelombang elektromagnetik. b. Untuk memperoleh informasi yang lebih tentang strategi pembelajaran yang efektif dan mampu meningkatkan prestasi akademik saja, perlu dikembangkan penelitian dengan pokok bahasan yang sama dengan strategi pembelajaran yang berbeda. Siswa diharapkan belajar sungguhsungguh dalam mempelajari fisika khususnya pokok bahasan gelombang elektromagnetik, sehingga siswa dapat dengan mudah menyelesaikan soal dan berbagai masalah yang berhubungan dengan pelajaran fisika khususnya tentang gelombang elektromagnetik, dan juga masalah dalam kehidupan sehari-hari.

50 50 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Mikrajuddin Fisika 1B SMA dan MA untuk Kelas X Semester II. Jakarta : Penerbit Erlangga. Agus CITRA Cerdas Intensif Terampil Fisika untuk SMA /MA. Klaten : Sekawan Klaten. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Astuningsih Utami, Yuli Peningkatan Kualitas Pembelajaran Konsep Gelombang Stasioner Melalui Percobaan Melde Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Purworejo Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo. Chasanah, Chuswatun & Widowati, Esti KREATIF Kreasi Belajar Siswa Aktif Fisika untuk SMA / MA Kelas X Semester Genap. Klaten : Penerbit dan Percetakan VIVA PAKARINDO Djamarah, Syaiful Bahri & Zein, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Guru Tidak Kreatif Sebabkan Anak Mandul Suara Merdeka, kolom 2, Suara Kedu, hal. 31. Senin 6 Februari Hadikusumo, Kunaryo, dkk & Sutarto, Joko, dkk (Eds.) Pengantar Pendidikan. Semarang : Percetakan & Penerbitan CV. IKIP SEMARANG PRESS. Hamalik, Oemar Kurukulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Kanginan, Marthen Fisika SMU Jilid 3B Untuk Kelas 3 Caturwulan 2. Jakarta : Penerbit Erlangga Fisika SMU Kelas 2 Caturwulan 2. Jakarta : Penerbit Erlangga Fisika 1B untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.

51 51 Muslich, Masnur KTSP : Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Musbach, Mussadiq diakses dari pada tanggal 6 Juni Nur Azizah, Yeni diakses dari pengembangan-pembelajaran-aktif-kreatif-efektif-dan-menyenangkansebagai-strategi-pembelajaran-bahasa-indonesia-di-kediri/ pada tanggal 4 Februari Poerwadarminta, W.J.S Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Rustono di akses dari pada tanggal 4 Februari Shadish, dkk Experimental and Quasi. Experimental Design for Generalized Causal Inference. Houghton Mifflin Co : Boston. Sudjana Metoda statistika. Bandung : Tarsito. Sugiyono Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta. Suhadi Studi Komparasi Antara Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan dengan Multimedia, Real dan Konvensional pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah Gombong Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo. Sunardi & Irawan Indra Etsa Fisika Bilingual untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2. Bandung : Yrama Widya. Surapranata, Sumarna Analisis Validitas Reliabilitas dan Interpelasi Hasil Tes. Bandung : PT Remaja Pusda Karya. Syah, Muhibbin Psikologi Belajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Tedi, diakses dari : pada tanggal 4 Maret Young, Hugh D. & Freedman, Roger A FISIKA UNIVERSITAS / Edisi Kesepuluh / Jilid 1. Jakarta : PENERBIT ERLANGGA.

52 52 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 53 Lampiran 2. Lembar Soal Tes Uji Coba Instrumen / Pre-tes 57 Lampiran 3. Lembar Soal Tes Prestasi Belajar / Post-tes. 65 Lampiran 4. Sampel SPSS Uji Normal Lampiran 5. Sampel SPSS Uji Homogen 75 Lampiran 6. Sampel SPSS Uji Anova / Signifikasi. 75 Lampiran 7. Sampel Excel 2007 Uji Anova. 78 Lampiran 8. Lembar Observasi. Lampiran 9. Tabel Z Lampiran 10. Dokumentasi Lapangan.. 85 Lampiran 11. Kartu Bimbingan Skripsi Lampiran 12. Surat Keputusan Lampiran 13. Surat Izin Penelitian Lampiran 14. Surat Keterangan. 93 xi

53 53 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambaran Osilasi Medan Listrik (E) dan Medan Magnet (B) dalam Gelombang Elektromagnetik Gambar 2a. Osilasi Pegas, 2b. Osilasi Bandul Statis.. Halaman Gambar 3a. Bandul Jam Kuno, 3b. Bandul Timbangan sebagai Contoh Bandul Statis Gambar 4a. Sinar Gamma Tidak Dibelokkan oleh Medan Listrik, Gambar 4b. Sinar Gamma Tidak Dibelokkan Medan Magnet.. 17 Gambar 5. Rekapitulasi Kemampuan Hasil Belajar Siswa Gambar 6. Penyampaian Materi Gelombang Elektromagnetik pada Kelas Demonstrasi 85 Gambar 7. Siswa dengan Beberapa Alat Peraga Gambar 8. Bandul Timbangan sebagai Alat Peraga Gerak Statis 86 Gambar 9. Alat Peraga Kayu sebagai Gambaran Pengertian Gelombang Elektromagnetik Gambar 10. Peragaan Analisis Vektor Medan Listrik dan Magnet Gambar 11. Bandul Tali sebagai Peraga Ayunan Tidak Statis 87 Gambar 12. Suasana Pre-tes pada Kelas Eksperimen (Tampak Belakang). 88 Gambar 13. Pendekatan Edukatif x

54 54 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Panjang Gelombang pada Berbagai Spektrum Warna 20 Tabel 2. Rentang Panjang Gelombang pada Daerah Inframerah Tabel 3. Jenis-jenis Frekuensi Gelombang Radio dan Manfaatnya Tabel 4. Desain Penelitian Tabel 5. Perolehan Sampel Penelitian Tabel 6. Susunan Kisi-kisi Soal Pre-tes 30 Tabel 7. Susunan Kisi-kisi Soal Post-tes.. 31 Tabel 8. Hasil Belajar Fisika Tes Awal 35 Tabel 9. Hasil Belajar Fisika Tes Akhir 36 Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Pre-tes Tabel 11. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Post-tes. 39 Tabel 12. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pre-tes Tabel 13. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Post-tes.. 41 Tabel 14. Uji Normal Pre-tes NPar Tests SPSS for Windows Tabel 15. Uji Normal Post-tes NPar Tests SPSS for Windows Tabel 16. Uji Homogen Pre-tes NPar Tests SPSS for Windows Tabel 17. Uji Homogen Post-tes NPar Tests SPSS for Windows Tabel 18. Uji Anova Pre-tes NPar Tests SPSS for Windows Tabel 19. Uji Signifikasi Pre-tes NPar Tests SPSS for Windows Tabel 20. Uji Anova Post-tes NPar Tests SPSS for Windows Tabel 21. Uji Signifikasi Post-tes NPar Tests SPSS for Windows Tabel 22. Uji Anova Pre-tes NPar Tests Microsoft Excel Tabel 23. Uji Anova Pre-tes Microsoft Excel Tabel 24. Lembar Pengamatan Kelas Ceramah. 82 Tabel 25.Lembar Pengamatan Kelas Demonstrasi / Eksperimen.. 83 Tabel 26. Statistik Z ix

55 55 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN.. ii PERNYATAAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN.... iv PRAKATA v ABSTRAK vii DAFTAR ISI. viii DAFTAR TABEL. ix DAFTAR GAMBAR..... x DAFTAR LAMPIRAN..... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Identifikasi Masalah... 3 C. Batasan Masalah 3 D. Rumusan Masalah 4 E. Tujuan Penelitian... 4 F. Manfaat Penelitian 5 BABII KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, DAN RUMUSAN HIPOTESI A. Kajian Teori B. Tinjauan Pustaka.. 24 C. Kerangka Pikir.. 25 D. Rumusan Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN.. 27 A. Jenis Penelitian B. Waktu dan Tempat Penelitian. 27 C. Desain Penelitian 27 D. Populasi dan Sampel.. 28 E. Teknik Pengumpulan Data. 29 F. Instrument Penelitian.. 30 G. Teknik Analisis Data.. 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data.. 35 B. Uji Persyaratan Analisis. 40 C. Pengujian Hipotesis. 41 D. Pembahasan Hasil Penelitian.. 43 BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Saran-saran.. 49 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN 52 viii

56 56 ABSTRAK Achmad Iskaridho. Studi Komparasi antara Strategi Demonstrasi Eksperimen dan Ceramah Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Purworejo untuk Meningkatan Hasil Belajar Gelombang Elektromagnetik. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : perbedaan prestasi belajar fisika siswa yang diajar dengan strategi ceramah, demonstrasi dan eksperimen. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Populasi penelitian seluruh siswa kelas X SMA Negeri 6 Purworejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 187 siswa. Sampel yang diambil adalah 90 siswa. Teknik yang digunakan adalah teknik sampling tak jenuh. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis anova satu jalan dengan taraf signifikasi 5%. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui besar rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi ceramah = 41,60, demonstrasi = 34,80 dan eksperimen = 28,93. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji F diperoleh harga Fhitung = 17,302 dengan propabilitas = pada taraf kesalahan 5%. Antara strategi ceramah dengan demonstrasi berselisih harga rata-rata = 6,80, antara strategi ceramah dengan eksperimen berselisih rata-rata = 12,67, sedangkan antara strategi demonstrasi dan eksperimen = 5,87. Dengan demikian karena nilai signifikasi < 0,05 maka Ha diterima. Artinya ada perbedaan hasil pemahaman yang signifikan antara kelompok demonstrasi, eksperimen dan ceramah siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012. Kata kunci : studi komparasi, strategi pembelajaran. vii

57 57 PRAKATA Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan jurusan Pendidikan Fisika pada Universitas Muhammadiyah Purworejo. Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1. Drs. H. Hartono, M. M. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin mengadakan penelitian, 2. Eko Setyadi Kurniawan, M.Pd.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika, yang telah memberikan perhatian dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, 3. Drs. Urip Raharjo, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 6 Purworejo tahu pelajaran 2011/2012 yang telah memberikan izin mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpinnya, 4. Nur Ngazizah, S.Si, M.Pd. selaku pembimbing I dan Sriyono, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah banyak membimbing, mengarahkan, memotivasi dengan penuh kesabaran dan tak mengenal lelah, serta mengoreksi skripsi ini dengan penuh ketelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, v

58 58 5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini dengan limpahan rahmat serta hidayahnya. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya. Purworejo, 2013 Penulis, Achmad Iskaridho vi

59 59 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing pada cahaya-nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (QS. Annur, ayat 35). Persembahan Ibunda tercinta. Adikku, Dini dan Maris tersayang. iv

60 60 PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama mahasiswa : Achmad Iskaridho NIM : Program Studi : Pendidikan Fisika dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila terbukti/dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan, saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo, 2013 Yang membuat pernyataan, Achmad Iskaridho iii

61 61 STUDI KOMPARASI ANTARA STRATEGI DEMONSTRASI EKSPERIMEN DAN CERAMAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Oleh Achmad Iskaridho NIM Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Universitas Muhammadiyah Purworejo Pada tanggal : 2013 PANITIA PENGUJI 1. Penguji I Drs. H. Ashari NIP Penguji II Nur Ngazizah, S.Si, M.Pd. NBM Penguji III Sriyono, M.Pd. NBM Purworejo,.2013 Mengetahui Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Drs. H. Hartono, M.M. NIP ii

62 62 STUDI KOMPARASI ANTARA STRATEGI DEMONSTRASI EKSPERIMEN DAN CERAMAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Achmad Iskaridho NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2013 i

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864 TEORI MAXWELL TEORI MAXWELL Maxwell adalah salah seorang ilmuwan fisika yang berjasa dalam kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi yang berhubungan dengan gelombang. Maxwell berhasil mempersatukan penemuanpenumuan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI ANTARA STRATEGI CERAMAH DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN SISWA KELAS XSMA NEGERI 6 PURWOREJO

STUDI KOMPARASI ANTARA STRATEGI CERAMAH DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN SISWA KELAS XSMA NEGERI 6 PURWOREJO STUDI KOMPARASI ANTARA STRATEGI CERAMAH DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN SISWA KELAS XSMA NEGERI 6 PURWOREJO Achmad Iskaridho, Nur Ngazizah, Sriyono Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Teori gelombang elektromagnetik pertama kali dikemukakan oleh James Clerk Maxwell (83 879). Hipotesis yang dikemukakan oleh Maxwell, mengacu pada tiga aturan dasar listrik-magnet

Lebih terperinci

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052 Apa itu Gelombang? Gelombang adalah getaran yang merambat Apakah dalam perambatannya perlu medium/zat perantara? Tidak harus! Berdasarkan ada/tidak

Lebih terperinci

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK =================================================

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Bila dalam kawat PQ terjadi perubahan-perubahan tegangan baik besar maupun arahnya, maka dalam kawat PQ

Lebih terperinci

Sistem Telekomunikasi

Sistem Telekomunikasi Sistem Telekomunikasi Pertemuan ke,6 Gelombang Elektromagnetik Taufal hidayat MT. email :taufal.hidayat@itp.ac.id ; blog : catatansangpendidik.wordpress.com 1 10/21/2015 Outline I Pengertian gelombang

Lebih terperinci

Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Spektrum Gelombang Elektromagnetik Spektrum Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik yang dirumuskan oleh Maxwell ternyata terbentang dalam rentang frekuensi yang luas. Sebagai sebuah gejala gelombang, gelombang elektromagnetik

Lebih terperinci

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Gelombang Elektromagnetik 187 B A B B A B 9 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Sumber : penerbit cv adi perkasa Pernahkan kalian berfikir bagaimana gelombang radio dapat memancar dari pemancar radio menuju ke radio

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gelombang Gelombang adalah gejala dari perambatan usikan (gangguan) di dalam suatu medium. Pada peristiwa rambatan tersebut tidak disertai dengan perpindahan tempat yang permanen

Lebih terperinci

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK 2.1 Umum elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik seperti yang diilustrasikan pada

Lebih terperinci

BAB II CAHAYA. elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x

BAB II CAHAYA. elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x BAB II CAHAYA 2.1 Pendahuluan Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. Sifat-sifat cahaya adalah

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA 301) Cahaya

Fisika Umum (MA 301) Cahaya Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini (minggu 11) Cahaya Cahaya adalah Gelombang Elektromagnetik Apa itu Gelombang Elektromagnetik!!! Pendahuluan: Persamaan Maxwell Listrik dan magnet awalnya dianggap sebagai

Lebih terperinci

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan

Lebih terperinci

PETA KONSEP. Bab 8 Gelombang Elektromagnetik. 186 Fisika X untuk SMA/MA. gelombang. Perubahan medan listrik menimbulkan medan magnet (teori Maxwell)

PETA KONSEP. Bab 8 Gelombang Elektromagnetik. 186 Fisika X untuk SMA/MA. gelombang. Perubahan medan listrik menimbulkan medan magnet (teori Maxwell) PETA KONSEP Bab 8 Gelombang Elektromagnetik Gelombang Gelombang elektromagnetik Gelombang mekanik Medan listrik Medan magnet Perubahan medan listrik menimbulkan medan magnet (teori Maxwell) Cahaya sebagai

Lebih terperinci

Spektrum elektromagnetik. Frekuensi radio

Spektrum elektromagnetik. Frekuensi radio Spektrum elektromagnetik Spektrum elektromagnetik adalah rentang semua radiasi elektromagnetik yang mungkin. Spektrum elektromagnetik dapat dijelaskan dalam panjang gelombang, frekuensi, atau tenaga per

Lebih terperinci

PERTEMUAN PERTAMA. Apa itu Elektromagnetik?

PERTEMUAN PERTAMA. Apa itu Elektromagnetik? PERTEMUAN PERTAMA Apa itu Elektromagnetik? Setiap orang pada umumnya memiliki telepon genggam (handphone) disingkat HP. Namun, apakah kita menyadari bahwa setiap HP memiliki radiasi gelombang, yakni Gelombang

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Fisika

Antiremed Kelas 10 Fisika Antiremed Kelas 10 Fisika Bab 8 Gelombang Elektromagnetik - Latihan Soal Doc. Name: AR10FIS0801 Version: 2013-03 halaman 1 01. Urutan spektrum gelombang elektromagnetik dari frekuensi tinggi ke rendah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - Pengertian Gelombang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - Pengertian Gelombang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengertian Gelombang Gelombang adalah getaran yang merambat. Ciri dari setiap gelombang adalah gelombang merambatkan energi. Pada gelombang mekanik, hal ini diperlihatkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TEOR I MA ELL Int i t eori eori Max Max ell el l m engenai engenai gel gel bang bang ekt romagnet rom i adal adal

PENDAHULUAN TEOR I MA ELL Int i t eori eori Max Max ell el l m engenai engenai gel gel bang bang ekt romagnet rom i adal adal SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNET SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNET PENDAHULUAN Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dihasilkan dari perubahan medan magnet dan medan listrik secara berurutan,

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya 1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung

Lebih terperinci

Teori Gelombang Mikro. Yuli Kurnia Ningsih

Teori Gelombang Mikro. Yuli Kurnia Ningsih Teori Gelombang Mikro Yuli Kurnia Ningsih Bahan Ajar Pendahuluan Saluran transmisi gelombang mikro Transformasi impedansi untuk kesepadanan (matching) Perangkat pasif gelombang mikro: Coupler Filter Mixer

Lebih terperinci

Makalah Gelombang Elektromagnetik

Makalah Gelombang Elektromagnetik Makalah Gelombang Elektromagnetik BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kemajuan teknologi saat ini semakin meningkat berikut dalam penggunaan gelombang elekromagnetik dalam kehidupan sehari-hari. Seperti

Lebih terperinci

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK 6 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Setelah mempelajari materi "Gelombang Elektromagnetik" diharapkan Anda dapat menyusun deret gelombang elektromagnetik berdasarkan frekuensi atau panjang gelombang serta mengindentifikasi

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA

RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA Getaran A. Pengertian getaran Getraran adalah : gerak bolak-balik benda secara teratur melalui titik keseimbangan.salah

Lebih terperinci

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di  dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di daerah sinar ultraviolet. Manakah peristiwa yang akan terjadi jika sinar-x ditembakkan ke permukaan logam seng? (A) tidak ada elektron

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 45 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : MAN Sumpur : Fisika : X / II : Gelombang Elektromagnet : 2 x 40 (1 x pertemuan) A. Standar

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung

Lebih terperinci

PEMANFAATAN RADIASI ELEKTROMAGNETIK. Berikut beberapa pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan dan

PEMANFAATAN RADIASI ELEKTROMAGNETIK. Berikut beberapa pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan dan PEMANFAATAN RADIASI ELEKTROMAGNETIK Berikut beberapa pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan dan teknologi: 1. Gelombang Radio Gelombang radio digunakan dalam sistem pembicaraan jarak jauh

Lebih terperinci

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Kompetensi dasar : Memahami Konsep Dan Prinsip-Prinsip Gejala Gelombang Secara Umum Indikator : 1. Arti fisis getaran diformulasikan 2. Arti fisis gelombang dideskripsikan

Lebih terperinci

ELECTROMAGNETIC WAVE AND ITS CHARACTERISTICS

ELECTROMAGNETIC WAVE AND ITS CHARACTERISTICS WIRELESS COMMUNICATION Oleh: Eko Marpanaji INTRODUCTION Seperti dijelaskan pada Chapter 1, bahwa komunikasi tanpa kabel menjadi pilihan utama dalam membangun sistem komunikasi dimasa datang. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Kompetensi dasar : Memahami Konsep Dan Prinsip Prinsip Gejala Gelombang Secara Umum Indikator Tujuan 1. : 1. Arti fisis getaran diformulasikan

Lebih terperinci

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik GELOMBANG II 1 MATERI Gelombang elektromagnetik (Optik) Refleksi, Refraksi, Interferensi gelombang optik Pembentukan bayangan cermin dan lensa Alat-alat yang menggunakan prinsip optik 1 Sifat-sifat gelombang

Lebih terperinci

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah 1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah A. y = 0,5 sin 2π (t - 0,5x) B. y = 0,5 sin π (t - 0,5x) C. y = 0,5 sin π (t - x) D. y = 0,5 sin 2π (t - 1/4 x) E. y = 0,5 sin 2π (t

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A PREDIKSI 7 1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A B C D E 2. Pak Pos mengendarai sepeda motor ke utara dengan jarak 8 km, kemudian

Lebih terperinci

BIMBEL ONLINE 2016 FISIKA

BIMBEL ONLINE 2016 FISIKA BIMBEL ONLINE 2016 FISIKA Rabu, 16 Maret 2016, Pkl. 19.00 20.30 WIB. online.sonysugemacollege.com Onliner : Pak Wasimudin S. 1. Sifat umum dari gelombang antara lain: (1) dapat mengalami interferensi (2)

Lebih terperinci

DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi.

DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi. DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi. MACAM GELOMBANG Gelombang dibedakan menjadi : Gelombang Mekanis : Gelombang yang memerlukan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi : Fisika : SMA/MA : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 3 April 009 Jam : 08.00 0.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi : Fisika : SMA/MA : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 3 April 009 Jam : 08.00 0.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN NO SOAL KUNCI SKOR

PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN NO SOAL KUNCI SKOR . Penilaian Tes Formatif. Pertemuan I PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN NO SOAL KUNCI SKOR Gelombang elektromahnetik termasuk Gelombang elektromagnetik 6 dalam gelombang apa? Jelaskan! termasuk gelombang tranversal

Lebih terperinci

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

PEMANCAR&PENERIMA RADIO

PEMANCAR&PENERIMA RADIO PEMANCAR&PENERIMA RADIO Gelombang elektromagnetik gelombang yang dapat membawa pesan berupa sinyal gambar dan suara yang memiliki sifat, dapat mengarungi udara dengan kecepatan sangat tinggi sehingga gelombang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACIEVEMENT DIVISION

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACIEVEMENT DIVISION PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACIEVEMENT DIVISION DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF QUIZ TEAM PADA KELAS X SMA NEGERI 16 BANDA ACEH Muhsinah

Lebih terperinci

Dasar- dasar Penyiaran

Dasar- dasar Penyiaran Modul ke: Fakultas FIKOM Dasar- dasar Penyiaran AMPLITUDO MODULATON FREQUENCY MODULATON SHORT WAVE (SW) CARA KERJA PEMANCAR RADIO Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tujuan akhir yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian dengan menggunakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN MEDIA KOLASE PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP 18 BANDA ACEH

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN MEDIA KOLASE PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP 18 BANDA ACEH PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN MEDIA KOLASE PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP 18 BANDA ACEH Ikram 1, Hasmunir, Thamrin Kamaruddin 3 1 Email: ikramrasyidin@gmail.com

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Kelas 12 Fisika

Kurikulum 2013 Kelas 12 Fisika Kurikulum 2013 Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 2 Fisika Kelas 12 Kurikulum 2013 Doc. Name: K13AR12FIS02UAS Version: 2016-04 halaman 1 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 12 BANDA ACEH Nurul

Lebih terperinci

#2 Dualisme Partikel & Gelombang (Sifat Partikel dari Gelombang) Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

#2 Dualisme Partikel & Gelombang (Sifat Partikel dari Gelombang) Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya #2 Dualisme Partikel & Gelombang (Sifat Partikel dari Gelombang) Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Kerangka materi Tujuan: Memberikan pemahaman tentang sifat

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik

Lebih terperinci

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIKA

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIKA GELOMBANG ELEKTROMAGNETIKA Apa itu Gelombang? Gelombang adalah getaran yang merambat Apakah dalam perambatannya perlu medium/zat perantara? Tidak harus! Berdasarkan ada/tidak adanya medium : 1. Gelombang

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika UTS Fisika Latihan 2 Kelas 12 Doc. Name: AR12FIS02UTS Version: 2014-10 halaman 1 01. Gelombang transversal pada tali horizontal dengan panjang gelombang 8 m merambat dengan kelajuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian true experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang. elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang

BAB II TEORI DASAR. Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang. elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang BAB II TEORI DASAR 2.1. PROPAGASI GELOMBANG Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang didesain untuk memancarkan sinyal

Lebih terperinci

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur tim panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya tim bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Optika Fisis ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi

Lebih terperinci

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K) Gelombang Bunyi Bunyi termasuk gelombang mekanik, karena dalam perambatannya bunyi memerlukan medium perantara. Ada tiga syarat agar terjadi bunyi yaitu ada sumber bunyi, medium, dan pendengar. Bunyi dihasilkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter

III. METODOLOGI PENELITIAN. bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter 58 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN FISIKA (DASAR BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA)

SILABUS MATA PELAJARAN FISIKA (DASAR BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA) SILABUS MATA PELAJARAN FISIKA (DASAR BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA) Satuan Pendidikan : SMK Kelas /Semester : XI Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Lebih terperinci

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT 4.1 Komunikasi Radio Komunikasi radio merupakan hubungan komunikasi yang mempergunakan media udara dan menggunakan gelombang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran

Lebih terperinci

RADIASI ELEKTROMAGNETIK

RADIASI ELEKTROMAGNETIK Bahan Ajar Fisika FEBRI YENTI RADIASI ELEKTROMAGNETIK Kelas XII Semester 2 Radiasi Elektomagnetik IDENTITAS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : SMA N 3 BUKITTINGGI XII / II Materi Pokok

Lebih terperinci

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012 PTUNJUK UMUM SMA T AL-NAA SLAMC OARDNG SCHOOL UJAN AKHR SMSTR GANJL TAHUN AJARAN 2011/2012 LMAR SOAL Mata Pelajaran : isika Pengajar : Harlan, S.Pd Kelas : X Hari/Tanggal : Senin/26 Desember 2011 AlokasiWaktu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu dengan membandingkan antara kelas eksperimen yaitu menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data dan Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Genap Halaman 1 01. Spektrum gelombang elektromagnetik jika diurutkan dari frekuensi terkecil ke yang paling besar adalah...

Lebih terperinci

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN TEORI FOTON Gelombang Elektromagnetik termasuk cahaya memiliki dwi-sifat (Dualisme)

Lebih terperinci

Benda akan berhenti setelah bergerak selama... A. 4 sekon B. 5 sekon C. 8 sekon D. 10 sekon E. 20 sekon

Benda akan berhenti setelah bergerak selama... A. 4 sekon B. 5 sekon C. 8 sekon D. 10 sekon E. 20 sekon 1. Perhatikan gambar pengukuran panjang balok di samping ini! Hasil pengukuran yang diperoleh adalah... A. 3,00 cm B. 3,04 cm C. 3,09 cm D. 3,19 cm E. 4,19 cm 2. Seorang anak berjalan lurus 10 meter ke.

Lebih terperinci

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari FISIKA 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari MATERI Satuan besaran Fisika Gerak dalam satu dimensi Gerak dalam dua dan tiga dimensi Gelombang berdasarkan medium (gelombang mekanik dan elektromagnetik) Gelombang

Lebih terperinci

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI 6 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMA... Kelas / Semester : XII / I Mata Pelajaran : FISIKA Standar : 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala dalam menyelesaikan masalah 1.1 gejala dan ciriciri secara umum.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design (eksperimen semu) dimana metode penelitian eksperimen semu diartikan sebagai penelitian

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

#2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

#2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya #2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Kerangka materi Tujuan: Memberikan pemahaman tentang sifat dualisme partikel dan gelombang

Lebih terperinci

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1.

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Hasil perhitungan klasik ini dikenal sebagai Hukum Rayleigh-

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN FISIKA (DASAR BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA)

SILABUS MATA PELAJARAN FISIKA (DASAR BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA) SILABUS MATA PELAJARAN FISIKA (DASAR BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA) Satuan Pendidikan : SMK Kelas /Semester : XI Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 1, Hal 15-25, Februari 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 1, Hal 15-25, Februari 2017 PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN REACT DAN QUANTUM TEACHING DALAM MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 8 BANDA ACEH Amalia Husna 1, Hasmunir 2, Thamrin Kamaruddin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Sugiyono (015:117) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

Lebih terperinci

PROPAGASI UMUM PEMBAGIAN BAND FREKUENSI RADIO

PROPAGASI UMUM PEMBAGIAN BAND FREKUENSI RADIO PROPAGASI UMUM Apabila kita berbicara tentang propagasi maka kita menyentuh pengetahuan yang berhubungan dengan pancaran gelombang radio. Seperti kita ketahui bahwa apabila kita transmit, pesawat kita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENELITIAN TERDAHULU Sebelumnya penelitian ini di kembangkan oleh mustofa, dkk. (2010). Penelitian terdahulu dilakukan untuk mencoba membuat alat komunikasi bawah air dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Metode eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Proses Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap: 1. Tahap Persiapan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terbagi dalam

Lebih terperinci

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa tebal keping adalah... A. 4,30 mm B. 4,50 mm C. 4,70

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 32 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : MAN Sumpur Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : X / II Materi Pokok : Gelombang Elektromagnet Alokasi Waktu : 2 x 40 (1 x pertemuan) A. Standar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung 31 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

Lebih terperinci

Spektrum Frekuensi Extremely Low Frequency (ELF) Super Low Frequency (SLF) Very Low Frequency (VLF)

Spektrum Frekuensi Extremely Low Frequency (ELF) Super Low Frequency (SLF) Very Low Frequency (VLF) Spektrum Frekuensi Spektrum frekuensi dari sinyal waktu-domain merupakan representasi dari sinyal dalam domain frekuensi. Spektrum frekuensi yang dapat dihasilkan melalui transformasi Fourier dari sinyal,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar Tahun Pelajaran 2012-2013 yang berjumlah 200 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

Radio dan Medan Elektromagnetik

Radio dan Medan Elektromagnetik Radio dan Medan Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat, Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa

Lebih terperinci

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 UJI COBA MATA PELAJARAN KELAS/PROGRAM ISIKA SMA www.rizky-catatanku.blogspot.com PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 : FISIKA : XII (Dua belas )/IPA HARI/TANGGAL :.2012

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitan ini adalah siswa kelas XI IPS SMAN 8 Kota Bandung pada tahun ajaran 2013/2014. Kemudian terpilih dua kelas yaitu kelas XI IPS 1 dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Definisi desain penelitian menurut Nasution (2009:23) adalah Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi/ Sampel, dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Cimahi, yang beralamat di Jl. Kamarung No. 69 Km 1,5 Cimahi Utara,

Lebih terperinci