PENGGUNAAN METODE CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII E SMP NEGERI 1 MAJALENGKA JURNAL

Transkripsi

1 PENGGUNAAN METODE CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII E SMP NEGERI 1 MAJALENGKA JURNAL Disusun oleh: Erma Nur Hanifah JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016

2 Penggunaan Metode...(Erma Nur Hanifah) 2 PENGGUNAAN METODE CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII E SMP NEGERI 1 MAJALENGKA THE APPLICATION OF THE CARD SORT METHOD TO IMPROVE STUDENTS ACTIVENESS IN SOCIAL STUDIES LEARNING IN GRADE VIII E PJHS 1 OF MAJALENGKA Oleh: Erma Nur Hanifah, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta, nurhanifaherma15@gmail.com Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya keaktifan siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui: (1) upaya meningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka dengan menggunakan metode card sort; dan (2) peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka dengan menggunakan metode card sort. Jenis penelitian ini yakni penelitian tindakan kelas (PTK) model Kemmis dan Taggart yang terdiri dari tahap perencanaan, perlakuan dan pengamatan, serta refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka yang berjumlah 40 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi siswa, angket siswa, dan wawancara siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Upaya meningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka dengan menggunakan metode card sort dilakukan melalui beberapa upaya, seperti lebih menegaskan kepada siswa untuk mencari dan menggunakan informasi dari berbagai sumber terlebih dahulu dalam mensortir kartu, memberi peringatan serta sanksi kepada siswa yang tidak ikut berkontribusi untuk mengemukakan pendapat pada kegiatan presentasi, menegaskan kepada siswa untuk mencari dan menggunakan materi dari sumber lain selain buku pegangan dan LKS serta tidak hanya sekedar membaca saat presentasi, menambah waktu presentasi dan menyebutkan nama-nama siswa yang tidak ikut berkontribusi, serta lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat saat evaluasi pembelajaran. (2) Berdasarkan hasil triangulasi data yang diperoleh dari observasi, angket, dan wawancara terjadi peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS. Peningkatan keaktifan siswa dapat dilihat dari rata-rata presentase seluruh indikator keaktifan siswa pada siklus I sebesar 65.67% menjadi 77.13% pada siklus II. Peningkatan telah memenuhi kriteria keberhasilan sebesar 75%, sehingga penelitian ini dapat dikatakan berhasil. Kata kunci: Metode Card Sort dan Keaktifan Siswa

3 Penggunaan Metode...(Erma Nur Hanifah) 3 Abstract The research background was the inactiveness of the students in Grade VIII E PJHS of 1 Majalengka. This study aimed to investigate: (1) efforts to improve the students activeness in Social Studies learning in Grade VIII E PJHS of 1 Majalengka through the application of the card sort method; and (2) the improvement of their activeness in Social Studies learning through the application of the card sort method. This was a classroom action research (CAR) study using the model by Kemmis and McTaggart consisting of the stages of planning, action and observation, and reflection. The research subjects were Grade VIII E students PJHS of 1 Majalengka with a total of 40 students. The data were collected through observations of students, questionnaires for students, and interviews with students. The data analysis technique in the study was the qualitative analysis technique. The results of the study were as follows. (1) The efforts to improve the students activeness in Social Studies learning in Grade VIII E PJHS of 1 Majalengka through the card sort methods were done by several activities such as emphasizing more that the students should first look for and use information from a variety of sources in sorting cards, giving a warning or penalty to students who did not contribute to state opinions in the presentation activity, emphasizing more that the students should look for and use other materials from sources other than the textbook and student worksheet and should not only read during the presentation, providing more time for the presentation and mentioning the names of the students who did not contribute, and giving more opportunities to the students to state opinions during the learning evaluation. (2) Based on the results of the data triangulation from the observations, questionnaires, and interviews, there was an improvement in the students activeness in Social Studies learning. Their activeness was indicated by the average percentage of all indicators of students activeness. In Cycle it was 65.67% and became 77.13% in Cycle II. The improvement satisfied the success criterion of 75% so that the study was successful. Keywords: Card Sort Method and Students Activeness PENDAHULUAN Kegiatan pembelajaran yang berkualitas dapat diketahui dari interaksi antara guru dengan siswa yang menghasilkan perubahan-perubahan perilaku pada siswa terkait suatu materi pembelajaran termasuk pada materi pembelajaran IPS. Perubahan-perubahan perilaku siswa tersebut mengacu pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Salah satu tujuan dalam pembelajaran khususnya pembelajaran IPS yang dikemukakan Supardi (2011: ) yaitu siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan inkuiri untuk memahami, mengidentifikasi, menganalisis, serta memecahkan masalah-masalah sosial. Tujuan pembelajaran IPS di atas dapat tercapai dengan menerapkan prinsip keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

4 Penggunaan Metode...(Erma Nur Hanifah) 4 di kelas. Untuk menciptakan prinsip keaktifan siswa diperlukan berbagai upaya dari guru dalam mengubah strategi pembelajaran salah satunya melalui penggunaan metode pembelajaran yang variatif dan inovatif. Namun pada kenyataannya, masih terdapat permasalahan terkait penggunaan metode pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu guru mata pelajaran IPS kelas VIII SMP Negeri 1 Majalengka, guru memiliki kendala pada proses pembelajaran IPS di kelas yakni terkait kurangnya keaktifan siswa terutama di kelas VIII E. Guru mengatakan penyebab kurangnya keaktifan siswa kelas VIII E dikarenakan faktor pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat. Guru pun mengakui bahwa metode pembelajaran yang telah digunakan belum mampu menciptakan keaktifan siswa pada proses pembelajaran. Keaktifan siswa berarti keterlibatan intelektual emosional siswa pada proses pembelajaran melalui asimilasi dan akomodasi kognitif untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pengalaman langsung dalam upaya membentuk keterampilan (motorik, kognitif, dan sosial), penghayatan maupun internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap (Oemar, 2008: 137). Nana (2013: 61) menyatakan keterlibatan siswa pada proses pembelajaran dapat dilihat dalam hal berikut: 1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajar, 2) Terlibat dalam pemecahan masalah, 3) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi, 4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, 5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, 6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh, 7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, serta 8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapi. Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan terkait kurangnya keaktifan siswa kelas VIII E, terdapat salah satu alternatif cara untuk memperbaiki proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode card sort untuk meningkatkan keaktifan siswa. Piskurich, Peter, dan Brandon (2000: 53) mengemukakan bahwa metode card sort adalah an activity in

5 Penggunaan Metode...(Erma Nur Hanifah) 5 which teams learn content by identifying and sorting pieces of information into appropriate categories. Adapun langkahlangkah penggunaan metode card sort dari Warsono dan Hariyanto (2013: 47-48) yakni: bagikan kartu indeks kepada setiap siswa yang meliputi lebih dari satu macam kategori terkait. Mintalah kepada siswa untuk bergerak berkeliling kelas dan menemukan kartu dengan kategori sama. Kemudian, siswa yang memiliki kartu indeks dengan kategori yang sama berkumpul. Para siswa dalam kategori yang sama berdiskusi untuk menunjuk salah seorang diantara mereka mewakili kelompok melakukan presentasi di depan kelas dan siswa yang lain dalam kelompok yang sama boleh menanggapinya. Terakhir, lakukan refleksi dengan mengungkap butirbutir penting dari setiap kategori bahan ajar. Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap bagian-bagian dari kegiatan metode card sort membuat siswa terbiasa dan termotivasi untuk aktif secara fisik maupun non fisik dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada akhirnya keaktifan siswa dapat diwujudkan melalui penggunaan metode card sort. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Penggunaan Metode Card Sort untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran IPS Kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka dengan menggunakan metode card sort?, dan 2) Bagaimana peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka dengan menggunakan metode card sort?. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka dengan menggunakan card sort dan untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka dengan menggunakan card sort. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi penelitian di masa mendatang khususnya terkait penggunaan metode card sort untuk meningkatkan keaktifan siswa pada

6 Penggunaan Metode...(Erma Nur Hanifah) 6 pembelajaran IPS. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah dalam mengambil dan menentukan kebijakan sekolah untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di sekolah. Selain itu, penelitian ini bermanfaat bagi guru untuk memberikan contoh alternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah keaktifan siswa dan menjadi motivasi bagi guru untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Adapun manfaat bagi siswa yakni diharapkan siswa mendapatkan variasi dalam proses pembelajaran dan membantu meningkatkan keaktifan siswa METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses penyelidikan ilmiah dalam bentuk refleksi diri yang melibatkan guru dalam situasi pendidikan tertentu dengan tujuan memperbaiki praktik pembelajaran (Zainal, 2012: 98). Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode card sort. Desain Penelitian Desain penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah model spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart melalui beberapa tahapan yaitu tahap perencanaan, perlakuan dan pengamatan, serta refleksi dan perencanaan kembali. Suharsimi (2006: 132) menggambarkan PTK Model Kemmis dan Taggart berikut: Gambar 1. Tahapan PTK Model Spiral Kemmis dan Taggart Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Majalengka yang terletak di Jalan K. H. Abdul Halim No. 333 Kelurahan Majalengka Wetan, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Waktu penelitian ini berlangsung pada bulan Maret 2016.

7 Penggunaan Metode...(Erma Nur Hanifah) 7 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka. Jumlah siswa 40 orang, yang terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Dipilihnya kelas VIII E karena berdasarkan wawancara kepada guru mata pelajaran IPS kelas VIII E memiliki keaktifan yang kurang. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui observasi, angket, dan wawancara untuk memperoleh data keaktifan siswa. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan antara lain lembar observasi, angket, dan pedoman wawancara tentang keaktifan siswa. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis data kualitatif. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012: ) mengemukakan tahapan dalam analisis data kualitatif melalui tahap reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil tindakan membuktikan pada siklus I sampai siklus II keaktifan siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka mengalami peningkatan dengan adanya penggunaan metode card sort dalam pembelajaran IPS. Hasil dari penelitian tindakan kelas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Siklus I Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan waktu masingmasing pertemuan 3 x 40 menit. a. Perencanaan Peneliti melakukan koordinasi dengan guru guna menentukan waktu pelaksanaan tindakan dan langkah-langkah pembelajaran dalam metode card sort. Kemudian, peneliti dan guru menyiapkan perangkat pembelajaran. Selain itu, peneliti menyiapkan instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian dan memberi arahan kepada dua teman sejawat yang bertindak sebagai observer mengenai tata cara

8 Penggunaan Metode...(Erma Nur Hanifah) 8 pengisian lembar observasi keaktifan siswa, pedoman wawancara siswa, serta pengambilan gambar. b. Perlakuan dan Pengamatan 1) Pelaksanaan Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis 17 Maret 2016 dan hari Sabtu 19 Maret 2016 dalam waktu masing-masing pertemuan 3 x 40 menit. Pada pertemuan I, siswa melakukan kegiatan mensortir kartu kedalam kategori yang tepat akan tetapi masih terdapat siswa yang kurang tepat dalam mensortir kartu. Siswa dengan kategori yang sama berdiskusi dan merumuskan hasil diskusi pada sebuah karya. Lalu pada pertemuan II, setiap kelompok mempresentasikan materi masing-masing dengan menggunakan karya yang telah dibuat. Dalam kegiatan presentasi, masih terdapat siswa yang tidak mengemukakan pendapat. 2) Pengamatan Keaktifan siswa pada siklus I masih rendah, karena belum memenuhi kriteria keberhasilan tindakan yang telah ditentukan sebesar 75%. Berdasarkan data dari hasil observasi siswa, diperoleh ratarata seluruh indikator keaktifan siswa kelas VIII E baru mencapai 64.53%. Dalam pembelajaran IPS, masih terdapat siswa yang tidak ikut berkontribusi dan mengemukakan pendapat pada kelompoknya masing-masing. Masalah tersebut ditemukan pula saat kegiatan presentasi. Selain data hasil observasi, adapun data hasil angket siswa yang menunjukkan keaktifan siswa kelas VIII E masih rendah karena rata-rata seluruh indikator keaktifan siswa kelas VIII E baru mencapai 67.34%. Terakhir, berdasarkan data dari hasil wawancara siswa diperoleh ratarata seluruh indikator keaktifan siswa baru mencapai 65.46%.

9 Penggunaan Metode...(Erma Nur Hanifah) 9 c. Refleksi Refleksi siklus I dilaksanakan pada pukul sampai WIB di ruang guru SMP Negeri 1 Majalengka. Refleksi dilakukan oleh ketiga peneliti dan guru untuk mengkaji perlakuan yang telah dilaksanakan. Pada siklus I, rata-rata presentase seluruh indikator keaktifan siswa kelas VIII E belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I masih ditemukan beberapa kendala yakni: 1) Saat kegiatan diskusi kelompok dan pembuatan karya masih banyak siswa yang tidak ikut berkontribusi. Selain itu, dalam diskusi kelompok masih banyak siswa yang pasif dalam mengemukakan pendapat dan berdiskusi di luar materi dengan siswa lainnya. 2) Masih banyak siswa yang pasif dalam mengemukakan pendapat saat presentasi dari setiap kelompok. 3) Sebagian besar siswa tidak menguasai dan sebatas membaca materi dari karya yang di pajang pada papan tulis maupun buku atau catatan. 4) Hanya beberapa kelompok yang berusaha mencari dan menggunakan materi dari sumber lain selain buku pegangan dan LKS. 5) Terdapat siswa yang kurang tepat dalam mensortir kartu. 6) Masih banyak siswa yang pasif untuk menjawab maupun mengajukan pertanyaan terkait evaluasi pembelajaran. Berdasarkan hasil dari refleksi siklus I, maka peneliti dan guru berusaha memperbaiki proses pembelajaran IPS untuk tindakan pada siklus II melalui kegiatan berikut: 1) Guru memberi peringatan serta sanksi kepada siswa yang tidak ikut berkontribusi guna meminimalisir siswa berdiskusi di luar materi yang dibahas serta meningkatkan kontribusi siswa.

10 Penggunaan Metode...(Erma Nur Hanifah) 10 2) Guru menambah waktu presentasi agar siswa termotivasi mengemukakan pendapat saat presentasi dari setiap kelompok. 3) Guru menegaskan kepada siswa untuk lebih mempelajari materi agar tidak membaca saat presentasi. 4) Guru menegaskan kepada siswa bahwa penilaian tidak hanya saat menyampaikan materi tetapi yang terpenting adalah isi dari materi tersebut, sehingga siswa termotivasi untuk mencari dan menggunakan materi dari sumber lain selain buku pegangan dan LKS. 5) Guru menegaskan kepada siswa agar mencari dan menggunakan informasi dari berbagai sumber sebelum mensortir kartu. 6) Guru memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk mengemukakan pendapat terkait evaluasi pembelajaran. 2. Siklus II Siklus II merupakan upaya perbaikan dari pembelajaran IPS pada siklus I dengan menggunakan metode pembelajaran yang sama yaitu metode card sort. Siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan waktu masing-masing pertemuan 3 x 40 menit. a. Perencanaan Peneliti dan guru menyiapkan kembali perangkat pembelajaran dan berkoordinasi mengenai langkahlangkah pembelajaran dalam metode card sort. Selain itu, peneliti menyiapkan instrumen penelitian dan memberi arahan kepada dua teman sejawat yang bertindak sebagai observer seperti pada siklus I. b. Perlakuan dan Pengamatan 1) Perlakuan Perlakuan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis 24 Maret 2016, Sabtu 26 Maret 2016, dan Kamis 31 Maret 2016 dengan waktu masing-masing pertemuan selama 3 x 40 menit. Pada pertemuan I, guru menegaskan kepada siswa agar mencari dan menggunakan informasi dari berbagai sumber sebelum mensortir kartu, sehingga hampir seluruh siswa tepat dalam mensortir kartu.

11 Penggunaan Metode...(Erma Nur Hanifah) 11 Selain itu pada saat kegiatan diskusi, guru memberi peringatan serta hukuman kepada siswa yang tidak ikut berkontribusi untuk mengemukakan pendapat pada pertemuan berikutnya. Untuk mendorong siswa berpendapat, guru lebih banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan pada evaluasi pembelajaran secara lisan. Pada pertemuan II dan III, guru menambah waktu presentasi menjadi 15 menit, sehingga kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapat lebih banyak. Selain itu pada pertemuan II, guru menyebutkan nama-nama siswa yang belum aktif pada pertemuan sebelumnya dan memberi sanksi kepada siswa tersebut untuk mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan pada kegiatan presentasi. Hal tersebut terbukti pada pertemuan II dan III, para siswa yang sebelumnya belum aktif menjadi aktif dalam mengemukakan pendapat. 2) Pengamatan Keaktifan siswa pada siklus II telah mencapai kriteria keberhasilan tindakan yang telah ditentukan sebesar 75%. Hasil tersebut diperoleh melalui observasi, angket, dan wawancara terkait keaktifan siswa. Dari data hasil observasi siswa, diketahui rata-rata seluruh indikator keaktifan siswa kelas VIII E pada siklus II sebesar 76.56%. Selain itu, berdasarkan data hasil angket siswa diperoleh rata-rata keaktifan siswa kelas VIII E pada siklus II sebesar 77.97%. Adapun data dari hasil wawancara siswa diketahui ratarata seluruh indikator keaktifan siswa sebesar 76.88%. c. Refleksi Refleksi siklus II dilaksanakan pada pukul sampai WIB di ruang guru SMP Negeri 1 Majalengka. Refleksi dilakukan oleh ketiga peneliti dan guru untuk mengkaji perlakuan yang telah

12 Penggunaan Metode...(Erma Nur Hanifah) 12 dilaksanakan. Dari data hasil observasi, angket, dan wawancara siswa menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPS dengan metode card sort pada siklus II telah dilaksanakan melalui beberapa upaya perbaikan, seperti penegasan kepada siswa agar ikut berkontribusi, mempelajari materi, mencari dan menggunakan informasi dari sumber lain dalam mensortir kartu maupun diskusi kelompok. Selain itu, adanya pemberian hukuman hukuman kepada siswa yang tidak ikut berkontribusi, penambahan waktu presentasi, dan pemberian banyak umpan kepada siswa berupa evaluasi materi secara lisan agar siswa mengemukakan pendapat. Pada siklus II, rata-rata presentase seluruh indikator keaktifan siswa telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan yaitu 75%. Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan, keaktifan siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka pada siklus I masih rendah disebabkan beberapa hal seperti pada saat mensortir kartu, masih banyak siswa yang kurang tepat karena tidak mencari dan menggunakan informasi dari berbagai sumber dalam mensortir kartu. Selain itu pada saat diskusi kelompok dan pembuatan karya masih banyak siswa yang tidak ikut berkontribusi. Pada kegiatan diskusi kelompok pun masih banyak siswa yang pasif dalam mengemukakan pendapat dan berdiskusi di luar materi walaupun guru sudah memberi peringatan kepada siswa tersebut. Adapun pada kegiatan presentasi dari setiap kelompok, masih banyak siswa yang pasif dalam mengemukakan pendapatnya dan sebagian besar siswa tidak menguasai materi yang dipresentasikan dan hanya sebatas membaca materi. Selain itu, hanya ada beberapa kelompok yang berusaha mencari dan menggunakan materi dari sumber lain selain buku pegangan dan LKS. Kemduian saat evaluasi pembelajaran secara lisan, masih banyak terdapat siswa yang pasif untuk menjawab maupun mengajukan pertanyaan. Dari hasil refleksi pada siklus I, terbukti adanya beberapa upaya perbaikan pada siklus II untuk mengatasi masalah rendahnya keaktifan siswa. Pada pertemuan I siklus II guru lebih menegaskan kepada

13 Penggunaan Metode...(Erma Nur Hanifah) 13 siswa untuk mencari dan menggunakan informasi dari berbagai sumber terlebih dahulu dalam mensortir kartu. Guru pun memberi peringatan serta sanksi kepada siswa yang tidak ikut berkontribusi untuk mengemukakan pendapat pada kegiatan presentasi, sehingga pada kegiatan diskusi kelompok seluruh siswa sudah dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya. Selain itu, diakhir pertemuan I guru menegaskan kepada siswa untuk mencari dan menggunakan materi dari sumber lain selain buku pegangan dan LKS serta tidak hanya sekedar membaca saat presentasi. Terlihat pada pertemuan II dan III sebagian besar kelompok sudah menambah materi dari sumber lain dan setiap siswa sudah lebih menguasai materi. Pada pertemuan II dan III, guru menyebutkan nama-nama siswa yang tidak ikut berkontribusi pada pertemuan sebelumnya dan para siswa tersebut diberi sanksi untuk mengemukakan pendapatnya pada kegiatan presentasi. Selanjutnya pada pertemuan II dan III, guru menambah waktu presentasi, sehingga siswa diberi kesempatan lebih banyak untuk mengemukakan pendapatnya. Terakhir, pada evaluasi pembelajaran setiap pertemuan siklus II, guru lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat sehingga siswa yang mengemukakan pendapatnya meningkat. Dengan adanya upaya perbaikan pada siklus II, keaktifan siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka melalui penggunaan metode card sort dalam pembelajaran IPS mengalami peningkatan. Peningkatan keaktifan siswa dapat dilihat dari rata-rata seluruh indikator keaktifan siswa pada siklus I yaitu 65.67% menjadi 77.13% pada siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode card sort berhasil meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka. Kesimpulan Upaya meningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka dengan menggunakan metode card sort dilakukan melalui beberapa upaya, seperti: 1) lebih menegaskan kepada siswa untuk mencari dan menggunakan informasi dari berbagai sumber terlebih dahulu dalam mensortir kartu, 2) memberi peringatan serta sanksi

14 Penggunaan Metode...(Erma Nur Hanifah) 14 kepada siswa yang tidak ikut berkontribusi untuk mengemukakan pendapat pada kegiatan presentasi, 3) menegaskan kepada siswa untuk mencari dan menggunakan materi dari sumber lain selain buku pegangan dan LKS serta tidak hanya sekedar membaca saat presentasi, 4) menambah waktu presentasi dan menyebutkan nama-nama siswa yang tidak ikut berkontribusi, serta 5) lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat saat evaluasi pembelajaran. Berdasarkan hasil triangulasi data yang diperoleh dari observasi, angket, dan wawancara terjadi peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka dengan menggunakan metode card sort. Peningkatan keaktifan siswa dapat dilihat dari rata-rata presentase seluruh indikator keaktifan siswa pada siklus I yaitu 65.67% menjadi 77.13% pada siklus II. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode card sort berhasil meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka. Implikasi Upaya dan hasil dari penggunaan metode card sort terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka dalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu, apabila guru menggunakan metode card sort dalam pembelajaran IPS maka dapat meningkatkan keaktifan siswa. DAFTAR PUSTAKA Istini, Dhinar Dewi. (2012). Efektivitas Penggunaan Strategi Card Sort dan Index Card Match Terhadap Nilai Kognitif dan Keaktifan Siswa Pada Materi Fungi (Eksperimen pada siswa kelas X SMAN 2 Sukaharjo T. A. 2011/2012). Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Nana Sudjana. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Piskurich, G. M., Peter B., dan Brandon H. (2000). The ASTD Handbook of Training Design and Delivery. United States of America: Mc Graw-Hill Companies. Oemar Hamalik. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

15