MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi

1 MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2018 TENTANG WEWENANG DAN TUGAS DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, BADAN PENGATUR JALAN TOL, DAN BADAN USAHA JALAN TOL DALAM PENYELENGGARAAN JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan penyelenggaraan yang efektif diperlukan pembagian wewenang dan tugas pada, Badan Pengatur dan ; b. bahwa dengan ditetapkannya beberapa perundangundangan terkait dengan wewenang dan tugas penyelenggaraan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2006 tentang Wewenang dan Tugas Penyelenggaraan pada Jenderal Bina,, dan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan pengaturan terkait dengan wewenang dan tugas penyelenggaraan sehingga perlu diganti dengan Peraturan Menteri yang baru; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang

2 2 Wewenang dan Tugas,, dan dalam Penyelenggaraan ; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2017 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 6110); 2. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 16); 3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 881) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 466); 4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 43/PRT/M/2015 tentang (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1484); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TENTANG WEWENANG DAN TUGAS DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, BADAN PENGATUR JALAN TOL, DAN BADAN USAHA JALAN TOL DALAM PENYELENGGARAAN JALAN TOL.

3 3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunaannya diwajibkan membayar tol. 2. Pengawasan Umum adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah untuk mewujudkan tertib pengaturan, pembinaan, dan pengusahaan jalan tol. 3. Pengawasan Pengusahaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah dan/atau badan usaha yang memenuhi persyaratan untuk mewujudkan tertib pengusahaan. 4. Pengawasan Pemanfaatan BagianBagian adalah kegiatan yang dilakukan oleh badan usaha yang memenuhi persyaratan untuk mewujudkan tertib pemanfaatan bagianbagian. 5. Pengaturan adalah kegiatan yang meliputi perumusan kebijakan perencanaan, penyusunan perencanaan umum, dan pembentukan peraturan perundangundangan. 6. Pembinaan adalah penyusunan pedoman dan standar teknis pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia serta penelitian dan pengembangan jalan. 7. Pengusahaan adalah kegiatan yang meliputi pendanaan, perencanaan teknis, konstruksi, pengoperasian, dan/atau pemeliharaan yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau badan usaha yang memenuhi persyaratan. 8. Persiapan Pengusahaan adalah kegiatan yang meliputi penyusunan dokumen pra studi kelayakan, studi kelayakan, amdal, dan perencanaan pengadaan tanah,

4 4 sesuai dengan metode pengusahaan yang akan dilakukan. 9. Prakarsa Pemerintah adalah pengusahaan yang didasarkan kepada kebijakan perencanaan atau berdasar pada program yang telah disusun oleh Pemerintah dengan adanya Rencana Umum Jaringan. 10. Prakarsa adalah pengusahaan yang berdasar kepada usulan oleh pemrakarsa atas suatu trase yang dilengkapi dengan hasil kajian kelayakan untuk selanjutnya dilakukan evaluasi guna mendapatkan persetujuan pemrakarsa oleh Menteri serta tindak lanjut pelelangan investasi berikutnya. 11. Jalan Penghubung adalah jalan yang menghubungkan dengan jalan umum yang ada. 12. Konsesi Pengusahaan adalah jangka waktu tertentu yang diberikan kepada badan usaha untuk memenuhi pengembalian dana investasi dan keuntungan yang wajar bagi usaha. 13. Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan. 14. Pengguna adalah setiap orang yang menggunakan kendaraan bermotor dengan membayar tol. 15. Ruas adalah bagian atau penggal dari tertentu yang pengusahaannya dapat dilakukan oleh tertentu. 16. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang jalan. 17. adalah direktorat jenderal pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan kebijakan di bidang penyelenggaraan jalan dan berada dibawah dan bertanggung jawab.

5 5 18. adalah badan nonstruktural yang dibentuk oleh Menteri yang berada di bawah dan bertanggung jawab. 19. adalah badan hukum yang bergerak di bidang pengusahaan. BAB II WEWENANG DAN TUGAS Pasal 2 Wewenang dan tugas, Badan Pengatur, dan dalam penyelenggaraan meliputi: a. pengaturan penyelenggaraan ; b. pembinaan penyelenggaraan ; c. pengusahaan ; dan d. pengawasan penyelenggaraan. Pasal 3 Rincian wewenang dan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 4 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2006 tentang Wewenang dan Tugas Penyelenggaraan pada,, dan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

6 6 Pasal 5 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 Februari 2018 MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, ttd. M. BASUKI HADIMULJONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 1 Maret 2018 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 329 Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Kepala Biro Hukum, Siti Martini NIP LAMPIRAN

7 7 PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2018 TENTANG WEWENANG DAN TUGAS DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, BADAN PENGATUR JALAN TOL, DAN BADAN USAHA JALAN TOL DALAM PENYELENGGARAAN JALAN TOL RINCIAN WEWENANG DAN TUGAS DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, BADAN PENGATUR JALAN TOL, DAN BADAN USAHA JALAN TOL DALAM PENYELENGGARAAN JALAN TOL A. Pengaturan Penyelenggaraan 1. perumusan kebijakan 2. penyusunan perencanaan umum a. penyusunan rencana umum jaringan 3. b. pra studi kelayakan pembentukan peraturan perundangundangan B. Pembinaan Penyelenggaraan Ditjen Bina 1. perumusan standar teknik dan manual 2. pelayanan a. pemberian izin (pemanfaatan ruang milik jalan dan kegiatan untuk kepentingan nasional) b. sosialisasi dan informasi 3. pemberdayaan (pelatihan studi banding) a. umum b. badan usaha 4. penelitian dan pengembangan a. umum

8 8 b. badan usaha C. Pengusahaan C.1 Persiapan Pengusahaan 1. prakarsa pemerintah a. pra studi kelayakan b. skema pembiayaan c. studi kelayakan/row plan/basic design d. dokumen amdal e. dokumen perencanaan pengadaan tanah (DPPT) f. permohonan penetapan lokasi 2. prakarsa badan usaha a. pra studi kelayakan b. c. izin melakukan studi kelayakan study kelayakan/row plan/basic design d. izin prakarsa pra evaluasi sistem jaringan dan kelayakan proyek evaluasi sistem jaringan dan kelayakan proyek pra evaluasi keuangan dan kemampuan perusahaan evaluasi keuangan dan kemampuan perusahaan permohonan izin dan pra studi e. dokumen amdal evaluasi fasilitasi f. dokumen perencanaan pengadaan tanah (DPPT) evaluasi fasilitasi g. dokumen lelang investasi h. permohonan penetapan lokasi C.2 Pelaksanaan Pengusahaan 1. pengusahaan oleh pemerintah a. pendanaan konstruksi (APBN/loan) b. rencana teknik akhir dan persetujuan (RTA) c. pengadaan lahan 1) pendanaan * ) fasilitasi administrasi fasilitasi dana talangan

9 9 2) pengadaan lahan d. konstruksi 1) fisik kontruksi 2) pengawasan lingkup konstruksi 3) pengawasan mutu/spesifikasi teknis e. dokumen lelang investasi fasilitasi f. pengadaan operator dan supervisi g. operasi dan pemeliharaan fasilitasi 2. pengusahaan oleh badan usaha a. pengadaan investasi b. pendanaan investasi fasilitasi c. rencana teknik akhir persetujuan (RTA) d. pengadaan lahan 1) pendanaan * ) fasilitasi administrasi 2) fasilitasi pengadaan lahan administrasi e. konstruksi 1) fisik konstruksi pengendalian dan pengawasan 2) perubahan lingkup persetujuan konstruksi f. operasi dan pemeliharaan 1) laik fungsi uji teknis dan operasi 2) evaluasi pemenuhan evaluasi bidang standar pelayanan teknis minimal (SPM) 3) operasi dan pengendalian pemeliharaan 4) perubahan sistem dan pengoperasian fasilitasi evaluasi pengoperasian pengawasan saran dan pertimbangan fasilitasi dana talangan fasilitasi dan negosiasi pemenuhan persyaratan pemenuhan persyaratan 5) penambahan gardu, penambahan lajur, dan peningkatan struktur 6) penetapan tarif awal tol persetujuan saran dan pertimbangan

10 10 7) penyesuaian tarif tol 8) penutupan sementara kepada menteri fasilitasi 9) pengambilalihan sementara hak penyelenggaraan karena kegagalan pengusahaan dan pelelangan ulang 10) pengambilalihan hak pengusahaan pada akhir masa konsesi 11) pengoperasian pada akhir masa konsesi saran dan pertimbangan saran dan pertimbangan saran dan pertimbangan 3. izin pemanfaatan bagianbagian a. pemanfaatan ruang milik persetujuan untuk utilitas, iklan dan lainlain b. pemanfaatan ruang milik untuk prasarana transportasi lainnya c. pemanfaatan ruang pengawasan d. penggunaan ruang manfaat untuk kendaraan dengan angkutan berat/khusus e. pemanfaatan ruang milik untuk pembangunan overpass/ underpass f. pemanfaatan ruang milik untuk pembangunan simpang susun kepada pemda fasilitasi pengawasan pengawasan pengawasan dispensasi fasilitasi pengawasan persetujuan fasilitasi pengawasan g. tempat istirahat dan pelayanan (TIP) 1) TIP Tipe A lokasi dan tata letak kepada Menteri TIP Tipe B lokasi dan tata fasilitasi pengaturan dan evaluasi pengusahaan pengaturan dan evaluasi pengawasan

11 11 letak kepada Menteri 3) TIP Tipe C penetapan lokasi h. fasilitas inap lokasi kepada Menteri pengusahaan pengaturan dan evaluasi pengusahaan Catatan: * ) Pendanaan dapat dibiayai Kementerian Keuangan D. Pengawasan Penyelenggaran Ditjen Bina 1. pengawasan umum 2. pengawasan pengusahaan jalan tol 3. pengawasan pemanfaatan bagianbagian jalan tol MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, ttd. M. BASUKI HADIMULJONO Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Kepala Biro Hukum, Siti Martini NIP