Manfaat penerapan e-filling Tata cara e-filling Definisi Pajak Fungsi Pajak
|
|
- Agus Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Daftar Isi KATA PENGANTAR... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel...vi Daftar Bagan... vii Daftar Singkatan... viii Daftar Lampiran... ix ABSTRAK... x ABSTARCT... xi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Fokus Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan...11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kajian Pustaka Landasan Teori Teori Kebijakan Publik Landasan Konsep Implementasi Kebijakan Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Model Implementasi Kebijakan Model Merilee S. Grindle (1980) e-goverment Pengertian e-goverment e-filling Sistem e-filling... 25
2 Manfaat penerapan e-filling Tata cara e-filling Definisi Pajak Fungsi Pajak Sistem Pemungutan pajak Jenis Jenis Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Kepatuhan Wajib Pajak Kerangka Berfikir BAB III Metodologi Penelitian Jenis Penelitian Sumber Data Unit Analisis Teknik Penentuan Informan Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Teknik Penyajian Data...45 BAB IV PEMBAHASAN Gambaran Umum Subyek/ Obyek Penelitian Deskripsi Tempat Penelitian Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Bali Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Selatan Gambaran Umum tentang sistem E-filling A. Standar Operasional Prosedur (SOP) B. Ruang Lingkup Sistem E-filling C. Pendanaan Sistem E-filling Hasil Temuan dan Analisa... 66
3 4.2.1 Proses Implementasi Kebijakan Sistem E-filling di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Selatan... Error! Bookmark not defined. A. Proses Sosialisasi Sistem E-filling B. Pelaksanaan Sistem E-filling C. Pengawasan sistem E-filling Hambatan / Kendala dalam Implementasi Sistem E-filling di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Selatan tahun Analisis Implementasi Sistem E-filling dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Selatan BAB V Pelaksanaan Sistem E-filling di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Selatan A. Isi Kebijakan B. Lingkungan Kebijakan Keterkaitan e-goverment dengan pelaksanaan sistem e- filling...error! Bookmark not defined Hambatan dan Upaya Mengatasinya dalam Pelaksanaan Sistem E-filling di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Selatan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran... 93
4 Daftar Tabel Tabel 1.1 Waseda IAC e-goverment Total Ranking Tabel 1.2. Data Penyampaian SPT melalui e-filling seluruh KPP di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Bali Tahun Tabel 3.1 Tabel Daftar Nama Informan Tabel 4.1 Surat Pemberitahuan tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi yang masuk di KPP Pratama Badung Selatan sebelum pelaksanaan sistem e-filling Tabel 4.2 Surat Pemberitahuan tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi yang masuk di KPP Pratama Badung Selatan setelah Impelmentasi sistem e-filling Tabel 4.3 data penyampaian Surat Pemberitahuan tahuann melalui e-filling di KPP Pratama badung Selatan... 74
5 Daftar Bagan Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran Bagan 4.1 Struktur Organisasi Kantor Wilayah DJP Bali Bagan 4.2 Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Selatan Bagan 4.3 Alur atau proses sistem e-filling... 63
6 Daftar Singkatan TKTI E-Filling ASP SPT NPWP E-Fin KPP DJP UNDP ICT AR WP KITAS KTP SKT APBN PT Fa CV KPPN SIDJP DIPA : Tim Koordinasi Telematika Indonesia : Elektronic Filling : Aplication Service Provider : Surat Pemberitahuan : Nomor Pokok Wajib Pajak : Electronic Filling Identification Number : Kantor Pelayanan Pajak : Direktorat Jenderal Pajak : United Nations Development Programe : Information and Comucicat-ion Technology : Account Representative : Wajib Pajak : Kartu Izin Tinggal Sementara : Kartu Tanda Penduduk : Surat Keterangan Terdaftar : Anggaran Pendapatan Belanja Negara : Perseroan Terbatas : Perusahaan Firma : Perusahaan Perseroan Komanditer : Kantor Pembendaharaan Negara : Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
7 Daftar Lampiran Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Pedoman Wawancara Transkip Wawancara Foto di Lapangan Surat Ijin Penelitian
8 ABSTRAK Sistem e-filling merupakan wujud nyata dari program pemerintah dalam memberikan kemudahan bagi seluruh Wajib Pajak baik itu wajib pajak orang pribadi ataupun wajib pajak badan untuk melaksanakan kewajibannya. Sistem e- filling sendiri telah dilaksanakan dan diwajibkan keseluruh wajib pajak di seluruh indonesia pada tahun Selama 2 tahun implementasi, penggunaan sistem e- filling dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan sudah berjalan dengan cukup baik, namun jika dilihat dari jumlah Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan yang masuk melalui sistem e-filling, jumlah tersebut masih belum mampu meningkatkan kepatuhan dari wajib pajak orang pribadi secara maksimal. Sistem e-filling hanya dapat digunakan oleh wajib pajak yang paham dan mengerti internet serta wajib pajak orang pribadi yang memiliki formulir sederhana dan sangat sederhana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana implementasi sistem e-filling yang diterapkan dan hambatan dalam implementasi sistem e-filling. Studi ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif deskriptif. Dalam memperoleh data, penulis melakukan observasi langsung ke lapangan untuk memperoleh data primer yang terikat dan melakukan studi dokumentasi untuk memperoleh data sekunder. Selain itu peneliti menggunakan teknik berupa wawancara langsung yang berkaitan dengan penelitian ini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah implementasi dari sistem e- filling sudah berjalan dengan cukup baik, namun dalam pelaksanaannya belum bisa meningkatkan kepatuhan dari wajib pajak orang pribadi secara maksimal karena kurangnya sosialisasi dan kesadaran dari wajib pajak sendiri. Hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan sistem e-filling adalah sosialisasi kurang merata, wajib pajak tidak melek internet dan antrian panjang saat pencarian e-fin. Kata Kunci : implementasi kebijakan publik, kebijakan publik, sistem e-filling
9 ABSTARCT E-filling system is a realization of government programs to help individual taxpayers or corporate taxpayers to carry out their obligations. E-filling system has been implemented and required to all taxpayers in indonesia since During the second (2) years of implementation, the use of e-filling system in submitting annual SPT such as has been running quite well, but if viewed from the number of annual notification that entered throught the e-filling system, the number is still not able to improve compliance from individual taxpayers to the maximum. E-filling system only can used by individual taxpayers that know internet and individual taxpayers who have a simple and very simple SPT form. The purpose of this study is to invertigate the implementation of e-filling system and obstacles in the implementation of e-filling system. The study used a descriptive qualitative research methodology. In obtaining data, the authors implement direct observation of spaciousness to obtain primary data related documentation and conduct studies to obtain secondary data. In addition, researchers use inetrviewing technique in the from of directly related to this research. The conclusion of this study is the implementation of e-filling sytem has been good, but has not been able to improve individual taxpayers compliance to the maximum due to lack of socialization and awareness of individual taxpayer. Obstacles that must be overcome is the cost, socialization is not evenly distributed, taxpayers do not know the internet and long queue when searching e- fin. Kata Kunci : public policy implementation, public policy, e-filling system
10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerapan e-goverment yang dilakukan oleh pemerintah merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik serta kinerja birokrasi pemerintahan agar terwujudnya pemerintahan yang baik (good governance). E goverment telah hadir di Indonesia pada tahun 2000 yang ditandai dengan dibentuknya Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI) melalui Keputusan Presiden No. 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia. Namun e-goverment mulai dikenal masyarakat pada tahun 2001 melalui Instruksi Presiden RI No. 6 Tahun 2001 tentang Telematika yang menyatakan bahwa Indonesia harus mampu mendayagunakan teknologi telematika untuk meningkatkan transparansi dan memperbaiki pelayanan publik, serta memperlancar interaksi antar lembaga lembaga pemerintah, baik pada tingkat pusat maupun daerah, sebagai landasan untuk menciptakan good governance. E-goverment merupakan sistem inovatif yang diciptakan oleh pemerintah agar masyarakat terbantu untuk menikmati pelayanan publik. Dalam pelayanan publik tidak hanya masyarakat, para aparatur birokrasi juga diharapkan terbantu
11 dengan adanya sistem teknologi untuk mempermudah melaksanakan pelayanan publik dan membantu masyarakat. Sistem yang terdapat di e-goverment adalah sistem yang mulai dari yang sederhana berupa pemberitahuan informasi pelayanan bahkan sampai titik rumit seperti pelaporan pajak. Dengan adanya e- goverment diharapkan masyarakat bisa menikmati pelayanan publik dengan baik dan melaksanakan kewajibannya seperti membayar pajak melalui sistem teknologi. Penerapan E-goverment dirasakan dapat membantu masyarakat secara luas untuk melaksanakan kewajibannya. Dalam survei yang dilakukan oleh Waseda University tahun 2015 tentang penerapan e-goverment di dunia, Indonesia menempati posisi ke 29 dari total 63 Negara dengan skor 60,1. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 Tabel 1.1 : Waseda IAC e-goverment Total Ranking 2015 No Total Ranking Score No Total Ranking Score No Total Ranking Score 1 Singapura Thailand Brunei USA Israel Bahrain Denmark HK SAR Brazil UK Malaysia Argentina Korea Portugal Colombia Japan Czech republic South Africa Australia Italy China Estonia Indonesia Kazakhstan Canada UAE Saudi Arabia Norway Poland Peru Sweden Spain Tunisia Austria Vietnam Venezuela New Zealand Russia Uruguay Finland India Morocco Germany Macau SAR Pakistan France Chile Costa Rica Chinese Taipei Mexico Georgia Belgium Romania Nigeria Iceland Oman Fiji Netherlands Philippines Egypt 37.19
12 21 Switzerland Turkey Kenya Sumber : e gov.waseda.ac.jp, 2015 Dilihat dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Indonesia masih berada tiga angka dibawah Malaysia, namun peringkat Indonesia berhasil berada diatas Negara Spanyol, dan Russia yang merupakan Negara Maju di Dunia. Hal ini memperlihatkan masyarakat Indonesia mulai menerima kehadiran teknologi dan mulai memanfaatkan teknologi untuk kegiatan pelayanan publik. Pada tahun 2003 pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan dan strategi pengembangan e-goverment melalui instruksi RI Nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan E-goverment (hukumonline, no year). Instruksi ini memicu pada penerapan e-goverment yang efektif dan efisien serta keseragaman pemakaian teknologi pada seluruh unsur kelembagaan pemerintah. Hal ini sejalan dengan semakin banyaknya lembaga pemerintah yang menggunakan teknologi berupa komputer untuk membantu pelaksanaan tugas - tugas yang diemban oleh aparatur pemerintahan. Pemanfaatan sistem teknologi ini merupakan hal yang dilakukan karena adanya kehadiran e-goverment. Salah satu regulasi dari hadirnya e-goverment adalah electronic filling (e-filling). E-Filing merupakan sebuah layanan pengiriman atau penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik baik untuk orang pribadi atau badan ke Direktorat Jenderal Pajak melalui Application Service Provier (ASP) dengan memanfaatkan internet secara online dan realtime, sehingga Wajib Pajak tidak perlu melakukan pencetakan semua formulir laporan dan menunggu tanda terima
13 secara manual (Wiyono, 2008). Peraturan saat ini yang mengatur sistem e-filling adalah Per-03/PJ/2015 yang mengatur tentang penyampaian Surat Pemberitahuan Elektronik, yang berlaku sejak 13 februari 2015 (Direktorat Jenderal Pajak Kanwil Bali, 2016). Dalam peraturan ini dijelaskan bahwa wajib pajak yang melakukan pelaporan Surat Pemberitahuannya masih bisa dilakukan secara manual dan juga secara elektronik melalui sistem e-filling. Wajib pajak yang melaporkan Surat Pemberitahuan secara manual diwajibkan untuk datang ke Kantor Pelayanan Pajak dengan membawa formulir kertas (hardcopy) serta membawa dokumen pelengkap lainnya. Sedangkan wajib pajak yang melakukan pelaporan dengan e-filling tidak perlu lagi ke Kantor Pelayanan Pajak dan membawa berkas berkas yang diperlukan. Wajib pajak bisa melaporkan Surat Pemberitahuannya dimana saja dan kapan saja selama 24 jam. Sistem e-filling sendiri mulai digunakan dan diwajibkan kepada seluruh Wajib Pajak pada tahun Penerapan sistem e-filling merupakan inovasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk memudahkan Wajib Pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuannya. Wajib Pajak menurut Undang-undang nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 2 disebutkan Wajib Pajak memiliki pengertian orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan. Wajib Pajak selain memiliki kewajiban perpajakan, Wajib Pajak juga harus mengerti bagaimana sistem dalam perpajakan.
14 Sistem perpajakan saat ini dilaksanakan berdasarkan tiga sistem yaitu self assesment sistem, official assesment sistem dan with holding system (Sumadi et al 2014 : 13). Self assesment sistem adalah pemberian tanggung jawab sendiri pada Wajib Pajak untuk melakukan kewajiban perpajakannya yaitu menghitung, membayar dan melaporkan jumlah pajak yang terutang. Melalui sistem ini Wajib Pajak bertanggung jawab sendiri atas pelaporan pajaknya, jika terjadi kesalahan dalam pelaporan pajak, maka Wajib Pajak harus bertanggung jawab atas hal tersebut sendiri. Setiap Wajib Pajak tentu memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan dianggap sudah mengerti sistem perpajakan. Namun menurut Ortax.org (Widodo, 2015) masih banyak Wajib Pajak yang kurang paham tentang peraturan perpajakan dan bahkan masih ada yang belum mengerti sama sekali tentang sistem perpajakan yang berlaku. Tim dari Direktorat Jenderal Pajak Provinsi Bali sudah melakukan sosialisasi tentang perpajakan dan sistem e-filling namun belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat, karena Wajib Pajak yang terdapat di Provinsi Bali jumlahnya sangat besar, hal tersebut mengakibatkan masih banyak Wajib Pajak yang belum mengerti tentang sistem perpajakan dan e- filling. Penggunaan e-filling oleh Wajib Pajak Orang Pribadi di Provinsi Bali saat ini belum mencapai batas maksimal yang diinginkan. Berbagai kemudahan dan kelebihan yang ditawarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak melalui sistem e-filling belum mampu meratakan penggunaan e-filling oleh Wajib Pajak. Saat ini baru 68% Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan yang menggunakan sistem e-filling dalam penyampaian Surat Pemberitahuan tahunannya (Turnip,
15 2016) Sebanyak 68% tersebut, jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan e-filling hanya sebanyak 53% ( Indah, 2015). Jadi masih ada 47% Wajib Pajak yang masih menggunakan cara manual dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunannya. Hal ini memperlihatkan masih banyak Wajib Pajak Orang Pribadi yang belum menggunakan e-filling, faktor utama yang menyebabkan Wajib Pajak belum menggunakan e-filling adalah Wajib Pajak sebagian besar masih bingung untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunannya melalui sistem e-filling (Amriyono, 2016). Wajib pajak tidak hanya merasa kebingungan dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunannya namun terdapat juga Wajib Pajak yang tidak mengerti dalam menggunakan e- filling, selain itu masih ada faktor kemalasan yang membuat wajib pajak enggan menggunakan e-filling. Sistem elektronik yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Pajak difungsikan agar terjadi pemodernisasi dalam sistem perpajakan. Hal ini dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk mempermudah Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Namun, saat ini yang terjadi sistem online pajak mengalami kendala dan mengalami server down akibat banyaknya Wajib Pajak yang mengakses sistem e-filling (Erwin, 2016). Hal ini terjadi dikarenakan hampir seluruh Wajib Pajak melaporkan Surat Pemberitahuannya di akhir bulan maret, hal ini sudah seperti menjadi budaya untuk melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunannya di akhir bulan maret. Pembludakan akses sistem e- filling di akhir bulan maret mengakibatkan server menjadi down dan eror yang menyebabkan banyak Wajib Pajak yang tidak bisa mengakses sistem e-filling.
16 Tahun lalu sempat terjadi server down yang menyebabkan pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi melalui e-filling diundur menjadi 4 bulan masa tahun akhir pajak. Namun saat ini jika Wajib pajak tidak melaporkan Surat Pemberitahuannya sampai bulan maret, walaupun terjadi server down, Wajib Pajak akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda. Pelayanan pajak Orang Pribadi menggunakan e-filling di Provinsi Bali terdapat pada 7 Kantor Pelayanan Pajak Pratama yaitu Badung Selatan, Badung Utara, Tabanan, Gianyar, Singaraja, Denpasar Timur dan Denpasar Barat. Keenam kantor tersebut telah menggunakan sistem e-filling dalam penyampaian Surat Pemberitahuannya. Tabel dibawah menunjukkan data penyampaian SPT Kantor Pelayanan Pajak Jumlah SPT lewat e-filling KPP Pratama Denpasar Barat KPP Pratama Denpasar Timur KPP Pratama Badung Selatan KPP Pratama Badung Utara KPP Pratama Tabanan KPP Pratama Gianyar KPP Pratama Singaraja melalui e-filling seluruh Kantor Pelayanan Pajak di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Bali. Tabel 1.2. Data Penyampaian SPT melalui e-filling seluruh KPP di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Bali Tahun
17 Sumber : Pengolahan Dokumen serta Bidang data dan Pengawasan Potensi Perpajakan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Bali, 2017 Data tersebut diatas memperlihatkan pengguna e-filling terendah di Kantor Pelayanan Pajak Pratama adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Selatan. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Selatan merupakan instansi vertikal di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Bali yang mempunyai tugas dan fungsi yakni melakukan pelayanan dan pengawasan perpajakan di Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan. Dengan kehadiran e-filling seharusnya dapat mempermudah Wajib Pajak dalam penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan namun di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Selatan belum memanfaatkan sistem ini dengan baik. Dalam pelaksanaan sistem e-filling ini, wajib pajak diwajibkan untuk memiliki E-Fin (Elektronik Filling Identification Number) yang merupakan syarat utama dalam menggunakan sistem ini. Namun di kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Selatan, untuk mendapatkan E-Fin (Elektronik Filling Identification Number) harus melalui antrian yang sangat panjang dan lama. Hal tersebut menyebabkan banyak Wajib Pajak yang kesal dan malas karena merasa waktunya terbuang hanya untuk mengantri untuk mendapatkan E-Fin (Elektronik Filling Identification Number). Proses inilah yang membuat Wajib Pajak di Badung Selatan malas untuk beralih ke sistem e-filling. Berdasarkan latar belakang diatas, diperlukan penelitian lebih mendalam mengenai bagaimana Implementasi dari sistem e-filling dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak terutama Wajib Pajak Orang Pribadi yang merupakan Wajib Pajak paling banyak terdapat di Provinsi Bali. Dengan demikian penulis
18 tertarik mengambil judul Implementasi sistem e-filling dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (studi kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Selatan). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang terdapat di KPP Pratama Badung Selatan rumusan masalah yang dapat penulis tarik adalah Bagaimana implementasi sistem e-filling dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak (studi kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Selatan)? 1.3 Fokus Penelitian Fokus penelitian dalam penelitian ini terletak pada wajib pajak Orang Pribadi karena dalam penelitian ini, penulis memfokuskan penelitiannya pada kepatuhan dari Orang Pribadi saja. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi sistem e-filling dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam penyampaian SPT tahunan di KPP Pratama Badung Selatan.
19 1.5 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep mengenai perpajakan dan kebijakan suatu instansi. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan peningkatan kepatuhan Wajib Pajak melalui kebijakan instansi pemerintahan.
20 1.6 Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah yang mendorong penelitian tentang implementasi sistem e-filling dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak (studi kasus KPP Pratama Badung Selatan) yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penelitian. BAB II : Tinjauan Pustaka Pada bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang digunakan untuk penelitian ini yaitu, kajian pustaka, landasan teori yang terdiri dari teori kebijakan, landasan konsep yang terdiri dari konsep implementasi, e-goverment, e-filling, perpajakan, wajib pajak orang pribadi dan kepatuhan Wajib Pajak, serta kerangka pemikiran. BAB III : Metodologi Penelitian Pada bab ini menjelaskan tentang metode yang digunakan pada penulisan yaitu Jenis Penelitian, Sumber Data, Unit Analisis, Teknik
21 Penentuan Informan, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data dan Teknik Penyajian Data. BAB IV : Pembahasan Bab ini menjelaskan tentang jawaban dari permasalahan yang menguraikan mengenai temuan penelitian berupa implementasi sistem e-filling dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Badung Selatan. BAB V : Kesimpulan dan Saran Pada bab ini menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan dan memberikan saran terhadap pihak yang berkaitan dengan permasalahan ini.
IMPLEMENTASI SISTEM E-FILLING DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (STUDI KASUS KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BADUNG SELATAN)
IMPLEMENTASI SISTEM E-FILLING DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (STUDI KASUS KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BADUNG SELATAN) Evi Wahyuningsih 1), I Ketut Winaya 2),Putu Nomy Yasintha
Lebih terperinciPASAL 4 PENENTUAN STATUS PENDUDUK
PASAL 4 PENENTUAN STATUS PENDUDUK No Negara Perorangan Badan 1 Algeria a. tempat tinggal; tata cara persetujuan bersama b. kebiasaan tinggal; c. hubungan pribadi dan ekonomi. 2 Australia a. tempat tinggal;
Lebih terperinciPASAL 5 AGEN TIDAK BEBAS YANG DAPAT MENIMBULKAN BUT BAGI SUATU PERUSAHAAN
PASAL 5 AGEN TIDAK BEBAS YANG DAPAT MENIMBULKAN BUT BAGI SUATU PERUSAHAAN No Negara Memiliki wewenang untuk menutup kontrak atas nama Menyimpan dan melakukan pengiriman barang atau barang dagangan milik
Lebih terperinciPerjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)
Perjanjian Penghindaran Berganda (P3B) Perjanjian Penghindaran Berganda (P3B) adalah perjanjian internasional di bidang perpajakan antar kedua negara guna menghindari pemajakan ganda agar tidak menghambat
Lebih terperinciDenpasar, 10 Agustus Penulis
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini tepat pada waktunya, dalam usaha memenuhi salah satu syarat
Lebih terperinciPRODUKSI PANGAN DUNIA. Nuhfil Hanani AR
49 PRODUKSI PANGAN DUNIA Nuhfil Hanani AR Produksi Pangan dunia Berdasarkan data dari FAO, negara produsen pangan terbesar di dunia pada tahun 2004 untuk tanaman padi-padian, daging, sayuran dan buah disajikan
Lebih terperinciJUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 30 SEPTEMBER 2015
JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 30 SEPTEMBER 2015 NO NEGARA LAKI-LAKI PEREMPUAN Total 1 A F R I K A 2 0 2 2 AFGHANISTAN 61 61 122 3
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan Negara terbesar, dimana pajak berkontribusi lebih dari 78% total penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yaitu baik dari segi pembangunan masyarakat, kesejahteraan, keamanan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber utama pada penerimaan negara. Pajak sendiri memiliki definisi sebagai iuran rakyat yang dapat dipaksakan pada pemungutannya
Lebih terperinciJUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015
JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015 NO NEGARA LAKI-LAKI PEREMPUAN Total 1 A F R I K A 2 0 2 2 AFGHANISTAN 61 63 124 3 ALJAZAIR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah penerimaan dari sektor perpajakan. Hal ini membuat pajak mempunyai peranan yang sangat besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pajak di Indonesia semakin meningkat dari masa ke masa. Pajak ditempatkan pada posisi teratas sebagai sumber penerimaan yang pertama dan utama dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada negara, maka negara menetapkan perpajakan sebagai salah satu sarana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap warga negaranya. Sebagai tanda bukti dari kecintaan warga negara kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak saat ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar. Penerimaan pajak saat ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia, tetapi yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat berdasarkan undang-undang dan ketentuan pelaksanaannya. Pajak merupakan salah satu penerimaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penerimaan dari sektor perpajakan memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara, karena penerimaan terbesar suatu
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat
BAB IV PEMBAHASAN Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat membantu pembangunan nasional, besar dan kecilnya pajak suatu negara ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan rakyat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk modernisasi
Lebih terperinciPASAL 11 & 12 TARIF PPh PASAL 26 ATAS BUNGA DAN ROYALTI UNTUK P3B YANG SUDAH BERLAKU EFEKTIF MAUPUN YANG BARU DIRATIFIKASI
PASAL 11 & 12 TARIF PPh PASAL 26 ATAS BUNGA DAN ROYALTI UNTUK P3B YANG SUDAH BERLAKU EFEKTIF MAUPUN YANG BARU DIRATIFIKASI NO NEGARA BUNGA ROYALTI Umum Khusus* Umum Khusus* 1 2 3 4 5 6 1. Algeria 15% -
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu komponen penting dan sumber utama pada penerimaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu komponen penting dan sumber utama pada penerimaan negara. Pajak sendiri didefinisikan sebagai iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Satu, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Setelah menganalisis penerapan sistem e-filing sebagai upaya untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang Satu, maka penulis dapat mengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi yang telah berkembang dan menerapkannya dalam pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerimaan negara dari sektor pajak merupakan peran penting terhadap kelangsungan sistem pemerintahan di suatu negara. Pajak merupakan kontribusi wajib dari masyarakat
Lebih terperinciANALISIS PELAPORAN SPT WAJIB PAJAK MELALUI E- FILING DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOGOR PERIODE TAHUN 2007 S/D 2010
ANALISIS PELAPORAN SPT WAJIB PAJAK MELALUI E- FILING DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOGOR PERIODE TAHUN 2007 S/D 2010 Sita Bungadia 26210575 Pembimbing : Budiasih, SE., MMSI. LATAR BELAKANG MASALAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi kewajiban pembangunan bangsa, maka pemerintah harus memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber dana negara salah satunya yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk elektronik (e-filing). E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang pemungutannya dapat dipaksakan yang didasarkan pada undang-undang. Penerimaan Negara yang bersumber
Lebih terperinciKajian SSM terhadap komoditas ekspor Indonesia
Kajian SSM terhadap komoditas ekspor Indonesia Latar belakang Special Safeguard Mechanism (SSM) adalah SSM adalah mekanisme yang memungkinkan negara-negara berkembang untuk memberikan perlindungan sementara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk membayar pajak. Seperti yang dikatakan oleh Sakti (2015: 2 ) bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan pendapatan negara yang paling besar. Penerimaan pajak berasal dari iuran yang harus dibayar oleh rakyat sebagai konsekuensi berlakunya Undang-Undang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan negara dari sektor pajak memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran pajak adalah wujud dari kewajiban
Lebih terperinciOptimalisasi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara
Jurnal Office, Vol.3, No.1, 2017 Optimalisasi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara Lina Mariana Politeknik Informatika Nasional Email : linamariana90@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam negeri dan luar negeri. Sektor pajak merupakan salah satu sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber penerimaan negara yang paling dominan berasal dari penerimaan pajak. Sumber penerimaan negara terbagi menjadi dua, yaitu yang berasal dari dalam negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak akan masuk ke kas negara, kemudian melalui Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sektor terpenting bagi pemerintah karena pajak adalah sumber pemasukan Negara yang terbesar. Menurut Chandra Kepala Seksi Hubungan Eksternal
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: kemudahan pengisian SPT, pengetahuan peraturan perpajakan, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak.
Judul : Pengaruh Kemudahan dalam Pengisian Surat Pemberitahuan, Pengetahuan Peraturan Perpajakan, dan Kualitas Pelayanan pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Persentase kenaikan kontribusi pajak terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar. Penerimaan pajak ini sangat berperan dalam kesejahteraan di Indonesia karena dengan anggaran yang mencukupi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerimaan negara tersbesar ini dapat dilihat dalam RAPBN sebesar Rp
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar, penerimaan pajak ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat Indonesia. Penerimaan negara tersbesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang masih giat melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang masih giat melakukan pembangunan, baik pembangunan ditingkat pusat maupun daerah. Pembangunan yang merata
Lebih terperinciPROSEDUR PELAYANAN PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA MEDAN PETISAH
PROSEDUR PELAYANAN PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA MEDAN PETISAH TUGAS AKHIR Disusun sebagai Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I. terus berupaya dalam memaksimalkan potensi pajak untuk memenuhi APBN
PENDAHULUAN BAB I H. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu pendapatan negara yang mencapai 85,6%, sehingga pajak memiliki peranan yang sangat besar dalam pemenuhan Anggaran Pendapatan Belanja Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber pendanaan dan pemasukan bagi Negara berasal dari pajak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah negara membutuhkan sumber pendanaan untuk melakukan Pembangunan Nasional yang dilakukan secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berupa kebutuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan era globalisasi ditandai dengan perubahan perilaku dalam kehidupan manusia. Salah satu contoh yang terlihat nyata saat ini adalah perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan yang sangat vital bagi negara. Tidak dapat dipungkiri bahwa pajak memiliki peranan penting dalam menunjang penyelenggaraan
Lebih terperinci12/14/2016. Indonesia berpartisipasi pada studi TIMSS sejak tahun Namun baru tahun 2015 target populasinya kelas 4 SD/MI
12/14/216 Hasil TIMSS 215 Trend in International Mathematics and Science Study Diagnosa Hasil untuk Perbaikan Mutu dan Peningkatan Capaian TIMSS adalah studi internasional yang mengukur kemampuan siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian keuangan merupakan lembaga negara yang bertugas menyelenggarakan urusan di bidang keuangan dan kekayaan negara dalam pemerintahan untuk membantu presiden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdampak pada perkembangan dan kemajuan dalam bidang kearsipan. Berkembangnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini akan menimbulkan terjadinya perubahan kehidupan manusia yang sangat pesat. Terutama pada bidang teknologi dan informasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap negara bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Guna meningkatkan kesejahteraan rakyat, negara melakukan pembangunan dan pengembangan sarana publik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari wajib pajak badan, dan wajib pajak orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Direktorat Jenderal Pajak terus berusaha untuk meningkatkan penerimaan Indonesia dari sektor pajak. Pada tahun 2015, wajib pajak yang terdaftar di dalam
Lebih terperinciJASO Presentasi. PROMOSPAIN SERVICES LTD., Pondok Indah Office Tower I, 3rd floor, room 304. Jakarta, Indonesia
JASO Presentasi 1 1. Profil perusahaan 2. Peralatan Konstruksi JASO 3. Kualifikasi 4. Gallery 5. Kontak Kami 2 1. Profil Perusahaan Perusahaan Spanyol dengan pengalaman lebih dari 50 tahun Ekspor 90 %
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan beberapa tahun sebelumnya sangat berbeda. Perbedaannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem administrasi perpajakan di Indonesia sekarang (2015) dibandingkan beberapa tahun sebelumnya sangat berbeda. Perbedaannya dapat terlihat pada tahun sebelum-sebelumnya
Lebih terperinciPENCEGAHAN & PEMBERANTASAN KORUPSI MELALUI KOORDINASI & SUPERVISI (KORSUP) Indraza Marzuki Direktorat Dikyanmas Komisi Pemberantasan Korupsi
PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN KORUPSI MELALUI KOORDINASI & SUPERVISI (KORSUP) Indraza Marzuki Direktorat Dikyanmas Komisi Pemberantasan Korupsi The Global Competitiveness Index 2013-2014 rankings GCI 2013-2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pengertian atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Prosedur e-filing dalam pengadministrasian perpajakan Sesuai dengan peraturan PER-146/PJ/2006 tanggal 29 September 2006, tentang Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN dan Lampiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengembangan e-government merupakan upaya pemerintah Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pengembangan e-government merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas layanan publik serta kinerja birokrasi menuju terwujudnya pemerintahan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK ONLINE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, oleh karena itu seperti negara-negara berkembang lainya Indonesia gencar melakukan pembangunan. Tujuan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dewasa ini, pelaku usaha menerapkan berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dewasa ini, pelaku usaha menerapkan berbagai macam strategi bisnis untuk berkompetisi di pasar global. Salah satu strategi bisnis adalah
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-06/PJ/2018 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-06/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-41/PJ/2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan oleh setiap warga negara yaitu dengan membayar pajak. Sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kewajiban setiap warga negara adalah untuk membela dan menjunjung tinggi harkat dan martabat negerinya. Salah satu wujud membela negara yang dapat dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bawah Departemen Keuangan yang memiliki tugas untuk mengamankan penerimaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah dan masyarakat sama-sama memiliki kewajiban dan hak yang dipenuhi terhadap satu sama lainnya. Pemerintah wajib menjaga keamanan, ketertiban, dan melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dan informasi kepada pelanggannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi internet memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan informasi dunia. Dahulu memerlukan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem pemungutan pajak dengan metode self assessment yang telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pemungutan pajak dengan metode self assessment yang telah berjalan selama lebih dari tiga dekade ini telah berhasil menggerakkan tanggung jawab dari wajib pajak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan teknologi untuk meningkatkan pelayanannya. Teknologi informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, jaman berkembang dengan sangat pesat. Salah satu yang mengalami perkembangan tersebut adalah teknologi informasi. Hampir seluruh lapisan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kewajiban pajaknya yaitu penerapan sistem e-filing, dimana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pada awalnya Surat Pemberitahuan (SPT) pajak disampaikan oleh Wajib Pajak kepada Ditjen Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP) secara manual. Seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perpajakan, disebutkan bahwa: WajibPajak adalah orang pribadi atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membayar pajak merupakan sebuah kewajiban bagi seluruh warga negara yang telah berstatus menjadi Wajib Pajak. Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang No.16 Tahun 2000
Lebih terperinciPP 60, pasal 2 ayat 3
1 PP 60, pasal 2 ayat 3 TUJUAN SPIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional diperoleh dari pendapatan sektor pajak. Oleh karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional diperoleh dari pendapatan sektor pajak. Oleh karena itu peningkatan kemampuan fiskus juga harus ditingkatkan guna menunjang pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan dana yang cukup besar. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang dimiliki oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang meningkat di bidang teknologi informasi. Berbagai lapisan. menggunakan teknologi sebagai alat untuk memperoleh, mengolah dan
1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perkembangan zaman saat ini mengakibatkan adanya pertumbuhan yang meningkat di bidang teknologi informasi. Berbagai lapisan masyarakat yang melakukan pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerimaan dalam negeri melalui sektor pajak merupakan penerimaan paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan dari sektor
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2017 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK ONLINE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan tulang punggung penerimaan negara dan digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan tulang punggung penerimaan negara dan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Pajak berasal dari iuran masyarakat dan dapat dipaksakan dengan
Lebih terperinciRealokasi Kursi Bukan Menambah Kursi Oleh. Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi
Realokasi Kursi Bukan Menambah Kursi Oleh. Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi Menambah jumlah kursi DPR menjadi wacana baru dalam formulasi Rancangan Undang- Undang Penyelenggaraan Pemilu (RUU Pemilu)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur (Punarbhawa dan Aryani, 2013). Pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini negara Indonesia akan terus melakukan pembangunan nasional di berbagai bidang yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur (Punarbhawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
Lebih terperinciKepada Yth, Bagian Pelayanan KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Jl. Matraman Raya No.43 Jakarta Timur
Kepada Yth, Bagian Pelayanan KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Jl. Matraman Raya No.43 Jakarta Timur L 1 Dalam rangka untuk memperoleh informasi guna menyelesaikan tugas akhir, dengan ini saya mengajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pembangunan. Diperlukan dukungan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan penerimaan terbesar bagi negara yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan. Diperlukan dukungan dari pemerintah dan masyarakat agar pembangunan
Lebih terperinciPELAKSANAAN e-spt TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SEKAYU
ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume II, No. 1, Februari 2015, h. 11-20 PELAKSANAAN e-spt TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SEKAYU
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pajak Pengertian Pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat (1) adalah : Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nomor 16 tahun 2009 menyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undangundang Nomor 16 tahun
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Nama (Tahun) 1. Avianto et al., 2016) 2. Sisilia Abdurrohm an et.al., (2015) Judul/Jurnal Analisa
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ATAS PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PPN SECARA E-FILING PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA MEDAN
ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ATAS PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PPN SECARA E-FILING PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA MEDAN TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK
BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR ISI/CONTENTS DAFTAR GRAFIK/LIST OF FIGURE DAFTAR TABEL/LIST OF TABLE I. Tabel-1 Table-1 KEDATANGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA MENURUT
Lebih terperinciElaun - Tugas Rasmi Luar Negara
Elaun - Tugas Rasmi Luar Negara Gred Elaun Makan Hotel Lodging Utama/Khas A keatas 370.00 Actual (Standard Suite) Appendix 1 Utama/Khas B dan C 340.00 Actual (Standard Room) Appendix 1 53 to 54 320.00
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Pemerintah membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penerimaan pajak memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerimaan pajak memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap keuangan negara, karena pajak merupakan suatu sumber pendapatan negara yang terbesar yaitu sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mewajibkan warga negaranya untuk mendapat pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
Lebih terperinciBab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan warganya, pembangunan menentukan negara tersebut
Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan kegiatan penting bagi suatu negara, selain demi meningkatkan kesejahteraan warganya, pembangunan menentukan negara tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telah diketahui pada umumnya negara yang memiliki administrasi. saat ini bertumpu pada pajak dalam membiayai pembangunan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah diketahui pada umumnya negara yang memiliki administrasi pemerintahan yang modern seperti Indonesia bahkan beberapa Negara lain di dunia mengandalkan penerimaan
Lebih terperinciPENERAPAN E-COMPLIANCE ATAS KEWAJIBAN PAJAK TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA KOSAMBI
PENERAPAN E-COMPLIANCE ATAS KEWAJIBAN PAJAK TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA KOSAMBI Atikah Aure Binus University, Jl.Akasia No 6 RT 03/03 Tajur Ciledug Tangerang 15152, 08984252570,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mengamankan penerimaaan Negara perlu dilakukan
BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah Dalam rangka mengamankan penerimaaan Negara perlu dilakukan berbagai upaya, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui peningkatan kepatuhan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Instansi 1. Sejarah KPP Pratama Kebumen Sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Kebumen bermula dari Kantor Dinas Luar Tingkat I yang merupakan cabang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membayar pajak adalah salah satu wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan bangsa. Sistem self assessment sudah berjalan selama lebih dari tiga
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITAN. pajak untuk mempermudah administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai
BAB III HASIL PENELITAN A.Pengertian a. NPWP (Nomor Pokok wajib Pajak) adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak untuk mempermudah administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
Lebih terperinciPEMERIKSAAN PAJAK PASCA TAX AMNESTY
PEMERIKSAAN PAJAK PASCA TAX AMNESTY DISAMPAIKAN PADA SEMINAR NASIONAL : PEMERIKSAAN PAJAK PASCA TAX AMNESTY, 27 JULI 2017 Program Studi Akuntansi STIE AMA SALATIGA Disampaikan oleh : SUGENG, M.SI., Ak.,
Lebih terperinci: Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi Secara Elektronik : Ni Putu Putri Yuliana Dewi ABSTRAK
Judul Nama : Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi Secara Elektronik : Ni Putu Putri Yuliana Dewi Nim : 1406043046 ABSTRAK e-spt adalah Surat Pemberitahuan beserta lampiran-lampirannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULAN 1.1. Latar belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULAN 1.1. Latar belakang Masalah Pajak merupakan sumber keuangan Negara dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan. Pajak juga merupakan andalan pemerintah untuk memenuhi keuangan pemerintah
Lebih terperinciBAB I. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Pemasukan dari pajak diharapkan terus meningkat salah satunya dengan membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Pemasukan dari pajak diharapkan terus meningkat salah satunya dengan membuat kebijakan kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan penerimaan negara terbesar yang digunakan untuk pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan sebagai alat bagi pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Salah satu faktor pendukung perekonomian negara ialah rakyat. Rakyat berperan penting dalam pertumbuhan perekonomian, pembangunan yang dilakukan bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembangnya internet dan kemudahan elektronik lainnya. (Andri, 2009 : 7)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi telah membawa berbagai perubahan fundamental dalam berbagai bidang kehidupan, cara pandang, kebiasaan dan pola hidup manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam penerimaan negara. Perkembangan kontribusi penerimaan pajak terhadap. Tabel 1. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian bangsa. Menurut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sumber pendapatan negara
Lebih terperinci