JURNAL SKRIPSI SURVEI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL SKRIPSI SURVEI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013"

Transkripsi

1 JURNAL SKRIPSI SURVEI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh: ASNI FUROIDA K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Februari 2015

2 SURVEI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 ASNI FUROIDA K Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta asniiqyut@yahoo.com ABSTRAK Asni Furoida. SURVEI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK DI KABUPATEN KLATEN TAHUN Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Februari Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja guru penjasorkes SMA- SMK di Kabupaten Klaten tahun Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Subyek penelitian ini adalah guru penjasorkes SMA-SMK di Kabupaten Klaten yang berjumlah 27 orang. Pengumpulan data menggunakan angket dan observasi. Teknik analisis data menggunakan uji validitas untuk mengetahui validitas keabsahan angket penelitian dan persentase untuk mengetahui jawaban pada setiap butir soal. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh tingkat kinerja guru penjasorkes SMA- SMK di Kabupaten Klaten tahun 2013 sebagai berikut: (1) Indikator berkaitan dengan kompetensi pedagogik tergolong baik dengan jumlah guru sebanyak 15 orang (57.26%). (2) Indikator berkaitan dengan kompetensi kepribadian tergolong baik dengan jumlah guru sebanyak 16 orang (60.49%). (3) Indikator berkaitan dengan kompetensi sosial tergolong baik dengan jumlah guru sebanyak 18 orang (66.05%). (4) Indikator berkaitan dengan kompetensi profesional tergolong baik dengan jumlah guru sebanyak 14 orang (52.38%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kinerja profesi Guru Penjasorkes SMA-SMK di Kabupaten Klaten tahun 2013 sebanyak 27 guru yang mendapatkan kategori baik sebanyak 4 orang (14.81%), 18 orang (66.66%) memiliki kategori sedang, dan sebanyak 5 orang (18.51%) memiliki kategori kurang. Kata kunci : Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, Kompetensi Profesional. ABSTRACT Asni Furoida. SURVEY ON THE PERFORMANCE OF PHYSICAL EDUCATION TEACHER PROFESSIONAL SPORTS AND HEALTH HIGH SCHOOL-

3 VOCATIONAL HIGH SCHOOL IN DISTRICT KLATEN YEAR Faculty of Teacher Training and Education 11 th March University Surakarta. February The purpose of this study was to determine the performance of sport and physical education teacher high school health-vocational High School in Klaten district in Based on the analysis of data obtained by the level of performance sports physical education teacher and health high school -Vocational High School in Klaten district in 2013 as follows: (1) Indicators relating to pedagogical quite well with the number of teachers as many as 15 people (57.26%). (2) Indicators relating to the competence of personality quite well with the number of teachers as many as 16 people (60.49%). (3) Indicators relating to social competence quite well with the number of teachers as many as 18 people (66.05%). (4) Indicators relating to professional competence quite well with the number of teachers as many as 14 people (52.38%). This study used a descriptive method with survey techniques. The subjects of this study were teachers of physical education health and sport high school -Vocational High School in Klaten district, amounting to 27 people. Collecting data using questionnaires and observation. Data were analyzed using validity test to determine the validity of the validity of the questionnaire research and percentages to know the answers to each item. Keywords: Pedagogic Competence, Personality competence, social competence, professional competence. I. PENDAHULUAN penting dalam hal penyelenggaraan pendidikan yang bermuara kepada Pendidikan merupakan aspek menghasilkan sumber daya manusia yang terpenting yang harus dimiliki oleh setiap berkualitas dari aspek pengetahuan dan umat manusia. Karena dengan pendidikan moralnya. dapat menciptakan perubahan sikap yang Sebagaimana tercantum dalam baik pada diri seseorang. Penyelenggaraan UUSPN No. 20 tahun 2003 mengenai pendidikan di Indonesia terus mengalami pengertian pendidikan yang berbunyi : inovasi-inovasi dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah usaha sadar dan melalui komponen-komponen dalam terencana untuk mewujudkan suasana pendidikan yang terdiri dari pendidik, belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik, materi pendidikan, peserta didik secara aktif mengembangkan perbuatan mendidik, metode, evaluasi potensi dirinya untuk memiliki kekuatan pendidikan, tujuan pendidikan, alat-alat spiritual keagamaan, pengendalian diri, pendidikan, dan lingkungan pendidikan kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, (Rosleny Marliani, 2010: 244). serta keterampilan yang diperlukan Komponen-komponen pendidikan commit to dirinya, user masyarakat, bangsa dan negara. tersebut satu sama lain memiliki peranan

4 Berdasarkan pengertian mengenai Guru adalah sebuah profesi yang pendidikan tersebut maka dalam mulia. Profesi adalah jabatan atau melaksanakan proses pendidikan perlu adanya suatu rencana dan usaha yang dilakukan secara terprogram, sistematis pekerjaan yang menuntut keahlian dari para anggotanya. Artinya bahwa suatu profesi itu tidak bisa dilakukan oleh sesuai rencana dalam rangka mencapai sembarang orang. Orang yang tujuan dalam pendidikan. menjalankan profesi tersebut harus Tujuan pendidikan sebagaimana mempunyai keahlian khusus dan terurai dalam UUSPN No. 20 maka dibutuhkan guru yang profesional. Guru mempunyai kemampuan yang didapat dari pendidikan khusus bagi profesi tersebut. yang profesional merupakan faktor Namun di Indonesia tidak demikian penentu proses pendidikan yang disebutkan di atas. Dalam hal ini adalah berkualitas, maka melihat rendahnya profesi seorang guru, banyak guru di kualitas pendidikan saat ini merupakan suatu indikasi perlunya keberadaan guru yang profesional. Maka dari itu, guru Indonesia yang mengajar tanpa didasari dengan kemampuan kompetensi seorang guru. diharapkan tidak hanya sebatas Kompetensi yang harus dimiliki menjalankan profesinya, tetapi memiliki seorang guru meliputi kompetensi sosial, interst yang kuat untuk melaksanakan kompetensi pedagogik, kompetensi tugasnya sesuai dengan kaidah-kaidah profesionalisme guru yang dipersyaratkan (Rusman, 2012: 34-35). Dalam Kamus kepribadian dan kompetensi profesional. Banyak cara yang dapat ditempuh guna mencapai kompetensi guru. Kompetensi Besar Bahasa Indonesia edisi kedua 1992, adalah seperangkat pengetahuan, guru diartikan sebagai orang yang keterampilan dan perilaku yang harus pekerjaanya (mata pencahariannya) dimiliki, dihayati, dikuasai oleh guru atau mengajar. Dalam undang-undang guru dosen dalam melaksanakan tugas dan dosen no.14 tahun 2005 pasal 2, guru dikatakan sebagai tenaga profesional yang mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, keprofesionalan. Guru yang bermutu dan profesional menjadi tuntutan masyarakat seiring dengan tuntutan persyaratan kerja yang semakin ketat mengikuti kemajuan era globalisasi. Guru sebagai seorang kompetensi, dan sertifikasi pendidik pendidik juga sangat berpengaruh pada sesuai dengan persyaratan untuk setiap mutu pendidikan karena peran seorang jenis dan jenjang pendidikan tertentu. guru adalah mengajarkan berbagai

5 pengetahuan kepada siswanya. Selain itu, guru yang lebih baik sehingga seorang guru juga harus mampu peningkatan mutu pendidikan akan mengembangkan segala potensi dan berjalan kearah yang lebih baik pula. kepribadian siswanya. Sertifikasi merupakan usaha Membentuk guru yang pemerintah untuk meningkatkan kualitas profesional sangat tergantung pada pendidikan Indonesia dengan banyak hal yaitu guru itu sendiri, meningkatkan kualitas guru serta pemerintah, masyarakat dan orang tua. Kinerja guru merupakan faktor yang paling penting untuk menentukan kualitas pembelajaran. Guru dituntut memiliki kesejahteraannya. Untuk meningkatkan kualitas guru dengan karakteristik yang dinilai kompeten maka salah satu caranya adalah dengan sertifikasi. Diharapkan kinerja yang mampu memberikan dan seluruh guru di Indonesia nantinya merealisasikan harapan dan keinginan mempunyai sertifikat atau lisensi semua pihak terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Dalam meraih mengajar. Tentu saja dengan ukuran karakteristik guru yang dinilai kompeten secara profesional. Hal ini merupakan mutu pendidikan yang baik sangat implementasi dari Undang-Undang dipengaruhi oleh kinerja guru dalam tentang guru dan dosen bab IV pasal 8 melaksanakan tugasnya sehingga kinerja yang menjelaskan bahwa guru wajib guru menjadi tuntutan penting untuk memiliki kualifikasi akademik, mencapai keberhasilan pendidikan. Secara kompetensi, sertifikat pendidik, sehat umum mutu pendidikan yang baik jasmani dan rohani, serta memiliki menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kemampuan untuk mewujudkan tujuan kinerja yang ditunjukkan guru. Dengan pendidikan nasional (Undang-Undang, demikian, untuk meningkatan mutu Nomor 14, 2005). pendidikan maka kualitas kinerja guru perlu mendapat perhatian utama dalam Peningkatan mutu guru lewat program sertifikasi ini sebagai upaya penetapan kebijakan. Salah satunya peningkatan mutu pendidikan. adalah sertifikasi guru. Dalam rangka Rasionalnya adalah apabila kompetensi meningkatkan kualitas kinerja guru, guru bagus yang diikuti dengan pemerintah telah mengupayakan berbagai hal, diantaranya adalah sertifikasi guru. kesejahteraan yang bagus, diharapkan kinerjanya juga bagus. Apabila kinerjanya Dengan adanya sertifikasi bagi guru, juga bagus maka KBM-nya juga bagus. diharapkan mampu meningkatkan kinerja KBM yang bagus diharapkan dapat

6 membuahkan pendidikan yang bermutu profesi adalah disamping keinginan (Masnur Muslich, 2007: 8). Dengan memperoleh legitimasi sebagai guru adanya program sertifikasi tersebut, profesional atau guru yang kompeten, diharapkan kualitas mengajar guru akan lebih baik. Program sertifikasi tersebut tentunya daya tarik dari disediakannya tunjangan profesi dan fasilitas lainnya juga dapat diterapkan untuk guru yang lumayan menggiurkan. Kinerja guru pendidikan jasmani agar dapat memiliki dinilai meningkat hanya saat guru-guru standar kompetensi sebagai guru belum lolos sertifikasi dan setelah profesional. Guru pendidikan jasmani mendapatkan sertifikasi kinerja guru diharapkan mampu memahami dan menjadi menurun. Sebagaimana halnya menguasai materi ajar dalam kurikulum, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antar para guru menjadi enggan mengikuti seminar atau pelatihan untuk peningkatan kualitas diri, padahal sebelum mendapat sertifikasi para guru menjadi lebih sering mata pelajaran yang terkait dan mengikuti pelatihan untuk peningkatan menginternalisasikan nilai-nilai kualitas diri. pendidikan jasmani dalam kehidupan Guru yang telah mendapatkan sehari-hari. Selain itu melalui sertifikasi, sertifikasi pendidikan mengalami guru pendidikan jasmani diharapkan perubahan dalam pekerjaannya. Beban mampu menguasai langkah-langkah kinerja guru yang telah bersertifikasi penelitian dan kajian kritis untuk pendidik minimal 24 jam mengajar setiap memperdalam pengetahuan dan materi minggunya, tanggung jawab yang lebih bidang studi pendidikan jasmani. dibandingkan guru yang belum Masalah sertifikasi guru, masih sering terjadi pro kontra. Sebagian pihak bersertifikasi pendidikan. Peranan atau kinerja guru penjasorkes terlebih yang menilai sertifikasi guru itu penting karena telah bersertifikasi pendidikan tidak sangat berpengaruh terhadap kelayakan terbatas dalam proses pembelajaran saja, pengajaran guru, tapi sebagian lain namun peranan sebagai orangtua kedua menilai sertifikasi guru itu tidak penting, karena dinilai hanya memboroskan uang disekolah juga sangat penting untuk proses pembelajaran peserta didik. Guru negara tanpa bisa memberikan penjasorkes merupakan orang yang dekat peningkatan kualitas guru secara dengan siswa, baik secara lahiriah signifikan. Adanya motivasi yang sangat maupun batiniah. Kinerja yang dilakukan kuat untuk ikut serta dalam sertifikasi dalam melaksanakan pembelajaran

7 penjasorkes, penguasaan materi pendidikan di sekolah, sehingga pembelajaran penjasorkes, sikap dan kebutuhan dan sumber-sumber yang tingkah laku, komunikasi dengan guru digunakan untuk mendukung proses maupun peserta didik dan sebagai seorang motifator dalam proses belajar mengajar maupun kehidupan sehari-hari. Guru yang telah bersertifikasi pengajaran dan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sering diabaikan oleh sekolah. Hal tersebut semakin diperparah dengan sikap guru pendidikan mendapatkan tunjangan atau pendidikan jasmani, olahraga dan gaji yang lebih besar, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup seorang guru. kesehatan yang melakukan pembelajaran tidak sesuai dengan kompetensi guru Dengan gaji yang besar tersebut sebagai tenaga pendidik. diharapkan menjadi penyemangat guru Berdasarkan observasi awal yang dalam melaksanakan kinerjanya sebagai tenaga pendidik. Namun juga gaji yang besar tersebut malah menjadi hambatan tersendiri dari guru dalam melaksanakan kinerjanya. Anggapan dari guru sendiri dilakukan di beberapa sekolah-sekolah di Kabupaten Klaten khususnya di sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan memiliki berbagai masalah yang ada, khususnya adalah guru penjasorkes bahwa kinerja seperti apapun yang yaitu masih banyaknya guru penjasorkes dilakukan tidak akan mempengaruhi yang mengajar dengan cara yang pendapatannya, karena telah ditanggung oleh pemerintah menjadi kekurangan konfesional, yaitu pembelajaran yang monoton dan kurang bisa menarik minat tersendiri dari guru yang telah siswa dalam kegiatan pembelajaran bersertifikasi pendidik yang dapat pendidikan jasmani olahraga dan mempengaruhi kinerjanya dalam proses kesehatan. Jika siswa sudah tidak pencapaian tujuan pendidikan. berminat untuk mengikuti pembelajaran Khususnya pada pendidikan maka dampaknya adalah materi ajar jasmani olahraga dan kesehatan. Tugas guru pendidikan jasmani yang seharusnya kuarang bisa diserap atau dipahami oleh peserta didik. Apabila siswa sudah tidak mendidik, mengajar, membimbing, berminat mengikuti pembelajaran maka melatih, menilai, dan mengevaluasi disinilah peran dan tugas seorang guru peserta didik, namun sekarang ini tidak akan terlihat. Guru harus bisa menyikapi, terwujud dengan baik. Masih banyak harus bagaimana bertindak. Namun anggapan bahwa, pendidikan jasmani kebanyakan dari mereka masih belum olahraga dan kesehatan hanya pelengkap mampu harus bagaimana menyikapi dan

8 menanggapi hal tersebut. Seorang guru telah bersertifikasi tersebut sebagai dituntut untuk aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan dalam memberikan materi permasalahan dalam skripsi yang berjudul Survei Tentang Kinerja Profesi Guru ajar, sehingga minat siswa dalam Penjasorkes SMA-SMK di Kabupaten mengikuti pembelajaran bisa meningkat. Klaten Tahun Wilayah Kabupaten Klaten Tujuan Penelitian sendiri terdiri dari 26 kecamatan. Dari Berdasarkan masalah yang telah beberapa kecamatan tersebut terdapat 53 dirumuskan di atas, penelitian ini SMK baik negeri maupun swasta dan 29 mempunyai tujuan untuk mengetahui SMA baik negeri maupun swasta. Namun bagaimana kinerja guru penjasorkes catatan yang diperoleh dari Disdikpora Kabupaten Klaten pada tahun 2013 SMA-SMK di Kabupaten Klaten tahun khususnya dari bulan Januari sampai II. PEMBAHASAN bulan Desember 2013 jumlah guru Penguasaan kompetensi pendidikan jasmani yang telah pedagogik, kompetensi kepribadian, mendapatkan tunjangan profesi pada kompetensi sosial, kompetensi profesional tingkat SMA dan SMK baik negeri sangatlah penting bagi seorang guru yang maupun swasta hanya berjumlah 27 telah mendapat sertifikat pendidik. Karena orang. Untuk mengetahui bagaimana seorang guru khususnya guru penjas kinerja guru penjasorkes di kabupaten haruslah profesional. Tingkat penguasaan Klaten yang telah mengikuti program kompetensi guru penjasorkes ini sangat sertifikasi guru maka perlu dilakukan berpengaruh terhadap profesionalitas penelitian untuk dapat melihat kinerjanya seorang guru di SMA-SMK di Kabupaten apakah baik atau tidak. Penelitian ini Klaten Tahun dilakukan pada guru penjasorkes SMA- Ukuran kinerja guru terlihat dari SMK di Kabupaten Klaten tahun 2013 rasa tanggung jawabnya menjalankan yang telah bersertifikat pendidik amanah, profesi yang diembannya, rasa profesional yang sejauh ini belum tanggung jawab moral dipundaknya. diketahui bagaimana kinerjanya dalam Semua itu akan terlihat pada kepatuhan pembelajaran pendidikan jasmani. dan loyalitasnya di dalam menjalankan Berdasarkan beberapa masalah tugas guru di dalam kelas dan tugas yang telah dikemukakan diatas, maka pendidik di luar kelas. Sikap ini akan peneliti sangat tertarik untuk meneliti commit to disertai user pula dengan rasa tanggung mengenai kinerja guru penjasorkes yang

9 jawabnya mempersiapkan segala Kompeten dalam hal ini diartikan mampu perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan tugas dan kewajibannya melaksanakan proses pembelajaran. sebagai guru secara profesional dengan Sertifikasi adalah proses pemberian langkah-langah yang strategis. sertifikat pendidik kepada guru. Guru III. METODE PENELITIAN yang lulus sertifikasi berarti mereka Penelitian ini menggunakan berkompetensi sehingga berhak atas penelitian diskriptif dengan teknik survei. peningkatan kesejahteraan berbentuk Penelitian ini dilaksanakan pada bulan tunjangan fungsional, profesi, struktural, dan kesejahteraan lainnya. Kebijakan ini November - Desember. Subyek penelitian yang digunakan adalah seluruh guru sangat tepat mengingat bahwa kinerja penjasorkes SMA-SMK baik negeri pendidik dan tenaga kependidikan, maupun swasta di Kabupaten Klaten pada khususnya guru, selain ditentukan oleh kualifikasi akademik dan kompetensi juga ditentukan oleh kesejahteraan, karena tahun 2013 dan telah dinyatakan lulus sebagai guru yang tersertifikasi. Jumlah subjek pada penelitian ini adalah sebanyak kesejahteraan yang memadai akan 27 guru Penjasorkes. memberi motivasi kepada guru agar Pengumpulan data menggunakan melakukan tugas profesionalnya secara sungguh-sungguh. Kesungguhan seorang angket dan observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah menggunakan uji guru dalam melaksanakan tugas validitas dan persentase untuk mengetahui profesionalnya akan sangat menentukan perwujudan pendidikan nasional yang bermutu, karena selain berfungsi sebagai pengelola kegiatan pembelajaran, guru seberapa besar jawaban pada setiap soal. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat juga berfungsi sebagai pembimbing negatif. Jawaban tersebut menggunakan kegiatan belajar peserta didik dan skala nilai 4 untuk kategori selalu, nilai 3 sekaligus sebagai teladan bagi peserta didiknya, baik di kelas maupun di lingkungan sekolah. Program sertifikat pendidik bagi guru memiliki tujuan yaitu untuk sering, nilai 2 untuk kategori kadang-kadang, 1 untuk kategori tidak pernah. IV. HASIL PENELITIAN untuk meningkatan hasil proses 1. Indikator berkaitan dengan pembelajaran dengan mengkondisikan kompetensi pedagogik tergolong baik guru-gurunya sebagai tenaga pendidik dengan jumlah guru sebanyak 15 yang berkompeten terhadap bidangnya. orang (57.26%).

10 2. Indikator berkaitan dengan guru yang telah mendapatkan kompetensi kepribadian tergolong sertifikat pendidik berarti guru baik dengan jumlah guru sebanyak 16 orang (60.49%). tersebut telah dinyatakan sebagai guru yang profesional, khususnya guru 3. Indikator berkaitan dengan penjasorkes. Tingkat penguasaan kompetensi sosial tergolong baik kompetensi guru penjasorkes ini dengan jumlah guru sebanyak 18 sangat berpengaruh terhadap orang (66.05%). profesionalitas seorang guru di SMA- 4. Indikator berkaitan dengan SMK di Kabupaten Klaten Tahun kompetensi profesional tergolong 2013, secara keseluruhan baik dengan jumlah guru sebanyak 14 orang (52.38%). menunjukkan hasil kinerja sebagai berikut : 5. Kinerja profesi Guru Penjasorkes 1. Indikator berkaitan dengan SMA-SMK di Kabupaten Klaten kompetensi pedagogik tergolong tahun 2013 sebanyak 27 guru yang baik dengan jumlah guru telah mendapatkan kategori baik sebanyak 15 orang (57.26%). sebanyak 4 orang (14.81%), Indikator berkaitan dengan orang (66.66%) memiliki kategori kompetensi kepribadian tergolong sedang, dan sebanyak 5 orang baik dengan jumlah guru (18.51%) memiliki kategori kurang. sebanyak 16 orang (60.49%). V. PENUTUP 3. Indikator berkaitan dengan A. SIMPULAN Berdasarkan analisis data kompetensi sosial tergolong baik dengan jumlah guru sebanyak 18 yang telah dilakukan dan orang (66.05%). pembahasan yang telah diungkapkan 4. Indikator berkaitan dengan pada BAB IV, maka dapat ditarik kompetensi profesional tergolong suatu simpulan dari 4 indikator utama baik dengan jumlah guru sebagai berikut: Penguasaan kompetensi sebanyak 14 orang (52.38%). 5. Kinerja profesi Guru Penjasorkes pedagogik, kompetensi kepribadian, SMA-SMK di Kabupaten Klaten kompetensi sosial, kompetensi tahun 2013 sebanyak 27 guru profesional sangatlah penting bagi yang telah mendapatkan kategori seorang guru yang telah mendapat baik sebanyak 4 orang (14.81%), sertifikat pendidik. Karena seorang

11 18 orang (66.66%) memiliki sertifikasi tersebut akan tidak tepat kategori sedang, dan sebanyak 5 sasaran. Khususnya guru penjasorkes orang (18.51%) memiliki kategori yang memberikan pembelajaran kurang. kepada peserta didik sangatlah B. IMPLIKASI berpengaruh terhadap mutu Atas dasar hasil penelitian pendidikan yang ada. yang telah diambil, dapat C. SARAN dikemukakan implikasinya bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang pemberian sertifikat pendidik kepada guru sangatlah penting dalam rangka meningkatkan kualitas guru dan juga telah diperoleh, maka dapat diajukan saran sebagai berikut : 1. Para guru penjasorkes SMAkualitas proses pembelajaran di SMK di Kabupaten Klaten sekolah. Proses pembelajaran yang diharapkan selalu berinisiatif baik dan produktif perlu dalam mengembangkan memperhatikan dan memahami faktor kemampuan dan keahliannya, material dan psikologis dari gurunya khususnya yang berhubungan dengan tercukupinya kebutuhan hidup dengan adanya tunjangan sertifikasi yang tinggi maka motivasi guru untuk dengan penguasaan kompetensi guru, seorang guru penjasorkes haruslah beraklak mulia dan meningkatkan kualitas pendidikan berbudi pekerti dan mendidik akan mengalami peningkatan peserta didik dari hati guna sehingga akan membantu siswa untuk memperoleh kualitas pembelajaran yang lebih baik. Namun tidak hanya meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Selain itu untuk tetap menjaga tingkat profesionalitas itu, pengawasan oleh pihak guru penjasorkes perlu adanya pemerintah khususnya Disdikpora sebuah pelatihan maupun terhadap guru Penjasorkes yang telah mendapatkan sertifikat pendidik dan sudah bisa dikatakan sebagai seorang guru yang profesional haruslah tetap penataran terhadap profesi guru, khusunya yang berkaitan dengan kompetensi sebagai seorang guru yang profesional. berjalan, karena apabila pengawasan 2. Dalam pertemuan MGMP dari pihak pemerintah tidak berjalan, sebaiknya juga banyak dibahas ditakutkan bahwa pemberian tentang pembelajaran sertifikasi pendidik beserta tunjangan penjasorkes disesuaikan

12 Kurikulum Begitu pula dengan pembahasan tentang sarana dan prasana, dalam hal ini perlu banyak dikaji tentang bagaimana cara memodifikasi sarana dan prasarana agar layak digunakan untuk pembelajaran penjasorkes, dan juga mengenai pelatihan-pelatihan, workshop ataupun seminar yang bisa diigunakan untuk meningkatkan kompetensi bagi guru penjasorkes. 3. Pihak sekolah dan dinas juga dapat mendukung pelaksanaan penjasorkes, hal ini dikarenakan banyak guru penjasorkes yang masih kurang mendapat dukungan dari sekolah dalam pelaksanaan penjasorkes. Hal ini penting, karena terlaksananya penjasorkes yang baik dan sesuai dengan Kurikulum 2013 bisa dignakan sebagai salah satu media dalam membangun karakter peserta didik. DAFTAR PUSTAKA Anonim Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: FKIP UNS /manfaat-dan-tujuan-penilaian - kinerja.html. As ad, Mohammad Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty. Barnawi dan Mohammad Arifin Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta: Ar Ruzz Media Buchori, Muchtar Pendidikan dalam Pembangunan. Yogyakarta: Tiara wacana bekerjasama dengan IKIP Muhammadiyah Jakarta. Press Budiono. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta. Sebelas Maret Universiti Press. Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai pustaka. Dirjen PMPTK Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru Buku 2: Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Direktorat Jenderal PMPTK, Kemendiknas. H.J.S. Husdarta Managemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta. Kinerja. Diakses pada 3 mei Marliani, Rosleny Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Ardiansyah, Asrori Manfaat dan Tujuan Penilaian Kinerja Guru. Masnur Muslich Sertifikasi Diperoleh 2 Mei 2014 pukul Guru Menuju Profesional Pendidik. WIB, dari Jakarta: PT. Bumi Angkasa.

13 Mulyasa, E Standar kompetensi dan sertifikasi guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pidarta, Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: PT. Bina Rineka Cipta. Rachmawati, Tutik dan Daryanto Penilaian Kinerja Profesi Guru dan angka Kreditnya. Yogyakarta: Gava Media. Rohmadi, M. (2012). Menjadi Guru Profesional Berbasis Penilaian Kinerja Guru dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Surakarta. Yuma Pustaka. Risnawatiririn Konsep Kinerja Guru. Dalam 12/01/17/konsep-kinerja-guru/. Diakses pada Mei Pukul WIB. Rusman Model Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Penerbit Alfabeta. Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sujarweni, V Wiratna dan Endaryanto, Poli Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu Suparlan Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing. Syaifuddin Dan Muhadi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Bandung : Depdikbud Dirjen Dikti. Toho Cholik, Rusli Lutan Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Bandung : CV Maulana. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafika. Waluyo Teknologi Pendidikan Dalam Penjas. Surakarta. Samsudin Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta : PT Fajar Inter Pratama. Sanapiah Faisal Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya: Usaha Nasional Surabaya.

SURVEI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 SKRIPSI. Oleh: ASNI FUROIDA K

SURVEI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 SKRIPSI. Oleh: ASNI FUROIDA K SURVEI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh: ASNI FUROIDA K4610017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Februari

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN

STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN 2007-2012 SKRIPSI Oleh: ARIS SETIAWAN K4610015 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS Saryatun, Ranto, Danar Susilo Wijayanto Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

Oleh: Titis Permatasari Dewi Priyatno, Universitas Negeri

Oleh: Titis Permatasari Dewi Priyatno, Universitas Negeri Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penjaskes 2017 PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SD SE-DABIN V KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG JAWA TENGAH

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI SURVEI TENTANG KINERJA GURU PENJASORKES BERSERTIFIKASI. DI SMP NEGERI Se-KECAMATAN KLATEN UTARA KABUPATEN KLATEN TAHUN 2012

JURNAL SKRIPSI SURVEI TENTANG KINERJA GURU PENJASORKES BERSERTIFIKASI. DI SMP NEGERI Se-KECAMATAN KLATEN UTARA KABUPATEN KLATEN TAHUN 2012 JURNAL SKRIPSI SURVEI TENTANG KINERJA GURU PENJASORKES BERSERTIFIKASI DI SMP NEGERI Se-KECAMATAN KLATEN UTARA KABUPATEN KLATEN TAHUN 2012 Oleh: AGUS SUSANTO K4608039 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Produktif di SMK Negeri 1 Tarakan

Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Produktif di SMK Negeri 1 Tarakan Volume 3, Nomor, Januari 25; -92 Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Produktif di SMK Negeri Tarakan Mustari Pengawas SMK pada Dinas Pendidikan Kota Tarakan Email: mus_ari@ymail.com Abstract: This research

Lebih terperinci

Wangan Indriyani Hendyat Soetopo Desi Eri Kusumaningrum. Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145

Wangan Indriyani Hendyat Soetopo Desi Eri Kusumaningrum.   Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145 PERBEDAAN KOMPETENSI GURU YANG SUDAH SERTIFIKASI DAN YANG BELUM SERTIFIKASI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SWASTA SE-KABUPATEN SIDOARJO THE DIFFERENCE OF CERTIFIED AND NOT CERTIFIED TEACHER COMPETENCIES

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 3 (8) (2014) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr KINERJA GURU PENJASORKES SEKOLAH DASAR YANG TERSERTIFIKASI PADA KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 3 (11) (2014) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr SURVEI TENTANG KOMPETENSI GURU PENJASORKES DI SMP SE- KECAMATAN DUKUHSETI

Lebih terperinci

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN Penelitian KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN Edi Waluyo, Lita Latiana, & Decik Dian Pratiwi e-mail: waluyowulan@gmail.com PG PAUD FIP Universitas Negeri Semarang Abstrak: Pendidikan

Lebih terperinci

FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016 FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016 SUPPORTING FACTOR OF VOLLEYBALL LEARNING IN SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN, KLATEN ACADEMIC YEAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 36, NO. 1, PEBRUARI 2013:1-8 PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK Hari Amanto Amat Mukhadis

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH (Studi Kasus Pada Guru SMP Di Lingkungan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten) NASKAH

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU PENJASORKES TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU DI SMP SE-KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

PERSEPSI GURU PENJASORKES TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU DI SMP SE-KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015 PERSEPSI GURU PENJASORKES TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU DI SMP SE-KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015 THE PERCEPTION OF PHYSICAL EDUCATION, SPORT AND HEALTH TEACHERS TOWARD TEACHER COMPETENCY TEST IN

Lebih terperinci

AN ANALISYS OF TEACHER PROFESSIONAL COMPETENCE OF THE STATE PRIMARY SCHOOL CLUSTER II MARPOYAN DAMAI DISTRICT OF PEKANBARU

AN ANALISYS OF TEACHER PROFESSIONAL COMPETENCE OF THE STATE PRIMARY SCHOOL CLUSTER II MARPOYAN DAMAI DISTRICT OF PEKANBARU 1 AN ANALISYS OF TEACHER PROFESSIONAL COMPETENCE OF THE STATE PRIMARY SCHOOL CLUSTER II MARPOYAN DAMAI DISTRICT OF PEKANBARU Peni Darmawan, Eddy Noviana, Otang Kurniaman darmawanpeni@gmail.com, eddy.noviana@lecturer.unri.ac.id,

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Guru Memperoleh

Lebih terperinci

Jurnal KELUARGA Vol 1 No 2 September Dwi Mifta Rahmawati 1, Yasmi Teni Susiati 2 Prodi PKK JPTK FKIP UST.

Jurnal KELUARGA Vol 1 No 2 September Dwi Mifta Rahmawati 1, Yasmi Teni Susiati 2 Prodi PKK JPTK FKIP UST. KESIAPAN GURU TERHADAP PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM PERSPEKTIF GURU DAN SISWA PROGRAM STUDI KEAHLIAN TATA BOGA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4 YOGYAKARTA Dwi Mifta Rahmawati 1, Yasmi Teni Susiati

Lebih terperinci

Hubungan Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani dengan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar

Hubungan Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani dengan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Hubungan Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani dengan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Mudjihartono * FPOK Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI GAYA MENGAJAR GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA KESEHATAN SMP NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA

IDENTIFIKASI GAYA MENGAJAR GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA KESEHATAN SMP NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA Gaya Mengajar Guru... (Febrian Wismoyo N) 1 IDENTIFIKASI GAYA MENGAJAR GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA KESEHATAN SMP NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA IDENTIFICATION OF THE TEACHING STYLES OF PUBLIC JUNIOR HIGH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama seorang manusia untuk mencapai masa depan yang cerah. Pendidikan mempunyai peran strategis

Lebih terperinci

DASAR PROFESIONALITAS GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

DASAR PROFESIONALITAS GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DASAR PROFESIONALITAS GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN Andreas Budi Setyawan (Pendidikan Olahraga, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang) andreasbs85@gmail.com Abstrak: Pendidikan jasmani

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR 9 STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR Oleh: HUSNIA ARFAN Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar MUSTARI Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SMASH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN GAYA KOMANDO

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SMASH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN GAYA KOMANDO Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 5, No. 1, Juni 2016 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SMASH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN GAYA KOMANDO Ilham Surya Fallo 1, Hendri 2 Program Studi Pendidikan Jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

PROFESIONALISME GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PROFESIONALISME GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PROFESIONALISME GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SMA MUHAMMADIYAH KEDIRI

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SMA MUHAMMADIYAH KEDIRI Jurnal Pembelajaran Olahraga http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pjk/index Volume 3 Nomor 1 Tahun 2017 PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SMA MUHAMMADIYAH KEDIRI Hendra Mashuri

Lebih terperinci

SIKAP SOSIAL DAN KINERJA GURU YANG GAGAL MENEMPUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROFESI GURU (Study Kasus di Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga)

SIKAP SOSIAL DAN KINERJA GURU YANG GAGAL MENEMPUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROFESI GURU (Study Kasus di Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga) Profesi Guru (Study Kasus di Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga). Mei, 2013. SIKAP SOSIAL DAN KINERJA GURU YANG GAGAL MENEMPUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROFESI GURU (Study Kasus di Kecamatan Kaligondang

Lebih terperinci

ELEMEN DASAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

ELEMEN DASAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN ELEMEN DASAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN Cahya Mahardika (Pendidikan Olahraga, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang) cahyamahardika1302@gmail.com Abstrak: Pendidikan jasmani dan kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M. 1 HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.TARUNA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI GUGUS I SDN KECAMATAN MARPOYAN DAMAI

KOMPETENSI GURU DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI GUGUS I SDN KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOMPETENSI GURU DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI GUGUS I SDN KECAMATAN MARPOYAN DAMAI Reni Anggraini 1, Drs. Slamet,M.Kes, AIFO 2, Drs. Khairul Asbar, M.Pd 3 PENDIDIKAN JASMANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN KETEPATAN DAN PENDEKATAN KECEPATAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN

JURNAL SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN KETEPATAN DAN PENDEKATAN KECEPATAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN JURNAL SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN KETEPATAN DAN PENDEKATAN KECEPATAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BULUTANGKIS PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER IV PROGRAM STUDI PENKEPOR JPOK FKIP UNS TAHUN

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENJASORKES DI SEKOLAHDASARNEGERI SE- KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBESDALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENJASORKES DI SEKOLAHDASARNEGERI SE- KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBESDALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES Keterampilan Mengajar Guru Penjasorkes...(Giat Sanaya)1 KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENJASORKES DI SEKOLAHDASARNEGERI SE- KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBESDALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES Oleh: Giat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN Udiyono* Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi profesional dengan kinerja guru dan

Lebih terperinci

KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI. Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT

KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI. Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT The study was set out to compare analytically the pedagogical competence of the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu komponen terpenting dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan adalah guru. Guru merupakan suatu profesi atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Jenis

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR SISWA. Oleh: Yayah Pujasari Nurdin. Abstrak

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR SISWA. Oleh: Yayah Pujasari Nurdin. Abstrak PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR SISWA Oleh: Yayah Pujasari Nurdin Abstrak Dengan telah digulirkannya Undang-undang mengenai sertifikasi guru dan dosen, maka system pendidikan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENERAPAN KURIKULUM

STUDI TENTANG PENERAPAN KURIKULUM STUDI TENTANG PENERAPAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMA/MA/SMK SASARAN SE KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 JURNAL Oleh: DITA ASTRI MARTINA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan meningkatkan pelayanan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu. Apalagi dengan adanya deregulasi

Lebih terperinci

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT KEHADIRAN

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT KEHADIRAN HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT KEHADIRAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENJASORKES PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: M. YUSUF ARBIANSYAH K5612057 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada ranah dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan karakter terutama dalam peningkatan prestasi peserta didik. Pendidikan bukanlah suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dalam tahap pembangunan masyarakat yang berencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dalam tahap pembangunan masyarakat yang berencana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dalam tahap pembangunan masyarakat yang berencana meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui proses industrialisasi. Peralihan dari masyarakat agraris

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu program pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia adalah melalui pembangunan sumber daya guru, yaitu menciptakan guru yang profesional dalam menjalankan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PELAJARAN PENJASORKES DI SMK

KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PELAJARAN PENJASORKES DI SMK KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PELAJARAN PENJASORKES DI SMK Angga Saputra, Victor Simanjuntak, Edi Purnomo Program Studi Pendidikan Jasmani dan Rekreasi FKIP Untan, Pontianak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar

Lebih terperinci

PEMETAAN PROFIL DAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KOTA BENGKULU

PEMETAAN PROFIL DAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KOTA BENGKULU Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 10, Nomor 1, April 2014 Dian Pujianto & Bayu Insanistyo Diterbitkan Oleh: Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Lebih terperinci

PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE

PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE Puput Eka Bajuri Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi STKIP Modern Ngawi E-mail: ekacalamander201@gmail.com

Lebih terperinci

SURVEI KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENJASKES DI SEKOLAH SE KECAMATAN BENGKAYANG TAHUN 2012 ARTIKEL PENELITIAN

SURVEI KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENJASKES DI SEKOLAH SE KECAMATAN BENGKAYANG TAHUN 2012 ARTIKEL PENELITIAN SURVEI KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENJASKES DI SEKOLAH SE KECAMATAN BENGKAYANG TAHUN 2012 ARTIKEL PENELITIAN OLEH OKA PRODONATUS F 38108045 PRODI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN

Lebih terperinci

PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN 38 Jurnal Hanata Widya, Vol. 5 No. 7 Tahun 2016 PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN COMPETENCY PROFESSIONAL TEACHER GUIDANCE BY

Lebih terperinci

TINGKAT KREATIVITAS GURU DALAM MENYIKAPI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI

TINGKAT KREATIVITAS GURU DALAM MENYIKAPI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI Tingkat Kreativitas Guru (Bagus Novtriana) 1 TINGKAT KREATIVITAS GURU DALAM MENYIKAPI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI THE LEVEL OF TEACHER S CREATIVITY IN ADDRESSING THE LIMITED PHYSICAL

Lebih terperinci

HAMBATAN SISWA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 22 PONTIANAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN OLEH

HAMBATAN SISWA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 22 PONTIANAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN OLEH HAMBATAN SISWA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 22 PONTIANAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN OLEH ALBERTUS F 38108032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN

Lebih terperinci

KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA TAHUN 2016 SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA TAHUN 2016 SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Keadaan Sarana dan Prasana...( Syukron Zuhdi ) 1 KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JANI DAN OLAHRAGA TAHUN 2016 SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh: Syukron

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KREATIVITAS MEMODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN MICRO TEACHING PENJAS DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MAHASISWA IKIP PGRI PONTIANAK

MENINGKATKAN KREATIVITAS MEMODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN MICRO TEACHING PENJAS DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MAHASISWA IKIP PGRI PONTIANAK MENINGKATKAN KREATIVITAS MEMODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN MICRO TEACHING PENJAS DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MAHASISWA IKIP PGRI PONTIANAK Iskandar 1, Ashadi Cahyadi 2 1,2 Program Studi Pendidikan Jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan di Indonesia belum bisa dikatakan berhasil. Hal ini dikarenakan masih banyaknya lembaga pendidikan yang tenaga pengajarnya masih belum

Lebih terperinci

MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SDN 22 SERINGKUYANG KECAMATAN MENJALIN

MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SDN 22 SERINGKUYANG KECAMATAN MENJALIN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SDN 22 SERINGKUYANG KECAMATAN MENJALIN Yosep Laurensius G.M, Imran, Wiwik Yunintaningrum Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP Untan

Lebih terperinci

JURNAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI ADMINISTRASI PERKANTORAN Vol.1, No.1, Mei 2017

JURNAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI ADMINISTRASI PERKANTORAN Vol.1, No.1, Mei 2017 75 ANALISIS KOMPETENSI GURU BERBASIS UJI KOMPETENSI GURU (UKG) PADA GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BIDANG KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015 / 2016 Farida Retno Wardhani

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF KINERJA GURU BIOLOGI YANG BELUM SERTIFIKASI DENGAN GURU BIOLOGI YANG SUDAH SERTIFIKASI PADA SMA NEGERI RAYON 01 KABUPATEN PIDIE

STUDI KOMPARATIF KINERJA GURU BIOLOGI YANG BELUM SERTIFIKASI DENGAN GURU BIOLOGI YANG SUDAH SERTIFIKASI PADA SMA NEGERI RAYON 01 KABUPATEN PIDIE Jurnal Biologi Edukasi Edisi 11, Volume 5 Nomor 2, Desember 213, hal 6-65 STUDI KOMPARATIF KINERJA GURU BIOLOGI YANG BELUM SERTIFIKASI DENGAN GURU BIOLOGI YANG SUDAH SERTIFIKASI PADA SMA NEGERI RAYON 1

Lebih terperinci

KAJIAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISASI GURU. Lala Jelita Ananda Surel :

KAJIAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISASI GURU. Lala Jelita Ananda Surel : KAJIAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISASI GURU Lala Jelita Ananda Surel : ljananda@unimed.ac.id ABSTRACT This research was executed at SMK Sandhy Putra 2 Medan. The purpose of this research is to know how

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KINERJA GURU MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PEKANBARU

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KINERJA GURU MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PEKANBARU Hubungan Motivasi Kerja... (Zetriuslista &Reni) 1 HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KINERJA GURU MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PEKANBARU RELATIONSHIP BETWEEN MOTIVATION TO

Lebih terperinci

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH 288 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.3 Juli 2017, 288-294 KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH Rahmat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu, hampir

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: Friska Tiananda A

Diajukan Oleh: Friska Tiananda A KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DITINJAU DARI PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI DAN PENGALAMAN MENGAJAR DI SMK MUHAMMADIYAH 2 SRAGEN TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memperoleh

Lebih terperinci

Artikel Jurnal. Oleh : Diaz Wiryawan NIM

Artikel Jurnal. Oleh : Diaz Wiryawan NIM KONTRIBUSI PARTISIPASI GURU DALAM KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DAN INTENSITAS SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA Artikel Jurnal Diajukan

Lebih terperinci

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMK MELALUI KEBIJAKAN SERTIFIKASI Oleh: Louisa Nicolina Kandoli Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas TeknikUNIMA ABSTRAK Guru adalah suatu jabatan professional

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN ANAK KE SEKOLAH LABORATORI OLAHRAGA BOLA VOLI (SELABORA) FIK UNY

LATAR BELAKANG ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN ANAK KE SEKOLAH LABORATORI OLAHRAGA BOLA VOLI (SELABORA) FIK UNY Latar Belakang Orang Tua Mengikutsertakan...(Ryn Mifta) 1 LATAR BELAKANG ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN ANAK KE SEKOLAH LABORATORI OLAHRAGA BOLA VOLI (SELABORA) FIK UNY THE PARENT S MOTIVE IN JOINING THEIR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat, maupun orang tua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan

Lebih terperinci

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU IPS SMP DI KOTA YOGYAKARTA JURNAL

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU IPS SMP DI KOTA YOGYAKARTA JURNAL 1 Persepsi Kepala Sekolah... (Anggita Nilam Sari) PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU IPS SMP DI KOTA YOGYAKARTA JURNAL Disusun Oleh: Anggita Nilam Sari 12416241049 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENGARUH PROGRAM SERTIFIKASI DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SMP NEGERI SE-KABUPATEN SUMEDANG. Oleh Jejen Jaenudin

PENGARUH PROGRAM SERTIFIKASI DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SMP NEGERI SE-KABUPATEN SUMEDANG. Oleh Jejen Jaenudin PENGARUH PROGRAM SERTIFIKASI DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SMP NEGERI SE-KABUPATEN SUMEDANG Oleh Jejen Jaenudin 82351112049 Abstrak Guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mayoritas

Lebih terperinci

Keywords: pedagogical competence, certification, performance

Keywords: pedagogical competence, certification, performance PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN SERTIFIKASI GURU TERHADAP KINERJA GURU SD/MI DI KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG Akhmad Zaeni 1) Ghufron Abdullah 2) Ngasbun Egar 2) 1) Guru di Pemalang 2)

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENJAS SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL HIGH SCHOOL PHYSICAL EDUCATION TEACHER PERSONALITY COMPETENCE OF BANTUL REGENCY

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENJAS SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL HIGH SCHOOL PHYSICAL EDUCATION TEACHER PERSONALITY COMPETENCE OF BANTUL REGENCY Kompetensi Kepribadian (Isman Wiratmadi) KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENJAS SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL HIGH SCHOOL PHYSICAL EDUCATION TEACHER PERSONALITY COMPETENCE OF BANTUL REGENCY Oleh: Isman Wiratmadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah pilihan tepat untuk menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik. Terlebih dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut

Lebih terperinci

PENERAPAN PROFESIONALITAS GURU PENJASORKES DI SMP NEGERI KECAMATAN V KOTO TIMUR KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENERAPAN PROFESIONALITAS GURU PENJASORKES DI SMP NEGERI KECAMATAN V KOTO TIMUR KABUPATEN PADANG PARIAMAN Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 1/2017) 10-21 10 PENERAPAN PROFESIONALITAS GURU PENJASORKES DI SMP NEGERI KECAMATAN V KOTO TIMUR KABUPATEN PADANG PARIAMAN Oleh Arisman Universitas PGRI Palembang

Lebih terperinci

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK BATIK 1 SURAKARTA 2013/2014

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK BATIK 1 SURAKARTA 2013/2014 PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK BATIK 1 SURAKARTA 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini di dalam dunia pendidikan, keberadaan guru merupakan salah satu faktor yang signifikan baik dalam peran maupun fungsinya. Guru merupakan bagian komponen

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA Nila Purnama Sari 1 1, Email : nilapurnama90@gmail.com Abstrak MAN 01 Semarang is a high school with

Lebih terperinci

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan perwujudan dari sarana untuk mengembangkan dan meningkatkan proses pembangunan nasional, tentunya pendidikan tersebut harus ditunjang dengan sarana

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI DI SMP SE-KABUPATEN BANJARNEGARA

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI DI SMP SE-KABUPATEN BANJARNEGARA Persepsi Guru Pendidikan...(Andyka Ristianto Saputro)1 PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI DI SMP SE-KABUPATEN BANJARNEGARA THE PERCEPTION OF PHYSICAL

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIK ANAK USIA DINI DI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIK ANAK USIA DINI DI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR E-ISSN: 2528-7427 1 PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIK ANAK USIA DINI DI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR Nanik Dwi Nurhayati Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013

STUDI TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013 STUDI TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh: TIAS UTAMI DESTIANA PUTRI K4609081 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada kondisi sekarang ini, Indonesia memasuki kehidupan era globalisasi yang banyak terjadi perubahan-perubahan. Guna menghadapi tantangan global diperlukannya

Lebih terperinci

SURVEI TENTANG PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PENJASORKES DI SMP SASARAN SE-KABUPATEN KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015

SURVEI TENTANG PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PENJASORKES DI SMP SASARAN SE-KABUPATEN KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015 SURVEI TENTANG PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PENJASORKES DI SMP SASARAN SE-KABUPATEN KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: DENI SETYAWAN K5609025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM STUDI KOMPARATIF PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DAN GURU YANG BELUM BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI SMA NEGERI 2 PAREPARE Kiki Reski Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK

Lebih terperinci

Inkonsistensi Penyelenggaraan Pendidikan SMA dan SMK 1 Istanto W. Djatmiko

Inkonsistensi Penyelenggaraan Pendidikan SMA dan SMK 1 Istanto W. Djatmiko INKONSISTENSI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Oleh: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia bertujuan mencerdaskan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ROLL BELAKANG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ROLL BELAKANG digilib.uns.ac.id JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ROLL BELAKANG MELALUI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS X MIPA 8 SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/ 2016 SKRIPSI Oleh DESI

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014, SURVEI PEMAHAMAN GURU TERHADAP PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BIDANG STUDI PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMA NEGERI SE KECAMATAN LAMONGAN (Studi Pada Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan. Sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi itelektulitas saja melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi itelektulitas saja melainkan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peran Guru dalam proses kemajuan pendidikan sangatlah penting. Guru merupakan salah satu faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas,

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO

KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO 1 KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO Oleh: Hangga Permana Pendidikan Teknik Otomotif, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3, Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Puri Utomo, Suwachid, Suharno Prodi. Pend. Teknik Mesin, Jurusan

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh NISFILAILI A

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh NISFILAILI A PRESTASI BELAJAR TEORI AKUNTANSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR DOSEN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN-SARAN. penjas terhadap kemampuan mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan Prodi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN-SARAN. penjas terhadap kemampuan mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan Prodi BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan tanggapan guru penjas terhadap kemampuan mahasiswa Praktik Pengalaman

Lebih terperinci

MINAT MAHASISWA PGSD PENJASKES TERHADAP PROFESI DI BIDANG KEGURUAN DAN NON KEGURUAN

MINAT MAHASISWA PGSD PENJASKES TERHADAP PROFESI DI BIDANG KEGURUAN DAN NON KEGURUAN Minat Mahasiswa PGSD...(Yudanta Brahmantara) 1 MINAT MAHASISWA PGSD PENJASKES TERHADAP PROFESI DI BIDANG KEGURUAN DAN NON KEGURUAN STUDENT INTEREST PGSD PENJASKES FORCES OF PROFESSIONALS IN THE FIELD OF

Lebih terperinci