JURNAL. IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN PKn DI SEKOLAH DASAR
|
|
- Dewi Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN PKn DI SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di SDN 10 Paguyaman Kecamatan Paguyaman) Oleh : ARIYANTI HASAN JURUSAN ILMU HUKUM DAN KEMASYARAKATAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013
2
3 ABSTRAK Ariyanti Hasan, Nim Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dalam Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar (Studi Kasus di SDN 10 Paguyaman Kecamatan Paguyaman).Skripsi. Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Gambaran tentang implementasi kurikulum KTSP pada pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman. (2) kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP pada pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: (1), Implementasi kurikulum KTSP dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang pelaksanaanya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralisasi. (2), Penyusunan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman menggunakan pedoman yang ditentukan oleh BSNP. Kendala mendasar yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP pada pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman antara lain : 1) Latar belakang guru yang tidak memiliki keilmuan khusus PKn. 2) Media pembelajaran yang sangat kurang. 3) Alokasi waktu yang diberikan sangat terbatas. Keempat, Dukungan orang tua siswa yang kurang. Kata Kunci : Implementasi, Pembelajaran PKn, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
4 1 IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN PKn DI SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di SDN 10 Paguyaman Kecamatan Paguyaman) Pembimbing : Dr. Hj. Zulaecha Ngiu, M.Pd *, Asmun Wantu, S.Pd.,M.Sc ** Ariyanti Hasan Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo PENDAHULUAN Pendidikan nasional Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3). Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah, di antaranya adalah pembaharuan sistem pendidikan. Pembaharuan sistem pendidikan nasional dilakukan untuk memperbaharui visi, misi, dan strategi pembangunan bidang pendidikan. Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah (UU No. 20 Tahun 2003). Pemerintah juga menetapkan empat strategi pokok pembangunan bidang pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Menurut E. Mulyasa (2006: 8) empat strategi pokok pembangunan bidang pendidikan nasional yaitu: 1) peningkatan pemerataan kesempatan pendidikan, 2) relevansi pendidikan dengan
5 2 pembangunan, 3) peningkatan kualitas pendidikan, dan 4) efisiensi pengelolaan pendidikan. Sejalan dengan visi pendidikan nasional dan strategi pokok pembangunan bidang pendidikan tersebut, pembaharuan sistem pendidikan dilakukan salah satu di antaranya adalah pembaharuan kurikulum. Pembaharuan kurikulum dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dunia kerja. Perubahan kurikulum yang ideal dilaksanakan setiap saat bila ada perubahan ilmu pengetahuan dan tuntutan dari dunia kerja. Kebijakan relevansi pendidikan dalam strategi pembangunan bidang pendidikan, dititik beratkan pada keterkaitan dan kesepadanan antara materimateri yang diajarkan di sekolah dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat, oleh karena itu pembaharuan kurikulum sangat dibutuhkan pada masa sekarang untuk mengakomodasi berbagai tuntutan kebutuhan masyarakat Indonesia yang beragam tersebut. Pada awal ditetapkannya KTSP di Kabupaten Boalemo khususnya mata pelajaran PKn sekolah dasar, banyak guru yang kurang paham dengan standar isi dalam materi pembelajaran PKn. Di samping itu kurangnya sarana prasarana yang mendukung seperti buku-buku yang relevan dengan materi PKn sekolah dasar masih sangat terbatas. Ketidakmampuan guru PKn sekolah dasar dalam memahami KTSP akan mengkibatkan penafsiran yang berbeda terhadap materi pelajaran PKn itu sendiri. METODE PENULISAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang membahas tentang kajian fenomenologis dan diungkapkan secara deskriptif analisis kritis. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif-kualitatif dengan tehnik analisis interaktif. Adapun alasan penelitian kualitatif di atas dimaksudkan untuk lebih mementingkan proses pengumpulan data beragam dan disusun sebagai kekhususan untuk dikelompokkan bersama melalui proses pengumpulan data secara teliti serta saling berkaitan (bottom up grounded theory) (Sutopo, 2006:
6 3 41). Analisis ini dilakukan bersamaan dengan proses pelaksanaan di lapangan yang disusun secara lentur dan terbuka (Sutopo, 2006: 42) sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan kasus tunggal, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik cuplikan yang bersifat purposive sampling (sampel bertujuan), di mana peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya sepenuhnya sebagai sumber data serta mengetahui permasalahan secara mendalam (Sutopo, 2006: 64). Peneliti akan memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalah implementasi KTSP secara mendalam dan dapat dipercaya sebagai sumber data yang mantap. Informan tersebut adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bagian kurikulum, Guru PKn dan peserta didik pada sekolah tempat penelitian. Teknik cuplikan semacam ini disebut internal sampling karena bukan untuk maksud atau kepentingan generalisasi sebagaimana yang dilakukan dalam penelitian kuantitatif (Sutopo, 2006: 62). Teknik analisis interaktif ini memiliki tiga komponen analisis yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi yang digambarkan pada gambar di bawah ini : Gambar 2. Model Analisis Interaktif (Sutopo, 2006: 120) Pengumpulan Data Reduksi data Sajian Data Penarikan Simpulan/Verifikasi Selanjutnya aktivitas penelitian hanya bergerak di antara dua komponen analisis tersebut. Penyajian data sebagai alur penting dari kegiatan analisis interaktif digunakan untuk melihat hasil data. Sedangkan hasil observasi dan
7 4 wawancara digunakan untuk menentukan proses analisis pembelajaran secara sistematis dan objektif didukung proses analisis yang didapat dari sumber arsip dan dokumen yang didapat melalui metode kritik sumber intern dan ekstern. Kritik sumber tersebut digunakan untuk membantu interpretasi data yang diolah sehingga menghasilkan hipotesis yang obyektif. Setiap kelompok data yang telah direfleksi lalu saling dikomparasikan untuk menemukan perbedaan dan persamaan persepsi dalam tujuan penelitian awal sehingga simpulan yang didapat menjadi lebih jelas. Analisis ketiga yang penting adalah menarik simpulan atau verifikasi. Peneliti memberi simpulan secara longgar, tetap terbuka dan skeptis. Model analisis ini memiliki kekuatan pada proses analisisnya yang dilakukan berulangulang, sehingga pada tahap ini diperoleh simpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data terakhir dilakukan dengan menarik simpulan /verifikasi berdasarkan reduksi dan sajian data. Kedalaman dan ketelitian proses analisis akan menentukan gambaran umum yang detil tentang objek yang diteliti. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Implementasi kurikulum KTSP dalam pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman Pendidikan nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia serta berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berfungsi mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan maupun martabat bangsa dalam rangka mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Tujuan dari pendidikan nasional seperti yang dijelaskan dalam (Undangundang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3 yakni : tentang dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
8 5 bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan seorang guru harus banyak membaca dan belajar, guna mencari dan memperluas cakrawala pengetahuannya Fungsi dan tujuan pendidikan nasional jelas bahwa pendidikan disetiap jenjang, termasuk di SDN 10 Paguyaman harus di selengarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Pendidikan mempunyai dua proses utama yaitu mengajar dan diajar. Mengajar ditingkat pendidikan formal biasanya dilakukan oleh seorang guru. Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai tiga peranan yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan administrator kelas. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Pengembangan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengatur pada standar nasional pendidkan untuk meenjamin pencapaian tujuan pendidkan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetisi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah bagaimana menyampaikan pesanpesan kepada peserta didik untuk membentuk kompetensi mereka sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing. Tugas guru dalam implementasi KTSP adalah bagaimana memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada peserta didik, agar mereka mampu berinteraksi dengan lingkungan eksternal sehingga terjadi perubahan perilaku sesuai dengan yang dikemukakan dalam Standar Isi (SI) dan Standar
9 6 Kompetensi Lulusan (SKL). Keberhasilan pelaksanaan sebuah kurikulum itu sangat tergantung pada guru. Mengapa demikian? Sebab guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran, sempurnanya sebuah kurikulum tanpa didukung oleh kemampuan guru, maka kurikulum itu hanya sesuatu yang tertulis dan tidak memiliki makna. Oleh karena itu guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses implementasi kurikulum, khususnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Proses pembelajaran di SDN 10 Paguyaman ditemukan bahwa, dari awal proses pembelajaran hingga akhir sering menggunakan metode yang monoton yaitu metode ceramah, sehingga siswa merasa bosan dan membuat siswa sering keluar masuk pada mata pelajaran sedang berlangsung. Guru hanya menegur dan tidak memberi sangsi sifatnya mendidik kepada siswa. Sering kali siswa bosan dengan pelajaran PKn, dikarenakan cara mengajar guru yang monoton. Seharusnya guru juga harus menjelaskan secara detail bila ada pertanyaan siswa. Sering kali siswa bertanya tentang isi dari pembahasan yang disampaikan oleh guru, sehingga guru harus menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang mudah dimengerti serta dipahami oleh siswa dan melemparkannya lagi pertanyaan kepada siswa yang lain agar ada penjelasan yang bisa dimengerti oleh siswa. Seandainya siswa kurang puas dengan hasil jawaban, guru harus menjelaskan secara perlahan agar siswa dapat mengerti dan memahami apa isi dari pembahasan yang akhirnya dapat dipahami oleh siswa. Metode yang sering diterapkan guru banyak menggunakan metode ceramah, sehingga siswa kurang memahami akan makna isi pelajaran tersebut, yang membuat nilai siswa kurang bagus dan menurun dan membuat pelajaran tersebut kurang diminati siswa karena cara penyampaian dan pengajaran guru dalam mengajar kurang bervariasi. Implementasi KTSP adalah bagaimana menyampaikan pesan pesan kurikulum kepada peserta didik untuk membentuk kompetensi mereka sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing masing. Tugas guru dalam implementasi KTSP adalah bagaimana memberikan kemudahan (facilitiate of learning) kepada peserta didik, agar mereka mampu berinteraksi dengan
10 7 lingkungan eksternal sehingga terjadi perubahan perilaku sesuai dengan yang dikemukakan salam standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL). Berdasarkan hasil penelitian di SDN 10 Paguyaman ditemukan bahwa, implementasi kurikulum KTSP dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang pelaksanaanya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralisasi yakni : 1. Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran pembentukan. 2. Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pembelajaran. 3. Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan. 4. Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru PKn. Implementasi KTSP pada mata pelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman akan memiliki warna yang sangat berbeda satu sama lain sesuai dengan kebutuhan wilayah dan kunci yang menentukan serta menggerakkan daerah masing-masing, karakteristik dan kemampuan peserta didik. Keberhasilan atau kegagalan implementasi kurikulum pada mata pelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman sangat bergantung pada guru dan kepala sekolah karena dua figur tersebut merupakan kunci yang menentukan serta menggerakkan berbagai komponen dan dimensi di sekolah. Dengan KTSP guru PKn dituntut untuk membuktikan profesionalismenya dan mereka dituntut untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang telah digali dan dikembangkan oleh peserta didik. Tugas guru PKn di SDN 10 Paguyaman bukan mencurahkan dan menyuplai peserta didik dengan berbagai ilmu pengetahuan tetapi mereka berfungsi sebagai motifator, mediator, dan fasilitator pembelajaran. Diakui bahwa berhasil tidaknya implementasi di SDN 10 Paguyaman tersebut dalam pembelajaran PKn terutama dalam penyesuaian kurikulum dengan tuntutan globalisasi, perubahan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Disamping itu implementasi kurikulum mata pelajaran PKn dalam
11 8 kegiatan pembelajaran di SDN 10 Paguyaman juga sangat di pengaruhi oleh dukungan sumber belajar, sarana dan prasarana yang memadai terutama kondisi ruang pembelajaran, perpustakaan, laboratorium dan alat bantu pembelajaran. Dalam implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan SDN 10 Paguyaman, pembelajaran bukan semata-mata tanggung jawab guru PKn saja,akan tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara guru, kepala sekolah, bahkan komite sekolah dan masyarakat sehingga pembina terhadap komponenkomponen tersebut merupakan tuntunan yang harus dipenuhi dalam mengefektifkan implementasi KTSP. Dalam hal ini implementasi KTSP dalam pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman menuntut guru PKn dan kepala sekolah untuk memperhatikan 3 komponen utama yaitu Standar Nasional Pendidikan, silabus yang dikembangkan harus merumuskan secara jelas progam pembelajaran, proses pembelajaran, hasil pembelajaran serta mekanisme dan kriteria penelitian, RPP perlu dikembangkan secara matang untuk menentukan bahwa kegiatan pembelajaran sudah siap dilaksanakan. Untuk menyukseskan implementasi KTSP dalam pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman guru di tuntut berjiwa mulia, berhati suci dan rela mengorbankan kehidupanya hanya untuk kebaikan dan pendidikan semata. B. Kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP pada pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman Berdasarkan sajian data dari hasil penelitian, ada beberapa kendala yang ditemukan dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP dalam pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman antara lain: 1) Secara keseluruhan masih menggunakan format pembelajaran klasik, seperti metode ceramah tanpa menggunakan media. 2) Proses pembelajaran di kelas tidak berdasarkan rancangan pada RPP. 3) Penyusunan RPP bukan untuk merancang proses
12 9 pembelajaran di kelas agar terencana dan tersistematis, melainkan sekedar persyaratan administratif. 4) Belum ada buku-buku pelajaran yang berani mengangkat berbagai kearifan lokal seperti budaya daerah. 5) Kurang kreatifnya guru PKn di SDN 10 Paguyaman dalam mengembangkan materi sesuai dengan prinsip-prinsip dan tujuan KTSP. Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan beberapa kendala mendasar yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP pada pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman antara lain : 1. Latar belakang guru yang tidak memiliki keilmuan khusus PKn. 2. Media pembelajaran yang sangat kurang. 3. Alokasi waktu yang diberikan sangat terbatas. 4. Dukungan orang tua siswa yang kurang. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum damasa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum diseluruh Indonesia, tidak melihat situasi riil dilapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal. Untuk itulah kehadiran KTSP diharapkan dapat memberikan jawaban yang konkrit terhadap mutu dunia pendidikan di Indonesia. Setiap kurikulum yang diberlakukan di Indonesia memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing tergantung pada situasi dan kondisi pada saat kurikulum diberlakukan. Adapun kelebihan-kelebihan KTSP antara lain : 1. Dengan semangat otonomi itu, sekolah bersama dengan komite sekolah dapat secara bersama-sama merumuskan kurikulum sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi lingkungan, serta mendorong guru, kepala sekolah dan pihak manajemen untuk semakin meningkatkan kreatifitasnya dalam penyelenggaraan program pendidikan. 2. Dengan berpijak pada panduan KTSP sekolah diberi kebebasan untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi dan potensi keunggulan local yang bisa dimunculkan oleh sekolah. KTSP sangat memungkinkan bagi tiap
13 10 sekolah untuk mengembangkan mata pelajaran tertentu bagi kebutuhan siswa. 3. KTSP menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling membutuhkan siswanya. Sebagai contoh sekolah yang berada dalam kawasan pariwisata dapat lebih menfokuskan pada mata pelajaran bahasa Inggris atau mata pelajaran di bidang kepariwisataan lainnya. 4. KTSP mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan. 5. Dengan diberlakukannya KTSP beban belajar siswa berkurang karena KTSP lebih sederhana. Tetapi tetap memberikan tekanan bagi perkembangan siswa. Alasan diadakannya pengurangan jam pelajaran ini karena menurut pakar pendidikan anak bahwa jam pelajaran di sekolahsekolah selama ini terlalu banyak. Sehingga suasana yang tercipta pun terkesan sangat formal. Akibat yang lebih jauh lagi dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Hal ini dirasakan oleh siswa SD yang masih anak-anak dan mereka membutuhkan waktu bermain yang cukup untuk mengembangkan kepribadiannya secara alami. 6. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhannya. Adapun kelemahan- kelemahan KTSP antara lain : 1. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Pola penerapan KTSP terbentur pada masih minimnya kualitas guru. Sebagian guru belum bisa diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk menjabarkan panduan KTSP. Selain itu juga disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreatifitas guru. 2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP. Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap merupakan salah satu syarat yang paling penting bagi pelaksaan KTSP. Sementara kondisi di lapangan menunjukan masih
14 11 banyak satuan pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang lainnya. 3. Masih banyaknya guru yang belum memahami KTSP secara komprehensip baik konsepnya, penyusunannya, maupun praktek pelaksaannya di lapangan. 4. Masih rendahnya kuantitas guru yang diharapkan mampu memahami dan menguasai KTSP dapat disebabkan karena pelaksanaan sosialisasi masih belum terlaksana secara menyeluruh. 5. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran berdampak pada pendapatan guru. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya tentang implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada mata pelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Implementasi kurikulum KTSP dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang pelaksanaanya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralisasi yakni : Pertama, Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran pembentukan. Kedua, Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pembelajaran. Ketiga, Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan. Keempat, Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru PKn. 2. Penyusunan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman menggunakan pedoman yang ditentukan oleh BSNP. Dalam penyusunannya diarahkan supaya siswa dapat memahami materi pelajaran.perumusan indikator keberhasilan belajar siswa dalam mata pelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman dibuat secara musyawarah dengan sesama guru mata pelajaran yang disebut
15 12 dengan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Indikator keberhasilan disesuaikan dengan materi yang telah ada dengan kemampuan siswa. 3. Kendala mendasar yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP pada pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman antara lain : 1) Latar belakang guru yang tidak memiliki keilmuan khusus PKn. 2) Media pembelajaran yang sangat kurang. 3) Alokasi waktu yang diberikan sangat terbatas. 4) Dukungan orang tua siswa yang kurang. Saran 1. Kepala Sekolah - Sekolah dalam melaksanakan sosialisasi Kurikulum pada mata pelajaran PKn dapat mempersiapkan segala sarana prasarana yang mendukung agar implementasi kurikulum terus dapat ditingkatkan. - Dalam penyusunan kurikulum hendaknya lebih diarahkan dan ditingkatkan supaya siswa dapat memahami materi pelajaran. 2. Guru - Penyusunan kurikulum dalam pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman hendaknya harus sesuai dengan materi dan bahan pelajaran. - Perumusan indikator keberhasilan belajar siswa dalam mata pelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman hendaknya sesuai dengan materi yang disampaikan dan harus sesuai dengan kemampuan siswa. - Harus lebih banyak menggunakan metode dan media pembelajaran dan meninggalkan format pembelajaran klasik, seperti metode ceramah tanpa menggunakan media.
16 13 DAFTAR RUJUKAN BSNP Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta: Depdiknas Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam Menunjang Kecakapan Hidup Siswa. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Ditjen Dikdasmen Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Ditjen Dikdasmen. Mulyasa, E Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Rosda Karya Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Mulyadi, Usman, dkk Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Edisi Pertama. Bina Aksara.Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun Standar Isi. Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Standar Isi. Diakses 28 Agustus 2013 Syaiful Bahri Djamarah Strategi Belajar Mengajar. RINEKA Cipta. Jakarta. Sumiyati Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Standar Isi. 6 Agustus Sutopo, H.B Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Eka Jaya. Wahid, Aliaras, dkk Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Edisi Pertama. Graha Ilmu.JakartaBarat.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pendidikan. Sampai dengan tahun 2013 dapat digambarkan perkembangan jumlah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 10 Paguyaman Ketersedian sarana pendidikan sangat menunjang dalam meningkatkan pendidikan. Sampai dengan tahun 2013 dapat digambarkan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 10 Paguyaman dan dilaksanakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 10 Paguyaman dan dilaksanakan pada semester genap, tahun pelajaran 2013, dalam waktu 6 bulan, yakni bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Berbagai kajian di banyak negara menunjukkan kuatnya hubungan antara pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga disebutkan bahwa Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Karena pengetahuan, wawasan dan pengalaman didapatkan dari pendidikan. Tanpa pendidikan manusia tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan wahana untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan kehidupan
Lebih terperinciVARIASI PENATAAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD N 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO
VARIASI PENATAAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD N 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan dewasa ini menuntut penyesuaian dalam segala faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut, pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perioritas bagi Negara Indonesia dalam pembangunan nasional yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam membangun martabat bangsa dan Negara. Sehingga pendidikan merupakan sektor yang mendapatkan perioritas bagi Negara
Lebih terperinciPENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA
PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajad S-1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciA. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 dikemukakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN METODE JIGSAW DAN METODE MATRIKS INGATAN PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya manusia yang berkualitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional kita telah beberapa kali mengalami pembaharuan kurikulum, mulai dari Kurikulum 1994 sampai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau Kurikulum
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
PENGARUH PERSEPSI MENGENAI HAK DAN KEWAJIBAN MAHASISWA DAN MOTIVASI MENGIKUTI PERKULIAHAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AKADEMIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap warga negara berhak mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan tantangan yang akan dihadapi oleh anak bangsa pada masa kini maupun masa yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dimasa depan disadari akan semakin berat. Hal ini merupakan konsekuensi kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu dengan giat melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh:
i PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN VARIASI METODE MENGAJAR DOSEN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PKn FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
Lebih terperinciINTERAKSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL
INTERAKSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL STUDI SITUS DI SMA 1 CEPU KABUPATEN BLORA TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universita Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU tentang Pendidikan Nasional yang sudah ditetapkan pada Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan wahana
Lebih terperincipengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia ketertinggalan dari segala aspek kehidupan dan menyelesaikan perubahan global serta perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. program pendidikan juga sudah dilaksanakan diantaranya adalah. kependidikan yang lainnya melalui berbagai pelatihan dan peningkatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam berbagai inovasi dan program pendidikan juga sudah dilaksanakan diantaranya adalah penyempurnaan kurikulum. Peningkatan mutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan globalisasi sekarang ini sangat sekali diperlukan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan globalisasi sekarang ini sangat sekali diperlukan sumber daya manusia yang handal yang mampu menghadapi segala tantangan di masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Fungsi dan
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan
1.1 Latar Belakang Masalah BABI PENDAHULUAN Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan sengaja, sadar dan berencana yang membiasakan para warga masyarakat sedini mungkin untuk menggali,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan perkembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 Undang- Undang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan dan pembentukan manusia melalui tuntunan dan petunjuk yang tepat disepanjang kehidupan, melalui berbagai upaya yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional dilakukan untuk memperbaharui, visi, misi dan strategi pembangunan. Pendidikan nasional mempunyai visi yaitu: Terwujudnya sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang harus terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa. Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal pokok yang dapat menunjang kecerdasan serta keterampilan anak dalam mengembangkan kemampuannya. Pendidikan merupakan sarana yang paling tepat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang menjadikan seseorang mengerti atas suatu hal yang mana sebelumnya seseorang tersebut belum mengerti. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Oleh karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman dengan disertai berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), menuntut manusia untuk menguasai berbagai bidang yang ada di kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur terpenting dan berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari terbentuknya karakter bangsa. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional. bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum berasal dari bahasa Inggris Curriculum berarti Rencana Pelajaran. 1 Secara istilah, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi dalam meningkatkan potensi peserta didik. Salah satu permasalahan yang terjadi pada Kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter siswa. Hal ini sejalan dengan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang Undang Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: prasarana dan sarana, dana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Demikan halnya dengan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumusan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum menjadi komponen acuan oleh setiap satuan pendidikan. Kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktek pendidikan, selain itu juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk bekerja sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Tujuan utama pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan tersebut
Lebih terperinciPenerapan Contextual Teaching and Learning terhadap pembelajaran praktek konstruksi kayu bagi guru SMK di Surakarta
Penerapan Contextual Teaching and Learning terhadap pembelajaran praktek konstruksi kayu bagi guru SMK di Surakarta Oleh : Budi Ciputra NIM. K1504017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maju mundurnya suatu bangsa ditandai oleh sumber daya manusia yang bermutu. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang bermutu, itu diperlukan suatu upaya melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan nasional yang mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memberikan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 45 mengamanatkan Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk
1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk pribadi manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan posisi dirinya
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:
PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA AL - ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009-2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi ditandai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi ditandai dengan berlakunya undang-undang Otonomi Daerah Nomor 22 Tahun 1999 dan disempurnakan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan Bangsa Indonesia, yaitu berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengusahakan untuk mencerdaskan kehidupan pendidikan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut dapat mengelola sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak kemajuan diberbagai bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan nasional yang mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi manusia sangat penting, hampir di setiap negara telah mewajibkan para warganya untuk mengikuti kegiatan pendidikan melalui berbagai ragam teknis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses sosial yang bertujuan membentuk manusia yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan nasional berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mengembangkan kamampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya. Dalam Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia menyelenggarakan suatu sistem pendidikan dan pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana pendidikan sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KTSP PERT KE-11
PENGEMBANGAN KTSP PERT KE-11 A. PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh aset pokok yang ada di dalamnya. Aset pokok tersebut berupa sumber daya. Sumber daya manusia merupakan penggerak pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan menggali potensi yang dimiliki oleh manusia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini peneliti akan menyajikan terkait dengan latar balakang masalah yang ada dilapangan yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan rumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak terobosan baru dalam dunia pendidikan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif dalam meningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan persoalan yang paling mendasar yang dihadapi dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama kemajuan suatu bangsa, yaitu untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berpotensi. Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor ketersediaan jaminan mutu oleh penyelenggara pendidikan. Peran pendidikan dalam membangun terciptanya
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kunci yang nantinya akan membuka pintu ke arah modernisasi dan kemajuan suatu bangsa. Tujuan pendidikan nasional Indonesia terdapat pada
Lebih terperinciSkripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP
Lebih terperinci