BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2010:23), manajemen adalah hal yang di lakukan oleh para menejer. Manajemen melibatkan aktivitas-aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut dapat terselesaikan secara efisien dan efektif. Menurut Terry (2010:67), manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas perencanaan pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Dyck dan Neubert (2009:7), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia dan sumber daya organisasi lainnya agar dapat secara efektif mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan definisi-definisi manajemen yang telah dikemukakan, sebagian besar definisi tersebut memiliki unsur-unsur persamaan yaitu proses, sumber daya, efektif, dan tujuan organisasi. Dapat disimpulkan manajemen adalah proses pengelolaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan organisasi. 2.2 Manajemen Operasional Menurut Daft (2006:216), manajemen operasional merupakan bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat-alat dan teknik-teknik khusus untuk memecahkan masalah-masalah produksi. Menurut Heizer dan Render (2011:36), manajemen operasi adalah aktivitas yang berhubungan dengan pembuatan barang maupun jasa dengan mengubah input menjadi output. Menurut Tampubolon (2008:13), manajemen operasi adalah sebagai manajemen proses konveksi dengan bantuan fasilitas seperti tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen masukan (inputs) yang diubah menjadi keluaran yang diinginkan beberapa barang atau jasa layanan. 11

2 12 Berdasarkan definisi-definisi manajemen yang telah dikemukakan, sebagian besar definisi tersebut memiliki unsur-unsur persamaan yaitu kegiatan, menghasilkan barang dan jasa, dan organisasi. Dapat disimpulkan bahwa Manajemen Operasi adalah kegiatan yang meghasilkan barang dan jasa dalam suatu organisasi Pentingnya Manajemen Operasi Berdasarkan pendapat dari Heizer dan Render (2011:38), terdapat empat alasan utama dalam mempelajari manajemen operasi, yaitu: 1. Manajemen operasi merupakan satu dari tiga fungsi utama dalam setiap organisasi dan berhubungan secara utuh dengan semua fungsi bisnis lainnya. Semua organisasi memasarkan, membiayai, dan memproduksi, maka sangat penting untuk mengetahui bagaimana aktivitas manajemen operasi berjalan. Selain itu, dengan mempelajari manajemen operasi dapat mempelajari bagaimana orang-orang mengorganisasikan diri mereka bagi perusahaan yang produktif. 2. Untuk mengetahui bagaimana barang dan jasa diproduksi. Fungsi produksi adalah bagian dari masyarakat yang menciptakan produk yang kita gunakan. 3. Untuk memahami apa yang dikerjakan oleh manajer operasi. Dengan memahami apa saja yang dilakukan oleh manajer ini, kita dapat membangun keahlian yang dibutuhkan untuk dapat menjadi seorang manajer seperti itu. Hal ini akan membantu Anda untuk menjelajahi kesempatan kerja yang banyak dan menggiurkan di bidang manajemen operasi. 4. Karena manajemen operasi merupakan bagian yang paling banyak menghabiskan biaya dalam sebuah organisasi.sebagian besar pengeluaran perusahaan digunakan untuk fungsi manajemen operasi. Walaupun demikian, manajemen operasi memberikan peluang untuk meningkatkan keuntungan dan pelayanan terhadap masyarakat. 2.3 Peramalan (Forecasting) Menurut Heizer dan Render (2011:136), Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian dimasa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan mem-

3 13 proyeksikannya kemasa mendatang dengan suatu bentuk model matematis. Hal ini bisa juga merupakan prediksi intuisi yang bersifat subjektif. Hal ini pun dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi model matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan yang baik dari seorang manajer. Menurut Prasetya dan Lukiastuti (2009:43), peramalan merupakan suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Menurut Schroeder (2007:214), Peramalan adalah seni dan ilmu untuk memprediksikan masa depan. Sampai dekade terakhir, peramalan sebagian besar merupakan seni, akan tetapi sekarang peramalan juga sudah menjadi ilmu. Ketika pertimbangan manajer masih diperlukan untuk peramalan, manajer kini telah dibantu dengan metode matematis yang canggih. Berdasarkan definisi-definisi peramalan yang telah dikemukakan, sebagian besar definisi tersebut memiliki unsur-unsur persamaan yaitu seni dan ilmu, meramalkan, masa depan. Dapat di simpulkan metode peramalan adalah seni dan ilmu untuk meramalkan suatu keadaan di masa depan Meramalkan Horizon Waktu Menurut Herjanto (2007:78), peramalan diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang di lingkupinya. Horizon waktu terbagi menjadi beberapa katergori: 1. Peramalan jangka pendek, yaitu untuk jangka waktu kurang dari 3 bulan. Misalnya, peramalan dalam hubungannya dengan perencanaan pembelian material, penjadwalan kerja, dan penugasan karyawan. 2. Peramalan jangka menengah, mencakup waktu antara 3 sampai 18 bulan. Misalnya, peramalan untuk perencanaan penjualan, perencanaan produksi, dan perencanaan tenaga kerja tidak tetap. 3. Peramalan jangka panjang, yaitu yang mencakup waktu lebih besar dari 18 bulan. Misalnya, peramalan yang diperlukan dalam kaitannya dengan penanaman modal, perencanaan fasilitas, dan perencanaan untuk kegiatan litbang.

4 Jenis jenis Peramalan Menurut Heizer dan Render (2011:137), umumnya organisasi meng- gunakan tiga jenis peramalan: 1. Peramalan Ekonomi (Economis Forecast) menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksikan tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang di butuhkan untuk membangun perumahan, dan indikator perencanaan lainnya. 2. Peramalan Teknologi (Technological Forecast) memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru. 3. Peramalan Permintaan (Demand Forecast) adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta system penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia Pendekatan dalam Peramalan Menurut Heizer dan Render (2011:139), Terdapat dua pendekatan umum untuk peramalan sebagaimana ada dua cara mengatasi semua model keputusan, yaitu: 1. Peramalan Kuantitatif (Quantitative Forecast) Peramalan yang menggunakan model matematis yang beragam dengan data masa lalu dan variable sebab-akibat untuk meramalkan permintaan. 2. Peramalan Subjektif atau Kualitatif (Qualitative Forecast) Peramalan yang menggabungkan faktor seperti instuisi, emosi, pengalaman pribadi dan sistem nilai pengambil keputusan untuk meramal Model Model Peramalan Menurut Heizer dan Render (2011:139), peramalan kuantitatif memiliki lima metode yang dibagi menjadi dua kategori yaitu: 1. Model Deret waktu (Time Series Approach), adalah teknik peramalan yang menggunakansejumlah data msa lalu untuk membuat peramalan. Dengan kata lain, perusahaan memperhatikan apa yang terjadi selama periode waktu tertentu dan menggunakan serangkaian data masa lalu

5 15 untuk membuat peramalan. Time series memiliki empat komponen, yaitu: Trend adalah pergerakan data secara bertahap ke atas maupun ke bawah. Perubahan pada pendapatan, populasi, distribusi usia, atau pandangan budaya akan dihitung sebagai pergerakan dalam trend. Seasonality adalah pola data yang berulang setelah periode hari, minggu, bulan, atau kuartal tertentu. Cycles adalah pola dalam data yang berlaku setiap beberapa tahun. Biasanya tergantung pada siklus bisnis dan merupakan hal yang utama pada perencanaan dan analisis bisnis jangka pendek. Random variations adalah data yang tidak memiliki pola tertentu dikarenakan oleh situasi yang tidak seperti biasanya, sehingga tidak dapat diprediksi 2. Model Asosiatif atau hubungan sebab akibat, seperti regresi linear, menggabungkan banyak variabel atau faktor yang mungkin mempengaruhi kuantitas yang sedang diramalkan Metode Peramalan Kuantitatif Menurut Heizer dan Render (2011:139), peramalan metode Kuantitatif, meliputi: 1) Pendekatan naïf (Naïve approach) adalah teknik peramalan yang mengasumsikan permintaan periode berikutnya sama dengan permintaan pada periode terakhir. Pendekatan ini merupakan model peramalan objektif yang paling efektif dan efisien dari segi biaya. 2) Rata-rata bergerak (Moving average) adalah suatu peramalan yang menggunakan rata-rata periode terakhir data untuk meramalkan periode berikutnya. Rata-rata bergerak bergunak jika kita dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan stabil sepanjang masa yang diramalkan. Rumus metode rata-rata bergerak : Keterangan : n adalah jumlah periode dalam rata-rata bergerak

6 16 3) Pembobotan rata-rata bergerak (Weighted moving average) Saat terdapat tren atau pola yang terdeteksi, bobot dapat digunakan untuk menempatkan penekanan yang lebih pada nilai terkini.pemilihan bobot merupakan hal yang tidak pasti karena tidak ada rumus yang menetapkannya.oleh karena itu, pemutusan bobot yang digunakan membutuhkan pengalaman. Rumus Pembobotan rata-rata bergerak: 4) Penghalusan eksponensial (Exponential smoothing) merupakan metode peramalan rata-rata bergerak dengan pembobotan yang canggih, tetapi masih mudah digunakan. Metode ini menggunakan pencatatan data masa lalu yang sangat sedikit. Rumus metode penghalusan eksponensial: Keterangan: α adalah konstanta yang nilainya antara 0 sampai 1, sehingga peramalan tersebut bisa ditulis sebagai berikut: Dimana: Ft = peramalan baru = peramalan sebelumnya α = konstanta penghalusan (pembobotan 0 sampai 1) = permintaan actual periode lalu 5) Penghalusan Eksponensial dengan Penyesuaian Trend (Exponential Smoothing with Trend).

7 17 Model penghalusan eksponensial yang lebih rumit dan dapat menyesuaikan diri pada tren yang ada.idenya adalah menghitung ratarata data penghaluskan eksponensial, kemudian menyesuaikan untuk kelambatan (lag) positif atau negative pada tren. Keterangan: FITt = Peramalan penghalusan eksponensial Ft = Peramalan penghalusan eksponensial Tt = Tren penghalusan eksponensial Penghalusan eksponensial dengan penyesuaian tren, estimasi rata-rata dan tren dihaluskan. Prosedur ini, membutuhkan dua konstanta penghalusan, α untuk rata-rata, dan β untuk tren. Rumus Penghalusan Eksponensial dengan Penyesuaian Trend adalah: atau Keterangan: At = permintaan actual pada periode t α = konstanta penghalusan untuk rata-rata ( 0 α 1) β = konstanta penghalusan untuk tren ( 0 β 1 ) 6) Proyeksi Trend (Linear Regression), merupakan suatu metode peramalan yang mencocokan garis tren pada serangkaian data masa lalu, kemudian memproyeksikan garis pada masa mendatang untuk peramalan jangka menengah atau jangka panjang. Rumus Proyeksi trend adalah : y = a + bx Keterangan: y = nilai terhitung dari variable yang akan diprediksi a = persilangan sumbu y b = kemiringan garis regresi (atau tingkat perubahan pada y untuk perubahan yang terjadi di x) x = variable bebas (dalam kasus ini adalah waktu) Untuk menentukan nilai a dan b, dapat menggunakan rumus:

8 18 Keterangan : b = kemiringan garis regresi = tanda penjumlahan total x = nilai variable bebas yang diketahui y = nilai variable terkait yang diketahui a = y bar bx bar dimana: y bar = rata-rata nilai y x bar = rata nilai x Menghitung kesalahan Peramalan Menurut Heizer dan Render (2011: ), akurasi keseluruhan dari setiap model peramalan rata-rata bergerak, penghalusan eksponensial, atau lainnya dapat dijelaskan dengan membangdingkan nilai yang diramal dengan nilai actual atau nilai yagn sedang diamati. Rumus: Kesalahan peramalan = Permintaan actual Nilai peramalan Ada beberapa perhitungan yang biasanya digunakan untuk menghitung kesalahan peramalan total. Perhitungan ini dapat digunakan untuk membandingkan model peramalan yang berbeda, mengawasi peramalan, dan untuk memastikan peramalan berjalan dengan baik. Terdapat 3 perhitungan, yaitu: 1. Mean Absolute Deviation (MAD) MAD adalah ukuran pertama kesalahan peramalan keseluruhan untuk sebuah model. Nilai ini dihitung dengan mengambil jumlah nilai absolut dari setiap kesalahan peramalan dibagi dengan jumlah periode data (n). Rumus: 2. Mean Squared Error (MSE) MSE merupakan cara kedua untuk mengukur kesalahan peramalan keseluruhan. MSE merupakan rata-rata selisih kuadrat antara nilai yang diramalkan dan diamati.

9 19 Rumus : 3. Mean Absolute Percent Error (MAPE) MAPE dihitung sebagai rata-rata diferensiasi absolut antara nilai yang diramalkan dan actual, dinyatakan sebagai persentase nilai aktual. Rumus: Menurut Fuqing dan Yang (2012) dalam jurnal A Reactive Pre-diction Method for dynamic Job Scheduling Problem. Teknik peramalan yang mempunyai nilai MAD dan MSE terkecil merupakan ramalan yang terbaik. Membandingkan kesalahan peramalan adalah suatu cara sederhana untuk menentukan apakah suatu teknik peramalan cocok di gunakan atau tidak Sifat Hasil Peramalan Menurut Ishak (2010:105) dalam membuat peramalan atau menerapkan hasil suatu peramalan, maka ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu: Peramalan pasti mengandung kesalahan, artinya peramal hanya bisa mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi, tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian tersebut. Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang berapa ukuran kesalahan, artinya karena peramalan pasti mengandung kesalahan, maka adalah penting bagi peramal untuk menginformasikan seberapa besar kesalahan yang mungkin terjadi. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan peramalan jangka panjang. Hal ini disebabkan karena peramalan jangka pendek, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan relatif masih konstan, sedangkan semakin panjang periode peramalan, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan.

10 Karakteristik Peramalan yang Baik Menurut Ishak (2010:105), Peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria yang penting, antara lain akurasi, biaya, dan kemudahan. Penjelasan dari kriteria kriteria tersebut adalah sebagai berikut: 1. Akurasi Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan kebiasaan dan kekonsistensian peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah. dibandingkan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan peramalan relative kecil. 2. Biaya Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan metode peramalan yang dipakai. Ketiga faktor pemicu biaya tersebut akan mempengaruhi berapa banyak data yang dibutuhkan, bagaimana pengolahan datanya (manual atau komputerisasi), bagaimana penyimpanan datanya dan siapa tenaga ahli yang diperbantukan. 3. Kemudahan Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Adalah percuma memakai metode yang canggih, tetapi tidak dapat diaplikasikan pada sistem perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya manusia, maupun peralatan teknologi. 2.4 Linear Programming Menurut Solhi, Mohebbi dan Khoshnood (2013:1) dalam jurnal Linear Programming & Optimizing the Resources. Linear Programming adalah metode matematis untuk mencapai nilai maksimum atau minimum pada fungsi linier dimana terdapat batasan dalam pencapaiannya. Menurut Dimyati, Tarliah dan Ahmad Dimyati (2006:17), linear programming menggunakan model matematis untuk menjelaskan persoalan yang dihadapinya. Sifat linear di sini memberi arti bahwa seluruh fungsi matematis dalam model ini merupakan fungsi yang linear, sedangkan kata programming merupakan sinonim untuk perencanaan.dengan demikian

11 21 linear programming adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk memperoleh suatu hasil yang optimum, yaitu suatu hasil yang mencapai tujuan terbaik di antara seluruh alternatif yang fisibel. Menurut Staphleton (2007:2), definisi Linear Programming adalah suatu teknik aplikasi matematika dalam menentukan pemecahan masalah yang bertujuan untuk memaksimumkan atau meminimumkan sesuatu yang dibatasi oleh batasan-batasan tertentu, dimana hal ini dikenal juga sebagai teknik optimalisasi. Berdasarkan definisi tersebut, sebagian besar definisi tersebut memiliki unsur-unsur persamaan yaitu model matematis, maksimum atau minimum, dan batasan. Dapat disimpulkan Linear Programming adalah model matematis yang bertujuan untuk memaksimumkan atau meminimumkan yang dibatasi oleh batasan tertentu Persyaratan Linear Programming Menurut Render, Stair, & Hanna (2012:271), Program Linier harus memiliki karakteristik sebagai berikut: Tabel 2.1 Persyaratan Linear Programming SIFAT ATAU CIRI LINEAR PROGRAMMING 1. Satu fungsi tujuan 2. Dua atau lebih kendala (keterbatasan) 3. Ada tindakan alternative 4. Fungsi tujuan dan kendala adalah linear 5. Certainty 6. Divisibility 7. Non-negative variables Sumber: Render, Stair, & Hanna (2012:271) 1. Permasalahan memiliki tujuan untuk memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan biaya, yang disebut sebagai fungsi tujuan. Biasanya, perusahaan manufaktur lebih sering memilih untuk memaksimalkan keuntungan, sedangkan untuk perusahaan yang bergerak dibidang sistem distribusi atau transportasi, seperti: truk dan kereta api menggunakan fungsi tujuan yang meminimalkan biaya, yakni pengiriman. Tujuan harus

12 22 jelas dan didefinisikan secara sistematis. Tidak ada batasan dalam menetapkan, baik keuntungan maupun biaya, sehingga dapat berupa sen, satuan, atau bahkan jutaan dalam satuan mata uang apapun. 2. Kendala atau keterbatasan dalam mencapai tujuan, yang akan membentuk fungsi kendala. Ada keterbatasan atau kendala dalam mencapai tujuan, seperti: jumlah produk yang mampu diproduksi pada perusahaan manufaktur terbatas pada ketersediaan tenaga kerja atau mesin yang dimiliki, pemilihan kebijakan periklanan atau portofolio keuangan dibatasi oleh jumlah uang yang tersedia untuk dipakai atau diinvestasikan. 3. Harus ada alternatif yang tersedia. Contohnya jika suatu perusahaan memproduksi tiga jenis produk yang berbeda, manajemen dapat menggunakan program linier untuk memutuskan bagaimana pengalokasian produk dengan sumber daya yang terbatas (tenaga kerja, mesin dan sebagainya). Maksudnya, ada keputusan perusahaan dalam menggunakan kapasitas produksi hanya untuk satu jenis produk saja, atau jumlah yang sama pada ketiga produk, atau mengalokasikan sumber daya dengan perbandingan tertentu. 4. Hubungan matematis yang linier atau dalam bentuk pertidaksamaan. Hubungan matematis yang linier berarti bahwa semua kondisi dalam fungsi tujuan dan fungsi kendala berada pada tingkat pertama (bukan persamaan kuadrat, memiliki pangkat tiga atau diatasnya, atau muncul lebih dari satu kali). 5. Certainty. Diasumsikan bahwa kondisi yang berlaku adalah selalu sama, yakni jumlah yang ditetapkan pada tujuan dan kendala diketahui pasti dan tidak berubah selama periode tersebut. 6. Divisibility. Asumsi bahwa solusi tidak selalu memberikan dalam bilangan bulat (integer), tetapi dapat juga berupa bilangan pecahan atau decimal yang jika muncul memiliki arti bahwa produk tersebut merupakan work in process dimana dapat diselesaikan pada tahap selanjutnya. Namun, ada beberapa jenis produk yang tidak dapat disebut dalam bentuk pecahan, sehingga ada teknik penyelesaian yang disebut integer programming.

13 23 7. Non-negative variables. Semua jawaban atau variabel bukan bilangan negatif, karena tidaklah memungkinkan bahwa nilai negatif dapat berupa kuantitas berbentuk fisik. Secara sederhana, perusahaan tidak dapat memproduksi produk (kursi, baju, lampu, computer dan sebagainya) dalam jumlah yang negatif Formulasi Model Menurut Render, Stair & Hanna (2012:271) langkah-langkah dalam memformulasikan program linier, yaitu : 1. Memahami dengan jealas mengenai permasalahan manajerial yang sedang dihadapi. 2. Mengidentifikasi tujuan dan kendala (keterbatasan). 3. Mendefinisikan variable keputusan. 4. Menggunakan variable keputusan dalam persamaan matematika, baik untuk fungsi tujuan maupun fungsi kendala. Salah satu permasalahan yang paling sering terjadi dalam program linier adalah permasalahan kombinasi produk dimana program linier digunakan untuk memutuskan berapa banyak yang harus diproduksi untuk masingmasing produk ditengah keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Menurut Taylor (2005:33), terdapat beberapa komponen dalam formulasi model program linier, sebagai berikut: 1. Variabel Keputusan, merupakan symbol matematika yang menggambarkan tingkatan aktivitas perusahaan. Singkatnya, produk yang diproduksi oleh suatu perusahaan. 2. Fungsi tujuan, merupakan hubungan matematika linier yang menjelaskan tujuan perusahaan dalam terminology variable keputusan. Fungsi tujuan selalu mempunyai salah satu target, yaitu memaksimalkan atau meminimalkan nilai. 3. Fungsi Kendala (Batasan Model), menggambarkan hubungan linier dari variable-variabel keputusan. Batasan-batasan menunjukan keterbatasan perusahaan karena lingkungan operasi perusahaan, yang dapat berupa keterbatasan sumber daya atau pedoman.

14 Membangun Fungsi dalam Linear Programming Gas dan Fu (2013:822) mengilustrasikan salah satu bentuk yang paling sering di gunakan, dengan anggapan bahwa terdapat masalah dalam menentukan kombinasi produk yang paling tepat bagi perusahaan manufaktur. Diberikan n sebagai jumlah produk yang mungkin di produksi dengan j sebagai masing-masing produk dimana j = 1,2,3,, n dan variable keputusan diberi simbol xj yang memperesentasikan keputusan pada tingkat produksi, serta cj sebagai laba perunit produk yang diproduksi oleh j, terakhir Z dilambangkan sebagai total keseluruhan hasil laba dari pemilihan kombinasi produk. Dalam melakukan pemilihan, terdapat kendala di mana terbatasnya kapasitas produksi pada ketersediaan fasilitas atau sumber daya yang tersedia bagi masing-masing produk. Adapun m merupakan jumlah jenis fasilitas yang diperlukan dengan setiap jenis dilambangkan sebagai i, dimana i = 1,2,..,m dan bi merupakan jumlah kapasitas yang tersedia per satuan waktu serta a ij merupakan kapasitas yang digunakan untuk memproduksi tiap unit produk j. c j, b i dan a ij dinamakan sebagai parameter model. Dengan demikian, model yang dihasilkan sebagai berikut: Memaksimumkan Z = c 1 x 1 + c 2 x c n X n Batasan a 11 x 1 + a 12 x a 1n X n b 1 a 21 x 1 + a 22 x a 2n X n b 2 a m1 x 1 + a m2 x a mn X n b m Dimana x 1 0, x 2 0,, x n 0, yang mengindikasikan bahwa banyaknya Xn sebagai solusi bukan merupakan bilangan negatif. Pada pengembangan model program linier yang lebih besar, dapat pula memiliki persamaan yang beberapa menggunakan tanda <, beberapa menggunakan tanda, dan beberapa menggunakan tanda =. Biasanya, fungsi tujuan minimisasi (misalnya: minimisasi biaya) memiliki fungsi kendala (batasan) yang menggunakan tanda. Batasan untuk non negativity harus selalu menggunakan tanda >, tetapi tidak menutup kemungkinan jika tidak digunakan pada beberapa atau seluruh variabel keputusan.

15 De Novo Programming Menurut Tabucanon dalam Iriani (2012:18), suatu cara untuk melihat sistem dimana selain mengoptimalkan sistem yang telah ada, juga menyarankan perancangan suatu sistem yang optimal. Yang dititik beratkan pada membuat suatu desain yang optimal terhadap sistem dengan produktivitas tinggi yang memiliki beberapa kriteria. Terdapat perbedaan mendasar antara pendekatan mengoptimalkan suatu sistem dengan pendekatan mendesain sistem yang optimum. 1. Pada pendekatan pertama yaitu antara pendekatan Linear Programming, setiap batas sumber daya dianggap sudah diberikan atau ditetepkan sebelumnya dan apabila terjadi penggunaan sumber daya tidak sepenuhnya (terdapat sisa), dianggap tidak mempengaruhi produktivitas sistem. 2. Pada pendekatan kedua, kendala sumber daya akan disususn sedemikian rupa sehingga tidak menghasilkan sisa, pendekatan kedua ini dikenal dengan nama De Novo Programming. Model Linear Programming digunakan untuk optimasi jenis produk mix yang terdiri dari satu fungsi tujuan (objective function) dan beberapa batasan sumber daya (constraint). Formulasi dari Linear Programming adalah sebagai berikut: Fungsi Tujuan: Maksimisasi Batasan batasan: Z = C 1 X 1 + C 2 X CnXn Subject to: a 11 X 1 + a 12 X a 1n X n b 1 a 21 X 1 + a 22 X a 2n X n b 2 a m1 X 1 + a m2 X a mn X n b m X 1, X 2,... X n 0 Pendekatan De Novo Programming dalam menyelesaikan masalah optimasi dilakukan pendekatan sistem secara total, artinya selain menentukan kombinasi terbaik yang optimal terhadap outputnya. Pendekatan ini dapat memberikan suatu usulan penggunaan sumber daya yang terintegrasi melalui

16 26 anggaran yang tersedia karena adanya keterbatasan anggaran yang merupakan syarat penting dalam formulasi De Novo Programming. Perbedaan dari dua model optimasi antara Linear Programming dan De Novo Programming, ditinjau dari penggunaan sumber daya yang ada yaitu konstanta bm pada kendala Linear Programming yang besarnya telah ditetapkan sebelumnya, sedangkan pada model De Novo Programming dinyatakan sebagai X n+1. Ditinjau dari penggunaan tanda kanonik, pada model Linear Programming tanda sebagai batasan bahwa kombinasi variabel keputusan tidak boleh melebihi dari jumlah sumber (b m ) yang telah ditetapkan sebelumnya, sedangkan pada model De Novo Programming tanda diganti dengan tanda = untuk menentukan jumlah sumber (X n+1 ) yang diperlukan dengan pasti. Dalam formulasi pendekatan De Novo Programming adalah sebagai berikut: Fungsi Tujuan: Maksimisasi atau Minimisasi: Z = C 1 X 1 + C 2 X CnXn (2.1) Batasan batasan: Subject to: a 11 X 1 + a 12 X a 1n X n = X n+1 a 21 X 1 + a 22 X a 2n X n X n+2 a m1 X 1 + a m2 X a mn X n X n+m (2.2) p 1 X n+1 + p 2 X n p m X n+m B (2.3) X n, X n+1,..., X n+m 0 Dimana: X n+1 = variabel-variabel keputusan yang menggambarkan jumlah dari sumber i yang harus dibeli. Pi = harga per unit dari sumber i. B = total anggaran (budget) yang tersedia. Dari formulasi De novo programming diatas dapat disederhanakan menjadi suatu persamaan sebagai berikut: p 1 a 1j + p 2 a 2j +p m a mj = v j untuk semua j (2.4) Dimana: Vj = variabel cost untuk membuat 1 unit produk j, (j=1,2,3,...n) aij = koefisien teknologis untuk i =1,2,3,..m dan j = 1,2,3,...m

17 27 Dari persamaan (2.4), dapat diuraikan sebagai berikut: Untuk: V1 = p 1 a 11 +p 2 a p m a m1 V2 = p 1 a 12 + p 2 a p m a m2 Vn = p 1 a 1n + p 2 a 2n +... p m a mn Apabila dari persamaan (2.2) disubtitusikan ke persamaan (2.3) maka diperoleh: p 1 (a 11 X 1 + a 12 X a 1n X n ) + p 2 (a 21 X 1 + a 22 X a 2n X n ) p m (a m1 X 1 + a m2 X a mn X n ) B (2.5) Dengan mensubtitusikan persamaan (2.4) dengan persamaan (2.5) diatas maka didapat persamaan sebagai berikut: V 1 X 1 + V 2 X V n X n B (2.6) Sehingga formulasi De novo programming menjadi: Maksimisasi Z = C 1 X 1 + C 2 X CnXn Kendala = V 1 X 1 + V 2 X V n X n B A 21 X 1 + a 22 X a 2n X n b 2 X n, X n+1,...x n+m 0 Menurut Tabucanon dalam Iriani, berikut beberapa penjelasan mengenai perbedaan formulasi dari Linear Programming dengan formulasi De Novo Programming dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2.2 Perbedaan Formulasi dari Linear Programming dengan Formulasi De Novo Programming No Model Linier Programming Model De Novo Programming 1. Fungsi Tujuan : Z = C 1 X 1 + C 2 X CnXn Fungsi Tujuan : Z = C 1 X 1 + C 2 X CnXn

18 28 S u m b e r : 2. Kendala Sumber Daya : a 11 X 1 + a 12 X a 1n X n b 1 a 21 X 1 + a 22 X a 2n X n b 2 a m1 X 1 + a m2 X a mn X n b m 3. Non Negative Constraint : X 1, X 2,... X n 0 Kendala Sumber Daya : a 11 X 1 + a 12 X a 1n X n = X n+1 a 21 X 1 + a 22 X a 2n X n X n+2 a m1 X 1 + a m2 X a mn X n X n+m Kendala Budget : p 1 X n+1 + p 2 X n p m X n+m B atau setelah di subtitusikan : V 1 X 1 + V 2 X V n X n B Non Negative Constraint : X n, X n+1,..., X n+m 0 I riani (2012:20) Penyelesaian De Novo Programming Menurut Tabucanon dalam Iriani (2012:21), apabila dalam formulasi model De novo programming tidak ada kendala-kendala yang lain, hanya terdiri dari satu fungsi tujuan dan satu kendala (kendala keterbatasan anggaran), maka penyelesaiannya dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Cari Max j (Cj/vj) Perbandingan (Cj/vj) menggambarkan keuntungan dari produk j (bila fungsi tujuan adalah memaksimumkan profit) atau nilai tujuan biaya per unit yang tercapai dari kombinasi sumber-sumber yang digunakan untuk memproduksi produk j. Tujuan dari langkah ini adalah untuk mencari produk mana yang paling mengguntungkan untuk diproduksi. 2. Untuk Max (Cj / vj) yang diperoleh, katakanlah (C k / v k ) yang berhubungan dengan variabel Xk, maka jumlah dari X k yang harus diproduksi adalah X k = B / V j dan X k merupakan jumlah produk yang paling optimal yang harus diproduksi. Dimana : Vj = variabel cost untuk membuat i unit produk j (j = 1,2,3,...,n) Cj = koefisien biaya yang terdapat pada semua fungsi tujuan

19 29 Hal ini menunjukan bahwa sumber-sumber yang dimiliki akan digunakan untuk memproduksi produk X k sebagai produk yang paling digunakan untuk memproduksi produk X k sebagai produk yang paling mengguntungkan dengan jumlah yang sesuai dengan anggaran (budget), apabila tidak ada kendala-kendala lain. Apabila terdapat jumlah permintaan yang terbatas pada setiap produk, maka formulasi De novo programming dapat diselesaikan dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Cari Max j (Cj / vj). 2. Untuk Max j (Cj / vj) katakanlah sebagai contoh (C k / V k ) untuk produksi X k sedemikian rupa sehingga tidak melampaui batasan dari permintaan atau batas maksimum yang dianggarkan (budget). 3. Jika anggaran tidak digunakan sepenuhnya pada saat memproduksi X k, maka cari produk lain yang mengguntungkan selanjutnya dengan menggunakan Max j (Cj/vj), dimana j k. 4. Kembali ke langkan (2) sampai anggaran yang ada sudah digunakan sepenuhnya. Dari langkah-langkah diatas dapat dibuat suatu diagram alir sebagai berikut :

20 30 Gambar 2.1 Diagram Alir Metode De Novo Programming Sumber: Iriani (2012:22) Dengan prosedur penyelesaian diatas, model De novo programming akan memberikan jawaban serupa satu variabel yang paling mengguntungkan untuk diproduksi. Sehingga variabel-variabel kepurusan lainnya (produk lain) tidak akan diproduksi. Apabila model tersebut hanya diketahui kendalakendala komposisi sumber (bahan baku) yang kemudian diubah menjadi satu kendala berupa konstanta anggaran. Hal ini tentu saja kurang memuaskan, karena apabila perusahaan hanya memproduksi satu produk yang paling mengguntungkan saja dan tidak memproduksi produk-produk yang lain, tentunya usaha perusahaan untuk memenuhi market share tidak optimal. Hal ini dapat diatasi dengan menambah kendala batas-batas permintaan tiap produk (Demand Limits) ataupun kendala lain yang dianggap perusahaan sudah baku, misalnya kendala kapasitas kemampuan mesin. Apabila dalam penyelesaian model De novo programming terdapat adanya kendala-kendala selain kendala bahan baku dan anggaran yaitu kendala yang dianggap baku bagi perusahaan, maka dapat diselesaikan dengan menggunakan metode-metode penyelesaian dalam Linear programming seperti dengan metode grafik, apabila hanya memiliki dua variabel keputusan atau dengan metode simpleks apabila memiliki variabel

21 31 keputusan lebih dari dua. Dapat juga di selesaikan dengan menggunakan program komputer. Model De novo programming tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan fungsi tujuan berupa minimisasi biaya produksi, karena salah satu kendala dari model tersebut adalah kendala batasan anggaran (budget), sehingga rencana produksi yang optimalkan sudah sesuai dengan biaya yang disediakan perusahaan. Perbedaan model De Novo Programming dan model Linier Programming ditinjau dari masalah mix produk dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.3 Perbedaan Metode Linear Programming dan Metode De Novo Programming No Linear Programming De Novo Programming 1. Asumsi bahwa sumber daya terbatas pada jumlah yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Analisa sumber telah di tentukan dan sumber tidak dapat dikendalikan perolehannya, karena bahan baku yang di miliki harus dibeli sesuai dengan ukuran minimum yang telah ditentukan sebelumnya. 3. Tidak sensitif terhadap faktor harga dari sumber daya, dan pemberian harga terjadi selama analisa sensitivitas. Asumsi bahwa sumber daya menjadi terbatas karena adanya jumlah maksimum dari budget (anggaran) Analisa dilakukan sebelum sumber daya yang dimiliki di beli, sehingga sumber daya belum dapat ditetapkan dan sumber daya yang ada dapat dikendalikan dan diperoleh sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Sensitif terhadap faktor harga. Sumber daya telah diberi harga berdasarkan penetapan harga aktual. 4. Tidak selalu memiliki kendala keterbatasan budget (anggaran). Faktor keterbatasan budget (anggaran) merupakan elemen

22 32 5. Pada beberapa kasus masih terdapatnya sisa pengunaan sumber daya. Sumber: Iriani (2012:23-24) penting karena hal ini dijadikan ukuran dari sumber daya yang dibutuhkan. Solusi dari model atau pendekatan ini adalah dengan utilitas sumber daya yang penuh tanpa adanya sisa. 2.6 Optimalisasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Optimalisasi berasal dari kata optimal yang artinya terbaik atau tertinggi. Mengoptimalkan berarti menjadikan paling baik atau paling tinggi. Sedangkan optimalisasi adalah proses mengoptimalkan sesuatu, dengan kata lain proses menjadikan sesuatu menjadi paling baik atau paling tinggi. 2.7 Perencanaan Produksi Menurut Assauri (2008:129), Perencanaan produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-bahan, mesinmesin, dan peralatan lain, serta barang modal yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang pada suatu periode tertentu dimasa depan sesuai dengan yang diperkirakan atau diramalkan.

23 33 Tujuan perencanaan produksi adalah : Mengusahakan supaya perusahaan dapat menggunakan modalnya dengan optimal Mengusahakan agar perusahaan dapat menguasai pasar atau bagian pasar yang luas Mengusahakan supaya perusahaan dapat berproduksi pada tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi Mengusahakan agar kesempatan kerja yang ada pada perusahaan menjadi satu dalam waktu tertentu dan lambat laun kesempatan kerja ini dapat naik sesuai dengan perkembangan dan kemajuan perusahaan Untuk dapat memperoleh keuntungan yang cukup besar bagi pengembangan dan kemajuan pasar.

24 Kerangka Pemikiran PT Boga Plus Forecasting Naïve Method Moving Average Weighted Moving Average Exponential Smoothing Exponential Smoothing with Trend Linear Regression MAD dan MSE Terkecil Toast Bread Toast Bread Pandan Multi Grain Loaf Faktor yang mempengaruhi Optimalisasi Produksi Fluktuasi Permintaan Jumlah Bahan Baku Biaya Bahan Baku Waktu Produksi Kapasitas Produksi De Novo Programming Kombinasi Produk yang Tepat Sumber : Peneliti (2015) Keuntungan Maksimal Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

25 35

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen menurut Robbins dan Coulter (2012:36), mengatakan bahwa manajemen melibatkan aktifitas-aktifitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Manajemen (pengelolaan) adalah hal yang dilakukan oleh para manajer. Penjelasan yang lebih baik adalah, manajemen melibatkan aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) PERAMALAN (FORECASTING) Apakah Peramalan itu? Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai manajemen produksi dan operasi sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Robbins & Coulter (2010:23) mengatakan bahwa manajemen melibatkan akivitas aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Robbins & Coulter (2010:23) mengatakan bahwa manajemen melibatkan aktivitas-aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Terdapat beberapa pengertian mengenai Manajemen menurut beberapa ahli, antara lain : Menurut Dyck dan Neubert (2009: 7) Management : The process of planning,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) #3 - Peramalan (Forecasting) #1 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu melakukan perencanaan untuk memastikan kelancaran operasi rantai pasok 1. Peramalan dalam organisasi 2. Pola permintaan 3. Metode peramalan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #7

Pembahasan Materi #7 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Pengertian Moving Average Alasan Tujuan Jenis Validitas Taksonomi Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Time Series Metode Peramalan Permintaan Weighted Woving

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Heizer dan Render (2006:4) manajemen operasi (operation management-om) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitan Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari PT. Honda Dunia Motorindo. Setelah itu dengan analisa tersebut, penulis berusaha

Lebih terperinci

EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 Manajemen Operasional 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information that is available now. (Peramalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan komparatif. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya, secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Heene dan Desmidt (2010:8), menyatakan bahwa manajemen adalah serangkaian aktivitas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai suatu tujuan yang telat ditetapkannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manageyangberarti control. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan : mengendalikan, menangani,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Menurut Kusuma (2004:13), peramalan (forecasting) adalah perkiraan tingkat permintaan satu atau lebih produk selama beberapa periode mendatang.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001), peramalan merupakan sebuah seni dan sains dalam memprediksi masa yang akan datang. Peramalan melibatkan dara historis dan

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:8), pengertian manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2010:7), manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori

BAB 2 Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen Operasi Produksi adalah proses penciptaan barang dan jasa. Menurut Heizer dan Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009: 4), manajemen operasi adalah serangkaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Amsyah (2005), definisi sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan kerja dari prosedur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Dyck dan Neubert (2009:7), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan meramalkan atau memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan waktu tenggang (lead time) yang relative lama,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert (2009) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pengertian manajemen menurut Robbins dan Coulter (2010;23) adalah pengkoordinasikan dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga pekerjaan mereka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki jumlah populasi penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2014 mencapai 5,02 persen. (Fast News Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015 BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan merupakan suatu bentuk usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK

PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK Sayed Fachrurrazi, S.Si., M.Kom Program Studi Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh Reuleut,

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT Dinamika Indonusa Prima terkait dengan jumlah permintaan akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Heizer dan Render (2009:4) menyatakan bahwa manajemen operasi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Heizer dan Render (2009:4) menyatakan bahwa manajemen operasi adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Heizer dan Render (2009:4) menyatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan

Lebih terperinci

PREDIKSI JUMLAH PENERIMAAN SISWA SMK SWASTA TAHUN AJARAN 2011/2012

PREDIKSI JUMLAH PENERIMAAN SISWA SMK SWASTA TAHUN AJARAN 2011/2012 PREDIKSI JUMLAH PENERIMAAN SISWA SMK SWASTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Haryadi Sarjono Management Department, School of Business and Management, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan-Palmerah,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Robbins dan Coulter (2012:36) manajemen menjelaskan suatu proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan seluruh kegiatan kerja agar dapat selesai secara efektif

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DE NOVO PROGRAMMING DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DE NOVO PROGRAMMING DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DE NOVO PROGRAMMING DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS Suseno Budi Prasetyo Teknik Industri-FTI-UPNV Jatim Abstraks Dalam memasuki era pasar bebas, industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi di masa mendatang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi Sebelum merancang sistem perlu dikaji konsep dan definisi dari sistem.. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan Menurut Gaspersz (2004), aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan permintaan dan penggunaan produk sehingga produk-produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Dalam kegiatan produksi perusahaan tentunya harus dikelola dan dikoordinasikan dengan baik. Menurut Robbins dan Coutler (2012:36) manajemen mengacu pada proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : 2014 Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP 1 Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menunjukkan jenis Peramalan Menggunakan Metode Peramalan Kuantitatif

Lebih terperinci

penelitian, yaitu kontribusi margin dan kendala. Berikut adalah pengertian dari

penelitian, yaitu kontribusi margin dan kendala. Berikut adalah pengertian dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang menjadi pokok penelitian, yaitu kontribusi margin dan kendala. Berikut adalah pengertian dari kontribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produk Menurut Daryanto (2011:49) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT. Sebastian Citra Indonesia terkait dengan jumlah penjualan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian terhadap populasi yang sangat besar, kita perlu melakukan suatu penarikan sampel. Hal ini dikarenakan tidak selamanya kita dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya kesenjaan waktu

Lebih terperinci

Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif

Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif Bab 3-4 Peramalan Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif Berdasarkan metode yang subjektif Metode kuantitatif Berdasarkan

Lebih terperinci

LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M. LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M. INTRODUCTION Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasional Serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. (Heizer dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA Strategi Bisnis, Jurnal Management Strategic, Aug 2015 PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA Ardiz Sebastian ardiz.sebastian@gmail.com Mulyono,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

Manajemen Operasional

Manajemen Operasional Linear Programming (LP) Dosen Febriyanto, SE. MM. www.febriyanto79.wordpress.com Linear Programming Linear programing (LP) adalah salah satu metode matematis yang digunakan untuk membantu manajer dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Perencanaan Produksi 211 Arti dan Pentingnya Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan aktifitas untuk menetapkan produk yang akan diprodksi untuk periode selanjutnyatujuan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Fungsi Produksi Produksi dan operasi dalam ekonomi menurut Assauri (2008) dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang berhubungan dengan usaha

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit tanaman pada lahan yang telah disediakan, pemupukan dan perawatan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Peramalan (forecasting) 2.1.1. Hubungan Forecast dengan Rencana Forecast adalah peramalan apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang, sedang rencana merupakan penentuan apa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Manajemen melibatkan koordinasi dan mengawasi kegiatan karya orang lain sehingga kegiatan mereka selesai efisien dan efektif. Efisiensi mengacu pada mendapatkan hasil

Lebih terperinci

Matematika Bisnis (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM.

Matematika Bisnis (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM. (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com - Linear Programming Linear programing (LP) adalah salah satu metode matematis yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jaman globalisasi yang semakin maju ini, persaingan usaha dalam sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan saling berlomba untuk dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Operasi Kegiatan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen, beikut adalah beberapa pengertian Manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Gaol (2008: 5) menyatakan bahwa, Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengawasan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Produksi dan Operasi Manajeman (management) merupakan proses kerja dengan menggunakan orang dan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan (Bateman, Thomas S. : 2014)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 2.1.1 Pengertian Manajemen Dalam kegiatan produksi perusahaan tentunya harus dikelola dan dikoordinasikan dengan baik. Berpegang pada acuan menurut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007:8), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Peramalan Peramalan adalah suatu proses dalam menggunakan data historis yang telah dimiliki untuk diproyeksikan ke dalam suatu model peramalan. Dengan model peramalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Operasi Operasi merupakan satu dari tiga fungsi utama pada setiap organisasi. Operasi tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus selalu berhubungan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

Peramalan (Forecasting)

Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) Peramalan (forecasting) merupakan suatu proses perkiraan keadaan pada masa yang akan datang dengan menggunakan data di masa lalu (Adam dan Ebert, 1982). Awat (1990) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216) mendefinisikan manajemen operasi sebagai bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang.artinya kegiatan operasi hanya berfokus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Menurut Aminudin (2005), program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH SISWA/I SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA MENGGUNAKAN ENAM METODE FORECASTING

PERAMALAN JUMLAH SISWA/I SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA MENGGUNAKAN ENAM METODE FORECASTING PERAMALAN JUMLAH SISWA/I SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA MENGGUNAKAN ENAM METODE FORECASTING Lim Sanny 1, Haryadi Sarjono 1 1 Department of Management, Binus University Jln. KH. Syahdan No. 9, Kemanggisan,

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Sebenarnya perusahaan sudah

Lebih terperinci

PENERAPAN LEAST SQUARE METHOD UNTUK PERAMALAN PENJUALAN DI HIJABSTORY BANDUNG

PENERAPAN LEAST SQUARE METHOD UNTUK PERAMALAN PENJUALAN DI HIJABSTORY BANDUNG PENERAPAN LEAST SQUARE METHOD UNTUK PERAMALAN PENJUALAN DI HIJABSTORY BANDUNG Wendi Wirasta, Muhamad Luthfi Ashari 2 Program Studi Teknik Informatika, STMIK & Ilmu Komputer LPKIA Jl. Soekarno Hatta 456,

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERAMALAN

BAB IV METODE PERAMALAN Metode Peramalan 15 BAB METODE PERAMALAN 4.1 Model Sederhana Data deret waktu Nilai-nilai yang disusun dari waktu ke waktu tersebut disebut dengan data deret waktu (time series). Di dunia bisnis, data

Lebih terperinci

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS] MATA KULIAH MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT011215 / 2 SKS] LINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan Pengertian Linear Programming Linear Programming (LP) adalah salah satu teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter yang dikutip dalam buku Management 11 th edition (Coulter, Robbins, 2010, p.7) manajemen adalah aktivitas-aktivitas koordinasi dan pengawasan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Berikut merupakan variabel yang digunakan dalam pemecahan masalah pada penelitian ini yaitu sebagai berikut : Data historis penjualan yang akan digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian dan Peranan Peramalan Aktivitas manajerial khususnya dalam proses perencanaan, seringkali membutuhkan pengetahuan tentang kondisi yang akan datang. Pengetahuan

Lebih terperinci