SIKAP REMAJA KELAS X TENTANG UNWANTED PREGNANCY DI SMK PAHLAWAN MOJOSARI FITRIYAH WULANDARI

Transkripsi

1 SIKAP REMAJA KELAS X TENTANG UNWANTED PREGNANCY DI SMK PAHLAWAN MOJOSARI FITRIYAH WULANDARI Subject : Sikap, remaja, unwanted pregnancy, Remaja kelas X Description : Unwanted pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi di mana pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan. Kehamilan ini bisa merupakan akibat dari suatu perilaku seksual atau hubungan seksual baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Remaja yang hamil di luar nikah menghadapi berbagai masalah psikologis, yaitu rasa takut, kecewa, menyesal dan rendah diri terhadap kehamilannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap remaja kelas X tentang unwanted pregnancy di SMK Pahlawan Mojosari. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan survey pendapat umum. Variabel penelitian adalah sikap remaja kelas X tentang unwanted pregnancy. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja kelas X di SMK Pahlawan Mojosari berjumlah 110 remaja. Sampel berjumlah 86 responden diambil menggunakan teknik cluster random sampling. Sumber data adalah data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner. Analisa data menggunakan teknik deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden mempunyai sikap yang negatif tentang unwanted pregnancy yaitu sebanyak 46 siswi (53,5%) dan hampir setengah mempunyai sikap positif yaitu sebanyak 40 siswi (46,5%). Sikap negatif responden dipengaruhi oleh beberapa faktor usia, jenis kelamin dan informasi yang didapatkan selama ini. Responden kurang setuju jika kehamilan tidak diinginkan merupakan masalah serius walaupun sampai menikah biasanya akan banyak masalah dan akhirnya bisa cerai. responden tidak setuju jika Pada akhirnya semua wanita pasti menginginkan kehamilan jadi sebenarnya tidak masalah jika kehamilan diluar nikah terjadi Sebagian besar responden mempunyai sikap yang negatif tentang unwanted pregnancy. Bagi remaja harus selalu aktif dalam mencari informasi tentang kehamilan tidak diinginkan terutama tentang dampak dan pencegahannya supaya dengan pengetahuan yang baik dapat membentuk sikap dan perilaku yang baik dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

2 ABSTRACT Unwanted pregnancy is a condition in which the couple does not want the process of the birth of a pregnancy. Pregnancy can be the result of a sexual behaviour or sexual contact either intentional or unintentional. Teenagers who become pregnant outside of marriage face various psychological problems, such as fear, disappointment, regret and feel inferior to her pregnancy. The purpose of this study was to know the behaviour of teenagers at class X about unwanted pregnancy in SMK Pahlawan Mojosari. Type of research was descriptive with public opinion surveys approach. Variable used was attitudes of teenagers at class X about unwanted pregnancy. The population was all teenagers in SMK Pahlawan Mojosari as many as 110 teenagers. The sample was 86 respondents taken using cluster random sampling technique. Source of data was the primary data collected through questionnaires. Analyze data using descriptive techniques presented in the form of frequency distribution table. The results showed that majority of respondents had negative behaviour about unwanted pregnancy as many as 46 female students (53.5%) and almost half had positive behaviour that as many as 40 female students (46.5%). Negative attitudes of respondents were influenced by several factors such as age, gender and information obtained so far. Respondents disagreed if unwanted pregnancy was a serious problem though until marriage will usually be a lot of problems and eventually divorced. Respondents did not agree that in the end all the woman must want a pregnancy so actually it does not matter if the pregnancy occurs outside of marriage Most respondents had negative behaviour about unwanted pregnancy. For teenagers should always be active in seeking information about unwanted pregnancy, especially about the impact and prevention so that with good knowledge can shape good attitudes and behavior in preventing unwanted pregnancies. Keywords : Attitudes, Teenagers, Unwanted Pregnancy Contributor : 1. Risya Anggraini, S.ST., M.M 2. Fitria Edni Wari, S.Keb.Bd Date : 30 Mei 2014 Type Material : Laporan Penelitian URL : Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG Unwanted pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi di mana pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan. Kehamilan ini bisa merupakan akibat dari suatu perilaku seksual atau hubungan seksual baik yang disengaja maupun tidak disengaja (Widyastuti, 2009 : 50-51). Banyak remaja putri yang mengalami unwanted pregnancy terus melanjutkan kehamilannya. Konsekuensi dan keputusan yang mereka ambil itu adalah melahirkan anak yang dikandungnya dalam usia yang relatif muda. Hamil dan melahirkan dalam usia remaja merupakan salah satu faktor risiko kehamilan yang tidak jarang membawa kematian ibu. Kematian ibu yang hamil dan melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun lebih besar 3-4 kali dari kematian ibu yang hamil dan melahirkan pada usia tahun (Affandi, 2013). Jumlah kehamilan yang tidak diinginkan bukan kasus yang sedikit. Tidak hanya remaja yang mengalaminya karena kurangnya pengetahuan tentang reproduksi, ibu-ibu pun banyak yang

3 mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (Uyung, 2010). Remaja yang hamil di luar nikah menghadapi berbagai masalah psikologis, yaitu rasa takut, kecewa, menyesal dan rendah diri terhadap kehamilannya sehingga terjadi usaha untuk menghilangkan dengan jalan gugur kandung. Selain itu kehamilan yang tidak diinginkan pada masa remaja tidak lepas dari kemelut seperti penghasilan yang terbatas sehingga kelangsungan hamilnya dapat menimbulkan berbagai masalah kebidanan, putus sekolah, sehingga pendidikan menjadi terlantar. Putus kerja, karena berbagai alasan, sehingga menambah sulitnya masalah sosial ekonomi. Ketergantungan sosial ekonomi pada keluarga menimbulkan stres. Nilai gizi yang relatif rendah dapat menimbulkan Berbagai masalah kebidanan. Bila remaja memilih untuk mengasuh anaknya sendiri, masyarakat belum siap menerima kelahiran tanpa pernikahan (Admin, 2013 : 1). Data Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) mencatat tahun 2012 didapatkan jumlah seluruh remaja yang mengalami kehamilan pada usia tahun sebanyak 7%. Sedangkan di Jawa Timur sebanyak 8%. Sedangkan menurut data Profil Kesehatan tahun 2012 Aborsi menyumbang 1% dari seluruh Kematian ibu. Kasus pelajar hamil di luar nikah semakin marak terjadi di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Dalam setahun terakhir ada 63 siswi tingkat SD, SMP, dan SMA yang hamil di luar nikah. Dari catatan 63 pelajar yang hamil di luar nikah itu didominasi siswi tingkat SMA yang mencapai 45 orang. Disusul siswi SMP sebanyak 12 orang dan siswi SD sebanyak 6 orang (Tritus, 2011). Hasil studi pendahuluan di SMK Pahlawan Mojosari pada tanggal 18 Maret 2014 diperoleh informasi dari kepala sekolah bahwa setiap tahun pasti terjadi kehamilan pada siswi setidaknya 1-3 anak. Sedangkan pada tahun ajaran sudah terjadi 2 kehamilan pada siswi. Sedangkan berdasarkan wawancara pada 10 orang didapatkan 7 remaja (70%) bersikap negatif tentang seks bebas sedangkan 3 remaja (30%) bersikap positif. Sebuah penelitian yang dilakukan Soetjiningsih pada tahun 2004 memperkirakan angka aborsi di Indonesia mencapai 2,3 juta pertahun. Sekitar diantaranya dilakukan oleh remaja (Fimadani, 2012). Kebanyakan dari mereka mengaku bahwa kehamilan dan aborsi merupakan resiko gaya pacaran dewasa ini. Pegaulan bebas sudah menjadi pemandangan dan pembicaraan biasa di tengah pergaulan anak muda. Lebih memprihatinkan lagi, para remaja ini pernah melakukan aborsi lebih dari sekali. Artinya mereka tidak lagi takut akan resiko besar yang akan mereka hadapi (Rep, 2012). Menurut dr Suryono, terjadinya banyak kehamilan yang tidak diinginkan juga karena kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi dan penggunaan alat KB. Pemahaman dan akses untuk menggunakan alat KB yang kurang akhirnya memicu kehamilan yang tidak diinginkan (Pramudiarja, 2010). Menurut Widyastuti, (2009 : 51-52) bermula dari hubungan seks pranikah atau seks bebas adalah terjadi kehamilan yang tidak diharapkan (KTD). Ada 2 hal yang bisa dilakukan. oleh remaja, yaitu mempertahankan kehamilan dan mengakhiri kehamilan (aborsi). Semua tindakan tersebut membawa dampak baik fisik, psikis, sosial dan ekonomi). Saat menemukan kasus unwanted pregnancy pada remaja, sebagai bidan harus bersikap bersahabat dengan remaja, memberikan konseling pada remaja dan keluarganya, dan apabila ada masalah yang serius agar diberikan jalan keluar yang terbaik dan apabila belum bisa terselesaikan supaya dikonsultasikan kepada dokter ahli (Widyastuti, 2009 : 53). Keluarga seharusnya memberikan perhatian yang lebih terhadap anak atau anggota keluarganya yang masih berusia remaja seperti lebih banyak meluangkan waktu untuk bersama, memberikan nasihat bukan aturan, dan memantau perkembangan dan pergaulannya sehingga remaja lebih hangat berada di keluarga dari pada di lingkungan yang buruk yang dapat menyebabkan masalah kehamilan remaja. Pencegahan kehamilan tak diinginkan harus dilakukan secara kompehensif, mulai dari pemberian informasi yang tepat mengenai masalah seks dan kesehatan reproduksi, serta sosialisasi pencegahannya (Rofiqi, 2009).

4 Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul sikap remaja kelas X usia tahun tentang unwanted pregnancy di SMK Pahlawan Mojosari METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif, sedangkan rancang bangun penelitian ini menggunakan survey pendapat umum (public opinion survey) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang pendapat umum masyarakat tentang pelayanan kesehatan dan masalah-masalah kesehatan. Dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk memperoleh gambaran sikap remaja kelas X usia tahun tentang unwanted pregnancy di SMK Pahlawan Mojosari. Variabel dalam penelitian ini adalah sikap remaja kelas X usia tahun tentang unwanted pregnancy. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja kelas X usia tahun di SMK Pahlawan Mojosari berdasarkan data bulan Maret 2014 didapatkan data sebanyak 120 remaja pada kelas 1 yang terbagi dalam 3 kelas. Jumlah responden berkurang 10 remaja sehingga menjadi 110 remaja. Sampel pada penelitian ini adalah remaja kelas X usia tahun di SMK Pahlawan Mojosari berjumlah 86 responden. Penelitian ini menggunakan probability sampling dengan jenis cluster random sampling. Pada penelitian ini peneliti mendata jumlah populasi kemudian menghitung jumlah sampel. Setelah itu sampel dibagi menurut rumus pada tiap-tiap cluster (kelas). Lokasi Penelitian dilakukan di SMK Pahlawan Mojosari. Waktu Penelitian ini dilakukan mulai tanggal Mei 2014 dengan jadwal penelitian terlampir. Sumber data penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan melalui teknik angket. Pada penelitian ini kuesioner diberikan kepada responden kemudian diisi sendiri oleh responden (remaja) setelah selesai dikembalikan kepada peneliti. Kuesioner ini berbentuk multiple choise yaitu pertanyaan yang menyediakan beberapa jawaban atau alternatif dan responden hanya memilih satu diantaranya yang sesuai dengan pendapatnya. Pada teknik mengolahan data penelitian ini menggunakan program komputer. Untuk mencegah terjadinya kesalahan hasil dari komputer maka diperlukan proses pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti melalui tahap editing, coding, sorting, scoring, data entry, cleaning dan Penyusunan data (tabulating). Karena metode penelitian ini maka peneliti hanya menggunakan analisa data univariate (analisis deskriptif). HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan usia didapatkan hampir seluruh responden berumur 16 tahun yaitu sebanyak 65 orang (75,6%), berdasarkan jenis kelamin didapatkan hampir seluruh responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 85 orang (98,8%) berdasarkan informasi didapatkan sebagian besar responden belum pernah mendapatkan informasi tentang unwanted pregnancy yaitu sebanyak 60 orang (69,8%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap yang negatif tentang unwanted pregnancy yaitu sebanyak 46 orang (53,5%). Sikap responden yang cenderung negatif tentang unwanted pregnancy dapat menyebabkan perilaku yang salah dalam pencegahan kehamilan yang tidak dinginkan. Karena menurut teori dari Purwanto (dalam Wawan, 2010 : 27) Sikap adalah bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfafourable) pada objek tersebut (Resis Likert). Jika responden salah menyikapi unwanted pregnancy maka responden dapat cenderung berbuat salah juga sehingga dapat menyebabkan kehamilan yang tidak inginkan pada remaja. Sikap responden juga dapat terbentuk dari lingkungan sekitar yaitu teman pergaulannya di sekolah dengan cara adopsi. Menurut Sarlito Wirawan

5 Sarwono dalam Sunaryo (2004 : 204) kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap. Sedangkan pada integrasi, pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu. Seperti yang diketahui bahwa Unwanted pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi ddimana pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan. Kehamilan ini bisa merupakan akibat dari suatu perilaku seksual/ hubungan seksual baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja (Widyastuti, 2009 : 50). Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan dampak dari perilaku negatif yang dilakukan remaja atau seseorang dalam menggunakan organ-organ seks yang memicu terjadinya kehamilan. Sedangkan perilaku tersebut didasari oleh sikap yang sudah terbentuk baik dari dalam diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Remaja adalah masa pembentukan kepribadian dengan rasa ingin tahu yang besar terhadap segala sesuatu yang menurutnya menarik. Tidak dapat disangkal oleh siapapun bahwa hubungan seksual merupakan hal menarik dan menawarkan kenikmatan yang tiada tara. Pada masa remaja yang sudah mengalami perkembangan seks sekunder seperti alat kelamin dan organ reproduksi dalam, sangat tertarik untuk melakukan hubungan seksual yang didasari oleh rasa penasaran besar. Namun, hubungan seksual dimasa remaja dapat menimbulkan dampak yang sangat besar baik bagi keluarga, lingkungan sekitar terlebih pada diri remaja sendiri yang mengalami kehamilannya tersebut. Sikap remaja yang negatif tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan sebelum penyuluhan. Berdasarkan parameter kognitif tentang unwanted pregnancy didapatkan sebagian besar responden mempunyai sikap negatif yaitu sebanyak 59 responden (61,1%). Sedangkan berdasarkan jawaban kuesioner rata-rata responden kurang setuju jika kehamilan tidak diinginkan merupakan masalah serius walaupun sampai menikah biasanya akan banyak masalah dan akhirnya bisa cerai. Bagaimanapun sebuah kehamilan bukanlah peristiwa biasa namun peristiwa yang membahagiakan bagi pasangan yang sudah menikah dan menginginkan kehamilan tersebut. Namun kehamilan dapat menjadi bencana jika tidak disertai dengan pernikahan. Hal tersebut akan berdampak negatif pada kehidupan sosial, keluarga dan juga pribadi. Seseorang yang mendapatkan kehamilan tidak dinginkan pasti akan sangat berat menanggung malu di masyarakat dan keluarga dan juga biasanya mereka tidak siap secara mental dan materi untuk menghidupi anak yang akan lahir nantinya. Berdasarkan parameter afektif sikap tentang unwanted pregnancy didapatkan sebagian besar responden mempunyai sikap positif yaitu sebanyak 53 responden (61,6%). Namun masih banyak responden yang mempunyai persepsi negatif. Sedangkan berdasarkan jawaban kuesioner rata-rata responden kurang setuju jika melakukan hubungan seksual karena bersenang-senang dapat mencegah kehamilan tidak dinginkan. Mereka menganggap kehamilan dapat dicegah dengan menggunakan alat kontrasepsi atau berhati-hati dalam melakukan hubungan seksual. Namun bagaimanapun juga kehamilan yang tidak diinginkan biasanya diiringi dengan nafsu seksual yang besar sehingga kadang kala tidak menghiraukan hal-hal yang bersifat teknis dalam pencegahan kehamilan sehingga kemungkinan untuk mengalami kehamilan masih sangat besar. Berdasarkan parameter konatif sikap tentang unwanted pregnancy didapatkan sebagian besar responden mempunyai sikap positif yaitu 51 responden (59,3%). Sedangkan berdasarkan jawaban kuesioner rata-rata responden tidak setuju jika Pada akhirnya semua wanita pasti menginginkan kehamilan jadi sebenarnya tidak masalah jika kehamilan diluar nikah terjadi. Pernyataan mereka tersebut sangat tepat karena mempunyai anak yang lahir diluar nikah akan banyak menimbulkan masalah baik masalah terhadap tanggung jawab agama, masalah sosial dan masalah hukum kenegaraan. Pada masalah agama sudah pasti

6 anak yang lahir dari hasil diluar nikah akan menyebabkan hilangnya hak-hak waris dari pihak laki-laki. Masalah sosial, anak dan keluarga dari anak tersebut akan menjadi pergunjingan lingkungan dengan label yang sangat buruk seperti anak haram dan lain-lain. Masalah hukum kenegaraan anak tersebut tidak diakui oleh negara karena tidak ada yang bertanggung jawab sebagai ayah yang sah. Sikap negatif responden bukannya tanpa sebab namun dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Azwar (2007 : 30-36) faktor yang mempengaruhi sikap antara lain pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agam dan faktor emosi dari individu. Namun berdasarkan data didapatkan faktor usia, jenis kelain dan informasi. Berdasarkan data usia didapatkan bahwa sebagian besar responden berumur 16 tahun yaitu sebanyak 65 orang (75,6%). Usia identik dengan pengalaman pribadi seseorang. Menurut Azwar (2007 : 30) apa yang telah dan sedang dialami seseorang akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan seseorang terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap, untuk dapat mempunyai tanggapan yang berkaitan dengan objek psikologis. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Usia responden penelitian ratarata adalah sama yaitu pada tingkat remaja pertengahan, pada masa ini rata-rata orang mempunyai tingkat yang sama pada masalah pengalaman tidak jauh berbeda hal tersebut juga didapatkan melalui hasil penelitian di mana responden mempunyai sikap yang negatif yang dominan pada masing-masing usia. Berdasarkan data jenis kelamin didapatkan data bahwa hampir seluruh responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 85 orang (98,8%). Tidak ada teori yang menyebutkan bahwa jenis kelamin berhubungan dengan sikap namun faktor emosi perempuan lebih peka terhadap laki-laki. Menurut Azwar (2007 : 30) terkadang suatu bentuk pernyataan-pernyataan yang didasari oleh emosi yang kuat, frustasi, pertahanan ego dan emosi lainnya. Sikap terhadap sesuatu akan cepat berubah apa bila rasa frustasi atau telah menguasai seseorang tersebut. Berdasarkan data informasi didapatkan data bahwa sebagian besar responden belum pernah mendapatkan informasi tentang unwanted pregnancy yaitu sebanyak 60 orang (69,8%). Menurut Azwar (2007 : 30) dalam penyampaian informasi, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugestik yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. Informasi yang tepat tentang kehamilan tidak diinginkan baik itu dampak cara pencegahan, dll yang diterima dan dipahami dengan baik oleh responden akan dapat menyadarkan responden tentang kerugian yang ditimbulkan dari kehamilan tidak diinginkan. Informasi tersebut akan menambah pengetahuan dan membentuk sikap yang lebih positif dari pada responden yang belum pernah menerima informasi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul sikap remaja kelas X usia tahun tentang unwanted pregnancy di SMK Pahlawan Mojosari pada tanggal Mei 2014 pada 86 responden didapatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap yang negatif tentang unwanted pregnancy yaitu sebanyak 46 orang (53,5%) REKOMENDASI Bagi remaja harus selalu aktif dalam mencari informasi tentang kehamilan tidak diinginkan terutama tentang dampak dan pencegahannya supaya dengan pengetahuan yang

7 baik dapat membentuk sikap dan perilaku yang baik dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Petugas kesehatan harus berperan aktif untuk senantiasa memberikan bimbingan, arahan, yang berupa penyuluhan kesehatan kepada remaja dengan menjalin kerja sama dengan pihak sekolah dengan mengadakan acara khusus tentang kesehatan reproduksi remaja. Dalam penelitian ini mungkin masih banyak kekurangan-kekurangan. Untuk itu diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih mempertajam masalah-masalah yang berhubungan dengan sikap remaja tentang kehamilan tidak diinginkan. Pihak profesi kebidanan khususnya tenaga kesehatan bidan harus melakukan memberi pelayanan kebidanan secara langsung dan tidak langsung kepada klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) dengan melakukan penyuluhan rutin disertai mediamedia yang relevan seperti liflet, spanduk, dll. Alamat correspondensi : Dsn Kebonan, Rt 01 / 06, Desa Krai, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang (wulandarifitriah@gmail.com) ( )