SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh Iis Supriyati NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh Iis Supriyati NIM"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARANGGAYAM KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Iis Supriyati NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2013

2 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARANGGAYAM KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Iis Supriyati NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2013 i

3

4

5

6 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan segala rahmat serta petunjuk-nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini penulis susun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Keberhasilan pelaksanaan penelitian yang penulis sampai dengan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak. Dengan demikian, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: 1. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin dan rekomendasi kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan pengumpulan data guna penyusunan skripsi. 2. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sekaligus yang telah memberikan perhatian dan motivasi. 3. Prof. Dr. H. Sukirno, M.Pd., selaku pembimbing I dan Drs. H. Bagiya, M.Hum., selaku pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan, memotivasi dengan penuh kesabaran, dan mengoreksi skripsi ini dengan penuh ketelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Kepala SMP Negeri 1 Karanggayam beserta staf yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam penelitian ini. vi

7

8 ABSTRAK Supriyati, Iis. Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Karanggayam Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) mengetahui perubahan sikap siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam Tahun Ajaran 2012/2013, setelah mendapatkan pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan teknik objek langsung dan (2) mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan teknik objek langsung pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2012/2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Pada tiap siklus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah 36 siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Teknik tes berupa tes menulis paragraf deskripsi, sedangkan teknik nontes berupa lembar observasi, jurnal siswa, dan dokumentasi foto. Teknik analisis data digunakan teknik kuantitatif dan kualilatif. Teknik penyajian hasil analisis digunakan analisis informal. Dari hasil analisis data terdapat adanya perubahan sikap dan peningkatan kemampuan menulis pargraf deskripsi dari prasiklus sampai siklus II. Disimpulkan bahwa: (1) perubahan sikap siswa mengalami pengaruh positif (siswa memperhatikan dan merespons dengan antusias (bertanya, menanggapi, dan membuat catatan), siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok, siswa merespons positif (senang) terhadap pembelajaran dengan teknik objek langsung, siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila menemukan kesulitan, siswa menulis paragraf deskripsi dengan sikap yang baik) pada siklus I sekor rata-rata 62,8% dan pada siklus II skor rata-rata 89,4%. Dengan demikian, perubahan siswa yang bersikap positif semakin bertambah dari siklus I ke siklus II sebesar 26,6%. 4; (2) peningkatan kemampuan menulis dapat dilihat dari hasil rata-rata kelas pada prasiklus 58,22, pada siklus I sebesar 69,36, dan pada siklus II sebesar 71,9. Dengan demikian, peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 11,14 dan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 2,54. Kata kunci: menulis, deskripsi, teknik objek langsung, siswa viii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii MOTO DAN PERSEMBAHAN... iv PERNYATAAN... v PRAKATA... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 8 C. Pembatasan Masalah D. Rumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian G. Sistematika Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka B. Kajian Teori ix

10 1. Hakikat Keterampilan Menulis Manfaat Menulis Tujuan Menulis Tujuan Pembelajaran Menulis Hakikat Menulis Paragraf Deskripsi Hakikat Objek Langsung Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi melalui Teknik Objek Langsung C. Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Tindakan Awal Tindakan Siklus I a. Perencanaan b. Pelaksanaan Tindakan c. Pengamatan d. Reflaksi Tindakan Siklus II a. Perencanaan b. Pelaksanaan Tindakan c. Pengamatan d. Refleksi B. Subjek Penelitian x

11 C. Instrument Penelitian Instrumen Tes Instrumen Nontes a. Lembar Observasi b. Jurnal Siswa c. Dokumentasi Foto D. Pengambilan Data Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data G. Teknik Penyajian Hasil Analisis BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Penyajian dan Hasil Penelitian Sikap Siswa dalam Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung B. Pembahasan Perubahan Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Saran xi

12 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Kriteria Aspek Penilaian Menulis Paragraf Deskripsi Tabel 2. Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung pada Siklus I Tabel 3. Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung pada Siklus II Tabel 4. Hasil Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Tabel 5. Perubahan Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung pada Siklus I Tabel 6. Perubahan Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung pada Siklus II Tabel 7. Tingkat Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa pada Prasiklus Tabel 8. Skor Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi pada Prasiklus Tabel 9. Tingkat Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa pada Siklus I Tabel 10. Skor Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi pada Siklus I Tabel 11. Tingkat Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa pada Siklus II Tabel 12. Skor Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi pada Siklus II Tabel 13. Perbandingan Hasil Tes Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II xiii

14 Tabel 14. Data Siswa yang Mengalami Peningkatan dari Prasiklus ke Siklus I Tabel 15. Data Siswa yang Mengalami Peningkatan dari Siklus I ke Siklus II Tabel 16. Data Siswa yang Mengalami Penurunan dari Siklus I ke Siklus II Tabel 17. Data Siswa yang Mengalami Peningkatan dari Prasiklus sampai dengan Siklus II Tabel 18. Perbandingan Hasil Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Tiap Aspek xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 2. Contoh Paragraf Deskripsi Lampiran 3. Instrumen Tes Lampiran 4. Daftar Nama Siswa Lampiran 5. Jurnal Siswa Lampiran 6. Daftar Hadir Siswa Lampiran 7. Lembar Observasi Lampiran 8. Dokumen Foto Lampiran 9. Daftar Nilai Lampiran 10. Hasil Observasi Lampiran 11. Lembar Pekerjaan Siswa Lampiran 12. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 13. Surat Pengantar Penelitian Lampiran 14. Kartu Bimbingan Skripsi xv

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada hakikatnya, pembelaajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Pembelajaran tersebut akan lebih baik manakala dipelajari sejak dini dan berkesinambungan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa disertakan dalam kurikulum. Hal ini berarti setiap siswa dituntut untuk mampu menguasai bahasa yang mereka pelajari terutama bahasa resmi yang dipakai oleh negara yang ditempati siswa. Begitu pula di Indonesia, bahasa Indonesia menjadi materi pembelajaran yang wajib diberikan di setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal itu dilakukan supaya siswa mampu menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta mampu menerapkannya dalam kehidupan masyarakat. Dalam hubungannya dengan pengajaran bahasa, Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang- 1

17 2 lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik itu. Selain itu, Nurudin (2010: 4) juga berpendapat bahwa menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan. Menulis juga berarti segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. Tarigan (2008: 1) menyatakan bahwa keterampilan berbahasa memiliki empat aspek, yaitu (1) keterampilan menyimak, (2) keterampila berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Keempat aspek keterampilan ini dalam pelaksanaannya saling berkaitan. Keterampilan menyimak berkenaan dengan bahasa lisan, sedangkan keterampilan membaca dan menulis berkenaan dengan bahasa tulis. Semakin terampil seseoarang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikiran seseorang. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti sama halnya dengan melatih keterampilan berpikir. Sebagai suatu bentuk ekspresi berbahasa, menulis memiliki fungsi dan karakteristik yang berbeda dengan bentuk ekspresi lainnya yaitu berbicara. Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan menulis bukanlah sekadar menulis prosa (mengarang). Tarigan (2008: 24) menyatakan bahwa maksud atau tujuan penulis (the writer s intention) adalah responsi atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca. Berdasarkan

18 3 batasan ini, dapat dikatakan bahwa: (a) tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informatif, (b) tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif, (c) tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang megandung tujuan estetik disebut tulisan literer, dan (d) tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut wacana ekspresif. Selain itu, Sukirno (2010: 4) juga menyatakan bahwa tujuan menulis yaitu memberikan informasi kepada orang lain atau pembaca, menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan tindak-tanduk manusia dalam sebuah persitiwa yang menimbulkan daya khayal/ imajinasi pembacanya, dan menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapka secara tersurat. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pendidikan maupun masyarakat. Keterampilan menulis perlu diperhatikan karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Dengan menulis, siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, siswa dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas dalam menulis. Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tingkat langsung. Menulis merupakan suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan cara berpikir yang teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Keterampilan seseorang dalam

19 4 mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman sebagai suatu keterampilan yang produktif. Menulis dipengruhi oleh keterampilan produktif lainnya, seperti aspek berbicara maupun keterampilan reseptif yaitu aspek membaca dan menyimak serta pemahaman kosa kata, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan ejaan, dan tanda baca. Siswa hendaknya memiliki keterampilan menulis yang merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dimulai dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Keterampilan yang sifatnya fungsional bagi pengembangan diri dan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, menulis perlu mendapatkan perhatian yang serius dalam pengajaran. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sekarang ditetapkan sebagai Kurikulum 2006 telah diberlakukan di sekolah-sekolah mulai tahun Kurikulum 2006 ini juga diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditegaskan bahwa tugas sebagai guru adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswalah yang harus didorong agar aktif berlatih menggunakan bahasa pada keterampilan menulis. Tugas guru adalah menciptakan situasi dan kondisi agar siswa belajar secara optimal untuk berlatih menggunakan bahasa agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara

20 5 lisan maupun tertulis. Standar kompetensi bahasa Indonesia yang merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Selain itu, standar kompetensi adalah dasar bagi siwa untuk dapat memahami dan mengakses perkembangan lokal, regional, dan global. Keraf (1995: 16) menyatakan bahwa deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri objek itu. Deskripsi memberi satu citra mental mengenai sesuatu hal yang dialami, misalnya pemandangan, orang atau sensasi. Fungsi utama dari deskripsi adalah membuat para pembacanya melihat barang-barang atau objeknya, atau menyerap kualitas khas dari barang-barang itu. Deskripsi membuat pembaca melihat yaitu membuat visualisasi mengenai objeknya, atau dengan kata lain deskripsi memusatkan uraiannya pada penampakan barang. Dalam deskripsi penulis melihat objek garapan secara hidup dan konkret, penulis melihat objek secara bulat. Suyatno (2004: 82) menyatakan bahwa teknik pembelajaran menulis objek langsung bertujuan agar siswa dapat menulis dengan cepat berdasarkan objek yang diteliti. Guru menunjukkan objek kepada siswa di depan kelas, misalnya sebuah patung, vas bunga, mobil-mobilan, dan lain-lain. Dari objek tersebut siswa dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan objek yang dilihatnya. Alat yang dibutuhkan adalah objek-objek yang

21 6 bervariasi sesuai dengan tema pembelajaran. Teknik ini dapat dijalankan secara perseorangan maupun secara kelompok. Pada kesempatan ini, peneliti membahas tentang kemampuan menulis khususnya menulis paragraf deskripsi. Berdasarkan hasil observasi, kemampuan siswa untuk menulis masih sangat terbatas, terlebih lagi untuk dapat menulis paragraf deskripsi mereka kesulitan untuk membedakan jenisjenis paragraf. Agar siswa dapat menulis dengan baik, siswa perlu dipacu dengan menggunakan teknik dan media yang menarik. Untuk itu, guru perlu mencari upaya yang dapat membuat siswa tertarik dan agar siswa dapat menulis dengan baik. Dalam menulis paragraf deskripsi dibutuhkan ketelitian, kepaduan, keruntutan, dan kelogisan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain, antara paragraf dengan paragraf berikutnya sehingga akan membentuk sebuah karangan yang baik dan utuh. Pengajaran menulis, khususnya menulis paragraf deskripsi adalah kemampuan yang bertujuan untuk mengajukan suatu objek atau suatu hal yang sedemikian rupa, sehingga objek itu seolaholah berada di depan kepala pembaca. Menurut hasil observasi yang dilakukan peneliti pada kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam Kabupaten Kebumen, peneliti menentukan berbagai masalah yang muncul sebagai akibat dari rendahnya kemampuan menulis siswa. Sesuai dengan kondisi di lapangan bahwa, berbagai masalah itu antara lain berkaitan alokasi waktu pembelajaran menulis yang lebih sedikit dibandingkan dengan alokasi waktu untuk keterampilan berbahasa yang lain. Selain itu, siswa merasa belum

22 7 mampu menyusun kalimat dengan struktur kalimat, bahasa yang baik dan benar. Keadaan ini mengakibatkan tidak efektifnya pembelajaran menulis di kelas. Kemampuan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam Kabupaten Kebumen, masih sangat rendah. Setelah penulis amati dengan seksama ketidak berhasilan itu terjadi karena beberapa faktor. Faktor-faktor yang mengakibatkan rendahnya kemampuan menulis paragraf deskripsi di SMP Negeri 1 Kranggayam Kabupaten Kebumen, antara lain karena (1) siswa kurang memahami tentang hakikat paragraf deskripsi yang sebenarnya; (2) siswa kurang memperhatikan dan menganggap mudah pokok bahasan ini dan jarangnya seorang guru menggunakan media pembelajaran sebagai media penyampaian materi pada siswa; (3) pada umumnya guru jarang menggunakan media pembelajaran pada saat penyampaian materi, sehingga para siswa menjadi cepat jenuh dan semakin tidak berminat untuk menulis, dan banyak siswa beranggapan bahwa keterampilan menulis itu adalah keterampilan yang paling sulit karena mereka sulit untuk mengawali kalimat dalam sebuah paragraf. Selain itu, setelah peneliti melakukan observasi langsung kepada guru bahasa Indonesia, guru mengakui dan merefleksi bahwa selama ini belum pernah menggunakan media atau teknik pembelajaran, sehingga siswa merasa jenuh dan bosan karena pembelajaran yang diberikan guru kurang menarik dan bersifat monoton.

23 8 Dari berbagai faktor dan kenyataan seperti itu, masih dapat diatasi oleh guru dengan cara guru harus sering memberikan bimbingan, latihan, dan motivasi pada siswa untuk menulis, sehingga siswa dapat menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan dengan baik. Bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswa adalah bimbingan secara intensif atau secara sungguh-sungguh dan terus menerus sehingga memperoleh hasil yang optimal. Melalui penelitian ini, peneliti mencoba satu pembaharuan untuk meningkatkan menulis paragraf deskripsi yaitu melalui penggunaan teknik objek langsung. Penggunaan teknik objek langsung ini sebagai alternatif pembelajaran menulis paragraf deskripsi sehingga diharapkan siswa akan lebih tertarik untuk menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan dan diharapkan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam pembelajaran menulis. Pembelajaran dengan menggunakan teknik objek langsung diharapkan dapat mengenalkan atau menunjukkan, memotivasi, dan menarik minat siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam Kabupaten Kebumen, dalam menulis paragraf deskripsi, dan diharapkan kemampuan menulis paragraf deskripsi akan meningkat. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan-permasalahan yang timbul berkaitan dengan rendahnya kemampuan menulis paragraf deskripsi dapat diidentifikasi berikut ini.

24 9 Siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam Kabupaten Kebumen, dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi masih dikatakan rendah dan hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor guru dan faktor siswa. Faktor dari guru, yaitu (1) penjelasan materi yang disampaikan guru sulit dipahami oleh siswa; (2) teknik mengajar yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang menarik dan membosankan. Faktor dari siswa, yaitu (1) kurangnya minat siswa untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia; (2) kurangnya pemahaman siswa tentang hakikat paragraf deskripsi yang sebenarnya; (3) kurangnya latihan menulis dan siswa bingung atau kesulitan dalam memulai suatu tulisan. Untuk mengatasi masalah pertama yang terdapat pada guru, sebaiknya metode atau teknik pembelajaran yang selama ini digunakan diubah. Selain itu, guru lebih banyak berkomunikasi dengan siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami serta memberikan kesempatan untuk bertanya. Selanjutnya, guru dalam mengatasi masalah faktor yang terdapat pada siswa yang kurang berminat terhadap pelajaran bahasa Indonesia karena siswa menganggap pelajaran tersebut membosankan, meremehkan, dan tanpa belajarpun mereka sudah dapat berbahasa Indonesia. Untuk mengubah anggapan yang demikian, guru sebaiknya memberikan arahan dan pengertian kepada siswa bahwa pentingnya pelajaran bahasa Indonesia dalam kehidupan mereka. Keberhasilan pembelajaran menulis dipengaaruhi oleh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang tidak maksimal dan kurang terprogram dapat

25 10 mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik. Oleh karena itu, seharusnya guru memilih metode, teknik, dan media yang sesuai dengan materi pembelajaran, sehingga siswa mudah menguasai keterampilan menulis. Hal tersebut menuntut guru agar lebih saksama melaksanakan program pengajaran serta memilih media yang cocok dan menarik sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal. C. Pembatasan Masalah Dari berbagai masalah yang telah dikemukakan, permasalahan peneliti ini dibatasi pada kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa kelas VIII D perlu dikaji karena nilai akademis mereka masih rendah. Hal ini disebabkan oleh cara mengajar guru yang kurang kreatif. Guru selama ini hanya menggunakan metode ceramah yang membosankan sehingga tidak menggugah minat siswa untuk menulis. Selain itu, guru belum pernah menggunakan motode atau teknik pembelajaran sehingga siswa merasa jenuh belajar hanya di dalam kelas dan sifatnya monoton. Oleh karena itu, kemampuan siswa dalam menuangkan ide atau gagasan menjadi kurang maksimal. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraf deskripsi, penelitian ini menggunakan teknik objek langsung sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi.

26 11 D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat diangkat permasalahan tentang upaya peningkatan kemampuan menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan teknik objek langsung. Permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut ini. 1. Bagaimanakah perubahan sikap siswa setelah mendapatkan pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2012/2013? 2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2012/2013? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah salah satu faktor utama yang mendorong penulis untuk melakukan suatu penelitian. Setiap kegiatan penelitian secara sadar pasti didasari oleh tujuan yang akan dicapai. Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk: 1. mengetahui perubahan sikap siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam Tahun Ajaran 2012/2013, setelah mendapatkan pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung;

27 12 2. mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2012/2013. F. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai dua manfaat yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat teoretis, yaitu memberikan sumbangan pemikiran dan tolak ukur kajian pada penelitian lebih lanjut yaitu berupa alternatif yang dapat dipertimbaangkan dalam usaha memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk mengembangkan teori pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan teknik objek langsung dan menambah khazanah penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung.

28 13 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam kemampuan menulis paragraf deskripsi. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan inspirasi bahwa guru selalu dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, inovatif, menyenagkan dan bermakna. c. Bagi Peneliti Penelitian ini digunakan atau dijadikan sebagai salah satu referensi penelitian yang sejenis. G. Sistematika Skripsi Sistematika penelitian ini berisi secara garis besar tentang hal-hal yang akan penulis sampaikan dengan judul dan permasalahan yang penulis kemukakan dalam penelitian ini. Bab I pendahuluan berisi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, dan sistematika hasil penelitian. Bab II berisi tinjauan pustaka dan kajian teoritis yang berisikan teori-- teori yang dijadikan landasan peneliti sebelum melakukan penelitian. Dalam

29 14 teori ini, pada akhirnya dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembahasan data hasil penelitian. Bab III berisi metodologi penelitian, yaitu objek penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV berisi penyajian dan pembahasan data. Dalam bab ini, peneliti akan menguraikan tentang data penelitian dari hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu tentang upaya peningkatan kemampuan menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan teknik objek langsung pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam Tahun Ajaran 2012/2013. Bab V berisi penutup. Bab ini merupakan uraian singkat pembahasan pada bab IV dan saran.

30 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka adalah kajian secara kritis terhadap kajian terdahulu sehingga diketahui perbedaan yang khas antara kajian terdahulu dengan kajian yang dilakukan. Penelitian mengenai pembelajaran menulis sudah banyak dilakukan, antara lain yang dilakukan oleh Nani Rokhayati (2011) dan Sulis Setyowati (2010). Penelitian yang dilakukan Rokhayati (2011) berjudul Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi dengan Metode Field Trip pada Siswa Kelas X MAN Purworejo Tahun Ajaran 2010/2011. Rokhayati menyimpulkan bahwa pembelajaran menulis deskripsi dengan metode Field Trip dapat meningkatakan keterampilan awal siswa dengan rerata hasil tes 68,31. Pada siklus I meningkat menjadi 72,44 dan pada siklus II meningkat menjadi 74,93. Penilaian berdasarkan lembar observasi menunjukkan bahwa sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran pada pre-test cukup, pada siklus I dan siklus II menjadi baik. Respon siswa terhadap guru pada pre-test cukup. Pada siklus I dan II meningkat menjadi baik serta tidak berbicara sendiri. Keaktifan siswa dalam bertanya pada pre-test masih kurang, meningkat menjadi cukup pada siklus I dan menjadi baik pada siklus II. Peningkatan produk tampak pada keterampilan siswa dalam menulis deskripsi. Keterampilan siswa dalam menulis deskripsi pada pre-test cukup baik dan meningkat menjadi baik pada siklus I dan menjadi lebih baik pada siklus II. 15

31 16 Persepsi dan kesan siswa terhadap pembelajaran menulis deskripsi menggunakan metode Field Trip adalah siswa merasa lebih mudah dalam menulis deskripsi. Pada dasarnya penelitian yang dilakukan oleh Rokhayati memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Persamaan itu adalah sama-sama meneliti mengenai keterampilan menulis deskripsi. Perbedaannya yaitu pada jenis metode/teknik yang digunakan dan tingkat pendidikan yang dijadikan objek penelitian. Jenis metode yang digunakan oleh Rokhayati adalah metode Field Trip, sedangkan yang digunakan oleh peneliti adalah teknik objek langsung. Tingkat pendidikan yang dijadikan objek penelitian juga berbeda dengan peneliti. Lokasi penelitian Rokhayati memilih tingkat pendidikan SMA, sedangkan peneliti memilih tingkat pendidikan SMP. Penelitian yang dilakukan oleh Setyowati (2010) berjudul Upaya Peningkatan Pembelajaran Keterampilan Menulis Wacana Deskripsi dengan Media Gambar pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Takhasus Ahmad Sari Bruno Purworejo Tahun Pelajaran 2010/2011. Setyowati menyimpulkan bahwa menulis wacana deskripsi dengan media gambar mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa seperti perhatian, antusias siswa, respon positif terhadap media yang digunakan, keaktifan siswa dan sikap atau perilaku siswa. Keterampilan menulis wacana narasi pada prasiklus, siklus I dan siklus II terjadi peningkatan. Pada prasiklus skor rata-rata yang dicapai sebesar 72,72. Pada siklus I skor rata-rata yang dicapai sebesar 80,33. Pada siklus II skor rata-

32 17 rata yang dicapai adalah 84. Keterampilan siswa dalam menentukan topik pada prasiklus sebesar 16,67, pada siklus I naik menjadi sebesar 18,59 dan pada siklu II meningkat lagi menjadi sebesar 18,62. Penelitian yang dilakukan oleh Setyowati mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaan itu adalah sama-sama meneliti mengenai keterampilan menulis deskripsi. Perbedaannya terletak pada jenis metode/teknik yang digunakan dan tingkat pendidikan yang dijadikan objek penelitian. Jenis metode yang digunakan oleh Setyowati adalah media gambar, sedangkan yang digunakan oleh peneliti adalah teknik objek langsung. Tingkat pendidikan yang dijadikan objek penelitian juga berbeda dengan peneliti. Lokasi penelitian Setyowati memilih tingkat pendidikan SMA, sedangkan peneliti memilih tingkat pendidikan SMP. Persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan kedua penelitian sebelumnya yang paling menonjol adalah persamaannya sama-sama meneliti mengenai keterampilan deskripsi, sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada masing-masing media yang digunakan dan tingkat pendidikan yang diteliti. Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, penelitian ini belum pernah di lakukan oleh orang lain. Peneliti juga berharap agar penelitiannya kelak yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Karanggayam Kabupaten Kebumen Tahun Pembelajaran 2012/2013 dapat mengembangkan pembelajaran agar lebih inovatif.

33 18 B. Kajian Teoretis Kajian teoretis merupakan penjabaran dari kerangka teoretis yang memuat beberapa kumpulan materi terpilih dari berbagai sumber untuk dijadikan sebagai acuan pokok dalam membahas masalah yang diteliti. Dalam kajian teoretis ini akan dijelaskan tentang hakikat keterampilan menulis, manfaat menulis, tujuan menulis, tujuan pembelajaran menulis, hakikat menulis paragraf deskripsi, hakikat objek langsung, dan pembelajaran menulis paragraf deskripsi melalui teknik objek langsung. 1. Hakikat Keterampilan Menulis Pada hakikatnya, menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, seorang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Keterampilan menulis merupakan aspek penting dalam proses komunikasi. Kemajuan suatu bangsa dan negara dapat diukur dari maju atau tidaknya komunikasi tulis pada bangsa tersebut. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca

34 19 lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Selain itu, Nurudin (2010: 4) juga menyatakan bahwa menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan. Menulis juga berarti segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan gagasan, ide, atau pikiran ke dalam tulisan. Melalui menulis tersebut, segala pesan ataupun maksud dari penulis akan dapat dipahami oleh pembaca. 2. Manfaat Menulis Pada prinsipnya manfaat utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak lagsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena dapat memudahkan para pelajar berpikir. Menulis juga dapat menolong pelajar berpikir secara kritis. Menulis juga dapat memudahkan pelajar dalam merasakan dan menikmati hubunga-hubungan, memperdalam daya tangkap atau persepsi, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman (Tarigan, 2008: 22). Sukirno (2010: 5) mengemukakan bahwa manfaat menulis itu bermanfaat bagi kehidupan manusia. Antara lain meningkatkan keterampilan mengungkapkan sesuatu dengan bahasa yang tepat, meningkatkan kebiasaan pemakaian diksi atau pilihan kata yang tepat, meningkatkan ketajaman keruntutan berpikir, menghidupkan imajinasi atau

35 20 citraan yang tepat. Selain itu, menulis juga bermanfaat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan tertulis sehingga diketahui oleh orang lain, dapat bekerja sama dalam segala hal yang bermanfaat bagi kehidupan yang berkualitas, dapat mengenal adat dan tata krama dalam bermasyarakat. Antara penulis dengan penerima tulisan atau pembaca tidak bertatap muka secara langsung tetapi melalui perantara tulisan. Menulis dapat memudahkan para penulis untuk mengungkapkan keruntutan berpikir, mengungkapkan sesuatu dengan bahasa yang tepat dan mengungkapkan pikiran dan perasaan secara tertulis. Orang yang menulis itu selalu dituntut untuk terus belajar karena dengan menulis ia akan mengetahui berbagai informasi. Akibat dari itu, pengetahuannya menjadi luas. Menulis akan membiasakan diri menjadi kreatif, inovatif dan peduli pada masalah-masalah lingkungan. 3. Tujuan Menulis Tarigan (2008: 24) menyatakan bahwa maksud atau tujuan penulis (the writer s intention) adalah responsi atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca. Berdasarkan batasan ini, dapat dikatakan bahwa: (a) tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informatif, (b) tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif, (c) tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang megandung tujuan estetik disebut tulisan literer, dan (d) tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut wacana ekspresif.

36 21 Agaknya perlu diperingatkan di sini bahwa dalam praktiknya jelas sekali terlihat bahwa tujuan-tujuan yang telah disebutkan di atas sering bertumpang tindih dan setiap orang mungkin saja menambahka tujuantujuan lain yang belum tercakup dalam daftar di atas. Selain itu, Sukirno (2010: 4) juga menyatakan bahwa tujuan menulis yaitu memberikan informasi kepada orang lain atau pembaca, menceritaka suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukisakan tindak-tanduk manusia dalam sebuah persitiwa yang menimbulkan daya khayal/imajinasi pembacanya, dan menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara tersurat. 4. Tujuan Pembelajaran Menulis Program pembelajaran menulis pada dasarnya dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan. Adapun tujuan dari pembelajaran menulis adalah: a. mendorong siswa untuk menulis dengan jujur dan bertanggung jawab, dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa secara berhati-hati, integritas, dan sensitif; b. merangsang imajinasi dan daya pikir atau intelek siswa; c. menghasilkan tulisan atau karangan yang bagus organisasinya, tepat, jelas, dan ekonomis penggunaan bahasanya dalam membebaskan segala sesuatu yang terkandung dalam hati dan pikiran.

37 22 5. Hakikat Menulis Paragraf Deskripsi Keraf (1995: 16) menyatakan bahwa deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri objek itu. Deskripsi memberi satu citra mental mengenai sesuatu hal yang dialami, misalnya pemandangan, orang atau sensasi. Fungsi utama dari deskripsi adalah membuat para pembacanya melihat barang-barang atau objeknya, atau menyerap kualitas khas dari barang-barang itu. Deskripsi membuat penulis melihat yaitu membuat visualisasi mengenai objeknya, atau dengan kata lain deskripsi memusatkan uraiannya pada penampakan barang. Dalam menulis deskripsi, penulis melihat secara bulat yaitu objek garapan secara hidup dan konkret, penulis melihat objek secara bulat. Misalnya, kita akan membuat deskripsi tentang sebuah rumah, diharapkan menyajikan banyak penampilan individual dan karakteristik dari rumah itu, dan beberapa aspek yang dapat dianalisis seperti: besarnya, materi konstruksinya, dan rancangan arsitekturnya. Demikian pula, deskripsi suatu daerah pedesaan kurang bertalian dengan ciri-ciri studi topografis, tetapi lebih terfokus pada macam-macam keistimewaan umum, dan suasana lokal yang menarik. Karena sasaran yang dituju adalah memberi perhatian pada penampilan yang khas dari objeknya. Deskripsi lebih memberikan citra yang menarik mengenai objek itu. Deskripsi banyak

38 23 kaitannya dengan hubungan pancaindera dan pencitraan, maka banyak tulisan deskripsi diklasifikasikan sebagai tulisan kreatif. Tujuan menulis deskripsi adalah membuat para pembaca menyadari dengan hidup apa yang diserap penulis melalui pancaindera, merangsang perasaan pembaca mengenai apa yang digambarkannya, menyajikan suatu kualitas pengalaman langsung. Objek yang dideskripsikan mungkin sesuatu yang bisa ditangkap dengan pancaindera kita, sebuah pemandangn alam, jalan-jalan kota, tikus-tikus selokan atau kuda balapan, wajah seseorang yang cantik, atau seseorang yang putus asa, alunan musik atau gelegar guntur, dan sebagainya. Paragraf deskripsi merupakan penggambaran suatu keadaan dengan kalimat-kalimat, sehingga menimbulkan kesan yang hidup. Penggambaran atau lukisan itu harus disajikan sehidup-hidupnya, sehingga apa yang dilukiskan itu hidup di dalam angan-angan pembaca. Deskripsi lebih menekankan pengungkapannya melalui rangkain kata-kata. Walaupun untuk membuat deskripsi yang baik, penulis harus mengadakan identifikasi terlebih dahulu, namun pengertian deskripsi hanya menyangkut pengungkapan melalui kata-kata. Dengan mengenal ciri-ciri objek garapan, penulis dapat menggambarkan secara verbal objek yang ingin diperkenalkan kepada para pembaca. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa paragraf deskripsi merupakan paragraf yang melukiskan suatu objek sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan hal-hal yang ditulis pengarang.

39 24 6. Hakikat Objek Langsung Suyatno (2004: 82) menyatakan bahwa teknik pembelajaran menulis objek langsung bertujuan agar siswa dapat menulis dengan cepat berdasarkan objek yang diteliti. Guru menunjukkan objek kepada siswa di depan kelas, misalnya sebuah patung, vas bunga, mobil-mobilan, dan lainlain. Dari objek tersebut siswa dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan objek yang dilihatnya. Alat yang dibutuhkan adalah objek-objek yang bervariasi sesuai dengan tema pembelajaran. Teknik ini dapat dijalankan secara perseorangan maupun secara kelompok. Penerapan yang digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan teknik objek langsung ini, guru menyampaikan pengantar kemudian guru memajang beberapa objek di depan kelas, setelah siswa mulai mengidentifikasi objek, lalu siswa membuat tulisan secara runtut dan logis. Teknik pembelajaran menulis objek langsung bertujuan agar siswa dapat menulis dengan cepat berdasarkan objek yang diteliti. Teknik ini dapat dijalankan secara perseorangan maupun secara kelompok dengan cara observasi langsung. Siswa secara langsung dapat menuangkan ide atau gambaran sesuai apa yang mereka lihat sesuai dengan pancaindera jadi kesannya membuat tulisan itu menjadi hidup. Model observasi langsung memang akan memuaskan harapan pembaca karena dianggap sebagai jalan menuju objektivitas dan pembaca benar-benar dapat merasakan apa yang mereka baca, seolah-olah mereka melihat sendiri objek yang ada dalam tulisan tersebut.

40 25 7. Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi melalui Teknik Objek Langsung Tujuan pembelajaran di salah satu pihak, menyarankan pada bentukbentuk atau kategori-kategori tertentu hasil belajar. Keluaran dari hasil belajar yang antara lain berupa kemampuan, keterampilan, sikap, dan tingkah laku tertentu, dipihak lain, pada hakikatnya merupakan realisasi atau perwujudan terhadap pencapaian tujuan. Bagaimana wujud tingkah laku keluaran hasil belajar itu adalah bergantung bagaimana tujuan pembelajaran yang dilakukan itu (Nurgiantoro, 2012: 54). Tanpa adanya tujuan yang pasti, pelaksanaan kegiatan itu bagaikan akan menempuh suatu perjalanan tanpa mempunyai arah. Tujuan akan memberikan pegangan yang kuat bagi guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran untuk mengkreasikan berbagai pengalaman belajar yang akan dibelajarkan kepada siswa. Bagi siswa itu sendiri, tujuan dapat memberikan informasi tentang apa yang diharapkan dari kegiatan belajarnya atau tentang apa yang harus dipelajari. Pembelajaran menulis kreatif adalah prosedur atau tahap-tahap kegiatan belajar mengajar yag dilakukan oleh siswa dan guru dengan penekanan pada penciptaan kondisi belajar menulis untuk mencapai kompetensi dasar menulis yang ditentukan dengan pembelajaran berpusat pada siswa dan pemanfaatan media belajar (Sukirno, 2009: 2). Tujuan teknik pembelajaran menulis paragraf deskripsi agar siswa dapat menulis paragraf deskripsi melalui pengamatan secara langsung,

41 26 dengan begitu siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan, ide, mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis. Menurut Suyatno (2004: 82), ada beberapa cara yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran menulis dengan teknik objek langsung yaitu (1) guru memberikan pengantar singkat tentang teknik pembelajaran menulis paragraf deskripsi; (2) guru membagi kelompok berdasarkan objek yang akan diamati oleh siswa; (3) guru menyuruh siswa untuk keluar kelas selama 45 menit; (4) setelah siswa selesai menulis paragraf deskripsi sesuai dengan objek yang ditentukan oleh guru, kemudian siswa mempresentasikan secara individu sesuai dengan pembagian kelompok objek yang berbeda; (5) setiap kelompok dengan objek yang berbeda mengomentari hasil yang ditulis oleh siswa; (6) guru merefleksi proses kegiatan hari itu. Upayakan pembelajaran menulis paragraf deskripsi ini dirancang dengan tepat agar siswa senang, tertarik, dan tertantang. Guru menentukan objek yang akan ditulis ke dalam paragraf deskripsi pada setiap kelompok, tetapi dikerjakan secara individu agar siswa bebas dalam berekspresi dan menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Dalam mengembangkan tema menjadi sebuah kerangka karangan, dapat ditempuh dengan cara menambahkan unsur subtema, pelaku, dan urutan peristiwa (Sukirno, 2009: 33). Agar hasil karangan siswa lebih baik dan runtut, perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

42 27 a. Menentukan Topik Karangan Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Penetapan topik sebelum mulai menggarap suatu tema merupakan suatu keahlian. Topik mana yang akan dipergunakan dalam sebuah karangan agaknya bukan merupakan persoalan, namun seringkali pula justru hal inilah yang menjadi beban yang tidak kecil bagi mereka yang baru mulai menulis. Mereka sukar sekali menemukan topik mana yang kiranya dapat dipergunakan untuk menyusun karangannya. Sebenarnya sumbersumber yang berada disekitar kita menyediakan bahan-bahan yang berlimpah-limpah. Apa saja yang menarik perhatian kita dapat saja dijadikan topik dalam karangan kita. Syarat dari sebuah topik adalah harus menarik perhatian penulis sendiri, topik itu jangan terlalu baru, terlalu teknis atau kontroversial (Keraf, 2004: 126). b. Menyusun Kerangka Karangan Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap. Fungsi kerangka karangan yaitu untuk menyususn karangan secara teratur, memudahkan penulis untuk menciptakan klimaks yang berbeda-beda, menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih, dan memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu (Keraf, 2004: ). Sebuah kerangka karangan mengandung rencana kerja, memuat ketentuan-ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus diperinci dan

43 28 dikembangkan. Kerangka karangan menjamin suatu penyusunan yang logis dan teratur, serta memungkinkan seorang penulis membedakan gagasan-gagasan utama dari gagasan-gagasan tambahan. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan-catatan sederhana, tetapi dapat juga berbentuk mendetail, dan digarap dengan sangat cermat. c. Mengembangkan Kerangka Karangan Pengembangan kerangka karangan adalah penyusunan atau perincian dari gagasan-gagasan yang telah disusun dalam kerangka karangan. Supaya isi dan bagian-bagian yang lain terjalin baik, harus direncanakan pula besarnya karangan yang hendak dibuat. C. Hipotesis Pada hakikatnya hipotesis adalah jawaban sementara atau dengan jawaban dari suatu masalah. Sebagai jawaban sementara atau dugaan sudah pasti jawaban tersebut belum tentu benar dan karenanya perlu dibuktikan atau diuji kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan kemampuan menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan teknik objek langsung pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam Tahun Ajaran 2012/2013.

44 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas atau PTK, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa (Arikunto, 2010: 3). Arikunto, dkk (2012: 3) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, daan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah segala tindakan yang dilaksanakan guru secara sistematis dan terencana di kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini bersifat pengkajian terhadap situasional dan kontekstual dalam menentukan tindakan yang tepat untuk pemecahan masalah. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Dalam penelitian ini pelaksanaan kedua siklus tersebut yaitu, siklus I bertujuan mengetahui 29

45 30 kemampuan siswa menulis paragraf deskripsi. Siklus II bertujuan mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi. Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas (setiap siklus), yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Berikut model penelitian masing-masing tahap (Arikunto, dkk (2012: 16)) PERENCANAANN REFLEKSI SIKLUS I PELAKSANAAN PENGAMATAN PERENCANAAN REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN PENGAMATAN? (Berhasil atau Belum) Peneliti akan memberikan gambaran pelaksanaan masing-masing tahap atau siklus sebagai berikut:

46 31 1. Tindakan Awal Sebelum masuk pada siklus I dan siklus II, peneliti melakukan tindakan awal terlebih dahulu. Tindakan awal dilakukan dengan pengamatan kelas. Pengamatan kelas dilakukan untuk mengetahui keadaan sebenarnya di dalam kelas, serta mengetahui bagaimana kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa kelas VIII D dengan metode konvensional. Dari sini dapat diketahui kesulitan yang dialami oleh para siswa, kemudian didiskusikan dengan guru untuk menentukan langkah selanjutnya, yaitu menggunakan teknik objek langsung. 2. Tindakan Siklus I Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, setiap siklus harus melalui empat tahapan. Dalam siklus I ini ada empat tahap yang harus dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun langkah-langkahnya dipaparkan sebagai berikut. a. Perencanaan Tahap perencanaan harus dilakukan dengan matang dan secermat mungkin, agar pembelajaran dapat berjalan lancar dan hasilnya sesuai yang diinginkan. Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: (1) menyusun rencana pelaksaan pembelajaran (RPP) sesui dengan tindakan yang akan dilaksanakan, (2) menentukan objek yang akan ditulis siswa sebagai bahan tulisan, (3) membuat pedoman observasi, (4) membuat pertanyaan untuk jurnal siswa, (5) mempersiapkan alat evaluasi, dan (6) mempersiapkan alat dokumentasi.

47 32 b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan-tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah: a) Pendahuluan Pada bagian pendahuluan ini guru memberikan apersepsi pembelajaran. Dengan tujuan untuk mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran dengan baik. Kegiatan ini berupa pemberian ilustrasi mengenai pembelajaran menulis paragraf deskripsi, ilustrasi tentang objek yanag akan digunakan dan menyampaikan tujuan serta manfaat pembelajaran menulis paragraf deskripsi yang akan dicapai pada hari itu. b) Kegiatan Inti Pada kegiatan ini, guru menyampaikan materi paragraf deskripsi dan memberikan atau menyajikan suatu objek yang akan digunakan untuk pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Kemudian, siswa berkelompok untuk menemukan permasalahan yang terdapat pada paragraf seperti isi paragraf, ciri-ciri, dan pengertian paragraf deskripsi. Perwakilan dari masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi, dan kelompok yang lain menanggapinya. Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk menilai hasil kerja kelompok lain. Guru membantu siswa untuk menyimpulkan permasalahan yang ditemukan. Kegiatan dilanjutkan dengan guru menentukan objek sebagi bahan kajian untuk menulis paragraf deskripsi, siswa berkelompok

48 33 menjadi empat kelompok dan setiap kelompok terdiri dari sembilan siswa. Objek yang telah ditentukan oleh guru antara lain: tempat ibadah, ruang kelas VIII D, kantin sekolah, dan lingkungan sekolah. Pembelajaran dilakukan di luar kelas dan di dalam kelas, sesuai dengan objek yang mereka amati. Siswa ditugasi untuk membuat paragraf deskripsi sesuai dengan objek yang mereka amati secara individu. Pada tahap akhir, siswa dan guru membahas paragraf deskripsi yang ditulis oleh siswa. c) Penutup Kegiatan menulis paragraf deskripsi ditutup dengan merefleksi hasil pembelajaran pada hari itu. Guru memberikan kesempatan pada siswa yang belum paham untuk bertanya mengenai materi menulis paragraf deskripsi. Kemudian, pembelajaran ditutup dengan siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran menulis paragraf deskripsi, dan tidak lupa guru selalu memberikan dorongan dan motivasi pada siswa untuk terus belajar menulis paragraf deskripsi. c. Observasi/ Pengamatan Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti mengikuti kegiatan pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar pedoman observasi siswa yang berisi pernyataan mengenai perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung. Peneliti dibantu oleh seorang

49 34 rekannya dan guru Bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 1 Karanggayam dalam mengobservasi, yaitu untuk mencatat hal-hal yang dilakukan siswa baik yang positif maupun yang negatif selama pembelajaran dilaksanakan. Observasi dilakukan terhadap data tes dan nontes. Data tes yang diobservasi berupa hasil tes menulis paragraf deskripsi dan sikap siswa pada waktu menulis paragraf deskripsi. Hasil observasi ini sebagai bukti observasi terhadap data tes menulis paragraf deskripsi. Melalui observasi data ini, dapat diketahui beberapa kekurangan dan kelebihan hasil tes menulis paragraf deskripsi. Sehingga, kekurangan yang terdapat pada hasil observasi data tes siklus I dapat diperbaiki pada siklus II dan kelebihan-kelebihannya yang terus dipertahankan dan ditingkatkan. Adapun cara untuk mendapat hasil data tes dan nontes yaitu dengan (1) tes yang digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa melalui dua siklus, (2) lembar pedoman observasi dan memotret tingkah laku siswa selama pembelajaran berlangsung, (3) jurnal siswa diberikan pada saat pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung selesai. Jurnal siswa berisi pesan dan kesan selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung, (5) dokumentasi foto sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa selama penelitian. Hasil observasi ini digunakan sebagai acuan

50 35 untuk melakukan perbaikan pada siklus II. Selanjutnya, kekurangan yang terdapat pada siklus I dapat diatasi pada siklus II dan kelebihankelebihannya dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan. d. Refleksi Setelah pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan analisis terhadap hasil tes, hasil observasi, dan hasil jurnal siswa yang telah dilakukan. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui (1) kelebihan dan kekurangan teknik objek langsung yang digunakan oleh peneliti dalam proses pembelajaran siklus I, (2) kelebihan dan kekurangan materi menulis paragraf deskripsi, (3) tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran. Berdasarkan analisis pada data tes dan nontes dapat dilakukan perbaikan-perbaikan atau revisi terhadap rencana selanjutnya pada siklus II. 3. Tindakan Siklus II Pelaksanaan siklus II melalui tahap yang sama dengan siklus I, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus II merupakan kelanjutan siklus I dan merupakan perbaikan hasil kegiatan pada siklus I. Pada siklus II ini diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal. Paparan tiap tahap diuraikan berikut ini. a. Perencanaan Perencanaan kegiatan siklus II dibuat dengan memperhatikan hasil kegiatan siklus I. Tahap perencanaan siklus II ini meliputi: (1) menyempurnakan RPP pada siklus I, (2) memperbaiki pedoman

51 36 observasi, (3) mempersiapkan pertanyaan untuk jurnal siswa, (4) guru memberikan kebebasan kepada siswa dalam menentukan objek sebagai bahan tulisan, (5) mempersiapkan alat evaluasi, (6) mempersiapkan alat dokumentasi. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan sekenario pembelajaran sebagai perbaikan pada siklus I. Tindakan yang dilkukan pada siklus II meliputi: a) Pendahuluan Pada tindakan siklus II ini, guru mengawali pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan memberikan salam dan mempresensi siswa serta mengkondisikan siswa agar tidak ramai. Guru menyampaikan apersepsi pembelajaran menulis paragraf deskripsi sama seperti pada siklus I. Kemudian, guru bertanya pada siswa mengenai materi pertemuan kemarin. Guru bersama siswa mengulas kembali sedikit materi pertemuan yang lalu dengan tujuan untuk memancing ingatan siswa mengenai materi menulis paragraf deskripsi yang telah diajarkan oleh guru. b) Kegiatan Inti Ada beberapa perubahan tindakan pada tahap ini. Sebelum siswa menulis paragraf deskripsi, guru terlebih dahulu menjelaskan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada siklus I. Guru menjelaskan mengenai kriteria penilaian yang digunakan dalam tes menulis

52 37 paragraf deskripsi. Guru memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa agar dalam tahap ini atau pada siklus II akan menjadi lebih baik. Guru menjelaskan kembali tentang bagaimana menulis paragraf deskripsi dengan baik, memberikan kesempatan kepada siswa yang merasa belum paham untuk bertanya, dan pertanyaan tersebut akan dilemparkan kepada siswa lain, jika siswa lain tidak bisa menjawab, maka guru akan memberikan pemecahannya atau menjawab permasalahan yang dialami oleh siswa. Setelah permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh siswa terpecahkan, guru kembali menyuruh siswa untuk berkelompok dan guru menjelaskan mengenai perintah dalam mengerjakan tugas tersebut. Masing-masing kelompok terdiri dari sembilan siswa. Kemudian perwakilan dari masing-masing kelompok maju untuk mengambil undian tentang objek yang akan mereka amati. Objek yang mereka amati sama dengan siklus I, hanya saja perbedaannya adalah jika pada siklus I guru yang membagikan objek pada masing-masing kelompok. Tetapi pada siklus II ini siswa yang memilih objeknya dengan mengambil undian. Perintah mengerjakannya sama dengan siklus I. Siswa menulis paragraf deskripsi berdasarkan objek yang mereka amati dan berdasarkan kriteria penilaian yang telah dijelaskan oleh guru. Setelah siswa selesai membuat paragraf deskripsi, perwakilan masing-masing kelompok membacakan dan mempresentasikan hasil menulis

53 38 paragraf deskripsi untuk kemudian ditanggapi oleh kelompok lain. Selain itu, guru juga selalu memberikan dorongan dan semangat pada siswa sebagai bentuk perhatian guru dan penghargaan pada siswa. c) Penutup Kegiatan pembelajaran ditutup dengan guru bersama siswa merefleksi hasil pembelajaran pada hari itu. Guru mengulas kembali materi yang baru saja diajarkan. Guru bertanya pada siswa apakah masih ada kesulitan dalam menulis paragraf deskripsi. Guru selalu memberikan semangat, motivasi, dan dorongan kepada siswa untuk terus belajar menulis paragraf deskripsi. Pembelajaran ditutup dengan doa dan salam. c. Observasi/ Pengamatan Observasi yang dilakukan pada siklus II masih sama dengan siklus I. Adapun observasi yang dilakukan berupa observasi tes dan nontes. Observasi tes digunakan untuk mengetahui nilai tes menulis paragraf deskripsi serta melihat perilaku siswa pada saat menulis paragraf deskripsi. Observasi pada data nontes dilakukan pada observasi perilaku siswa selama pembelajaran, jurnal siswa, dan dokumentasi foto. Observasi data nontes digunakan sebagai penguat hasil observasi data tes.

54 39 d. Refleksi Kegiatan refleksi pada siklus II merupakan tahap akhir dalam penelitian ini. Dari hasil observasi dan jurnal siswa pada siklus II peneliti dapat mengetahui bagaimana tanggapan siswa mengenai pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung yang sudah dilakukan. Peneliti dapat melihat respon siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Selain itu, melalui refleksi dapat diketahui ada tidaknya peningkatan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi. Perbedaan siklus II dengan siklus I yaitu pada hasil yang didapat pada akhir siklus. B. Subjek Penelitian Subjek adalah pokok pembicaraan; pokok bahasan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002: ). Penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002: 920). Jadi, subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifatkeadaannya (atribut-nya) akan diteliti. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2012/2013.

55 40 C. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat evaluasi atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data (Arikunto, 2010: 192). Bentuk instrumen dalam penelitian ini adalah tes dan nontes. Jenis instrumen tes adalah tes tertulis, sedangkan bentuk instrumen nontes yaitu lembar observasi, jurnal siswa, dan dokumentasi foto. 1. Instrumen Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 193). Pada instrumen tes ini, dilakukan oleh peneliti ada pada pra-siklus, siklus I dan siklus II, dengan tujuan untuk mengukur dari hasil keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sesuai dengan objek yang siswa amati. Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menentukan ketepatan isi paragraf sesuai dengan objek yang siswa amati. Adapun beberapa aspek yang dinilai dalam tes menulis paragraf deskripsi antara lain: (1) isi, (2) organisasi, (3) penggunaan bahasa (4) kosakata, (5) mekanik. Hasil tes pada pra-siklus dianalisis, dinilai kemudian peneliti mencari kesulitan-kesulitan yang dialami siswa atau kelemahan siswa

56 41 dalam menulis paragraf deskripsi dan dijadikan sebagai acuan untuk pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Nilai maksimal yang diperoleh dari hasil pembelajaran kemampuan menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan teknik objek langsung, yaitu 100. Rubrik penilaian yang dipakai untuk menilai dalam penelitian ini yaitu rubrik penilaian yang dicontohkan oleh Nurgiantoro (2012: 440). Berikut kriteria penilaian tersebut. Tabel 1 Kriteria Aspek Penilaian Menulis Paragraf Deskripsi No Aspek yang dinilai Skor maksimal 1 Isi 30 2 Organisasi 20 3 Penggunaan bahasa 25 4 Kosakata 15 5 Mekanik 10 Jumlah Instrumen Nontes Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini antara lain observasi, jurnal siswa, dan dokumentasi foto. a. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengambil data penelitin yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Adapun aspek yang diamati dalam observsi ini adalah sikap, baik sikap positif

57 42 maupun sikap negatif yang ditunjukkan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung antara lain: (1) siswa memperhatikan dan merespons dengan antusias (bertanya, menanggapi, dan membuat catatan); (2) siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok; (3) siswa merespons positif (senang) terhadap pembelajaran dengan teknik objek langsung; (4) siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila menemukan kesulitan; (5) siswa menulis paragraf deskripsi dengan sikap yang baik; (6) siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu (berbicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan yang tidak penting); (7) siswa kurang berpartisipasi atau pasif dalam kegiatan diskusi kelompok; (8) siswa merespons negatif (acuh) terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung yang dilakukan di luar maupun di dalam kelas; (9) siswa pasif dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis paragraf deskripsi yang sedang diajarkan; (10) siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis paragraf deskripsi (mencontek, tiduran, bercanda, dan sebagainya).

58 43 Peneliti dibantu oleh salah seorang rekannya dan guru Bahasa Indonesia kelas VIII dalam mengobservasi dengan menggunakan lembar pedoman observasi yang telah dipersiapkan. Observasi dilaksanakan dari awal sampai akhir pembelajaran atau bersamaan dengan pelaksanaan tindakan sambil memberikan penilaian dengan memberikan check list ( ) pada lembar pedoman observasi yang sudah disediakan. b. Jurnal Siswa Jurnal siswa ini diberikan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui kesan dan pesan siswa mengenai pembelajaran menulis paragraf deskripsi yang telah dilaksanakan. Siswa mengungkapkan pesan dan kesannya pada lembar jurnal siswa yang telah disiapkan oleh peneliti. Pengisian jurnal siswa ini dilakukan pada akhir pembelajran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung. Ada beberapa hal yang ditanyakan dalam jurnal siswa adalah sebagai berikut: (1) bagaimanakah perasaan Anda selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf deskripsi pada hari ini?; (2) apakah kesulitan yang Anda alami dalam menulis paragraf deskripsi?; (3) bagaimanakah tanggapan Anda mengenai teknik objek langsung yang digunakan?; (4) bagaimana kesan Anda terhadap gaya mengajar yang dilakukan oleh guru?;

59 44 (5) saran apa yang dapat Anda berikan untuk pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung?; (6) jelaskan manfaat yang Anda peroleh setelah menggunakan teknik objek langsung dalam menulis paragraf deskripsi? c. Dokumentasi Foto Dokumentasi foto merupakan instrumen nontes yang cukup penting sebagai bukti kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian. Dokumen foto ini akan memperkuat data baik observasi maupun wawancara, sehingga data menjadi lebih jelas dan lengkap. Adapun gambar yang diambil melalui foto adalah pada saat guru atau peneliti memberikan apersepsi, penyampaian materi menulis paragraf deskripsi, pembagian kelompok, pembelajaran pada saat mengamati objek di luar kelas maupun di dalam kelas, pada saat siswa praktik menulis paragraf deskripsi, dan siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya. Hasil dari dokumentasi ini, selanjutnya dideskripsikan sesuai dengan keadaan yang ada dan dipadukan dengan data yang lainnya. D. Pengambilan Data Penelitian Nama Sekolah Alamat Mata Pelajaran Kelas/semester Jumlah siswa : SMP Negeri 1 Karanggayam Kabupaten Kebumen : Karanggayam : Bahasa Indonesia : VIII D/Genap : 36 siswa terdiri dari 18 laki-laki dan 18 perempuan

60 45 E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi. Teknik nontes digunakan untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan teknik objek langsung. 1. Teknik Tes Data dalam menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan teknik objek langsung adalah melalui tes. Teknik tes merupakan sebuah insrtumen atau prosedur yang sistematis untuk mengukur suatu sampel tingkah laku, misalnya untuk menjawab pertanyaan seberapa baik (tinggi) kinerja seseorang yang jawabannya berupa angka. Tes adalah salah satu bentuk pengukuran, dan tes hanyalah merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi (kompetensi, pengetahuan, keterampilan) tentang peserta didik (Nurgiantoro, 2012: 105). Tes ini berupa soal tes siswa untuk menulis paragraf deskripsi menggunakan teknik objek langsung. Objek yang akan digunakan untuk menulis paragraf deskripsi adalah tempat ibadah, kantin sekolah, lingkungan sekolah, dan ruang kelas VIII D. Bentuk tes ini adalah sebuah objek, jadi dari objek tersebut siswa disuruh mengamati kemudian dibuat ke dalam bentuk paragraf deskripsi. Dalam penelitian ini tes diberikan pada siklus I dan siklus II.

61 46 2. Teknik Nontes Teknik nontes merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan peserta didik atau peserta tes tanpa melalui tes dengan alat tes (Nurgiantoro, 2012: 90). Data dari teknik nontes ini, peneliti lakukan untuk mengetahui keadaan yang terjadi sebenarnya selama proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam teknik ini, peneliti menggunakan teknik observasi, jurnal siswa, dan dokumentasi foto. a. Observasi Teknik observasi dilakukan untuk mengetahui perilaku siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung atau bersama dengan pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan terhadap perilaku siswa, baik yang positif maupun yang negatif. Pada kegiatan observasi ini, peneliti dibantu oleh seorang rekannya dan guru pengampu Bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 1 Karanggayam dengan menggunakan lembar pedoman observasi. Adapun aspek-aspek yang diamati adalah (1) siswa memperhatikan dan merespons dengan antusias (bertanya, menanggapi, dan membuat catatan); (2) siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok; (3) siswa merespons positif (senang) terhadap pembelajaran dengan teknik objek langsung; (4) siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila menemukan kesulitan; (5) siswa menulis paragraf deskripsi dengan sikap yang baik; (6) siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu (berbicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan

62 47 yang tidak penting); (7) siswa kurang berpartisipasi atau pasif dalam kegiatan diskusi kelompok; (8) siswa merespons negatif (acuh) terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung yang dilakukan di luar maupun di dalam kelas; (9) siswa pasif dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis paragraf deskripsi yang sedang diajarkan; (10) siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis paragraf deskripsi (mencontek, tiduran, bercanda, dan sebagainya). Melalui observasi dihasilkan data observasi berupa keterangan kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. b. Jurnal Siswa Jurnal siswa dibagikan kepada siswa pada akhir pembelajaran. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa pengisian jurnal sesuai dengan pendapat mereka sendiri. Siswa bebas menuliskan pendapatnya, kritik maupun saran terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan teknik teknik objek langsung. c. Dokumentasi foto Dokumentasi foto dijadikan sebagai dokumentasi peneliti. Dengan dokumentasi foto, akan terlihat secara nyata bahwa benar ada sebuah tindakan dalam pembelajaran. Foto yang dijadikan dokumentasi berupa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Aktivitas tersebut yaitu ketika kegiata awal pembelajaran, ketika guru memberikan

63 48 penjelasan materi, dan keadaan siswa saat menyusun dan menulis paragraf deskripsi. Pengumpulan foto dilakukan ketika tes awal atau pretest, pelaksanaan siklus I, dan pelaksanaan siklus II. F. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat simpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2011: 244). Dalam penelitian tindakan ini peneliti menggunakan teknik analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Tujuan teknik analisis ini adalah untuk mengetahui secara terperinci cara memperoleh data dan perkembangan hasil penelitian. 1. Teknik kuantitatif Teknik kuantitatif mencakup setiap jenis penelitian yang didasarkan atas perhitungan presentase, rata-rata, ci kuadrat, dan perhitungan statistik lainnya. Dengan kata lain, teknik kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan atau angka atau kuantitas (Moleong, 2012: 3). Teknik kuantitatif dipakai untuk menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes menulis paragraf deskripsi pada siklus I dan siklus II. Dari setiap siklus diperoleh skor tiap-tiap siswa yang kemudian dicari rata-ratanya

64 49 dengan cara membandingkan rata-rata skor pad prasiklus, siklus I, dan siklus II agar dapat terlihat seberapa besar peningkatan keterampilan menulis deskripsi. 2. Teknik Kualitatif Teknik kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2012: 6). Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif yang diperoleh dari tes nontes, yaitu berupa lembar observasi, jurnal siswa, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dengan memadukan secara menyeluruh. Hasil analisis digunakan untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung. Melalui analisis data kualitatif ini dapat diketahui peningkatan keterampilan menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung dan perubahan perilaku siswa setelah mendapatkan pembelajaran menulis paragraf deskripsi. G. Teknik Penyajian Hasil Analisis Dalam penyajian hasil analisis data digunakan teknik informal. Sudaryanto (1993: 145) menyatakan bahwa teknik informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya.

65 50 Dengan teknik penyajian hasil analisis informal, penulis menyajikan peningkatan prestasi pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Karanggayam Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2012/2013 dengan kata-kata biasa.

66 BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan data hasil penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan. Hasil penelitian dideskripsikan secara rinci berdasarkan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun indikator atau keberhsilan tindakan pada praktik menulis deskripsi dengan menggunakan teknik objek langsung adalah terdapat peningkatan yang terkait dengan kemampuan menulis, yaitu dengan adanya peningkatan skala penilaian dari tiap tindakan yang dilakukan. Selain itu, indikator keberhasilan tindakan juga terliht dari perkembangan proses pembelajaran siswa, yaitu siswa lebih bersikap aktif selama kegiatan belajar mengajar. Pada bagian ini akan disajikan hasil dari penelitian kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi mulai dari prasiklus atau tindakn awal sampai dengan akhir siklus II. Sebelum dideskripsikan hasil penelitian beserta pembahasannya, terlebih dahulu akan dideskripsikan kondisi dan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi sebelum melaksanakan tindakan yang diperoleh dari tes awal pada prasiklus. Peneliti mengadakan penelitian selama 3 kali pertemuan. Tahap prasiklus dilaksanakan pada Senin, tanggal 25 Februari Kemudian siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 27 Februari Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 28 Februari 51

67 Adapun dalam penyajian data ini akan disajikan data yang berdasarkan rumusan masalah, yaitu sikap dan prestasi siswa. 1. Sikap Siswa dalam Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung Upaya peningkatan sikap dan keaktifan dalam proses belajar siswa dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi meliputi tiga pertemuan yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II. a. Prasiklus Sebelum dilaksanakan tindakan siklus I dan siklus II, terlebih dahulu diadakan kegiatan prasiklus. Pada tahap prasiklus, teknik objek langsung belum diterapkan. Pada kegiatan prasiklus sikap dan keaktifan siswa cenderung masih rendah. Siswa hanya sebatas mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting sehingga siswa tampak pasif dalam proses pembelajaran. b. Siklus I Pada kegiatan siklus I, peneliti mengisi lembar observasi, yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana sikap dan keaktifan siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung. Peneliti dalam mengisi lembar observasi dibantu oleh seorang rekannya dan guru bahasa Indonesia kelas VIII. Hal ini dilakukan agar hasil observasi dapat lebih baik karena segala tindakan yang dilakukan oleh siswa dapat terpantau oleh observer. Adapun aspek yang diamati dalam observasi ini adalah sikap, baik sikap positif maupun negatif yang ditunjukkan siswa selama proses belajar

68 53 mengajar berlangsung. Hasil observasi pada tahap siklus I tentang sikap siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya menulis paragraf deskripsi tampak dalam tabel berikut. Tabel 2 Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung pada Siklus I Sikap No Nama Positif Negatif Ageng Pangestu 2 Agus Niswanto 3 Aldi Dwi Jayanto 4 Amar Riyanto 5 Andi Lisdianto 6 Ardi Irawan 7 Budi Arisman 8 Desi Ramadani 9 Desy Puspitarini 10 Dewi Larasati 11 Dewi Novitasari 12 Estu Saerani D. 13 Frenky Setiawan 14 Idris Kurnianto 15 Kirno 16 Mohamad Aziz 17 Monica Tarias 18 Muhammad K. 19 Nining Nur A. 20 Nunik Sulastri 21 Pebby Eka Y. 22 Rani Setianingsih 23 Rudiyono

69 54 24 Sefriyana 25 Sintia Mayawati 26 Sismono 27 Slamet Kurniadi 28 Sumarni 29 Sutio 30 Toto 31 Uma Shari ah 32 Vinalya Bunga E 33 Wahid Riansah 34 Wigi Yuningsih 35 Winggal Saputri 36 Yuningsih Keterangan: Check-list ( ): sikap siswa baik sikap positif maupun negatif. 1. Siswa memperhatikan dan merespons dengan antusias (bertanya, menanggapi, dan membuat catatan). 2. Siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. 3. Siswa merespons positif (senang) terhadap pembelajaran dengan teknik objek langsung. 4. Siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila menemukan kesulitan. 5. Siswa menulis paragraf deskripsi dengan sikap yang baik. 6. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu (berbicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan yang tidak penting). 7. Siswa kurang berpartisipasi atau pasif dalam kegiatan diskusi kelompok. 8. Siswa merespons negatif (acuh) terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung yang dilakukan di luar maupun di dalam kelas. 9. Siswa pasif dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis paragraf deskripsi yang sedang diajarkan. 10. Siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis paragraf deskripsi (mencontek, tiduran, bercanda, dan sebagainya).

70 55 Dari data pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa umumnya siswa senang dengan pembelajaran dengan menggunakan teknik objek langsung. Siswa lebih memperhatikan, aktif, dan merespons dengan atusias saat proses pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan teknik objek langsung daripada menggunakan cara konvensional seperti pada tahap prasiklus. Selain itu, siswa dalam menulis paragraf deskripsi bersikap semakin baik. Pada siklus I, peneliti juga membagikan jurnal siswa pada akhir pembelajaran untuk mengetahui kesan dan pesan siswa mengenai pembelajaran menulis paragraf deskripsi yang telah dilaksanakan. Siswa mengungkapkan pesan dan kesannya pada lembar jurnal siswa yang telah disiapkan oleh peneliti. Pengisian jurnal siswa ini dilakukan pada akhir pembelajran menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan teknik objek langsung. Ada beberapa hal yang ditanyakan dalam jurnal siswa adalah sebagai berikut: bagaimanakah perasaan Anda selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf deskripsi pada hari ini; apakah kesulitan yang Anda alami dalam menulis paragraf deskripsi; bagaimanakah tanggapan Anda mengenai teknik objek langsung yang digunakan; bagaimana kesan Anda terhadap gaya mengajar yang dilakukan oleh guru; saran apa yang dapat Anda berikan untuk pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung; jelaskan manfaat yang Anda peroleh

71 56 setelah menggunakan teknik objek langsung dalam menulis paragraf deskripsi. Dari kesan dan pesan yang diberikan oleh siswa, masih ada beberapa siswa yang mengalmi kesulitan dalam menulis paragraf deskripsi. c. Siklus II Pada dasarnya, siklus II tidak jauh berbeda dengan kegiatan siklus I, pada siklus II dalam observasi peneliti masih dibantu oleh seorang rekannya dan guru bahasa Indonesia kelas VIII mengamati sikap siswa selama pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan menggunakn teknik objek langsung dengan mengisi pedoman observasi. Hasil pengisian lembar observasi tersebut tampak pada tabel berikut. Tabel 3 Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung pada Siklus II Sikap No Nama Positif Negatif Ageng Pangestu 2 Agus Niswanto 3 Aldi Dwi Jayanto 4 Amar Riyanto 5 Andi Lisdianto 6 Ardi Irawan 7 Budi Arisman 8 Desi Ramadani 9 Desy Puspitarini

72 57 10 Dewi Larasati 11 Dewi Novitasari 12 Estu Saerani D. 13 Frenky Setiawan 14 Idris Kurnianto 15 Kirno 16 Mohamad Aziz 17 Monica Tarias 18 Muhammad K. 19 Nining Nur A. 20 Nunik Sulastri 21 Pebby Eka Y. 22 Rani Setianingsih 23 Rudiyono 24 Sefriyana 25 Sintia Mayawati 26 Sismono 27 Slamet Kurniadi 28 Sumarni 29 Sutio 30 Toto 31 Uma Shari ah 32 Vinalya Bunga E 33 Wahid Riansah 34 Wigi Yuningsih 35 Winggal Saputri 36 Yuningsih Keterangan: Check-list ( ): sikap siswa baik sikap positif maupun negatif. 1. Siswa memperhatikan dan merespons dengan antusias (bertanya, menanggapi, dan membuat catatan). 2. Siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.

73 58 3. Siswa merespons positif (senang) terhadap pembelajaran dengan teknik objek langsung. 4. Siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila menemukan kesulitan. 5. Siswa menulis paragraf deskripsi dengan sikap yang baik. 6. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu (berbicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan yang tidak penting). 7. Siswa kurang berpartisipasi atau pasif dalam kegiatan diskusi kelompok. 8. Siswa merespons negatif (acuh) terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung yang dilakukan di luar maupun di dalam kelas. 9. Siswa pasif dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis paragraf deskripsi yang sedang diajarkan. 10. Siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis paragraf deskripsi (mencontek, tiduran, bercanda, dan sebagainya). Format observasi yang dilakukan pada siklus II sama dengan pada siklus I, yaitu berupa check-list. Dari data pada tabel tersebut diperoleh simpulan bahwa siswa benar-benar senang, memperhatikan, merespon, dan bersikap aktif dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan teknik objek langsung. Pembelajaran menulis pragraf deskripsi dengan menggunakan teknik objek langsung membuat siswa bersikap aktif dan baik dalam menulis paragraf deskripsi. Pada siklus II, peneliti juga masih membagikan jurnal siswa pada akhir pembelajaran untuk mengetahui kesan dan pesan siswa mengenai pembelajaran menulis paragraf deskripsi yang telah dilaksanakan. Siswa mengungkapkan pesan dan kesannya pada lembar jurnal siswa yang telah disiapkan oleh peneliti. Pengisian jurnal siswa ini dilakukan pada akhir pembelajran menulis paragraf deskripsi

74 59 dengan menggunakan teknik objek langsung. Lembar pertanyaan yang diberikan sama dengan siklus I. Dari kesan dan pesan yang diberikan oleh siswa, masih ada beberapa siswa yang mengalmi kesulitan dalam menulis paragraf deskripsi. Namun, pada siklus II siswa yang kesulitan dalam menulis paragraf deskripsi berkurang. 2. Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung Peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung meliputi tiga pertemuan, yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II. Adapun hasil dari kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi dari prasiklus sampai dengan siklus II. Tabel 4 Hasil Kemampuan Menulis Pargraf Deskripsi pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II No Nama Prasiklus Siklus I Siklus II KKM 1 Ageng Pangestu Agus Niswanto Aldi Dwi Jayanto Amar Riyanto Andi Lisdianto Ardi Irawan Budi Arisman Desi Ramadani Desy Puspitarini Dewi Larasati Dewi Novitasari Estu Saerani Diarti Frenky Setiawan Idris Kurnianto Kirno Mohamad Aziz M Monica Tarias

75 60 18 Muhammad K Nining Nur Aisah Nunik Sulastri Pebby Eka Y Rani Setianingsih Rudiyono Sefriyana Sintia Mayawati Sismono Slamet Kurniadi Sumarni Sutio Toto Uma Shari ah Vinalya Bunga E.P Wahid Riansah Wigi Yuningsih Winggal Saputri Yuningsih JUMLAH RATA-RATA 58,22 69,36 71,9 Dari data pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata kelas setiap tindakan mengalami peningkatan, yaitu dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. B. Pembahasan Pada penelitian ini, pembahasan difokuskan pada (1) peningkatan proses pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung, dan (2) peningkatan hasil kemampuan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam setelah memperoleh pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung.

76 61 1. Perubahan Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung Peneliti ini menggunakan instrumen nontes pada siklus I dan siklus II untuk mengetahui peningkatan proses pembelajaran menulis paragraf deskripsi, yaitu dengan lembar observasi dan jurnal siswa. Adapun hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan sikap dalam proses pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Hal tersebut diketahui dari peningkatan keaktifan siswa melalui lembar observasi dan jurnal siswa. a. Siklus I Hasil penelitian nontes pada siklus I ini, didapatkan dari hasil observasi dan jurnal siswa. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan teknik objek langsung. Obsevasi dilakukan oleh guru (peneliti) dibantu oleh salah satu rekannya dan guru bahasa Indonesia kelas VIII. Hal ini dilakukan agar hasil observasi dapat lebih baik karena segala tindakan yang dilakukan oleh siswa dapat terpantau oleh observer. Hasil observasi siklus I tampak pada tabel berikut.

77 62 Tabel 5 Perubahan Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung pada Siklus I No Aspek Pengamatan Jumlah 1 Siswa memperhatikan dan merespons dengan antusias (bertanya, menanggapi, dan membuat catatan). Presentase 26 72,2% 2 Siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok ,2% 3 Siswa merespons positif (senang) terhadap pembelajaran dengan teknik objek langsung ,7% 4 5 Siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila menemukan kesulitan ,8% Siswa menulis paragraf deskripsi dengan sikap yang baik % 6 Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu (berbicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan yang tidak penting) ,8% 7 Siswa kurang berpartisipasi atau pasif dalam kegiatan diskusi kelompok ,8% Siswa merespons negatif (acuh) terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung yang dilakukan di luar maupun di dalam kelas. Siswa pasif dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis paragraf deskripsi yang sedang diajarkan. Siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis paragraf deskripsi (mencontek, tiduran, bercanda, dan sebagainya). 3 8,3% 26 72,2% 9 25%

78 63 Dari data pada tabel di atas terlihat bahwa hasil observasi sikap siswa bahwa siswa yang memperhatikan dan merespons dengan antusias bertanya, menanggapi, dan membuat catatan sebesar 26 siswa atau 72,2%. Siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukaan kegiatan yang tidak perlu seperti: berbicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan yang tidak penting sebesar 10 siswa atau 27,8%. Kemudian, siswa yang berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok sebesar 17 siswa atau 47,2%. Siswa yang kurang berpartisipasi atau pasif dalam kegiatan diskusi kelompok sebesar 19 siswa atau 52,8%. Saat pembelajaran berlangsung dapat diketahui bahwa siswa yang merespons positif (senang) terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung sebesar 33 siswa atau 91,7%. Siswa yang merespons negatif (acuh) terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung sebesar 3 siswa atau 8,3%. Siswa yang aktif dalam menjawab dan selalu bertanya apabila menemukan kesulitan sebesar 10 siswa atau 27,8%. Sedangkan, siswa yang pasif dalam menjawab dan malas bertanya mengenai materi menulis paragraf deskripsi yang sedang diajarkan sebesar 26 siswa atau 72,2%. Dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dapat diketahui bahwa terdapat 27 siswa atau 75% yang menulis paragraf deskripsi dengan sikap yang baik dan serius serta memberikan

79 64 tanggapan baik terhadap tugas yang diberikan guru. Sedangkan, 9 siswa atau 25% melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis paragraf deskripsi seperti: mencontek, tiduran, bercanda, dan sebagainya. Pada pengisian jurnal siswa siklus I diperoleh data bahwa 100% dari 36 siswa menyatakan perasaan senang selama mengikuti pembelajaran menulis pargraf deskripsi dan 0% siswa menyatakan perasaan tidak senang selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf deskripsi. 75% dari 27 siswa menyatakan bahwa mereka tidak mengalami kesulitan dalam menulis paragraf deskripsi dan 25% dari 9 siswa menyatakan kesulitan dalam menulis paragraf deskripsi. 100% dari 36 siswa yang memberikan tanggapan baik atau menyukai pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung yang digunakan oleh guru (peneliti) dan 0% siswa memberikan tanggapan kurang baik atau tidak menyukai pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung yang digunakan oleh guru (peneliti). Pada pertanyaan nomor 4, 100% siswa memberikan kesan positif terhadap gaya mengajar yang dilakukan oleh guru (peneliti) dan 0% siswa memberikan kesan negatif terhadap gaya mengajar yang dilakukan oleh guru (peneliti). Siswa yang memberikan saran yang membangun dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung sebanyak 36 siswa atau sebesar 100% dan

80 65 siswa yang memberikan saran yang kurang membangun dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung 0% siswa. Siswa yang mengungkapkan bahwa dengan menggunakan teknik objek langsung dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi dapat membantu siswa menulis paragraf deskripsi dengan mudah sebanyak 36 siswa atau sebesar 100% dan siswa yang mengungkapkan bahwa penggunaan teknik objek langsung dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi tidak dapat membantu siswa menulis paragraf deskripsi dengan mudah justru siswa merasa kesulitan dengan teknik objek langsung sebesar 0% siswa. b. Siklus II Hasil penelitian nontes pada siklus II ini juga didapatkan dari hasil observasi dan jurnal siswa. Seperti pada siklus I, observasi dilakukan selama proses pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan teknik objek langsung. Obsevasi dilakukan oleh guru (peneliti) dibantu oleh salah satu rekannya dan guru bahasa Indonesia kelas VIII. Hal ini dilakukan agar hasil observasi dapat lebih baik karena segala tindakan yang dilakukan oleh siswa dapat terpantau oleh observer. Hasil observasi siklus II tampak pada tabel berikut.

81 66 Tabel 6 Perubahan Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung pada Siklus II No Aspek Pengamatan Jumlah 1 Siswa memperhatikan dan merespons dengan antusias (bertanya, menanggapi, dan membuat catatan). Presentase 30 83,3% 2 Siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok ,3% 3 Siswa merespons positif (senang) terhadap pembelajaran dengan teknik objek langsung % 4 5 Siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila menemukan kesulitan ,6% Siswa menulis paragraf deskripsi dengan sikap yang baik % 6 Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu (berbicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan yang tidak penting). 6 16,7% 7 Siswa kurang berpartisipasi atau pasif dalam kegiatan diskusi kelompok. 6 16,7% Siswa merespons negatif (acuh) terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung yang dilakukan di luar maupun di dalam kelas. Siswa pasif dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis paragraf deskripsi yang sedang diajarkan. Siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis paragraf deskripsi (mencontek, tiduran, bercanda, dan sebagainya). 0 0% 7 19,4% 0 0%

82 67 Dari data pada tabel di atas terlihat bahwa hasil observasi sikap siswa bahwa siswa yang memperhatikan dan merespons dengan antusias bertanya, menanggapi, dan membuat catatan sebesar 30 siswa atau 83,3%. Siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukaan kegiatan yang tidak perlu seperti: berbicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan yang tidak penting sebesar 6 siswa atau 16,7%. Kemudian, siswa yang berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok sebesar 30 siswa atau 83,3%. Siswa yang kurang berpartisipasi atau pasif dalam kegiatan diskusi kelompok sebesar 6 siswa atau 16,7%. Saat pembelajaran berlangsung dapat diketahui bahwa siswa yang merespons positif (senang) terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung sebesar 36 siswa atau 100%. Siswa yang merespons negatif (acuh) terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung sebesar 0 siswa atau 0%. Siswa yang aktif dalam menjawab dan selalu bertanya apabila menemukan kesulitan sebesar 29 siswa atau 80,6%. Sedangkan, siswa yang pasif dalam menjawab dan malas bertanya mengenai materi menulis paragraf deskripsi yang sedang diajarkan sebesar 7 siswa atau 19,4%. Dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dapat diketahui bahwa terdapat 36 siswa atau 100% yang menulis paragraf deskripsi dengan sikap yang baik dan serius serta memberikan

83 68 tanggapan baik terhadap tugas yang diberikan guru. 0 siswa atau 0% melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis paragraf deskripsi seperti: mencontek, tiduran, bercanda, dan sebagainya. Pada pengisian jurnal siswa siklus II diperoleh data bahwa 100% dari 36 siswa menyatakan perasaan senang selama mengikuti pembelajaran menulis pargraf deskripsi dan 0% siswa menyatakan perasaan tidak senang selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf deskripsi. 88,9% dari 32 siswa menyatakan bahwa mereka tidak mengalami kesulitan dalam menulis paragraf deskripsi dan 11,1% dari 4 siswa menyatakan kesulitan dalam menulis paragraf deskripsi. 100% dari 36 siswa yang memberikan tanggapan baik atau menyukai pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung yang digunakan oleh guru (peneliti) dan 0% siswa memberikan tanggapan kurang baik atau tidak menyukai pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung yang digunakan oleh guru (peneliti). Pada pertanyaan nomor 4, 100% siswa memberikan kesan positif terhadap gaya mengajar yang dilakukan oleh guru (peneliti) dan 0% siswa memberikan kesan negatif terhadap gaya mengajar yang dilakukan oleh guru (peneliti). Siswa yang memberikan saran yang membangun dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung sebanyak 36 siswa atau sebesar 100% dan siswa yang memberikan saran yang kurang membangun dalam

84 69 pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung 0% siswa. Siswa yang mengungkapkan bahwa dengan menggunakan teknik objek langsung dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi dapat membantu siswa menulis paragraf deskripsi dengan mudah sebanyak 36 siswa atau sebesar 100% dan siswa yang mengungkapkan bahwa penggunaan teknik objek langsung dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi tidak dapat membantu siswa menulis paragraf deskripsi dengan mudah justru siswa merasa kesulitan dengan teknik objek langsung sebesar 0% siswa. Dari siklus I ke siklus II, siswa mengalami perubahan perilaku positif karena beberapa hal (1) menggunakan teknik objek langsung, sehingga menarik dan siswa lebih paham dalam menulis paragraf deskripsi; (2) gurunya asyik; (3) dalam menyampaikan materi pembelajaran jelas; dan (4) menambah wawasan siswa. 2. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung Penelitian ini menggunakan instrumen tes menulis untuk mengetahui hasil peningkatan siswa dalam kemampuan menulis deskripsi. Tes tersebut terdiri dari tes awal atau prasiklus, siklus I, dan siklus II. a. Prasiklus Pelaksanaan tindakan awal dimulai dengan pembelajaran secara konvensional atau tidak menggunakan teknik objek langsung dan diakhiri dengan kegiatan penugasan kepada siswa untuk menulis paragraf deskripsi sebagai tes awal. Tes awal tersebut bertujuan untuk

85 70 mengetahui sejauh mana kemampuan awal siswa dalam menulis paragraf deskripsi tanpa menggunakan teknik objek langsung atau dengan cara konvensional. Pada tes awal diperoleh hasil tulisan paragraf deskripsi dengan penskoran pada tiap aspek, yaitu (1) isi, (2) organisasi, (3) penggunaan bahasa, (4) kosakata, dan (5) mekanik. Adapun data dari kemampuan awal siswa dalam menulis paragraf deskripsi tampak pada tabel berikut. Tabel 7 Tingkat Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa pada Prasiklus No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persentase 1 Sangat Baik (SB) % 2 Baik (B) ,8% 3 Cukup (C) ,8% 4 Kurang (K) ,3% 5 Sangat Kurang (SK) ,1% JUMLAH % RATA-RATA 58,22 Dari data pada tabel di atas diperoleh simpulan bahwa skor rata-rata kelas pada tindakan awal masih sangat rendah dan jauh dari KKM. Dari 36 siswa, 1 di antaranya atau 2,8% mendapatkan kategori baik dengan rentang nilai Kategori cukup dengan rentang nilai diraih oleh 10 siswa atau 27,8%. 21 siswa atau 58,3% masuk kategori kurang dengan rentang nilai 51-61, sedangkan pada kategori sangat kurang dengan nilai <51, 4 siswa atau 11,1% yang termasuk dalam kategori tersebut.

86 71 Hal itu lebih jelas apabila dilihat dari skor pada setiap aspek, yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. Skor-skor tersebut tampak pada tabel berikut. Tabel 8 Skor Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi pada Prasiklus No Aspek Yang Rentang Rata- Persen- Jumlah Dinilai Nilai Rata Tase 1 Isi ,9 56% 2 Organisasi ,5 62% 3 Penggunaan Bahasa ,6 58% 4 Kosakata ,17 67% 5 Mekanik ,03 40% Dari data tabel tersebut dapat dideskripsikan hasil skor ratarata siswa dari tiap aspek untuk keterampilan menulis pragraf deskripsi sebelum tindakan. Pada aspek isi diperoleh sekor rata-rata 16,9, aspek orgnisasi diperoleh skor rata-rata 12,5, aspek penggunaan bahasa diperoleh skor rata-rata 14,6, aspek kosakata diperoleh skor rata-rata 10,17, dan pada aspek mekanik diperoleh skor rata-rata 4,03. b. Siklus I Pelaksanaan tindakan pada siklus I diawali dengan pemberian materi dan guru menentukan objek yang akan diamati. Siklus I juga merupakan pemberlakuan tindakan awal penelitian dengan menggunakan teknik objek langsung. Setelah ditentukan objek yang akan diamati, dilanjutkan penugasan menulis paragraf deskripsi sebagai tes pada siklus I. Adapun hasil tes yang diperoleh pada siklus I tampak pada tabel berikut.

87 72 Tabel 9 Tingkat Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa pada Siklus I No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persentase 1 Sangat Baik (SB) ,8% 2 Baik (B) ,8% 3 Cukup (C) ,8% 4 Kurang (K) ,6% 5 Sangat Kurang (SK) % JUMLAH % RATA-RATA 69,36 Dari data tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus I, 1 siswa atau 2,8% yang memperoleh kategori sangat baik dengan rentang nilai Adapun rentang nilai diperoleh 10 siswa atau sebesar 27,8%, kategori cukup sebanyak 19 siswa atau 52,8%. Selanjutnya, pada kategori kurang dengan rentang nilai sebanyak 6 siswa atau 16,6% dan pada siklus I tersebut tidak ada yang mendapatkan kategori sangat rendah. Adapun siswa yang mendapat nilai tinggi pada siklus I yaitu Sumarni, Desy Puspitarini, dan Mohamad Aziz. Siswa bernama Sumarni mendapat sekor 84. Pada aspek isi mendapat skor 26 karena isi yang disampaikan baik, penggambaran objeknya sudah baik, dan melibatkan semua pancaindera. Pada aspek organisasi mendapat skor 17. Pada aspek ini yang dinilai adalah mengenai kesatuan antar kalimat dan kepaduan kalimatnya. Dalam aspek ini, siswa tersebut cukup lancer dalam menggambarkan objeknya. Pada aspek penggunaan bahasa mendapat skor 21, hal yang dinilai berkaitan

88 73 dengan komunikatif dan efektif penggunaan bahasa. Pada aspek kosakata mendapat skor 11. Selanjutnya, aspek mekanik mendapat skor 9. Hal ini terbukti dari masih terjadi kesalahan dalam penggunaan ejaan seperti halnya penggunaan huruf kapital. Siswa bernama Desy Puspitarini mendapat sekor 83. Pada aspek isi mendapat skor 26 karena isi yang disampaikan baik, penggambaran objeknya sudah baik, dan melibatkan semua pancaindera. Pada aspek organisasi mendapat skor 17. Pada aspek ini yang dinilai adalah mengenai kesatuan antar kalimat dan kepaduan kalimatnya. Dalam aspek ini, siswa tersebut cukup lancer dalam menggambarkan objeknya. Pada aspek penggunaan bahasa mendapat skor 21,hal yang dinili berkaitan dengan komunikatif dan efektif penggunaan bahasa. Pada aspek kosakata mendapat skor 12. Selanjutnya, aspek mekanik mendapat skor 7. Hal ini terbukti dari masih terjadi kesalahan dalam penggunaan ejaan seperti halnya penggunaan huruf kapital. Mohamad Aziz memperoleh sekor 82. Pada aspek isi mendapat skor 22 karena isi yang disampaikan cukup baik, penggambaran objeknya sudah cukup baik, dan melibatkan semua pancaindera. Pada aspek organisasi mendapat skor 17. Pada aspek ini yang dinilai adalah mengenai kesatuan antar kalimat dan kepaduan kalimatnya. Dalam aspek ini, siswa tersebut cukup lancer dalam menggambarkan objeknya. Pada aspek penggunaan bahasa mendapat

89 74 skor 21, hal yang dinilai berkaitan dengan komunikatif dan efektif penggunaan bahasa. Pada aspek kosakata mendapat skor 13. Selanjutnya, aspek mekanik mendapat skor 9. Hal ini terbukti dari masih terjadi kesalahan dalam penggunaan ejaan seperti halnya penggunaan huruf kapital. Adapun siswa yang mendapat nilai rendah pada siklus I yaitu Winggal Saputri, Andi Lisdianto, Muhammad K. Siswa bernama Winggal Saputri mendapat sekor 55. Pada aspek isi mendapat skor 13 karena isi yang disampaikan sangat kurang, penggambaran objeknya sangat kurang, dan belum melibatkan semua pancaindera. Pada aspek organisasi mendapat skor 10. Pada aspek ini yang dinilai adalah mengenai kesatuan antar kalimat dan kepaduan kalimatnya. Dalam aspek ini, siswa tersebut kurang lancer dalam menggambarkan objeknya. Pada aspek penggunaan bahasa mendapat skor 17, hal yang dinilai berkaitan dengan komunikatif dan efektif penggunaan bahasa. Pada aspek kosakata mendapat skor 10. Selanjutnya, aspek mekanik mendapat skor 5. Hal ini terbukti dari seringnya terjadi kesalahan dalam penggunaan ejaan seperti halnya penggunaan huruf kapital. Siswa bernama Andi Lisdianto mendapat sekor 56. Pada aspek isi mendapat skor 17 karena isi yang disampaikan cukup, penggambaran objeknya cukup, dan belum melibatkan semua pancaindera. Pada aspek organisasi mendapat skor 13. Pada aspek ini yang dinilai adalah mengenai kesatuan antar kalimat dan kepaduan

90 75 kalimatnya. Dalam aspek ini, siswa tersebut kurang lancer dalam menggambarkan objeknya. Pada aspek penggunaan bahasa mendapat skor 11, hal yang dinilai berkaitan dengan komunikatif dan efektif penggunaan bahasa. Pada aspek kosakata mendapat skor 10. Selanjutnya, aspek mekanik mendapat skor 5. Hal ini terbukti dari seringnya terjadi kesalahan dalam penggunaan ejaan seperti halnya penggunaan huruf kapital. Muhammad K mendapat sekor 56. Pada aspek isi mendapat skor 13 karena isi yang disampaikan sangat kurang, penggambaran objeknya sangat kurang, dan belum melibatkan semua pancaindera. Pada aspek organisasi mendapat skor 10. Pada aspek ini yang dinilai adalah mengenai kesatuan antar kalimat dan kepaduan kalimatnya. Dalam aspek ini, siswa tersebut kurang lancer dalam menggambarkan objeknya. Pada aspek penggunaan bahasa mendapat skor 17, hal yang dinilai berkaitan dengan komunikatif dan efektif penggunaan bahasa. Pada aspek kosakata mendapat skor 10. Selanjutnya, aspek mekanik mendapat skor 6. Hal ini terbukti dari seringnya terjadi kesalahan dalam penggunaan ejaan seperti halnya penggunaan huruf kapital. Tabel 10 Skor Kemampun Menulis Paragraf Deskripsi pada Siklus I No Aspek Yang Rentang Rata- Persen- Jumlah Dinilai Nilai Rata Tase 1 Isi ,75 62% 2 Organisasi ,19 71% 3 Penggunaan Bahasa ,93 72% 4 Kosakata ,63 77% 5 Mekanik ,83 67%

91 76 Dari data tabel tersebut dapat dideskripsikan hasil skor ratarata siswa dari tiap aspek untuk keterampilan menulis paragraf deskripsi pada pelaksanaan tindakan siklus I. Pada aspek isi diperoleh sekor rata-rata 18,75, aspek orgnisasi diperoleh skor rata-rata 14,19, aspek penggunaan bahasa diperoleh skor rata-rata 17,97, aspek kosakata diperoleh skor rata-rata 11,67, dan pada aspek mekanik diperoleh skor rata-rata 6,83. c. Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I, yaitu diawali dengan pemberian materi dan guru memberikan objek yang akan diamati. Perbedaanya terletak pada penentuan objek yang akan diamati, pada siklus I guru yang menentukan objek sebagai bahan tulisan, sedangkan pada siklus II guru memberikan kebebasan kepada siswa dalam menentukan objek sebagai bahan tulisan dengan cara perwakilan dari masing-masing kelompok mengambil undian tentang objek yang akan mereka amati. Setelah ditentukan objek yang akan diamati, dilanjutkan penugasan menulis paragraf deskripsi sebagai tes pada siklus II. Adapun hasil tes yang diperoleh pada siklus II tampak pada tabel berikut.

92 77 Tabel 11 Tingkat Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa pada Siklus II No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persentase 1 Sangat Baik (SB) ,5% 2 Baik (B) ,6% 3 Cukup (C) ,1% 4 Kurang (K) ,8% 5 Sangat Kurang (SK) % JUMLAH % RATA-RATA 71,9 Dari data pada tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa ada 2 siswa atau 5,5% dari 36 siswa yang mendapatkan kategori sangat baik dengan rentang skor Untuk kategori baik dengan rentang nilai 73-83, terdapat 11 siswa atau 30,6%, sedangkan 22 siswa atau 61,1% termasuk kategori cukup, dan 1 siswa yang masih termasuk dalam kategori kurang. Adapun siswa yang mendapat nilai tinggi pada siklus II yaitu Uma Shari ah, Toto, dan Mohamad Aziz. Siswa bernama Uma Shari ah mendapat sekor 88. Pada aspek isi mendapat skor 27 karena isi yang disampaikan baik, penggambaran objeknya sudah baik, dan melibatkan semua pancaindera. Pada aspek organisasi mendapat skor 17. Pada aspek ini yang dinilai adalah mengenai kesatuan antar kalimat dan kepaduan kalimatnya. Dalam aspek ini, siswa tersebut cukup lancer dalam menggambarkan objeknya. Pada aspek penggunaan bahasa mendapat skor 22, hal yang dinilai berkaitan dengan komunikatif dan efektif penggunaan bahasa. Pada aspek

93 78 kosakata mendapat skor 13. Selanjutnya, aspek mekanik mendapat skor 9. Hal ini terbukti dari masih terjadi kesalahan dalam penggunaan ejaan seperti halnya penggunaan huruf kapital. Siswa bernama Toto mendapat sekor 84. Pada aspek isi mendapat skor 24 karena isi yang disampaikan baik, penggambaran objeknya sudah baik, dan melibatkan semua pancaindera. Pada aspek organisasi mendapat skor 18. Pada aspek ini yang dinilai adalah mengenai kesatuan antar kalimat dan kepaduan kalimatnya. Dalam aspek ini, siswa tersebut cukup lancer dalam menggambarkan objeknya. Pada aspek penggunaan bahasa mendapat skor 21,hal yang dinili berkaitan dengan komunikatif dan efektif penggunaan bahasa. Pada aspek kosakata mendapat skor 13. Selanjutnya, aspek mekanik mendapat skor 8. Hal ini terbukti dari masih terjadi kesalahan dalam penggunaan ejaan seperti halnya penggunaan huruf kapital. Mohamad Aziz memperoleh sekor 81. Pada aspek isi mendapat skor 20 karena isi yang disampaikan cukup baik, penggambaran objeknya sudah cukup baik, dan melibatkan semua pancaindera. Pada aspek organisasi mendapat skor 17. Pada aspek ini yang dinilai adalah mengenai kesatuan antar kalimat dan kepaduan kalimatnya. Dalam aspek ini, siswa tersebut cukup lancer dalam menggambarkan objeknya. Pada aspek penggunaan bahasa mendapat skor 21, hal yang dinilai berkaitan dengan komunikatif dan efektif penggunaan bahasa. Pada aspek kosakata mendapat skor 15.

94 79 Selanjutnya, aspek mekanik mendapat skor 8. Hal ini terbukti dari masih terjadi kesalahan dalam penggunaan ejaan seperti halnya penggunaan huruf kapital. Adapun siswa yang mendapat nilai rendah pada siklus I yaitu Dewi Novitasari, Monica Tarias, Muhammad K. Siswa bernama Dewi Novitasari mendapat sekor 64. Pada aspek isi mendapat skor 17 karena isi yang disampaikan cukup, penggambaran objeknya cukup, dan belum melibatkan semua pancaindera. Pada aspek organisasi mendapat skor 13. Pada aspek ini yang dinilai adalah mengenai kesatuan antar kalimat dan kepaduan kalimatnya. Dalam aspek ini, siswa tersebut kurang lancer dalam menggambarkan objeknya. Pada aspek penggunaan bahasa mendapat skor 17, hal yang dinilai berkaitan dengan komunikatif dan efektif penggunaan bahasa. Pada aspek kosakata mendapat skor 11. Selanjutnya, aspek mekanik mendapat skor 6. Hal ini terbukti dari seringnya terjadi kesalahan dalam penggunaan ejaan seperti halnya penggunaan huruf kapital. Siswa bernama Monica Tarias mendapat sekor 63. Pada aspek isi mendapat skor 17 karena isi yang disampaikan cukup, penggambaran objeknya cukup, dan belum melibatkan semua pancaindera. Pada aspek organisasi mendapat skor 13. Pada aspek ini yang dinilai adalah mengenai kesatuan antar kalimat dan kepaduan kalimatnya. Dalam aspek ini, siswa tersebut kurang lancer dalam menggambarkan objeknya. Pada aspek penggunaan bahasa mendapat

95 80 skor 17, hal yang dinilai berkaitan dengan komunikatif dan efektif penggunaan bahasa. Pada aspek kosakata mendapat skor 11. Selanjutnya, aspek mekanik mendapat skor 5. Hal ini terbukti dari seringnya terjadi kesalahan dalam penggunaan ejaan seperti halnya penggunaan huruf kapital. Muhammad K mendapat sekor 60. Pada aspek isi mendapat skor 21 karena isi yang disampaikan cukup baik, penggambaran objeknya cukup baik, dan belum melibatkan semua pancaindera. Pada aspek organisasi mendapat skor 17. Pada aspek ini yang dinilai adalah mengenai kesatuan antar kalimat dan kepaduan kalimatnya. Dalam aspek ini, siswa tersebut kurang lancer dalam menggambarkan objeknya. Pada aspek penggunaan bahasa mendapat skor 14, hal yang dinilai berkaitan dengan komunikatif dan efektif penggunaan bahasa. Pada aspek kosakata mendapat skor 13. Selanjutnya, aspek mekanik mendapat skor 5. Hal ini terbukti dari seringnya terjadi kesalahan dalam penggunaan ejaan seperti halnya penggunaan huruf kapital. Adapun pensekoran pada setiap aspek penilaian yang meliputi isi, organissi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik tampak pada tabel berikut.

96 81 Tabel 12 Skor Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi pada Siklus II No Aspek Yang Rentang Rata- Persen- Jumlah Dinilai Nilai Rata Tase 1 Isi ,69 65% 2 Organisasi ,9 74% 3 Penggunaan Bahasa ,41 73% 4 Kosakata ,97 80% 5 Mekanik ,86 68% Dari data tabel tersebut dapat dideskripsikan hasil skor ratarata siswa dari tiap aspek untuk keterampilan menulis paragraf deskripsi pada pelaksanaan tindakan siklus II. Pada aspek isi diperoleh sekor rata-rata 19,69, aspek orgnisasi diperoleh skor rata-rata 14,9, aspek penggunaan bahasa diperoleh skor rata-rata 18,41, aspek kosakata diperoleh skor rata-rata 11,97, dan pada aspek mekanik diperoleh skor rata-rata 6,86. Perolehan skor berdasarkan kriteria sangat baik dan baik meningkat dari prasiklus sampai dengan siklus II. Pada kriteria kurang dan sangat kurang mengalami penurunan dari prasiklus sampai dengaan siklus II. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung. Hal tersebut tampak pada tabel perbandingan berikut.

97 82 Tabel 13 Perbandingan Hasil Tes Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II No Kriteria Rentang Prasiklus Siklus I Siklus II Nilai Frek % Frek % Frek % 1 Sangat Baik (SB) % 1 2,8% 2 5,4% 2 Baik (B) ,8% 10 27,8% 11 30,6% 3 Cukup (C) ,8% 19 52,8% 22 61,1% 4 Kurang (K) ,3% 6 16,6% 1 2,8% 5 Sangat Kurang (SK) ,1% 0 0% 0 0% JUMLAH % % % RATA-RATA 58,22 69,36 71,9 Dari data pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis paragraf deskripsi pada kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam mengalami peningkatan pada persentase siswa yang mendapatkan kriteria baik (B) dan sangat baik (SB) dan mengalami penurunan persentase pada kriteria cukup (C), kurang (K), dan sangat kurang (SK). Pada tahap prasiklus, tidak ada siswa yang masuk dalam kriteria sangat baik (SB), pada siklus I ada 1 siswa atau 2,8% yang masuk dalam kategori ini, sedangkan pada siklus II ada 2 siswa atau 5,5% yang termasuk dalam kategori ini. Pada kriteria sangat baik (SB) dengan rentang nilai mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 2,8% dan dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 2,7%. Pada kriteria baik (B) dengan rentang nilai mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 25% dan dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 2,8%. Untuk kriteria cukup (C) yang memiliki rentang nilai pada prasiklus ke siklus I terjadi peningkatan jumlah siswa yang masuk dalam kriteria tersebut, yaitu peningkatannya sebesar 25%, sedangkan dari siklus I ke siklus II meningkat 8,3%. Kemudian pada kriteria kurang (K) dengan rentang nilai 51-61, dari prasiklus ke siklus I mengalami penurunan jumlah

98 83 siswa yang masuk dalam kategori ini, yaitu pada prasiklus 58,3% dengan jumlah siswa 21, siklus I 16,6% dengan jumlah siswa 6, dan siklus II 2,8% dengan jumlah siswa 1. Penurunan kriteria kurang (K) dari prasiklus ke siklus I sebesar 41,7%, penurunan dari siklus I ke siklus II sebesar 13,8%. Adapun pada kriteria sangat kurang (SK) dengan rentang nilai 0-50 juga mengalami penurunan, yaitu pada prasiklus 11,1% menurun di siklus I dan siklus II menjadi 0%. Dengan demikian, dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam melalui teknik objek langsung mengalami peningkatan lebih baik. Adapun siswa yang mengalami peningkatan pada hasil menulis paragraf deskripsi dari prasiklus ke siklus I dan mencapai KKM 70 berjumlah 18 siswa. Berikut data siswa yang mencapai KKM pada siklus I. Tabel 14 Data Siswa yang Mengalami Peningkatan dari Prasiklus ke Siklus I No Nama KKM Nilai Nilai Prasiklus Siklus I Kenaikan 1 Aldi Dwi Jayanto Amar Riyanto Desi Ramadani Desy Puspitarini Dewi Larasati Idris Kurnianto Kirno Mohamad Aziz M Nunik Sulastri Rani Setianingsih Sefriyana Sintia Mayawati

99 84 13 Sismono Sumarni Toto Uma Shari ah Wahid Riansah Wigi Yuningsih Dari tabel di atas, tampak bahwa 18 siswa mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I. pada nomor 1 dalam tabel di atas, siswa mengalami kenaikan sebesar 22 angka, yaitu dari skor 54 naik menjadi 76 di siklus I. Nomor 2, siswa mengalami kenaikan 9 angka, yaitu dari skor 63 menjadi 72 di siklus I. Nomor 3, siswa mengalami kenaikan skor dari 58 menjadi 70. Pada nomor 4, siswa mengalami kenaikan skor sebesar 61 menjadi 83. Selanjutnya, nomor 5, siswa mengalami kenaikan skor sebesar 12, yaitu dari 60 menjadi 72. Pada siswa nomor 6, siswa mengalami kenaikan skor sebesar 3 angka, yaitu dari skor 67 menjadi 70. Pada nomor 7, siswa mengalami peningkatan yang sangat baik, yaitu dari skor 48 menjadi 75 di siklus I. Nomor 8, siswa mengalami kenaikan skor dari 68 menjadi 82. Nomor 9, siswa mengalami kenaikan skor dari 58 menjadi 71. Selanjutnya, noomor 10, siswa mengalami kenaikan skor sebesar 19 angka, yaitu dari 57 menjadi 76. Pada nomor 11, siswa mengalami kenaikan skor dari 58 menjadi 70. Nomor 12, siswa mengalami kenaikan skor dari 53 menjadi 70. Nomor 13, siswa mengalami kenaikan skor dari 54 menjadi 75. Pada nomor 14, siswa mengalami kenaikan skor sebesar 22 angka, yaitu dari skor 62 menjadi 84. Nomor 15, siswa mengalami kenaikan skor dari 67 menjadi 76. Nomor 16, siswa mengalami kenaikan

100 85 skor dari 70 menjadi 80. Nomor 17, siswa mengalami kenaikan skor dari 56 menjadi 80. Terakhir, siswa mengalami peningkatan dari skor 48 menjadi 75. Adapun siswa yang mengalami penurunan dari prasiklus ke siklus I terdapat 2 siswa, yaitu Estu Saerani Diarti mengalami penurunan skor sebesar 5 angka, yaitu dari 73 menjadi 68 dan Muhmmad mengalami penurunan skor sebesar 2 angka, yaitu dari 58 menjadi 56. Selanjutnya, pada siklus II terdapat 16 siswa yang mengalami peningkatan skornya dari siklus I ke siklus II dan masuk dalam KKM. Adapun data-datanya tampak pada tabel berikut. Tabel 15 Data Siswa yang Mengalami Peningkatan dari Siklus I ke Siklus II No Nama KKM Nilai Nilai Siklus I Siklus II Kenaikan 1 Ageng Pangestu Agus Niswanto Amar Riyanto Andi Lisdianto Ardi Irawan Budi Arisman Estu Saerani Diarti Idris Kurnianto Kirno Nining Nur Aisah Nunik Sulastri Pebby Eka Y Sintia Mayawati Toto Uma Shari ah Wigi Yuningsih

101 86 Dari data pada tabel di atas tampak bahwa terdapat 16 siswa yang masuk Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70. Rata-rata kenaikan dari hasil peningkatan nilai dari siklus I ke siklus II 6,5. Kenaikan paling tinggi yaitu dari skor 64 menjadi 81 dengan kenaikan skor 17 angka. Skor tertinggi pada siklus II diraih oleh Uma Shari ah dengan skor 88. Adapun siswa yang mengalami penurunan dari siklus I ke siklus II dan masuk dalam KKM. yaitu 6 siswa. Adapun data-datanya tampak pada tabel berikut. Tabel 16 Data Siswa yang Mengalami Penurunan dari Siklus I ke Siklus II No Nama KKM Nilai Nilai Siklus I Siklus II Penurunan 1 Aldi Dwi Jayanto Desy Puspitarini Mohamad Aziz M Rani Setianingsih Sismono Sumarni Dari data di atas tampak bahwa 6 siswa mengalami penurunan dari siklus I ke siklus II dan masuk dalam KKM. Pada nomor 1 pada tabel di atas, siswa mengalami penurunan sebesar 6 angka, yaitu 76 menjadi 70. Nomor 2, siswa mengalami penurunan 3 angka, yaitu 83 menjadi 80 di siklus II. Nomor 3, siswa mengalami penurunan skor 82 menjadi 81. Pada nomor 4, siswa mengalami penurunan dari skor 76 menjadi 74. Nomor 5, siswa mengalami penurunan 1 angka, yaitu 75 menjadi 74. Terakhir, siswa mengalami penurunan dari 84 menjadi 80. Selanjutnya, ada 2 siswa yang

102 87 memperoleh skor tetap dari siklus I ke siklus II, yaitu skor 70 bernama Sefriyana dan skor 80 bernama Wahid Riansah. Adapun 8 siswa yang telah masuk KKM pada siklus I juga mengalami peningkatan pada siklus II. Untuk lebih jelasnya, rentang kenaikan skor dari prasiklus sampai dengan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 17 Data Siswa yang Mengalami Peningkatan dari Prasiklus sampai dengan Siklus II No Nama KKM Nilai Nilai Nilai Prasiklus Siklus I Siklus II 1 Amar Riyanto Idris Kurnianto Kirno Nunik Sulastri Sintia Mayawati Toto Uma Shari ah Wigi Yuningsih Pada tabel di atas tampak hasil menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas VIII D yang mengalami peningkatan dan masuk KKM pada siklus I dan siklus II. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pencapaian skor tertinggi dari prasiklus sampai dengan siklus II dicapai oleh siswa atas nama Uma Shari ah. Siswa tersebut telah mencapai KKM pada tahap prasiklus atau sebelum dilakukan tindakan, dengan skor 70, kemudian skor tersebut naik pada siklus I menjadi 80, dan mengalami kenaikan lagi pada siklus II menjadi 88. Adapun kelemahan pada hasil menulis pada sebagian besar siswa kelas VIII D adalah dalam penggunaan

103 88 ejaan atau mekanik. Berikut uraian dari hasil penilaian siswa di atas untuk mengetahui perubahan hasil siswa dari prasiklus sampai dengan siklus II. Siswa bernama Uma Shari ah sejak prasiklus sampai dengan siklus II sudah mencapai KKM dan dari prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan, yaitu pada prasiklus mengenai aspek isi mendapat skor 21 dengan kriteria penilaian (cukup), pengembangan paragrafnya masih terbatas, tetapi sudah relevan dengan judul. Pencapaian aspek isi pada siklus I yang diperoleh Uma adalah 21 dengan kriteria penilaian (baik) karena isi yang disampaikan cukup baik dan penggambaran objeknya sudah cukup jelas. Selanjutnya, pada siklus II, Uma memperoleh skor 27 dalam aspek isi karena penggambaran objeknya sudah meningkat baik. Selanjutnya, pada prasiklus mengenai aspek organisasi Uma mendapat skor 14. Pada aspek ini yang dinilai adalah mengenai kesatuan antar kalimat dan kepaduan kalimatnya. Dalam aspek ini, siswa tersebut kurang lancar dalam menggambarkan objeknya. Pada siklus I, memperoleh skor 17, dan pada siklus II memperoleh skor 17 dengan penggambaran objek yang semakin jelas. Pada aspek penggunaan bahasa, hal yang dinilai berkaitan dengan komunikatif dan efektif penggunaan bahasa. Pada penggunaan bahasa ini, Uma memperoleh skor 17 dalam prasiklus dengan keterangan (cukup).

104 89 Pada siklus I, dalam aspek penggunaan bahasa memperoleh skor 21 dengan keterangan (baik) dan bahasa lebih efektif dibandingkan dengan pekerjaan pada prasiklus. Pada siklus II, dalam aspek penggunaan bahasa memperoleh skor 22 dengan keterangan baik dan penggunaan bahasa lebih efektif. Selanjutnya, aspek kosakata yang diperoleh Uma dengan skor 11 pada prasiklus, skor 13 pada siklus I dan siklus II. Selanjutnya, aspek mekanik yang diperoleh Uma adalah prasiklus memperoleh skor sebesar 7, pada siklus I memperoleh skor sebesar 8, dan siklus II memperoleh skor 9. Hal ini terbukti dari seringnya terjadi kesalahan dalam penggunaan ejaan seperti halnya penggunaan huruf kapital. Perubahan hasil menulis pragraf deskripsi pada siswa bernama Amar Riyanto mengenai aspek isi pada prasiklus mendapat skor 17, kemudian pada siklus I mendapatkan skor 22, dan pada siklus II mendapatkan skor 23. Perubahan ini dilihat dari segi kesesuaian dan kelengkapan penggambaran objek yang ditulis. Selanjutnya, pada aspek organisasi, pada prasiklus Amar memperoleh skor 10, pada siklus I memperoleh skor 13, dan pada siklus II memperoleh skor 17. Dalam aspek penggunaan bahasa, pada prasiklus dan siklus II memperoleh skor 18, pada siklus II memperoleh skor 21. Kemudian dalam aspek kosakata, pada prasiklus memperoleh skor 11, pada siklus I memperoleh skor 13, dan skor 12 pada siklus II. Selanjutnya, dalam aspek mekanik, pada prasiklus memperoleh skor sebesar 7, pada siklus I memperoleh skor 6, dan pada siklus II memperoleh skor 7.

105 90 Pada prasiklus, banyak terjadi kesalahan dalam penggunaan huruf kapital, pemilihan kata, dan ketidak efektifan dalam penggunaan kata. Pada siklus I, ketidakefektifan tersebut berkurang, tetapi kesalahan dalam menggunakaan huruf kapital masih sering terjadi. Pada siklus II, kesalahan menggunakan huruf kapital berkurang, kata tidak baku seperti kata salat yang ditulis sholat, dan kata wudu yang ditulis wudhu. Mengenai isi, dari tahap prasiklus sampaai dengan siklus II sudah sesuai dengan judul walaupun dalam penggambaran objeknya masih belum melibatkan semua pancaindera. Toto memperoleh skor 20 pada aspek isi dalam prasiklus dan siklus II, pada siklus II memperoleh skor 24. Kemudian pada aspek organisasi memperoleh skor 14 dalam prasiklus, memperoleh skor 17 pada siklus I dan pada siklus II memperoleh skor 18. Dalam aspek penggunaan bahasa, pada prasiklus memperoleh skor 18, skor 20 pada siklus I, dan memperoleh skor 21 pada siklus II. Selanjutnya, dalam aspek kosakata memperoleh skor 12 pada prasiklus dan siklus I, pada siklus II memperoleh skor 13. Pada prasiklus memperoleh skor 3 dalam aspek mekanik, memperoleh skor 7 pada siklus I, dan memperoleh skor 8 pada siklus II. Kesalahan yang banyak terjadi pada hasil menulis paragraf deskripsi pada prasiklus yaitu mengenai penggunaan huruf kapital, keefektifan kalimat, dalam struktur paragraf kurang baik. Akan tetapi, pada siklus I, struktur paragraf lebih teratur. Namun, kesalahan penggunaan huruf kapital sudah

106 91 jarang terjadi, hanya ada kesalahan penggunaan konjungtor tetapi yang ditulis tapi dan juga masih ditemukan penyingkatan kata. Pada siklus II juga mengalami perubahan yang positif, kesalahan yang terjadi yaitu hanya dalam penggunaan kata tidak yang ditulis dengan tak, kata tidak baku seperti kata salat yang ditulis sholat, dan kata wudu yang ditulis wudhu. Selanjutnya, dari hasil penelitian pada tiap aspek menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam, dapat diambil nilai rata-rata dari seluruh siswa dalam satu kelas yang telah dicantumkan pada tabel 8, 10, dan 12 yang diringkas pada tabel berikut. Tabel 18 Perbandingan Hasil Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Tiap Aspek No Prasiklus Siklus I Siklus II Aspek yang Rentang Rataratratrata Rata- Rata- Dinilai Nilai % % % 1 Isi ,9 56% 18,75 62% 19,69 65% 2 Organisasi ,5 62% 14,19 71% 14,9 74% 3 Pengg bahasa ,6 58% 17,97 72% 18,41 73% 4 Kosakata ,17 67% 11,63 77% 11,97 80% 5 Mekanik ,03 40% 6,83 67% 6,86 68% RATA-RATA 58,22 69,36 71,9 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kemampuan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam dalam tiap aspek penilaian menulis mengalami peningkatan, yaitu aspek isi, aspek organisasi, aspek penggunaan bahasa, aspek kosakata, dan aspek

107 92 mekanik. Berikut penjelasan mengenai hasil penilaian pada tabel di atas yang rinciannya dapat dilihat pada lampiran 9. a. Aspek isi Pada aspek isi tercakup hal-hal yang berhubungan dengan kesesuaian isi dan penggambaran objek yang diamati dengan sejelasjelasnya dengan melibatkan pancaindera dengan skor maksimal 30. Dari data tabel di atas, skor rata-rata untuk aspek isi pada prasiklus adalah 16,9 atau 56%, siklus I memperoleh skor 18,75 atau 62%, dan pada siklus II memperoleh skor 19,69 atau 65%. Dari skor tersebut dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi pada aspek isi mengalami peningkatan pada setiap siklus. Dari prasiklus ke siklus I, aspek isi meningkat sebesar 1,85 atau 6% dan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 0,94 atau 3%. Dari skor tersebut dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam aspek isi mengalami peningkatan walaupun hanya sedikit. b. Aspek organisasi Pada aspek organisasi tercakup hal-hal yang berhubungan dengan kesatuan antarkaliamat dan kejelasan isi dengan skor maksimal 20. Data perolehan skor rata-rata aspek organisasi pada prasiklus adalah 12,5 atau 62%, siklus I diperoleh skor 14,19 atau 71%, dan pada siklus II 14,9 atau 74%. Dari skor tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalm menulis paragraf deskripsi pada aspek organisasi dari prasiklus sampai dengan siklus II meningkat, yaitu

108 93 prasiklus ke siklus I meningkat sebesar 1,69 atau 4% dan siklus I ke siklus II meningkat 0,71 atau 3%. Akan tetapi, dari skor rata-rata tersebut masih jauh dari skor maksimal. c. Aspek penggunaan bahasa Pada aspek penggunaan bahasa tercakup hal-hal yang berkaitan dengan struktur dan pemilihan kalimat. Pada aspek ini memiliki skor maksimal 25. Dari data tabel di atas, skor rata-rata yang diperoleh dari prasiklus sampai dengan siklus II mengalami peningkatan, yaitu pada prasiklus diperoleh skor 14,6 atau 58%, pada siklus I diperoleh skor 17,97 atau 72%, dan siklus II memperoleh skor 18,41 atau 73%. Adapun peningkatan skor dari prasiklus ke siklus I yaitu sebesar 3,37 atau 4% dan peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah 0,44 atau 1%. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa dalam aspek penggunaan bahasa tergolong masih rendah karena masih jauh dari skor maksimal meskipun telah meningkat d. Aspek kosakata Pada aspek kosakata tercakup hal-hal yang berhubungan dengan pemilihan kosakata, dengan skor maksimal 15. Adapun skor rata-rata yang diperoleh dari prasiklus sampai siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari prasiklus ke siklus I meningkat sebesar 1,46 atau 10% dari skor 10,17 atau 67% dan 11,63 atau 77%. Selanjutnya, dari siklus I ke siklus II pada aspek kosakata meningkat, yaitu dari 11,63 atau 77% ke 11,97 atau 80% dengan selisih sebesar 0,34 atau 3%. Dari skor rata-

109 94 rata tersebut dapat diperoleh simpulan bahwa kemampuan siswa pada aspek kosakata mengalami peningkatan yang tidak begitu banyak dan hal ini dapat dilihat bahwa skor rata-rata tersebut sudah tidak jauh dari selisihnya dengan skor maksimal. e. Aspek mekanik Pada aspek mekanik tercakup hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan ejaan. Skor maksimal pada aspek mekanik ini adalah 10. Adapun skor rata-rata yang diperoleh dari prasiklus sampai dengan siklus II mengalami peningkatan yang baik. Pada prasiklus, siswa memperoleh skor rata-rata 4,03 atau 40%, pada siklus I memperoleh skor rata-rata 6,83 atau 67%, dan pada siklus II memperoleh 6,86 atau 68%. Dari tiga rata-rata tersebut, dapat diambil selisih dari siklus yang satu ke siklus selanjutnya. Selisih skor rata-rata dengan hasil tes prasiklus ke siklus I sebesar 27% dan dari siklus I ke siklus II hanya 1%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peningkatan pada aspek mekanik ini baik. Namun, kemampuan siswa dalam penggunaan ejaan masih sangat rendah apabila dilihat dari skor maksimal. Peningkatan skor rata-rata setiap aspek di atas tampak pada diagram berikut. Peningkatan tersebut disebabkan karena siswa merasa lebih senang dan tidak bosan dan lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran menulis paragraf deskripsi melalui teknik objek

110 95 langsung. Adapun hasil akhir penilaian yang diperoleh dari rata-rata nilai dalam mengikuti tes kemampuan menulis paragraf deskripsi, yaitu tes kemampuan awal (pre-test), tes siklus I, dan tes siklus II. Berdasarkan pendeskripsian tiap-tiap aspek di atas, juga dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis pargraf deskripsi pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Karanggayam sudah mengalami peningkatan skor rata-rata keseluruhan. Dari tabel di atas juga dapat disimpulkan bahwa tiap siklus mengalami peningkatan, yaitu dari prasiklus ke siklus I skor rata-rata meningkat sebesar 11,14 dan dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 2,54.

111 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari hasil penelitian yang dilaksanakan, dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Pengaruh teknik objek langsung pada siswa dalam proses pembelajaran menulis paragraf deskripsi diketahui melalui observasi, jurnal siswa, dan dokumentasi. Siswa mengalami pengaruh positif (siswa memperhatikan dan merespons dengan antusias (bertanya, menanggapi, dan membuat catatan), siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok, siswa merespons positif (senang) terhadap pembelajaran dengan teknik objek langsung, siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila menemukan kesulitan, siswa menulis paragraf deskripsi dengan sikap yang baik) pada siklus I sekor rata-rata 62,8% dan pada siklus II skor rata-rata 89,4%. Dengan demikian, perubahan siswa yang bersikap positif semakin bertambah dari siklus I ke siklus II sebesar 26,6%. 4. Hal ini dapat dilihat dari hasil nontes pada siklus I dan siklus II. 2. Peningkatan kemampuan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas VIII D dengan teknik objek langsung. Pada prasiklus, kemampuan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas VIII D memperoleh skor rata-rata 58,22 dan pada siklus I memperoleh skor rata-rata 69,36. Dari kedua skor tersebut terlihat bahwa dari prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan 96

112 97 sebesar 11,14. Selanjutnya, pada siklus II siswa memperoleh rata-rata kelas 71,9. Dengan demikian, dari siklus I ke siklus II, kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi mengalami peningkatan 2,54. B. Saran Penelitian dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Setelah penelitian dilaksanakan, peneliti memberikan saran sebagai berikut. 1. Bagi siswa, disarankan tetap aktif dalam mengikuti pembelajaran dan selalu berlatih menulis paragraf deskripsi. 2. Bagi guru, dapat menggunakan teknik objek langsung dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya menulis paragraf deskripsi. 3. Bagi sekolah, diharapkan menyediakan fasilitas yang memadai sebagai media atau teknik dalam pembelajaran. 4. Bagi peneliti, dapat menggunakan teknik objek langsung ini sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitin yang lain dengan teknik pembelajaran yang berbeda, sehingga didapatkan berbagai teknik pembelajaran. 5. Bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia diharapkan melakukan penelitian dengan menggunakan teknik objek langsung dalam pembelajaran menulis dengan materi yang berbeda, sehingga dapat menambah hasil penelitian yang bermakna bagi mahasiswa peneliti berikutnya.

113 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Keraf, Gorys Eksposisi Komposisi Lanjutan II. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia Komposisi. Jakarta: Nusa Indah. Moleong, Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurgiantoro, Burhan Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Nurudin Dasar-dasar Penulisan. Malang: UMM Press. Rokhayati, Nani Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Metode Field Trip pada Siswa Kelas X MAN Purworejo Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Setyowati, Sulis Upaya Peningkatan Pembelajaran Keterampilan Menulis Wacana Deskripsi pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Takhasus Ahmad Sari Bruno Purworejo Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Sudaryanto Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

114 Sukirno Pembelajaran Menulis Kreatif dengan Strategi Belajar Akselerasi. Purworejo: UM Purworejo Press Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum Untuk yang Ingin Cepat Terampil Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suyatno Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: Penerbit SIC. Tarigan, Henry Guntur Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

115 LAMPIRAN I

116 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRASIKLUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMP Negeri 1 Karanggayam : Bahasa Indonesia : VIII/Genap : 2 jam pelajaran (1 x pertemuan) Standar Kompetensi : Mengungkapkan informasi dalam bentuk paragraf deskriptif, naratif, dan ekspositif. Kompetensi Dasar : Menyusun beberapa paragraf deskripsi yang berisi hasil penginderaan faktual tentang keadaan alam. Indikator : 1. Menunjukkan karakteristik paragraf deskripsi. 2. Menyusun paragraf deskripsi tentang benda atau manusia berdasarkan pengamatan dan penginderaan. 3. Menyusun paragraf deskripsi berdasarkan tema. A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menunjukkan karakteristik paragraf deskripsi. 2. Siswa mampu menyusun paragraf deskripsi tentang benda atau manusia berdasarkan pengamatan dan penginderaan. 3. Siswa mampu menyusun paragraf deskripsi berdasarkan tema. B. Materi Pembelajaran 1. Pengertian paragraf deskripsi dan ciri-cirinya. 2. Tujuan menulis paragraf deskripsi. 3. Langkah-langkah menulis paragraf deskripsi.

117 C. Metode Pembelajaran 1. Tanya Jawab 2. Demonstrasi 3. Refleksi D. Strategi Pembelajaran No Kegiatan Pendahuluan: Salam, persensi Apersepasi: Tanya jawab mengenai paragraf deskripsi Kegiatan Inti: Eksplorasi a. Guru menjelaskan materi tentang paragraf deskripsi. b. Siswa menyimak penjelasan guru. Elaborasi a. Siswa membuat kerangka paragraf deskripsi. b. Siswa menulis paragraf deskripsi. Konfirmasi a. Guru meminta salah satu siswa membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. b. Guru memberikan ulasan mengenai menulis paragraf deskripsi yang benar. Penutup a. Siswa diajak merefleksi kegiatan pembelajaran yang baru saja berlangsung. b. Guru menyampaikan simpulan. Alokasi Waktu Metode Tanya jawab Demonstrasi Refleksi E. Media Pembelajaran 1. Modul (paragraf deskripsi) 2. Contoh paragraf deskripsi F. Penilaian Teknik : Tes Tertulis Bentuk Instrumen : Tes Uraian

118 G. Skor Penilaian No 1 2 Nama Peserta didik Isi Organisasi Skor Penggunaan Bahasa Kosakata Mekanik Keterangan Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup Baik (C) Kurang Baik (K) 0 50 Sangat Kurang (SK) Guru Mata Pelajaran, Purworejo, Februari 2013 Peneliti, Suhadi, S.Pd. Iis Supriyati

119 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMP Negeri 1 Karanggayam : Bahasa Indonesia : VIII/Genap : 2 jam pelajaran (1 x pertemuan) Standar Kompetensi : Mengungkapkan informasi dalam bentuk paragraf deskriptif, naratif, dan ekspositif. Kompetensi Dasar : Menyusun beberapa paragraf deskripsi yang berisi hasil penginderaan faktual tentang keadaan alam. Indikator : 1. Menunjukkan karakteristik paragraf deskripsi. 2. Menyusun paragraf deskripsi tentang benda atau manusia berdasarkan pengamatan dan penginderaan. 3. Menyusun paragraf deskripsi berdasarkan tema. A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menunjukkan karakteristik paragraf deskripsi. 2. Siswa mampu menyusun paragraf deskripsi tentang benda atau manusia berdasarkan pengamatan dan penginderaan. 3. Siswa mampu menyusun paragraf deskripsi berdasarkan tema. B. Materi Pembelajaran 1. Pengertian paragraf deskripsi dan ciri-cirinya. 2. Tujuan menulis paragraf deskripsi. 3. Langkah-langkah menulis paragraf deskripsi.

120 C. Metode Pembelajaran 1. Tanya Jawab 2. Demonstrasi 3. Refleksi D. Strategi Pembelajaran No Kegiatan Pendahuluan: Salam, persensi Apersepasi: Tanya jawab mengenai paragraf deskripsi Kegiatan Inti: Eksplorasi a. Guru dan siswa merevisi kesalahankesalahan menulis paragraf deskripsi pertemuan lalu. b. Guru menanyakan hakikat objek langsung. c. Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok dan menentukan objek yang akan diamati oleh siswa dalam menulis paragraf deskripsi Elaborasi a. Siswa membuat kerangka paragraf deskripsi. b. Siswa menulis paragraf deskripsi sesuai dengan objek yang diamati diantaranya: tempat ibadah, kantin sekolah, lingkungan sekolah, dan ruang kelas VIII D. Konfirmasi a. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pekerjannya di depan kelas. b. Guru memberikan ulasan mengenai menulis paragraf deskripsi yang benar. Penutup a. Siswa diajak merefleksi kegiatan pembelajaran yang baru saja berlangsung. b. Guru menyampaikan simpulan. Alokasi Waktu Metode Tanya jawab Demonstrasi Refleksi

121 E. Media Pembelajaran 1. Modul (paragraf deskripsi) 2. Contoh paragraf deskripsi F. Penilaian Teknik : Tes Tertulis Bentuk Instrumen : Tes Uraian G. Skor Penilaian No 1 2 Nama Peserta didik Isi Organisasi Skor Penggunaan Bahasa Kosakata Mekanik Keterangan Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup Baik (C) Kurang Baik (K) 0 50 Sangat Kurang (SK) Guru Mata Pelajaran, Purworejo, Februari 2013 Peneliti, Suhadi, S.Pd. Iis Supriyati

122 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMP Negeri 1 Karanggayam : Bahasa Indonesia : VIII/Genap : 2 jam pelajaran (1 x pertemuan) Standar Kompetensi : Mengungkapkan informasi dalam bentuk paragraf deskriptif, naratif, dan ekspositif. Kompetensi Dasar : Menyusun beberapa paragraf deskripsi yang berisi hasil penginderaan faktual tentang keadaan alam. Indikator : 1. Menunjukkan karakteristik paragraf deskripsi. 2. Menyusun paragraf deskripsi tentang benda atau manusia berdasarkan pengamatan dan penginderaan. 3. Menyusun paragraf deskripsi berdasarkan tema. A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menunjukkan karakteristik paragraf deskripsi. 2. Siswa mampu menyusun paragraf deskripsi tentang benda atau manusia berdasarkan pengamatan dan penginderaan. 3. Siswa mampu menyusun paragraf deskripsi berdasarkan tema. B. Materi Pembelajaran 1. Pengertian paragraf deskripsi dan ciri-cirinya. 2. Tujuan menulis paragraf deskripsi. 3. Langkah-langkah menulis paragraf deskripsi.

123 C. Metode Pembelajaran 1. Tanya Jawab 2. Demonstrasi 3. Refleksi D. Strategi Pembelajaran No Kegiatan Pendahuluan: Salam, persensi Apersepasi: Tanya jawab mengenai paragraf deskripsi Kegiatan Inti: Eksplorasi a. Guru dan siswa merevisi kesalahankesalahan menulis paragraf deskripsi pertemuan lalu. b. Siswa berkelompok sama seperti kelompok pertemuan minggu lalu. c. Perwakilan masing-masing kelompok mengambil undian objek yang akan mereka tulis dalam bentuk paragraf deskripsi. Elaborasi a. Siswa membuat kerangka paragraf deskripsi. b. Siswa menulis paragraf deskripsi sesuai dengan objek yang diamati diantaranya: tempat ibadah, kantin sekolah, lingkungan sekolah, dan ruang kelas VIII D. Konfirmasi a. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pekerjannya di depan kelas. b. Guru memberikan ulasan mengenai menulis paragraf deskripsi yang benar. Penutup a. Siswa diajak merefleksi kegiatan pembelajaran yang baru saja berlangsung. b. Guru menyampaikan simpulan. Alokasi Waktu Metode Tanya jawab Demonstrasi Refleksi

124 E. Media Pembelajaran 1. Modul (paragraf deskripsi) 2. Contoh paragraf deskripsi F. Penilaian Teknik : Tes Tertulis Bentuk Instrumen : Tes Uraian G. Skor Penilaian No 1 2 Nama Peserta didik Isi Organisasi Skor Penggunaan Bahasa Kosakata Mekanik Keterangan Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup Baik (C) Kurang Baik (K) 0 50 Sangat Kurang (SK) Guru Mata Pelajaran, Purworejo, Februari 2013 Peneliti, Suhadi, S.Pd. Iis Supriyati

125 LAMPIRAN II

126 Contoh Paragraf Deskripsi BUNGA MATAHARI Ketika aku memandang wajahnya, dia begitu bersinar. Dia berbentuk bulat berwarna kuning dengan jilatan api kuning disekitarnya. Ukuran badannya yang besar dengan warna kuning, maka orang sering menyebutmu Bunga Matahari. Dia selalu menghadap ke mana arah matahari itu bergulir. Pada malam hari, dia tertunduk ke bawah, sedangkan pada siang hari,dia baru menampakkan wajahnya. Tumbuhan berbatang basah ini tumbuh tegak setinggi satu sampai tiga meter. Seluruh permukaan tubuhnya berkulit batang kasar dan memiliki bulu. Daunnya bagaikan bentuk jantung. Bunganya berukuran besar, berbentuk cawan dengan mahkota seperti pita kuning disepanjang tepi cawan. Di tengah cawan itu terdapat bunga-bunga kecil berbentuk tabung dengan warna coklat. Saat dia dibuahi, bunga-bunga kecilnya menjadi biji-biji yang berwarna hitam, bergaris-garis putih, dan berkumpul di dalam cawan. Bila sudah matang, biji-biji itu mudah dilepaskan dari cawannya. Banyak orng yang memanfaatkan bijinya yang manis dan asin untuk makanan ringan berupa kuaci bunga matahari. Selain dia cantik dan indah dengan pancaran sinar warnanya, dia juga begitu bermanfaat dan bermakna bagi manusia.

127 LAMPIRAN III

128 INSTRUMEN TES PRASIKLUS Soal! Buatlah sebuah paragraf deskripsi dengan tema lingkungan yang ada di sekitarmu. Kembangkan dengan bahasa yang baik dan benar! (maksimal 3 paragraf dan setiap paragraf minimal 3 sampai dengan 10 kalimat). Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Isi 2. Organisasi 3. Penggunaan bahasa 4. Kosakata 5. Mekanik Selamat Mengerjakan

129 INSTRUMEN TES SIKLUS I Soal! Buatlah sebuah paragraf deskripsi sesuai dengan objek yang kalian amati, di antaranya yaitu tempat ibadah, kantin sekolah, lingkungan sekolah, dan ruang kelas VIII D. Kembangkan dengan bahasa yang baik dan benar! (maksimal 3 paragraf dan setiap paragraf minimal 3 sampai dengan 10 kalimat). Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Isi 2. Organisasi 3. Penggunaan bahasa 4. Kosakata 5. Mekanik Selamat Mengerjakan

130 INSTRUMEN TES SIKLUS II Soal! Buatlah sebuah paragraf deskripsi sesuai dengan objek yang kalian amati, di antaranya yaitu tempat ibadah, kantin sekolah, lingkungan sekolah, dan ruang kelas VIII D. Kembangkan dengan bahasa yang baik dan benar! (maksimal 3 paragraf dan setiap paragraf minimal 3 sampai dengan 10 kalimat). Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Isi 2. Organisasi 3. Penggunaan bahasa 4. Kosakata 5. Mekanik Selamat Mengerjakan

131 LAMPIRAN IV

132 DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII D NO NIS NAMA SISWA L/P Ageng Pangestu L Agus Niswanto L Aldi Dwi Jayanto L Amar Riyanto L Andi Lisdianto L Ardi Irawan L Budi Arisman L Desi Ramadani P Desy Puspitarini P Dewi Larasati P Dewi Novitasari P Estu Saerani Diarti P Frenky Setiawan L Idris Kurnianto L Kirno L Mohamad Aziz Munandar L Monica Tarias P Muhammad Kurniawan Humaedi L Nining Nur Aisah P Nunik Sulastri P Pebby Eka Yuningsih P Rani Setianingsih P Rudiyono L Sefriyana P Sintia Mayawati P Sismono L Slamet Kurniadi L Sumarni P Sutio L Toto L Uma Shari ah P Vinalya Bunga Elsyastyani Putri L Wahid Riansah P Wigi Yuningsih P Winggal Saputri P Yuningsih P

133 LAMPIRAN V

134 JURNAL SISWA SIKLUS I No Presensi : Hari/tanggal : Rabu, 27 Februari 2013 Kelas : VIII D Pertanyaan 1. Bagaimanakah perasaan Anda selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf deskripsi pada hari ini? Jawab:.. 2. Apakah kesulitan yang Anda alami dalam menulis paragraf deskripsi? Jawab:.. 3. Bagaimanakah tanggapan Anda mengenai teknik objek langsung yang digunakan? Jawab: 4. Bagaimana kesan Anda terhadap gaya mengajar yang dilakukan oleh guru? Jawab:

135 5. Saran apa yang dapat Anda berikan untuk pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung? Jawab:. 6. Jelaskan manfaat yang Anda peroleh setelah menggunakan teknik objek langsung dalam menulis paragraf deskripsi? Jawab:..

136

137

138

139

140

141 JURNAL SISWA SIKLUS II No Presensi : Hari/tanggal : Kamis, 28 Februari 2013 Kelas : VIII D Pertanyaan 1. Bagaimanakah perasaan Anda selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf deskripsi pada hari ini? Jawab:.. 2. Apakah kesulitan yang Anda alami dalam menulis paragraf deskripsi? Jawab:.. 3. Bagaimanakah tanggapan Anda mengenai teknik objek langsung yang digunakan? Jawab: 4. Bagaimana kesan Anda terhadap gaya mengajar yang dilakukan oleh guru? Jawab:

142 5. Saran apa yang dapat Anda berikan untuk pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik objek langsung? Jawab:. 6. Jelaskan manfaat yang Anda peroleh setelah menggunakan teknik objek langsung dalam menulis paragraf deskripsi? Jawab:..

143

144

145

146

147

148

149 LAMPIRAN VI

150

151

152

153 LAMPIRAN VII

154 LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS I Hari/ tanggal : Rabu, 27 Februari 2013 Kelas Sekolah : VIII D : SMP Negeri 1 Karanggayam Berikan tanda check list ( ) pada kolom lembar observasi berikut ini! No Aspek Pengamatan Keteraangan Perilaku positif a. Siswa memperhatikan dan 2. merespons dengan antusias 3. (bertanya, menanggapi, dan membuat catatan). 4. b. Siswa berpartisipasi secara 5. aktif dalam kegiatan 6. diskusi kelompok. c. Siswa merespons positif 7. (senang) terhadap 8. pembelajaran dengan teknik objek langsung. 9. d. Siswa aktif menjawab dan 10. selalu bertanya apabila menemukan kesulitan. 11. e. Siswa menulis paragraf 12. deskripsi dengan sikap yang baik Perilaku negative 14. a. Siswa tidak memperhatikan penjelasan 15. guru dan melakukan 16. kegiatan yang tidak perlu 17. (berbicara sendiri, mondarmandir, tiduran, dan 18. membuat catatan yang

155 19. tidak penting). b. Siswa kurang 20. berpartisipasi atau pasif 21. dalam kegiatan diskusi 22. kelompok. c. Siswa merespons negatif 23. (acuh) terhadap 24. pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan 25. teknik objek langsung 26. yang dilakukan di luar maupun di dalam kelas. 27. d. Siswa pasif dan malas 28. untuk bertanya mengenai materi menulis paragraf 29. deskripsi yang sedang 30. diajarkan. e. Siswa melakukan kegiatan 31. yang tidak perlu pada saat 32. menulis paragraf deskripsi (mencontek, tiduran, 33. bercanda, dan sebagainya)

156

157

158 LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS II Hari/ tanggal : Kamis, 28 Februari 2013 Kelas Sekolah : VIII D : SMP Negeri 1 Karanggayam Berikan tanda check list ( ) pada kolom lembar observasi berikut ini! No Aspek Pengamatan Keteraangan Perilaku positif a. Siswa memperhatikan dan 2. merespons dengan antusias 3. (bertanya, menanggapi, dan membuat catatan). 4. b. Siswa berpartisipasi secara 5. aktif dalam kegiatan 6. diskusi kelompok. c. Siswa merespons positif 7. (senang) terhadap 8. pembelajaran dengan teknik objek langsung. 9. d. Siswa aktif menjawab dan 10. selalu bertanya apabila menemukan kesulitan. 11. e. Siswa menulis paragraf 12. deskripsi dengan sikap yang baik Perilaku negative 14. a. Siswa tidak memperhatikan penjelasan 15. guru dan melakukan 16. kegiatan yang tidak perlu 17. (berbicara sendiri, mondarmandir, tiduran, dan 18. membuat catatan yang

159 19. tidak penting). b. Siswa kurang 20. berpartisipasi atau pasif 21. dalam kegiatan diskusi 22. kelompok. c. Siswa merespons negatif 23. (acuh) terhadap 24. pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan 25. teknik objek langsung 26. yang dilakukan di luar maupun di dalam kelas. 27. d. Siswa pasif dan malas 28. untuk bertanya mengenai materi menulis paragraf 29. deskripsi yang sedang 30. diajarkan. e. Siswa melakukan kegiatan 31. yang tidak perlu pada saat 32. menulis paragraf deskripsi (mencontek, tiduran, 33. bercanda, dan sebagainya)

160

161

162 LAMPIRAN VIII

163 DOKUMENTASI PRASIKLUS

164 DOKUMENTASI SIKLUS I

165 DOKUMENTASI SIKLUS II

166

Oleh: lis Supriyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

Oleh: lis Supriyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia   ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARANGGAYAM KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: lis Supriyati Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari. Oleh: Erwansyah RRA1B Abstrak

Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari. Oleh: Erwansyah RRA1B Abstrak Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari Oleh: Erwansyah RRA1B109023 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar-mengajar dilakukan siswa dan guru di sekolah. Siswa mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. Kegiatan Belajar Mengajar

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS V MADRASYAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH TEMPURSARI, NGAWEN, KLATEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eka Susilowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi

Lebih terperinci

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 S K R I P S I Untuk Memenuhi Sebagai

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dalam setiap jenjang pendidikan di Indonesia, baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS WACANA NARASI DENGAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VIII H SMP NEGERI 3 KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Dian Kartika Sari program

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 4 NUSAWUNGU CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Indiarti Purnamasari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu pengajaran bahasa Indonesia secara umum adalah agar siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa. Kebiasaan seseorang berpikir logis akan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN METODE OBSERVASI TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 TRENGGALEK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN METODE OBSERVASI TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 TRENGGALEK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN METODE OBSERVASI TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 TRENGGALEK Anik Susilowati SMP 1 Negeri Trenggalek Abstrak Menulis merupakan suatu keterampilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Khozin Amin Sutiknyo Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN Oleh: Arif Pratomo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III SD NEGERI SEPAT 2 SRAGEN TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eny Mutiarawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE PETA ALUR PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Dewi Ekowati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG Oleh: Wahyu Uji Lestari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh: Resti Yulianita Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang disadari atau tidak, selalu hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain. Kelompok tersebut dimulai dari suatu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: Muslimah Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis 1. Pengertian Menulis Menurut Dalman (2014, hlm. 3) menulis merupakan suatu kegiatan berkomunikasi dalam bentuk penyampaian pesan (informasi) secara tertulis

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK RANTAIAN KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS XI SMK N 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN TEKNIK RANTAIAN KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS XI SMK N 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENGGUNAAN TEKNIK RANTAIAN KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS XI SMK N 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example Oleh : Dina Wardiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 1 SALAMAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Hestin Aryani Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembinaan dan Pengembangan bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) dewasa ini cukup menggembirakan. Hal itu tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: Dian Pratama Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

Oleh : Suparti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo Pyo.Cute.yahoo.co.id

Oleh : Suparti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo Pyo.Cute.yahoo.co.id PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK MODELING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI I SAPURAN WONOSOBO TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh : Suparti Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan aspek berbahasa yang tidak dapat dipisahkan dari aspek lain dalam proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Khanisatul Mila Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang paling sulit. Hal ini

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO Oleh: Eni Kustanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BIOGRAFI MENGGUNAKAN METODE PENGAJARAN LANGSUNG PADA SISWA SMA NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BIOGRAFI MENGGUNAKAN METODE PENGAJARAN LANGSUNG PADA SISWA SMA NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BIOGRAFI MENGGUNAKAN METODE PENGAJARAN LANGSUNG PADA SISWA SMA NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Erlita Cahya Widha Wardhani, Khabib Sholeh, Bagiya Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan bersosial. Manusia dapat berkomunikasi dengan yang lain melalui bahasa.

Lebih terperinci

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V. ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH KLOPOGODO, KECAMATAN GOMBONG, KABUPATEN KEBUMEN, TAHUN 2014/2015 Oleh: Sri Wardani Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA

NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SDN I GRANTING JOGONALAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASIF DENGAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIISMP PGRI 1 KLIRONG TAHUN AJARAN 2012/2013

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASIF DENGAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIISMP PGRI 1 KLIRONG TAHUN AJARAN 2012/2013 UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASIF DENGAN MEDIA GAMAR SISWA KELAS VIISMP PGRI 1 KLIRONG TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Eni Purwaningsih Program Studi Pendidikan ahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Ira Widyawati Napitupulu Drs. H. Sigalingging,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun menjadi satu kesatuan dengan suatu kesesuaian yang kemudian membentuk paragraf-paragraf, sehingga

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: Rizky Adhya Herfianto Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya bahasa adalah alat yang berfungsi untuk berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA ULANG DENGAN METODE LATIHAN TERBIMBING BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS XI MAN KUTOWINANGUN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP secara umum adalah sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu, dengan

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan dinamika peradaban yang terus bergerak menuju arus globalisasi, bahasa Indonesia memiliki peran yang penting dan strategis dalam proses komunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Menulis Deskripsi Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri (Moeliono, 2005: 707). Menulis merupakan keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO Oleh: Anggun Tri Suciati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari dan dikuasai yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan

Lebih terperinci

Oleh: Dani Kristanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mali:

Oleh: Dani Kristanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mali: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK LATIHAN TERBIMBING BERDASARKAN ILUSTRASI TOKOH IDOLA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 WADASLINTANG TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Dani Kristanto Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis. Seorang penulis berkomunikasi melalui tulisan mereka untuk mempengaruhi

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA Dra. Isnaeni Praptanti, M.Pd., dan Drs. Karma Iswasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang sangat penting untuk dikuasai. Untuk itu kemampuan menulis perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau yang biasa dekenal dengan classroom action research. Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Ige Janet L. W. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah ditekankan pada aspek keterampilan berbahasa dan bertujuan agar peserta didik mampu dan terampil berkomunikasi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK TAMTAMA PREMBUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK TAMTAMA PREMBUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK TAMTAMA PREMBUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Sri Astuti Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Nur Adi Ningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran penting yang masuk dalam ujian nasional pada setiap jenjang pendidikan pelajaran yang lebih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan hasil kebudayaan yang

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan sebuah metode penelitian yang dilakukan di dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MEDIA FILM KARTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MEDIA FILM KARTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MEDIA FILM KARTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Risma Setyarini Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA TEKS NASKAH DRAMA UNTUK PENINGKATAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MEDIA TEKS NASKAH DRAMA UNTUK PENINGKATAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENGGUNAAN MEDIA TEKS NASKAH DRAMA UNTUK PENINGKATAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Asih Purwasih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai peran penting didalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan sebagai bahasa nasional sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum kemampuan berbahasa meliputi empat aspek, yaitu keterampilan meyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek tersebut saling berkaitan satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang telah ditetapkan disetiap jenjang pendidikan baik itu SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia di SD memiliki nilai strategis. Pada jenjang inilah pertama kalinya pengajaran bahasa Indonesia dilaksanakan secara berencana dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi

Lebih terperinci