DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,"

Transkripsi

1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA KESEHATAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 36 ayat (2) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2017 tentang Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan, perlu mengatur pedoman perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran

2 - 2 - Negara Republik Indonesia Nomor 5949); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 6037); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 4. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 5); 5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 220); 6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2017 tentang Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 128); 7. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 17 Tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1226);

3 - 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA KESEHATAN IKAN. Pasal 1 Pedoman Perhitungan Kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan merupakan acuan dalam menyusun kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan di Instansi Pusat dan Instansi Daerah. Pasal 2 Pedoman Perhitungan Kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 3 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal

4 - 4 - MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, SUSI PUDJIASTUTI Diundangkan di Jakarta pada tanggal DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR Paraf Persetujuan NO. JABATAN PARAF 1. Sekretaris Jenderal 2. Sesditjen Perikanan Budidaya 3. Karo SDM Aparatur 4. Karo Hukum dan Organisasi

5 - 5 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA KESEHATAN IKAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 36 ayat (2) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2017 tentang Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan, Menteri Kelautan dan Perikanan selaku pimpinan instansi pembina diberikan kewenangan untuk mengatur pedoman perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan. Pedoman perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan digunakan oleh Instansi Pusat dan Instansi Daerah untuk menghitung kebutuhan PNS dalam Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan, dengan berdasarkan beban kerja yang ditentukan dari indikator antara lain: 1. Ruang lingkup bidang pengelolaan ; 2. Jumlah dan jenis kajian yang dilakukan; dan 3. Beban tugas organisasi yang terkait dengan bidang kelautan dan perikanan. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud penyusunan pedoman perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan, yaitu untuk mendapatkan

6 - 6 - jumlah dan susunan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan sesuai dengan beban kerja yang dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara profesional, serta memungkinkan pencapaian jumlah Angka Kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat. 2. Tujuan penyusunan pedoman perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan, yaitu untuk memberikan acuan bagi Instansi Pusat dan Instansi Daerah dalam perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan. C. Pengertian Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan: 1. Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai aparatur sipil negara secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. 2. Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk kegiatan pengelolaan kesehatan ikan dan dalam rangka mendukung keberlanjutan usaha perikanan budidaya. 3. Pengelola Kesehatan Ikan adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk pengelolaan kesehatan ikan dan. 4. Kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan adalah jumlah dan jenjang jabatan yang diperlukan oleh suatu unit kerja yang memiliki ruang lingkup terkait pengelolaan kesehatan ikan dan agar mampu melaksanakan tugas dan fungsi dalam jangka waktu tertentu.

7 Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS dan pembinaan manajemen PNS di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 6. Angka Kredit adalah satuan nilai dari uraian kegiatan dan/atau akumulasi nilai dari uraian kegiatan yang harus dicapai oleh Pejabat Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan dalam rangka pembinaan karier yang bersangkutan. 7. Angka Kredit Kumulatif adalah akumulasi nilai angka kredit minimal yang harus dicapai oleh Pejabat Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan sebagai salah satu syarat kenaikan jabatan dan pangkat. 8. Jam Kerja Efektif adalah jam kerja yang secara objektif digunakan untuk menyelesaikan tugas pokok. 9. Instansi Pusat adalah kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, kesekretariatan lembaga negara, dan kesekretariatan lembaga nonstruktural. 10. Instansi Daerah adalah perangkat daerah provinsi dan perangkat daerah kabupaten/kota yang meliputi sekretariat daerah, sekretariat dewan perwakilan rakyat daerah, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah.

8 - 8 - BAB II TATA CARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA KESEHATAN IKAN A. Umum Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan melalui pengangkatan pertama, perpindahan dari jabatan lain, dan penyesuaian/inpassing, dilakukan karena kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan. Kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan dapat terjadi karena kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan yang belum terisi, yang disebabkan karena perpindahan, pemberhentian dari jabatan, adanya peningkatan volume beban kerja, dan pembentukan unit kerja baru. Kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan pada Instansi Pusat dan Instansi Daerah disusun berdasarkan analisis kebutuhan jabatan dengan menghitung rasio keseimbangan antara beban kerja dengan jumlah pejabat fungsional Pengelola Kesehatan Ikan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tugas pokoknya. B. Tahapan Penghitungan Kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan Penghitungan kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan Pengelola Kesehatan Ikan di Instansi Pusat dan Instansi Daerah dengan tahapan sebagai berikut: 1. mengidentifikasi susunan seluruh jenjang Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan yang ada pada Instansi Pusat dan Instansi Daerah; 2. menginventarisasi tugas pokok yang dilaksanakan pada masingmasing jenjang jabatan dan nilai Angka Kredit untuk masing-

9 - 9 - masing uraian kegiatan, yang besaran Angka Kredit tersebut telah mencerminkan standar Jam Kerja Efektif yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap uraian kegiatan; 3. menghitung waktu penyelesaian uraian kegiatan, dengan cara membagi Angka Kredit uraian kegiatan (Aku) masing-masing dengan konstanta (Kt) untuk masing-masing jenjang jabatan berdasarkan standar Jam Kerja Efektif, atau dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Wpk = Aku Kt Keterangan: Wpk = Waktu penyelesaian uraian kegiatan (dalam 1 (satu) tahun). Aku = Angka Kredit uraian kegiatan. Kt = Konstanta untuk masing-masing jenjang jabatan berdasarkan standar Jam Kerja Efektif. 4. untuk menghitung konstanta (Kt) masing-masing jenjang jabatan berdasarkan standar Jam Kerja Efektif, perlu diketahui terlebih dahulu besaran Angka Kredit tambahan (Akt) untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih tinggi, sebagai berikut: a. Pengelola Kesehatan Ikan Pertama/Ahli Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b, dengan Angka Kredit Kumulatif 150, untuk dapat naik jenjang Pengelola Kesehatan Ikan Muda/Ahli Muda, pangkat Penata, golongan ruang III/c harus mencapai Angka Kredit Kumulatif 200, sehingga diperlukan Akt sebanyak 50; b. Pengelola Kesehatan Ikan Muda/Ahli Muda, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d, dengan Angka Kredit

10 Kumulatif 300, untuk dapat naik jenjang Pengelola Kesehatan Ikan Madya/Ahli Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a harus mencapai Angka Kredit Kumulatif 400, sehingga diperlukan Akt sebanyak 100; c. Pengelola Kesehatan Ikan Madya/Ahli Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c, dengan Angka Kredit Kumulatif 700, untuk dapat naik jenjang Pengelola Kesehatan Ikan Utama/Ahli Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d harus mencapai Angka Kredit Kumulatif 850, sehingga diperlukan Akt sebanyak 150; d. Pengelola Kesehatan Ikan Utama/Ahli Utama, pangkat Pembina Utama Madya golongan ruang IV/d dengan Angka Kredit Kumulatif 850, untuk dapat naik pangkat menjadi Pembina Utama, golongan ruang IV/e harus mencapai Angka Kredit Kumulatif 1050, sehingga diperlukan Akt sebanyak 200. Berdasarkan besaran Akt untuk kenaikan jenjang jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih tinggi, dapat dihitung Kt untuk masing-masing jenjang jabatan dengan cara: Akt untuk setiap kenaikan jenjang jabatan dan/atau pangkat, dibagi hasil perkalian antara standar Jam Kerja Efektif (1.250 jam) dengan masa kerja dalam pangkat 4 tahun, atau dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kt = Akt : (1.250 x 4) Keterangan: Kt = Konstanta masing-masing jenjang jabatan per jam efektif dalam 1 (satu) tahun. Akt = Angka Kredit tambahan untuk setiap kenaikan jabatan

11 dan/atau pangkat = Standar Jam Kerja Efektif dalam 1 (satu) tahun. 4 = Masa kerja dalam pangkat secara normal untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi adalah 4 (empat) tahun. Dengan demikian, Kt untuk Pengelola Kesehatan Ikan adalah sebagai berikut: a. Pengelola Kesehatan Ikan Pertama/Ahli Pertama, pangkat Penata Muda (III/a) sampai dengan Penata Muda Tingkat I (III/b) = 50 : (1.250 x 4) = 0,01; b. Pengelola Kesehatan Ikan Muda/Ahli Muda, pangkat Penata (III/c) sampai dengan Penata Tingkat I (III/d) per jenjang = 100 : (1.250 x 4) = 0,02; c. Pengelola Kesehatan Ikan Madya/Ahli Madya, pangkat Pembina (IV/a) sampai dengan Pembina Utama Muda (IV/c) = 150 : (1.250 x 4) = 0,03; dan d. Pengelola Kesehatan Ikan Utama/Ahli Utama, pangkat Pembina Utama Madya (IV/d) sampai dengan Pembina Utama (IV/e) = 200 : (1.250 x 4) = 0, menghitung volume (V) masing-masing kegiatan untuk setiap jenjang Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan dalam 1 (satu) tahun, sesuai dengan satuan hasil masing-masing uraian kegiatan berdasarkan pengamatan/pengalaman dan penghitungan dari Instansi Pusat dan Instansi Daerah; 6. menghitung waktu penyelesaian volume (Wpv) masing-masing uraian kegiatan untuk setiap jenjang Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan dengan cara mengalikan Wpk dengan V masingmasing uraian kegiatan untuk setiap jenjang Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan, atau dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

12 Wpv = Wpk x V Keterangan: Wpv = Waktu penyelesaian volume masing-masing uraian kegiatan (dalam 1 (satu) tahun). Wpk = Waktu penyelesaian uraian kegiatan (dalam 1 (satu) tahun). V = Volume masing-masing uraian kegiatan (dalam 1 (satu) tahun). C. Penghitungan Kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan Berdasarkan rumus tersebut di atas, maka dapat dihitung kebutuhan jabatan untuk setiap jenjang Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan. Cara penghitungan kebutuhan jabatan untuk setiap jenjang Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan, yaitu dengan menjumlahkan seluruh waktu penyelesaian volume kegiatan dalam 1 (satu) tahun (Wpv) dibagi jumlah standar Jam Kerja Efektif per tahun, atau dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kebutuhan Polkeskan = ΣWpv Keterangan: Kebutuhan Polkeskan = Jumlah Pengelola Kesehatan Ikan masing-masing jenjang jabatan yang diperlukan untuk melaksanakan seluruh kegiatan pengelolaan Kesehatan Ikan dan pada unit kerja. Wpv = Jumlah waktu penyelesaian volume kegiatan dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan jenjang

13 jabatan = Standar Jam Kerja Efektif dalam 1 (satu) tahun. Contoh penghitungan kebutuhan jabatan untuk setiap jenjang Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan sebagaimana tercantum pada Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4. Tabel 1. Contoh penghitungan kebutuhan Jabatan Pengelola Kesehatan Ikan Pertama/Ahli Pertama BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR UTAMA)*) KREDIT *) KONSTA NTA (Kt) PENYELESAI AN BUTIR PENYELESAI AN (Wpv) 1 Pengelola an Kesehatan Ikan dan Lingkung an A Penyiapan Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan 1 Melakukan persiapan penyusunan kebijakan di bidang hama penyakit ikan/obat ikan/pengendalian residu/perlindungan budidaya/laboratorium/ kesejahteraan ikan/pelayanan 2 Melakukan persiapan penyusunan rencana strategis di bidang pengelolaan kesehatan ikan dan 3 Melakukan Persiapan Penyusunan rencana kerja di bidang pengelolaan kesehatan ikan dan 4 Melakukan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan a. pengumpulan data dokumen perencanaan teknis tahunan kegiatan di bidang pengelolaan 0,1 0, Laporan 60 0,1 0, Laporan 60 0,1 0, Laporan 120 0,1 0, Laporan 60

14 BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR UTAMA)*) KREDIT *) KONSTA NTA (Kt) PENYELESAI AN BUTIR PENYELESAI AN (Wpv) B. Pelaksanaan kegiatan di bidang pengelolaan kesehatan ikan dan b. c. penyusunan dokumen prosedur sistem mutu bidang pengelolaan sebagai anggota penyiapan penyusunan konsep baku mutu di bidang 5 Melakukan Identifikasi : unit pengelolaan a. (laboratorium) sesuai persyaratan teknis lokasi surveillance Hama Penyakit Ikan/obat b. ikan/residu/monitor ing dan rehabilitasi /laborato rium Melakukan pemantauan/surveillance hama penyakit ikan/ obat ikan/residu/ /laboratorium / Kesejahteraan ikan sebagai anggota Melakukan editing terhadap rancangan SNI bidang hama penyakit ikan/ obat ikan/residu//l aboratorium/ Kesejahteraan Ikan Melakukan input/kompilasi data bidang HPI/ obat ikan/residu/ /laboratorium/ Kesejahteraan Ikan Melakukan persiapan tanggap darurat penyakit ikan/ perikanan budidaya Melakukan Diagnosa Klinis 0,15 0, Dokume n 180 0,15 0, Laporan 180 0,1 0, Laporan ,1 0, Laporan ,1 0, Laporan ,05 0, Laporan 150 0,1 0, Laporan ,1 0, Laporan 240 0,01 0, Laporan Melakukan nekropsi 0,01 0, Laporan Melakukan pemeriksaan mikroskopik sederhana : a. memeriksa wetmount 0,01 0, Laporan 60

15 BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR UTAMA)*) KREDIT *) KONSTA NTA (Kt) PENYELESAI AN BUTIR PENYELESAI AN (Wpv) Melakukan diagnosa mikrobiologi : menghitung jumlah b. mikroba membuat dan c. merawat isolat Melakukan pengujian molekuler : menguji molekuler a. secara kualitatif Melakukan Pengujian Kualitas Lingkungan Budidaya : menguji kualitas air/tanah dengan a. metode titrimetri/gravimetri menguji kualitas air/tanah dengan b. metode spektrofotometri Melakukan pengujian mutu obat ikan : menguji a. sterilitas/kontamina si obat ikan menghitung jumlah kandungan mikroba c. obat ikan golongan probiotik Melakukan pengujian mutu pakan : menguji komposisi a. pakan Melakukan pengujian lapang obat ikan (Pelayanan uji lapang) menguji efikasi dan a. keamanan obat ikan sebagai anggota b. menguji withdrawal time sebagai anggota Melakukan jaminan mutu hasil pengujian : a. b. memvalidasi/memve rifikasi metode uji sebagai anggota mengecek antara peralatan laboratorium Melakukan pengelolaan laboratorium uji : d. mengaudit internal/eksternal sebagai anggota 0,03 0, Laporan 900 0,01 0, Laporan 300 0,04 0, Laporan 240 0,01 0, Laporan 300 0,04 0, Laporan ,1 0, Laporan 240 0,1 0, Laporan 240 0,3 0, Laporan 720 0,3 0, Laporan 720 0,2 0, Laporan 480 0,15 0, Laporan 180 0,02 0, Laporan 48 0,2 0, Laporan 80

16 BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR UTAMA)*) KREDIT *) KONSTA NTA (Kt) PENYELESAI AN BUTIR PENYELESAI AN (Wpv) C. D. Evaluasi Pelaksanaan Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pelaporan Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan 21 e. f. peran sebagai auditee dalam audit internal sebagai anggota peran sebagai auditee dalam audit eksternal sebagai anggota Melakukan Pelayanan Obat Ikan : penilaian penyediaan/peredara c. n obat ikan sebagai anggota Melakukan evaluasi bidang kesehatan ikan 22 dan yang meliputi : kaji ulang p. manajemen sebagai anggota 23 Melakukan penyusunan laporan bulanan/ triwulan/semesteran/tah unan bidang pengelolaan sebagai anggota 0,05 0, Laporan 20 0,1 0, Laporan 40 0,05 0, Laporan 60 0,1 0, Laporan 20 0,05 0, Laporan 95 Wpv Jumlah Formasi POLKESKAN ( Wpv/1.250) 10,87 Pembulatan 11 Keterangan: *) Uraian kegiatan dan besarnya Angka Kredit untuk Pengelola Kesehatan Ikan Pertama/Ahli Pertama diambil dari Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2017 tentang Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan **) Volume kegiatan dalam 1 tahun (V) ditentukan oleh instansi berdasarkan realitas kegiatan yang dilaksanakan

17 Tabel 2. Contoh penghitungan kebutuhan Jabatan Pengelola Kesehatan Ikan Muda/Ahli Muda BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR UTAMA)*) KREDIT *) KONSTA NTA (Kt) PENYELESAIAN BUTIR PENYELE SAIAN (Wpv) Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan A B Melakukan Penyiapan Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pelaksanaan kegiatan di bidang pengelolaan kesehatan ikan dan Melakukan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan : penyusunan Pedoman Pelaksanaan atau Pedoman Teknis di bidang hama penyakit ikan/obat ikan/pengendalian b. residu/perlindunga n budidaya/laboratori um /kesejahteraan ikan/pelayanan sebagai anggota penyusunan dokumen prosedur sistem mutu bidang f. pengelolaan sebagai ketua penyusunan konsep baku mutu di h. bidang kesehatan ikan dan sebagai anggota Melakukan pemantauan/surveillance hama penyakit ikan/obat ikan/ residu//labor atorium/kesejahteraan Ikan Melakukan pengendalian hama penyakit ikan/obat ikan/ residu//labor atorium/unit pengelolaan 0,3 0, Laporan 180 0,3 0, ,3 0, Dokume n Dokume n 180 0,2 0, Laporan ,1 0, Laporan

18 BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR UTAMA)*) KREDIT *) KONSTA NTA (Kt) PENYELESAIAN BUTIR PENYELE SAIAN (Wpv) /Kesejahteraa n Ikan Melakukan validasi data penyakit ikan secara online Melakukan pemeriksaan mikroskopik sederhana : memeriksa apus b. darah/tempel jaringan Melakukan diagnosa mikrobiologi : diagnosa a. genus mikroba menguji cemaran d. mikroba Melakukan pengujian penyakit secara imunologi : menguji imunologi a. in vivo Melakukan pengujian molekuler : menguji molekuler b. secara kuantitatif Melakukan pengujian mutu obat ikan : menguji komposisi obat ikan dengan b. metoda titrimetri/gravimetri / spektrofotometri menguji test d. kit/diagnostik kit secara kualitatif menguji komposisi obat ikan/uji cemaran logam berat pada obat ikan e. dengan metoda Absorption Spektrophotometry (AAS) menguji komposisi obat ikan dengan f. metoda kromatografi (HPLC/HPTLC/yang setara) mengidentifikasi komposisi mikroba h. obat ikan golongan probiotik Melakukan diagnosa histopatologi lanjutan a. pewarnaan khusus b. penetapan diagnosa histopatologi 0,1 0, Laporan 360 0,02 0, Laporan 72 0,08 0, Laporan 288 0,1 0, Laporan 360 0,01 0, Laporan 18 0,04 0, Laporan 72 0,02 0, Laporan 36 0,2 0, Laporan 360 0,3 0, Laporan 540 0,3 0, Laporan 540 0,3 0, Laporan 540 0,08 0, Laporan 288 0,02 0, Laporan Melakukan pengujian 0

19 BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR UTAMA)*) KREDIT *) KONSTA NTA (Kt) PENYELESAIAN BUTIR PENYELE SAIAN (Wpv) imunohistokimia : a. pewarnaan imunohistokimia Melakukan pengujian mutu pakan : menguji imbuhan/cemaran pakan berbahaya b. dengan metoda ELISA/metode lainnya Melakukan pengujian lapang obat ikan (Pelayanan uji lapang) menguji efikasi dan a. keamanan obat ikan menguji withdrawal b. time Melakukan pengujian residu obat ikan/bahan kimia/kontaminan pada ikan budidaya : menguji kontaminan logam berat pada a. ikan dengan metoda AAS menguji residu obat ikan/bahan kimia/kontaminan b. pada ikan budidaya dengan metoda ELISA menguji residu obat ikan/bahan kimia/kontaminan pada ikan budidaya c. dengan metoda kromatografi/kroma tografi spektra massa Melakukan jaminan mutu hasil pengujian : memvalidasi/memve a. rifikasi metode uji sebagai anggota menilai kelayakan c. media/reagensia uji menguji banding/uji profisiensi/uji inter d. laboratorium sebagai anggota Membuat grafik e. kontrol (control chart ) pengujian Melakukan pengelolaan laboratorium uji : merencanakan pengelolaan a. prasarana laboratorium merencanakan b. perawatan peralatan 0,2 0, Laporan 720 0,1 0, Laporan 360 0,6 0, Laporan 180 0,4 0, Laporan 120 0,1 0, Laporan 240 0,1 0, Laporan 240 0,1 0, Laporan 240 0,2 0, Laporan 120 0,02 0, Laporan 60 0,4 0, Laporan 80 0,1 0, Laporan 60 0,04 0, Laporan 8 0,04 0, Laporan 8 0 0

20 BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR UTAMA)*) KREDIT *) KONSTA NTA (Kt) PENYELESAIAN BUTIR PENYELE SAIAN (Wpv) laboratorium menyusun/merevisi c. dokumen sistem mutu mengaudit d. internal/eksternal sebagai anggota peran sebagai auditee e. dalam audit internal sebagai anggota peran sebagai auditee f. dalam audit eksternal sebagai anggota perbaikan hasil g. audit internal/eksternal sebagai anggota Melakukan Pelayanan Obat Ikan : verifikasi dokumen a. pendaftaran obat ikan penilaian c. penyediaan/peredar an obat ikan sebagai anggota penilaian pemasukan/pengelu d. aran sampel obat ikan/bahan baku obat ikan/obat ikan secara on line penilaian penerapan Cara pembuatan e. Obat ikan yang Baik (CPOIB) sebagai anggota Melakukan Penilaian risiko bidang kesehatan ikan dan : mengolah data penilaian risiko a. bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan Melakukan investigasi di bidang kesehatan ikan dan : investigasi untuk sampel residu yang a. non compliant (tidak sesuai) sebagai anggota 0,2 0, dokume n 0,4 0, Laporan 80 0,1 0, Laporan 20 0,2 0, Laporan 40 0,3 0, Laporan 60 0,1 0, Laporan 300 0,1 0, Laporan 120 0,01 0, Laporan 25 0,3 0, Laporan 180 0,1 0, Laporan 30 0,2 0, Laporan

21 BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR UTAMA)*) KREDIT *) KONSTA NTA (Kt) PENYELESAIAN BUTIR PENYELE SAIAN (Wpv) D E Evaluasi Pelaksanaan Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pelaporan Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan investigasi jenis ikan asing/produk b. rekayasa genetika di budidaya sebagai anggota Melakukan penelusuran (traceability) produk pembudidayaan ikan yang mengandung residu sebagai anggota Melakukan Pengendalian Lingkungan Budidaya : a. penanganan kasus pada unit budidaya Melakukan apresiasi bidang pengelolaan Melakukan bimbingan teknis bidang kesehatan ikan dan : pendampingan teknis bidang a. pengelolaan Melakukan penilaian kinerja laboratorium uji/unit pengelolaan sebagai anggota Melakukan evaluasi bidang kesehatan ikan dan yang meliputi : kaji ulang p. manajemen sebagai anggota Melakukan penyusunan laporan bulanan/ triwulan/semesteran/tah unan bidang kesehatan ikan dan sebagai anggota 0,2 0, Laporan 40 0,2 0, Laporan 60 0,2 0, Laporan 120 0,3 0, Laporan 30 0,1 0, Laporan 600 0,1 0, Laporan 10 0,2 0, Laporan 10 0,1 0, Laporan 95 Wpv Jumlah Formasi POLKESKAN ( Wpv/1.250) 0 8,122 Pembulatan 8 Keterangan: *) Uraian kegiatan dan besarnya angka kredit untuk Pengelola Kesehatan Ikan Muda/Ahli Muda diambil dari Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2017 tentang Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan

22 **) Volume kegiatan dalam 1 tahun (V) ditentukan oleh instansi berdasarkan realitas kegiatan yang dilaksanakan Tabel 3. Contoh penghitungan kebutuhan Jabatan Pengelola Kesehatan Ikan Madya/Ahli Madya BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR UTAMA)*) KREDI T *) KONST ANTA (Kt) PENYELE SAIAN BUTIR PENYELESAIAN (Wpv) Menyiapkan Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan A Melakukan Penyiapan Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan 1 Melakukan penyusunan rencana kerja operasional di bidang pengelolaan kesehatan ikan dan 2 Melakukan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan : penyusunan prosedur di bidang hama penyakit ikan/obat ikan/pengendalian a. residu/perlindunga n budidaya/laboratori um/kesejahteraan ikan/pelayanan 0,3 0, Laporan 120 0,3 0, Dokumen 120

23 BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR UTAMA)*) KREDI T *) KONST ANTA (Kt) PENYELE SAIAN BUTIR PENYELESAIAN (Wpv) Pelaksanaan kegiatan di bidang pengelolaan kesehatan ikan dan penyusunan dokumen perencanaan teknis tahunan kegiatan survaillans dan monitoring penyakit ikan /pemantauan obat ikan/ d. pemantauan residu/ pemantauan / pemantauan laboratorium / pemantauan Kesejahteraan Ikan penyusunan konsep Rancangan Standar Nasional Indoensia (RSNI) di bidang hama penyakit ikan/obat e. ikan/pengendalian residu/perlindunga n budidaya/laboratori um/kesejahteraan ikan/pelayanan penyusunan konsep baku mutu di h. bidang kesehatan ikan dan sebagai ketua penyusunan konsep i. persyaratan teknis kesejahteraan ikan 3 Melakukan pemantauan/surveillanc e bidang hama penyakit ikan/ obat ikan/residu/ / laboratorium/ Kesejahteraan Ikan sebagai ketua 4 Menentukan lokasi monitoring/rehabilitasi /residu/obat ikan/penyakit/laboratori um 0,3 0, Dokumen 120 0,75 0, Dokumen 300 0,45 0, Dokumen 180 0,45 0, Dokumen 90 0,3 0, Laporan 600 0,3 0, Laporan 600

24 BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR UTAMA)*) KREDI T *) KONST ANTA (Kt) PENYELE SAIAN BUTIR PENYELESAIAN (Wpv) 5 Melakukan validasi pemantauan/surveillanc e bidang hama penyakit ikan/ obat ikan/residu/ / laboratorium/kesejahter aan Ikan 6 Melakukan pemeriksaan mikroskopik sederhana : memeriksa c. perubahan histologik 7 Melakukan diagnosa mikrobiologi : e. diagnosa spesies mikroba 8 Melakukan pengujian penyakit secara imunologi : menguji imunologi b. konvensional in vitro menguji imunologi c. dengan ELISA/yang setara 9 Melakukan pengujian molekuler : karakterisasi bagian c. sel/virion secara molekuler 10 Melakukan Pengujian Kualitas Lingkungan Budidaya : menghitung kelimpahan/indeks c. organisme perairan (plankton/bentos) menguji cemaran logam berat d. air/tanah dengan metoda AAS 11 Melakukan pengujian mutu obat ikan : menguji potensi g. hayati antibiotik menguji test i. kit/diagnostik secara kuantitatif menganalisis data j. hasil uji mutu obat/pakan ikan 12 Melakukan diagnosa histopatologi lanjutan memeriksa c. histopatologi lanjutan 13 Melakukan pengujian imunohistokimia : 0,15 0, Laporan 300 0,15 0, Laporan 300 0,3 0, Laporan 600 0,15 0, Laporan 120 0,15 0, Laporan 120 0,15 0, Laporan 60 0,09 0, Laporan 72 0,15 0, Laporan 120 0,15 0, Laporan 60 0,6 0, Laporan 240 0,03 0, dokumen 24 0,09 0, dokumen 72 0

25 BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR UTAMA)*) KREDI T *) KONST ANTA (Kt) PENYELE SAIAN BUTIR PENYELESAIAN (Wpv) memeriksa b. imunohistokimia 14 Melakukan pengujian mutu pakan : menguji imbuhan/cemaran pakan berbahaya c. dengan metoda Kromatografi spektra massa rangkap 15 Melakukan pengujian residu obat ikan/bahan kimia/kontaminan pada ikan budidaya : menguji residu obat ikan/bahan kimia/kontaminan pada ikan budidaya d. dengan metoda kromatografi spektra massa rangkap 16 Melakukan jaminan mutu hasil pengujian : memvalidasi/memv a. erifikasi metode uji sebagai ketua menguji banding/uji d. profisiensi/uji inter laboratorium sebagai anggota 17 Melakukan pengelolaan laboratorium uji : mengaudit d. internal/eksternal sebagai anggota peran sebagai auditee e. dalam audit internal sebagai anggota peran sebagai auditee f. dalam audit eksternal sebagai anggota 18 Melakukan perbaikan hasil audit internal/eksternal (sebagai anggota) 19 Melakukan Pelayanan Obat Ikan : penilaian b. pendaftaran obat ikan penilaian c. penyediaan/peredar an obat ikan sebagai ketua 0,015 0, Laporan 12 0,15 0, Laporan 120 0,15 0, dokumen 120 0,3 0, Laporan 60 0,6 0, Laporan 120 0,6 0, Laporan 80 0,15 0, Laporan 20 0,3 0, Laporan 40 0,45 0, Laporan 60 0,15 0, Laporan 120 0,15 0, Laporan 120

26 BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR UTAMA)*) KREDI T *) KONST ANTA (Kt) PENYELE SAIAN BUTIR PENYELESAIAN (Wpv) penilaian penerapan Cara pembuatan e. Obat ikan yang Baik (CPOIB) sebagai ketua 20 Melakukan Penilaian risiko bidang kesehatan ikan dan : analisis risiko bidang b. Kesehatan Ikan dan Lingkungan 21 Melakukan investigasi di bidang kesehatan ikan dan : 0,45 0, Laporan 360 0,15 0, Laporan 60 investigasi untuk sampel residu yang a. non compliant (tidak sesuai) sebagai ketua investigasi jenis ikan asing/produk b. rekayasa genetika di budidaya sebagai ketua 22 Melakukan penelusuran/ traceability produk pembudidayaan ikan yang mengandung residu sebagai ketua 23 Melakukan Pengendalian Lingkungan Budidaya : penilaian b. budidaya 24 Melakukan bimbingan teknis bidang kesehatan ikan dan : sosialisasi norma/standar/ped b. oman/kriteria bidang pengelolaan 25 Melakukan penilaian kinerja laboratorium uji/unit pengelolaan nya sebagai anggota 0,3 0, Laporan 120 0,3 0, Laporan 40 0,3 0, Laporan 60 0,3 0, Laporan 120 0,06 0, Laporan 24 0,15 0, Laporan 60

27 BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR UTAMA)*) KREDI T *) KONST ANTA (Kt) PENYELE SAIAN BUTIR PENYELESAIAN (Wpv) Keterangan: Evaluasi Pelaksanaan Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan Melakukan tanggap darurat penyakit ikan/ perikanan budidaya Melakukan evaluasi bidang kesehatan ikan dan yang meliputi : a. b. i. l. o. p. evaluasi pemanfaatan peralatan laboratorium evaluasi dan validasi laporan hasil uji residu evaluasi penyediaan/peredar an/pendaftaran obat ikan evaluasi Penilaian persyaratan teknis laboratorium uji/unit pengelolaan nya Mengendalikan sistem manajemen mutu laboratorium Kaji ulang manajemen sebagai anggota 0,3 0, Laporan 120 0,3 0, Laporan 60 0,15 0, Laporan 30 0,3 0, Laporan 60 0,15 0, Laporan 30 0,3 0, Laporan 60 0,3 0, Laporan 40 Wpv 6334 Jumlah Formasi POLKESKAN ( Wpv/1.250) 5,067 Pembulatan 5 *) Butir kegiatan dan besarnya angka kredit untuk Pengelola Kesehatan Ikan Madya/Ahli Madya diambil dari Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2017 tentang Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan **) Volume kegiatan dalam 1 tahun (V) ditentukan oleh instansi berdasarkan realitas kegiatan yang dilaksanakan Tabel 4. Contoh penghitungan kebutuhan Jabatan Pengelola Kesehatan Ikan Utama/Ahli Utama BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR KREDIT *) KONS TANTA (Kt) PENYELESAI AN BUTIR PENYELESAIAN

28 UTAMA)*) (Wpv) Menyiapkan Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan Melakukan Penyiapan Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pelaksanaan kegiatan di bidang pengelolaan kesehatan ikan dan 1 Melakukan penyusunan kebijakan di bidang hama penyakit ikan/obat ikan/pengendalian residu/perlindungan budidaya/laboratorium/ke sejahteraan ikan/pelayanan kesehatan ikan dan 2 Melakukan penyusunan rencana strategis di bidang pengelolaan 3 Melakukan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan kesehatan ikan dan : Melakukan penyusunan Pedoman pelaksanaan atau Pedoman teknis di bidang hama penyakit ikan/obat ikan/pengendalian b. residu/perlindungan budidaya/laboratoriu m/kesejahteraan ikan/pelayanan sebagai ketua 4 Melakukan jaminan mutu hasil pengujian : Menguji banding/uji profisiensi/uji inter d. laboratorium sebagai ketua Menganalisis jaminan f. mutu hasil pengujian 5 Melakukan pengelolaan laboratorium uji : Mengaudit d. internal/eksternal sebagai ketua Melakukan peran sebagai auditee e. dalam audit internal sebagai ketua Melakukan peran sebagai auditee f. dalam audit eksternal sebagai ketua 6 Melakukan perbaikan hasil audit internal/eksternal sebagai ketua 7 Melakukan Penilaian risiko bidang : Melakukan c. komunikasi resiko 0,6 0, Dokumen 180 0,4 0, Dokumen 120 0,6 0, Laporan 180 0,8 0, Laporan 120 0,4 0, Laporan 40 0,8 0, Laporan 80 0,2 0, Laporan 20 0,4 0, Laporan 40 0,6 0, Laporan 60 0,4 0, Laporan 40

29 BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR UTAMA)*) KREDIT *) KONS TANTA (Kt) PENYELESAI AN BUTIR PENYELESAIAN (Wpv) Evaluasi Pelaksanaan Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan dalam rangka analisa resiko bidang 8 Melakukan penilaian kinerja laboratorium uji/unit pengelolaan nya sebagai ketua 9 Melakukan evaluasi bidang yang meliputi : c. d. e. f. g. h. j. k. m. Melakukan evaluasi terhadap hasil investigasi sampel residu yang non compliant (tidak sesuai) Melakukan evaluasi hasil investigasi jenis ikan asing/produk rekayasa genetika di budidaya Melakukan evaluasi penelusuran/traceabi lity produk pembudidayaan ikan yang mengandung residu Melakukan evaluasi pengendalian/rehabil itasi budidaya Melakukan validasi hasil pemantauan hama penyakit ikan (survailan dan monitoring)/ obat ikan/residu/lingkung an/ kesejahteraan ikan Melakukan evaluasi pengendalian hama penyakit ikan/ obat ikan/ residu/ budidaya Melakukan evaluasi terhadap hasil penerapan CPOIB Melakukan evaluasi pelaksanaan tanggap darurat penyakit ikan Melakukan evaluasi resistensi/waktu henti obat/ withdrawl time 0,2 0, Laporan 30 0,4 0, Laporan 60 0,2 0, Laporan 30 0,6 0, Laporan 90 0,2 0, Laporan 30 0,4 0, Laporan 60 0,4 0, Laporan 120 0,2 0, Laporan 30 0,2 0, Laporan 30 0,4 0, Laporan 60

30 BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR UTAMA)*) KREDIT *) KONS TANTA (Kt) PENYELESAI AN BUTIR PENYELESAIAN (Wpv) 10 n. p. Melakukan evaluasi penerapan SNI bidang pengelolaan Kaji ulang manajemen sebagai ketua Melakukan kajian bidang yang meliputi : a. b. c. d. e. f. g. Melakukan kajian kebijakan di bidang hama penyakit ikan/obat ikan/pengendalian residuresidu/perlin dungan budidaya/laboratori um/kesejahteraan ikan/pelayanan Melakukan kajian rencana strategis di bidang pengelolaan Melakukan kajian Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) di bidang hama penyakit ikan/obat ikan/residu/ perlindungan budidaya/laboratori um /kesejahteraan ikan/pelayanan Melakukan kajian baku mutu di bidang kesehatan ikan dan. Melakukan kaji ulang dokumen sistem manajemen mutu Melakukan kajian terhadap pelaksanaan pengendalian penyakit ikan Melakukan kajian terhadap pelaksanaan Kesejahteraan Ikan pada ikan 0,8 0, Laporan 120 0,4 0, Laporan 40 0,8 0, Laporan 240 0,6 0, Laporan 180 0,8 0, Laporan 240 0,4 0, Laporan 40 0,4 0, Laporan 40 0,4 0, Laporan 120 0,4 0, Laporan 40

31 BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR UTAMA)*) KREDIT *) KONS TANTA (Kt) PENYELESAI AN BUTIR PENYELESAIAN (Wpv) h. i. j. k. l. m. n. o. p. q. r. s. t. Melakukan kajian desain survailan penyakit ikan Membuat rekomendasi aturan internasional bidang kesehatan ikan dan Memberikan rekomendasi dalam penetapan daerah wabah dalam rangka pengendalian penyakit ikan Melakukan kajian pelaksanaan tanggap darurat penyakit ikan Melakukan kajian hasil pengembangan metode dalam rangka peningkatan keamanan pangan (residu) Mengkaji hasil kalibrasi internal dalam rangka penerapan sistem manajemen mutu Melakukan kajian substansi uji yang dimonitor pada program monitoring residu Melakukan kajian kebutuhan peraturan dan perundangundangan di bidang Melakukan kajian terhadap penggunaan obat ikan Melakukan kajian terhadap hasil survailan obat ikan Melakukan kajian terhadap zat aktif dalam pembuatan obat ikan Melakukan kaji ulang risiko bidang Melakukan kajian daya dukung 0,4 0, Laporan 60 0,4 0, ,4 0, Rekomen dasi Rekomen dasi 0,4 0, Laporan 40 0,4 0, Laporan 40 0,4 0, Laporan 40 0,6 0, Laporan 180 0,8 0, Laporan 120 0,8 0, Laporan 240 0,4 0, Laporan 120 0,4 0, Laporan 60 0,4 0, Laporan 60 0,4 0, Laporan

32 BUTIR (DITENTUKAN BERDASARKAN UNSUR UTAMA)*) KREDIT *) KONS TANTA (Kt) PENYELESAI AN BUTIR PENYELESAIAN (Wpv) budidaya u. v. Melakukan kajian perbaikan mutu budidaya Merumuskan pedoman persyaratan/pelaya nan kesehatan ikan 0,6 0, Laporan 90 0,6 0, Rumusan pedoman 90 w. Menjadi saksi ahli 0,2 0, Laporan 10 Wpv 3750 Jumlah Formasi POLKESKAN ( Wpv/1.250) 3,000 Pembulatan 3 Keterangan: *) Uraian kegiatan dan besarnya angka kredit untuk Pengelola Kesehatan Ikan Utama/Ahli Utama diambil dari Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2017 tentang Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan **) Volume kegiatan dalam 1 tahun (V) ditentukan oleh instansi berdasarkan realitas kegiatan yang dilaksanakan

33 D. Penentuan Jumlah Kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan Penentuan jumlah kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan didasarkan atas penghitungan kebutuhan, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. apabila berdasarkan penghitungan tersebut kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan diperoleh nilai 0,50 (sama dengan atau lebih dari nol koma lima puluh), maka dapat ditetapkan 1 (satu) kebutuhan; dan 2. apabila berdasarkan penghitungan tersebut kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan diperoleh nilai <0,50 (kurang dari nol koma lima puluh), maka tidak dapat ditetapkan kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan.

34 BAB III TATA CARA PENGUSULAN KEBUTUHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA KESEHATAN IKAN A. Kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan pada Instansi Pusat 1. Menteri Kelautan dan Perikanan selaku pimpinan instansi pembina mengajukan usul kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara; 2. Badan Kepegawaian Negara berdasarkan usulan kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan dari Menteri Kelautan dan Perikanan selaku Pimpinan Instansi Pembina, memberikan pertimbangan teknis kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi; dan 3. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi berdasarkan usulan kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan dan pertimbangan teknis dari Kepala Badan Kepegawaian Negara, menetapkan kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan. B. Kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan pada Instansi Daerah 1. Pejabat Pembina Kepegawaian Provinsi/Kabupaten/Kota

35 mengajukan usulan kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara; 2. Badan Kepegawaian Negara berdasarkan usulan kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan dari Pejabat Pembina Kepegawaian Provinsi/Kabupaten/Kota memberikan pertimbangan teknis kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi; dan 3. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi berdasarkan usulan kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan dan pertimbangan teknis dari Kepala Badan Kepegawaian Negara, menetapkan kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan.

36 BAB IV PENUTUP Pedoman Perhitungan Kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan ini disusun dan digunakan sebagai acuan bagi Instansi Pusat dan Instansi Daerah dalam rangka memenuhi kebutuhan Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas di bidang pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan. MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, SUSI PUDJIASTUTI Paraf Persetujuan NO. JABATAN PARAF 1. Sekretaris Jenderal 2. Sesditjen Perikanan Budidaya 3. Karo SDM Aparatur 4. Karo Hukum dan Organisasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PERMEN-KP/2018 TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA KESEHATAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan No.128, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Pengelola Kesehatan Ikan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

-2Mengingat : 1. Ung-Ung Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Repu

-2Mengingat : 1. Ung-Ung Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Repu SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2018 TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN JABATAN FUNGSIONAL PEMBINA MUTU HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2018 TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN PEMBINA MUTU HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2016, No Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5

2016, No Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5 No.2075, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. Jabatan Fungsional. AnalisPasir Hasil Perikanan. Pedoman Formasi. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69/PERMEN-KP/2016

Lebih terperinci

2015, No Fungsional Pengantar Kerja didasarkan pada analisis beban kerja; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

2015, No Fungsional Pengantar Kerja didasarkan pada analisis beban kerja; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.838, 2015 KEMENAKER. Pengantas Kerja. Jabatan Fungsional. Formasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69/PERMEN-KP/2016 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS PASAR HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PEDOMAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN PENGELOLA PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PERMEN-KP/2018 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA KESEHATAN IKAN MELALUI PENYESUAIAN/INPASSING

Lebih terperinci

2016, No Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Nuklir dan Angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-

2016, No Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Nuklir dan Angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang- BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2042, 2016 KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Nuklir. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA KESEHATAN IKAN MELALUI PENYESUAIAN/INPASSING

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55/PERMEN-KP/2017 TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2 Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121); 3. Peraturan Pemerint

2 Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121); 3. Peraturan Pemerint BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.48, 2015 KEMEN PU-PR. Data dan Informasi. Penyelenggaraan. Geospasial Infrastruktur. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PRT/M/2014

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68/PERMEN-KP/2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI JABATAN FUNGSIONAL DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparat

2016, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparat No.2044, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Pembina Jasa Konstruksi. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege No.439, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Inpassing. Jabatan Fungsional Auditor. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2017 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Fungsional melalui Penyesuaian (inpassing), masing-masing Kementer

2017, No Tahun 2017 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Fungsional melalui Penyesuaian (inpassing), masing-masing Kementer BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.643, 2017 KEMEN-LHK. Jabatan Fungsional. Pengendali Dampak Lingkungan. Formasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.27/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2017

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.352, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Inpassing. Jabatan Fungsional. Perancang Peraturan Perundang-undangan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 25/PRT/M/2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PEMBINA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara

2016, No Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1537, 2016 KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Penilai Pemerintah. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18

Lebih terperinci

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lemb

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1257, 2017 KEMENDAG. Inpassing. Jabatan Fungsional. Penera, Pengamat Tera, Pranata Laboratorium Kemetrologian, Pengawas Kemetrologian, dan Penguji Mutu Barang. PERATURAN

Lebih terperinci

2017, No Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 322); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organis

2017, No Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 322); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organis No.895, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LIPI. INPASSING. Jabatan Fungsional. Peneliti. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No masing-masing Kementerian/Lembaga mempunyai kewajiban untuk menyusun peraturan perundang-undangan yang mengatur pedoman penyusunan for

2017, No masing-masing Kementerian/Lembaga mempunyai kewajiban untuk menyusun peraturan perundang-undangan yang mengatur pedoman penyusunan for No.644, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Jabatan Fungsional. Pengawas LH. Pedoman. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.28/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2017

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Nomor 5949); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Re

2017, No Indonesia Nomor 5949); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Re BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 507, 2017 KEMEN-KP. INPASSING. Jabatan Fungsional. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2017

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

2016, No Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

2016, No Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg No. 12, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Jabatan Fungsional. Penyuluh Narkoba. Juknis. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1825, 2017 BAPPENAS. Inpassing. Jabatan Fungsional. Perencana. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT IKAN MELALUI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.27/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.27/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan No.195, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. Jabatan Fungsional. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Pedoman Formasi. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PERMEN-KP/2017

Lebih terperinci

2017, No Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keterampilan melalui Penyesuaian/Inpassing di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Ma

2017, No Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keterampilan melalui Penyesuaian/Inpassing di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Ma No.1363, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Inpassing. Jabatan Fungsional. Pengawas Farmasi dan Makanan. kategfori Keterampilan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP MELALUI

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2018 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN PEMBINA MUTU HASIL KELAUTAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1962, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Inpassing. Jabatan Fungsional. Pengangkatan PNS. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

2017, No Cara Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keahlian melalui Penyesuaian/I

2017, No Cara Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keahlian melalui Penyesuaian/I No.1365, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Inpassing. Jabatan Fungsional. Pengawas Farmasi dan Makanan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PERMEN-KP/2016 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN (INPASSING) DAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA EKOSISTEM LAUT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA EKOSISTEM LAUT DAN PESISIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2016, No atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyesuaian Penetapan Angka Kredit Guru Pegawai Negeri Sip

2016, No atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyesuaian Penetapan Angka Kredit Guru Pegawai Negeri Sip No.505, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Penetapan Angka Kredit. Guru. PNS dan Bukan PNS. Penyesuaian. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan No.419, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPS. Inpassing. Jabatan Fungsional. Statistisi. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu No.1867, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Jabatan Fungsional. Pustakawan. Formasi. PERATURAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.420, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPS. Inpassing. Jabatan Fungsional. Pranata Komputer. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1668, 2016 KEMEN-KP. Jabatan Fungsional. Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir. Penyusunan Formasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, - 2 - PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 67/Permentan/OT.110/12/2015 TENTANG PEDOMAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN PEJABAT FUNGSIONAL PEMERIKSA PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1264, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Jabatan Fungsional. Pamong Budaya. Pedoman Formasi. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

NOMOR : 17 TAHUN 2o17 TANGGAL : 5 SEPTEMBER ZOLT BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA KESEHATAN II(AN

NOMOR : 17 TAHUN 2o17 TANGGAL : 5 SEPTEMBER ZOLT BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA KESEHATAN II(AN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA KESEHATAN II(AN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 17 TAHUN 2o17 TANGGAL : 5 SEPTEMBER ZOLT BADAN KEPEGAWAIAN

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi No.1115, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Widyaiswara. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Penilaian. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara No. 888, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPS. Formasi. Jabatan Fungsional. Statistisi. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 142 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN

Lebih terperinci

, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhenti

, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhenti BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2028, 2015 KEMTAN. Pejabat Fungsional. Pemeriksa. Perlindungan Varietas Tanaman. Perhitungan Kebutuhan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

2017, No Penyesuaian/Inpassing Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Bidang Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

2017, No Penyesuaian/Inpassing Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Bidang Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 No.526, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. INPASSING. Jabatan Fungsional bidang Pertanian. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PERMENTAN/OT.110/3/2017 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN/INPASSING

Lebih terperinci

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per No.78, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Inpassing Jabatan Fungsional Penyuluh Hukum. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG TATA

Lebih terperinci

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun No.724, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. INPASSING. Jabatan Fungsional. Analis Pasar Hasil Perikanan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/PERMEN-KP/2017

Lebih terperinci

Peraturan...

Peraturan... - 1 - Menimbang PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH NARKOBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/PERMEN-KP/2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS PASAR HASIL PERIKANAN MELALUI PENYESUAIAN/INPASSING

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PERMENTAN/OT.110/3/2017 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN/INPASSING PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA EKOSISTEM LAUT DAN PESISIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1653, 2017 KEMEN-KP. Inpassing. Jabatan Fungsional. Asisten Pengelola Produksi Perikanan Tangkap PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52/PERMEN-KP/2017

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.546, 2017 KEMENDIKBUD. Jabatan Fungsional. Pengembang Teknologi Pembelajaran. Pedoman Formasi. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.625, 2017 LEMSANEG. INPASSING. Jabatan Fungsional. Sandiman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYESUAIAN PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010 SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1797, 2014 KEMENPAN RB. Pranata Laboratorium Kemetrelogian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN MELALUI INPASSING

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN MELALUI INPASSING PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN MELALUI INPASSING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA LEMBAGA

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan No.215, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Inpassing. Jabatan Fungsional Arsiparis. PERATURAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP

Lebih terperinci

2 menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Uji Kompetensi Pejabat Fungsional Medik Veteriner; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahu

2 menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Uji Kompetensi Pejabat Fungsional Medik Veteriner; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahu No.1928, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTAN. Uji Kompetensi. Fungsional. Medik Veteriner. Pedoman PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1307, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BATAN. Jabatan Fungsional. Pranata Nuklir. Pedoman PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.31, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Jabatan Fungsional. Pengendali Hama dan Penyakit Ikan. Ketentuan Pelaksana. PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per No.75, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Inpassing. Jabatan Fungsional. Analis Keimigrasian. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.200, 2017 KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Penguji Perangkat Telekomunikasi. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BUKITTINGGI,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DI DAERAH DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL RUMPUN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1307, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Pemeriksa Merk. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEMBINA MUTU HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perub

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perub BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1024, 2017 BAPPETEN. Inpassing. Jabatan Fungsional. Pengawas Radiasi PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENYESUAIAN/INPASSING

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Menteri Pertanian tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor Jabatan Fungsional Bidang Pertanian; Mengingat :

2017, No Peraturan Menteri Pertanian tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor Jabatan Fungsional Bidang Pertanian; Mengingat : BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1735, 2017 KEMENTAN. Inpassing. Jabatan Fungsional bidang Pertanian. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/PERMENTAN/OT.110/11/2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA TENTANG PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA TIM PENILAI DAN TATA CARA PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

Lebih terperinci

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsiona

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsiona No.1002, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Jabatan Fungsional. Analis Pasar Hasil Pertanian. Uji Kompetensi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PERMENTAN/KP.350/5/2016

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lemb

2018, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.495, 2018 KEMENRISTEK-DIKTI. Inpassing. Jabatan Fungsional PLP. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

2015, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le No.2085, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Jabatan Fungsional. Perancang. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DAN ANGKA

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN

Lebih terperinci

Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB

Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB Sekretariat Jenderal DPR RI 15 April 2014 Setyanta Nugraha Karo Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN 10/22/2013 Karo Analisa APBN 1 PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL MEDIK VETERINER

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL MEDIK VETERINER PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.875, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI.. Auditor Kepegawaian. Jafung. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6); 2. Peraturan Pemeri

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6); 2. Peraturan Pemeri BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.934, 2015 KEMEN-LHK. Polisi Kehutanan. Jabatan Fungsional. Formasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.22/MenLHK-II/2015

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENYESUAIAN/INPASSING JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENYESUAIAN/INPASSING JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENYESUAIAN/INPASSING JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL RUMPUN ARSIPARIS, PUSTAKAWAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci