BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa daerah masing-masing dan kekhasannya. Dalam kamus besar bahasa
|
|
- Hendra Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku (ethnic group) dan terkenal dengan Negara yang kaya dengan budaya. Setiap suku atau etnik mempunyai budaya dan bahasa daerah masing-masing dan kekhasannya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1997) kata etnik bertalian dengan kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa dsb. Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan sebagai bahasa sarana komunakasi dan interaksi antar anggota masyarakat dari suku-suku atau kelompok-kelompok etnis di daerah-daerah dalam wilayah Negara Republik Indonesia (Kep. Mentri Dalam Negeri No.40 tahun 2007). Suku Gayo merupakan salah satu suku atau etnik bangsa di Indonesia terdiri atas tiga sub-suku utama atau kelompok, yaitu (1) Gayo Lut (Gayo Deret), yang mendiami Kabupaten Aceh Tengah (Takengon) dan Kabupaten Bener Meriah (Simpang Tiga Redelong) merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah, (2) Gayo Lues (Gayo Blang), yang mendiami Kabupaten Gayo Lues (Blangkejeren) merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tenggara (Kutacane), dan (3) Gayo Serbejadi (Lokop, Lukup) adalah sub-suku Gayo yang berdiam di kabupaten Aceh Timur provinsi Aceh. Malinowski dalam Syukri (2006:4) memandang bahwa kelompok etnik sebagai satu kesatuan budaya dan territorial yang tersusun rapi dan dapat
2 digambarkan kedalam suatu peta etnografi. Sebuah kelompok etnik menurutnya memiliki batas-batas yang jelas (well defined boundries) memisahkan suatu kelompok etnik dengan yang lain. Secara defacto masing-masing kelompok ini memiliki budaya yang padu (cultural homogeneity). Oleh karena itu menurut Malinowski suatu kelompok etnik dapat dibedakan dengan kelompok etnik lain baik dalam organisasi sosial (kekerabatan), bahasa/sastra, dan budaya, kesenian, ekonomi dan politik. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa masyarakat Gayo adalah suatu kelompok etnik sendiri yang berbeda dengan kelompok etnik lain yang terdapat di provinsi Aceh dan provinsi lainnya di seluruh nusantara. Masyarakat Indonesia dalam konteks budaya yang pluralistik tidak terlepas dari budaya masing-masing yang mereka miliki sebagai keberadaan leluhurnya. Pelly dalam Syukri (2006:1) menyatakan demikianlah masyarakat Indonesia yang pluralistik, tidak mungkin melepaskan diri dari budaya masing-masing yang mereka miliki, dan masing-masing pula berusaha men sosialisasikannya secara turun temurun (heridetis). Budaya merupakan suatu adat istiadat atau kebiasaan yang menjadikan identitas (ciri khas) dari suatu daerah. Indonesia kaya akan budaya yang perlu dilestarikan dan dijaga bersama untuk mewujudkan kelestariannya. Dalam konteks tersebut masyarakat harus tau akar kebudayaan bangsanya sendiri, karena dengan adanya keragaman budaya tersebut dapat memberikan khasanah untuk memperkaya kebudayaan bangsa Indonesia. Kekhasan suatu budaya merupakan fenomena tersendiri sebagai akar budaya dan poros ideologi bangsa.
3 Masyarakat Gayo di daerah Kabupaten Aceh Tengah (Takengon), mengenal beberapa bentuk tradisi lisan berupa seni bertutur diantaranya adalah seni bertutur dalam budaya atau adat istiadat upacara melengkan dalam perkawinan masyarakat Gayo Takengon. Upacara melengkan dikenal dengan pidato adat dalam perkawinan masyarakat Gayo, merupakan warisan leluhur (cultural heritage). Dalam kamus Gayo-Indonesia (1985) kata atau istilah melengkan adalah pidato secara adat dengan menggunakan kata pilihan. Pidato adat yang lazimnya disampaikan oleh seorang atau dua orang pelaku seni melengkan yang saling berhadapan dari pihak calon pengantin laki-laki (aman mayak) dan dari pihak pengantin perempuan (inen mayak). Pelaku seni melengkan dari kedua pihak biasanya mengungkapkan isi pidatonya berupa katakata pilihan secara adat dengan pola tertentu menggunakan pilihan kata (bahasa) yang khas budaya Gayo yang tidak dapat dilakukan semua orang, boleh dikatakan seperti prosa liris. Sebagai contoh yang terdapat dalam teks upacara melengkan dalam penelitian ini dikutip berikut ini, Pemulo padih rahim bismillah, kin perberkat ni delah yang berarti diawal kata dengan ucapan rahim bismillah sebagai pemberkat diujung lidah. Dalam teks diatas bila dicermati pelaku seni melengkan tersebut menggunakan pola tertentu dan pilihan kata yang berbentuk prosa liris seperti ungkapan Pemulo padih (diawal kata) rahim bismillah (pemberkat ucapan yang Islami) perberkat ni delah (diekspresikan dengan lidah). Dalam konteks ini pelaku seni melengkan pilihan katanya mengacu kepada ungkapan yang bernafaskan Islami dengan pola modus pernyataan (statement) yang berkaitan dengan agama sebagai acuan semiotika dengan rangkaian ungkapan rahim bismillah Kekhasan
4 penggunaan pola dan pilihan kata yang diungkapkan oleh pelaku seni melengkan diatas merupakan kekhasan suatu budaya tersendiri sebagai akar budaya dan poros ideologi bangsa. Melengkan lahir dari realitas kehidupan sosial kemasyarakatan dan merupakan kearifan lokal bagi masyarakat Gayo. Dalam konteks budaya melengkan dikatakan sebagai kearifan lokal karena melengkan merupakan budaya lokal yang mengatur nilai luhur tradisi budaya secara arif dan bijaksana. Sibarani (2012: ) menyatakan bahwa kearifan lokal adalah nilai budaya lokal yang dapat dimanfaatkan untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat secara arif atau bijaksana (The local wisdom is the value of local culture having been applied to wisely manage the community s social order and social life). Melengkan sebagai kearifan lokal menjadi bagian sub-sistem dari sarak opat dalam adat perkawinan masyarakat Gayo. Dalam kamus Gayo-Indonesia (1985) kata Sarak berarti badan atau wadah, kata opat berarti kekuasaan yang empat (terdiri dari raja, petue, imam, rakyat). Adapun salah satu fungsi sarak opat dalam upacara melengkan adalah sebagai pemangku adat dan berkewajiban dalam pelaksanaan kemasyarakatan, (seperti pelaksanaan upacara melengkan dalam adat perkawinan masyarakat Gayo). Keempat pilar sarak opat tersebut berkewajiban menciptakan hubungan yang harmonis dan demokratis serta objektif dalam menyelesaikan proses adat istiadat dalam kehidupan masyarakat dalam konteks sosial budaya. Dalam penelitian ini ideologi merupakan landasan atau skema untuk mengungkap makna ideologi tersebut yang terdapat dalam teks upacara melengkan
5 adat perkawinan masyarakat Gayo. Terkait dengan beberapa pandangan terhadap ideologi, berikut ini diutarakan beberapa aspek bagaimana ideologi dilihat dalam aspek atau perspektif budaya dalam masyarakat. Sebagai karakter bangsa dan budaya, ideologi merupakan landasan berpikir dan instrumen untuk menginterpretasikan dan merealisasikan hal yang dilihat, didengar atau dibaca. Sebagai karakter bangsa, kita ketahui bahwa ideologi bangsa Indonesia adalah pancasila. Pancasila dapat dijadikan pedoman hidup masyarakat agar terciptanya masyarakat yang adil dan makmur, dan dapat dikembangkan untuk kehidupan lebih harmonis dalam bermasyarakat dan bernegara agar tetap kokoh menjadi landasan hidup masyarakat. Budaya sebagai karakter bangsa, karena kebudayaan merupakan akar dari terbentuknya ideologi bangsa Indonesia. Misalnya gotong royong sebagai akar kebudayaan utama dari setiap wilayah yang ada di Indonesia dan sangat penting untuk menguatkan ideologi bangsa Indonesia. Istilah gotong royong adalah salah satu bentuk akar budaya bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi dari segi adat istiadat, kebudayaan dan agama merupakan aspek terpenting untuk terbentuknya sebuah ideologi bangsa Indonesia. Ideologi juga dapat diartikan sebagai cara-cara tertentu dalam merepresentasikan dan merekonstruksikan masyarakat yang dapat menghasilkan kembali hubungan-hubungan kekuasaan yang tak seimbang (Young dan Brigid, 2006:32). Artinya ideologi berpijak pada sistem budaya dan bangsa. Pramutoko (2007) mengatakan ideologi dapat berarti suatu faham atau ajaran yang dapat melahirkan suatu kebudayaan, disamping ideologi itu sendiri merupakan kebudayaan, karena kebudayaan adalah hasil dunia, rasa dan karsa manusia dalam arti yang seluasluasnya.
6 Terkait dengan beberapa pandangan tentang ideologi yang diuraikan diatas, peneliti dalam hal ini berupaya untuk dapat mengungkap makna ideologi sebagai karakter suatu budaya melalui teks upacara melengkan dalam adat perkawinan masyarakat Gayo Takengon, Aceh Tengah. Adapun kajian dalam penelitian ini adalah Ideologi Upacara Melengkan Dalam Adat Perkawinan Masyarakat Gayo Takengon Aceh Tengah. Sampai saat ini, menurut pengamatan peneliti belum ada kepustakaan yang meneliti tentang Ideologi dalam upacara melengkan adat perkawinan masyarakat Gayo. Terkait dengan upaya untuk mengkaji ideologi dalam teks upacara melengkan adat perkawinan masyarakat Gayo di Takengon, ada beberapa alasan peneliti secara pragmatis yang dapat dikemukakan antara lain : (1) peniliti sebagai putra daerah ingin mengkaji apa yang mendasari ideologi yang terdapat dalam teks upacara melengkan dalam adat perkawinan masyarakat Gayo. (2) untuk melestarikan upacara melengkan dalam adat perkawinan masyarakat Gayo, sebagai identitas dan warisan budaya (cultural heritage) masyarakat Gayo. Karena dewasa ini upacara tersebut hampir punah dan sangat jarang dilakukan oleh kalangan masyarakat Gayo, disebabkan pelaku seni melengkan dikalangan orang Gayo sudah berkurang. (3) melengkan sebagai salah satu unsur kebudayaan daerah perlu dilestarikan untuk mengkaji kekhasan pola dan penggunaan bahasa yang terdapat dalam teks upacara melengkan dalam adat perkawinan masyarakat Gayo. (4) dalam rangka revitalisasi budaya melengkan agar dapat dikenal generasi muda selanjutnya (5) sebagai salah satu upaya penelitian tentang budaya daerah yang masih relatif terbatas jumlahnya, dibandingkan dengan daerah lain
7 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kerangka teori Linguistik Fungsional Sistemik (LFS) yang dikembangkan oleh Halliday (1992). Adapun alasan peneliti menggunakan teori LFS, karena lebih relevan dengan tujuan dari penelitian ini dimana berfokus pada kajian teks secara fungsional. Dan teori ini memandang bahasa adalah sistem arti dan sistem lain (yaitu sistem bentuk dan ekspresi) untuk merealisasikan arti tersebut (Saragih, 2003). Dalam teori LFS bahasa merupakan fenomena sosial yang wujud sebagai semiotik sosial. Semiotik sosial dalam teks upacara melengkan akan berimplikasi pada ideologi budaya yang terdapat dalam teks tersebut. Dalam analisis data penelitian ini menggunakan teori LFS dalam perspektif makna antarpersona (interpersonal meaning) Teori analisis ini yang dikembangkan oleh Martin,dkk (1995) bertujuan mengidentifikasi empat fungsi ujar dalam teks, yaitu 1) pernyataan (statement) 2) pertanyaan (question) 3) perintah (command) dan 4) Tawaran (offer). Dalam teks upacara melengkan keempat fungsi ujar tersebut direalisasikan oleh tiga jenis modus (mood) dalam bentuk tata bahasa (lexicogrammar) 1) modus deklaratif, 2) modus pertanyaan, dan 3) modus introgatif. Dalam beberapa ikhwal yang dipaparkan diatas bahwa dalam penelitian ideologi teks upacara melengkan dalam adat perkawinan masyarakat Gayo, tentu saja tidak terlepas dari fungsi bahasa dalam budaya. Dengan kata lain, bagaimana bahasa digunakan oleh penutur bahasa Gayo dalam konteks sosial budaya. Dalam hal ini bahasa Gayo merupakan bahasa daerah yang digunakan oleh pelaku seni melengkan dalam teks upacara melengkan. Bahasa bahasa daerah itupun, merupakan sebahagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup sesuai dengan penjelasan Undang Undang Dasar Yang
8 mengacu pada Bab XV, pasal 36. Berdasarkan uraian di atas, mengisyaratkan bahwa bahasa bahasa daerah mempunyai fungsi dan kedudukan yang penting dalam konteks budaya dan bangsa. Dikatakan sangat penting karena bahasa daerah dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap perkembangan bahasa Indoenesia, selain untuk kepentingan daerahnya masing masing. Bahasa daerah sebagai sarana pemerkayaan bahasa Indonesia perlu dilakukan pembinaannya dan pengembangannya dalam berbagai usaha, salah satu diantaranya adalah dengan melakukan kegiatan penelitian bahasa Gayo yang merupakan salah satu bahasa daearah di Indonesia yang tetap memegang peranan penting dalam masyarakat. Zainuddin (2001 : 2), mengatakan, bahasa Gayo berfungsi aktif sebagai alat perhubungan dalam masyarakat Gayo. Bahasa Gayo juga cukup berperan terutama dalam konteks sosial budaya, yakni sebagai pengungkap perasaan individual dan juga sebagai sarana penalaran, seperti dalam acara acara adat sinte murip (perkawinan) dan sinte mate (kematian). Moeliono (1985 : 75), menegaskan setiap bahasa dapat dianggap memadai syarat sebagai alat perhubungan masyarakatnya, sebagai pengungkap perasaan seorang, dan sebagai sarana penalaran di dalam wadah sosial budaya. Akbar, dkk. (1985 : 21) mengatakan bahwa, Sebagai suatu bahasa yang hidup, bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi di dalam keluarga dan masyrakat. Di samping itu, bahasa Gayo merupakan lambang identitas dan kebanggaan serta pendukung seni budaya yang hidup di dalam daerah daerah berbahasa Gayo. Kecuali di kota kota, baik kota kabupataten maupun kecamatan, bahasa gayo dipakai sebagai bahasa pengantar di
9 lembaga-lembaga pendidikan formal tingkat dasar, dari kelas 1 hingga 3, sedangkan pada dayah dayah (pesantren) hingga di kelas-kelas tertinggi. Setiap kajian bahasa secara fungsional berdasarkan suatu pendekat (approach). Ini berarti bahwa tidak ada kajiaan bahasa yang bebas dari nilai atau anggapan dasar (Halliday, 1994: xvii). Dalam persfektif linguistik fungsional sistemik (LFS) bahasa adalah sistem arti dan sistem lain yakni sistem bentuk dan ekspresi untuk me realisasikan arti tersebut Saragih, (2003 :1). Salah satu sifat bahasa yang fungsional adalah fungsi sosial dan budaya dalam masyarakat, karena hampir semua kegiatan manusia tidak terlepas dari penggunaan bahasa untuk menyampaikan ide dan buah pikiran seseorang, terhadap orang lain (mitra bicara). Dalam fungsi sosial bahasa dapat dipandang sebagai ungkapan psikologis dan sebagai realitas mental. Dalam pemakaian bahasa sistem semiotik konotatif terdapat dalam hubungan bahasa dengan konteks sosial yang terdiri atas ideologi, konteks budaya (genre) dan konteks situasi (register). Ideologi direalisasikan oleh budaya, budaya, direalisasikan oleh konteks situasi. Sedangkan fungsi bahasa secara budaya ialah berkenaan dengan bentuk norms (norma norma) perilaku peserta percakapan dan juga berhubungan dengan genre, yaitu yang menunjukan pada kategori atau ragam bahasa yang digunakan dalam masyarakat, seperti variasi dialek. Disamping itu bahasa Gayo berperan dalam upacara adat kematian dan perkawinan. Dalam upacara adat sinte mate kematian digunakan bahasa dalam bentuk, sebuku atau ratapan diungkapkan dalam tangisan kesedihan. Dalam acara adat sinte murip perkawinan digunakan bahasa dan pilihan kata yang tidak dapat
10 dilakukan oleh semua orang karena bahasa yang digunakan bersifat puitis (melengkan). Disamping itu bahasa Gayo berfungsi sebagai alat penalar dalam kesenian seperti kesenian didong, dan saer sebagai media pemersatu masyarakat Gayo. Sibarani (2004) menyatakan budaya dapat dipelajari melalui bahasa dan bahasa dapat dipelajari dalam konteks budaya. Menurut Nababan (1986 :38) salah satu fungsi bahasa adalah kebudayaan dan masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah Berkaitan dengan latar belakang masalah diatas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Ideologi apakah yang mendasari upacara melengkan adat perkawinan masyarakat Gayo Takengon Aceh Tengah? 2. Bagaimanakah ideologi upacara melengkan direalisasikan dalam teks bahasa Gayo? 3. Bagaimanakah implikasi ideologi itu direalisasikan dalam bahasa Gayo? 1.3 Tujuan Penelitian Sehubungan dengan rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk. 1. Mendeskripsikan ideologi upacara melengkan adat perkawinan masyarakat Gayo 2. Mendeskripsikan realisasi ideologi dalam teks upacara melengkan masyarakat Gayo dan
11 3. Mendeskripsikan implikasi ideologi direalisasikan dalam bahasa Gayo 1.4 Batasan Masalah Mengingat banyak karya dalam bentuk tradisi lisan, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi hanya ideologi dalam upacara melengkan (perkawinan) adat perkawinan masyarakat Gayo, yang diperoleh dari data tulisan. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Temuan penelitian ini secara teoritis diharapkan bermanfaat untuk : 1) menjadikan kajian yang menerapkan kerangka teori Linguistik Fungsional Sistemik (LFS), dan teori ini bermanfaat untuk menganalisis ideologi dalam teks tradisi lisan dan tulisan dalam upacara melengkan (perkawinan) adat Gayo Takengon. 2) menjadikan model untuk mengungkapkan ideologi dalam upacara melengkan adat perkawinan masyarakat Gayo Manfaat Praktis Temuan penelitian ini secara praktis diharapkan bermanfaat untuk : 1) informasi dan manfaat kepada para peneliti tentang konsep ideologi yang terdapat dalam upacara perkawinan, khususnya pada upacara melengkan adat perkawinan masyarakat Gayo dalam bentuk karya sastra tradisi lisan
12 2) acuan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan ideologi dalam karya sastra di Indonesia, khususnya ideologi dalam upacara melengkan adat perkawinan masyarakat Gayo. 1.6 Definisi Istilah Melengkan Menurut Melalatoa, dkk (1985:219) melengkan adalah pidato secara adat dengan menggunakan kata pilihan. Contoh (dalam teks berikut). Susun kite bilang belo, reriyah kite rerige, enta kune galakte (L.II.123) Bersatu kita seperti sirih, dan musyawarah kita bersama bagaimana baiknya. Dengan kata lain melengkan adalah pidato secara adat yang digunakan pada kegiatan adat, seperti pidato adat melengkan memgantar mas kawin (turun caram), pidato adat ngunduh mantu (munenes), dan pidato adat melengkan malam berguru (malam pemberian nasihat kepada calon pengantin), dari pihak famili dan orang tua menjelang akad nikah, pada adat perkawinan mayarakat Gayo Takengon Aceh Tengah pada umumnya dan masyarakat Gayo lainnya Pemelengkan Menurut Melalatoa, dkk (1985:219) pemelengkan adalah seseorang yang bemelengkan, berpidato secara adat. Seperti pidato dalam upacara melengkan adat perkawinan, upacara melengkan turun caram (mengantar emas kawin), upacara melengkan malam berguru (malam pemberian nasihat kepada calon pengantin), upacara melengkan munenes (ngunduh mantu).
13 1.6.3 Sarak Opat Melalatoa, dkk (1985:315) mengatakan sarak opat adalah kekuasaan yang empat (terdiri dari raja, petue, imam, rakyat). Sarak berarti badan atau wadah Opat kekusasaan yang empat. Sarak opat adalah pemegang tampuk kekuasaan di dalam tatanan pemerintahan etnik Gayo seperti tiap klen ada sarak opat-nya Aman Mayak dan Inen Mayak Aman mayak sebutan kepada calon mempelai laki-laki dan Inen mayak sebutan kepada calon mempelai perempuan. Dengan kata lain dalam adat Gayo pengertian aman mayak dan inen mayak sebutan kepada seorang laki-laki atau perempuan yang baru menikah, artinya tidak lagi berstatus sebagai calon mempelai akan tetapi keduanya sudah menjadi suami istri yang sudah akad nikah.
BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi merupakan kebiasaan dalam suatu masyarakat yang diwariskan secara turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam suatu masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk berbagai keperluan. Upacara adat adalah suatu hal yang penting bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Angkola sampai saat ini masih menjalankan upacara adat untuk berbagai keperluan. Upacara adat adalah suatu hal yang penting bagi masyarakat Angkola. Pada
Lebih terperinciIDEOLOGI UPACARA MELENGKAN DALAM ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT GAYO TAKENGON ACEH TENGAH
IDEOLOGI UPACARA MELENGKAN DALAM ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT GAYO TAKENGON ACEH TENGAH TESIS Oleh M. ISA ANSARI NIM: 107009034/ LNG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 IDEOLOGI UPACARA
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. digunakan Dalihan na tolu beserta tindak tutur yang dominan diujarkan. Temuan
82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab IV telah dibahas mengenai jenis dan fungsi tindak tutur yang digunakan Dalihan na tolu beserta tindak tutur yang dominan diujarkan. Temuan dan pembahasan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan memiliki bahasa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan memiliki bahasa yang beragam pula. Walaupun telah ada bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang dimiliki, kebudayaan merujuk pada berbagai aspek manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman etnik yang tinggi menurut BPS tahun 2010 ada 1.340 etnik yang terdapat diseluruh Indonesia. Namun demikian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki beranekaragam suku bangsa, tentu memiliki puluhan bahkan ratusan adat budaya. Salah satunya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari pembahasan pada Bab IV dan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Setiap acara adat yang ada di desa Lokop berbeda dengan acara adat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji sastra maka kita akan dapat menggali berbagai kebudayaan yang ada. Di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Multimodal merupakan salah satu cabang kajian Linguistik Sistemik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Multimodal merupakan salah satu cabang kajian Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) yang dikembangkan oleh Kress dan Van Leeuwen dalam buku Reading Images (2006). Kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa yang beragam pula. Walaupun telah ada bahasa Indonesia sebagai bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia terdiri atas suku bangsa yang beragam dan memiliki bahasa yang beragam pula. Walaupun telah ada bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan, ada juga yang mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua hal yang berbeda, namun antara bahasa dan kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku tersebut memiliki nilai budaya yang dapat membedakan ciri yang satu dengan yang lainnya.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Pelaksanaan Adat Perkawinan Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki dan senantiasa menggunakan adat-istiadat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan antara suku bangsa, yang harus saling menghargai nilai nilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang terkenal dengan beranekaragam suku bangsa, setiap suku bangsa mempunyai adat dan budaya sendiri. Dimana ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan
1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan menjadi identitasnya masing-masing. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki beragam kebudayaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuh unsur kebudayaan universal juga dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap suku bangsa memiliki kekhasan pada budayanya masing-masing. Tujuh unsur kebudayaan universal juga dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku bangsa. Unsur unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suku yang hidup dan berkembang di Provinsi Aceh.
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan produk budaya suatu bangsa, semakin tinggi nilai kesenian satu bangsa maka semakin tinggi nilai budaya yang terkandung didalamnya. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan alam yang subur, tetapi juga terdiri atas berbagai suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat yang tinggal disepanjang pinggiran pantai, lazimnya disebut masyarakat pesisir. Masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai barat disebut masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa, dan rasa manusia, berupa normanorma, nilai-nilai, kepercayaan dan tingkah laku yang dipelajari dan dimiliki oleh semua individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu pulau besar di wilayah Indonesia yang penduduknya terdiri dari berbagai etnis dan sub etnis adalah pulau Sumatera. Setiap etnis memiliki ciri tersendiri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra pada umumnya terdiri atas dua bentuk yaitu bentuk lisan dan bentuk tulisan. Sastra yang berbentuk lisan seperti mantra, bidal, pantun, gurindam, syair,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rezki Puteri Syahrani Nurul Fatimah, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adat adalah aturan, kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki nilai dan dijunjung serta dipatuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi komunikasi menyebabkan generasi mudah kita terjebak dalam koptasi budaya luar. Salah kapra dalam memanfaatkan teknologi membuat generasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa Gayo adalah kesenian Didong. Kata didong mendekati pengertian dendang adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam adalah salah satu kekayaan nasional yang tak ternilai harganya. Kebudayaan yang beraneka ragam tersimpan di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan bahasa visual dipandang kurang penting, padahal banyak kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa verbal (lisan dan tulis) memegang peranan penting dalam interaksi dan menjadi sarana interaksi yang paling utama, sedangkan bahasa
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN DAN SARAN
234 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Perkawinan merupakan rentetan daur kehidupan manusia sejak zaman leluhur. Setiap insan pada waktunya merasa terpanggil untuk membentuk satu kehidupan baru, hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam kehidupan manusia, setiap pasangan tentu ingin melanjutkan hubungannya ke jenjang pernikahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berlatar belakang sejarah Kota Sumedang dan wilayah Sumedang, yang berawal dari kerajaan Sumedang Larang yang didirikan oleh Praburesi Tajimalela (kurang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa memungkinkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa memungkinkan kita untuk bertukar informasi dengan orang lain, baik itu secara lisan maupun tertulis.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH. Tiara Arliani, Mukhirah, Novita
PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH Tiara Arliani, Mukhirah, Novita Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Makna Makna merupakan hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disepakati oleh adat, tata nilai adat digunakan untuk mengatur kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya pantun dalam Dendang lahir secara adat di suku Serawai. Isi dan makna nilai-nilai keetnisan suku Serawai berkembang berdasarkan pola pikir yang disepakati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak berdomisili di daerah Sumatera Utara. Etnik Batak ini terdiri dari enam sub etnik yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan kita tidak dapat melihatnya sebagai sesuatu yang statis, tetapi merupakan sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia atau disebut dengan Nusantara adalah sebuah Negara yang terdiri dari banyak Pulau dan sebuah Bangsa yang memiliki berbagai kebudayaan etnik, agama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penuturnya dilindungi oleh Undang-undang Dasar Dalam penjelasan Undangundang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia terdapat berbagai ragam bahasa daerah. Bahasa daerah hidup berdampingan dengan bahasa Indonesia. Semua bahasa daerah yang dipakai penuturnya dilindungi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya terdapat berbagai macam keragaman budaya, budaya merupakan satu cara hidup yang berkembang
Lebih terperinci2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau yang tentunya pulau-pulau tersebut memiliki penduduk asli daerah yang mempunyai tata cara dan aspek-aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk berbudaya mengenal adat istiadat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk berbudaya mengenal adat istiadat yang dipatuhi dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan suatu acara adat perkawinan atau hajatan. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, kebudayaan ini tersebar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan, baik melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara kesatuan yang menganut paham demokrasi dan memiliki 33 provinsi. Terdapat lebih dari tiga ratus etnik atau suku bangsa di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera merupakan pulau keenam terbesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku (etnis) yang masing-masing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku (etnis) yang masing-masing suku tersebut memiliki nilai budaya yang dapat membedakan ciri satu dengan yang lainya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah memiliki keanekaragaman budaya yang tak terhitung banyaknya. Kebudayaan lokal dari seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebanggaan bangsa Indonesia pada umumnya dan khususnya masyarakat Aceh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tari Saman atau lebih dikenal dengan tarian seribu tangan merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang sudah turun temurun menjadi kebanggaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang beragam yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Kekayaan budaya dan tradisi
Lebih terperinciA. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap
A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Untuk mencapai ketiga aspek tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan etnis budaya, dimana setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prosa dan puisi. Prosa adalah karya yang berbentuk naratif (berisi cerita). Puisi adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian karya seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Dilihat dari segi media pengungkapannya atau cara penyampaiaanya, sastra dibedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Budaya daerah adalah sebuah ciri khas dari sekelompok suatu Etnik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya daerah adalah sebuah ciri khas dari sekelompok suatu Etnik yang memiliki kebiasaan, aturan, serta norma yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki moto atau semboyan Bhineka Tunggal Ika, artinya yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun pada hakikatnya bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggal di daerah tertentu, misalnya bahasa Bugis, Gorontalo, Jawa, Kaili (Pateda
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa daerah adalah bahasa yang dipakai oleh penutur bahasa yang tinggal di daerah tertentu, misalnya bahasa Bugis, Gorontalo, Jawa, Kaili (Pateda dan Yennie,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam lagi bahasa tercakup dalam kebudayaan. Bahasa menggambarkan cara berfikir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan kebudayaan merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Bahasa selalu menggambarkan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan; lebih dalam lagi bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang memiliki keragaman atas dasar suku (etnis), adat istiadat, agama, bahasa dan lainnya. Masyarakat etnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki keragaman etnis dan budaya. Keragaman budaya tersebut menjadi kekayaan bangsa Indonesia dan perlu dikembangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan akan terwujud apabila manusia menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan berasal dari kata tahu yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tahun 2008, artinya mengerti setelah melihat suatu fenomena alam. Berdasarkan pengertian
Lebih terperinci2016 DAMPAK KEBIJAKAN SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDA TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI KESUNDAAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Budaya Sunda (dalam Ekadjati, 1993, hlm. 8) merupakan budaya yang hidup, tumbuh, dan berkembang di kalangan orang Sunda yang pada umumnya berdomisili di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah kabupaten dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kalimantan Selatan merupakan salah satu dari lima provinsi yang ada di Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi kebanggaan dan nilai tersendiri bagi kelompok sukunya. Setiap suku
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Setiap suku biasanya memiliki tradisi yang menjadi keunikan tersendiri yang menjadi kebanggaan dan nilai tersendiri bagi kelompok sukunya. Setiap suku bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat sudah seumur dengan peradaban manusia. Tumbuhan adalah gudang yang memiliki sejuta manfaat termasuk untuk obat berbagai penyakit.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang terkenal akan keanearagaman budaya yang dimiliki setiap suku bangsa yang mendiami wilayahnya. Kemajemukan Indonesia tercermin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia di era globalisasi sekarang ini sudah mengarah pada krisis multidimensi. Permasalahan yang terjadi tidak saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. Kebudayaan lokal sering disebut kebudayaan etnis atau folklor (budaya tradisi). Kebudayaan lokal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosialbudaya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dan lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosialbudaya, merupakan sebuah sistem yang saling terkait satu sama lain. Manusia dalam menjalani kehidupannya
Lebih terperinciBUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013
BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN KEBUDAYAAN BANGKA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki makna yang sama. Salah satu fungsi dari bahasa adalah sebagai alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan cerminan dari suatu masyarakat penuturnya dan karya manusia yang hidup. Sebagai sesuatu yang hidup, ia mengalami perkembangan; yaitu mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam proses perkembangannya, manusia untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Pernikahan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN
PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN A. PENGANTAR Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) merupakan salah satu unsur dalam Tri Darma Perguruan Tinggi. Secara umum, PkM tidak hanya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan totalitas latar belakang dari sistem nilai, lembaga dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu merupakan
Lebih terperinciQANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG KEBUDAYAAN ACEH BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA
QANUN NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG KEBUDAYAAN ACEH BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR, Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi maksud dari pelaksanaan Undang-undang Nomor 44
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri atas berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Salah satunya adalah etnis Batak. Etnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku memiliki bahasa daerah tersendiri yang membedakan bahasa suku yang satu dengan bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah salah satu saluran kreativitas yang penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah salah satu saluran kreativitas yang penting dalam kehidupan manusia. Hal inilah kemudian yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman budaya yang melimpah. Kebudayaan ini diwariskan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kebudayaan
Lebih terperinciRELEVANSI LFS DALAM ANALISIS BAHASA
RELEVANSI LFS DALAM ANALISIS BAHASA Rosmawaty Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Bahasa merupakan fenomena sosial yang terwujud dalam konteks sosial. Konteks sosial menentukan bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang menggambarkan ciri khas daerah tersebut. Seperti halnya Indonesia yang banyak memiliki pulau,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Perempuan merupakan kaum yang sering di nomor duakan di kehidupan sehari-hari. Perempuan seringkali mendapat perlakuan yang kurang adil di dalam kehidupan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tata kalimat, dan tata makna. Ciri-ciri merupakan hakikat bahasa, antara lain:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai rangkaian bunyi yang mempunyai makna tertentu yang dikenal sebagai kata, melambangkan suatu konsep. Setiap bahasa sebenarnya mempunyai ketetapan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa anak-anak, remaja, nikah, masa tua, dan mati (Koenthjaraningrat, 1977: 89). Masa pernikahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan salah satu cabang seni, yang menggunakan bahasa sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan salah satu cabang seni, yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra juga merupakan wujud dari kebudayaan suatu bangsa dan salah satu bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipilah menjadi dua, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal yaitu cara berkomunikasi seseorang dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya bentuk komunikasi yang dilakukan manusia dapat dipilah menjadi dua, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat. Semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat. Semua manusia yang ada di dunia ini pasti memiliki kebudayaan tersendiri. Keduanya tidak mungkin dipisahkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam masyarakat, perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan merupakan suatu pranata dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia. Selain merubah status seseorang dalam masyarakat, pernikahan juga merupakan hal yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan diwariskan manusia dari generasi ke generasi. Setiap bangsa memiliki kebudayaan, meskipun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, letak Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. Indonesia yang terkenal dengan banyak pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap upacara biasanya diiringi dengan syair, dan pantun yang berisi petuahpetuah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adat tidaklah sempurna apabila tidak diiringi dengan kesenian yang akan membuat sebuah acara jadi lebih menarik terutama pada upacara pernikahan. Setiap upacara
Lebih terperinci