TEORI AKUNTANSI BAB 10 LABA (INCOME)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEORI AKUNTANSI BAB 10 LABA (INCOME)"

Transkripsi

1 TEORI AKUNTANSI BAB 10 LABA (INCOME) Disusun Oleh : ELVIA ROZAK ( ) NURUL MARDHIYAH ( ) WAHYU DIAH NURCAHYO ( ) WISATRIO PRADANA ( ) YOSIA TARULI MUTIARA PROGRAM STUDI AKUNTANSI ALIH PROGRAM (S1) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2015

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam buku-buku teks akuntansi (khususnya teori akuntansi), istilah income pada umumnya dimaknai sebagai jumlah bersih sehingga istilah laba lebih menggambarkan apa yang dimaksud income dalam buku-buku tersebut. Laba dalam teori akuntansi biasanya lebih menunjuk pada konsep yang oleh FASB disebut dengan laba komprehensif. Masalah yang paling rumit berkaitan dengan laba adalah menentukan konsep laba secara tepat untuk pelaporan keuangan sehingga angka laba merupakan angka yang bermakna baik secara intuituf maupun ekonomik bagi berbagai pemakai statemen keuangan. Pemaknaan atau pendefinisian laba mempunyai implikasi terhadap pengukuran dan penyajian laba. Karena akuntansi secara umum menganut konsep kos historis, asa akrual dan konsep penandingan, laba akuntansi yang sekarang dianut dimaknai sebagai selisih antara pendapatan dan biaya. Sementara itu, pendapatan dan biaya diukur dan diakui melalui prosedur tertentu sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi atau pengertian tentang laba. 2. Untuk mengetahui apa saja karakteristik laba. 3. Untuk mengetahui konsep laba akuntansi dan ekonomi 1.3 Manfaat 1. Memahami definisi dan konsep laba 2. Dapat membedakan konsep laba menurut ekonomik atau akuntansi

3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tujuan Pelaporan Laba Dalam keenyataannya, pera pemakai mempunyai konsep laba dan model pengambilan keputusan yang berbeda-beda. Apapun pengertian dan cara pengukurannya, laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai : 1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of return on invested capital) 2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen 3. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak 4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara 5. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik 6. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang 7. Dasar kompensasi dan pembagian bonus 8. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan 9. Dasar pembagian deviden Teori akuntansi tentang laba akan melibatkan pengukuran dan penyajian laba yang dapat memenuhi berbagai tujuan di atas. Untuk melayani berbagai kebutuhan di atas, ada dua pendekatan yang harus dipertimbangkan dalam akuntansi laba yaitu satu laba untuk berbagai tujuan (single income for different purpose) atau beda tujuan beda laba (different incomes for different purposes). Pendekatan pertama berusaha untuk memformulasi konsep laba tungga (umum) dan menyajikannya untuk memenuhi berbagai tujuan secara umum. Inilah pendekatan yang ingin dicapai dalam merekayasa pelaporan keuangan umum (general purpose financial reporting). Walaupun teori tentang konsep laba lebih berkaitan dengan pendekatan ini, akuntansi juga berusaha untuk menyediakan informasi agar tujuan khusus dapat dipenuhi dengan menyediakan informasi yang memungkinkan pemakai untuk menentukan konsep laba sesuai dengan kebutuhan spesifiknya. Pendekatan kedua menggunakan berbagai konsep laba dan menyajikannya secara jelas berbagai konsep laba tersebut secara khusus. Kebutuhan khusus ini dapat dipenuhi dengan menyertai statement keuangan umum (khususnya statemen labarugi) dengan berbagai laporan pelengkap.

4 2.2 Konsep Laba Konvensional Hendriksen dan van Breda (1992) mengemukakan bahwa laba akuntansi yang sekarang berjalan (konvensional) masih problematik secara teoritis. Laba akuntansi mempunyai beberapa kelemahan berikut (halaman 309) : 1. Laba akuntansi belum didefinisi secara semantik dan jelas sehingga laba tersebut secara intuitif dan ekonomik bermakna 2. Penyajian dan pengukuran laba masih difokuskan pada pemegang saham biasa atau residual 3. Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) sebagai pedoman pengukuran laba masih memberi peluang untuk terjadinya inkonsistensi antarperusahaan 4. Karena didasarkan pada konsep kos historis, laba akuntansi secara umum belum memperhitungkan pengaruh perubahan daya beli dan harga 5. Dalam menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, investor dan kreditor memandang informasi selain laba akuntansi juga bermanfaat atau bahkan lebih bermanfaat sehingga ketepatan laba akuntansi belum menjadi tuntutan yang mendesak. Atas dasar tujuan dan kelemahan laba akuntansi di atas, maka berikutnya akan dibahas dua aspek pokok teori laba, yaitu (1) interpretasi laba dan implikasinya dalam tataran teori dan (2) lingkup laba atas dasar kegiatan operasi dan teori entitas. 2.3 Konsep Laba dalam Tataran Semantik Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna apa yang harus direkatkan oleh perekayasa pelaporan pada simbol atau elemen laba sehingga laba bermanfaat dan bermakna sebagai informasi. Pada tataran ini, teori berusaha untuk menjawab pertanyaan apakah yang harus dipresentasi oleh laba. Pemkanaan laba akhirnya akan menentukan pemaknaan laba secara sintaktik yaitu pengukuran dan penyajiannya. 1. Pengukur Kinerja Karena investor dan kreditor merupakan pihak yang dituju dalam pelaporan keuangan, dianggap bahwa mereka berkepentingan dengan informasi masa lalu untuk mengevaluasi prospek perusahaan di masa datang. Kinerja perusahaan merupakan manifestasi dari kinerja manajemen sehingga laba dapat pula diinterpretasi sebagai pengukur keaktifan dan keefisienan manajemen dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Secara umum, efisiensi adalah kemampuan menciptakan keluaran (output) tertinggi dengan sumber daya tertentu sebagai masukan (input). Bila keluaran atau sasaran tertentu telah ditentukan, efisiensi adalah kemampuan mencapai keluaran tersebut dengan sumber daya terendah (minimum) yang dimungkinkan. Dalam

5 akuntansi, laba dimaknai dan diinterpretasi sebagai pengukur efisiensi oleh investor dalam bentuk kembalian atas investasi (return on investment atau ROI). Bagi manajemen, efisiensi dapat diinterpretasikan sebagai pengukur efisiensi penggunaan sumber daya dalam bentuk kembalian atas aset (return on asset atau ROA). Bagi kreditor, efisiensi dapat ditunjukkan dengan tingkat bunga (return on loan atau ROL). Jadi, laba dapat merepresentasi kinerja efisiensi karena laba menentukan ROI, ROA dan ROL sebagai pengukur efisiensi. Karena kegiatan usaha sangat kompleks, laba dipandang cukup kaya (komprehensif) untuk merepresentasi pengukur efisiensi. Namun validitas pengukur efisiensi tersebut bergantung pada bagaimana laba dan tingkat investasi diukur serta dari sudut pandang siapa informasi efisiensi ditujukan. 2. Konfirmasi Harapan Investor Perekayasaan pelaporan juga berusaha menyediakan informasi untuk meyakinkan bahwa harapan-harapan investor atau pemakai lainnya di masa lalu tentang kinerja perusahaan memang terealisasi. Dengan demikian, laba dapat diinterpretasi sebagai sarana untuk mengkonfirmasi harapan-harapan tersebut. Asumsinya adalah para investor telah menggunakan segala informasi yang tersedia secara publik sebagai basis keputusan investasinya melalui prediksi laba. Bila diasumsi bahwa pasar cukup efisien, laba yang diprediksi investor harus mendekati atau sama dengan laba yang dilaporkan. Bila hal ini terjadi, laba merupakan sarana untuk mengkonfirmasi harapan investor dan investor diharapkan tidak bereaksi terhadap pengumuman laba. 3. Estimator Laba Ekonomik Akuntansi menganut asas akrual untuk mendapatkan suatu angka yang lebih bermakna secara ekonomik daripada sekedar kenaikan atau penurunan kas dalam suatu periode. Angka laba akan bermakna kalau ia merepresentasi perubahan kemakmuran (wealth) atau penciptaan nilai (value creation) sebagai hasil kinerja ekonomik suatu kesatuan usaha. Secara teknis, perubahan kemakmuran atau nilai diwujudkan dalam kegiatan produktif (menghasilkan barang dan jasa). Perekayasaan akuntansi mengharapkan bahwa laba akuntansi akan mendekati laba ekonomik atau paling tidak merupakan estimator yang baik untuk laba ekonomik. Artinya, perubahan laba akuntansi diharapkan merefleksi pula perubahan ekonomik perusahaan. Dengan demikian, laba akuntansi masih tetap bermanfaat bagi investor yang mungkin lebih berkepentingan dengan laba ekonomik

6 Laba akuntansi adalah laba dari kacamata perrekayasa akuntansi atau kesatuan usaha karena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan terandalkan. Oleh karena itu, laba akuntansi didasarkan pada data yang telah terjadi bukannya data hipotesis yang dapat berupa kos kesempatan (opportunity cost). Pengetian ekonomik dari segi akuntansi adalah kelayakan ekonomik (economic resonableness) jangka panjang dan bukan penilaian ekonomik (economic valuation) jangka pendek. Oleh karena itu, depresiasi dalam akuntansi merupakan proses alokasi dan bukan proses penilaian. Sementara itu, laba ekonomik adalah laba dari kacamata investor karena keperluan untuk menilai investasi dalam saham yang dalam banyak hal bersifat subjektif bergantung pada karakteristik investor. Dalam menilai investasinya, investor selalu mendasarkan diri pada kos kesempatan yang diwujudkan dalam bentuk tingkat pengembalian pasar (market rate of return). Dengan demikian, laba dimata investor adalah tingkat kembalian internal (internal rate of return) aliran-aliran kas masa datang yang dapat dihasilkan seandainya investor menanamkan asetnya di tempat lain (kos kesempatan). Di mata investor, penilaian aset lebih banyak didasarkan informasi pasar yang berubah-ubah setiap saat dan depresiasi dipandang sebagai proses penilaian aset (penurunan nilai). Perbedaan sudut pandang di atas, menjadikan laba akuntansi berbeda dengan laba ekonomik. Hendriksen dan van Breda (1992, 316) menyederhanakan perbedaan laba akuntansi dan ekonomik atas dasar konsep depresiasi. Laba akuntansi dihitung atas dasar depresiasi akuntansi (alokasi) dan laba ekonomik dihitung atas dasar depresiasi ekonomik (penurunan nilai). Laba akuntansi juga berbeda dengan laba ekonomik karena konsep dasar yang dianut. Laba akuntansi dilandasi oleh konsep kontinuitas usaha yang memandang aset sebagai sisa potensi jasa sehingga kos historis menjadi basis pengukurannya. Sementara itu, laba ekonomik dilandasi oleh konsep likuidasi yang melihat aset sebagai simpanan atau sediaan nilai (store of value) setiap saat sehingga nilai sekarang menjadi basis pengukurannya. Dengan demikian, laba dipandang sebagai perubahan nilai dalam suatu periode. Jadi, dari beberapa aspek, laba akuntansi memang dan harus berbeda dengan laba ekonomik. Namun, laba akuntansi diharapkan dapat menjadi estimator atau indikator laba ekonomik. Berikut adalah ringkasan perbedaan antara laba akuntansi dan laba ekonomik :

7 Aspek Pembeda Laba Akuntansi Laba Ekonomik Sudut pandang pemaknaan Perekayasaan akuntansi, Pemegang saham penyusunan standar atau penyusunan statemen keuangan Dasar pengukuran Kos historis Kos kesempatan, nilai pasar, nilai likuidasi Pengertian ekonomik: Kelayakan ekonomik jangka panjang Penilaian ekonomik jangka pendek Makna depresiasi Alokasi kos Penurunan nilai ekonomik Unit pengukur Rupiah nominal Daya beli Sasaran pengukuran atau Laba uang/nominal Laba real sifat laba Konsep dasar yang melandasi Kontinuitas usaha, asas Likuidasi, nilai tunai akrual Fungsi Aset Sisa potensi jasa Simpanan/sediaan nilai Karena reliabilitas menjadi sasaran akuntansi, akuntansi tidak harus menentukan laba ekonomik yang subjektif. Akan tetapi, akuntansi harus berusaha untuk menyajikan dan memformulasi laba akuntansi yang dapat membantu investor dalam menentukan laba ekonomik sesuai dengan persepsi para investor. Jadi, akuntansi cukup menyediakan informasi laba dan aliran kas yang layak dan menyerahkan semua analisis dan perhitungan laba ekonomik kepada investor atau pemakai lainnya.

8 2.3.1 Makna Laba 1. Pengantar Konsep Laba Dalam praktiknya fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran kinerja atau prestasi management perusahaan. Produk akuntansi yaitu laporan keuangan diharapkan dapat memberikan tolak ukur secara jelas terhadap prestasi perusahaan. Banyak faktor dalam laporan keuangan yang dapat menjadi tolak ukur, salah satu faktor yang digunakan adalah pengukuran income atau laba. Laba merupakan elemen penting yang menjadi perhatian para pemakai laporan keuangan karena diharapkan laba cukup besar untuk menunjukkan kinerja perusahaan dinilai baik secara keseluruhan. 2. Definisi Laba Laba merupakan suatu konsep akuntansi yang memiliki berbagai sudut pandang, tergantung dari siapa yang menilai dan bagaimana tujuan penilaiannya tersebut. Oleh karena itu, para ahli dan organisasi akuntansi memberikan definisi berbeda tentang konsep laba yaitu sebagai berikut : Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang merniliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, dan pengambilan keputusan, dan unsur prediksi. (Belkaoui : 1993) Laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. (Commite On Terminology, Sofyan Syafri H : 2004) Laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya. (Stice, Skousen : 2009) Laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban (termasuk penyesuaian pemeliharaan modal, kalau ada) dikurangkan pada penghasilan. Kalau beban melebihi penghasilan, maka jumlah residualnya merupakan kerugian bersih.

9 (Ikatan Akuntan Indonesia : 2007) 3. Karakteristik Laba Dari berbagai definisi laba di atas, dapat disimpulkan bahwa laba secara konseptual memiliki karakteristik umum sebagai berikut : 1) Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas 2) Perubahan terjadi dalam suatu periode sehingga harus diidentifikasi kondisi kemakmuran awal dan kemakmuran akhir 3) Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai kemakmuran, asalkan kemakmuran awal dipertahankan Kemakmuran dapat berupa aset bersih perusahaan, modal pemegang saham, kekayaan, investasi, sumber daya ekonomik, atau apapun yang dapat dinilai dengan uang Laba dan Kapital Kapital dapat dipandang sebagai sediaan kemakmuran pada saat tertentu, sementara laba dapat diasosiasi dengan aliran kemakmuran. Jadi, laba adalah aliran potensi jasa yang dapat dinikmati dalam kurun waktu tertentu dengan tetap mempertahankan tingkat potensi jasa mula-mula Konsep Pemertahanan Kapital Konsep ini dilandasi oleh gagasan bahwa entitas berhak mendapatkan kembalian/ imbalan atau return dan menikmati iya setelah kapital dipertahankan keutuhannya atau pulih seperti sedia kala. Konsep ini mempunyai arti penting dan konsekuensi dalam beberapa hal yang saling berkaitan, sebagai berikut : 1. Membedakan antara kembalian atas investasi dan pengembalian investasi. 2. Memisahkan dan membedakan transaksi operasi (produktif) dalam arti luas dengan transaksi pendanaan dari pemilik. 3. Menjamin agar laba yang dapat didistribusikan tidak mengandung pengembalian investasi. 4. Memungkinkan penentuan jumlah penyesuaian kapital untuk mempertahankan kemampuan ekonomi. 5. memungkinkan penggunaan berbagai dasar pemikiran untuk menentukan tingkat kapital pada saat tertentu. 6. Memungkinkan penerapan pendekatan aset-kewajiban secara penuh dalam pemaknaan laba sehingga angka laba akuntansi akan mendekati angka laba ekonomi.

10 Atas dasar uraian di atas, laba kemudian didefinisikan secara umum, formal dan semantik sebagai berikut : Laba adalah tambahan kemampuan ekonomi yang ditandai dengan kenaikan kapital dalam suatu perioda yang berasal dari kegiatan produktif dalam arti luas yang dapat dikonsumsi atau ditarik oleh entitas penguasa/ pemilik kapital tanpa mengurangi kemampuan ekonomik kapital mula-mula (awal periode) Konsep Laba Dalam Sintatik Makna semantik laba yang dikembangkan pada akhirnya harus dapat dijabarkan dalam tataran sintaktik. Salah satu bentuk penjabarannya adalah mendefinisi laba sebagai selisih pengukuran dan penandingan antara pendapatan dan biaya. Konsep laba dalam tataran sintatik membahas mengenai bagaimana laba diukur, diakui, dan disajikan. Terdapat beberapa criteria atau pendekatan dalam konsep ini, yaitu pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan, dan pendekatan pemertahanan kapital. 1. Pendekatan Transaksi Dalam pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi dan kemudian terakumulasi sampai akhir periode. Pengukuran dan pengakuan laba juga akan paralel dengan kriteria pengakuan pendapatan dan biaya. Pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama dengan pengakuan pendapatan atas dasar kriteria terealisasi dan sama dengan pengakuan biaya atas dasar kriteria konsumsi manfaat. Pendekatan ini memiliki berbagai keunggulan misalnya jumlah rupiah aset dan kewajiban secara otomatis tersedia pada akhir periode serta perubahan aset dan kewajiban merupakan perubahan nilai yang diakui secara objektif. 2. Pendekatan Kegiatan Pada pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan atau kejadian, bukan sebagai hasil suatu transaksi pada saat tertentu. Pendekatan ini mempunyai keunggulan dalam membantu manajemen melakukan analisis internal. Berbagai konsep laba dapat diciptakan untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas tiap kegiatan / bagian operasi, mengendalikan perilaku manajer divisi dengan system pengendalian manajemen, dan menentukan kompensasi. Dalam aplikasinya, pendekatan transaksi dan pendekatan kegiatan tidak berdiri sendiri, tetapi saling melengkapi. kriteria pendapatan adalah terealisasi dan terbentuk. Artinya, kedua kriteria harus dipenuhi.

11 Pendekatan Pemertahanan Kapital Kedua pendekatan yang dibahas di atas sebenarnya mengikuti pendekatan pendapatan-biaya dalam pengukuran dan penilaian elemen neraca (asset dan kewajiban). nilai asset dan kewajiban merupakan konsekuensi dari pengukuran pendapatan dan biaya atas dasar penandingan. Dengan konsep pemertahanan kapital, laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Dengan konsep ini, elemen statement keuangan diukur atas dasar pendekatan asset-kewajiban. Jadi, dapat dikatakan bahwa laba adalah perubahan atau kenaikan kapital dalam suatu periode Pengukuran atau Penilaian Kapital Pengukuran capital pada dua titik waktu menimbulkan masalah konseptual karena dengan berjalannya waktu beberapa hal yang bersifat ekonomik berubah dan harus di pertimbangkan yaitu unit atau skala pengukur dan dasar pengukuran. Hal lain yang menentukan cara menilai kapital adalah jenis kapital (fisis atau finansial) dan dasar penilaian Jenis Kapital Pengertian capital harus dilihat dari sudut pandang pihak yang menguasai capital tersebut, dalam hal ini terdapat dua jenis konsep capital, yaitu capital financial dan fisis: 1. Kapital Finansial Kapital financial adalah klaim dipandang dari jumlah rupiah atau nilai yang melekat padanya tanpa memperhatikan wujud fisis klaim tersebut, tapi jika capital tersebut berwujud fisis, itu merupakan instrument atau asset financial. Pada umumnya, capital finansial adalah kapital yang dikuasai pemegang saham atau obligasi. Dengan konsep ini, laba atas kapital financial akan timbul bila jumlah rupiah klaim finansial pada akhir suatu periode melebihi jumlah rupiah klaim financial pada awal periode. Kapital finansial dari sudut badan usaha adalah jumlah rupiah yang melekat pada asset total badan usaha tanpa memandang jenis atau komponen asset. Tingkat pengembalian kapital finansial ini dinyatakan sebagai tingkat pengembalian atas asset total atau ROA, yang rumusnya sebagai berikut : Dari sudut pandang kreditor, kapital finansial adalah jumlah pinjaman yang tertanam di perusahaan. Jumlah rupiah pinjaman ditambah bunga yang menjadi hak kreditor selama periode merupakan kapital akhir atau laba kreditor. 2. Kapital Fisis

12 Kapital fisis adalah sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang sebagai kapasitas produksi fisis, yaitu kemampuan menghasilkan barang dan jasa. Kapital fisis secara umum tidak relevan dari sudut pandang investor dan kreditor. Dengan konsep ini, laba atas kapital fisis akan timbul bila kapasitas produksi fisis pada akhir suatu periode melebihi kapasitas produksi fisis pada awal periode. Dalam konsep kapital finansial, pengaruh perubahan akan diakui sebagai untung atau rugi menahan dan dilaporkan melaui statemen laba-rugi. Sedangkan dalam kapital fisis, pengaruh perubahan diakui sebagai penyesuai kapital dan tidak termasuk dalam statemen labarugi Skala Pengukuran Skala pengukuran adalah unit pengukuran yang dapat dilekatkan pada suatu objek sehingga objek tersebut dapat dibedakan besar kecilnya dari objek yang lain atas dasar unit pengukur tersebut. dalam teori pengukuran, dikenal empat macam skala pengukuran yaitu kategoris/nominal, ordinal, interval, dan rasio Skala Nominal Skala nominal atau skala rupiah nominal adalah satuan rupiah sebagaimana telah terjadi tanpa memperhatikan perubahan daya beli dengan berjalannya waktu akibat perubahan kondisi ekonomik. Karen nilai rupiah dianggap konstan sepanjang masa, akuntansi atas dasar pengukuran ini sering disebut akuntansi dengan asumsi nilai rupiah konstan. Pengukuran dengan skala rupiah nominal lebih menitikberatkan pada jumlah unit rupiah daripada jumlah unit daya beli. Karena dalam kenyataannya nilai satuan uang berubah karena inflasi, pengukuran atas dasar skala rupiah nominal mengandung kelemahan Skala Daya Beli Skala daya beli atau lebih tepatnya skala rupiah daya beli atau skala daya beli konstan merupakan skala untuk mengatasi kelemahan skala rupiah nominal. Dengan skala ini, rupiah nominal dinyatakan kembali dalam bentuk rupiah daya beli atas dasar indeks harga tertentu. Perubahan skala pengukuran dari rupiah nominal ke rupiah daya beli secara substantive tidak berpengaruh terhadap laba sebagai perubahan nilai ekonomik kapital, yang berubah adalah skala pengukurannya. Walaupun demikian, pengukuran dengan rupiah daya beli akan menimbulkan untung atau rugi daya beli, terutama kalau suatu entitas menahan asset moneter Dasar atau Atribut Pengukuran

13 Seperti asset, kapital dapat diukur atas dasar berbagai atribut. Walaupun banyak atribut atau dasar penilaian yang dapat digunakan, di sini hanya akan dibahas dua dasar penilaian penting yang berpaut dengan penentuan laba, yaitu kos historis (historical cost) dan kos sekarang (current cost) yang keduanya merupakan nilai masukan Kos Historis Kos historis merupakan jumlah rupiah sepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat dalam system pembukuan. Kos historis dipilih biasanya karena kos tersebut objektif dan dapat diuji kebenaranya Kos Sekarang Kos sekarang atau kos pengganti atau kos masukan sekarang menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran atau kesepakatan yang diperlukan sekarang oleh unit usaha untuk memperoleh asset yang sama jenis dan kondisinya atau penggantinya yang setara. Harga pertukaran harus ditentukan dari pasar barang yang sekarang digunakan kesatuan usaha sehingga harga pertukaran akan menggambarkan dengan tepat nilai asset bersangkutan. Kos sekarang berbeda dengan kos historis bukan karena perubahan harga umum tetapi karena perubahan selera, teknologi, dan fungsi Pengukuran Laba dengan Mempertahankan Kapital Adanya tiga factor penentu nilai kapital (jenis, skala, dan dasar penilaian) yang saling berinteraksi menimbulkan berbagai macam pendekatan atau basis penilaian kapital. Tiap pendekatan sebenarnya merefleksikan kombinasi antara ketiga faktor yang dipertimbangkan. Pendekatan yang dimaksud disini adalah cara atau prosedur untuk mendapatkan jumlah rupiah kapital dan laba. Berbagai pendekatan penilaian kapital dan implikasinya terhadap penentuan laba antara lain: 1. Kapitalisasi aliran kas harapan (capitalization of expected cash flow) 2. Penilaian pasar atas asset bersih perusahaan (market valuation of the firm) 3. Setara kas sekarang (current cash equivalen) 4. Harga masukan historis (historical input prices) 5. Harga masukan sekarang (current input prices) 6. Pemertahanan daya beli konstan (maintenance of constant purchasing power) Penilaian pasar atas perusahaan Penilaian ini memandang kapital sebagai kapital finansial. Penilaian ini dimaksudkan untuk menghilangkan subjektifitas penyaji laporan keuangan. Penilaian ini diserahkan kepada pihak lain dengan harapan penilaian tersebut objektif. Untuk memperoleh nilai kapital yang

14 wajar, dapat digunakan alternative penilaian yaitu kapital diukur atas dasar perkalian antara volume saham yang beredar dengan harga pasar saham pada awal dan akhir periode. Setara kas sekarang Penilaian ini memandang kapital sebagai kapital fisis. Dasar pengukuran adalah gunggungan (sum) semua jumlah rupiah setara tunai pos aset dikurangi jumlah rupiah setara tunai semua utang. Penilaian ini berbeda dengan penilaian sebelumnya, penilaian ini merupakan gunggungan harga pasar tiap jenis aset secara individual. Walaupun penilaian ini objektif, pasar bebas untuk tiap jenis asettidak selalu ada sehingga harga pasar akhirnya juga tidak lebih dari sekedar taksiran (bahkan mungkin merupakan nilai likuidasi) karena tidak ada barang yang setara di pasar sebagai pembanding. Harga masukan historis Penilaian ini merpakan salah satu pendekatan penilaian dengan nilai masukan. Penilaian atas dasar harga masukan dilandasi oleh gagasan bahwa kapital dapat dikatakan telah dipertahankan apabila aset pada akhir perioda (dinilai dengan harga masukan) sama dengan aset pada awal perioda (juga dinilai dengan harga masukan). Penilaian ini memandang kapital sebagai kapital fisis. Laba diukur berdasarkan selisih aset bersih awal dan akhir periode yang masing-masing dinyatakan dalam kos historisnya. Konsep laba dengan pendekatan ini akan sama dengan laba komprehensif karena laba didefinisi sebagai kenaikan aset bersih selain yang berasal dari transakasi dengan pemilik. Harga masukan sekarang Penilaian ini pada dasarnya sama dengan harga masukan historis kecuali bahwa dalam pendekatan ini menilai komponen-komponen kapital awal dan akhir dengan kos masukan sekarang atau kos pengganti pada saat itu. Dengan cara ini, untung atau rugi penahanan aset akan teridentifikasi dan masuk dalam perhitungan laba. Pendekatan ini sebenarnya berusaha untuk merinci laba menjadi laba normal yang menunjukkan kinerja manajemen dan laba semata-mata karena perubahan harga. Pemertahanan daya beli konstan Pengukuran dengan daya beli konstan ini basisnya adalah kos historis. Kapital awal dan akhir dinyatakan dalam unit daya beli konstan pada indeks dasar tertentu. Laba yang diukur berdasarkan selisih kapital awal dan akhir akan menggambarkan tambahan daya beli kapital yang dimiliki perusahaan tanpa ahrus mengurangi daya beli kapital yang mula-mula.

15 2.4 Konsep Laba dalam Tataran Pragmatik Tataran pragmatik dalam teori komunikasi berkepentingan untuk menentukan apakah pesan sampai kepada penerima dan mempengaruhi perilaku sebagaimana diarah. Teori akuntansi pragmatik memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi akuntansi. Bila dikaitkan dengan laba, tataran ini membahas apakah informasi laba bermanfaat atau apakah informasi laba nyatanya digunakan Predictor Aliran Kas ke Investor Para perekayasa akuntansi (misalnya FASB) berteori bahwa investor dan kreditor berkepentingan dengan aliran kas yang masuk ke mereka atas investasinya. Aliran kas yang diterima atau diharapkan investor akan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk menciptakan kas yang cukup untuk (a) membayar semua kewajiban pada saatnya, (b) mendanai kepreluan operasi, (c) reinvestasi, (d) membayar bunga, dan (e) membayar deviden. Oleh karena itu, investor dan kreditor harus memprediksi kemampuan melaba (earning power) jangka panjang. Untuk itu, investor dan kreditor memerlukan informasi laba masa lalu untuk memprediksi laba masa datang. Laba masa datang menjadi basis bagi investor untuk memprediksi aliran kas masa datang dari investasinya Laba dan Harga Saham Kebermanfaatan laba dapat diukur dari hubungan antara laba dan harga saham. Bahwa laba merupakan predictor aliran kas ke investor sebenarnya menunjukkan bahwa laba menentukan harga saham. Aliran kas masa datang ke investor digunakan untuk menentukan apa yang disebut nilai intrinsic (intrinsic value) sekuritas atau saham. Nilai intrinsic ini pada akhirnya akan menentukan harga pasar saham yang terjadi di pasar modal pada saat tertentu. Investor atau analis akan membandingkan nilai intrinsic saham dan harga pasar sekarang (current market price) untuk menengarai apakah terjadi salah harga (mispricing). Hubungan antara nilai intrinsic (NI), harga pasar sekarang (NPS), dan strategi investasi digambarkan sebagai berikut: Bila NI > NPS berarti sekuritas dinilai lebih rendah oleh pasar sehingga harus dibeli atau ditahan bila telah dimiliki. Bila NI < NPS berarti sekuritas dinilai lebih tinggi oleh pasar sehingga harus dihindari, dijual bila telah dimiliki atau lakukan short sale. Bila NI = NPS berarti sekuritas dinilai benar dan terjadi ekuilibrium harga.

16 2.4.3 Perkontrakan Efisien Teori perkontrakan efisien (efficient contracting theory) merupakan bagian atau turunan dari teori keagenan (agency theory). Teori ini didasarkan atas berbagai aspek dan implikasi hubungan keagenan. Hubungan tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk kontrak. Kontrak diakatakan efisien apabila mendorong pihak yang berkontrak melaksanakan apa yang diperjanjikan tanpa perselisihan dan para pihak mendapatkan hasil yang paling optimal dari berbagai kemungkinan alternatif tindakan yang dapat dilakukan agen. Aspek pragmatik laba dalam perkontrakan efisien didasarkan pada gagasan bahwa kontrak akan efisien kalau laba akuntansi menjadi kriteria dalam kontrak tanpa memandang aspek semantic (makna) laba tersebut Pengendalian Manajemen Ikatan dalam bentuk kontrak tidak hanya terjadi antara perusahaan dan investor atau pihak luar lainnya tetapi juga antara pihak internal perusahaan. Dalam tataran pragmatik, laba digunakan sebagai pengukur kinerja divisi atau manajernya. Laba mempunyai peran penting dalam suatu sistem pengendalian manajemen (management control system). Sistem ini dirancang untuk meangarahkan perilaku manajer agar mereka memaksimumkan kepentingan dirinya atau divisinya tetapi pada saat yang sama kepentingan perusahaan secara keseluruhan juga tercapai. Bila hal ini tercapai, terjadilah apa yang disebut keselarasan tujuan (goal congruence). Pengendalian manajemen menuntut adanya kontrak kontrak internal yang memerlukan berbagai tingkat laba akuntansi sebagai unsur kesepakatan. Jadi, secara pragmatik, laba akuntansi memang digunakan oleh manajemen. Hal ini memberi indikasi bahwa laba akuntansi bermanfaat untuk kepentingan atau kontrak internal Teori Pasar Efisien Kebermanfaatan informasi akan menentukan keefektifan pencapaian tujuan pelaporan keuangan. Menurut teori pemakaian angka laba akuntansi secara individual mempunyai prespektif dan kepentingan berbedabeda, cara ini kurang andal sebagai bukti mengenai kemenfaatan laba. Cara lain yang dikemukakan oleh Lev (1989) bahwa pemakai secara bersamaan bertindak seakan-akan menggunakan informasi tertentu, maka informasi tersebut dianggap bermanfaat. Pasar modal dapat merepresentasi pemakai informasi secara bersama. Variabel penting pasa modal adalah harga saham, volume perdagangan saham, pengembalian, dan indeks harga saham. Oleh karena itu, reaksi pasar modal terhadap informasi dapat digunakan untuk mengukur atau menguji kebermanfaatan informasi. Hubungan antara

17 informasi dan harga saham dibahas dalam konteks yang disebut efisiensi pasar. Dapat disimpulkan dari definisi Beaver (1989) dan Jones (1998) yang menunjukkan bahwa efisiensi pasar harus dikaitkan dengan sistem informasi yaitu mekanisme penyediaan informasi dengan segala regulasi yang berlaku dalam lingkup beroperasinya pasar modal Bentuk Efisiensi Pasar Terdapat tiga bentuk efesiensi: 1. Bentuk lemah Jika harga sekuritas merefleksi secara penuh informasi harga dan volume sekuritas masa lalu. Pelaku dalam pasar ini masih dimungkinkan untuk memperoleh pengembalian abnormasl dengan memanfaatkan informasi selain data pasar. 2. Bentuk semi-kuat Jika harga sekuritas merefleksi secara penuh semua informasi yang tersedia secara publik termasuk data statemen keuangan. Hal ini dapat mempengaruhi ketidakmampuan pengembalian abnormal secara terus-menerus. 3. bentuk kuat Jika harga sekuritas merefleksi secara penuh semua informasi termasuk informasi privat atau dalam yang tidak dipublikasikan. Hal ini akan mempengaruhi pengembalian yang berlebihan dalam jangka panjang bahkan tidak memperolehnya Laba Sebagai Signal Laba akuntansi yang diumumkan dari statemen keuangan merupakan salah satu signal dari himpunan informasi yang tersedia bagi pasar modal. Penelitian empiris menunjukkan bahwa laba (per saham) yang diumumkan dari statemen keuangan mempunyai dampak terhadap harga saham. oleh karena itu, informsi tentang laba dibutuhkan oleh investor untuk memprediksi laba di masa depan Pengujian Kandungan Informasi Laba Laba kejutan merepresentasi informasi yang belum terungkap dalam pasar, sehingga pasar akan bereaksi pada saat pengumuman. Laba dalam analisis ini biasanya laba per saham. Oleh karena itu, laba kejutan untuk perusahaan tertetu dapat berbeda-beda antar investor karena dipengaruhi oleh berbagai faktor.

18 Return umumnya dinyatakan dalam persen perubahan. Oleh karena itu, return saham suatu perusahaan dapat dinyatakan sebagai berikut (Van Horne, 1989:26): Return =R=Deviden + (Harga Akhir-Harga Awa) / Harga Awal 1. Pengujian asosiasi Studi asosiasi sering disebut juga studi koefisien respons laba. Koefisien respon laba adalah kepekaan return saham terhadap setiap rupiah laba atau laba kejutan. Studi empiris menunjukkan bahwa asosiasi ato kolerasi antara laba dan return tidak sempurna. Alasan pertama, angka laba hanya sebagian kecil faktor yang mempengaruhi harga saham. Kedua, fluktuasi laba tidak selalu menggambarkan perubahan ekonomi. Ketiga, laba akuntansi dapat dipengaruhi oleh karakteristik manajemen. Keempat, investor tidak selalu seragam dalam menginterprestasi informasi yang tersedia di pasar. 2. Pengujian peristiwa Fokus utama dalam pengujian peristiwa adalah pengumuman laba bukan angka laba. Sehingga, reaksi pasar siukur sebagai return abnormal atau return kumulatif untuk seluruh sampel perusahaan. Dapat disimpulkan, bahwa laba mempunyai efek pragmatik terhadap perilaku pasar modal.

19 2.5 Laba dan Teori Entitas Teori entitas (kesatuan) disebut juga dengan teori ekuitas (equity theory) karena berkaitan dengan penentuan siapa yang dianggap paling berkepentingan dengan suatu kegiatan ekonomik sehingga pihak tersebut berhak untuk menikmati laba. Teori entitas selalu dikaitkan dengan pelaku kegiatan ekonomi yaitu manajemen, karyawan, investor, kreditor, pemerintah, dan entitas lain yang terlibat.dampak dari teori ini adalah tentang tujuan pelaporan keuangan dan bentuk atau susunan statement laba-rugi (income statement) Entitas Usaha Bersama Yang menjadi pusat perhatian akuntansi adalah kegiatan bersama yang melibatkan berbagai pihak sebagai bagian dari kegiatan ekonomi. Semua pelaku ekonomi menanggung usaha bersama sehingga mereka disebut secara bersama sebagai pemegang pancang (stakeholders) dan perusahaan berfungsi sebagai alat pengikat, pancang, atau pusat (nexus). Sudut pandang ini dilandasi gagasan bahwa perusahaan yang besar memiliki fungsi institusi sosial yang mempengaruhi ekonomi yang luas dan kompleks sehingga darinya dituntut pertanggungjawaban sosial. Sebagai institusi sosial, perusahaan harus menunjukkan kontribusi ekonomi terhadap masyarakat luas. Semua pelaku ekonomi memiliki peran dalam menciptakan nilai tambah (value added atau added value) akibat kegiatan usaha tersebut. Para stakeholder berhak mendapatkan bagian dari nilai tambah tersebut. Dari sudut pandang tersebut, laba diartikan sebagai seluruh jumlah nilai tambahan (kenaikan kemakmuran) yang dihasilkan oleh para pelaku ekonomi secara bersama dikurangi cost material dan mesin/peralatan (bahan baku, overhead nontenaga kerja dan depriasi). Jumlah rupiah yang dibayarkan kepada pelaku ekonomi bukan merupakan biaya tetapi merupakan distribusi laba (nilai tambah) atau pembagian laba dan statemen laba-rugi harus disusun dengan pendekatan nilai-tambahan untuk mencerminkan karakteristik perusahaan sebagai institusi sosial. Untuk mengukur laba, jumlah rupiah penjualan dikurangi dengan cost bahan baku dan overhead nontenaga kerja karena keduanya merupakan nilai-tambahan yang timbul oleh institusi sosial lainnya yang ditransfer ke kesatuan usaha bersama. Makna depresiasi memunculkan masalah teoritis karena ada perbedaan mengenai perlakuan depresiasi yaitu sebagai barang transfer (mengurangi nilai-tambahan) atau sebagai reinvestasi (distribusi nilai-tambahan). Pendukung depresiasi sebagai pengurangan nilaitambahan berpendapat depresiasi harus dimasukkan dari perhitungan nilai-tambahan karena nilai-tambahan tercipta dengan kontrisbusi fasilitas fisik yang dibeli dari kesatuan lain (plant and equipment) sehingga depresiasinya harus dikurangkan terhadap penjualan untuk

20 menunjukkan nilai-tambahan bersih oleh kesatuan usaha bersama yang bersangkutan. Pengurangan depresiasi untuk nilai-tambahan juga sesuai asas akrual dan konsep dasar perbandingan. Sedangkan pendapat lainnya berpendapat pengurangan depresiasi untuk mendapat nilai-tambahan mengurangi makna sebenarnya dari nilai-tambahan. Selain itu nilai-tambahan juga akan kehilangan objektivitasnya karena depresiasi adalah angka taksiran. Depresiasi tidak dikurangkan karena jumlah rupiah pembelian fasilitas fisik dari kesatuan lain telah diakui sebagai nilai-tambahan oleh kesatuan lain tersebut. Oleh karena itu, depresiasi harus dianggap sebagai distribusi laba untuk mempertahankan kapasitas produktif aset yang dikuasi oleh kesatuan usaha bersama dan untuk membatasi jumlah yang dapat didistribusi kepada para stakeholder Entitas Usaha atau Bisnis Pada teori entitas usaha atau bisnis perusahaan dipandang sebagai orang atau badan usaha sendiri, bertindak atas nama sendiri, serta terpisah dari investor, kreditor, dan pihak eksternal lainnya. Perusahaan menjadi pusat perhatian akuntansi dan menjadi subjek laporan. Laba dipandang sebagain kenaikan aset karena pendapatan dianggap sebagai aliran masuk (kenaikan aset) dan biaya sebagai aliran keluar aset (penurunan aset) akibat kegiatan operasi perusahaan. pemilik, kreditor, pemerintah serta pelaku lainnya diperlukan sebagai pihak luar. Oleh karenanya jumlah rupiah yang didistribusi ke mereka diperlakukan dengan biaya. Transaksi modal (dengan pemilik) tidak dipisahkan dengan transaksi operasi. Persamaan akuntansi pada teori ini adalah Aset = Ekuitas Karena pemegang saham memiliki kedudukan yang sama dengan kreditor, utang merupakan keharusan kesatuan usaha kepada kreditor bukan keharusan pemegang saham. Klaim dari pemegang saham diperlakukan sebagai keharusan kesatuan usaha kepada pemegang saham sehingga bunga dan dividen keduanya merupakan biaya. Statemen keuangan merupakan pertanggungjawaban entitas usaha kepada pemegang ekuitas untuk memenuhi kewajiban hukum dan menjaga hubungan baik karena gagasan bahwa kesatuan usaha bertindak dengan nama sendiri dan bukan atas pemegang saham atau kreditor. Teori ini sering disebut sudut pandang entitas baru atau kontemporer (new or contemporary view of entity).

21 2.5.3 Entitas Investor Investor yang dimaksud pada teori entitas investor adalah penyedia dana utama perusahaan yaitu kreditor (jangka panjang) dan pemegang saham (preferensi dan biasa). Pada teori ini kedua kelompok dipandang sebagai mitra manajemen (management associates) dimana perusahaan melalui manajemen bertindak atas nama investor. Dan oleh karenanya laporan keuangan harus dilaksanakan untuk kepentingan kedua kelompok tersebut. Persamaan akuntansinya adalah sebagai berikut: Aset Utang jangka pendek = Ekuitas investor Laba diartikan sebagai jumlah yang menjadi hak investor. Sebagai konsekuensi, bunga kepada kreditor jangka panjang dan dividen kepada pemegang saham bukan merupakan biaya tetapi lebih merupakan distribusi laba. Pajak berstatus sebagai biaya bagi investor. Bunga dan dividen merupakan pembagian laba bukan biaya. Teori ini disebut juga sudut pandang entitas tradisional (traditional view of entity) Entitas Pemilik Teori entitas ini memandang pemegang saham (biasa dan istimewa) sebagai pemilik (proprietor) dan menjadi pusat perhatian akuntansi. Kreditor dianggap sebagai pihak luar. Pemegang saham tetap menjadi mitra manajemen. Aset menjadi milik pribadi pemegang saham sehingga utang merupakan keharusan pemegang saham. Artinya, pemegang saham menanggung segala resiko yang berkaitan dengan utang. Dengan sudut pandang ini, aset bersih menjadi perhatian utama bagi pemegang saham. Teori ini dapat dinyatakan dalam persamaan akuntansi berikut ini : Aset- Kewajiban = Ekuitas Kreditor, pemerintah, dan pihak atau entitas lain (bahkan manajemen) dianggap sebagai pihak luar pemilik sehingga semua kos yang dikorbankan yang bersangkutan dengan pihak tersebut (misalnya gaji, bunga, dan pajak) akan dianggap sebagai biaya bukannya distribusi laba. Laba dalam teori entitas ini adalah selisih pendapatan dan biaya yang menjadi hak akhir pemilik Entitas Pemilik Residual Konsep entitas ini memandang pemegang saham biasa sebagai pusat perhatian akuntansi. Dalam pendekatan ini, pemilik adalah pemegang saham biasa. Pemegang saham istimewa dianggap sebagai pihak luar sehingga dividen untuk mereka dipandang sebagai biaya. Teori ini dapat dinyatakan dalam persamaan akuntansi berikut ini : Aset- Ekuitas spesifik = Ekuitas Residual

22 Dalam persamaan tersebut, ekuitas spesifik adalah utang dan ekuitas saham istimewa. Teori ini dilandasi oleh pemikiran bahwa pemegang saham biasa adalah pihak yang akhirnya menanggung resiko ketidakpastian masa datang tetapi juga menikmati segala pengembalian setelah pihak yang lain terpenuhi haknya. Laba dan laba persaham untuk pemegang saham biasa menjadi informasi penting yang harus disajikan dalam statement laba-rugi Entitas Pengendali Konsep ini tidak secara langsung berkaitan dengan makna laba tetapi lebih berkaitan dengan penyajian data akuntansi secara keseluruhan. Teori ini menitiberatkan pandangannya kepada pihak yang mengendalikan sumber ekonomi perusahaan tanpa memperhatikan pemilikan seperti konsep kesatuan yang lain. Pengendalian hanya dapat dilakukan oleh manusia dan oleh karenanya siapa yang mengendalikan harus diidentifikasi dan kemudian akuntansi memusatkan perhatiaanya pada para pengendali. Implikasi konsep ini hampir sama dengan implikasi konsep kesatuan usaha. Dengan teori ini, sudut pandang akuntansi adalah manajemen puncak sebagai pengendali bukan pemilik sehingga neraca dipandang sebagai statement tentang sumber dan penggunaan dana yang menunjukan pertanggungjawaban manajemen. Statement laba-rugi dipandang sebagai penjelasan atas kegiatan manajemen dari sudut pandang manajemen sehingga statement laba-rugi harus menunjukkan hasil (laba) untuk tiap kegiatan yang dapat berupa projek, produk, atau segmen bisnis lainnya. Meskipun demikian, manajemen juga menyiapkan statemen laba rugi untuk menunjukkan kinerja kesatuan usaha secara keseluruhan Entitas Dana Dana (fund) mempunyai dua pengertian yang saling diracukan. Dana dapat diartikan sebagai kas (uang), aset likuid, atau sumber keuangan (financial resources) yang dapat digunakan untuk menandai suatu kegiatan, program, atau projek dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Dana juga dapat berarti kesatuan, wadah, atau pusat yang dapat berupa kegiatan, program, atau projek yang didanai dengan aset likuid tersebut. Teori entitas dana dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini : Aset = Pembatasan penggunaan aset Konsep ini berpaut dengan organisasi nonprofit khususnya organisasi kepemerintahan. Untuk unit organisasi kepemerintahan, interpretasi terhadap persamaan di atas bergantung apakah unit tersebut mengelola aset (keuangan negara) yang dipisahkan dari Anggaran pendapatan dana belanja negara.

23 Teori Entitas Persamaan Akuntansi Usaha bersama Aset = Ekuitas Pemegang Pancang Usaha atau Aset= Ekuitas bisnis spesifik (pemerintah, kreditor, dan investor) Investor Aset-utang jangka pendek = ekuitas investor Pemilik Aset-kewajiban = ekuitas pemilik Pemilik Residual Aset Ekuitas spesifik = ekuitas residual Pengendali Seperti dalam teori entitas pemilik terutama bila pemilik merangkap sebagai Komponen Penentu laba Penjualan/pendapatan dikurangi transfer antar entitas usaha bersama yaitu bahan baku, bahan habis pakai, dan overhead nontenaga kerja. Untuk perusahaan perdagangan: kos barang terjual dan biaya operasi nontenaga kerja Semua jenis pendapatan dikurangi semua biaya termasuk untung dan rugi. Bunga, pajak penghasilan, dan dividin tidak masuk sebagai tetapi pembagian laba Seperti pada teori entitas bisnis tetapi pajak penghasilan dianggap sebagai biaya Seperti pada teori entitas investor tetapi bunga dianggap sebagai biaya Seperti pada teori entitas pemilik tetapi dividen untuk pemegang saham istimewa dianggap sebagai biaya Seperti pada teori entitas pemilik Laba Untuk Siapa? Manager, karyawan, pemerintah, kreditor, dan pemegang saham. Pemerintah, kreditor, dan pemegang saham Kreditor jangka panjang dan pemegang saham Pemegang saham istimewa dan biasa Pemegang saham biasa Manajemen atau pemegang saham

24 Dana manajemen Untuk kesatuan Seperti pada entitas Unit kepemerintahan dana nonbelanja: bisnis dengan pusat yang membawakan aset = perhatian pada kegiatan atau program pembatasan aset pemerintah sebagai pemegang pancang utama (dapat disebut Selisih pendapatan dan Untuk kesatuan sebagai ekuitas dana) belanja bukan laba tetapi dana belanja: aset Karena penerimaan kas bermakna sebagai jumlah likuid = saldo atau sumber likuid harus rupiah yag masih harus dana dibelanjakan sesuai dipertanggungjawabkan tujuan, perhitungan laba tidak relevan. Tujuan utama akuntansi adalah pertanggungjaw3aban dan pertanggungjelasan Sumber : Suwardjono publik 2.6 Penyajian Laba Penyajian laba berdasarkan masalah konseptual adalah pemisahan pelaporan pos pos transaksi dengan pemilik. Pos-pos operasi dalam arti luas dilaporkan melalui statemen labarugi sedangkan pos-pos yang jelas merupakan transaksi modal dilaporkan melalui statemen laba ditahan atau statemen perubahan ekuitas.

25 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Laba merupakan eleman yang menjadi perhatian, karena laba berperan sebagai representasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Akan tetapi, teori akuntansi yang belum mencapai pemakaran dan pengukuran laba. Dari sudut pandangan perekayasaan akuntansi, konsep laba dikembangkan untuk memenuhi tujuan menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan secara luas. Teori akuntansi laba menghadapi dua pendekatan: 1. Laba untuk berbagai tujuan 2. Laba untuk berbeda tujuan Konsep laba dalam tataran semantik meliputi pemaknaan laba sebagai pengukur kinerja, pengkonfirmasi harapan investor, dan estimator laba ekonomik. Dalam tataran sintatik, teori laba berkepentingan dan mengukur serta menyajikan laba. Laba diukur dan diakui atas dasar pendekatan kegiatan atau transaksi. Dengan pedekatan kapital, laba diukur atas dasar penilaian kapital pada awal dan akhir periode. Laba merupakan signal kebijakan manajemen yang baik. Laba juga diangggap mengandung informasi kalau pasar saham bereaksi terhadap pengumuman laba akuntansi.

26 Daftar Pustaka Suwardjono, Teori Akuntansi: Perekayasaan Laporan Keuangan. Edisi 3, BPFE:Yogyakarta.

TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

TEORI AKUNTANSI KEUANGAN TEORI AKUNTANSI KEUANGAN BANDI 1 MATERI 10 Laba 2 LABA, PRINSIP PENANDINGAN, KESATUAN USAHA Matching Principle Pendapatan Pendapatan >Biaya= LABA Business Entity + Ekuitas Pemilik= MODAL Biaya Biaya >

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA

AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA Akuntansi perubahan harga (accounting for price changes) mengacu pada perlakuan akuntansi terhadap perubahan atau selisih harga dan masalah akuntansi dalam kondisi yang

Lebih terperinci

BEBERAPA KRITIK ATAS LABA AKUNTANSI DALAM BENTUK TRADISIONAL:

BEBERAPA KRITIK ATAS LABA AKUNTANSI DALAM BENTUK TRADISIONAL: KONSEP LABA PENDAHULUAN: Laba adalah kenaikan asset dalam satu periode akibat kegiatan produktif yang dapat di bagi atau di didistribusi kepada kreditor, pemerintah, pemegang saham (dalam bentuk bunga,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Laba sebagai Indikator Kinerja Perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Laba sebagai Indikator Kinerja Perusahaan BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Laba sebagai Indikator Kinerja Perusahaan Menurut PSAK no. 1, tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja,

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Menurut kamus akuntansi edisi kedua oleh Abdullah (1993:176), laporan keuangan adalah laporan-laporan

Lebih terperinci

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN MATERI Perumusan Tujuan Akuntansi Tujuan Akuntansi atau Laporan Keuangan Kerangka Konseptual untuk Akuntansi Keuangan Konsep Dasar Laporan Keuangan Perbedaan Pelaporan dan Laporan

Lebih terperinci

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) menyebutkan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Laporan Arus Kas Setiap perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya akan mengalami arus masuk kas (cash inflows) dan arus keluar (cash outflows).

Lebih terperinci

PENILAIAN ASSET DAN BISNIS MF. ARROZI ADHIKARA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

PENILAIAN ASSET DAN BISNIS MF. ARROZI ADHIKARA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL PENILAIAN ASSET DAN BISNIS MF. ARROZI ADHIKARA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL PENDAHULUAN Standar Penilaian - telah dikembangkan oleh berbagai profesional organisasi dan ada banyak individu melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada hakekatnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan data keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara formal pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument

BAB I PENDAHULUAN. Secara formal pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara formal pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan. mempunyai perhatian besar di bidang keuangan, terutama dalam

PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan. mempunyai perhatian besar di bidang keuangan, terutama dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan mempunyai perhatian besar

Lebih terperinci

INCOME DAN PELAPORANNYA

INCOME DAN PELAPORANNYA INCOME DAN PELAPORANNYA Definisi Menurut FASB dalam SFAC No. 6: Comprehensive income adalah perubahan dalam ekuitas suatu perusahaan bisnis selama suatu periode yang berasal dari transaksi-transaksi dan

Lebih terperinci

Ekuitas 1. Definisi dan klasifikasi ekuitas 2. Pengakuan dan pengukuran ekuitas 3. Penyajian (pelaporan)

Ekuitas 1. Definisi dan klasifikasi ekuitas 2. Pengakuan dan pengukuran ekuitas 3. Penyajian (pelaporan) Modul ke: Ekuitas 1. Definisi dan klasifikasi ekuitas 2. Pengakuan dan pengukuran ekuitas 3. Penyajian (pelaporan) Fakultas FEB Program Studi Teori Akuntansi www.mercubuana.ac.id Anna Christin SE Ak MM

Lebih terperinci

Asset (aktiva) 1. Definisi dan klasifikasi asset 2. Pengakuan dan pengukuran asset 3. Penyajian (pelaporan)

Asset (aktiva) 1. Definisi dan klasifikasi asset 2. Pengakuan dan pengukuran asset 3. Penyajian (pelaporan) Modul ke: Asset (aktiva) 1. Definisi dan klasifikasi asset 2. Pengakuan dan pengukuran asset 3. Penyajian (pelaporan) Fakultas FEB Program Studi Teori Akuntansi www.mercubuana.ac.id Anna Christin SE Ak

Lebih terperinci

KAPITA SELEKTA AKUNTANSI. zmmmm. Disusun oleh: IRMA YANDA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

KAPITA SELEKTA AKUNTANSI. zmmmm. Disusun oleh: IRMA YANDA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA KAPITA SELEKTA AKUNTANSI zmmmm Disusun oleh: IRMA YANDA 97 312 125 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005 TEORI AGENSI Teori agensi memprediksi dan menjelaskan pihak-pihak yang terlibat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. a 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Persinyalan (Signaling Theory) Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi akuntansi memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Tinjauan Pustaka. mengkomunikasikan informasi keuangan perusahaan terhadap pihak-pihak

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Tinjauan Pustaka. mengkomunikasikan informasi keuangan perusahaan terhadap pihak-pihak BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Laporan Keuangan 1.1 Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan berisi informasi keuangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya akuntansi keuangan dan laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya akuntansi keuangan dan laporan keuangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya akuntansi keuangan dan laporan keuangan dimaksudkan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan keuangan Akuntansi pada tingkatan manajerial, adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, penganalisisan dan pengkomunikasian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoretis 1. Rasio Profitabilitas Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Akan tetapi, ada juga perusahaan yang tujuannya bukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan 8 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Investasi di Pasar Modal Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada satu atau lebih aktiva, baik langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Laporan Tahunan Perusahaan Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan keuangan emiten dalam jangka waktu satu tahun. Termasuk di dalam laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha

Lebih terperinci

Bab 5. Konsep Dasar. Transi 1

Bab 5. Konsep Dasar. Transi 1 Bab 5 Transi 1 Tujuan Pembelajaran Mencapai kemampuan dan kompetensi peserta untuk: Menjelaskan pengertian dan fungsi konsep dasar. Menyebutkan sumber-sumber konsep dasar. Menyebutkan konsep-konsep dasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan baik serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan baik serta BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Sinyal Teori signal (sinyal) menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar

Lebih terperinci

BAB 8 PENDAPATAN A. DEFINISI

BAB 8 PENDAPATAN A. DEFINISI BAB 8 PENDAPATAN A. DEFINISI Pendapatan adalah aliran masuk aset atau kenaikan aset lainnya pada suatu entitas atau penyelesaian/pelunasan kewajiban entitas tersebut dari penyerahan atau produksi barang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industriindustri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi financial distress

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Ari (2005) pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode economic value added (EVA) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori a. Teori Signal Menurut Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk

Lebih terperinci

BAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena

BAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah bentuk penanaman sejumlah dana pada suatu perusahaan yang diharapkan mendapat keuntungan di masa depan. Salah satunya adalah dengan penanaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesi (IAI) dalam PSAK no. 1 (2004:7) adalah tentang kerangka dasar

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

PENGANTAR (LANJUTAN )

PENGANTAR (LANJUTAN ) AKUNTANSI INFLASI PENGANTAR Negara kita menganut ekonomi terbuka, akibatnya Indonesia memiliki masalah inflasi dari tahun ke tahun. Pencatatan akuntansi di Indonesia menganut Historical Cost, dimana konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem untuk mengumpulkan dan memproses, termasuk melakukan

Lebih terperinci

Bab 1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi

Bab 1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Definisi Operasional Pengertian dan Fungsi Sebagai seperangkat pengetahuan: mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan dalam suatu lingkungan ekonomi. Sebagai proses: pengidentifikasian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya perekonomian indonesia. Pasar modal dapat menjadi alternatif pendanaan bagi perusahaan di indonesia selain

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan. lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan. lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Dividen a. Pengertian Menurut Dyckman et al (2001:439) dividen merupakan distribusi laba kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan yang memuat informasi mengenai perolehan laba yang ditunjukkan dengan laba bersih pada perhitungan laba rugi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan 1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Kieso (2002 : 3) adalah sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada

Lebih terperinci

Oleh: Inayah B

Oleh: Inayah B ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dapat memberikan informasi kepada para. investor dan kreditor dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dapat memberikan informasi kepada para. investor dan kreditor dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Ltar Belakang Masalah Laporan keuangan dapat memberikan informasi kepada para investor dan kreditor dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi dana mereka. Informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dari suatu

Lebih terperinci

C H A P T E R 1. Taufiq Arifin.

C H A P T E R 1. Taufiq Arifin. Taufiq Arifin Pengertian Akuntansi Secara umum Akuntansi adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mentransaksikan sekuritas (Tandelilin, 2010:13). Transaksi sekuritas terjadi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mentransaksikan sekuritas (Tandelilin, 2010:13). Transaksi sekuritas terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan lembaga perantara antara investor dengan emiten untuk mentransaksikan sekuritas (Tandelilin, 2010:13). Transaksi sekuritas terjadi disebabkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Assets (ROA) Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan telah menjadi perhatian sejak

I. PENDAHULUAN. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan telah menjadi perhatian sejak I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengukuran kinerja keuangan perusahaan telah menjadi perhatian sejak kapitalisme industri dimulai. Berbagai teknik pengukuran telah dikembangkan sejak saat itu. Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan investasi atas aktiva keuangan dewasa ini telah demikian pesatnya di Indonesia. Hal ini di tandai dengan jumlah transaksi perusahaan yang go

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka a. Teori Kebijakan Deviden Deviden adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan kemajuan

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisai ini perkembangan dunia pasar modal semakin pesat

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisai ini perkembangan dunia pasar modal semakin pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisai ini perkembangan dunia pasar modal semakin pesat yang terbukti dengan berbagai jenis usaha yang baik yang telah dikenal luas oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Teori Akuntansi Keuangan PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penyusun : Mikael Siahaan (1406645168) Muhammad Gunawan H.M (1406645765) Muhammad Iqbal (1406645771) PROGRAM EKSTENSI

Lebih terperinci

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya Bab 4 Sistem Akuntansi dan Pengembangannya Transi 1 Tujuan Pembelajaran Mencapai kemampuan dan kompetensi peserta untuk: Menunjukkan dan memberi contoh artikulasi statemen Menyebut dan menjelaskan konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada tahun

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau persekutuan. Seiring dengan perkembangan bisnis tersebut maka akan tiba saatnya untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan go public memanfaatkan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya. Investor menanamkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kas 2.1.1.1 Pengertian Kas Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan untuk membiayai operasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Leverage 2.1.1 Pengertiang Leverage Perusahaan dalam beroperasi selain menggunakan modal kerja, juga menggunakan aktiva tetap seperti tanah, bangunan, pabrik, mesin dan kendaraan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah badan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara berkala oleh pihak manajemen. Informasi kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Aliran kas menurut Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 2 paragraf 05 adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas. Menurut Kieso

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Indayani (2004), melakukan penelitian pada perusahaan telekomunikasi yang go public di BursaEfek Jakarta.

Lebih terperinci

1 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. debt to equity ratio, arus kas operasi, return on assets dan earnings terhadap

1 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. debt to equity ratio, arus kas operasi, return on assets dan earnings terhadap 1 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh debt to equity ratio, arus kas operasi, return on assets dan earnings terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi para investor dan salah satu sumber dana bagi perusahaan (emiten). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. bagi para investor dan salah satu sumber dana bagi perusahaan (emiten). Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran pasar modal merupakan suatu hal yang penting dalam dunia perekonomian, karena pasar modal dapat berfungsi sebagai alternatif investasi bagi para investor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja 14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Investasi Tidak sedikit orang yang mau melakukan investasi karena kebutuhan hidup yang semakin meningkat, penurunan produktifitas serta ketidakstabilan situasi ekonomi secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian dan Pemahaman Dividen

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian dan Pemahaman Dividen BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1 Dividend Payout Ratio II.1.1.1 Pengertian dan Pemahaman Dividen Istilah dividen menurut Darmadji dan Fakhrudin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pendanaan (source

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pendanaan (source BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Biaya Modal Ekuitas Menurut Mardiyah (2002), cost of equity capital adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pendanaan (source financing). Santoso

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan

Lebih terperinci

2. Dikuasai Oleh Suatu Unit Usaha

2. Dikuasai Oleh Suatu Unit Usaha 1. KARAKTERISTIK AKTIVA Karakteristik aktiva berkaitan dengan kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan apakah transaksi tertentu diakui sebagai elemen aktiva dalam laporan keuangan. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk memaksilalkan nilai Teori sinyal menunjukkan aya asimetri informasi antara manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2003:3) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dalam setiap perusahaan peranan ilmu manajemen sangat penting sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan. keputusan dan pertanggungjawaban (accountability). Menurut Kamus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan. keputusan dan pertanggungjawaban (accountability). Menurut Kamus BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Harahap (2008:201), laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang menjadi bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi

Lebih terperinci