TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA JAHIT PAKAIAN DALAM HAL TERJADI WANPRESTASI (Suatu Penelitian Pada Suka Makmue Tailor Kec. Seunagan Kab.
|
|
- Ida Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SYIAH KUALA Vol. 1(1) Agustus 2017, pp ISSN : (online) TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA JAHIT PAKAIAN DALAM HAL TERJADI WANPRESTASI (Suatu Penelitian Pada Suka Makmue Tailor Kec. Seunagan Kab. Nagan Raya) Ikramullah Almar Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Jl. Putroe Phang No. 1, Darussalam, Banda Aceh Eka Kurniasari Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Jl. Putroe Phang No. 1, Darussalam, Banda Aceh Abstrak - Penulisan skiripsi ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk-bentuk wanprestasi yang di lakukan oleh pelaku usaha jasa jahit pakaian, faktor-faktor yang menyebabkan pelaku usaha jasa jahit pakaian melakukan wanprestasi, serta penyelesaian sengketa wanprestasi yang di tempuh oleh para pihak dalam usaha jasa jahit pakaian. Perolehan data dalam skripsi ini di lakukan dengan cara penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan di lakukan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis, sedangkan penelitian lapangan dilakukan guna memperoleh data primer melalui wawancara dengan responden dan informan. Data yang di peroleh kemudian di analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif sehingga menghasilkan jawaban dari permasalahan yang dikaji. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menjalankan kegiatan usahanya, terdapat beberapa bentuk wanprestasi, yaitu hasil jahitan tidak sesuai dengan yang di inginkan konsumen, tidak tepat waktu penyelesaian pesanan, dan juga tidak sesuainya ukuran sebagaimana yang di inginkan konsumen. Faktor penyebab terjadinya wanprestasi tersebut ialah seperti terjadi kerusakan pada mesin jahit, terjadinya pemadaman listrik bergilir oleh PLN, menurunnya kesehatan para pekerja, dan kesalahpahaman pekerja pada model dan ukuran pakaian sebagaimana yang telah diperjanjikan. Penyelesaian sengketa yang ditempuh para pihak ialah melalui jalur negosiasi atau perundingan. Disarankan kepada pihak pelaku usaha agar lebih teliti dalam melakukan pengukuran pesanan konsumen, menyediakan mesin genset dan menentukan kesepakatan kapan pesanan konsumen di selesaikan. Kepada pihak konsumen agar memberikan informasi yang jelas kepada pihak pelaku usaha dalam menentukan model jahitan yang diinginkan. Serta kepada para pihak agar menyelesaikan perselisihan dengan mengutamakan musyawarah. Kata Kunci : Usaha Jahit, Tanggung Jawab, dan Wanprestasi Abstract - The writing of this thesis aims to explain the forms of tort committed by sewing services business actors, factors that cause businesses services sewing actor committing default, as well as breach of contract dispute settlement which is taken by the parties in sewing services business. Acquisition of the data in this paper is done by means of literature research and field research. The literature research is done to obtain data that is theoretical, whereas the field research conducted in order to obtain primary data through interviews with respondents and informants. Data were obtained and then analyzed using a qualitative approach resulting answer to the problems being studied. The results of the research showed that in operating his business, there is some form of default, which is the result of the seams are not in accordance with the customer wants, not timely completion of orders, as well as the incompatibility of the size as desired by the consumer. The causes of the breach is a breakdown of the sewing machine, the occurrence of blackouts by PLN, the declining health of workers, and misunderstanding of workers on the model and size of clothing, as has been agreed. Dispute resolution taken by the parties is through negotiations It suggested for businesses to be more thorough in measuring customer orders, providing the engine generator set and determine the agreement when a customer order can be accomplish. To the consumer, should be able to provide clear information to the businesses in determining the model of the desired stitch. As well as to the parties, in order to resolve the dispute by prioritizing consensus. Keywords: Sewing Business, Responsibilities and Tort PENDAHULUAN Usaha jahit pakaian atau konveksi merupakan usaha yang menerima penjahitan pakaian baik pakaian wanita, pakaian pria maupun pakaian anak-anak yang menggunakan bakal kain yang dilakukan baik dengan cara berkelompok maupun individu untuk
2 JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 1, No.1 Agustus mendapatkan penghasilan atau keuntungan dari jasa yang dilakukannya. Perkembangan mode sekarang ini mengakibatkan banyak masyarakat berminat untuk berpenampilan sesuai keinginannya.oleh karena itu keberadaan usaha jasa jahit pakaian sangatlah membantu masyarakat yang ingin berpenampilan dengan pakaian sesuai dengan keinginannya. Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya dalam penulisan ini disebut dengan KUHPerdata) menegaskan bahwa, semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya dan sesuai dengan ketentuan Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata bahwa Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik. Dengan demikian, pada dasarnya setiap perjanjian yang dibuat menganut asas kebebasan berkontrak,yaitu setiap orang bebas untuk mengadakan perjanjian apa saja, baik yang sudah diatur dalam undang-undang maupun belum diatur dalam undang-undang. Adapun perjanjian yang sah dan mengikat adalah perjanjian yang memenuhi unsurunsur dan syarat-syarat yang ditetapkan oleh undang-undang. Menurut ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata, setiap perjanjian memiliki empat unsur dan pada setiap unsur melekat syaratsyarat yang ditentukan oleh undang-undang. Perjanjian yang tidak memenuhi unsur-unsur dan syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undang tidak akan diakui oleh hukum walaupun diakui oleh pihak-pihak yang membuatnya. 1 Dalam menjalankan usaha jahit pakaian ini tidak sedikit para pelaku usaha melalukan wanprestasi, baik itu dalam ukuran, model, bahkan hingga keterlambatan kesiapan pakaian dari yang dijanjikan oleh para pelaku usaha. Oleh karena itu banyak konsumen yang mengeluh dari akibat yang dilakukan oleh para pelaku usaha jahit pakaian ini baik itu kesalahan maupun kelalaian yang menimbulkan kerugian bagi konsumen. Kerugian itu timbul karena pakaian yang dihasilkan tidak sesuai dengan keinginan konsumen yang telah terlebih dahulu disepakati antara konsumen dengan pelaku usaha sebelumnya. Apabila salah satu pihak ternyata tidak memenuhi apa yang telah diperjanjikan, pihak tersebut dapat dikatakan wanprestasi dan dapat digugat, dalam hal ini pihak pelaku usaha yang melakukan wanprestasi.berdasarkan penelitian awal yang dilakukan pada usaha jahit Suka Makmue Tailor dalam tahun 2015 terdapat lebih kurang 1000 orderan pakaian laki-laki, pakaian wanita, dan pakaian anak-anak. Diantara 1000 orderan pakaian tersebut terdapat 70 kasus wanprestasi yang dilakukan oleh pelaku usaha jahit pada Suka Makmue Tailor. Adapun 1 AbdulKadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2010, hlm. 299.
3 JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 1, No.1 Agustus kerugian yang dialami oleh pengguna jasa jahit pada Suka Makmue Tailor akibat tindakan yang dilakukan oleh pelaku usaha adalah tidak sesuainya orderan dan keterlambatan kesiapan pakaian sebagaimana telah disepakati diawal perjanjian. 2 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diuraikan beberapa permasalahan yang menarik untuk diteliti lebih lanjut, yaitu :Bagaimanakah bentukbentuk wanprestasi yang dilakukan oleh pelaku usaha jahit pakaian? 1. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan pelaku usaha jasa jahit pakaian melakukan wanprestasi? 2. Bagaimanakah penyelesaian sengketa wanprestasi yang ditempuh oleh para pihak dalam usaha jasa jahit pakaian? METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis empiris. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research) dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menghasilkan data primer dan sekunder, serta wawancara dengan para responden dan informan secara tertulis atau lisan kemudian dipelajari dan diteliti sebagai suatu kesatuan yang utuh. 3 Lokasi penelitian adalah usaha jahit Suka Makmue Tailor Kec. Seunagan Kab. Nagan Raya. Penyusunan hasil penelitian dilakukan dengan berusaha memaparkan hasil penelitian lapangan yang disertai uraian dasar hukum yang berlaku dan mengaitkan dengan data kepustakaan kemudian diambil kesimpulan dan saran. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pergertian Perjanjian menurut Salim HS adalah suatu hubungan hukum mengenai harta benda antara dua pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melaksanakan suatu hal atau tidak melakukan sesuatu hal dengan pihak lain berhak menuntut pelaksanaan janji itu. 4 Perjanjian adalah perbuatan yang terjadi sesuai dengan formalitas-formalitas dari peraturan hukum yang ada tergantung dari persesuaian kehendak dua atau lebih orang-orang yang ditujukan untuk timbulnya akibat hukum dari kepentingan salah satu pihak atas beban pihak 2 Wawancara Amiruddin, pemilik Suka Makmue Tailor, pada tanggal 22April Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm Salim H.S., Abdullah, Wiwiek Wahyuningsih, Perancangan Kontrak dan Memorandum of Understanding (MoU), PT. Sinar Grafika, Jakarta, 2007, hlm 8.
4 JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 1, No.1 Agustus lain atau demi kepentingan masing-masig pihak secara timbal balik. 5 Wanprestasi berasal dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda wanprestatie, artinya tidak memenuhi kewajiban yang telah ditetapkan dalam perikatan, baik perikatan yang timbul karena perjanjian maupun perikatan yang timbul karena Undang-undang. 6 Subekti merumuskan 4 (empat) keadaan debitor melakukan wanprestasi, yaitu : 7 a. Debitor tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya. b. Debitor melakukan apa yang diperjanjikan, tetapi tidak sebagaimana mestinya. c. Debitor melakukan apa yang diperjanjikan, tetapi tidak tepat waktu. d. Debitor melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya. Hal-hal yang bisa dilakukan guna mengatasi wanprestasi adalah : a. Somasi Somasi adalah teguran dari kreditur kepada debitur agar dapat memenuhi prestasi sesuai dengan isi perjanjian yang telah disepakati aturan keduanya. Somasi timbul disebabkan debitur tidak memenuhi prestasinya, sesuai yang diperjanjikan. 8 b. Sanksi Apabila debitur melakukan wanprestasi maka ada beberapa sanksi yang dapat dijatuhkan kepada debitur, yaitu : 1. Membayar kerugian yang diderita kreditur; 2. Pembatalan perjanjian; 3. Peralihan resiko; 4. Membayar biaya perkara apabila sampai diperkarakan di muka hakim. 9 c. Ganti kerugian Penggantian kerugian dapat dituntut menurut Undang-undang berupa kosten, schaden en interessen Pasal1243 KUH Perdata. Yang dimaksud kerugian yang bisa dimintakan penggantian itu, tidak hanya biaya-biaya yang sungguh-sungguh telah dikeluarkan (konsten), atau kerugian yang sungguh-sungguh menimpa benda si berpiutang (schaden), tetapi juga berupa kehilangan keuntungan (interessen), yaitu keuntungan yang didapat seandainya yang si berutang tidak lalai (winstderving) Ibid, hlm 10 6 R. Setiawan, Pokok-pokok Hukum Perikatan, Putra Abardin, Bandung, 2007, hlm.18 7 Subekti,HukumPerjanjian,Intermasa,Jakarta,2002,hlm.45 8 Salim H.S, Hukum Kontrak;Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hlm.98 9 Nindyo Pramono, Hukum Komersil, Pusat Penerbitan UT, Jakarta,2003,hlm R.Subekti,Pokok-pokok Hukum Perdata,Intermasa,Jakarta,2005,hlm.148
5 JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 1, No.1 Agustus Bentuk Wanprestasi yang Dilakukan oleh Pelaku Usaha Jasa Jahit Pakaian Suka Makmue tailor merupakan salah satu usaha jahit pakaian yang telah berdiri selama 14 tahun, Suka Makmue tailor didirikan pada tahun 2002 tepatnya pada bulan 4 yang didikan oleh Amiruddin. Sejak awal didirikan, usaha ini memperkerjakan 2 orang pekerja. Namun dengan berjalannya waktu usaha Suka Makmue tailor bertambah juga jumlah pesanan yang harus diselesaikan, dengan demikian usaha Suka Makmue tailor ikut menambah jumlah pekerja sebanyak 3 orang guna untuk menyelesaikan pesanan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. 11 Usaha ini merupakan salah satu usaha jasa jahit pakaian yang telah berpengalaman dalam bidang jahit-menjahit di Kabupaten Nagan Raya, yang mana usaha ini telah banyak melakukan kerja sama baik itu dengan instansi pemerintahan ataupun instansi swasta, dalam menjalankan usahanya terkadang para pekerja usaha Suka Makmur tailor melakukan wanprestasi, baik yang dilakukan secara sengaja ataupun tidak sengaja. 12 Selama dalam tahun 2015 terdapat lebih kurang 1035 orderan pakaian laki-laki, pakaian wanita, dan pakaian anak-anak. Diantara 1035 orderan pakaian tersebut terdapat 70 kasus wanprestasi yang dilakukan oleh pelaku usaha jahit pada Suka Makmue Tailor. Adapun bentuk wanprestasi yang dilakukan oleh pelaku usaha Suka Makmue Tailor ialah seperti hasil jahitan yang tidak sesuai dengan yang diperjanjikan, ukuran yang tidak sesuai dengan yang diingikan, serta tidak tepatnya waktu penyelesaian pesanan sebagaimana telah diperjanjikan diawal. 13 Tabel berikut akan menyajikan data mengenai bentuk-bentuk wanprestasi yang dilakukan oleh pelaku usaha Suka Makmue Tailor terhadap konsumen. Tabel 1. Bentuk-bentuk Wanprestasi yang Dilakukan oleh Pelaku Usaha Jasa Jahit-menjahit Suka Makmue Tailor No Bentuk Wanprestasi Jumlah 1 Hasil jahitan tidak sesuai dengan yang diinginkan konsumen 23 2 Tidak tepat waktu penyelesaian pesanan 28 3 Tidak sesuainya ukuran sebagaimana yang diinginkan konsumen 19 Jumlah 70 Sumber : Suka Makmue Tailor Tahun Wawancara Bapak Amiruddin, pemilik Suka Makmue Tailor, pada tanggal 9 Agustus Wawancara Bapak Amiruddin, pemilik Suka Makmue Tailor, pada tanggal 9 Agustus Wawancara Amiruddin, pemilik Suka Makmue Tailor, pada tanggal 9 Agustus 2016
6 JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 1, No.1 Agustus Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah bentuk-bentuk wanprestasi yang dilakukan oleh pelaku usaha jahit pakaian Suka Makmue Tailor berupa hasil jahitan tidak sesuai dengan yang diinginkan konsumen berjumlah 23 permasalahan, tidak tepatnya waktu penyelesaian pesanan berjumlah 28 permasalahan, dan tidak sesuainya ukuran sebagaimana yang diinginkan konsumen berjumlah 19 permasalahan, selama dalam jangka waktu tahun 2015 Suka Makmue Tailor telah melakukan wanprestasi sebanyak 70 permasalahan wanprestasi. 2. Faktor Penyebab Pelaku Usaha Jasa Jahit Pakaian Melakukan Waprestasi Menurut Pasal 1313 KUHPerdata Perjanjian adalah Perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Dari peristiwa ini timbullah suatu hubungan hukum antara dua orang atau lebih yang disebut perikatan yang di dalamya terdapat hak dan kewajiban masing-masing pihak. Dalam perjanjian jahit pakaian pelaku usaha dengan pelanggan telah membuat perjanjian sebelum dimulainya proses jahit menjahit, pada dasarnya setiap perjanjian yang dibuat harus melaksanakan prestasi sebagaimana mestinya. Apabila salah satu pihak tidak melaksanakan prestasi sebagaimana yang telah diperjanjikan sebelumya, maka pada saat itu dapat dikatakan telah terjadinya wanprestasi. Selama menjalankan usaha Suka Makmue Tailor tidak selamanya berjalan sesuai rencana, terkadang terdapat beberapa faktor yang menjadi kendala yang tidak dapat dihindari oleh pelaku usaha diantaranya terjadi kerusakan pada mesin jahit, terjadinya pemadaman listrik bergilir oleh PLN yang sering terjadi pada tahun 2015, menurunnya kesehatan para pekerja, dan kesalahpahaman pekerja pada model dan ukuran pakaian sebagaimana yang telah diperjanjikan Upaya Penyelesaian Sengketa Wanprestasi Dalam hal adanya wanprestasi maka upaya yang dilakukan oleh para pihak baik itu pelanggan atau pelaku usaha jasa jahit pakaian dengan cara melihat kesepakatan awal yang telah dibuat apakah telah terpenuhi atau belum, jika belum maka pihak yang merasa dirugikan dapat menuntut untuk mendapatkan ganti rugi. 14 Amiruddin, pemilik Suka Makmue Tailor, Wawancara pada tanggal 9 Agustus 2016
7 JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 1, No.1 Agustus Proses penyelesaian sengketa yang dilakukan dalam hal terjadi kesalahpahaman mengenai model atau hasil jahitannya yang tidak sesuai dengan yang telah diperjanjikan sebelumnya maka dilakukan dengan cara negosiasi. Musyawarah yang dilakukan antara pelaku usaha dengan pelanggan yang merasa dirugikan dengan cara melihat kembali buku catatan pesanan pelanggan Suka Makmue Tailor dan apabila benar terjadi kesalahan dari pihak pelaku usaha maka akan dilakukannya perbaikan ataupun dijahit ulang sesuai model yang telah diperjanjikan. 15 Negosiasi tersebut dianggap lebih memiliki rasa kekeluargaan sehingga dalam penyelesaian sengketa diselesaikan oleh kedua belah pihak yang lebih mengetahui pokok persoalan sengketa dan dapat mengawasi langsung proses penyelesaian sengketa tersebut. KESIMPULAN Berdasarkan uraian serta penjelasan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan pokok pembahasan serta sekaligus merupakan jawaban dari permasalahan yang dibuat, yaitu: a. Bentuk wanprestasi yang dilakukan oleh pelaku usaha jasa jahit pakaian Suka Makmue Tailor ialah seperti hasil jahitan yang tidak sesuai dengan seperti model yang diinginkan oleh pelanggan, keterlambatan dalam waktu penyelesaian pesanan pelanggan, dan ukuran pesanan pelanggan tidak sesuai dengan yang telah diperjanjikan (kebesaran atau kekecilan). b. Sebab wanprestasi yang terjadi diantara pelaku usaha dan pelanggan terdiri dari beberapa faktor, seperti terjadinya kerusakan pada mesin jahit, terjadinya pemadaman listrik bergilir oleh PLN, menurunnya kesehatan para pekerja, dan terjadinya kesalahpahaman pekerja pada model dan ukuran pakaian sebagaimana yang telah diperjanjikan. Gagalnya pemenuhan prestasi disebabkan oleh keadaan yang tidak dapat dihindari oleh pelaku usaha. c. Penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh para pihak ialah melalui negosiasi atau musyawarah, yaitu merupakan sebuah proses kekeluargaan dengan cara berunding guna mencapai kesepakatan bersama. 15 Jamaluddin, Pekerja Suka Makmue Tailor, Wawancara pada tanggal 9 Agustus 2016
8 JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 1, No.1 Agustus DAFTAR PUSTAKA Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Nindyo Pramono, Hukum Komersil, Pusat Penerbitan UT, Jakarta,2003. R. Setiawan, Pokok-pokok Hukum Perikatan, Putra Abardin, Bandung, Salim H.S, Hukum Kontrak;Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, Salim H.S., Abdullah, Wiwiek Wahyuningsih, Perancangan Kontrak dan Memorandum of Understanding (MoU), PT. Sinar Grafika, Jakarta, Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung, Subekti,Hukum Perjanjian,Intermasa,Jakarta,2002.
PELAKSANAAN PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JUAL-BELI SMARTPHONE MELALUI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT ADIRA QUANTUM CABANG DENPASAR
PELAKSANAAN PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JUAL-BELI SMARTPHONE MELALUI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT ADIRA QUANTUM CABANG DENPASAR Oleh: Hendra Adinata A.A Sri Indrawati I Made Dedy Priyanto Bagian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN A. Pengertian Perjanjian Di dalam Buku III KUH Perdata mengenai hukum perjanjian terdapat dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis
Lebih terperinciBAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk
BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA A. Pengertian Perjanjian Jual Beli Menurut Black s Law Dictionary, perjanjian adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB PENYEWA DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DI KOTA GIANYAR
TANGGUNG JAWAB PENYEWA DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DI KOTA GIANYAR Oleh Gusti Ngurah Bagus Danendra I Ketut Sudantra Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Tanggung
Lebih terperinciPENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI KARENA FORCEMAJEURE PADA PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG JASA HIBURAN
PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI KARENA FORCEMAJEURE PADA PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG JASA HIBURAN Oleh: Merilatika Cokorde Dalem Dahana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT
Lebih terperinciUPAYA PENYELESAIAN DALAM PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG YANG DILAKUKAN OLEH UD JAYA KACA DENPASAR
UPAYA PENYELESAIAN DALAM PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG YANG DILAKUKAN OLEH UD JAYA KACA DENPASAR Oleh : Edward Wijaya Made Suksma Prijandhini Devi Salain Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana
Lebih terperinciBAB II MENGENAI PERJANJIAN JUAL BELI YANG DIATUR DALAM BUKU III KUH PERDATA
BAB II MENGENAI PERJANJIAN JUAL BELI YANG DIATUR DALAM BUKU III KUH PERDATA A. Tinjauan Perjanjian 1. Definisi Perjanjian Perjanjian dalam KUHPerdata diatur dalam Buku III tentang Perikatan, Bab Kedua,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena jumlah jemaah haji dan umroh Indonesia yang sangat besar, melibatkan berbagai instansi
Lebih terperinciSUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI
SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI Oleh Fery Bernando Sebayang I Nyoman Wita Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Sales Returns
Lebih terperinciAKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK
AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU Oleh : I Made Aditia Warmadewa I Made Udiana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Tulisan ini berjudul akibat hukum wanprestasi dalam perjanjian
Lebih terperinciPENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA
PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA Oleh: I Made Adi Dwi Pranatha Putu Purwanti A.A. Gede Agung Dharmakusuma Bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Sejak adanya listrik manusia mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam berbagai bidang, yang menonjol adalah
Lebih terperinciUPAYA HUKUM PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN (RENT A CAR)
119 UPAYA HUKUM PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN (RENT A CAR) Oleh: A. A. Pradnyaswari, S.H.,M.H. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Denpasar Abstract
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat dan diikuti oleh majunya pemikiran masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan
Lebih terperinciBAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM
BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM A. Segi-segi Hukum Perjanjian Mengenai ketentuan-ketentuan yang mengatur perjanjian pada umumnya terdapat dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata pada Buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, globalisasi ekonomi guna mencapai kesejahteraan rakyat berkembang semakin pesat melalui berbagai sektor perdangangan barang dan jasa. Seiring dengan semakin
Lebih terperinciAKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA KEPEMILIKAN MODAL ANTARA PT. AMBARA PRANATA DENGAN PT. MACCARONI APABILA TERJADI WANPRESTASI
AKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA KEPEMILIKAN MODAL ANTARA PT. AMBARA PRANATA DENGAN PT. MACCARONI APABILA TERJADI WANPRESTASI Oleh Sundari Megarini Dr. I Ketut Westra, SH., MH. A.A. Gde Agung Darma Kusuma,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Perikatan merupakan hubungan hukum yang tercipta karena adanya peristiwa
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian dan Syarat Sah Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Perikatan merupakan hubungan hukum yang tercipta karena adanya peristiwa hukum antara para pihak yang melakukan perjanjian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam jangka waktu pendek atau panjang, perjanjian sudah menjadi bagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita sadari atau tidak, perjanjian sering kita lakukan dalam kehidupan seharihari. Baik perjanjian dalam bentuk sederhana atau kompleks, lisan atau tulisan, dalam jangka
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perjanjian Dalam Pasal 1313 KUH Perdata, bahwa suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi
142 PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT Deny Slamet Pribadi Dosen Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Samarinda ABSTRAK Dalam perjanjian keagenan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia selalu berusaha untuk mencapai kesejahteraan dalam hidupnya. Hal ini menyebabkan setiap manusia di dalam kehidupannya senantiasa melakukan berbagai
Lebih terperinciPERBEDAAN WANPRESTASI DENGAN PENIPUAN DALAM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG
PERBEDAAN WANPRESTASI DENGAN PENIPUAN DALAM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG Oleh : I Ketut Gde Juliawan Saputra A.A Sri Utari Hukum Pidana, Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Tulisan yang berjudul Perbedaan
Lebih terperinciProsiding Ilmu Hukum ISSN: X
Prosiding Ilmu Hukum ISSN: 2460-643X Akibat Hukum dari Wanprestasi yang Timbul dari Perjanjian Kredit Nomor 047/PK-UKM/GAR/11 Berdasarkan Buku III KUHPERDATA Dihubungkan dengan Putusan Pengadilan Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alat transportasi yang banyak dibutuhkan oleh manusia adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini menjadi salah satu
Lebih terperinciKEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN
KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN Oleh : Avina Rismadewi Anak Agung Sri Utari Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Many contracts are in writing so as to make it
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia setiap hari selalu berhadapan dengan segala macam kebutuhan. Karena setiap manusia pasti selalu berkeinginan untuk dapat hidup layak dan berkecukupan.
Lebih terperinciAKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH
AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH Oleh : A.A. Dalem Jagat Krisno Ni Ketut Supasti Dharmawan A.A. Sagung Wiratni Darmadi Bagian Hukum Bisnis Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Pasal 1234 KHUPerdata yang dimaksud dengan prestasi adalah seseorang yang menyerahkan sesuatu, melakukan sesuatu, dan tidak melakukan sesuatu, sebaiknya dianggap
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG
PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG Oleh : Dewa Ayu Putu Andina Novianta Dewa Gede Rudy A.A. Sri Indrawati Hukum
Lebih terperinciDisusun oleh : AZALIA SEPTINA WARDANI C
ANALISIS MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM KONTRAK KERJASAMA DITINJAU DARI HUKUM KONTRAK (Studi Memorandum of Understanding antara Forisntinct dan Partner) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciWANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN KONSINYASI MINUMAN BERARKOHOL GOLONGAN C DI AJ SHOP SANUR
WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN KONSINYASI MINUMAN BERARKOHOL GOLONGAN C DI AJ SHOP SANUR Oleh : I Komang Riandika Febi Pranatha I Made Budi Arsika Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciKONTRAK BISNIS ANTARA PEMILIK KLUB DENGAN PEMAIN SEPAK BOLA
KONTRAK BISNIS ANTARA PEMILIK KLUB DENGAN PEMAIN SEPAK BOLA Oleh: Arya Adhitya Kusumaatmaja Ida Bagus Surya Darmajaya Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Penulisan karya ilmiah
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORITIS. landasan yang tegas dan kuat. Walaupun di dalam undang-undang tersebut. pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata:
BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Umum Perjanjian Kerja 1. Pengertian Perjanjian Kerja Dengan telah disahkannya undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UUKK) maka keberadaan perjanjian
Lebih terperinciPERJANJIAN GADAI YANG DIJAMIN DENGAN BARANG YANG BERASAL DARI HASIL KEJAHATAN : STUDI PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SESETAN
PERJANJIAN GADAI YANG DIJAMIN DENGAN BARANG YANG BERASAL DARI HASIL KEJAHATAN : STUDI PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SESETAN Oleh : Aditya Surya Bratha Ngakan Ketut Dunia A.A. Ketut Sukranatha Bagian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN 2.1 Perjanjian 2.1.1 Pengertian Perjanjian Definisi perjanjian diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia kodratnya adalah zoon politicon, yang merupakan makhluk sosial. Artinya bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan saling berinteraksi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Pasal 1313 KUH Perdata menyatakan Suatu perjanjian
Lebih terperinciKEDUDUKAN DAN KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM SISTEM HUKUM KONTRAK ABSTRACT
KEDUDUKAN DAN KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM SISTEM HUKUM KONTRAK Disusun Oleh : Cyntia Citra Maharani, Fitri Amelia Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta (amelia_fitri25@yahoo.com)
Lebih terperinciWANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )
WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps ) Oleh: Ayu Septiari Ni Gst. Ayu Dyah Satyawati Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupan mempunyai bermacam-macam kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupan mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan itu berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena
Lebih terperinciAKIBAT HUKUM WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PEMBELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TANAH YANG BELUM LUNAS DI KABUPATEN BADUNG
AKIBAT HUKUM WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PEMBELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TANAH YANG BELUM LUNAS DI KABUPATEN BADUNG Oleh : Gde Yogi Yustyawan Marwanto Program Kekhususan Hukum Keperdataan Fakultas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Uraian Teori 2.1.1. Pengertian Wanprestasi Prestasi atau yang dalam bahasa inggris disebut juga dengan istilah "performance" dalam hukum kontrak dimaksud sebagai suatu pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Lembaga perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara
Lebih terperinciSTATUS HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING
STATUS HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) DALAM HUKUM PERJANJIAN INDONESIA Oleh Ketut Surya Darma I Made Sarjana A.A. Sagung Wiratni Darmadi Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana
Lebih terperinciPemanfaatan pembangkit tenaga listrik, baru dikembangkan setelah Perang Dunia I, yakni dengan mengisi baterai untuk menghidupkan lampu, radio, dan ala
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan jangka panjang yang dilakukan bangsa Indonesia mempunyai sasaran utama yang dititik beratkan pada pembangunan bidang ekonomi dengan pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mempromosikan produknya. perjanjian itu sah, diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di Indonesia sekarang ini sangat pesat, karena munculnya para pembisnis muda yang sangat inovatif dan kreatif di segala bidang. Apalagi bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman negara Indonesia telah banyak perkembangan yang begitu pesat, salah satunya adalah dalam bidang pembangunan ekonomi yang dimana sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri rekaman musik sepertinya melawan arus umum. 3 Industri rekaman musik terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Ketetapan MPR Nomor 4 Tahun 1999-2004 Tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) mengenai kebudayaan dan kesenian diatur bahwa negara berusaha untuk:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya sesuai dengan prinsip ekonomi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini berbagai usaha dapat saja dilakukan oleh para pengusaha dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup. Usaha yang dilakukan tersebut bentuknya bermacam-macam,
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis saat ini semakin berkembang sejalan dengan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, berbagai kegiatan dapat dilakukan oleh seseorang dalam rangka
Lebih terperinciAKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA KOPERASI DENGAN BANK DI DENPASAR DALAM PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR)
AKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA KOPERASI DENGAN BANK DI DENPASAR DALAM PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) Oleh : Diah Wijana Putri Ni Ketut Supasti Dharmawan Desak Putu Dewi Kasih Hukum Bisnis, Fakultas
Lebih terperinciWANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA BANK RAKYAT INDONESIA (PT PERSERO)Tbk CABANG DENPASAR
WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA BANK RAKYAT INDONESIA (PT PERSERO)Tbk CABANG DENPASAR Oleh : Mia Wijayanti Ekalandika I Ketut Westra Dewa Gede Rudy Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana
Lebih terperinciLex et Societatis, Vol. IV/No. 2/Feb/2016/Edisi Khusus. AKIBAT HUKUM YANG TIMBUL DARI KELALAIAN DEBITUR DALAM JUAL BELI TANAH 1 Oleh : Rael Wongkar 2
AKIBAT HUKUM YANG TIMBUL DARI KELALAIAN DEBITUR DALAM JUAL BELI TANAH 1 Oleh : Rael Wongkar 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah akibat hukum yang timbul dari kelalaian
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN
BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN A. Pengertian Perjanjian Dalam Pasal 1313 KUH Perdata, bahwa suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari hubungan dengan manusia lainnya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Hubungan tersebut
Lebih terperinciPERJANJIAN KONSINYASI ANTARA DISTRO DENGAN SUPPLIER DALAM PRAKTEK DI KOTA DENPASAR
PERJANJIAN KONSINYASI ANTARA DISTRO DENGAN SUPPLIER DALAM PRAKTEK DI KOTA DENPASAR Oleh: Kadek Ngurah Wardiyana Ni Ketut Supasti Darmawan A.A. Sagung Wiratni Darmadi Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciPERJANJIAN KERJASAMA ANTARA APOTEKER DENGAN PEMILIK APOTEK
PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA APOTEKER DENGAN PEMILIK APOTEK Oleh : I Made Wirjanta Ida Bagus Putra Atmaja Anak Agung Sri Indrawati Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT A cooperation
Lebih terperinciPEMBATALAN PERJANJIAN MAATSCHAP YANG DIDIRIKAN TANPA JANGKA WAKTU DAN ATAS DASAR WANPRESTASI
PEMBATALAN PERJANJIAN MAATSCHAP YANG DIDIRIKAN TANPA JANGKA WAKTU DAN ATAS DASAR WANPRESTASI Oleh : Ni Luh Putri Santika I G A A Ari Krisnawati Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya perekonomian di suatu Negara merupakan salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH PADA KOPERASI DALAM HAL WANPRESTASI
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH PADA KOPERASI DALAM HAL WANPRESTASI Oleh : Ni Putu Endrayani Dewa Nyoman Rai Asmara Putra Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT The title
Lebih terperinciWANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK BISNIS ANTARA BIRO PERJALANAN WISATA GOH DENGAN JAYAKARTA HOTEL DI LEGIAN
WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK BISNIS ANTARA BIRO PERJALANAN WISATA GOH DENGAN JAYAKARTA HOTEL DI LEGIAN ABSTRACT Oleh Ni Kadek Sriartini Ni Putu Purwanti Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang ada. sehingga dapat mengakibatkan pemborosan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan sehari-hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau membayar berbagai keperluan. Dan yang menjadi masalah terkadang kebutuhan yang ingin
Lebih terperinciKEKUATAN HUKUM MEMORANDUM
1 KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING ANTARA KEJAKSAAN TINGGI GORONTALO DENGAN PT. BANK SULAWESI UTARA CABANG GORONTALO DALAM PENANGANAN KREDIT MACET RISNAWATY HUSAIN 1 Pembimbing I. MUTIA CH. THALIB,
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR *
PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR * Oleh Swandewi ** I Made Sarjana *** I Nyoman Darmadha **** Bagian
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH TOKO (RUKO) 1 Oleh : Cindi Kondo 2
TANGGUNG JAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH TOKO (RUKO) 1 Oleh : Cindi Kondo 2 ABSTRAK Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah prosedur pembuatan perjanjian sewa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pinjam-meminjam uang atau istilah yang lebih dikenal sebagai utang-piutang telah dilakukan sejak lama dalam kehidupan bermasyarakat yang telah mengenal
Lebih terperinciPENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR
PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR Oleh : I Gst. Ayu Asri Handayani I Ketut Rai Setiabudhi Bagian Hukum
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Perjanjian sewa-menyewa, akibat hukum, upaya hukum.
ABSTRAK Dita Kartika Putri, Nim 0810015183, Akibat Hukum Terhadap Perjanjian Tidak Tertulis Sewa-Menyewa Alat Berat di CV. Marissa Tenggarong, Dosen Pembimbing I Bapak Deny Slamet Pribadi, S.H., M.H dan
Lebih terperinciLex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017
KEDUDUKAN DAN KEKUATAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DITINJAU DARI SEGI HUKUM KONTRAK DALAM KUHPERDATA (PENERAPAN PASAL 1320 JO PASAL 1338 KUHPERDATA) 1 Oleh: Adeline C. R. Dille 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Wanprestasi berasal dari bahasa Belanda wanprestastie, yang artinya
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Uraian Teori 2.1.1. Pengertian Wanprestasi Wanprestasi berasal dari bahasa Belanda wanprestastie, yang artinya tidak dipenuhinya prestasi atau kewajiban yang telah ditetapkan
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. hukum tidak terkecuali kegiatan bisnis. 1. Buku Kesatu tentang Orang. 2. Buku Kedua tentang Kebendaan.
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini aktivitas bisnis berkembang dengan begitu pesatnya dan terus merambah ke berbagai bidang, baik menyangkut barang maupun jasa. Bisnis merupakan pilar
Lebih terperincimengalami wanprestasi rata-rata nasabah dalam kondisi ekonominya sedang masa leluasa atau tenggang waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak
A. Latar Belakang Kasus yang terjadi pada nasabah asuransi syariah di kota Sidoarjo yang mengalami wanprestasi rata-rata nasabah dalam kondisi ekonominya sedang menurun sehingga tidak bisa melanjutkan
Lebih terperinciKEDUDUKAN HAK RETENSI BENDA GADAI OLEH PT. PEGADAIAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI
KEDUDUKAN HAK RETENSI BENDA GADAI OLEH PT. PEGADAIAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI oleh Mauritius Gusti Pati Runtung I Gusti Ngurah Parwata Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK
Lebih terperinciAbstract. Keywords: Responsibility, contractor, tort, compensation. Abstrak
Abstract TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR DALAM PERBEDAAN SPESIFIKASI PENGGUNAAN BAHAN BANGUNAN DARI YANG DIPERJANJIKAN Oleh I Made Ary Ananda Putra I Wayan Wiryawan Suatra Putrawan Hukum Perdata Fakultas Hukum
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA WANPRESTASI DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE
TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA WANPRESTASI DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE oleh Frans Noverwin Saragih I Nyoman Wita Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT E-Commerce is an engagement that connects
Lebih terperinciKEKUATAN MENGIKAT MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MOU) Oleh : Ngakan Agung Ari Mahendra I Ketut Keneng
ABSTRAK KEKUATAN MENGIKAT MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MOU) Oleh : Ngakan Agung Ari Mahendra I Ketut Keneng Fokus kajian dalam tulisan ini adalah menyangkut kekuatan mengikat Memorandum Of Understanding
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORITIS. Dalam Pasal 1233 KUH Perdata menyatakan, bahwa Tiap-tiap perikatan dilahirkan
BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Perjanjian Dalam Pasal 1233 KUH Perdata menyatakan, bahwa Tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena persetujuan, baik karena undang-undang, ditegaskan bahwa setiap
Lebih terperinciPERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR)
PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR) Oleh Anak Agung Gede Agung Ngakan Ketut Dunia I Ketut Markeling Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA TERKAIT WANPRESTASI YANG DILAKUKAN KONSUMEN DENGAN CARA HIT AND RUN
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA TERKAIT WANPRESTASI YANG DILAKUKAN KONSUMEN DENGAN CARA HIT AND RUN Oleh Bagus Made Bama Anandika Berata I.G.N Parikesit Widiatedja Hukum Bisnis Fakultas Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun selalu hidup bersama serta berkelompok. Sejak dahulu kala pada diri manusia terdapat hasrat untuk berkumpul
Lebih terperinciBAB II ASPEK HUKUM TENTANG MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DAN PERJANJIAN
BAB II ASPEK HUKUM TENTANG MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DAN PERJANJIAN A. Dasar Hukum Memorandum Of Understanding Berdasarkan Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi : Kemudian daripada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum
BAB I PENDAHULUAN Hukum perjanjian adalah bagian dari Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum Perdata, karena Hukum Perdata banyak mengandung
Lebih terperinciASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana
ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Dalam suatu perjanjian sewa beli tidak tertutup kemungkinan bahwa pihak
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB KETUA DALAM PENYELENGGARAAN ARISAN DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN
TANGGUNG JAWAB KETUA DALAM PENYELENGGARAAN ARISAN DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN Oleh : Ida Bagus Nyoman Kartika Yudha I Dewa Gede Rudy Ida Ayu Sukihana Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA. 2.1 Pengertian Perjanjian Kerjasama dan Tempat Pengaturannya
36 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA 2.1 Pengertian Perjanjian Kerjasama dan Tempat Pengaturannya Perjanjan memiliki definisi yang berbeda-beda menurut pendapat para ahli yang satu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari tahun ke tahun terus berupaya untuk melaksanakan peningkatan pembangunan di berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang melindungi, memberi rasa aman, tentram dan tertib untuk mencapai kedamaian dan keadilan setiap orang.
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA Oleh: Darmadi Charisma Putra I Ketut Markeling I Made Dedy Priyanto Hukum Bisnis Universitas Udayana
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING DI INDONESIA
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING DI INDONESIA Oleh: Ida Ayu Dwi Utami I Ketut Sandi Sudarsana I Nyoman Darmadha Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Oetarid Sadino, Pengatar Ilmu Hukum, PT Pradnya Paramita, Jakarta 2005, hlm. 52.
BAB I PENDAHULUAN Hukum adalah seperangkat aturan yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia yang bertujuan untuk melindungi kepentingan-kepentingan, maka penggunaan hak dengan tiada suatu kepentingan
Lebih terperinciBAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
25 BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA A. Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Hukum perjanjian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Uraian Teori 2.1.1. Pengertian : A. Wanprestasi Perkataan wanprestasi berasal dari bahasa Belanda, yang artinya prestasi buruk. Menurut kamus hukum, wanprestasi berarti kelalaian,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN A. Perjanjian Dalam istilah perjanjian atau kontrak terkadang masih dipahami secara rancu, banyak pelaku bisnis mencampuradukkan kedua istilah tersebut seolah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak dapat dilakukan secara sendiri tanpa orang lain. Setiap orang mempunyai
Lebih terperinciPENOLAKAN WARIS BERDASARKAN KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA
PENOLAKAN WARIS BERDASARKAN KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA Oleh: Arya Bagus Khrisna Budi Santosa Putra I Gusti Agung Ayu Ari Krisnawati Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT The
Lebih terperinciPENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN DI PT. BII FINANCE CENTER DENPASAR
PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN DI PT. BII FINANCE CENTER DENPASAR Oleh : Komang Wiwiek Febriyanti I Gst.Ayu Puspawati Ida Bagus Putu Sutama Program kekhususan Hukum Bisnis Fakultas
Lebih terperinciBAB II FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TUNTUTAN PEMBATALAN AKTA PERJANJIAN BANGUN BAGI DI KOTA BANDA ACEH
BAB II FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TUNTUTAN PEMBATALAN AKTA PERJANJIAN BANGUN BAGI DI KOTA BANDA ACEH A. Pengertian Perjanjian dan Perjanjian Bangun Bagi Hukum perjanjian merupakan bagian dari hukum perikatan,
Lebih terperinciBAB II CIDERA JANJI (WANPRESTASI) DALAM HUKUM PERJANJIAN DI INDONESIA. A. Pengertian dan Terjadinya Cidera Janji (Wanprestasi)
BAB II CIDERA JANJI (WANPRESTASI) DALAM HUKUM PERJANJIAN DI INDONESIA A. Pengertian dan Terjadinya Cidera Janji (Wanprestasi) 1. Pengertian perjanjian Penerapan hukum privat dalam masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciKEDUDUKAN HUKUM DARI M.O.U DITINJAU DARI HUKUM KONTRAK
BAB III KEDUDUKAN HUKUM DARI M.O.U DITINJAU DARI HUKUM KONTRAK A. Pengertian Memorandum of Understanding (M.O.U) Memorandum adalah suatu peringatan, lembar peringatan, atau juga suatu lembar catatan. 29
Lebih terperinci