HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN TINGGI BADAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI PADA MAHASISWA PENJASKESREK FKIP UNSYIAH ANGKATAN 2014 TAHUN 2016

Transkripsi

1 Volume 3, Nomor : Mei 017 HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN TINGGI BADAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI PADA MAHASISWA PENJASKESREK FKIP UNSYIAH ANGKATAN 014 TAHUN 016 *Fazlan Minallah, Nuzuli, Maimun Nusufi Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 3111 * Corresponding fazlan.minallah94@gmail.com ABSTRAK Lompat tinggi adalah salah satu nomor yang terdapat pada nomor lompat cabang olahraga atletik. Lompat tinggi adalah lompatan yang dilakukan dengan awalan lari, bertumpu dengan satu kaki untuk berusaha melewati bilah lompat yang dipasang di atas penopang tiang lompat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan daya ledak otot tungkai dan tinggi badan dengan kemampuan lompat tinggi pada mahasiswa Penjaskesrek angkatan 014 Tahun akademik 016. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik analisis korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Penjaskesrek angkatan 014 yang mendapat nilai (A) pada mata kuliah TP. Atletik dasar lanjutan yang berjumlah 0 orang. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah porposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: (1) tes daya ledak otot tungkai (vertical jump) () tes tinggi badan (3) tes kemampuan lompat tinggi. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus analisis korelasi ganda. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara daya ledak otot tungkai dan tinggi badan dengan kemampuan lompat tinggi (F6,6), daya ledak otot tungkai memberi kontribusi sebesar 9,19%, dan tinggi badan 43,56% dengan kemampuan lompat tinggi.simpulan penelitian ini adalah, koefisien korelasi antara (X1) dan (X) dengan (Y) berarti, maka hipotesis menyatakan terdapat kontribusi antara daya ledak otot tungkai dan tinggi badan dengan kemampuan lompat tinggi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Angkatan 014 Tahun Akademik 015/016 dapat diterima kebenarannya. Selain itu juga didukung oleh teknik yang dikuasai oleh atlet, semakin baik teknik yang dikuasai atlet maka hasil yang diperoleh akan semakin optimal. Kata kunci : daya ledak otot tungkai, tinggi badan, kemampuan lompat tinggi PENDAHULUAN Kehidupan modern zaman sekarang manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga, baik sebagai arena adu prestasi maupun sebagai kebutuhan untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat dibentuk manusia yang sehat jasmani, rohani serta mempunyai kepribadian, disiplin, sportifitas yang tinggi sehingga pada akhirnya akan terbentuk manusia yang 15

2 Volume 3, Nomor : Mei 017 berkualitas. Suatu kenyataan yang dapat diamati dalam dunia olahraga, menunjukkan kecenderungan adanya peningkatan kemajuan prestasi olahraga yang pesat dari waktu kewaktu baik ditingkat daerah, nasional maupun internasional. Olahraga di Indonesia sudah berkembang pesat dengan berbagai macam prestasi sudah ditorehkan di ajang olympiade internasional. Hal ini dapat dilihat dari pemecahan-pemecahan rekor yang terus dilakukan pada cabang olahraga tertentu, penampilan tehnik yang efektif dan efisien dengan ditunjang oleh kondisi fisik yang baik. Wirjasantosa (1984:88) pendidikan olahraga dan kegiatan olahraga ditingkatkan dan disebarluaskan sebagai cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap orang dalam rangka pembinaan bangsa. Pembinaan ini dilakukan supaya dapat terlahirnya atlet-atlet muda yang bisa meraih prestasi dan dapat membanggakan negeri. Atletik merupakan salah satu olahraga yang sering dilombakan dalam ajang perlombaan nasional maupun internasional. Namun sejarah atletik ini berasal dari bangsa Eropa baik pada bangsa Jerman, Inggris, Finlandia dan lainnya. Atletik merupakan kata berasal dari bahasa Yunani yaitu kata Athlon atau Athlum, kata ini mempunyai makna pertandingan, perjuangan, pergulatan atau perlombaan. Sedangkan orang yang melakukannya disebut dengan Athleta atau atlet. Menurut Carr (1997:93) atletik adalah ibu seluruh cabang olahraga, karena dialah yang pertama kali meletakkan dasar penajaman kinerja otot pernapasan dan kelenturan. Dalam mata pelajaran atletik yang dipelajari adalah gerakan dasar manusia di dalam kehidupan sehari-hari, yaitu berjalan, berlari, melompat dan melempar. Selain itu dalam kejuaraan atletik ada beberapa nomor yang diperlombakan antaranya adalah nomor lari, jalan cepat, nomor lompat dan nomor lempar. Khusus untuk nomor lompat yang diperlombakan baik yang bersifat nasional maupun internasional terdiri dari nomor : lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit dan lompat tinggi galah. Empat nomor atletik tersebut yang akan dibahas lebih lanjut adalah pada nomor lompat tinggi. Lompat tinggi termasuk salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik. Lompat tinggi itu sendiri adalah salah satu keterampilan untuk melewati mistar yang berada di kedua tiangnya. Nomor lompat tinggi merupakan salah satu gaya yang terpopuler dikalangan para atlet. Oleh karena itu nomor lompat tinggi ini sendiri merupakan salah satu nomor yang cukup memiliki potensi untuk pencapaian prestasi. Dalam pembinaan nomor lompat tinggi juga perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi untuk pencapaian prestasi. Dalam nomor lompat tinggi terutama faktor kondisi fisik berupa daya ledak otot tungkai merupakan salah satu faktor utama untuk mencapai hasil lompatan. Hal ini terlihat dari gerakan dominan yang terdapat dalam nomor lompat tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan lompat tinggi adalah unsur-unsur gerak fisik. Unsur-unsur gerak fisik dalam lompat tinggi antara lain: daya ledak, keseimbangan, tinggi badan, kelentukan. Daya ledak otot tungkai sangat dibutuhkan dalam lompat tinggi dan tinggi badan juga sangat dibutuhkan dalam lompat tinggi tanpa adanya daya ledak otot tungkai dan tinggi badan mustahil bisa mendapatkan kemenangan atau prestasi. Menurut Adi (008:4), tinggi badan merupakan faktor pendukung dalam olahraga lompat dan lempar. Menurut kutipan diatas menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan lompat tinggi adalah faktor unsur-unsur gerak fisik. Unsur-unsur fisik yang baik akan menghasilkan prestasi atau kemenangan yang utama. Untuk dapat mengetahui tingkat teknik dan keterampilan serta unsur-unsur fisiknya dilakukan dengan cara uji tes serta pengukuran. Daya ledak otot tungkai dan tinggi badan dalam keterampilan lompat tinggi 16

3 Volume 3, Nomor : Mei 017 merupakan elemen penting dalam lompat tinggi. Gabungan elemen tersebut sangat dibutuhkan dalam mendongkrak kemampuan dan prestasi lompat tinggi. Program Studi Penjaskesrek Unsyiah, memiliki mata kuliah T.P Atletik yang merupakan mata kuliah sebenarnya dalam kurikulum yang wajib diambil oleh setiap mahasiswa sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan jasmani. Disimpulkan bahwa Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan telah menguasai teknik lompat tinggi dengan baik didasari pada proses pengajaran teori dan praktek atletik. Atas pemikiran tersebut maka penulis berharap hasil yang diperoleh dari penelitian ini akan lebih akurat karena sampel yang digunakan telah memiliki kemampuan lompat tinggi yang baik. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka perlu dilakukan suatu kajian ilmiah atas daya ledak otot tungkai dan tinggi badan dengan kemampuan lompat tinggi. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dan Tinggi Badan dengan Kemampuan Lompat Tinggi pada Mahasiswa Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 014 Tahun 016. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif dengan teknik analisis korelasional, artinya penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Arikunto (003:310) mengatakan Penelitian deskriptif adalah penelitian hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 003:36) Populasi merupakan jumlah keseluruhan subjek penelitian. Menurut Arikunto (010:173), populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala angkatan 014 Tahun Akademik 015/016. Sampel merupakan sebagian dari anggota populasi yang memberikan keterangan (mewakili populasi) yang diperlukan dalam suatu penelitian. Sampel tersebut juga dapat dikatakan sebagai himpunan bagian dari populasi. Arikunto (010:173) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: (1) tes daya ledak otot tungkai (vertical jump) () tes tinggi badan (3) tes kemampuan lompat tinggi. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus analisis korelasi ganda. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Angkatan 014 Tahun akademik 015/016 yaitu berupa data kuantitatif. Data ini diperoleh dari tes daya ledak otot tungkai, tes tinggi badan dan tes kemampuan lompat tinggi, kemudian data-data tersebut ditabulasikan ke dalam tabel. 17

4 Volume 3, Nomor : Mei 017 Mengukur daya ledak otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test, kemudian mengukur tinggi badan dan mengukur kemampuan lompat tinggi dengan tes lompat tinggi. Semua data tertera dalam tabel di bawah ini. Rekapitulasi Data Mentah Hasil Penelitian Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Unsyiah Angkatan 014 Tahun Akademik 015/016. No Nama Item Tes Daya Ledak Tinggi Kemampuan Otot Tungkai Badan Lompat (cm) (cm) Tinggi (cm) Wawan Setiawan Fahrudin Mufti Akbar Andri Afrizal Harry Syah Putra Lubsis M. Luthfi Putra Sukma Cahyadi Hardianto Taufikur Ridha Rizki Fauzan Khairil Ihsan Rahmat Fauzi Melza Juliyandi Juliandi Ziaul Fahmi Aji Rama Pitra Maulizar Chalgir Zikri Rahmanda Firdaus Aminur Wahyu Statistik 1 y Jumlah Berdasarkan table di atas selanjutnya peneliti dapat melakukan perhitungan nilai rata-rata untuk masing-masing variabel penelitian. diperoleh nilai rata-rata daya ledak otot tungkai (X1) pada Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Unsyiah Angkatan 014 Tahun Akademik 015/016 sebesar 55,15, nilai koefisien korelasi (r) antara tinggi badan (X) dengan kemampuan lompat tinggi (Y) pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Unsyiah Angkatan 014 Tahun Akademik 015/016 adalah sebesar 0,66. Berdasarkan hasil koefisien korelasi antar variabel, selanjutnya dapat ditentukan uji keberartian korelasi atau uji signifikan antara tinggi badan (X) dengan kemampuan lompat tinggi (Y) pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP 18

5 Volume 3, Nomor : Mei 017 Unsyiah Angkatan 014 Tahun Akademik 015/016 yang dikemukakan oleh Sudjana (1989:380) adalah sebagai berikut: t r n r 0, (0,66) 0, ,4356 0, 66 4,4 0,5644,7984 0,75 3,73 Kaidah pengujian: Jika thitung ttabel, maka Ho ditolak artinya Signifikan Jika thitung ttabel, maka Ho diterima artinya Tidak Signifikan Berdasarkan perhitungan di atas, 0,05 dan n 0, uji satu pihak; dk n 0 18, sehingga diperoleh ttabel 1,73. Ternyata thitung lebih besar dari ttabel, atau 3,73 1,73, maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara daya tinggi badan (X) dengan kemampuan lompat jauh (Y). Selanjutnya untuk mengetahui hasil koefesien korelasi daya ledak otot tungkai (X1) dan tinggi badan (X) dengan cara memasukkan angka ststistik sebagai berikut. 0(185405) - (1103)(336) 0(58111) (1103) 0(56558) (336 ) ,71 19

6 Volume 3, Nomor : Mei 017 Berdasarkan hasil perhitungan data di atas, menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) antara daya ledak otot tungkai (X1) dan tinggi badan (X) pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Angkatan 014 Tahun Akademik 015/016 adalah sebesar 0,71. Analisis koefesien korelasi ganda dilakukan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya kontribusi antara daya ledak otot tungkai (X1) dan tinggi badan (X) dengan kemampuan lompat tinggi (Y), maka r yang diperoleh dari hasil analisis koefisien korelasi antar variabel di atas selanjutnya dianalisis dengan rumus koefisien korelasi ganda yang dikemukakan oleh Sudjana (1989:385) sebagai berikut: Ry x1x r yx 1 r yx r ryx ryx rx x x 0,54 0,66 0,54)(0,66)(0,7 1 1 (0,71) 0,916 0,4356 0,530 0,77 0,506 0,4959 0,1 0,4959 0, ,66 0,5041 Hasil analisis data di atas, menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R) daya ledak otot tungkai (X1) dan tinggi badan (X) dengan kemampuan lompat tinggi (Y) pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Angkatan 014 Tahun Akademik 015/016 adalah sebesar 0,66. Selanjutnya untuk pengujian hipotesis daya ledak otot tungkai (X1) dan tinggi badan (X) dengan kemampuan lompat tinggi (Y) pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Angkatan 014 Tahun akademik 015/016 dengan menggunakan rumus statistik F sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudjana (1989:385) adalah sebagai berikut: 1 x F (1 R (1 R / k ) /( n k 1) (0,66) / 0,66 ) /(0 1) 130

7 Volume 3, Nomor : Mei 017 0,43 / (1 0,43) /17 0,1 0, ,6 Kaidah pengujian: Jika fhitung ftabel, maka Ho ditolak artinya Signifikan ftabel, maka Ho diterima artinya Tidak Signifikan Jika fhitung Berdasarkan hasil perhitungan di atas, 0,05 dan n 0, uji satu pihak; dk n , sehingga diperoleh ttabel 1,74. Ternyata fhitung lebih besar dari ftabel, atau 6,6 1,74, maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai (X1) dan tinggi badan (X) dengan kemampuan lompat tinggi (Y). Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa untuk menguasai kemampuan lompat tinggi yang merupakan salah satu teknik dasar dalam cabang olahraga atletik, sangat dipengaruhi daya ledak otot tungkai dan tinggi badan. Namun demikian, kondisi fisik dalam olahraga atletik juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain seperti power otot tungkai, kekuatan, kelenturan dan keseimbangan. Simpulan PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada masing-masing item tes daya ledak otot tungkai dan tinggi badan dengan kemampuan lompat tinggi pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Angkatan 014 Tahun Akademik 015/016 yang terdiri dari tiga item tes telah diperoleh hasil sebagaimana tertera di bab IV terlihat bahwa dalam pengujian hipotesis dengan keterikatan yang baik antara satu dengan yang lainnya tanpa didasari secara kebetulan. Berdasarkan hasil pengujian pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Adanya konstribusi antara daya ledak otot tungkai (X1) dengan kemampuan lompat tinggi (Y) pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Angkatan 014 Tahun Akademik 015/016 dapat diterima kebenarannya.. Adanya konstribusi antara tinggi badan (X) dengan kemampuan lompat tinggi (Y) pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Angkatan 014 Tahun Akademik 015/016 dapat diterima kebenarannya. Perhitungan diatas dapat di simpulkan bahwa terdapat sumbangan yang signifikan dari daya ledak otot tungkai (X1) dan tinggi badan (X) dengan kemampuan lompat tinggi (Y) pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Angkatan 014 Tahun Akademik 015/016. Selain itu juga didukung oleh teknik yang dikuasai oleh mahasiswa, semakin baik teknik yang dikuasai mahasiswa maka hasil yang diperoleh akan semakin optimal. 131

8 Volume 3, Nomor : Mei 017 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Dalam upaya peningkatan kemampuan lompat tinggi perlu diperhatikan daya ledak otot tungkai dan tinggi badan untuk menunjang keberhasilan dalam cabang olahraga lompat tinggi.. Bagi peneliti lain, kiranya penelitian ini dapat dilanjutkan dalam permasalahan yang lebih luas dengan jumlah sampel yang lebih besar, sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pelatih, guru maupun mahasiswa guna meningkatkan prestasi dalam cabang olahraga lompat tinggi. 3. Bagi peneliti kiranya dapat menjadikan masukan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang penelitian dan dalam mengadakan penelitian berikutnya dapat menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Adi, Murtiantmo Wibowo Olahraga Atletik. Jakarta: PT Rinika Cipta. Arikunto, Suharsimi Olahraga Pilihan Atletik Edisi. Jakarta: Sastra Budaya Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Adi Mahasatya. Basoeki, Soenaryo Atletik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Carr, Gerry, A Atletik untuk Sekolah Dasas. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ismaryati Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press. Johnson, Barryl, Practical Measurement for Evaluation in Physical Education. Mac- Millan Publishing Company: New York. Sudjana Metoda Statistika. Tarsito: Bandung. Sugiyono. 00. Statistik Untuk Penelitian. CV Alfabeta : Bandung Metode Penelitian Administrasi Edisi 1. Bandung: Alfabeta. Syarifuddin, Aip Atletik. Jakarta: Depdikbud Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Widiastuti Tes dan pengukuran. Jakarta: PT Bumi Timur Jaya. Wirjasantosa, Ratal Pembinaan Olahraga. Jakarta: Sastra Budaya. 13