BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Personal Computer,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Personal Computer,"

Transkripsi

1 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Personal Computer, Sofware ANSYS dan perangkat lunak lainnya. Bahan yang digunakan adalah data Concrete Foam. 3.2 Desain Cover bump Desain model Cover bump dengan bahan paduan Concrete Foam diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dibuat dengan dua tipe yaitu tipe 1 dan tipe 2, pada penelitian ini desain penutup drainase sekaligus berfungsi sebagai parking bumper, dan fungsi penutup drainase tidak untuk dilalui kendaraan, hanya sebagai parking bumper, pembuatan desain Cover bump merujuk kepada peneliti sebelumnya yaitu Redesain Parking Bamper [17]. Untuk tipe kedua alasan dengan desain seperempat lingkaran (seperempat bola) dengan sudut 38 o agar pengendara saat memarkirkan kendaraannya tidak melewati atau melintasi penutup drainase dikarenkan material beton ringan tidak kuat menahan beban kendaraan. Desain model penutup drainase seperti pada Gambar 3.1 di bawah ini. 51

2 52 (a) (b) Gambar 3.1 Cover bump (a) tipe 1, (b) tipe Desain Penutup Drainase Pada penelitian ini dilakukan dengan membuat dua permodelan penutup drainase dengan menggunakan Software ANSYS. Desain penutup drainase dibuat sederhana, struktur penutup drainase yang dijadikan objek penelitian memiliki dimensi panjang 920 mm, lebar 200 mm, dan tinggi 150 mm Model penutup drainase Desain penutup drainase dapat dilihat pada Gambar 3.2 sebagai berikut. (a) (b) Gambar 3.2 Cover bump (a) tipe 1, dan (b) tipe 2.

3 Parameter Desain Pada penelitian ini yang mempengaruhi parameter desain untuk Cover bump, secara simulasi parameter yang terlibat dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini. Tabel 3.1 Parameter desain Variabel 1. Dimensi 2. Desain /Tipe 3. Komposisi Concrete Foam (Beton Ringan ) tipe Subjek Variabel 1. Gaya (N) Indikator Deskriptor Instrumen 1. Retak 2. Pecah 3. Tidak retak 1. Deformasi Maximum simulasi Ansys 2. Tegangan Maximum Simulasi ANSYS 1. Sofware ANSYS Parameter yang masuk untuk mengkaji penelitian ini adalah Massa (M) [Kg], kecepatan (v) [m/s], Percepatan grafitasi (g) [m/s 2 ], Gaya (F) [N], Waktu (t) [s], Tegangan (σ) [N/m 2 ], Modulus Elastisitas (E) [N/m 2 ]. Normal Stress [MPa], Total deformasi[mm], Equivalent (Von Misses) Stress [MPa]. 3.5 Aspek Pemilihan Desain Cover bump Cover bump dibuat dengan mempertimbangkan tujuan penelitian yaitu untuk mendapatkan desain yang sesuai untuk drainase cover dan parking bumper dengan model parking bumper model A, B, dan C. Berdasarkan kajian pada tabel 3.2 Model Cover bump terdapat 3 model dari peneliti sebelumnya sehingga dari ketiga model tersebut, kajian ini akan mencari performa yang sesuai untuk dikembangkan pada

4 54 penelitian ini. Untuk itu perlu ditetapkan kriteria yang sesuai dengan kriteria desain sesuai metode screening dimana (buruk), 0 (sama dengan), + (baik). Kriteria yang diusulkan adalah sebagai berikut. 1. Equivalent stress 2. Total deformasi 3. Desain produk Untuk mendapatkan kriteria tersebut maka dilakukan proses screening terhadap konsep yang dibuat pada tabel 3.2 sebagai berikut.

5 55 Tabel 3.2 Screening Kriteria Model Kriteria Equivalent stress Equivalent elastic strain Total deformasi Desain produk Model Model A Model B Model C Total Total Total Skor Peringkat Keputusan Dipilih Tolak Tolak 3.6 Simulasi Statik menggunakan Software ANSYS Langkah simulasi statik dengan menggunakan program ANSYS Workbench dapat dilakukan dalam 3 golongan proses pengerjaan yaitu, Preprocessing, Solution, Post Processing. Untuk penjelasan langkah demi langkah lebih lanjut akan diuraikan sebagai berikut: 1. ANSYS Workbench Aktifkan menu ANSYS Workbench dengan klik icon ANSYS Workbench pada program ANSYS. Select Statik Structural (ANSYS) dari toolbox, dan double klik Statik Structural pada icon tersebut, lalu double klik. pada project name dan beri

6 56 judul sesuai dengan apa yang akan disimulasikan. Dalam simulasi ini diberi nama simulasi penutup drainase sekaligus sebagai parking bamper dengan uji statik. 2. Engineering Data Engineering data material dapat diedit sesuai dengan masukan data yang kita inginkan dengan double klik pada engineering data atau dengan klik kanan pada bagian engineering data dan select edit. Dalam mengisi spesifikasi engineering data material double klik pada click here to add a new material dan tulis nama material barunya. Pada toolbox sebelah kiri, double klik pada Physical Properties, kemudian double klik pada density lalu isikan nilai density materialnya. Selanjutnya pada toolbox sebelah kiri, double klik pada Linear Elastik, dan double klik pada Isotropic Elasticity dan isikan nilai modulus elastisitas dan poisson rationya. Pilih material kedua yang diinginkan, pada penelitian ini redesain menggunakan satu jenis material yaitu Concrete Foam. Setelah semua data diisi lalu beri tanda dengan klik pada kolom E lalu Save. Setelah itu klik Icon Return to Project pada main menu. 3. ANSYS Design Modeler Pada penelitian ini Gambar objek 3D telah dibuat pada software ANSYS, dan disimulasikan. 4. ANSYS Mechanical Masuk ke ANSYS mechanical dengan cara double klik pada model pada project schematic. Untuk memilih data material, pilih selecting data dari outline three view, pilih created solid dan pilih material yang diinginkan dari Detail of solid window. Selanjutnya menentukan spesifikasi ukuran elemen dengan cara pilih Mesh

7 57 dari outline tree view, lalu klik kanan pada Mesh dan pilih Generate Mesh. Besar ukuran mesh akan diukur secara otomatis. Dan jika ukuran Mesh ingin dirubah pada bagian-bagian tertentu, dapat dilakukan dengan bantuan Refinement yang terdapat pada Mesh Control icon pada tool bar. Selanjutnya adalah Generate Mesh dengan cara klik Generate Mesh pada toolbar. Model yang telah di Mesh dapat dilihat Gambar 3.3 di bawah ini. (a) (b) Gambar 3.3 Mesh (a) Cover bump tipe 1, (b) Cover bump tipe 2. Langkah selanjutnya adalah penentuan kondisi batas atau Boundary Conditon. Hal ini dapat dilakukan dengan klik kanan Statik Structural pada outline tree view pilih insert, klik fixed support dan klik pada bidang sisi bawah spesimen project seperti pada gambar. 5. Fixed support pada penutup drainase Fixed support penutup drainase pada simulasi ANSYS dapat dilihat pada Gambar 3.4 dan 3.5 di bawah ini.

8 58 Gambar 3.4 Fixed support Cover bump tipe 1 Gambar 3.5 Fixed support Cover bump tipe 2 Langkah selanjutnya adalah pemberian gaya pada spesimen project dengan klik kanan Statik Structural pada outline tree view, pilih insert dan klik Force dan klik pada bidang sisi miring spesimen project seperti pada gambar 3.5 dan masukkan nilai gaya yang diinginkan pada magnitude details of force. Dalam perancangan Cover bump dengan bahan paduan Concrete Foam diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit, ban mobil yang parkir tidak naik ke bagian atas penutup drainase tersebut atau fungsinya hanya sebagai parking bumper. Dari penelitian Zulfadli, ST [9] yang melakukan riset tentang parking bumper dan telah melakukan pengujian pada mobil yang akan parkir memiliki kecepatan rata-rata mobil adalah 5 Km/jam. Dan perlambatan waktu saat parkir hingga berhenti adalah 4 detik. Pembebanan penutup drainase sesuai dengan perhitungan di bawah ini

9 59 Diketahui. m = 1600 Kg g = 9,8 m/s2 v = 5 km/jam α = variasi 30 o, 45 o,60 o μs = 0,8 Fy = 0 untuk sudut 30 o F Sin α + W Cos α N = W Cos α N = 0 N = W Cos α N = m g Cos 30 o N = 400 9,81 0,7071 N = 3398,184 N Maka besar gaya tekan yang diterima oleh Cover bump dengan luas area kontak ban mobil 2000 mm dapat dihitung dengan persamaan 2.2 di bawah ini: σ =..2.2 Dimana F = Gaya [N] A= Luas permukaan [mm²]

10 60 Dengan menggunakan persamaan 2.2 dan luas area kontak diketahui antara ban mobil dengan Cover bump adalah 2000 mm 2 maka diperoleh hasil gaya tekan statik variasi sudut 45 o dan 60 o terlihat pada 3.3 di bawah ini, σ = σ = σ = 1,6731 MPa Dengan menggunakan persamaan 2.1 dan 2.2 dengan luas area kontak diketahui antara ban mobil dengan Cover bump adalah 2000 mm 2 maka diperoleh hasil gaya tekan statik variasi sudut 30 o, 45 o dan 60 o terlihat pada Tabel 3.3 di bawah ini, Tabel 3.3 Tabel hasil perhitungan gaya ban statik variasi sudut No Variasi Sudut Gaya Dorong Mobil (N) Tegangan (σ) [N] [MPa] 1 30 o 3398,184 N 1,6731 MPa 2 45 o 2774,6604 N 1,3873 MPa 3 60 o 1962 N 0,981 MPa Analisa gaya yang bekerja pada Cover bumpdengan sudut 30 o, 45 o, 60 o diasumsikan dalam kondisi dinamik dengan kecepatan V = 5 km/jam, waktu t = 4 detik dan koefisien gesek µ s = 0,8. Perhitungan gaya di atas dapat ditulis pada persamaan 2.3 di bawah ini :

11 61 Fx = m a F.Cos α w Sin α Fs = m a Cos 30 - m g Sin 30 - µ s N = ,345 0, ,81 0,5 0,8 N = 0 119, ,8 N = ,442 0,8 N = 0 N =2303,0525 N Dengan menggunakan persamaan 2.2 dan luas area kontak diketahui antara ban mobil dengan Cover bumpadalah 2000 mm 2 maka diperoleh gaya tekan untuk dinamik sebagai berikut, σ = σ =1,1515 MPa bawah ini, Gaya tekan Dinamik variasi sudut 30 o, 45 o dan 60 o terlihat pada Tabel 3.4 di

12 62 Tabel 3.4 Tabel hasil perhitungan gaya ban Dinamik variasi sudut No Variasi Sudut Gaya Dorong Mobil (N) Tegangan (σ) [N] [MPa] 1 30 o 2303,0525 N 1,1515 MPa 2 45 o 33463,50775 N 1,6731 MPa 3 60 o 4161,48 N 2, MPa Dimana: P = Gaya tekan (N). W = Berat benda (N). m = Massa (Kg). g = Percepatan gravitasi (m/s 2 ). v = Kecepatan (m/s). = Sudut kemiringan (⁰). Pada simulasi ANSYS pembebanan pada objek digambar adalah tipe dapat di lihat pada Gambar 3.6 di bawah ini. (a) (b) Gambar 3.6 Pembebanan penutup drainase (a) tipe 1, (b) tipe 2.

13 63 6. ANSYS Solver Langkah selanjutnya adalah klik solver icon pada toolbar. 7. ANSYS Post-Processor Langkah selanjutnya adalah melihat besarnya deformasi yang terjadi pada spesimen project dengan klik kanan Solution outline tree view insert pilih Deformation. Untuk mengetahui besar tegangan dan regangan yang terjadi dapat dilakukan juga dengan langkah klik kanan Solution outline tree view insert pilih Stress pilih Maximum Principal Stress setelah itu lakukan kembali klik kanan Solution outline tree view insert pilih Sress pilih Maximum Principal Stress. 8. Solve Setelah memilih solve berarti keseluruhan pengerjaan analisa statik dengan software ANSYS telah selesai, pada tahap ini tentunya akan memakan waktu yang relatif lama oleh komputer untuk melakukan komputasi perhitungan secara Finite Elemen Method (FEM).

14 Bagan Alir Simulasi Statik Bagan alir simulasi Statik Cover bump paduan bahan Concrete Foam diperkuat serat TKKS dengan analisa simulasi ANSYS seperti di bawah ini. ANSYS Workbench Statik Structural Engineering Data Return to Project Generate Sketch Geometry Extrude Generate Model Fixed Support Mesh Solid Force Stess, Strain, deformation Finish Gambar 3.7 Bagan alir simulasi statik penutup drainase

15 Uji Lindas Pada penelitian ini dilakukan pengujian uji lindas pada cover bump tipe 1 dan tipe 2 di area stasion uji lindas seperti Gambar 3.8 di bawah ini: Gambar 3.8 Stasion Uji Lindas Dalam pengujian lindas dilakukan set up seperti berikut: 1. Pasang sambungan penahan cover bump seperti Gambar 3.9 di bawah ini Gambar 3.9 Sambungan pada Cover bump (a) Plat sambungan (b) Set up cover bump

16 66 2. Dilakukan pengujian parkir mobil pada cover bump seperti pada Gambar 3.10 di bawah ini. (a) (b) Gambar 3.10 Uji lindas cover bump (a) uji lindas tipe 1 (b) uji lindas tipe 2 3. Amati kerusakan retak (crack) atau patahan (fracture) yang terjadi akibat pengujian lindas seperti gambar 3.11 di bawah ini. Gambar 3.11 Hasil Uji lindas cover bump (a) uji lindas tipe 1 (b) uji lindas tipe 2

17 Diagram Alir Penelitian Diagram alir proses pada penelitian Cover bump dengan bahan paduan Concrete Foam diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit menggunakan software ANSYS dan penggujian eksperimental uji impak jatuh bebas dapat dilihat pada Gambar 3.9 sebagai berikut.

18 68 Mulai Studi literature Pembuatan model gambar 3D penutup Drainase dengan menggunakan software ANSYS Sifat fisik dan mekanik bahan Simulasi menggunakan ANSYS Membangun model finite elemen dan membuat mesh Identifikasi Constrain dan pembebanan Eksekusi dan Animasi Perbandingan simulasi Parking bumper dengan Cover bump Cover bump tipe 1 Cover bump tipe 2 Analisa Kesimpulan Selesai Gambar 3.12 Diagram alir penelitian

19 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pendahuluan Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dikhususkan untuk pemanfaatan material concrete foam sebagai produk Penutup drainase dan sekaligus sebagai parking bumper. Penelitian difokuskan pada desain geometri dan respon mekanik statik produk. Desain produk Penutup drainase dilakukan dengan melakukan melakukan simulasi beban statik terhadap beberapa bentuk Penutup drainase yang sekaligus dimanfaatkan sebagai parking bumper. Kemudian dilakukan pengujian simulasi dan uji impak jatuh bebas untuk mengetahui kemampuan fisik baik tangguh britel dan creak dalam penelitian experimental impak jatuh bebas pembuatan produk mengacu pada standar Menurut SKSNI T F, drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang berfungsi pengendalian kelebihan air permukaan, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan masyarakat, Hasil Simulasi Kekuatan Struktur 4.2. Hasil Pembuatan Cover Bump Dimulai dengan pembuatan model Penutup drainase dengan menggunakan software ANSYSS yang dijadikan objek penelitian mempunyai dimensi panjang 920 mm, lebar 200 mm, dan tinggi 150 mm sedangkan massa 69

20 70 Penutup drainase 19 Kg. Model penutup drainase mengacu kepada pembuatan model parking bump dengan 3 model yang diperlihatkan pada Gambar 4.1. (c) Gambar 4.1. Parking bumper (a) tipe A, (b) tipe B (c) tipe C Pada fungsi single parking bump diperoleh hasil simulasi sebagai berikut ini: Setelah geometri selesai dibuat, perlu dilakukan proses meshing (membagi volume menjadi bagian-bagian kecil) agar dapat dianalis pada program ANSYS, ukuran mesh yang terdapat pada suatu objek akan mempengaruhi ketelitian dan daya komputasi analisa. Semakin kecil atau halus mesh yang dibuat, maka hasil yang didapatkan akan semakin teliti, namun dibutuhkan daya komputasi yang makin besar. Konsep pembuatan mesh mirip dengan pembuatan geometri. Pembuatan mesh dapat dilakukan dengan cara buttom-up atau top-down dimulai dengan meshing garis,

21 71 dilanjutkan dengan bidang, dan diakhiri dengan volume. Pada metode top-down, meshing langsung dilakukan pada volume. Ukuran mesh seragam di semua tempat pada metode top-down. Oleh karena itu, metode top-down sesuai untuk geometri yang cukup rumit. Pada penelitian ini dilakukan meshing dengan metode top-down, sehingga pembahasan langsung kepada meshing volume. Mesh pada volume memiliki beberapa bentuk antara lain: heksagonal, wedge, dan tetragonal/hybrid. Bentuk heksagonal lebih mengurangi resiko kesalahan dan mengurangi jumlah elemen dengan elemen size 10 mm, alasan pemilihan mesh di atas adalah masih mencakup mesh pada concrete foam dimana ukuran butir tipe B4 adalah 0,05 2,29 mm dan panjang serat Tandan Kosong Klapa Sawit (TKKS) adalah antara 0,1-10 mm. Untuk dapat dilakukan meshing heksagonal, wedge, dan tetragonal/hybrid. Pada posisi pembebanan atau area kontak ban dengan cover bump dipilih jenis tetragonal untuk membedakan analisa komputasi dengan hasil yang lebih detail dan kondisi yang diharapkan pada posisi ini lebih kokoh. Proses meshing dilakukan dengan menekan tombol printah mesh volume yang ada pada opration toolpad. Pertama-tama volume yang diinginkan harus dipilih terlebih dahulu. Kemudian, bentuk yang diinginkan. Jendela perintah meshing terdapat pada toolpad operasi meshing. Tampilan mesh dalam ANSYS dapat dilihat pada Gambar 4.2 di bawah ini

22 72 (c) Gambar 4.2. Mesh (a) Mesh Parking bumper tipe A, (b) Mesh Parking bumper tipe B (c) Mesh Parking bumper tipe C 4.3. Simulasi Statik Menggunakan ANSYS Workbench Pada penelitian ini menggunakan software ANSYS untuk menganalisa struktur cover bumpakibat beban statik, dan untuk mengetahui besarnya tegangan yang diterima cover bumper. Simulasi ini memerlukan data- data yang telah diambil dari pengujian eksperimental adapun datanya yang dibutuhkan meliputi:

23 73 1. Data Concrete Foam [8]. a. Massa jenis : kg/m 3 b. Modulus Young : MPa c. Poisson ratio : 0.20 Untuk simulasi tipe A parking bump diproleh hasil seperti Gambar 4.3 di bawah ini: Gambar 4.3 Fix Suport Pada gambar di atas dapt dilihat posisi Fix Suport adalah bagian bawah dari parking bump bagian yang berwarna biru. Fix suport berfungsi untuk mengunci drajat kebebasan arah sumbu x, y, dan z. Posisi pembebanan Nodal pressure sebesar 1,67 MPa.terlihat seperti Gambar 4.4 di bawah ini

24 74 Gambar 4.4 Posisi pembebanan parking bumper tipe A Pada gambar di atas dapt dilihat posisi pembebanan atau constrain/kondisi batas berwarna merah, posisi ini diasumsikan adalah area kontak ban mobil dengan parking bump.

25 Hasil simulasi statik Pada penelitian ini dilakukan simulasi menggunakan ANSYS dengan simulasi statik dan dinamik, hasil simulasi statik diperoleh hasil simulasi parking bump tipe A seperti di bawah ini: Equivalent stress Parking Bump Diperoleh hasil simulasi statik Equivalent stress parking bump tipe A seperti di bawah ini: (a) Gambar 4.5 Equivalent stress, (a) Tipe A sudut 30 o (b) Tipe A 45 o (c) Tipe A 60 o (d) Tipe B (e) Tipe C

26 76 (b) (c) Gambar 4.5 (lanjutan)

27 77 (d) (e) Gambar 4.5 (lanjutan)

28 78 Dari gambar hasil simulasi tipe A parking bump di atas diperoleh nilai equivalent stress masing- masing untuk tipe A varisi sudut 30 o sebesar 3,3209 MPa, sudut 45 o sebesar 5,4915 MPa, dan sudut 60 o sebesar 7,6845 MPa, sedangkan untuk tipe B adalah 5,9675 MPa, dan tipe C adalah sebesar 7,5719 MPa. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa equivalent stress terkecil terletak pada tipe A dengan sudut 30 o Stress Sumbu x Parking Bump Diperoleh hasil simulasi stress x parking bump tipe A seperti di bawah ini: (a) Gambar 4.6 Stress x, (a) Tipe A sudut 30 o (b) Tipe A 45 o (c) Tipe A 60 o (d) Tipe B (e) Tipe C

29 79 (b) (c) Gambar 4.6 (lanjutan)

30 80 (d) (e) Gambar 4.6 (lanjutan)

31 81 Dari gambar hasil simulasi tipe A parking bump di atas diperoleh nilai stress x masing- masing untuk tipe A varisi sudut 30 o sebesar 0,50035 MPa, sudut 45 o sebesar 1,0884 MPa, dan sudut 60 o sebesar 1,5127 MPa, sedangkan untuk tipe B adalah 0,54287 MPa, dan tipe C adalah sebesar 1,7458 MPa. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa stress x terkecil terletak pada tipe A dengan sudut 30 o Stress Sumbu y Parking Bump Diperoleh hasil simulasi stresss y parking bump tipe A seperti di bawah ini: (a) Gambar 4.7 Stress y,(a) Tipe A sudut 30 o (b) Tipe A 45 o (c) Tipe A 60 o (d) Tipe B (e) Tipe C

32 82 (b) (c) Gambar 4.7 (lanjutan)

33 83 (d) (e) Gambar 4.7 (lanjutan)

34 84 Dari gambar hasil simulasi tipe A parking bump di atas diperoleh nilai stress y masing- masing untuk tipe A varisi sudut 30 o sebesar 2,4588 MPa, sudut 45 o sebesar 4,4117 MPa, dan sudut 60 o sebesar 6,0506 MPa, sedangkan untuk tipe B adalah 2,2383 MPa, dan tipe C adalah sebesar 6,9831 MPa. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa stress y terkecil terletak pada tipe B Total Deformasi Parking Bump bawah ini: Diperoleh hasil simulasi total deformasi parking bump tipe A seperti di (a) Gambar 4.8 Total deformasi, (a) Tipe A sudut 30 o (b) Tipe A 45 o (c) Tipe A 60 o (d) Tipe B (e) Tipe C

35 85 (b) (c) Gambar 4.8 (lanjutan)

36 86 (d) (e) Gambar 4.8 (lanjutan)

37 87 Dari gambar hasil simulasi tipe A parking bump di atas diperoleh nilai total deformasi masing- masing untuk tipe A varisi sudut 30 o sebesar 23,841 mm, sudut 45 o sebesar 37,216 mm, dan sudut 60 o sebesar 49,795 mm, sedangkan untuk tipe B adalah 91,29 mm, dan tipe C adalah sebesar 68,61 mm. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa total deformasi terkecil terletak pada tipe A dengan sudut 30 o. Dari hasil simulasi di atas diperoleh nilai equivalent stress, nilai normal stress x, nilai normal stress y, dan nilai total deformasi yang dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini. Tabel 4.1 Hasil simulasi statik parking bumper tipe A, tipe B dan tipe C No TIPE EQV STRESS [MPa] STRESS X [MPa] STRESS Y [MPa] TOTAL DEFORMASI [mm] 1 A sudut 30 o A sudut 45 o A sudut 60 o B C

38 Equivalent Stress Cover Bump Tipe 1 Diperoleh hasil simulasi Equivalent stress cover bump tipe 1 (a) Gambar 4.9 Equivalent stress, (a) Tipe 1A sudut 30 o (b) Tipe 1A 45 o (c) Tipe 1A 60 o (d) Tipe 1B (e) Tipe 1C

39 89 (b) (c) Gambar 4.9 (lanjutan)

40 90 (d) (e) Gambar 4.9 (lanjutan)

41 91 Dari gambar hasil simulasi tipe 1A parking bump di atas diperoleh nilai equivalent stress masing- masing untuk tipe 1A varisi sudut 30 o sebesar 2,8378 MPa, sudut 45 o sebesar MPa, dan sudut 60 o sebesar MPa, sedangkan untuk tipe 1B adalah MPa, dan tipe 1C adalah sebesar MPa. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa equivalent stress terkecil terletak pada tipe 1A dengan sudut 30 o Stress x Cover Bump Tipe 1 Diperoleh hasil simulasi stress x cover bump tipe 1 (a) Gambar 4.10 Stress x, (a) Tipe 1A sudut 30 o (b) Tipe 1A 45 o (c) Tipe 1A 60 o (d) Tipe 1B (e) Tipe 1C

42 92 (b) (c) Gambar 4.10 (lanjutan)

43 93 (d) (e) Gambar 4.10 (lanjutan)

44 94 Dari gambar hasil simulasi tipe 1A parking bump di atas diperoleh nilai stress x masing- masing untuk tipe 1A varisi sudut 30 o sebesar MPa, sudut 45 o sebesar MPa, dan sudut 60 o sebesar MPa, sedangkan untuk tipe 1B adalah MPa, dan tipe 1C adalah sebesar MPa. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa stress x terkecil terletak pada tipe 1A dengan sudut 30 o Stress y Cover Bump Tipe 1 Diperoleh hasil simulasi stress y cover bump tipe 1 (a) Gambar 4.11 Stress y, (a) Tipe 1A sudut 30 o (b) Tipe 1A 45 o (c) Tipe 1A 60 o (d) Tipe 1B (e) Tipe 1C

45 95 (b) (c) Gambar 4.11 (lanjutan)

46 96 (d) (e) Gambar 4.11 (lanjutan)

47 97 Dari gambar hasil simulasi tipe 1A parking bump di atas diperoleh nilai stress y masing- masing untuk tipe 1A varisi sudut 30 o sebesar MPa, sudut 45 o sebesar MPa, dan sudut 60 o sebesar MPa, sedangkan untuk tipe 1B adalah MPa, dan tipe 1C adalah sebesar MPa. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa stress y terkecil terletak pada tipe 1A dengan sudut 30 o Total Deformasi Cover Bump Tipe 1 Diperoleh hasil simulasi total deformasi cover bump tipe 1 (a) Gambar 4.12 Total deformasi, (a) Tipe 1A sudut 30 o (b) Tipe 1A 45 o (c) Tipe 1A 60 o (d) Tipe 1B (e) Tipe 1C

48 98 (b) (c) Gambar 4.12 (lanjutan)

49 99 (d) (e) Gambar 4.12 (lanjutan)

50 100 Dari gambar hasil simulasi tipe 1A parking bump di atas diperoleh nilai total deformasi masing- masing untuk tipe 1A varisi sudut 30 o sebesar mm, sudut 45 o sebesar mm, dan sudut 60 o sebesar mm, sedangkan untuk tipe 1B adalah mm, dan tipe 1C adalah sebesar mm. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa total deformasi terkecil terletak pada tipe 1A dengan sudut 30 o. Dari hasil simulasi di atas diperoleh nilai equivalent stress, nilai normal stress x, nilai normal stress y, dan nilai total deformasi yang dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini. Tabel 4.2 Hasil simulasi statik cover bump tipe 1A sudut 30 o, 45 o, 60 o tipe 1B dan tipe 1C No TIPE EQV STRESS [MPa] STRESS X [MPa] STRESS Y [MPa] TOTAL DEFORMASI [mm] 1 1A sudut 30 o A sudut 45 o A sudut 60 o B C

51 Equivalent stress Cover Bump Tipe 2 Diperoleh hasil simulasi Equivalent stress cover bump tipe 2 (a) Gambar 4.13 Equivalent stress, (a) Tipe 2A sudut 30 o (b) Tipe 2A 45 o (c) Tipe 2A 60 o (d) Tipe 2B (e) Tipe 2C

52 102 (b) (c) Gambar 4.13 (lanjutan)

53 103 (d) (e) Gambar 4.13 (lanjutan)

54 104 Dari gambar hasil simulasi tipe 2A parking bump di atas diperoleh nilai equivalent stress masing- masing untuk tipe 2A varisi sudut 30 o sebesar MPa, sudut 45 o sebesar MPa, dan sudut 60 o sebesar MPa, sedangkan untuk tipe 2B adalah MPa, dan tipe 2C adalah sebesar MPa. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa equivalent stress terkecil terletak pada tipe 2A dengan sudut 30 o Stress x Cover Bump Tipe 2 Diperoleh hasil simulasi stress x cover bump tipe 2 (a) Gambar 4.14 Stress x, (a) Tipe 2A sudut 30 o (b) Tipe 2A 45 o (c) Tipe 2A 60 o (d) Tipe 2B (e) Tipe 2C

55 105 (b) (c) Gambar 4.14 (lanjutan)

56 106 (d) (e) Gambar 4.14 (lanjutan)

57 107 Dari gambar hasil simulasi tipe 2A parking bump di atas diperoleh nilai stress x masing- masing untuk tipe 2A varisi sudut 30 o sebesar MPa, sudut 45 o sebesar MPa, dan sudut 60 o sebesar MPa, sedangkan untuk tipe 2B adalah MPa, dan tipe 2C adalah sebesar MPa. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa stress x terkecil terletak pada tipe 2A dengan sudut 30 o Stress y Cover Bump Tipe 2 Diperoleh hasil simulasi stress y cover bump tipe 2 (a) Gambar 4.15 Stress y, (a) Tipe 2A sudut 30 o (b) Tipe 2A 45 o (c) Tipe 2A 60 o (d) Tipe 2B (e) Tipe 2C

58 108 (b) (c) Gambar 4.15 (lanjutan)

59 109 (d) (e) Gambar 4.15 (lanjutan)

60 110 Dari gambar hasil simulasi tipe 2A parking bump di atas diperoleh nilai stress y masing- masing untuk tipe 2A varisi sudut 30 o sebesar MPa, sudut 45 o sebesar MPa, dan sudut 60 o sebesar MPa, sedangkan untuk tipe 2B adalah MPa, dan tipe 2C adalah sebesar MPa. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa stress y terkecil terletak pada tipe 2A dengan sudut 30 o Total Deformasi Cover Bump Tipe 2 Diperoleh hasil simulasi total deformasi cover bump tipe 2 (a) Gambar 4.16 Total deformasi, (a) Tipe 2A sudut 30 o (b) Tipe 2A 45 o (c) Tipe 2A 60 o (d) Tipe 2B (e) Tipe 2C

61 111 (b) (c) Gambar 4.16 (lanjutan)

62 112 (d) (e) Gambar 4.16 (lanjutan)

63 113 Dari gambar hasil simulasi tipe 2A parking bump di atas diperoleh nilai total deformasi masing- masing untuk tipe 2A varisi sudut 30 o sebesar mm, sudut 45 o sebesar mm, dan sudut 60 o sebesar mm, sedangkan untuk tipe 2B adalah mm, dan tipe 2C adalah sebesar mm. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa total deformasi terkecil terletak pada tipe 2A dengan sudut 30 o. Dari hasil simulasi di atas diperoleh nilai equivalent stress, nilai normal stress x, nilai normal stress y, dan nilai total deformasi yang dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini. Tabel 4.3 Hasil simulasi statik cover bump tipe 2A sudut 30 o, 45 o, 60 o tipe 2B dan tipe 2C No TIPE EQV STRESS [MPa] STRESS X [MPa] STRESS Y [MPa] TOTAL DEFORMASI [mm] 1 2A sudut 30 o A sudut 45 o A sudut 60 o B C

64 Hasil Simulasi Dinamik Equivalent stress parking bump Diperoleh hasil simulasi dinamik Equivalent stress parking bump tipe A seperti di bawah ini: (a) Gambar 4.17 Equivalent stress, (a) Tipe A sudut 30 o (b) Tipe A 45 o (c) Tipe A 60 o (d) Tipe B (e) Tipe C

65 115 (b) (c) Gambar 4.17 (lanjutan)

66 116 (d) (e) Gambar 4.17 (lanjutan)

67 117 Dari gambar hasil simulasi tipe A parking bump di atas diperoleh nilai equivalent stress masing- masing untuk tipe A varisi sudut 30 o sebesar MPa, sudut 45 o sebesar MPa, dan sudut 60 o sebesar MPa, sedangkan untuk tipe B adalah MPa, dan tipe C adalah sebesar MPa. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa equivalent stress terkecil terletak pada tipe A dengan sudut 30 o Stress x parking bump bawah ini: Diperoleh hasil simulasi dinamik stress x parking bump tipe A seperti di (a) Gambar 4.18 Stress x, (a) Tipe A sudut 30 o (b) Tipe A 45 o (c) Tipe A 60 o (d) Tipe B (e) Tipe C

68 118 (b) (c) Gambar 4.18 (lanjutan)

69 119 (d) (e) Gambar 4.18 (lanjutan)

70 120 Dari gambar hasil simulasi tipe A parking bump di atas diperoleh nilai stress x masing- masing untuk tipe A varisi sudut 30 o sebesar MPa, sudut 45 o sebesar MPa, dan sudut 60 o sebesar MPa, sedangkan untuk tipe B adalah MPa, dan tipe C adalah sebesar MPa. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa stress x terkecil terletak pada tipe A dengan sudut 45 o Stress y parking bump bawah ini: Diperoleh hasil simulasi dinamik stress y parking bump tipe A seperti di (a) Gambar 4.19 Stress y, (a) Tipe A sudut 30 o (b) Tipe A 45 o (c) Tipe A 60 o (d) Tipe B (e) Tipe C

71 121 (b) (c) Gambar 4.19 (lanjutan)

72 122 (d) (e) Gambar 4.19 (lanjutan)

73 123 Dari gambar hasil simulasi tipe A parking bump di atas diperoleh nilai stress y masing- masing untuk tipe A varisi sudut 30 o sebesar MPa, sudut 45 o sebesar MPa, dan sudut 60 o sebesar MPa, sedangkan untuk tipe B adalah MPa, dan tipe C adalah sebesar MPa. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa stress y terkecil terletak pada tipe A sudut 45 o Total Deformasi parking bump di bawah ini: Diperoleh hasil simulasi dinamik total deformasi parking bump tipe A seperti (a) Gambar 4.20 Total deformasi, (a) Tipe A sudut 30 o (b) Tipe A 45 o (c) Tipe A 60 o (d) Tipe B (e) Tipe C

74 124 (b) (c) Gambar 4.20 (lanjutan)

75 125 (d) (e) Gambar 4.20 (lanjutan)

76 126 Dari gambar hasil simulasi tipe A parking bump di atas diperoleh nilai total deformasi masing- masing untuk tipe A varisi sudut 30 o sebesar mm, sudut 45 o sebesar mm, dan sudut 60 o sebesar mm, sedangkan untuk tipe B adalah mm, dan tipe C adalah sebesar mm. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa total deformasi terkecil terletak pada tipe A dengan sudut 60 o. Dari hasil simulasi di atas diperoleh nilai equivalent stress, nilai normal stress x, nilai normal stress y, dan nilai total deformasi yang dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini. Tabel 4.4 Hasil simulasi dinamik parking bumper tipe A, tipe B dan tipe C No TIPE EQV STRESS [MPa] STRESS X [MPa] STRESS Y [MPa] TOTAL DEFORMASI [mm] 1 A sudut 30 o A sudut 45 o A sudut 60 o B C

77 Equivalent stress cover bump Tipe 1 Diperoleh hasil simulasi dinamik Equivalent stress cover bump tipe 1 (a) Gambar 4.21 Equivalent stress, (a) Tipe 1A sudut 30 o (b) Tipe 1A 45 o (c) Tipe 1A 60 o (d) Tipe 1B (e) Tipe 1C

78 128 (b) (c) Gambar 4.21 (lanjutan)

79 129 (d) (e) Gambar 4.21 (lanjutan)

80 130 Dari gambar hasil simulasi tipe 1A parking bump di atas diperoleh nilai equivalent stress masing- masing untuk tipe 1A varisi sudut 30 o sebesar MPa, sudut 45 o sebesar MPa, dan sudut 60 o sebesar MPa, sedangkan untuk tipe 1B adalah MPa, dan tipe 1C adalah sebesar MPa. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa equivalent stress terkecil terletak pada tipe 1A dengan sudut 30 o stress x cover bump Tipe 1 Diperoleh hasil simulasi dinamik stress x cover bump tipe 1 (a) Gambar 4.22 Stress x, (a) Tipe 1A sudut 30 o (b) Tipe 1A 45 o (c) Tipe 1A 60 o (d) Tipe 1B (e) Tipe 1C

81 131 (b) (c) Gambar 4.22 (lanjutan)

82 132 (d) (e) Gambar 4.22 (lanjutan)

83 133 Dari gambar hasil simulasi tipe 1A parking bump di atas diperoleh nilai stress x masing- masing untuk tipe 1A varisi sudut 30 o sebesar MPa, sudut 45 o sebesar MPa, dan sudut 60 o sebesar MPa, sedangkan untuk tipe 1B adalah MPa, dan tipe 1C adalah sebesar MPa. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa stress x terkecil terletak pada tipe 1A dengan sudut 30 o Stress y cover bump Tipe 1 Diperoleh hasil simulasi dinamik stress y cover bump tipe 1 (a) Gambar 4.23 Stress y, (a) Tipe 1A sudut 30 o (b) Tipe 1A 45 o (c) Tipe 1A 60 o (d) Tipe 1B (e) Tipe 1C

84 134 (b) (c) Gambar 4.23 (lanjutan)

85 135 (d) (e) Gambar 4.23 (lanjutan)

86 136 Dari gambar hasil simulasi tipe 1A parking bump di atas diperoleh nilai stress y masing- masing untuk tipe 1A varisi sudut 30 o sebesar MPa, sudut 45 o sebesar MPa, dan sudut 60 o sebesar MPa, sedangkan untuk tipe 1B adalah MPa, dan tipe 1C adalah sebesar MPa. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa stress y terkecil terletak pada tipe 1A dengan sudut 30 o Total Deformasi cover bump Tipe 1 Diperoleh hasil simulasi total deformasi cover bump tipe 1 (a) Gambar 4.24 Total deformasi, (a) Tipe 1A sudut 30 o (b) Tipe 1A 45 o (c) Tipe 1A 60 o (d) Tipe 1B (e) Tipe 1C

87 137 (b) (c) Gambar 4.24 (lanjutan)

88 138 (d) (e) Gambar 4.24 (lanjutan)

89 139 Dari gambar hasil simulasi tipe 1A parking bump di atas diperoleh nilai total deformasi masing- masing untuk tipe 1A varisi sudut 30 o sebesar mm, sudut 45 o sebesar mm, dan sudut 60 o sebesar mm, sedangkan untuk tipe 1B adalah mm, dan tipe 1C adalah sebesar mm. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa total deformasi terkecil terletak pada tipe 1A dengan sudut 30 o. Dari hasil simulasi di atas diperoleh nilai equivalent stress, nilai normal stress x, nilai normal stress y, dan nilai total deformasi yang dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini. Tabel 4.5 Hasil simulasi dinamik parking bumper tipe 1 kombinasi tipe A, tipe B dan tipe C No TIPE EQV STRESS [MPa] STRESS X [MPa] STRESS Y [MPa] TOTAL DEFORMASI [mm] 1 1A sudut 30 o A sudut 45 o A sudut 60 o B C

90 Equivalent Stress Cover Bump Tipe 2 Diperoleh hasil simulasi dinamik Equivalent stress cover bump tipe 2 (a) Gambar 4.25 Equivalent stress, (a) Tipe 2A sudut 30 o (b) Tipe 2A 45 o (c) Tipe 2A 60 o (d) Tipe 2B (e) Tipe 2C

91 141 (b) (c) Gambar 4.25 (lanjutan)

92 142 (d) (e) Gambar 4.25 (lanjutan)

93 143 Dari gambar hasil simulasi tipe 2A parking bump di atas diperoleh nilai equivalent stress masing- masing untuk tipe 2A varisi sudut 30 o sebesar MPa, sudut 45 o sebesar MPa, dan sudut 60 o sebesar MPa, sedangkan untuk tipe 2B adalah MPa, dan tipe 2C adalah sebesar MPa. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa equivalent stress terkecil terletak pada tipe 2A dengan sudut 60 o Stress x Cover Bump Tipe 2 Diperoleh hasil simulasi dinamik stress x cover bump tipe 2 (a) Gambar 4.26 Stress x, (a) Tipe 2A sudut 30 o (b) Tipe 2A 45 o (c) Tipe 2A 60 o (d) Tipe 2B (e) Tipe 2C

94 144 (b) (c) Gambar 4.26 (lanjutan)

95 145 (d) (e) Gambar 4.26 (lanjutan)

96 146 Dari gambar hasil simulasi tipe 2A parking bump di atas diperoleh nilai stress x masing- masing untuk tipe 2A varisi sudut 30 o sebesar MPa, sudut 45 o sebesar MPa, dan sudut 60 o sebesar MPa, sedangkan untuk tipe 2B adalah MPa, dan tipe 2C adalah sebesar MPa. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa stress x terkecil terletak pada tipe 2A dengan sudut 45 o Stress y Cover Bump Tipe 2 Diperoleh hasil simulasi dinamik stress y cover bump tipe 2 (a) Gambar 4.27 Stress y, (a) Tipe 2A sudut 30 o (b) Tipe 2A 45 o (c) Tipe 2A 60 o (d) Tipe 2B (e) Tipe 2C

97 147 (b) (c) Gambar 4.27 (lanjutan)

98 148 (d) (e) Gambar 4.27 (lanjutan)

99 149 Dari gambar hasil simulasi tipe 2A parking bump di atas diperoleh nilai stress y masing- masing untuk tipe 2A varisi sudut 30 o sebesar MPa, sudut 45 o sebesar MPa, dan sudut 60 o sebesar MPa, sedangkan untuk tipe 2B adalah MPa, dan tipe 2C adalah sebesar MPa. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa stress y terkecil terletak pada tipe 2A dengan sudut 30 o Total Deformasi Cover Bump Tipe 2 Diperoleh hasil simulasi dinamik total deformasi cover bump tipe 1 (a) Gambar 4.28 Total deformasi, (a) Tipe 2A sudut 30 o (b) Tipe 2A 45 o (c) Tipe 2A 60 o (d) Tipe 2B (e) Tipe 2C

100 150 (b) (c) Gambar 4.28 (lanjutan)

101 151 (d) (e) Gambar 4.28 (lanjutan)

102 152 Dari gambar hasil simulasi tipe 2A parking bump di atas diperoleh nilai total deformasi masing- masing untuk tipe 2A varisi sudut 30 o sebesar mm, sudut 45 o sebesar mm, dan sudut 60 o sebesar mm, sedangkan untuk tipe 2B adalah mm, dan tipe 2C adalah sebesar mm. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa total deformasi terkecil terletak pada tipe 2A dengan sudut 60 o. Dari hasil simulasi di atas diperoleh nilai equivalent stress, nilai normal stress x, nilai normal stress y, dan nilai total deformasi yang dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini. Tabel 4.6 Hasil simulasi dinamik cover bump tipe 2A sudut 30 o, 45 o, 60 o tipe 2B dan tipe 2C No TIPE EQV STRESS [MPa] STRESS X [MPa] STRESS Y [MPa] TOTAL DEFORMASI [mm] 1 2A sudut 30 o A sudut 45 o A sudut 60 o B C

103 Data Hasil Simulasi Dari hasil simulasi ANSYS akibat beban statik dan dinamik untuk simulasi parking bumper dan Cover bump di atas bisa dilihat pada tabel 4.7,dan 4.8 di bawah ini: Tabel 4.7 Hasil Simulasi statik parking bumper dan Cover bump TIPE EQV STRESS [MPa] TABEL HASIL SIMULASI STATIK STRESS X [MPa] STRESS Y [MPa] TOTAL DEFORMASI [mm] A B C COVER BUMP 1A B C A B C PARKING BUMPER SUDUT 30 A A A PARKING BUMPER SUDUT 60 A A A

104 154 Tabel 4.8 Hasil Simulasi dinamik parking bumper dan Cover bump TABEL HASIL SIMULASI DINAMIK TIPE EQV TOTAL STRESS STRESS Y STRESS DEFORMASI X [MPa] [MPa] [MPa] [mm] A B C COVER BUMP 1A B C A B C PARKING BUMPER SUDUT 30 A A A PARKING BUMPER SUDUT 60 A A A

105 155 Dari tabel di atas diperoleh nilai masing-masing tipe parking bumper dan Cover bump dalam simulasi statik dan dinamik, maka dibuat grafik masing-masing tipe dan variasi sudut statik dan dinamik seperti terlihat pada gambar Dari grafik di bawah hasil simulasi parking bumper, dan Cover bump diperoleh nilai Equivalent stress terkecil terdapat pada sudut 30 o sebesar 3,19379 MPa, pada variasi sudut dapat dilihat hasil simulasi di atas masing pada parking bump, cover bump tipe 1 dan Cover bump tipe 2 Equivalent stress terkecil terdapat pada sudut 30 o. Grafik normal Stress x terlihat pada gambar 4.30, Dari grafik 4.30 normal stress arah sumbu x pada parking bumper dan cover bump terkecil terdapat pada cover bump tipe 2 sudut 30 0 sebesar 0,28684 MPa, pada variasi sudut dapat dilihat hasil simulasi di atas masing pada parking bump, cover bump tipe 1 dan deracov tipe 2 normal stress terkecil terdapat pada sudut 30 o, grafik normal stress y terlihat pada gambar 4.31 Gambar Grafik simulasi statik Equivalent stress tipe A variasi sudut 30 o,45 o,60 o.

106 156 Gambar Grafik normal stress x tipe A variasi sudut 30 o,45 o,60 o. Gambar Grafik normal stress y tipe A variasi sudut 30 o,45 o,60 o.

107 157 Dari grafik di atas normal stress arah sumbu y pada parking bumper dan cover bump terkecil terdapat pada cover bump tipe 2 sudut 3 0 sebesar 0,6133 MPa, pada variasi sudut dapat dilihat hasil simulasi di atas masing pada parking bump, cover bump tipe 1 dan cover bump tipe 2 normal stress terkecil terdapat pada sudut 30 o, grafik Total deformasi terlihat pada gambar 4.32 di bawah ini. Gambar Grafik total deformasi tipe A variasi sudut 30 o,45 o,60 o. Dari grafik di atas Total deformasi pada parking bumper dan cover bump terkecil terdapat pada parking bumper sudut 30 0 sebesar 23,841 mm, pada variasi sudut dapat dilihat hasil simulasi di atas masing pada parking bump, cover bump tipe 1 dan deracov tipe 2 normal Stress terkecil terdapat pada sudut 30 o. Hasil simulasi tipe B ditunjukkan pada grafik Gambar 4.33 di bawah ini

108 158 Gambar Grafik Equivalent stress tipe B. Gambar 4.34 Grafik stress sumbu x tipe B

109 159 Dari Gambar grafik di atas hasil simulasi parking bumper dan Cover bump diperoleh Equivalent stress nilai terkecil terdapat pada tipe 1B sebesar 5,6562 MPa, grafik stress sumbu x terlihat pada gambar Dari grafik di atas hasil simulasi parking bumper dan Cover bump diperoleh stress sumbu x nilai terkecil terdapat pada tipe 1B sebesar 1,0116 MPa, dengan Equivalent stress parking bumper 0,54287MPa, grafik stress sumbu x terlihat pada gambar 4.35 di bawah ini. Gambar 4.35 Grafik stress sumbu y tipe B Dari grafik di atas hasil simulasi parking bumper dan Cover bump diperoleh stress sumbu y nilai terkecil terdapat pada tipe 1B sebesar 4,1113 MPa, dengan stress sumbu y parking bumper sebesar 2,2383MPa, grafik Total deformasi terlihat pada gambar 4.36 di bawah ini.

110 160 Gambar 4.36 Grafik Total deformasi tipe B Gambar 4.37 Grafik Equivalent stress tipe C

111 161 Dari grafik 3.6 di atas Total deformasi pada parking bumper dan cover bump terkecil terdapat pada Cover bump 2B sebesar 67,549 mm, pada simulasi parking bump diperoleh Total deformasi 91,29 mm. Hasil simulasi tipe C ditunjukkan pada grafik Gambar 4.37 Dari grafik di atas hasil simulasi parking bumper dan Cover bump diperoleh Equivalent stress nilai terkecil terdapat pada tipe 1C sebesar 5,709 MPa, dengan Equivalent stress parking bumper 7,5719 MPa, grafik stress sumbu x terlihat pada gambar 4.38 di bawah ini. Dari grafik 4.38 di bawah ini hasil simulasi parking bumper dan Cover bump diperoleh stress sumbu x nilai terkecil terdapat pada tipe 1C sebesar 0,88514 MPa, dengan Equivalent stress parking bumper 1,7458 MPa, grafik stress sumbu x terlihat pada gambar Gambar 4.38 Grafik stress sumbu x tipe C

112 162 Gambar 4.39 Grafik Stress sumbu y tipe C Dari grafik di atas hasil simulasi parking bumper dan Cover bump diperoleh stress sumbu y nilai terkecil terdapat pada tipe 1C sebesar 4,6679 MPa, dengan stress sumbu y parking bumper sebesar 6, 9831 MPa, grafik Total deformasi terlihat pada gambar 4.40 di bawah ini. Gambar 4.40 Grafik Total deformasi tipe C

113 163 Dari grafik 4.40 di atas total deformasi pada parking bumper dan Cover bump terkecil terdapat pada Cover bump 2C sebesar 101,33 mm, pada simulasi parking bump diperoleh Total deformasi 68,61 mm. bawah ini Grafik hasil simulasi dinamik tipe A ditunjukkan pada grafik Gambar 4.48 di Gambar Grafik simulasi dinamik Equivalent stress tipe A variasi sudut 30 o,45 o,60 o Dari grafik di atas hasil simulasi parking bumper, dan Cover bump diperoleh nilai Equivalent stress terkecil terdapat pada sudut 30 o Cover bump tipe 1A sebesar 0,47218 MPa, pada variasi sudut dapat dilihat hasil simulasi di atas masing pada parking bump, dan cover bump tipe 1 Equivalent stress terkecil terdapat pada sudut 30 o, grafik normal stress x terlihat pada gambar 4.42 di bawah ini

114 164 Gambar Grafik normal stress x tipe A variasi sudut 30 o,45 o,60 o. Dari grafik di atas normal stress arah sumbu x pada parking bumper dan cover bump terkecil terdapat pada cover bump tipe 1A sudut 3 0 sebesar 0, MPa, pada variasi sudut dapat dilihat hasil simulasi di atas masing pada parking bump, cover bump tipe 1 dan deracov tipe 2 normal stress terkecil bervariasi pada sudut 30 o, 45 o,dan 60 o, grafik normal stress y terlihat pada gambar 4.43 di bawah ini. Gambar Grafik normal stress y tipe A variasi sudut 30 o,45 o,60 o.

115 165 Dari grafik 4.43 di atas normal stress arah sumbu y pada parking bumper dan cover bump terkecil terdapat pada cover bump tipe 2A sudut 30 0 sebesar 0, MPa, pada variasi sudut dapat dilihat hasil simulasi di atas masing pada parking bump, cover bump tipe 1 dan deracov tipe 2 normal stress terkecil terdapat pada sudut 30 o, grafik Total deformasi terlihat pada gambar 4.44 di bawah ini. Gambar Grafik Total deformasix tipe A variasi sudut 30 o,45 o,60 o. Dari grafik 4.44 di atas Total deformasi pada parking bumper terkecil terdapat pada parking bumper 2A sudut 30 0 sebesar 8,117 mm. Hasil simulasi tipe B ditunjukkan pada grafik Gambar 4.45 Dari grafik 4.45 hasil simulasi parking bumper dan Cover bump diperoleh Equivalent stress nilai terkecil terdapat pada tipe 1B sebesar 5,6562 MPa, dengan Equivalent stress parking bumper 5,9675MPa, grafik stress sumbu x terlihat pada gambar 4.46.

116 166 Gambar Grafik Equivalent stress tipe B Gambar Grafik normal stress x axis tipe B Dari grafik 4.46 di atas hasil simulasi parking bumper dan Cover bump diperoleh stress sumbu x nilai terkecil terdapat pada tipe 1B sebesar 0, MPa, dengan stress sumbu x parking bumper 0,17318 MPa, grafik stress sumbu x terlihat pada gambar 4.47 di bawah diperoleh hasil simulasi parking bumper dan Cover bump

117 167 diperoleh stress sumbu y nilai terkecil terdapat pada tipe 1B sebesar 0, MPa, dengan stress sumbu y parking bumper 0,09506 MPa, grafik Total deformasi terlihat pada gambar Gambar Grafik Normal stress y axis tipe B Gambar Grafik Total deformasi tipe B

118 168 Dari grafik 4.48 di atas hasil simulasi parking bumper dan Cover bump diperoleh Total deformasi nilai terkecil terdapat pada tipe 1B sebesar 14,17 mm, dengan Total deformasi parking bumper 13,559 mm, grafik Equivalent stress tipe c terlihat pada gambar Dari grafik 4.49 di bawah hasil simulasi parking bumper dan Cover bump diperoleh Equivalent stress nilai terkecil terdapat pada tipe 2C sebesar 1,4032 MPa, dengan Equivalent stress parking bumper 2,1169 MPa, grafik stress sumbu x tipe c terlihat pada gambar 4.50 Gambar Grafik Equivalent stress tipe C

119 169 Gambar Grafik normal stress x axis tipe C Dari grafik di atas hasil simulasi parking bumper dan Cover bump diperoleh stress sumbu x nilai terkecil terdapat pada tipe 1C sebesar 0, MPa, dengan stress sumbu x parking bumper 0,0734 MPa, grafik stress sumbu y terlihat pada gambar 4.51 di bawah diperoleh hasil dari grafik 4.51 hasil simulasi parking bumper dan Cover bump diperoleh stress sumbu y nilai terkecil terdapat pada tipe 2C sebesar 0, MPa, dengan stress sumbu y parking bumper 0,10655 MPa, grafik total deformasi terlihat pada gambar 4.52.

120 170 Gambar Grafik Normal stress y axis tipe C Gambar Grafik Total deformasi tipe C Dari grafik di atas hasil simulasi parking bumper dan Cover bump diperoleh Total deformasi nilai terkecil terdapat pada tipe 2C sebesar 21,957 mm, dengan Total deformasi parking bumper 24,998 mm, grafik gabungan dinamik terlihat pada gambar 4.53 di bawah ini.

121 171 Dari grafik 4.53 simulasi parking bumper, dan Cover bump diperoleh nilai Equivalent stress terkecil terdapat pada sudut 45 o sebesar 0,01987 MPa, pada variasi sudut dapat dilihat hasil simulasi di atas masing pada parking bump, cover bump tipe 1 dan deracov tipe 2 Equivalent stress terkecil terdapat pada sudut 45 o, grafik gabungan normal stress x terlihat pada gambar Dari grafik 4.54 normal stress arah sumbu x pada parking bumper dan cover bump terkecil terdapat pada cover bump tipe 2A sudut 45 0 sebesar 0,01987 MPa, pada variasi sudut dapat dilihat hasil simulasi di atas masing pada parking bump, cover bump tipe 1 dan deracov tipe 2 normal stress terkecil bervariasi pada sudut 30 o, 45 o,dan 60 o, grafik normal stress y terlihat pada gambar 4.55 Gambar Grafik gabungan Equivalent stress dinamik

122 172 Gambar Grafik gabungan normal stress x axis dinamik Gambar Grafik gabungan normal stress y axis dinamik Dari grafik 4.55 di atas normal stress arah sumbu y pada parking bumper dan cover bump terkecil terdapat pada cover bump tipe 2A sudut 30 0 sebesar

123 173 0, MPa, pada variasi sudut dapat dilihat hasil simulasi di atas masing pada parking bump, cover bump tipe 1 dan deracov tipe 2 normal stress terkecil terdapat pada sudut 30 o, grafik Total deformasi terlihat pada gambar 4.56 di bawah ini. Gambar Grafik gabungan Total deformasi dinamik Dari grafik di atas Total deformasi parking bumper dan cover bump terkecil terdapat pada cover bump tipe 2A sudut 30 0 sebesar 8,117 mm, pada variasi sudut dapat dilihat hasil simulasi di atas masing pada parking bump, cover bump tipe 1 dan deracov tipe 2 normal stress terkecil terdapat pada sudut 30 o, grafik Total deformasi terlihat pada gambar Dari grafik 4.57, hasil simulasi parking bumper, dan Cover bump diperoleh nilai Equivalent stress terkecil terdapat pada sudut 30 o sebesar 1,9379 MPa, pada variasi sudut dapat dilihat hasil simulasi di atas masing pada parking bump, cover

124 174 bump tipe 1 dan deracov tipe 2 Equivalent stress terkecil terdapat pada sudut 30 o, grafik gabungan normal stress x terlihat pada gambar Dari grafik 4.58 normal stress arah sumbu x pada parking bumper dan cover bump terkecil terdapat pada cover bump tipe 2A sudut 30 0 sebesar 0,28684 MPa, pada variasi sudut dapat dilihat hasil simulasi di atas masing pada parking bump, cover bump tipe 1 dan deracov tipe 2 normal stress terkecil bervariasi pada sudut 30 o, 45 o,dan 60 o, grafik normal stress y terlihat pada gambar Gambar Grafik gabungan Equivalent stress statik

125 175 Gambar Grafik gabungan normal stress x axis statik Gambar Grafik gabungan normal stress x axis statik Dari grafik 4.59 di atas normal Stress arah sumbu y pada parking bumper dan cover bump terkecil terdapat pada cover bump tipe 2A sudut 30 0 sebesar 0,6133 MPa, pada variasi sudut dapat dilihat hasil simulasi di atas masing pada parking

126 176 bump, cover bump tipe 1 dan deracov tipe 2 normal stress terkecil terdapat pada sudut 30 o, grafik Total deformasi terlihat pada gambar 4.60 dan diproleh Total deformasi parking bumper dan cover bump terkecil terdapat pada cover bump tipe 2A sudut 30 0 sebesar 34,19 mm, pada variasi sudut dapat dilihat hasil simulasi di atas masing pada parking bump, cover bump tipe 1 dan deracov tipe 2 Total deformasi terkecil terdapat pada sudut 30 o, grafik perbandingan statik dan dinamik terlihat pada gambar 4.61, dan diproleh Equivalent stress di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe A parking bump memperoleh stress paling rendah sebesar 5,4915 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe parking bump B memperoleh stress terkecil sebesar 0,70658 MPa. Gambar Grafik gabungan Total deformasi statik

127 177 Gambar 4.61 Grafik perbandingan Equivalent stress simulasi statik dan dinamik parking umper tipe A, B, C Gambar 4.62 Grafik perbandingan normal stress sumbu x simulasi statik dan dinamik parking bumper tipe A, B, C

128 178 Dari grafik 4.62 stress sumbu x di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe B parking bump memperoleh stress paling rendah sebesar 0,54287 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe parking bump A memperoleh stress terkecil sebesar 0, MPa. Gambar 4.63 Grafik perbandingan normal stress sumbu y simulasi statik dan dinamik parking bumper tipe A, B, C Dari grafik stress sumbu y di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe B parking bump memperoleh stress paling rendah sebesar 2,2383 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe parking bump A memperoleh stress terkecil sebesar 0, MPa.

129 179 Total deformasi pada grafik perbandingan Total deformasi simulasi statik dan dinamik parking bumper tipe A, B, C di bawah dapat dilihat pada simulasi statik tipe A parking bump diperoleh stress paling rendah sebesar 37,216 mm, sedangkan pada simulasi dinamik tipe parking bump A memperoleh stress terkecil sebesar 10,926 MPa. Dari grafik Equivalent stress di bawah dapat dilihat pada simulasi statik tipe 1A cover bump memperoleh stress paling rendah sebesar 5,3856 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump 2A memperoleh stress terkecil sebesar 0,51842 MPa. Gambar 4.64 Grafik perbandingan Total deformasi simulasi statik dan dinamik parking bumper tipe A, B, C

130 180 Gambar 4.65 Grafik perbandingan Equivalent stress simulasi statik dan dinamik cover bump tipe 1 dan 2 Gambar Grafik perbandingan normal stress sumbu x simulasi statik dan dinamik cover bump tipe 1 dan 2

131 181 Dari grafik 4.66 stress sumbu x di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe 2A cover bump memperoleh stress paling rendah sebesar 0,848 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump 2A memperoleh stress terkecil sebesar 0,01987 MPa. Gambar Grafik perbandingan normal stress sumbu y simulasi statik dan dinamik cover bump tipe 1 dan 2 Dari grafik 4.67 stress sumbu x di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe 2A cover bump memperoleh stress paling rendah sebesar 3,392 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump 2C memperoleh stress terkecil sebesar 0, MPa. Dari grafik 4.68 Total deformasi di di bawah dapat dilihat pada simulasi statik tipe 1A cover bump memperoleh Total deformasi paling rendah sebesar 62,247 mm,

132 182 sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump 2A memperoleh Total deformasi terkecil sebesar 10,514 mm. Gambar 4.68 Grafik perbandingan Total deformasi simulasi statik dan dinamik cover bump tipe 1 dan 2 Gambar 4.69 Grafik perbandingan Equivalent stress simulasi statik dan dinamik cover bump sudut 30

133 183 Dari grafik 4.69 Equivalent stress sudut 30 di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe 2A cover bump sudut 30 memperoleh stress paling rendah sebesar 1,9379 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 30 1A memperoleh stress terkecil sebesar 0,47218 MPa. Gambar Grafik perbandingan normal stress sumbu x simulasi statik dan dinamik cover bump sudut 30 Dari grafik normal stress sumbu x sudut 30 di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe 1A cover bump sudut 30 memperoleh stress paling rendah sebesar 0,28684 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 30 1A memperoleh stress terkecil sebesar 0, MPa.

134 184 Gambar 4.71 Grafik perbandingan normal stress sumbu y simulasi statik dan dinamik cover bump sudut 30 Dari grafik normal stress sumbu y sudut 30 di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe 2A cover bump sudut 30 memperoleh stress paling rendah sebesar 0,6133 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 30 2A memperoleh stress terkecil sebesar 0, MPa. Dari grafik Total deformasi sudut 30 di bawah dapat dilihat pada simulasi statik tipe 2A cover bump sudut 30 memperoleh Total deformasi paling rendah sebesar 34,19 mm, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 30 1A memperoleh Total deformasi terkecil sebesar 8,3912 mm.

135 185 Gambar Grafik perbandingan Total deformasi simulasi statik dan dinamik cover bump sudut 30 Gambar Grafik perbandingan Equivalent stress simulasi statik dan dinamik cover bump sudut 60

136 186 Dari grafik 4.73 Equivalent stress sudut 60 di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe 2A cover bump sudut 60 memperoleh stress paling rendah sebesar 3,1865 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 60 2A memperoleh stress terkecil sebesar 0,43369 MPa. Gambar Grafik perbandingan normal stress sumbu x simulasi statik dan dinamik cover bump sudut 60 Dari grafik normal stress sumbu x sudut 60 di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe 1A cover bump sudut 60 memperoleh stress paling rendah sebesar 0,68803 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 60 2A memperoleh stress terkecil sebesar 0, MPa.

137 187 Gambar Grafik perbandingan normal stress sumbu y simulasi statik dan dinamik cover bump sudut 60 Dari grafik normal stress sumbu y sudut 60 di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe 1A cover bump sudut 60 memperoleh stress paling rendah sebesar 2,3943 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 60 1A memperoleh stress terkecil sebesar 0, MPa.

138 188 Dari grafik Total deformasi sudut 60 di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe 1A cover bump sudut 60 memperoleh Total deformasi paling rendah sebesar 61,574 mm, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 60 2A memperoleh Total deformasi terkecil sebesar 8,117 mm. Gambar Grafik Equivalent stress parking bump variasi sudut 30, 45, 60 Dari grafik Equivalent stress variasi sudut 30, 45, dan 60 di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe cover bump sudut 30 memperoleh stress paling rendah sebesar 3,3209 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 30 memperoleh stress terkecil sebesar 0,70424 MPa.

139 189 Gambar Grafik normal stress sumbu x parking bump variasi sudut 30, 45, 60 Dari grafik normal stress sumbu x variasi sudut 30, 45, dan 60 di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe cover bump sudut 30 memperoleh stress paling rendah sebesar 0,50035 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 45 memperoleh stress terkecil sebesar 0, MPa. Gambar Grafik normal stress sumbu y parking bump variasi sudut 30, 45, 60

140 190 Dari grafik normal stress sumbu x variasi sudut 30, 45, dan 60 di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe cover bump sudut 30 memperoleh stress paling rendah sebesar 2,4588 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 45 memperoleh stress terkecil sebesar 0, MPa. Gambar Grafik Total deformasi parking bump variasi sudut 30, 45, 60 Dari grafik Total deformasi variasi sudut 30, 45, dan 60 di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe cover bump sudut 30 memperoleh Total deformasi paling rendah sebesar 23,841 mm, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 60 memperoleh Total deformasi terkecil sebesar 8,737 mm.

141 191 Gambar Grafik Equivalent stress cover bump tipe 1 variasi sudut 30, 45, 60 Dari grafik Equivalent stress tipe 1 variasi sudut 30, 45, dan 60 di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe cover bump sudut 30 memperoleh stress paling rendah sebesar 2,8378 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 30 memperoleh stress terkecil sebesar 0,47218 MPa. Gambar Grafik normal stress sumbu x cover bump tipe 1 variasi sudut 30, 45, 60

142 192 Dari grafik normal stress sumbu x tipe 1 variasi sudut 30, 45, dan 60 di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe cover bump sudut 30 memperoleh stress paling rendah sebesar 0,43083 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 30 memperoleh stress terkecil sebesar 0, MPa. Gambar Grafik normal stress sumbu y cover bump tipe 1 variasi sudut 30, 45, 60 Dari grafik normal stress sumbu y tipe 1 variasi sudut 30, 45, dan 60 di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe cover bump sudut 30 memperoleh stress paling rendah sebesar 0,70002 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 30 memperoleh stress terkecil sebesar 0, MPa.

143 193 Gambar Grafik Total deformasi cover bump tipe 1 variasi sudut 30, 45, 60 Dari grafik Total deformasi tipe 1 variasi sudut 30, 45, dan 60 di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe cover bump sudut 30 memperoleh Total deformasi paling rendah sebesar 38,176 mm, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 30 memperoleh Total deformasi terkecil sebesar 8,3912 mm. Gambar Grafik Equivalent stress cover bump tipe 2 variasi sudut 30, 45, 60

144 194 Dari grafik Equivalent stress tipe 2 variasi sudut 30, 45, dan 60 di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe cover bump sudut 30 memperoleh stress paling rendah sebesar 1,9379 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 60 memperoleh stress terkecil sebesar 0,43369 MPa. Gambar Grafik normal stress sumbu x cover bump tipe 2 variasi sudut 30, 45, 60 Dari grafik normal stress sumbu x tipe 2 variasi sudut 30, 45, dan 60 di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe cover bump sudut 30 memperoleh stress paling rendah sebesar 0,28684 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 45 memperoleh stress terkecil sebesar 0,01987 MPa.

145 195 Gambar Grafik normal stress sumbu y cover bump tipe 2 variasi sudut 30, 45, 60 Dari grafik normal stress sumbu y tipe 2 variasi sudut 30, 45, dan 60 di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe cover bump sudut 30 memperoleh stress paling rendah sebesar 0,6133 MPa, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 30 memperoleh stress terkecil sebesar 0, MPa. Gambar Grafik Total deformasi cover bump tipe 2 variasi sudut 30, 45, 60

146 196 Dari grafik Total deformasi tipe 2 variasi sudut 30, 45, dan 60 di atas dapat dilihat pada simulasi statik tipe cover bump sudut 30 memperoleh Total deformasi paling rendah sebesar 34,19 mm, sedangkan pada simulasi dinamik tipe cover bump sudut 60 memperoleh Total deformasi terkecil sebesar 8,117 mm. Pada penelitian ini validasi data simulasi dinamik dilakukan dengan hasil pengujian impak jatuh bebas pada penelitian BPPTN 2016, tabel hasil pengujian impak jatuh bebas terdapat pada tabel 4.9 dan 4.10 di bawah ini Tabel 4.9 Hasil pengujian posisi tegak dengan impak jatuh bebas pada tipe 1 No. Spesimen Luas area impak A (mm 2 ) Gaya Pengujian F (N) Tegangan yang terjadi σ (MPa) Keterangan ,1584 0,2385 Tidak Retak , ,8424 0,2209 0,2209 Tidak Retak Rata-rata ,6144 0,2267 Tidak Retak

147 197 Tabel 4.10 Hasil pengujian posisi tegak dengan impak jatuh bebas pada tipe 2 No. Spesimen Luas area impak A (mm 2 ) Gaya Pengujian F (N) Tegangan yang terjadi σ (MPa) Keterangan ,7435 0,2518 Tidak Retak , ,6815 0,2209 0,2268 Tidak Retak Rata-rata ,4505 0,2332 Tidak Retak Dari hasil simulasi dinamik parking bump dan hasil impak jatuh bebas dibuat grafik validasi seperti terlihat pada Gambar 4.89 di bawah ini. Gambar Grafik validasi dinamik dan eksperimental Dari grafik validasi dinamik dan eksperimental di atas dapat dilihat bahwa hasil stress eksperimental paling rendah sebesar 0,2267 MPa, sedangkan pada

148 198 simulasi dinamik yang memperoleh stress paling rendah pada tipe 1A sebesar 0, MPa. Dari peneliti sebelumnya Syukarni Ali, Membuat variasi sudut 30, 45, dan 60 parking bumper tipe A menyelidiki pengaruh sudut terhadap tegangan yang terjadi pada parking bumper. Adapun hasil penelitian parking bump sebelumnya sebagai hasil dapat dilihat pada tabel di bawah ini berikut [19]: Tabel 4.11 Hasil penelitian Parking bump No Sudut ( ) Gaya (N) Luas area (mm 2 ) Tegangan (MPa) , , , , , ,0872 Dari penelitian parking bump variasi sudut 30 o, 45 o, dan 60 o Syukarni Ali [19], hasil simulasi statik dan dinamik dibuat grafik validasi seperti terlihat pada Gambar 4.90 di bawah ini.

149 199 Gambar Grafik validasi parking bump variasi sudut 30, 45, dan 60 Dari grafik validasi di atas dapat dilihat bahwa hasil stress simulasi dinamik paling rendah sudut 45 sebesar 0,54908 MPa, pada simulasi statik yang memperoleh stress paling rendah pada sudut 30 sebesar 3,3209 MPa, dan pada hasil penelitian sebelumnya memperoleh tegangan terendah pada sudut 30 sebesar 1, MPa Hasil Uji Lindas Hasil pengujian uji lindas untuk cover bump tipe 1 dapat dilihat pada tabel 4.12 di bawah ini.

150 200 Tabel 4.12 Hasil pengujian uji lindas cover bump tipe 1 Dari hasil pengujian uji lindas di atas dapat disimpulkan bahwa cover bump sanggup menerima beban dari samping dan tidak bergeser, sambungan dengan cover bump terpasang dengan baik. Hasil pengujian uji lindas untuk cover bump tipe 2 dapat dilihat pada tabel 4.13 di bawah ini.

151 201 Tabel 4.13 Hasil pengujian uji lindas cover bump tipe 2 Percobaan ini dilakukan dengan cara dilakukan sebanyak 5 kali pengujian secara kontiniu pada cover bump concrete foam. Dari hasil pengujian uji lindas di atas diperoleh bahwa cover bump tipe 1 dapat menerima beban dari samping dan tidak bergeser, sambungan cover bump terpasang dengan baik, sedangkan untuk cover bump tipe 2 pada uji lindas yang dilakukan diperoleh hasil bahwa pada percobaan ke 5 terjadi keretakan pada cover bump seperti terlihat seperti gambar 4.91 di bawah ini:

152 202 Gambar 4.91 Posisi retak pada Cover bump tipe 2 Dari uji lindas yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tipe 1 cover bump lebih tangguh dibandingkan dengan tipe 2 cover bump, hal ini diperkuat dengan hasil validasi uji impak jatuh bebas, simulasi statik dan dinamik cover bump.

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik INDRA GUNAWAN NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik INDRA GUNAWAN NIM ANALISA PERILAKU KERETAKAN SAMBUNGAN PADA PENUTUP DRAINASE SEKALIGUS SEBAGAI PARKING BUMPER PADUAN BAHAN CONCRETE FOAM DIPERKUAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PROGRAM ANSYS SKRIPSI

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 ANALISA STRUKTUR PARKING BUMPER MATERIAL KOMPOSIT POLYMERIC FOAM DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK MENGGUNAKAN ANSYS REL. 5.4 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Dalam bab ini akan dijabarkan langkah langkah yang diambil dalam melaksanakan penelitian. Berikut adalah tahapan tahapan yang dijalankan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen, Penelitian ini menggunakan baja sebagai bahan utama dalam penelitian. Dalam penelitian ini profil baja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berat basah per tahun [1] dan sudah terkumpul di industri pengolahan minyak sawit.

BAB 1 PENDAHULUAN. berat basah per tahun [1] dan sudah terkumpul di industri pengolahan minyak sawit. 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), sebagai limbah dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) jumlahnya cukup banyak, yaitu 1,9 juta ton berat kering atau setara 4 juta ton berat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. denganredesain parking bumper bahan komposit polymeric foam diperkuat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. denganredesain parking bumper bahan komposit polymeric foam diperkuat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan tentang studi literatur yang berkaitan denganredesain parking bumper bahan komposit polymeric foam diperkuat TKKS yang diuji menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan seperti ditunjukkan pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Tempat dan Aktifitas Penelitian No Kegiatan Tempat Keterangan 1. Pengambilan data

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.1.1 Tempat Penelitian ini merupakan studi kasus di industry kelapa sawit, yaitu analisa kegagalan pada pipa header air umpan boiler di PKS Swasta. Tahapan

Lebih terperinci

A. Penelitian Lapangan

A. Penelitian Lapangan BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian adalah usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia (Suparmoko, 1991).

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Materi Penelitian Penelitian ini meneliti tentang perilaku sambungan interior balok-kolom pracetak, dengan benda uji balok T dan kolom persegi, serta balok persegi dan kolom

Lebih terperinci

Tutorial CATIA : Analisa Elemen Hingga (FEA) - seri 1

Tutorial CATIA : Analisa Elemen Hingga (FEA) - seri 1 Tutorial CATIA : Analisa Elemen Hingga (FEA) - seri 1 Agus Fikri Rosjadi agus.fikri@gmail.com http://agus-fikri.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di agus-fikri.blogspot.com dapat digunakan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 HASIL PERHITUNGAN DENGAN SUDUT KEMIRINGAN KEARAH DEPAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 HASIL PERHITUNGAN DENGAN SUDUT KEMIRINGAN KEARAH DEPAN 30 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 HASIL PERHITUNGAN DENGAN SUDUT KEMIRINGAN KEARAH DEPAN Tabel 4.2 Kapasitas beban angkat dengan variasi kemiringan sudut ke arah depan. Kemiringan Linde H25D No Sudut ke

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Speed bump (speed bump) atau disebut juga sebagai Alat Pembatas Kecepatan

PENDAHULUAN. Speed bump (speed bump) atau disebut juga sebagai Alat Pembatas Kecepatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Speed bump (speed bump) atau disebut juga sebagai Alat Pembatas Kecepatan adalah bagian jalan yang ditinggikan berupa tambahan aspal atau semen yang dipasang melintang

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan program AutoCAD, FreeCAD, dan LISA FEA. Penelitian ini menggunakan profil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lab. Mekanika Struktur Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung untuk mensimulasikan kemampuan tangki toroidal penampang

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER

KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER Halman 1, Moch. Agus Choiron 2, Djarot B. Darmadi 3 1-3 Program Magister Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR SPEED BUMP DENGAN CAMPURAN CONCRETE FOAM DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ANSYS

ANALISIS STRUKTUR SPEED BUMP DENGAN CAMPURAN CONCRETE FOAM DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ANSYS ANALISIS STRUKTUR SPEED BUMP DENGAN CAMPURAN CONCRETE FOAM DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ANSYS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARAGHI MUTTAQIN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Drainase Drainase secara umum didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu. Saluran

Lebih terperinci

Tutorial ANSYS Design Modeler

Tutorial ANSYS Design Modeler Tutorial ANSYS Design Modeler Feb 9 Posted by MechanicalBrothers Salah satu langkah dalam pemodelan masalah rekayasa menggunakan metode elemen hingga dengan ANSYS, adalah membangun bentuk geometri benda

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian, sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian bisa untuk dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Struktur Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. baseplate berdasarkan metode AISC- LRFD dan simulasi program ANSYS. Adapun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. baseplate berdasarkan metode AISC- LRFD dan simulasi program ANSYS. Adapun BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tugas akhir ini merupakan studi literatur untuk menghitung dimensi baseplate berdasarkan metode AISC- LRFD dan simulasi program ANSYS. Adapun langkah-langkah untuknya dijelaskan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013 ANALISIS SIMULASI STRUKTUR CHASSIS MOBIL MESIN USU BERBAHAN BESI STRUKTUR TERHADAP BEBAN STATIK DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ANSYS 14.5 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

Jurnal Teknika Atw 1

Jurnal Teknika Atw 1 PENGARUH BENTUK PENAMPANG BATANG STRUKTUR TERHADAP TEGANGAN DAN DEFLEKSI OLEH BEBAN BENDING Agung Supriyanto, Joko Yunianto P Program Studi Teknik Mesin,Akademi Teknologi Warga Surakarta ABSTRAK Dalam

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Analisa Tegangan dan Defleksi Pada Plat Dudukan Pemindah Transmisi Tipe Floor Shift Dengan Rib Atau Tanpa Rib. Yohanes, ST.

TUGAS AKHIR. Analisa Tegangan dan Defleksi Pada Plat Dudukan Pemindah Transmisi Tipe Floor Shift Dengan Rib Atau Tanpa Rib. Yohanes, ST. TUGAS AKHIR Analisa Tegangan dan Defleksi Pada Plat Dudukan Pemindah Transmisi Tipe Floor Shift Dengan Rib Atau Tanpa Rib PEMBIMBING Yohanes, ST. Msc SYAMSUL ARIF 2110 106 023 LATAR BELAKANG Kualitas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alas pada kapal, body pada mobil, atau kendaraan semacamnya, merupakan contoh dari beberapa struktur pelat. Pelat-pelat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. alas pada kapal, body pada mobil, atau kendaraan semacamnya, merupakan contoh dari beberapa struktur pelat. Pelat-pelat tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur pelat sering dijumpai sebagai dinding penyelubung rangka. Selubung atau cangkang dari pesawat terbang, dinding dan alas pada kapal, body pada mobil, atau kendaraan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PERANCANGAN DAN ANALISIS

BAB IV PROSES PERANCANGAN DAN ANALISIS BAB IV PROSES PERANCANGAN DAN ANALISIS 4.1 Proses Peraneangan Untuk proses peraneangan kanopi surya pada sepeda motor listrik ini dilakukan dengan tahapan yaitu : pembuatan konsep/desain, pembuatan gambar,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh III. METODE PENELITIAN Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh rumah tangga yaitu tabung gas 3 kg, dengan data: Tabung 3 kg 1. Temperature -40 sd 60 o C 2. Volume 7.3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik dan efisien. Pada industri yang menggunakan

Lebih terperinci

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods, III. METODELOGI Terdapat banyak metode untuk melakukan analisis tegangan yang terjadi, salah satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods, FEM). Metode elemen hingga adalah prosedur

Lebih terperinci

ANALISA TEGANGAN DAN DEFLEKSI PADA PELAT DUDUKAN PEMINDAH TRANSMISI TIPE FLOOR SHIFT DENGAN RIB DAN TANPA RIB

ANALISA TEGANGAN DAN DEFLEKSI PADA PELAT DUDUKAN PEMINDAH TRANSMISI TIPE FLOOR SHIFT DENGAN RIB DAN TANPA RIB 1 ANALISA TEGANGAN DAN DEFLEKSI PADA PELAT DUDUKAN PEMINDAH TRANSMISI TIPE FLOOR SHIFT DENGAN RIB DAN TANPA RIB Syamsul Arif, Yohanes Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL

Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL» Oleh : Rahmad Hidayat 2107100136» Dosen Pembimbing : Dr.Ir.Agus Sigit Pramono,DEA

Lebih terperinci

ANALISA KONSTRUKSI DAN PERECANAAN MULTIPLE FIXTURE

ANALISA KONSTRUKSI DAN PERECANAAN MULTIPLE FIXTURE ANALISA KONSTRUKSI DAN PERECANAAN MULTIPLE FIXTURE Richy Dwi Very Sandy 2106.100.085 Dosen Pembimbing: Ir. Sampurno, MT Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV 3.1 Metodologi Optimasi Desain Tabung COPV Pada tahap proses mengoptimasi desain tabung COPV kita perlu mengidentifikasi masalah terlebih dahulu, setelah itu melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Penggunaan program PLAXIS untuk simulasi Low Strain Integrity Testing pada dinding penahan tanah akan dijelaskan pada bab ini, tentunya dengan acuan tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya teknologi yang ditemukan dalam segala hal bertujuan untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas dari manusia yang semakin

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR: ANALISA STRUKTUR RANGKA SEPEDA FIXIE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Andra Berlianto ( )

SIDANG TUGAS AKHIR: ANALISA STRUKTUR RANGKA SEPEDA FIXIE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Andra Berlianto ( ) SIDANG TUGAS AKHIR: ANALISA STRUKTUR RANGKA SEPEDA FIXIE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Andra Berlianto (2107 100 161) Abstrak Kekuatan rangka merupakan hal utama yang harus diperhatikan dalam

Lebih terperinci

Pembuatan dan Uji Karakteristik Material Beton Ringan (Concrete Foam) yang Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Akibat Beban Statik

Pembuatan dan Uji Karakteristik Material Beton Ringan (Concrete Foam) yang Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Akibat Beban Statik Pembuatan dan Uji Karakteristik Material Beton Ringan (Concrete Foam) yang Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Akibat Beban Statik SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014 ANALISIS RESPON SPEED BUMP DARI BAHAN CONCRETE FOAM DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) YANG DIKENAI BEBAN IMPAK JATUH BEBAS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI ELEMEN HINGGA KEKUATAN CRANE HOOK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SUMBER TERBUKA

ANALISIS SIMULASI ELEMEN HINGGA KEKUATAN CRANE HOOK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SUMBER TERBUKA ANALISIS SIMULASI ELEMEN HINGGA KEKUATAN CRANE HOOK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SUMBER TERBUKA SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik GUNAWAN NIM.

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : ANALISIS SIMULASI PENGARUH SUDUT CETAKAN TERHADAP GAYA DAN TEGANGAN PADA PROSES PENARIKAN KAWAT TEMBAGA MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 8.0 I Komang Astana Widi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN LABORATORIUM DAN PEMODELAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN LABORATORIUM DAN PEMODELAN METODE ELEMEN HINGGA BAB III PROSEDUR PENGUJIAN LABORATORIUM DAN PEMODELAN METODE ELEMEN HINGGA 3.1 BTPTP Proses pembuatan campuran BTPTP untuk pengujian menggunakan campuran pasir,semen, dan air dengan perbandingan 7:1:1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Pada penelitian ini digunakan jenis pendekatan eksperimen desain dengan menggunakan bantuan software yang dapt mensimulasikan pengujian analisis beban statis

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata Satu Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Bab II STUDI PUSTAKA

Bab II STUDI PUSTAKA Bab II STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian Sambungan, dan Momen 1. Sambungan adalah lokasi dimana ujung-ujung batang bertemu. Umumnya sambungan dapat menyalurkan ketiga jenis gaya dalam. Beberapa jenis sambungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Polisi tidur (speed bump) atau disebut juga sebagai alat pengurang kecepatan adalah bagian jalan yang ditinggikan berupa tambahan aspal atau semen yang dipasang melintang

Lebih terperinci

SIMULASI TEGANGAN PADA HELM INDUSTRI DARI BAHAN KOMPOSIT GFRP YANG MENDAPAT TEGANGAN INSIDEN SEBESAR 24,5 MPa

SIMULASI TEGANGAN PADA HELM INDUSTRI DARI BAHAN KOMPOSIT GFRP YANG MENDAPAT TEGANGAN INSIDEN SEBESAR 24,5 MPa SIMULASI TEGANGAN PADA HELM INDUSTRI DARI BAHAN KOMPOSIT GFRP YANG MENDAPAT TEGANGAN INSIDEN SEBESAR 24,5 MPa M. Rafiq Yanhar Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, UISU Abstrak Penelitian ini mengetengahkan

Lebih terperinci

SIMULASI PEMBEBANAN IMPAK PADA HELMET SEPEDA MATERIAL KOMPOSIT BUSA POLIMER DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SKRIPSI

SIMULASI PEMBEBANAN IMPAK PADA HELMET SEPEDA MATERIAL KOMPOSIT BUSA POLIMER DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SKRIPSI SIMULASI PEMBEBANAN IMPAK PADA HELMET SEPEDA MATERIAL KOMPOSIT BUSA POLIMER DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Tekni

Lebih terperinci

Analisis Kekuatan dan Deformasi Piston Mesin Bensin-Bio Etanol dan Gas dengan Injeksi Langsung untuk Kendaraan Nasional dengan Simulasi Numerik

Analisis Kekuatan dan Deformasi Piston Mesin Bensin-Bio Etanol dan Gas dengan Injeksi Langsung untuk Kendaraan Nasional dengan Simulasi Numerik Analisis Kekuatan dan Deformasi Piston Mesin Bensin-Bio Etanol dan Gas dengan Injeksi Langsung untuk Kendaraan Nasional dengan Simulasi Numerik Oleh : Moch. Wahyu Kurniawan 219172 Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA Jatmoko Awali, Asroni Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara No. 116 Kota Metro E-mail : asroni49@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menguntungkan sampai 40%, gundukan melintang berupa peninggian sebagaian. antaranya; speed bump, speed hump, dan speed table.

BAB 1 PENDAHULUAN. menguntungkan sampai 40%, gundukan melintang berupa peninggian sebagaian. antaranya; speed bump, speed hump, dan speed table. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polisi tidur merupakan bagian dari rekayasa lalu lintas yang berfungsi sebagai alat pengendali kecepatan lalu lintas untuk menurunkan kecepatan pada daerah yang memiliki

Lebih terperinci

SIMULASI DINAMIK STIK GOLF WILSON MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 14.0 SKRIPSI

SIMULASI DINAMIK STIK GOLF WILSON MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 14.0 SKRIPSI SIMULASI DINAMIK STIK GOLF WILSON MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 14.0 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik AHMAD FAIZ RAMADHAN HASIBUAN 070401003 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Stabilitas Lereng Pada permukaan tanah yang miring, komponen gravitasi cenderung untuk menggerakkan tanah ke bawah. Jika komponen gravitasi sedemikian besar sehingga perlawanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. juta ton berat basah per tahun. PT. Perkebunan Nusantara III (PTPN-III) sendiri

BAB 1 PENDAHULUAN. juta ton berat basah per tahun. PT. Perkebunan Nusantara III (PTPN-III) sendiri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tandan kosong kelapa sawit (TKKS), sebagai limbah dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) jumlahnya cukup banyak, yaitu 1,9 juta ton berat kering atau setara 4 juta ton berat

Lebih terperinci

tugas akhir Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2012

tugas akhir Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2012 tugas akhir Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2012 Latar Belakang suasana yang tidak kondusif membutuhkan tindakan protektif lebih ditingkatkan Dibutuhkan material pelindung tahan beban

Lebih terperinci

Tutorial SolidWorks : Analisa tegangan dengan COSMOSXpress (seri 1)

Tutorial SolidWorks : Analisa tegangan dengan COSMOSXpress (seri 1) Tutorial SolidWorks : Analisa tegangan dengan COSMOSXpress (seri 1) Agus Fikri Rosjadi agus.fikri@gmail.com http://agus-fikri.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di agus-fikri.blogspot.com dapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN MODEL

BAB IV PEMBUATAN MODEL BAB IV PEMBUATAN MODEL 4.1. Pembuatan Model Geometri Untuk menganalisa dengan menggunakan metode elemen hingga hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat model geometri dari vessel tersebut terlebih

Lebih terperinci

Jl. Banyumas Wonosobo

Jl. Banyumas Wonosobo Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-Gorong Jl. Banyumas Wonosobo Oleh : Nasyiin Faqih, ST. MT. Engineering CIVIL Design Juli 2016 Juli 2016 Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-gorong

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER KOMARA SETIAWAN NRP. 0421042 Pembimbing : Anang Kristanto, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

Fransiskus Kaverius Barus 1, Tugiman 2 1,2. Jurusan Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik Harapan

Fransiskus Kaverius Barus 1, Tugiman 2 1,2. Jurusan Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik Harapan SIMULASI IMPACT PADA FRONT BUMPER IMPACT BAR (CHASSIS PELINDUNG DEPAN) YANG DIGUNAKAN PADA KENDARAAN FORD EVEREST DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 14,5 Fransiskus Kaverius Barus 1, Tugiman 2 1,2 Jurusan

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS DAFTAR SIMBOL BJ : Berat Jenis ρ : Berat Jenis (kg/cm 3 ) m : Massa (kg) d : Diameter Kayu (cm) V : Volume (cm 3 ) EMC : Equilibrium Moisture Content σ : Stress (N) F : Gaya Tekan / Tarik (N) A : Luas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Komposit adalah bahan yang terbentuk apabila dua atau lebih komponen yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Komposit adalah bahan yang terbentuk apabila dua atau lebih komponen yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Komposit Komposit adalah bahan yang terbentuk apabila dua atau lebih komponen yang berlainan digabung (Kroschwitz, 1987). K.Van Rijswijk et.al dalam bukunya Natural Fibre

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL ELEMEN HINGGA

BAB 3 MODEL ELEMEN HINGGA BAB 3 MODEL ELEMEN HINGGA Bab 3 Model Elemen Hingga Pemodelan numerik tumbukan tabung bujursangkar dilakukan dengan menggunakan LS-Dyna. Perangkat lunak ini biasa digunakan untuk mensimulasikan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEMPAT TIDUR PASIEN BERBAHAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN CAD. Jl. Grafika No.2, Yogyakarta

PERANCANGAN TEMPAT TIDUR PASIEN BERBAHAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN CAD. Jl. Grafika No.2, Yogyakarta PERANCANGAN TEMPAT TIDUR PASIEN BERBAHAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN CAD Fitroh Anugrah Kusuma Yudha 1*, Suyitno 2 1 Program Pascasarjana Jurusan Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada Bener Tr IV No79 Rt/Rw 06/02,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan Sistem Perpipaan Berikut adalah diagram alir perancangan, pembentukan geometri, pemodelan, dan analisa sistem perpipaan. Gambar 3.1 Diagram

Lebih terperinci

SIMULASI DINAMIK STIK GOLF REDESAIN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 14.0 SKRIPSI

SIMULASI DINAMIK STIK GOLF REDESAIN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 14.0 SKRIPSI 5 SIMULASI DINAMIK STIK GOLF REDESAIN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 14.0 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ZULFRIEND IRWANTO MANRU 070401033 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Analisis Tegangan Plat Penghubung Bucket Elevator Menggunakan Metode Elemen Hingga. Ully Muzakir 1 ABSTRAK

Analisis Tegangan Plat Penghubung Bucket Elevator Menggunakan Metode Elemen Hingga. Ully Muzakir 1 ABSTRAK Analisis Tegangan Plat Penghubung Bucket Elevator Menggunakan Metode Elemen Hingga Ully Muzakir 1 ABSTRAK Penggunaan baja sebagai bahan konstruksi sangat banyak ditemukan terutama untuk konstruksi yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemodelan Benda Uji pada Program AutoCAD 1. Penamaan Benda Uji Variasi yang terdapat pada benda uji meliputi diameter lubang, sudut lubang, jarak antar lubang, dan panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien.pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian. dari sistem kerja dari alat yang akan digunakan seperti yang ada

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien.pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian. dari sistem kerja dari alat yang akan digunakan seperti yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik dan efisien.pada industri yang menggunakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI BAB I.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI BAB I. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 3 1.3 Tujuan Penelitian 4

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA EXCAVATOR BUCKET TEETH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA EXCAVATOR BUCKET TEETH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA C.7 ANALISIS PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA EXCAVATOR BUCKET TEETH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Sumar Hadi Suryo 1, Hendrawan Surya Hadijaya 2, Moch. Fihki Fahrizal 3 Department

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTURAL PERFORMA CHASSIS SAPUANGIN SPEED Oleh : Muhammad Fadlil Adhim

ANALISIS STRUKTURAL PERFORMA CHASSIS SAPUANGIN SPEED Oleh : Muhammad Fadlil Adhim ANALISIS STRUKTURAL PERFORMA CHASSIS SAPUANGIN SPEED 2013 Oleh : Muhammad Fadlil Adhim 2110100703 Latar Belakang Partisipasi ITS Team Sapuangin di ajang Student Formula Japan 2013 BAGIAN YANG ENGINE MENENTUKAN

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN LABORATORIUM DAN PEMODELAN DENGAN FINITE ELEMEN METHOD. Gambar 3.1 Proses pencampuran bahan BTPTP pada mesin pengaduk

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN LABORATORIUM DAN PEMODELAN DENGAN FINITE ELEMEN METHOD. Gambar 3.1 Proses pencampuran bahan BTPTP pada mesin pengaduk BAB III PROSEDUR PENGUJIAN LABORATORIUM DAN PEMODELAN DENGAN FINITE ELEMEN METHOD 3.1 Batako Tanpa Plester dan Tanpa Perekat (BTPTP) Proses pembuatan campuran BTPTP untuk pengujian menggunakan campuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam proses manufaktur. Dimana aplikasinya sangat luas seperti dijumpai pada aplikasi-aplikasi struktur,

Lebih terperinci

OLEH : NATAN HENRI SOPLANTILA NRP.

OLEH : NATAN HENRI SOPLANTILA NRP. SIDANG TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh Tekanan Hidrostatik pada Material Komposit dengan Ratio Perbandingan 60 % Carbon Fibre 40% Epoxy yang Dipadukan dengan Metal Liner pada Bagian Hull AUV ITS 01b OLEH

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar LAMPIRAN A Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar LAMPIRAN B Tabel B-1 Analisa Rangkaian Lintas Datar 80 70 60 50 40 30 20 10 F lokomotif F gerbong v = 60 v = 60 1 8825.959 12462.954 16764.636 22223.702 29825.540

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI LEMBAR PERYATAAN ORIGINALITAS LAPORAN LEMBAR PERSEMBAHAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

Sumber :

Sumber : Sepeda motor merupakan kendaraan beroda dua yang ditenagai oleh sebuah mesin. Penggunaan sepeda motor di Indonesia sangat populer karena harganya yang relatif murah. Sumber : http://id.wikipedia.org Rachmawan

Lebih terperinci

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-1 Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna Muhammad Ihsan dan I Made Londen Batan Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan perilaku struktur bambu akibat beban rencana. Pengujian menjadi penting karena bambu merupakan material yang tergolong

Lebih terperinci

ANALISA PERKIRAAN UMUR PADA CROSS DECK KAPAL IKAN KATAMARAN 10 GT MENGGUNAKAN METODE FRACTURE MECHANICS BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA PERKIRAAN UMUR PADA CROSS DECK KAPAL IKAN KATAMARAN 10 GT MENGGUNAKAN METODE FRACTURE MECHANICS BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA LOGO ANALISA PERKIRAAN UMUR PADA CROSS DECK KAPAL IKAN KATAMARAN 10 GT MENGGUNAKAN METODE FRACTURE MECHANICS BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA Erik Sugianto (4108 100 094) Dosen Pembimbing: Dony Setyawan ST

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Hal yang paling dasar dalam pemodelan sebuah komponen (part) adalah pembuatan

III. METODE PENELITIAN. Hal yang paling dasar dalam pemodelan sebuah komponen (part) adalah pembuatan 20 III. METODE PENELITIAN A. Pemodelan Hal yang paling dasar dalam pemodelan sebuah komponen (part) adalah pembuatan sketsa 2D, karena dari sketsa 2D inilah nantinya akan dihasilkan bentuk 3D. 1. Sketsa

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu (Askeland, 1985). Hasil

Lebih terperinci

ANALISIS KEKUATAN VELG CAST WHEEL SEPEDA MOTOR DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS KEKUATAN VELG CAST WHEEL SEPEDA MOTOR DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA ANALISIS KEKUATAN VELG CAST WHEEL SEPEDA MOTOR DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA Andi Husni Irawan 1), R.Bagus Suryasa Majanasastra 2), R. Hengki Rahmanto 3) 1) Program Studi Teknik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

Lebih terperinci

MODIFIKASI DESAIN RANGKA SANDARAN KURSI PADA PERANGKAT RENOGRAF TERPADU

MODIFIKASI DESAIN RANGKA SANDARAN KURSI PADA PERANGKAT RENOGRAF TERPADU MODIFIKASI DESAIN RANGKA SANDARAN KURSI PADA PERANGKAT RENOGRAF TERPADU Muhammad Awwaluddin, Tri Hardjanto, Sanda, Joko Sumanto, Benar Bukit PRFN BATAN, Kawasan Puspiptek Gd 71, Tangerang Selatan - 15310

Lebih terperinci

B. Peralatan penelitian

B. Peralatan penelitian BAB IV METODOLOGI PENELITIAN METODELOGI PENELITIAN A. Materi penelitian Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sistem struktur portal rangka baja yang pada awalnya tanpa menggunakan pengikat

Lebih terperinci

Oleh: Bayu Wijaya Pembimbing: Dr. Ir. Agus Sigit Pramono, DEA

Oleh: Bayu Wijaya Pembimbing: Dr. Ir. Agus Sigit Pramono, DEA Oleh: Bayu Wijaya 2108100707 Pembimbing: Dr. Ir. Agus Sigit Pramono, DEA Latar Belakang Perumusan Masalah Bentuk, ukuran, dan material dari dudukan winch agar aman saat menarik beban. Bentuk, ukuran, dan

Lebih terperinci

Kita akan menyelesaikan permasalahan struktur kuda-kuda berikut, Panjang Bentang = 10 meter; Tinggi = 3m.

Kita akan menyelesaikan permasalahan struktur kuda-kuda berikut, Panjang Bentang = 10 meter; Tinggi = 3m. BELAJAR SAP 2000 (Ref : Struktur 2D & 3D dengan SAP 2000, Handi Pramono, disadur ulang dengan penambahan keterangan oleh penyusun dengan menggunakan SAP 2000 ver 9,03 untuk latihan) Penyusun : MUHAMMAD

Lebih terperinci

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-168 Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut Musfirotul Ula, Irfan Syarief Arief, Tony Bambang

Lebih terperinci

ANALISA KEKUATAN MATERIAL PADA PROSTHESIS TOTAL KNEE JOINT REPLACEMENT

ANALISA KEKUATAN MATERIAL PADA PROSTHESIS TOTAL KNEE JOINT REPLACEMENT TUGAS AKHIR TM 091486 ANALISA KEKUATAN MATERIAL PADA PROSTHESIS TOTAL KNEE JOINT REPLACEMENT Disusun oleh : ADINDA DWI RISAFITRI NRP. 2016.100.056 Dosen Pembimbing : Ir. YUSUF KAELANI, M.Sc.E 1 P E N D

Lebih terperinci

ANALISIS TEGANGAN PADA RANGKA MOBIL BOOGIE

ANALISIS TEGANGAN PADA RANGKA MOBIL BOOGIE Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 008) Auditorium Universitas Gunadarma, Depok, 0-1 Agustus 008 ISSN : 1411-686 ANALISIS TEGANGAN PADA RANGKA MOBIL BOOGIE 1 Mohamad

Lebih terperinci

ANALISIS TEGANGAN STATIK PADA UNIT SQUARE END A-JACK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS TEGANGAN STATIK PADA UNIT SQUARE END A-JACK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISIS TEGANGAN STATIK PADA UNIT SQUARE END A-JACK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Isriyanda Dwiprawira dan Harman Ajiwibowo, Ph.D Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA CHRYSSE WIJAYA L2E604271

TUGAS SARJANA CHRYSSE WIJAYA L2E604271 TUGAS SARJANA PERBANDINGAN BESARNYA SUDUT SPRINGBACK PADA PROSES PENEKUKAN BERDASARKAN HASIL PENGUJIAN TEKUK, PERHITUNGAN TEORITIS DAN SIMULASI PROGRAM ANSYS 9.0 PADA STAINLESS STEEL Diajukan sebagai salah

Lebih terperinci

Perancangan Tire Blast Cover Sebagai Alat Pengaman Bagi Pekerja Dalam Proses Pengisian Ban Angin Head Truck di Perusahaan Jasa Maintenance Alat Berat

Perancangan Tire Blast Cover Sebagai Alat Pengaman Bagi Pekerja Dalam Proses Pengisian Ban Angin Head Truck di Perusahaan Jasa Maintenance Alat Berat Perancangan Tire Blast Cover Sebagai Alat Pengaman Bagi Pekerja Dalam Proses Pengisian Ban Angin Head Truck di Perusahaan Jasa Maintenance Alat Berat Muhammad Hamzah Habbiburrahman Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Kecepatan arus ( m/s) 0,6 1,2 1,6 1,8. Data kecepatan arus pada musim Barat di Bulan Desember dapt dilihat dari tabel di bawah.

BAB IV ANALISA DATA. Kecepatan arus ( m/s) 0,6 1,2 1,6 1,8. Data kecepatan arus pada musim Barat di Bulan Desember dapt dilihat dari tabel di bawah. BAB IV ANALISA DATA 4.1 Umum Pada bab ini menguraikan langkah-langkah dalam pengolahan data-data yang telah didapatkan sebelumnya. Data yang didapatkan, mewakili keseluruhan data sistem yang digunakan

Lebih terperinci

STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR

STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Desain dan Simulasi Frame dan Bodi Kendaraan Konsep Urban Menggunakan Software CAD

Desain dan Simulasi Frame dan Bodi Kendaraan Konsep Urban Menggunakan Software CAD Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Desain dan Simulasi Frame dan Bodi Kendaraan Konsep Urban Menggunakan Software *Agus Mukhtar, Yuris Setyoadi, Aan Burhanuddin Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN 24 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Persiapan Memasuki tahap persiapan ini disusun hal-hal penting yang harus dilakukan dalam rangka penulisan tugas akhir ini. Adapun tahap persiapan ini meliputi hal-hal sebagai

Lebih terperinci