TUGAS AKHIR PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA TOKO S BIRU 94

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA TOKO S BIRU 94"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA TOKO S BIRU 94 OLEH MOCH IRSYAD EFFENDI POLITEKNIK NEGERI PADANG JURUSAN AKUNTANSI PADANG 2017

2 PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA TOKO S BIRU 94 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program studi D III Akuntansi OLEH MOCH IRSYAD EFFENDI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI PADANG JURUSAN AKUNTANSI PADANG 2017

3 LEMBARAN PENGESAHAN Saya menyatakan bahwa Tugas Akhir berjudul Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Toko S Biru 94 telah melalui proses bimbingan yang layak, dan menurut pendapat saya telah memenuhi syarat untuk diajukan guna mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) Pembimbing I Muhammad Rafi, SE., M.Si., Ak Nip Saya menyatakan bahwa Tugas Akhir berjudul Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Toko S Biru 94 telah ditulis menurut standar penulisan karya ilmiah dan menurut pendapat saya telah memenuhi syarat untuk diajukan guna mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) Pembimbing II Eliyanora, SE., M.Ak., Ak Nip Tugas Akhir ini diajukan kepada jurusan Akuntansi dan telah memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) Ketua Jurusan Sukartini, SE., M.Kom.Ak Nip

4 BERITA ACARA SIDANG Tugas Akhir yang berjudul Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Toko S Biru 94 telah dipertanggungjawabkan / disidangkan di depan tim penguji dan dinyatakan LULUS pada hari Sabtu tanggal 07 Oktober Ketua Tim penguji Sekretaris Armel Yentifa, SE., M.Si., Ak Eliyanora, SE., M.Ak., Ak NIP NIP Anggota 1 Anggota 2 Rini Frima, SE., M.Si Ulfi Maryati, SE., M.Ak., Ak NIP NIP

5 POLITEKNIK NEGERI PADANG PERNYATAAN TENTANG HAK CIPTA DAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR 2017 Moch Irsyad Effendi. Hak cipta pada penulis. PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA TOKO S BIRU 94 Tidak diperkenankan untuk memproduksi sebagian atau seluruh isi Tugas Akhir ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta. Penggunaan Tugas Akhir ini diatur sebagai berikut : 1. Pengutipan oleh penulis lain dalam tulisannya harus mencantumkan Tugas Akhir ini sebagai sumber referensi. 2. Perpustakaan Politeknik Negeri Padang dan Ruang referensi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang mempunyai hak untuk menyimpan salinan Tugas Akhir ini baik dalam bentuk hard copy maupun soft copy. 3. Jika diperlukan, Perpustakaan Politeknik Negeri Padang dan Ruang referensi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang mempunyai hak untuk memperbanyak Tugas Akhir ini demi kepentingan akademis. Padang, 07 Oktober 2017 Dinyatakan oleh Moch Irsyad Effendi NIM :

6 Puji syukur kepada Allah SWT yang tak henti-hentinya memberikan rahmat, nikmat, dan karunia- Nya untuk Saya dan keluarga saya. Alhamdulillah, atas pertolongan-nya akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Semoga kami menjadi hamba yang selalu bersyukur dan semoga kami selalu dijalan-mu dan selalu dibawah Lindungan-Mu. Amiin. Dan tak lupa shalawat berserta salam selalu tercurahkan untuk Nabi Muhammad SAW, karena atas perjuangannya lah kita sebagai umatnya dapat berada pada zaman sekarang ini. Teruntuk: Kepada seluruh keluarga besar Effendi terutama kedua orang tua Pon Effendi dan Sri Nurbayuni yang selalu memberikan support dan doa yang tidak henti-hentinya kepada penulis Kepada Neni Yusnita Hasibuan yang telah memberikan kenangan selama tiga tahun aktivitas perkuliahan dan semoga dapat terus berlanjut sampai kejenjang hubungan berikutnya Kepada Dosen Jurusan Akuntansi yaitu pembimbing pak rafi dan buk nora yang membantu penulis dalam proses pembuatan tugas akhir. Selain itu juga kepada Pembimbing Akademi Pak Rangga dan Buk Ulfi yang selama tiga tahun ini selalu membantu dalam aktivitas pembelajaran. Kepada sepupu dewang dan wahyu yang dari kecil selalu nemenin main. Selain itu untuk teman-teman sma nanda salju, cukak, ucok, paklek, sigo, heru, cuep dan lainnya yang telah menemani waktu ngumpul dan game online. Kepada anak-anak KECE 14 akuntansi yang telah menemani masa-masa kuliah selama tiga tahun pembelajaran. Terutama untuk nurul,dicky dan ari yang selalu main bareng dari main biliard, domino, ludo sampai koa. Selain itu juga untuk anggi, daus dan revi yang selalu membantu dalam aktivitas pembelajaran. Kepada pihak-pihak lain yang mengisi kehidupan di kampus, terutama buk yas yang sering membantu untuk urusan kompen dan urusan-urusan lainnya. Serta untuk teman-teman dan pihak lain yang tidak dapat disebutkan, yang telah memberikan support dan dukungan dalam penyelesaian perkuliahan selama tiga tahun ini di Politeknik Negeri Padang.

7 MOCH IRSYAD EFFENDI BIODATA Nomor Alumni a). Tempat/Tanggal Lahir : Bukittinggi, 10 Januari 1994 b). Nama Orang Tua : Pon Effendi dan Sri Nurbayuni c). Program Studi : DIII Akuntansi d). Jurusan : Akuntansi e). No.BP : f). Tanggal Lulus : 07 Oktober 2017 g). Predikat Lulus : Sangat Memuaskan h). IPK : 3.74 i). Lama Studi : 3 Tahun 0 Bulan j). Alamat Orang Tua : Jalan Birugo Puhun No. 62, Bukittinggi Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Toko S Biru 94 Tugas Akhir Oleh : Moch Irsyad Effendi Pembimbing 1. Muhammad Rafi, S.E., M.Si., Ak 2. Eliyanora, S.E., M.Ak., Ak ABSTRAK Toko S Biru 94 merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi furniture dengan menggunakan bahan baku pokok kayu kelapa. Toko S Biru 94 didirikan oleh Bapak Dasril yang berdiri sejak 23 tahun yang lalu. Produk yang dihasilkan oleh toko ini antara lain lemari, tempat tidur, meja, nakas, kursi, bale-bale, dll. Perusahaan belum mengalokasikan biaya bersama masing-masing produk. Dalam menentukan harga pokok produksi perusahaan hanya memperhitungkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja kedalam harga pokok produksi, tetapi biaya overhead masih belum dapat dialokasikan perusahaan dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi yang akurat mengenai perhitungan harga pokok produksi dan margin kotor untuk setiap produk. Berdasarkan permasalahan di atas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Toko S Biru 94. Kata Kunci: HPP, S Biru94, Kayu Kelapa Tugas akhir ini telah dipertahankan di depan tim penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal 07 Oktober Abstrak telah disetujui oleh Penguji: Tanda Tangan Nama Terang Armel Yentifa, SE., M.Si., Ak Eliyanora, SE., M.Ak., Ak Rini Frima, SE., M.Si Ulfi Maryati, SE., M.Ak., Ak Mengetahui : Ketua Jurusan Sukartini, SE., M.Kom., Ak Nip Tanda Tangan Alumni telah mendaftar Petugas Nomor Alumni : Nama Tanda Tangan

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Toko S Biru 94. Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III pada jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang. Shalawat beriring salam tidak lupa pula penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Penulisan tugas akhir ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak, baik bantuan moral maupun materil. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Aidil Zamri ST., MT. Selaku Direktur Politeknik Negeri Padang. 2. Ibu Sukartini, SE., M.Kom., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang. 3. Bapak Muhammad Rafi, SE., M.Si., Ak dan Ibu Eliyanora, SE., M.Ak., Ak selaku Pembimbing I dan Pembimbing II penulis yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. 4. Bapak/Ibu staf pengajar jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik. 5. Bapak Dasril dan Ibu As selaku pemilik dan pegawai Toko S Biru 94 yang telah banyak membantu penulis. 6. Kedua Orang tua tercinta serta segenap anggota keluarga yang telah memberikan dukungan, semangat dan doanya kepada penulis. 7. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang yang telah memberikan bantuan dalam penulisan tugas akhir ini. 8. Pihak-pihak lain yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, namun hal ini merupakan langkah awal bagi penulis dalam menuju sebuah kesuksesan. Untuk itu penulis menerima kritik dan masukan dari semua pihak untuk kesempurnaan tugas akhir ini. Penulis mengharapkan semoga tugas akhir ini berguna bagi semua pembaca khususnya bagi penulis sendiri. Padang, 07 Oktober 2017 Moch Irsyad Effendi i

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN BERITA ACARA SIDANG TUGAS AKHIR PERNYATAAN TENTANG HAK CIPTA HALAMAN DEDIKASI ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Batasan Masalah Metode Penelitian Sistematika Penulisan... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Biaya dan Penggolongan Biaya Pengertian Biaya Penggolongan Biaya Manfaat Data Biaya Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Tujuan Akuntansi Biaya Siklus Akuntansi Biaya Harga Pokok Produksi Pengertian Harga Pokok Produksi Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi Perbedaan Metode Harga Pokok Pesanan dengan Metode Harga Pokok Proses Metode Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Kalkulasi Biaya Proses dan Biaya Pesanan Perlakuan Akuntansi Pada Metode Harga Pokok Produksi Pencatatan Biaya Bahan Baku Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Pencatatan Akuntansi Untuk Produk Jadi Pencatatan Untuk Harga Pokok Produksi Dalam Proses Laporan Harga Pokok Produksi ii

10 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan Kondisi Perusahaan Saat Ini Struktur Organisasi Kegiatan Perusahaan Mesin Produksi Peralatan Produksi Perlengkapan Produksi Proses Produksi Gaji Karyawan BAB IV URAIAN DAN PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Uraian Masalah Pembahasan Masalah Perhitungan Biaya Dalam Proses Alokasi Biaya Overhead Pabrik Harga Pokok Produksi Bulan Juni Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong Perhitungan Harga Pokok Produksi Laporan Harga Pokok Produksi Persentase Margin Kotor BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iii

11 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Jurnal Pembelian Metode Perpetual Tabel 2.2 Jurnal Pembelian Metode Periodik Tabel 2.3 Jurnal Penggunaan Bahan Baku Tabel 2.4 Jurnal Pemakaian Bahan Penolong Tabel 2.5 Jurnal Biaya Tenaga Kerja Terutang Tabel 2.6 Jurnal Distribusi Biaya Tenaga Kerja Tabel 2.7 Jurnal Pembayaran Gaji dan Upah Tabel 2.8 Jurnal Pembebanan BOP Tabel 2.9 Jurnal Pencatatan BOP Sesungguhnya Tabel 2.10 Jurnal Pencatatan Selisih Lebih BOP Tabel 2.11 Jurnal Pencatatan Selisih Kurang BOP Tabel 2.12 Jurnal Menutup Selisih Lebih BOP Tabel 2.13 Jurnal Menutup Selisih Kurang BOP Tabel 2.14 Jurnal Pencatatan Produk Jadi Tabel 2.15 Jurnal Pencatatan Produk dalam Proses Tabel 3.1 Mesin Produksi Toko S Biru Tabel 3.2 Peralatan Produksi Toko S Biru Tabel 3.3 Perlengkapan Produksi Toko S Biru Tabel 3.4 Ringkasan Bahan Baku dan Bahan Penolong Tabel 4.1 Produksi Dari Bulan Juni Sampai Bulan Juli Tabel 4.2 Perhitungan Persediaan Bahan Baku dari Bulan Juni sampai Bulan Juli Tabel 4.3 Data Biaya Tenaga Kerja Langsung Tabel 4.4 Bahan Penolong Tabel 4.5 Daftar Asset Tetap Tabel 4.6 Rekapitulasi Biaya Overhead Pabrik Tabel 4.7 Alokasi Biaya Overhead Pabrik Tabel 4.8 Persentase Alokasi Tabel 4.9 Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong Selama Bulan Juni Sampai Juli Tabel 4.10 Produksi Selama Bulan Juni sampai Juli Tabel 4.11 Perhitungan Harga Pokok Produksi Tabel 4.12 Perhitungan Harga Pokok Produksi (Lanjutan) Tabel 4.13 Margin Per Unit iv

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Siklus Akuntansi Biaya Gambar 2.2 Metode Harga Pokok Produksi Full Costing Gambar 2.3 Metode Harga Pokok Produksi Variabel Costing Gambar 2.4 Kalkulasi Biaya Proses Gambar 2.5 Kalkulasi Biaya Pesanan Gambar 2.6 Laporan Harga Pokok Produksi Gambar 3.1 Struktur Organisasi Toko S Biru Gambar 4.1 Jurnal Perhitungan Harga Pokok Produksi Gambar 4.2 Laporan Harga Pokok Produksi v

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Perhitungan 1 (satu) Unit Produk Lemari 3 Pintu Lampiran 2 Perhitungan 1 (satu) Unit Produk Tempat Tidur Lampiran 3 Perhitungan 1 (satu) Unit Produk 1 Set Meja Makan Lampiran 4 Perhitungan 1 (satu) Unit Produk Kursi Goyang Lampiran 5 Perhitungan 1 (satu) Unit Produk Sekat Ruangan Lampiran 6 Perhitungan 1 (satu) Unit Produk 1 Set Kursi Tamu Lampiran 7 Perhitungan 1 (satu) Unit Produk Lemari 2 Pintu Lampiran 8 Perhitungan 1 (satu) Unit Produk Kursi Tamu Duduk 1 Lampiran 9 Perhitungan 1 (satu) Unit Produk Kursi Tamu Duduk 2 Lampiran 10 Perhitungan 1 (satu) Unit Produk Kursi Tamu Duduk 3 Lampiran 11 Perhitungan 1 (satu) Unit Produk Meja Tamu Lampiran 12 Surat Keterangan Lampiran 13 Foto Perusahaan Lampiran 14 Contoh Faktur Pembelian Lampiran 15 Standar Upah Lampiran 16 Gambar Produk vi

14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dari tahun ke tahun perkembangan dunia semakin maju seiring dengan berkembangnya arus teknologi dan informasi yang secara langsung mempengaruhi kehidupan manusia. Pengaruh ini dapat dilihat dari pesatnya perkembangan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan seperti dalam aspek ekonomi, pendidikan, industri, dan aspek kehidupan lainnya. Dalam dunia bisnis, pemanfaatan teknologi informasi menyebabkan perubahan yang luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, penanganan transaksi pertukaran antara perusahaan dengan costumer-nya dan dengan perusahaan lain. Para pelaku bisnis dituntut untuk mempunyai strategi jitu untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Untuk terus dapat bersaing perusahaan harus dapat menghasilkan produk yang bermutu tinggi, harga produk yang terjangkau, dan model produk yang sesuai dengan perkembangan zaman. Dari hasil penjualan produk tersebut, perusahaan akan memperoleh penghasilan yang merupakan sumber utama pengembangan perusahaan. Karena itu, menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat merupakan suatu keharusan bagi semua perusahaan agar dapat mempertahankan kehidupan organisasinya. Dilihat dari produk yang dihasilkan dan bidang usaha yang digeluti suatu perusahaan maka secara umum perusahaan dibagi menjadi tiga macam perusahaan, yaitu perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memulai kegiatannya dengan mengelolah bahan baku menjadi produk jadi. 1

15 Setiap perusahaan manufaktur memiliki karakteristik kegiatan produksinya masing-masing, ada yang produksinya berdasarkan pesanan ada juga yang memproduksi produk secara massa. Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan mengolah bahan baku menjadi produk jadi berdasarkan pesanan dari luar perusahaan. Sedangkan perusahaan yang memproduksi secara massa bertujuan untuk memenuhi persediaan produk jadi di gudang. Tujuan didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan yang akan digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Ada banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan bisnis yang besar. Salah satunya adalah dengan mengandalkan keunggulan produk yang dihasilkan. Dalam pembuatan produk, biaya dikelompokkan menjadi dua yaitu biaya produksi dan biaya non produksi (Mulyadi, 2014). Biaya produksi merupakan biayabiaya yang terjadi pada perusahaan manufaktur yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi. Biaya-biaya yang terdapat didalamnya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang diperlukan oleh suatu produk (Carter dan Milton, 2006:40). Biaya produksi ini akan membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi, sedangkan biaya non produksi akan ditambahkan pada harga pokok produksi untuk menghitung total laba/rugi produk yang dihasilkan. Mulyadi (2014) menyebutkan bahwa akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu penentuan harga pokok produk, pengendalian biaya dan pengambilan keputusan khusus. Kesalahan dalam penentuan harga pokok produk akan berpengaruh kepada kesalahan dalam penentuan harga jual dan nantinya akan mempengaruhi laba perusahaan. 2

16 Toko S Biru 94 merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai perabot rumah tangga dengan menggunakan bahan baku pokok kayu kelapa. Toko S Biru 94 didirikan oleh Bapak Dasril yang berdiri sejak 23 tahun yang lalu. Awalnya produk yang dihasilkan menggunakan bahan baku kayu jati, tetapi pada tahun 2006 karena melihat belum adanya pengolahan terhadap kayu kelapa, akhirnya perusahaan mencoba inovasi baru dengan menggunakan kayu kelapa sebagai bahan baku utama produksinya. Produk yang dihasilkan oleh toko ini antara lain adalah lemari, tempat tidur, meja, nakas dan kursi. Dalam menentukan harga pokok produksi perusahaan hanya memperhitungkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja ke dalam harga pokok produksi, tetapi biaya overhead masih belum dapat dialokasikan perusahaan dengan tepat. Berdasarkan permasalahan diatas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Toko S Biru RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan, yaitu bagaimana perhitungan harga pokok produksi pada toko S Biru TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan dan manfaat penelitian dapat penulis jabarkan sebagai berikut: A. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk membantu Toko S Biru 94 dalam penyusunan harga pokok produksi untuk setiap produk yang dihasilkannya. 3

17 B. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu : 1. Bagi Keilmuan Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi kajian teoritis yang berkaitan dengan perhitungan harga pokok produksi di Toko S Biru 94. Diharapkan penelitian ini dapat membuka kemungkinan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang permasalahan sejenis. Penelitian ini juga sebagai tambahan informasi dan referensi yang dapat digunakan para mahasiswa dan akhirnya dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Bidang Praktik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi toko S Biru 94 tentang perhitungan harga pokok produksi. 1.4 BATASAN MASALAH Untuk menghindari terlalu luasnya ruang lingkup pembahasan maka penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut: a. Penelitian hanya dilakukan untuk produksi selama bulan Juni dan bulan Juli b. Penelitian hanya membahas bagaimana perhitungan harga pokok produksi. 1.5 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini dikelompokkan atas dua macam yaitu metode pengumpulan data dan metode analisis data. 4

18 a. Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara Teknik wawancara digunakan sebagai salah satu teknik pengumpulan data, baik data primer maupun sekunder. Disini penulis melakukan wawancara dengan pihak Toko S Biru 94, seperti pemilik, bagian keuangan dan pemasaran, dan bagian pekerja di bidang produksi. 2. Observasi (Pengamatan Lapangan) Dalam pelaksanaan tugas akhir ini, penulis melakukan pengamatan atas proses produksi Toko S Biru 94, pembelian bahan baku dan bukti-bukti terkait kegiatan produksi. 3. Literature Review Pada metode ini penulis melakukan pencarian referensi dari buku-buku yang terkait dengan perhitungan harga pokok produksi. b. Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode analisis deskriptif mengenai perhitungan harga pokok produksi. Dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data biaya produksi setiap produk pada Toko S Biru 94. Selanjutnya untuk mempermudah perhitungan harga pokok produksi penulis menggunakan bantuan Microsof Excel. 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Dalam pembahasan kasus ini dapat diuraikan secara ringkas dan sistematis yang terdiri dari lima bab yaitu: 5

19 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas secara rinci tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tinjauan pustaka yang berhubungan dengan pengertian, jenis biaya, penggolongan dan manfaat biaya. Selain itu juga membahas tentang metode alokasi, pencatatan dan laporan harga pokok produksi. produksi. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah berdirinya perusahaan Toko S Biru 94, kondisi perusahaan saat ini, serta penjelasan tentang kegiatan umum perusahaan manufaktur dan struktur organisasi. BAB IV URAIAN DAN PEMBAHASAN MASALAH Bab ini berisikan tentang uraian permasalahan yang terdapat pada Toko S Biru 94, analisis biaya yang terdapat selama aktivitas produksi dan perhitungan harga pokok produksi. BAB V PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan pembahasan yang dijabarkan pada babbab sebelumnya serta saran-saran yang diberikan untuk perbaikan kedepan untuk perusahaan. 6

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. DEFINISI BIAYA DAN PENGGOLONGAN BIAYA Berikut ini penulis akan menguraikan mengenai pengertian biaya, penggolongan dan manfaat biaya Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2014) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Mursyidi (2008) menyatakan bahwa biaya adalah suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harga lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang. Menurut Siregar (2013) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk berupa barang atau jasa yang telah memberikan manfaat yang digunakan untuk memperoleh pendapatan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi atau sumber daya berupa barang atau jasa yang diukur dalam satuan uang dengan tujuan untuk memperoleh suatu manfaat yaitu peningkatan laba dimasa mendatang. Carter dan Milton (2006) berpendapat bahwa biaya adalah biaya (cost) digunakan sebagai sinonim dari beban (expense). Tetapi, beban dapat didefinisikan sebagai aliran keluar terukur dari barang dan atau jasa, yang kemudian dibandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba, atau sebagai penurunan dalam aktiva bersih sebagai akibat dari penggunaan jasa ekonomis dalam menciptakan pendapatan atau pengenaan pajak oleh badan pemerintah. Berdasarkan pengertian tersebut dapat 7

21 disimpulkan bahwa biaya berasal dari pengorbanan sumber ekonomi atau sumber daya dalam satuan uang untuk memperoleh laba dimasa yang akan datang Penggolongan Biaya Mulyadi (2014) mengungkapkan bahwa dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dalam berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep different cost for different purpose. 1. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar dalam penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar tersebut disebut biaya bahan bakar. 2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan a. Biaya Produksi Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya lain-lain yang berhubungan langsung dengan aktivitas produksi (biaya overhead pabrik). Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula dengan istilah biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya overhead pabrik sering pula disebut dengan istilah biaya konversi (conversion cost), yang merupakan biaya untuk mengkonversi bahan baku menjadi bahan jadi. 8

22 b. Biaya Pemasaran Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh (sample). c. Biaya Administrasi dan Umum Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntansi, biaya photocopy. Jumlah biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum sering pula disebut dengan istilah biaya komersial (commercial expenses). 3. Penggolongan biaya menurut hubungan sesuatu yang dibiayai Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu: a. Biaya langsung (direct cost) Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen (direct departemental costs) adalah semua biaya yang terjadi daam departemen 9

23 tertentu. Contohnya biaya tenaga kerja yang bekerja dalam departemen pemiliharaan merupakan biaya langsung departemen bagi departemen pemiliharaan. b. Biaya tidak langsung Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs). Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu, gaji mandor yang mengawasi pembuatan produk A, B, dan C merupakan biaya tidak langsung bagi produk A, B, maupun C, karena gaji mandor tersebut terjadi bukan memproduksi ketiga jenis produk tersebut. Jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk, maka semua biaya merupakan biaya langsung dalam hubungannya dengan produk. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk sering disebut dengan istilah biaya overhead pabrik. Dalam hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi disuatu departemen, tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contohnya adalah biaya yang terjadi di departemen pembangkit tenaga listrik dinikmati oleh departemendepartemen lain dalam perusahaan. Bagi departemen pemakai listrik, biaya listrik yang diterima dari alokasi biaya departemen pembangkit tenaga listrik merupakan biaya tidak langsung departemen. 10

24 4. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume aktivitas a. Biaya variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. b. Biaya semivariabel Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. c. Biaya semifixed Biaya semifixed biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. d. Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi. 5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaat a. Pengeluaran modal (capital expenditures) Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai cost aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresias atau diamortisasi. Contohnya adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap, untuk 11

25 promosi besar-besaran, dan pengeluaran untuk riset dan pengembangan produk. b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Contohnya adalah biaya iklan dan biaya tenaga kerja. Daljono (2004) mengklasifikasikan biaya berdasarkan hubungannya dengan produk, waktu pengakuan, volume produksi yaitu : 1. Biaya pabrikasi (product cost) sering disebut sebagai biaya produksi atau biaya pabrik terdiri dari : a. Biaya bahan adalah nilai atau besarnya upah yang terkandung dalam bahan yang digunakan untuk proses produksi. Biaya bahan dibedakan menjadi : 1) Biaya bahan baku (direct material) bahan baku adalah bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi barang jadi, yang secara fisik dapat diindentifikasi pada barang jadi. 2) Biaya bahan penolong (indirect material) adalah bahan-bahan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya relatif kecil atau pemakaiannya sangat rumit untuk dikenali diproduk jadi. b. Biaya tenaga kerja merupakan gaji atau upah karyawan bagian produksi. Biaya ini dibedakan menjadi : 1) Biaya tenaga kerja langsung adalah gaji atau upah tenaga kerja yang dipekerjakan untuk memproses bahan menjadi bahan jadi. 12

26 2) Biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan gaji atau upah tenaga kerja bagian produksi yang tidak terlibat secara langsung dalam proses pengerjaan bahan menjadi produk jadi. c. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah biaya yang timbul dalam proses produksi selain yang termasuk dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Yang termasuk dalam biaya overhead pabrik adalah biaya pemakaian supplies pabrik, biaya penyusutan, biaya pemeliharaan atau perawatan bagian produksi, biaya listrik dan sebagainya. 2. Klasifikasi biaya menurut waktu pengakuan (timing of recognition) dapat dibedakan menjadi dua yaitu : a. Product cost (biaya produk), adalah biaya yang terjadi dalam rangka membuat produk. Biaya ini sifatnya melekat pada produk, karena melekat pada produk maka product cost disebut juga inventorial cost. b. Period cost (biaya periode), adalah biaya yang terjadi dalam satu periode yang tidak ada kaitannya dengan pembuatan produk. Biaya periode sifatnya tidak melekat pada produk dan akan dipertemukan dengan pendapatan untuk menghitung laba rugi pada periode yang bersangkutan. Penggolongan biaya berdasarkan dalam hubungannya menurut Halim (2010): 1. Biaya Standar Biaya standar yakni biaya yang telah ditentukan terlebih dahulu (diperkirakan akan terjadi) dan apabila terjadi penyimpangan terhadapnya, maka biaya standar ini yang dianggap benar. 13

27 2. Biaya Taksiran Biaya taksiran yakni biaya yang ditaksir terlebih dahulu (diperkirakan akan terjadi) dan apabila terjadi penyimpangan terhadapnya maka yang dianggap betul adalah biaya sesungguhnya. 3. Biaya Sesungguhnya Biaya sesungguhnya yakni biaya-biaya yang sungguh-sungguh terjadi atau biaya yang dibebankan Manfaat Data Biaya Mulyadi (2014) menjelaskan beberapa manfaat data biaya yaitu: 1. Untuk tujuan pengawasan Data biaya yang dihasilkan dalam akuntansi biaya merupakan salah satu data yang digunakan manajemen dalam membuat perencanaan yang dalam hal ini adalah budget (anggaran). 2. Membantu dalam penetapan harga jual Penetapan suatu harga jual yang menguntungkan dapat dilakukan untuk suatu periode yang diinginkan, melalui pengetahuan tentang data biaya dan volume penjualan masa lalu. 3. Untuk menghitung laba rugi periodik Perhitungan laba-rugi periodik untuk suatu perusahaan dilakukan dengan jelas mempertemukan antara penghasilan dengan biaya-biaya yang telah terjadi dan telah expired dalam suatu dasar perhitungan yang sama dan konsisten. 14

28 4. Untuk pengendalian biaya Pengendalian melalui akuntansi pertanggung jawaban, merupakan sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan penghasilan sesuai dengan pertanggung jawaban dalam organisasi. 5. Untuk pengambilan keputusan Data biaya sangat diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. 2.2 AKUNTANSI BIAYA Pada bagian ini penulis akan menguraikan tentang pengertian, tujuan dan siklus akuntansi biaya Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi manajemen yang merupakan salah satu dari bidang khusus akuntansi yang menekankan pada penentuan dan pengendalian biaya. Hubungan akuntansi biaya dengan akuntansi keuangan tercermin pada tujuan akuntansi biaya untuk penentuan harga pokok produk dan sekaligus menentukan nilai persediaan, dimana hal ini berhubungan dengan penyusunan laporan keuangan. Menurut Mulyadi (2014) akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya. Adapun menurut Rayburn (1999) akuntansi biaya adalah mengidentifikasi, mendefinisikan, mengukur, melaporkan, dan menganalisis berbagai unsur biaya langsung dan tidak langsung yang berkaitan dengan produksi barang dan jasa. 15

29 Menurut R.A Supriyono (2002) akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2014) akuntansi biaya memiliki tiga tujuan pokok yaitu: 1. Penentuan Harga Pokok Produksi Untuk memenuhi tujuan penentuan harga pokok produksi, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Misalnya metode variable costing untuk penentuan harga pokok produksi dan penyajian informasi biaya untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam perencanaan dan pengambilan keputusan jangka pendek. 2. Pengendalian Biaya Pengendalian biaya harus dimulai dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan produk. Jika biaya yang seharusnya ini telah ditetapkan, akuntansi biaya bertugas untuk memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya sesuai dengan biaya yang seharusnya tersebut. Bila terdapat selisih, maka akuntansi biaya harus menganalisis dan menyajikan informasi penyebab terjadinya selisih biaya ini. Informasi ini akan sangat berguna bagi manajemen, misalnya dalam menilai prestasi kerja para manajer dibawah manajer puncak. 3. Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang. Oleh karena itu, informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan khusus 16

30 selalu berhubungan dengan informasi yang akan datang. Informasi biaya ini tidak dicatat dalam catatan akuntansi biaya, melainkan hasil dari suatu proses peramalan. Laporan akuntansi biaya akan digunakan oleh pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Akuntansi biaya mengembangkan berbagai konsep informasi biaya untuk pengambilan keputusan seperti biaya tambahan untuk informasi lebih lanjut Siklus Akuntansi Biaya Menurut Rayburn (1999) siklus akuntansi biaya dalam suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha tersebut. Dalam perusahaan, siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok barang dagangan yang dibeli dan berakhir dengan penyajian harga pokok barang dagangan yang dijual. Siklus kegiatan perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku dibagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang. Dalam perusahaan tersebut, siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok bahan baku yang dimasukkan dalam proses produksi, dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dikonsumsi untuk produksi, serta berakhir dengan disajikannya harga pokok jadi yang diserahkan oleh bagian produksi ke bagian gudang. Akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur bertujuan untuk menyajikan informasi harga pokok produksi per satuan produk jadi yang diserahkan ke bagian gudang. Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur digunakan untuk mengikuti proses pengolahan produk, sejak dari dimasukkannya bahan baku ke dalam proses produksi sampai dengan dihasilkannya produk jadi dari proses produksi 17

31 tersebut. Hubungan antara siklus pembuatan produk dan siklus akuntansi biaya dapat dilihat pada gambar dibawah ini: SIKLUS AKUNTANSI BIAYA Penentuan Harga Pokok Bahan Baku Yang Dibeli Biaya Tenaga Kerja Langsung Penentuan Harga Pokok Bahan Baku Yang Dipakai Biaya Overhead Pabrik Pengumpulan Biaya Produksi Penentuan Harga Pokok Produk Jadi Gambar 2.1 Siklus Akuntansi Biaya Sumber : Mulyadi, HARGA POKOK PRODUKSI Pada bagian ini penulis akan menjelaskan tentang pengertian, metode penentuan dan metode pengumpulan harga pokok produksi Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi adalah pengumpulan biaya yang terjadi untuk menghasilkan barang dalam satu periode akuntansi. Menurut Mulyadi (2014), harga pokok produksi adalah Jumlah dari biaya produksi dan barang dalam proses awal dikurangi dengan barang dalam proses akhir pada satu periode akuntansi. 18

32 Untuk memperoleh perhitungan harga pokok dapat dilakukan dengan sistem kalkulasi harga pokok yang sebenarnya (historical actually cost), sistem kalkulasi harga pokok standar (standard cost), dan sistem kalkulasi normal (normal cost). Tujuan kalkulasi harga pokok sebenarnya adalah membebankan harga pokok yang dihasilkan sesuai dengan biaya yang terjadi. Tujuan sistem kalkulasi harga pokok standar adalah membebankan harga pokok yang dihasilkan sebesar biaya yang ditentukan dimuka. Dan tujuan kalkulasi harga pokok normal adalah mencatat/mengukur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja berdasarkan jumlah sesungguhnya, sedangkan overhead pabrik dicatat berdasarkan tarif yang ditetapkan dimuka (Jayaatmaja, 2005) Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2014) metode penentuan harga pokok produksi adalah memperhitungkan biaya harga pokok produksi dengan dua pendekatan yaitu: 1. Full Costing Full Costing adalah penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang variabel maupun yang tetap. Harga pokok produksi metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini. Biaya Bahan Baku xxx Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx Biaya Overhead Pabrik-Variabel xxx Biaya Overhead Pabrik-Tetap xxx + Harga Pokok Produksi xxx Gambar 2.2 Metode Harga Pokok Produksi Full Costing Sumber : Mulyadi,

33 2. Variable Costing Variable Costing merupakan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produk yang berperilaku variabel kedalam harga pokok produksi, yang hanya terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel. Harga pokok produksi menurut metode variable costing terdiri dari: Biaya Bahan Baku xxx Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx Biaya Overhead Pabrik-Variabel xxx + Harga Pokok Produksi xxx Gambar 2.3 Metode Harga Pokok Produksi Variable Costing Sumber : Mulyadi, Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi Pengumpulan harga pokok produksi ditentukan oleh cara produksi. Secara garis besar, menurut Mulyadi (2014) cara memproduksi produk dibagi atas dua jenis yaitu: 1. Produksi atas pesanan Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar, seperti perusahaan percetakan dan penyablonan. Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost method). 2. Produksi atas proses Perusahaan yang berproduksi berdasarkan masa melaksanakan pengolahan produksinya untuk memenuhi kebutuhan gudang. Perusahaan yang berproduksi berdasarkan proses menggunakan metode harga pokok produksi (process cost method). Dalam metode ini semua biaya dikumpulkan untuk 20

34 menentukan total pengeluaran kemudian dialokasikan ke masing-masing produk berdasarkan total produksinya Perbedaan Metode Harga Pokok Pesanan dengan Metode Harga Pokok Proses Menurut Mulyadi (2014), perbedaan metode harga pokok pesanan dengan metode harga pokok proses adalah: 1. Pengumpulan biaya produksi Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan sedangkan harga pokok proses mengumpulkan biaya produksi per departemen per periode akuntansi. 2. Perhitungan harga pokok produksi per unit Metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi persatuan dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satu produk yang dihasilkan. Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanan telah selesai diproduksi. Metode harga pokok proses menghitung harga pokok produksi per unit dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah unit produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan. 3. Penggolongan biaya produksi Dalam metode harga pokok pesanan biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan ke produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. Didalam metode harga pokok 21

35 proses, perbedaan biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung seringkali tidak diperlukan. Karena harga pokok per unit produk dihitung setiap akhir bulan, maka umumnya biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas biaya yang sebenarnya terjadi. 4. Unsur yang digolongkan dalam biaya overhead pabrik Didalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi lainnya. Dalam metode ini biaya overhead dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. Didalam metode harga pokok proses, biaya overhead terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku, bahan penolong dan biaya tenaga kerja langsung. Didalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan sebesar biaya sesungguhnya yang terjadi dalam satu periode akuntansi Metode Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung. Apabila suatu perusahaan juga memiliki departemen-departemen lain selain departemen produksi maka semua biaya yang terjadi di departemen pembantu tersebut dikategorikan sebagai biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk pemakaian bahan tambahan, biaya tenaga kerja tak langsung, pengawasan mesin produksi, pajak, asuransi, hingga fasilitas-fasilitas tambahan yang diperlukan dalam proses produksi. A. Metode Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik Untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik, perusahaan memperhatikan jumlah tarif biaya overhead pabrik yang akan digunakan. Terdapat tiga 22

36 alternatif yang dapat perusahaan gunakan untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik, yaitu: 1. Plantwide Rate / Tarif Tunggal Perusahaan hanya menggunakan tarif biaya overhead pabrik untuk pembebanan biaya overhead pabrik ke pesanan maupun produknya dari awal sampai akhir proses. 2. Departemental Rate / Tarif Departemen Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap tahapan atau departemen produksi yang di perusahaan. Jumlah tarif biaya overhead pabrik tergantung dari tahapan atau departemen produksi yang ada. 3. Activity Rate / Tarif Aktivitas Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap aktivitas yang terjadi dalam pembuatan produknya. Cara ini dikenal dengan activity based costing (ABC). B. Menghitung Biaya Overhead Pabrik Untuk bisa menghitung biaya overhead pabrik, terdapat tahap-tahap yang harus dilakukan oleh perusahaan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik didasarkan pada volume kegiatan yang akan dilaksanakan di masa depan. 2. Memilih dan menaksir dasar pembebanan biaya overhead pabrik Dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk ada bermacammacam antara lain: 23

37 a. Jumlah satuan produk Metode ini langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk dan lebih cocok digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk. b. Biaya bahan baku Apabila harga pokok bahan baku sebagai dasar pembebanan, maka semakin besar biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk mengolah produk, maka semakin besar pula biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk. c. Biaya tenaga kerja Apabila sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja langsung, maka dasar yang dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik adalah biaya tenaga kerja langsung. d. Jam tenaga kerja langsung Apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung. e. Jam mesin Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin maka dasar yang dipakai membebankan adalah jam mesin. 24

38 2.3.6 Kalkulasi Biaya Proses dan Biaya Pesanan Kalkulasi biaya proses (process costing) adalah sistem kalkulasi biaya yang efektif bagi perusahaan dengan menggunakan produksi perakitan lini untuk menciptakan arus barang secara continue. Setelah proses pabrikasi selesai, pekerja mentransfer unit ke gudang barang jadi karena produk ini dibuat bukan untuk pelanggan khusus. Semua unit pada semua produk khusus adalah sama. Sebaliknya, pabrikasi untuk biaya pesanan (job order) biasanya dimulai jika hanya ada pesanan dari pelanggan. Setiap pekerjaan membutuhkan sejumlah keahlian perhatian, tergantung pada spesifikasi pelanggan, sehingga biaya per unit setiap pesanan akan berbeda. Berikut digambarkan kalkulasi biaya proses dan biaya pesanan: Departemen A BBB BTKL BOP Departemen B Barang Jadi Harga Pokok Penjualan Departemen C Gambar 2.4 Kalkulasi Biaya Proses Sumber : Mulyadi, Bahan Baku Langsung Pesanan No 100 Persediaan Barang Jadi -Tenaga Kerja Langsung -Overhead Pabrik Pesanan No 101 Pesanan No 102 Harga Pokok Penjualan Gambar 2.5 Kalkulasi Biaya Pesanan Sumber : Mulyadi,

39 2.4 PERLAKUAN AKUNTANSI PADA METODE HARGA POKOK PRODUKSI Pada bagian ini penulis akan menjelaskan pencatatan jurnal terhadap setiap biaya yang termasuk ke dalam harga pokok produksi Pencatatan Biaya Bahan Baku 1. Untuk pembelian bahan baku dicatat dengan jurnal sebagai berikut: Tabel 2.1 Jurnal Pembelian Metode Perpetual Keterangan Debit Persediaan Bahan Baku xxx Utang Usaha/Kas Sumber : Pembelian Mulyadi, 2014 Kredit xxx Tabel 2.2 Jurnal Metode Periodik Keterangan Debit Pembelian xxx Utang Usaha/Kas Sumber : Mulyadi, 2014 Kredit xxx 2. Sedangkan untuk penggunaan bahan baku dicatat dengan jurnal: Tabel 2.3 Jurnal Penggunaan Bahan Baku Keterangan Debit Barang Dalam Proses xxx Persediaan Bahan Baku Sumber : Mulyadi, 2014 Kredit xxx 3. Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan penolong: Tabel 2.4 Jurnal Pemakaian Bahan Penolong Keterangan Debit BOP Sesungguhnya xxx Persediaan Bahan Penolong Sumber : Mulyadi, 2014 Kredit xxx 26

40 2.4.2 Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja lebih dibebankan ke proses produksi, maka biaya tenaga kerja yang dibebankan tersebut bisa diambil dari daftar gaji dan upah. 1. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja yang terutang adalah: Tabel 2.5 Jurnal Biaya Tenaga Kerja Terutang Keterangan Debit Gaji dan Upah xxx Hutang Gaji dan Upah Sumber : Mulyadi, 2014 Kredit xxx 2. Jurnal untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja: Tabel 2.6 Jurnal Distribusi Biaya Tenaga Kerja Keterangan Debit Barang Dalam Proses xxx BOP Sesungguhnya xxx Biaya Adm dan Umum xxx Biaya Pemasaran xxx Gaji dan Upah Sumber : Mulyadi, 2014 Kredit xxx 3. Jurnal untuk mencatat pembayaran gaji dan upah: Tabel 2.7 Jurnal Pembayaran Gaji dan Upah Keterangan Debit Gaji dan Upah xxx Kas Sumber : Mulyadi, 2014 Kredit xxx Pencatatan Biaya Overhead Pabrik 1. Jurnal untuk mencatat pembebanan BOP dan pesanan produk: Tabel 2.8 Jurnal Pembebanan BOP Keterangan Debit BDP - BOP xxx BOP Dibebankan Sumber : Mulyadi, 2014 Kredit xxx 27

41 2. Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya: Tabel 2.9 Jurnal Pencatatan BOP Sesungguhnya Keterangan Debit BOP Sesungguhnya xxx Macam-macam Biaya Sumber : Mulyadi, 2014 Kredit xxx 3. Jurnal BOP yang dibebankan ditutup ke BOP sesungguhnya apabila lebih: Tabel 2.10 Jurnal Pencatatan Selisih Lebih BOP Keterangan Debit BOP Dibebankan xxx Selisih BOP BOP Sesungguhnya Sumber : Mulyadi, 2014 Kredit xxx xxx 4. Jurnal BOP yang dibebankan ditutup ke BOP sesungguhnya apabila kurang: Tabel 2.11 Jurnal Pencatatan Selisih Kurang BOP Keterangan Debit BOP Dibebankan xxx Selisih BOP xxx BOP Sesungguhnya Sumber : Mulyadi, 2014 Kredit xxx 5. Jurnal untuk menutup selisih lebih ke harga pokok penjualan: Tabel 2.12 Jurnal Menutup Selisih Lebih Keterangan Debit Selisih BOP xxx Harga Pokok Penjualan Sumber : Mulyadi, 2014 Kredit xxx 6. Jurnal untuk menutup selisih kurang ke harga pokok penjualan: Tabel 2.13 Jurnal Menutup Selisih Kurang Keterangan Debit Harga Pokok Penjualan xxx Selisih BOP Sumber : Mulyadi, 2014 Kredit xxx 28

42 2.4.4 Pencatatan Akuntansi Untuk Produk Jadi Jurnal untuk mencatat persediaan produk jadi adalah: Tabel 2.14 Jurnal Pencatatan Produk Jadi Keterangan Debit Persediaan Barang Jadi xxx BDP-BBB BDP-BTKL BDP-BOP Sumber : Mulyadi, 2014 Kredit xxx xxx xxx Pencatatan untuk Harga Pokok Produk dalam Proses Jurnal untuk mencatat kemungkinan produk belum selesai diproses adalah: Tabel 2.15 Jurnal Pencatan Produk dalam Proses Keterangan Debit Persediaan Barang Dalam Proses xxx BDP-BBB BDP-BTKL BDP-BOP Sumber : Mulyadi, 2014 Kredit xxx xxx xxx 2.5 LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI Mulyadi (2014), mengatakan bahwa laporan harga pokok produksi merupakan laporan yang memperlihatkan semua biaya yang terjadi di setiap departemen yang terlibat dalam proses produksi. Laporan ini menunjukkan harga pokok produksi selama periode tertentu dengan memperlihatkan berapa banyak bahan yang terpakai dan berapa tenaga kerja yang dibutuhkan serta biaya overhead pabrik yang dibebankan pada produk yang dihasilkan. Berikut contoh laporan perhitungan harga pokok produksi: 29

43 Gambar 2.6 Laporan Harga Pokok Produksi Sumber : Mulyadi,

44 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 SEJARAH PERUSAHAAN Toko S Biru 94 merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi furniture. Toko S Biru 94 terletak di Jalan Mandiangin No.999 Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Perusahaan ini telah didirikan oleh Bapak Dasril sejak tahun Pada awalnya toko ini memproduksi produk menggunakan kayu jati dan kayu lainnya. Tetapi pada tahun 2006 pemilik perusahaan menemukan peluang baru untuk memproduksi furniture. Bapak Dasril mengubah bahan baku utama produksi menggunakan kayu kelapa. Sedangkan proses produksi masih dilakukan secara manual dan menggunakan cara yang sama dengan produksi menggunakan kayu jati. Toko S Biru 94 merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang cukup lama berdiri di Bukittinggi. Produk yang dihasilkan oleh toko S Biru 94 antara lain lemari, meja, sekat dan kursi. Proses produksi yang dilakukan toko S Biru 94 saat ini sudah sangat berkembang. Hampir semua aktivitas produksi dibantu dengan peralatan yang sesuai. Hal ini membuat kegiatan produksinya lebih lancar dan efisien. 3.2 KONDISI PERUSAHAAN SAAT INI Toko S Biru 94 melakukan proses produksi dari hari Senin sampai Sabtu dengan memperkerjakan 9 orang karyawan tetap dan 3 orang karyawan harian. Karyawan tetap terbagi ke beberapa bagian yaitu bagian pemotongan, bagian jepara, bagian finishing dan bagian keuangan dan pemasaran. Bagian pemotongan terdiri dari 2 orang karyawan tetap yang melakukan aktivitas pemotongan kayu kelapa. Ukuran setiap kayu yang dipotong tergantung dengan produk yang akan diproduksi. Bagian 31

45 jepara berfungsi sebagai pembuat produk dari pengolahan bahan baku yang telah dipotong sampai produk tersebut jadi. Pada bagian jepara terdapat lima orang karyawan tetap, tetapi dalam pembuatan satu unit produk hanya dikerjakan oleh satu orang karyawan. Bagian finishing berjumlah dua orang karyawan yang melakukan aktivitas seperti penghalusan, pendompolan, pengecatan dan proses finishing lainnya. Pada bagian finishing ini terdapat dua orang karyawan tetap. Karyawan harian berjumlah tiga orang yang hanya dibutuhkan untuk pengantaran produk jadi kepada pelanggan. Ketiga karyawan harian ini terdiri dari satu orang supir dan dua orang buruh angkut. Toko S Biru 94 saat ini belum mempunyai catatan yang memadai dalam proses produksi sehingga perusahaan tidak dapat mengetahui secara pasti berapa harga pokok produksi setiap produk. 3.3 STRUKTUR ORGANISASI Pemilik Bagian Produksi Bagian Pemasaran dan Keuangan Pemotongan Jepara Finishing Pekerja Harian Gambar 3.1 Struktur Organisasi Toko S Biru 94 Sumber : Toko S Biru 94 32

46 Tugas dan tanggung jawab: a. Pemilik Pengelolaan usaha Toko S Biru 94 dijalankan langsung oleh Bapak Dasril selaku pemilik usaha yang mempunyai tanggung jawab penuh terhadap usaha yang dijalankan. Pembelian bahan baku dikendalikan langsung oleh pemilik. Pembayaran gaji juga dilakukan oleh pemilik serta mengawasi proses produksi furniture. b. Bagian Produksi Pada proses produksi terdapat tiga bagian yaitu: jepara (pembuatan), pemotongan dan finishing. Pada proses pembuatan produk masih dikerjakan secara manual oleh lima orang karyawan dari proses awal pembuatan sampai akhir produksi. Dalam pekerjaannya satu produk dikerjakan oleh satu orang karyawan bagian jepara. Proses pemotongan dilakukan oleh dua orang karyawan dengan memotong bahan baku yaitu kayu kelapa menjadi beberapa ukuran menggunakan peralatan yang tersedia di perusahaan. Pada proses finishing pekerja melakukan proses akhir produksi yaitu menggerinda, menumpulkan sudut-sudut pada produk, menghaluskan produk serta proses pengecatan produk sehingga produk memiliki tampilan yang menarik. c. Bagian Pemasaran dan Keuangan Bagian ini melakukan aktivitas menawarkan barang ke pelanggan, mencatat jika ada pemesanan produk dan melakukan aktivitas pencatatan untuk uang keluar untuk pembelian bahan baku maupun uang masuk dari proses penjualan perusahaan. Pekerjaan tersebut hanya dipegang oleh satu karyawan tetap. Pada bagian pemasaran dan keuangan juga ada tiga orang pekerja harian. Pekerja harian bertugas untuk mengantarkan produk yang telah dibeli kepada 33

47 pelanggan. Pekerja harian terdiri dari satu orang supir dan dua orang buruh angkut. 3.4 KEGIATAN PERUSAHAAN Mesin Produksi Mesin yang digunakan dalam proses produksi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Peralatan Produksi Tabel 3.1 Mesin Produksi Toko S Biru 94 No Nama Mesin Jumlah 1 Mesin Ketam Siku 1 2 Mesin Ketam Press 1 3 Router 1 4 Gerinda 2 5 Gergaji Bulat Bermeja 1 6 Gergaji Bulat Bertangan 3 7 Mesin Bor 2 8 Bor Tangan 2 9 Mesin Paku Tembak 2 10 Compresor 1 Sumber : Toko S Biru 94 Peralatan yang digunakan dalam produksi antara adalah yang tercantum pada tabel dibawah ini: Tabel 3.2 Peralatan Produksi Toko S Biru 94 No Nama Peralatan Jumlah 1 Gergaji Kayu 2 2 Pahat Kayu 4 3 Martil 3 4 Meteran 2 5 Parang 2 6 Obeng Set 1 7 Kunci Inggris 1 8 Penggaris Besi 2 9 Ketam Tangan 3 10 Spray Gun 2 Sumber : Toko S Biru 94 34

48 3.4.3 Perlengkapan Produksi Perlengkapan yang digunakan dalam produksi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.3 Perlengkapan Produksi Toko S Biru 94 No Nama Perlengkapan 1 Amplas 2 Kuas 3 Pisau Dempul 4 Pensil 5 Lem Alteco Sumber : Toko S Biru Proses Produksi Pada Toko S Biru 94 proses produksi yang dilakukan untuk semua produk hampir sama. Proses pembuatan produk melalui beberapa tahapan yaitu pemotongan kayu gelondongan menjadi beberapa ukuran yang dibutuhkan. Kemudian melakukan pemotongan terhadap bahan-bahan yang akan digunakan pada produksi sesuai dengan ukuran yang telah di tetapkan. Setelah itu melakukan perangkaian kerangka yang telah dipotong sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan. Proses terakhir sebelum produk siap dijual adalah menambahkan beberapa bahan dan hal-hal yang diperlukan untuk menambah kualitas produk. Toko S Biru 94 melakukan produksi berdasarkan daftar stok terakhir produk jadi. Toko S Biru 94 memproduksi produk seperti kursi tamu, lemari dua pintu, meja makan, kursi goyang, pembatas dinding dan lain sebagainya. Rincian bahan baku dan bahan penolong yang digunakan untuk memproduksi produk tersebut adalah: a. Bahan baku kayu kelapa dibeli per batangnya dengan panjang dua meter (sekayung) seharga Rp

49 b. Kaca dibeli dengan harga Rp per buah, memiliki ukuran 1x1 meter. c. Triplek tebal 4mm dibeli satu lembarnya dengan harga Rp d. Papan 3x20 dibeli per lembar dengan harga Rp e. Tali yang digunakan untuk kursi goyang dibeli satu rolnya seharga Rp Satu rol tali dapat digunakan untuk 25 buah kursi goyang, jadi dapat dihitung tali yang digunakan untuk satu kursi goyang adalah Rp f. Lem epoxy digunakan sebagai penyatu antara 2 buah kayu kelapa. Lem epoxy di beli satu set dengan harga Rp dengan berat 1kg. g. Lem putih dibeli satu ember berat 10 Kg dengan harga Rp Dengan harga 1 kg nya Rp Fungsi lem putih untuk menyatukan rangkaian-rangkaian kayu untuk menjadi sebuah produk. h. Paku yang digunakan dalam aktivitas produksi ada tiga macam yaitu paku panjang 3cm, paku panjang 5cm dan paku panjang 7cm. Harga 1 kg paku panjang 3cm Rp Harga 1kg paku panjang 5cm Rp Sedangkan harga 1kg paku panjang 7cm Rp i. Sending digunakan sebagai bahan mendempul produk sebelum dilakukan proses pengecatan. Sending dengan isi 5 kg dibeli seharga Rp Harga 1 kg sending adalah Rp j. Cat dibeli seharga Rp per kaleng dengan berat 1 Kg. k. Tiner dibeli menggunakan drom, dengan berat 1 drom 100 liter. Harga 1 drom tiner Rp Sedangkan untuk harga per liter nya adalah Rp

50 l. Melamin dibeli satu kaleng dengan berat 5 Kg dengan harga Rp Harga 1 kg melamin Rp Melamin digunakan untuk membuat hasil cat lebih bagus. m. Skrup dengan ukuran 6x2 isi 700 buah per kotak dengan harga per kotak Rp Sedangkan untuk harga satu skrup adalah Rp n. Kunci digunakan untuk produk lemari dan produk lain yang menggunakan kunci. Harga untuk satu kunci Rp perbuah. o. Engsel di beli perbuah dengan harga Rp p. Handle dibeli dengan harga Rp perbuah Berikut ini dalah ringkasan bahan baku dan bahan penolong dalam aktivitas produksi toko S Biru 94: Tabel 3.4 Ringkasan Bahan Baku dan Bahan Penolong No Keterangan Satuan Harga/Satuan 1 Kayu kelapa Batang Kaca Buah Triplek Lembar Papan Lembar Tali Buah Lem epoxy Kg Lem putih Kg Paku 3cm Kg Paku 5cm Kg Paku 7cm Kg Sending Kg Cat Kg Tiner Liter Melamin Kg Skrup Buah Kunci Buah Engsel Buah Handle Buah

51 3.4.5 Gaji Karyawan Dalam hal pembayaran gaji, pembayaran gaji diberikan setelah pekerjaan selesai. Dasar perhitungan gaji karyawan tetap berbeda-beda. Gaji karyawan bagian pemotongan dibayar berdasarkan jumlah kayu yang telah dipotong. Setiap pemotongan satu kayu bulat diberi upah Rp per orang. Jumlah karyawan pada bagian ini adalah dua orang. Sedangkan pada bagian jepara terdapat lima orang karyawan dan bagian finishing terdiri dari dua orang karyawan. Pemberian gaji kepada bagian jepara dan finishing menggunakan metode borongan. Besar gaji yang diterima tergantung dari produk yang telah diproduksi. Pembayaran bagi terhadap karyawan pada bagian ini dilakukan apabila produk telah selesai diproduksi. 38

52 BAB IV URAIAN DAN PEMBAHASAN MASALAH 4.1 URAIAN MASALAH Usaha Toko S Biru 94 adalah usaha yang bergerak di bidang industri manufaktur yang memproduksi berbagai furniture seperti meja makan, kursi tamu, sekat, kursi goyang, lemari dan lain-lain. Berdasarkan hasil wawancara penulis di Toko S Biru 94, aktivitas produksi dilakukan setiap hari Senin sampai Sabtu dengan jam kerja dari pukul sampai pukul Toko S Biru 94 melakukan perhitungan harga pokok produksi masih sangat sederhana. Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam penetapan harga pokok produksi meliputi biaya bahan baku, biaya bahan penolong, dan biaya tetap sedangkan biaya yang masuk ke dalam overhead pabrik tidak diperhitungkan dalam perhitungan harga pokok produksi oleh perusahaan. Untuk penjelasan tentang Usaha Toko S Biru 94 ini akan dijelaskan data-data yang diperoleh dari perusahaan. 4.2 PEMBAHASAN MASALAH Untuk menghitung harga pokok produksi yang akurat, diperlukan klasifikasi biaya yang tepat dalam unsur-unsur harga pokok produksi, sehingga pengalokasian setiap biaya per unit dapat dialokasikan dengan benar pada produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Penulis mengambil transaksi bulan Juni dan Juli sebagai data untuk menghitung harga pokok produksi. 39

53 Toko S Biru 94 Tabel 4.1 Biaya Produksi Dari Bulan Juni Sampai Bulan Juli 2017 No Jenis Produksi Jumlah Harga Jual Total 1 Lemari 3 Pintu Tempat Tidur Meja Makan 1 Set Kursi Goyang Sekat Ruangan Kursi Tamu 1 Set Lemari 2 Pintu Kursi Tamu Duduk Kursi Tamu Duduk Kursi Tamu Duduk Meja Tamu TOTAL Sumber : Toko S Biru Perhitungan Biaya Dalam Proses Produksi Dalam pengumpulan biaya produksi penulis menggunakan metode perhitungan harga pokok pesanan (job order costinng method). Wirayadi (2014) menyatakan bahwa biaya produksi, dalam metode harga pokok pesanan, dikumpulkan untuk setiap pesanan (job). Kemudian, harga pokok produk dihitung untuk setiap pesanan. Metode ini diterapkan di perusahaan yang memproduksi produk berdasarkan pesanan (customized products) atau bersifat unik (unique products). Bersifat unik karena produk memiliki spesifikasi khusus sehingga setiap batch produk yang dihasilkan produk selalu berbeda. Istilah pesanan (job order) mengacu pada pesanan kerja (job), bukan pesanan pelanggan (customer order). Jadi, walaupun perusahaan tidak menerima pesanan dari pelanggan, perusahaan tetap memproduksi barang dengan spesifikasi yang dirancang sendiri. 40

54 Dalam perhitungan harga pokok produksi terdapat elemen biaya produksi yang terdiri atas tiga elemen biaya yaitu: bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. 1. Analisis Biaya Bahan Baku (Material Cost) Bahan baku adalah komponen bahan utama dalam pembuatan suatu produk. Bahan baku lebih mudah ditelusuri dalam suatu produk dan harganya relatif tinggi dibandingkan dengan bahan penolong. Bahan penolong merupakan bahan pelengkap pada suatu produk. Biasanya bahan penolong sulit ditelusuri dalam suatu produk dan harganya relatif rendah dibandingkan dengan bahan baku. Untuk mengetahui berapa bahan baku yang digunakan dalam produksi, maka perusahaan harus mengetahui seberapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku. Berikut perhitungan persediaan selama bulan Juni 2017 : Toko S Biru 94 Tabel 4.2 Perhitungan Persediaan Bahan Baku dari Bulan Juni Sampai Juli 2017 Jenis Bahan Baku Keterangan Persediaan Awal Pembelian Persediaan Akhir Bahan Yg Terpakai Kayu Kelapa Papan Kaca Triplek Tali Total Sumber : Toko S Biru 94 dan diolah oleh penulis Persediaan awal bahan baku Toko S Biru 94 pada bulan Juni 2017 adalah Rp Selama bulan Juni dan Bulan Juli 2017 toko S Biru 94 melakukan pembelian bahan baku sebesar Rp Sedangkan untuk pemakaian bahan baku selama bulan Juni dan bulan Juli 2017 dalam 41

55 aktivitas produksi sebesar Rp Pada akhir bulan Juli 2017 persedian yang tersisa sebesar Rp Pada Toko S Biru 94 bahan baku utama yang digunakan untuk semua produk adalah kayu kelapa. Selain itu ada bahan baku lainnya seperti kaca, triplek, papan dan tali. Untuk bahan baku tali dipesan langsung dari Jakarta, sedangkan untuk bahan baku lain di beli dari Bukittinggi. 2. Analisis Biaya Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung adalah upah karyawan yang secara langsung berhubungan dengan pembuatan produk. Pada usaha perabot Toko S Biru 94 upah pada bagian jepara dan finishing diberikan secara borongan. Sedangkan untuk bagian pemotongan diberikan upah Rp per orang untuk setiap satu batang kayu bulat yang dipotong, dalam aktivitas pemotongan dilakukan oleh dua orang tenaga kerja. Waktu pemprosesan untuk pembuatan satu produk tidak dapat dipastikan. Hal ini terjadi karena adanya kesulitan yang berbeda dari setiap produk. Selain itu juga kadang terganggu oleh cuaca yang tidak menentu. Penentuan produk yang akan diproduksi oleh Toko S Biru 94 berdasarkan persediaan akhir barang jadi. Produk dengan persediaan akhir barang jadi yang paling sedikit diutamakan untuk diproduksi. Setelah produk yang akan diproduksi sudah ditentukan maka bagian potong akan memotong kayu yang diperlukan berdasarkan ukuran yang sudah ada. Kemudian bagian jepara membentuk kayu tersebut menjadi produk yang telah ditentukan. Terakhir bagian finishing mempercantik produk yang telah diproduksi. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai upah bagian pemotongan, jepara dan finishing dapat dilihat pada tabel dibawah: 42

56 Toko S Biru 94 Tabel 4.3 Data Biaya Tenaga Kerja Langsung No Produk Jumlah Jumlah Upah / Total Upah Upah per Unit Total Upah Produksi Kayu / Kayu Pemotong Jepara Finishing Jepara Finishing 1 Lemari 3 Pintu 5 6, Tempat Tidur 3 2, Meja Makan 1 Set 6 6, Kursi Goyang 3 2, Sekat Ruangan 2 4, Kursi Tamu 1 Set 5 6, Lemari 2 Pintu 5 4, Kursi Tamu Duduk , Kursi Tamu Duduk 2 4 1, Kursi Tamu Duduk 3 2 2, Meja Tamu 17 2, TOTAL Sumber : Toko S Biru 94 dan diolah oleh penulis 43

57 3. Analisis Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah setiap biaya yang tidak secara langsung melekat pada suatu produk, yaitu semua biaya-biaya diluar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Dalam usaha Toko S Biru 94 ada beberapa biaya overhead pabrik. Berikut biaya overhead pabrik yang dikeluarkan usaha Toko S Biru 94: a. Bahan Penolong b. Biaya listrik Toko S Biru 94 Tabel 4.4 Bahan Penolong No Keterangan Satuan Harga/Satuan 1 Lem epoxy Kg Lem putih Kg Paku 3cm Kg Paku 5cm Kg Paku 7cm Kg Sending Kg Cat Kg Tiner Liter Melamin Kg Skrup Buah Kunci Buah Engsel Buah Handle Buah Sumber : Toko S Biru 94 Pada Toko S Biru 94 sebagian besar aktivitas produksi menggunakan listrik. Rata-rata pemakaian listrik dari bulan Juni sampai bulan Juli 2017 sebesar Rp c. Biaya pajak kendaraan Biaya pajak kendaraan satu tahun Rp Biaya pajak kendaraan untuk bulan Juni dan Juli 2017 sebesar Rp

58 d. Biaya bahan bakar kendaraan Biaya bahan bakar kendaraan yang dikeluarkan dari bulan Juni sampai Juli 2017 rata-rata sebesar Rp e. Biaya perlengkapan produksi Biaya perlengkapan yang dikeluarkan dari bulan Juni sampai bulan Juli oleh Toko S Biru 94 rata-rata sebesar Rp yaitu untuk pembelian perlengkapan seperti amplas, pisau dempul, pensil dan kuas. f. Biaya penyusutan Pada Toko S Biru 94 terdapat beberapa aset tetap. Setiap aset tetap memiliki umur ekonomis yang berbeda untuk masing-masing asetnya. Berikut data penyusutan aset tetap toko S Biru 94: 45

59 No Asset Kuantitas Harga/Unit Toko S Biru 94 Tabel 4.5 Daftar Asset Tetap Harga Perolehan U E Penyusutan Pertahun Sumber : Toko S Biru 94 dan diolah penulis Penyusutan Perbulan Peny Bulan Juni dan Bulan Juli Bangunan 1 Bangunan Pabrik Total Penyusutan Kendaraan 1 Mobil L Total Penyusutan Mesin 1 Mesin Ketam Siku Mesin Ketam Press Router Gerinda Gergaji Bulat Bermeja Gergaji Bulat Bertangan Mesin Bor Bor Tangan Paku Tembak Compressor Total Penyusutan Peralatan 1 Ketam Tangan Gergaji Kayu Pahat Kayu Martil Meteran Parang Obeng Set Kunci Inggris Penggaris Besi Spray Gun Total Penyusutan TOTAL

60 Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pada Toko S Biru 94 terdapat beberapa aset tetap antara lain, bangunan, kendaraan, mesin dan peralatan. Perhitungan penyusutan untuk bulan Juni sampai Juli 2017 didapat dari harga perolehan aset yang dibagi dengan umur ekonomisnya. Umur ekonomis setiap aset berbeda-beda, bangunan memiliki umur ekonomis 10 tahun. Sedangkan untuk kendaraan dan mesin memiliki umur ekonomis 8 tahun. Peralatan yang digunakan Toko S biru 94 dalam aktivitas produksi memiliki umur ekonomis 4 tahun. Berikut rekapitulasi biaya overhead pabrik per bulan: Toko S Biru 94 Tabel 4.6 Rekapitulasi Biaya Overhead Pabrik No Keterangan Jumlah 1 Biaya Listrik Biaya Pajak Kendaraan Biaya Bahan Bakar Kendaraan Biaya Perlengkapan Produksi Biaya Penyusutan Bangunan Pabrik Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik Biaya Penyusutan Mesin Produksi Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Total Sumber: Toko S Biru 94 dan diolah penulis Alokasi Biaya Overhead Pabrik Pada Toko S Biru 94 penulis mengalokasikan biaya overhead menggunakan perbandingan biaya tenaga kerja langsung. Jumlah biaya tenaga kerja langsung suatu produk dibagi dengan total pengeluaran biaya tenaga kerja langsung dalam satu bulan. Hasil dari pembagian tersebut digunakan sebagai dasar pengalokasian biaya overhead pabrik. Berikut pengalokasian BOP ke masing-masing produk. 47

61 Toko S Biru 94 Tabel 4.7 Alokasi Biaya Overhead Pabrik Keterangan Lemari 3 Pintu Tempat Tidur 1 Set Meja Makan Kursi Goyang Sekat Ruangan 1 Set Kursi Tamu Lemari 2 Pintu Duduk 1 Duduk 2 Duduk 3 Meja Tamu Total Biaya Listrik Biaya Pajak Kendaraan Biaya Bahan Bakar Kendaraan Biaya Perlengkapan Produksi Biaya Penyusutan Bangunan Pabrik Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik Biaya Penyusutan Mesin Produksi Biaya Penyusutan Peralatan Produksi TOTAL BIAYA PERSENTASE ALOKASI 16% 4% 11% 4% 2% 26% 12% 7% 3% 2% 14% 100% Sumber: Toko S Biru 94 dan diolah penulis 48

62 Dari gambar diatas dapat dilihat pada bulan Juni dan Juli 2017 Toko S Biru 94 mengalokasikan biaya overhead pabrik ke sebelas macam produk yaitu lemari tiga pintu, tempat tidur, meja makan satu set, kursi goyang, sekat ruangan, kursi tamu satu set, lemari dua pintu, kursi tamu duduk satu, kursi tamu duduk dua, kursi tamu duduk tiga dan meja tamu. Nominal pengalokasian diatas didapat dari biaya overhead pabrik dikali dengan persentase alokasi setiap produk. Tabel berikut akan memperlihatkan persentase untuk setiap produk. Toko S Biru 94 Tabel 4.8 Persentase Alokasi No Produk Unit Upah Persentase 1 Lemari 3 Pintu % 2 Tempat Tidur % 3 Meja Makan 1 Set % 4 Kursi Goyang % 5 Sekat Ruangan % 6 Kursi Tamu 1 Set % 7 Lemari 2 Pintu % 8 Kursi Tamu Duduk % 9 Kursi Tamu Duduk % 10 Kursi Tamu Duduk % 11 Meja Tamu % TOTAL % Sumber: Toko S Biru 94 dan diolah penulis Dapat dilihat bahwa besarnya persentase alokasi biaya overhead pabrik suatu produk tergantung dengan total upah produk tersebut. Semakin besar upah suatu produk maka akan semakin besar persentase alokasinya. 49

63 4.3 HARGA POKOK PRODUKSI Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong Keterangan Toko S Biru 94 Tabel 4.9 Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong Selama Bulan Juni sampai Juli 2017 Jenis Produk Lemari 3 Pintu Tempat Tidur 1 Set Meja MknKursi Goyang Sekat Ruang 1 Set Kursi TamuLemari 2 Pintu Duduk 1 Duduk 2 Duduk 3 SUR Total SUR Total SUR Total SUR Total SUR Total SUR Total SUR Total SUR Total SUR Total SUR Total SUR Total Bahan Baku Kayu Kelapa 6,00 30,00 2,00 6,00 6,00 36,00 2,00 6,00 4,00 8,00 6,00 30,00 4,00 20,00 0,50 6,00 1,00 4,00 2,00 4,00 2,00 34,00 Papan 4,00 20,00 6,00 18,00 2,00 12,00 3,00 15,00 Kaca 1,00 5,00 1,00 17,00 Triplek 1,50 7,50 0,33 1,65 1,00 5,00 0,33 5,61 Tali 1,00 3,00 Bahan Penolong Kunci 4,00 20,00 2,00 10,00 Engsel 6,00 30,00 4,00 20,00 Handle 3,00 15,00 2,00 10,00 Lem Epoxy 1,00 5,00 0,50 1,50 1,00 6,00 0,50 1,50 1,00 2,00 1,00 5,00 1,00 5,00 0,10 1,20 0,15 0,60 0,25 0,50 0,40 6,80 Lem Putih 4,00 20,00 1,00 3,00 3,00 18,00 0,50 1,50 2,00 4,00 2,00 10,00 2,00 10,00 0,25 3,00 0,40 1,60 0,60 1,20 0,50 8,50 Skrup 24,00 120,00 8,00 24,00 16,00 80,00 Paku 3cm 0,25 1,25 0,25 0,75 0,25 0,75 0,25 0,50 0,25 1,25 Paku 5cm 0,25 1,25 0,25 0,75 0,50 3,00 0,25 0,75 0,25 0,50 0,50 2,50 0,25 1,25 0,05 0,60 0,10 0,40 0,15 0,30 0,15 2,55 Paku 7cm 0,25 1,25 0,25 0,75 0,25 1,50 0,10 0,20 0,50 2,50 0,25 1,25 0,05 0,60 0,10 0,40 0,15 0,30 0,15 2,55 Sending 1,00 5,00 0,50 1,50 1,00 6,00 0,50 1,50 2,00 4,00 1,00 5,00 1,00 5,00 0,10 1,20 0,20 0,80 0,30 0,60 0,30 5,10 Melamin 1,00 5,00 0,50 1,50 1,00 6,00 0,50 1,50 1,00 2,00 1,00 5,00 0,50 2,50 0,10 1,20 0,20 0,80 0,30 0,60 0,30 5,10 Tiner 2,00 10,00 1,00 3,00 2,00 12,00 0,50 1,50 1,00 2,00 2,00 10,00 2,00 10,00 0,20 2,40 0,40 1,60 0,60 1,20 0,60 10,20 Cat 1,00 5,00 0,75 2,25 1,00 6,00 1,00 3,00 1,00 2,00 1,00 5,00 2,00 10,00 0,10 1,20 0,20 0,80 0,30 0,60 0,30 5,10 Sumber: Toko S Biru 94 dan diolah penulis Meja Tamu 50

64 Dari data di atas dapat dilihat bahwa pemakaian bahan baku dan bahan penolong setiap produk berbeda-beda tergantung dari produk yang akan diproduksi. Dalam pemakaian bahan baku dan bahan penolong untuk masing-masing produk selalu sama. Hal ini terjadi karena Toko S Biru 94 telah menetapkan ukuran dan pemakaian bahan untuk setiap produk. Berikut ini adalah pemakaian bahan baku dan bahan penolong untuk produk yang diproduksi selama bulan Juni sampai Juli 2017: Perhitungan Harga Pokok Produksi Selama bulan Juni sampai Juli 2017 Toko S Biru 94 memproduksi sebelas macam produk. Produk yang diproduksi dapat dilihat pada tabel berikut ini. Toko S Biru 94 Tabel 4.10 Produksi Selama Bulan Juni sampai Juli 2017 No Jenis Produksi Jumlah 1 Lemari 3 Pintu 5 2 Tempat Tidur 3 3 Meja Makan 1 Set 6 4 Kursi Goyang 3 5 Sekat Ruangan 2 6 Kursi Tamu 1 Set 5 7 Lemari 2 Pintu 5 8 Kursi Tamu Duduk Kursi Tamu Duduk Kursi Tamu Duduk Meja Tamu 17 TOTAL 64 Sumber: Toko S Biru 94 Setelah mendapatkan semua biaya yang diperlukan sudah didapatkan barulah harga pokok produksi setiap produk dapat dihitung. Untuk perhitungan harga pokok produksinya beserta jurnal yang dibutuhkan dapat dilihat dibawah ini: 51

65 Toko S Biru 94 Tabel 4.11 Perhitungan Harga Pokok Produksi Keterangan Jenis Produk L3P TT 1SMM KG SR 1SKT L2P KTM1 KTM2 KTM3 MT Bahan Baku Kayu Kelapa Papan Kaca Triplek Tali Subtotal Bahan Penolong Kunci Engsel Handle Lem Epoxy Lem Putih Skrup Paku 3cm Paku 5cm Paku 7cm Sending Melamin Tiner Cat Subtotal Sumber: Toko S Biru 94 dan diolah penulis 52

66 Toko S Biru 94 Tabel 4.12 Perhitungan Harga Pokok Produksi (Lanjutan) Keterangan Jenis Produk L3P TT 1SMM KG SR 1SKT L2P KTM1 KTM2 KTM3 MT Biaya Tenaga Kerja Langsung Pemotongan Jepara Finishing Subtotal Biaya Overhead Pabrik B Listrik B Pajak Kendaraan B Bahan Bakar Kendaraan B Perlengkapan Produksi B Peny Bangunan Pabrik B Peny Kendaraan Pabrik B Peny Mesin Produksi B Peny Peralatan Produksi Subtotal Total TOTAL/Unit Sumber: Toko S Biru 94 dan diolah penulis 53

67 Setelah harga pokok produksi untuk setiap produk sudah didapatkan, barulah disusun jurnal-jurnal yang dibutuhkan untuk pemakaian setiap biaya dalam aktivitas produksi. Berikut dapat dilihat perjurnalan setiap biaya pada gambar berikut: Toko S Biru 94 1 Jurnal Pemakaian Bahan Baku Barang Dalam Proses - BB Persediaan Bahan Baku Jurnal Pemakaian Bahan Penolong BOP - Sesungguhnya Persediaan Bahan Penolong Jurnal Biaya Tenaga Kerja Langsung Barang Dalam Proses - BTKL Gaji dan Upah Jurnal Pembebanan Biaya Overhead Pabrik BOP - Sesungguhnya Biaya Listrik Biaya Pajak Kendaraan Biaya Bahan Bakar Kendaraan Biaya Perlengkapa Produksi Biaya Peny Bangunan Pabrik Biaya Peny Kendaraan Pabrik Biaya Peny Mesin Produksi Biaya Peny Peralatan Produksi Jurnal Pencatatan Produk Jadi Persediaan Barang Jadi BDP-BB BDP-BTKL BDP-BOP Gambar 4.1 Jurnal Perhitungan Harga Pokok Produksi Sumber: Toko S Biru 94 dan diolah penulis Pada tabel di atas terdapat total dari setiap biaya yang ada pada suatu produk. Nominal persediaan bahan baku merupakan penjumlahan dari semua bahan baku yang digunakan untuk memproduksi setiap unit produk. Begitu juga untuk nominal 54

68 persediaan bahan penolong, gaji dan upah dan biaya overhead pabrik merupakan penjumlahan dari semua biaya yang digunakan untuk memproduksi setiap unit produk. 4.4 LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI Toko S'Biru 94 Laporan Harga Pokok Produksi Untuk Bulan yang Berakhir 31 Juli 2017 Persediaan bahan baku langsung (awal) Rp Ditambah: Pembelian bahan baku langsung Rp Bahan baku Langsung yang tersedia untuk digunakan Rp Dikurangi: Persediaan bahan baku langsung (akhir) Rp Bahan Baku Langsung yang digunakan Rp Tenaga Kerja Langsung Pemotongan Rp Jepara Rp Finishing Rp Total Tanaga Kerja Langsung Rp Biaya Overhead Pabrik Bahan Penolong Rp Biaya Listrik Rp Biaya Pajak Kendaraan Rp Biaya Bahan Bakar Kendaraan Rp Biaya Perlengkapan Produksi Rp Biaya Penyusutan Bangunan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Mesin Produksi Rp Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Rp Total Biaya Overhead Pabrik Rp Harga Pokok Produksi Rp Gambar 4.2 Laporan Harga Pokok Produksi Sumber: Toko S Biru 94 dan diolah penulis Pada gambar di atas, dapat dilihat aktivitas produksi dari bulan Juni sampai bulan Juli 2017 total harga pokok produksi untuk semua produk sebesar Rp

69 4.5 PERSENTASE MARGIN KOTOR Dari data-data sebelumnya, harga pokok produksi untuk semua produk telah didapatkan. Setelah itu penulis menganalisis persentase margin kotor untuk setiap unit dengan menggunakan perhitungan harga pokok produksi sebelumnya. Toko S Biru 94 Tabel 4.13 Margin Per Unit No Jenis Produksi Jumlah Harga Jual HPP/Unit Sumber : Toko S Biru 94 Dari tabel di atas dapat dilihat rata-rata margin per unit dari bulan Juni sampai Juli 2017 dari semua produk adalah sebesar 30%. Dari semua produk tersebut, kursi tamu duduk 1 memiliki persentase margin kotor tertinggi sebesar 44%. Sedangkan produk lemari 3 pintu memiliki persentase terendah dari semua produk sebesar 26%. Berdasarkan perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan laba perusahaan dengan menjual lebih banyak produk kursi tamu duduk 1. Margin Kotor Perunit Persentase Margin Kotor Perunit 1 Lemari 3 Pintu % 2 Tempat Tidur % 3 Meja Makan 1 Set % 4 Kursi Goyang % 5 Sekat Ruangan % 6 Kursi Tamu 1 Set % 7 Lemari 2 Pintu % 8 Kursi Tamu Duduk % 9 Kursi Tamu Duduk % 10 Kursi Tamu Duduk % 11 Meja Tamu % TOTAL % 56

70 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan mengenai perhitungan harga pokok produksi yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam mengambil keputusan harga jual produk, seorang manajer membutuhkan informasi keuangan yang cukup termasuk informasi biaya meliputi biaya produksi, biaya operasional, target laba yang diinginkan perusahaan, daya beli masyarakat, harga jual pesaing dan kondisi perekonomian. 2. Pada Toko S Biru 94 terdapat beberapa biaya overhead pabrik. Dalam pengalokasian biaya overhead pabrik penulis menggunakan dasar pembebanan biaya tenaga kerja langsung. Menghitung persentase alokasi dengan cara membandingkan biaya tenaga kerja langsung suatu produk dengan total biaya tenaga kerja langung. 3. Dari analisis dan pembahasan bab sebelumnya untuk menyelesaikan produksi selama bulan Juni sampai Juli 2017 dibutuhkan biaya sebesar Rp Sedangkan untuk HPP perproduknya dapat dilihat pada tabel berikut: 57

71 Nama Produk Total HPP HPP/Unit Lemari 3 Pintu Tempat Tidur Meja Makan 1 Set Kursi Goyang Sekat Ruangan Set Kursi Tamu Lemari 2 Pintu Kursi Tamu Duduk Kursi Tamu Duduk Kursi Tamu Duduk Meja Tamu Total Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan saran kepada Toko S Biru 94 untuk: 1. Sebaiknya Toko S Biru 94 lebih terperinci dalam perhitungan harga pokok produksi semua produknya. 2. Selain itu juga harus memperhitungkan terhadap beban penyusutan dari aset tetap yang digunakan dalam aktivitas produksi, karena hal ini berpengaruh terhadap penentuan harga akhir pokok produksi. 3. Sebaiknya pemilik mempertimbangkan harga pokok produksi dalam pengambilan keputusan terkait dengan aktivitas produksi seperti perhitungan harga jual dan pembelian bahan baku. 58

72 DAFTAR PUSTAKA Carter, W.K, dan Milton F, Usry. (2006). Akuntansi Biaya, Jilid 1 Edisi 13, Terjemahan Krista, Jakarta: Salemba Empat. Daljono, (2004). Akuntansi Biaya. Edisi 4. Yogyakarta: Salemba Empat Halim, Abdul. (2010). Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Yogyakarta. BPFE Jayaatmaja, M. Alan. (2005). Akuntansi Biaya. Bandung: Universitas Widyatama. Mulyadi. (2014). Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta: UUP STIM YKPN. Mursyidi. (2008). Akuntansi Biaya. Bandung: Penerbit Refika Aditam. RA. Supriyono Akuntansi Manajemen. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta Rayburn, L. Gayle. (1999). Akuntansi Biaya. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat. Riwayadi. (2014).Akuntansi Biaya. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. Siregar, Baldric dkk. (2013). Akuntansi Biaya. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat

73 Lampiran 1 Lemari 3 Pintu Keterangan Sur Satuan Harga / Satuan Jumlah Bahan Baku Kayu Kelapa 6,00 batang Rp Rp Papan 3x20 4,00 lembar Rp Rp Triplek 4mm 1,50 lembar Rp Rp Subtotal Rp Bahan Penolong Kunci 4,00 buah Rp Rp Engsel 6,00 buah Rp Rp Handle 3,00 buah Rp Rp Lem Epoxy 1,00 set Rp Rp Lem Putih 4,00 kg Rp Rp Skrup 24,00 buah Rp 115 Rp Paku 3cm 0,25 kg Rp Rp Paku 5cm 0,25 kg Rp Rp Paku 7cm 0,25 kg Rp Rp Sending 1,00 kg Rp Rp Melamin 1,00 kg Rp Rp Tiner 2,00 liter Rp Rp Cat 1,00 kg Rp Rp Subtotal Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Pemotongan Rp Jepara Rp Finishing Rp Subtotal Rp Biaya Overhead Pabrik Biaya Listrik Rp Biaya Pajak Kendaraan Rp Biaya Bahan Bakar Kendaraan Rp Biaya Perlengkapan Produksi Rp Biaya Penyusutan Bangunan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Mesin Produksi Rp Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Rp Subtotal Rp TOTAL Rp

74 Tempat Tidur Lampiran 2 Keterangan Sur Satuan Harga / Satuan Jumlah Bahan Baku Kayu Kelapa 2,00 batang Rp Rp Papan 3x20 6,00 lembar Rp Rp Subtotal Rp Bahan Penolong Lem Epoxy 0,50 set Rp Rp Lem Putih 1,00 kg Rp Rp Paku 3cm 0,25 kg Rp Rp Paku 5cm 0,25 kg Rp Rp Paku 7cm 0,25 kg Rp Rp Sending 0,50 kg Rp Rp Melamin 0,50 kg Rp Rp Tiner 1,00 liter Rp Rp Cat 0,75 kg Rp Rp Subtotal Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Pemotongan Rp Jepara Rp Finishing Rp Subtotal Rp Biaya Overhead Pabrik Biaya Listrik Rp Biaya Pajak Kendaraan Rp Biaya Bahan Bakar Kendaraan Rp Biaya Perlengkapan Produksi Rp Biaya Penyusutan Bangunan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Mesin Produksi Rp Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Rp 739 Subtotal Rp TOTAL Rp

75 Lampiran 3 1 Set Meja Makan Keterangan Sur Satuan Harga / Satuan Jumlah Bahan Baku Kayu Kelapa 6,00 batang Rp Rp Papan 3x20 2,00 lembar Rp Rp Subtotal Rp Bahan Penolong Lem Epoxy 1,00 set Rp Rp Lem Putih 3,00 kg Rp Rp Paku 5cm 0,50 kg Rp Rp Paku 7cm 0,25 kg Rp Rp Sending 1,00 kg Rp Rp Melamin 1,00 kg Rp Rp Tiner 2,00 liter Rp Rp Cat 1,00 kg Rp Rp Subtotal Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Pemotongan Rp Jepara Rp Finishing Rp Subtotal Rp Biaya Overhead Pabrik Biaya Listrik Rp Biaya Pajak Kendaraan Rp Biaya Bahan Bakar Kendaraan Rp Biaya Perlengkapan Produksi Rp Biaya Penyusutan Bangunan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Mesin Produksi Rp Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Rp Subtotal Rp TOTAL Rp

76 Lampiran 4 Kursi Goyang Keterangan Sur Satuan Harga / Satuan Jumlah Bahan Baku Kayu Kelapa 2,00 batang Rp Rp Tali 1,00 Buah Rp Rp Subtotal Rp Bahan Penolong Lem Epoxy 0,50 set Rp Rp Lem Putih 0,50 kg Rp Rp Skrup 8,00 buah Rp 115 Rp 920 Paku 3cm 0,25 kg Rp Rp Paku 5cm 0,25 kg Rp Rp Sending 0,50 kg Rp Rp Melamin 0,50 kg Rp Rp Tiner 0,50 liter Rp Rp Cat 1,00 kg Rp Rp Subtotal Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Pemotongan Rp Jepara Rp Finishing Rp Subtotal Rp Biaya Overhead Pabrik Biaya Listrik Rp Biaya Pajak Kendaraan Rp Biaya Bahan Bakar Kendaraan Rp Biaya Perlengkapan Produksi Rp Biaya Penyusutan Bangunan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Mesin Produksi Rp Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Rp 706 Subtotal Rp TOTAL Rp

77 Lampiran 5 Sekat Ruangan Keterangan Sur Satuan Harga / Satuan Jumlah Bahan Baku Kayu Kelapa 4,00 batang Rp Rp Subtotal Rp Bahan Penolong Lem Epoxy 1,00 set Rp Rp Lem Putih 2,00 kg Rp Rp Paku 3cm 0,25 kg Rp Rp Paku 5cm 0,25 kg Rp Rp Paku 7cm 0,10 kg Rp Rp Sending 2,00 kg Rp Rp Melamin 1,00 kg Rp Rp Tiner 1,00 liter Rp Rp Cat 1,00 kg Rp Rp Subtotal Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Pemotongan Rp Jepara Rp Finishing Rp Subtotal Rp Biaya Overhead Pabrik Biaya Listrik Rp Biaya Pajak Kendaraan Rp 910 Biaya Bahan Bakar Kendaraan Rp Biaya Perlengkapan Produksi Rp Biaya Penyusutan Bangunan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Mesin Produksi Rp Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Rp 538 Subtotal Rp TOTAL Rp

78 Lampiran 6 1 Set Kursi Tamu Keterangan Sur Satuan Harga / Satuan Jumlah Bahan Baku Kayu Kelapa 6,00 batang Rp Rp Kaca 1,00 meter Rp Rp Triplek 0,33 lembar Rp Rp Subtotal Rp Bahan Penolong Lem Epoxy 1,00 set Rp Rp Lem Putih 2,00 kg Rp Rp Paku 5cm 0,50 kg Rp Rp Paku 7cm 0,50 kg Rp Rp Sending 1,00 kg Rp Rp Melamin 1,00 kg Rp Rp Tiner 2,00 liter Rp Rp Cat 1,00 kg Rp Rp Subtotal Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Pemotongan Rp Jepara Rp Finishing Rp Subtotal Rp Biaya Overhead Pabrik Biaya Listrik Rp Biaya Pajak Kendaraan Rp Biaya Bahan Bakar Kendaraan Rp Biaya Perlengkapan Produksi Rp Biaya Penyusutan Bangunan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Mesin Produksi Rp Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Rp Subtotal Rp TOTAL Rp

79 Lemari 2 Pintu Lampiran 7 Keterangan Sur Satuan Harga / Satuan Jumlah Bahan Baku Kayu Kelapa 4,00 batang Rp Rp Papan 3x20 3,00 lembar Rp Rp Triplek 4mm 1,00 lembar Rp Rp Subtotal Rp Bahan Penolong Kunci 2,00 Buah Rp Rp Engsel 4,00 buah Rp Rp Handle 2,00 buah Rp Rp Lem Epoxy 1,00 set Rp Rp Lem Putih 2,00 kg Rp Rp Skrup 16,00 buah Rp 115 Rp Paku 3cm 0,25 kg Rp Rp Paku 5cm 0,25 kg Rp Rp Paku 7cm 0,25 kg Rp Rp Sending 1,00 kg Rp Rp Melamin 0,50 kg Rp Rp Tiner 2,00 liter Rp Rp Cat 2,00 kg Rp Rp Subtotal Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Pemotongan Rp Jepara Rp Finishing Rp Subtotal Rp Biaya Overhead Pabrik Biaya Listrik Rp Biaya Pajak Kendaraan Rp Biaya Bahan Bakar Kendaraan Rp Biaya Perlengkapan Produksi Rp Biaya Penyusutan Bangunan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Mesin Produksi Rp Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Rp Subtotal Rp TOTAL Rp

80 Kursi Tamu Duduk 1 Lampiran 8 Keterangan Sur Satuan Harga / Satuan Jumlah Bahan Baku Kayu Kelapa 0,50 batang Rp Rp Subtotal Rp Bahan Penolong Lem Epoxy 0,10 set Rp Rp Lem Putih 0,25 kg Rp Rp Paku 5cm 0,05 kg Rp Rp 925 Paku 7cm 0,05 kg Rp Rp 900 Sending 0,10 kg Rp Rp Melamin 0,10 kg Rp Rp Tiner 0,20 liter Rp Rp Cat 0,10 kg Rp Rp Subtotal Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Pemotongan Rp Jepara Rp Finishing Rp Subtotal Rp Biaya Overhead Pabrik Biaya Listrik Rp Biaya Pajak Kendaraan Rp 541 Biaya Bahan Bakar Kendaraan Rp Biaya Perlengkapan Produksi Rp Biaya Penyusutan Bangunan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Mesin Produksi Rp Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Rp 319 Subtotal Rp TOTAL Rp

81 Lampiran 9 Kursi Tamu Duduk 2 Keterangan Sur Satuan Harga / Satuan Jumlah Bahan Baku Kayu Kelapa 1,00 batang Rp Rp Subtotal Rp Bahan Penolong Lem Epoxy 0,15 set Rp Rp Lem Putih 0,40 kg Rp Rp Paku 5cm 0,10 kg Rp Rp Paku 7cm 0,10 kg Rp Rp Sending 0,20 kg Rp Rp Melamin 0,20 kg Rp Rp Tiner 0,40 liter Rp Rp Cat 0,20 kg Rp Rp Subtotal Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Pemotongan Rp Jepara Rp Finishing Rp Subtotal Rp Biaya Overhead Pabrik Biaya Listrik Rp Biaya Pajak Kendaraan Rp 740 Biaya Bahan Bakar Kendaraan Rp Biaya Perlengkapan Produksi Rp Biaya Penyusutan Bangunan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Mesin Produksi Rp Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Rp 437 Subtotal Rp TOTAL Rp

82 Lampiran 10 Kursi Tamu Duduk 3 Keterangan Sur Satuan Harga / Satuan Jumlah Bahan Baku Kayu Kelapa 2,00 batang Rp Rp Subtotal Rp Bahan Penolong Lem Epoxy 0,25 set Rp Rp Lem Putih 0,60 kg Rp Rp Paku 5cm 0,15 kg Rp Rp Paku 7cm 0,15 kg Rp Rp Sending 0,30 kg Rp Rp Melamin 0,30 kg Rp Rp Tiner 0,60 liter Rp Rp Cat 0,30 kg Rp Rp Subtotal Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Pemotongan Rp Jepara Rp Finishing Rp Subtotal Rp Biaya Overhead Pabrik Biaya Listrik Rp Biaya Pajak Kendaraan Rp 967 Biaya Bahan Bakar Kendaraan Rp Biaya Perlengkapan Produksi Rp Biaya Penyusutan Bangunan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Mesin Produksi Rp Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Rp 571 Subtotal Rp TOTAL Rp

83 Lampiran 11 Meja Tamu Keterangan Sur Satuan Harga / Satuan Jumlah Bahan Baku Kayu Kelapa 2,00 batang Rp Rp Kaca 1,00 meter Rp Rp Triplek 0,33 lembar Rp Rp Subtotal Rp Bahan Penolong Lem Epoxy 0,40 set Rp Rp Lem Putih 0,50 kg Rp Rp Paku 5cm 0,15 kg Rp Rp Paku 7cm 0,15 kg Rp Rp Sending 0,30 kg Rp Rp Melamin 0,30 kg Rp Rp Tiner 0,60 liter Rp Rp Cat 0,30 kg Rp Rp Subtotal Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Pemotongan Rp Jepara Rp Finishing Rp Subtotal Rp Biaya Overhead Pabrik Biaya Listrik Rp Biaya Pajak Kendaraan Rp 797 Biaya Bahan Bakar Kendaraan Rp Biaya Perlengkapan Produksi Rp Biaya Penyusutan Bangunan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik Rp Biaya Penyusutan Mesin Produksi Rp Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Rp 470 Subtotal Rp TOTAL Rp

84 TOKO S BIRU 94 Alamat : Jln Mandiangin No.999 Bukittinggi Telp.(0752) , Hp SURAT KETERANGAN Yang bertanda tangan di bawah ini penanggung jawab Toko S Biru 94 dengan ini menyatakan bahwa: Nama : Moch Irsyad Effendi No. BP : Program Studi Perguruan Tinggi : D3 Akuntansi : Politeknik Negeri Padang Judul Penelitian : Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Usaha Kayu Ruyung S Biru 94. Telah melakukan penelitian di Toko S Biru 94 dalam rangka penyusunan Tugas Akhir yang bersangkutan. Demikianlah surat keterangan ini kami sampaikan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Bukittinggi, 2 Oktober 2017 Penanggung Jawab

85 Scanned by CamScanner

86 Lampiran 14

87 Scanned by CamScanner

88 Scanned by CamScanner

89 Lampiran 16 a. Lemari 3 Pintu b. Tempat Tidur c. Meja Makan 1 Set

90 d. Kursi Goyang e. Lemari 2 Pintu f. 1 Set Kursi Tamu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI & LAPORAN LABA RUGI PADA TOKO CERMIN GELORA KACA

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI & LAPORAN LABA RUGI PADA TOKO CERMIN GELORA KACA PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI & LAPORAN LABA RUGI PADA TOKO CERMIN GELORA KACA OLEH : JUMARNI NOVIANDA 1401071021 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI PADANG JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH 3.1 Biaya 3.1.1 Pengertian Biaya Biaya memiliki dua pengertian baik pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam arti luas, biaya adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Ada beberapa penafsiran mengenai pengertian Akuntansi Biaya seperti yang dikemukakan oleh : Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2005:8) menyatakan bahwa pengertian biaya dalam arti luas adalah : Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencatatan. 2.1.1 Pengertian Pencatatan pada suatu saat tertentu suatu usaha pasti memerlukan suatu alat untuk dapat mengukur hasil operasi arus kas dan posisi keuangan dari

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Akuntansi Biaya Akuntansi dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan (financial accounting) dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.2 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan komponen terpenting dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi. Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) ataupun tidak mencari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Fungsi manajemen perusahaan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Dalam menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban (expense) dan dalam pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Telah ada beberapa penelitian-penelitian terdahulu mengenai penetapan harga pokok produk dengan metode biaya yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi merupakan bagian dari dua tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

Penggolongan Biaya. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

Penggolongan Biaya. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE. Penggolongan Biaya Terdapat lima cara penggolongan biaya, menurut Mulyadi (1990, hal. 10), yaitu penggolongan biaya menurut: a) Obyek pengeluaran. Dalam penggolongan ini, nama obyek pengelaran merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si ABSTRAK Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut L. Gaylee Rayburn (1999:3), pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai berikut : Akuntansi Biaya adalah proses mengidentifikasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Mulyadi, dalam bukunya akuntansi Biaya ialah sebagai berikut : - Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini menjelaskan mengenai pengertian yang mendasari dari perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari buku ilmiah, laporan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA MEYZA BAKERRY OLEH : YOYON SYAFRIMANTO 1401071025 TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya pada program studi Diploma III

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk membuat perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Untuk itu manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Kegiatan manajemen suatu perusahaan pada dasarnya terpusat pada dua hal yaitu perencanaan dan pengawasan. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut manajemen dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BIAYA OVERHEAD PABRIK Pert 14 BIAYA OVERHEAD PABRIK T E A M T E A C H I N G U N I V E R S I T A S I S L A M M A L A N G 2016 Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Berikut ini pengertian akuntansi berkaitan dengan konsep informasi menurut Ahmed Belkaouni (1999:2), Akuntansi adalah suatu aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Akuntansi dan Akuntansi Biaya l. Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi secara teoritis menurut Skausen dan Hongren (2001:6) adalah "proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Factory Overhead. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

Akuntansi Biaya. Factory Overhead. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen. Akuntansi Biaya Modul ke: Factory Overhead Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Content Factory Overhead Competence Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Di masa lalu, akuntansi biaya secara luas dianggap sebagai cara perhitungan nilai persediaan yang dilaporkan di neraca dan harga pokok penjualan yang disajikan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Menurut Kieso (2007:4) : Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatam perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Biaya Menjalankan suatu usaha membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan agar perusahaan mampu terus berkualitas. Biaya sendiri merupakan hal yang sangat penting dan

Lebih terperinci

Pengelompokan Biaya. 1-konsep akuntansi biaya 04/01/14

Pengelompokan Biaya. 1-konsep akuntansi biaya 04/01/14 PENGELOMPOKAN BIAYA Pengelompokan Biaya Biaya dapat dikelompokkan menjadi berbagai macam kelompok biaya sesuai dengan kebutuhan pemakai. pengelompokan menurut objek pengeluaran, pengelompokan menurut fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, dan unsur biaya produksi. 1. Pengertian biaya produksi Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi adalah sebagai jumlah dari tiga elemen biaya

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Penyusunan laporan akhir ini penulis menggunakan beberapa teori sebagai acuan untuk membahas permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Pengertian biaya menurut Supriyono (1999:252) adalah pengorbanan sumbersumber ekonomi yang sudah terjadi atau akan terjadi yang dinyatakan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang)

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang) PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang) Mila Ariskawati, Sumanto Politeknik Negeri Semarang, Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang Semarang 50277

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan mengumpulkan harga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB Pembebanan Biaya ke Produk 2 Obyek Biaya Biaya Langsung Biaya Bahan Biaya Tenaga Kerja PRODUK Biaya tdk Langsung Biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Peneliti Terdahulu Hasil penelitian Rahayu (2015) tentang Analisis Pembebanan Biaya Overhead Pabrik terhadap Harga Jual Produk pada UKM di Wilayah Sukabumi yaitu perusahaan

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang Sirna No.4 Bandung 40135 dan kerja praktik ini dilaksanakan pada bulan Juni- Juli tahun 2006. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan sumber daya untuk memproses bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi.

Lebih terperinci