REAKSI IDENTIFIKSI DAN ANALISIS KATION GOLONGAN V

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "REAKSI IDENTIFIKSI DAN ANALISIS KATION GOLONGAN V"

Transkripsi

1 REAKSI IDENTIFIKSI DAN ANALISIS KATION GOLONGAN V Pendahuluan Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis cuplikan material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya. Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, kualitatif dan kuantitatif : 1. Analisa Kualitatif adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran. 2. Analisa Kuantitatif Adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya, tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh (Underwood, 1986). Analisis kualitatif membahas tentang pengidentifikasian za-zat yang terdapat dalam suatu sampel. Tujuan utama analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. (Underwood, 1986). Reaksi pengendapan telah digunakan secara meluas dalam kimia analisis dalam titrasititrasi, dalam penetapan gravimetri, dan dalam memisahkan suatu sampel menjadi komponenkomponennya (Underwood, 1986). Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel. Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan kation. Analisa anion dan kation bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sample. Analisa Anion dominan menggunakan cara yang lebih mudah dibanding analisa terhadap kation dan berlangsungnya juga sangat singkat sehingga kita dapat secara cepat mendapatkan hasil percobaan. Analisa anion - kation dapat juga digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti dalam pemeriksaan darah, urine, dan sebagainya.

2 TEORI Golongan-Golongan Kation Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifatsifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia. (Vogel, 1990). Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu: Golongan I: membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak. Golongan II: membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, cadmium, bismuth, stibium, timah. Golongan III: membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, aluminium, seng, mangan, dan kobalt. Golongan IV: membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam. Golongan V: disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium, dan ammonium. (Vogel, 1990). GOLONGAN KATION KE LIMA Reagensia Golongan : tak ada reagensia umum untuk kation kation golongan ini. Reaksi golongan: kation-kation golongan kelima tidak bereaksi dengan asam klorida, hydrogen sulfide atau garam-garam asmonium dengan ammonium karbonat. Reaksi ion ammonium sangat serupa dengan reaksi-reaksi ion kalium, karena jari-jair ion dari kedua ion ini hamper identik.

3 MAGNESIUM, Mg ( Ar : 24,305). Magnesium adalah logam putih, dapat ditempa dan diliat. Ia melebur pada C. logam ini mudah terbakar dalam udara atau oksigen dengan mengeluarkan cahaya putih yang cemerlang, membentuk oksida MgO dan beberapa nitride Mg 3 N 2. logam ini perlahan-lahan terurai oleh air pada suhu biasa, tetapi pada titik didih air reaksi berlangsung secara cepat : Magnesium hidroksida, jika tak ada garam ammonium, praktis tak larut. Magnesium larut dengan mudah dalam asam : Magnesium membentuk kation bivalen. oksida, hidroksida, karbonat, dan fosfatnya tak larut : garam-garam lainnya larut. Rasanya pahit, beberapa dari garam-garam ini adalah higroskopis. Reaksi-reaksi ion magnesium : untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, dapat dipakai larutan 0,5M dari magnesium klorida, MgCl 6.6H 2 O atau magnesium sulfat, MgSO 4.7H 2 O 1) Larutan ammonia : pengendapan parsial magnesium hidroksida yang putih dan seperti gelatin: Endapan larut sangat sedikit sekali dalam air (12 mg?liter, K s = 3,4 x ), tetapi mudah larut dalam garam-garam ammonium. Larutan natrium hidroksida : endapan putih magnesium hidroksida yang tidak larut dalam reagensia berlebihan, tetapi mudah larut dalam garam-garam ammonium. 2) Larutan Natrium hidroksida : endapan putih meganeszium hidroksida, yang tak larut dalam reagensia berlebihan, tetapi mudah larut dalam garam-garam ammonium : 3) Larutan ammonium karbonat : jika tidak ada garam-garam ammonium, terjadi endapan putih magnesium karbonat basa. Dengan adanya garam-garam ammonium, tidak terjadi pengendapan karena kesetimbangan.

4 4) Larutan dinatrium hydrogen fosfat : terbentuk endpan Kristal putih magnesium ammonium fosfat jika ada serta ammonium klorida ( untuk mencegah pengendapan magnesium hidroksida) dan larutan ammonia. Endapan larut sangat sedikit dalam air, larut dalam asam asetat dan dalam asam-asam mineral. Kelarutan yang normal dari Mg(NH 4 )PO 4.6H 2 O bertambah karena garam ini terhidrolisis dalam air : Kecenderungan ini akan berkurang oleh adanya ammonia dalam jumlah yang sedang (didapatkan, bahwa senyawa ini sangat sedikit sekali larut dalamlarutan ammonia 2.5 %). Endapan memisah denagan lambat dari larutan jenuh; ini biasanya juga bias diatasi dengan mendinginkan dan dengan mengosok-gosok tabung uji atau gelas piala (beaker) dibawah permukaan cairan dengan sebatang kaca. Gumpalan (seperti kapas) putih magnesium hidorgen sulfat,mgpo 4, dihasilkan dalam larutan yang netral. 5) Larutan natrium karbonat : endapan putih, bervolume besar, yaitu karbonat basa, yang tak larut dalam larutan basa, tetapi mudah larut dalam asam dan larutan garam ammonium. 6) Reagensia difenilkarbazida (C 6 H 5.NH.NH.CO.NH.NH.C 6 H 5 ) : larutan garam magnesium itu, diolah dengan larutan natrium hidroksida akan terbentuk endapan magnesium hidroksida lalu beberapa tetes reagensia difenilkarbazida dan larutan disaring. Setelah endapan dicuci dengan air panas akan terlihat bahwa ia telah memperoleh warna lembayung merah karena pembentukan suatu garam kompleks atau suatu kompleks adsorpsi. Logam golongan I dan III menggangu, maka tak boleh ada. Reagensia dibuat dengan melarutkan 0,2 g difenilkarbazida dalam 10 ml asam asetat glacial dan mengencerkannya menjadi 100 ml dengan etanol.

5 7) Reagensia 8-hidroksikuinolina atau oksina Bila larutan suatu garam magnesium yang mengandung sedikit ammonium klorida, diolah dengan 1-2 ml reagensia yang telah dijadikan sangat amoniakal dengan menambahkan 3-4 ml larutan ammonia encer, dan campuran dipanaskan sampai titik didih, kita memperoleh endapan kuning garam kompleks Mg(C 9 H 6 NO) 2, 4H 2 O. smua logam-logam lain, kecuali natrium dan kalium, tak boleh ada. Reagensia dibuat dengan melarutkan 2 g oksina dalam 100 ml asam asetat 2 M. 8) Reagensia p-nitrobenzena-azo-resorsinol (atau magneson I) Uji ini bergantung pada adsorpsi reagensia yang merupakan suatu zat pewarna, diatas Mg(OH) 2 dalam larutan basa pada mana dihasilkan bahan pewarna biru. Dua ml larutan uji yang sedikit diasamkan dengan asam klorida, diolah dengan 1 tetes reagensia dan larutan natrium hidroksida 2 M yang cukup untuk membuat larutan menjadi basa kuat (misalnya 2-3 ml). endapan biru muncul. Ini adalah suatu uji pemastian yang sangat baik dalam analisis makro, tetapi penting sekali untukmelakukan uj blanko dengan reagensiareagensia, yang sering menghasilkan pewarnaan biru. Untuk alasaan ini, endapan birulah yang harus kita cari. Semua logam, kecuali logam-logam alkali, tak boleh ada. Garam ammonium mengurangi kepekaan uji ini dengan mencegah pengendapan Mg(OH) 2, dan karenanya harus dihilangkan. Zat lain sebagai penggantinya adalah p-nitrobenzenaz- -naftol atau magneson II.

6 Ia menghasilkan perubahan-perubahan warna yang serupa seperti magneson I, tetapi kelebihannya adalah bahwa ia lebih peka ( kepekaan : 0,2 Mg ; batas konsentrasi : 1 dalam ) dan daya mewarnainya kurang, sehingga uji blanko tak berwarna begitu tua. Cara menggunakannya dn pembuatannya adalah identik dengan yang diuraikan diatas untuk magneson I. 9) Reagensia kuning titan : kuning titan (juga dikenal sebagai kuning clayton) adalah zat pewarna kuning yang larut dalam air. Ia diadsorpsi oleh magnesium hidroksida, menhasilakn warna atau endapan merah tua. Barium dan kalium tak bereaksi tetapi mepertajam warna merah itu. Semua unsure dari golongan I sampai III harus dihilangkan sebelum menguji. Taruh setetes larutan uji diatas lempeng bercak, bubuhkan setetes reagensia dan setetes natrium natrium hidroksida 2M. Dihasilkan warna atau endapan merah. 10) Reagensia kuinalizarin : endapan biru atau perwarnaan biru seperti bunga-jagung dengan garam-garam magnesium. Pewarnaan dapat dibedakan dengan mudah dari warna lembayung-biru reagensia. Setelah ditambahkan sedikit air-brom, warna hilang (perbedaan dari berilium). Logam-logam alkali tanah dan aluminium tidak mengganggu pada kondisi-kondisi uji ini, tetapi semua unsure dari golongan I sampai III harus dihilangkan. Fosfat dan garam-garam ammonium dalam jumlah bayak, mengurangi kepekaan reaksi. 11) Uji kering ( uji pipa-tiup) semua senyawa-senyawa magnesium bila dipijarkan diatas arang dengan adanya natrium karbonat diubah menjadi magnesium oksida putih, yang berkilau terang ketika panas. Setelah dibasahi dengan satu dua tetes larutan kobalt nitrat, dan dipanaskan lagi sampai panas sekali, kita memperoleh massa yang berwarna merahjambu muda.

7 NATRIUM, Na (A r : 22,99) Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5. Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air, membentuk natrium hidroksida dan hydrogen : Dalam garam-garamnya, natrium berada sebagai kation monovalen Na +. garam-garam ii membentuk larutan tak berwarna kecuali jika anionnya berwarba; hamper semua garam natrium larut dalam air Reaksi-reaksi ion natrium Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini dapat dipakai dipakai larutan natrium klorida NaCl, 1M. 1) Larutan uranil magnesium asetat : endapan kristalin kuning, natrium magnesium uranil asetat NaMg(UO 2 ) 3 (CH 3 )(CH 3 COO) 9 9H 2 O, dari larutan pekat. Penambahan kira-kira sepertiga volume alcohol akan dapat membantu pengendapan : Reagensia dibuat sebagai berikut. Larutkan 10 g uranil asetat dalam 6 g asam asetat galsisal dan 100 ml air (larutan a). Larutkan 33 g magnesium asetat dalam 10 g asama setat dan 100 ml air (larutan b). campurkan kedua larutan a dan b, diamkan selama 24 jam, dan saring. Sebagai alternative, reagensia dari konsentrasi yang ekuivalen, dapat dibuat dengan melarutkan uranil magnesium asetat dalam air atau dalam asam asetat M dengan volume yang sesuai. 2) Larutan asam kloroplatinat, asam tartarat atau natrium heksanitritokobaltat (III) : tak ada endapan dengan larutan garam natrium 3) Reagensia uranil zink asetat. Sebagai uji yang peka terhadap natrium, Reagensia uranil zink asetat kadang-kadang lebih disukai ketimbang memakai uranil magnesium asetat, NaZn(UO 2 ) 3 (CH 3 COO) 9 H 2 O. reaksi ini cukup selektif untuk natrium. Kepekaan reaksi dipengaruhi oleh tembaga, merkurium, cadmium, alumunium, kobalt, nikel, mangan,

8 zink, kalsium, stronsium, barium, dan ammonium jika terdapat dalam konsentrasi yang melebihi 5 g /l, garam-garam klaium dan litium mengendap jika konsentrasi dalam larutan masing-masing melebihi 5 g/l dan 1 g/l. 4) Uji kering (pewarnaan nyala). nyala Bunsen yang tak cemerlang akan diwarnai kuning kuat oleh uap garam natrium. Warna ini tak terlihat bila dipandang melalui 2 lapisan lempeng kaca kobalt yang biru. Garam natrium dalam jumlah yang sedikit sekali member hasil positif pada uji ini, dan hanya warna yang kuat dan bertahan lama yang menunjukkan bahwa natrium terdapat dalam jumlah yang berarti. KALIUM, K (Ar=39,098) Kalium adalah logam putih-perak yang lunak. Logam ini melebur pada 63,5 o C. Ia tetap tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara lembab, menjadi tertutup dengan suatu lapisan biru. Logan itu menguraikan air dengan dahsyat, sambil melepaskan hydrogen dan terbakar dengan nyala lembayung: Kalium biasanya disimpan dalam pelarut nafta. Garam-garam kalium mengandung kation monovalen K +. garam-garam ini biasanya larut dan membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna. Reaksi-reaksi ion kalium Larutan kalium klorida, KCL, M dapat dipakai untuk uji-uji ini. 1. Larutan natrium heksanitritokobaltat (III) Na 3 [Co(NO 2 ) 6 ]: endapan kuning kalium heksanitritokobaltat (III): Endapan tak larut dalam asam asetat ence. Jika ada natrium dalam jumlah yang lebih banyak (atau jika reagensia ditambahkan berlebihan) terbentuk suatu garam campuran, K 2 Na[Co(NO 2 ) 6 ]. Endapan terbentuk dengan segera dalam larutan-larutan pekat, dan lambat dalam larutan encer; pengendapan dapat dipercepat dengan pemanasan. Garamgaram ammonium memberi endapan yang serupa dan tak boleh ada. Dalam larutan yang basa, kita memperoleh endapan coklat atau hitam, yaitu kobalt (III) hidroksida Co(OH) 3. Iodida dan zat pereduksi yang lain mengganggu, maka harus dihilangkan sebelum menguji.

9 2. Larutan asam tartarat (atau larutan natrium hydrogen tartrat): endapan kristalin putih kalium hydrogen tartrat : Dan Jika asam tartarat yang dipakai larutan harus dibufferkan dengan natrium asetat, karena asam kuat yang terbentuk dalam reaksi (a), melarutkan endapan. Basa-basa (alkali) kuat juga melarutkan endapan. Endapan larut sedikit dalam air (3,26 g l -1, K s = 3 x 10-4 ), tetapi sangat tidak larut dalam etanol 50 persen. Pengendapan dipercepat dengan mengaduk keras-keras, dengan menggosok-gosok dinding dalam bejana dengan sebatang kaca, dan dengan menambahkan alcohol. Garam-garam ammonium menghasilkan endapan yang serupa, maka tak boleh ada. 3. Larutan asam perklorat (HClO 4 ) : endapan kristalin putih kalium perklorat KClO 4 dari larutan yang tak begitu encer. Endapan larut sedikit dalam air (3,2 g l -1 dan 198 g l -1 masing-masing pada 0 o dan 100 o C), dan praktis tak larut dalam alcohol mutlak. Larutan dalam alcohol tak boleh dipanaskan, karena bisa menimbulkan ledakan yang berbahaya. Reaksi tak dipengaruhi oleh adanya garam-garam ammonium. 4. Reagensia asam heksakloroplatinat (IV) (H 2 [PtCl 6 ]) : endapan kuning kalium heksakloroplatinat (IV): Pengendapan terjadi seketika dari larutan yang pekat; dalam larutan encer, pengendapan berlangsung perlahan-lahan kalau didiamkan, tetapi dapat dipercepat dengan mendinginkan dan dengan menggosok-gosok dinding dalam bejana memakai sebatang kaca. Endapan larut sedikit dalam air, tetapi hamper tak larut dalm alcohol 75 persen. Garam-garam ammonium member endapan yang serupa, dan tak boleh ada.

10 Reagensia dibuat dengan melarutkan 2,6 g asam kloroplatinat terhidratasi, H 2 [PtCl 6 ].6H 2 O, dalam 10 ml air. Karena mahalnya reagensia hendaklah dipakai dalam jumlah yang hanya sedikit saja, dan semua endapan ditaruh dalam botol residu platinum. 5. Uji natrium heksanitritokobaltat (III)-perak nitrat Ini adalah suatu modifikasi dari reaksi 1 dan dapat dipakai untuk larutan yang bebas-halogen. Pengendapan garam-garam kalium dengan larutan natrium heksanitritokobaltat (III) dan larutan perak nitrat, menghasilkan senyawa K 2 Ag[Co(NO 2 ) 6 ], yang kurang larut dibanding senyawa natrium padanannya K 2 Na[Co(NO 2 ) 6 ], maka uji ini adalah lebih peka. Garam-garam litium, talium dan ammonium tak boleh ada, karena mereka member endapan dengan larutan heksanitritokobaltat (III). Taruh setetes larutan uji yang netral atau asam dengan asam asetat, di atas lempeng bercak hitam, dan tambahkan setetes larutan erak nitrat 0,1 M dan sejumlah kecil sekali natrium heksanitritokobaltat (III) yang berbentuk bubuk halus. Muncul endapan atau kekeruhan yang berwarna kuning. Kepekaan: 1µg K. Batas konsentrasi: 1 dalam Jika larutan perak nitrat tak ditambahkan, kepekaan adalah 4µg K. 6. Reagensia dipikrilamina (atau heksanitrodifenilamina) Atom hydrogen dari gugus NH dapat diganti dengan logam, garam natriumnya larut dalam air dengan menghasilkan larutan yang kuning. Dengan larutan garam-garam kalium, garam-garam ini menghasilkan endapan kristalin dari turunan (derivate) kaliumnya yang merah jingga. Uji ini dapat dipakai dengan hadirnya natrium sebanyak 80 kali dan litium sebanyak 130 kali lipat kaliu. Garam-garam ammonium harus dihilangkan sebelum menguji. Magnesium tak mengganggu.

11 Taruh setetes larutan uji yang netral di atas kertas reaksi-tetes dan segera tambahkan setetes reagensia yang sedikit basa itu. Diperoleh suatu bercak merah-jingga yang tak terpengaruh oleh pembubuhan 1-2 tetes asam klorida 2M. Kepekaan: 3µg K. Batas konsentrasi : 1 dalam Reagensia dibuat dengan melarutkan 0,2 g dipikrilamina dalam 20 ml natrium karbonat 0,05 M dan menyaing cairan yang telah didinginkan ini. 7. Uji natrium tetrafenilboron Kalium membentuk endapan putih dalam larutan netral atau dengan adanya asam asetat: Endapan hamper tak larut dalam air (0,053 g l -1, K s = 2,25 x 10-8 ); kalium mengendap secara kuantitatif jika dipakai reagensia yang sedikit berlebihan (0,1-0,2 persen). Endapan larut dalam asam kuat dan alkali-alkali, dan juga dalam aseon. Ion-ion rubidium, caesium, talium (I), dan ammonium mengganggu. Reagensia dibuat dengan melarutkan 3,42 g natrium tetrafenilboron Na[B(C 6 H 5 ) 4 ] (Mr: 342,2) dalam air, dan mengencerkannya sampai 100 ml. larutan yang kira-kira 0,1 M ini dapat tahan selama 2 minggu. Jika larutan tidak jernih harus disaring. 8. Uji kering (pewarnaan nyala) Senyawa-senyawa kalium, sebaiknya kloridanya, mewarnai nyala Bunsen yang tak cemerlang menjadi lembayung (lila). Nyala kuning yang dihasilkan oleh natrium dalam jumlah sedikit, mengganggu warna lembayung itu, tetapi dengan memandang nyala melalui dua lapisan kaca kobalt yang biru, sinar-sinar natrium yang kuning akan diserap sehingga nyala kalium yang lembayung kemerahan jadi terkihat. Larutan tawas krom (310 g l -1 ) setebal 3 cm, juga merupakan penyaring yang baik. ION AMONIUM, NH + 4 (Mr: 18,038). Ion-ion ammonium diturunkan dari ammonia, NH3, dan hydrogen H+. Ciri-ciri khas ion ini adalah serupa dengan cirri-ciri khas ion logam-logam alkali. Dengan elektrolisis memakai katode dari merkurium dapat dibuat ammonium amalgam, yang mempunyai sifat-sifat serupa dengan amalgam dari natrium atau kalium.

12 Garam-garam ammonium umumnya adalah senyawa-senyawa yang larut dalam air, dengan membentuk larutan yang tak berwarna (kecuali bila anionnya berwarna). Dengan pemanasan, semua garam ammonium terurai menjadi ammonia dan asam yang sesuai. Kecuali jika asamnya tak mudah menguap, garam ammonium dapat dihilangkan secara kuantitatif dari campuran kering dengan memanaskan. Reaksi-reaksi ion ammonium umumnya serupa dengan reaksi-reaksi kalium, karena ukuran kedua ion itu hamper identik. Reaksi-reaksi ion ammonium Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, dapat dipakai larutan ammonium klorida NH 4 Cl, M. 1. Larutan natrium hidroksida: gas ammonia dilepaskan ketika dipanaskan. Ini dapat diidentifikasikan (a) dari baunya (dengan hati-hati ciumlah uap setelah mengangkat tabung uji atau gelas piala kecil dari api); (b) dari terbentuknya uap putih ammonium klorida bila sebuah batang kaca yang dibasahi asam klorida pekat dipegangi dalam uapnya; (c) dari fakta bahwa gas ini menyebabkan kertas lakmus merah berubah menjadi biru atau kertas kunyit menjadi coklat; (d) dari kemampuannya untuk mengubah kertas saring yang dibasahi larutan merkurium (I) nitrat menjadi hitam (ini adalah uji yang sangat terpercaya); dan (e) kertas saring yang dibasahi larutan mangan (II) klorida dan hydrogen peroksida member warna coklat, karena oksida terhadap mangan oleh larutan basa yang terbentuk itu. Dalam uji 1 (d), terbentuk campuran merkurium (II) amidonitrat (endapan putih) dan merkurium (endapan hitam): Dalam uji 1(e) terbentuk mangan (IV) oksida berhidrat: 2. Reagensia Nessler (larutan basa dari kalium tetraiodomerkurat (II)): endapan coklat atau pewarnaan coklat atau kuning dihasilkan sesuai dengan jumlah ammonia atau ion ammonium yang terdapat. Endapan adalah merkurium (II) amidoiodida basa:

13 Rumus endapan coklat yang ditulis sebagai 3HgO.Hg(NH 3 ) 2 I 2 (Britton dan Wilson, 1933) dan sebagai NH 2.Hg 2 I 3 (Nichols dan Willits, 1934). Uji ini luar biasa peka, dan akan mendeteksi runutan ammonia yang terdapat dalam air minum. Semua logam, kecuali natrium atau kalium, tak boleh ada. Reagensia dibuat dengan melarutkan 10 g kalium iodide dalam 10 ml air bebas ammonia, lalu tambahkan larutan merkurium (II) klorida jenuh (60 g l -1 ) sedikit demi sedikit, sambil dikocok, sampai terbentuk endapan yang sedikit dan tetap, lalu tambahkan 80 ml larutan kalium hidroksida 9 M dan encerkan sampai 200 ml. diamkan semalaman, dan dekantasi cairan yang jernih. Maka reagensia terdiri dari larutan kalium tetraiodomerkurat (II), K 2 [HgI 4 ] yang basa. Reagensia Nessler yang asli pernah diuraukan sebagai larutan yang terdiri dari kalium tetraiodomerkurat (II), K 2 [HgI 4 ] kira-kira 0,09 M, dan kalium hidroksida 2,5 M. Cara lain untuk membuat reagensia ini adalah sebagai berikut: larutan 23 g merkurium (II) iodide dan 16 g kalium iodide dalam air yang bebas ammonia, dan tambahkan volumenya sampai menjadi 100 ml; tambahkan lagi 100 ml natrium hidroksida 6M. Diamkan selama 24 jam, dan dekantasi larutan dari setiap endapan yang mungkin terbentuk. Larutan harus disimpan dalam tempat yang gelap. Teknik uji bercaknya adalah sebagai berikut: campurkan setetes larutan uji dengan setetes larutan natrium hidroksida pekat di atas kaca arloji. Pindahkan setetes mikro larutan atau suspense yng dihasilkan ke atas kertas reaksi tetes dan tambahkan setetes reagensia Nessler. Dihasilkan noda atau cincin berwarna kuning atau merahjingga. Kepekaan: 0,3µg NH 3 (dalam 0,002 ml). Suatu prosedur yang lebih baik adalah dengan memakai teknik yang diuraikan pada reagensia mangan (II) nitrat-perak nitrat dalam reaksi di bawah. Setetes larutan Nessler di taruh di atas tombol kaca dari alat itu. Setelah reksi selesai, tetesan reagensia itu disentuh dengan sepotong kertas reaksi tetes atau kertas saring kuantitatif pada mana akan tampak pewarnaan kuning. Kepekaan: 0,25 µg NH 3

14 3. Natrium heksanitritokobaltat (III), (Na 3 [Co(NO 2 ) 6 ]): endapan kuning ammonium heksanitritokobaltat (III), (NH 4 ) 3 [Co(NO 2 ) 6 ], yang serupa dengan yang dihasilkan oleh ion kalium: 4. Asam heksakloroplatinat (IV) (H 2 [PtCl 6 ]: endapan kuning ammonium heksakloroplatinat (IV): Cirri khas endapan adalah serupa dengan cirri-ciri garam kalium yang bersangkutan, tetapi berbeda darinya dalam hal endapan ini terurai ketika dipanaskan dengan larutan natrium hidroksida, dengan melepaskan gas ammonia. 5. Larutan natrium hydrogen tartat ( NaH.C 4 H 4 O 6 )* jenuh : endapan putih ammonium tartat asam NH 4.H.C 4 H 4 O 6, yang serupa tetapi sedikit lebih larut daripada garam kalium yang bersangkutan, dari at mana endapan itu dapat dibedakan karena dilepaskannya gas ammonia, sewaktu endapan dipanaskan denagn larutan natrium hidroksida. 6. Larutan asam perklorat atau natrium perklorat : tak ada pengendapan (perbedaan kalium ). 7. Uji asam tunak-perak nitrat : dasar dari uji ini adalah sifat mereduksi dari asam tanat ( suatu glukosida dari asam digalat) atas kompleks perak amina [Ag(NH 3 ) 2 ] + untuk menghasilkan perak hitam, karena itu assam tanat mengendapkan perak dengan adanya ammonia, tetapi tidak dair larutan perak nitrat yang sedikit asam. Campurkan 2 tetes larutan asam tanat ( tannin) 5 persen dengan 2 tetes larutan persk nitrat 20 [ersen, dan taruh campuran diatas kertas reaksi-tetes atau diatas sedikit kapas. Pegang kertas dalam uap yang dihasilkan dalam pemanasan suatu garam ammonium dengan larutan natrium hidroksida. Terbentuk noda hitam diatas kertas atau diatas kapas itu. Uji ini adalah uji yang peka.

15 8. Reagensia p-ntrobenzena-diazonium klorida. Reagensia (I) menghasilkan pewarnann merah( ditimbulkan oleh II) dengan garam amoniium, bila terdapat larutan natrium hidroksida. Taruh setetes larutan uji yang netral atau sedikit asam diatas lempeng bercak, diikuti oleh setetes reagensia dan sebutir ( granul ) kalsium oksida di antara kedua tetes itu. Terbentuk suatu zona merah sekitar kalsium oksida. Uji blanko harus dilakukan terhadap setetes air. Kepekaan : 0,7 NH 3. Batas konsentrasi : 1 dalam Reagensia (kadang-kadang disebut sebagai larutan liegler) dibuat sebagai berikut. Larutkan 1 g p-nitroanilina dalam 25 ml asam klorida 2M ( mungkin perlu dipanaskan), dan encerkan dengan 160 ml air. Dinginkan, tambahkan 20 ml natrium nitrit 2-5 persen sambil dikocok kuat-kuat. Terus kocok sampai semuanya melarut. Reagensia menjadi keruh setelah disimpan, tetapi bisa dipakai lagi sesudah disaring. 9. Uji pembentukan- ammonia. Ini adalah suatu modifikasi dari reaksi 1, yang disesuaikan untuk analisis yang peka. Alat terdiri dari sebuah tabung uji kecil dengan kapasitas 1 ml, yang dapat ditutup dengan penutup kecil dari kaca asahan yang pada ujung bawahnya terdapat kait kaca kecil. Taruh setetes larutan uji atau sedikit zat padat dalam tabung uji mikro itu, dan tambahkan setetes larutan natrium hidroksida 2M. pasang sepotong kecil kertas lakmus merah pada kait kaca, dan masukkan penutup ketempatnya. Panaskan sampai 40 0 C selama 5 menit. Kertas jadi berwarna biru. Kepekaan : 0,001 NH 3. batas konsentrasi : 1 dalam Sianida tidak boleh ada, karena zat-zat ini menghasilkan ammonia dengan alkali :

16 Tetapi, jiak ditambahkan sedikit merkurium (II) oksida, atau garam merkurium(ii), terbentuk merkurium(ii) sianida, Hg(CN) 2, yang stabil terhadap alkali, sehingga efek mengganggu dari sianida telah sebagian besar dihilangakan. 10. Uji kering. Semua logam ammonium menguap dan terurai, bila dipanaskan sampai sesaat sebelum berpijar. Pada beberapa kasus, dimana asamnya mudah menguap, uapnya akan bergabung kembali setelah mendingin dengan membentuk sublimat garam itu, misalnya ammonium klorida. Analisis Kation Golongan V Golongan V disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium, dan ammonium. (Vogel, 1990). Selain itu juga merupakan sisa pemisahan dari golongan I,II,III,IV. Khusus untuk harus diperiksa dari sampel awal, karena pada pemisahan golongan I sampai IV sering ditambahkan yang berasal dari. Golongan sisa tidak memerlukan pereaksi untuk pemisahannya. Masing-masing kation dapat diidentifikasi dengan pereaksi khusus yanh membedakan satu dengan yang lainnya. Kation-kation Golongan V (Mg 2+, Na +, K +, dan NH + 4 ) dapat diidentifikasi satu persatu tanpa pemisahan pendahuluan. Dalam sekema yang diuraikan pada table, pemisahan parsial Mg diikuti dengan uji-uji terhadap K dan Na. Identifikasi Kation Golongan V Olah residu yang kering dari golongan IV dengan air 4 ml air, aduk, panaskan selama 1 menit, dan saring (1). Jika residu melarut sempurna (atau hamper sempurna) dalam air, encerkan larutan yang terjadi (jika perlu, setelah disaring) sampai kira-kira 6 ml, dan bagi menjadi tiga bagian yang kira-kira sama: (i) pakai bagian yang pertama untuk menguji terhadap Mg dengan larutan

17 oksina yang telah disiapkan: pastikan Mg dengan memberlakukan uji magneson kepada 3-4 tetes larutan : (ii) da (iii) uji terhadap Na dan K. Masing-masing, seperti diuraikan dibawah. Residu Filtrate Larutkan dalam beberapa tetes HCl encer dan Dibagi menjadi dua bagian (a) dan (b). tambahkan 2-3 ml air. Bagi larutan menjadi (a)tambahkan sedikit uranil dua bagian yang tak sama. (i)bagian yang lebih banyak : olah 1 ml larutan oksina 2 persen dalam asam asetat 2M, dengan 5 ml larutan ammonia 2M, dan jika perlu, panaskan untuk melarutkan setiap oksina yang diendapkan. Tambahkan sedikit larutan NH 4 Cl kepada larutan uji, diikuti dengan reagensia oksina amoniakal, dan panaskan sampai titik didih selama 1-2 menit (bau NH 3 harus terbedakan). Endapan kuning muda Mg oksinat. Mg ada (2). (ii)bagian yang lebih sedikit : kepada 3-4 tetes, tambahkan 2 tetes reagensia magneson diikuti dengan beberapa tetes larutan NaOH sampai basa. Endapan biru magnesium asetat, kocok dan diamkan selama beberapa menit. Endapan Kristal kuning. Na ada (3). Pastikan dengan uji nyala : nyala kuning yang bertahan lama. (b)tambahkan sedikit larutan natrium heksanitritokobaltat (III) (atau kira-kira 4 mg zat padatnya) dan beberapa tetes asam asetat encer. Aduk-aduk, dan jika perlu, diasamkan selama 1-2 menit. Endapan kuning K 3 [Co(NO 2 ) 6 ]. K ada (4). Pastikan dengan uji nyala dan pandang melalui dua lapisan kaca kobalt ; warna merah (biasanya tidak tetap (transien)). memastikan Mg. Penyelidikan terhadap ammonium. Ini telah dilakukan dengan zat yang asli dalam uji-uji pendahuluan (5). Catatan dan penjelasan atas tabel : 1. Pengolahan Filtrat dari Golongan IV Filtrat dari Golongan IV yang mungkin mengandung garam-garam Mg, Na, K, dan ammonium. Filtrate diuapkan sampai kering dan dipanaskan sampai semua garam ammonium

18 telah menguap. Adanya residu menunjukkan adanya satu atau lebih dari logam ini. Olah residu yang kering (diekstraksi) dengan menambahkan 4 ml air, aduk, panaskan selama 1 menit untuk memisahkan garam Na dan K yang larut, kemudian saring. Residunya diuji terhadap Mg dan filtratnya untuk menguji adanya Na dan K. Jika residu melarut sempurna (atau hampir sempurna) dalam air, encerkan larutan yang terjadi (jika perlu, setelah disaring) sampai kira-kira 6 ml, dan bagi menjadi tiga bagian yang kira-kira sama. Bagian yang pertama digunakan untuk menguji Mg dengan larutan oksina yang telah disiapkan (pastikan Mg dengan memberlakukan uji magneson kepada 3-4 tetes larutan). Sedangkan bagian kedua dan ketiga digunakan terhadap uji Na dan K. 2. Identifikasi Kation Magnesium (Mg 2+ ) Residu dilarutkan dalam beberapa tetes HCl encer dan tambahkan 2-3 ml air. Kemudian bagi menjadi dua bagian yang tidak sama. Bagian yang lebih banyak. Olah 1 ml larutan oksina 2 % dalam asetat 2M dengan 5 ml larutan ammonia 2M. Jika perlu panaskan untuk melarutkan setiap oksina yang diendapkan. Tambahkan NH 4 Cl kepada larutan uji, diikuti dengan reagensia oksina amoniakal yang telah dibuat. Kemudian panaskan sampai mendidih selama 1-2 menit (bau NH 3 harus terbedakan). Adanya endapan kuning muda menandakan adanya Mg oksina. Reagensia 8-hidroksikuinolina atau oksina Bagian yang lebih sedikit. Sekitar 3-4 tetes sampel tambahkan 2 tetes reagensia magneson diikuti dengan beberapa tetes NaOH sampai basa. Adanya endapan biru memastikan adanya Mg. Uji ini bergantung pada adsorpsi reagensia, yang merupakan suatu zat pewarna, diatas Mg(OH) 2 dalam larutan basa maka akan dihasilkan bahan pewarna biru. Pengendapan Mg sebagai fosfat atau dengan penambahan sedikit NH 4 Cl dan Na 2 HPO 4 yang berlebihan kepada larutan amoniakal tersebut kadang-kadang agak

19 lambat; juga runtutanlogam golongan IV cenderung mengganggu; oleh sebab inilah, uji oksina dan magneson lebih disukai. Namun, jika dikehendaki untuk melakukan uji Na 2 HPO 4 yang kurang memuaskan sebagai perbandingan dengan uji oksina terhadap Mg, olah larutan dalam asam itu dengan sedikit NH 4 Cl, diikuti dengan larutan NH 3 encer sampai bersifat basa, dan tambahkan larutan Na 2 HPO 4. Kocok dan aduk dengan kuat. Endapan kristalin putih, Mg(NH 4 )PO 4. 6H 2 O, menunjukkan Mg. endapan ini kadang-kadang memisah dengan lambat. Larutan dinatrium hydrogen fosfat : terbentuk endpan Kristal putih magnesium ammonium fosfat magnesium hidroksida) dan larutan ammonia. jika ada serta ammonium klorida ( untuk mencegah pengendapan 3. Identifikasi Kation Natrium (Na + ) Filtrat bagian pertama digunakan untuk mengidentifikasi kation Na. filtrate ditambahkan sedikit uranil magnesium asetat, kocok, dan diamkan selama beberapa menit. Adanya endapan kristalin kuning menandakan Na ada. Na + + Mg U CH 3 COO - NaMg(UO 2 ) 3 (CH 3 COO) 9 Pengendapan yang paling baik untuk ion-ion natrium adalah pengendapan dengan uranil magnesium atau zink asetat. Uji nyalanya akan menghasilkan warna kuning kuat yang bertahan lama (khas). Runutan natrium mungkin terbawa masuk dari reagensia selama nalisis, maka sangat penting untuk memperhatikan warna kuning kuat yang muncul dan bertahan lama. Jika warnanya kuning lemah maka boleh diabaikan. Larutan uranil magnesium asetat : endapan kristalin kuning, natrium magnesium uranil asetat NaMg(UO 2 ) 3 (CH 3 COO) 9. 9H 2 O, dari larutan pekat. Reagensia uranil zink asetat : diperoleh Kristal-kristal kuning natrium zink uranil asetat. 4. Identifikasi Kation Kalium (K + )

20 Filtrat ditambahkan dengan sedikit larutan natrium heksanitritokobaltat (III) atau kira-kira 4 mg zat padatnya dan beberapa tetes asam asetat encer. Aduk-aduk, dan jika perlu diasamkan selama 1-2 menit. Adanya endapan kuning K 3 [Co(NO 2 ) 6 ] menandakan adanya K. 3K + + [Co(NO 2 ) 6 ] 3- K 3 [Co(NO 2 ) 6 ] Endapan tak larut dalam asam asetat encer. Jika ada natrium dalam jumlah yang lebih banyak (atau jika reagensia ditambahkan berlebihan) terbentuk suatu garam campuran, K 2 Na[Co(NO 2 ) 6 ]. Endapan terbentuk dengan segera dalam larutan-larutan pekat, dan lambat dalam larutan encer, pengendapan dapat dipercepat dengan pemanasan. Pastikan dengan uji nyala dan lihat melalui dua lapisan kaca kobalt warna merah (biasanya tidak tetap (transien)). Sebaiknya kaca kobalt itu diuji dengan garam kalium untuk memastikan bahwa kaca itu baik kondisinya. Pada beberapa contoh kaca kobalt menyerap sama sekali garis-garis merah kalium. Oleh karena itu dianjurkan untuk memakai spektroskop sederhana bila tersedia. Larutan asam tartat ( larutan natrium hydrogen tartat) : endapan kristalin putih kalium hydrogen tartat. 5. Ion Amonium Terhadap ammonia telah diuji. Dengan memanaskan zat asli dengan larutan NaOH, NH 3 akan dilepas dari garam-garam ammonium. Gas NH 3 ini bisa diidentifikasi dari baunya, dari kerjanya atas kertas lakmus atau atas kertas saring yang dibasahi dengan larutan merkurium(i) nitrat, atau dengan uji asam tanat-perak nitrat. Dengan menyumbatkan gumpalan kapas longgar-longgar pada bagian atas tabung, tak ada lagi bahaya bahwa cipratan-cipratan larutan NaOH akan mempengaruhi kertas reagensia. 12) Ion natrium hidroksida : gas ammonia dilepaskan ketika dipanaskan, 13) Reagensia Nessler ( larutan basa dari kalium tetraiodo merkurat (II)) : endapan coklat merkurium (II) amidoioda basa : 14) Natrium heksanitrokobaltat (III) : endapan kuning

21 PENUTUP Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis cuplikan material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya. Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, kualitatif dan kuantitatif : 1. Analisa Kualitatif adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran. 2. Analisa Kuantitatif Adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifatsifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia. (Vogel, 1990). Analisis Kation Langkah dalam analisis kation secara umum dapat dikategorikan dalam 3 tahapan sbb : Tahap pertama : Pemisahan Kation-kation ke dalam golongan - Kation tiap golongan diendapkan sebagai senyawa dengan pereaksi pengendap golongan tertentu. - Endapan yang dihasilkan mengandung kation-kation dalam satu golongan. dekantasi. teknik sentrifugasi - Pemisahan endapan dan larutan - Pereaksi pengendap golongan berikutnyaditambahkan pada larutan hasil dekantasi. Tahap kedua : Pemisahan Kation-kation dari tiap golongan memisahkan satu kation dalam satu kelompok dari kation lainnya. Serangkaian reaksi keuntungan tentang kemiripan dan perbedaan sifat- sifat kimia. - Reaksi yang dipilih Tahap ketiga : Identifikasi tiap Kation satu atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk suatu kation. - Keberadaan suatu kation diidentifikasi Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu Golongan V disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium, dan ammonium. (Vogel, 1990)

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa LOGO Analisis Kation Golongan V Gol. Sisa By Djadjat Tisnadjaja 1 Golongan kelima Magnesium, natrium, kalium dan amonium Tidak ada reagensia umum untuk kation-kation golongan ini Kation-kation gol kelima

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF Disusun Oleh : Prima W. Subagja 41204720109035 UNIVERSITAS NUSA BANGSA MIPA KIMIA 2010 ANALISIS KATION A. TUJUAN Mengidentifikasi suatu unsur kimia dalam cuplikan

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION BY : Djadjat Tisnadjaja Golongan ketiga Besi (II) dan (III), Alumunium, Kromium (III) dan (VI), nikel, kobalt, Mangan (II) dan (VII) serta Zink Djadjat Tisnadjaja,

Lebih terperinci

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 2- ) Resume Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kimia Analitik I Oleh: Dhoni Fadliansyah Wahyu NIM. 109096000004 PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION 1 LOGO Analisis Kation 2 Klasifikasi Kation Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari: Klorida (asam klorida) Sulfida, (H 2

Lebih terperinci

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 Disusun oleh : AMELIA DESIRIA KELOMPOK: Ma wah shofwah, Rista Firdausa Handoyo, Rizky Dayu utami, Yasa Esa Yasinta PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION 1 Golongan II Kation-kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.

Lebih terperinci

I. Tujuan Percobaan Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif

I. Tujuan Percobaan Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif I. Tujuan Percobaan Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif II. III. Prinsip Percobaan Berdasarkan sensitifitas panca indera Teori Dasar Analisa dapat diartikan sebagai usaha pemisahan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 KEREAKTIFAN LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH 7 Oktober 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 KEREAKTIFAN LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH 7 Oktober 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 KEREAKTIFAN LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH 7 Oktober 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Kereaktifan Logam alkali dan alkali tanah luar biasa besar. Dalam satu golongan,

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. I. Landasan Teori

Bab 1 Pendahuluan. I. Landasan Teori I. Landasan Teori Bab 1 Pendahuluan Logam alkali dan alkali tanah memberikan warna nyala yang khas, warna nyala dari logam alkali tanah dapat digunakan sebagai salah satu cara mengidentifikasi adanya unsur

Lebih terperinci

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air. III. REAKSI KIMIA Tujuan 1. Mengamati bukti terjadinya suatu reaksi kimia. 2. Menuliskan persamaan reaksi kimia. 3. Mempelajari secara sistematis lima jenis reaksi utama. 4. Membuat logam tembaga dari

Lebih terperinci

Analisis Kation Golongan III

Analisis Kation Golongan III Analisis Kation Golongan III A. Tujuan Percobaan Dalam percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat 1. Memisahkan kation kation Mn, Al, Fe, Cr, Ni, Co, Zn sebagai kation golongan III 2. Memisahkan kation kation

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 21 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA

Lebih terperinci

BAB I A. LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

BAB I A. LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimasi komponen komponen suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai analisis kualitatif,

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

KIMIA DASAR (Analisis Kualitatif)

KIMIA DASAR (Analisis Kualitatif) KIMIA DASAR (Analisis Kualitatif) Uji Pendahuluan Drs. Saeful Amin, M.Si., Apt. Golongan I Kation golongan I (Pb 2, Hg, Ag ) membentuk endapan dengan HCl encer. Endapan tersebut semuanya berwarna putih.

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN POLIMER A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali Logam alkali adalah kelompok unsur yang sangat reaktif dengan bilangan oksidasi +1,

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan kation serta mengidentifikasi jenis

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL 4 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

Laporan Analisis Anion. Disusun Oleh : CHO MEITA BAB I PENDAHULUAN

Laporan Analisis Anion. Disusun Oleh : CHO MEITA BAB I PENDAHULUAN Laporan Analisis Anion Disusun Oleh : CHO MEITA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Menentukan jenis Anion yang terdapat pada sampel dengan Analisis Kimia Kualitatif Anorganik. 1.2 Prinsip Percobaan

Lebih terperinci

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION 1. Latar Belakang Kesadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkonsumsi sejumlah sabun secara berlebihan serta mengakibatkan pengerakan pada pemanas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

Regina Tutik Padmaningrum, Jurdik Kimia, UNY

Regina Tutik Padmaningrum, Jurdik Kimia, UNY DASAR-DASAR ANALISIS KIMIA Oleh : Regina Tutik Padmaningrum, M.Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta regina_tutikp@uny.ac.id Klasifikasi Analisis Analisis merupakan suatu bidang

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI Tujuan: Menerapkan analisis gravimetric dalam penentuan kadar klorida Menentukan kadar klorida dalam MgCl 2 Widya Kusumaningrum (1112016200005),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni tahun 2012 Januari 2013 di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67 BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.

Lebih terperinci

Disampaikan pada Mata Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan ke 3 & 4.

Disampaikan pada Mata Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan ke 3 & 4. Disampaikan pada Mata Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan ke 3 & 4 siti_marwati@uny.ac.id Golongan I - Membentuk endapan jika direaksikan dengan asam klorida encer - Pb 2+, Hg 2 2+, Ag + Tidak bereaksi

Lebih terperinci

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam PERCOBAAN VI A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam B. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Mengetahui sifat bahan kimia terutama logam Cu dan logam Mg terhadap asam sitrat. 2. Mengamati reaksi-reaksi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani

Lebih terperinci

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga Bab 7 Soal-Soal Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Larutan Penyangga 1. Berikut ini yang merupakan pasangan asam basa terkonjugasi (A) H 3 O + dan OH

Lebih terperinci

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL KELOMPOK : 3 NAMA NIM APRIANSYAH 06111010020 FERI SETIAWAN 06111010018 ZULKANDRI 06111010019 AMALIAH AGUSTINA 06111010021 BERLY DWIKARYANI

Lebih terperinci

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) NAMA : KARMILA (H311 09 289) FEBRIANTI R LANGAN (H311 10 279) KELOMPOK : VI (ENAM) HARI / TANGGAL : JUMAT / 22 MARET

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS TETRA AMIN TEMBAGA (II) SULFAT MONOHIDRAT Cu(NH 3 ) H O DAN GARAM RANGKAP AMONIUM TEMBAGA (II) SULFAT HEKSAHIDRAT Cu(SO ).6HO OLEH:

Lebih terperinci

LOGO Analisis Kation

LOGO Analisis Kation LOGO Analisis Kation Golongan IV 1 Golongan kation ke empat Barium, Strontium dan Kalsium Reagensia golongan: larutan amonium karbonat 1 M Reagensia memperlihatkan reaksi basa karena hidrolisis: CO 3 +

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PRAKTIKUM REAKSI PENGENALAN KATION GOLONGAN II

BAB I PRAKTIKUM REAKSI PENGENALAN KATION GOLONGAN II BAB I PRAKTIKUM REAKSI PENGENALAN KATION GOLONGAN II I. TUJUAN a. Mahasiswa mengenal reaksi-reaksi identifikasi kation-kation golongan II zat anorganik. b. Mahasiswa dapat menjelaskan perubahan-perubahan

Lebih terperinci

Pembuatan Nikel DMG. dalam range konsentrasi yang lebar.

Pembuatan Nikel DMG. dalam range konsentrasi yang lebar. Pembuatan ikel DMG Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, urul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LAPRA PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ARGAIK II PEMBUATA IKEL-DMG KAMIS, 11 April 2014 DISUSU LEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELMPK 4 1. Annisa Etika Arum 1112016200009 2. Aini adhokhotani Herpi 1112016200016

Lebih terperinci

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia? Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat

Lebih terperinci

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2 SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA K I M I A 1). TEORI ARCHENIUS Asam adalah zat yang jika di dalam air melepaskan ion H +, dengan kata lain pembawa sifat asam adalah ion H +. jumlah ion H+ yang

Lebih terperinci

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O Dody H. Dwi Tiara Tanjung Laode F. Nidya Denaya Tembaga dalam bahasa latin yaitu Cuprum, dalam bahasa Inggris yaitu Copper adalah unsur kimia yang mempunyai simbol

Lebih terperinci

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik 2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik Modul 1: Reaksi-Reaksi Logam Transisi & Senyawanya TUJUAN (a) Mempelajari reaksi-reaksi logam transisi dan senyawanya, meliputi reaksi

Lebih terperinci

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

TITRASI KOMPLEKSOMETRI TITRASI KOMPLEKSOMETRI I. TUJUAN a. Menstandarisasi EDTA dengan larutan ZnSO 4 b. Menentukan konsentrasi larutan Ni 2+ c. Memahami prinsip titrasi kompleksometri II. TEORI Titrasi kompleksometri adalah

Lebih terperinci

Pemisahan dengan Pengendapan

Pemisahan dengan Pengendapan Pemisahan dengan Pengendapan Reaksi Pengendapan Pemisahan dengan teknik pengendapan membutuhkan perbedaan kelarutan yang besar antara analit dan material pengganggunya. Pemisahan dengan pengendapan bisa

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan ? Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan interpretasi data analitik Metode Konvensional: Cara

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA II (Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat) A. DATA PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA II (Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat) A. DATA PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA II (Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat) A. DATA PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil 1. Golongan Alkohol Etanol + K2Cr 2 O 7 + H 2 SO 4 50 % Larutan warna kuning + H2SO4

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 11 BAB VIII LARUTAN ASAM DAN BASA Asam dan basa sudah dikenal sejak dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA Oleh : Luh Putu Arisanti 1308105006 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BADUNG TAHUN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan A. PERSAMAAN REAKSI ION Reaksi Dan Stoikiometri Larutan Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion terjadi pada elektrolit. Persamaan reaksi ion terdiri dari:

Lebih terperinci

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

Reaksi dan Stoikiometri Larutan Reaksi dan Stoikiometri Larutan A. PERSAMAAN REAKSI ION Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion terjadi pada larutan elektrolit. Persamaan reaksi ion terdiri

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI KATION ANION

LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI KATION ANION LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI KATION ANION 7:53 PM Kimia No comments 1.1 Latar Belakang Di dalam reaksi pengendapan banyak diterapkan analisis kuantitatif. Pada analisis tersebut, kation mula-mula dipisahkan

Lebih terperinci

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3. Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 I. Waktu / Tempat Praktikum : Rabu,15 Februari 2012 / Lab Kimia Jur. Analis

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUAN KADAR KLORIDA Selasa, 1 April 2014 EKA NOVIANA NINDI ASTUTY 1112016200016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PEDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH

Lebih terperinci

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( ) KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi AgNO 3 terhadap NaCl 0.1 N (Cara Mohr) Kelompok Vol. NaCl Vol. AgNO 3 7 10 ml 4 ml 8 10 ml 4.2 ml 9 10 ml 4.2 ml 10 10 ml 4.3

Lebih terperinci

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI A. STANDAR KOMPETENSI Mendiskripsikan hukumhukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia. B. Kompetensi Dasar : Menuliskan nama senyawa anorganik

Lebih terperinci

Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri

Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri Kamis, 3 Apri 2014 Raisa Soraya, Naryanto, Melinda Indana Nasution, Septiwi Tri Pusparini Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 Pilihlah jawaban yang paling benar LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 TATANAMA 1. Nama senyawa berikut ini sesuai dengan rumus kimianya, kecuali. A. NO = nitrogen oksida B. CO 2 = karbon dioksida C. PCl

Lebih terperinci

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM TUJUAN Mengetahui cara membersihkan, mengeringkan dan menggunakan berbagai alat gelas yang digunakan di laboratorium kimia. Mengatur nyala pembakar Bunsen

Lebih terperinci

6. Larutan natrium karbonat: endapan putih alumunium hidroksida: Al H 2 O Al(OH) 3 + 3H +

6. Larutan natrium karbonat: endapan putih alumunium hidroksida: Al H 2 O Al(OH) 3 + 3H + IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN III A ( Al 3+, Cr 3+, Mn 2+, Fe 2+, Fe 3+, Co 2+, Ni 2+, Zn 2+ ) Reaksi golongan : endapan-endapan dengan berbagai warna: besi(ii) sulfida (hitam), aluminium hidroksida (putih),

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN Laporan Praktikum Pemeriksaan Pendahuluan PEMERIKSAAN PENDAHULUAN Oleh : Cut Rifafitri Hanifah 103020040 Intisari Kimia analitik adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang pada dasarnya menyangkut penentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK Disusun oleh : 1. Filania S. Kanja (2443013133) 2. Ni Made Uthari (2443013195) 3. Angelina Ajeng (2443013268) 4. Desi Setyowati (2443013288)

Lebih terperinci

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS 6 LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS A. LARUTAN PENYANGGA B. HIDROLISIS Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajari tentang reaksi asam-basa dan titrasi. Jika asam direaksikan dengan basa akan menghasilkan

Lebih terperinci

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA 1. Larutan Elektrolit 2. Persamaan Ionik 3. Reaksi Asam Basa 4. Perlakuan Larutan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK OLEH: NAMA : ISMAYANI STAMBUK : F1 F1 10 074 KELOMPOK : III KELAS : B ASISTEN : RIZA AULIA JURUSAN FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

PEMBUATAN REAGEN KIMIA PEMBUATAN REAGEN KIMIA 1. Larutan indikator Phenol Pthalein (PP) 0,05 % 0,05 % = 0,100 gram Ditimbang phenol pthalein sebanyak 100 mg dengan neraca kasar, kemudian dilarutkan dengan etanol 96 % 100 ml,

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml a. 5 ml b. 10 ml c. 2.5 ml d. 15 ml e. 5.5 ml 2. Konsentrasi larutan yang

Lebih terperinci

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr SOAL LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml A. 5 ml B. 10 ml C. 2.5 ml D. 15 ml E. 5.5 ml : A Mencari volume yang dibutuhkan pada proses

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia Stoikiometri Larutan - Soal Doc. Name: RK13AR11KIM0601 Doc. Version : 2016-12 01. Zat-zat berikut ini dapat bereaksi dengan larutan asam sulfat, kecuali... (A) kalsium

Lebih terperinci

RANGKUMAN STUDI PENINGKATAN MUTU GARAM DENGAN PENCUCIAN

RANGKUMAN STUDI PENINGKATAN MUTU GARAM DENGAN PENCUCIAN Oleh: RANGKUMAN STUDI PENINGKATAN MUTU GARAM DENGAN PENCUCIAN. Vita Ageng Mayasari (347). Riansyah Lukman (348) I.. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dengan panjang garis pantai 8. km merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 Oleh KIKI NELLASARI (1113016200043) BINA PUTRI PARISTU (1113016200045) RIZQULLAH ALHAQ F (1113016200047) LOLA MUSTAFALOKA (1113016200049) ISNY

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB II RUMUS KIMIA DAN TATANAMA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB II RUMUS KIMIA DAN TATANAMA No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 6 BAB II RUMUS KIMIA DAN TATANAMA A. Rumus Kimia Rumus kimia merupakan kumpulan lambang atom dengan komposisi tertentu. Rumus kimia terdiri dari

Lebih terperinci

LOGO TEORI ASAM BASA

LOGO TEORI ASAM BASA LOGO TEORI ASAM BASA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP 2012 Beberapa ilmuan telah memberikan definisi tentang konsep asam basa Meskipun beberapa definisi terlihat kurang jelas dan berbeda satu sama lain, tetapi

Lebih terperinci

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut:

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut: SOAL-SOAL BAB 5 LARUTAN ASAM BASA/ Kimia Erlangga 2B 1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut: No Larutan yang diuji Warna lakmus Merah Biru 1 X Merah Biru 2 Y Merah Merah

Lebih terperinci

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam Asam Basa dan Garam Asam Basa dan Garam A Sifat Asam, Basa, dan Garam 1. Sifat asam Buah-buahan yang masih muda pada umumnya berasa masam. Sebenarnya rasa masam dalam buah-buahan tersebut disebabkan karena

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H2SO4 0.05 M dibutuhkan larutan H2SO4 5 M sebanyak ml a. 5 ml b. 10 ml c. 2.5 ml d. 15 ml e. 5.5

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Keadaan Lokasi Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan adalah sampel bermerek dan tidak bermerek yang diambil dibeberapa tempat pasar

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMA DASAR SEMESTER I

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMA DASAR SEMESTER I LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMA DASAR SEMESTER I Nama No. Mahasiswa Dosen Pembimbing : : : Oleh : Linus Seta Adi Nugraha 09 0064 Rini Handayani., S.Si., Apt LABORATORIUM KIMIA DASAR AKADEMI FARMASI THERESIANA

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk

Lebih terperinci

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab17 Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Larutan buffer adalah larutan yg terdiri dari: 1. asam lemah/basa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

ASAM, BASA, DAN GARAM

ASAM, BASA, DAN GARAM ASAM, BASA, DAN GARAM Standar Kompetensi : Memahami klasifikasi zat Kompetensi Dasar : Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat A. Sifat

Lebih terperinci

SKEMA PEMISAHAN KATION-KATION KE DALAM GOLONGANNYA Golongan I-V

SKEMA PEMISAHAN KATION-KATION KE DALAM GOLONGANNYA Golongan I-V SKEMA PEMISAHAN KATION-KATION KE DALAM GOLONGANNYA Golongan I-V Endapan Saringan Gol. I Gol II-V HCl, H2S Endapan saringan Gol II Gol. III-IV NH4OH, NH4Cl, H2S Endapan Saringan Sulfida Gol. IV-V Gol. III

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan

Lebih terperinci