RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT"

Transkripsi

1 RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 1. Peraturan-peraturan Teknis BAGIAN 1 U M U M Dalam pelaksanaan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat- Syarat (RKS) ini, maka akan berlaku dan mengikat peraturan- peraturan di bawah ini, termasuk segala perubahan dan tambahannya, yaitu : 1.1. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Bangunan di Indonesia (AV.41) tahun Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia, untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik Bangunan Indonesia (DTPI) Spesifikasi Ukuran Kayu Untuk Bangunan Rumah dan Gedung (SNI ) Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton (SNI ) Spesifikasi Bahan/material Bagian A (Bahan/material Bukan Logam) SNI Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja Peraturan-Peraturan yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat, yang berkaitan dengan pelaksanaan bangunan. 2. Penjelasan Gambar Bestek Dan RKS Dalam pelaksanaan pekerjaan, maka berlaku dan mengikat, yaitu: Gambar Bestek, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing) Berita Acara Penunjukan Surat Keputusan Pimpinan Unit tentang Penunjukan Pelaksana Pekerjaan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas Kontraktor dan Konsultan Pengawas diharuskan meneliti rencana gambar bestek dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), termasuk penambahan/pengurangan atau perubahan yang tercantum dalam berita acara Aanwijzing Bila terdapat perselisihan antara rencana gambar bestek dengan rencana kerja dan syaratsyarat (RKS), maka yang mengikat adalah rencana kerja dan syarat-syarat Bila terdapat perbedaan antara rencana gambar bestek yang satu dengan rencana gambar bestek yang lainnya, maka diambil rencana gambar bestek yang ukuran skalanya lebih besar Bila perbedaan-perbedaan tersebut diatas menimbulkan keragu-raguan, sehingga menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan, maka harus segera dikonsultasikan kepada Konsultan Pengawas atau Konsultan Perencana dan keputusan-keputusannya harus dilaksanakan.

2 BAGIAN II PENDAHULUAN 1. Ruang Lingkup Pekerjaan Program : PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN KAWASAN TRANSMIGRASI Kegiatan : PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA KAWASAN TRANSMIGRASI Pekerjaan : PENINGKATAN JALAN POROS/PENGHUBUNG Lokasi : UPT KANDAN KEC. KOTA BESI KAB. KOTAWARINGIN TIMUR 2. Mulai Kegiatan 2.1. Setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani dan dikeluarkan kegiatan pekerjaan pembangunan sarana dan prasarana lingkungan rutan harus sudah dimulai, 2.3. Kontraktor diharuskan membuat papan nama proyek sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan harus dipasang paling lambat 7 hari setelah dimulai pekerjaan. 3. Bangsal Konsultan Pengawas dan Bangsal Kerja / Gudang 3.1. Kontraktor harus membuat bangsal Konsultan Pengawas dengan menggunakan bahanbahan sederhana seperti usuk, lantai papan, dinding papan/plywood, atap seng dan pintu yang harus dilengkapi dengan kunci yang baik serta cukup jendela dan ventilasi/penerangan. Bangsal tersebut tidak menyatu dengan bangsal atau gudang kontraktor Bangsal Konsultan Pengawas tersebut harus diperlengkapi dengan: Dua buah meja tulis ukuran 80 cm x 120 cm Dua buah kursi sebagai perlengkapan meja tulis Satu set meja kursi tamu Satu buah papan tulis yang berukuran 120 cm x 240 cm Sebuah meja besar yang berukuran 120 cm x 240 cm, untuk keperluan pertemuan/rapat di lapangan Pada meja besar harus dilengkapi dengan kursi panjang yang sesuai dengan kebutuhan rapat/pertemuan di lapangan Sebuah ruang toilet dan dapur kecil sederhana dengan cukup persediaan air bersih Kontraktor harus membuat bangsal kerja untuk pekerja dan gudang untuk menyimpan bahan-bahan/material dan peralatan pekerjaan dan pintunya harus mempunyai kunci yang baik/kuat untuk keamanan bahan/perlengkapan Tempat mendirikan bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang, akan ditentukan kemudian dan dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas.

3 3.5. Bangsal Konsultan Pengawas dan perlengkapannya, harus sudah siap di lokasi bangunan, sebelum pekerjaan dimulai atau 10 hari sesudah SPMK diterima. Setelah selesai pekerjaan tersebut, bangsal dan perlengkapannya menjadi milik Pemberi Tugas Pembongkaran bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor dan bahan bongkaran menjadi milik Pemberi Tugas. 4. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedulle) 4.1. Sebelum pekerjaan bangunan dimulai, maka Kontraktor wajib membuat jadwal pelaksanaan (Time Schedule) yang memuat uraian pekerjaan, waktu pekerjaan, bobot pekerjaan dan grafik hasil pekerjaan secara terperinci serta jadwal penggunaan bahan/material dan tenaga kerja Untuk pelaksanaan pekerjaan yang terperinci, maka Pelaksana Kontraktor mempunyai kewajiban: - membuat rencana kerja harian, mingguan dan bulanan yang diketahui/disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan. - membuat gambar kerja, untuk pegangan/pedoman bagi kepala tukang yang harus diketahui Konsultan Pengawas Lapangan. - membuat daftar yang memuat pemasukan bahan/material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan bangunan pada pasal Rencana Kerja (Time Schedule) di atas harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas Rencana Kerja (Time Sehedule), harus sudah selesai dibuat oleh Kontraktor, paling lambat 7 (tujuh) hari kalender, setelah SPMK diterima Kontraktor harus memberikan salinan rencana kerja (Time Schedule), sebanyak 4 (empat) lembar kepada Konsultan Pengawas dan 1 (satu) lembar harus dipasang pada dinding bangsal kerja Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana kerja (Time Schedule) yang ada dan harus membuat grafik prestasi pekerjaan. 5. Tenaga Kerja Lapangan Kontraktor 5.1. Kontraktor menunjuk seorang kuasa dilapangan (Pelaksana), yang mempunyai pengetahuan dibidang Teknik Sipil ber SKA, cakap, gesit dan berwibawa terhadap pekerja yang dipimpinnya dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan. Penunjukkan ini dikuatkan dengan surat resmi dari Kontraktor yang ditujukan kepada Pemberi Tugas dan tembusannya kepada Pelaksana Pengelola Teknis Kegiatan dan Konsultan Pengawas Site Manager berpendidikan Sarjana (S1) Jurusan Teknik Sipil dan mempunyai pengalaman kerja lapangan minimal 5 tahun, dan memiliki SKA Muda Pelaksana Jalan 5.3 Quality/Quantity Control pendidikan S1 Teknik Sipil, mempunyai pengalaman minimal 3 tahun dan memiliki SKA Muda Pelaksana Jalan. 5.4 Pelaksana Lapangan pendidikan minimal STM, mempunyai pengalaman minimal 3 tahun dan memiliki SKT.

4 5.5 Juru Ukur Pendidikan STM, Mempunyai Pengalaman Minimal 3 Tahun dan Memiliki SKT Juru Ukur. 5.6 Administrasi/Keuangan pendidikan SMA sederajat, mempunyai pengalaman minimal 3 tahun. 5.7 Operator komputer/drafman pendidikan minimal SMA sederajat, mempunyai pengalaman minimal 2 tahun Selain Petugas Pelaksana, maka Kontraktor diwajibkan menyediakan petugas K3 yang memiliki sertifikat K3 dan membuat pra rencana keselamatan dan kesehatan kerja kontrak (Point 8.2) serta pula melaporkan secara tertulis kepada Team Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas, tentang susunan organisasi pelaksana dilapangan dengan nama dan jabatannya masing- masing Bila dikemudian hari, menurut penilaian Team Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas, bahwa Pelaksana kurang mampu atau tidak mampu melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor diharuskan mengganti Pelaksana tersebut dan harus memberitahukan secara tertulis tentang Pelaksana yang baru, demi kelancaran pekerjaan. 6. Tenaga Kerja / bahan / peralatan 6.1. Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan antara lain Dump Truck Kapasitas 4 m3 jumlah 2 unit dan Peralatan tukang gali lengkap. 6.2 Kontraktor harus mendatangkan tenaga kerja yang berpengalaman dan ahli di bidang pekerjaannya masing-masing dan tenaga kerja lainnya Sebelum bahan/material didatangkan ke lokasi Proyek, maka Pelaksana harus memberikan contoh bahan/material kepada Konsultan Pengawas Lapangan dan bila sesuai dengan persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan maka barulah boleh didatangkan dalam jumlah yang besar menurut keperluan Proyek. Mengenai jumlah contoh bahan/material yang diberikan dapat dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas Mendatangkan bahan/material untuk pelaksanaan Proyek, harus tepat pada waktunya dan kwalitasnya harus sesuai dengan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas Bahan/material yang tidak sesuai dengan persyaratan dan ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lokasi Proyek, paling lambat 24 jam sesudah surat pernyataan penolakan dikeluarkan Bahan/material yang berada dilokasi Proyek dan akan digunakan untuk pelaksanaan bangunan, tidak boleh dikeluarkan dari lokasi Proyek Pelaksana harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan bangunan agar supaya pelaksanaannya dapat selesai sesuai dengan waktu yang disediakan. Alat-alat tersebut berupa Theodolit, waterpass, Peralatan Tukang dan alat-alat berat/ringan lainmya yang sangat diperlukan Alat-alat yang disediakan oleh Kontraktor, harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan bila rusak harus segera diperbaiki dan bila tidak dapat digunakan, maka harus segera dikeluarkan dari lokasi Proyek.

5 6.9. Alat-alat dan bahan-bahan yang berada di tepi jalan malam hari harus diberi lampu merah yang cukup jelas dan terang agar tidak mengganggu lalu-lintas/menimbulkan kecelakaan, atau alat lainnya menurut petunjuk Konsultan Pengawas. 7. Keamanan Proyek 7.1. Kontraktor diharuskan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan Pihak ketiga yang ada dilapangan, baik terhadap pencurian maupun pengrusakan Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat dan hasil pekerjaan, maka akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu pelaksanaan Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk mencegah bahaya kebakaran tersebut, Kontraktor harus menyediakan alat pemadam kebakaran yang siap digunakan dan ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis dan mudah dicapai. 8. Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja 8.1. Peraturan Perundang-undangan dan persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam pelaksanaan paket pekerjaan ini adalah a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja b. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi c. Peraturan Menteri PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK4) Konstruksi Bidang PU. d. dst. 8.2 Membuat Prarencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak Contoh :... Logo & Nama Perusahaan PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) 1. KEBIJAKAN K3 (Berupa pernyataan Direktur Utama atas nama perusahaan untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam melaksanakan kegiatan konstruksi) 2. PERENCANAAN 1) Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko Bahaya Identifikasi Jenis Bahaya & No. Jenis/Type Pekerjaan Risiko K3 Pengendalian (Diisi dengan jenis/type (diisi JENIS BAHAYA & RISIKO (diisi jenis-jenis pengendalian pekerjaan) pada pekerjaan/kegiatan resiko K3 berdasarkan hasil dan/atau jenis alat, jenis identifikasi BAHAYA & RISIKO material, proses dan lingkungan K3) kerja terkait pekerjaan tersebut pada kolom no.2) 1. Contoh Pekerjaan Tanah Galian Tanah Biasa Contoh : Jenis Bahaya & Risiko a) Tertimbun Longsor -> Contoh : Pengendalian Risiko K3 a) Buat Turap Penahan

6 Luka Berat b) Terjatuh kelubang -> Luka Berat Tanah b) Buat Pagar Pelindung 2 dst. (silahkan diisi) dst. (silahkan diisi) dst. (silahkan diisi) 2) Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya (daftar Peraturan Perundang-undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3, sesuai pekerjaan/kegiatan yang akan dilaksanakan) Contoh : Peraturan Perundang-undangan dan persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam pelaksanaan paket pekerjaan ini adalah a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja b. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi c. Peraturan Menteri PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK4) Konstruksi Bidang PU d. dst 3. SASARAN K3 DAN PROGRAM K3 (sasaran dan Program K3 yang akan dilaksanakan, harus disusun berdasarkan hasil identifikasi bahaya dan penetapan pengendalian risiko. Sasaran harus terukur secara kualitatif maupun kuantitatif) Contoh: Sasaran K3 : a. Tidak ada kecelakaaan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Accident) b. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80% c. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan risiko pekerjaannya masingmasing d. Dst Program K3 a. Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumber daya K3 (APD, Rambu-rambu, Spanduk, Poster, pagar pengaman, jaring pengaman, dsb) secara konsisten. b. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya. c. Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan d. Dst Organisasi K3 Menyediakan petugas K3 sesuai dengan struktur organisasi yang diusulkan Contoh : Penanggung Jawab K3 Emergency/ Kedaruratan P3K Kebakaran 8.2 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, Kontraktor harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu Kontraktor harus

7 mengikutkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku Pada pekerjaan-pekerjaan yang mengandung resiko bahaya jatuh, maka Kontraktor harus menyediakan sabuk pengaman kepada pekerja tersebut Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka Kontraktor harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya yang siap digunakan apabila diperlukan Bila terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan yang serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segara membawa korban ke Rumah Sakit yang terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah tanggung jawabnya maupun yang berada dibawah pihak ketiga. 9. Air Kerja, Listrik, Telepon & Sarana Pekerjaan Air kerja dan listrik kerja selama masa pembangunan menjadi tanggung jawab kontraktor. 10. Keadaan lapangan / Pengukuran Situasi Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi tempat pekerjaan harus ditinjau lebih dahulu oleh Konsultan Pengawas pekerjaan bersama-sama dengan Kontraktor Pelaksana. Apabila tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dengan keadaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar, maka Kontraktor segera menyampaikan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian lebih lanjut Untuk menentukan ketepatan titik awal jalan dipergunakan alat ukur theodolite dan/atau water pas Untuk menentukan titik per stasiun dengan jarak per 50 m harus dipasang patok-patok dari kayu, yang ditanamkan sedemikian rupa sehingga tidak bergerak dengan diberi cat merah Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengukuran situasi ini, harus diketahui dan disetujui Unsur Bagian Proyek, Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas.

8 SPESIFIKASI TEKNIS 1. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN UMUM 1.1 Uraian Umum a. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor wajib mempelajari dengan seksama gambar kerja dan syarat pelaksanaan serta Berita Acara penjelasan pekerjaan. Selain itu Kontraktor wajib pula membuat metoda kerja, time schedule, daftar peralatan yang dimiliki serta personil yang terlibat dan harus mengikuti seluruh peraturan yang masih berlaku di Indonesia. b. Setelah pekerjaan selesai Kontraktor harus menyerahkan as built drawing kepada direksi. c. Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada direksi setiap ada perbedaan ukuran diantara gambar-gambar, perbedaan antara gambar kerja dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) untuk mendapatkan keputusan. Tidak dibenarkan sama sekali bagi Kontraktor memperbaiki sendiri perbedaan tersebut di atas. Akibat-akibat dari kelalaian Kontraktor dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab Kontraktor. d. Daerah kerja (construction area) akan diserahkan kepada Kontraktor (selama pelaksanaan) dalam keadaan seperti diwaktu pemberian kerja dan dianggap bahwa Kontraktor mengetahui benar-benar mengenai. - Lokasi Pelaksanaan Pekerjaan - Panjang, lebar dan tinggi pengerjaan - Titik awal, akhir dan patok setiap jarak 50 m - Keadaan kontur tanah.

9 e. Kontraktor wajib menyerahkaan pekerjaannya hingga selesai dan lengkap yaitu membuat (menyuruh membuat) memasang serta memesan maupun menyediakan bahanbahan/material alat-alat kerja dan pengangkutan, membayar upah kerja dan lain-lain yang bersangkutan dengan pelaksanaan. f. Kontraktor wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan gambar-gambar dan RKS di tempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat oleh pemilik proyek dan direksi. g. Atas perintah direksi, kepada Kontraktor dapat dimintakan membuat gambar-gambar penjelasan dan perincian membuat bagian-bagian khusus, semuanya atas beban Kontraktor. Gambar tersebut setelah disetujui oleh direksi secara tertulis membuat gambar pelengkap dari pelaksanaan. h. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanannya maupun yang sedang dilaksanakan, Kontraktor diwajibkan berhubungan dengan direksi, untuk ikut menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain, untuk mendapatkan pengesahan/ persetujuan. i. Setiap usul perubahan dari Kontraktor ataupun persetujuan pengesahan dari direksi dianggap berlaku, sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis. j. Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan proyek ini harus benarbenar baru dan diteliti mengenai mutu, ukuran dan lain-lain yang disesuaikan standar peraturan-peraturan yang dipergunakan di dalam RKS ini. Semua bahan-bahan tersebut diatas harus mendapat pengesahan/persetujuan dari direksi sebelum akan dimulai pelaksanaannya. k. Ketelitian dan kerapihan kerja dan sangat dinilai (bobotnya tinggi) oleh direksi, terutama yang menyangkut pekerjaan penyelesaian maupun perapihan (finishing works). Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan penyelesaian/ perapihan, harus dilakukan oleh tenaga-tenaga dari pihak Kontraktor yang benar-benar ahli. l. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan harus dikeluarkan dari lapangan pekerjaan. Cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus memenuhi syarat teknis, dan dapat dipertanggungjawabkan. 1.2 Pekerjaan Persiapan Bangsal Kerja a. Kontraktor wajib menyediakan bangsal kerja, yang biasanya menjadi tanggungan Kontraktor. b. Bangsal kerja tersebut merupakan bangunan sementara dengan lantai papan atau lantai rabat beton diplester, konstruksi rangka kayu, dinding multipleks, penutup atap seng atau asbes semen gelombang, diberi pintu dan jendela secukupnya untuk pengawasan dan pencahayaan. Letak bangsal kerja harus cukup dekat lokasi kegiatan Papan Nama Proyek a. Kontraktor diwajibkan memasang papan nama proyek ditempat lokasi proyek dan dipancangkan di tempat yang mudah dilihat umum.

10 b. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan proyek dan dicabut kembali setelah mendapat persetujuan pemilik proyek. c. Bentuk, ukuran, dan isi papan nama proyek akan ditentukan kemudian oleh direksi. d. Batas-batas pemindahan barang-barang tersebut di atas dikerjakan oleh Kontraktor atas biayanya Pengukuran dan Pematokan a. Kontraktor harus mengerjakan pematokan dan pengukuran untuk menentukan batas-batas pekerjaan serta garis-garis kemiringan tanah sesuai dengan gambar rencana. b. Dari pengukuran ini dibuat gambar kerja yang memuat tentang pembagian lokasi/areal kerja untuk disetujui direksi, sehingga jadwal pelaksanaan pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan. Bilamana ada perbaikan dari direksi, maka Kontraktor harus melaksanakan pengukuran ulang. Dalam pengukuran ini harus ada patok referensi tetap yang tidak boleh diganggu. c. Sebelum dimulainya pekerjaan tersebut, Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi dalam waktu tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan) jam sebelumnya, secara tertulis. d. Pekerjaan pematokan yang telah selesai diukur oleh Kontraktor, dimintakan persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh direksi yang dapat digunakan sebagai dasar pekerjaan selanjutnya. e. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan pada satu lembar gambar tersebut dan mengembalikannya kepada Kontraktor, gambar ini merupakan gambar pelengkap dan merupakan satu kesatuan dengan gambar nyata. f. Apabila terdapat revisi, maka setelah diperbaiki Kontraktor mengajukan kembali kepada direksi untuk dimintakan persetujuan. g. Gambar tersebut (butir g di atas) harus digambar di atas kertas dengan 3 lembar hasil reproduksinya. Ukuran maupun huruf yang dipakai pada gambar harus sesuai dengan ketentuan direksi dan dijadikan gambar pelaksanaan pengganti gambar lama Pembersihan Badan dan Bahu Jalan a. Pekerjaan ini meliputi pembersihan segala macam tumbuhan, pohon-pohon, semak-semak, sampah-sampah, pencabutan segala tunggul - tunggul dan akar - akar serta sisa kotoran bekas konstruksi pembuatan jalan dan sisa - sisa material lainnya. b. Pekerjaan ini mencakup hanya pekerjaan membuang tanah humus Pembuangan tanah dan akar-akar tidak boleh kurang dan ketebalan 10 cm dari Sub Soil atau sesuai dengan petunjuk pengawas teknis. Pekerjaan pembuangan lapis humus dan akar - akar dilakukan baik untuk daerah galian maupun daerah timbunan. c. Pelaksana fisik tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan berikutnya sebelum memberitahukan serta mendapat persetujuan dari pengawas teknik. d. Pada tempat - tempat yang tanahnya lembek harus diadakan perbaikan tanah terlebih dahulu. Tanah yang lembek dibuang untuk diganti dengan tanah yang baru, sehingga memenuhi persyaratan dengan persetujuan pengawas teknik.

11 e. Kemiringan / landai potongan melintang dan memanjang badan jalan harus benar - benar dikerjakan menurut gambar rencana dengan keharusan membuat permukaan badan jalan yang segera dapat mengalirkan air hujan (tidak boleh terdapat genangan - genangan air dipermukaan badan jalan). 2. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SIPIL 2.1 Pekerjaan Penghamparan Kayu Knopel a). Material Kayu Knopel memiliki diameter 8 10 cm dalam kondisi baik, baru dan tidak bengkok dan memenuhi persyaratan serta persetujuan pengawas teknik. b). Knopel dihampar melintang badan jalan sesuai dengan gambar kerja dan petunjuk teknis dari pengawas teknik. 2.2 Pekerjaan Timbunan Tanah Biasa a). Pada lokasi yang akan ditimbun, Kontraktor harus melakukan stripping terlebih dahulu, sehingga mendapatkan permukaan tanah asli yang bebas dari segala bentuk kotoran, humus, akar-akar atau sisa-sisa material lain yang dapat membusuk. b). Untuk semua pekerjaan urugan yang tidak memakai pasir urug, harus menggunakan tanah yang baik dan bersih dari tanaman, akar-akaran, brangkal-brangkal, puing-puing dan segala macam kotoran lainnya. c). Pekerjaan penimbunan terdiri dari pekerjaan mengurug tanah, sesuai dengan syarat-syarat serta ketentuan-ketentuan pada RKS ini dan gambar-gambar pelaksanaan yang disetujui direksi. Gambar pelaksanaan menunjukkan antara lain gambar-gambar profil melintang memanjang, kemiringan dan dimensi-dimensi dengan jelas. 2.3 Pekerjaan Timbunan Tanah Pilihan a). Bagian - bagian yang rendah harus ditimbun sampai mencapai ketinggian yang ditentukan. Tanah timbunan harus cukup baik bebas dari sisa - sisa ( rumput, akar - akaran dan lain - lain ) dan dapat mencapai nilai CBR minimum 4 % rendam air. Timbunan badan jalan dibentuk dan hasil galian samping kiri dan kanan badan jalan yang langsung membentuk parit jalan. Dalam hal ini harus mengikuti petunjuk - petunjuk pengawas teknis. b). Tanah timbunan harus dipilih yang baik untuk mendapatkan badan jalan yang kuat terhadap beban - beban yang berat. c). Pada jalan - jalan yang telah ada, ditempat - tempat tertentu yang diperlukan diadakan penimbunan untuk mendapatkan lebar badan jalan sesuai dengan rencana, harus dilakukan perbaikan struktur tanah dasar jalan ( sub base ). d). Pekerjaan penimbunan badan jalan diikuti dengan pemadatan badan jalan yang baik secara manual, padat dan rata. Dalam hal ini penimbunan harus dilakukan setebal 15 cm padat. e). Pada timbunan yang tinggi pelaksanaannya dibuat bertangga agar tidak mudah longsong. Pekerjaan penimbunan badan jalan dengan tinggi timbunan yang selalu tergenang air tidak boleh kurang dari 50 cm diatas permukaan air tertinggi sesuai persetujuan pengawas teknis.

12 f). Pelaksana fisik harus bertanggung jawab atas kestabilan tanah dari penimbunan badan jalan dan memperbaiki segala kerusakan, longsor yang menurut pendapat pengawas teknis diakibatkan oleh salah pekerjaan atau kelalaian pihak pelaksana fisik atau aliran air hujan, kecuali disebabkan oleh pengaruh pergerakan tanah yang tidak dapat dihindarkan. g). Apabila pekerjaan pembentukan badan jalan dinyatakan selesai, atas perintah dan persetujuan pengawas teknis dibuat lapisan perkerasan jalan. Tebal lapisan perkerasan ditetapkan 15 cm padat dan lebar 4 meter. h). Bahan perkerasan adalah timbunan tanah pilihan atau sejenis latent setempat yang cukup keras dan disetujui oleh pihak proyek dan pengawas teknis. i). Penyimpangan penggunaan bahan dan ketentuan diatas terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari pihak proyek dan pengawas teknis. j). Pemeriksaan kepadatan lapisan perkerasan jalan dilakukan menurut pemeriksaan PB (AASHTO-9974, ASTM D ). k). Pelaksanaan pekerjaan perkerasan badan jalan harus dikelola dan diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran lalu lintas. 2.4 Pengendalian Mutu 1. Pelaksanaan pengendalian mutu tahap pelaksanaan pembuatan jalan dilaksanakan untuk 200 meter panjang jalan. Apabila dianggap perlu pengawas teknis dapat menambah jumlah pemeriksaan. 2. Cara pemeriksaan didasarkan pada Manual Pemeriksaan Bahan Jalan Np. 01/MN/BM/1976 tentang : a. Pemeriksaan " Kepadatan lapangan dengan tabung pasir/stand cone" ( PB ) b. Pemeriksaan kepadatan standar ( PB ) c. Pemeriksaan CBR Laboratorium ( PB ) rendam air coaked. d. Untuk pelaksanaan pemeriksaan CBR Laboratorium pada butir a, b, dan c dapat dilakukan dengan minta bantuan kepada Laboratorium Pengujian Departemen Kimpraswil setempat. 6. Apabila terjadi kerusakan - kerusakan ditempat tertentu harus diadakan pemeriksaan secara teknis oleh pengawas teknis dengan memperhatikan syarat- syarat teknis serta sifat - sifat material setempat. 7. Apabila terjadi kerusakan - kerusakan pada bagian badan jalan atau bagian tmbunan jalan sebelum dilakukan serah terima maupun sebelum masa pemeliharaan selesai, maka pelaksana fisik harus memperbaikinya tanpa meminta biaya tambahan dari Pihak Pemberi Kerja. 8. Selang waktu sebelum masa pemeliharaan selesai maka pelaksana fisik diharuskan mengadakan pemeliharaan rutin, sehingga jalan tersebut tetap berfungsi. 2.5 Pengukuran Hasil Kerja Dan Dasar Pembayaran A. Pengukuran Hasil Kerja 1. Cara pengukuran hasil kerja untuk keperluan pembayaran khususnya untuk pekerjaan jalan diukur berdasarkan jumlah per-km panjang pekerjaan timbunan yang selesai dikerjakan dan diterima baik oleh Pengawas Teknis.

13 2. Jumlah pekerjaan yang akan diperhitungkan pembiayaannya, maximum sama dengan ukuran pada gambar rencana yang disyahkan oleh proyek. B. Dasar Pembayaran Jumlah KM yang dihasilkan dari cara perhitungan tersebut diatas akan dibayarkan sesuai harga satuan dalam kontrak dengan mata pembiayaan sebagai berikut : No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan 1. Penghamparan Kayu Knopel Km 2. Pek. Timbunan tanah Pilihan Km 3. Pek. Timbunan Tanah Biasa Km 2.6 PEKERJAAN PENYELESAIAN. a). Yang dimaksudkan pekerjaan penyelesaian ini adalah pekerjaan- pekerjaan perbaikan sebelum serah terima pertama dilaksanakan. b). Pekerjaan dapat dinyatakan selesai bila telah diadakan pemeriksaan dari Proyek, Pengelola Teknis, Konsultan Pengawas dan Kontraktor, dengan hasil yang memuaskan. 2.7 PENUTUP 1. Meskipun dalam RKS ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh Kontraktor dan tidak disebutkan dalam penjelasan pekerjaan pembangunan ini, pekerjaan tersebut diatas tetap dianggap ada dan dimuat dalam RKS ini. 2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini, tetapi tidak diuraikan atau dimuat dalam RKS ini, tetapi diselenggarakan dan diselesaikan oleh Kontraktor, harus dianggap seakan-akan pekerjaan itu diuraikan dan dimuat dalam RKS ini, untuk menuju kepenyerahan yang lengkap dan sempurna menurut pertimbangan Direksi. 3. Pekerjaan dapat dinyatakan selesai bila telah diadakan pemeriksaan dari Proyek, Pengelola Teknis, Konsultan Pengawas dan Kontraktor, dengan hasil yang memuaskan.

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN 1. Nama Kegiatan : Penataan Listrik Perkotaan 2. Nama pekerjaan : Penambahan Lampu Taman (65 Batang) 3. Lokasi : Pasir Pengaraian Pasal 2 PEKERJAAN

Lebih terperinci

Nomor : 03.06/BAPP/Pokja-1/BM-DPU/Sg/2012

Nomor : 03.06/BAPP/Pokja-1/BM-DPU/Sg/2012 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PELELANGAN (AANWIJZING) Nomor : 03.06/BAPP/Pokja-1/BM-DPU/Sg/2012 1. Pada hari ini Senin Tanggal Dua Puluh Satu Bulan Mei Tahun Dua Ribu Dua Belas (21-05- 2012) bertempat

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3 CV. KARYA BHAKTI USAHA Jampirejo Timur No 351 Temanggung PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRARK3K) Disiapkan untuk pekerjaan: Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kali Pacar 1. KEBIJAKAN K3

Lebih terperinci

WAE BOBO KEL. RANA LOBA KEC. BORONG KAB. MANGGARAI TIMUR

WAE BOBO KEL. RANA LOBA KEC. BORONG KAB. MANGGARAI TIMUR SPESIFIKASI TEKNIS PAKET PEKERJAAN : LOKASI : WAE BOBO KEL. RANA LOBA KEC. BORONG KAB. MANGGARAI TIMUR 1 SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN Pasal 1 UMUM 1.1. Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor

Lebih terperinci

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip Daftar Isi Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Kata Pengantar Pedoman Teknis Rumah berlantai 2 dilengkapi dengan Metode dan Cara Perbaikan Kerusakan ini dipersiapkan oleh Panitia D-III Arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan

Lebih terperinci

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN CONTOH... [Logo & Nama Perusahaan] RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) [digunakan untuk

Lebih terperinci

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) FORMULIR PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) FORMULIR PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) FORMULIR PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI PT. PUALAM BANGUN CIPTA Paket an Lanjutan Pembangunan Bendung dan Jaringan

Lebih terperinci

METODA PELAKSANAAN. CV. SABATA UTAMA Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Tangan-Tangan

METODA PELAKSANAAN. CV. SABATA UTAMA Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Tangan-Tangan METODA PELAKSANAAN Nama Perusahaan : Nama Paket Pekerjaan : No. Paket : CV. SABATA UTAMA Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Tangan-Tangan 481625 Jangka waktu pelaksanaan : Metode pelaksanaan merupakan hal

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT UNIT) Jl. Jend. A. Yani No. 12 Amuntai Telp/fax : 0527-62471 PENJELASAN TAMBAHAN pertanyaan : Dalam Daftar

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN SEKOLAH KEBERBAKATAN OLAHRAGA LANJUTAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2016

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN SEKOLAH KEBERBAKATAN OLAHRAGA LANJUTAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOMITE PEMBANGUNAN SMA KEBERBAKATAN OLAHRAGA Jalan Dr. Sam Ratulangi No. 35, Telepon 0431-863487, 852240, 862485, 863184 Facsimile 862485, 863184

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN. Pekerjaan Perbaikan Darurat Bencana Erupsi Gunung Merapi (Paket 2) - Lanjutan 1

METODE PELAKSANAAN. Pekerjaan Perbaikan Darurat Bencana Erupsi Gunung Merapi (Paket 2) - Lanjutan 1 I. INFORMASI / PENDAHULUAN 1. Peta lokasi pekerjaan : (lihat lampiran) a Lokasi pelaksanaan pekerjaan 2. Informasi Pekerjaan & Lapangan a Site : - Luas tempat kerja : memanjang - Topografi : daerah aliran

Lebih terperinci

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS PEMELIHARAAN PENGECATAN EKSTERIOR GEDUNG A FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 SYARAT SYARAT TEKNIS Pasal 1 URAIAN PEKERJAAN 1. Lingkup Pekerjaan

Lebih terperinci

BERITA ACARA PENJELASAN (AANWIJZING) NOMOR : 06.B/ULP POKJA 1 / V/ 2012

BERITA ACARA PENJELASAN (AANWIJZING) NOMOR : 06.B/ULP POKJA 1 / V/ 2012 PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU POKJA PENGADAAN BARANG DAN JASA UNIT LAYANAN PENGADAAN JL. T. TAMBUSAI KM. 4 - KOMPLEK PERKANTORAN PEMDA ROKAN HULU PASIR PENGARAIAN BERITA ACARA PENJELASAN (AANWIJZING)

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS Pekerjaan : Pemasangan Pagar BRC dan Rambu di Area Join In-Gate (RY) PT. Jakarta International Container Terminal (PT. JICT), Tanjung Priok. Pasal 1 : LOKASI PEKERJAAN

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN D.I. BONDUKUH.

METODE PELAKSANAAN D.I. BONDUKUH. METODE PELAKSANAAN Kegiatan : Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2016 Pekerjaan : Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. BONDUKUH. Lokasi : Desa Tlobo, Kecamatan Jatiyoso. Target

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN BAWAH dengan sistim KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 Proyek : Gedung

Lebih terperinci

RK3K (RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK)

RK3K (RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK) RK3K (RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK) 1 Rencana K3 Kontrak (RK3K) RK3K adalah dokumen lengkap rencana penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen

Lebih terperinci

BAB V BENTUK DOKUMEN PENAWARAN

BAB V BENTUK DOKUMEN PENAWARAN BAB V BENTUK DOKUMEN PENAWARAN CHAPTER V. THE FORM OF BID ( 입찰서양식 ) A. BENTUK SURAT PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS A. FORM OF BID LETTER ( 입찰서한양식 ) [Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)] CONTOH Nomor

Lebih terperinci

BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)

BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) A. LINGKUP PEKERJAAN 1. Pokja ULP: POKJA IV ULP Kabupaten Dharmasraya 2. Alamat Pokja ULP: BP2MPBJ Jl. Lintas Sumatera Km.5 Sikabau 3. Website: www.dharmasrayakab.go.id

Lebih terperinci

BAB I SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS

BAB I SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS BAB I SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS Pasal 1 LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor / Pemborong meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apa itu Keselamatan Konstruksi? Keselamatan Konstruksi adalah Kegiatan yang dilakukan untuk melindungi pekerja dan orangorang yang ada di tempat kerja, masyarakat,

Lebih terperinci

PENERAPAN SMK3 DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH

PENERAPAN SMK3 DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH PENERAPAN SMK3 DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH TAHAPAN PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU 1. Tahap pra-konstruksi (rancangan konseptual meliputi studi kelayakan/feasibility Study, survey dan

Lebih terperinci

SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN. Pasal 1 PENJELASAN UMUM

SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN. Pasal 1 PENJELASAN UMUM SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN Pasal 1 PENJELASAN UMUM 1. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pemasangan Paving Blok Jalan Lingkungan. 1. Pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan : Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS Pekerjaan : Pengurasan Saluran Air Sekitar Gedung Utama dan Gedung SSE di T1 (MY) PT. Jakarta International Container Terminal (PT. JICT), Tanjung Priok. Pasal 1

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA (S L K)

STANDAR LATIHAN KERJA (S L K) STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan Kode SKKNI : Pengawasan Jalan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jalan (Site Inspector of Roads) : INA.5211.322.05 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

II. KEGIATAN PENGAWASAN

II. KEGIATAN PENGAWASAN KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN KONSULTANSI PENGAWASAN PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT BONEA BENTENG DI LINGKUP DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) REHAB GEDUNG KANTOR YANG DIPINJAM PAKAI OLEH PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DAN PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH KOTA GUNUNGSITOLI (DAU-2017) BIDANG PERUMAHAN, PRASARANA,SARANA

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > GSF-Aceh. Didalam Pelaksanaan Proyek, metode pelaksanaan sangat penting dilaksanakan, hal ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN (KHUSUS ) Pekerjaan akan dilaksanakan pada lokasi / tanah yang telah disediakan sesuai dengan rencana yaitu :

SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN (KHUSUS ) Pekerjaan akan dilaksanakan pada lokasi / tanah yang telah disediakan sesuai dengan rencana yaitu : SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN (KHUSUS ) Pekerjaan akan dilaksanakan pada lokasi / tanah yang telah disediakan sesuai dengan rencana yaitu : Di : Desa Tebing Siring Kecamatan : Bajuin Kabupaten : Tanah

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN 1. Saluran Bangunan Pelimpah (Spillway) dan peredam energi Gambar 1. Layout Spillway Pekerjaan pembangunan bangunan pelimpah (spillway) adalah sebagai berikut : Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DRAINASE PERKOTAAN BAB I TATA CARA PERSIAPAN KONSTRUKSI SISTEM DRAINASE DESKRIPSI

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DRAINASE PERKOTAAN BAB I TATA CARA PERSIAPAN KONSTRUKSI SISTEM DRAINASE DESKRIPSI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DRAINASE PERKOTAAN BAB I TATA CARA PERSIAPAN KONSTRUKSI SISTEM DRAINASE DESKRIPSI 1.1. Ruang Lingkup Tata Cara Persiapan Konstruksi Sistem Drainase ini memuat pengertian, ketentuanketentuan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN. b. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.

METODE PELAKSANAAN. b. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum. METODE PELAKSANAAN PT. KARUNIA ABADI KONSTRUKSI PROYEK PEMBANGUNAN LAHAN 3.1 HA LAPANGAN PENUMPUKAN PETIKEMAS DAN BANGUNAN UTILITAS DI KSO TERMINAL PETIKEMAS KOJA TANJUNG PRIOK PEKERJAAN TIMBUNAN BASE

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA Taufik Dwi Laksono, Dosen Teknik Sipil Universitas Wijayakusuma Purwokerto Dwi Sri Wiyanti, Dosen Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH

TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH TEKNIK PELAKSANAAN BANGUNAN AIR Pertemuan #3 TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH ALAMSYAH PALENGA, ST., M.Eng. RUANG LINGKUP 1. PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH 2. PELAKSANAAN PEKERJAAN GEOTEKNIK (pertemuan selanjutnya).

Lebih terperinci

BAB V SYARAT-SYARAT PEKERJAAN PERSIAPAN

BAB V SYARAT-SYARAT PEKERJAAN PERSIAPAN BAB V SYARAT-SYARAT PEKERJAAN PERSIAPAN Pasal 01. LINGKUP PEKERJAAN 1. Kontraktor harus menyediakan bahan/material, peralatan dan tenaga yang diperlukan untuk kelancaran dan keselamatan pelaksanaan pekerjaan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING). PENDAHULUAN A. Umum. Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilakukan oleh kontraktor

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA KANTOR W

KEMENTERIAN AGAMA KANTOR W KEMENTERIAN AGAMA KANTOR WILAYAH PROVINSI JAMBI UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) POKJA JASA KONSTRUKSI PEMBANGUNAN KUA KEC. MUARA BULIAN JL. A. Yani 13 Telanaipura 36122 BERITA SANGGAH Nomor : Kd.05.4/Pokja-PML/PEMB-KUA/17/2015

Lebih terperinci

Bimtek Masyarakat Jasa Konstruksi- Kab. Bantul 1

Bimtek Masyarakat Jasa Konstruksi- Kab. Bantul 1 Konstruksi- Kab. Bantul 1 1. PENDAHULUAN Maksud dan Tujuan Untuk menyamakan konsep dasar dalam pembuatan perkiraan biaya proyek / rencanan anggran dan biaya (RAB) Menyiapkan perkiraan biaya proyek yang

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 1.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Kegiatan : Pembangunan Gedung Pemerintah VI Nama Kegiatan : Penataan Lingkungan Gedung DPRD Tahun Anggaran : 2014

Lebih terperinci

PROGRAM : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI, RAWA DAN JARINGAN PENGAIRAN LAINNYA SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 U M U M

PROGRAM : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI, RAWA DAN JARINGAN PENGAIRAN LAINNYA SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 U M U M PROGRAM : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI, RAWA DAN JARINGAN PENGAIRAN LAINNYA KEGIATAN : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI PERKERJAAN : REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I.R. SERUYAN

Lebih terperinci

A. METODE PELAKSANAAN GEDUNG 2 TINGKAT PONDASI TIANG PANCANG. Adapun metode pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

A. METODE PELAKSANAAN GEDUNG 2 TINGKAT PONDASI TIANG PANCANG. Adapun metode pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut: A. METODE PELAKSANAAN GEDUNG 2 TINGKAT PONDASI TIANG PANCANG Adapun metode pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Pekerjaan Pendahuluan Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan

Lebih terperinci

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PELAKSANAAN PEKERJAAN PERSIAPAN LOKASI KERJA F.45...... 02 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I A N P E K E R J A A

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB II DATA PROYEK DATA UMUM PROYEK

BAB II DATA PROYEK DATA UMUM PROYEK BAB II DATA PROYEK 2.1 DATA UMUM PROYEK Pembangunan Pumping Station Island 2A Pantai Indah Kapuk di Kapuk Muara Jakarta Utara adalah merupakan rancangan penanggulangan banjir yang berfungsi memindahkan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA)

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA) METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA) A. MOBILISASI & MANAGEMEN KESELAMATAN LALU LINTAS Mobilisasi adalah kegiatan yang diperlukan dalam kontrak

Lebih terperinci

BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN

BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN 1. Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi : I. Perbaikan/Rehab dermaga TPI/PPI 2. Sarana bekerja dan tata cara pelaksanaan. a. Untuk kelancaran

Lebih terperinci

PASAL 1 PEMBERI TUGAS

PASAL 1 PEMBERI TUGAS 1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Dalam pengelolaan suatu proyek harus ada suatu rencana kerja dan syaratsyarat yang mana dalam hal ini terbagi syarat-syarat umum, syarat administrasi, syarat-syarat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

: MEMBANGUN BARU, MENAMBAH, RENOVASI, BALIK NAMA

: MEMBANGUN BARU, MENAMBAH, RENOVASI, BALIK NAMA Perihal : Permohonan Surat Izin Mendirikan Bangunan Pangkajene Sidenreng,.................... Kepada Yth. Bupati Sidenreng Rappang Cq, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Yang bertandatangan

Lebih terperinci

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 - 1 - LAMPIRAN II : KEPUTUSAN ALIKOTA MADIUN NOMOR : 050-401.012/ /2015 TANGGAL : ANALISA KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE BARANG URAIAN KEGIATAN KOEF 2.01 HSPK FISIK

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN I. PENDAHULUAN A. Umum 1. Setiap bangunan gedung harus diwujdkan dengan sebaik-baiknya,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL KERANGKA ACUAN KERJA SUPERVISORY WORKS FOR T1 2 nd FLOOR REFURBISHMENT PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL 1. PENDAHULUAN Lantai 2 gedung T1 PT. JICT saat ini digunakan untuk department ICT (Information

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA PENGAWASAN GEDUNG DAN BANGUNAN KANTOR DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPINSI SUMATERA SELATAN I. PENDAHULUAN A. UMUM 1. Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi Pembangunan

Lebih terperinci

BAB X METODE PELAKSANAAN

BAB X METODE PELAKSANAAN X - 1 BAB X METODE PELAKSANAAN 10.1 Tinjauan Umum Metode pelaksanaan digunakan sebagai panduan atau monitoring jalannya pelaksanaan pekerjaan bangunan, agar hasil yang dicapai sesuai dengan rencana, efektif

Lebih terperinci

DINAS PERHUBUNGAN DAN KOMINFO

DINAS PERHUBUNGAN DAN KOMINFO PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN DINAS PERHUBUNGAN DAN KOMINFO TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PEMBANGUNAN TAMBATAN PERAHU KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN VOLUME = 104,85 M 1

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA PELABUHAN PENDARATAN IKAN (PPI) DAEO MAJIKO KABUPATEN PULAU MOROTAI I. LATAR BELAKANG Dalam rangka Pembangunan Dermaga PPI Daeo Kabupaten Pulau

Lebih terperinci

BAB III PERSYARATAN TEKNIS UMUM PELAKSANAAN

BAB III PERSYARATAN TEKNIS UMUM PELAKSANAAN BAB III PERSYARATAN TEKNIS UMUM PELAKSANAAN Pasal 01. PERATURAN TEKNIS 1. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar ketentuan-ketentuan dan peraturan seperti tercantum di bawah ini : a. SNI

Lebih terperinci

MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS

MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

SYARAT-SYARAT DAN KETENTUAN TEKNIS BAB I LINGKUP PEKERJAAN DAN TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

SYARAT-SYARAT DAN KETENTUAN TEKNIS BAB I LINGKUP PEKERJAAN DAN TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR SYARAT-SYARAT DAN KETENTUAN TEKNIS BAB I LINGKUP PEKERJAAN DAN TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR DATA PROGRAM Nama Kegiatan : Perencanaan Rehabilitasi Taman Kota Batu Nama Pekerjaan: Perencanaan Rehabilitasi Taman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengendalian Proyek Suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu Proyek supaya proyek bisa berjalan dengan lancar dan mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU + 1 PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU Bimbingan Teknis Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN BAGIAN-BAGIAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG

Lebih terperinci

Implementation study. Asep Sundara. BSCE, MT.

Implementation study. Asep Sundara. BSCE, MT. Implementation study TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PERKERASAN BADAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA PEMBANGUNAN JALAN CILEUNYI - JATINANGOR Asep Sundara. BSCE, MT. Penjelasan

Lebih terperinci

2. JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)

2. JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE) SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1. PENJELASAN UMUM 1.1. Kegiatan ini akan dilaksanakan sesuai dengan : a. Gambar-Gambar Pelaksanaan Konstruksi dan Detail Terlampir. b. Uraian dan syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENGUJIAN MUTU MATERIAL DAN KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM BAGI PENYEDIA JASA Elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN DAERAH

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN DAERAH BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Uraian umum Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : a. Tower A 18 lantai - Atap 1 lantai b. Tower B & C 24 lantai - Atap 1 lantai c. Podium 5 lantai,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENYUSUNAN DED RENOVASI GEDUNG OLAH RAGA (GOR) JATIDIRI

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENYUSUNAN DED RENOVASI GEDUNG OLAH RAGA (GOR) JATIDIRI KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENYUSUNAN DED RENOVASI GEDUNG OLAH RAGA (GOR) JATIDIRI A. PENDAHULUAN 1. Umum a. Paket Pekerjaan Penyusunan DED Renovasi GOR Jatidiri adalah perencanaan Renovasi

Lebih terperinci

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK) NOMOR : TANGGAL : NOMOR URAIAN KEGIATAN Koef. A BANGUNAN GEDUNG 24.01 Pekerjaan Persiapan & Tanah 24.01.01.01 Pembuatan Bouwplank /Titik Titik 23.02.04.01.01.F Mandor 0.0045 Orang Hari 158,000.00 711.00

Lebih terperinci

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Laporan Kemajuan Proyek Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan

Lebih terperinci

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing : KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masingmasing : 1 Nama Alamat Jabatan Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A I. URAIAN PEKERJAAN 1. LOKASI PROYEK Lokasi pekerjaan terletak di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. 2. SUMBER PENDANAAN Sumber dana

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008 TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM DENGAN

Lebih terperinci

PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH 1. UMUM A. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi : - Pekerjaan galian, - Pekerjaan Pilecap, Tie beam & Kolom. B. Pengukuran Peil (Levelling) Sebagai patokan tinggi peil (level)

Lebih terperinci

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK TCE-06 DOKUMEN KONTRAK DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp.

Lebih terperinci

II. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

II. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN II. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBERSIHAN a. Lokasi kegiatan harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, semak-semak, sampah dan bahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan itu harus dibuang, kecuali

Lebih terperinci

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN METODE PELAKSANAAN I. PRA PEMBANGUNAN 1. Pemeriksaan gambar-gambar untuk pelaksanaan : Semua gambar-gambar yang disiapkan adalah gambar-gambar yang telah ditandatangani oleh Direksi dan apabila ada perubahan

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Tinjauan Umum Pengendalian dan pengawasan proyek adalah suatu proses kegiatan dari awal sampai akhir yang bersifat menjamin adanya kesesuaian antara suatu rencana dengan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS ( RKS TEKNIS )

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS ( RKS TEKNIS ) PEMERINTAH KOTA CIMAHI DINAS PEKERJAAN UMUM K E G I A T A N : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK P E K E R J A A N : PERENCANAAN PENATAAN PASAR CITEUREUP RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN DED PEMBANGUNAN SEKOLAH KHUSUS OLAHRAGA JATIDIRI I. PENDAHULUAN A. Umum 1. Paket Pekerjaan Penyusunan DED Pembangunan Sekolah Khusus Olahraga Jatidiri adalah perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV MANAJEMEN PROYEK

BAB IV MANAJEMEN PROYEK 249 BAB IV MANAJEMEN PROYEK 4.1. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) adalah dokumen yang bersikan nama proyek berikut penjelasaannya berupa jenis, besar dan lokasihnya,

Lebih terperinci

KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK BAB I SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS. Pasal 1 LINGKUP PEKERJAAN

KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK BAB I SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS. Pasal 1 LINGKUP PEKERJAAN BAB I SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS Pasal 1 LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor / Pemborong meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-01/MEN/I/2007 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MENGHITUNG VOLUME HASIL PEKERJAAN KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA

Lebih terperinci

BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) Pokja ULP: Pokja DKP 2

BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) Pokja ULP: Pokja DKP 2 BAB IV LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) A LINGKUP PEKERJAAN 3 4 5 6 Pokja ULP: Pokja DKP Alamat PokjaULP: Jl ProfDrSudiatmo (Bundaran Monumen Pesawat) LtDasar- Kawasan Perkantoran Bukit Pelangi Sangatta Website:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN OBJEK 18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,

Lebih terperinci

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN Nomor : 027 / 017 / ULP.POKJA.KONSTRUKSI IV / / 2012 Tanggal : 28 Mei 2012

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN Nomor : 027 / 017 / ULP.POKJA.KONSTRUKSI IV / / 2012 Tanggal : 28 Mei 2012 PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG / JASA KELOMPOK KERJA KONSTRUKSI IV Jalan PB. Sudirman No. 1 Telp. (0338) 671161 SITUBONDO 68312 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN Nomor : 027

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 LINGKUP PEKERJAAN

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 LINGKUP PEKERJAAN SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 LINGKUP PEKERJAAN Yang dimaksud dengan Lingkup pekerjaan adalah selesainya satu jenis pekerjaan secara menyeluruh hingga berfungsi sempurna, yang secara umum meliputi : 1. PERBAIKAN

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Sistem Organisasi Proyek 3.2 Struktur Organisasi Proyek PEMBERI TUGAS (OWNER) PT.Kompas Media Nusantara MANAJEMEN KONSTRUKSI PT.Ciriajasa Cipta Mandiri

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci