BAB 1 PENDAHULUAN. disampaikan bisa melalui gestur, ekspresi, dan dialog. Setiap dialog yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. disampaikan bisa melalui gestur, ekspresi, dan dialog. Setiap dialog yang"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah media komunikasi massa yang relatif mudah diterima oleh masyarakat. Perpaduan suara dan gambar yang disajikan dapat memudahkan pembuat film dalam menyampaikan pesan kepada penontonnya. Pesan yang disampaikan bisa melalui gestur, ekspresi, dan dialog. Setiap dialog yang dilakukan oleh para tokoh tidak lepas dari aspek komunikasi. Komunikasi interpersonal adalah bagian terkecil dari komunikasi yang biasanya dalam sebuah film disebut dialog (Ismail, 1983). Dialog yang dilakukan para tokoh dalam sebuah film berfungsi sebagai penghubung antara cerita dan tokoh. Dialog merupakan sarana penyampaian informasi berupa pikiran, maksud, dan perasaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dialog tokoh digunakan untuk mengekspresikan sebuah maksud dan tujuan yang didukung oleh konteks tuturan. Film Ernest & Célestine adalah film animasi Prancis yang diproduksi pada tahun 2012 dan disutradarai oleh Stéphane Aubier, Vincent Patar dan Benjamin Renner. Film ini merupakan film yang diadaptasi dari serial buku cerita anak-anak oleh Gabriel Vincent dengan judul yang sama. Film tersebut bercerita tentang kisah tikus dan beruang yang menjadi sahabat karena sama-sama menjadi pelaku pencurian. Mereka memutuskan untuk tinggal bersama dalam rangka bersembunyi dari kejaran polisi. Mereka berusaha membela satu sama lain karena 1

2 adanya permasalahan sosial yang terjadi di sekitar mereka. Permasalahan sosial tersebut adalah belum diterimanya pertemanan antara tikus dan beruang karena masih dianggap tidak sesuai dengan yang dianggap masyarakat normal. Film ini termasuk film animasi yang diminati banyak orang. Film ini juga banyak memenangkan penghargaan 1, seperti Cannes Film Festival 2012, Dubai International Film Festival 2012, Los Angeles Film Critics Association Awards 2013, dan masih banyak lagi. Film tersebut juga masuk sebagai nominasi pada penghargaan Oscar dalam kategori Best Animated Feature Film of The Year. Alasan peneliti memilih film Ernest & Célestine sebagai objek material penelitian adalah dialog tokoh dalam film tersebut berupa dialog yang ditujukan untuk anak-anak karena berupa ujaran yang sederhana, tetapi di lain sisi memiliki makna mendalam yang dapat dimengerti oleh orang dewasa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini guna memberikan pemahaman mengenai jenis dan penggunaan tindak tutur dalam dialog film yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan kajian pragmatik tindak tutur untuk meneliti makna dialog atau tuturan yang terikat konteks. Tindak tutur adalah perilaku berbahasa seseorang yang berupa tindak ujaran dalam situasi ujaran tertentu (Ibrahim, 1993). Peneliti berusaha memaparkan tuturan-tuturan sederhana dalam dialog antartokoh seperti kalimat yang hanya digunakan untuk sopan santun, kalimat yang memiliki maksud tertentu, dan bahkan kalimat-kalimat yang dapat memengaruhi lawan tutur. Berikut merupakan beberapa contoh tuturan: 1 2

3 Konteks tuturan berikut dituturkan oleh ibu beruang yang terjadi di kamar anak beruang pada malam hari ketika anak beruang akan segera tidur. Kemudian ibu beruang berteriak karena melihat seekor tikus di kamar anaknya. Dalam adegan berikut terdapat interaksi antara ayah beruang dan anak beruang. (1) Maman d ours: Une souris! (00:12:02) Ibu Beruang: Tikus! Sang ibu beruang berusaha menginformasikan kepada ayah beruang dengan tujuan agar ayah beruang mengejar tikus tersebut dan mengusirnya keluar dari rumahnya. Tuturan tersebut mengandung dua jenis tindak tutur sekaligus, yaitu tuturan dengan maksud agar lawan tutur memahami tuturan tersebut dan melakukan tindakan sesuai situasi tutur yang diinginkan oleh penutur. Tuturan tersebut memiliki keberhasilan perlokusi dan dapat dibuktikan dengan munculnya tindakan yang dilakukan oleh lawan tutur. Tindakan tersebut merupakan efek dari tuturan yang dihasilkan oleh penutur. Adapun tindakan yang dilakukan adalah mengusir tikus yang dimaksud oleh penutur. Oleh karena itu, tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi dan perlokusi. Pada data berikut ini, tuturan terjadi ketika Célestine dan temannya sedang menunggu panggilan. Tikus kecil tersebut duduk di sebelah Célestine dan tibatiba mengenduskan hidungnya dan berkata; (2) Ça sent la poubelle, ici, non? ( ) Seperti bau sampah disini, ya? Dari tuturan tersebut penutur berusaha mengutarakan tuturannya dengan gestur tertentu untuk menyindir lawan tutur yang bau. Salah satu karakter tindak tutur ilokusi adalah penutur mengucapkan suatu tuturan dengan disertai sebuah 3

4 tindakan. Tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi. Selain itu, dalam sebuah konteks, dapat pula terjadi keberhasilan tindak perlokusi setelah lawan tutur terkena efek dari tuturan tersebut. Efek yang dihasilkan bisa berupa tindakan, pikiran, atau pun perasaan. Dari tuturan tersebut, efek yang ditimbulkan adalah lawan tutur kemudian menjauhi penutur karena merasa tersindir dengan tuturan tersebut. Tuturan yang memiliki daya untuk mempengaruhi atau menghasilkan efek tertentu merupakan salah satu karakteristik dari tindak tutur perlokusi. Oleh karena itu, tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi dan perlokusi. Berbeda dengan data berikut, konteks tuturan ini terjadi ketika Ernest sedang sendirian dan berteriak sambil mengatakan bahwa ia lapar. (3) Ernest : J ai faim! (00:16:04) Ernest : Aku lapar! Secara konteks ia tidak ada maksud atau tujuan apa pun karena penutur hanya sedang mengekspresikan apa yang ia rasakan, yaitu lapar. Tuturan tersebut mempunyai arti literal. Menurut Austin, tuturan yang memiliki maksud sesuai dengan tuturannya termasuk dalam karakteristik tindak tutur lokusi. Oleh karena itu, tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur lokusi. Tuturan selanjutnya terjadi ketika Ernest, seekor beruang besar, sedang kelaparan dan menemukan burung hinggap di jendelanya. Ia berusaha menangkapnya dengan pelan-pelan mendekati burung tersebut sambil berkata; (4) Gentil pioupiou, viens ici. Mon petit pioupiou, viens ici. Mon petit pioupiou. ( ) Kemarilah burung kecil... Kemarilah burung kecilku 4

5 Demikian dengan data berikut ini, tuturan di atas menjelaskan adanya karakteristik tindak tutur ilokusi, tetapi berbeda dengan data no 1 dan 2 yang menunjukkan adanya tindak ilokusi karena verba atau tuturan yang mengandung perintah. Tuturan tersebut merupakan tuturan yang didukung dengan adanya suatu tindakan. Penutur tidak secara langsung menyuruh burung tersebut untuk datang menghampirinya. Dalam tuturan tersebut, penutur melakukan suatu tindakan dalam menuturkan sesuatu. Tuturan yang didukung dengan adanya tindakan merupakan salah satu karakteristik tindak tutur ilokusi. Tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi. Keempat contoh tuturan di atas menunjukkan adanya jenis-jenis tindak tutur dalam film yang akan digunakan sebagai data yang kemudian akan dianalisis sesuai dengan konteks dan permasalahan yang ada. 1.2 Rumusan Masalah Berbagai macam tindak tutur ditemukan dalam dialog film yang didukung dengan latar belakang dan konteks tuturan yang berbeda. Oleh karena itu, peneliti menemukan rumusan permasalahan sebagai berikut: Jenis tindak tutur apa saja yang terdapat dalam film Ernest & Célestine dan bagaimana penggunaannya? Serta tindak tutur manakah yang terlihat paling berperan dari ketiga jenis tersebut. 1.3 Tujuan Penelitian 5

6 Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, dapat dituliskan bahwa tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah memaparkan penggunaan tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi, serta sehubungan dengan hal tersebut akan diketahui tindak tutur manakah yang paling berperan dalam film Ernest & Célestine. 1.4 Tinjauan Pustaka Penelitian dengan membahas suatu masalah melalui pendekatan pragmatik sebelumnya pernah dilakukan dengan judul Intonasi Dialog Dalam Film Intouchables oleh Kirana G. L. Hernanda, Sastra Prancis UGM, pada tahun Penelitian tersebut menggunakan teori tindak tutur dalam memaparkan konteks dan makna intonasi yang digunakan dalam film Intouchables. Dalam penelitian tersebut, dijelaskan bahwa tindak tutur memiliki tindak verbal dan makna lain terkait dengan konteks yang bersangkutan. Pada tahun 2012, penelitian tentang tindak tutur pada film juga dilakukan oleh Mayasita Nurul Aini dalam tesisnya yang berjudul Tindak Tutur Direktif Bahasa Inggris Dalam Transkrip Dialog Film Nanny McPhee (Kajian Pragmatik) 2. Penelitian tersebut membahas tentang jenis tindak tutur direktif dan mendeskripsikan makna dari tindak tutur direktif tersebut, serta menjelaskan faktor munculnya tindak tutur direktif tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah tindak tutur direktif yang digunakan dalam berkomunikasi menunjukkan adanya tindak tutur langsung dan tidak langsung yang penggunaannya dengan modus kalimat imperatif, deklaratif dan interogatif. 2 ew&typ=html&buku_id=56116&obyek_id=4 6

7 Selanjutnya ada penelitian yang ditulis oleh Swesti Intan Pramesti tahun 2013 yang berjudul Tindak Tutur Representatif Dalam Film Le Fabuleux Destin d Amelie Poulain Karya Jean Pierre Jeunet dan Guillaume Laurant 3 yang membahas tentang jenis-jenis dan fungsi tindak tutur representatif dalam film Le Fabuleux Destin d Amelie Poulain karya Jean Pierre Jeunet dan Guillaume Laurant, dengan menggunakan semua tuturan yang mengandung tindak tutur representatif yang terdapat dalam film Le Fabuleux Destin d Amelie Poulain sebagai objek penelitian. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat jenis tindak tutur representatif beserta fungsinya dalam film Le Fabuleux Destin d Amelie Poulain, yang kemudian menjelaskan bahwa tuturan representatif dalam film Le Fabuleux Destin d Amelie Poulain menunjukkan penggunaan tuturan untuk menginformasikan suatu hal kepada mitra tutur. Penelitian selanjutnya pada tahun 2016 merupakan skripsi dari Vinesya Rara Pradhipta, mahasiswa Sastra Prancis, yang berjudul Lirik Lagu Quand C est? Karya Stromae: Analisis Pragmatik 4, membahas tentang penggunaan konteks pada lirik lagu Prancis dengan judul tersebut. Tujuan dari penelitian tersebut adalah mengetahui konteks tindak tutur secara situasional, pengetahuan latar belakang dan ko-teks, serta untuk mengetahui maksud tindak tutur yang digunakan oleh Stromae, penulis lirik lagu. Hasil dari penelitian tersebut adalah peneliti dapat memaparkan pesan yang terdapat dalam lirik lagu tersebut yang banyak menggunakan perumpamaan-perumpamaan dalam bahasa Prancis

8 Terdapat beberapa keterkaitan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, diantaranya adalah penggunaan film sebagai data yang dianalisis dengan pendekatan pragmatik tindak tutur. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini membahas tentang bagaimana tindak tutur yang ditemukan dalam percakapan sehari-hari berdasarkan film Ernest et Celestine, sedangkan penelitian sebelumnya belum membahas hal tersebut. Oleh karena itu penelitian ini perlu dilakukan untuk memperluas wawasan di bidang pragmatik, khususnya tindak tutur pada film. 1.5 Landasan Teori Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai teori yang akan digunakan untuk menganalisis objek material penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kajian pragmatik. Menurut Geoffrey Leech dalam bukunya yang berjudul Prinsip-Prinsip Pragmatik (1993), pragmatik adalah studi mengenai makna ujaran dalam situasi-situasi tertentu. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan dalam komunikasi (Wijana,1996:1). Menurut Yule (1996), pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur dan ditafsirkan oleh pendengar. Studi pragmatik lebih banyak berhubungan dengan analisis tertentu mengenai apa yang dimaksudkan orang dengan tuturantuturannya. Menurut Wijana dalam buku Analisis Wacana Pragmatik Kajian Teori dan Analisis (2009:14-16), ada aspek-aspek makna yang harus dipertimbangkan 8

9 dalam studi pragmatik, yaitu penutur dan lawan tutur, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas, dan tuturan sebagai produk tindak verbal. Seperti yang sudah dijelaskan pada latar belakang, penggunaan bahasa dalam komunikasi akan menghasilkan tindak tutur. Menurut Chaer (2004:16), tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Tindak tutur mempunyai maksud dan fungsi tertentu. Maksud dan fungsi tuturan dapat dipahami melalui hubungan antara bahasa dan konteks yang melatarbelakangi. Menurut Searle dalam bukunya Speech Acts: An Essay in The Philosophy of Language (1969:23-24) mengemukakan bahwa secara pragmatis setidak-tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (ilocutionary act), dan tindak perlokusi (perlocutionary act). Ketiga jenis tindak tutur tersebut bisa ditemukan dalam semua wacana atau kalimat, tetapi hanya satu jenis tindak tutur saja yang paling dominan dari wacana tersebut.... a locutionary act, which is roughly equivalent to uttering a certain sentence with a certain sense and reference, which again is roughly equivalent to meaning in the traditional sense.... we also perform illocutionary acts such as informing, ordering, warning, undertaking, &c., i.e. utterance which have a certain (conventional) force.... we may also perform perlocutionary acts, what we bring about or achieve by saying something, such as convincing, persuading, deterring and even, say, surprising or misleading. (Austin, 1962: 108)... tindak lokusi, yang kira-kira setara dengan mengucapkan kalimat tertentu, yang setara dengan makna dalam maksud tradisional.... tindak ilokusi seperti menginformasikan, memerintah, peringatan, janji, dan lain-lain; yaitu tuturan yang memiliki daya tertentu....tindak perlokusi, apa yang kita dapat atau capai dengan mengatakan sesuatu, seperti meyakinkan, membujuk, menghalangi dan bahkan mengejutkan atau menyesatkan. 9

10 Menurut Jakobson (1963), fungsi bahasa yang merupakan komunikasi untuk sekedar mengadakan kontak antara penutur dan lawan tutur, yang berfungsi untuk menguatkan atau menjaga kontak langsung dengan orang lain merupakan fungsi fatik bahasa. Selain itu, tuturan yang hanya sekedar basa-basi atau sopan santun juga termasuk dalam fungsi fatik bahasa, seperti menyapa, berpamitan, menanyakan kabar atau menanyakan cuaca. Karakter dari fungsi fatik bahasa berhubungan dengan karakteristik tindak tutur lokusi. Menurut Austin (1962:94-107), tindakan menginformasikan dan menyatakan sesuatu disebut dengan tindak lokusi. Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu, yang disebut sebagai The Act of Saying Something (Searle, 1969: 23-24). Dalam tindak tutur lokusi ini dihasilkan serangkaian bunyi bahasa yang berarti sesuatu (Ibrahim, 1993:15). Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang relatif paling mudah untuk diidentifikasikan karena pengidentifikasiannya cenderung dapat dilakukan tanpa menyertakan konteks tuturan (Wijana, 2011: 22). Wujud tindak lokusi adalah tuturan-tuturan yang berisi pernyataan yang dituturkan sesuai dengan tuturannya. Tuturan yang diutarakan semata-mata untuk menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud dan tujuan tertentu. Contoh tuturan lokusi dalam bahasa Prancis apabila seseorang berkata: Il pleut Hujan Tuturan di atas menunjukkan bahwa penutur hanya menyatakan bahwa situasi sedang hujan. Kalimat tersebut menunjukkan informasi suatu situasi ujar tanpa ada maksud untuk mempengaruhi lawan tutur. Tuturan tersebut hanya 10

11 berfungsi sebagai informasi bahwa keadaan sedang hujan. Penutur bisa saja hanya menuturkan tuturan tersebut dalam situasi tidak ada siapapun disekitarnya. Selain itu tuturan tersebut dapat dikategorikan dalam fungsi fatik bahasa yang tuturannya hanya digunakan sebagai sopan santun atau basa-basi saja. Tindak ilokusi disebut sebagai The Act of Doing Something (Austin, 1962: ). Kalimat ilokusi cenderung tidak hanya digunakan untuk menginformasikan sesuatu, tetapi juga melakukan sesuatu sejauh situasi tuturnya dipertimbangkan secara seksama (Wijana, 1996:18). Menurut Leech (1993: 316), tindak ilokusi berarti melakukan tindakan dalam mengatakan sesuatu. Tindak ilokusi tidak mudah diidentifikasi karena berkaitan dengan siapa bertutur, kepada siapa, kapan dan di mana tindak tutur dilakukan. Sedangkan menurut Austin, tindak ilokusi adalah tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi atau daya ujar. Tindak ilokusi dapat diidentifikasi sebagai tindak tutur yang berfungsi untuk menginformasikan dan melakukan sesuatu. Tindak ini dilakukan dengan menuturkan sebuah tuturan yang memiliki daya (paksaan tertentu yang menampilkan fungsi tuturan sesuai konteks tuturan tersebut, seperti memberitahu, memerintah, melarang, dsb. Konteks memiliki peran yang penting dalam tindak ilokusi. Tindak ilokusi ini merupakan bagian yang penting dalam memahami tindak tutur (Wijana, 2011: 24). Contoh dari tindak tutur ilokusi adalah sebagai berikut: We find the defendant guilty Kami nyatakan terdakwa bersalah (Yule, 2006:92) Konteks dari tuturan di atas adalah seorang hakim sedang mengetukkan palu di dalam persidangan sebagai tanda bahwa ia telah memberikan keputusan 11

12 kepada seorang terdakwa. Tuturan di atas termasuk dalam tindak ilokusi karena penutur menyatakan bahwa terdakwa bersalah dan akan diberikan hukuman disertai dengan tindakannya mengetuk palu hukum bahwa keputusan sudah ditetapkan. Tindak perlokusi adalah tindak tutur yang pengujarannya dimaksudkan untuk mempengaruhi mitra tutur (Rustono, 1999:38). Tindak perlokusi disebut dengan The Act of Affecting Someone, yang merupakan tindakan memberikan pengaruh kepada mitra tutur atau menghendaki adanya hasil atau efek dari mitra tutur. Efek tersebut bisa terjadi karena kesengajaan ataupun ketidaksengajaan dari penutur. Menurut Tarigan (1987:35), ujaran yang diucapkan penutur bukan hanya peristiwa ujar yang terjadi dengan sendirinya, tetapi merupakan ujaran yang diujarkan mengandung maksud dan tujuan tertentu yang dirancang untuk menghasilkan efek, pengaruh atau akibat terhadap lingkungan mitra tutur atau penyimak. Pengaruh yang dihasilkan bisa berupa perasaan, pikiran, tindakan, ataupun ucapan. Dapat dikatakan bahwa tindak tutur perlokusi berhubungan dengan sikap dan perilaku monolinguistik (Chaer, 1995: 70). Contoh kalimat yang mengandung tindak tutur perlokusi adalah: Parlez peu fort, s il vous plait! Tolong kecilkan suaramu! Tuturan tersebut diucapkan oleh seorang penjaga perpustakaan kepada anak-anak yang sedang bercengkerama dengan suara keras di dalam perpustakaan. Dalam tuturan tersebut, penutur menginginkan agar lawan tuturnya mengecilkan suaranya, sehingga menimbulkan dampak bagi lawan tutur untuk segera diam atau berbicara dengan suara pelan. Keberhasilan perlokusi terjadi ketika lawan tutur 12

13 melakukan tindakan seperti yang diharapkan oleh penutur, yaitu berbicara dengan suara pelan. Berdasarkan pengertian-pengertian menurut ahli yang sudah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa tindak tutur adalah suatu tuturan yang dapat berbentuk tulisan ataupun diucapkan dalam bentuk kalimat. Tuturan tersebut tidak hanya memiliki maksud sesuai tuturannya tetapi ada juga yang mengharapkan adanya pemahaman dan reaksi yang timbul dari tuturan tersebut, sehingga terjadilah keberhasilan tindak tutur sesuai yang diharapkan penutur kepada mitra tuturnya. Menurut George Yule pada bukunya yang berjudul Pragmatik yang diterjemahkan oleh Indah Fajar Wahyuni (2006: 101), manfaat dari analisis tindak tutur ini adalah menggambarkan jenis-jenis sesuatu yang dapat kita lakukan dengan kata-kata dan pengidentifikasian beberapa bentuk tuturan konvensional yang kita gunakan untuk menampilkan tindakan khusus. 1.6 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan beberapa metode, yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kalimat atau tuturan yang di dalamnya mengandung tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi. Kalimat yang diambil sebagai data adalah kalimat-kalimat yang memiliki karakteristik dari tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi. Karakteristik tersebut adalah tuturan yang tidak memiliki maksud tertentu dalam penyampaiannya, kemudian tuturan yang 13

14 didukung dengan adanya suatu tindakan tertentu sejauh situasi tuturnya, dan yang terakhir adalah tuturan yang memiliki makna atau efek tertentu atau mengindikasikan sesuatu dalam rangka mempengaruhi lawan tutur, mempengaruhi dalam arti membuat lawan tutur melakukan sesuatu, mengubah pikirannya atau mengucapkan sesuatu sejauh situasi tutur yang diharapkan oleh penutur. Sumber dari objek material yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari film animasi Prancis yang berjudul Ernest & Célestine. Pertama, peneliti membagi film menjadi 3 bagian, bagian awal, bagian tengah dan bagian akhir. Pembagian ini didasarkan pada struktur skenario 3 babak yang merupakan satu jenis pola bercerita yang dipakai untuk menyusun konstruksi dramatik dalam 3 bagian cerita. Menurut Wells Root, proses sampainya tokoh utama ke puncak konflik ini terbagi dalam 3 babak, yaitu babak pertama yang berisi pembukaan, babak kedua yang berisi inti cerita (puncak konflik), dan babak ketiga yang berisi penyelesaian masalah dan akhir dari cerita tersebut (Root, 1980). Selanjutnya metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode simak, yaitu dengan menyimak penggunaan kalimat yang terdapat dalam film dengan menonton film tersebut berulang-ulang, kemudian mencatat semua data yang diperlukan pada komputer. Setelah data terkumpul, peneliti membaca dengan seksama kemudian mengklasifikasikan data sesuai dengan jenis tindak tutur lokusi, ilokusi, perlokusi. Setelah itu peneliti dapat menemukan tindak tutur manakah yang dominan dalam setiap bagian filmnya. Kemudian dalam tahap 14

15 penyajiannya, data akan disajikan dalam bentuk informal, yaitu dalam bentuk deskripsi dengan kaliimat dalam pembahasan dan analisis data. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 bab. Bab 1 merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, sumber dan metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian. Bab 2 merupakan analisis data dari permasalahan. Kemudian, bab 3 berisi kesimpulan dari analisis tindak tutur yang terdapat dalam film Ernest & Célestine. 15

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur merupakan gejala individual, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan berbahasa si penutur

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu tuturan pasti mempunyai maksud serta faktor yang melatarbelakangi penutur dalam menyampaikan tuturannya kepada mitra tutur. Yule (2006: 82-83) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik. Tindak tutur (istilah Kridalaksana pertuturan speech act, speech event) adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tanpa bahasa, manusia tidak akan saling terhubung. Berkomunikasi pada umumnya melibatkan dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baryadi (2005: 67) sopan santun atau tata krama adalah salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa tutur terjadinya atau berlangsung pada interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media masa baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana terpenting dalam segala jenis komunikasi yang terjadi di dalam kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan berkomunikasi antar manusia terbagi menjadi dua bentuk komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua bentuk yaitu lisan dan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, perkawinan, tindak tutur, dan konteks situasi. Keempat konsep ini perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, Definisi Operasional 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari pengaruh manusia lain. Di dalam dirinya terdapat dorongan untuk berinteraksi satu sama lain. Mereka membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin (1962) dengan mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi (Wijana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa sebagai wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi bahasa adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, melainkan juga memberikan sarana kepada pembaca untuk menyampaikan gagasan, baik pada redaksi maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan setiap orang untuk dapat menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu (Effendy, 1986:

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya dalam kehidupannya. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia saling berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan dibutuhkan manusia untuk dapat bersosialisasi. Ada dua bentuk komunikasi yaitu verbal dan non-verbal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur merupakan tindakan yang terjadi dalam setiap proses komunikasi dengan menggunakan bahasa. Berbahasa dalam bentuk berbicara merupakan bagian dari keterampilan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) sucimuliana41@yahoo.com Abstrak Penelitian yang berjudul tindak tutur ekspresif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Sofa,S.IP(2008) yang menulis tentang, Penggunaan Pendekatan Pragmatik dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara bagi Siswa SMPN 3 Tarakan Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat. Komunikasi dapat dilakukan oleh

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah 0 TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan kita sehari-hari tidak pernah terlepas dari percakapan.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan kita sehari-hari tidak pernah terlepas dari percakapan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan kita sehari-hari tidak pernah terlepas dari percakapan. Percakapan merupakan salah satu bentuk komunikasi verbal yang dilakukan dengan tujuan tertentu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bukunya Speech Act: An Essay in The Philosophy of Language dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bukunya Speech Act: An Essay in The Philosophy of Language dijelaskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media pembentuk kebahasaan yang menjadi kunci pokok bagi kehidupan manusia di dunia ini, karena melalui bahasa baik verbal maupun non verbal manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik manusia. Bahasa merupakan salah satu ciri pembeda utama umat manusia dengan makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak bisa dipisahkan dari manusia karena bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak bisa dipisahkan dari manusia karena bahasa merupakan alat BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bahasa tidak bisa dipisahkan dari manusia karena bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan berintekrasi. Kridalaksana (2008:24) menjelaskan bahwa bahasa adalah sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan dari mitra tutur. Hal ini yang menjadikan bahasa amat berguna dalam

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan dari mitra tutur. Hal ini yang menjadikan bahasa amat berguna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana dalam menjalankan segala jenis aktivitas, antara lain sebagai sarana untuk menyampaikan informasi, meminta informasi, memberi perintah, membuat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2007: 588). 2.1.1 Tindak Tutur Istilah dan teori tentang

Lebih terperinci

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur terdapat dalam komunikasi bahasa. Tindak tutur merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan kesatuan terkecil dari komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur merupakan tindakan yang terjadi dalam setiap proses komunikasi dengan menggunakan bahasa. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan alat komunikasi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Iklan terdiri dari dua

BAB I PENDAHULUAN. hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Iklan terdiri dari dua 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menuntut massa berperan dalam memberitahukan atau menginformasikan hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pragmatik adalah salah satu bagian dari ilmu linguistik. Pragmatik adalah kajian mengenai arti dalam hubungannya dengan situasi pada saat tuturan diucapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan dengan sesama anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabang linguistik yang mempelajari tentang penuturan bahasa secara mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu ujaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi yang datang dan berasal dari tempat atau arah yang berbeda. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia mempunyai dua peran dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, yaitu sebagai pemberi informasi dan sebagai penerima informasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia kreatif menciptakan media baru sebagai sarana untuk mempermudah proses berkomunikasi. Media yang tercipta misalnya bentuk media cetak dan elektronik. Dua media

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang II. LANDASAN TEORI 2.1 Pragmatik Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu salah satunya yaitu tentang pragmatik. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan tindak tutur (speech act) dalam wacana pertuturan telah banyak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan tindak tutur (speech act) dalam wacana pertuturan telah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persoalan tindak tutur (speech act) dalam wacana pertuturan telah banyak diteliti dan diamati orang. Namun, sejauh yang peneliti ketahui dalam konteks proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini, BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berikut beberapa penelitian yang dapat menjadi acuan dan perbandingan dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap mitra tutur dengan suatu tujuan dan maksud. Dalam pragmatik tindak tutur dibagi menjadi tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa berbahasa. Sebagian orang menggunakan bahasa lisan atau tulisan dengan menggunakan kata-kata yang jelas

Lebih terperinci

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7 TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga untuk belajar mengajar merupakan tempat untuk menerima dan memberi pelajaran serta sebagai salah satu tempat bagi para siswa untuk menuntut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang bahasa khususnya tindak tutur direktif (kajian pragmatik) sebelumnya pernah dilakukan oleh Yuda Eka Setyaningsih (2004) dengan judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan pendapatnya atau alasan (KBBI, 2005: 240). Menurut Widyamartaya

Lebih terperinci

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH UTAMA DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG SUTRADARA TYA SUBIYAKTO DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN BERBICARA DI KELAS X SMA Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mengalami perubahan signifikan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari penelitian lapangan, baik dari buku-buku maupun skripsi yang sudah ada. Hal

Lebih terperinci

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN 2.1. Pengertian Tindak Tutur Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan pengaruh yang besar di bidang filsafat dan lingustik. Gagasannya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu dengan baik kepada pendengar atau pembaca. media ini pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pem bicara) dan

BAB I PENDAHULUAN. itu dengan baik kepada pendengar atau pembaca. media ini pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pem bicara) dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita.karena bahasamerupakan alat komunikasi untuk menyampaikan pesan dari diri seseorang kepada orang lain,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan BAB I PENDAHULUAN Di dalam pendahuluan ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan beberapa definisi kata kunci

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu simpulan dan saran. Bagian simpulan memaparkan tentang keseluruhan hasil penelitian secara garis besar yang meliputi strategi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Peristiwa Tutur Peristiwa tutur (speech event) adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Peristiwa Tutur Peristiwa tutur (speech event) adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peristiwa Tutur Peristiwa tutur (speech event) adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Sebagai alat komunikasi bahasa digunakan sebagai alat penyampaian pesan dari diri seseorang kepada orang lain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule

BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY 2.1 Pragmatik Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule (1996) dalam Makyun Subuki (http://tulisanmakyun.blogspot.com/2007/07/linguistikpragmatik.html)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Tindak Tutur Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang melakukan beberapa tindakan seperti melaporkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi, digunakan oleh anggota masyarakat untuk berinteraksi, dengan kata lain interaksi atau segala macam kegiatan komunikasi di dalam

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA SUTRADARA HERWIN NOVIANTO, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Sri Utami Fatimah Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa dalam kegiatan berkomunikasi berfungsi sebagai alat penyampai pesan atau makna. Bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia. Dalam berkomunikasi, manusia saling menyampaikan informasi berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lain, alat yang

Lebih terperinci

TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK

TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH 1. Pendahuluan KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK Ratna Zulyani Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi bagi kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari interaksi yang menggunakan sebuah media berupa bahasa. Bahasa menjadi alat komunikasi yang digunakan pada setiap ranah profesi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian yang relevan yang telah dimuat dalam bentuk skripsi, ditunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian yang relevan yang telah dimuat dalam bentuk skripsi, ditunjukkan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan bertujuan untuk mengetahui keaslian karya ilmiah, karena pada dasarnya suatu penelitian tidak beranjak dari awal akan tetapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tindak tutur yang dilakukan manusia ketika berkomunikasi tentunya

BAB 1 PENDAHULUAN. Tindak tutur yang dilakukan manusia ketika berkomunikasi tentunya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur yang dilakukan manusia ketika berkomunikasi tentunya memiliki pesan untuk disampaikan dari penutur kepada mitra tuturnya. Baik itu sekedar tindakan menginformasikan

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah BAB 4 KESIMPULAN 4.1 Pengantar Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah didapatkan, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dan disarankan untuk penelitian selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, manusia memiliki cara tersendiri untuk menyampaikan pesan. Berbagai alat komunikasi diciptakan hanya untuk mempermudah manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat berkomunikasi antara sesama manusia lainnya. Salah satu media yang digunakan dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

REPRESENTASI KERAGAMAN DIREKTIF DALAM WACANA PERKULIAHAN PADA PROGRAM MAGISTER BAHASA INDONESIA PASCASARJANA BUMI TADULAKO PALU

REPRESENTASI KERAGAMAN DIREKTIF DALAM WACANA PERKULIAHAN PADA PROGRAM MAGISTER BAHASA INDONESIA PASCASARJANA BUMI TADULAKO PALU REPRESENTASI KERAGAMAN DIREKTIF DALAM WACANA PERKULIAHAN PADA PROGRAM MAGISTER BAHASA INDONESIA PASCASARJANA BUMI TADULAKO PALU Fatma Mahasiswa S3 Pendidikan Bahasa Indonesia UNS kasimfatma24@gmail.com

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah media komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam berhubungan dengan dunia di luar dirinya. Hal itu berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pertelevisian merupakan dunia yang sangat cepat berkembang. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang ditayangkan selama dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan wujud yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. Setiap komunikasi dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan manusia salah satunya yaitu sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya. Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media massa baik lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan sesuatu yang bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memanfataakan bahasa sebagai media untuk berkomunikasi. Kualitas seseorang dalam bertutur dapat dilihat dalam

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK)

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK) TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK) RACHMAN Abhyrachman1707@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL SYAIR MUNAJAT CINTA KARYA NOVIA SYAHIDAH ARTIKEL ILMIAH YULIANA PUTRI NPM

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL SYAIR MUNAJAT CINTA KARYA NOVIA SYAHIDAH ARTIKEL ILMIAH YULIANA PUTRI NPM TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL SYAIR MUNAJAT CINTA KARYA NOVIA SYAHIDAH ARTIKEL ILMIAH YULIANA PUTRI NPM 11080016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tindak tutur direktif, bentuk-bentuk tindak tutur direktif, tayangan Reality Show Janji

BAB II LANDASAN TEORI. tindak tutur direktif, bentuk-bentuk tindak tutur direktif, tayangan Reality Show Janji 7 BAB II LANDASAN TEORI Dalam penelitian ini, untuk mendukung penelitian digunakan beberapa teori yang dianggap relevan yang diharapkan dapat mendukung temuan di lapangan agar dapat memperkuat teori dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak merupakan salah satu sarana pendidikan yang baik dalam perkembangan komunikasi anak sejak usia dini. Usia empat sampai enam tahun merupakan masa

Lebih terperinci