BAB II LANDASAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORITIS"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) adalah lembaga sosial keagamaan yang telah mendapat izin pemerintah untuk melaksanakan bimbingan haji terhadap calon jemaah haji di Tanah Air dan Arab Saudi. 1 Penyelenggaraan ibadah haji adalah kegiatan yang membutuhkan kerja sama yang baik antara semua pihak, meskipun tugas ini sangat berat namun merupakan tugas yang mulia dan bernuansa ibadah. Pelayanan yang terbaik dan peningkatan mutu selalu sebagai karya terbaik yang akan diberikan kepada calon jamaah haji oleh para penyelenggara haji, Untuk mendirikan KBIH maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh lembaga KBIH yaitu: 1. Telah memiliki akta pendirian yayasan atau KBIH 2. Memiliki susunan pengurus KBIH 3. Memiliki kantor atau secretariat yang tetap 4. Memiliki program bimbingan atau silabus 5. Memiliki sarana dan prasarana alat peragaan bimbingan manasik haji 6. Memiliki tenaga pembimbing dan pelatih professional dan berpengalaman yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan 7. Mendapatkan rekomendasi dari kantor Kementerian Agama 1 Kemenag, Bimbingan Masyarakat Islam Dan Penyelenggaraan Haji. Dire Jenderal. Jakarta Hal 3 11

2 12 Syarat-syarat di atas harus dipenuhi dalam mendirikan KBIH dan jika telah habis masa operasional dalam sebuah KBIH maka boleh memperpanjang operasionalnya dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Surat permohonan izin perpanjangan 2. Akta notaries pendirian yayasan atau KBIH 3. Susunan KBIH 4. SK pembimbing tetap 5. SK terakhir izin operasional KBIH 6. Rincian biaya yang dipungut 7. Laporan penyelenggaraan 2 tahun terakhir 8. Sertifikat akreditasi KBIH minimal C 9. Rekomendasi Kakankemenag 2 Setelah KBIH berdiri ada beberapa kewajiban harus dijalankan oleh setiap KBIH, kewajiban tersebut adalah: 1. Memberikan bimbingan kepada jamaah 2. Mentaati peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan penyelenggaraan ibadah haji 3. Membantu kelancaran penyelenggaraan ibadah haji 4. Menanda tanggani surat perjanjian dengan jamaah yang berisi hak dan kewajiban kedua belah pihak 5. Menyempaikan daftar calon jemaah haji yang dibimbingan kepada kepala Kantor Departemen Agama 2 Kemenag RI Hal 1

3 13 6. Melaporkan kegiatan bimbingan kepada Kantor Departemen Agama 3 Salah satu bentuk kewajiban dari KBIH adalah bimbingan manasik haji, Bimbingan manasik haji adalah orang yang menguasai pengetahuan manasik haji atau yang telah mengikuti orientasi pembimbingan calon jemaah haji yang diselenggarakan oleh direktorat jenderal dan ditugaskan untuk membimbing calon jamaah haji. Bimbingan calon jamaah haji dimaksud di atas dilakukan melalui manasik haji. Manasik berasal dari kata manasik, secara etimologi berarti ibadah. Jadi manasik haji adalah ibadah haji. Oleh karena itu ibadah haji terdiri dari rukun, wajib, sunnah haji, dan lain-lain. Sedangkan secara terminology manasik haji adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh calon jamaah haji sebelum berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah suci mekkah. Dalam melaksanakan manasik haji maka calon jamaah haji akan dibekali dan diajarkan bagaimana cara menunaikan ibadah haji yang sebenarnya. Seperti bagaimana cara tawaf, wuquf, tahallul, sa I dan lain-lainnya. Pemakaian istilah manasik hanya pada ibadah haji saja dan tidak digunakan pada ibadah-ibadah yang lain. Bimbingan manasik adalah petunjuk atau penjelasan cara mengerjakan dan sebagai tuntunan hal-hal yang berhubungan dengan rukun, wajib, sunnah haji dan lain sebagainya sebelum berangkat ke Tanah Suci. 4 Jadi dapat disimpulkan bahwah bimbingan manasik haji merupakan bagian dari pembinaan, pelayanan kepada calon jamaah haji 3 Kemenag, op. cit. Hal GFNS=1&oq=pengertian+bimbingan+manasik+haji&gs-1=heirloom-serp.

4 14 sebelum malaksanakan haji ke Arab Saudi dengan tujuan supaya calon jamaah haji mempunyai bekal untuk melaksanakan ibadah haji sehingga tercapainya haji yang mabrur. B. Pengertian dan Tujuan Manajemen Bimbingan Manasik haji 1. Pengertian Manajemen Bimbingan Manasik Haji Untuk mengetahui pengertian manajemen bimbingan manasik haji terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian manajemen, pengertian bimbingan manasik haji. Adapun pengertian manajemen adalah Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Sedangkan secara terminology makna manajemen banyak pemaknaan dari para ahli, diantaranya adalah: Menurut Drs. H. Melayu S.P. Hasibuan, Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemamfaatan sumber daya manusia dan sumbersumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Adrew F. Sikula, Manajemen merupakan aktifitasaktifitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien. Menurut G.R. Terry, manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan

5 15 perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemamfaatan sumber daya manusia dan sumbersumber lainnya. Menurut Harold Koontz dan Cyril O Donnel, Manajemen adalah usaha mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian. 5 Pembimbingan adalah kegiatan bimbingan terhadap calon jamaah haji di tanah air dan Arab Saudi, 6 bimbingan calon jamaah haji dilakukan dalam bentuk bimbingan manasik haji. Bimbingan manasik haji adalah petunjuk atau penjelasan cara mengerjakan haji dan sebagai tuntunan hal-hal yang berhubungan dengan rukun, wajib, sunnah haji dan lain sebagainya sebelum berangkat ke Tanah Suci. Manajemen bimbingan manasik haji merupakan proses yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan atau penggerakan dan pengawasan tentang tata cara perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji dengan maksud agar calon jamaah haji lebih siap mandiri dalam menunaikan ibadah haji sesuai dengan tuntunan Agama sehingga memperoleh haji yang mabrur. Pelaksanaan manasik haji dilakukan secara terus-menerus dengan berbagai metode seperti metode tatap muka, media cetak dan elektronik, internet, konsultasi telepon dan penerbitan buku- 5 Melayu Hasibuan, MANAJEMEN, Dasar, Pengertian, Dan Masalah. Bumi Aksara, Jakarta Hal Kemenag, loc. cit

6 16 buku yang berkaitan dengan ibadah haji yang dimulai dari pendaftaran haji, periode pendaftaran sampai saat pemberangkatan, dalam perjalanan di atas pesawat, selama di Arab Saudi sampai kembali ketanah suci. Materi pembinaan bagi calon jamaah haji dapat dikelompokkan dalam enam bahasan pokok yaitu manasik haji, bimbingan ibadah haji, perjalanan, pelayanan kesehatan, pembinaan haji mabrur, ukhuwah islamiyah dan ibadah sosial. 7 Para calon jamaah haji yang telah mendaftar diberi pengantar untuk mendapatkan bimbingan dari seorang pembimbing yang ditunjuk. Pembimbingan manasik haji diberikan kepada calon jamaah haji dalam bentuk perorangan maupun dalam bentuk kelompok. Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen bimbingan manasik haji adalah suatu proses, cara, tindakan dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan dengan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya alam lainnya untuk mencapai ibadah haji yang mabrur. Manasik haji merupakan pelatihan ibadah haji, untuk mengelola pelatihan ibadah haji tidak terlepas dari unsur-unsur sebuah pelatihan pembimbingan jamaah, adapun unsur-unsur tersebut yaitu: a. Adanya peserta atau jamaah haji, Peserta bimbingan manasik haji adalah jamaah haji yang telah mendaftar pada kelompok bimbingan ibadah haji dan telah membayar keuangan yang telah disepakati 7 Achmad Nidjam. Manajemen Haji, Zikrum Hakim. Jakarta 2001, Hal 72

7 17 b. Adanya instruktur, Instruktur pelatih bimbingan manasik haji adalah orang yang menguasai pengetahuan tentang ibadah haji. c. Adanya materi yang akan disampaikan, Materi pelatihan bimbingan manasik haji merupakan kebijakan pemerintah dalam pelayanan ibadah haji yang dituangkan dalam desain pembelajaran. d. Adanya sarana dan prasarana, Proses pelaksanaan pelatihan pembimbingan jamaah akan akan dapat mencapai hasil yang diharapkan apabila ditunjang dengan adanya sarana dan pradarana pelatihan yang cukup memadai e. Adanya metode, Metode bimbingan jamaah haji disesuaikan dengan bentuk, kondisi tingkat pengetahuan peserta sehingga mempermudah pemahaman bagi calon jamaah haji Tujuan manajemen bimbingan manasik haji Menyelesaikan tugas secara efisien dan efektif adalah penting, akan tetapi yang lebih penting yaitu mengetahui tentang hal-hal yang harus dilakukan dan memastikan bahwa tugas yang diselesaikan bergerak kearah tujuan. Tujuan adalah sesuatu yang ingin direalisasikan oleh seseorang,. Tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin direalisasikan, yang menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan kepada usaha seseorang manajer. 9 Tujuan manasik haji adalah untuk memberikan kemudahkan dan kelancaran pelaksanaan, pemberian pembekalan, pembinaan dan bimbingan. Maka tujuan bimbingan manasik haji adalah 32 8 Departemen Agama RI. Petunjuk Teknis Pengorganisasian KBIH. Jakarta Hal 28-9 Siswanto, Pengantar Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta Hal 11

8 18 pengelolaan atau pengaturan tentang tata cara pelaksanaan bimbingan manasik haji. Sehingga dengan adanya pengaturan tersebut akan memudahkan jamaah dalam memahami ilmu manasik dan memudahkan jamaah dalam menunaikan ibadah haji sehingga tercapainya haji yang mabrur. C. Fungsi-Fungsi Manajemen Bimbingan Manasik Haji Manajemen merupakan hal-hal yang dikerjakan seorang manajer supaya ia dikatakan mampu bertindak sebagai seorang manajer., hal-hal yang dikerjakan oleh seorang manajer harus jelas, yakni merupakan kagiatan yang dihimpun dari beberapa fungsi manajemen termasuk pada kegiatan bimbingan manasik haji. Fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah. a. Menurut Prof. Oey Liang Lie, fungsi-fungsi manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengontrolan. b. Menurut Koontz E. Donnel dan Nillauder, fungsi-fungsi manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan. c. Menurut Terry, fungsi-fungsi manajemen terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling. d. Menurut Dr. Sondang P. Siagian, fungsi-fungsi manajemen terdiri dari planning, organizing, motivating, controlling dan evaluating Jawahir Tanthowi, Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Quran. Pustaka Al- Husna. Jakarta Hal 33-35

9 19 Menurut Terry ada empat fungsi manajemen yang harus ada didalam manajemen yaitu: a. Planning (Perencanaan) 1) Pengertian Perencanaan. Perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan alternative-alternatif keputusan. 11 Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen, karena pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan pun harus terlebih dahulu direncanakan. Perencanaan ini ditujukan pada masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, karena adanya perubahan kondisi dan situasi. Hal ini sesuai dengan firman Allah Q.S Al-Hasy: 18 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Ayat di atas menjelaskan bahwa setiap diri hendaklah memperhatikan apa yang akan kita kerjakan untuk hari esok dan 11 George Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, Bumi Aksara. Jakarta Hal 17

10 20 rencana perbuatan yang kita lakukan untuk meraih masa yang akan datang. Secara terminology makna perencanaan banyak pemaknaan dari para ahli, diantaranya yaitu Menurut Harold Koontz dan Cyril O Donnel, perencanaan adalah fungsi seorang manejer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, program-program dari alternative-alternatif yang ada. Menurut G.R. Terry,, perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsiasumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Menurut Louis A. Allen,, perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah pekerjaan mental untuk memilih sasaran, kebijakan, prosedur, dan program yang diperlukan untuk mencapai apa yang diinginkan pada masa yang akan datang. 2) Proses Perencanaan Perencanaan sebagai suatu proses adalah suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Menurut Louis A. Allen (1963), perencanaan terdiri atas aktifitas yang dioperasikan oleh seorang manajer untuk berpikir kedepan dan mengambil keputusan

11 21 yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi tantangan pada waktu yang akan datang. Aktifitas-aktifitas dalam perencanaan adalah: Prakiraan (forecasting), merupakan suatu usaha yang sistematis untuk meramalkan atau memperkirakan waktu yang akan datang dengan penarikan kesimpulan atas fakta yang telah diketahui, Penetapan tujuan (establishing objective), adalah suatu aktifitas untuk menetapkan sesuatu yang ingin dicapai melalui pelaksanaan bimbingan manasik haji, Pemprograman (programming), merupakan suatu aktifitas yang dilakukan dengan maksud untuk menetapkan: Langkahlangkah utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan, Unit dan anggota yang bertanggung jawab untuk setiap langkah, Urutan serta pengaturan waktu setiap langkah, Penjadwalan (scheduling), adalah penetapan atau penunjukkan waktu yang digunakan dalam bimbingan manasik haji menurut kronologi tertentu guna melaksanakan berbagai macam pekerjaan, Penganggaran (budgeting), merupakan suatu aktivitas untuk membuat pernyataan tentang sumber daya keuangan yang dibutuhkan dalam proses bimbingan manasik haji, Pengembangan prosedur (developing procedure), merupakan suatu aktivitas menormalisasikan cara, teknik, dan metode yang digunakan dalam bimbingan manasik. Metode yang dipergunakan dalam bimbingan meliputi ceramah, tanya jawab, diskusi, konsultasi,

12 22 peragaan, dan praktek lapangan, 12 Penetapan dan interpretasi kebijakan (establishing and interpreting policies), suatu aktifitas yang dilakukan dalam menetapkan syarat berdasarkan kondisi manajer dan para bawahannya akan bekerja. 3) Langkah-langkah perencanaan Dalam menetepkan sebuah perencanaan ada langkah-langkah perencanaan yang harus dijalankan yaitu: a) Menjelaskan permasalahan b) Usaha memperoleh informasi terandal tentang aktivitas yang direncanakan. c) Analisis dan klasifikasi informasi d) Menentukan dasar perencanaan dan batasan e) Menentukan rencana berganti f) Memilih rencana yang diusulkan g) Membuat urutan kronologis mengenai kemajuan terhadap rencana yang diusulkan. Dalam kegiatan bimbingan manasik haji ada beberapa unsurunsur pelatihan manasik yang perlu direncanakan agar tujuan manasik haji tercapai dengan baik, adapun unsur-unsur manasik haji yang perlu direncanakan dalam buku Departemen Agama RI yaitu adanya jamaah, instruktur, materi, media, metode dan pembiayaan. 13 Dalam buku Departemen Agama RI yang berjudul pola pembinaan jamaah haji juga 12 Ibit. 13 Departemen Agama, loc. cit

13 23 dijelaskan bahwa unsur-unsur pelatihan bimbingan manasik haji terdiri dari: adanya Peserta atau jamaah, Pelaksana atau instruktur, Materi, Media, Metode dan Pembiayaan. 14 Dari beberapa unsur-unsur pelatihan bimbingan manasik haji di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur sebuah pelatihan bimbingan manasik haji adalah adanya peserta bimbingan manasik haji, adanya instruktur yang akan menyampaikan materi, adanya materi yang akan disampaikan oleh instruktur, adanya media atau alat bantu dalam penyampaian materi oleh instruktur, adanya metode atau cara dalam bimbingan manasik haji dan adanya pembiayaan yang diperlukan dalam bimbingan manasik haji. Untuk melihat dari jauh akan dijelaskan satu persatu yaitu: 1) Peserta atau jamaah manasik haji. Peserta adalah calon jamaah haji yang bergabung dengan KBIH. Agar terdaftar sebagai peserta bimbingan manasik haji pada KBIH, ada persyaratan yang harus dipenuhi peserta bimbingan manasik haji yaitu: a) Telah memperoleh nomor porsi dan ketetapan tahun keberangkatan (tahun bersangkutan) b) Membayar biaya tambahan bimbingan pada KBIH yang bersangkutan sesuai dengan kesepakatan. c) Sehat jasmani dan rohani d) Mengikuti pembimbingan Departemen Agama RI, Pola Pembinaan Jamaah Haji. Jakarta Hal 5

14 24 2) Pembimbing atau instruktur dalam bimbingan manasik haji merupakan orang yang menguasai pengetahuan manasik haji yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal dan ditugaskan dalam bentuk SK untuk membimbingan calon jamaah haji. 16 Untuk menjadi instruktur bimbingan manasik haji ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu: a) Sudah haji b) Minimal sarjana (SI) dan memiliki pengetahuan tentang ilmu manasik haji c) Mempunyai jiwa kepemimpinan d) Memiliki akhlak dan kepribadian yang baik. 17 3) Materi, Materi merupakan acuan dalam pelaksanaan bimbingan manasik yang tujuannya ialah supaya kegiatan manasik haji berjalan secara sistematis dan terukur. Materi bimbingan manasik haji adalah: a) Panduan perjalanan haji b) Manasik haji c) Ziarah d) Hikmah manasik dan ziarah e) Adat istiadat di Arab Saudi f) Praktek lapangan g) Kesehatan 15 Departemen Agama, loc. cit 16 Kemenag, loc. cit 17 Departemen Agama, loc. cit

15 25 h) Tatakrama berbusana 18 Dalam buku Departemen Agama RI yang berjudul pola pembinaan jamaah haji ada beberapa kurikulum dalam bimbingan manasik haji diantaranya adalah: a) Kelompok dasar, meliputi kebijaksanaan dalam pelayanan ibadah haji dengan silabus: Menguraikan pokok-pokok kebijaksanaan yang bergaitan dengan pelayanan umum, bimbingan ibadah dan pelayanan kesehatan serta pokok-pokok pembinaan jamaah haji dalam negeri dan Arab Saudi. b) Kelompok inti meliputi metodologi belajar mengajar, mocro teaching, pendalaman materi dalam organisasi pelayanan ibadah haji dan administrasi orientasi pembimbing calon haji dengan silabus: menguraikan pokok-pokok metodologi belajar mengajar, penerapan metode dan sistematika, pokok-pokok organisasi pelayanan dan penyelesaian administrasi orientasi. c) Kelompok penunjang meliputi praktek lapangan dan evaluasi dengan silabus menguraikan pokok-pokok praktek belajar mengajar, dan pokok-pokok penilaian terhadap pelaksanaan orientasi pembimbing calon haji. 19 4) Matode, metode pembimbingan disesuaikan dengan bentuk pembimbingan dan kondisi tingkat pengetahuan calon jamaah haji 18 Departemen Agama RI, op. cit. Hal Departemen Agama RI, op. cit. Hal 6-7

16 26 sehingga mempermudah dalam pemahaman, adapun metode yang digunakan adalah: a) Home visit atau kunjungan, yaitu dengan kunjungan kepada calon jamaah haji di rumahnya atau kelompok kecil dari rumah ke rumah. b) Ceramah, yaitu penjelasan pembimbingan kepada calon jamaah haji secara klasikal. c) Tanya jawab, merupakan kelanjutan dari ceramah untuk memberikan pemahaman yang sempurna d) Peragaan, yaitu visualisasi setiap bagian pelajaran yang dicontohkan pembimbing, dan diperagakan oleh calon jamaah haji. e) Praktek lapangan, calon jamaah haji secara bersama-sama memperaktekkan seluruh pelaksanaan manasik haji dengan dipandu pembimbing. f) Diskusi, merupakan bertukar pikiran untuk mencapai beberapa kesimpulan pemahaman peserta atau calon jamaah haji. g) Sarasehan, calon jamaah haji bersama-sama mempelajari manasik haji dengan pembimbing yang bertindak sebagai moderator atau fasilitator nara sumber. h) Konsultasi, calon jamaah haji aktif bertanya tentang masalahmasalah haji, pembimbing menjawab atau menyelesaikan Departemen Agama RI, op. cit. Hal 22-23

17 27 5) Sarana prasarana, proses pembimbingan calon jamaah haji akan berhasil apabila ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Adapun sarana pembimbingan manasik haji adalah: a) Buku panduan bimbingan calon jamaah haji: (1) Buku panduan perjalanan haji (2) Bimbingan manasik haji (3) Hikmah haji (4) Tuntunan keselamatan, do a dan dzikir ibadah haji b) Tempat atau ruang kelas yang memadai beserta peralatan pembelajaran yang cukup c) Alat peraga dan alat bantu bimbingan calon jamaah haji: (1) Pakaian ihram (2) Flip chart pembimbingan manasik haji dan VSD bimbingan haji (3) Maket masjidil haram dan Maket masjidil nabawi (4) Miniature ka bah, Miniature jamarat dan Miniature mas a (sampat sa i) (5) Poster masjidil haram, poster jamarat dan poster mas a (6) Peta kota makkah, masjidil haram, madinah, arafah mina. (7) Poster perjalanan haji tamattu, leaflet proses perjalanan haji (8) Leaflet hak dan kewajiban calon jamaah haji KBIH

18 28 (9) Alat bantu, OHP, layar, video player (VCD) 21 6) Pendanaan, pembiayaan bimbingan manasik haji diserahkan kepada kesepakatan antara pembimbingan dengan calon jamaah haji yang bersangkutan. 22 Jadi dapat disimpulkan bahwah kegiatan bimbingan manasik haji yang perlu direncanakan adalah unsur-unsur bimbingan manasik haji, unsur-unsur tersebut adalah adanya calon jamaah haji yang mendaftar pada KBIH, adanya instruktur yang akan menyampaikan materi, adanya materi yang akan disampaikan oleh instruktur, adanya media atau alat bantu yang akan digunakan dalam penyampaian materi, adanya metode atau cara untuk menyampaikan materi, adanya pembiayaan yang dibituhkan dalam bimbingan manasik haji. b. Organization (pengorganisasian) Pengorganisasian merupakan pemberian tugas kepada masingmasing pihak, membentuk bagian, mendelegasikan dan menetapkan jalur wewenang, mendelegasikan dan menetapkan sistem komunikasi, serta menkoordinir kerja setiap karyawan dalam satu tim yang solid dan terorganisasi. 23 Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian pengorganisasian menurut para ahli diantaranya adalah: 21 Ibid. Hal Kemenag, op. cit. Hal Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation Dan Media Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Hal 2

19 29 Menurut sondang P. Siagian pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat, tugas-tugas dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga terciptanya suatu organisasi yang digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut komaruddin, pengorganisasian adalah suatu proses manajemen sehingga orang-orang, fungsi-fungsi dan factor-faktor fisik dapat bekerjasama untuk membentuk kesatuan yang dapat diawasi atau dipimpin. Pengorganisasian berhubungan dengan penetapan kegiatan khusus yang diperlukan untuk mencapai sasaran-sasaran yang direncanakan. Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa pengorganisasian adalah proses penempatan serta pembagian kerja yang akan dilakukan masing-masing personil sesuai dengan skilnya dengan membatasi tugas dan tanggung jawab sehingga orang-orang dapat bekerja sama secara efekti sehingga tercapainya tujuan yang telah tetapkan dalam organisasi. Hal ini sesuai dengan firman Allah Q.S Yusuf: 108 Artinya: Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orangorang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik".

20 30 Ayat di atas menjelasakan tentang organisasi yang terstruktur, seperti adanya tujuan organisasi yang akan dicapai, adanya program yang akan dijalankan, adanya pemimpin yang mengatur dalam organisasi, dan evaluasi untuk menindak lanjuti kesalahan yang terjadi dalam organisasi. Dalam suatu unit organisasi setiap bawahan harus bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. 1) Cirri-Ciri Utama dari organisasi a) Adanya sekelompok orang yang menggabungkan diri dengan suatu ikatan norma, peraturan, ketentuan dan kebijakan yang telah dirimuskan dan masing-masing pihak siap untuk menjalankannya dengan penuh tanggung jawab. b) Suatu organisasi harus terdiri dari sekelompok orang yang saling mengadakan hubungan timbale balik, saling member dan menerima, dan juga saling bekerja sama untuk melahirkan dan merealisasikan maksud, sasaran, dan tujuan. c) Suatu organisasi harus terdiri dari sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama serta diarahkan pada titik tertentu, yaitu tujuan bersama dan ingin direalisasikan. Berdasarkan deskripsi diatas dapat penulis simpulkan bahwa pengorganisasian adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif di antara mereka, dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar

21 31 sehingga mereka bekerja secara efisien. Dalam suatu organisasi minimum mengandung tiga elemen yang saling berhubungan. Untuk melakukan pengorganisasian agar berjalan dengan baik, maka pimpinan atau manajer harus mengikuti langkahlangkah seperti yang dikemukakan Malayu Hasibuan yaitu: a) Sasaran, manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang akan dicapai. b) Menentukan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengetahui, dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan menyusun draf kegiatan yang akan dilakukan. c) Mengelompokkan kegiatan, manajer harus mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang sama dan berkaitan dalam satu unut kerja. d) Mendelegasian wewenang, artinya manajer harus menetapkan besarnya wewenang yang akan didelegasikan kepada setiap depertemen. e) Rentang kendali, artinya manajer menetapkan jumlah karyawan pada setiap departemen atau bagian. f) Perincian peranan perorangan, artinya manajer harus menetapkan tugas-tugas perorangan. g) Tipe organisasi, yaitu manajer harus menetapkan tipe organisai yang akan dipakai.

22 32 h) Bagan organisasi, artinya manajer harus menetapkan bentuk struktur atau bagan organisasi yang akan digunakan. 24 2) Tahapan-Tahapan Dalam Pengorganisasian Dalam sebuah pengorganisasian ada beberapa tahap-tahap yang perlu dilakukan, tahap-tahap tersebut adalah: a) Mengetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapai b) Deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktivitas tertentu c) Klasifikasi aktivitas dalam kesatuan yang praktis d) Memberikan rumusan yang realistis mengenai kewajiban yang hendak diselesaikan, sarana dan prasarana fisik serta lingkungan yang diperlukan untuk setiap aktivitas atau kesatuan aktivitas yang hendak dioperasikan. e) Menunjukkan sumber daya manusia yang menguasai bidang keahliannya f) Mendelegasikan otoritas apabila dianggap perlu kepada bawahan yang ditunjuk. 25 Dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji yang telah direncanakan diatas perlu ditetapkan pembimbing atau ketenangan sumber daya manusia yang profesional dalam proses bimbingan manasik haji, adapun kriteria pembimbing atau instruktur dalam proses manasik haji adalah: 24 Melayu Hasibuan, op. cit. Hal Siswanto, op. cit. Hal 73-76

23 33 1) Ahli dibidangnya dan berpengalaman, dibuktikan dengan pengakuan dan sertifikat 2) Berakhlakul karimah 3) Memiliki visi dan misi pengabdian. 26 Dalam proses bimbingan manasik haji instruktur harus memiliki keahlian, keahlian yang diperlukan oleh seorang instruktur atau pembimbing adalah: 1) Pembimbing atau mentor harus bisa memberikan sebuah peta yang jelas tentang urutan perjalanan ibadah haji 2) Pembimbing harus bisa memberikan motivasi agar jamaah haji mandiri dalam ibadah dan perjalanan 3) Pembimbing harus bisa membantu jemaah lebih fokus untuk melakukan hal yang terpenting terlebih dahulu dalam ibadah haji 4) Pembimbing harus bisa memberikan semangat atau motivasi kepada jemaah agar selalu optimis dalam menghadapi kesulitan dalam menjalankan ibadah haji 5) Pembimbing atau instruktur harus bisa memberikan bantuan adalah pemikiran dan solusi saat jemaah menghadapi kesulitan karena dia memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan. 27 Ketenagaan (sumber daya manusia) yang harus ada pada KBIH 1) Pengurus yang terdiri dari 26 Departemen Agama RI, op. cit. Hal 8 27 Kementerian Agama RI. Tugas, Fungsi, dan Metodologi Pembimbing Manasik Haji. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan haji dan Umrah. Jakarta Hal 23

24 34 a) Pimpinan (ketua, sekretaris, dan bendahara) b) Staf sesuai dengan bidang yang dibutuhkan minimal (bidang tata usaha, informasi, pengajarandan pembimbingan, serta bidang perlengkapan/ sara prasarana) 2) Pembimbingan yang dibutuhkan dalam proses manasik haji minimal: 1) Pembimbing manasik 2) Pembimbing kesehatan 3) Pembimbing travelling 4) Pembimbing lapangan. 28 Jadi pengorganisasian yang dimaksud dalam bimbingan manasik haji adalah bagaimana pengelompokkan kerja pada KBIH, bagaimana pembagian tugas sebagai penanggung jawab dalam kegiatan bimbingan manasik haji dan bagaimana pemberian wewenang kepada instruktur dalam kegiatan bimbingan manasik haji. c. Penggerakan (actuating) Fungsi penggerakan merupakan bagian dari proses kelompok atau organisasi yang tak dapat dipisahkan. Penggerakan merupakan suatu fungsi pembimbing dan pemberian pimpinan serta penggerakan orang agar kelompok itu suka dan mau bekerja. jadi tekanan yang terpenting adalah tindakan membimbing, mengarahkan, menggerakan, agar bekerja dengan baik, tenang, tekun sehingga dipahami fungsi dari 28 Departemen Agama RI. Op. cit. Hal 7

25 35 diferensiasi tugas masing-masing. 29 Hal ini sesuai dengan firman Allah Q.S At-Taubah:105 Artinya: dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul- Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. Ayat di atas menjelaskan bahwa berkerjalah sesuai dengan pekerjaan masing-masing, karena setiap pekerjaan yang dilakukan akan mendapatkan balasan dari Allah dan jangan suka melalaikan pekerjaan karna setiap pekerjaan yang diberikan kepada kita merupakan tanggung jawab yang harus dilakukan. Penggerakan menurut G. Terry adalah membuat anggota kelompok agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bersemangat untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha pengorganisasian, Menurut Kamaruddin, penggerakan ialah kegiatan manajemen yang berupa tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok dalam organisasi, terdorong, berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran sehingga sesuai dengan perencanaan manajemen. 29 Jawahir, op. cit.hal 73-74

26 36 Jadi penggerakan adalah pemberian motivasi, inspirasi dan semangat kepada anggota organisasi agar bekerja sama untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian. 1) Langkah-langkah penggerakan Dalam proses penggerakan ada langkah-langkah yang diperhatikan oleh manajer atau pimpinan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien, langkah-langkah tersebut adalah: a) Pemberian motivasi, pemberian motivasi merupakan salah satu aktivitas yang harus dilakukan oleh manajer atau pimpinan dalam rangka penggerakkan dengan tulus dan ikhlas b) Pembimbingan, disamping semangat dan kesedian untuk melakukan tugas perlu dibangkitkan dan dipelihara juga aktivitas pelaksana, perlu dibimbing dan diarahkan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. c) Penjalinan hubungan, dengan penjalinan hubungan dimana para petugas atau pelaksana yang ditempatkan dalam berbagai biro dan bagian dihubungkan satu sama lain maka dapatlah dicegah terjadinya kekacauan. d) Penyelenggaraan komunikasi, komunikasi sangat penting sekali bagi kelancaran proses, proses akan terganggu bila timbul saling ketidak percayaan dan saling mencurigai antara pimpinan dan pelaksana.

27 37 e) Pengembangan atau peningkatan pelaksanaan, pengembangan atau peningkatan pelaksanaan mempunyai arti penting bagi proses, sebab dengan adanya usaha memperkembangkan para pelaksana yang berarti kesadaran selalu ditingkatkan dan dikembangkan. 30 Dari langkah-langkah diatas dapat disimpulkan bahwa peranan manajer atau pimpinan sangat penting karena manajer harus melakukan pemberian motivasi, membimbing, berkomunikasi dengan baik, dan mengarahkan agar anggota dalam suatu organisasi mau bekerja sama dan bekerja dengan ikhlas serta bersemangat untuk mencapai tujuan sehingga sesuai dengan perencanaan manajemen. Dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji perlu adanya motivasi bagi orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji, supaya pelaku tidak merasa terpaksa dalam melaksanakan pekerjaannya, selain itu juga perlu adanya pembimbingan serta pemberian petunjuk atau arahan dalam bentuk komunikasi kepada anggota atau peserta manasik haji dengan tujuan supaya pelaksanaan bimbingan manasik haji berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan tercapainya tujuan manasik haji secara efektif dan efisien. Jadi penggerakkan yang dimaksud dalam bimbingan manasik haji adalah bagaimana bentuk motivasi yang dilakukan oleh pengurus 30 Shaleh Rosyad. Manajemen Dakwah Islam, Bulan Bintang. Jakarta Hal 112

28 38 KBIH kepada instruktur dan calon jamaah haji, bagaimana bentuk pengarahan dan bimbingan yang dilakukan oleh pengurus KBIH instruktur bimbingan manasik haji dan bagaimana bentuk komunikasi yang dilakukan dalam menjalankan kegiatan bimbingan manasik haji d. Pengawasan (controlling) Pengawasan menurut Robert J. Mokler merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan kinerja actual dengan standar yang telah ditetapkan. Menentukan apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimbangan tersebut, serta mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efesien dan efektif guna mencapai sasaran perusahaan. Berdasarkan pendapat di atas terdapat empat langkah dalam pengawasan, yaitu: 1) Menetapkan standar dan metode untuk pengukuran kinerja (establish standard and methods for measuring performance) 2) Mengukur kinerja (measure the performance) 3) Membandingkan kinerja sesuai dengan stndar (compare the performance match with the standard) 4) Mengambil tindakan perbaikan (take corrective action)

29 39 Dalam setiap organisasi terdapat beberapa factor yang menuntut perlunya dioperasikan fungsi pengawasan atau pengendalian, baik dalam organisasi umum maupun dalam organisasi bisnis. Factorfaktor tersebut adalah: 1) Terjadinya perubahan dalam lingkungan, perubahan merupakan suatu hal yang abadi, oleh karena itu sangat sulit kiranya untuk dihindari. Perubahan merupakan elemen yang sangat sulit dipisahkan dengan lingkungan organisasi. 2) Kompleksitas organisasi, hal ini menunjukkan bahwa makin besar organisasi, akan semakin menuntut pengendalian yang lebih formal dan ketelitian yang jauh lebih besar. 3) Kesalahan yang sering terjadi, sering terjadinya kesalahan yang menimpa manajer maupun bawahan menuntut dilakukannya pengawasan yang efisien dan efektif guna mendeteksi kesalahan yang terjadi tersebut. 4) Dampak delegasi wewenang, pelimpahan wewenang dari seorang manajer kepada bawahannya, menuntut manajer untuk melakukan pengendalian kepada bawahan yang dilimpahi wewenang tersebut. 31 Dalam setiap organisasi pasti terdapat pengawasan yang dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahannya, baik pengawasan secara langsung maupun pengawan tidak langsung. Pengawasan langsung adalah 31 Siswanto, op. cit. Hal

30 40 pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang manajer, manajer memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk menegetahui apakah dikerjakan dengan benar dan hasilnya sesuai dengan yang dikehendakinya. Pengawasan tidak langsung adalah pengawasan yang dilakukan jarak jauh artinya dengan melalui laporan yang diberikan oleh bawahan, laporan-laporan tersebut dapat uraian kata, deretan angka-angka statistic yang berisi gambaran atas kemajuan yang telah tercapai sesuai dengan pengeluaran biaya yang telah direncanakan. 32 Dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji juga perlu adanya pengawasan yang dilakukan oleh ketua KBIH, baik pengawasan secara langsung maupun pengawasan tidak langsung, dengan adanya pengawasan yang dilakukan dapat mengetahui kekurang dan kelemahan dalam proses bimbingan manasik haji tersebut. Sehingga dengan mengetahui penyimpangan yang terjadi pengurus KBIH dapat menentukan tindakan perbaikan agar pelaksanaan bimbingan manasik haji berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Jadi pengawasan yang dimaksud dalam bimbingan manasik haji adalah pengawasan yang dilakukan oleh pengurus KBIH dalam menjalankan kegiatan bimbingan manasik haji baik pengawasan secara langsung maupun pengawasan tidak langsung, sehingga dengan adanya pengawasan yang dilakukan dapat menentukan tindakan perbaikan agar tercapainya tujuan yang telah direncanakan. 32 Melayu Hasibuan, op. cit. Hal 245

31 41

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Haji adalah rukun Islam kelima yang pelaksanaannya hanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Haji adalah rukun Islam kelima yang pelaksanaannya hanya dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Haji adalah rukun Islam kelima yang pelaksanaannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu yaitu antara tanggal 8 sampai dengan 13 dzulhijjah setiap tahunnya. 1 Ibadah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dan berorientasi pada masa depan untuk berinteraksi pada suatu. tujuan, karena dengan adanya strategi yang dibuat atau

BAB IV PEMBAHASAN. dan berorientasi pada masa depan untuk berinteraksi pada suatu. tujuan, karena dengan adanya strategi yang dibuat atau 61 BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS STRATEGI MENAJEMEN DAN EVALUASI KINERJA KBIH BRYAN MEKKAH DALAM MENINGKATKAN JAMA AH HAJI A. Analisis Strategi KBIH Bryan Mekkah Strategi merupakan proses dimana untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) MASJD RAYA BUKITTINGGI. A. Sejarah Berdiri Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Masjid Raya

BAB IV PROFIL KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) MASJD RAYA BUKITTINGGI. A. Sejarah Berdiri Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Masjid Raya BAB IV PROFIL KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) MASJD RAYA BUKITTINGGI A. Sejarah Berdiri Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Masjid Raya Bukittinggi Masjid Raya adalah Masjid yang berada di pusat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penutup rukun-rukun Islam. karena itu, bila ada orang Islam yang tergolong

BAB 1 PENDAHULUAN. penutup rukun-rukun Islam. karena itu, bila ada orang Islam yang tergolong BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Haji adalah rukun Islam yang terakhir yang menjadi penyempurna dan penutup rukun-rukun Islam. karena itu, bila ada orang Islam yang tergolong mampu tetapi tidak mau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan ibadah haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan ibadah haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan ibadah haji adalah rangkaian kegiatan pengelolaan pelaksanaan ibadah haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan jamaah haji. Sesuai dengan

Lebih terperinci

Harold Koontz & Cyril O Donnell

Harold Koontz & Cyril O Donnell 4 FUNGSI-FUNGSI PENGELOLAAN PENDIDIKAN A. Fungsi-Fungsi Pengelolaan Pendidikan Fungsi-fungsi dalam pengelolaan pendidikan lahir dari fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

Lebih terperinci

PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI INDONESIA. Oleh : Drs HM. Aminuddin Sanwar, MM 1

PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI INDONESIA. Oleh : Drs HM. Aminuddin Sanwar, MM 1 PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI INDONESIA Oleh : Drs HM. Aminuddin Sanwar, MM 1 A. PENDAHULUAN Hajji secara bahasa berarti menyengaja; yaitu amalan yang menghajatkan kita untuk menuju

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENYELENGGARAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KEMENAG KABUPATEN SEMARANG DAN DI KBIH NU AL-NAHDHIYYAH SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENYELENGGARAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KEMENAG KABUPATEN SEMARANG DAN DI KBIH NU AL-NAHDHIYYAH SEMARANG BAB IV ANALISIS TERHADAP PENYELENGGARAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KEMENAG KABUPATEN SEMARANG DAN DI KBIH NU AL-NAHDHIYYAH SEMARANG A. Analisis Penyelenggaraan Manasik Haji yang Dilakukan oleh Kemenag

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN MENEJEMEN PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KBIH NAHDLOTUL ULAMA KAB. KUDUS

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN MENEJEMEN PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KBIH NAHDLOTUL ULAMA KAB. KUDUS 59 BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN MENEJEMEN PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KBIH NAHDLOTUL ULAMA KAB. KUDUS A. Analisis Penerapan Manajemen Pelayanan Jama ah Haji Di KBIH NU Kab. Kudus Untuk mencapai hasil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) lembaga sosial keagamaan Islam yang menyelenggarakan manasik ibadah

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) lembaga sosial keagamaan Islam yang menyelenggarakan manasik ibadah BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) 1. Pengertian Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Kelompok bimbingan Ibadah Haji yang disingkat KBIH adalah lembaga sosial keagamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badaniyah/badan dan sekaligus sebagai ibadah maliyah/harta.

BAB I PENDAHULUAN. badaniyah/badan dan sekaligus sebagai ibadah maliyah/harta. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah haji adalah salah satu ibadah utama di dalam agama Islam. Ibadah haji selain termasuk salah satu rukun Islam yang ke lima, juga termasuk ibadah badaniyah/badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasawarsa ini perkembangan organisasi, semakin pesat, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasawarsa ini perkembangan organisasi, semakin pesat, baik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dasawarsa ini perkembangan organisasi, semakin pesat, baik organisasi profit maupun organisasi non profit. Organisasi merupakan bentuk setiap perserikatan

Lebih terperinci

BAB II PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN PADA KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH)

BAB II PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN PADA KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) BAB II PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN PADA KELOMPOK A. Manajemen BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) 1. Pengertian Manajemen Istilah manajemen merupakan terjemahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya. Haji

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya. Haji 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban bagi kaum muslimin di seluruh dunia dan Indonesia, dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, maka Indonesia mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen Ilmu manajemen sampai saat ini sudah berkembang. Hal ini membuktikan bahwa ilmu ini memang dibutuhkan tidak saja oleh kelompok tertentu tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kaitannya dengan kelangsungan hidup organisasi, karena berhasil atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam kaitannya dengan kelangsungan hidup organisasi, karena berhasil atau BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam setiap organisasi peran manajemen sangat penting artinya dalam kaitannya dengan kelangsungan hidup organisasi, karena berhasil atau tidaknya organisasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENYELENGGARAAN MANASIK HAJI PADA KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AR-RAHMAH KOTA DEMAK TAHUN

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENYELENGGARAAN MANASIK HAJI PADA KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AR-RAHMAH KOTA DEMAK TAHUN BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENYELENGGARAAN MANASIK HAJI PADA KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AR-RAHMAH KOTA DEMAK TAHUN 2010 A. Analisis Manajemen Penyelenggaraan Manasik Haji Pada KBIH Ar- Rahmah

Lebih terperinci

BAB II KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) DAN SISTEM AKREDITASI Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)

BAB II KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) DAN SISTEM AKREDITASI Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) BAB II KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) DAN SISTEM AKREDITASI 2.1. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) 2.2.1. Pengertian Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) adalah lembaga dalam bentuk organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring bertambahnya manusia dan tuntutan hidup dalam bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring bertambahnya manusia dan tuntutan hidup dalam bermasyarakat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal perkembangan jaman, manusia adalah makhluk individu. Seiring bertambahnya manusia dan tuntutan hidup dalam bermasyarakat, manusia mulai merasakan perlunya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Management berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Dalam hal mengatur akan timbul masalah, mengapa harus diatur, dan apa tujuan pengaturan tersebut.

Lebih terperinci

30 Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli, dan 7 Fungsi Manajemen

30 Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli, dan 7 Fungsi Manajemen 30 Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli, dan 7 Fungsi Manajemen #1. Menurut Ahli Henry Fayol: Manajemen mengandung gagasan lima fungsi utama yaitu, merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS APLIKASI PERENCANAAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG Analisis fungsi Perencanaan Penyelengaraan Ibadah Haji

BAB IV ANALISIS APLIKASI PERENCANAAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG Analisis fungsi Perencanaan Penyelengaraan Ibadah Haji 74 BAB IV ANALISIS APLIKASI PERENCANAAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG 4.1. Analisis fungsi Perencanaan Penyelengaraan Ibadah Haji Ibadah haji merupakan rukun islam yang kelima yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh umat Islam yang memenuhi kriteria istitha ah, antara lain mampu

BAB I PENDAHULUAN. oleh umat Islam yang memenuhi kriteria istitha ah, antara lain mampu 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang memenuhi kriteria istitha ah, antara lain mampu secara materi, fisik,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN PADA KELOMPOK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN PADA KELOMPOK BAB IV ANALISIS PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN PADA KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AROFAH KALIWUNGU KENDAL TAHUN 2013-2014 A. Analisis Penerapan Fungsi-Fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. dengan cara yang efektif dan efisien melalui Planning (menentukan tujuan

BAB I. Pendahuluan. dengan cara yang efektif dan efisien melalui Planning (menentukan tujuan BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Menurut James A. F. Stoner, Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

Resume Buku Pengantar Manajemen

Resume Buku Pengantar Manajemen Buku pengantar manajemen karya Dr. H.B. Siswanto, M.Si yang terdiri dari 10 bab ini ditulis berdasarkan atas keprihatinan sang penulis terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat yang menganggap bahwa

Lebih terperinci

2016, No atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang-Undang 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tah

2016, No atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang-Undang 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 233, 2016 KEMENAG. Barang/Jasa. Ibadah Haji. Penyediaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENYEDIAAN BARANG/JASA DALAM

Lebih terperinci

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 396 TAHUN 2003. TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 371 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab pemerintah di bawah koordinasi Menteri Agama, dalam hal teknis

BAB I PENDAHULUAN. jawab pemerintah di bawah koordinasi Menteri Agama, dalam hal teknis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyelenggaraan haji merupakan tugas nasional dan menjadi tanggung jawab pemerintah di bawah koordinasi Menteri Agama, dalam hal teknis pelaksanaannya diselenggarakan

Lebih terperinci

Banyak ahli yang memberikan definisi tentang manajemen, diantaranya:

Banyak ahli yang memberikan definisi tentang manajemen, diantaranya: Pengertian Manajemen Istilah manajemen berasal dari kata management (bahasa Inggris), turunan dari kata to manage yang artinya mengurus atau tata laksana atau ketata laksanaan. Sehingga manajemen dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepala Madrasah adalah unsur pelaksana administrasi dengan tugas dan tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak mengecilkan arti keterlibatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Haji merupakan ibadah yang istimewa karena haji adalah ibadah jismiyah (fisik) dan maliyah (harta). Shalat dan puasa adalah ibadah jasmaniyah dan zakat adalah ibadah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN SALAFIYYAH AL MUNAWIR GEMAH PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN SALAFIYYAH AL MUNAWIR GEMAH PEDURUNGAN KOTA SEMARANG 121 BAB IV ANALISIS MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN SALAFIYYAH AL MUNAWIR GEMAH PEDURUNGAN KOTA SEMARANG A. Analisis Planning Manajemen Dakwah dalam Meningkatkan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 371 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dengan pemberlakuan Keputusan Menteri Agama

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Perilaku Pemimpin dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Secara Simultan (Uji F)

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Perilaku Pemimpin dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Secara Simultan (Uji F) BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Perilaku Pemimpin dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Secara Simultan (Uji F) Pengaruh secara simultan yaitu pengaruh dari beberapa variabel bebas yang secara bersamaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD DI KB TK ISLAM MASJID AL AZHAR PERMATA PURI NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD DI KB TK ISLAM MASJID AL AZHAR PERMATA PURI NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD DI KB TK ISLAM MASJID AL AZHAR PERMATA PURI NGALIYAN SEMARANG Sebagaimana yang telah tertera dalam Bab I bahwa tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang kehidupan. Manajemen pada dasarnya merupakan suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif

Lebih terperinci

BAB II SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI REGULER DAN IBADAH HAJI PLUS 2.1. SOP (STANDARD OPERATING PROCEDURE)

BAB II SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI REGULER DAN IBADAH HAJI PLUS 2.1. SOP (STANDARD OPERATING PROCEDURE) 23 BAB II SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI REGULER DAN IBADAH HAJI PLUS 2.1. SOP (STANDARD OPERATING PROCEDURE) 2.1.1. Pengertian SOP SOP (Standard Operating Procedure) pada dasarnya adalah pedoman yang berisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Karena perusahaan merupakan suatu organisasi besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komputer semakin lama semakin meningkat dan hampir meliputi sebagian besar bidang kehidupan seperti pemerintahan, pendidikan, industri,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan kata kerja dari organizing yang berarti menciptakan sebuah

BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan kata kerja dari organizing yang berarti menciptakan sebuah BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengorganisasian 1. Pengertian Pengorganisasian Secara etimologi pengorganisasian berasal dari kata organize yang merupakan kata kerja dari organizing yang berarti menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada

BAB I PENDAHULUAN. dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki populasi Muslim terbesar di seluruh dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada 2010. 3 Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Hasibuan (2012:10) mengatakan bahwa, manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA i. Unsur-unsur manajemen terdiri dari man, money, method, materials, machines, dan market disingkat 6 M.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA i. Unsur-unsur manajemen terdiri dari man, money, method, materials, machines, dan market disingkat 6 M. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA i BAB 1 PENDAHULUAN A. PENTINGNYA MANAJEMEN Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

MANAJEMEN DALAM KOPERASI

MANAJEMEN DALAM KOPERASI MANAJEMEN DALAM KOPERASI APA ITU MANAJEMEN? Pemahaman konsep manajemen tidak dapat dipisahkan dari pemahaman konsep organisasi. Organisasi adalah tempat orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 P E R E N C A N A A N (PLANNING)

PERTEMUAN 4 P E R E N C A N A A N (PLANNING) PERTEMUAN 4 P E R E N C A N A A N (PLANNING) A. KONSEPSI DASAR Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapainya. Merencana berarti mengupayakan penggunaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) NURUL HUDA Gambaran Umum Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di

BAB III GAMBARAN UMUM KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) NURUL HUDA Gambaran Umum Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di BAB III GAMBARAN UMUM KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) NURUL HUDA 3.1. Gambaran Umum Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Semarang Ibadah haji merupakan perjalanan ritual yang suci dan memerlukan

Lebih terperinci

kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara utuh disebabkan adanya saling

kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara utuh disebabkan adanya saling BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Manajemen Konstruksi Untuk memulai pembahasan kita perlu mengetahui lebih dulu apa yang dimaksud dengan sistem manajemen konstruksi, yaitu : 3.1.1 Sistem Menurut Buckley

Lebih terperinci

STRATEGI PELAKSANAAN BIMBINGAN HAJI DAN UMRAH DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) NURUL FAIZAH SURABAYA SKRIPSI

STRATEGI PELAKSANAAN BIMBINGAN HAJI DAN UMRAH DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) NURUL FAIZAH SURABAYA SKRIPSI STRATEGI PELAKSANAAN BIMBINGAN HAJI DAN UMRAH DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) NURUL FAIZAH SURABAYA SKRIPSI Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

Peran Tata Kelola Mentoring Sebagai Bentuk Dakwah Islamiyah Dalam Membina Kualitas Baca Al-Quran (BAQ) Mahasiswa Universitas Islam Bandung

Peran Tata Kelola Mentoring Sebagai Bentuk Dakwah Islamiyah Dalam Membina Kualitas Baca Al-Quran (BAQ) Mahasiswa Universitas Islam Bandung Prosiding Komunikasi Penyiaran Islam ISSN: 2460-6405 Peran Tata Kelola Mentoring Sebagai Bentuk Dakwah Islamiyah Dalam Membina Kualitas Baca Al-Quran (BAQ) Mahasiswa Universitas Islam Bandung ¹Achmad Saheri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALAN 3.1 SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN PT. Pandi Kencana Murni merupakan perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang tour dan travel serta merupakan salah satu perusahaan

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Nomor 5061); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Peny

2017, No Indonesia Nomor 5061); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Peny No.1050, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. AMIRUL HAJJ. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG AMIRUL HAJJ DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.366, 2015 KEMENAG. Ibadah Umrah. Perjalanan. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin

Lebih terperinci

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN PADA BIMBINGAN IBADAH HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AR-RAHMAH MUHAMMADIYAH KENDAL

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN PADA BIMBINGAN IBADAH HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AR-RAHMAH MUHAMMADIYAH KENDAL PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN PADA BIMBINGAN IBADAH HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AR-RAHMAH MUHAMMADIYAH KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Salah satu bagian rukun Islam adalah haji. Haji adalah suatu ibadah

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Salah satu bagian rukun Islam adalah haji. Haji adalah suatu ibadah BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu bagian rukun Islam adalah haji. Haji adalah suatu ibadah yang dilakukan dengan mengunjungi Ka bah (Baitullah) untuk melakukan beberapa amalan atau ritual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai tujuan akan sia-sia.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PELAYANAN PRIMA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN IBADAH HAJI DI PT. KAISA ROSSIE SEMARANG

BAB IV ANALISIS STRATEGI PELAYANAN PRIMA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN IBADAH HAJI DI PT. KAISA ROSSIE SEMARANG BAB IV ANALISIS STRATEGI PELAYANAN PRIMA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN IBADAH HAJI DI PT. KAISA ROSSIE SEMARANG A. Analisis Strategi Pelayanan Prima dalam Meningkatkan Kualitas Bimbingan Ibadah

Lebih terperinci

BAB II IMPLEMENTASI FUNGSI PENGORGANISASIAN DAN KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH)

BAB II IMPLEMENTASI FUNGSI PENGORGANISASIAN DAN KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) BAB II IMPLEMENTASI FUNGSI PENGORGANISASIAN DAN KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) A. Implementasi Implementasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pelaksanaan, penerapan. Yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ranah agama, tradisi, adat istiadat dan sosial budaya. Hal ini karena yang

BAB I PENDAHULUAN. ranah agama, tradisi, adat istiadat dan sosial budaya. Hal ini karena yang 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen berasal dari kata to manage, yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses yang diatur berdasarkan urutan-urutan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 13 Tahun Dalam undang-undang ini disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 13 Tahun Dalam undang-undang ini disebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia telah diatur dalam Undang-undang No 13 Tahun 2008. Dalam undang-undang ini disebutkan bahwa penyelenggaraan ibadah haji adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan warga negaranya

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG KRITERIA DAN PERSYARATAN CALON PETUGAS HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen merupakan kekuatan utama dalam organisasi untuk mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen merupakan kekuatan utama dalam organisasi untuk mengelola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen merupakan kekuatan utama dalam organisasi untuk mengelola dan mengkoordinasi sumberdaya manusia dan material, dan para manajer bertanggung jawab untuk

Lebih terperinci

Gambaran Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji di Kementerian Agama Kabupaten Demak tahun 2016

Gambaran Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji di Kementerian Agama Kabupaten Demak tahun 2016 Gambaran Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji di Kementerian Agama Kabupaten Demak tahun 2016 Gambar 1: Suasana Pembukaan Oleh Bupati Demak Gambar 2: Tempat Pembekalan Manasik Gambar 3: Peserta calon jama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengerjakan sesuatu yang diinginkan. Menurut T.Hani Handoko pelatihan. (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mengerjakan sesuatu yang diinginkan. Menurut T.Hani Handoko pelatihan. (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan unsur yang terpenting dalam suatu perusahaan atau sebuah organisasi. Dalam peningkatan kualitas manusia tidak bisa muncul dengan sendirinya,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI RANCANGAN LAYAR

BAB IV IMPLEMENTASI RANCANGAN LAYAR BAB IV IMPLEMENTASI RANCANGAN LAYAR 4.1 Desain Antar Muka (interface) Antar muka atau biasa disebut interface adalah tampilan aplikasi yang bersentuhan langsung dengan pengguna dalam menjalankan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

KOMP. PERANGGARAN 1. Materi 1 PENGENALAN PERANGGARAN

KOMP. PERANGGARAN 1. Materi 1 PENGENALAN PERANGGARAN KOMP. PERANGGARAN 1 Materi 1 PENGENALAN PERANGGARAN Dr. Kartika Sari Universitas Gunadarma Materi 1-1 Satuan Acara Perkuliahan 1. Gambaran Umum Anggaran 2. Dasar-dasar Perencanaan Dan Pengendalian Laba

Lebih terperinci

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 T

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 T No.445, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Ibadah Haji Khusus. Perubahan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN Disusun oleh : Nama : Annisa Candra Sekar NIM : 5401409029 Prodi : PKK S1 (Tata Busana) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i

Lebih terperinci

} Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno

} Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno } Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno management, yang artinya seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Mary Parker Follet, manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 13-2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 53, 1999 AGAMA. IBADAH HAJI. Umroh. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan, baik secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan karena seiring dengan perkembangan zaman yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan karena seiring dengan perkembangan zaman yang semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai yang kita ketahui islam adalah agama dakwah yang menyerukan setiap umatnya untuk menyebarkan kepada sesamanya. Dan dalam rangka usaha penyebaran dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses Pendidikan adalah merupakan suatu kewajiban yang harus dilalui dan ditempuh bagi setiap individu muslim, demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Islam sebagai agama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Adapun unsurunsur manajemen yang terdiri dari 6M yaitu man, money, mothode, machines,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi controlling dalam rangka tercapainya kualitas pelayanan. Tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. fungsi controlling dalam rangka tercapainya kualitas pelayanan. Tinggi rendahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Camat berperan dalam mengatur dan mengorganisasikan agar pegawaipegawainya dapat bekerjasama secara maksimal dengan mendayagunakan semua potensi sumber daya

Lebih terperinci

MANAJEMEN : A. Pengertian Management : Bhs. Indon : tatlaksana, pengurusan, manajemen. Sudut pandang ada 3 : Proses, Kolektifitas orang, Seni & ilmu.

MANAJEMEN : A. Pengertian Management : Bhs. Indon : tatlaksana, pengurusan, manajemen. Sudut pandang ada 3 : Proses, Kolektifitas orang, Seni & ilmu. MANAJEMEN : A. Pengertian Management : Bhs. Indon : tatlaksana, pengurusan, manajemen. Sudut pandang ada 3 : Proses, Kolektifitas orang, Seni & ilmu. 1. Proses pelaks suatu tujuan, diselenggarakan & diawasi.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Secara lahiriah, manusia cenderung membentuk kelompok untuk memenuhi segala kebutuhannya karena adanya kesadaran bahwa manusia mempunyai kemampuan terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha -usaha para

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha -usaha para BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi tidak akan lepas dari berbagai masalah yang menyangkut manajemen. Organisasi merupakan kerangka struktur wadah kegiatan pelaksanaan manajemen

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua. Manusia mengalami proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi diperlukan dengan tujuan salah satunya sebagai bentuk penghargaan

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi diperlukan dengan tujuan salah satunya sebagai bentuk penghargaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang pada umumnya membutuhkan apresiasi dari orang lain. Terlepas seperti apa bentuk apresiasi tersebut, setiap sebuah organisasi apresiasi diperlukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum Perpustakaan umum merupakan salah satu bentuk peran aktif dari pemerintah dalam rangka meningkatkan semangat untuk membaca

Lebih terperinci

2016, No tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 141, Tambahan Lembaran

2016, No tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 141, Tambahan Lembaran No.383, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG.Biaya. Penyelenggaraan Ibadah Haji. Pembiayaan dan Penggunaan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBIAYAAN DAN

Lebih terperinci

BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011

BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011 BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011 A. Profil Kementrian Agama Kabupaten Demak 1. Sejarah Berdiri Kantor Kementerian Agama Kabupaten Demak pada awal berdirinya hingga

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain didalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi memiliki

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa BAB II KERANGKA TEORI 2. Kerangka Teori 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa Inggris. Namun, kata tersebut sebenarnya berasal dari Perancis

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PELAKSANAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI OLEH KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) TAHUN 2015

EXECUTIVE SUMMARY PELAKSANAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI OLEH KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) TAHUN 2015 EXECUTIVE SUMMARY PELAKSANAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI OLEH KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) TAHUN 2015 S esuai dengan bunyi UU Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, bahwa penyelenggaraan ibadah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu yang Relevan Menguraikan penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah penelitian ini, digunakan untuk mengetahui masalah mana yang belum diteliti secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. 1 Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG A. Muatan UU. No. 13 Tahun 2008 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Hasil dari suatu pendidikan tidak segera dapat kita lihat hasilnya

Lebih terperinci