JURNAL ILMU BERBAGI. Nugroho Wisnu Murti 1. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) WIYATA TAMA Kabupaten Sukoharjo.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL ILMU BERBAGI. Nugroho Wisnu Murti 1. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) WIYATA TAMA Kabupaten Sukoharjo."

Transkripsi

1 Model Roket Peluncur Untuk Mewujudkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sebagai Lembaga Pendidikan Yang Berbasis Life Skill dan Mandiri Nugroho Wisnu Murti 1 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) WIYATA TAMA Kabupaten Sukoharjo nugroho_wm@yahoo.com Abstract Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai tempat kegiatan belajar bagi masyarakat, adalah tempat bagi masyarakat untuk menimba ilmu dan memperoleh berbagai jenis keterampilan dan pengetahuan fungsional yang dapat didayagunakan secara tepat dalam upaya memperbaiki kualitas hidup dan kehidupan masyarakat. Hal ini sekaligus dalam rangka upaya pemberantasan kemiskinan dan kelaparan seperti yang tertuang di MDG s. Pertumbuhan jumlah PKBM yang di Indonesia khususnya diambil kasus di Kabupaten Sukoharjo adalah nyaris sebatas pada jumlah PKBM yang bertambah yang kurang diimbangkan dengan output dan outcome yang memadai. Hal ini menurut beberapa penelitian dan fenomena nyata disebabkan karena kurangnya fokus pengembangan model yang memadai dan sumberdaya manusia dalam PKBM. Artikel ini disusun untuk merumuskan model pengembangan PKBM berbasis life skill sebagai lembaga pendidikan non formal dan informal yang mengacu pada pola pengambangan life skill menurut DIRJEN PNFI dan beberapa literur yang relefan dengan metode Systematic Review. Dengan mengadopsi langkah langkah Systematic Review yang dijelaskan oleh (Francis & Baldesari, 2006 ) artikel ini merumuskan model pengembangan PKBM berbasis life skill yang disebut Roket Peluncur PKBM sebagai model alternatif dalam percepatan pengembangan PKBM yang berbasis life skill dan PKBM yang mandiri. Keywords : PKBM, Model Roket Peluncur, Life Skill 1. Pendahuluan Di penghujung abad ke 20 yang lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan agenda besar pembangunan di seluruh dunia yang kemudian dikenal sebagai Millenium Developmeny Goals (MDG s). Millenium Developmeny Goals merupakan paket berisi tujuan yang mempunyai batas waktu dan target terukur untuk menanggulangi 8 butir permasalahan penduduk seluruh dunia yang dengan urutan pertama adalah Eradicate Extreme Powerty and Hunger (pemberantasan kemiskinan dan kelaparan ekstrim). Hal tersebut memuat 3 target yaitu (Mardikanto, 2010) : 10 P a g e

2 1. Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk, dengan tingkat pendapatan kurang dari US $1 (PPP) perhari dalam kurun waktu Menciptakan kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua, termasuk perempuan dan kaum muda. 3. Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu Pendidikan merupakan salah satu bagian penting dalam penurunan kemiskinan. Pemerintah telah menerapkan tiga jalur pendidikan. Ketiga jalur tersebut adalah jalur formal, non formal, dan informal. Ketiga jalur diharapkan berjalan sinergis, saling melengkapi, dan saling menyempurnakan. Idealnya pemerintah mampu menyelenggarakan pendidikan formal mulai dari tingkat dasar, menengah, tinggi yang bermutu, merata dan mampu menampung banyak siswa. Akan tetapi hal ini bukan pekerjaan mudah dan murah. Banyak hal yang harus disiapkan dan dibiayai. Pendek kata, pendidikan formal di Indonesia masih perlu ditopang jalur pendidikan lainnya. Karena jalur pendidikan formal belum mampu menciptakan kondisi ideal yang diharapkan, maka jalur non-formal dan informal mutlak diperlukan eksistensinya. Ini menguatkan signal bahwa pendidikan non-formal khususnya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) menjadi semakin strategis posisinya. Argumen yang dapat dijelaskan antara lain : 1. Daya tampung pendidikan formal sangat terbatas baik jumlah maupun jenisnya. Disamping itu keterbatasan sumber daya manusia di jalur pendidikan formal juga belum mencukupi. 2. Kesempatan masyarakat untuk menikmati pendidikan formal sangat terbatas. Keterbatasan ini mulai karena biaya, kemampuan intelektual, dan kendala geografis. Dapat dijelaskan bahwa hal tersebut kontradiktif jika dikaitkan dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan bahwa setiap warga Negara berhak memperoleh kesempatan pendidikan. 3. Program life skills merupakan salah satu strategi dalam mengatasi kekurangan pengetahuan dan ketrampilan sebagian masyarakat serta dirancang untuk membimbing, melatih, dan membelajarkan masyarakat agar mempunyai bekal dalam menghadapi masa depannya dengan memanfaatkan peluang dan tantangan yang ada. Pendidikan kecakapan hidup (life skills) yang dikembangkan melalui jalur pendidikan luar sekolah ditujukan pada masyarakat usia produktif putus sekolah, buta aksara, tidak bekerja karena tidak memiliki ketrampilan dan warga masyarakat lain yang tergolong miskin. 4. Kebutuhan dunia kerja terhadap tenaga yang memiliki keahlian semakin meningkat sementara kemampuan pemerintah maupun masyarakat sendiri untuk memenuhi kebutuhan tersebut melalui jalur formal terbatas juga. Dengan demikian pendidikan yang berorientasi ketrampilan dan kewirausahaan sangatlah tepat sebagai jalur terobosan. Pendidikan ketrampilan yang berwawasan kewirausahaan adalah pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip 11 P a g e

3 kearah pembentukan kecakapan hidup (life skills). Pendidikan kecakap hidup (life skills) merupakan konsep pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan warga belajar agar memiliki keberanian dan kemauan menghadapi masalah hidup dan kehidupan yang wajar tanpa merasa tertekan dan memiliki ketrampilan untuk membuat keputusan bagi dirinya sendiri kemudian secara kreatif menemukan solusi serta mampu mengatasinya. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan salah satu alternatif sebagai ajang kegiatan belajar masyarakat serta pemberdayaan masyarakat. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat diharapkan dapat menjadi sebuah lembaga yang mampu menciptakan masyarakat yang mandiri, mampu memecahkan persoalan hidup dan mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Program kegiatan yang ada dalam PKBM dapat meliputi berbagai macam bentuk aktifitas sebagai berikut : 1. Program kesetaraan Paket A, B dan C 2. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 3. Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) 4. Kelompok Belajar Usaha (KBU) 5. Kelompok budaya musik 6. Berbagai jenis kursus ketrampilan 7. Kursus kewirausahaan dan bentuk belajar mengajar lain untuk kepentingan life skill Kinerja PKBM yang baik tentu menjadi harapan terutama guna memperoleh hasil yang diharapkan. Eksistensi PKBM dalam masyarakat sebagai lembaga pendidikan formal tidak mungkin lepas dari kegiatan swadana, artinya kegiatan operasionalnya sama seperti lembaga pendidikan swasta. Yang menjadi permasalahan adalah sebagaian besar PKBM berorientasi pada pengembangan Desa dimana teritorialnya sebagian besar jauh dari perkotaan, sehingga kendala Dana menjadi faktor tertinggi yang mempengaruhi lambatnya perkembangan PKBM bahkan ada juga yang jalan ditempat. Hal tersebut diatas dapat dijelaskan berdasarkan fenomenya nyata dari beberapa PKBM yang ada di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah. Menurut Forum PKBM Kabupaten Sukoharjo Data pada tahun 2014 terdapat 21 PKBM di Kabupaten Sukoharjo. Jumlah Ini meningkat jika dibandingkan 5 (lima) tahun terakhir dimana ditahun 2010 terdapat 13 PKBM di Kabupaten Sukoharjo. Forum diskusi yang dijalankan secara periodik oleh pengurus mengerucut pada permasalahan percepatan PKBM yang disebabkan oleh pendanaan. Sebagai contoh dalam kegiatan kursus kewirausahaan desa di Kalurahan Kartasura optimlisasi budidaya pemijahan lele di kamung yang sudah terkenal kampung lele, terkendala pada kesanggupan menghadirkan tenaga ahli bidang terkait. Masyarakat rata - rata mengambil langkah mundur jika diminta secara kolektif mengumpulkan dana untuk mendatangkan pakar dengan bidang terkait. Menyamakan visi bahwa kursus dengan biaya tertentu adalah 12 P a g e

4 bagian dari Investasi adalah bukan pekerjaan mudah. Masyarakat lebih memilih jalan wis koyo biasane wae. Hal tersebut tidak mungkin terjadi jika ada bantuan program kursus dari pemerintahm dimana beberapa PKBM di Sukoharjo pernah mengemban amanah itu, yaitu program Desa Vokasi. Akan tetapi tidak mungkin kalo PKBM bergerak jika ada bantuan saja. PKBM membutuhkan kemandirian guna menunjukan kinerja nyata dan terukur sebagai lembaga pendidikan non formal dan informal Dari permasalahan diatas, dibutuhkan solusi alternatif dalam bentuk model percepatan pengembangan PKBM guna mewujudkan PKBM yang mandiri dan mampu menunjukan kinerja yang nyata dan terukur. Dalam artikel ini, penulis mencoba merumuskan alternatif model percepatan pengembangan PKBM yang dinamakan Model Roket Luncur PKBM sebagai sebagai strategic planning. 2. Bidang Disiplin, Metode dan Pembatasan Topik a. Bidang Disiplin Artikel ini memuat disiplin ilmu Akuntansi Manajemen dan Manajemen Pendidikan b. Metode Atikel ini menggunakan teknik Systematic Review. Systematic Review kualitatif mencakup langkah-langkah sebagai berikut (Francis & Baldesari, 2006 ): Memformulasikan pertanyaan penelitian (formulating the review question) Melakukan pencarian literatur systematic review (conducting a systematic literature search) Melakukan skrining dan seleksi artikel penelitian yang cocok (screening and selecting appropriate research articles) Melakukan analisis dan sintesis temuan-temuan kualitatif (analyzing and synthesizing qualitative findings) Menyusun laporan akhir (presenting findings) c. Pembatasan Topik Artikel ini dibangun berdasarkan fenomena permasalahan yang muncul khususnya pada PKBM di Kabupaten Sukoharjo. Diharapkan dengan menemukan alternatif model yang ideal bagi percepatan pengembangan PKBM menuju kemandirin, dapat juga digunakan oleh PKBM lain di Indonesia. Metode Systematic Review yang digunakan dalam kajian ini dibatasi pada merumuskan alternatif model percepatan pengembangan PKBM dengan kemandirian manajeman keuangan. 13 P a g e

5 3. Pengumpulan Data dan Analisa Berdasarkan metode Systematic Review yang digunakan dalam kajian ini maka dapat dilakukan langkah langkah sebagai berikut : a. Memformulasikan pertanyaan penelitian (formulating the review question) Bagaimana Alternatif Model Percepatan Pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) untuk mewujudkan PKBM sebagai lembaga pendidikan non formal dan infolamal yang mandiri. b. Melakukan pencarian literatur systematic review (conducting a systematic literature search) dan Melakukan skrining dan seleksi artikel penelitian yang cocok (screening and selecting appropriate research articles) Berikut dapat disajikan beberapa literatur pustaka yang relefan dan dapat digunakan dalam mendukung systematic review ini antara lain sebagai berikut : 14 P a g e

6 No Peneliti Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian Tahun Sumber BIDANG PENDIDIKAN UMUM 1 Mustofa Kamil Menemukan model Pendidikan Keaksaraan Fungsional Orientasi Budaya Lokal Untuk Peningkatan Mutu Layanan Belajar 2 Joni Rahmad Pramudia. Mengidentifikasidan menganalisis Potensi dan Sumber Daya Masyarakat Dalam upaya Perluasan Akses Pendidikan Kesetaraan 3 Waskitho Menegetahu efektifitas program Penanggulangan Kemiskinan Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat 4 Ugi Suprayogi untuk memotret dan memetakan manfaat dan nilai praktek suatu situasi pembelajaran online / sekolah maya.net. 5 Uyu Wahyudin Membina dan menilai secara konprehensif terhadap lembaga dan satuan penyelenggara pendidikan nonformal. Kualitatif Deskriptif Survey : deskriptif Kualitatif deskrkiptif SURVEY: Evaluatif dengan disain kualitatif Survey Budaya local dapat meningkatkan mutu layanan belajar Pendidikan kesetaraan diharapkan mampu meningkatkan sumberdaya manusianya. 2) Keberadaan kampus UPI di Kelurahan Isola menjadikan nilai tambah dari sisi sumberdaya manusia 3) Kebutuhan belajar yang diidentifikasi adalah pendidikan keterampilan dan 4) Kendala yang dihadapi adalah luasnya wilayah garapan. Penanggulangan Kemiskinan Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat dirasakan cukup penting 1) Fasilitas online member pengaruh yang cukup berarti terhadap proses dan hasil pembelajaran 2) Penyelenggaraan program sekolahmaya.net berjalan cukup efektif (3) Respon warga belajar terhadap materi dalam situs sekolahmaya.net pada umumnya cukup baik Lembaga dan satuan pendidikan noformal yang dibentuk seolah bersipat sementara dan tidak memenuhi krtiria sebagai lembaga pendidikan sehingga mutu proses dan hasil yang belum terkendali s.com P a g e

7 6 Jajat S Ardiwinat PENELITIAN TENTANG PKBM Menganalisis Potensi Dan Profil Kelembagaan Posyandu Dalam Pengembangan Program Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal Kualitatif Potensi Dan Profil Kelembagaan Posyandu Dalam Pengembangan Program Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal tinggi Jajat S Ardiwinat Mengidentifikasi profil PKBM, melihat keterlaksanaan 10 komponen PNF; mengkaji pengelolaan pendidikan nonformal di PKBM; pendeskripsikan faktor pendukung penyelenggaraan PKBM. 8 Ihat Hatimah Menemukan model Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang secara konseptual memenuhi standar akademik dan secara implementatif dapat membantu penguatan program keaksaraan. 9 Muhamad Fajri Mendeskripsikan peran PKBM dalam menjalankan Peran dan fungsi sebagai pendidikan Non Formal 10 Nelvarini Hanafi Mendeskripsikan Peranan pemimpin formal dalam menggerakkan partisipasi masyarakat terhadappkbm Kualitatif Research and development Studi kualitatif Studi kualitatif Profil PKBM secara umum, Sepuluh komponen PLS dalam batas tertentu telah terselenggara di PKBM; secara manajerial PKBM telah melaksanakan fungsi perencanaa, pelaksanaan program dan evaluasi; (1) Profil Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di lingkungan Kelurahan Margasari Kecamatan Margacinta (2) Sikap masyarakat menyambut positif dengan adanya TBM (3) potensi yang telah dimanfaatkan untuk pengembangan program TBM (4) permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan TBM Peran PKBM dalam menjalankan Peran dan fungsi sebagai pendidikan Non Formal cukup tinggi, Ppersepsi masyarakat terhdap PKBM positif Peranan pemimpin formal dalam menggerakkan partisipasi masyarakat terhadap PKBM cukup signifikan Resipotory.usu.ac.id 16 P a g e

8 11 Nurul Sulastri Mengetahui Peran pusat PKBM dalam program pemberantasan buta huruf 12 Muh. Maulidiansyah Mendeskkripsikan peran PKBM sebagai Upaya Pemberdayaan masyarakat Desa (studi kasus Program PKBM At Taqwa desa Dewasari dan PKBM 17 Agustus desa Pamulayan Kijeungkjing Ciamis Jabar) 13 M Yazid Ismail Mengevaluasi Pelaksanaan Program paket B Diknas Kota Lubuk Linggau 14 Kusmadi Mendeskripsikan Peran Kepemimpinan PKBM Nurul Iman sebagai motivaild dalam meningkatkan mutu pendidikan Kesetaraan Paket B 15 Irwan Telaumbanua Mengetahui Persepsi masyarakat terhadap peran PKBM Cendana dalam memberdayakan masyrakat di Kec. Pantai Labu Kab Deli Serdang 16 Rindu Kurniawati Mendeskripsikan Penerapan Pengorganisasian pada PKBM Widex Mulia Kota Bengkulu Studi kualitatif Kualitatif Deskriptif Deskriptif Evaluatif Kualitatif Deskriptif Studi kualitatif deskriptif studi kualitatif fenomenologis Peran pusat PKBM dalam program pemberantasan buta huruf sangat penting. Masyarakat sangat membutuhkan keberadaan PKBM Peran PKBM sebagai Upaya Pemberdayaan masyarakat Desa (studi kasus Program PKBM At Taqwa de sadewasari dan PKBm 17 Agustus desa Pamulayan Kijeungkjing Ciamis Jabar cukup tinggi) Pelaksanaan Program paket B Diknas Kota Lubuk Linggau baik Peran Kepemimpinan PKBM Nurul Iman sebagai motivaild dalam meningkatkan mutu pendidikan Kesetaraan Paket B tinggi Persepsi masyarakat terhadap peran PKBM Cendana dalam memberdayakan masyrakat di Kec. Pantai Labu Kab Deli Serdang positif. Perlu pembinaan lanjutan Penerapan Pengorganisasian pada PKBM Widex Mulia Kota Bengkulu baik 2009 Digilib.umm.ac.id Library.unib.ac.id 2009 Digilib.itb.ac.id P a g e

9 c. Melakukan analisis dan sintesis temuan-temuan kualitatif (analyzing and synthesizing qualitative findings) Sejarah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Keberadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat di Kabupaten Sukoharjo, tentu tidak lepas dari sejarah PKBM di tingkat pusat. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat meupakan tindak lanjut dari gagasan Community Learning Center yang telah dikenal di Indonesia sejak tahun Dalam perkembangannya mulai tahun 1998 telah disesuaikan dengan nama Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) hal ini sejalan dengan upaya untuk memperluas kesempatan masyarakat memperoleh layanan pendidikan.kehadiran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat telah banyak dirasakan manfaatnya bagi masyarakat itu sendiri, karena pendekatan yang dikembangkan dalam pembelajaran dari, oleh dan untuk masyarakat. Pendekatan ini mirip dengan pendekatan partisipatif atau lebih dikenal dengan pendekatan Participatory Learning Action (BAPENA, UNDP, 2007: 65) Pendidikan Masyarakat Berbasis Life skill Dapat dijelaskan beberapa argumen untuk menguatkan peran PKBM berwawasan life skill dalam pemberdayaan masyarakat. Pertama, adanya keterbatasan pendidikan dari sisi : 1) daya tampung baik jumlah maupun jenisnya ; 2) sumberdaya manusianva ; 3) keterbatasan masyarakat dalam hal finansial, kenaampuan elan kendala geografis. Ini kontradiktif jika dikaitkan dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan bahwa setiap warga negara berhak menikmati dan yang bermutu. Ka, masyarakat merupakan salah satu fihak yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan. Ketiga, adanya peningkatan kebutuhan tenaga kerja yang memiliki keahlian. Dengan demikian peran PKBM semakin penting dalarn usaha membekali masyarakat dengan life skill. Hal tersebut dijelaskan dalam 4 (empat) argumen sebagai berikut : Pertama, merupakan salah satu solusi guna menjawab ketidakmampuan jalur pendidikan formal dalam menampung tuntutan masyarakat modern. Ka, penyelenggaran PKBM selaras dengan usaha pengukuhan empat pilar pendidikan yang diamanatkan UNESCO yaitu : learning to think (bela. jar untuk berfikir) ; learning to do (belajar berbuat) ; learning to live (artinya belalar hidup bersama) ; Learning to be (belajar menjadi diri sendiri). Ketiga, penyelenggaran PKBM semakin terbantu dengan datangnya era informasi. Dalam hal ini pengetahuan menjadi kunci powershif menggeser otot di era pertanian dan mengantikan uang dalam era kapitalisme. Siapa yang banyak memiliki pengetahuan dialah yang harus memiliki kekuatan. Dengan makin canggihnya teknologi informasi, pembelajar berkesempatan tak terbatas untuk mengakses beragam ilmu pengetahuan. Mereka sangat dimungkinkan untuk menjadi The Next Generation. Sekolahnya pun akan menuju school without wall dan proses belajarnya mengarah pada interactive learning. Berdasarkan uraian tersebut memberikan gambaran bahwa penyelenggaraan wawasan life skill merupakan salah satu langkah untuk menciptakan Learning Society bagi masyarakat Indonesia. Dengan PKBM berwawasan life skill. berbagai informasi, ketrampilan dan kecakapan 18 P a g e

10 hidup dapat ditularkan kepada pembelajan yang belum terjangkau pendidikan formal. Secara skematis langkah pelaksanaan program pendidikan kecakapan hidup menurut DIRJEN PNFI dapat disajikan dalam bambar sebagai berikut : Gambar 3.c.1 langkah pelaksanaan program pendidikan 19 P a g e

11 Gambar 3.c.2 Cakupan Pendidikan Life skill menurut DIRJEN PNFI Analisis Penelitian yang relefan dengan tujuan Sistematic Review Secara rinci tujuan dan hasil penelitian sudah disampaikan dalam poin 3.b. Dapat diambil kesimpulan bahwa perumusan alternatif model ditelusur dari penelitian pendidikan umum (khususnya bidang non formal dan informal) dan penelitian tentang PKBM dari berbagai sumber yang umumnya didapat dengan bantuan google search. Secara sistematis beberapa hasil penelitian dan pembangunan teori yang disampaikan sebelumnya dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah tempat pembelajaran dalam bentuk berbagai macam keterampilan dengan memanfaatkan sarana, prasarana dan segala potensi yang ada di sekitar lingkungan kehidupan masyarakat, agar masyarakat memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan dan memperbaiki taraf hidupnya. 2) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ini merupakan salah satu alternatif yang dipilih dan dijadikan sebagai ajang proses pemberdayaan masyarakat. Hal ini selaras dengan adanya pemikiran bahwa dengan melembagakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, maka akan banyak potensi yang dimiliki oleh masyarakat yang selama ini belum dikembangkan secara maksimal. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat diarahkan untuk 20 P a g e

12 dapat mengembangkan potensi-potensi tersebut menjadi bermanfaat bagi kehidupannya. Agar mampu mengembangkan potensi-potensi tersebut, maka diupayakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di PKBM bervariasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat 3) Aksi pengembangan kelembagaan PKBM didasarkan pada tiga strategi pendekatan dalam implementasi pengembangan kemampuan, yang meliputi: pendekatan individual, pendekatan organisasi dan pendekatan pembentukan jaringan dan kemitraan 4) Pemberdayaan masyarakat melalui seni budaya juga dilakukan di PKBM, dengan adanya kelompok-kelompok seni yang berlatih di PKBM. Bahkan telah ada kelompok seni budaya dalam PKBM yang telah dapat menjual jasa profesinya melalui seni budayanya yaitu kelompok campur sari dan karawitan. Kegiatan seni budaya ini juga memberikan nilai kasi dalam rangka misi pembangunan karakter (Mission Character Building) pada masyarakat untuk membentuk jati dirinya. 5) PKBM sebagai tempat kegiatan belajar bagi masyarakat, artinya tempat bagi masyarakat untuk menimba ilmu dan memperoleh berbagai jenis keterampilan dan pengetahuan fungsional yang dapat didayagunakan secara tepat dalam upaya memperbaiki kualitas hidup dan kehidupan masyarakat. Hal ini sekaligus dalam rangka upaya pemberantasan kemiskinan dan kelaparan seperti yang tertuang di MDG s. 6) PKBM sebagai pusat dan sumber informasi, artinya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat merupakan tempat warga masyarakat untuk menanyakan informasi tentang berbagai jenis kegiatan pembelajaran dan keterampilan fungsional yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. PKBM dapat menyediakan informasi kepada anggota masyarakat yang membutuhkan keterampilan fungsional kecakapan hidup (life skill) untuk bekal kehidupannya. Keberadaan pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) sebagai existing condition dengan dipengaruhi lingkungan internal maupun eksternalnya diperlukan rencana strategi untuk memberdayakan PKBM yang lebih optimal dan inovatif. Pemberdayaan PKBM yang dilakukan mencakup lingkup pemberdayaan, penerima manfaat dan manajemen pemberdayaan. Hasil pemberdayaan melalui PKBM berupa keswadayaan, kewirausahaan, kemandirian dan budaya. Hal ini merupakan indikator yang akan diukur dan pada gilirannya hasil pemberdayaan melalui PKBM akan menghasilkan perubahan tingkat kehidupan yang lebih baik. Secara singkat kerangka berpikir yang dapat menunjukan model guna mengimplementasikan secara optimal model agresif bernama Roket Peluncur PKBM sebagai konfigurasi inovatif dari input, proses dan output PKBM adalah sebagai berikut : 21 P a g e

13 Gambar 3.c.3 Roket Peluncur PKBM 22 P a g e

14 4. Kesimpulan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai tempat kegiatan belajar bagi masyarakat, adalah tempat bagi masyarakat untuk menimba ilmu dan memperoleh berbagai jenis keterampilan dan pengetahuan fungsional yang dapat didayagunakan secara tepat dalam upaya memperbaiki kualitas hidup dan kehidupan masyarakat. Hal ini sekaligus dalam rangka upaya pemberantasan kemiskinan dan kelaparan seperti yang tertuang di MDG s. Tidak sedikit warga belajar yang telah memperoleh pelatihan kecakapan hidup, dan selanjutnya telah berhasil mengembangkan usahanya menjadi seorang wirausaha. Misalnya usaha sablon kaos dan budi daya ikan lele. Penerima manfaat pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat adalah individu, kelompok dapat pula masyarakat di lingkungan. Sedangkan hasil-hasil pemberdayaan melalui PKBM dapat pula berupa sikap mental terhadap masyarakat yaitu memiliki keswadayaan, kewirausahaan, kemandirian yang pada gilirannya akan memiliki budaya kerja yang baik. Dengan budaya kerja yang baik akan mengantarkan menuju kualitas kehidupan yang lebih baik. Pemberdayaan PKBM yang dilakukan mencakup lingkup pemberdayaan, penerima manfaat dan manajemen pemberdayaan. Hasil pemberdayaan melalui PKBM berupa keswadayaan, kewirausahaan, kemandirian dan budaya. Hal ini merupakan indikator yang akan diukur dan pada gilirannya hasil pemberdayaan melalui PKBM akan menghasilkan perubahan tingkat kehidupan yang lebih baik. model pengembangan PKBM berbasis life skill yang disebut Roket Peluncur PKBM diharapkan menjadi alternatif model pengembangan PKBM. Referensi 1. Ardiwinat, Jajat S. Analisis Potensi Dan Profil Kelembagaan Posyandu Dalam Pengembangan Program Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal Ardiwinat, Jajat S. Mengidentifikasi profil PKBM, melihat keterlaksanaan 10 komponen PNF; mengkaji pengelolaan pendidikan nonformal di PKBM; pendeskripsikan faktor pendukung penyelenggaraan PKBM Fajri, Muhamad. Peran PKBM dalam menjalankan Peran dan fungsi sebagai pendidikan Non Formal Francis C. & Baldesari (2006). Systematic Reviews of Qualitative Literature. Oxford: UK Cochrane Centre 5. Hanafi, Nelvarini. Peranan pemimpin formal dalam menggerakkan partisipasi masyarakat terhadap PKBM. Resipotory.usu.ac.id Hatimah, Ihat. Pengembangan Model Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat Dengan Sistem Sircle Time Sebagai Upaya Pelestarian Program Keaksaraan Fungsional Ismail, M Yazid. Pelaksanaan Program paket B Diknas Kota Lubuk Linggau. Library.unib.ac.id P a g e

15 8. Kamil, Mustofa. Model Pendidikan Keaksaraan Fungsional Orientasi Budaya Lokal Untuk Peningkatan Mutu Layanan Belajar Kurniawati, Rindu. Penerapan Pengorganisasian pada PKBM Widex Mulia Kota Bengkulu Kusmadi. Peran Kepemimpinan PKBM Nurul Iman sebagai motivaild dalam meningkatkan mutu pendidikan Kesetaraan Paket B. Digilib.itb.ac.id Mardikanto, T Tantangan Penyuluhan Pembangunan Dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas Menuju Masyarakat Madani. Makalah disajikan dalam Seminar Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Menuju Terwujudnya Masyarakat Madani di Bogor, September Maulidiansyah, Muh. PKBM sebagai Upaya Pemberdayaan masyarakat Desa ( studi kasus Program PKBM At Taqwa desa Dewasari dan PKBM 17 Agustus desa Pamulayan Kijeungkjing Ciamis Jabar) Pramudia, Joni Rahmad. Analisis Potensi dan Sumber Daya Masyarakat Dalam upaya Perluasan Akses Pendidikan Kesetaraan Sulastri, Nurul. Peran PKBM dalam program pemberantasan buta huruf. Digilib.umm.ac.id Telaumbanua, Irwan. Persepsi masyarakat terhadap peran PKBM Cendana dalam memberdayakan masyrakat di Kec. Pantai Labu Kab Deli Serdang Ugi Suprayogi, Penelitian Evaluatif tentang Efektivitas penyeleng-garaan Sekolah Maya (Virtual Learning) pada Program Pendidian Kesetaraan di Kota Bandung Wahyudin, Uyu. Pengembangan Model Akreditas Pendidikan Non Formal, Waskitho, Penanggulangan Kemiskinan Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, P a g e

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

Lebih terperinci

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Membaca merupakan langkah awal perjalanan menuju pencerahan. Kegiatan membaca ini juga dapat menciptakan generasi muda yang kreatif, produktif dan inovatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman saat ini semakin maju dilihat dengan adanya pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan. Disamping itu, perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan. kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan. kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Pendidikan sebagai sarana strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan masyarakat merupakan salah satu modal dasar dan sekaligus faktor dominan dalam pembangunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan negara Indonesia adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals) adalah Deklarasi Millennium hasil kesepakatan yang ditandatangani oleh kepala negara dan perwakilan dari

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.877, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Pendidikan Nonformal. Satuan. Pendirian. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau lebih dikenal dengan sebutan PKBM merupakan sebuah lembaga pendidikan nonformal yang lahir dari kesadaran tentang betapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga investasi dalam pendidikan bukan hanya memberikan dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga investasi dalam pendidikan bukan hanya memberikan dampak bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan jaminan pencapaian hak dalam masyarakat, sehingga investasi dalam pendidikan bukan hanya memberikan dampak bagi peningkatan kualitas kehidupan dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan bangsa. Melihat kondisi masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan bangsa. Melihat kondisi masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sektor penting yang berperan aktif dalam meningkatkan pembangunan bangsa. Melihat kondisi masyarakat Indonesia sekarang ini masih banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pendidikan menempati peran sangat strategi dalam pembangunan Nasional. Hal ini tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 yang mengamanatkan pemerintah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agent of change masyarakat bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agent of change masyarakat bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu sarana untuk membangun masyarakat. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agent of change masyarakat bahkan dunia. Manusia Indonesia

Lebih terperinci

Meta Analisis Dalam Studi Kebijakan (Pendekatan

Meta Analisis Dalam Studi Kebijakan (Pendekatan INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI Meta Analisis Dalam Studi Kebijakan (Pendekatan Kualitatif) Disampaikan pada forum Penguatan Kelembagaan Pusat Data daninformasipenelitianhukumdanham, Balitbang Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat berlangsung melalui lembaga pendidikan informal, lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat berlangsung melalui lembaga pendidikan informal, lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat berlangsung melalui lembaga pendidikan informal, lembaga pendidikan formal, dan lembaga pendidikan non formal yang berlangsung dalam lingkungan

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENDIDIKAN NONFORMAL

KONSEP DASAR PENDIDIKAN NONFORMAL KONSEP DASAR PENDIDIKAN NONFORMAL Norma Laili Ikhsan PLS FIP UNY the World Congress of Ministers of Education on the Eradication of Illiteracy (Teheran, 1965), mengenai kampanye keaksaraan fungsional (UNESCO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan negara

BAB I PENDAHULUAN. Pada pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut diwujudkan melalui upaya peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sistem pendidikan merupakah salah satu bidang yang sangat vital bagi keseluruhan pembangunan suatu bangsa dan negara. Pengembangan pendidikan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kualitas manusia sebagai sumberdaya pembangunan merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat. Indonesia pada September tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pola kehidupan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pola kehidupan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhankebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia meningkat seiring dengan perubahan dan perkembangan pola kehidupan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhankebutuhan hidup yang semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan perwujudan dan cita-cita luhur bangsa dan negara, yaitu menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, maka dalam rangka peningkatan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, maka dalam rangka peningkatan sumber daya manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kebutuhan bagi suatu Bangsa dan Negara, jika ingin berpartisipasi aktif dalam pembangunan di era kemajuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia pendidikan motivasi merupakan pendorong utama siswa dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia pendidikan motivasi merupakan pendorong utama siswa dalam 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Motivasi Dalam dunia pendidikan motivasi merupakan pendorong utama siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, maka dari itu para siswa harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan yang pelik dan komplek di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan yang pelik dan komplek di Indonesia adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah ketenagakerjaan yang pelik dan komplek di Indonesia adalah pengangguran yang setiap tahunnya terus bertambah. Untuk itu perlu perhatian dan penanganan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kegiatan penting dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kegiatan penting dalam pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kegiatan penting dalam pembangunan. Sebab, melalui pendidikan akan diperoleh perubahan sikap masyarakat. Pendidikan tidak hanya di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal untuk melayani kebutuhan pendidikan masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan,

Lebih terperinci

P. S., 2016 PEMANFAATAN HASIL BELAJAR PADA PELATIHAN KETERAMPILAN MEKANIK OTOMOTIF

P. S., 2016 PEMANFAATAN HASIL BELAJAR PADA PELATIHAN KETERAMPILAN MEKANIK OTOMOTIF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia setiap waktunya akan bertambah dan manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

2015 DAMPAK HASIL BELAJAR PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MASYARAKAT

2015 DAMPAK HASIL BELAJAR PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MASYARAKAT BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional bangsa indonesia merupakan sebuah sistem pendidikan yang berakar yang berdasarkan atas pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan pada Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan pada Pasal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelatihan adalah salah satu program pendidikan nonformal. Menurut Undang- Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan pada Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia pada umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan sepanjang sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Shinta Yunita, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Shinta Yunita, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan yakni pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia dari berbagai aspek kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) yakni di

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) yakni di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu proses prioritas pembangunan nasional sebagaimana dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) 2005-2009 yakni di bidang sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan masyarakat adalah melalui pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan unsur yang paling vital dalam

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Pendidikan telah menjadi sebuah kekuatan bangsa khususnya dalam proses pembangunan di Jawa Timur. Sesuai taraf keragaman yang begitu tinggi, Jawa Timur memiliki karakter yang kaya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan dalam masyarakat mengalami kemerosotan,baik di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan dalam masyarakat mengalami kemerosotan,baik di tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini membawa dampak dalam berbagai dimensi kehidupan manusia. Dimana hubungan kekeluargaan dalam masyarakat mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal.

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, juga guna meningkatkan mutu dan relevansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di sekolah adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan formal yang terstruktur dan membentuk sebuah sistem yang saling

Lebih terperinci

Tabel 3.28 Pencapaian Misi IV dan Indikator. tercapai. tidak tercapai

Tabel 3.28 Pencapaian Misi IV dan Indikator. tercapai. tidak tercapai Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal. Pada misi IV yaitu Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal memiliki sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan dalam hal ini pembangunan pendidikan merupakan salah satu upaya penting dalam penanggulangan kemiskinan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan

BAB I PENDAHULUAN. mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Amandemen UUD 1945 Pasal 31 ayat 3 menyebutkan bahwa, Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian Priyanto (2011), tentang Strategi Pengembangan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan di Kabupaten Rembang Jawa Tengah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah untuk menghadapi tantangan era globalisasi adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah untuk menghadapi tantangan era globalisasi adalah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya pemerintah untuk menghadapi tantangan era globalisasi adalah dengan peningkatan mutu manusia Indonesia melalui perbaikan mutu pendidikan untuk semua jalur pendidikan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI

BAB IV VISI DAN MISI BAB IV VISI DAN MISI 4.1. VISI DAN MISI KOTA BOGOR Dalam penyusunan Visi dan Misi Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor tidak terlepas dari Visi dan Misi Kota Bogor, adapun Visi, Misi Kota Bogor adalah sebagai

Lebih terperinci

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan diyakini sebagai salah satu institusi yang memiliki peran sentral dan strategis dalam proses transformasi sosial serta pemberdayaan insani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BB II KJI PSTK 2.1. Hakekat Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIE Kusuma Negara 2016

Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIE Kusuma Negara 2016 Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat 2016-2020 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIE Kusuma Negara 2016 Kata Pengantar Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan salah satu Tri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetensi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KESETARAAN FITTA UMMAYA SANTI, S. PD., M. PD

PENDIDIKAN KESETARAAN FITTA UMMAYA SANTI, S. PD., M. PD PENDIDIKAN KESETARAAN FITTA UMMAYA SANTI, S. PD., M. PD RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Program Studi Nama Mata Kuliah : PLS : Pendidikan Kesetaraan Kode : PNF 6221 Jumlah SKS : 2 Semester : 3 Kelas

Lebih terperinci

IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) PADA PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT DI SURAKARTA

IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) PADA PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT DI SURAKARTA IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) PADA PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT DI SURAKARTA Siti Almaidah Program Studi Manajemen STIE Atma Bhakti Surakarta almaidah.elmuhammad@gmail.com Handayani Tri Wijayanti Program

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN Menimbang BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, : a. bahwa dalam pembaruan dan

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PENGABDIAN MASYARAKAT (RIPKM) PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN TAHUN

RENCANA INDUK PENGABDIAN MASYARAKAT (RIPKM) PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN TAHUN RENCANA INDUK PENGABDIAN MASYARAKAT (RIPKM) PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN TAHUN 2012-2017 UNIT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah yang sampai saat ini masih terus dicari langkah yang tepat untuk menanggulanginya. Kemiskinan merupakan masalah multi dimensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab II Kedudukan, Fungsi dan Tujuan pasal 6 menyatakan bahwa: Pendidikan mensyaratkan adanya kompetensi pedagogik, kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Bab II Kedudukan, Fungsi dan Tujuan pasal 6 menyatakan bahwa: Pendidikan mensyaratkan adanya kompetensi pedagogik, kompetensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Institusi pendidikan mengemban tugas penting untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas di masa depan. Hal ini sejalan dengan arah

Lebih terperinci

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Sejarah Kurikulum Prodi Teknik Informatika Hingga saat ini, Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan bahwa Pendidikan Non Formal (PNF) adalah bagian terpadu dari Sistem Pendidikan Nasional yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur materiil dan spiritual yang merata di seluruh wilayah tanah air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai level/jenjang pendidikan. Mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai pendidikan tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Paradigma/pandangan masyarakat umumnya membentuk suatu pengertian tertentu di dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan dapat mengembangkan

Lebih terperinci

YAYASAN AMANAH MARDHOTILLAH PKBM SINDANG BARANG JERO BOGOR Jl. Sindang Barang Pilar (Blk Al-Hasbi) Rt. 01/07

YAYASAN AMANAH MARDHOTILLAH PKBM SINDANG BARANG JERO BOGOR Jl. Sindang Barang Pilar (Blk Al-Hasbi) Rt. 01/07 COMPANY PROFIL PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT SINDANG BARANG JERO KOTA BOGOR (BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI & KEWIRAUSAHAAN) MELAYANI YANG TIDAK TERJANGKAU MENJANGKAU YANG TIDAK TERLAYANI YAYASAN AMANAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan merupakan hak dasar bagi setiap warga Negara Indonesia untuk dapat menikmatinya. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat diperoleh melalui jalur non-formal salah satunya melalui perpustakaan.

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat diperoleh melalui jalur non-formal salah satunya melalui perpustakaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, pendidikan merupakan sesuatu yang penting bagi semua orang karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun BAB I PENDAHUHUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan jaman, apalagi memasuki dunia globalisasi abad 21, berbagai permasalahan di bidang pendidikan haruslah segera dicarikan solusinya

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Standar Kompetensi PENGELOLA PAUD DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2007 A. LATAR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan nonformal seperti yang tertera dalam pasal 26 ayat (5) Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

PELATIHAN MANAJEMEN PENGEMBANGAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DI YOGYAKARTA

PELATIHAN MANAJEMEN PENGEMBANGAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DI YOGYAKARTA LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PELATIHAN MANAJEMEN PENGEMBANGAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DI YOGYAKARTA OLEH: SUMARNO, Ph.D PROF. DR. WURADJI, MS. ENTOH TOHANI, S.Pd Nomor Kontrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia seharusnya dapat di akses oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya. Tapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu bangsa semakin banyak orang yang terdidik, namun

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu bangsa semakin banyak orang yang terdidik, namun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu bangsa semakin banyak orang yang terdidik, namun banyak pula masyarakat yang menganggur. Dengan kemampuan pemerintah yang sangat terbatas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak hal yang harus disiapkan dan dibekali pada diri kita sehingga tidak mengalami kesulitan dalam menjalani

Lebih terperinci

KETERAMPILAN BIDANG BOGA PADA PELAKSANAAN KKN POSDAYA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA

KETERAMPILAN BIDANG BOGA PADA PELAKSANAAN KKN POSDAYA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) adalah salah satu Perguruan Tinggi yang mempunyai program studi kependidikan. Program studi kependidikan adalah program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertama dituliskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. UKDW

BAB I PENDAHULUAN. pertama dituliskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan isi Undang-Undang dasar tahun 1945 pasal 31 ayat yang pertama dituliskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. UUD tersebut

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 53 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Kemiskinan Proses pembangunan yang dilakukan sejak awal kemerdekaan sampai dengan berakhirnya era Orde Baru, diakui atau tidak, telah banyak menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan arus informasi serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang sangat pesat saat ini, yang penuh dengan tantangan dan persaingan

Lebih terperinci

ADVETORIAL PENANGANAN KEMISKINAN DI KOTA DEPOK

ADVETORIAL PENANGANAN KEMISKINAN DI KOTA DEPOK ADVETORIAL PENANGANAN KEMISKINAN DI KOTA DEPOK Kemiskinan merupakan permasalahan kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai factor yang saling berkaitan antara lain tingkat Pendapatan, kesehatan, pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan menurut Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia (TKPKRI, 2008) didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci